PERAN GURU EKONOMI DALAM MEWUJUDKAN SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF DI SMA NEGERI 4 TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
RENNY PARAMITA PERMATASARI L. NIM : 106015000470
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERAN GURU EKONOMI DALAM MEWUJUDKAN SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF DI SMA NEGERI 4 TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh : RENNY PARAMITA PERMATASARI L. NIM : 106015000470
Pembimbing
Dra. Ulfa Fajarini M.Si NIP. 19670828 199303 2 006
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: ”Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif Di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah, 16 Desember
2010
dihadapan dewan penguaji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS. Jakarta, 23 Desember 2010 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
...............
.....................
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS) Drs. H.Nurochim, M.M. NIP. 19590715 198403 1 003
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi Pendidikan IPS) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 19730424 200801 1 012
…………
…………….
...............
.....................
................
.....................
Penguji I Drs. H.Nurochim, M.M. NIP. 19590715 198403 1 003 Penguji II Dra. Zahara Idris, M.Pd.
Mengetahui: Dekan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP. 19571005 198703 1 003
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Renny Paramita Permatasari Litiloli
NIM
: 106015000470
Jurusan
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judu
: Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan belum pernah diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain atau suatu lembaga, kecuali bagian-bagian tertentu yang secara tertulis disajikan sebagai sumber acuan dalam skripsi ini dan disebutkan dalam footnote dan daftar pustaka. Demikian pernyataan ini dibuat, apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab menjadi tanggungjawab penulis.
Jakarta, 01 Desember 2010 Yang Membuat Pernyataan
Reni Paramitha Permatasari L. 106015000470
ABSTRAK
RENNY PARAMITA PERMATASARI L. (106015000470). Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif Di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru ekonomi dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif di SMA Negerim 4 Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Desember 2010 dengan subjek penelitian 41 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif terdiri dari tiga kali observasi dengan mengamati cara guru dalam mengajar dan mengkondisikan kelas (dalam hal ini mengamati peran guru), penelitian ini beracuan pada pedoman observasi, wawancara dan angket. Dari hasil pengamatan/observasi dapat diketahui bahwa dari proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan tersebut adalah baik. Karena sebagian besar komponen-komponen tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Meskipun ada beberapa komponen yang belum terlaksana dengan baik. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa peran seorang guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat mendukung terwujudnya suasana belajar yang baik, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran (dalam artian suasana pembelajaran yang dihasilkan akan kondusif). Dari hasil penelitian ini diharapkan agar para guru dapat menjalankan perannya sebagai pengajar dan pembimbing dengan baik dan benar.
Kata kunci: Peran Guru, Pelaksanaan Pembelajaran, Suasana Belajar Kondusif
KATA PENGANTAR
Bismillaah, alhamdulillah, wash shalaatu wassalaamu ‘ala rasulillaah! Alhamdulillahirabbil’alamin segala Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT , yang telah menganugerahkan nikmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga semoga tercurahkan kepada Baginda Rosullullah SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh hidup di dunia dan di akhirat. Skripsi ini merupakan perjalanan akhir Penulis setelah sekian tahun menuntut ilmu di bangku perkuliahan guna memenuhi persyaratan unutk mencapai gelar Sarjana Strata (SI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penyusunan skripsi ini penullis banyak menemukan kesulitan yang dirasakan menghambat penyelesaian skripsi ini, namun berkat do’a, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati kepada semua yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada: 1. Orang Tua tercinta, Ibunda Sofia Tutupoho, S.Pd dan Ayahanda Muhammad Litilolli S.Pd. Terimakasih kepada ibundaku atas semua limpahan kasih sayangnya, motivasi moril dan materilnya, jerih payahnya untuk kelangsungan studi penulis dan doa yang tak pernah putus untuk kesuksesan penulis. Semoga alunan do’a dan jerih payahnya menjadi saksi bahwa mama telah berjuang membimbing dan melaksanakan amanah dari Allah SWT. Untuk mama tercinta, “mah, maksih banyak atas perhatian, dorongan, dan semangat yang telah mamah berikan, dan yang terpenting adalah doa yang setiap waktu terucapkan untuk penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan . 3. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, sebagai Ketua Jurusan P.IPS. 4. Ibu Drs. Ulfa Fajarini, M. Si sebagai pembimbing tunggal yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran dengan penuh perhatian dan kesabaran selama penyusunan skripsi ini.
5. Para Dosen dan Staf Administrasi Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmu dan pelayanannya. 6. Para dosen dan Staf Administrasi FITK yang telah memberikan ilmu dan pelayanannya. 7. Kepada kakakku yang tercinta Lia Chrisnawati dan saudara-saudara ku, om, tante dan untuk keponakan-keponakanku tersayang Caesar dan Laqsya, dan sepupuku ain yang telah memberikan perhatian dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 8. Untuk Adi Nugroho Putranto yang tersayang terimakasih atas dukungan, bantuan yang tak henti-hentinya kamu berikan, dan doa yang tak pernah putus kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. 9. Untuk sahabat-sahabat “Gossip Maker” yang tersayang: Rizki “ndut “, debi, tami, evi, febriyani, amel, ani, bariah, sri, rifa, leni, inta, yang selalu memberikan semangat, inspirasi, bantuan yang dapat menyemangati penulis dalam pembuatan skripsi ini. 10. Untuk sahabat-sahabat d’dutch tersayang Putiri Elvana Lies Surahman, Sakinah Salman Sungkar, atas dukungan dan doanya kepada penulis. 11. Teman-teman IPS seperjuanganku yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sama-sama berjuang untuk kelulusan kita, terutama Rosmiati yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses dan berguna untuk diri sendiri, orang tua, agama dan sesama. Amin .
Kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat penulis. Penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya atas bantuan dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah membalas amal ibadah kalian dan menganugerahi keberkahan. Amin. Wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Jakarta, 1 Desember 2010
Renny Paramita Permatasari L.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................ iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 8 D. Perumusan Masalah .................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8 F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori ................................................................................ 10 1. Hakekat Guru ......................................................................... 10 a. Pengertian Guru ................................................................ 10 b. Tugas Guru dalam Pendidikan .......................................... 11 c. Kompetensi Guru .............................................................. 12 1. Kompetensi Pedagogik ............................................... 14
2. Kompetensi Kepribadian ............................................. 14 3. Kompetensi Profesional .............................................. 14 4. Kompetensi Sosial ...................................................... 15 5. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar ................ 15 a. Pengertian Peran Guru ............................................ 15 b. Pengertian Proses Belajar Mengajar ........................ 16 c. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran .................. 17 d. Keterampilan Dasar Mengajar Guru ........................ 19 e. Macam-Macam Peran Guru dalam Proses Balajar Mengajar .................................................... 22 2. Hakikat Belajar Mengajar ....................................................... 29 a. Pengertian Belajar ............................................................. 29 b. Tujuan Belajar .................................................................. 32 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................... 34 3. Suasana Belajar Kondusif ....................................................... 42 B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian ........................................................ 53 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 54 C. Populasi dan Sampel .................................................................... 56
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 56 E. Definisi Konseptual, Definisi Operasional, dan Kisi-Kisi Instrumen ............................................................... 59 F. Teknik Analisis Data .................................................................... 64
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................... 66 B. Deskripsi Data Hasil Observasi .................................................... 77 C. Analisis dan Interpretasi Data hasil Observasi .............................. 78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 104 B. Saran ........................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian .................................................................... 55 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ................................................................................ 62 Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMAN 4 Tangerang Selatan ................................ 67 Tabel 4.2 Daftar Tenaga Kependidikan dan Tata Usaha ........................................ 70 Tabel 4.3 Struktur Kurikulum IPA SMAN 4 Tangerang Selatan ............................ 71 Tabel 4.4 Struktur Kurikulum IPA Program IPA SMAN 4 Tangerang Selatan ..... 72 Tabel 4.5 Struktur Kurikulum Program IPS SMAN 4 Tangerang Selatan .............. 72 Tabel 4.6 Data Siswa SMAN 4 Tangerang Selatan ................................................ 73 Tabel 4.7 Data Guru dan Karyawan SMAN 4 Tangerang Selatan .......................... 74 Tabel 4.8 Program Muatan lokal SMAN Tangerang Selatan ................................. 84 Tabel 4.9 Guru Berinteraksi Dengan Cara Menyapa .............................................. 90 Tabel 4.10 Guru Mengatur Ruangan Sebelum Pelajaran Dimulai .......................... 91 Tabel 4.11 Guru Mengisi Absen Sebelum Pelajaran Dimulai ................................ 91 Tabel 4.12 Guru Menegur Siswa yang Terlambat Masuk Kelas ............................. 92 Tabel 4.13 Guru Memberikan Hukuman Bagi Siswa yang Melanggar Aturan ....... 92 Tabel 4.14 Guru Memberikan Hadiah Bagi Siswa yang Menaati Aturan ............... 93 Tabel 4.15 Guru Mnguasai Setiap Materi .............................................................. 93
Tabel 4.16 Guru Menyampaikan Materi Dengan Jelas Tanpa Hambatan ............... 94 Tabel 4.17 Guru Menyampaikan Materi Dengan Semangat ................................... 94 Tabel 4.18 Guru Mengulang Materi yang Belum Dipahami .................................. 95 Tabel 4.19 Guru Menggunakan Metode Setiap Menyampaikan Meteri .................. 95 Tabel 4.20 Guru Mengajak Siswa Berpikir Agar Lebih Berkonsentrasi ................. 96 Tabel 4.21 Guru Menggunakan Media Pembelajaran dalam Setiap Pelajaran ........ 96 Tabel 4.22 Guru Memberikan Motivasi Kepada Siswa dalam Belajar ................... 97 Tabel 4.23 Guru Memberikan Kesempatan Kepada Siswa untuk Bertanya ............ 98 Tabel 4.24 Guru Memberikan Tugas Pada Setiap Pembahasan .............................. 98 Tabel 4.25 Guru Mengevaluasi Materi Pelajaran yang Telah Dibahas ................... 99 Tabel 4.26 Guru Meluangkan Waktu Untuk Mengatasi Masalah Belajar ............... 99 Tabel 4.27 Guru Mengetahui Kendala/hambatan yang dihadapi siswa ................... 100 Tabel 4.28 Guru Mencari Solusi Pada Setiap Masalah Belajar ............................... 100 Tabel 4.29 nilai persepsi siswa .............................................................................. 101 Tabel 4.30 kategori persepsi siswa ......................................................................... 101
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Pedoman Wawancara
LAMPIRAN 2
Lembar Observasi
LAMPIRAN 3
Angket Persepsi Siswa
LAMPIRAN 4
Hasil Wawancara
LAMPIRAN 5
Hasil Observasi I
LAMPIRAN 6
Hasil Observasi II
LAMPIRAN 7
Hasil Observasi III
LAMPIRAN 8
Hasil Angket Persepsi Siswa
LAMPIRAN 9
Hasil Data Angket Persepsi Siswa Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 10
Foto-Foto Suasana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 11
Perhitungan Rentang Kategori Penilaian Hasil Angket
LAMPIRAN 12
Lembar Uji Referensi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Setiap
proses belajar
mengajar
mempunyai
tujuan untuk
meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses tersebut, terdapat indikasi yang menunjukan berhasil atau tidaknya sebuah penyelenggaraan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, seorang guru bertugas sebagai mediator yang berwenang mendisain bagaimana terciptanya proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan yang diinginkan, juga guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang baik/kondusif. Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional diterangkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan”. 1 Hal terpenting dalam proses pembelajaran adalah terletak pada interaksi guru dengan peserta didik. Selain menerima materi pelajaran dari guru, siswa juga diharapkan bisa berpartisipasi aktif untuk mendukung terciptanya komunikasi pembelajaran yang interaktif. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu penentu dalam keberhasilan belajar. Selain itu guru juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, agar siswa dapat menyerap semua materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan pengendalian diri, kepribadian, 1
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 4
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Ini sesuai dengan perumusan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 pasal 1 ayat 1. 2 Sedangkan menurut pasal 3, “pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab”.3 Pada dasarnya pendidikan seperti eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi. Menurut Ngalim Purwanto, “pendidikan sebagai usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Orang dewasa melakukan tindakan terhadap anak-anak dengan tujuan untuk menolong anak yang masih memerlukan pertolongan dalam membentuk dirinya sendiri”. 4 Komponen
pendidikan
terdiri
atas
guru,
siswa
materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media, sarana prasarana, kurikulum serta lingkungan pembelajaran. Pengembangan pendidikan melalui tiap komponen harus benar-benar dilakukan secara cermat dan saling berkaitan. Peningkatan kualitas pendidikan tersebut menjadi tanggung jawab para praktisi pendidikan yaitu pemerintah, masyarakat, dan khususnya guru. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, 2 UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat 1, (Bandung: Fokusmedia, 2003), Cet. I, h. 2 3 UU RI No. 20 Th 2003, Tentang Sistem..., Bab II Pasal 3, h. 5. 4 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985), h. 11
sikap, kepercayaan, keterampilan, dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Menurut S. Nasution “pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kelakuan manusia pada hakekatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya”. 5 Sekolah sebagai tempat untuk mewariskan nilai-nilai lahiriyah, kebudayaan dan mentransformasikannya ke kehidupan duniawi dan ukhrawi (akhirat) kepada anak didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, mandiri, dan berguna bagi pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang. Sekolah
sebagai
institusi
pendidikan
merupakan
tempat
berkumpulnya siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Baik dari segi ekonomi, adat istiadat, agama, keluarga, kepribadian, maupun dari segi bakat dan minatnya masing-masing. Sehingga tidak mustahil akan timbul berbagai macam permasalahan yang mereka hadapi dalam menjalani proses pendidikan. Fungsi sekolah adalah tempat membentuk manusia sosial, yang dapat bergaul dengan sesama manusia. Ia juga harus dapat menyesuaikan diri dalam situasi sosial (strata) yang berbeda-beda. Untuk itulah manusia perlu belajar. Menurut Irwanto, “belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi), dengan lingkungannya”. 6 Menurut S. Nasution, fungsi sekolah yang utama ialah pendidikan intelektual, yakni mengisi otak anak dengan berbagai macam pengetahuan. Sekolah dalam kenyataan masih mengutamakan latihan mental-formal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau lembaga lain, maka gurulah yang memegang peranan utama dalam pendidikan formal dengan cara mengontrol reaksi dan respon murid. Guru 5 6
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet. 1. h. 10 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002), h. 105
selalu berusaha untuk menarik minat anak, menggunakan paksaan/ macam-macam usaha ekstrinsik. 7 Kenyataannya sangat nampak didalam kegiatan belajar yang dialami oleh siswa bahwa belajar tidak selalu berjalan dengan baik dan tidak semua siswa yang berhasil dalam belajar dikarenakan banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan mereka dalam proses belajar mengajar. Faktorfaktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain: Faktor keluarga, ekonomi, dan lingkungan sosial. Untuk itu, maka di perlukanlah peranan guru guna mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal, “peran guru yang utama yaitu memberikan pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan kepada peserta didik”. 8 Menurut Ahmad Tafsir, “Guru berupaya mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mengeluarkan anak didik dari terali kebodohan. Maka dari itu tugas guru ialah membuat persiapan belajar, mengajar, dan mengevaluasi hasil pengajaran”.9 Menurut Nana Sudjana, “guru bertugas untuk membimbing kegiatan siswa belajar, mengatur dan mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”. 10 Sedangkan menurut Sardiman A. M, bahwa peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar meliputi: informator, organisator, motivator, pengarah inisiator, transmitter, fasilisator, mediator, dan evaluator”.11
7
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan..., h. 13s. Zahara Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), h 9 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 86. 10 Nana Sudjana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung: Ideal, 1975), h. 3. 11 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), h. 144. 8
Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari kemampuan guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Oleh karena itu dala proses pembelajaran guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Kompetensi pedagogik dan profesional dalah kompetensi yang terhubung dengan penyelesaian tugastugas keguruan dan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pakar guru sehingga proses pembelajaran tersebut mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang cukup lama, daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam ada yang cepat, sedang dan juga lambat. Terhadap perbedaan daya siswa tersebut maka guru harus dapat menentukan media, satrategi, dan metode pembelajaran yang tepat, selain itu guru juga dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang mmenyenangkan sehingga suasana pembelajaran tersebut menjadi kondusif. Salah satu contoh dari hasil penelitian menyatakan bahwa kondisi pembelajaran ekonomi masih kurang kondusif karena guru masih kurang tepat dalam menggunakan metode, strategi dalam penyampaian materi, juga guru belum bisa menciptakan suasana pembelajaran ekonomi yang kondusif, dan menyenangkan, akibatnya siswa terkadang merasa bosan dalam menyimak pelajaran ekonomi yang penuh dengan angka/hitungan.12 Selama ini pembelajaran ekonomi dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang menyenagkan karena di dalamnya terdapat perhitunganperhitungan seperti pajak, PPH, PBB, dan lain sebagainya. Bagi siswa yang kurang suka dengan hitungan mereka menganggap pelajaran ekonomi itu adalah pelajaran yang sukar, tetapi bagi yang menyukainya mereka senangsenang saja dengan pelajaran ekonomi. Mereka tekadang juga merasa bosan
12
http://aminmunar.wordpress.com/2010/08/12/ptk-peningkatan-prestasi-belajaraekonomi-dengan-metode-resitasi-melalui-bahan-ajar-lember-kerja-siswa-work-sheet/ (kamis, 26 Agustus 2010, 20.00 WIB)
dengan suasana pembelajaran yang sama saja setiap harinya, dengan metode ceramah yang digunakan oleh guru dalam penyamapaian materi, dan tidak ada penyegar suasana misalnya dengan adanya games. Hal diatas sesuai dengan hasil penelitian M. Safroni yang menyatakan bahwa kebanyakan dari siswa yang menganggap ekonomi itu pelajaran yang membosankan dan sukar karena guru hanya menerangkan materi dengan kata-kata (ceramah) dan tidak ada relaksasi seperti selingan games yang berhubungan dengan mata pelajara ekonomi, atau metode yang berbeda dengan biasanya dipakai oleh guru. Dan guru juga kurang melakukan perannya sebagai informator, transmitter, katalisator, terlebih menjadi fasilitator dan mediator yang baik sebagai guru ekonomi dalam proses pembelajaran, guru cenderung hanya menyampaikan materi, memberikan solusi tanpa memikirkan hal-hal lain seperti penggunaan metode, strategi, yang variatif. 13 Melihat kondisi seperti itu maka di perlukan usaha dan peran guru sebagai pengajar dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif dalam proses pembelajaran. Dengan kompetensi dan perannya sebagai pengajar, maka guru harus dapaat mengemas proses pembelajaran dengan dan menjalankan perannya sebagai informator, director, organisator, transmitter, inisiator, motivator, fasilitator, mediator, dan evaluator juga mewujudkan suasana pembelajaran yang mengaktifkan dan menambah kreatifitas siswa dan menjadikan pembelajaran itu efektif dan menyenangkan agar siswa merasa nyaman mengikuti proses pembelajaran ekonomi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong penulis untuk meneliti tentang “Peran Guru Ekonomi dalam Mewujudkan Suasana Belajar yang Kondusif siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 4 Tangerang Selatan.” B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditemukan beberapa masalah diantaranya: 13
http.perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21.M.safroni (kamis,26 Agustus 2010, 20.30 WIB)
fpips.pdf,
1. Kurangnya peran guru ekonomi dalam proses pembelajaran. 2. Kurangnya tugas guru ekonomi dalam proses pembelajaran. 3. Masih
kurangnya
guru
ekonomi
dalam
menciptakan
suasana
pembelajaran yang kondusif. 4. Suasana pembelajaran
yang kurang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan bagi siswa. 5. Kurangnya peranan guru sebagai fasilisator, mediator, informator, katalisator, dan organisator. C.
Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang berhasil diungkapkan, maka penelitian ini memerlukan spesifikasi kajian agar pembahasan lebih fokus. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Peran guru ekonomi sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrastor, pembimbing, motivator, dan evaluator. 2. Upaya guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa.
D.
Perumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka dapat di kemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut: a. Bagaimana peran guru ekonomi sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator? b. Bagaimana upaya guru dalam mewujudkan suasana belajar aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan?
E.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peran guru ekonomi dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Seatan. 2. Untuk mengetahui susana pembelajaran yang diciptakan oleh guru ekonomi di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
F.
Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini menjadi sebuah sumbangsih gagasan dan sebagai pertimbangan solusi terhadap guru untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif. 2. Manfaat praktis kepada pihak-pihak yang terkait, meliputi: a. Bagi peneliti, dari hasil penelitian ini nantinya akan mengetahui apakah guru ekonomi dalam menciptakan susana belajar yang kondusif. b. Bagi guru Ekonomi, dapat meningkatkan lagi perannya sebagai fasilisator, organisator, mediator, dan fasilitator bagi siswa, juga dapat lebih mengeksplorasi media yang tepat dengan bahan ajar dalam proses pembelajaran. c. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya jurusan pendidikan ekonomi dapat memberikan masukan dan sarana untuk
lebih memperhatikan mahasiswanya dalam mempelajari kondisi lingkungan perguruan tinggi di dalam pembelajaran.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori 1. Hakikat Guru a. Pengertian Guru Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pengertian “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencaharian, profesinya) mengajar”. 14 Sedangkan di dalam BAB I mengenai ketentuan umum pasal I Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 15 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Pustaka Bahasa Depdiknas, Balai Pustaka, Jakarta: 2001, h. 324 15 Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: PT. Redaksi Sinar Grafika, 2010), Cet. I, h. 2
b. Tugas Guru Dalam Pendidikan Menurut Daoed Yoesoef bahwa “seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic missi)”.16 Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Pertama, tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau mentransmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Kedua, tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utamanya dan tugas-tugas sebagai manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.17 Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian bahwa manusia hidup dalam satu kesatuan dalam keseluruhan integralitasnya seperti yang telah digambarkan diatas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya melalui pendidikan mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya pikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam
16 17
http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010 http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010
proses transformasi kebudayaan kearah keadaban demi kebaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat dimana dia hidup. Ketiga, tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945. Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis, harmonis, dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat dimana ia bertempat tinggal. Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, karena anak didik tersebut tidak akan hidup mengasingkan diri. Dalam pendidikan jika di lihat dari penjelasan di atas, sebagai aplikasinya dalam pembelajaran guru juga harus membuat suasana pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk di ikuti oleh peserta didik guru juga harus mewujudkan suasana pembelajaran menjadi kondusif dan membuat anak didik menjadi aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, dan itu menjadi tugas seorang guru. c. Macam-Macam Kompetensi Guru Abdul Majid menjelaskan bahwa; Kompetensi guru adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugastugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus
ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus di tunjukan sebagai kebenaran tindakan baik di pandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi, maupun etikan. Dalam arti tindakan itu benar di tinjau dari sudut ilmu pengetahuan, efisien, efektif, dan memiliki daya tarik dari sudut teknologi, dan di tinjau dari sudut etika.18 Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar tetapi juga pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Adapun satandar kompetensi guru yang meliputi tiga komponen kompetensi, yaitu: Pertama, kompetensi pengolahan pembelajaran yang mencakup: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian. Kedua, komponen kompetensi pembanguanan potensi yang diorientasikan pada pembangunan profesi. Ketiga, komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencangkup: (1) pemahaman wawasan kependidikan; (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004: 9).19 Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah bagaimana guru merencanakan pembelajaran yang akan di transfer kepada peserta didik dan pada proses pelaksanaan interaksinya guru harus menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan bagi peserta didik agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Penilaian disini guru hanya melihat apakah materi yang disampaikan kepada anak didik tersebut dapat di mengerti dan di cerna dengan baik
18
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8, h. 37-65 19 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... h. 5-8
sehingga siswa mampu menyerap materi yang telah di jelaskan oleh guru. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 2 ayat 3, menjelaskan bahwa kompetensi yang harus di miliki guru sebagai agen pembelajaran jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”. 20 Hal ini dipaparkan sebagai berikut: 1.
Kompetensi Pedagogik Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a, dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pelaksanaan
pembelajaran
peserta
pembelajaran,
didik,
evaluasi
perancangan,
hasil
belajar,
dan dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2.
Kompetensi Kepribadian Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, di kemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3.
20
Kompetensi Profesional
Undang-Undang ..., h. 168
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c, di kemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 4.
Kompetensi Sosial Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d, di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi mdan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Adapun kompetensi dasar guru menurut Sardiman adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Menguasai bahan ajar Mengelola program belajar mengajar Mengelola kelas Menggunakan media/sumber Menguasai landasan pendidikan Mengelola interaksi belajar mengajar Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan sekolah 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.21
d. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar 21
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Edisi ke-I, h. 143-144.
1) Pengertian Peran Guru Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, “peran adalah pemain atau sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa”.22 Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa peran guru adalah pemain yang terlibat (guru) dalam melakukan suatu hal atau kegiatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2) Pengertian Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar
sebagai suatu proses dapat
mengandung dua arti, yaitu urutan tahapan/fase dalam mempelajari sesuatu dan sebagai urutan kegiatan perencanaan oleh guru. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan kegiatan, sampai dengan evaluasi dan program tindak lanjut. Semuanya berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Sebagai
suatu
sistem
instruksional
belajar
mengajar
mengandung sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan/ materi, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai suatu proses pembelajaran dimana terjadi suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam proses belajar mengajar (pembelajaran) terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga 22
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.23 Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lengkungan belajar”.24 Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
3) Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran Sekolah memiliki fungsi utama yaitu pendidikan intelektual, dalam arti mengisi otak anak dengan berbagai macam pengetahuan. Sekolah dalam kenyataan masih mengutamakan latihan mentalformal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau lembaga lain, oleh sebab memerlukan tenaga yang khusus yaitu guru. Menurut S. Nasution, “guru adalah sebagai pengontrol atas reaksi dan respons para siswa. Guru selalu berusaha untuk menarik minat anak, menggunakan paksaan atau macam-macam motivasi ekstrinsik”. 25 Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003, tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Guru yang 23
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I.
24
UU. SPN No. 23 Tahun 2003,..., h. 4 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. I, h. 14.
h. 57 25
dimaksud adalah pendidik yang merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 26 Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilisator. Fasilisator baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seorang pendidik seharusnya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk belajar mandiri (self- diricted learning). Ia juga hendaknya mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. 27 “Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja (transfer of knowladge), tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan modelingnya (transfer of attitude and values), baik pada peserta didik maupun kepada seluruh anggota komunitas sekolah”. 28 “Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada peserta didik, namun merupakan bantuan pada peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan dirinya secara optimal”. 29 Mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik, sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan dirinya menjadi pribadi yang dewasa dan matang. Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau pendidikan (bagi) siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi minat, dan kebuthankebutuhan peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan, dan mencoba
26
UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI pasal 39 ayat 2,(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 96 27 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 28 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 29 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010
mempraktikan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki (the learners-centered teaching). 30 Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya. 4) Keterampilan Dasar Mengajar Guru Keterampilan dasar mengajar bagi guru sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, dan dapat menciptakan suasana belajar menjadi kondusif, efektif dan efesien. Disamping itu keterampilan dasar guru merupakan sayarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikana berbagai strategi pembelajaran yang akan di gunakan dalam pembahasan mater-materi belajar. 31 Keterampilan-keterampilan tersebut yaitu
“keterampilan
dasar bertanya, keterampilan dasar memberi penguatan, keterampilan variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas”. 32 a. Keterampilan Dasar Bertanya Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang paling penting untuk di kuasai karena,
30
http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi I, Cet. Ke-5, h. 32-46 32 Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran .....h. 19 31
dengan adanya pertanyaan yang di berikan oleh guru kepada siswa dapat meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan kemampuan berpikir, meningkatan rasa ingin tahu siswa, dan dapat memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas. b. Keterampilan
Dasar
Memberikan
Penguatan
(reinforcment) Keterampilan dasar penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan dan responsnya. Melalui keterampilan ini maka siswa akan terdorong selamanya untuk memberikan respons setiap kali muncul stimulus dari guru. Penguatan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penguatan secara verbal, dan non verbal. Penguatan secara verbal dalah penguatan yang dilakukan dengan kata-kata, yaitu kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Penguatan nonverbal adalah penguatan yang di
lakukan
dengan
bahasa
isyarat,
misalnya
dengan
menganggukan kepala tanda setuju, gelengkan kepala tanda tidak setuju, dan lain sebgainya. c. Keterampilan Variasi Stimulus Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran teteap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Variasi stimulus tersebut dapat
berupa,
variasi
bertatap
muka
dalam
proses
pembelajaran, variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran, dan variasi dalam melakukan pola interaksi.
d. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran Keterampilan membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam mempersaiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan di pelajari. Keterampilan tersebut mencakup: (1) Menarik perhatian siswa misalnya dengan meyakinkan siswa bahwa materi yang akan di sampaikan berguna bagi dirinya, (2) Menumbuhkan motivasi siswa dengan membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat dengan menyapa, (3) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan di lakukan, misalnya dengan mengemukakan tujuan yang akan di capai serta tugas-tugas yang harus di lakukan sehubungan dengan pencapaian tujuan. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang di lakukan oleh guru unuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah di pelajari
siswa.
Kegiatan
itu
terdiri
dari
merangkum
kesimpulan/garis besar pembelajaran, mengonsolidasi siswa terhadap hal-hal pokok, memberikan tindak lanjut serta saransaran untuk memperluas wawasan siswa. e. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara suasana/kondisi belajara yang kondusif dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.
5) Macam-macam Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Mengenai peran guru itu ada beberapa pendapat yang di kutip oleh Sardiman, adalah sebagai berikut: 1. Havighurst, menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinat) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator, dan pengganti orang tua 2. Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing, dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang, menguasai bahan yang diajarkan. 3. Federasi dan Organisasi Professional Guru sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetap juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap. 4. James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran seharihari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. 5. WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu: pendidik (nurturer), model, pengajar dan pembimbing, pelajar (learner), komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, serta kesetiaan terhadap lembaga. 33
33
Parsono, Anton Sukarno, Djono R, Buharjo, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Karunika Jakarta, 1990), modul 5 , h. 33-34
Sedangkan Wina Sanjaya mengemukakan “peran guru sebagai berikut: (1) Guru sebagai sumber belajar, (2) Guru sebagai fasilitator, (3) Guru sebagai pengelola, (4) Guru sebagai demonstrator, (5) Guru sebagia pembimbing, (6) Guru sebagai motivator, (7) Guru sebagai evaluator”.34 Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Karena guru yang baik adalah guru yang dapat menguasai materi pelajaran, sehingga ia dapat dengan benar berperan sebagai sumber belajar bagi anak. Semua yang tidak di ketahui oleh anak dapat di jawab oleh guru oleh guru dengan penuh keyakinan. Adapun hal-hal yang dapat di lakukan oleh guru sebagai sumber belajar siswa yaitu, guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyakm dibandingkan siswa, guru dapat menunjukan sumber belajar yang dapat di pelajari oleh siswa, guru harus melakukan pemetaan tentang materi pelajaran. Peran
guru
sebagai
fasilitator,
guru
berperan
dalam
memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Fasilitas yang di berikan oleh guru tersebut selain berupa media pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak di pahami oleh siswa dan di dapat pada guru. Peran guru sebagai pengelola (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar
bagi
seluruh
siswa.
Dalam
melakukan
pengelolaan
pembelajaran ada dua macam yang harus di laksanakan oleh guru 34
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran..., h. 20-31
yaitu, mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai
manajer
guru
memiliki
empat
fungsi
yaitu
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi kegiatan pembelajaran. Dalam fungsinya sebagai perencana guru harus melakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi: memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus, menentukan topik-topik, mengalokasikan serta menentukan sumbersumber yang diperlukan. Peran guru sebagai demonstrator, yang dimaksud guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, guru harus harus menunjukan sikapsikap yang terpuji karena guru merupakan sosok ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang di lakukan oleh guru akan ditiru oleh setiap sanak didiknya. Kedua, guru harus dapat menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu sebagai demonstrator erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif. Peran guru sebagai pembimbing. Kepribadian setiap siswa beragam dari bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Disamping itu manusia adalah makhluk yang sedang berkembang dan perkembangan para siswa itu tidaklah sama. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Disinilah peran guru membimbing para siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa
agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka. Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki diantaranya: Pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang di bimbingnya. Misalnya kebiasaan tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimilikinya. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran. Peran guru sebagai motivator, dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi di karenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian guru dituntun untuk lebih kreatif dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Diantaranya dengan memperjelas tujuan yang ingin di capai, membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam belajar, memberi pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilah siswa, berikan penilaian, berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, dan ciptakan persaingan dan kerjasama antar siswa dan guru. Peran guru sebagai evaluator. Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan fungsinya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah di programkan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut: a. Informator Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang
berkaitan
dengan
kegiatan
belajar-mengajar,
semua
diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisien dalam belajar pada diri siswa. c. Motivator Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan daya cipta sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. d. Pengarah/director Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. e. Inisiator
Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah tentu ide-ide itu merupakan ide-ide yang kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. f. Transmitter Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. g. Fasilisator Dalam hal ini guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi kegiatan belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif. h. Mediator Guru dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misanya dengan menengahi atau memberikan jalan keluar atau kemacetan dalam kegiatan diskusi kelas. Mediator juga diartikan
sebagai
penyedia
media,
cara
memakai
dan
mengorganisasikan penggunaan media. i.
Evaluator “Kecenderungan guru dalam perannya sebagai evaluator, guru
harus mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak”. 35 Selain peran guru yang telah di sebutkan diatas bebarapa para pakar di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus
35
Sardiman A. M., Interaksi..., h. 142
dilakukan. Peran guru yang beragam telah di definisikan dan di kaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut: 1) Guru Sebagai Pendidik, 2) Guru Sebagai Pengajar, 3) Guru Sebagai Pembimbing, 4) Guru Sebagai Pelatih, 5) Guru Sebagai Penasehat, 6) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), 7) Guru Sebagai Model dan Teladan, 8) Guru Sebagai Pribadi, 9) Guru Sebagai Peneliti, 10) Guru Sebagai Pendorong Kreativitas, 11) Guru Sebagai Pembangkit Pandangan, 12) Guru Sebagai Pekerja Rutin, 13) Guru Sebagai Pemindah Kemah, 14) Guru Sebagai Pembawa Cerita, 15) Guru Sebagai Aktor, 16) Guru Sebagai Emansipator, 17) Guru Sebagai Evaluator, 18) Guru Sebagai Pengawet, 19) Guru Sebagai Kulminator.36 Dari semua peranan guru yang di jelaskan di atas, pada hakikatnya peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain tugas dan peranan guru bukan hanya mengajar akan tetapi juga mendidik. Menurut Zahara Idris, “setiap guru hendaknya berusaha mendidik anak didik menjadi manusia biasa yang pancasilais”. 37 Peranan guru dalam proses pembelajaran dalam hal mengajar dan mendidik, guru juga mempunyai tugas managerial didalam kelas, yaitu guru bertugas membina disiplin dan menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin kelas ialah tata tertib kelas, yaitu guru dan anak didik dalam satu kelas tunduk dalam tata tertib yang telah ditetapkan dengan sebanar-benarnya. 38 Tata usaha kelas ialah kegiatan atau pekerjaan catat-mancatat dan lapor melapor secara sistematis mengenai informasi atau keteranganketerangan tentang kelas. Seperti catatan mengenai anak didik, catatan
36
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8, h. 37-65 37 Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Angkasa Raya, 2001), cet. III, h. 15 38 Zahara Idris, Dasar-Dasar..., h. 77
guru untuk kepentingan efektivitas kerjanya (silabus, metode mengajar, media, sistem evaluasi, alat peraga, buku pegangan). Peranan managerial guru di luar kelas antara lain: a. Memperhatikan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi disekolahnya. b. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi di masyarakat.
2. Hakikat Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumahnya atau keluarganya sendiri. Belajar secara sederhana diartikan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Berbagai pendapat para ahli psikologi yang mengacu dari para peneliti dan ilmuwan mengajukan bermacam-macam teori tentang belajar. Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 39 Menurut Gagne belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan”. Dan proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar yang telah di berikan oleh guru dalam materi yang telah diajarkan. 40 Menurut Robert M. Gagne ada lima macam kemampuan hasil dari belajar , yaitu: 1) keterampilan intelektual, 2) strategi kognitif seperti “cara belajar” dan berpikir seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah, 3) informasi verbal, kemampuan dalan informasi dan fakta, 4) keterampilan motorik, yang diperoleh dari sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik, dll, 5) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang. 41 Hilgrad mengatakan “leraning is the prosses by wich an activity originates or is changed through training procedures (wheter in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training”. Diterjemahkan oleh S. Nasution kedalam bahasa Indonesia bahwa belajar adalah “proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahanperubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan”. 42 Menurut Harold Speares, “learning is observe, to read, to imitate, to try something themeselves, to listen, to follow direction”. Diterjemahkan oleh Alisuf Sabri, bahwa belajar adalah “mengamati, membaca meniru, mencoba sendiri, mendengar, dan mengikuti petunjuk”. 43 39
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. IV, h. 2 40 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,...h. 2 41 J.J. Hasibuan, Dip. Ed., Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. 6, h. 5 42 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Ed. 2, Cet.2, h. 35. 43 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. 3, h. 54
Dalam pengertian lain, menurut Nana Sudjana, belajar adalah suatu proses yang diatandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari prose belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”. 44 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Dari berbagai pengertian belajar diatas, menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, menyebutkan ciri-ciri belajar, dalam belajar seseorang akan melakukan perilaku dengan ciri-ciri khusus yaitu: a. Perubahan yang intesional, dalam arti perubahan yang terjadi karena intensitas pengalaman, praktik, atau latihan. b. Perubahan menuju ke arah yang positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan baik oleh guru, siswa maupun lingkungan sosial. c. Perubahan yang efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi siswa. Setidaknya sampai batas waktu tertentu. Baik demi alasan penyesuaian diri maupun demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. 45 Menurut Drs. H. M. Alisuf Sabri, ciri-ciri orang yang menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar di tandai dengan adanya: a. Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial. Aktual berarti perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dapat dilihat seperti: hasil belajar keterampilan motorik (psikomotorik) misalnya anak bisa menulis, membaca, dan sebagainya.
44
Nana Sudjana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru, 1989),
Cet. III, h. 5 45
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Jemmars, 1986), Ed. III, h. 50.
b. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar diatas bagi individu merupakan kemampuan batu dalam bidang kognitif, atau afaektif, atau psikomotorik. c. Adanya usaha atau aktifitas yang sengaja dilakukan olrh orang yang belajar dengan pengalaman (memperhatikan, mengamati, memikirkan mersakan, menghayatim dan sebagainya) atau dengan latihan (melatih, menirukan). 46
b. Tujuan Belajar Sebagai
suatu
sistem
instruksional
belajar
mengajar
mengandung sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan/ materi, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Menurut Winarno S. Tujuan belajar lebih diajukan kepada “pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep dan kecekata, serta pembentukan sikap dan perbuatan”. 47 Dalam pencapaian tujuan belajar diperlukan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan ini dipengaruhi oleh beberapa komponen, misalnya tujuan belajar yang hendak dicapai, dan materi yang diajarkan oleh guru serta siswa memainkan peran dalam hubungan sosial disekolah, jenis kegiatan yang dilakukan disekolah, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang telah tersedia. Menurut Robert M. Gagne, yang dikutip oleh Damiyati dan Mudjiono, tujuan belajar adalah mengelompokan kondisikondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam yang kemudian disederhanakan menjadi lima lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga, pada gilirannya, membutuhkan sekian macam kondisi belajar untuk memcapai tujuannya. 48 46 47
Alisuf Sabri, Psikolog..., h. 56-57 Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1986),
Ed. III, h, 50 48
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 5
Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah: 1. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik). 2. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. 3. Informasi verbal, kemampuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang. 4. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya. 5. Sikap dan nilai berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian. 49 “Secara garis besarnya tujuan belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: a. Untuk mendapatkan pengetahuan b. Penanaman kosep dan keterampilan c. Pembentukan sikap dan perbuatan”. 50 Pemikiran pengetahuan, kemampuan berpikir dan faktor yang berkaitan. kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan tidak berarti apa-apa. Cara yang dapat dilakukan untuk mempereoleh pengetahuan adalah dengan melakukan upaya tugas membaca. Tujuan belajar yang kedua yaitu, penanaman konsep dan merumuskan konsep, untuk itu maka memerlukan keterampilan baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah
49
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar..., h. 5 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h. 26-29. 50
keterampilan motorik yang berkaitan dengan tubuh siswa yang sedang belajar. Tujuan belajar yang ketiga yaitu untuk menumbuhkan sikap mental perbuatan/perilaku dan pribadi siswa yang bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, dan berupaya memberikan motivasi kepada siswanya. Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih dikenal dengan tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom, yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai tiga ranah yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Mulyono, “problema belajar (learning problems) termasuk faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinfocement) yang tidak tepat”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah, “secara garis besar faktorfaktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.”51 Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Faktor internal siswa Faktor internal siswa yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa tersebut, yaitu 51
h. 130-132
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III,
1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang secara langsung berhubungan dengan jasmani dan fisik anak. Kodisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organorgan tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalan mengikuti pelajaran. Diantaranya, karena sakit, karena cacat tubuh, cacat tubuh dibedakan atas dua bagian: yang pertama caact tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, dan untuk anak penderita cacat tubuh yang tetap seperti buta, tuli hilang tangannya dan kakinya. Maka harus masuk pendidikan khusus, seperti SLB. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yaitu berhubungan dengan kejiwaan (psikis) atau rohani. Belajar membutuhkan kesiapan rohani, ketenangan yang baik. Faktor psikologis ini diantaranya sebagai berikut: a. Intelegensi Menurut M. Alisuf Sabri, “faktor intelegensi adalah faktor endogen yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Intelegensi merupakan kemampuan intelektual yang berdaya guna untuk berbuat atau bertindak dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan suatu masalah”.52 Tak dapat dipungkiri bahwa anak-anak memang memiliki taraf kecerdasan (I.Q) yang berbeda-beda dari tingkat intelegensi tinggi sampai tingkat intelegensi rendah. Menurut Woodworth
dan
Marques,
kecerdasan
itu
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: 52
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II, h. 116
1) 140-ke atas
: Luar biasa, genius
2) 120-130
: Sangat cerdas, very superior
3) 110-119
: Cerdas, superor
4) 90-109
: Normal atau rata-rata, average
5) 80-89
: Bodoh, dull average
6) 70-79
: Batas Potensi, border line
7) 50-69
: Debil, moron
8) 30-49
: Ambisil, embicile
9) Dibawah 30
: Idiot. 53
b. Bakat Menurut Sukardi, “bakat adalah potensi dasar yang dibawa sejak lahir”.54 Pada hakikatnya bahwa setiap manusia dilahirkan kedunia ini dilengkapi dengan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang tidak sama, ada yang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang berpikir, memahat, melukis, dan lain-lain. Orang yang mempunyai bakat dalam berpikir belum tentu dapat melukis. Dalam kegiatan kegiatan belajar, faktor bakat juga mempunyai peranan penting untuk berhasilnya kegiatan belajar yang telah didasari atas bakat tersebut. Maka harus ada faktor penunjangnya. Faktor penunjang tersebut diantaranya yaitu fasilitas atau sarana termasuk juga pembiayaan, dorongan
53 54
Sabri, Psikologi..., h.134 Sukardi,
moral ari orang tua, dan adanya minat yang dimiliki oleh orang tersebut. c. Minat Menurut Alisuf Sabri, “minat adalah
sikap senang
kepada sesuatu hal, atau suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini akan berfungsi sebagai pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai suatu tujuan”.55 Dengan seringnya latihan dan latihan dan mengulangi sesuatu, maka kecakapan anak dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin mendalam dan dikuasai. Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman yang dimilikinyadapat menjadi hilang atau berkurang. Karena dengan latihan dan seringnya mengalami sesuatu maka seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu.56 Apabila
siswa tidak berminat pada bahan/mata
pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya maka dapat menimbulkan permasalahan seperti kesulitan dalam belajarnya. Oleh karena itu siswa yang tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau memperhatikan pelajaran. Seorang anak yang belajar tanpa minat, dapat diindikasikan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya: tidak sesuai dengan bakatnya, kecakapannya, dan kebnutuhan si anak. Sehingga dampaknya terlihat pada materi yang diberikan guru bahwa anak tidak dapat menyerap pelajaran. d. Motivasi 55 56
Sabri, Psikologi..., h. 54-55 Purwanto, Psikologi..., h. 103
Motivasi berasal dari kata motivum (latin), motivasi sebagai
faktor
inner
(batin)
berfungsi
menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Menurut Purwanto, secara umum dapat dikatakan bahwa “tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan tujuannya”. 57 Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi siswa menjadi tekun dalam proses belajar. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut: a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuannya. b. Penentu arah perbuautan yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai. c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah pada tujuan yang hendak dicapai. 58
3) Faktor kesehatan mental Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan 57 58
Purwanto, Psikologi..., h. 73 Sabri, Psikologi..., h. 86
kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik. Individu didalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan dan dorongan seperti: memperoleh penghargaan, kepercayaan, rasa aman, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan membawa masalah emosional. Seperti kenakalan, merusak alat-alat sekolah, dan lain sebagainya.
b. Faktor eksternal siswa Selain faktor internal siswa, ada pun faktor eksternal yang juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam kegiatan belajarnya. Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor-faktor ekstern ini meliputi: 1. Faktor keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi juga dapat sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Di dalam keluarga anak mulai menerima nilai-nilai baru dan dari keluargalah anak mulai mensosialisasikan diri. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain adalah: a) Faktor orang tua Hubungan orang tua dan anak jika diberikan kasih sayang maka akan menimbulkan mental yang sehat bagi anak. Tetapi sebaliknya, kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional. Orang tua yang otoriter akan
memperlakukan anak-anaknya secara otoriter. Sebagai kelanjutannya ialah bahwa anak tersebut akan tumbuh dan berkembang sebagai anak yang otoriter dan keras kepala. b) Suasana rumah atau keluarga Dalam suasana keluarga yang sangat ramai dan gaduh, tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik. Untuk itu hendaknya suasana di rumah selalu dibuat menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak nyaman tinggal dirumah. c) Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi yang kurang akan menimbulkan kurangnya sarana dan prasarana seperti alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan orang tua, tidak mempunyai tempat belajar yang baik, maka sangat jelas keadaan tersebut akan menghambat kemajuan belajar anak. 2. Faktor sekolah Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor terpentingan pula yang menyebabkan berbagai hambatan dalam kegiatan belajar mengajarnya. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak. Hubungan guru dengan murid yang kurang baik, guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar,
guru-guru
menuntut
standar
pelajaran
diatas
kemampuan anak. Begitu juga dengan kondisi gedung, alat
pelajaran yang kurang lengkap, kurikulum yang kurang baik dan lemahnya kedisiplinan. 3. Faktor media masa dan lingkungan sosial a) Faktor media mas meliputi: Bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik. Media ini berada di sekeliling kita, apabila semua media ini digunakan terlalu banyak akan menyita waktu bagi anak maka akan sangat menghambat waktu belajar hingga lupa tugas belajar. b) Lingkungan sosial meliputi: teman bergaul, lingkungan tetangga, dan sebagainya. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa yaitu: c. Faktor Pendekatan Belajar Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991).59 Faktor pendekatan belajar tersebut terdiri dari: (1) pendekatan belajar tinggi ( yaitu, speculative dan achieving), (2) pendekatan belajar menengah (yaitu, anallitical dan deep), (3) pendekatan belajar rendah (yaitu, reproductive dan surface). Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, faktor pendekatan belajar juga bepengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaaran siswa tersebut. Misalnya seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep mungkin sekali
59
h. 140
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III,
berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan surface atau reprodective. 60
3. Suasana Belajar Yang Kondusif a. Pengertian Suasana Belajar Lingkungan atau suasana belajar menurut Muhammad Saroni, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan.61 Dari penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa lingkungan belajar merupakan situasi buatan yang menyangkut lingkungan fisik maupun yang menyangkut lingungan sosial. Dengan demikian lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikain rupa, sehingga mampu memfasilitasi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Selanjutanya lingkungan belajar dapat dilihat dari interaksi belajar mengajar yang merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar, dan dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Pengelolaan
kelas
merupakan
upaya
pendidik
untuk
menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya apabila terjadi gangguan dan/atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Optimalisasi proses pembelajaran menunjukan bahwa keterlaksanaan serangkaian kegiatan pembelajaran (instructional activities) yang sengaja direkayasa oleh 60
Syah, Psikologi..., h. 141 http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option =com_content&view =article&id= 46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010 61
pendidik dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi peserta didik sampai dapat meraih hasil belajar sesuai harapan. Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar, yang menyangkut dua hal : 1) lingkungan (keadaan) fisik, dan 2) lingkungan sosial. a. Lingkungan fisik Menurut Muhammad Saroni yang intinya bahwa lingkungan fisik adalah lingkungan yang memberi peluang gerak dan segala aspek yang berhubunga dengan upaya penyegaran pikiran bagi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang sangat membosankan. Lingkungan fisik ini meliputi saran prasarana pembelajaran yang di miliki sekolah seperti lampu, ventilasi, bangku, dan tempat duduk yang sesuai untuk siswa, dan lain sebagainya.62 Lingkungan fisik juga dapat diartikan sebagai lingkungan yang ada di sekitar siswa baik itu di kelas, sekolah, atau di luar sekolah yang perlu di optimalkan pegelolaannya agar interaksi belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Artinya lingkungan fisik dapat difungsikan sebagai sumber atau tempat belajar yang direncanakan atau dimanfaatkan. Yang termasuk lingkungan fisik tersebut diantanya adalah kelas, laboratorium, tata ruang, situasi fisik yang ada di sekitar kelas, dan sebagainya. Dari uraian di atas maka dapat disarikan bahwa lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada disekitar siswa dalam belajar yang berupa sarana fisik baik yang ada dilingkup sekolah maupun yang dilingkungan sekolah termasuk dimasyarakat siswa berada. Dalam uraian ini lingkungan fisik lebih ditekankan pada 62
http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option =com_content&view =article&id= 46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010
lingkungan fisik dalam ruang kelas belajar di sekolah, alat/media belajar yang ada, dan alat/media belajar yang dapat dibuat sendiri/diambil lingkungan. b. Lingkungan sosial Dalam lingkungan sosial berhubungan dengan pola interaksi antarpersonil yang ada di lingkungan sekolah secara umum. Lingkungan sosial yang baik memungkinkan para siswa untuk berinteraksi secara baik, siswa dengan siswa, guru dengan siswa, guru dengan guru, atau guru dengan karyawan, dan siswa dengan karyawan, serta secara umum interaksi antar personil. Dan kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai jika interaksi sosial ini berlangsung secara baik. Lingkungan sosial yang kondusif dalam hal ini, misalnya adanya keakraban yang proporsional antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 63 Oleh karena itu dalam lingkungan sosial kelas hendaknya juga diciptakan sekondusif mungkin, agar suasana kelas dapat digunakan sebagai ajang dialog mendalam dan berpikir kritis yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip manusiawi, empati, dan lain-lain, demokratis
serta
religius.
Selanjutnya
lingkungan
non
fisik/lingkungan sosial dapat dikembangkan fungsinya yaitu untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif seperti adanya musik yang digunakan sebagai latar pada saat interaksi belajar mengajar berlangsung. Musik tersebut digunakan menjadika suasana belajar terasa santai, siswa dapat belajar dan siap terkonsentrasi. Dari penjelasan diatas tidak di pungkiri bahwa dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif dikelas selain ada faktor di dalam sekolah dan luar sekolah ada pun faktor lain
63
http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option =com_content&view =article&id= 46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010
yang dapat mewujudkan yaitu faktor sosial yang mendukung terciptanya siswa untuk senang dan nyaman dalam belajar. Pada hakikatnya dari faktor-faktor yang telah disebutkan diatas adalah
pendukung dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif yaitu terciptanya suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif, kreatif, juga menjadikan pembelajaran tersebut efektif dan efesien juga menyenengkan bagi siswa dan guru tersebut. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Suasana Pembelajaran Aktif Aktif yang dimaksud adalah dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sehingga siswa aktif bertanya, dan mengemukakan gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramahan guru tentang pengetahuan.64 Jika tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangkan pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Guru aktif adalah “guru yang memantau kegiatan belajar siswa,
memberi umpan balik, mengajukan pertanyaanyang
menantang, mempertanyakan gagasan siswa. Siswa aktif adalah
64
http://www.schoolparents. Canberra.net.au/effektive schools, 28 Agustus 2010
siswa yang mampu membangun konsep, bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan, melakukan kegiatan”.65 Dalam suasana pembelajaran aktif, banyak terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Interaksi tersebut bisa merupakan pertanyaan dari guru kepada siswa atau sebaliknya, dan diskusi yang mencerahkan antara keduanya. Demikian juga pada saat sedang melakukan (brainstroming) dikelas. Saat bertanya atau presentasi misalnya, saat itu adalah saat yang sangat penting karena jika anda bisa memelihara waktu tersebut sebagai waktu yang tepat untuk menjadikan kelas yang mempunyai tradisi atau kebiasaan mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara. Misalnya dengan mengungkapkan kalimat rangsangan (menurut kamu?). Beberapa cara untuk mengefektifkan budaya belajar aktif: a. Libatkan siswa lebih dari hanya sekedar mendengarkan. b. Upayakan menghindari situasi hanya mentransfer indormasi, tetapi usahakan untuk menumbuhkan kemampuan dan ide siswa. c. Tumbuhkan selalu sikap percaya diri. Biasakan bilang kepada siswa anda (jangan takut salah) atau hargai semua pekerjaan yang kamu hasilkan(pendapat atau hasil karya). d. Biarkan siswa melalui prosesnya sendiri. Cukup dan berhentilah menjadi guru yang selalu ingin hasil yang sempurna dari siswanya. Hargai proses dan cepat atau lambat anda akan terkejut dengan hasil karya yang siswa kita hasilkan. e. Berikan selalun umpan balik yang positif, tidak menghakimi dan mematikan kreativitas. Pujilah anak untuk karya atau perbuatan yang mereka lakaukan. f. Setiap anak berbeda kecerdasan, latar belakang keluarga dan kemampuan belajarnya. Hindari menggunakan gaya atau pendekatan yang sama dengan siswa yang ada dikelas anda. 66 2. Suasana Pembelajaran Kreatif Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. 65 66
http://www.schoolparents. Canberra.net.au/effektive schools, 28 Agustus 2010 http://abah 123.blogspot.com/2007/11/,28 Agustus 2010
Guru kreatif adalah guru yang dapat mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam, membuat alat bantu belajar, memanfaatkan lingkungan, mengelola kelas dan sumber belajar, serta merencanakan proses dan hasil belajar. Sedangkan siswa yang kreatif adalah siswa yang dapat merencanakan/membuat sesuatu, menulis/mengarang.67 3. Suasana Pembelajaran Efektif Keadaan aktif dan kreatif tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung., sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan kreatif tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa.
Berikut ini adalah indikator sekolah efektif a. Gedung, halaman, dan peralatan sekolah bersih dan terawat. b. Orang tua dapat melihat hubungan yang positif antara masyarakat, sekolah, dan lingkungannya. c. Mekanisme untuk partisipasi siswa dalam organisasi sekolah jelas, misalnya aturan untuk menjadi perwakilan kelas. d. Sekolah mempunyai aturan/kebijakan tersebut. e. Guru, orang tua, dan siswa menyadari aturan/kebijakan tersebut. f. Isu-isu seperti gangguan terhadap siswa dan disiplain siswa didiskusikan dengan warga sekolah. 68 Dengan melakukan pembelajaran yang efektif maka tujuan pembelajaran akan tercapai, serta diharapkan siswa dapat mencapai kompetensi. 4. Suasana Pembelajaran Yang Menyenangkan
67 68
http//schoolparents.canberra.net.au/effective schools, 28 Agustus 2010 2B-Bahan Puzzle-indikator sekolah efektif, h.2
Untuk
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan seorang guru harus melakukan kegiatan yang dapat menarik
siswa,
kegiatan
tersebut
juga
harus
mendapatkan
pengalaman secara langsung, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, memecahkan masalah, tidak membuat anak takut salah. Kemudian untuk membuat anak senang belajar seorang guru harus mengkondisikan anak dengan cara berani mencoba/berbuat, berani bertanya,
berani
,mengemukakan
pendapat/gagasan,
berani
mempertanyakan gagasan orang lain. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang santai tapi juga serius, tidak ada rasa tegang di dalam pembelajaran, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat dia belajar sehingga waktu yang di curahkan tinggi. Menurut Yuwono A. MA, “guru yang baik adalah yang bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif. Jika tidak dilakukan, maka hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan. Jadi kondisi belajar yang tidak mendukung tidak akan menghasilkan seperti yang diinginkan, karena itu guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif”.69 Secara garis besar, untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan meraka dengan penekanan pada belajar melalui perbuatan. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan meyediakan perpustakaan.
69
http://abah 123. Blogspot.com/2009/11/, 28 Agustus 2010
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.70
Adapun kriteria lingkungan pembelajaran yang kondusif adalah: 1. Lingkungan yang dapat menstimulasi siswa agar dapat nyaman belajar dan beraktivitas. 2. Bersih, aman, nyaman, dan hangat/ramah. 3. Tempat bagi semua orang untuk saling memperhatikan dan saling mendukung untuk hubungan yang positif. 4. Mempromosikan rasa saling memiliki dan kebanggaan terhadap sekolah. 5. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi dalam organisasi intra sekolah. 6. Mempunyai aturan-aturan yang jelas, dan dapat diterapkan/ dilaksanakan. 7. Mendukung kebijakan pengelolaan perilaku yang efektif yang ditopang oleh sistem pelayanan siswa yang efektif. 71 Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.41tahun 2007 suasana pembelajaran yana kondusif dapat dilakukan oleh guru dalam pengelolaan kelas , yaitu: 1. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang aan dilakukan 2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik 3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik 4. Guru menyesuaikan materi dengan kecepatan dan kemampuan belajara peserta didik
70 71
http://www.schoolparents.canberra.net.au/effective schools, 28 Agustus 2010 http://www.scholar parents.casnberra.net.au/effective schools, 28 Agustus 2010
5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamana, keselamatan, dan kepatuhan pad aperaturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran 6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung 7. Guru menghargaipeserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi 8. Guru menghargai pendapat peserta didik 9. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi 10.Pada tiap awal semester, guru menyiapkan silabus mata pelajaran yang diampunya, dan 11.Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.72
B. Kerangka Berpikir
PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI
SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF
72
Pembelajaran Aktif Pembelajaran Kreatif Pembelajaran Efektif Pembelajaran Menyenangkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007, Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
PERAN GURU:
Sebagai Informator (SumberBelajar) Sebagai Director (Pengarah) Sebagai Manajer (Pengelola) Sebagai Transmitter (Penyampai Ilmu Pengetahuan) Sebagai Inisiator (inspirasi) Sebagai Motivator (Motivasi) Sebagai Fasilitator (Pemberi fasilitas) Sebagai Mediator (Pengengah) Sebagai Evaluator (Penilai)
TUJUAN YANG DIINGINKAN
(mewujudkan suasana belajar yang efektif)
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus merumuskan tahapantahapan yang akan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif dan guru juga harus melakukan perannya dan dapat mewujudkan suasana pembelajaran menjadi efektif, menyenangkan dan membuat siswa dapat merasa nyaman dan mau mengikuti, menyimak semua materi yang disampaikan oleh guru pada mata pelajaran apapun. Begitu pula dalam proses pembelajaran ini peran guru sangat dituntut dalam terciptanya suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang di maksud pada penelitian ini yaitu suasana belajar ekonomi yang dilakukan oleh guru ekonomi. Peran yang dilakukan oleh guru tersebut diantaranya: guru sebagai informator (sumber belajar), guru sebagai director (pengarah), guru sebagai organisator (pengelola), guru sebagai, transmitter (penyampai ilmu pengetahuan), guru sebagai inisiator (inspirasi), guru sebagai motivator (penyemangat), guru sebagai fasilitator (pemberi fasilitas), guru sebagai mediator (penengah), guru sebagai evaluator (penialai). Sehingga menjadikan siswa menjadi aktif dan kreatif juga mengahsilkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian Dilihat dari tujuan penelitian, fokus dari penelitian ini adalah mengamati dan melihat bagaimana peran guru ekonomi dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Dengan demikian penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsika, memahami, dan memaknai sistem pengelolaan suasana pembelajaran
di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan. Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di depan, maka jenis penelitian yang di anggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analisis. Metode
penelitian
kualitatif
adalah
metode
penelitian
yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumentasi. 73 Dengan demikian, melalui pendekatan kualitatif maka diharapkan akan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dari fakta yang relefan. Penelitian ini pada hakikatnya adalah mengamati guru ekonomi dalam mewujudkan suasana belajar dalam proses pelaksanaan pembelajaran, serta mengamati peran guru sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing siswa didikannya. 73
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X, h. 15
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Adapun tempat yang dijadikan objek adalah di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Jl. WR. Supratman Komp. PERTAMINA Kelurahan Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
Propinsi
Banten.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul, pengajuan proposal, perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Dan rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 8 (delapan) bulan, yaitu terhitung dari akhir minggu ke empat bulan Maret sampai dengan awal bulan Desember 2010. Dalam dua bulan ini penulis berupaya menggunakan waktu seefektif mungkin untuk melakukan penelitian dengan cara membagi kedalam beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pengumpulan data, tahapan pengolahan data, dan tahapan penulisan laporan
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7
Kegiatan Acc proposal skripsi Acc pembimbing oleh kajur Menyerahkan surat bimbingan ke jurusan Bimbingan dan konsultasi I Revisi hasil bimbingan Mencari referensi skripsi Menyerahkan surat penelitian kepada sekolah
Waktu 29 Maret 2010 29 Maret 2010 29 Maret 2010 20 Mei 2010 27 Mei 2010 Agustus 2010 27 September 2010
8 9
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan Bimbingan dan konsultasi II Pembuatan instrumen penelitian
23 September 2010 24 September 2010
10
Observasi dan wawancara awal
27 September 2010
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29
Wawancara Bimbingan dan konsultasi III Observasi I Mengolah data hasi observasi I Bimbingan dan konsultsai IV Observasi II Mengolah data hasil observasi II Penyebaran angket Bimbingan dan konsultasi Observasi III Mengolah data hasil observasi III Analisis, deskripsi, dan penyajian data Bimbingan dan konsultasi Revisi hasil bimbingan Bimbingan dan konsultasi Revisi hasil bimbingan Bimbingan dan konsultasi Konsultasi dan meminta tanda tangan pengesahan
1 Oktober 2010 3 Oktober 2010 4 Oktober 2010 4 Oktober 2010 10 Oktober 2010 13 Oktober 2010 15 Oktober 2010 19 Oktober 2010 22 Oktober 2010 25 Oktober 2010 26 Oktober 2010 5 November 2010 14 November 2010 16 November 2010 19 November 2010 22 November 2010 29 November 2010 4 Desember 2010
C. Populasi dan Sampel Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berintegrasi secara sinergis. 74 Situasi penelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam mengenai apa yang terjadi di dalamnya. Dalam penelitian ini penulis mengamati situasi sosial atau objek penelitian tentang peran guru ekonomi (actors) dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif (activity) di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan (place). 74
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D,...h. 297-298
Sempel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui terntang populasi /situasi sosial atau objek penelitian, dan untuk menentukan sempel tersebut penulis menggunakan teknik cluster sampling (area sampling). Yaitu siswa kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, yang terdiri dari 4 (empat) kelas, tetapi hanya digunakan untuk sampelnya hanya 1 kelas. dimana kelas ini memiliki karakteristik yang relatif sama dengan ke tiga kelas lain atau dapat mewakili kelas-kelas lain.
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam upaya pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua pendekatan penelitian, yaitu: 1. Penelitian kepustakaan (Library Research) Yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mencari teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli juga mengumpulakan, membaca, dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas di dalam skripsi ini. Penelitian kepustkaan ini dilakukan untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti juga berfungsi mempertajam konsep-konsep yang digunakan sebagai literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian. 2. Penelitian lapangan (Field Research) Yang dimaksud dengan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data lapangan, dengan turun langsung kelapangan tempat dimana objek penelitian berada, melihat secara langsung kondisi yang ada, yang secara teknis dilakukan dengan observasi, wawancara, dan angket.75 75
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), Cet. II, h. 70
Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data yang ada di lapangan sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat di buktikan relesansinya. Untuk memperoleh data dari lapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari, “metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala pada obyek penelitian. Unsur-unsur yang tampak itu disebut data atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap”. 76 Dengan teknik ini penulis secara langsung mengamati cara guru ekonomi dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan melihat kondisi/suasana kelas dalam proses belajar mengajar, mengamati kondisi sekolah, sarana dan prasarana, serta keadaan para gurur dan siswanya di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. b. Pedoman Observasi Susan stainback (1988) yang di kutip oleh Sugiyono, mengemukakan bahwa “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how a participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alone”. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.77 Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari guru ekonomi dalam proses belajar mengajar. c.
Dokumentasi
76 Hadari Nawawi, M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), h. 67 77 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-10, h. 319
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.78 Dalam studi dokumentasi ini peneliti mengambil data-data tentang sejarah berdirinya sekolah, tujuan sekolah, struktur sekolah, visi dan misi sekolah, dan foto-foto suasana kelas dalam pembelajaran, serta semua yang berkaitan dengan sekolah tersebut d.
Angket (Kuesioner) Angket adalah suatu daftar pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang diteliti untuk diisi oleh responden. 79 Penyebaran angket ditujukkan kepada siswa SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang berjumlah 41 orang yang menjadi sampel penelitian. Angket tersebut disebarkan kepada responden yaitu untuk mengetahui persepsi siswa terhadap guru dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif.
e.
Wawancara Menurut Lexy J. Moeloeng, “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
78 79
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D..., h. 329 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi..., h. 83.
diwawancarai (interviewee)
memberikan jawaban. Wawancara ini
dilakukan secara terbuka dan terstruktur”.80 Hal ini dimaksudkan peneliti untuk mempertajam perolehan data-data dari penelitian.
E. Definisi Konseptual, Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen 1. Definisi Konseptual Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Selain tugas yang telah di sebutkan diatas guru juga harus melakukan perannya sebagai profesional yang meliputi informator (sumber belajar), director (pengarah), organisator (pengelola), transmitter (penyampai ilmu pengetahuan), inisiator (inspirasi), motivator ( pemberi motivasi),
fasilitator
(pemberi
fasilitas
belajar),
mediator
(penengah/pemberi solusi belajar), dan evaluator (penilai). Yang dimaksud evaluasi dalam penelitian ini adalah guru mengevaluasi dimana tingkat kesulitan anak didik pada saat penerimaan materi, dalam proses pembelajaran dan terakhir pemberian solusi oleh guru. Adapun kompetensi dasar guru adalah sebagai berikut: a. Menguasai bahan b. Mengelola program belajar mengajar c. Mengelola kelas d. Menggunakan variasi metode e. Menguasai landasan-landasan pendidikan 80
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. XVIII, h. 135
f. Mengelola interaksi belajar mengajar g. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan sekolah, mengenal dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.
2. Definisi Operasional Dengan beberapa kompetensi profesional yang dimiliki oleh seorang guru, tentu saja guru memiliki tugas yang sangat berperan dalam mewujudkan suasana belajar menjadi baik dan kondusif, bagi seluruh siswa dan suasana kelas itu sendiri dalam proses pembelajaran, sehingga kondisi belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan kondusif. Suasana pembelajaran tersebut di lakukan dengan cara mengarahkan siswa menjadi aktif, kreatif dan kritis dalam mengikuti proses pembelajaran dan membuat suasana belajar di kelas itu efektif dan menyenangkan. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut guru di tuntut untuk mampu mengelola proses pembelajaran dengan memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa mau belajar karena memang siswalah yang menjadi subjek utama dalam belajar. Hal itu di harapkan dapat mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Pengelolaan pembelajaran yang berkualitas meliputi: 1. Kemampuan dalam mengelola program pembelajaran a. Menentukan indikator atau tujuan pembelajaran b. Mengenal dan dapat menggunakan proses pembelajaran yang tepat c. Melaksanakan program belajar-mengajar d. Mengenal kemampuan anak didik
e. Merencanakan dan melaksanakan program remedial 2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran a. Menguasai bahan materi yang akan diajarkan b. Menguasai pengelolaan kelas c. Menggunakan media/sumber belajar d. Menggunakan variasi metode dan strategi pembelajaran e. Memberikan penilaian prestasi siswa 3. Kemampuan melakukan interaksi belajar mengajar a. Melakukan tanya jawab dengan siswa b. Memberikan tanya jawab kepada siswa c. Memberikan penyegaran (games) dalam pembelajaran d. Membimbing siswa dalam menyelesaikan soal/kasus e. Memberikan
solusi
kepada
siswa
atas
masalah
kesulitan
belajar/pribadi 4. Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran a. Memberikan respon terhadap jawaban yang di berikan siswa b. Memberikan penilaian atas tugas-tugas dan partisipasi yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran c. Memberikanpenilaian berupa reward/hadiah atas kemampuannya menjawab pertanyaan/soal dalam proses pembelajaran
3. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2 Peran Guru Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif Melalui Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Variabel
Dimensi
Peran Guru Peran Guru dalam Mewujudkan Suasana Belajar yang Kondusif
Indikator
Sub Indikator
Mengelola kegiatan a. Merencanakan tujuan belajar akademik b. Mengisi daftar hadir (Organisator) c. Membuat catatan biodata dan masalah siswa Memberikan sember a. Memiliki bahan referensi sumber belajar yang relevan belajar (Informator) b. Melakukan pemetaan/perencanaan pembelajaran Menyampaikan dan a. Memberikan informasi/pelajaran menguasai materi yang akan dibahas (Transmitter) b. Penguasaan materi ekonomi c. Penyampaian materi ekonomi dengan jelas Memotivasi siswa a. Penciptaan kondisi awal dalam pembelajaran (membuka pembelajaran) ekonomi (Motivator) b. Memberikan apersepsi (berupa penilaian, penghargaan,hadiah) c. Memberikan motivasi Memberikan a. Menggunakan media dalam kemudahan/fasilitas penyampaian materi dalam pembelajaran (Fasilitator) b. Menggunakan Strategi pembelajaran yang tepat Mengatasi masalah a. Mengetahui hambatan siswa b. Meluangkan waktu untuk siswa belajar (Mediator) dalam belajar c. Kontinitas pemberian solusi ( jalan keluar )
Memberikan a. Merumuskan tujuan/kompetensi belajar pengarahan dalam b. Mengarahkan fokus pembelajaran pembelajaran siswa (Director) Menjadi inspirasi a. Menggunakan ide-ide kreatif dalam pembelajaran siswa dalam belajar b. Memberikan contoh tauladan (Inisirator)
Suasana Belajar yang Kondusif
F.
Menilai prestasi a. Memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa siswa (Evaluator) b. Memberikan penghargaan/hadiah atas jawaban siswa Pembelajaran aktif a. Melibatkan siswa dalam pembelajaran (menerangkan materi yang berkaitan dengan pembelajaran) b. Mengajukan pertanyaan Pembelajaran kreatif
a. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru b. Mencari sumber/referensi belajara di luar sekolah
Pembelajaran efektif
a. Mengatur ruangan b. Menegur siswa c. Pemberian sanksi/hadiah
Pembelajaran menyenangkan
a. Memberikan penyegaran (games/lagu) b. Berinteraksi dengan siswa
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang akan di pelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain. 81 Miles
dan
Huberman
(1984)
yang
dikutip
oleh
Sugiyono,
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif di lakukan secara interaktif dan di lakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.82 a. Data Reduction (reduksi data) Meruduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. b. Data Display (penyajian data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uaraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono, menyatakan, “the most frequent from of display data for qualitative reserarch data in the pas has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. c. Conclusion Drawing/Verification Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Milles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
81 82
337-345
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, ... h. 335 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, ... h.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah/Profil Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tahun 1993. SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan terletak di Jalan WR. Supratman Komp. PERTAMINA Kelurahan Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten.
2. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
terdiri dari tanah dan gedung yang sepenuhnya milik Negara yang dihibahkan dari PERTAMINA kepada SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, adapun keadaan Tanah, prasarana dan Gedung sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sarana dan Prasaran SMA Negeri 4 Tangerang Selatan No.
Data Sarana Prasarana
Keterangan
1.
Luas Lahan
12.000 m2
2.
Luas Bangunan
3.693 m2
3.
Lapangan Olahraga
4.
Jumlah Ruang Belajar
5.
Jumlah Ruang Penunjang :
4 buah 27 ruang
a.
Laboratorium Bahasa
1 ruang
b.
Laboratorium Kimia dan Biologi
1 ruang
c.
Laboratorium Fisika dan Matematika
1 ruang
d.
Laboratorium Komputer
3 ruang
e.
Perpustakaan
1 ruang
f.
Ruang Seni
1 ruang
No.
6.
Data Sarana Prasarana
Keterangan
g.
Ruang BK
1 ruang
h.
Ruang Kepala Sekolah
1 ruang
i.
Ruang Guru
1 ruang
j.
Ruang TU
1 ruang
k.
Ruang Wakasek
1 ruang
l.
Ruang Piket/Tamu/UKS
1 ruang
m.
Ruang Satpam
1 ruang
n.
Gudang
4 ruang
o.
Ruang Penggandaan
1 ruang
p.
Dapur
1 ruang
q.
Kamar mandi
22 pintu
r.
Kantin
s.
Koperasi Siswa
1 ruang
t.
Ruang OSIS
1 ruang
u.
Ruang Ekskul
2 ruang
v.
Tempat Beribadah
1 buah
w.
Garasi
1 buah
x.
Tempat Parkir
2 buah
y.
Taman
2 buah
10 pemilik
Jumlah Peralatan : a.
Alat studio dan komunikasi
10 buah
b.
Alat Kantor dan Rumah tangga
c.
Alat laboratorium
10.796 buah
d.
Mobil
1 buah
2.432 buah
3. Visi dan Misi a. Visi SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan Visi : SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan bertaraf internasional yang religius, berakhlak mulia, inovatif, dan menguasai iptek.
Indikator Visi: 1. Sekolah dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Inggris 2. Sekolah memenuhi standar nasional pendidikan diperkaya dengan standar internasional pendidikan dari negara maju (salah satu negara OECD). 3. Sekolah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dan ISO 14000 4. Sekolah membina peserta didik untuk taat beribadat kepada Tuhan Yang Maha Esa 5. Sekolah membina peserta didik agar memiliki sopan santun, taat akan tata tertib sekolah, dan taat terhadap norma dan hukum yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. 6. Sekolah menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing pada perlombaan-perlombaan tingkat nasional dan internasional baik yang bersifat akademik maupun non akademik 7. Sekolah dalam kegiatan sehari-hari berbasis teknologi informasi dan komunikasi. b. Misi SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan Misi : 1. Mengembangkan kemampuan penguasaan Bahasa Inggris 2. Mengembangkan muatan mata pelajaran kurikulum KTSP diperkaya dengan muatan mata pelajaran internasional (salah satu negara OECD). 3. Mengembangkan sistem manajemen mutu sesuai dengan ISO 9001 : 2000 dan ISO 14000 4. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
5. Menjunjung tinggi persamaan hak, jujur, demokrastis, bersikap efektif dan efisien 6. Menciptakan gagasan cemerlang 7. Meraih prestasi unggul di tingkat nasional dan internasional 8. Adaftif terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi c. Target SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan a. Mampu mewujudkan keimanan, ketaqwaan, kecerdasan, budi pekerti yang luhur, keterampilan, serta hidup mandiri. b. Mampu menguasai dan menyelesaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator masing-masing mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran. c. Mampu mencapai standar minimal kelulusan nasional, regional maupun sekolah, sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya atau hidup layak di masyarakat. d. Tenaga kependidikan dan Tata Usaha Jumlah tenaga kependidikan dan tata usaha SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Kependidikan dan Tata Usaha No.
Tenaga Pendukung
Jumlah
1.
Tenaga Keuangan
2 orang
2.
Tenaga Administrasi
5 orang
3.
Satpam
2 orang
4.
Tenaga Kebersihan
8 orang
5.
Laboran
1 orang
6.
Pustakawan
1 orang
7.
Teknisi
1 orang
e. Kurikulum Penyusunan Struktur kurikulum didasarkan atas standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP. Sekolah atas persetujuan Komite Sekolah dan memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut: 1. Sistem
Belajar
di
SMA
Negeri
4
Kota
Tangerang
Selatanmenerapkan sistem paket, artinya peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah diprogramkan dalam struktur kurikulum. 2. Penambahan jam pembelajaran untuk kelas X, XI dan XII maksimal dua jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. 3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. 4. Kelas
X
merupakan
program
tingkat
pertama
bersama
(TPB)/umum yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. 5. Kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 6. Kurikulum Kelas X terdiri dari 16 Mata Pelajaran, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri, dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Alokasi Waktu Komponen Semester 1
Semester 2
A. Mata Pelajaran 1.
Pendidikan Agama
2
2
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4.
Bahasa Inggris
4
4
5.
Matematika
4
4
6.
Fisika
2
2
7.
Biologi
2
2
8.
Kimia
2
2
9.
Sejarah
2
2
10. Geografi
2
2
11. Ekonomi
2
2
12. Sosiologi
2
2
13. Seni Budaya
2
2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2
2
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
16. Keterampilan / Bahasa Asing
2
2
2
2
2*) 40
2*) 40
B. Muatan Lokal (Design Grafis) C. Pengembangan Diri Jumlah
(B. Jerman)
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
1. Kurikulum Kelas XI dan XII IPA terdiri dari 13 Mata Pelajaran, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri, dengan alokasi waktu sebagai berikut :
Tabel 4.4 Mata Pelajaran SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Komponen
A. Mata Pelajaran
Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt1 Smt 2 Smt 1 Smt2 2
2
2
1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Fisika 7. Kimia 8. Biologi 9. Sejarah 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Keterampilan/ Bahasa Asing B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri Jumlah
2 2 4 4 4 4 4 4 2 2
2 4 4 4 4 4 4 2 2
2 4 4 4 4 4 4 2 2
2 4 4 4 4 4 4 2 2
2 2 2 2 2*) 40
2 2 2 2 2*) 40
2 2 2 2 2*) 40
2 2 2 2 2*) 40
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
2. Kurikulum Kelas XI dan XII IPS terdiri dari 13 Mata Pelajaran, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri, dengan alokasi waktu sebagai berikut :
Tabel 4.5 Struktur Kurikulum SMA Negeri 4 Kota Tangerang SelatanKelas XI dan XII program IPS Komponen
Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran 1.
Pendidikan Agama
2
2
2
2
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4.
Bahasa Inggris
4
4
4
4
5.
Matematika
4
4
4
4
6.
Sejarah
3
3
3
3
7.
Geografi
3
3
3
3
8.
Ekonomi
4
4
4
4
9.
Sosiologi
4
4
4
4
10. Seni Budaya
2
2
2
2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2
2
2
2
Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
Komponen Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
2
2
13. Keterampilan/Bahasa Asing
2
2
2
2
2
2
2
2
2*) 40
2*) 40
2*) 40
2*) 40
B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri
Jumlah 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
f. Data Siswa Tabel 4.6 Data jumlah peserta didik dan rombongan belajar No
Data Siswa
1.
Jumlah siswa
2.
Rombongan belajar
Kelas XI
Kelas X
Kelas XII
Jumlah Total
IPA
IPS
Jml.
IPA
IPS
Jml.
380
186
164
350
191
142
333
1064
9
5
4
9
5
4
9
27
g. Data Guru dan Karyawan Tenaga Pendidik (Guru) Jumlah tenaga kependidikan SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut : Jumlah guru per Mata Pelajaran dan guru BK (Data lebih lengkap dapat dilihat di LISM Tahun 2009, seperti terlampir) Tabel 4.7 Daftar Guru Pelajaran dan Guru BK No 1
Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Jumlah Guru
Keterangan
3
2 orang DPK Depag
No
Mata Pelajaran
Jumlah Guru
Keterangan
2
Kewarganegaraan
2
PNS
3
Bahasa Indonesia
6
1 orang Honorer
4
Bahasa Inggris
5
PNS
5
Matematika
6
2 orang Honorer
6
Sejarah
3
PNS
7
Geografi
2
1 orang Honorer
8
Ekonomi / Akuntansi
4
PNS
9
Sosiologi
2
PNS
10
Fisika
3
PNS
11
Biologi
3
PNS
12
Kimia
4
PNS
13
Pendidikan Seni
2
1 orang Honorer
14
Penjas
3
PNS
15
TIK
3
2 orang Honorer
16
Mulok
3
PNS
17
BP/BK
2
1 orang honorer
18
Bahasa Jerman
1
PNS
19
Bahasa Mandarin
1
Honorer
20
Bahasa Jepang
1
Honorer
h. Kegiatan Belajar Mengajar 1.
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester ganjil mulai bulan Juli s.d. Desember dan semester genap mulai bulan Januari s.d. Juli.
2.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 5 hari dalam satu minggu dengan waktu efektif belajar ditetapkan minimal sebanyak 34 minggu efektif atau 204 hari belajar efektif dalam satu tahun pelajaran.
3.
Hari belajar efektif tidak diperbolehkan untuk kegiatan lain yang tidak ada kaitan langsung dengan KBM di sekolah.
4.
Kegiatan ulangan harian termasuk kepada minggu atau hari efektif, sedangkan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian sekolah, dan ujian nasional tidak dimasukkan ke dalam minggu/hari efektif.
i. Pembinaan Imtak 1.
Pengembangan Diri (Pengembangan Imtak) Pengembangan diri merupakan kegiatan non mata pelajaran yang dilakukan dalam bentuk : a. Pelayanan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Pelayanan ini dibimbing oleh Guru BK. b. Program Ekstrakurikuler yang dibimbing oleh guru pembina, pelatih, ahli, tokoh masyarakat, atau lembaga lain yang relevan, dengan
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
dan
pengevaluasian berkelanjutan (suistinable). Adapun ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatansebagai berikut: OSIS, Pramuka, Paskibra, PMR, Sispala, Rohis, KIR, Olahraga Prestasi, English Club, Koperasi Bina Siswa, Forum Pustaka Remaja, Seni, Persema, LDK, Mukilas. c. Program Jum’atan, yang diisi dengan olah raga pagi/senam dan Sholat Jum’at/keputrian yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. d. Program Seninan yang dilaksanakan secara bergiliran antara upacara bendera dengan kegiatan pelayanan bimbingan karir oleh guru BK dan wali kelas. e. Penilaian pengembangan diri bersifat kualitatif, dilaporkan kepada orang tua peserta didik bersamaan dengan hasil belajar intrakurikuler.
j. Ekstra Kurikuler 1.
Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan keunggulan dan perkembangan di masyrakat, khususnya masyarakat sekitar wilayah Ciputat dan Jakarta, yang merupakan masyarakat perdagangan, industri dan perkantoran. Berikut ini merupakan program Muatan Lokal yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Tabel 4.8 Program Muatan Lokal Design Grafis Standar Kompetensi
Mengidentifikasi pengertian disain grafis Membedakan perangkat lunak pembuat grafis berbasis pixel dan berbasis vector Menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat grafis Membuat grafis dengan berbagai variasi warna, bentuk, dan ukuran Manajemen file grafis
Melakukan export-import file grafis Mengidentifikasi perangkat lunak peaplikasi grafis berbasis vektor Memahami opmbuat grafis berbasis vector Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan perangkat lunak pembuat grafis berbasis vactor
Mengelola file grafis dalam manfaatnya di bidang percetakan Lay out dan printer setting
Kompetensi Dasar Menjelaskan pengertian disain Menjelaskan pengertian grafis Memahami definisi pixel, resolusi, dan vektor Menentukan kelebihan dan kekurangan aplikasi grafis berbasis pixel dan vektor Memahami kegunaan setiap tool Memahami opsi/properti dari setiap tool mengerti konsep seleksi mengerti konsep feather, antialias, true type font Menggunakan warna solid Menggunakan warna gradien Menggunakan pattern style Menyimpan file dengan ekstensi umum Menyimpan file grafis untuk bisa digunakan pada aplikasi grafis lainnya Melakukan ekport-import dari aplikasi grafis berbasis pixel ke aplikasi grafis berbasis vektor dan sebaliknya Menyebutkan erasi dasar aplikasi grafis berbasis vektor Memahami kelemahan aplikasi dalam ukuran file dan kompatibilitasnya dengan aplikasi grafis lain Memahami keakuratan hasil cetak dari apilikasi grafis berbasis vektor Membedakan produk-produk grafis yang umum Menentukan manjemen warna pada produk Memahami konsep komunikatif, artistik, efisien, efektif, profokatif, dan persuasive Memanfaatkan keakuratan hasil cetak Menentukan lay out produk berhalaman banyak
Memproduksi grafis dalam berbagai format cetak
Mencetak karya individu Melakukan pameran
83
B. Deskripsi Data Data-data penelitian tentang peran guru dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini: 1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan data-data meliputi: a. Melihat guru ekonomi dalam membuka dan menutup pembelajaran b. Melihat peran-peran yang di lakukan oleh guru ekonomi yang meliputi (Informator, director, organisator, transmitter, inisiator, motivator, fasilitator, mediator, dan evaluator) c. Melihat suasana pembelajaran ekonomi (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) 2. Wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan guru ekonomi sebagai objek penelitian. 3. Dokumentasi, peneliti mengamati dan menyelidiki dokumen-dokumen yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran, sekolah, dan peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto yang menggambarka proses suasana dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas. 4. Angket, peneliti menyebarkan angket kepada siswa terkait dengan persepsi siswa tentang peran guru ekonomi dalam proses pembelajaran di kelas.
83
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Profil Sekolah SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 5 September 2010, 11. 00
Data yang terkumpul melalui observasi pembelajaran hanya di lakukan di kelas XI IPS. Pada saat observasi proses pembelajaran di kelas, peneliti kemudian men-check list setiap kualitas pembelajaran yang muncul ketika proses tersebut berlangsung. Sedangkan angket penulis sebarkan kepada siswa yaitu dengan tujuan untuk memperoleh data melalui persepsi siswa mengenai peran guru di dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas. Angket yang diberikan terdiri dari 20 pertanyaan. Teknik pengukuran dari angket ini menggunakan prosentase perhitungan sebagai berikut: P = F X 100% N Keterangan: P
: Tingkat Prosentase
F
: Frekuensi dari hasil jawaban
N
: Jumlah seluruh objek penelitian (Number Of Cases)
100% : Nilai konstanta 84 Sedangkan kategori terhadap hasil perhitungan persentase tersebut, di gunakan standar yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu: 100%
= Seluruhnya
90% - 99%
= Hampir seluruhnya
60% - 89%
= Sebagian besar
51% - 59%
= Lebih dari setengahnya
50%
= Setengahnya
40% - 49%
= Hampir setengahnya
10% - 39%
= Sebagian kecil
84
2003), h.43
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1% - 9%
= Sedikit sekali
0%
= Tidak sama sekali 85
C. Analisis dan Interpretasi Data Hasil Observasi Di bawah ini merupakan penjelasan dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan terkait dengan proses pembelajaran yang di lakukan oleh guru ekonomi di kelas. Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang di konfersikan menjadi data kuantitatif berdasarkan jumlah komponen yang terlaksana. Dalam pengolahan data ini di gunakan kategori dari hasil penilaian obervasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Kategori Penilaian Observasi No
Penilaian
Kategori
1 2 3 4 5
5 4 3 2 1
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat buruk
86
Penjelasan mengenai peran guru ekonmi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru ekonomi di kelas, adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan Perencanaan Pembelajaran Dalam pembahasan peneliti melalui observasi dan wawancara dengan guru ekonomi, mengenai perencanaan proses pembelajaran sebelum memulai pembelajaran di kelas.
85
Syharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), cet. Ke 11, h. 246 86 Dikutip dari Penilaian Form PPKT 2010
Dalam proses awal pembelajaran ekonomi yang ingin di ajarkan, terlebih dahulu guru mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tujuannya agar pembelajaaran terarah dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru tersebut mengungkapkan biasanya sebelum memulai pembelajaran saya selalu membuat, RPP dahulu, agar pembelajaran itu menjadi terarah dan mencapai tujuan, dan juga membuat percaya diri untuk menyampaikan ilmu pengetahuan mengenai materi ekonomi dalam kelas. Dan biasanya sebelum menyampaikan materi belajar, saya mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan saya mengenai materi yang akan saya ajarkan. 87 Pada awal perencanaan ini pada dasarnya guru telah melakukann perannya sebagai informator (sumber belajar). Karena guru telah mempersiapkan materi ajar dan mencari sumber-sumber belajar lain (referensi). Selain merencanakan materi pembelajaran guru juga mencari metode /alat pembelajaran yang sesuai dengan pembahasan yang ingin di sampaikan. Hal ini dinyatakan oleh guru ekonomi yaitu beberapa kali ketika pembelajaran berlangsung saya menggunakan metode yang bervariasi misalnya dengan menyelingi games atau pertanyaan kepada siswa dan itu akan menjadi tambahan poin bagi mereka, hal itu saya lakukan agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran ekonomi.88 Dari hasil wawancara tersebut guru ekonomi sudah melakukan perannya sebagai fasilitator. Dalam hal ini fasilitator yang dimaksud adalah guru tersebut mampu menentukan metode/media yang dapat mendukung proses berlangsungnya pembelajaran lebih variatif. Perencanaan pembelajaran ini dilakukan setiap kali guru ingin melakukan proses pembelajaran walaupun, pada beberapa kali pertemuan
87 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB 88 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB
guru tidak mencari sumber belajar lain selain, guru hanya perpedoman pada sumber bealajar yang menjadi pedoman untuk siswa juga. Dalam kegiatan ini peran guru sebagai manajer atau pengelola pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi bahwa guru telah merencanakan dengan baik. Dilihat dari skor penilaian yaitu 4 dengan kategori “ baik”.
2.
Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Ekonomi Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran ekonomi guru melakukan tiga tahapan yaitu: a. Kegiatan Pendahuluan (awal) Kegiatan
pendahuluan
(introduction)
pada
dasarnya
merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya adalah untuk memberi suasanya semangat para peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dan dapat menjadi penyemangat siswa untuk memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh guru. Jadi, pada kegiatan awal pembelajaran ini guru mampu melaksanakan kegiatankegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya suasana belajar yang kondusif bagi siswa bagi siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan dalam pelaksanaan kegiatan awal belajar sebelum memasuki inti dari pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa adalah: 1. Membuka Pelajaran Kegiatan membuka pelajaran ini adalah pembiasaan yang selalu di lakukan oleh guru ekonomi setiap kali membuka pelajaran, antara lain; a. Pengamatan pertama: - Guru mengucapkan salam - Meminta siswa untuk menyiapkan kelas dan berdoa - Guru memeriksa keadaan siswa di kelas
- Guru mengabsen Kehadiran siswa yang masih ada diluar kelas - Mengarahkan siswa belajar dengan serius dan tidak mainmain. 89 b. Pengamatan kedua: Pada awal pembiasaan kedua sama seperti sebelumnya: - Mengucapkan salam - Meminta siswa berdo’a - Guru memeriksa keadaan siswa yang masih ada diluar kelas - Mengabsen kehadiran siswa - Menyiapkan kelas agar lebih kondusif untuk belajar - Mengarahkan siswa belajar dengan serius. 90 c. Pengamatan ketiga: - Guru mengucapkan salam - Meminta siswa berdo’a - Memeriksa keadaan siswa di kelas - Mengabsen kehadiran siswa - Menyiapkan kelas agar lebih kondusif dalam belajar - Mengarahkan siswa belajar dengan serius. 91 Dalam tahapan pendahuluan ini dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai pengelola akademik (organisator) sudah terlaksana, dimana guru memeriksa kehadiran siswa (absensi) dan melihat keadaan kelas apakah masih ada siswa yang belum masuk kelas pada ketika pelajaran ingin di mulai. Dalam awal memulai pembelajaran ini guru ekonomi juga sudah melakukan perannya sebagai demonstrator (pemberi contoh) dalam hal kedisiplinan waktu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru ekonomi yang menyatakan “setiap materi pelajaran saya dimulai saya tidak ingin siswa masih ada diluar kelas, karena itu akan mengganggu proses berjalannya pembelajaran dan akan membuat suasana belajar menjadi terganggu akibat ada siswa yang masih ada di luar kelas. Hal itu saya wujudkan dengan datang 89
Hasil observasi I pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 1 No 2010, 08.30-11.00 WIB 90 Hasil observasi II pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 13 Oktober 2010, 09.00-10.45 WIB 91 Hasil observasi III pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 25 Oktober 2010, 11.
on time (tapat waktu) pada waktu saya mengajar di kelas”.92 2. Apersepsi Apersepsi merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk menghubungkan antara materi-materi yang akan di pelajari dengan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Hal ini dilakukan aga pengetahuan yang dimiliki oleh siswa menjadi pengetahuan yang utuh dan saling berhubungan. Hal tersebut sesuai dengan pengamatan penulis, bahwa dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran guru ekonomi telah memberikan apersepsi kepada siswa, yaitu: Memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan menghubungkannya dengan materi yang akan dibahas. Hasil pengamatan ini diperkuat dengan pendapat guru ekonomi bahwa setiap kali ingin memulai pembelajaran saya selalu melakukan apersepsi kepada siswa mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan pada materi yang akan dibahas agar siswa betul-betul memahami materi tersebut, dan juga agar pembelajaran mejadi kondusif dan aktif.93 Begitu pula pada pertemuan kedua dan ketiga, guru ekonomi
selalu
memberikan
apersepsi
atau
pertanyaan-
pertanyaan yang di pertemuan sebelumnya dengan materi yang akan dibahas.94 3. Motivasi Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran sebagai motivator yaitu memberikan motivasi kepada siswa agar dapat 92
Masruroh, Wawancara dengan Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat, 27 September 2010, 11.00 WIB 93 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB 94 Hasil observasi II dan III pada saat pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 13&25 Oktober
semangat dalam mengikuti pelajaran. Dalam hal ini, guru ekonomi selalu berupaya untuk memberikan motivasi kepada siswa pada awal, sampai dengan akhir pembelajaran dengan memberi nilai terhadap hasil pekerjaan/tugas, serta pertanyaanpertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dengan pujian, hadiah berupa penambahan skor/nilai. Sebagaimana yang pernah di ungkapkan guru ekonomi ketika pembelajaran berlangsung “kalian sebantar lagi akan menghadapi ujian akhir, dan itu adalah hasil yang menentukan apakah kalian naik atau tidak ke kelas 3 (tiga), jadi kalian harus belajar lebih baik lagi dan tidak ada lagi kata main-main”95 Dan
juga,
dalam
memberikan
motivasi
guru
menggunakan pujian verbal dan penambahan nilai ekonomi. Seperti ketika guru memberikan satu pertanyaan kepada siswa dan siswa itu dapat menjawab dengan baik, kemudian guru memberi pujian dengan “ya, jawaban yang tepat dan ibu akan memasukan sebagai nilai tambahan kamu”. Berdasarkan hal tersebut guru telah memberikan semangat yang baik dalam rangka untuk menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti materi yang akan di sampaikan dan menjadikan siswa merasa nyaman dengan suasana pembelajaran, yaitu dengan memberi rangsangan atau motivasi awal kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut sudah mencakup perwujudan suasana belajar yang kondusif, dan guru
juga
sudah
berperan
sebagai
motivator
(pemberi
motivasi/semangat) bagi siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pendahuluan ini, mulai dari kegiatan membuka 95
Hasil Observasi II saat proses pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 13 Oktober 2010, 10.30-12.00 WIB
pelajaran/pembiasaan, apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran telah dilakukan guru secara jelas dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Sabri, bahwa tahapan-tahapan yang harus ditempuh gurupada saat memulai pembelajaran adalah: 1. Menanyakan kehadiran siswa 2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum diketahui 3. Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dibahas 4. Mengulang secara singkat, tetapi mencakup semua bahan.96 Berdasarkan hasil deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen yang telah ditentukan dalam kegiatan pendahuluan telah terlaksana. Hal ini dibuktikan dalam hasil observasi yang bertumpuan pada lembar pedoman observasi semua item tersebut dilakukan secara baik (terdapat di poin 4) dengan kategori “baik”.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan inti dalah poin utama dalam pembelajaran karena pada kegiatan inti ini adalah saat terjadinya proses belajar mengajar pada saat guru menerangkan materi pelajaran. Oleh karena itu dalam kegiatan inti ini merupakan kegiatatn yang kompleks dalam proses belajara mengajar yang mengutamakan pada proses pengalaman dan pemahaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum agar pada saat mengajar materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan dan tidak melenceng kemana-mana. Selain perencanaan tersebut dalam kegiatan inti ini guru juga dituntut untuk melakukan perannya sebagai pengajar yang memproritaskan kepada aktivitas siswa secara efektif dan dapat mewujudkan suasana 96
Ahmad Sabri, Quantum Teaching Strategi Belajar Mengajar: Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III, h. 49
belajar mengajar menjadi aktif, efesien, dan menyenangkan dengan kata lain terciptanya suasana belajar yang kondusif. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat di jelaskan kegiatan inti pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
1.
Pengamatan Pertama Dalam mengajar guru ekonomi sebisa mungkin menjalankan perannya sebagai fasilitator (pemberi fasilitas dalam belajar) fasilitas tersebut berupa metode, dan media belajar bagi siswanya hal ini di buktikan yaitu dalam proses mengajar guru ekonomi menggunakan metode yang variatif yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan kuis. Sedangkan media yang digunakan adalah adalah papan tulis, buku panduan, referensi/bahan ajar yang sudah guru siapkan dari rumah mengenai materi yang diajarkan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah di pahami oleh siswa. Kemudian pada saat guru menjelaskan materi (transmitter), siswa diperintahkan untuk tidak berisik dan mendengarkan penjelasan guru. Disini guru menjelaskan materi sampai dengan tuntas, dan tidak ada sesi pertanyaan. Setelah selesai barulah guru memperbolehkan siswa untuk mencatat dan bertanya mengenai materi yang belum dipahami oleh siswa. Dalam proses penjelasan guru guru juga berinteraksi dengan siswa dengan tanya jawab. setelah itu, guru membimbing dan mengarahkan siswa agar fokus terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas (peran guru sebagai director/pengarah). Dalam menerangkan materi/contoh-contoh guru menghubungkannya dengan realitas kejadian disekitar siswa yang terjadi sehari-hari. Sedangkan dalam penciptaan suasana belajar guru selalu mengaktifkan siswa dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi, dan siswa juga diikut sertakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan pengetahuan mereka. Siswa juga di berikan soal berbentuk uraian agar mereka dapat berfikir lebih kreatif untuk menjawabnya.97
97
Hasil observasi I pada saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 4 Oktober 2010, 08.00-10.00
2.
Pengamatan kedua Guru memberitahukan tujuan belajar pada awal pembelajaran. Sebelum amsuk ke materi, guru menanyakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan mengenai materi yang lalu. Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan untuk menuliskan jawabannya, disaat siswa maju guru berkeliling untuk memeriksa satu persatu pekerjaan siswa. Setelah membahas soal guru bertanya kepada siswa mengenai kesulitan dari soal yang telah diberikan dan dari 41 siswa sekitar 9 orang yang menunjuk tidak mengerti. Dan guru mencoba menjawab pertanyaan tersebut, lalu guru bertanya lagi “siapa yang masih belum mengerti?”, lalu guru membimbing siswa untuk menjelaskan kembali sampai siswa tersebut mengerti (peran guru sebagai mediator). Jika masih ada yang belum selesai guru membimbingnya untuk mengerjakan soal agar mampu dan mengerti dengan jelas (peran guru sebagai director/pembimbing.) Setelah guru sudah menjawab pertanyaanpertanyaan dari siswa, lalu guru masuk kedalam materi inti untuk menjelaskan ke materi berikutnya. Karena materi yang dijelaskan tidak terlalu banyak maka dan masih ada sisa waktu, guru membebaskan siswa untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan, misalnya berdiskusi sambil mendengarkan musik asalkan tidak menganggu kelas lainnya. Dalam pengamatan kedua ini guru telah menciptakan refleksi bagi anak agar tidak terlalu tegang dalam belajar, dan suasana belajar tersebut di sukai siswa dan menyenangkan.98
3.
Pengamatan ketiga Guru menjelaskan materi yang telah dibahas sebelumnya, dengan langsung memberikan contoh-contoh kejadian yang masih berhubungan dengan materi belajar. Setelah itu guru bertanya kepada siswa dan siswa tersebut maju untuk menjelaskan jawaban pertanyaan tersebut. Karena siswa tersebut mengetahui jawabannya guru memberi pujian berupa gerak fisik yaitu tepuk tangan. Kemudian guru masuk ke materi inti di sini guru hanya
98
Hasil observasi II pada saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS mengenai materi pelajaran ekonomi. Berdasarkan penjelasan melalui pengamatan penulis diatas, maka dapat disimpukan bahwa guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih dalam pembelajaran konvensional yaitu dimana melakukan model pengajaran yang konvensional dengan ceramah, tanya jawab dan latihan soal. Tetapi guru juga telah menjalankan perannya sebagai pengajar, dan cukup bisa melakukan kegiatan didalam kelas, menciptakan suasana yang nyaman, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Kegiatan akhir (penutup) dan tindak lanjut. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efesien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian dari kegiatan awal (pendahuluan), dan kegiatan inti pembelajaran. Pada kegiatan akhir ini peran guru sebagai evaluator (penilai) sangat menentukan untuk melihat seberapa besar pengalaman yang didapat siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan wawancara kegiatan akhir yang dilakukan oleh guru ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan pertama, kegiatan akhir yang dilakukan oleh guru ekonomi, yaitu: Sisa waktu 15 menit sebelum pergantian jam pelajaran, guru mengakhiri penjelasan materi. Kemudian guru memberikan penekanan pada poinpoin penting yang berhubungan dengan materi, dan guru mengajak siswa untuk menyimpulkan bersamasama. Setelah itu guru mengucapkan salam dan sedikit berpesan agar tidak keluar kelas sebelum
istirahat, sebelum guru meninggalkan kelas, guru memberitahukan siswa tentang materi besok. 99 2. Pada pengamatan kedua, kegiatan akhir yang dilakukan guru, yaitu: Pada kegiatan akhir ini guru menyimpulkan materi dan guru memberikan waktu siswa untuk bertanya dan mengeluhkan materi/soal yang tidak bisa dikerjakan. Kemudian guru memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan siswa, setelah itu guru menutup pelajaran dengan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa, dan mengucapkan salam 3. Pada kesempatan ketiga sebagai akhir/penutup pelajaran yang dilakukan oleh guru adalah: Setelah memberikan latihan dan soal 5 menit sebelum bel berbunyi guru mengakhirinya dan menyuruh siswa untuk mengumpulkan tugas tersebut. Kemudian guru menekankan lagi materimateriyang pokok. Lalu guru memberitahu materi yang akan dibahas besok dan separuh waktunya akan digunakan untuk ulangan. Berdasarkan hasil penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan akhir/penutup yang di lakukan guru dapat dikatakan cukup baik. Karena dalam penutup ini waktu pembelajaran digunakan secara efisien dan guru terkadang tidak memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Suasana pembelajaran juga tidak digunakan seefesian mungkin dan ketika pada akhir pelajaran guru tidak dapat membuat suasana pembelajaran menjadi aktif kembali karena ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi dari guru.
99
Hasil observasi I pada saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 4 Oktober 2010, 08.00-10.00
Apabila dilihat secara keseluruhan terkait komponenkomponen pada saat perencanaan, pelaksanaan besertai peran yang dilakukan oleh guru, sampai dengan akhir pelajaran cukup baik. 3.
Kegiatan Evaluasi (Penlilaian) Dalam kegiatan ini guru melakukan diskusi kecil dengan siswa terkait dengan materi ynag telah diajarkan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan yang didapat siswa dalam menerima materi yang telah diberikan oleh guru. Dan guru memberiken sedikit pertanyaan/tes mengenai materi yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru ekonomi, yaitu: Setiap habis menjelaskan materi evaluasi yang saya berikan adalah memberi pertanyaan mengenai materi yang telah saya sampaikan dan memberi tes kecil untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang telah diserap oleh para siswa, dan hal itu juga dapat menjadi bahan untuk evaluasi diri saya dalam mengajar. 100 Pembahasan dan analisis mengenai hasil angket dengan membuat tabulasi
yang merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (prosentase) dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini: Tabel 4.9 Apakah guru ekonomi selalu berinteraksi dengan cara menyapa No 1
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu menyapa
35
85,3
Menyapa
5
12,2
Kadang-kadang
1
2,5
Tidak pernah
-
-
41
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menjelaskan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan bahwa guru ekonomi selalu berinteraksi dengan cara menyapa di 100
Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi,di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB
dalam maupun di luar kelas. Hal ini terbukti dengan 85,3% responden yang menjawab guru selalu menyapa para siswa, 12,2% yang menjawab sering, 2,5% responden yang menjawab kadang-kadang, dan yang menjawab tidak pernah sebesar 0%. Tabel 4.10 Guru ekonomi mengatur ruangan sebelum pelajaran di mulai No 2
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
12
29,2
Sering
7
17,1
Kadang-kadang
17
41,5
Tidak pernah
5
12,2
Jumlah
41
100%
Tabel 4.10 diatas mengungkapkan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi mengatur ruangan sebelum pelajaran di mulai selalu 29,2%, sering 17,1%, kadang-kadang 41,5%, tidak pernah 12,2%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi hampir setengahnya tidak selalu mengatur ruangan kelas sebelum pelajaran dimulai.
Tabel 4.11 Guru ekonomi mengisi absen sebelum pelajaran dimulai No 3
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
34
83,0
Sering
6
14,6
Kadang-kadang
1
2,4
Tidak pernah
-
-
41
100%
Jumlah
Tabel 4.11 diatas menunjukan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu mengisi absen sebelum pelajaran dimulai 83,0%, sering 14,6%, kadang-kadang 2,4%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi hampir seluruhnya selalu mengisi absen sebelum pelajaran dimulai. Tabel 4.12 Apakah guru ekonomi menegur siswa yang terlambat masuk kelas No 4
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu menegur
27
65,8
Menegur
7
17,1
Kadang-kadang
7
17,1
Tidak pernah
-
-
41
100%
Jumlah
Tabel 4.12 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu menegur siswa yang datang terlambat adalah 65,8%, sering 17,1%, kadang-kadang 17,1%, tidak pernah 0%. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi sebagian besar menegur siswa yang datangnya terlambat.
Tabel4.13 Guru ekonomi memberikan hukuman bagi yang melanggar aturan No 5
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
29
70,7
Sering
2
4,9
Kadang-kadang
8
19,5
Tidak pernah
2
4,9
Jumlah
41
100%
Tabel 4.13 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi memberi hukuman bagi yang melanggar aturan 70,7%, sering 4,9%, kadangkadang 19,5%, tidak pernah 4,9%. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi sebagian besar selalu menegur siswa yang melanggar aturan. Tabel 4.14 Dalam pembelajaran ekonomi, guru ekonomi memberikan hadiah bagi siswa yang menaati aturan No 6
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
9
22,0
Sering
10
24,3
Kadang-kadang
13
31,7
Tidak pernah
9
22,0
Jumlah
41
100%
Tabel 4.14 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu memberikan hadiah bagi siswa yang menaati aturan 20,0%, sering 24,3%, kadang-kadang 31,7%, tidak pernah 22,0%. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi sebagian kecil tidak selalu memberikan hadiah atau sanksi bagi siswa yang melanggar aturan.
Tabel 4.15 Apakah dalam pembelajaran ekonomi, guru ekonomi selalu menguasai setiap materi No 7
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat menguasai
32
78,1
Menguasai
7
17,1
Kadang-kadang
2
4,8
Tidak pernah
-
-
41
100%
Jumlah
Tabel 4.15 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu menguasai materi 78,1%, sering 17,1%, kadang-kadang 4,8%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi sebagian besar selalu menguasai materi pada saat proses belajar mengajar.
Tabel 4.16 Apakah guru ekonomi menyampaikan materi dengan jelas, tanpa hambatan No 8
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat jelas
18
44,0
Belum jelas
15
36,5
Kadang-kadang
8
19,5
-
-
41
100%
jelas Tidak pernah jelas Jumlah
Tabel 4.16 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu menyampaikan materi dengan jelas, tanpa hambatan adalah 44,0%, sering 36,5%, kadang-kadang 19,5%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya dari guru ekonomi selalu menyampaikan materi dengan jelas dan tanpa hambatan. Tabel 4.17 Setiap pembelajaran, guru ekonomi menyampaikan materi dengan semangat No 9
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat semangat
28
68,3
Belum semangat
8
19,5
Kadang-kadang
5
12,2
Tidak pernah Jumlah
-
-
41
100%
Tabel 4.17 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu menyampaikan materi dengan semangat 68,3%, sering 19,5%, kadangkadang 12,2%, tidak pernah 0%. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi sebagian besar selalu menyampaikan materi dengan semangat.
Tabel 4.18 Guru ekonomi mengulang materi yang belum dipahami siswa Jawaban
No 10
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
28
68,3
Sering
10
24,4
Kadang-kadang
3
7,3
Tidak pernah
-
-
41
100%
Jumlah
Tabel 4.18 diatas menerangkan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu mengulang materi yang belum dipahami siswa 68,3%, sering 24,4%, kadang-kadang 7,3%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar guru ekonomi selalu mengulang materi yang belum dipahami siswa.
Tabel 4.19 Guru ekonomi selalu menggunakan metode dalam menyampaikan pelajaran No 11
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
13
31,7
Sering
12
29,3
Kadang-kadang
15
36,5
Tidak pernah
1
2,5
Jumlah
41
100%
Tabel 4.19 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi menggunakan metode dalam menyampaikan pelajaran 31,7%, sering 29,3%, kadang-kadang 36,5%, tidak pernah 2,5%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hampir setengah dari guru ekonomi selalu menggunakan metode dalam menyampaikan pelajaran.
Tabel 4.20 Dalam setiap pembelajaran guru ekonomi mengajak siswa berpikir agar lebih konsentrasi No 12
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
22
53,6
Sering
13
31,7
Kadang-kadang
6
14,6
Tidak pernah
-
-
41
100%
Jumlah
Tabel 4.20 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu mengajak siswa berpikir agar lebih berkonsentrasi 53,6%, sering 31,7%, kadang-kadang 14,6%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi pada umumnya selalu mengajak siswa berpikir agar lebih berkonsentrasi Tabel 4.21 Guru ekonomi menggunakan media pembelajaran dalam setiap mengajar ekonomi Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
3
7,3
Sering
2
4,9
No 13
Kadang-kadang
13
31,7
Tidak pernah
23
56,1
Jumlah
41
100%
Tabel 4.21 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu menggunakan media pembelajaran dalam setiap pelajaran 7,3%, sering 4,9%, kadang-kadang 31,7%, tidak pernah 56,1%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi tersebut tidak pada umumnya hampir tidak pernah menggunakan metode dalam pembelajaran.
Tabel 4.22 Apakah guru ekonomi memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar No 14
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat memotivasi
20
48,8
Memotivasi
14
34,1
Kadang-kadang
6
14,6
Tidak pernah
1
2,5
Jumlah
41
100%
Tabel 4.22 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu memberikan motivasi siswa dalam belajar 48,8%, sering 34,1%, kadang-kadang 14,6%, tidak pernah 2,5%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya dari guru ekonomi selalu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. Tabel 4.23 Apakah guru ekonomi memberikan kesempatan bertanya kepada siswa terkait masalah belajar No 15
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
30
73,1
Sering
9
22,0
Kadang-kadang
2
4,9
Tidak pernah
-
-
41
100%
Jumlah
Tabel 4.23 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu memberikan kesempatan bertanya terkait masalah belajar 73,1%, sering 22,0%, kadang-kadang 4,9%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi pada umumnya guru ekonomi selalu memberikan kesempatan bertanya terkait masalah belajar.
Tabel 4.24 Apakah guru ekonomi memberikan tugas pada setiap pembahasan No 16
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
7
17,1
Sering
15
36,6
Kadang-kadang
19
46,3
-
-
41
100%
Tidak pernah Jumlah
Tabel 4.24 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu memberikan tugas pada setiap pembahasan 17,1%, sering 36,6, kadang-kadang 46,1%, tidak pernah 0%. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya guru ekonomi tidak selalu (kadangkadang) memberikan tugas pada setiap pembahasan. Tabel 4.25 Guru ekonomi mengevaluasi materi pelajaran yang telah dibahas No 17
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
18
43,9
Sering
16
40,0
Kadang-kadang
7
17,1
Tidak pernah Jumlah
-
-
41
100%
Tabel 4.25 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu mengevaluasai materi pelajaran yang telah dibahas 43,9%, sering 40,0%, kadang-kadang 17,1%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya guru ekonomi selalu mengevaluasi materi yang telah dibahas. Tabel 4.26 Apakah guru ekonomi meluangkan waktu untuk mengatasi masalah belajar No 18
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
12
29,2
Sering
12
29,2
Kadang-kadang
16
39,1
Tidak pernah
1
2,5
Jumlah
41
100%
Tabel 4.26 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu meluangkan waktu untuk mengatasi masalah belajar 29,2%, sering 29,2%, kadang-kadang 39,1%, tidak pernah 2,5%%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi tidak selalu (kadang-kadang) meluangkan waktu untuk mengatasi masalah siswa dalam belajar. Tabel 4.27 Guru ekonomi selalu mengetahui kendala/hambatan siswa dalam belajar No 19
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
11
27,0
Sering
14
34,1
Kadang-kadang
12
29,2
Tidak pernah
4
9,7
Jumlah
41
100%
Tabel 4.27 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu mengetahui kendala/hambatan dalam masalah belajar 27,0%, sering 34,1%, kadang-kadang 29,2%, tidak pernah 9,7%. Penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa
guru
ekonomi
kadang-kadang
saja
mengetahui
kendala/hambatan dalam masalah belajar siswa. Tabel 4.28 Guru ekonomi selalu mencarikan solusi pada setiap masalah belajar di kelas No 20
Jawaban
Frekuensi
Prosentase (%)
Selalu
115
36,6
Sering
15
36,6
Kadang-kadang
10
24,3
Tidak pernah
1
2,5
Jumlah
41
100%
Tabel 4.28 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi selalu mencari solusi pada setiap masalah belajar di kelas 36,6%, sering 36,6%, kadang-kadang 24,3%, tidak pernah 2,5%. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa menurut para siswa guru ekonomi selalu mencari solusi pada setiap masalah belajar siswa. Tabel 4.29 Nilai Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Ekonomi Melaksanakan Mewujudkan Suasana Belajar Dalam Proses Pembelajaran No 1 2 3 4 5
Responden (N) B1 B2 B3 B4 B5
Nilai (X) 47 62 57 61 74
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 JUMLAH
B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 N = 41
67 76 76 67 66 60 70 51 72 61 66 66 59 73 66 68 67 72 68 70 72 55 58 48 59 70 40 56 58 49 60 69 52 66 59 60 ∑X = 2585
Berdasarkan tabel 4.29 diatas, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.30 Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Ekonomi Persepsi
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
Baik Cukup Kurang Buruk
61-80 41-60 21-40 1-20
27 65,9% 14 34,1 % 0 0% 0 0% JUMLAH 41 100 % Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap
peran guru ekonomi dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif ketika berlangsungnya proses pembelajaran di kelas adalah dalam kategori baik. Hal ini di buktikan bahwa sebagian besar siswa (65,9%) menyatakan persepsi baik. Sedangkan untuk mencari nilali rata-rata dari hasil persepsi siswa adalah sebagai berikut: Mx = ∑X N Keterangan : Mx = Nilai rata-rata ∑X = Jumlah dari nilai-nilai yang diperoleh N = Number of Cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)101
Mx = 2585 41 Mx = 63,04
Berdasarkan hasil rata-rata diatas, juga menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap guru ekonomi adalah baik. Dengan demikian berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif di SMA Negeri 1 Tangerang Selatan berada pada kategori baik.
101
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,...h. 81
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Dari hasil keseluruhan data penelitian yang peneliti peroleh, melalui wawancara, dokumentasi, dan angket adalah cukup baik dilihat dari proses pengajaran dan persepsi siswa mengenai pembelajaran adalah baik. Dari hal tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: Pertama, di dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas guru sudah dapat melakukan perannya yaitu, peran sebagai informator (sumber belajar), Director (pengarah), organisator/manajer (pengelola), transmitter (penyampai ilmu pengetahuan), inisiator (inspirasi), motivator (pemberi
motivasi),
fasilitator
(pemberi
fasilitas),
mediator
(penengah/pemberi solusi belajar), dan evaluator (penilai). Walaupun peran tersebut terkadang ada yang belum sepenuhnya di lakukan oleh guru seperti dalam penggunaan media dan alat pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang bervariasi hanya dengan ceramah, dan tanya jawab, guru juga
kurang mengembangkan alat sebagai sarana penunjang dalam pembelajaran. Dan pada saat evaluasi guru tidak sepenuhnya memberikan penilaian kepada siswa. Tetapi, semua itu tidak menjadi hambatan terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar, karena disini murid juga aktif dalam mencari pengetahuan tentang materi yang bersangkutan. Kedua, suasana pembelajaran yang diciptakan oleh guru ekonomi sudah cukup baik. Dimana guru melibatkan siswa untuk ikut terlibat dalam setiap proses belajar berlangsung, seperti menyuruh menjelaskan materimateri, dan guru mengembangkan kreativitas siswa dengan cara memberikan soal agar pengetahuan dan daya pikir siswa lebih berkembang. Suasana pembelajaran terasa menyenangkan manakala guru menyelingi waktu yang tersisa agar siswa dapat merefleksikan pikirannya dengan mendengarkan guru menciptakan suasana yang menyenangkan seperti guru memberikan banyolan-banyolan ketika sedang menerangkan materi. Hal tersebut memberikan penyegaran bagi siswa dan siswa pun tidak merasa bosan menyimak pelajaran.
B. SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian diatas, dapat disarankan sebagai berikut: 1. Bagi Guru Ekonomi Kepada kreatifitasannya
guru
ekonomi
hendaknya
dan terus inovatif
harus
terus
menggali
dalam memberdayakan dan
menciptakan media belajar yang lebih baik demi meningkatkan motivasi belajar siswa dan memperlancar proses belajar mengajar. Dan guru juga harus lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi
metode/strategi
mengajar yang tepat dengan materi yang ingin disampaikan. Dan guru harus benar-benar memahami apa saja kesulitan yang dialami siswa pada
saat belajar, dan dapat memberikan solusi/jalan keluar untuk masalah yang dihadapinya, juga lebih bisa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat memahami kemampuan siswa baik kelemahan atau kelebihan yang dimiliki oleh setiap siswa, sehingga
guru
dapat
pembimbing dalam menciptakan
suasana
menempatkan
perannya
proses pembelajaran, belajar
yang
sebagai
pengajar,
terutama dalam
kondusif,
sehingga
upaya dapat
membangkitkan efektivitas belajar siswa. 2. Kepada Pihak Sekolah Diharapkan lebih memberikan fasilitas/sarana dan prasarana yang lebih banyak dan modern untuk menunjang berlangsungnya proses pembelajaran ekonomi maupun pada mata pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, “(Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. I Sabri, Ahmad, Quantum Teaching Strategi Belajar Mengajar: Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. 3 Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), Cet. II Dikutip dari Penilaian Form PPKT 2010 Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi I, Cet. Ke-5 Hasibuan, J.J, Dip. Ed., Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. 6 Parsono, Drs, Drs. Anton Sukarno, Drs. Djono R, Drs. Buharjo, M. Pd, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Karunika Jakarta, 1990), modul 5 Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8 Nawawi, Hadari, M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006) Hasil observasi I pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 1 Oktober 2010, 08.30-11.00 WIB
Hasil observasi II pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 13 Oktober 2010, 09.00-10.45 WIB Hasil observasi III pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 25 Oktober 2010, 10.45-11.35 http://aminmunar.wordpress.com/2010/08/12/ptk-peningkatan-prestasi-belajaraekonomi-dengan-metode-resitasi-melalui-bahan-ajar-lember-kerjasiswa-work-sheet/ (kamis, 26 Agustus 2010, 20.00 WIB) http.perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21.M.safroni
fpips.pdf,
(kamis,26 Agustus 2010, 20.30 WIB) http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010 http://e-edu.lpmp
kalbar.
net/index.
php?
Option
=com_content&view
=article&id= 46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010 http://www.schoolparents. Canberra.net.au/effektive schools, 28 Agustus 2010 http://abah 123.blogspot.com/2007/11/,28 Agustus 2010 Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Pustaka Bahasa Depdiknas, Balai Pustaka, Jakarta: 2001 Moeloeng, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. XVIII Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985) Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Jemmars, 1986), Ed. III Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB Sudjana, Nana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung: Ideal, 1975)
Sudjana, Nana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru, 1989), Cet. III Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) A, M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010) Nasution, S., Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet. 1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Ed. 2, Cet.2 SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Data Profil Sekolah SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 5 September 2010, 11. 00 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007) UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2003), Cet. I Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: PT. Redaksi Sinar Grafika, 2010), Cet. I Surachmad, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1986), Ed. III Idris, Zahara dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992) 2B-Bahan Puzzle-indikator sekolah efektif
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Dengan Guru Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari, Tanggal
:
Nama Guru
:
Waktu
:
Lokasi
:
1. Apakah setiap Bapak/Ibu ingin mengajar selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran? 2. Apakah Bapak/Ibu selalu mencari referensi/sumber buku selain buku pedoman yang ada (peran guru sebagai sumber belajar/Informator)? 3. Bapak/Ibu selalu datang tepat waktu pada saat mengajar? 4. Sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu selalu mengecek siswa yang belum masuk kelas (pegelola kelas/organisator)? 5. Bapak/Ibu Sebelum memulai belajar selalu mengarahkan siswa untuk serius dan berkonsentrasi? 6. Apakah sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu melakukan Apresiasi? 7. Apakah sebelum memulai pembelajaran ibu selalu mengetes siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan menyangkut materi sebelumnya? 8. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar (peran guru sebagai motivator)? 9. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode/strategi belajar yang bervariasi?
10. Metode apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk menambah semangat siswa dalam belajar ekonomi? 11. Setiap kali menerangkan materi Bapak/Ibu selalu menerangkannya dengan tuntas dan jelas? 12. Pada saat menjelaskan Bapak/Ibu memberikan arahan penjelasan mengenai materi (director)? 13. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran? 14. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, dan nyaman bagi siswa dalam belajar? 15. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menghadapi siswa yang daya tangkapnya kurang dalam belajar? 16. Bapak/Ibu selalu memberikan waktu untuk siswa untuk berkonsultasi mengenai pembelajaran/masalah pribadi? 17. Apakah Bapak/Ibu memberikan sanksi basi siswa jika mereka melanggar peraturan yang sudah ditetapkan (khususnya didalam kelas)? 18. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam melakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa dan Bapak/Ibu sendiri? 19. Seberapa penting peran seorang guru dalam pembelajaran? 20. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan peran sebagai seorang pengajar? 21. Apa arti suasana pembelajaran kondusif dalam proses belajar mengajar? 22. Apa saja yang sudah bapak lakukan untuk mewujudkan sauasana pembelajaran yang aktif, efesien, dan menyenangkan didalam kelas? 23. Menurut Bapak/Ibu seberapa penting manfaat belajar ekonomi? Instrumen ini telah dikonsultasi dan divalidasi oleh penguji, dalam hal ini adalah dosen pembimbing yang bersangkutan.
Menyetujui,
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal
:
Kelas/Sekolah
:
Waktu
:
Guru Mata Pelajaran Ekonomi
:
No
Objek Pengamatan KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1
2
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran a. Identitas sekolah b. Identitas mata pelajaran c. Identitas kelas dan semester d. Standar kompetensi e. Kompetensi dasar f. Indikator pencapaian kompetensi g. Alokasi waktu h. Tujuan pembelajaran i. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar j. Metode pembelajaran k. Strategi pembelajaran l. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran m. Penilaian dan tindak lanjut n. Instrumen soal Menggunakani sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator) KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
3
Kegiatan Pendahuluan (awal) a. Membuka pelajaran dengan semangat
1
2
3
4
5
4
5
b. Memeriksa keadaan kelas c. Memberikan apersepsi d. Memberikan motivasi (motivator) e. Menerangkan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi untuk menunjang pembelajaran b. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter) c. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif) d. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya e. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus (mediator) f. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif) g. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya h. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab pertanyaan i. Menyimpulakan hasil pembelajaran Kegiatan Penutup (akhir) a. Refleksi b. Memberikan pekerjaan rumah c. Memberitahu materi berikutnya EVALUASI
6
Memberikan Penilaian a. Memberikat pertanyaan b. Memberikan tes
Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Lampiran 3
ANGKET PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN GURU EKONOMI DALAM MEWUJUDKAN SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF DI SMAN 4 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Pengisian : 1. Isilah tanda ( X ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda yaitu : a,b,c, atau d. 2. Jawaban anda pada jawaban ini tidak mempengaruhi nilai anda. 3. Jawaban yang anda berikan dalam daftar isian ini merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi penelitian kami. Oleh karena itu, atas kesediaan anda mengisi daftar isian ini kami ucapkan terimakasih.
Biodata Responden : 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
: P/L
3. Kelas
:
1. Apakah guru ekonomi di sekolah anda berinteraksi dengan cara menyapa kalian sebelum masuk kelas ? a.
Selalu menyapa
c. Kadang-kadang
b.
Menyapa
d. Tidak pernah
2. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengatur ruangan kelas sebelum pelajaran di mulai ?
a. Selalu mengatur
c. Kadang-kadang
b. mengatur
d. Tidak pernah
3. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengisi daftar hadir (absent) sebelum pelajaran di mulai ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Apakah guru ekonomi anda menegur siswa yang terlambat masuk kelas ? a. Selalu menegur
c. Kadang-kadang
b. Menegur
d. Tidak pernah
5. Apakah guru ekonomi anda memberikan hukuman (sanksi atau lainnya) bagi siswa yang melanggar peraturan yang telah disepakati bersama ? a. Selalu memberikan
c. Kadang-kadang
b. Memberikan
d. Tidak pernah
6. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memberikan hadiah (seperti penambahan nilai atau lainnya) bagi siswa yang telah disepakati bnersama ? a. Selalu memberikan
c. Kadang-kadang
b. Memberikan
d. Tidak pernah
7. Apakah guru ekonomi di sekolah anda menguasai setiap materi diberikan ? a. Sangat menguasai
c. Kadang-kadang
b. Menguasai
d. Tidak pernah
8. Apakah guru ekonomi di sekolah anda menyampaikan materi dengan jelas dan tanpa hambatan ? a. Sangat jelas
c. Kadang-kadang
b. Jelas
d. Tidak pernah
9. Apakah guru ekonomi di sekolah anda menyampaikan materi dengan semangat ?
a. Sangat semangat
c. Kadang-kadang
b. semangat
d. Tidak pernah
10. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengulang materi pelajaran yang belum di pahami siswa ? a. Selalu mengulang
c. Kadang-kadang
b. mengulang
d. Tidak pernah
11. Apakah guru di sekolah anda menggunakan berbagai metode atau cara dalam menyampaikan pelajaran ? a. Selalu menggunakan
c. Kadang-kadang
b. Menggunakan
d. Tidak pernah
12. Apakah guru ekonomi di sekolah mengajak anda berpikir agar lebih konsentrasi dalam materi yang disampaikan ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
13. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memotivasi kepada siswanya dalam belajar ? a. Selalu memotivasi
c. Kadang-kadang
b. Memotivasi
d. Tidak pernah
14. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memberikan kesempatan bertanya terikat dengan masalah belajar ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
15. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memberikan tugas atau pekerjaan rumah pada setiap pembahasan ? a. Selalu memberikan
c. Kadang-kadang
b. memberikan
d. Tidak pernah
16. Apakah dalam proses belajar mengajar guru ekonomi suka memberikan kesempatan siswa untuk menenangkan pikiran (bernyanyi)?
a. Sangat memberikan
c. kadang-kadang
b. Memberikan
d. Tidak pernah
17. Apakah guru di sekolah anda mengevaluasi materi pelajaran yang telah selesai di bahas ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
18. Apakah guru ekonomi di sekolah anda meluangkan waktu untuk mengatasi masalah dalam belajar ? a. Selalu meluangkan
c. Kadang-kadang
b. Meluangkan
d. Tidak pernah
19. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengetahui kendala dan hambatan dalam masalah belajar anda ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
20. Apakah guru di sekolah anda mencarikan solusi atau memberikan jalan keluar pada setiap masalah belajar di kelas ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA Dengan Guru Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari, Tanggal
: Senin, 27 September 2010
Nama Guru
: Masruroh, S.Pd
Waktu
: 11.00 WIB
Lokasi
: SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
24. Apakah setiap Bapak/Ibu ingin mengajar selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran? Jawaban : Sebelum memulai pembelajaran saya selalu membuat, RPP dahulu, agar pembelajaran itu menjadi terarah dan mencapai tujuan, dan juga membuat percaya diri untuk menyampaikan ilmu pengetahuan mengenai materi ekonomi dalam kelas.
25. Apakah Bapak/Ibu selalu mencari referensi/sumber buku selain buku pedoman yang ada (peran guru sebagai sumber belajar/Informator)? Jawaban : Biasanya sebelum menyampaikan materi belajar, saya mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan saya mengenai materi yang akan saya ajarkan.
26. Bapak/Ibu selalu datang tepat waktu pada saat mengajar? Setiap materi pelajaran saya dimulai saya tidak ingin siswa masih ada diluar kelas, karena itu akan mengganggu proses berjalannya
pembelajaran dan akan membuat suasana belajar menjadi terganggu akibat ada siswa yang masih ada di luar kelas. Hal itu saya wujudkan dengan datang on time (tapat waktu) pada waktu saya mengajar di kelas
27. Sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu selalu mengecek siswa yang belum masuk kelas (pegelola kelas/organisator)? Jawaban : Pastinya, saya selalu mengecek siswa yang masih berada di luar kelas agar masuk untuk mengikiuti pembelajaran. Karena jika masih ada yg diluar itu mengganggu jalamnya proses mengajar saya dan siswa lain.
28. Bapak/Ibu Sebelum memulai belajar selalu mengarahkan siswa untuk serius dan berkonsentrasi? Jawaban : Ya, saya selalu mengarahkan siswa agar tidak berisik dan berkonsentrasi jika saya sedang menerangkan materi.
29. Apakah sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu melakukan Apresiasi? Jawaban : Tentunya sebelum menjelaskan materi hari ini, saya seklalu mengingatkan siswa dengan melakukan apersepsi, karena materi yang dibahas pasti berkaitan dengan materi-materi pertemuan sebelumnya. 30. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar (peran guru sebagai motivator)? Jawaban : Caranya, saya memberikan wejangan-wejangan dan, memberikan nilai atau pujian setiap kali mereka melakukan apa yang saya suruh entah itu soal/diskusi. Karena itu dapat menambah motivasi mereka.
31. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode/strategi belajar yang bervariasi? Jawaban : Ya, cukup bervariasi metode yang saya gunakan.
32. Metode apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk menambah semangat siswa dalam belajar ekonomi? Jawaban : Kadang saya melakukan games/turnamen kepada siswa, atau diskusi kelompok.
33. Setiap kali menerangkan materi Bapak/Ibu selalu menerangkannya dengan tuntas dan jelas? Jawaban : Sebisa mungkin saya menjelaskan dengan tuntas, tetapi kadang waktu juga yang tidak memungkinkan. Dan saya lanjutkan pada pertemuan berikutnya.
34. Pada saat menjelaskan Bapak/Ibu memberikan arahan penjelasan mengenai materi (director)? Jawaban : Ya, saya selalu mengarahkan materi sesuai dengan tujuan yang ingin saya capai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah saya buat.
35. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran? Jawaban :
Biasanya, saya memberikan soal dan menyuruh siswa utuk maju mengerjakan soal-soal itu.
36. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, dan nyaman bagi siswa dalam belajar? Jawaban : Cara saya adalah memberikan candaan/guyonan ditengah-tengah pembelajaran, setelah itu saya kembali lagi ke materi.
37. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menghadapi siswa yang daya tangkapnya kurang dalam belajar? Jawaban : Saya memberikan penguatan misalnya, penambahan waktu untuk menjelaskan lagi materi yang tidak dimengerti dan memberika remedial. 38. Bapak/Ibu selalu memberikan waktu untuk siswa untuk berkonsultasi mengenai pembelajaran/masalah pribadi? Jawaban : Sangat memberikan. Karena agar saya mengetahui kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam belajar.
39. Apakah Bapak/Ibu memberikan sanksi basi siswa jika mereka melanggar peraturan yang sudah ditetapkan (khususnya didalam kelas)? Jawaban : Iya, saya selalu memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar aturan dan tata tertib, khususnya pada mata pelajaran saya.
40. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam melakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa dan Bapak/Ibu sendiri?
Jawaban : Mengetes siswa kembali dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih menyangkut materi yang telah saya ajarkan, dan memberikan tes. Kalau untuk saya pribadi, evaluasi itu adalah menihat apakah siswa setidaknya 90% mengerti apa yang saya sampaikan atau tidak. Jika lebih banyak siswa yang mengerti dari pada yang tidak berarti apa yang saya ajarkan sudah sampai ke pada siswa, dan sebaliknya.
41. Seberapa penting peran seorang guru dalam pembelajaran? Jawaban : Wah, peran seorang guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Karena guru lah yang memegang komando dalam kelas dan pemberi ilmu pengetahuan baru kepada siswa.
42. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan peran sebagai seorang pengajar? Jawaban : Sebaik mungkin saya melakukan seluruh tugas dan kewajiban saya dalam mengajar.
43. Apa arti suasana pembelajaran kondusif dalam proses belajar mengajar? Jawaban : Suasana kondusif menurut saya adalah suasana dimana guru dan anak dapat berinteraksi dengan baik, siswa mendengarkan setiap materi yang di jelaskan guru, dan siswa aktif dalam belajar.
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI I Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal
: Senin, 4 Oktober 2010
Kelas/Sekolah
: IX IPS 3/SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Waktu
: 08.30 s.d 11.00
Guru Mata Pelajaran Ekonomi
: Masruroh M.Pd
No
Objek Pengamatan
1
2
3
4
5
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1
2
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran o. Identitas sekolah p. Identitas mata pelajaran q. Identitas kelas dan semester r. Standar kompetensi s. Kompetensi dasar t. Indikator pencapaian kompetensi u. Alokasi waktu v. Tujuan pembelajaran w. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar x. Metode pembelajaran y. Strategi pembelajaran z. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran aa. Penilaian dan tindak lanjut bb. Instrumen soal Menggunakan sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator) KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
4
5
Kegiatan Pendahuluan (awal) f. Membuka pelajaran dengan semangat g. Memeriksa keadaan kelas h. Memberikan apersepsi i. Memberikan motivasi (motivator) j. Menerangkan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran j. Menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi untuk menunjang pembelajaran k. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter) l. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif) m. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya n. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus (mediator) o. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif) p. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya q. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab pertanyaan r. Menyimpulkan hasil pembelajaran Kegiatan Penutup (akhir) d. Refleksi e. Memberikan pekerjaan rumah f. Memberitahu materi berikutnya EVALUASI
6
Memberikan Penilaian c. Memberikan pertanyaan d. Memberikan tes
Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Lampiran 6
HASIL OBSERVASI II Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal
: Rabu, 13 Oktober 2010
Kelas/Sekolah
: IX IPS 3/SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Waktu
: 10.30 s.d 12.00
Guru Mata Pelajaran Ekonomi
: Masruroh M.Pd
No
Objek Pengamatan
1
2
3
4
5
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1
2
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran cc. Identitas sekolah dd. Identitas mata pelajaran ee. Identitas kelas dan semester ff. Standar kompetensi gg. Kompetensi dasar hh. Indikator pencapaian kompetensi ii. Alokasi waktu jj. Tujuan pembelajaran kk. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar ll. Metode pembelajaran mm. Strategi pembelajaran nn. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran oo. Penilaian dan tindak lanjut pp. Instrumen soal Menggunakani sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator) KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
4
5
Kegiatan Pendahuluan (awal) k. Membuka pelajaran dengan semangat l. Memeriksa keadaan kelas m. Memberikan apersepsi n. Memberikan motivasi (motivator) o. Menerangkan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran s. Menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi untuk menunjang pembelajaran t. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter) u. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif) v. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya w. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus (mediator) x. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif) y. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya z. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab pertanyaan aa. Menyimpulkan hasil pembelajaran Kegiatan Penutup (akhir) g. Refleksi h. Memberikan pekerjaan rumah i. Memberitahu materi berikutnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
EVALUASI 6
Memberikan Penilaian e. Memberikan pertanyaan f. Memberikan tes
Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
√ √
Lampiran 7
HASIL OBSERVASI III Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal
: Senin, 25 Oktober 2010
Kelas/Sekolah
: IX IPS 3/SMA NEGERI 4 Tangerang Selatan
Waktu
: 08.30 s.d 10.00
Guru Mata Pelajaran Ekonomi
: Masruroh M.Pd
No
Objek Pengamatan
1
2
3
4
5
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1
2
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran qq. Identitas sekolah rr. Identitas mata pelajaran ss. Identitas kelas dan semester tt. Standar kompetensi uu. Kompetensi dasar vv. Indikator pencapaian kompetensi ww. Alokasi waktu xx. Tujuan pembelajaran yy. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar zz. Metode pembelajaran aaa. Strategi pembelajaran bbb. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran ccc. Penilaian dan tindak lanjut ddd. Instrumen soal Menggunakani sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator) KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
4
5
Kegiatan Pendahuluan (awal) p. Membuka pelajaran dengan semangat q. Memeriksa keadaan kelas r. Memberikan apersepsi s. Memberikan motivasi (motivator) t. Menerangkan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran bb. Menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi untuk menunjang pembelajaran cc. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter) dd. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif) ee. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya ff. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus (mediator) gg. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif) hh. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya ii. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab pertanyaan jj. Menyimpulkan hasil pembelajaran Kegiatan Penutup (akhir) j. Refleksi k. Memberikan pekerjaan rumah l. Memberitahu materi berikutnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
EVALUASI 6
Memberikan Penilaian g. Memberikan pertanyaan h. Memberikan tes
Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
√ √
Lampiran 11
Perhitungan Rentang Untuk Penilaian Angket
Nilai ideal 80 Rentang = --------------------------------------- = ------ = 20 Jumlah Alternatif Jawaban 4
Kategori Penilaian Angket Tingkat Persepsi
Rentang Nilai
Baik
61 – 80
Cukup baik
41 – 60
Kurang baik
21 – 40
Buruk
1 – 20
Lampiran 12
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Renny Paramita Permatasari L
NIM
: 106015000470
Jurusan
: Pendidikan IPS
Judul Skripsi : Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
No
Referensi
1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, “(Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. I Ahmad Sabri, Quantum Teaching Strategi Belajar
2 3
4
Mengajar:
Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press,
2010), Cet. III 5
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. 3
6
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)
7
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), Cet. II
8
Dikutip dari Penilaian Form PPKT 2010
Paraf pembimbing
9
Dr. Wina Sanjaya,
M.Pd, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi I, Cet. Ke-5 10
Drs. J.J. Hasibuan, Dip. Ed., Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. 6
11
Drs. Parsono, Drs. Anton Sukarno, Drs. Djono R, Drs. Buharjo, M. Pd, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Karunika Jakarta, 1990), modul 5
12
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8
13
Hadari Nawawi, M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006)
14
Hasil observasi I pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 1 No 2010, 08.30-11.00 WIB
15
Hasil observasi II pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 13 Oktober 2010, 09.00-10.45 WIB
16
Hasil observasi III pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 25 Oktober 2010, 10.45-11.35
17
http://aminmunar.wordpress.com/2010/08/12/ptkpeningkatan-prestasi-belajara-ekonomi-dengan-metoderesitasi-melalui-bahan-ajar-lember-kerja-siswa-work-sheet/ (kamis, 26 Agustus 2010, 20.00 WIB)
18
http.perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21.M .safroni fpips.pdf, (kamis,26 Agustus 2010, 20.30 WIB)
19
http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010
20
http://e-edu.lpmp
kalbar.
net/index.
php?
Option
=com_content&view
=article&id=
lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid=
46:
penataan-
44:pengelolaan
pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010 21
http://www.schoolparents.
Canberra.net.au/effektive
schools, 28 Agustus 2010 22
http://abah 123.blogspot.com/2007/11/,28 Agustus 2010
23
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
24
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Pustaka Bahasa Depdiknas, Balai Pustaka, Jakarta: 2001
25
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. XVIII
26
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985)
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Jemmars, 1986), Ed. III
28
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III
29
M. Alisuf
Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan
Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II 30
Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB
31
Nana Sudjana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung: Ideal, 1975)
32
Nana Sudjana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru, 1989), Cet. III
33
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
34
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010) 35
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet. 1
36
Slameto,
Belajar
dan
Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) 37
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Ed. 2, Cet.2
38
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Data Profil Sekolah SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 5 September 2010, 11. 00
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X
40
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007)
41
UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2003), Cet. I
42
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: PT. Redaksi Sinar Grafika, 2010), Cet. I
43
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1986), Ed. III
44
Zahara Idris, Lisma Jamal,
Pengantar Pendidikan,
(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992) 45
2B-Bahan Puzzle-indikator sekolah efektif
Jakarta, 1 Desember 2010 Dosen Pembimbing
Drs. Ulfa Fajarini M.Si NIP . 19670828 199303 2 006