Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) PERAN PEMERINTAH DAERAH (DESA) DALAM MENANGANI MARAKNYA FENOMENA PERNIKAHAN DINI DI DESA PLOSOKEREP KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Martyan Mita Rumekti dan V. Indah Sri Pinasti E-mail:
[email protected] Pendidikan Sosiologi – Fakultas Ilmu Sosial – Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Pernikahan usia dini adalah peristiwa pernikahan yang dilakukan oleh anak dibawah 16 tahun bagi perempuan dan dibawah 19 bagi laki-laki. Seperti halnya di Desa Plosokerep Kabupaten angka pernikahan usia dini selalu terjadi mengakibatkan pemerintah desa harus meminimalisir jumlah pernikahan usia dini. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terjadinya pernikahan usia dini dan peran pemerintah Desa Plosokerep dalam menangani pernikahan usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dijabarkan secara deskriptif dengan sumber data yang terdiri dari anak atau remaja yang melangsungkan pernikahan dini, pemerintah desa (pemerintah desa periode 2007 dan pemerintah desa periode 2016), serta pegawai Kantor Urusan Agama yang menjabat sebagai penghulu Kecamatan Terisi. Teknik pemilihan subyek yang digunakan adalah purposive sampling. Subyek penelitian yang diperoleh adalah 11 orang yang terdiri dari 6 anak atau remaja yang melangsungkan pernikahan dini, 4 pemerintah desa baik pemerintahan yang lama maupun yang baru dan 1 penghulu. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, serta analisis data menggunakan analisis interaktif Milles dan Huberman. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yaitu bahwa pernikahan dini yang terjadi di Desa Plosokerep Kabupaten Indramayu disebabkan oleh beberapa faktor baik intern maupun ektern. Faktor intern yang datang dari dalam yaitu keinginan dari individu itu sendiri sedangkan faktor ektern yaitu faktor ekonomi orang tua, faktor pendidikan, dan faktor orang tua atau keinginan dari orang tua. Pandangan masyarakat tentang pernikahan dini di Desa Plosokerep adalah mempunyai pandangan yang positif karena hal tersebut sudah biasa terjadi. Peran pemerintah sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah desa tentunya sangat menyayangkan anak-anak yang masih diusia sekolah harus memilih untuk menikah karena seharusnya anak-anak tersebut mendapatkan pendidikan yang layak dan harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut memicu pemerintah desa untuk mengatasi atau meminimalisir terjadinya pernikahan dengan cara, tahap awal dinasehati yang dilakukan oleh pegawai pencatat pernikahan, memotivasi orang tua untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi bagi anaknya, ditangguhkan buku nikah, memperketat aturan undang-undang perkawinan beserta sanksinya. Kata Kunci: Pernikahan Dini, Faktor yang melatarbelakangi, Peran Pemerintah
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 1
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) THE ROLE OF LOCAL GOVERNMENT (DESA) ADDRESSING THE PHENOMENON rampant EARLY MARRIAGE IN THE VILLAGE Plosokerep DISTRICT INDRAMAYU By: Martyan Mita Rumekti dan V. Indah Sri Pinasti E-mail:
[email protected] Sociology Education - Faculty of Social Sciences - University of Yogyakarta ABSTRACT Early marriage is a marriage event performed by children under 16 years of age for women and below 19 for men. As in the village district Plosokerep figures early marriage has always occurred resulting in the village government should minimize the number of early marriage. This study aims to determine the background of early marriage and the role of government in addressing the village Plosokerep early marriage.This study used a qualitative approach, described in descriptive data sources consisting of a child or adolescent who married early, the village government (village government between 2007 and 2016 period village government), as well as employees of the Office for Religious Affairs, who served as the prince of the District Charged. Subject selection technique used is purposive sampling. Subjects obtained are 11 people consisting of 6 children or teenagers who married early, four village governments good governance old and the new and first prince. The validity of the data in this study using the technique of triangulation of sources, as well as data analysis using interactive analysis Milles and Huberman.This study resulted in several findings is that early marriages that occurred in the village of Indramayu district Plosokerep caused by several factors, both internal and ektern. Internal factors coming from within the desire of the individuals themselves while ektern factor is the economic factor of parents, educational factors, and factors of the parents or the desire of the parents. View the public about early marriage in the village Plosokerep is to have a positive outlook because it is already common. The government's role is very influential on people's welfare. The village government of course deeply regrets the children were still school age should choose to marry as should children get a proper education and should continue higher education. It triggers the village government to overcome or minimize the occurrence of marriage by the way, the initial stage was advised by the employees marriage registrar, motivate parents to continue higher education for their children, marriage certificate is suspended, the rules restrict marriage law and its sanctions. Keywords: Early Marriage, background factors, the Role of Government
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 2
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) A. PENDAHULUAN
Permasalahan yang sering dialami
Indonesia merupakan salah satu negara
yang
banyak
keadaan yang menuntut untuk dapat
dari
memenuhi kebutuhan dan keadaan untuk
pertumbuhan penduduk yang meningkat
bebas. Bagi anak usia dini dalam
setiap tahunnya, permasalahan yang ada
menjalani pernikahan sangatlah sulit
dapat
kinerja
karena belum ada kesiapan dalam dirinya
daya
untuk membina rumah tangga sehingga
manusia. Banyak permasalahan yang
diperlukan orang yang menunjukkan cara
terjadi di dalam masyarakat salah satunya
bertindak dan mengambil keputusan.
tentang pernikahan dini. Di Negara-
Permasalahan ini akan bertambah besar
negara di dunia masih ada permasalahan
jika kita memandangnya dengan cara
tentang pernikahan dini dan sebagai
yang berbeda, apabila persoalan antara
contoh di negara kita pernikahan dini
anak
semakin
dihadapkan
permasalahan
dilihat
pemerintahan
tidak
mempunyai
bagi anak usia dini adalah konflik antara
sosial
baik maupun
akibat
dari sumber
terkontrol.
Hal
ini
usia
dini
dengan
dengan
perkawinan
cara-cara
atau
disebabkan banyak faktor baik intern
bagaimana anak tersebut berperilaku,
maupun ekstern yang melatarbelakangi
bersikap,
banyaknya pernikahan dini di Indonesia.
kematangan
Terutama bagi anak-anak yang masih di
Dengan banyaknya pernikahan usia dini
bawah umur yang belum siap dalam
akan
menerima perubahan yang begitu cepat.
mereka, yang ujung-ujungnya bagi anak
Sementara itu lingkungan budaya yang
usia
semakin
mempengaruhi
pengalaman dan pengetahuan maupun
kepribadian atau jiwa bagi anak usia dini.
skill yang cukup untuk mendapatkan
Akan tetapi mental bagi anak usia dini
pekerjaan.
kuat
dapat
pentingnya dan
berpengaruh dini
pola
kesiapan pada
belum
pikir, ekonomi.
pendidikan mendapatkan
atau masih dalam usia belia belum bisa
Pernikahan dini semakin bertambah
memfilter dan mudah sekali terpengaruh
karena beberapa faktor yang sangat
oleh hal-hal yang datang secara cepat.
berpengaruh
yaitu
Sehingga banyak anak usia dini yang
individu,
orangtua,
tidak
masyarakat serta peran dari pemerintah
bisa
lingkungannya.
menyesuaikan
dengan
daerah
khususnya
faktor
dari
diri
lingkungan
pemerintah
desa.
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 3
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) Pemerintah daerah sendiri terdiri atas
Sumedang serta Kabupaten Subang di
Kepala Daerah, beserta perangkat lainnya
Barat. Dari data statistik, Kabupaten
yang
serta
Indramayu terdiri atas 31 kecamatan, 313
wewenang yang harus dijalankan oleh
desa dan kelurahan. Berdasarkan hasil
pemerintah daerah. Pernikahan dini di
pra
kalangan remaja kini tidak hanya terjadi
Indramayu
di pedesaan melainkan di kota-kota besar
banyaknya pernikahan usia dini. Banyak
juga
demikian
wilayah-wilayah yang ada di Kabupaten
sudah menjadi trend atau metode di
Indramayu yang mempunyai persentasi
kalangan
remaja
banyak
tinggi dalam kasus pernikahan dini. Salah
motifnya.
Jika
dahulu
satu wilayah yang ada di Kabupaten
banyak orang tua ingin menikahkan
Indramayu terdapat pernikahan dini yaitu
anaknya pada usia muda maka kini tidak
Desa Plosokerep.
mempunyai
demikian.
kewajiban
Fenomena dengan
pada
zaman
sedikit remaja yang ingin menikah. Dari
hasil
sendiri
bahwa
Kabupaten
terkenal
dengan
Desa Plosokerep merupakan salah
penelitian
satu desa yang terletak di Kecamatan
terdahulu tentang pernikahan dini bahwa
Terisi. Pertumbuhan penduduk begitu
pernikahan dini banyak terjadi di daerah-
tinggi karena dilihat dari banyaknya
daerah yang penduduknya mempunyai
anak-anak yang masih dalam usia sekolah
motivasi
kurang
akibat dari pernikahan usia dini. Usia
maksimal khususnya bagi anak-anak
anak-anak satu dengan anak yang lainnya
seperti
tidak terpaut sangat jauh.
untuk di
daerah
berbagai
penelitian
bersekolah Desa
Plosokerep
Kabupaten Indramayu yang merupakan
Ada beberapa kasus pernikahan
tingkat pernikahan dini yang tinggi
dini di Desa Plosokerep yaitu anak yang
dengan kontrol dari orang tua yang lemah
baru lulus SD diperbolehkan untuk
dan kontrol dari pemerintah daerah atau
menikah. Sedangkan dalam Undang-
pemerintah desa yang kurang tegas.
undang No 1 tahun 1974 tentang
Kabupaten Indramayu merupakan
perkawinan Bab 2 pasal 7 ayat 1 bahwa
salah satu kota yang ada di Jawa Barat
pernikahan diijinkan jika pihak pria
yang berbatasan dengan Laut Jawa di
sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak
Utara, Kabupaten Cirebon di tenggara,
wanita umur 16 tahun. Dari hal tersebut
Kabupaten Majalengka dan Kabupaten
terdapat suatu masalah yang terjadi antara Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 4
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) kasus
pernikahan
usia
dini
dengan
peraturan Undang-undang perkawinan. Namun, di Desa Plosokerep ini banyaknya pernikahan usia dini yang secara hukum telah melanggar undangundang
tetapi
dari
oknum-oknum
pemerintah desa memperbolehkan anak-
yang bisa memenuhi kebutuhan untuk pendidikan.
dari
setiap
tahunnya
mendorong
munculnya kasus pernikahan usia dini di desa tersebut. B. KERANGKA TEORI 1. Kajian Pustaka a.
Peran Pemerintah
anak di bawah umur menikah dapat dilihat
Sehingga
Soerjono Soekanto (1987: 221)
ada
mengemukakan definisi peranan lebih
pernikahan usia dini. Dengan begitu
banyak menunjukkan fungsi, penyesuaian
pemerintah desa ini kurang tegas dalam
diri dan sebagai suatu proses, jadi
menangani pernikahan usia dini dengan
tepatnya
memperbolehkan
menikah
menduduki suatu posisi atau tempat
dengan belum cukup umur dengan
dalam masyarakat serta menjalankan
memanipulasi akta kelahiran.
suatu peranan.
anak-anak
adalah
bahwa
seseorang
Di sini peneliti ingin mencoba
Sedangkan
mengungkapkan permasalahan tentang
Poerwodarminta
“Peran Pemerintah Daerah (Desa) dalam
merupakan
Menangani
Fenomena
seseorang atau sekelompok orang dalam
Pernikahan Dini di Desa Plosokerep
suatu peristiwa. Berdasarkan pendapat
Kabupaten
Poerwadarminta maksud dari tindakan
persentase
Maraknya Indramayu” pernikahan
meningkat
dan
pemerintah
daerah
dikarenakan dini
semakin
yang
menurut (1995:
tindakan
dilakukan
571)
yang
peran
dilakukan
seseorang
atau
lemahnya
peran
sekelompok orang dalam suatu peristiwa
(desa)
dalam
tersebut merupakan perangkat tingkah
menangani permasalahan tersebut. Selain
laku yang diharapkan, dimiliki oleh orang
itu juga pendidikan yang masih rendah
atau seseorang yang berkedudukan di
serta
masyarakat.
motivasi
untuk
sekolah
yang
dimiliki anak-anak di Desa Plosokerep,
Berdasarkan definisi di atas
Indramayu kurang maksimal walaupun
dapat
dilihat
merupakan
dari
perekonomian
sebagian
masyarakat tergolong kelas menengah
disimpulkan suatu
bahwa
peran
tindakan
yang
dilakukan seseorang atau sekelompok Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 5
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) yang memiliki kedudukan di dalam
yang dihadapi oleh setiap orang, baik
masyarakat.
dengan
anak muda maupun orang tua. Bagi anak
peran pemerintah maka, definisinya
muda khususnya remaja merupakan teka-
adalah suatu kegiatan atau tindakan
teki antara harapan akan kebahagiaan
yang
instansi
maupun kecemasan atau keragu-raguan
pemerintahan dalam menjalankan tugas-
yang harus dihadapi pada waktu-waktu
tugas
mendatang, dalam kehidupan berumah
Jika
dikaitkan
dilakukan negara
oleh dan
fungsi-fungsi
pemerintahaan.
tangga. Sementara itu banyak orang tua
b. Pemerintah Daerah
yang gelisah karena anaknya sudah cukup
Adapun beberapa fungsi pemerintah yaitu: 1.
Melakukan jalannya
koordinasi
sebaliknya anaknya belum mencukupi
dalam
umur untuk melakukan perkawinan tetapi
pembangunan
dan
pembinaan kemasyarakatan. 2.
Melakukan
tugas
pembangunan
di
dan
kemasyarakatan
bidang menjadi
tanggungjawabnya. 3.
Melakukan
usaha
dalam
rangka
gotong royong masyarakat.
siap
untuk
mengerti
arti
perkawinan
itu
apa,
tujuannya dan hal-hal apa saja yang harus dalam
melaksanakan
suatu
perkawinan. d. Pernikahan Dini Pernikahan dini menurut Indraswari
ketentraman
dan
ketertiban wilayah. kepada
(dalam Syafiq Hasyim, 1999: 31) dapat diartikan
Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan
sebagai
pernikahan
yang
dilakukan sebelum usia 16 tahun bagi
pemerintah
dalam. c.
merasa
Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan
5.
sudah
melakukan suatu perkawinan sebaiknya
dipenuhi
peningkatan patisipasi dan swadaya 4.
mereka
dikawinkan. Semua orang yang mau
pembinaan
yang
menemukan jodohnya ataupun malah
terhadap
pemerintahan
pelaksanaan
umur, tetapi belum juga ada tanda-tanda
Pernikahan atau Perkawinan Pernikahan secara umum sama
perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki, batasan usia ini mengacu pada ketentuan formal batas minimum usia menikah
dengan perkawinan merupakan masalah Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 6
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) yang berlaku di Indonesia. Definisi
dewasa baik psikis maupun mentalnya.
Indaswari mengenai pernikahan dini
Sementara itu, definisi menurut Riduan
menekankan pada batas usia pernikahan
Syarani lebih menekankan pada faktor
dini. Batas usia yang ditetapkan mengacu
kedewasaan remaja yang melakukan
pada
pernikahan dini. Remaja dianggap belum
ketentuan
formal
dalam
UU
perkawinan.
mencapai
Pernikahan dini merupakan sebuah
taraf
kedewasaan
untuk
melakukan pernikahan dini.
perkawinan di bawah umur yang target
Dari beberapa definisi di atas, dapat
persiapannya (persiapan fisik, persiapan
disimpulkan
mental, dan persiapan materi) belum
adalah pernikahan yang dilakukan oleh
dikatakan maksimal (Muhammad M.
remaja atau anak yang dibawah umur 16
Dlori, 2005: 5). Definisi menurut Dlori
bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-
lebih menekankan pada faktor persiapan
laki tanpa adanya kesiapan baik psikis,
remaja dalam pernikahan dini. Remaja
mental maupun materi yang belum bisa
melakukan pernikahan dini dianggap
dipenuhi oleh seorang remaja yang akan
belum
melakukan sebuah pernikahan.
memenuhi
persiapan
fisik,
persiapan mental dan persiapan materi
Definisi lain dikemukakan oleh Riduan Syarani (1980: 8) pernikahan dini adalah pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita yang masih belum
pernikahan
dini
C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa
yang dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahan.
bahwa
Plosokerep khusunya Lungsalam,
di
Kabupaten
Indramayu
Dukuh
Plosokerep,
Gunungsari,
Suketbaju,
Lungkoneng. Kegiatan penelitian dan pengambilan data dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan yaitu 1 Desember 2015 hingga 1 Februari 2016.Penelitian ini
menggunakan
metode
kualitatif
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 7
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) dengan desain deskriptif yaitu penelitian
menggunakan
yang
pengumpulan data
bertujuan
gambaran
secara
untuk
memberi
cermat
mengenai
beberapa
teknik
yaitu, pengamatan
(observasi), wawancara (interview), dan
individu atau kelompok tertentu tentang
dokumentasi.
keadaan
penelitian ini, dilakukan pada anak-anak
dan
gejala
yang
terjadi.
Observasi
Metode ini dipilih karena permasalahan
yang
yang dikaji merupakan masalah yang
mengetahui alasan memilih menikah
bersifat sosial dan dinamis yang tidak
dini serta penanganan yang sudah
dapat diukur menggunakan angka yaitu
dilakukan
menjelaskan suatu pola perilaku maka
Plosokerep dan KUA untuk menangani
dengan
pernikahan
dini.
Observasi
memudahkan peneliti untuk menemukan
dilakukan
di
Desa
pola yang jelas melalui wawancara dan
Kabupaten
observasi.Sumber
dalam
Wawancara dilakukan dengan anak-anak
penelitian ini Sumber data primer dalam
yang melakukan pernikahan dini di Desa
penelitian ini yaitu Anak-anak yang
Plosokerep lebih tepatnya
melakukan pernikahan dini, pemerintah
rumah tempat tinggal informan dan
Desa
juga
penelitian
kualitatif
penelitian
Plosokerep,
pegawai
akan
Kantor
melakukan
dalam
oleh
pernikahan
pemerintah
Desa tersebut
Plosokerep
Indramayu,
pemerintah
untuk
Jawa
di
desa
Barat.
setiap dengan
Urusan Agama, yang diperoleh melalui
mendatangi kantor pemerintah Desa
wawancara dan observasi. Sumber data
Plosokerep.
sekunder meliputi buku atau referensi
penelitian ini adalah peneliti mengambil
yang relevan dengan tema penelitian,
beberapa gambar yang digunakan untuk
yang diperoleh melalui dokumentasi dan
mendukung penelitian tentang jumlah
studi kepustakaan dengan bantuan media
pernikahan yang ada di Desa Plosokerep
cetak dan media internet serta catatan
sebagai pendukung penelitian. Pemilihan
lapangan
melakukan
informan dilakukan secara purposive
observasi. Data ini berupa buku, skripsi,
dengan metode purposive sampling yaitu
jurnal, dan foto-foto kegiatan yang
teknik
diambil selama penelitian berlangsung.
pertimbangan
Teknik
dalam
tertentu ini, misalnya orang tersebut
ini
yang dianggap paling tahu tentang apa
saat
peneliti
pengumpulan
data
penelitian ini yaitu penelitian
Dokumentasi
penentuan
sampel
tertentu.
dalam
dengan
Pertimbangan
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 8
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa
sehingga
a.
akan
Faktor Intern Faktor Intern merupakan faktor
memudahkan peneliti mejelajahi ojek yang datang dari dalam yang dapat
atau situasi sosial yang diteliti. Validitas
penelitian
ini
menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu teknik pemeriksaan data dengan cara membandingkan dan mengecek data dengan
berbagai
berbagai
macam
sumber, oleh karena itu diperlukan berbagai macam sumber, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih
mempengaruhi
seseorang
untuk
mengambil keputusan. Faktor tersebut adalah: 1) Faktor
Keinginan
Diri
Sendiri.
Alasan banyak anak-anak atau remaja yang memutuskan untuk menikah dini
terpercaya kebenarannya apabila digali
karena
dari sumber data yang berbeda. Sumber
segera menikah. Alasan mereka menikah
data
yang
dimaksud
disini
yaitu
sumber data primer yaitu data yang
mereka
menginginkan
untuk
hanya didasari oleh rasa cinta antara
diperoleh dari informan dengan cara
keduanya tanpa memikirkan kebutuhan
wawancara
setelah menikah. Alasan yang sangat
analisis
dan
observasi.
data dalam
menggunakan
Teknik
penelitian
model
ini
analisis
sederhana yaitu karena sudah cinta antara
interaktif milik Milles dan Hubberman
keduanya untuk memutuskan menikah
yaitu analisis yang dilakukan
dini.
terus menerus
secara
sampai data menjadi
jenuh. Proses analisis ini melalui empat tahap yaitu tahap pengumpulan reduksi
data,
penyajian
data,
data, dan
penarikan kesimpulan. D.
HASIL PENELITIAN
1.
Faktor
b. Faktor Ekstern 1) Faktor Ekonomi Orang Tua Sebagian
besar
penduduk
yang
melakukan pernikahan dini relatif masih
Melatarbelangi
sangat muda dikarenakan faktor ekonomi
Terjadinya Pernikahan Dini Di Desa
kedua orang tua. banyak orang tua yang
Yang
Plosokerep Kabupaten Indramayu Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 9
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) menyarankan dan bahkan mendorong
motivasi
anak-anak mereka untuk cepat-cepat
semakin rendah.
menikah walaupun dari segi umur belum
3) Faktor Orang Tua
memenuhi
syarat
melanjutkan
sekolah
melakukan
faktor orang tua yang sangat berperan
pernikahan. Karena orang tua yang
penting bagi anak-anak dalam mengambil
perekonomiannya yang relatif rendah tak
keputusan. Orang tua merupakan panutan
sanggup
setiap orang termasuk bagi masyarakat
lagi
untuk
untuk
untuk
membiayai
pendidikan anaknya untuk melanjutkan
Desa
pendidikan ke jenjang yang lebih tingi.
masyarakat Desa Plosokerep orang tua
2) Faktor Pendidikan
mempunyai posisi yang paling tinggi
Faktor dalam
pendidikan
mengambil
berpengaruh
keputusan
Plosokerep
karena
dimata
dibandingkan dengan yang lain, dan juga
untuk
orang tua merupakan ikon yang harus
menikah dini karena pendidikan yang
ditaati dan dipatuhi. Sehingga tidak heran
rendah membuat para orang tua kurang
lagi kalau masyarakat Desa Plosokerep
memotivasi anaknya untuk melanjutkan
melangsungkan pernikahan dini karena
pendidikan yang lebih tinggi sehingga si
mengikuti dan mematuhi perintah dari
anak beranggapan bahwa pendidikan
orang tua. Alasan yang ditakutkan oleh
tidaklah penting. Selain itu di Desa
para orang tua jika anaknya terpengaruh
Plosokerep ini banyak anak-anak yang
oleh pergaulan bebas dan bisa hamil di
masih usia sekolah sudah bisa mencari
luar nikah. Apabila hal tersebut terjadi
uang dengan bekerja sebagai buruh batu
maka akan menjadi fitnah atau bisa
bata, dengan begitu anak-anak yang
dikucilkan oleh masyarakat sekitar.
sudah bisa menghasilkan uang sendiri
3) Faktor Budaya Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 10
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) Pernikahan usia dini juga terjadi karena
tidak
sesuai
dengan
Undang-undang
faktor budaya yakni adat atau tradisi yang
perkawinan di Indonesia.
ada di suatu komunitas masyarakat.
2) Tahap Pendataan
Kultur di sebagian besar masyarakat
Pendataan
ini
dilakukan
pada
Indonesia seperti di Desa Plosokerep
pemerintahan kepla desa yang baru
masih memandang hal yang wajar apabila
sehingga baru berjalan kurang lebih 1
pernikahan dilakukan pada usia anak-
tahun. Dari hasil pendataan tersebut
anak atau remaja, karena hal tersebut sulit
pemerintah Desa Plosokerep menemukan
untuk dihilangkan dalam lingkungan
beberapa anak yang seharusnya masih
masyarakat tersebut.
usia sekolah tetapi memilih menikah dan
a. Peran Pemerintah daerah (desa) dalam
ada pula penduduk yang menikah tetapi
menangani
maraknya
pernikahan
usia
dini
fenomena
akad nikahnya di luar Desa Plosokerep.
di
Hal
Desa
Plosokerep Kabupaten Indramayu
tersebut
Plosokerep
1) Tahap dinasehati
dari tidak
pemerintah
Desa
bertanggungjawab
dengan adanya peristiwa pernikahan yang
Tahap yang awal yang dilakukan pemerintah
Desa
Plosokerep
menangani
pernikahan
dini
untuk dengan
di luar Desa Plosokerep. 3) Tahap Sosialisasi Mengatasi pernikahan dini di Desa
dinasehati yang dilakukan oleh Pegawai
Plosokerep
Pencatat
masyarakat dengan cara pada saat ada
Pernikahan
pada
saat
ada
dengan
sosialisasi
masyarakat yang mendaftar pernikahan
kegiatan
tetapi dari persyaratan terdapat umu yang
peringatan maulid nabi, gotong royong, posyandu
kemasyarakatan
ke
dan
lain-lain,
misalnya
pada
saat
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 11
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) sambutan
kepala
desa
dengan
karena jika hal tersebut terjadi harus
memberikan motivasi kepada orang tua
melalui
untuk melanjutkan pendidikan ke yang
memerlukan biaya yang tidak sedikit.
lebih tinggi paling tidak sampai lulus
5) Perketat Undang-Undang Perkawinan
SMA/MA dengan begitu anak-anak yang ingin
melakukan
pernikahan
sudah
prosedur
yang
susah
da
Di Kecamatan Terisi khusunya Desa Plosokerep sebenarnya untuk masyarakat
mencukupi umur dan sesuai dengan
sudah
undang-undang
perkawinan
sehingga
pernikahan dini karena pada saat ini
tidak
pelanggaran
terhadap
aturan-aturan mengenai pernikahan sudah
adanya
mulai
takut
undang-undang.
diperketat
4) Ditangguhkan Surat Nikah
pemerintah desa maupun Kantor Urusan
Surat nikah yang ditanggungkan
oleh
melangsungkan
pemerintah
daerah,
Agama. Hal tersebut terjadi karena
tersebut dilakukan oleh Kantor Urusan
masyarakat
Agama dengan bekerja sama dengan
prosedur yang sulit hingga harus ke
Pemerintah
pengadilan
Desa
Plosokerep.
Untuk
tidak
ingin
Kabupaten
menempuh
Indramayu.
mengurus surat nikah harus melalui
Aturan-aturan mengenai pernikahan yang
berbagai proses yang sangat rumit, tetapi
sudah diperketat oleh pemerintah untuk
masyarakat
meminimalisir
biasanya
kurang
terjadinya
mempedulikan hal tersebut. Cara yang
dini.
dilakukan
agar
Plosokerep dalam mengatasi terjadinya
masyarakat yang melakukan pernikahan
pernikahan dini telah melakukan berbagai
dini
cara mulai dengan pendataan, sosialisasi,
atau
oleh
yang
kepala
akan
desa
melakukan
pernikahan dini mempunyai efek jera
Sebenarnya
pernikahan
pemerintah
Desa
dan lain sebagainya. Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 12
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) Adapun data pernikahan usia dini di Desa Plosokerep 5 tahun terakhir. Tabel 5
Dari tabel di atas bahwa jumlah peristiwa pernikahan yang terjadi di Desa Plosokerep dirata-rata setiap tahunnya kurang lebih 80 peristiwa pernikahan sedangkan diantaranya ada penduduk Desa Plosokerep yang menikah di bawah umur atau dibawah 16 tahun bagi perempuan dan dibawah 19 tahun bagi kurang
lebih
maupun Kantor Urusan Agama dalam menangani pernikahan usia dini sudah
Jumlah Pernikahan di 430 Desa 1. peristiwa Plosokerep pernikahan tahun 20102015 Jumlah 100 Pernikahan peristiwa 2. Usia Dini pernikahan tahun 2012usia dini 2010-2015 (Sumber dari pemerintah Desa Plosokerep Kabupaten Indramayu)
laki-laki
Peran pemerintah Desa Plosokerep
20
peristiwa
pernikahan usia dini setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan angka pernikahan usia dini masih terbilang banyak.
dilakukan dan dapat dilihat dari hasil 1 tahun terakhir ini pernikahan usia dini terjadinya hanya 3 orang. Penduduk yang menikah
usia
dini
tersebut
tidak
mendapatkan surat nikah sampai saat ini. Untuk bisa mengeluarkan surat nikah tersebut
harus
melalui
prosedur
di
pengadilan Kabupaten Indramayu dengan mendatangkan kedua belah pihak beserta dengan saksi-saksinya dari kedua belah pihak. Jumlah pernikahan usia dini di Desa Plosokerep mengalami penurunan karena aturan tentang perkawinan sudah diperketat dengan adanya surat nikah ditangguhkan untuk
serta
mengeluarkan
Penduduk
Desa
adanya
prosedur
surat
nikah.
Plosokerep
tersebut
malas atau tidak ingin usaha untuk mengurus surat nikah yang ditangguhkan karena jika harus melalui prosedur Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 13
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) tersebut yang menjadi alasan penduduk
Beberapa
faktor
yang
Desa Plosokerep karena jarak yang harus
melatarbelakangi pernikahan dini yaitu
ditempuh dari Desa Plosokerep sampai
sebagai berikut:
pengadilan
1.
kurang
Kabupaten
lebih
32
mengeluarkan
Indramayu
Km
biaya
dan yang
faktor ekonomi kedua orang tua.
harus
banyak orang tua yang menyarankan dan
besar
bahkan mendorong anak-anak mereka
sedangkan jika dilihat dari keadaan
untuk cepat-cepat menikah.
ekonomi penduduk Desa Plosokerep
2.
terbilang berada di kelas menengah ke
membuat
bawah. Adanya hal tersebut penduduk
memotivasi anaknya untuk melanjutkan
Desa Plosokerep yang ingin menikah usia
pendidikan yang lebih tinggi sehingga si
dini tidak akan berani mengingat sulit
anak beranggapan bahwa pendidikan
untuk mengurut surat nikah.
tidaklah penting.
Beberapa usaha atau peran yang dilakukan
oleh
Pemerintah
Desa
3.
Faktor
Faktor
pendidikan para
orang
orang
tua
yang
rendah
tua
kurang
yang
sangat
berperan penting bagi anak-anak dalam
Plosokerep dan Kantor Urusan Agama
mengambil keputusan.
yang paling efektif dan bisa membuat
4.
efek
Desa
tradisi yang ada di suatu komunitas
Plosokerep yaitu ditangguhkan surat
masyarakat. Kultur di sebagian besar
nikah.
masyarakat Indonesia seperti di Desa
jera
untuk
penduduk
Faktor Budaya, yakni adat atau
E. PENUTUP
Plosokerep masih memandang hal yang
A. Kesimpulan
wajar apabila pernikahan dilakukan pada usia anak-anak atau remaja, karena hal Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 14
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) tersebut sulit untuk dihilangkan dalam
3.
lingkungan masyarakat tersebut.
memang
5.
pernikahan dini.
faktor keinginan diri sendiri yang
mempengaruhi
anak-anak
Des
Plosokerep memilih untuk menikah dini.
4.
Ditangguhkan sudah
Surat
Nikah
terlanjur
Memperketat
jika
melakukan
aturan
tentang
perkawinan bahwa jika ada yang menikah
Alasan untuk menikah dini mereka yang tetapi masih dibawah umur untuk terlebih sangat sederhana yaitu karena sudah cinta antara
keduanya
untuk
memutuskan
menikah dini. Adapun
peran
dahulu
menempuh
prosedur
di
pengadilan agama kabupaten indramayu. pemerintah
Desa
5.
Diberikan
sosialisasi
tentang
Plosokerep untuk mengatasi pernikahan pentingnya pendidikan dan para orang tua dini sebagai berikut. 1.
Tahap awal dengan dinasehati oleh
pegawai pencatat pernikahan pada saat mendaftar dan ternyata masih dibawah umur. 2.
Memberikan motivasi kepada orang
tua untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi paling tidak sampai lulus SMA/MA dengan begitu anak-anak yang ingin melakukan pernikahan sudah mencukupi umur dan sesuai dengan
untuk
menyekolahkan
anaknya
ke
jenjang yang lebih tinggi. B. Saran 1.
Bagi pemerintah Desa diharapkan
lebih memaksimalkan dalam memberikan sosialisasi masyarakat kejiwaan,
atau
penyuluhan
mengenai masalah
kepada
kesehatan,
agama,
nikah,
psikologi, kepada remaja-remaja pra nikah. Agar remaja mengetahui dampak-
undang-undang perkawinan. Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 15
Pernikahan Dini… (Martyan Mita Rumekti) dampak nikah dini serta untuk menekan laju angka pernikahan dini tersebut.
dan sunnah Nabi bagi laki-laki barusia 25 tahun dan perempuan di usia antara 20
2. Kepada orang tua untuk mengotrol tahun serta diharapkan orang yang akan pergaulan anak-anak yang baru beranjak menikah sudah siap segalanya. dewasa,
lebih
memberikan
motivasi DAFTAR PUSTAKA
untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan tidak mendorong anak-anak untuk segera menikah pada usia yang masih dini karena biasanya anak-anak yang menikah keinginan orang tua. 3. Bagi yang akan menikah, lebih mempertimbangan
lehir
dan
batin
maupun jasmani dan rohani. Sebelum memasuki hendaknya kedewasaan, pengetahuan
gerbang harus
pernikahan
didukung
persiapan serta
ekonomi
Dlori, Muhammad M. (2005). Jeritan Nikah Dini, Wabah, Pergaulan. Yogyakarta: Binar Press. Ichsan, Acmad. (2005). Menuju Rumah Tangga Harmonis. Pekalongan: TB Bahagia. Kansil. (2001). Pemerintah Daerah Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Kusuma, Hilman Hadi. (1990). Hukum Perkawinan Di Indonesia. Bandung: Madar. Poerwadarminta, W.J.S. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka. Soekanto, S. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Raja Wali.
dengan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
mental,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
yang
Miles dan Huberman. 1992, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
memadai. Pernikahan yang baik adalah pernikahan yang sesuai dengan tuntutan
Moleong, Lexy, J. (2006). Metodologi Penelitin Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016| 16