PERAN KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN KASUS ABORSI DI KOTA GORONTALO
INTAN SIMBOKA
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jendral Sudirman No. 06 , Telp. 0435 821125 Fax. 0435 821753 ABSTRAK, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran Kepolisian dalam penyelesaian kasus aborsi di Kota Gorontalo, dan juga mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya aborsi di Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode empiris, yaitu dengan cara menemukan teori yang mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah : 1)Peran kepolisian dalam penyelesaian kasus aborsi dikota gorontalo belum begitu efektif karena dari 7 kasus yang dilaporkan dalam kurun waktu 5 tahun hanya ada 3 kasus yang dapat diselesaikan oleh pihak kepolisian
Akan tetapi dari segi penekanan tindakan kejahatan aborsi sudah
cukup baik melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian, hal ini dapat dilihat dengan adanya penurunan angka aborsi. 2) Peran kepolisian dalam penyelesaian kasus aborsi banyak mengalami kendala, dari proses penyelidikanya kepolisian sulit untuk menemukan tersangka dengan bukti-bukti yang sangat minim. Kendala lainya dalam proses penyelesaian datang dari masyarakat itu sendiri dengan tidak adanya kerjasama yang baik
Kata kunci: Peran, Kepolisian, Aborsi ABSTACK This research intent to know in as much as which commanding role in issues regulasi oldster that employ current under-aged child, and also identify factor what do regard childs shall come on to work at Gorontalo's Cities.
This observational result is: 1. Commanding role In Issues Regulasi Oldster That Employ Under-aged Child At Gorontalo's City basically until now local government has issued special regulation forbidden to oldster that employ child that stills under-aged, still points on No.23's Law Year 2002 About Child protections. 2. Childs causative factors have to come on works is, poverty factor, factor gives a damn child, oldster factor, lingkungan.faktor's factor its openended opportunity for child comes in job.
Key word: Government, regulasi, employing under-aged child
PENDAHULUAN Aborsi saat ini dilakukan bukan hanya untuk menyelamatkan jiwa sang ibu namun dapat dilakukan karna ibu tidak menghendaki kehamilan tersebut. Kehamilan yang tidak dikehendaki sebagian besar merupakan akibat dari pergaulan bebas (free sex) yang semakin marak di Indonesia. Walaupun sanksi mengenai tindakan pidana telah dirumuskan kedalam KUHP namun tetap saja pengguguran kandungan tetap menjadi alternatif yang paling banyak di pilih untuk menghilangkan janin dalam kandungan sebagai akibat dari hasil hubungan intim diluar pernikahan. Aborsi dilakukan untuk menutupi aib yang dilakukan, Melahirkan bayi dari hubungan yang tidak sah adalah suatu peristiwa yang memalukankan, suatu peristiwa yang amat tercela dalam suatu masyarakat, yang selalu dihindari oleh seorang perempuan. Oleh sebab itu patut dirahasiakan, dari sifat tercelanya peristiwa kelahiran seperti itulah Berakar.1 Masalah aborsi atau lebih dikenal dengan istilah pengguguran kandungan, keberadaannya merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri dan bahkan menjadi bahan bahasan yang menarik serta dilema yang saat ini menjadi fenomena sosial . Abortus Provocatus merupakan cara yang paling sering digunakan mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan, meskipun merupakan 1
Adami Chazawi, 2004, Kejahatan Terhadap Tubuh Dan Nyawa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 88
cara yang paling berbahaya Aborsi tetap saja dijadikan sebagai jalan keluar yang paling banyak dipilih untuk mengakhiri kehamilan. Abortus Provocatus dibagi dalam dua jenis, yaitu Abortus Provocatus Therapeuticus dan Abortus Provocatus Criminalis. Abortus Provocatus Therapeuticus merupakan Abortus Provocatus yang di lakukan atas dasar pertimbangan kedokteran dan di lakukan oleh tenaga yang mendapat pendidikan khusus serta dapat bertindak secara profesional. Sedangkan Abortus Provocatus Criminalis adalah Abortus Provocatus yang dilakukan tanpa dasar pertimbangan kedokteran dan kebanyakan dilakukan oleh bukan tenaga ahli yang dapat bertindak secara profesional.2 Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX Pasal 346 sampai dengan Pasal 349 KUHP). 3 Namun dalam pasal 15 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Keberadaan praktik abortus atau aborsi kembali mendapat perhatian dengan disyahkannya UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.4 Aparat kepolisian merupakan lembaga yang menaungi masyarakat berperan penting dalam setiap aksi kejahatan yang notabenya setiap hari sering terjadi, hal ini harus mendapatakan perhatian lebih dari aparat Kepolisian karena masalah aborsi ini jika tidak diselesaikan dengan cepat maka hal tersebut akan terulang dan makin meningkat. Agar masalah ini tidak semakin berlarut-larut. Dalam hal ini diperlukan langkah tegas polisi dalam menyelesaikan
kasus yang cenderung
berkaitan dengan nyawa sang janin, dalam hal ini pihak kepolisian mengemban tugas berat demi tercapainya masyarakatat yang memperoleh rasa aman dan bebas dari ganguan namun hal ini masih mengalami kendala dilihat dari kejahatan yang masih saja meningkat.
2
http://regional.kompasiana.com, Akses 18 februari 2013 Andi Hamzah, 2008, KUHP & KUHAP, Rineka Cipta, Jakarta h. 136 4 Soekidjo Notoadmodjo, 2010, Etika & Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. H. 135 3
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yakni Penelitian Studi Kasus, yaitu penelitian berupa studi-studi empiris. Menurut Ronny Hanitijo Soemitro, bahwa penelitian hukum empiris atau penelitian hukum sosiologis, yaitu penelitian hukum yang memperoleh datanya dari data primer atau data yang diperoleh langsung dari masyarakat.5 PEMBAHASAN Peran
merupakan
aspek
kedudukan
yang
berhubungan
dengan
kedudukanya sebagai pelindung6Jadi kepolisian sebagai pelindung masyarakat berperan penting dalam mewujudkan keamanan dan kenyamana dalam kehidupan masyarakat.7 Telah diketahui bahwa kejahatan aborsi merupaka kejahatan yang sangat meresahkan karna dapat membahayakan keselamatan jiwa dan merusak moral bangsa. Peran Kepolisian Dalam Penyelesaian Kasus Aborsi Di Kota Gorontalo Dalam rangka menekan tindak kejahatan abortus, setiap kalangan manapun turut bertanggung jawab atas kejahatan abortus provocatus kriminalis ini. Segala upaya mengurangi kejahatan yang terjadi bukan merupakan tugas dari pihak kepolisian saja, namun segenap pihak seharusnya mempunyai keinginan untuk mencengah dan mengurangi kejahatan tersebut. Setidaknya setiap warga masyarakat berbuat dalam lingkungan keluarganya masing-masing. Dari hasil wawancara menurut hemat penulis peran yang telah dilakukan oleh Kepolisian dapat dituangkan dalam upaya yang dilakukan dalam
mengurangi ataupun
menekan angka kejahatan aborsi di Kota Gorontalo dapat dilakukan dalam dua bentuk
yakni
upaya
preventif
dan
refresif.
1.Upaya
Preventif.Untuk
mengantisipasi keadaan ini pihak kepolisian berusaha untuk bertindak secara maksimal, tindakan ini dimulai dari melakukan razia secara rutin
ketempat-
tempat hiburan malam, kos-kosan, penginapan,penjualan VCD dan buku porno. 5
Mukti fajar,2010.dualisme penelitian hukum,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,hlm.154 Kurnia Rahma Daniaty, PDF, Mengkaji Kembali Peran Dan Fungi Polri Dalam Era Reformasi, Diakses pada tanggal 23 Oktober 2012 7 Sadjijono, Memahami hukum Kepolisian, cetakan I, P.T Laksbang Presindo, Yogyakarta, 2010, h.56 6
Pihak kepolisian dalam hal upaya menanggulangi tindak pidana tersebut, sudah melakukan beberapa hal pencegahan. Misalnya yang melalui pendekatan secara Agama. Pihak kepolisian bekerja sama dengan para pemuka-pemuka Agama yang ada di dalam wilayah kerja Polres Kota Gorontalo. Selain melakukan pendekatan melalui tokoh-tokoh pemuka agama, pihak kepolisian juga memberikan pemahaman dan pengertian kepada pihak masyarakat dan khususnya kepada para kalangan remaja yang banyak bersentuhan dengan masalah ini. 2. Upaya Refrensif dilakukan dengan cara pihak kepolisian bekerja sama dengan aparatur pemerintahan di tiap keluraahan ataupun desa-desa yang termasuk dalam wilayah kerja Polres. Tujuanya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat agar dapat memberikan
informasi
atau
bantuan
kepada
pihak
kepolisian
untuk
mengungkapkan kasus-kasus aborsi, jika terjadi di desa ataupun kelurahan masing-masing. Kerjasama juga dilakukan oleh kepolisian dengan para dokter, dimana banyak dari para dokter kandungan telah membuka praktek aborsi secara sembunyi-sembunyi demi mendapatkan materi yang lebih. Sehingga dari pendekatan ini pihak kedokteran dapat membantu ataupun mengurangi tindak pidana aborsi di Kota Gorontalo, dengan memberikan pemahaman tentang bagaimana bahaya tindakan aborsi terkecuali adanya indikasi medis yang jelas yang membolehkanya dilakukan aborsi tersebut. Proses penyelesaian kasus aborsi Berawal dari adanya suatu laporan dari masyarakat tentang terjadinya suatu kasus abortus provocatus yang diterima pihak Kepolisian, maka pihak Kepolisian khususnya pada bagian Reserse dapat bertindak dalam melakukan proses penyidikan. Penyidikan tersebut dilakukan pertama-tama, apabila barang bukti yang ditemukan oleh pihak Kepolisian yang sedang berpatroli maka dalam hal ini pihak Kepolisian yang sedang berpatroli tersebut harus segera dan secepat rnungkin melaporkan kepada pihak Reserse atau yang dikenal dengan berkas "A" (berkas A adalah laporan tindak kejahatan ataupun bukti yang ditemukan langsung oleh pihak kepolisian saat berpatroli) dan dalam hal ini si pelapor wajib bertanggung jawab.
Kedua, laporan yang diberikan oleh masyarakat kepada pihak Kepolisian, khususnya bagian Reserse yang menangani kasus ini atau dengan tindak pidana tersebut, laporan seperti ini dikenal atau disebut dengan berkas "B" (berkas B adalah laporan yang diberikan oleh masyarakat) dan dalam hal inipun si pelapor harus bertanggung jawab atas apa yang dilaporkannya. Setelah ada laporan yang masuk pada pihak Kepolisian, laporan mulai diproses dan diolah, setelah itu pihak Kepolisian mulai melakukan penyidikan terhadap kasus atas tindak pidana tersebut, penyidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian (khususnya oleh bagian reserse) akan dimulai dari saksi di tempat kejadian perkara (TKP), dan barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara. Setelah itu akan ditemukan suatu hal yang akan menjadi petunjuk dari kasus tersebut berdasarkan fakta dan laporan yang diterima oleh pihak Kepolisian. Polisi di dalam melakukan suatu penyidikan kasus tindak pidana abortus provocatus yang sedang terjadi tersebut dibantu oleh saksi ahli yaitu dokter yang berwenang, dalam hal ini untuk membantu proses visum barang bukti serta yang diduga sebagai tersangka.Setelah mendapatkan visum dari si ibu atau yang dicurigai maka pelaku dalam hal ini si ibu tersebut harus menjalani proses penyidikan. Data dan Jumlah Kasus Aborsi Yang Terjadi Di Kota Gorontalo Aborsi atau abortus provocatus merupakan cara yang paling berbahaya tapi paling banyak digunakan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan. Abortus Provocatus dibagi dalam dua jenis, yaitu Abortus Provocatus Therapeuticus dan Abortus Provocatus Criminalis. Abortus Provocatus Therapeuticus adalah aborsi yang dilakukan atas dasar pertimbangan kedokteran dan dilakukan oleh tenaga yang mendapat pendidikan khusus serta dapat bertindak secara professional. Sementara Abortus Provocatus Criminalis adalah aborsi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan biasanya dilakukan oleh tenaga yang tidak terdidik secara khusus, termasuk ibu hamil yang menginginkan perbuatan aborsi. 8
8
Http://Glamorbiz.Com/Kurniasari, diakses tanggal 1 februari 2013
Aborsi merupakan salah satu penyebab kematian wanita, aborsi atau pengguguran kandungan adalah masalah yang cukup pelik karena berkaitan dengan aspek kehidupan yang bersentuhan dengan etika, moral, agama, serta hukum. Untuk mengetahui peran kepolisian dalam penyelesaian kasus aborsi di Kota Gorontalo Penulis harus mengetahui tingkat kejahatan khususnya kejahatan aborsi yang terjadi di Kota Gorontalo, peneliti akan menganalisis data aborsi yang masuk ke Polres Kota Gorontalo dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yakni dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Seperti data pada tabel berikut. Data Jumlah Kejahatan Aborsi Yang Di Tangani Oleh Pihak Kepolisian Polres Kota Gorontalo Tahun
Jumlah Kasus Yang Dilaporkan
Persen (%)
2008
2
28,57%
2009
2
28,57%
2010
-
-
2011
2
28,57%
2012
1
14,29%
Jumlah
7
100%
Sumber Data : Data Polres Kota Gorontalo Setiap kasus aborsi yang dilaporkan di tangani
dan diupayakan untuk
diselesaikan oleh pihak Kepolisian Polres Kota Gorontalo. Penanganan penyelesaian dari pihak kepolisian dapat dilihat pada tabel berikut
dan
Data Jumlah Kejahatan Aborsi Yang Di Selesaikan Oleh Pihak Kepolisian Tahun dan
Jumlah kasus yang
jumlah kasus
selesai
2008 (2 kasus)
-
0%
2009 (2 kasus)
1
33,33%
2010 (0 kasus)
-
0%
2011 (2 kasus)
2
66,67%
2012 (1 kasus)
-
0%
jumlah
3
100%
Persen (%)
Sumber Data : Data Polres Kota Gorontalo Fakta dilapangan masih banyak kasus aborsi yang tidak ditindak lanjuti oleh pihak yang berwajib karna merupakan kejahatan yang dilakukan secara terselubung (hidden crime). Tidak ditindak lanjuti karena kejahatan yang dilakukan tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan yang melanggar hukum karena kurangnya cukup bukti untuk menjerat para pelaku aborsi. Sehingga aparat kepolisian tidak mengetahuinya, adapun jika barang buktinya ditemukan seperti jasad janin pelakunya sulit untuk di telusuri karena kadang kala barang bukti yang di temukan sudah sulit untuk di identifikasi karena tidak utuh lagi bahkan berbau busuk karena baru ditemukan. Hal inilah yang membuat dihentikanya proses penyelidikan. Fakta lain yang ditemukan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian lapangan ditemukan beberapa kasus aborsi yang dilakukan secara tersembunyi tanpa diketahui oleh pihak kepolisian.
Data Kejahatan Aborsi Yang Dilakukan Secara Terselubung (Hidden Crime) Yang Tidak Di Tanggani Oleh Pihak Kepolisian Dalam Kurun Waktu 5 Tahun Terakhir Nama KEMALA
MAWAR
Umur
20
SUCI 21
FUJI
27
SITA
29
RATU
23
18
YANI
17
NALU JUMLAH
Keterangan (Menggugurkan Sendiri) yakni dengan cara mengkonsumsi obat- obatan, seperti paramex, ramuan nenas muda, dan racikan minuman bersoda. ( Di Bantu Tenaga Medik) yakni dengan cara disuntikan salah satu jenis obat suntik yang dapat menggugurkan kandungan. (Di Bantu Tenaga Medik) yakni dengan cara memasukan sejenis kapsul kedalam alat kelamin pelaku. (Di Bantu Dukun Beranak) yakni dengan cara dilakukan pijatan pada area perut.. (Di bantu Tenaga Medis) Pelaku tidak mengetahui pasti karena pada saat melakukan aborsi sebelumnya pelaku telah di bius, sehingga pada saat melakukan aborsi pelaku dalam keadaan tidak sadar. (Mengugurkan sendiri) tidak mendapat keterangan jelas tentang cara pelaku melakukan aborsi
8
6
Sumber Data : Penelitian Lapangan dan Wawancara Resiko dalam melakukan aborsi tidak dapat diukur dari tingkat umur pelaku karena aborsi merupakan tindakan yang sangat berbahaya bagi semua kalangan bagi wanita yang berumur lebih mudah ataupun lebih tua, pengetahuan tentang hal ini pastinya telah diketahui oleh para pelaku aborsi karena rata-rata pelaku aborsi
baik yang di tangani ataupun yang tidak oleh pihak kepolisian merupakan orangorang yang berpendidikan pastinya mereka mengetahui hal ini dari penyuluhan ataupun pelajaran dilingkungan akademisi. tabel berikut akan memperlihat tingkat pendidikan pelaku. Tingkat Pendidikan Pelaku Kejahatan Aborsi Di Kota Gorontalo TINGKAT
JUMLAH
PERSEN
SD
-
0%
SMP
1
9,1%
SMA/SMK
3
27,27%
Perguruan Tinggi
5
45,45%
Pengangguran
2
18,18%
JUMLAH
11
100%
PENDIDIKAN
Sumber Data : Data Polres Kota Gorontalo dan Data Penelitian Lapangan Kejahatan aborsi seharusnya tidak terjadi jika ditelisik dari pengetahuan kita terhadap bahayanya yang sangat mengancam nyawa, namun karena adanya faktor-faktor lain yang menyebabkan jalan ini menjadi pilihan satu-satunya menjadikan permasalahan ini merupakan sesuatu yang sangat dilematis. Berikut ini merupakan pembahasan yang akan menggungkapkan faktor-faktor terjadinya aborsi di Kota Gorontalo. Faktor-faktor terjadinya aborsi di kota gorontalo Kejahatan aborsi dilakukan karna adanya faktor-faktor yang menyebabkan sampai kejahatan tersebut dipilih sebagai sebuah solusi yang dirasakan terbaik walaupun beresiko, dari tabel dibawah ini peneliti akan memaparkan beberapa faktor penyebab terjadinya aborsi di Kota Gorontalo pada tabel berikut berdasarkan hasil survey responden.
Hasil Survey Responden Tentang Faktor Penyebab Terjadinya Aborsi Di Kota Gorontalo No
Faktor penyebab terjadinya aborsi
Jumlah responden
Persen(%)
1
Hamil diluar pernikahan
15
50%
2
Tidak mau menghambat studi yang sedang dijalankan
7
23.3%
3
Masih terlalu muda
3
10%
4
Terlalu banyak anak
3
10%
5
Kesulitan ekonomi
2
6.7%
30
100%
Jumlah
Sumber data : diolah dari data Kepolisian Kota Gorontalo dan Wawancara lapangan. Menurut data yang dihasilkan peneliti selama berada dilapangan di temukan beberapa faktor penyebab terjadinya aborsi. Penyebab tersebut telah ditampilkan dalam tabel sebelumnya, yakni; 1.Hamil Diluar Pernikahan Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi pergaulan remaja saat ini, tingkah laku yang tidak terkontrol, gaya hidup bebas ataupun segala bentuk perbuatan yang jauh dari kaidah masyarakat Timur Tengah merupakan tren pergaulan yang digandrungi remaja muda saat ini. Sehingga hal-hal yang berkaitan dengan sex bebas merupakan sesuatu yang tidak asing lagi, hamil diluar nikah merupakan buah pahit yang harus diterima. Namun karena alasan malu karna hamil sebelum menikah serta tidak adanya kesiapan menjadi orang tua membuat praktek aborsi menjadi alternatif yang dirasakan paling baik untuk menutupi aib tersebut, jadi penyebab aborsi dilakukan adalah karena hamil diluar nikah. 2.Tidak Mau Mengahambat Studi Pada kenyataanya para remaja melakukan seks bebas pada saat posisi atau stasusya masih sebagai pelajar ataupun mahasiswa, yang jika dilihat dari usianya belum mampu ataupun belum bisa
menerima kehadiran seorang bayi sehingga karena malu diketahui perbuatnya aborsi merupakan jalan keluar yang dipilih agar kehamilan tersebut tidak menghambat masa depan dan sekolanya. 3.Masih Terlalu Muda Seks bebas merupakan hal yang sudah sangat meresahkan bahkan tidak tanggung-tanggung anak yang masih duduk dibangku SMP saja sudah paham betul dengan gaya berpacaran tersebut alhasil kehamilan tidak dapat diindahkan lagi karena kondisi yang masih terlalu mudah dan status anak sekolah yang masih disandang menyebabkan kehamilan tidak dapat dilanjutkan yang berakhir dengan aborsi. Peristiwa ini dibenarkan oleh NALU yang pada saat melakukan aborsi pada umur 17 tahun. 4.Terlalu Banyak Anak, Penggunaan alat kontrasepsi yang tidak sesuai mungkin menyebabkan kebobolan, kehamilan yang tidak diharapkan datang dengan tiba-tiba tanpa adanya persiapan yang cukup ditambah dengan anak yang sudah melebihi program pemerintah menyebabkan aborsi dilakukan. 5Kesulitan Ekonomi Biaya hidup yang tinggi untuk membesarkan seorang anak dirasakan sangat berat oleh sebagian kalangan, biaya dari mengurus kebutuhan sang bayi sampai ia besar nanti dan kelak harus mendapatkan pendidikan merupakan momok yang paling menakutkan untuk keluarga yang kurang mampu. Sehingga aborsi merupakan jalan keluar yang dirasakan paling baik. Karena mereka lebih cenderung berfikir bahwa alangkah lebih baik janin tersebut untuk tidak melihat dunia dari pada nantinya orang tua tidak mampu menjamin kesejahteraan hidupnya. Kendala Yang Dihadapi Pihak Kepolisian Dalam penyelesaian Kasus Aborsi Kepolisian dalam mengahadapi kasus aborsi ini tidak semudah yang dibayangkan, sehingga untuk menyelesaikan kasus secara cepat, tepat dan pasti masih banyak megalami kendala. Kendala pertama yakni datang dari masyarakat itu sendiri, ketidaktahuan tentang pergaulan bebas yang pada akhirnya akan membuahkan kehamilan yang tidak diinginkan, membuat masyarakat yang mengalaminya menganggap bahwa hal ini merupakan sebuah aib yang harus disembunyikan atau bahkan disingkirkan. Tak segan-segan aborsi merupakan jalan keluar yang dipilih, ratusan ribu atau bahkan
jutaan rupiah bukanlah penghalang, agar dokter yang telah memiliki sertifikasi keahlian ataupun dukun beranak yang hanya belajar secara otodidak bersedia membantu untuk menghilangkan aib tersebut. Bahkan banyak dari kalangan masyarakat berpendapat bahwa jalan tersebut paling baik untuk menyembunyikan aib yang dirasa sangat memalukan. Padahal tanpa mereka sadari bahwa tindakan aborsi yang dilakukan sangat berbahaya bagi pelakunya, sering kali wanita yang melakukan aborsi akan mengalami kerusakan rahim yang menyebabkan mereka untuk sulit bisa hamil lagi bahkan tidak akan pernah bisa hamil. Bahkan yang lebih menakutkan lagi tindakan aborsi dapat mengancam keselamatan wanita, bukan saja resiko infeksi kelamin tapi yang paling parah adalah masalah pendarahan yang pastinya akan sangat mengancam nyawa, terlebih jika praktek aborsi dilakukan oleh orang yang tidak memiliki pendidikan ataupun sertifikasi medis. Kendala yang lain yang mungkin menjadi penyebab sulitnya mengungkap kasus abortus provocatus kriminalis adalah pihak kepolisian sering sekali sulit mengidentifikasi hasil dari barang bukti aborsi. Karena hasil-hasil dari perbuatan tersebut sering sudah hancur atau dibuang entah kemana. Bahkan pelaku yang sudah didugapun sulit untuk ditemukan, berpindah tempat tinggal ataupun kota dipilih untuk sekedar menghilangkan jejak sehingga polisi kesulitan untuk menelusuri pelakunya. Pihak kepolisian, kesulitan dalam mencari informasi serta mengumpulkan data pelaku yang berhubungan dengan kasus aborsi ini, karena aborsi merupakan aib bagi seorang wanita, yang berarti jika memberikan informasi berarti membuka aib mereka sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Adami Chazawi, 2004, Kejahatahatan Terhadap Tubuh & Nyawa, P.T RajaGrafindo Persada, Jakarta. Andi Hamzah, 2008, KUHP & KUHAP, Rineka Cipta, Jakarta
Sadjijono, 2010, Memahami Hukum Kepolisian, P.T Laksbang Presindo, Yogyakarta
Mukti fajar, 2010.Dualisme Penelitian Hukum,Pustaka Pelajar,Yogyakarta
Soekidjo Notoadmodjo, 2010, Etika & Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
INTERNET pdf , Kurnia rahma daniati, Pidana Aborsi, diakses tanggal 20 februari 2013 ( http:// Regional. Kompasina.com, Akses tanggal 29 oktober 2012) Http://Glamorbiz.Com/Kurniasari, diakses tanggal 1 februari 2013