PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL SERIAL ANIMASI “DIKA DAN DESI” Anastasia Hani Kusumawardani The Gading Residences, Jl. Pelangi Indah 8 Blok C6T/2 Kelapa Gading 081807459426,
[email protected] Tunjung Riyadi, S. Sn., Satrya Mahardhika S.T, M. Mult
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan pendidikan dan perhatian akan pentingnya pendidikan mengenai perilaku sopan santun dan etika yang baik sejak dini bagi anakanak. Metode penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara, literatur buku, survey angket, literatur internet dan referensi video. Hasil yang dicapai adalah sebuah serial animasi yang ditujukan untuk anak-anak pra-sekolah dengan tema pembelajaran tentang etika dan sopan santun yang menarik dan mudah dicerna anak-anak. Kesimpulan yang didapatkan adalah diharapkan dengan adanya serial animasi ini, anak-anak sejak dini memiliki kebiasaan yang baik dalam hal sopan santun dan etika di lingkungan sekitarnya dan dapat diteruskan hingga dewasa.
Kata Kunci : serial animasi, sopan santun, pra-sekolah
ABSTRACT The purpose of this study is to gain information about the development of education and the importance to learn about ethics and good manners from early age, especially for kids. Methods of research was by doing interview, book literature, survey, internet literature and video reference. The result achieved is to create an animated series with ethics and good manners theme designed to be attractive and easy to understand for children. The conclusion for this study is expected with this animated series, kids from their early age will have a good habit in manner and ethics in their environment and will continued until they become adult.
Keyword : animated series, manners, pre-school
PENDAHULUAN Etika dan sopan santun merupakan fondasi dasar dalam bersosialisasi dengan keluarga, masyarakat dan sekitar. Dewasa ini, khususnya di Indonesia sendiri, mulai terlihat tanda-tanda berkurangnya etika dan sopan santun di masyarakat.Bisa dilihat dari contoh saat sedang mengantri, ada orang yang menyalip antrian sesuka hati. Atau saat kita ditabrak seseorang, mereka cenderung tidak meminta maaf bahkan pergi begitu saja seakan-akan tidak ada sesuatu yang berarti. Dalam kasus yang lebih terlihat di masyarakat, ambil contoh kasus pemukulan terhadap pramugari Sriwijaya Air oleh seorang pejabat dikarenakan pramugari tersebut menegur pejabat untuk tidak menggunakan telepon genggamnya di pesawat. Kasus ini merupakan contoh nyata bagaimana sopan santun dan etika sudah mulai hilang dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Padahal Indonesia terkenal sebagai bangsa yang kaya dengan tata krama dan sopan santun, tapi sepertinya perlahan-lahan hal itu sudah mulai luntur.Apa jadinya bila ciri khas masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang ramah hilang?
Berangkat dari permasalahan sosial yang sudah cukup mendesak inilah penulis mengangkat tema pembelajaran etika dan sopan santun sebagai dasar pembuatan sebuah serial animasi.Penulis memilih anak-anak pra-sekolah sebagai target pasar dikarenakan anak-anak khususnya usia pra-sekolah merupakan usia yang ideal untuk diajarkan etika dan sopan santun.
METODE PENELITIAN Dalam melakukan perancangan dan pengerjaan komunikasi visual serial animasi ini penulis melakukan kajian riset, pengumpulan data tentang tema serta referensi visual yang sesuai dengan tema yang diangkat. Metodemetode yang digunakan antara lain adalah literatur buku, literatur internet dalam bentuk data statistik dan artikel tentang kasus yang diangkat, wawancara dan observasi lingkungan, serta referensi visual dalam bentuk video dan buku.
1. Data Umum
1.1 Animasi Animasi sudah mulai muncul sejak jaman purba, ditandai dengan gambar-gambar yang dibuat manusia purba di dinding-dinding gua.Mereka menggambarkan gerakan hewan-hewan yang ada pada jaman tersebut.Salah satu contohnya adalah lukisan di gua Lascaux, Perancis Utara. Kata animasi dalam bahasa Indonesia itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti menghidupkan (anima). Secara umumnya, animasi
merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan, memberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi kepada benda mati untuk menjadi hidup dan bergerak, atau terasa “hidup”.
1.2 Serial Animasi Film dengan beberapa episode, umumnya 13 episode dalam satu season.1 episode sendiri dapat terdiri dari 1 cerita, atau beberapa cerita dengan durasi 3’-7’ per cerita. Terdapat benang merah yang menghubungkan cerita antar episode dan umumnya tokoh utamanya sama di setiap episode. Contoh animasinya antara lain Pocoyo (2005), Upin & Ipin (2007), dan Doraemon (1973).
1.3 Etika dan Sopan Santun Menurut K. Bertens dalam buku Etika (1993), Etika berasal dari kata Yunani “ETHOS” yang memiliki arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir, dalam bentuk jamak, artinya adalah adat kebiasaan. Etika dekat dengan kata moral, yang secara etimologis juga berarti adat dan kebiasaan. Etika adalahtingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.
Sementara sopan santun adalah sikap terhadap sesuatu, seseorang, dengan mengedepankan maksud baik dan peduli serta hormat kepada orang lain. Sopan santun ini bisa berupa tindakan ataupun ucapan. Seperti mengucapkan terima kasih pada orang yang telah membantu kita, mengucapkan salam saat bertemu, meminta maaf bila berbuat salah, memberi jalan pada orang yang lebih tua, dan sebagainya.
HASIL DAN BAHASAN Berikut ini adalah hasil dan pembahasan secara visual dalam pembuatan serial animasi “Dika dan Desi”.
1. Konsep Visual
1.1 Desain Title Dalam pembuatan desain untuk logo serial animasi “Dika dan Desi” ini, penulis mencoba menekankan desain pada unsur ceria dan segmentasi pasar pada anak-anak usia pra-sekolah. Nama Dika dan Desi dibuat dengan huruf kapital dan menggunakan balok alfabet untuk memperkuat kesan kanak-kanak. Warna merah dan biru pada balok alphabet nama Dika dan Desi disesuaikan dengan
warna masing-masing anak. Selain itu judul diberi stroke putih menyesuaikan dengan visual style dari serial animasi itu sendiri.
Gambar 1. Judul Serial Animasi “Dika dan Desi”
1.2 Desain Karakter Terdapat total 2 karakter utama dan 1 karakter sebagai narator yang akan menuntun penonton serta Dika dan Desi di setiap episode. Narator tidak ditunjukkan karena narator hanya muncul dalam bentuk suara dan tidak ada bentuk fisiknya. Desain dari karakter serial animasi ini terinspirasi dari anak-anak pra-sekolah.
1.2.1 Desi Desi adalah satu dari dua karakter utama dalam serial animasi ini. Ia memiliki sifat baik dan perhatian, namun cengeng dan mudah terbawa emosi. Penulis menggambarkannya dengan sosok anak perempuan berbaju seragam anak pra-sekolah berwarna merah muda untuk menekankan gender anak tersebut dan memberi kekhasan warna.
Gambar 2. Desi
1.2.2
Dika Dika adalah karakter utama selain Desi. Ia memiliki sifat jahil dan nakal, namun memiliki
keingintahuan luas tentang dunia di sekitarnya dan sangat aktif. Sifat aktifnya digambarkan dengan bola yang selalu dipegangnya dan penekanan karakter ditunjukkan dengan atribut baju sekolah berwarna biru muda.
Gambar 3. Dika
2. Hasil Visual Ini adalah hasil screenshot dari trailer serial animasi yang disusun menjadi storyline.
Gambar 4. Screenshots
2.1 Poster
Gambar 5. Poster
3. Bahasan Karya Serial animasi yang dibuat penulis ini adalah pengembangan dari jawaban terhadap kebutuhan pendidikan untuk anak-anak Indonesia dalam hal etika dan sopan santun, dikarenakan saat ini etika dan sopan santun sudah semakin menghilang dari kehidupan bermasyarakat. Dengan serial animasi ini, penulis ini menumbuhkembangkan sikap yang baik dan tahu sopan santun pada anak-anak yang nanti akan menjadi generasi penerus bangsa, sehingga citra bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah tidak punah.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang didapat selama mengerjakan tugas akhir serial animasi “Dika dan Desi ini adalah banyak yang bisa dipelajari dalam menunaikan tugas ini, seperti kesiapan mental, totalitas dalam bekerja, tepat waktu sesuai deadline, dan bagaimana cara mengatur waktu sebaik mungkin agar target dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan. Selain itu penulis juga belajar banyak tentang realitas etika dan sopan santun di masyarakat saat ini dan termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki krisis etika dan sopan santun pada masyarakat Indonesia.
Saran dari penulis adalah agar dalam pelaksanaan tugas akhir ini hendaknya dibuat secara terperinci detil yang dibutuhkan saat sidang sehingga tidak terjadinya salah paham saat mempersiapkan sidang tersebut. Selain itu penulis juga berharap agar serial ini dapat menarik minat industri kreatif Indonesia untuk lebih memusatkan pada pendidikan etika dan sopan santun bagi anak-anak Indonesia.
REFERENSI Buku: -
Bertens, K. (2004). Etika. Cetakan VIII. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Internet: -
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/06/17491478/Pemukulan.Pramugari.Sriwijaya.Air.Tetap. Tempuh.Jalur.Hukum
-
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_animation
RIWAYAT PENULIS Nama Tempat/ Tgl Lahir Lulusan
: Anastasia Hani Kusumawardani : Jakarta, 25 Juni 1991 : S1 Jurusan Desain Komunikasi Visual – Binus University