Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013 Bandung, 21 November 2013
PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ Muhammad Mufti Kamil1, Rizky Afrian Renadri2, Amelia Kurniawati3, Nia Ambarsari4 1,2,3
Program Studi Teknik Industri, 4Program Studi Sistem Informasi, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No. 1. Terusan Buah Batu, Bandung 40257 Email:
[email protected] 1,
[email protected] 2,
[email protected] 3,
[email protected] 4
ABSTRAK
ABSTRACT
Penilaian kompetensi merupakan kegiatan untuk melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan Bidang Machinery and Laboratory Departemen Maintenance PT XYZ. Dalam melakukan penilaian kompetensi dibutuhkan alat ukur kompetensi yang menjadi dasar penilaian. Alat ukur tersebut dapat berasal dari knowledge seseorang dan diperlukan proses konversi knowledge untuk mendokumentasikan knowledege tersebut dari bentuk tacit knowledge menjadi bentuk explicit knowledge, sehingga dapat tersimpan dengan baik dan dapat menjadi dasar penilaian kompetensi karyawan. Kompetensi dan alat ukur kompetensi yang dirancang adalah untuk karyawan keahlian electrical dengan disesuaikan dengan deskripsi kerja dari karyawan yang mempunyai keahlian tersebut.
Performance assessment is activity to evaluate employee’s work on Field Machinery and Laboratory Maintenance Department XYZ Company. In order to assessing employee’s work, measurement tools isneeded as a basic of performance assessment. Those tools can be captured from a certain person knowledge and the knowledge conversion process is required to document the knowledge of tacit form into explicit form, so it can be stored properly and can be the basic of the employee’s performance assessment.Competencies and its measurement tools are designed for electrical expertise employee, adapted with its job description. Knowledge conversion using SECI method can be a solution to undertake documentation of knowledge about measurement tools and how to measure employee’s competency. SECI method has four stages which are socialization, externalization, combination, and internalization.
Knowledge conversion dengan metode SECI dapat menjadi solusi untuk melakukan pendokumentasian knowledge tentang alat ukur dan cara pengukuran kompetensi karyawan. Metode SECI memiliki empat tahap yaitu socialization, externalization, combination, dan internalization.
Keywords – Measurement tools, performance assessment, knowledge conversion, employee’s competency.
Kata kunci: alat ukur, penilaian kompetensi, knowledge conversion, kompetensi karyawan.
I. PENDAHULUAN
knowledge management sebagai pelaksanaan, penciptaan, penangkapan, pentransferan, dan pengaksesan pengetahuan dan informasi yang tepat ketika dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak dengan cara tepat serta memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi bisnis.
Manajemen adalah suatu cara untuk merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya untuk satu tujuan. Pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Horwitch dan Armacost (2002, dalam Sangkala, 2007) mendefinisikan
Sebuah pekerjaan memiliki kompetensi atau kriteria yang dibutuhkan oleh karyawan untuk mengerjakannya.
92
Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013 Bandung, 21 November 2013
Untuk dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan tepat sasaran maka kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut wajib untuk dimiliki. Menurut McClelland (1973, dalam Rivai dan Sagala, 2011) kompetensi tersebut dapat berupa pola pengetahuan, keterampilan, kemampuan, perilaku dan karakteristik lain yang bisa diukur yang dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan atau fungsi pekerjaan dengan baik. Menurut Boyatzis (dalam Hutapea Thoha, 2008) kompetensi adalah kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Biasanya kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan melekat pada diri seorang karyawan dan masih berupa tacit knowledge yang hanya bisa diketahui pemiliknya.
Gambar 1. Spiral Knowledge Sumber : Nonaka dan Takeuchi (1995) 1) Socialization Pada tahap ini terjadi perubahan aktivitas knowledge dari tacit-to-tacit. Knowledge tentang deskripsi kerja dari keahlian karyawan tersebut diambil dari wawancara kepada tiga karyawan senior yang telah mempunyai pengalaman bekerja minimal 20 tahun. Selain itu, knowledge tersebut juga dapat berupa pengalaman-pengalaman responden dalam melakukan perawatan mesin pada bidang electrical.
Salah satu perusahaan industri pesawat yaitu PT XYZ, adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam industri pesawat terbang. PT XYZ merupakan industri pesawat pertama dan satu-satunya yang ada di Indonesia. Departemen Maintenance merupakan bagian dalam PT XYZ yang bertugas melakukan perawatan fasilitas contohnya mesin-mesin untuk memproduksi komponen pesawat terbang. Jenis-jenis perawatan fasilitas yang dilakukan adalah predictive maintenance dan corrective maintenance. Dalam departemen tersebut terdapat karyawan yang bertugas untuk melakukan perawatan bagian listrik pada mesin, yang disebut karyawan keahlian electrical. Pekerjaan tersebut secara umum mengharuskan karyawan untuk memahami permasalahan listrik seperti jalur-jalur listrik, daya listrik, dan jenis sumber listrik yang digunakan pada sebuah mesin dan melakukan perawatan jika terpadat kendala pada bagian tersebut.
2) Externalization Pada tahap ini terjadi aktivitas perubahan knowledge tacit-to-explicit. Dengan membuat dokumentasi hasil wawancara yang telah dilakukan pada tahap socialization. Kegiatan pendokumentasian tersebut dimulai dari job title dan job purpose dari karyawan keahlian electrical. Berdasarkan knwoledge tersebut, dapat ditentukan kompetensi dan alat ukur kompetensi yang dibutuhkan. Berdasarkan wawancara, Tabel 1 menunjukkan knowledge kompetensi karyawan keahlian electrical berdasarkan responden dan Tabel 2 menunjukkan knowledge alat ukur dari masing-masing kompetensi untuk masing-masing responden yang telah didokumentasikan sebelumnya.
Sebagai sebuah pekerjaan, keahlian tersebut harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan seorang karyawan untuk melakukan pekerjaannya dan alat ukur kompetensinya untuk mengetahui apakah karyawan tersebut bisa melakukan pekerjaannya dengan benar. Dengan adanya kompetensi dan alat ukur kompetensi dapat dilakukan penilaian kompetensi karyawan.
Tabel 1. Dokumentasi Knowledge Kompetensi Karyawan Keahlian Electrical No
II. METODOLOGI Perancangan kompetensi dan alat ukur kompetensi dilakukan dengan menggunakan metode SECI.
93
Kompetensi Responden I
Responden II
Responden III
Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013 Bandung, 21 November 2013
1
2
3
Mampu menggunakan alat ukur keakuratan mesin Memiliki kemampuan matematika Memiliki pengetahuan jenis mesin Lulusan dari bidang mesin
4
5
6
7
8
Mengetahui cara kerja servo dalam mesin Mengetahui filosofi maintenance
Memahami gambar teknik mesin Kemampuan bahasa Inggris
Disiplin
Memahami gambar teknik mesin Mampu membongkar mesin Memahami langkahlangkah Automatic Pallet Change dan Automatic Tools Change Minimal lulusan dari SMK Mampu menggunakan alat ukur keakuratan mesin Mengetahui alat bantu bongkar mesin
Mampu menggunakan alat ukur yang berhubungan dengan listrik Mampu menghitung daya mesin Memiliki kemampuan matematika Mengetahui cara kerja servo dalam mesin
segi mechanical
3
4
Mengetahui filosofi dan prosedur maintenance Lulusan dari bidang elektro
5
6
Memahami gambar panduan mesin Kemampuan bahasa Inggris Mengetahui jalur-jalur listrik Mampu membaca skema hidrolik
9
10
7
8 Tabel 2. Dokumentasi Knowledge Alat Ukur Kompetensi Karyawan Keahlian Electrical N o
1
2
Alat Ukur Kompetensi Responden I Responden II Mampu Rajin menggunakan bertanya, dial indicator kemauan dan alat-alat untuk belajar ukur mesin membongkar lainnya mesin Mampu Mampu menghitung membaca rumus gambar phytagoras panduan dari
Mengetahui jenis-jenis mesin
Mengetahui langlahlangkah dalam membongkar mesin
Surat ijazah (SMK dan sederajat/D3/S 1/dll)
Mengetahui langkahlangkah Automatic Pallet Change dan Automatic Tools Change Ijazah SMK dan sederajat
Pengetahuan tentang servo spindel (putaran) dan axis (gerakan)
Pengetahuan tentang Preventive Maintenance, Corrective Maintenance, dan Predictive Maintenance Mampu membaca gambar panduan dari segi mechanical Mampu membaca manual book atau petunjuk dalam bahasa Inggris
9 Responden III Mampu menggunakan voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter
10
Mampu menggunakan dial indicator dan alat-alat ukur mesin lainnya
Pengetahuan alat bantu bongkar mesin
arus, dan hambatan pada mesin Mampu menghitung menggunakan rumus-rumus yang diperlukan Pengetahuan tentang servo spindel (putaran) dan axis (gerakan)
Pengetahuan tentang Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance Surat ijazah (SMK dan sederajat/D3/S 1/dll)
Mampu membaca gambar panduan dari segi electrical Mampu membaca manual book atau petunjuk dalam bahasa Inggris Pengetahuan tentang jalurjalur listrik pada mesin Mengetahui skema hidrolik
3) Combination
Mampu menghitung daya dari nilai tegangan,
Pada tahap ini terjadi aktivitas perubahan knowledge explicit-to-explicit. Kompetensi dan alat ukur kompetensi karyawan keahlian electrical dilakukan
94
Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013 Bandung, 21 November 2013
penggabungan melalui brainstorming dan memilih best practice alat ukur untuk masing-masing kompetensi. Kompetensi dan alat ukur dari masing-masing responden dikelompokan dan dilakukan brainstorming untuk mencari kompetensi dan alat ukur mana yang sesuai dengan keahlian tersebut.
13
Laser Calibration System
14
Basic Pneumatic System
15
Basic Hydraulic System
16
Basic Air Conditioning System
17
Basic Technical Drawing
Kompetensi karyawan keahlian electrical dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), sehingga menghasilkan bobot untuk melakukan penilaian kompetensi karyawan. AHP merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukannya dengan mengukur dan mengatur dampak dari kesalahan sistem komponen (Saaty, 2001). Proses perhitungan AHP meliputi : peritungan matriks perbandingan berpasangan, matriks normalisasi, priority vector, dan uji konsistensi. Hasil dari perhitungan AHP dapat dilihat pada Tabel 4. Selain knowledge yang didapatkan dari responden, ada explicit knowledge lain yang ikut digabungkan. Explicit knowledge tersebut sudah ditetapkan sebelumnya, ditunjukkan pada Tabel 3. Sama dengan kompetensi dan alat ukur, dalam menggabungkan explicit knowledge tersebut juga disesuaikan dengan kompetensi yang sudah didapatkan.
18
Operation Oscilloscope
19
Basic Technical Digital
20
Computer Operation
4) Internalization Pada tahap ini terjadi aktivitas perubahan knowledge explicit-to-tacit dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) terhadap karyawan yaitu mensosialisasikan kompetensi dan alat ukur kompetensi karyawan keahlian electrical yang digunakan sebagai dasar penilaian kompetensi. III. HASIL A. Kompetensi Karyawan Keahlian Electrical Hasil penggabungan knowledge kompetensi karyawan electrical dan masing-masing pembobotannya ditunjukan pada Tabel 4. Tabel 4. Gabungan Knowledge Kompetensi Karyawan dan Bobot No
Tabel 3. Explicit Knowledge Kompetensi Karyawan 1 No 1
Kompetensi K3LH
Kriteria
2
Microsoft Office
3
Safety
4
Basic PLC
5
Basic CNC Machine
6
Basic Operator Machine
7
Basic Electronic
8
Basic Electric
9
Basic Mechanical
7
10
Basic Maintenance
8
11
English Elementary
12
Ball Bar Calibration System
2
Pengetahuan Umum
3 4 5 6
Kemampuan Dasar
9
95
Kompetensi Mampu menggunakan alat ukur yang berhubungan dengan listrik Memiliki kemampuan matematika Mengetahui filosofi dan prosedur maintenance Lulusan dari bidang elektro Memahami gambar panduan listrik Kemampuan Bahasa Inggris Kemampuan dasar-dasar electrical Pengetahuan tentang sistem kalibrasi mesin Pengetahuan tentang sistem kerja mesin
Bobot
11.6% 9.0% 9.3% 6.5% 10.8% 7.6% 12.4% 11.4% 11.3%
Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013 Bandung, 21 November 2013
10 11 12
10 11 12
Memiliki kemampuan untuk mengoperasikan CMMS Mempunyai pemahaman tentang K3LH Memiliki kemampuan mengoperasikan Microsoft Office Memiliki kemampuan untuk mengoperasikan CMMS Mempunyai pemahaman tentang K3LH Memiliki kemampuan mengoperasikan Microsoft Office
2.5% 4.4%
6
Kemampuan bahasa Inggris
Mampu membaca manual book atau petunjuk dalam Bahasa Inggris
7
Kemampuan dasardasar electrical
Mengetahui jenis sumber listrik dan jalur listrik (input output)
8
Pengetahuan tentang sistem kalibrasi mesin
Menggunakan osciloscope
9
Pengetahuan tentang sistem kerja mesin
Mengetahui Basic CNC, Basic Pneumatic System, Basic PLC, Basic Air Conditioning System, Basic Technical Digital, dan Operation Osciloscope
Mampu CMMS
3.4%
11.6% 9.0%
9.3%
B. Alat Ukur Kompetensi Karyawan Keahlian Electrical Hasil penggabungan knowledge alat ukur untuk masing-masing kompetensi karyawan electrical ditunjukan pada Tabel 5. Tabel 5. Gabungan Knowledge Alat Ukur Kompetensi Karyawan No
Kompetensi
Alat Ukur
10
1
Mampu menggunakan alat ukur yang berhubungan dengan listrik
Memiliki kemampuan untuk mengoperasikan CMMS
Mampu menggunakan alat ukur voltmeter, amperemeter dan avometer
11
Mempunyai pemahaman tentang K3LH
Mengetahui K3LH
12
Memiliki kemampuan mengoperasikan Microsoft Office
Mampu mengoperasikan Microsoft Word dan Microsoft Excel
2
Memiliki kemampuan matematika
Mampu menghitung besaranbesaran dalam rangkaian listrik
Mampu listrik
menghitung
daya
mengoperasikan
dasar-dasar
IV. KESIMPULAN
3
Mengetahui filosofi dan prosedur maintenance
Memahami filosofi dan prosedur preventive maintenance dan corrective maintenance
4
Lulusan dari bidang elektro
Surat ijazah (SMK sederajat/D3/S1/dll)
dan
Dokumentasi knowledge dari bentuk tacit knowledge kompetensi dan alat ukur kompetensi dilakukan dengan mengelompokan knowledge tersebut sesuai dengan keahlian karyawan dengan membuat tabel untuk kompetensi dan alat ukur kompetensi serta pemberian bobot kompetensi dilakukan dengan metode AHP. Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
5
Memahami gambar panduan listrik
Mampu membaca gambar panduan dari segi electrical
Nilai bobot dari setiap kompetensi electrical yang dapat digunakan untuk mempermudah melakukan pengukuran penilaian karyawan.
96
Industrial Engineering Conference on Telecommunication (INDECT) 2013 Bandung, 21 November 2013
Alat ukur untuk setiap kompetensi electrical yang dapat digunakan untuk mempermudah melakukan pengukuran penilaian karyawan.
[3] Rivai, Veithzal & Sagala, Ella Jauvani 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, edk 2, Rajawali Pers, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
[4] Sangkala, 2007, Knowledge Management, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
[1] Nonaka, I., Takeuchi, H. 2004. Hitotsubashi on Knowledge Management.
[5] Saaty, L. T., 2008, “Decision Making With The Analytic Hierarchy Process” Int. J. Services Sciences, Vol. 1, No. 1. Inderscience Enterprises Ltd.
[2] Nonaka, I., Takeuchi, H. 1995, The KnowledgeCreating Company, Oxford University Press, New York, U.S.
97