PROSES SOSIALISASI MASYARAKAT TRANSMIGRASI (Studi Tentang Asimilasi Masyarakat Transmigrasi Desa Papaualangi Dengan Masyarakat Setempat di Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara) Oleh 1 Isna K. Suleman, NIM. 281411004, Rauf Hatu* Sainudin Latare**, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK Isna K. Suleman. (2015). Proses Sosialisasi Masyarakat Transmigrasi (Studi Tentang Asimilasi Masyarakat Transmigrasi Desa Papualangi Dengan Masyarakat Setempat di Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Rauf Hatu M.Si dan Pembimbing II Sainudin Latare S.Pd., MSi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasi masyarakat transmgrasi yang ada di Desa Papualangi dengan masyarakat setempat di Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa proses sosialisasi yang terjadi dalam kelompok masyarakat transmigrasi dengan masyarakat setempat berjalan dengan baik di dalam lingkungan sosial, kelompok, dan keluarga. Hal itu terjadi karena tingginya rasa solidaritas yang dimiliki tiap individu yang ada di Desa Papualangi. Sehingga interaksi ataupun pergaulan yang di bangun menghasilkan rasa kebersamaan yang besar. Dengan di bangunnya pergaulan secara intensif di dalam lingkungan masyarakat tanpa di sadari dengan sendirinya masyarakat transmigrasi sudah mulai menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat setempat. Sehingga asimilasi budaya ataupun peneysesuaian kebudayaan yang di lakukan oleh masyarakat transmigrasi berjalan dengan baik karena masyarakat setempat menerima perubahan yang di lakukan oleh masyarakat transmigrasi. Sehingga konflik ataupun penolakan dari masyarakat setempat terhadap pembauran kebudayaan yang di lakukan masyarakat transmigrasi itu tidak ada. Dengan adanya pembauran kebudayaan tersebut hubungan masyarakat transmigrasi semakin erat dan harmonis. Kata Kunci: Proses Sosialisasi, Solidaritas Sosial, Asimilasi dan Masyarakat Transmigrasi.
1
Isna K. Suleman, 281411004 Jurusan sosiologi, fakultas ilmu sosial, Dr. Rauf Hatu, M.Si, Sainudin Latare, S.Pd., M.Si
PENDAHULUAN Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang tetap. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa, sehingga menimbulkan suatu reaksi dan individu atau individu-individu yang lain. Suatu hal yang penting dalam memahami perubahan sosial dalam masyarakat majemuk adalah cara individu atau kelompok untuk menyesuaikan diri dengan latar belakang ekonomi yang berbeda, lingkungan yang berbeda, suku yang berbeda, agama yang berbeda, dan adat istiadat yang berbeda2. Kemajemukan masyarakat terutama bercorak adanya keragaman adat-istiadat dan kesenjangan ekonomi yang sangat tajam. Kemajemukan masyarakat ada pada transmigrasi dengan penduduk asli. Masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. Istilah komunitas atau “community” lebih jarang dipergunakan oleh manusia dibandingkan dengan istilah masyarakat. Komunitas adalah bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terikat oleh tempat (teritorial). Soerjono (1990) memaknai istilah community sebagai “masyarakat setempat”, istilah mana menunjuk pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa3. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok besar atau kelompok kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, mereka menjalin hubungan social (social relationship), maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat. Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita. Transmigrasi adalah suatu sistem pembangunan terpadu yang merangkum seperangkat prinsip dan metode untuk penyelenggaraan pemukiman dan kehidupan baru bagi suatu kelompok masyarakat. Transmigrasi sebagai salah satu sistem, menunjuk kepada berbagai kegiatan, daya upaya dan disiplin ilmiah yang dipadukan dalam satu keseluruhan udaha yang berhubungan dengan pemindahan masyarakat dalam rangka pembangunan nasional. Transmigrasi diharapkan tercapainya keseimbangan penyebaran penduduk sesuai dengan daya tampung sosial, agraris dan ekologis. Masyarakat Transmigrasi yang ada di Desa Papualangi tersebut mendiami wilayah itu pada tahun1986 dan menjadi Desa definitive tahun 1997. Dan jarak dari 2
Indah Lestari. Interaksi Sosial Transmigrasi Spontan Dengan Penduduk Asli Di Kelurahan Sunagi Daeng. Skripsi, Universitas Sriwijaya 2013. Halaman 1. 3 Soerjono Soekanto. Pengantar Sosiologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta Tahun 2007, Halaman 67
Desa Papualangi ke Kecamatan Tolinggula berkisar sekitar 20 km. Permasalahan yang dihadapi saat ini oleh masyarakat transmigrasi adalah proses-proses sosilaisasi yang dilakukan dengan masyarakat setempat dan masyarakat yang ada di perkampungan yang jauh dari tempat mereka tinggal. Untuk dapat berhubungan dengan masyarakat lain seseorang individu ataupun kelompok masyarakat tarnsmigrasi harus melakukan sosialisasi dengan lingkungan sosial di sekitar maupun di wilayah atau daerah lain, dengan individu atau masyarakat yang ada di Desa atau Kecamatan tersebut. Proses penyesuaian diri terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat tersebut disebut sosialisasi. Masyarakat transmigrasi yang ada di Desa Papualangi memiliki kehidupan dan budaya yang khas. Dengan adanya asimilasi yang bertujuan untuk menyatukan keragaman menjadi sebuah kesamaan atau paling tidak kemiripan, agar tercipta semangat kesatuan dalam bingkai nasionalisme kebangsaan. Sering terdengar ungkapan “ceermin budaya bangsa”, yaitu suatu budaya yang mewakili sebuh bangsa, meskipun bangasa tersebut terdiri dari beragam etnis dan budaya, diharapkan memiliki budaya khas yang membedakan dengan budaya bangsa lain, suatu budaya yang dapat diterima dan mampu menyatukan semua elemen budaya yang ada dalam masyarakat. Suatu masyarakat yang penduduknya plural, terdiri dari kaum imigran misalnya, proses asmilasi ini sangat penting, kaum imigran harus berusaha untuk berbahasa, berbudaya, berpartisipasi di bidang ekonomi dan poltik dengan masyarakat asli serta berusaha menyesuaikan diri dengan kelompok kebudayaan yang di datanginya (host society)4. Kondisi kehidupan masyarakat transmigrasi yang ada di Desa Papualangi yang terdiri dari beberapa suku yang berbeda-beda namun kehidupan masyarakat transmigarasi tersebut dengan masyarakat setempat terjalin dengan baik dari dulu hingga sekarang, diantaranya di Desa Papualangi, salah satu daerah di Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara. Jumlah penduduk di Desa Papualangi terdiri dari 797 jiwa yang terdiri dari 420 laki-laki dan perempuan 377 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 219 KK. Dengan kepadatan penduduk 53 jiwa perkilo meter. Di Desa papualangi masyarakatnya memiliki empat suku yang berbeda, yaitu suku Jawa, minahasa, Flores, dan Gorontalo5. Keempat suku yang merupakan masyarakat Papualangi menunjukkan bentuk hubungan proses sosialisasi yang harmonis yaitu bentuk kerjasama, asimilasi, gotong royong di berbagai bidang dan berlangsung secara sehat, terbuka, dan jujur. 1. Bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan masyarakat transmigrasi di Desa Papualangi dengan masyarakat setempat di Kecamatan Tolinggula? 2. Bagaimana asismilasi budaya masyarakat transmigrasi Desa Papualangi dengan masyarakat setempat di Kecamatan Tolinggula? KAJIAN TEORI Proses Sosialisasi
4
Ridwan Ibrahim. Hand Out Pekuliahan Studi Hubungan Antar Etnik. Gorontalo, Tahun 2014. Halaman 85. 5 Profil Desa Papualangi
Proses sosialisasi pada hakikatnya adalah proses belajar berinteraksi bagi individu di tengah-tengah masyarakat. Dalam arti luas proses sosialisasi adalah proses komunikasi dan proses interaksi yang dilakukan oleh seorang individu selama hidupnya sejak lahir sampai dengan meninggal. Sosialisasi pada dasarnya bertujuan agar seorang individu mampu berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan tata pergaulan yang ada dalam masyarakatnya. Tetapi pada hakikatnya sosialisasi merupakan proses alamiah yang harus dijalani oleh setiap orang untuk mencapai kedewasaan perilaku sosial. Menurut Vande Zande, sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara berfikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat (J.W Zanden, 1979:75)6. Hal-hal yang diperoleh dalam proses sosialisasi adalah pengetahuan pengetahuan untuk membekali seorang individu dalam melaksanakan pergaulan di tengah-tengah masyarakat antara lain : 1) Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat. 2) Untuk mengetahui lingkungan sosial baik lingkungan sosial tempat individu bertempat tinggal termasuk lingkungan sosial yang baru. 3) Untuk mengetahui lingkungan fisik yang baru. 4) Untuk mengetahui lingkungan sosial budaya suatu masyarakat. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Jenis sosialisas Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Adapun sosialisasi menurut Soerjono Soekanto (1990:140) mendefinisikan sosialisasi, secara luas sosialisasi dapat diartikan sebagai proses dimana masyarakat dididik untuk mengenal, memahami, mentaati, menghargai menghayati norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat secara khusus sosialisasi mencakup suatu proses dimana warga masyarakat mempelajari kebudayaannya, belajar mengendalikan diri serta mempelajari peranan-peranan dalam masyarakat7. Bentuk-Bentuk Sosial 1) Sosialisasi Primer Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5
6
T.O Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Yayayasan Obor Indonesia, Jakarta:1999. Halaman 30. 7 Mahfud Alfu Sahri. Sosialisasi Dan Persepsi Orang Tua Dalam Upaya Pengembangan Kepribadian Anak Usia Pra Sekolah. Skripsi. 2010, Universitas Sebelas Maret. Halaman 29.
tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga.. 2) Sosialisasi Sekunder Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Solidaritas Sosial Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, solidaritas adalah sifat satu rasa (senasib dan sebagainya), perasaan setia kawan yang dimiliki antar sesama anggota kelompok. Berbicara solidaritas, tidak bisa lepas pula dari kata solider, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu (senasib, sehina, semalu), rasa setiakawan8. Durkheim mengkaji masyarakat ideal berdasarkan konsep solidaritas sosial. Solidaritas sosial menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dengan kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan solidaritas sosial menurutnya lebih mendasar daripada hubunga kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurangkurangnya satu derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu9. Solidaritas sosial ini terbagi kepada dua bagian: 1) Solidaritas Sosial Mekanik Pandangan Durkheim mengenai masyarakat adalah sesuatu yang hidup, masyrakat berpikir dan bertingkah laku dihadapkan kepada gejalagejala sosial atau fakta-fakta sosial yang seolah-olah berada di luar individu. Fakta sosial yang berada di luar individu memiliki kekuatan untuk memaksa. 2) Solidaritas Sosial Organik Solidaritas organik berasal dari semakin terdiferensiasi dan kompleksitas dalam pembagian kerja yang menyertai perkembangan sosial. Durkheim merumuskan gejala pembagian kerja sebagai manifestasi dan konsekuensi perubahan dalam nilai-nilai sosial yang bersifat umum. Integrasi Sosial Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “integrasi” sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan. Kata “kesatuan” mengisyaratkan berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain mengalami proses pembauran10. Jika pembaruan telah mencapai suatu perhimpunan, maka gejala perubahan ini dinamai integrasi. Dalam bahasa Inggris, integrasi (integration) antara lain bermakna “keseluruhan” atau “kesempurnaan.” Jika berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain merujuk pada kemajemukan sosial yang telah pula mencapai suatu kehidupan bermasyarakat, maka proses ini dinamai integrasi sosial. 8
Tiara Cita Okta Pratiwi dkk, Pengaruh Soslidaritas Sosial terhadap Agresi Siswa, Jurnal PPKN UNJ Online Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013, Hal. 3-4. 9 Sakwati Monalia, Kajian Durkheim tentang Solidaritas Sosial, 2012. Halaman. 2 10 Eka Hendry Ar, dkk. Integrasi Sosial dalam Masyarakat Multietnik. Jurnal, STAIN Pontianak. Volume 21, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 193-194.
Menurut Talcont Parson pada dasarnya masyarakat cenderung kearah equilibrium (home statis). Proses terjadi pada penerapan fungsi adaptasi pencapaian tujuan, integrasi dan pemeliharaan pola. Sistem tidak dipandang sebagai suatu yang statis, tetapi pada dasarnya, tiap-tiap sistem memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan dan beradaptasi demi pencapaian tujuan masyarakat secara keseluruhan demi integrasi11. Integrasi lebih merupakan pola budaya yang sling menyesuaikan satu sama lain, setiap unsur kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat akan mengalami penyesuaian-penyesuaian untuk mewujudkan kesatu-paduan budaya (total culure) (Linton, 1984: 266), sesuai dengan sifat masyarakat yang terjalin karena adanyan kesatu-paduan antar indivdu. Integrasi budaya amat signifikan pengaruhnya bagi keseimbangan masyarakat, dengan integrasi tidak akan terjadi power culture yang mengalahkan kebudayaan yang lain dalam satu area masyarakat, sehingga stu kebudayaan menjadi milik bersama12. Pengembangan masyarakat sejatinya merupakan proses, dan aspek terpenting dari integrasi proses tersebut adalah melibatkan masyarakat itu sendiri. Proses pengembangan masyarakat harus menjadi sebuah proses yang dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri karena masyarakat sendirilah yang mengerti akan kebutuhan, potensi, dan sumber daya yang mereka miliki13. Setiap bentuk kebudayaan akan mengalami bentuk perubahan, dan setiap kali ada perubahan tersebut selalu terjadi integrasi, karena itu bentuk integrasi tidak pernah terjadi secara sempurna, tetapi selalu berproses dalam penyesuaian yang adaptif. Setiap kebudayaan memiliki formasi dan bagian-bagian yang berjalan secara dinamis, interelasi antar unsure dalam lingkungan kebudayaan amatlah kompleks, sehingga setiap unsur mampu menyesuaikan dengan serangkaian unsure lainnya. Dalam proses integrasi ini terdapat saling pengaruh mempengaruhi antar unsur kebudayaan,konstruksi individu dan masyarakat menjadi actor pembentuk yang efektif dalam setiap pola integrasi budaya. Koentjaranigrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dengan belajar. Kebudayaan tidak sendirinya terwujud, sebab keberadaan kebudayaan melalui proses dinamis yang terkait anatar berbagai sistem14. Asimilasi Budaya Asimilasi adalah prosess seseorang atau kelompok yang tadinya tidak sama menjadi sama dengan kelompok yang lain. Pengertian asimilasi memepunyai dua
11 Asri Simanihuruk. Analisis Proses Itegrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat. Skripsi, Universitas Sumatra Utara, 2009. Halaman 11.
12
Hari Poerwanto. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Pustakan Pelajar, Yogyakarta: 2000 13
Zaki Mubarak.. Evaluasi Pemberdaaan Masyarakat Ditinjau Dari Proses Pengembangan Kapasitas Pada Kegiatan Pnpm Mandiri Perkotaan. Tesis, Universitas Diponegoro, 2010, Halaman 32. 14 Koentjaraningrat, Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Djambatan: Jakarta, Tahun 2008, Halaman 14
pengertian yang berbeda, yang pertama adalah membanding atau membuat seperti dan arti yang kedua adalah mengambil atau menggabungkan15. Kedua pngertian diatas diambil kesimpulan bahwa asimilasi sebagai proses. Proses tersebut berlangsung dalam masyarakat dimana seseornag menerima bahasa orang lain, sikap perangai, dan tingkah laku. Juga pross yang mana individu dan kelompok sambil mengambil dan bergabung ke dalam kelompok yang lebih besar. Sedangkan menurut Harsojo dalam bukunya Pengantar Antropologi asimilasi budaya adalah satu proses sosial yang telah lanjut yang di tandai oleh makin kurangnya perbedaan antar individu-individu dan antar sikap-sikap dan proses mental yang berhubungan dengan kepentingan dan tujuan yang sama16. Menurut Milton Gordon (Magill, 1995:275) dalam bukunya “Assimilation in American Life”, asimilasi mengikutsertakan akulturasi dan asimilasi struktural, dimana kelompok-kelompok bergabung dan sama sekali tidak berbeda dengan masyarakat yang lebih besar17. Gordon membedakan dua tipe asimilasi: asimilasi budaya (akulturasi) dan asimilasi struktural. Umumnya akulturasi membutuhkan sebuah perubahan sebagian budaya dari “out group” untuk beradaptasi pada kelompok yang dominan. Sedangkan asimilasi structural diartikan bahwa “out group” masuk ke dalam klub, kelompok, dan institusi sosial dari kelompok inti dan membangun hubungan khusus dengan anggotanya. Milton Gordon seorang ahli sosiologi Amerika memperinci konsep ini dalam lima macam asimilasi yang berkaitan satu sama lain yaitu: 1) Asmilasi kebudayaan atau perilaku (akulturasi) yang bertalian dengan perubahan dalam pola kebudayaan guna peneyesuaian diri dengan kelompok mayoritas. 2) Asmilasi perkawinan (amalgamasi) yang bertalian dengan perkawinan antar golongan secara besar-besaran. 3) Asmilasi sikap yang bertalian dengan tidak adanya prasangka. 4) Asimilasi perilaku yang bertalian dengan tidak adanya diskriminasi. Masyarakat Transmigrasi Menurut Mirwanto Manuwiyoto (2004:09) menegaskan bahwa “transmigrasi adalah metamorfose dari kolonisasi yang di rancang dan dikembangkan pemerintah hindia belanda saat menjajah Indonesia namun tentunya falsafah yang melatarbelakangi, landasan, dan tujuan berbeda”18. Jika kolonisasi merupakan upaya pemerintah hindia belanda mencari buruh murah untuk kepentingan perusahaan perkebunan miliknya, transmigrasi di dasarkan atas suatu kesadaran untuk memanfaatkan potensi bangsa karunia tuhan kepada Indonesia bagi kesejahteraan rakyatnya.
15
Titin Widarti. Asimilasi Sosial Budaya Komunitas Keturunan Arab. Skripsi, Tahun 2010,
Hal 18. 16
TitinWidarti, Ibid halaman 18. Rinasari Kusuma. Representasi Asimilasi Cina ke dalam Budaya Padang. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tahun 2010, Halaman 5. 18 Mirwanto Manuwiyoto. Mengenal dan Memahami Transmigrasi. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta: Tahun 2004, Halaman 68. 17
Pengertian transmigrasi menurut bahasa berasal dari dua kata, trans dan migrasi. Kata trans berarti pindah atau perpindahan dan migrasi adalah perpindahan penduduk. Dengan kata lain transmigrasi adalah perpindahan atau perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam hal ini perpindahan yang dimaksudkan adalah perpindahan dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya19. Menurut UU Nomor 2 tahun 1972 transmigrasi adalah perpindahan penduduk atau perpindahan dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain, yang ditetapkan di dalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan Negara atau atas alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian lapangan dengan mengumpulkan informasi atau data tentang keadaan-keadaan secara nyata dari orang-orang dan perilaku yang diamati kemudian dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dengan informan. jadi dalam penelitian ini tidak dibenarkan mengisolasi (menyendirikan) individu atau kelompok kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema umum, dan menafsirkan makna data20. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Menurut sejarah cikal bakal adanya Desa Papualangi terjadi pada tahun 1985 dan menjadi desa definitive pada tahun 1997. Pada saat itu datanglah kelompok masyarakat transmigrasi dari Jawa, Flores, Sangir dan Minahasa. Rata-rata masyarakat transmigrasi tersebut berasal dari luar daerah Gorontalo. Desa Papualangi dulunya lokasi Transmigrasi UPT Sumalata II yang dikepalai oleh seorang kepala unit trasmigrasi pada tahun 1985 dengan luas wilayah 1500 Ha dengan jumlah 500 KK, pada Tahun 1990 disahkan menjadi desa Persiapan Papualangi sesuai Skep Gubernur kepala daerah tingkat I Sulawesi Utara. Setelah menjalani status desa persiapan Papualangi selama 5 tahun yakni pada tahun 1998, maka keluarlah Skep Gubernur menjadi desa definitif.
19
Rahmat Ulyani. Peran Dinas Tenaga Kerja Prindagkop dan Transmigrasi dalam Pembangunan. Jurnal Pemerintahan Integratif. Volume 1, Nomor 2. Tahun 2013. Halaman 271. 20 John W. Creswell, (2009), Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed, Terjemahan : Achmad Fawaid, Edisi Ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010/2012,Hlm 4-5
Sebelum menjadi desa definitive desa Papualangi pertama kali di perintah oleh Jemi Tahir dan pada saat pemerintahannya di kenal dengan Kepala Unit bukan Ayahanda seperti pada saat ini. Desa Papualangi sampai dengan saat sekarang ini terdiri dari empat Dusun yaitu Dusun Maranti, Sinar Harapan, Nanati, dan Dusun Marga Satwa yang dipimpin oleh Kepala Desa ke-3 sebagai pilihan rakyat periode 2013-2019 yakni Bapak Umar Otuhu. Setelah desa Papualangi resmi berdiri kemudian perjalanan desa Papualangi berlangsung dari periode ke periode dengan para Kepala Desa yang berganti-ganti pemerintahannya setiap lima tahun sekali sesuai Undang-Undang21. Kondisi Demografi Berdasarkan data dari profil Desa Papaualangi, pada tahun 2014 diperoleh data bahwa jumlah Dusun yang ada di Desa Papualangi itu berjumlah empat Dusun yaitu, Dusun Maranti, Dusun Sinar Harapan, Dusun Margasatwa dan Dusun Nanati. Dari keempat Dusun ini para Kepala Dusunnya sangat berperan aktif di dalam menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawab yang telah di berikan oleh Kepela Desa kepada mereka, dan masyarakatnya juga ikut terlibat langsung di dalam urusan yang berkaitan dengan kegiatan yang di lakukan di Desa. Sehingga Kepala Desa maupun aparat Desa turut terbantu dengan adanya masyarakat yang berpartisipasi. Hal ini dapat di lihat dalam uraian tabel data jumlah penduduk berdasarkan dusun di bawah ini : Tabel 1 Keadaan Penduduk Desa Papualangi Berdasarkan Dusun Tahun 2014 Jumlah penduduk NO Dusun KK Laki-Laki Perempuan Dusun Maranti 63 KK 119 Orang 105 Orang 1. 2.
Dusun Sinar Harapan
41 KK
81 Orang
98 Orang
3.
Dusun Margasatwa
50 KK
97 Orang
76 Orang
4.
Dusun Nanati
65 KK
123 Orang
98 Orang
Jumlah 219 KK 420 Orang 377 Orang Jumlah Total 797 Orang (Sumber data:Profil Desa Papualangi Tahun 2014) Kondisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam kehidupan, sebagai faktor yang sangat dominan dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan mutlak untuk kemajuan suatu daerah. Sehingga untuk menunjang pendidikan tersebut, di bangun gedung sekolah guna memfasilitasi segala hal yang menyangkut kegiatan belajar mengajar. 21
Sumber Data Profil Desa Papualangi Tahun 2014
Tabel 3 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014 Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk Laki-Laki Perempuan 5 Orang 7 Orang 1 Orang 21 Orang 7 Orang 8 Orang 80 Orang 91 Orang 5 Orang 5 Orang 33Orang 18Orang - Orang - Orang 10 Orang 10 Orang 4 Orang 3 Orang 96 Orang 79 Orang 20 Orang 22 Orang - Orang - Orang 1 Orang - Orang - Orang 1 Orang 264 Orang 263 Orang 527 Orang
Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah Usia 18-56 thn pernah SD tetapi tidak tamat Tamat SD/sederajat Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat SLTP Jumlah usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA Tamat SMP/sederajat Tamat SMA/sederajat Tamat D-1/sederajat Tamat D-2/sederajat Tamat S-1/sederajat Jumlah Jumlah Total (Sumber data: Profil Desa Papualangi Tahun 2014) Mata Pencaharian Sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Papualangi lebih bergerak dalam hal perkebunan dan pertanian. Kondisi geografis dan skil yang dimiliki masyarakat Papualangi lebih condong kepada daerah pertanian dan kemampuan dalam hal pengelolahan hasil-hasil pertanian juga sangat baik. Berikut data jumlah penduduk berdasarkan pada jenis pekerjaan yang berdasarkan mata pencaharian pokok masyarakat di desa Papualangi pada tahun 2014 yaitu sebagai berikut : Tabel 4 Mata Pencaharian Pokok Desa Papualangi Tahun 2014 Jumlah Penduduk No Jenis Pekerjaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Petani Buruh tani Pegawai Negeri Sipil Peternak Polri Pengusaha kecil dan menengah Dukun Kampung Terlatih
Laki-Laki 225 Orang 20 Orang 10 Orang 2 Orang 20 Orang -
Perempuan 25 Orang 1 Orang 20 Orang 4 Orang
Jasa pengobatan alternative 5 Orang Tukang kayu 7 Orang Jumlah 289 Orang 50 Orang Jumlah Total 339 Orang (Sumber data: Profil Desa Papualangi Tahun 2014) Agama Berikut adalah data jumlah penduduk berdasarkan pada agama yang di anut oleh masyarakat yang ada di Desa Papualangi yang akan di uraikan dalam tabel berikut ini : Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Agama Desa Papualangi Tahun 2014 NO Agama Jumlah Islam 697 Orang 1. Kristen Katolik 89 Orang 2. Kristen Protestan 11 Orang 3. Budha 4. Hindu 5. Jumlah Total 797 Orang (Sumber data: Profil Desa Papualangi Tahun 2014) Suku Keadaan penduduk Desa Papualangi berdasarkan suku yang ada di sana dapat di lihat di table berikut: Tabel 6 Jumlah Suku di Desa Papulangi Tahun 2014 NO Suku di Desa Papualangi Jumlah 8. 9.
1. 2. 3. 4. 5.
Jawa Gorontalo Minahasa Sangir Flores Jumlah
75 Orang 633 Orang 24 Orang 53 Orang 12 Orang 797 Orang
(Sumber: Profil Desa Papualangi Tahun 2014) Hasil Penelitian dan Pembahasan Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui bagaiman proses sosialisasi masyarakat transmigrasi yang ada di Desa Papualangi dengan masyarakat seetempat atau masyarakat yang ada di Kecamatan Tolinggula. Sehubungan dengan tujuan penelitian tersebut maka peneliti melakukan wawancara untuk menganalisa bagiamana proses sosialisasi itu terjadi di masyarakat Papaualangi Kecamatan Tolinggula dijabarkan data hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: Proses Sosialisasi Masyarakat
Sosialiasi merupakan sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu-individu dalam kelompok masyarakat. Dalam suatu proses pembelajaran pasti ada interaksi antara individu dengan kelompok. Dan ada juga asimilasi yang memberikan perubahan yang baru dengan meninggalkan kebiasaan yang lama. Tanpa menimbulkan konflik antar masyarakat yang ada. Hal ini akan di ungkapkan oleh informan Bapak Umar Otuhu selaku Kepala Desa Papualangi yang memerintah saat ini : “Masyarakat Desa Papualangi merupakan masyarakat yang majemuk dimana terdiri atas beberapa budaya yang beken perbedaan nilai yang sojadi dasar dalam berperilaku. Dengan bagitu, mungkin depe beda tentang pandangan tentang butul dengan salah satu perilaku. Di sisi lain di dalam perbedaan ras, suku dan agama memungkinkan terbentuknya kelompok-kelompok sosial yang mempunyai sentiment khusus yang sangat kuat. Keadaan bagini juga membawa konsekuensi munculnya persaingan-persaingan. Namun selama saya disini segala bentuk perbedaan itu sudah tidak ada lagi. Karena masyarakatnya sudah mampu berfikir dan menerima segala perbedaan dengan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada disekitar mereka22”. Artinya: “Masyarakat Desa Papualangi merupakan masyarakat yang majemuk dimana terdiri atas banyak struktur budaya yang mengakibatkan perbedaan tata nilai yang menjadi dasar dalam perilaku. Dengan demikian, memungkinkan perbedaan persepsi tentang benar atau salahnya suatu perilaku. Di sisi lain dalam perbedaan ras, suku, dan agama memungkinkan terbentuknya kelompokkelompok sosial yang mempunyai sentiment khusus yang sangat kuat. Keadaan begini juga membaa konsekuensi munculnya persaingan-persaingan.namun selama saya di sini segala bentuk perbedaan itu sudah tidak ada lagi. Karena masyarakatnya sudah mampu berfikir dan menerima segala bentuk perbedaan denagan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitar mereka”. Peneliti melihat dimana dalam kehidupan masyarakat yang ada di Desa Papualangi itu memiliki ikatan solidaritas yang sangat kuat. Sehingga kehidupan yang di jalani masyarakat benar-benar aman. dimana masyarakat dididik untuk mengenal, memahami, mentaati, menghargai menghayati norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat secara khusus sosialisasi mencakup suatu proses dimana warga masyarakat papaualngi mempelajari kebudayaannya, belajar mengendalikan diri serta mempelajari peranan-peranan dalam lingkungan masyarakat. Dimana masyarakat benar-benar menjaga hubungannya dengan masyarakat lain yang ada di lingkungan yang berbeda. Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain dan yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Komunikasi ini di lakukan dengan tujuan menyamakan persepsi dan tanggapan yang dibicarakan. 22
Wawancara dengan Kepala Desa Papualangi Bapak Umar Otuhu Pada Tanggal 9 April 2015
Maka komunikasi akan terjadi apabila ada kesamaan pemaknaan terhadap suatu pendapat. Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Sehingga para masyarakat menjaga baik hubungan komunikasi mereka, seperti yang di kemukakan oleh Bapak Jefry Kodongan SA selaku pendeta dan aparat Desa yang ada di Desa Papaualangi: ”Saya seleku pendeta yang ada di Desa ini salalu melihat kalau para warga masyarakat yang ada di desa ini salalu melakukan komunikasi itu dengan baik. Tidak melihat perbedaan baik dari agama maupun suku. Itu karena masyarakat memiliki rasa kekeluargaan yang sangat besar di dalam diri pa dorang sehingga perbedaan dalam bentuk berkomunikasi itu so nyada ada. Begitu juga komunikasi yang warga sini lakukan dengan warga luar. Tidak ada perbedaan yang beken timbul konflik antar warga atau Desa sabla. Sekalipun komunikasi yang warga sini lakukan tidak sering-sering deng dorang di lua sana23”. Artinya: ”Saya selaku pendeta yang ada di Desa ini selalu melihat jika para warga masyarakat yang ada di Desa ini selalu melakukan komunikasi itu dengan baik. Tidak melihat perbedaan baik dari agama maupun suku. Itu karena masyarakat memiliki rasa kekeluargaan yang sanat besar di dalam diri para masyarakat. Sehingga perbedaan dalam bentuk komunikasi itu sudah tidak ada. Begitu juga komunikasi yang warga di sini lakukan dengan warga luar atau desa tetangga. Sekelipun komunikasi yang masyarakat lakukan tidak sering-sering dengan mereka yang ada di luar sana”. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak pendeta di atas tadi, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa proses sosialisasi yang dilakukan berjalan dengan baik karena adanya komunikasi yang di bangun dengan baik oleh warga masyarakat Desa Papaualangi. Karena di dalam kehidupan masyarakat Desa Papualangi, komunikasi merupakan sesuatu yang sangat vital. Komunikasi berperan penting bagi kehidupan masyarakat, karena masyarakat itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial. Yang mempererat hubungan masyarakat Papualangi dengan masyarakat setempat itu karena adanya sikap keakraban yang sangat kuat di bangun dalam diri setiap masyarakat. Hal ini di pengaruhi oleh lingkungan yang selama ini mereka tinggali. Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi manusia dari sejak lahir sampai dia dewasa. Lingkungan merupakan salah satu unsur atau komponen penting. Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan kelancaran proses bersosialisasi. Tujuan sosialisasi adalah proses pendidikan agar 23
Wawancara dengan Bapak Jefry Kodongan Pada Tanggal 8 April 2015
individu satu dengan yang lain dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun psikis yang dapat hidup atau bermasyarakat dengan bersama-sama secara berdampingan dengan cara mematuhi dan menghargai peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini akan di seperti yang akan di ungkapkan oleh informan yang bernama Bapak Dono Papuan: “Kalau lingkungan yang di Desa sini sangat mempengaruhi torang punya kehidupan. Baik dari torang punya cara bacerita dengan warga lain, torang punya karja, dengan torang punya kehidupan tentang budaya. Dulu torang sering beken acara kuda lumping dan acara-acara lain. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi, dengan berlalunya waktu hal itu sudah tidak ada lagi di dalam tradisi kami. Itu kerana pengaruh dari lingkungan yang ada di sini sangat kuat”24. Artinya: “Jika lingkungan yang ada di Desa Papualangi ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Jawa. Baik dari segi cara kami bercerita dengan masyarakat lain, cara kami bertingkah laku dan tentang kehidupan budaya kami. Dulu kami masyarakat Jawa yang ada di Desa Papualangi sering membuat acara kuda lumping dan acara-acara lain. Tapi sekarang kegiatan itu sudah tidak ada lagi. Hal itu karena di pengaruhi oleh lingkungan yang sangat kuat”. Dari hasil wawancara yang informan katakan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa lingkungan sosial yang di Desa Papualangi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam merubah kebiasaan ataupun budaya yang telah ada di dalam diri masyarakat transmigran tersebut. Penerimaan perubahan paling besar bila unsur perubahan itu merupakan akibat dari kebutuhan di dalam masyarakat itu sendiri. Ini dapat merupakan usaha suatu masyarakat, untuk beradaptasi secara lingkungan sosial meskipun dampak perubahan itu mungkin terasa dalam masyarakat seluruhnya. Bukan hanya lingkungan sosial yang ada di Desa Papualangi saja akan dapat berpengaruh tetapi lingkungan social yang ada di luar juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan individu dan serta kepribadian atau personalitasnya. Lingkungan sosial tersebut meliputi keluarga, masyarakat sekitar, teman sebaya, dan seterusnya. Lingkungan sosial tersebut akan mempengaruhi anggota-anggota masyarakat secara baik secara sadar maupun tidak sadar dan para anggota menyesuaikan diri dengan kelompok masyarakat. Dalam lingkungan sosial terdapat nilai-nilai, norma-norma, adat istiadat dan lain sebagainya. Sehingga secara perlahan masyarakat Desa Papualangi terpengaruh oleh lingkungan sosial yang ada di di luar ataupun di Kecamatan. Hal itu di buktikan dengan adanya keikut sertaan masyarakat Papualangi dalam segala kegiatan yang di laksanakan di Kecamatan. Seperti ikut serta dalam pembinaan dan pengembangan Desa, ikut serta dalam program PNPM dan program-program lainnya. Serta ikut serta di setiap kegiatan yang dilakukan dalam Kecamatan. Seperti pada saat ini seluruh masyarakat yang ada di Kecamatan Tolinggula ikut serta dalam melaksanakan MTQ yang dilaksanakan di pusat Kecamatan. Dari keikut sertaannya masyarakat Papualangi tersebut dapat di lihat jika lingkungan sosial itu sangat berpengaruh. Pengaruh yang datang dari luar juga sangat memberikan dampak positif dimana dari lingkungan luar tersebut 24
Wawancara dengan Bapak Dono Papuan Pada Tanggal 4 Mei 2015
masyarakat dituntut untuk dapat berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat luar begitu juga masyarakat luar. sehingga terciptalah hubungan sosial yang kekeluargaan dan harmonis antar sesama masyarakat. Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Hal ini akan di ungkapkan oleh informan yaitu Tince Sandala: “Dulu di Desa ini terdapat kelomok-kelompok masyarakat yang berbedabeda suku. Namun seiring dengan berlalunya waktu masyarakat yang berkelompok tersebut sudah tidak ada lagi. Kerana sudah terjadi pembauran dengan masyarakat local. Hal tersebut terjadi karena adanya dorongan atau pengaruh dari luar dan dari dalam diri masyarakat untuk bersatu tanpa harus berkelompok-kelompok25”. Artinya: “Pada waktu dulu di Desa Papualangi ini terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda-beda suku. Namun seiring dengan berlalunya waktu, masyarakat yang tadinya berkelompok-kelompok sudah tidak ada lagi. Hal ini terjadi kerana adanya dorongan atau pengaruh dari luar dan dalam diri masyarakat untuk bersatu tanpa harus berkelompok-kelompok lagi”. Dengan penuturan informan di atas dapat di simpulkan bahwa sikap penerimaan yang ada di dalam diri masyarakat sangat besar. Hal ini berhubungan dengan dasar sosialisasi yang merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, bermula dari sejak lahir sampai mati karena selam masih hidup akan selalu ada dalam lingkungan masyarakat. Individu sebagai anggota masyarakat harus selalu menyesuaikan diri, mematuhi norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat. Hal ini di tandai dengan tidak adanya perbedaanperbedaan yang muncul dalam kelompok masyarakat tadi. Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Hubungan sesama anggota selama ini baik-baik saja itu disebabkan karena masing-masing masyarakat mempunyai tujuan yang sama pada saat masuk di lingkungan kelompok. Hubungan sesama anggota masyarakat itu sangat erat karena berlandaskan kekerabatan dan kekeluargaan, meskipun banyak perbedaan dimulai dari beda suku, dan agama ketika bersosialisasi dalam kelompok masyarakat yang lain. Perbedaan itu hilang disebabkan karena memiliki tujuan yang sama dalam setiap hubungan yang di bangun dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Asimilasi Budaya Asimilasi suatu proses sosial perubahan dari nilai-nilai dan kebudayaan semula kepenerimaan cara hidup yang baru. Hal ini seperti yang terjadi di Desa Papualangi suatu proses sosialisasi yang di bangun oleh masyarakat yang berbeda karakter dan pandangan dapat terjalin dengan baik ketika masyarakat saling berkomunikasi dan selalu bekerja sama dalam menjaga setiap solidaritas sosial yang ada sehingga masyarakat di dalam lingkungan sosial tidak melakukan suatu hal yang 25
Wawancara dengan Ibu Tince Sandala Pada Tanggal 8 April 2015
dapat menyebabkan suatu konflik yang akan merenggangkan hubungan antara masyarakat tersebut. Di dalam lingkungan masyarakat pasti ada kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, individu-individu sebagai anggota kelompok itu saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang relatif lama, kebudayaankebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Biasanya golongan-golongan yang dimaksud dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Hal ini seperti yang akan di ungkapkan oleh informan Bapak Isno Sunarjo: ”Suku Jawa, Minahasa, Gorontalo dan Flores punya perbedaan masingmasing yang di bawa dari kebudayaan masing-masing. Tapi perbedaan itu tidak membuat hubungan kami menjadi renggang. Kami selalu menjaga keharmonisan hubungan dan komunikasi yang baik dalam berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda suku. Hal itu selalu kami tunjukan dalam berbagai kegiatan yang di lakukan di dalam Desa Papualangi26”. Artinya: ”Suku Jawa, Minahasa, Gorontalo dan Flores punya perbedaan masingmasing yang di bawa dari kebudayaan masing-masing. Tapi perbedaan itu tidak membuat hubungan kami menjadi renggang. Kami selalu menjaga keharmonisan hubungan dan komunikasi yang baik dalam berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda suku. Hal itu selalu kami tunjukan dalam berbagai kegiatan yang di lakukan di dalam Desa papualangi”. Dari ungkapan yang di sampaikan oleh informan di atas mejelasakan bahwa hubungan yang mereka bangun di dalam lingkungan sosial benar-benar terjaga keharmonisan dan komunikasinya sehingga dapat menimbulkan suatu hubunagn yang baik antara masyarakat. Sikap kebersamaan dan tolong menolong masih sangat terjaga sehingga perbedaan yang ada di dalam lingkunagn tidak nampak dalam hubungan sehari-hari. Suatu interaksi sosial atau pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah. Dalam memanfaatkan sarana-sarana interaksi sosial itu, anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut agama tertentu. Di Kecamatan Tolinggula masyarakat transmigran yang ada di Desa Papualangi tidak pernah di beda-bedakan oleh masyarakat setempat. Hal ini dilakukan kerena seluruh masyarakat Kecamatan Tolinggula selalu menjaga kehidupan sosial masyarakat yang berbeda suku berada dalam satu lingkungan sosial masyarakat dapat menjaga interaksi dan hidup dengan rasa kekeluargaan dan rasa solidaritas sosial yang tinggi. Masyarakatnya pun hidup rukun, sehingga perbedaan itu tidak ada dalam lingkungan masyarakat. Peneliti melihat masyarakat Papualangi selalu menjaga interaksi sosial yang baik dengan masyarakat luar, sehingga pergaulan 26
Wawancara dengan Bapak Isno Sunarjo Pada Tanggal 20 April Tahun 2015
yang tercipta berdasarkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Masyarakat yang ada di Kecamatan juga sudah tidak lagi membeda-bedakan dari suku mana mereka berasal. Hal ini yang membuat masyarakat transmigran merasa diterima dan tidak pernah merasa di kucilkan dalam pergaulan ataupun interaksi yang dibangun. Di dalam pergaulan yang di bangun juga tidak pernah tercipta sikap individualis dalam diri masyarakat Papualangi begitu juga dalam diri masyarakat setempat. Hal ini terlihat dimana tidak adanya perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam bergaul, berinteraksi dan berkomunikasi. Sehingga keadaan yang tercipta dalam lingkungan masyarakat saat bergaul adalah sikap solidaritas yang sangat tinggi sehingga hubungan tetap terjaga dan jauh dari yang namanya konflik antar masyarakat. Dalam hal ini masyarakat transmigran berusaha menyesuaikan diri dengan mengikuti beberapa adat dan budaya penduduk asli. Sikap transmigran cenderung terbuka dan menghargai keragaman yang terjadi. Mereka hidup membaur dengan penduduk asli tanpa membedakan satu sama lain. Sikap penduduk asli dengan besar hati menerima kehadiran transmigran di tengah-tengah mereka. Seperti yang akan di ungkapkan oleh informan Bapak Suleman Adahati selaku Kepala Dusun Nanati: “Dari berapa suku yang ada di Desa Papualangi ini masing-masing memiliki nilai-nilai dan norma yang berbeda-beda yang ada di dalam kebudayaan masing-masing. Namun perbedaan itu sudah tidak nampak lagi karena masyarakat yang tadinya berbeda kebudayaan sudah menjadi satu dalam satu kebudayaan yaitu kebudayaan gorontalo. Mungkin hal itu di pengaruhi oleh lingkungan sehingga mereka meniru kebudayaan kita27”. Artinya: “Dari beberapa suku yang ada di Desa Papualangi ini masing-masing memiliki nilai-nilai dan norma yang berbeda-beda yang ada di dalam kebudayaan masing-masing. Namun perbedaan itu sudah tidak nampak lagi kerana masyarakat transmigran yang ada sudah meniru kebudayaan yang dari masyarakat Gorontalo. Mungkin hal ini di pengaruhi oleh lingkungan sehingga sikap peniruan itu muncul dalam diri mereka”. Dari hasil wawancara bersama Bapak Suleman tadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses sosialisasi yang di lakukan oleh masyarakat taransmigrasi di tandai dengan adanya usaha-usaha peniruan kebudayaan asli yang ada di lingkunagan tersebut. Seperti yang akan dilaksanakan pada bulan Ramadhan ini seperti kebudayaan Gorontalo yaitu pada saat melakukan Tumbilotohe atau pemasangan lampu. Masyarakat transmigran yang ada di Desa papualangi juga sudah melakukan kebiasaan tersebut tanpa harus ada paksaan dari pemerintah Desa. Mungkin hal itu di lakukan kerana ingin mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di atara masyarakat yang ada di lingkungan. Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang di gunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa yang di lingkungan. 27
Wawancara dengan Bapak Suleman Adahati Tanggal 29 April Tahun 2015
Perubahan masyarakat pada umumnya dapat terjadi dengan sendirinya secara wajar dan teratur, terutama apabila perubahan itu sesuai dengan pertumbuhan kepentingan masyarakat. Jika tidak, biasanya masyarakat tertutup dengan perubahan lantaran khawatir atau takut kalau stabilitas kehidupan masyarakatnya akan terganggu akibat dari perubahan itu, akan tetapi kondisi tertentu perubahan masyarakat tidak bisa di hindari, terutama jika keadaan sekarang di anggap tidak berkemajuan atau tidak memuaskan lagi. Terjadinya ketidakpuasan terhadap keadaan sekarang di sebabkan nilai-nilai, norma-norma sosial, pengetahuan dan teknologi yang ada sekarang dianggap tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan masyarakat, atau karena di anggap tidak mampu memenuhi berbagai macam kepentingan yang semakin kompleks dan serba tak terbatas. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses sosialisasi yang terjadi dalam masyarakat terjalin dengan baik karena adanya rasa solidaritas yang sangat tinggi di dalam diri setiap indivdu. Hal itu dapat di lihat dalam interaksi yang terjalin dengan baik dalam kelompok, keluarga dan dalam lingkungan masyarakat sosial. 2. Perbedaan antara masyarakat setempat dengan masyarakat transmigrasi sudah tidak ada karena masyarakat transmigrasi sudah menyesuaikan atau mengikuti budaya yang ada di Desa Papualangi. Hal ini di lakukan karena masyarakat mempunyai rasa keinginan untuk hidup secara bersama-sama dalam keadaan yang aman dan damai dalam lingkungan yang sama. 3. Bentuk-bentuk asimilasi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat juga sangat baik karena tidak menimbulkan konflik. Baik itu pembelajaran kebudayaan masyarakat setempat ataupun penyesuaian budaya masyarakat yang ada. Karena sosialisasi merupakan proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati kebudayaan, norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap indidividu ditengah-tengah lingkungan masyarakat. Saran Mengacu pada uraian kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sebaiknya pemerintah Mendukung percepatan pembangunan di Desa tertinggal pada umumnya dan Desa Papualangi pada khususnya agar penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan kelembagaan dan kesejahteraan masyarakat lebih meningkat. Meningkatkan partisipasi dan mengembangkan swadaya masyarakat Desa serta meningkatkan produktifitas kerja dan pengembangan potensi ekonomi masyarakat. 2. Selain itu lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di Desa Papualangi. Baik itu pembangunan berupa Sekolah dan akses ataupun jalan menuju ke Desa Papualangi. Karena akses menuju ke Desa Papualangi masih sangat memprihatinkan.
3. Di perlukan adanya perhatian pemerintah untuk masyarakat transmigrasi yang ada di Desa Papualangi agar supaya masyarakat transmigrasi tetap tinggal di Desa tersebut. Tanpa harus melakukan transmigrasi kembali ke daerah lain yang ada di Indonesia.