PERAN GURU PAI DALAM MEMBANTU BIMBINGAN DAN KONSELING SISWA BERMASALAH DI SMP NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh: AKMALIYAH FITRI NIM: 1111011000002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1437 H
ABSTRAK AKMALIYAH FITRI (1111011000002), “Peran Guru PAI dalam Membantu Bimbingan dan Konseling Siswa Bermasalah di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan” Kata Kunci: Peran Guru PAI, Bimbingan dan Konseling, Siswa Bermasalah. Penelitian ini bertujuan mengetahui apa saja jenis perilaku siswa bermasalah dan bagaimana peran guru PAI dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah di SMP Nusantara, Ciputat, Tangerang Selatan. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi analisis dengan menggunakan library research (penelitian kepustakaan) dan field research (penelitian lapangan). Dari penelitian yang sudah penulis lakukan melalui analisis data yang dikumpulkan melalui angket, wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dialami oleh siswa SMP Nusantara adalah pertama masalah tata tertib sekolah, kedua masalah ibadah, dan ketiga masalah pribadi. Guru PAI mempunyai peranan yang sangat baik dalam membantu BK siswa yang bermasalah di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. Bentuk peranannya adalah dalam proses belajar mengajar siswa senantiasa diberikan bimbingan, melalui kegiatan ekstrakulikuler dan ROHIS, membantu guru piket dalam memberikan sanksi kepada siswa yang terlambat, memberikan upaya kuratif pada siswa yang di skorsing dengan bimbingan keagamaan selama seminggu, mengadakan kegiatan muhadoroh, BTQ, ikut serta dalam memberikan layanan BK kepada semua siswa yaitu dengan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk melakukan konseling dan memberikan nasihat secara berkelanjutan kepada siswa. Guru PAI selalu berkomunikasi dengan baik dan bersifat terbuka terhadap wali murid yang ingin menceritakan permasalahan anak yang berkaitan dengan keluarga dan guru PAI selalu mampu memberikan solusi.
i
ABSTRAK AKMALIYAH FITRI (1111011000002), “PAI Teacher’s Role in Helping Guidance and Counseling Troubled Students in Nusantara Junior High School Ciputat South Tangerang.” Key Words: PAI Teacher’s Role, Guidance and Counseling, Troubled Students. PAI teacher is a mentor and counselor for students religious life, PAI teacher is also role model and adviser, so he can give preventive and currative way troubled students. This study was conducted to know the types of troubled students’ behaviour and how PAI teacher’s role helps guidance and counseling troubled students in Nusantara Junior High School, Ciputat, South Tangerang. This study employed a descriptive analysis design used libary research and field research, field notes, interview, qestionaires, and documentation study were the instruments used to collect the data needed Based on the result of the study, there are some problem faced by the students. The first one is school discipline problem, the second is problem of worship, and the third one is personal problem. PAI teacher has a good role in help guidance and counseling troubled students in Nusantara Junior High School, Ciputat, South Tangerang such as in the procces of learning, students were always given the guidance through extracurricular and ROHIS activity. PAI teacher gave sanction to the students who come late. And gave currative efforts to students wewe in suspensions by giving religious guidance for a week. Pai teacher also held Muhadharoh, BTQ activiy, and participated in giving guidance and counseling services to the students, he always communicates well and welcomed the students parents who want to tell about their childrens problems. PAI teacher always gives the solution of the problem.
ii
KATA PENGANTAR بسم اهلل الرّحمن الرّحيم Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia, hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga Allah senantiasa melimpahkannya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan tuntunan bagi kita semua (Umat Islam) kejalan yang di ridhoi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat meyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. H. Abdul Madjid Khon. M.A, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Ibu Marhamah Shaleh, Lc. MA, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Serta staf administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Faza Amri, S.Th.I. 4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan memberikan
iii
motivasi kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulisan skripsi ini dapat selesei dengan baik. 5. Dosen Penasehat Akademi, Bapak Yudi Munadhi, M.Ag. yang banyak memberi masukan kepada penulis selama studi. Seluruh dosen di Jurusan Pendidikan Agama Islam yang pernah memberikan ilmu kepada penulis, dan seluruh dosen yang ada di naungan UIN Syarif Hidayatullah. 6. Ayahanda Karsa dan Ibunda Siti Aisyah tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih dan sayang yang tak terhingga, yang tidak bisa dibalas dengan apapun, dan selalu mendo’akan serta memberi dukungan dengan segala pengorbanan dan keihklasan. (semoga Allah membalas segala pengorbanan mereka). Adik tercinta M. Irsyad Hajri yang telah memberikan do’a untuk kakak tercinta. 7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan keleluasaan dalam peminjaman buku-buku yang dibutuhkan. 9. Kepala Sekolah, Bapak Cecep Setiawan M.Ag. Kurikulum dan guru PAI, Dr. Bapak Syaefudin. Guru BK, Ibu Khusnul Ummah S.Pd. KA. Tata Usaha Hari Hardian dan keluarga besar SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi. 10. Guru tercinta, Umi Shofia beserta keluarga besar Yayasan Al-Fachriyah Habib Novel. 11. Terima Kasih juga untuk sahabat tercinta satu perjuangan, Isnawati dan Ulfah Qori yang selalu menginspirasi, memberikan motivasi, bimbingan dan bantuan kepada penulis.
iv
12. Terima Kasih juga untuk sahabat tercinta Arcobaleno dan Kechebong yang selalu menemani hari-hari penulis dalam keadaan susah dan senang. 13. Teman-teman PAI angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang selalu menjaga komitmen untuk terus bersama dan saling membantu dalam proses belajar dikampus UIN Jakarta tercinta. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan doa kehadirat Allah SWT. Semoga amal baik semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan, memperhatikan dan membantu penulis dicatat oleh Allah sebagai amal shaleh dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Dan mudah-mudahan apa yang penulis usahakan dapat bermanfaat. Amiin…
Jakarta, 18 Oktober 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iii
DAFTAR ISI ................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
5
C. Pembatasan Masalah.....................................................................
6
D. Rumusan Masalah.........................................................................
6
Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………. ........
6
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................
8
A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam......................................
8
1. Pengertian Peran........................................................................
8
2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam…………………...
9
3. Tugas dan Peran Guru..............................................................
10
E.
a. Tugas Guru……………………………. .............................. 10 b. Peran Guru............................................................................ 10 4. Kompetensi Guru ……………………………. ........................ 12 5. Syarat dan Tanggung Jawab Guru…………………………. ... 13 B. Bimbingan dan Konseling ……………………………. ............. 14 1. Pengertian Bimbingan…………………. .................................. 14 2. Pengertian Konseling …………………………. ...................... 15 3. Tujuan Bimbingan dan Konseling............................................ 16 vi
4. Fungsi Bimbingan dan Konseling …… .................................... 16 5. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ………………....... 18 6. Asas-asas Bimbingan dan Konseling ……………................. 20 7. Layanan Bimbingan dan Konseling…….....…………............ 22 C. Masalah –masalah Siswa dan Faktor Penyebabnya................ 23 1. Masalah-masalah Siswa …………………………. .................. 23 2. Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Bidang Pribadi....... 26 3. Faktor Penyebab Timbulnya Masalah…… ............................... 27 D. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................... 28 E. Kerangka Berfikir....................................................................... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 31 A. Tempat dan waktu Penelitian…………………...……………… 31 B. Populasi dan Sampel Penelitian ...........……….....…………….
31
C. Metode Penelitian………….............................................……...
32
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................
33
E. Instrumen Penelitian....................................................,.,,............. 35 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………. ............................. 37 BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ................................... 40 A. Gambaran Umum......................……………………….....…… 1. Sejarah Sekolah........................................................................
40 40
2. Susunan Pengurus SMP Nusantara Ciputat ............................. 41 B. Deskripsi Data.......................………….…………...……………
46
C. Pembahasan ................................................................................... 61 BAB V PENUTUP........................................................................................
68
A. Kesimpulan…………...................................................................
68
B. Implikasi……………………………...........................................
69
C. Saran……………………….........................................................
69
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
71
DAFTAR TABEL 1.
Tabel 3.1 Daftar Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian ............................. 35
2.
Tabel 3.2 Jawaban Dalam Skoring .............................................................. 38
3.
Tabel 4.1 Jumlah Siswa/i Kelas VII ............................................................ 42
4.
Tabel 4.2 Jumlah Siswa/i Kelas VIII ........................................................... 42
5.
Tabel 4.3 Jumlah Siswa/i Kelas IX .............................................................. 42
6.
Tabel 4.4 Jumlah Siswa/i SMP Nusantara Ciputat ...................................... 43
7.
Tabel 4.5 Daftar Pimpinan, Dewan Guru & Staf SMP Nusantara Ciputat .. 43
8.
Tabel 4.6 Presentase Item pertanyaan 1 ....................................................... 47
9.
Tabel 4.7 Presentase Item pertanyaan 2 ....................................................... 48
10. Tabel 4.8 Presentase Item pertanyaan 3 ....................................................... 48 11. Tabel 4.9 Presentase Item pertanyaan 4 ....................................................... 49 12. Tabel 4.10 Presentase Item pertanyaan 5 ..................................................... 50 13. Tabel 4.11 Presentase Item pertanyaan 6 ..................................................... 51 14. Tabel 4.12 Presentase Item pertanyaan 7 ..................................................... 51 15. Tabel 4.13 Presentase Item pertanyaan 8 ..................................................... 52 16. Tabel 4.14 Presentase Item pertanyaan 9 ..................................................... 52 17. Tabel 4.15 Presentase Item pertanyaan 10 ................................................... 53 18. Tabel 4.16 Presentase Item pertanyaan 11 ................................................... 53 19. Tabel 4.17 Presentase Item pertanyaan 12 ................................................... 54 20. Tabel 4.18 Presentase Item pertanyaan 13 ................................................... 54 21. Tabel 4.19 Presentase Item pertanyaan 14 ................................................... 55 22. Tabel 4.20 Presentase Item pertanyaan 15 ................................................... 55 23. Tabel 4.21 Presentase Item pertanyaan 16 ................................................... 56 24. Tabel 4.22 Presentase Item pertanyaan 17 ................................................... 56 25. Tabel 4.23 Presentase Item pertanyaan 18 ................................................... 57 26. Tabel 4.24 Presentase Item pertanyaan 19 ................................................... 57 27. Tabel 4.25 Presentase Item pertanyaan 20 ................................................... 58 28. Tabel 4.26 Presentase Item pertanyaan 21 ................................................... 58
viii
29. Tabel 4.27 Presentase Item pertanyaan 22 ................................................... 59 30. Tabel 4.28 Presentase Item pertanyaan 23 ................................................... 59 31. Tabel 4.29 Presentase Item pertanyaan 24 ................................................... 60 32. Tabel 4.30 Presentase Item pertanyaan 25 ................................................... 60
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi SMP Nusantara Ciputat 2. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMP Nusantara Ciputat 3. Mekanisme Penangan Masalah di Sekolah 4. Angket siswa 5. Hasil Wawancara dengan guru PAI SMP Nusantara Ciputat 6. Hasil Wawancara dengan guru BK SMP Nusantara Ciputat 7. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Nusantara Ciputat 8. Tabel Uji Validitas Butir Soal 9. Tabel Uji Reliabilitas Butir Soal 10. Pengolahan Data dengan SPSS 22 11. Input Jawaban Angket Siswa 12. Rekapan Jawaban Angket Siswa 13. Program Tahunan Bimbingan dan Penyuluhan 14. Daftar Peraturan dan Sanksi serta Bobot Kredit Pelanggaran Siswa. 15. Dokumentasi 16. Surat Bimbingan Skripsi 17. Surat Izin Penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 18. Surat Bukti Penelitian dati SMP Nusantara Plus Ciputat 19. Uji Referensi
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama untuk menjalani kehidupan dengan baik. Melalui pendidikan masyarakat mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan
menjadi tolak ukur perkembangan Negara. Pendidikan juga
diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku dengan baik. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Beberapa pengertian diatas menunjukan bahwa tugas seorang pendidik adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik melalui pengetahuan dan
perubahan sikap
mendewasakan diri.
1
http:/www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf h.1
1
dalam usaha
2
Pengalaman belajar dapat berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan dapat mempengaruhi pembentukan berfikir dan cara bertindak individu dalam kurun waktu yang panjang.
Dan segala
perubahaban cara berfikir dan pembentukan diri menjadi dewasa akan dipengaruhi oleh pendidikan yang diterima oleh individu. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 sebagaimana yang dikutip oleh M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, dalam buku landasan pendidikan konsep dan aplikasi dikatakan bahwa
Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.”2 Dari pengertian dan tujuan pendidikan diatas, dapat diketahui bahwa target pendidikan itu sendiri yaitu diharapkan akan terwujudnya individuindividu
yang mengembangkan
potensi dan kepribadian yang seutuhnya.
Manusia yang mampu bertanggung jawab atas dirinya dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Upaya
untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang telah
disebutkan diatas tidaklah mudah, karena pada praktiknya masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh
siswa disekolah. “permasalahan yang
dialami siswa ditandai dengan gejala-gejala penyimpangan perilaku yang terjadi pada diri peserta didik , seperti datang kesekolah tidak tepat waktu, melanggar peraturan sekolah, tidak memakai atribut sekolah, berkelahi, berambut gondrong, merokok, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, membantah orangtua dan guru, mengejek teman, membuat geng-geng di sekolah, menonton video porno dan lain-lain.”3
2
M.Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2009), hal.14 3 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru BK dan Guru PAI di SMP Nusantara, Rabu 15 januari 2015.
3
Permasalahan yang muncul dapat disebabkankan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari diri siswa sendiri seperti rasa malas belajar sementara faktor eksternal adalah faktor
yang timbul dari lingkungan sekitar seperti
disebabkan oleh pengaruh teman sebaya.4 Iklim lingkungan yang kurang sehat, seperti maraknya tayangan pornografi di televisi dan VCD, minuman keras, dan obat-obatan terlarang yang tidak terkontrol, ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga, dan dekandensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup peserta didik yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral.5 Melihat permasalahan yang muncul, maka pihak sekolah harus melakukan bimbingan dan konseling secara aktif kepada peserta didik melalui program-program yang telah dibuat oleh guru bimbingan konseling disekolah dan pihak sekolah juga harus bekerja sama dengan semua bagian yang ada disekolah agar dapat menyelesaikan permasalahan dengan efektif. Bimbingan dan Konseling pada peserta didik menjadi tanggung jawab sekolah untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Tidak hanya guru bimbingan dan konseling yang mempunyai
tanggung jawab untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul pada peserta didik, semua guru juga mempunyai tanggung jawab untuk melakukan bimbingan kepada peserta didik. Mendidik bukan hanya semata-mata memindahkan ilmu kepada siswa, namun lebih dari itu pendidik juga harus mampu memberikan keteladan yang baik kepada siswa agar siswa mampu mengikuti sikap baik yang dimiliki oleh pendidik. Guru sebagai pendidik dan pembimbing harus menyadari bahwa pengetahuan dasar mengenai tugas sebagai konselor sangatlah penting, mengingat guru mempunyai tugas untuk membantu mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik dan disaat permasalahan muncul dalam diri
4
Ibid Sutirna, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2013), hal.54
5
4
peserta didik maka guru mempunyai peran dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik. Adapun tugas guru bukan saja mengajar peserta didik didalam kelas, seorang guru juga menpunyai tugas dibidang kemanusian yaitu guru sebaiknya dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua disekolah
dan peduli akan
permasalahan yang sedang dialami peserta didik. Dapat memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Guru mempunyai intensitas waktu yang banyak untuk bertatap muka dan berkomunikasi langsung dengan murid di dalam kelas. Dengan hal ini seorang guru bisa lebih memahami karakteristik dan permasalahan
peserta didik
disekolah. Guru sebagai pendidik
bertugas lebih dari sekedar sebagai tenaga
pengajar. Artinya, guru tidak hanya memberikan materi pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik tetapi lebih dari itu seorang guru mengajarkan tentang sikap, nilai-nilai kehidupan, kepribadian dan sebagainya. Adapun tugas seorang guru agama adalah mendidik dan mengajarkan pengetahuan agama ke dalam pribadi peserta didik dan dapat mengamalkan ilmu yang telah dipelajari peserta didik. Guru agama
juga mempunyai
tanggung jawab untuk menjadikan peserta didik mempunyai akhlak yang baik melalui keteladanan yang diberikan oleh guru. Bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru agama sangatlah diperlukan oleh siswa karena tingkat kesadaran siswa untuk mempunyai akhlak yang baik masih rendah yang mengakibatkan rendahnya kesadaran siswa untuk berprilaku baik terhadap diri sendiri dan sesama. Akhlak yang baik merupakan salah satu pencapaian dari tujuan pendidikan agama Islam karena itu guru agama juga mempunyai peran untuk mengubah sikap peserta didik menjadi lebih baik. Dengan demikian guru agama adalah pembimbing atau konselor hidup keagamaan peserta didik, yang ikut berperan juga dalam membantu pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilakukan di sekolah.
5
Berdasarkan apa yang di paparan di atas, menyusun
sebuah
karya
ilmiah
dengan
penulis termotivasi untuk judul
“PERAN
GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBANTU BIMBINGAN DAN KONSELING SISWA BERMASALAH DI SMP NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas antara lain: 1. Terdapat siswa yang datang terlambat ke sekolah di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 2. Terdapat siswa yang membolos di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 3. Terdapat siswa yang mengucapkan kata-kata kotor di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 4. Terdapat siswa yang meninggalkan shalat 5 waktu di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 5. Terdapat siswa yang menentang guru dan orang tua di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 6. Kurang efektivnya penanganan masalah yang ditangani oleh pihak sekolah dalam meyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi siswa di SMP
Nusantara Ciputat, Tangerang Selatan 7. Dibutuhkannya peran guru agama Islam dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan.
6
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1. Peran guru PAI dalam membantu bimbingan dan koseling siswa bermasalah di SMP Nusantara hanya berkaitan dengan layanan konseling perseorangan, layanan konseling kelompok, dan layanan konsultasi. 2. Siswa bermasalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan masalah tata tertib sekolah, masalah ibadah, dan masalah pribadi.
D. Perumusan Masalah 1. Apa saja jenis perilaku siswa bermasalah di SMP Nusantara Ciputat, Tangerang Selatan? 2. Bagaimana peran guru agama Islam dalam mengatasi siswa bermasalah di SMP Nusantara Ciputat, Tangerang Selatan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin diperolah oleh penulis adalah: a. Untuk mengetahui jenis prilaku siswa bermasalah di SMP Nusantara Ciputat, Tangerang Selatan. b. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membantu bimbingan dan konseling siswa yang bermasalah di SMP Nusantara Ciputat, Tangerang Selatan. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang didapat berdasarkan realita yang ada adalah: a. Bagi pendidik dapat meningkatkan kualitas dan kompetesi dalam mendidik serta membimbingan dan melakukan konseling.
7
b. Bagi sekolah, yayasan dan lembaga lainnya dapat dijadikan evaluasi dalam membimbing dan memberi konseling pada siswa bermasalah. c. Bagi orangtua dapat mengetahui permasalahan yang dialami anak dalam menjalani proses belajar dan mengajar di sekolah. d. Bagi peneliti menambah wawasan berdasarkan kefaktualan permasalahan yang ada di sekolah.
8
BAB II KERANGKA TEORI A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Peran Peranan adalah “lakon yang dimainkan oleh seorang pemain, maksud peran dalam hal ini adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Peran artinya, “suatu bagian memegang pempinan yang utama (terjadi suatu hal atau peristiwa)”.1 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa peranan merupakan “bagian yang dimainkan oleh seorang pemain, ia berusaha bermain baik di semua yang dibebankan kepadanya atau tindakan yang dilakukan seseorang di suatu peristiwa.”2 Peran adalah “perilaku, kewajiban, dan hak-hak yang melekat pada status, telah ditentukan bagi anda.”3 Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Pembedaan kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.4
1
Helyati Afrida, Peran Guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tentang pelajaran Agama di SDN Limus Nunggal 02 Cileungsi, (Jakarta : FITK UIN Jakarta, skripsi, 2012), h. 11 2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), cet.4, h. 1051 3 Komanto Sunarto, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Terj.dari Essential of Sociology oleh James M.Henslin, (Jakarta: Erlangga, 2007),cet.1, h.95 4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Grafindo Persada, 1982), h.212 8
9
2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Guru adalah “pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengawasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”5 Guru dalam persepektif pendidikan agama Islam ialah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya (baik sebagai khalifah fi al ardh maupun „abd).6 Sedangkan guru agama berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya, “guru agama disamping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberitahukan pengetahuan kegamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, dan pembinaan akhlak.”7 Pengertian pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.8 Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.9
5
Sudarman Danim, Pengembangan Profesi Guru dari Pra Jabatan, Induksi ke Madani,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), cet.2, h.83 6 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat pers 2002), h.42 7 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: Rosdakarya Offset, 1995), cet.2, h.99 8 Abdul Majid, Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2004), h.130 9 Abdul Majid , Op.Cit, h.132
10
3. Tugas dan Peran Guru a. Tugas Guru 1) Tugas Guru dalam Bidang Profesi Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas guru sebagai pendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan kepada anak didik. 2) Tugas dalam Bidang Kemanusiaan Guru harus dapat menempatkan diri sebagai kedua orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayai wali murid dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watak anak didik diperlukan agar lebih mudah memahami jiwa dan watak anak didik. 3) Tugas Guru dalam Bidang Kemasyarakatan Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila. Memang tidak dipungkiri bila guru mendidik anak didik sama halnya dengan mencerdaskan bangsa Indonesia.10 b. Peran Guru Menurut A.Malik Fadjar dalam bukunya reorientasi pendidikan Islam tugas maupun peran guru yang paling utama adalah menanamkan rasa dan amalan hidup beragama bagi peserta didiknya. Dalam hal ini dituntut ialah bagaimana setiap guru agama mampu membawa peserta didik untuk menjadikan agamanya sebagai landasan moral, etik dan spiritual dalam kehidupan kesehariannya.11 1) Guru Sebagai Pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena
10
Syaiful Bahri Djamhara, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.2 h.37 11 A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fadjar Dunia,1999), h.61.
11
itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari
sesuatu
yang
belum
diketahuinya,
membentuk
kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajarinya.12 2) Guru Sebagai Fasilitator Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to facilitate of learning” (memberi kemudahan belajar). Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti yang di identifikasikan rogers yang penulis kutip dari buku standar kompetensi dan sertifikasi guru karya D.r.E. Mulyasa, M.pd yaitu: a) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka. b) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya. c) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun d) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran e) Dapat menerima balikan, baik yang bersifat positif maupun negatif dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya f) Toleransi kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran g) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapai.13 3) Guru Sebagai Penasehat
12
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2006), cet.6 h.38 Mulyasa, Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offest, 2012), cet.6 h.55 13
12
Peserta didik senantiasa berhadapannya dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahkan mungkin menyalahkan apa yang ditemukannya, serta akan mengadu kepada guru sebagai orang kepercayaannya. 4) Guru Sebagai Pembimbing Guru
dapat
diibaratkan
sebagai
pembimbing perjalanan
(journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik teteapi juga perjalanan mental, emosional, kratifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. 14 Sebagai
pembimbing
guru
lebih
suka
jika
mendapati
kesempatan menghadapi sekumpulan murid-murid di dalam interaksi belajar mengajar. Ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat menggiring mereka, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri.15 5) Guru Sebagai Model Teladan Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. 16 4. Kompetensi Guru Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai persyaratan kompetensi untuk melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu membicarakan aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki guru. Kompetensi guru meliputi: 14
Mulyasa, Op.Cit, h. 40 Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.4, h. 266 16 Mulyasa, Op.Cit, h. 43 15
13
a. Kompetensi Pedagogik Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar.17 b. Kompetensi Kepribadiaan Kompetesi kepribadian yaitu, kemampuan kepribadian yang berakhlak mulia, mantap, stabil, dan dewasa arif, bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri, dan religius. Esensi pembelajaran adalah perubahan perilaku. Guru akan mampu mengubah perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia baik.18 c. Kompetensi Profesional Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis. d. Kompetensi Sosial Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada siswa, orang tua, masyarakat, Bangsa, Negara, dan agamanya. Dimata masyarakat, guru adalah orang yang mendidik, mengajar, dan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah, di masjid, di rumah atau ditempat lainnya.19
5. Syarat dan Tanggung Jawab Guru a. Syarat Guru
17
Fachruddin Saudagar dan Ali Idru, Pengembangan Profesionalitas Guru,(Jakarta : Gaung Persada 2009) h.32 18 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), cet.1, h.43 19 Saudagar dan Idru, Op.Cit, h.63
14
Persyaratan guru menurut Prof. Dr Zakiah Darajat yang penulis kutip dari buku Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif karya Drs. Syiful Bahri Djamarah, M.Ag adalah: 1) Takwa Kepada Allah Swt 2) Berilmu 3) Sehat Jasmani 4) Berkelakuan Baik20 b. Tanggung Jawab Guru Beberapa tanggung jawab guru terhadap murid yaitu: 1) Guru harus menuntut murid belajar 2) Turut membina kurikulum 3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan jasmaniah) 4) Memberikan bimbingan kepada murid 5) Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar 6) Menyelenggarakan penelitian 7) Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif 8) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila 9) Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia. 10)
Turut mensukseskan pembangunan
11)
Tanggung jawab meninggkatkan peranan profesional guru21
B. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan Menurut etimologis istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” . kata guidance, merupakan kata dasar dari “guide” yang
20
Djamhara , Op.Cit, h.32 Ibid, h.36
21
15
memiliki beberapa arti diantaranya, menunjukan jalan, memimpin, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan dan memberi nasihat.22 Pengertian bimbingan menurut smith yang penulis kutip dari buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling karya Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs. Erman Amti adalah: “layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-intrepretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.”23 Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada prinsipnya bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan. Bantuan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Sekalipun bimbingan itu merupakan pertolongan namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan.24 2. Pengertian Konseling Istilah konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata dari “to counsel” secara etimologis berarti “to give advice” akan memberikan saran dan nasihat. Konseling juga memiliki arti memberikan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka.25 Pengertian konseling menurut Rochman Natawidjaja yang penulis kutip dari buku pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah karya Drs. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM mendefinisikan bahwa: Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik anatara dua individu, di mana seorang konselor berusaha membantu yang lain atau klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri 22
Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.16 23 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet.ke-2, h.94 24 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi dan Karier, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h.6 25 Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2006), h. 10
16
dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.26 3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu antara lain adalah: a. Dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin c. Menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
pendidikan,
lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkusngan kerja.27 4. Fungsi Bimbingan dan Konseling a. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungan. Dan diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. b. Fungsi Fasilitasi Fasilitasi ini memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. c. Fungsi Penyesuain Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungan secara dinamis dan konstruktif d. Fungsi Penyaluran
26
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.38 27 Yusuf dan Nurihsan, op.cit, h.13
17
Fungsi penyaluran
yaitu bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. e. Fungsi Adaptasi Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan tutor untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan konseli. f. Fungsi Pencegahan Fungsi pencegahan atau preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.28 g. Fungsi Perbaikan Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak. h. Fungsi Penyembuhan Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosialpribadi, belajar, dan karir. i. Fungsi Pemeliharaan Fungsi pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya. j. Fungsi Pengembangan Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa 28
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal dan Non Formal dan Informal, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), h.21
18
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.29
5. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling a. Prinsip-prinsip Umum 1) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet. 2) Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individuindividu yang dibimbing, ialah memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan. 3) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing. 4) Masalah yang tidak diselesaikan di sekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu berwenang melakukannya. 5) Bimbingan harus dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing. 6) Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat. 7) Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan. 8) Pelaksanaan program pendidikan dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sa,a dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah. 9) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui sampai di mana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.30 29
Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), cet.1
h.16 30
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.39
19
b. Prinsip-prinsip Khusus 1) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu: a) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi. b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis. c) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu. d) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya. 2) Prinsip –prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individual, yaitu: a) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, sekolah serta kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan dan terhadap kondisi mental dan fisik individu. b) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah individu dan kesemuanya menjaga perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.31 3) Prinsip –prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yaitu: a) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu karena itu program bimbingan
harus disesuaikan dan
dipadukan dengan program
pendidikan serta pengembangan peserta didik. b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga. c) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. 31
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet.1 h.64
20
d) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah.32 4) Prinsip –prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan, yaitu: a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan. b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan kehendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atas desakan dari pembimbing atau pihak lain. c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. d) Kerja sama antara pembimbing, guru dan orang tua, amat menentukan hasil pelayanan bimbingan. e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui
pemanfaatan
yang maksimal
dari hasil
pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.33 6. Asas Bimbingan dan Konseling a. Asas Kerahasiaan Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. Asas kerahasian ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan konseling. Jika asas ini dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak.34
32
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet.1 h.70 33 Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), cet.3 h.61 34 Prayitno dan Amti, Op.Cit, h. 115
21
Asas kerahasiaan sangat sesuai dengan ajaran islam dalam Islam sangat dilarang seseorang menceritakan aib atau keburukan orang lain bahkan islam mengancam bagi rang-orang yang suka membuka aib saudaranya diibaratkan seperti memakan bangkai daging saudaranya sendiri. (an-Nur: 24)35 b. Asas Kesukarelaan Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya,serta mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk-beluk berkenaan masalahnya itu kepada konselor. c. Asas Keterbukaan Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia menerima saransaran dari luar, malahan lebih dari itu, diharapkan masing-masing pihak yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah. d. Asas Kekinian Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang akan dialami yang akan datang. e. Asas Kemandirian Asas ini bertujuan untuk menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau pada konselor. f. Asas Kegiatan. Konselor hendaklah membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu dan mau melaksanankan kegiatan yang diperlukan dalam penyelasaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam konseling. g. Asas Keterpaduan Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tenang perkembangan klien dan aspek-aspek 35
Tohirin,Op.Cit, h. 88
22
lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien.36 h. Asas Keahlian Pelayanan
bimbingan
dan
konseling
merupakan
pekerjaan
profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan tersebut. Dengan perkataan lain, pelayanan bimbingan dan konseling harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian.37 i. Asas Kedinamisan Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu perubahan sikap tingkah laku ke arah yang lebih baik. j. Asas Ahli Tangan Bila ditemukan masalah-masalah klien di luar bidang keahliannya, maka konselor hendaknya segera mengalihtangankan kepada ahli lain. k. Asas Tut Wuri Handayani Dalam pemecahan masalah, konselor jangan dijadikan alat oleh klientetapi klien sendirilah yang membuat keputusan. Konselor sewaktuwaktu siap membantunya bila dalam pelaksanaannya, klien mengalami masalah atau benturan-benturan lagi.38 7. Layanan Bimbingan dan Konseling a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu siswa untuk memahami lingkungan baru, untuk mempermudah serta memperlancar peserta didik dilingkungan baru b. Informasi, yaitu layanan yang membantu siswa menerima dan memahami berbagai informasi. c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat didalam kelas maupun luar kelas. 36
Prayitno dan Amti, Op.Cit, h. 118 Tohirin, Op.Cit, h.93 38 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h.79 37
23
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu siswa menguasai konten tertentu terutama kompetensi atau kebiasaan yang bergunaa di sekolah, keluarga dan masyarakat. e. Konseling Perseorangan, yaitu layanan yang membantu siswa dalam menyelesaikan masalah pribadinya f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu siswa dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar dan lain-lain. g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu siswa dalam pembahasan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu siswa dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani masalah atau kondisi siswa. i. Mediasi,
yaitu
layanan
yang
membantu
siswa
menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antara siswa. 39
C. Masalah-masalah Siswa dan Faktor Penyebabnya 1. Masalah-masalah siswa Ada beberapa tingkatan masalah menurut Sofyan S. Willis yang penulis kutip dari buku Bimbingan dan Konseling karya Dr. Fenti Hikmawati, M.si yaitu : a. Masalah Ringan, seperti:
membolos, malas, kesulitan belajar pada
bidang tertentu, berkelahi dengan teman di sekolah, bertengkar, minumminuman keras tahap awa, berpacaran, mencuri kelas ringan. b. Masalah sedang, seperti: gangguan emosional, berpacaran dengan perilaku
menyimpangberkelahi
antar
sekolah,
kesulitan
belajar,
melakukan gangguan sosial dan asusila c. Masalah kasus besar, seperti: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotik, perilaku kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam.40 39
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia,2010), h.139
24
Pada umumnya jenis-jenis masalah individu, terutama yang di hadapi oleh murid-murid sekolahsekurang-kurangnya dapat digolongkan menjadi beberapa masalah, yaitu anatara lain: a. Masalah Pendidikan Dalam hal ini individu menghadapi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan yang pada umumnya. Ketika anak memasuki situasi sekolah yang baru ia dihadapkan pada berbagai masalah seperti: menyesuaikan diri dengan pelajaran baru, lingkungan sekolah, guru-guru, tata tertib sekolah, cara belajardan sebagainya. Dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah murid-murid akan mengalami masalah seperti: memilih mata pelajaran yang sesuai, memilih kegiatan ekstrakulikuler, memilih jurusan yang cocok, menyusun program kegiatan-kegiatan, mencari teman-teman belajar yang cocok, dan sebagainya. Demikian pula masalah-masalah kelambatan dalam belajar yang dialami oleh murid-murid yang tergolong lambat dan yang terlalu cepat dalam belajar. Semuanya termasuk dalam masalahmasalah pendidikan.41 b. Masalah Pengajaran atau Belajar Masalah Pembelajaran, yaitu setiap orang butuh belajar dalam hidupnya, tetapi ia mengalami kesulitan dalam memilih dan menentukan cara belajar yang baik dan sesuai dengan dirinya. 42 Masalah ini merupakan bagian dari masalah pendidikan bentuk-bentuk masalah belajar misalnya sukar konsentrasi dalam belajar, kebiasaan belajar yang buruk, sukar menangkap pelajaran, mudah lupa terhadap apa yang dipelajari.
40
Hikmawati, op.cit, h.27 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), (Bandung: CV. Ilmu, 1975), h.29 42 M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullash, 2008), h.43 41
25
c. Masalah Pribadi Masalah pribadi adalah masalah yang dihadapi oleh siswa yang disebabkan faktor dirinya sendiri. Masalah ini pada siswa sekolah menengah jumlahnya meningkat karena mereka berada dalam fase remaja, di mana pada masa remaja umumnya lebih rentan dengan berbagai masalah pribadi. Beberapa contoh masalah pribadi misalnya, kecewa ditinggal pacar, sukar bergaul dengan teman, merasa canggung dalam pergaulan, mudah emosi, merasa rendah diri. Merasa superior, egois suka menang sendiri, merasa pesimis dalam hidupnya.43 d. Masalah Moral dan Agama Tampaknya masalah ini semakin memuncak, terutama di kota-kota besar barangkali pengaruh hubungan dengan kebudayaan asing semakin meningkat melalui film, bacaan, gambar-gambar, dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang adatang dengan berbagai sikap dan kelakuan. Biasanya kemerosotan moral disertai oleh sikap menjauh dari agama. Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat. Keadaan nilai-nilai yang berubah menimbulkan kegoncangan pula, karena menyebabkan orang hidup tanpa pegangan yang pasti. Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah nilai-nilai agama, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman, tidak dipengaruhi waktu, tempat tingkah dan keadaan. Oleh karena itu, maka orang yang kuat keyakinan bergenyamlah yang mampu mempertahankan nilai agama yang absolut itu dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak akan terpengaruh oleh arus kemerosotan moral yang terjadi dalam masyarakat serta dapat mempertahankan ketenangan jiwanya.
43
Elfi Mu‟awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet.3, h.74
26
e. Masalah Sosial Kadang-kadang individu menghadapi kesulitan atau masalah yang hubungannya dengan individu lain atau dengan lingkungan sosialnya. Masalah itu dapat timbul karena kekurangmampuan individu untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya, atau lingkungan sosial itu sendiri yang kurang sesuia dengan keadaan dirinya. Misalnya kesulitan dalam persahabatan, mencari teman, merasa tersaingi dalam pekerjaanpekerjaan kelompok, dalam memperoleh penyesuaian dalam kegiatankegiatan kelompok, dalam menghadapi situasi sosial yang baru, dan sebagainya. Kita sering mendapatkan siswa-siswa yang sebenarnya pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu untuk berhubungan dengan teman-temannya. Ia kurang disenangi dalam pergaulan, bahkan diasingkan. Masalah-masalah tersebut sering disebut sebagai masalah sosial dan merupakan salah satu jenis masalah yang sering dihadapi oleh siswa.44 f. Masalah Waktu Luang Masalah ini adalah masalah yang dihadapi siswa dalam menggunakan waktu luang di sekolah maupun di rumah. Masalah penggunaan waktu luang ini adalah tidak mempunyai hobi, tidak puas karena membuang waktu dengan “ngluyur”, pengaruh jelek dari teman membawa ke bentuk-bentuk rekreasi yang merugikan, pacaran dengan menghadapi problema seperti cinta monyet, rasa iri dan cemburu, cinta segitiiga, simpati atau antisipati.45 2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi: a. Ketakwaan kepada Allah SWT, Mencakup: 1) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup 2) Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup 3) Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Allah Swt 44
Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), cet.17, h.147 Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), cet.1 h. 327
45
27
4) Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat 5) Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur b. Perolehan Sistem Nilai Meliputi: 1) Masih memiliki kebiasaan berbohong 2) Masih memiliki kebiasaan mencontek 3) Kurang berdisiplin c. Kemandirian emosional meliputi: 1) Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanak-kanakan 2) Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas 3) Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustasi secara positif d. Perkembangan Keterampilan intelektual meliputi: 1) Masih
kurang
mampu
mengambil
keputusan
berdasarkan
pertimbangan yang matang 2) Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik buruknya untung ruginya.46 3. Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Secara umum ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri setiap orang, yaitu : a. Faktor kebutuhan yang tidak terpenuhi. Ada dua bentuk kebutuhan pokok manusia, yakni kebutuhan jasmani dan rohani (fisik dan mental). Keduanya mesti dipenuhi bagi setiap orang, dan kenyataan ini tidak selalu ditentukan oleh status atau siapa dia, besar dan kecil, tua maupun muda atau balita harus dipenuhi. b. Faktor internal Faktor internal seperti faktor heriditas atau faktor dasar, banyak ditemukan kasus orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya. yang mengalami hidung pesek, jerawatan, rambutnya tidak bagus, matanya 46
Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), cet.1 h.83
28
juling, badannya gemuk atau ceking, dan kenyataan ini membuat dia rendah diri, sulit bergaul, selalu dikucilkan teman-teman, dan berbagai bentuk masalah lainnya. c. Faktor Eksternal Lingkungan seperti apapun bentuknya menjadi bagian terbesar yang dapat menentukan atau mempengaruhi jalan hidup setiap orang. Karena itu lingkungan juga sekaligus menjadi penyebab timbulnya masalah, terutama ketika lingkungan tersebut tidak sesuai dengan keberadaan dirinya.47
D. Penelitian yang Relevan 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Uus Sukamadi Firdaus jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membantu Bimbingan dan Konseling Siswa bermasalah (Studi Kasus SMK Nusantara Ciputat)” memberikan kesimpulan bahwa guru Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan yang positif sedang dalam membantu Bimbingan dan Konseling siswa bermasalah sehingga program Bimbingan dan Konseling di SMK Nusantara Ciputat dapat berjalan dengan baik 2. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Usman dalam skripsinya yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di SDN Babulak 2 Batu Ceper Kota Tangerang memberikan kesimpulan bahwa jumlah Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Layanan Bimbingan dan Konseling sebesar 1294 dan rata-rata 86 artinya Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Layanan Bimbingan dan Konseling dinyatakan baik. 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fuji Astuti dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Bimbingan dan Konseling Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan” 47
M. Lutfi, Op.Cit, h.41
29
memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara bimbingan konseling agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMAN 3 kota Tangerang Selatan. Koefesien determinasi sebesar 20,16% menunjukan bahwa adanya pengaruh bimbingan dan konseling agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMAN 3 Tangerang Selatan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, tepatnya pada tanggal 20 Agustus sampai 08 September 2015. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan IX SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan yang berjumlah 282 siswa/i. Sampel adalah himpunan bagian dari populasi atau elemen dari populasi2 dengan kata lain populasi adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dari jumlah 282 siswa kelas VIII dan IX, penulis mengambil sampel 45 siswa. Sample diambil melalui rekomendasi lamgsung dari guru BK dan guru PAI SMP Nusantara Ciputat Tangerang selatan.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA, CV, 2011), Cet, 14, h.80 2 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h.38
31
32
Dalam menentukan sampel ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling. purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu yaitu orang yang dijadikan sampel dianggap paling tahu tentang perilaku siswa bermasalah. C. Metode Penelitian Dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan
penelitian
dengan
pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah deskripsi analisis yaitu metode yang meneliti dan menemukan informasi yang seluas-luasnya tentang variabel yang bersangkutan dan tidak bermaksud mengidentifikasi hubungan antara variabel.3 Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan, kepustakaan dan dokumentasi. 1. Library Research (penelitian kepustakaan), bertujuan untuk mengkaji masalah-masalah yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Penulis akan melakukan penelaahan literatur buku-buku dari perpustakaan yang ada kaitannya dengan materi pembahasan,baik berupa artikel, makalahmakalah, maupun literatur lain yang dipandang perlu guna memperoleh teori-teori dan gambaran yang lebih jelas. 2. Field Research (Penelitian lapangan), bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sejarah dan interaksi lingkungan suatu unit sosial.4 Penulis mengadakan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian, yakni SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan untuk mencari data tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah. 3. Dokumentasi, pengumpulan data yang diperoleh berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan, atau melalui
3 4
Sumadi Suryabrata, Metodologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pres, 1995), cet.10, h.19 Ibid, h.80
33
gambar.5 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan peraturan dan program BK dari SMP Nusantara Ciputat, Tangerang Selatan. 4. Triangulasi Triangulasi adalah metode penelitian yang menggabungkan metode dalam satu penelitian. Triangulasi menyatukan informasi dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Triangulasi merupakan cara mendapatkan data yang benar-benar absah dengan menggunakan metode ganda.6 D. Teknik Pengumpulan Data Teknik merupakan alat bantu atau cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi data. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: 1. Observasi Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun
tidak
langsung
terhadap
kegiatan-kegiatan
yang
sedang
berlangsung, baik di sekolah maupun di luar sekolah.7 Dengan melakaukan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial dan penulis dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga penulis memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi lingkungan SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. Kisi – kisi observasi yang penulis lakukan meliputi: a. Upaya mengidentifikasikan jenis masalah siswa-siswi di SMPN Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. b. Upaya pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. c. Upaya guru pendidikan agama Islam dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah. 5
6
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Bandung: AlfaBeta, 2012), cet. 1, hal. 89
A. Malik Fadjar, Reorintasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fadjar Dunia, 1999), h.61. Djumhur dan Moh Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung : CV.Ilmu, 1975), cet.17, h.51 7
34
2. Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu ini merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi 8. Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara langsung yang ditujukan kepada kepala sekolah, koordinator guru bimbingan dan konseling dan guru PAI secara langsung sebagai penunjang atau penguat dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa yang bermasalah. Adapun kisi-kisi wawancara yang penulis gunakan sebagai berikut: 1. Upaya mengidentifikasikan jenis masalah siswa-siswi di SMPN Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 2. Upaya mengetahui faktor penyebab siswa bermasalah. 3. Upaya pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 4. Upaya guru pendidikan agama Islam dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah. 3. Angket Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yangdilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertnyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.9 Pengisian angket dilakukan oleh siswa yang menjadi sample penelitian yaitu siswa yang bermasalah. Kuisioner atau angket ini penulis susun kemudian penulis sebarkan kepada 45 siswa kelas VIII dan IX yang bermasalah di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 8
Lexy J. Meleong, Metodologi Peneltian Kualitatif, (Bnadung : PT. Remaja Rosda Karya, 2011), cet.29, h.186 9 Sugiyono, Op. Cit, h.142
35
4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, leger, agenda, dan sebagainya.10 Dalam penelitian ini, dikarenakan buku catatan konseling siswa bersifat rahasia, maka data yang dapat diambil adalah buku atau catatan laporan kasus siswa dan dokumentasi program kegiatan bimbingan dan konseling.
5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk observasi, wawancara kepala sekolah, guru BK, guru PAI, dan angket penelitian untuk siswa-siswi.
Tabel.3.1 Kisi-kisi Instrumen Peran guru PAI dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah. No
1.
Aspek
Indikator
Butir
Jumlah
Soal
Soal 9
Perilaku Siswa
- Siswa datang terlambat kesekolah
1
Bermasalah
- Siswa membolos
2
- Siswa meninggalkan sholat lima
3
waktu - Siswa menentang guru dan orang
4
tua - Siswa
mengucapkan
kata-kata
5
kotor
10
- Siswa merokok
6
- Teman mengajak bolos ke sekolah
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,2010), cet.14, h.200
36
- Teman bersikap tidak sopan
8
- Teman mengajak menonton film
9
porno 2.
Peran Guru PAI dalam membantu BK Siswa Bermasalah
- Guru PAI mengadakan pengarahan
10
tentang bahaya narkoba
3
- Guru PAI mengadakan pengarahan
11
tentang bahaya miras - Guru PAI ikut serta dalam merazia
12
rokok di sekolah - Guru PAI memberikan waktu luang
13
untuk berkonsultasi - Guru
PAI
mengingatkan
untuk
14
melaksanakan sholat lima waktu - Guru
PAI
mengingatkan
untuk
15
untuk
16
- Guru PAI menegur ketika anda
17
membaca al-Qur’an - Guru
PAI
mengingtkan
menjaga kebersihan
melakukan kesalahan - Guru PAI memberikan sanksi ketika
18
anda melakukan kesalahan - Guru PAI memberikan motivasi
19
untuk belajar - Guru PAI membantu anda ketika
20
menghadapi permasalahan - Guru PAI tepat waktu di sekolah
21
- Guru PAI berpakaian dengan rapi
22
- Guru PAI berbicara dengan sopan
23
dan baik - Guru
PAI
berjamaah
melaksanakan
8
sholat
24
5
37
- Guru PAI mau mendengarkan ketika
25
anda memberikan pendapat ∑ 25
Jumlah
Untuk mengetahui validitas seluruh instrumennya, maka dilakukan kegiatan uji coba (try out) instrument. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya maka instrumennya sudah baik atau sudah baik. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas. Berdasarkan hasil uji coba (try out) data yang terkumpul dari 45 responen yang telah diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS 22, maka hasilnya dari 33 butir soal yang di ujikan ternyata hanya 25 butir soal yang dinyatakan valid.
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang mengumpulkan data, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil dari penelitian. Data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang tidak ada dari angket. Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis langkah-langkah analisa data sebagai berikut: a. Editing Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan edit atau memilih atau menyortir data sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab oleh responden, penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah. Langkah editing ini bermaksud merapikan data agar lebih bersih, rapih dan tinggal mengadakan pengolahan lebih lanjut.
38
b. Skoring Yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, tetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut:11 Tabel. 3.2 Jawaban dalam Skoring Pertanyaan
Positif
Negatif
Selalu
4
1
Sering
3
2
Kadang-kadang
2
3
Tidak pernah
1
4
c. Tabulating Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.12 2. Analisis Data setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.13 Dalam teknis pelaksanaan atau analisisnya, yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban dari tiap responden atau siswa, lalu dijumlahkan dan menghasilkan skor total, diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel masing-masing. Adapun jenis distribusi frekuensi yang digunakan adalah jenis distribusi frekuensi prosentase, yaitu: 11
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h.285 Siregar, Op.cit, h.192 13 Lexy. J. Meleong, Op. Cit, h.280 12
39
P=
x 100 %
Keterangan : P = Presentasi F = Frekuensi (Jumlah jawaban responden) N = Number of Cases (Jumlah responden) 14
14
Anas Sugiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), cet.2, h.43
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nusantara Plus Ciputat TangerangSelatan didirikan pada Tahun Pelajaran 2006/2007, merupakan salah satu SMP swasta di daerah Wilayah Ciputat Tangerang-Selatan. Sebelum SMP Nusantara Plus didirikan, Yayasan Aldiana Nusantara membuka salah satu perguruan tinggi pariwisata yaitu Akademi Pariwisata Nusantara (AKPIN) dari Tahun 1995 sampai dengan sekarang dengan jenjang pendidikan D1, D2 dan D3 Perhotelan. Kemudian Yayasan Aldiana Nusantara mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara yang membuka Bidang Keahlian Pariwisata, Bisnis dan Managemen, Managemen Informatika, dan Farmasi. Baik sebagai lembaga pendidikan manajemen, pariwisata, informatika serta farmasi juga sebagai sekolah kejuruan yang mencetak alumni-alumni yang berkualitas memiliki banyak keahlian untuk siap memasuki dunia kerja. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nusanatra Plus Ciputat Tangerang Selatan
beralamat di Jalan Tarumanegara Dalam No. 1,
Ciputat, Kota Tangerang Selatan – Banten, dibawah naungan Yayasan Aldiana Nusantara. Yayasan Aldiana Nusantara didirikan pada tanggal 22 Oktober 1995 yang disahkan dengan akte pendirian yayasan nomor 10 oleh Notaris Ny. Nonich Mundjahid, SH.
40
41
Visi SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan
adalah
“Menjadikan lulusan yang santun dalam berbahasa, ramah dalam bergaul, maju dalam IPTEK dan berahklak mulia ”. Misi SMP Ciputat Tangerang Selatan Nusantara Plus adalah : a. Mengintegrasikan ilmu eksak dan ilmu agama yang bermoral dan religius. b. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersipat teoritis dan praktis dalam kerangka profesionalitas. c. Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga kerja yang berakhlak mulia. d. Mendidik lulusan yang berpengalaman dan dipertanggungjawabkan guna kepentingan universal. e. Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki dunia pendidikan yang unggul.
2. Susunan Pengurus SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan Susunan
kepengurusan
Sekolah
Menengah
Pertama
Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan adalah sebagai berikut : 1. Ketua YAN
: Hj. Rosdiana, SE
2. Direktur Perguruan YAN : Dr. H. Alimudin Al-Murtala, MM. 3. Bidang Pendidikan
: Abdul Khohar, M.Pd
4. Bidang Kendali Mutu : Rasuddin, SP.d 5. Ketua Komite
: Achmad Mulyana, SE, MM
6. Bendahara YAN
: Muntohar, SE
7. Kepala Sekolah
: Cecep Setiawan, MA.
8. Bidang Kurikulum
: Drs. Syaefudin
9. Bidang Kesiswaan
: Gazalba, S.Ag.
10. Koor. BK / BP
: Drs. Suhadi
(SMP)
42
11. Pembina OSIS/ROHIS : Herman, S.Pd 12. BK / BP
: Sulaiman, SPsi
13. Wali Kelas
: Kelas VII, Kelas VIII, Kelas IX
14. KA. Tata Usaha
: Hari Hardian
Rekapitulasi Jumlah Siswa/I SMP Nusantara Plus Tahun Pelajaran 2015/2016 Tabel 4.1 Jumlah siswa/i kelas VII Rombel/Kelas VII-1 VII-2 VII-3 VII-4 Jumlah
Laki-laki 20 22 19 24 85
Perempuan 16 16 16 14 62
Jumlah 36 38 35 38 147
Tabel 4.2 Jumlah siswa/i kelas VIII Rombel/Kelas VIII-1 VIII-2 VIII-3 VIII-4 Jumlah
Laki-laki 18 20 17 20 75
Perempuan 22 18 19 18 77
Jumlah 40 38 36 38 152
Tabel 4.3 Jumlah siswa/i kelas IX Rombel/Kelas IX-1 IX-2 IX-3 IX-4 Jumlah
Laki-laki 21 20 20 18 79
Perempuan 17 18 20 19 74
Jumlah 38 38 40 37 153
43
Tabel 4.4 Jumlah siswa/i SMP Nusantara Plus Ciputat Kelas VII VIII IX Jumlah
Laki-laki 85 75 79 239
Perempuan 62 77 74 213
Jumlah 147 152 153 452
Tabel 4.5 Pimpinan, Guru & Staf SMP Nusantara Plus Tahun Pelajaran 2015-2016 No. Urut
Nama
Jabatan
1
Cecep Setiawan, MA
Kepala Sekolah
2
Drs. Syaefudin
Kurikulum & Guru Qurdits
3
Gazalba, MM.Pd
Kesiswaan & Guru Penjaskes
4
Herman el-Chariem, S.Pd
Pemb. OSIS, ROHIS & Guru B. Inggris
5
Drs. Suhadi
Kord. BK
6
Drs.H. Faisal Bakar, SE
Guru Akidah Akhlak
7
Sulaiman, S.Psi
Guru BK
8
Nuraini Nasution, S,Pd
Guru MTK
9
Ir. Titik Puji Lestari
Guru IPA
10
Jamaluddin, S.Ag
Guru Fiqih
44
11
Fadhila, S.Pd
Guru B. Inggris
12
Fitriani, M.Pd
Guru Akidah Akhlak
13
Sudarno, S.Pd
Guru IPS
14
Amir Hamzah, SHI
Guru SKI
15
Siswandi, SE
Guru TIK, Ekonomi, Geografi
16
Rita Zahara, S.Pd
Guru IPA
17
Asep Edy Sudrajat, S.Pd
Guru B. Inggris
18
Nur Azizah, S.Pd
Guru SBK
19
Erni Yusnita, S.Pd
Guru SBK
20
Yunitasari L. S.Pd
Guru PKN
21
Muhibbah, S.Pd
Guru IPS
22
Tarmudji, S.Pd
Guru Penjaskes
23
Ani Nurhayati, S.Pd
Guru B. Indonesia
24
Nur Chasanah, S.Pd
Guru IPA
25
Rina Guswati, S.Pd
Guru B.Indonesia
26
Khusnul Ummah, S.Pd
Guru BK
27
Hari Hardian, A.Md
K.a. Tata Usaha
28
A' Dilah
Kasir
29
Farhan Fauzan
Tata Usaha
45
3. Keadaan Fisik Sekolah 1. Luas tanah sekolah luasnya
: 5.000 M2
2. Jumlah ruang kelas
: 10 Lokal
3. Jumlah Rombel
: 12 Rombel
4. Rata-rata ukuran Ruang Kelas
: 7x9 M2
4. Fasilitas Sekolah 1. Ruang kantor
: 2 Ruangan
2. Perpustakaan
: 1 Ruangan
3. Laboratorium IPA
: 1 Ruangan
4. Laboratorium TIK
: 1 Ruangan
5. Ruangan BK
: 1 Ruangan
6. Ruangan Serbaguna
: 1 Ruangan
7. Lapangan olahraga
: 1 Ruangan
8. Tempat ibadah
: 1 Ruangan
9. Gudang
: 2 Ruangan
10. Kantin
: 1 Ruangan
11. WC
: 6 Ruangan
12. Lain-lain
: Banyak
Terdapat satu ruangan BK di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan didalamnya terdapat ruang konseling individu dan ruang konseling kelompok. namun ruangan konseling individu saat ini, digunakan
untuk
menyimpan
buku-buku
atau
barang-barang
46
inventaris. Dengan demikian ruangan konseling individu di alihkan ketempat ruang konseling kelompok. 5. Keadaan Lingkungan Sekolah 1. Jenis bangunan yang mengililingi sekolah
: Leter O
2. Kondisi lingkungan sekolah
: Baik
Kondisi lingkungan di sekolah baik dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Memiliki masjid dan lapangan futsal serta memiliki fasilitas ruang UKS, BK, kantin yang cukup baik. dan juga memiliki bangunan yang cukup luas. B. Deskrpsi Data Dari keseluruhan siswa-siswi kelas VIII dan IX SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan yang berjumlah 282 orang, diambil data untuk penelitian dengan perhitungan presentase 20% dari jumlah siswa. Maka diperoleh hasil 45 orang yang menjadi sampel Soal yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar validitas dan realibitas. Soal yang rendah validitas dan realibitasnya, data yang kurang lengkap digugurkan. Selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi itu disebarkan kepada 45 orang siswa yang di dalamnya berisi 25 item pertanyaan. Dari hasil angket yang disebarkan kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskripsi prosentase. Tujuannya agar data yang diperoleh dapat memberikan penjelasan yang mudah dimengerti oleh pembaca. Untuk memudahkan analisis data hasil penelitian, maka setiap item pertanyaan dibuat tabulasi yang sesuai dengan teknik analisis data, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti sebagai berikut: 1. Perilaku Siswa Bermasalah Siswa disekolah sebagai individu dapat dipastikan memiliki masalah, tetapi kompleksitas masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang satu dengan lainnya tentulah berbeda-beda. Biasanya siswa
47
disekolah akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu, penyesuaian diri dan masalah belajar.1 Dibawah ini akan penulis jabarkan berbagai permasalahan siswa yang ada di sekolah SMP Nusantara Ciputat antara lain: a. Masalah Tata Tertib Sekolah Tabel 4.6 Datang Terlambat ke Sekolah Alternatif Jawaban F P Selalu 3 6,66% Sering 5 11,11% Kadang-kadang 25 55,55% Tidak Pernah 12 26,66% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.3 lebih dari setengah (55,55%) responden menyatakan, kadang-kadang terlambat ke sekolah. Sebagaian kecil (26,66%) menyatakan tidak pernah terlambat ke sekolah. Dan sebagaian kecil (11,11%) menyatakan, sering terlambat ke sekolah. Dari hasil jawaban siswa melalui angket menunjukan bahwa kadang-kadang siswa terlambat datang ke sekolah sedangkan berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah, guru PAI , guru BK, hasil observasi dan hasil wawancara dengan bapak saefuddin guru PAI SMP Nusantara beliau menyatakan bahwa kebiasaan datang terlambat ke sekolah sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan oleh para siswa. Faktor penyebabnya adalah sering begadang, bangun kesiangan, rumah terletak cukup jauh dari sekolah, Dan lain-lain. Sekolah sudah berupaya menangani masalah keterlambatan siswa dengan cara menegur, diberikan sanksi menulis ayat-ayat al-qur’an atau dengan menulis perjanjian di buku tulis siswa. Namun hingga saat ini masalah siswa terlambat ke sekolah masih banyak ditemukan oleh
1
Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.111
48
sekolah. Maka dapat penulis simpulkan bahwa masalah terlambat ke sekolah sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan oleh siswa.2 Tabel 4.7 Bolos Sekolah Alternatif Jawaban F P Selalu 0 0% Sering 3 6,66% Kadang-kadang 16 35,55% Tidak Pernah 26 57,77% Jumlah 45 100% Dari hasil tabel 4.4 lebih dari setengah (57,77%) responden menyatakan tidak pernah bolos sekolah, sebagian (35,55%) responden menyatakan kadang-kadang bolos sekolah, sedikit sekali (6.66%) responden bolos sekolah dan (0%) tidak sama sekali responden menyatakan sering bolos ke sekolah. Hal ini berarti lebih dari setengah siswa tidak pernah bolos sekolah. Berdasarkan hasil tabel diatas lebih dari setengah siswa tidak pernah bolos sekolah. sedangkan berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan wawancara kepada guru PAI, siswa sebagian kecil siswa bolos sekolah, dalam menangani kasus ini, guru memanggil orang tua yang bersangkutan dan dikenakan sanksi yang telah ditentukan oleh dewan guru bagi siswa yang bolos ke sekolah. b. Masalah Ibadah Tabel 4.8 Meninggalkan Sholat 5 Waktu Alternatif Jawaban F P Selalu 3 6,66% Sering 7 15,55% Kadang-kadang 26 57,77% Tidak Pernah 9 20% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.5 lebih dari setengah (57,77%) responden menyatakan kadang-kadang meninggalkan shalat 5 waktu. Sebagian 2
Hasil wawancara dengan bapak Syaefuddin, guru PAI SMP Nusantara Ciputat Tangerang
Selatan, sabtu 29 Agustus 2015.
49
(20%) responden menyatakan tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu. Dan sebagian kecil juga (15,55%) responden menyatakan sering meninggalkan shalat 5 waktu. Dan sedikit sekali (6,66%) responden menyatakan tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu. Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melakukan penelitian di sekolah SMP Nusantara, siswa-siwi melakukan shalat berjama’ah dan shalat duha. Berdasarkan wawancara dari bapak saefuddin guru PAI bahwa siswa-siswi di sekolah ini masih kurang kesadaran dalam menjalankan shalat 5 waktu karenanya guru-guru PAI setiap hari harus kembali mengingatkan shalat kepada siswa-siswi di sekolah. Dan masih diperlukannya bimbingan dalam meningkatkan kesadaran siswa-siswi dalam beribadah kepada Allah SWT. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan masih membutuhkan bimbingan yang intens untuk dalam melaksanakan shalat 5 waktu. c. Masalah Pribadi Tabel 4.9 Menentang Guru & Orang Tua Alternatif Jawaban F P Selalu 0 0% Sering 5 11,11% Kadang-kadang 19 42,22% Tidak Pernah 21 46,66% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.6 hampir dari setengah (46,66%) responden menyatakan, tidak pernah menentang guru dan orang tua. Hampir dari setengah (42,22%) responden menyatakan, kadang-kadang menentang guru dan orang tua. Sebagian kecil (11,11%) responden menyatakan, sering menentang guru dan orang tua. Dan tidak sama sekali (0%) responden menyatakan, selalu menentang guru dan orang tua. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa hampir setengah siswa-siswi menyatakan tidak
50
pernah menentang orang tua dan guru. Dan berdasarkan hasil pengamatan sebagian kecil terdapat siswa yang menentang guru dengan tidak mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru. Dan dalam hal ini guru memberikan sanksi berupa menulis ayat al-qur’an atau menulis perjanjian “saya tidak akan mengulangi lagi” . Tabel 4.10 Mengucapkan Kata-kata Kotor terhadap Teman Alternatif Jawaban F P Selalu 3 6,66% Sering 11 24,44% Kadang-kadang 25 55,55% Tidak Pernah 6 13,33% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.7 lebih dari setengah (55,55%) responden menyatakan kadang-kadang mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman. Sebagian (24,44%) responden menyatakan sering mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman. Sebagian kecil (13,33%) responden menyatakan tidak pernah mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman. Sedikit sekali (6,66%) responden menyatakan selalu mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman. Berdasarkan Nusantara
Ciputat
hasil
pengamatan
Tangerang
penulis,
Selatan
siswa-siswi
SMP
kadang-kadang
suka
mengeluarkan kata-kata kotor terhadap temannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil jawaban siswa dalam angket yaitu lebih dari setengah siswa menyatakan kadang-kadang mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Khusnul guru BK SMP Nusantara menyatakan bahwa faktor penyebab mereka berkata kotor atau tidak sopan adalah karena lingkungan keluarga yang terbiasa berbicara kurang sopan dan juga disebabkan karena lingkungan teman sebaya.dari hasil penelitian dapat disimpulkan
51
bahwa siswa-siswi SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan kadangkadang mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman.3 Tabel 4.11 Merokok di Sekolah Alternatif Jawaban F P Selalu 4 8,88% Sering 2 4,44% Kadang-kadang 10 22,22% Tidak Pernah 29 64,44% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.8 lebih dari setengah (64,44%) responden menyatakan tidak pernah merokok di sekolah. Sebagian (22,22%) responden menyatakan kadang-kadang merokok di sekolah. Sebagian kecil (8,88%) responden menyatakan selalu merokok di sekolah. Sedikit sekali (4,44%) responden menyatakan kadang-kadang merokok di sekolah. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa-siswi menyatakan tidak pernah merokok di sekolah. d. Faktor Penyebab Siswa Bermasalaah Tabel 4.12 Teman Mengajak Bolos ke Sekolah Alternatif Jawaban F P Selalu 0 0% Sering 2 4,44% Kadang-kadang 13 28,88% Tidak Pernah 30 66,66% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.9 lebih dari setengah (66,66%) responden menyatakan teman mereka tidak pernah mengajak bolos ke sekolah. Sebagian (28,88%) responden menyatakan teman mereka kadangkadang mengajak bolos ke sekolah. Sedikit sekali (4,44%) responden menyatakan teman mereka sering mengajak bolos ke sekolah. Dan tidak 3
Hasil wawancara dengan Ibu Khusnul Ummah, guru BK SMP Nusantara Ciputat Tangerang
Selatan, sabtu 31 Agustus 2015.
52
sama sekali (0%) responden menyatakan teman mereka selalu mengajak bolos ke sekolah. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa mayoritas dari mereka menyatakan teman mereka tidak pernah mengajak bolos ke sekolah. Tabel 4.13 Teman Bersikap Tidak Sopan Alternatif Jawaban F P Selalu 3 6,66% Sering 14 31,11% Kadang-kadang 17 37,77% Tidak Pernah 11 24,44% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.10 sebagian (37,77%) responden menyatakan kadang-kadang teman mereka bersikap tidak sopan. Sebagian (31,11%) responden menyatakan teman mereka sering bersikap tidak sopan. Sebagian (24,44%) responden menyatakan teman mereka tidak pernah bersikap tidak sopan. Sedikit sekali (6,66%) responden menyatakan teman mereka selalu bersikap tidak sopan. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa sebagian siswa-siswi SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan bahwa teman mereka bersikap tidak sopan. Tabel 4.14 Teman Mengajak Menonton Film Porno Alternatif Jawaban F P Selalu 0 0% Sering 3 6,66% Kadang-kadang 7 15,55% Tidak Pernah 35 77,77 Jumlah 45 100% Dari tabel 4.11 mayoritas (77,77%) responden menyatakan teman mereka tidak pernah mengajak menonton film porno. Sebagian (15,55%) responden menyatakan kadang-kadang teman mereka mengajak menonton film porno. Sebagian kecil (6,66%) responden menyatakan teman mereka sering mengajak menonton film porno.
53
Tidak ada sama sekali (0%) responden menyatakan teman mereka selalu mengajak menonton film porno. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar dari teman mereka tidak pernah mengajak menonton film porno. 2. Peran Guru PAI Sebagaimana yang kita ketahui peran guru antara lain adalah sebagai pembimbing, penasehat dan sebagai teladan. Dibawah ini penulis paparkan mengenai ketiga peran guru tersebut berdasarkan angket yang penulis telah sebarkan kepada 45 siswa SMP Nusantara Tabel 4.15 Guru PAI Mengadakan Pengarahan tentang Bahaya Narkoba Alternatif Jawaban F P Selalu 14 31,11% Sering 12 26,66% Kadang-kadang 16 35,55% Tidak Pernah 13 6,66% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.12 sebagain (35,55%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang mengadakan pengarahan tentang bahaya narkoba. Sebagian
(31,11%)
responden
menyatakan
guru
PAI
selalu
mengadakan pengarahan tentang bahaya narkoba. Sebagian (26,66%) responden menyatakanguru PAI mengadakan pengarahan tentang bahaya narkoba. Sedikit sekali (6,66%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah mengadakan pengarahan tentang bahaya narkoba. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang mengadakan pengarahan tentang bahaya narkoba. Tabel 4.16 Guru PAI Mengadakan Pengarahan tentang Bahaya Miras Alternatif Jawaban F P Selalu 13 28,88% Sering 13 28,88%
54
Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
16 3 45
35,55% 6,66% 100%
Dari tabel 4.13 sebagian (35,55%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang mengadakan pengarahan tentang bahaya miras. Sebagian (28,88%) responden menyatakan guru PAI selalu dan sering mengadakan pengarahan tentang bahaya miras . Sebagian kecil (6,66%) responden menyatakan guru PAI tidakpernah mengadakan pengarahan tentang bahaya miras. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang mengadakan pengarahjan tentang bahaya miras. Tabel 4.17 Guru PAI Ikut Serta dalam Merazia Rokok di Sekolah Alternatif Jawaban F P Selalu 11 24,44% Sering 14 31,11% Kadang-kadang 13 28,88% Tidak Pernah 7 15,55% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.14 sebagian (31,11%) responden menyatakan guru PAI sering ikut serta dalam razia rokok di sekolah. Sebagian (28,88%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang ikut serta dalam merazia rokok di sekolah. Sebagian (24,44%) responden menyatakan ikut serta dalam merazia rokok di sekolah. sebagian (15,55%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah ikut serta dalam merazia rokok di sekolah. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa sebagian guru PAI sering ikut serta dalam merazia rokok di sekolah. Tabel 4.18 Guru PAI Memberikan Waktu Luang untuk Berkonsultasi Alternatif Jawaban F P Selalu 14 31,11%
55
Sering 14 31,11% Kadang-kadang 15 33,33% Tidak Pernah 2 4,44% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.15 sebagian (33,33%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang memberikan waktu luang untuk berkonsultasi. Sebagian (31,11%) responden menyatakan guru PAI selalu dan sering memberikan waktu luang untuk berkonsultasi. Sebagian kecil (4,44%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah memberikan waktu luang untuk berkonsultasi. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang memberikan waktu luang untuk berkonsultasi. Tabel 4.19 Guru PAI Mengingatkan untuk melaksanakan sholat lima waktu Alternatif Jawaban F P Selalu 31 68,88% Sering 6 13,33% Kadang-kadang 4 8,88% Tidak Pernah 4 8,88% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.16 mayoritas (68,88%) responden menyatakan guru PAI selalu mengingatkan untuk melaksakan shalat 5 waktu. Sebagian (13,33%)
menyatakan
guru
PAI
sering
mengingatkan
untuk
melaksanakan shalat 5 waktu. Sedikit sekali (8,88%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah mengingatkan untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu mengingatkan siswa untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Tabel 4.20 Guru PAI Mengingatkan untuk Membaca al-Qur’an Alternatif Jawaban F P Selalu 31 68,88% Sering 7 15,55% Kadang-kadang 3 6,66%
56
Tidak Pernah 4 8,88% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.17 mayoritas (68,88%) responden menyatakan guru PAI selalu mengingatkan untuk membaca al-Qur’an. Sebagian (15,55%) menyatakan guru PAI sering mengingatkan untuk membaca al-Qur’an. Sedikit sekali (8,88%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah mengingatkan untuk membaca al-Qur’an. Dan sedikit sekali (6,66%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang mengingatkan untuk membaca al-Qur’an. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu mengingatkan siswa untuk membaca al-Qur’an. Tabel 4.21 Guru PAI Mengingatkan untuk Menjaga Kebersihan Alternatif Jawaban F P Selalu 33 73,33% Sering 8 17,77% Kadang-kadang 3 6,66% Tidak Pernah 1 2,22% Jumlah 45 100% Dari tabel 4. 18 mayoritas (73,33%) responden menyatakan guru PAI selalu mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Sebagian (17,77%) menyatakan guru PAI sering mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Sebagian kecil (6,66%) responden menyatan guru PAI kadang-kadang mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Sedikit sekali (2,22%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu mengingatkan siswa untuk menjaga kebersihan. Tabel 4.22 Guru PAI Menegur ketika Anda Melakukan Kesalahan Alternatif Jawaban F P Selalu 26 57,77% Sering 17 37,77%
57
Kadang-kadang 2 4,44% Tidak Pernah 0 0% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.19 mayoritas (57,77%) responden menyatakan guru PAI selalu menegur ketika siswa melakukan kesalahan. Sebagian (37,77%) menyatakan guru PAI sering menegur ketika siswa melakukan kesalahan. Sedikit sekali (4,44%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang menegur ketika siswa melakukan kesalahan. Tidak ada sama sekali (0%) responden menyatakan guru PAI menegur ketika siswa melakukan kesalahan. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu menegur ketika siswa melakukan kesalahan. Tabel 4.23 Guru PAI Memberikan Sanksi ketika Anda Melakukan Kesalahan Alternatif Jawaban F P Selalu 19 42,22% Sering 13 28,88% Kadang-kadang 6 13,33% Tidak Pernah 7 15,55% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.20 sebagian besar (42,22%) responden menyatakan guru PAI selalu memberikan sanksi ketika siswa melakukan kesalahan. Sebagian (28,88%) menyatakan guru PAI sering memberikan sanksi ketika siswa melakukan kesalahan. Sebagian (15,55%)
responden
menyatakan guru PAI kadang-kadang memberikan sanksi ketika siswa melakukan kesalahan. Dan sebagian (13,33%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah memberikan sanksi ketika siswa melakukan kesalahan. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu memberikan sanksi ketika siswa melakukan kesalahan Tabel 4.24 Guru PAI Memberikan Motivasi untuk Belajar Alternatif Jawaban F P
58
Selalu 29 64,44% Sering 10 22,22% Kadang-kadang 3 6,66% Tidak Pernah 3 6,66% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.21 mayoritas (64,44%) responden menyatakan guru PAI selalu memberikan motivasi untuk belajar. Sebagian (22,22%) menyatakan guru PAI sering memberikan motivasi untuk belajar. Sedikit sekali (6,66%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang dan tidak pernah memberikan motivasi untuk belajar. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu memberikan motivasi untuk belajar. Tabel 4.25 Guru PAI Membantu Anda ketika Menghadapi Permasalahan Alternatif Jawaban F P Selalu 18 40% Sering 15 33,33% Kadang-kadang 5 11,11% Tidak Pernah 7 15,55% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.22 sebagian besar (40%) responden menyatakan guru PAI selalu membantu ketika siswa menghadapi permasalahan. Sebagian (33,33%) menyatakan guru PAI sering membantu siswa msenghadapi permasalahan. Sebagian (15,55%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah
membantu
siswa
ketika menghadapi
permasalahan. Dan sebagian (11,11%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang membantu siswa ketika menghadapi permasalahan. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu membantu siswa ketika menghadapi permasalahan. Tabel 4.26 Guru PAI Datang Tepat Waktu di Sekolah Alternatif Jawaban F P Selalu 18 40%
59
Sering 17 37,77% Kadang-kadang 9 20% Tidak Pernah 1 2,22% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.23 sebagian besar (40%) responden menyatakan guru PAI selalu datang tepat waktu di sekolah. Sebagian besar (37,77%) responden menyatakan guru PAI sering datang tepat waktu ke sekolah. Sebagian (20%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang datang tepat waktu ke sekolah. Sedikit sekali (2,22%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah datang tepat waktu ke sekolah. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu datang tepat waktu ke sekolah Tabel 4.27 Guru PAI Berpakaian Rapi Alternatif Jawaban F P Selalu 30 66,66% Sering 6 13,33% Kadang-kadang 2 4,44% Tidak Pernah 7 15,55 Jumlah 45 100% Dari tabel 4.24 mayoritas (66,66%) responden menyatakan guru PAI selalu berpakaian rapi. Sebagian (15,55%) menyatakan guru PAI tidak pernah berpakaian rapi.
Sebagaian
(13,33%) responden
menyatakan guru PAI sering berpakaian rapi. Dan sedikit sekali (4,44%) responden menyatakan guru PAI kadang-kadang berpakaian rapi. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
disimpulkan bahwa guru PAI selalu berpakaian rapi Tabel 4.28 Guru PAI Berbicara dengan Sopan dan Baik Alternatif Jawaban F P Selalu 37 82,22% Sering 3 6,66% Kadang-kadang 2 4,44% Tidak Pernah 3 6,66% Jumlah 45 100%
dapat
60
Dari tabel 4.25 mayoritas (82,22%) responden menyatakan guru PAI selalu berbicara dengan sopan dan baik. Sebagian kecil (6,66%) responden ada yang menyatakan guru PAI sering dan juga ada yang mengatakan guru PAI tidak pernah berbicara dengan sopan dan baik. Dan sedikit sekali (4,44%) responden menyatakan guru PAI kadangkadang berbicara dengan sopan dan baik. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu berbicara dengan sopan dan baik. Tabel 4.29 Guru PAI Melaksanakan Sholat Berjamaah Alternatif Jawaban F P Selalu 32 71,11% Sering 7 15,55% Kadang-kadang 0 0% Tidak Pernah 6 13,33% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.26 mayoritas (71,11%) responden menyatakan guru PAI selalu melaksanakan shalat berjama’ah. Sebagian (15,55%) responden
menyatakan
guru
PAI
sering
melaksanakan
shalat
berjama’ah. Sebagian (13,33%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah melaksanakan sholat berjamaah. Dan tidak ada sama sekali (0%) responden yang menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang melaksanakan sholat berjamaah. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu melaksanakan sholat berjamaah. Tabel 4.30 Guru PAI Mau Mendengarkan Ketika Anda Memberikan Pendapat Alternatif Jawaban F P Selalu 28 62,22% Sering 11 24,44% Kadang-kadang 2 4,44% Tidak Pernah 4 8,88% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.27 mayoritas (62,22%) responden menyatakan guru PAI selalu mau mendengarkan ketika siswa memberikan pendapat.
61
Sebagian (24,44%) menyatakan guru PAI sering mau mendengarkan ketika siswa memberikan pendapat. Sedikit sekali (8,88%) responden menyatakan guru PAI tidak pernah mau mendengarkan ketika siswa memberikan pendapat. Dan sedikit sekali (4,44%) guru PAI kadangkadang mau mendengarkan ketika siswa memberikan pendapat. Berdasarkan
hasil
jawaban
siswa
melalui
angket
dapat
disimpulkan bahwa guru PAI selalu mau mendengarkan ketika siswa memberikan pendapat.
C. Pembahasan 1. Pembahasan Hasil Penelitian dengan Guru PAI Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan melalui observasi dan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru PAI, dan guru BK menunjukan bahwa terdapat berbagai faktor yang menyebabkan timbulnya permasalah pada diri siswa antara lain: faktor usia, faktor keluarga, dan faktor lingkungan. Yang dimaksud faktor usia disni adalah usia 11 sampai dengan 15 tahun. Masa tersebut adalah masa rentan atau masa transisi dari lingkungan SD menuju lingkungan yang baru. Sebagaimana kita ketahui bahwa perlu adanya penyesuaian dengan lingkungan baru agar siswa dapat beradaptasi dengan baik. Namun terkadang, dalam proses penyesuaian diri siswa disekolah siswa ingin mencoba hal-hal yang baru sehingga tanpa tidak disadari menimbulkan masalah. Faktor keluarga disini meliputi keadaan ekonomi keluarga yang mayoritas, siswa SMP Nusantara berasal dari kalangan keluarga dengan keadaan ekonomi menegah kebawah, ini bisa dilihat dari tunggakan pembayaran SPP sampai ujian semester tiba. Faktor keluarga yang lain adalah broken home dan single parent yang membuat siswa kurang dapat pengawasan dan kasih sayang dari orang tua sehingga mereka sering menimbulkan masalah untuk mendapatkan perhatian dari pihak sekolah. Sedangkan faktor lingkungan disini masih berkaitan dengan latar belakangan siswa SMP Nusantara yang berasal dari keluarga ekonomi
62
bawah sehingga guru disekolah memiliki peranan yang lebih besar, selain mengajrkan mata pelajaran, guru juga harus mengajarkan dan menekankan bagaimana cara siswa bersikap dan bergaul kepada orang lain dengan lebih baik, karena hal ini menurut guru kurang ditekankan dalam keluarga siswa SMP Nusantara yang mayoritas berasal dari ekonomi bawah. Berdasarkan permasalah diatas upaya-upaya yang dilakukan guru PAI dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah antaralain: Koordinasi dengan orang tua, Koordinasi dengan guru BK, Koordinasi dengan wali kelas, Kegiatan ekstrakulikuler, Memberikan waktu khusus bagi siswa yang bermasalah untuk melakukan konseling dan Kunjungan rumah. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa guru PAI mempunyai peranan yang cukup besar dalam membantu bimbingan siswa yang bermasalah di sekolah melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyelesaikan permasalahan siswa di sekolah. Selain itu berdasarkan observasi yang saya lakukan, guru PAI ikut serta dalam memberikan penanganan kepada siswa yang melakukan pelanggaran di sekolah seperti menghukum siswa yang telat, melakukan usaha preventif untuk mencegah terjadinya tawuran antar sekolah dengan memberikan pengarahan kepada siswa.4 Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitan yang berupa foto, rekaman dan data pendukung lainnya dapat diambil kesimpulan bahwa guru PAI memiliki peran yang baik dalam membantu mengatasi siswa yang bermasalah. Hal ini terlihat dari adanya penanganan langsung yang diberikan guru PAI kepada siswa bermasalah bahkan guru PAI bersikap terbuka kepada anak-anak yang bermasalah sehingga mereka merasa guru PAI menjadi tempat terbaik untuk mencurahkan masalah mereka sekaligus mendapatkan solusi untuk menyelesaikan masalah mereka. 4
Hasil wawancara dengan bapak Syaefuddin, guru PAI SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan, Sabtu 29 Agustus 2015.
63
Berdasarkan kerangka berfikir yang penulis buat sebagai indikator penelitian, guru PAI memiliki beberapa peran dalam proses belajar mengajar di sekolah pertama, guru PAI sebagai pembimbing dalam angket digunakan
sebagai
indikator
soal
angket
pada
nomor
10,11,12,13,14,15,16,17. Kedua, guru PAI sebagai penasehat dalam angket digunakan sebagai indikator soal angket pada nomor 18, 19, 20. Ketiga, guru PAI sebagai model teladan dalam angket digunakan sebagai indikator soal angket pada nomor 21, 22, 23, 24, 25. Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan, guru PAI di SMP Nusantara sudah melakukan perannya dengan baik. peran guru PAI sebagai pembimbing contohnya guru PAI mengadakan pengarahan tentang bahaya narkoba, bahaya miras, ikut serta dalam razia rokok, memberikan waktu luang kepada siswa untuk berkonsultasi, mengingatkan untuk melaksanakan shalat 5 waktu, membaca al-qur’an dan menjaga kebersihan. Peran guru PAI sebagai penasehat contohnya guru PAI menegur ketika siswa melakukan kesalahan, memberikan sanksi ketika siswa melakukan kesalahan, memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan membantu siswa ketika menghadapi permasalahan. Sedangkan peran guru PAI sebagai model teladan disekolah contohnya guru PAI datang tepat waktu ke sekolah, berpakaian rapih, berbicara dengan sopan dan baik, melakukan shalat berjama’ah, dan guru PAI mau mendengarkan ketika siswa memberikan pendapat. 2. Pembahasana Hasil Penelitian dengan Guru BK Guru BK di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan berasal dari guru lulusan Universitas Panca Sakti dengan jurusan bimbingan dan konseling. Guru BK memiliki pengalaman untuk menangani masalah anak karena sejak usia mudanya guru BK berada di ruang lingkup yang dekat dengan anak-anak. Guru BK memiliki kepribadian yang lembut dan pembawaan yang baik terhadap anak sehingga siswa SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan dapat merasa nyaman ketika melakukan konseling.
64
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru BK SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan program BK yang ada di SMP Nusantara adalah program Harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan. Program harian disini contohnya memberikan waktu bagi siswa yang ingin melakukan bimbingan dan konseling. Contoh dari program mingguan adalah jam mengajar guru di dalam kelas yang bersifat incidental selain itu guru juga masuk kedalam kelas untuk menjelaskan secara umum bagaimana gambaran 12 layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling di sekolah, melalui hal ini siswa dapat mengetahui bahwa peran guru BK tidak hanya terbatas untuk menindak lanjuti masalah siswa, melainkan siswa juga dapat berkonsultasi dengan guru BK yang berkaitan dengan 12 layanan BK tersebut. Sedangkan mengenai bagaimana pelaksanaan program bulanan, semester dan tahunan sudah dijelaskan secara terlampir. Dan mengenai kesadaran siswa untuk berkonsultasi guru BK menjelaskan bahwa siswa sudah mulai ada kesadaran untuk berkonsultasi kepada guru BK terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini dapat terjadi karena sebelumnya guru BK sudah melakukan layanan orientasi terlebih dahulu kepada siswa ketika masuk sekolah.dan guru juga menjelaskan bahwa beliau siap memberikan layanan BK kepada siswa setiap hari. Menurut guru BK, masalah yang sering muncul dan sering dialami oleh siswa di sekolah ini sangat kompleks, baik yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal disini berasal dari diri siswa sendiri contohnya siswa banyak yang tidak mengerjakan tugas sedangkan faktor eksternal disni berasal dari teman, guru, antar sekolah yang lain. Guru memberikan pelayanan BK disesuaikan dengan masalah dan solusi yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam melaksanakan BK guru sudah melakukan usaha-usaha baik yang bersifat preventif maupun kuratif. Usaha yang bersifat preventif diantaranya dalah sosialisasi, dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa, sedangkan usaha kuratif yang dilakukan antaranya adalah memberikan skorsing dan pembinaan
65
Dalam pelaksaaan BK disekolah hampr semua guru bekerja sama untuk menyelesikan masalah siswa dan bekerja sama dengan guru PAI terutama guru aqidah akhlak dan menurut guru BK guru PAI cukup berpengaruh dalam mmebantu BK siswa yang bermasalah.5 Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitan yang berupa foto, rekaman, draft pelaksanaan program BK secara menyeluruh dan data pendukung lainnya dapat diambil kesimpulan bahwa guru BK dalam mengatasi siswa bermasalah sudah memiliki usaha-usaha yang sangat baik dan ia juga sudah mampu bekerja sama dengan guru lainnya. Selain itu penulis dapat menyimpulkan antara program yang terlampir dalam draft BK dan pelaksaannya secara nyata sudah sesuai. 3. Pembahasan Hasil Penelitian dengan Kepala Sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru BK SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan BK sudah berjalan dengan baik, karena menurut beliau BK merupakan kewajiban yang harus diberikan pada anak di bawah pengawasan yayasan langsung. Di SMP Nusantara terdapat 3 guru BK yaitu Pak Suhadi, Pak Sulaiman dan Ibu Khusnul, guru BK masuk untuk memberikan pelajaran ke kelas satu jam pelajaran dalam seminggu. Menurut kepala sekolah, yang melatarbelakangi di adakannya program BK di SMP Nusantara adalah untuk mengetahui sajauh mana pergaulan siswa, di tengah globalisasi dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Selain itu dengan di adakannya program BK dapat membuat siswa mau berterus terang ketika mereka menghadapi sebuah permasalahan melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh guru BK. Sekolah sudah menyediakan sarana dan prasarana berupa ruangan, guru professional dan memberikan penyuluhan terkait dengan pelaksanaan program BK di 5
Hasil wawancara dengan ibu Khusnul Ummah, guru BK SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan, Senin 31 Agustus 2015.
66
sekolah, bahkan sekolah sudah menjalin kerjasama dengan GENAM dan BNN. Menurut kepala sekolah, permasalahan yang sering dialami oleh siswa diantaranya dikarenakan mereka dalam masa peralihan dan terlalu asyik dengan dunia mereka sendiri, akhirnya mereka jadi suka membolos. Permasalahan lainnya adalah sering terlambat datang ke sekolah dan permasalahan pribadi yang berasal dari keluarga, karena 20% orang tua siswa-siswi SMP Nusantara broken home, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian. Sanksi-sanksi yang diberikan guna menyikapi permasalahan siswa agar siswa jera adalah bila mereka telat tapi dalam batasan yang wajar maka pihak sekolah menginformasikan kepada orang tua, bila siswa tidak masuk alfa sampai 3 hari guru mengirimkan surat ke orang tua, bila tidak guru BK kerumah guna mengkonfirmasi orang tua terkait keadaan anaknya dan sekaligus guru dapat berdiskusi dengan orang tua terkait bagaimana solusi pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Sekolah juga sudah melaksanakan bimbingan dan konseling agama Islam seperti sholat dhuha sebagai usaha prefentif, muhadhoroh setiap satu semester sekali, hafalan al-Qur’an surat-surat tertentu, pemberian materi pelajaran Agama Islam selama 8 jam pelajaran dalam seminggu dan semua usaha tersebut sudah mendatangkan efek yang sangat baik bagi siswa menurut kepala sekolah. Kepala sekolah juga menjelaskan bahwa guru PAI membantu menyelesaikan masalah, contohnya dalam hal skorsing, anak yang mendapatkan skorsing tidak sepenuhnya tidak masuk sekolah, mereka tetap masuk untuk mendapatkan arahan, masukan serta nasihat-nasihat dari guru PAI sebagai usaha kuratif untuk menyelesaikan masalah siswa dan membuat siswa tetap termotivasi untuk menjadi lebih baik. Dalam hal ini peran guru PAI sangat besar dalam membantu BK siswa yang bermasalah.guru PAI juga membantu guru BK dalam mengatasi siswa bermasalah karena terkait dengan guru PAI. Guru PAI dalam pelaksaan BK siswa yang bermasalah
67
memiliki pengaruh yang sangat besar. Diantaranya dengan melakukan pendekatan ibadah, mengaji dan lain-lain.6 Berdasarkan hasil penelitan baik yang bersumber dari guru PAI , guru BK dan Kepala Sekolah dengan metode wawancara, penyebaran angket dan studi dokumentasi penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru PAI berperan baik dalam BK siswa yang bermasalah dan dalam penyelesaian permasalahan siswa yang bermasalah antara guru BK, guru PAI dan guru lain yang bersangkutan sudah memiliki hubungan kerjasama yang baik sehingga semua permasalahan siswa bermasalah dapat teratasi.
6
Hasil wawancara dengan bapak Cecep Setiawan SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan,
Senin 31 Agustus 2015.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari analisis data yang dikumpulkan melalui angket, wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dialami oleh siswa SMP Nusantara adalah pertama masalah tata tertib sekolah diantaranya: datang terlambat ke sekolah, bolos sekolah, kedua masalah ibadah: meninggalkan shalat 5 waktu. Ketiga masalah pribadi: menentang guru dan orang tua, mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman dan merokok di sekolah. 2. Guru PAI mempunyai peranan yang sangat baik dalam membantu BK siswa yang bermasalah di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. Bentuk peranannya adalah dalam proses belajar mengajar siswa senantiasa diberikan bimbingan, melalui kegiatan ekstrakulikuler dan ROHIS, membantu guru piket dalam memberikan sanksi kepada siswa yang terlambat, memberikan upaya kuratif pada siswa yang di skorsing dengan bimbingan keagamaan selama seminggu, mengadakan kegiatan muhadoroh, BTQ, ikut serta dalam memberikan layanan BK kepada semua siswa yaitu dengan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk melakukan konseling dan memberikan nasihat secara berkelanjutan kepada siswa. Guru
68
69
PAI selalu berkomunikasi dengan baik dan bersifat terbuka terhadap wali murid yang ingin menceritakan permasalahan anak yang berkaitan dengan keluarga dan guru PAI selalu mampu memberikan solusi.
B. Implikasi Berdasarkan hasil kesimpulan, terdapat peran yang baik dari guru PAI dalam membantu bimbingan dan konseling siswa yang bermasalah. Maka implikasi penelitiannya adalah: 1. Perbaikan dan pengembangan program bimbingan konseling secara terencana dan sistematis dengan cara memperbanyak kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Semua guru di sekolah mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang bermasalah. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk membantu guru dalam mengembangkan ketrampilan siswa untuk meminimalisir timbulnya permasalahan.
C. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam rangka memberikan masukan terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan antara lain: 1. Hendaknya Kepala Sekolah menambah jumlah guru BK yang bertugas di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. 2. Hendaknya sekolah bisa memberikan dukungan yang lebih serius terhadap kinerja pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Dukungan ini berupa kebijakan positif yang dapat meningkatkan semangat para guru BK. 3. Hendaknya pihak sekolah mampu menjalin hubungan yang lebih baik dengan wali murid untuk meminimalisir terjadinya permasalahan pada siswa.
70
4. Hendaknya semua guru di sekolah memiliki kesadaran bahwa mereka semua berkewajiban untuk membantu pelaksanaan bimbingan dan konseling pada siswa yang bermasalah. 5. Hendaknya guru PAI merancang dengan sistematis segala bentuk upaya yang akan dilakukan dalam membantu bimbingan dan konseling siswa yang bermasalah. 6. Hendaknya guru BK benar-benar memahami tugasnya dalam penyelesaian masalah siswa agar guru PAI tidak melebihi porsi dalam membantu.
DAFTAR PUSTAKA Afrida, Helyati. Peran Guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tentang pelajaran Agama di SDN Limus Nunggal 02 Cileungsi. Jakarta : FITK UIN Jakarta. skripsi. 2012. Amir, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah, 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta,2010. Bahri Djamhara, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Budiamin, Amin dan Setiawati. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009. Danim, Sudarman. Pengembangan Profesi Guru dari Pra Jabatan. Induksi ke Madani. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. Darajat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. ---------- Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. 2010. ---------- Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung: Rosdakarya Offset. 1995. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2012. Djumhur, I dan Surya, Moh. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung: CV. Ilmu, 1975. Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press, 2002. ---------- Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching. 2005. Hikmawati, Fenti Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010. J. Meleong, Lexy. Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 2011. Lutfi, M. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. 2008.
71
72
Majid, Abdul. Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam. Jakarta: Remaja Rosdakarya. 2004. Mu’awanah, Elfi dan Hidayah, Rifa. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Remaja Rosdakarya. 2006. ---------- Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offest. 2012. Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Prenada Media Group, 2011. Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam. Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat pers 2002. Prayitno. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 2001. Prayitno dan Amti,
Erma. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta. 2009. Salahudin, Anas. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia. 2010. Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. Saudagar, Fachruddin dan Idru, Ali. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta : Gaung Persada 2009. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada. 1982. Soetjipto dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. 2011. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. CV. 2011. ---------- Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. Sukardjo, M. Dan Komarudin, Ukim. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2009.
73
Sunarto, Komanto. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Terj.dari Essential of Sociology oleh James M.Henslin. Jakarta: Erlangga. 2007. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pres, 1995. Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal dan Non Formal dan Informal. Yogyakarta: Andi Offset. 2013. Sutirna. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: CV.Andi Offset. 2013. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011 Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007. Walgito, Bimo. Bimbngan dan Konseling Studi dan Karier. Yogyakarta: Andi Offset. 2004. Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A.Juntik. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2006. http:/www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf h.1
STRUKTUR ORGANISASI SMP NUSANTARA PLUS
DINAS PEMERINTAH
KOMITE SEKOLAH YAN
KEPALA SEKOLAH
DIR PENDIDIKAN
CECEP SETIAWAN, MA
KEUANGAN
BIDANG KESISWAAN
BIDANG KURIKULUM
BIMBINGAN KONSELING
KEPALA TATA USAHA
GAZALBA, S.Ag
Drs. Syaefudin
SULAIMAN, S.Psi
HARI HARDIAN, A.Md
ASS. KA. TATA USAHA PEMBINA OSIS
PEMBINA ROHIS
HERMAN, S.Pd
HERMAN, S.Pd
SECURITY
FARHAN FAUZAN
GURU
OFFICE BOY
SISWA
MASYARAKAT
STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN KONSELING SMP NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG
KEPALA YAYASAN YAN
BP3/ Komite
KEPALA SEKOLAH SMP NUSANTARA PLUS Cecep Setiawan, M.Ag
Staf Ahli
KOORDINATOR BK Drs. Suhadi
Staf BK Khusnul Ummah, S.Pd
GURU MATA PELAJARAN
PIKET
SISWA Keterangan : Garis Komando Garis kordinasi / kerjasama Garis komunikasi
WALI KELAS
MEKANISME PENANGANAN SISWA BERMASALAH DI SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH TENAGA AHLI INSTANSI LAIN
KOMITE WAKIL KEPALA SEKOLAH
GURU PEMBINA GURU MATA PELAJARAN GURU PIKET
WALI KELAS
GURU PEMBIMBING DAN KONSELOR
SISWA
Uraian tugas BP Sekolah 1. Kepala Sekolah o Menyediakan dan melengakapi fasilitas BP o Mengkoordinasikan kegiatan BP dengan kegiatan yang lainnya agar menjadi kesatuan yang harmonis o Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan BP o Mendelegasikan tanggung jawab tertentu dalam pelaksanaan BP o Mempertanggung jawabkan pelaksanaan BP kepada atasannya 2.
Koordinator BP o Menyusun program kerja BP bersama kepala sekolah o Melaksanakan program BP o Memberikan laporan kegiatan BP kepada kepala sekolah o Mengkoordinasikan kegiatan BP kepada guru mata pelajaran dan wali kelas o Menganalisa data siswa untuk mendapatkan suatu rencana positif terhadap siswa o Menyelenggarakan pertemuan staf personalia o Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan BP sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan selanjutnya
3.
Wali Kelas o Membantu guru BP dalam pelaksanaan BP, secara khusus di kelas yang menjadi tanggung jawabnya o Memberikan informasi yang lengkap dan tugas tentang keadaan siswa dan siswi (akademik, fisik, sosial, maupun kepribadian kepada guru BP).
4.
Guru Mata Pelajaran o Membantu guru BP dalam pelaksanaan BP mengidentifikasi siswa-siswi yang membutuhkan bimbingan o Membentu mengembangkan suasana kelas yang kondusif o Memberikan kemudahan bagi siswa yang membutuhkan bimbingan
5.
Tenaga Ahli Di luar bimbingan sebagai lembaga yang memiliki wewenang untuk alih tangan kasus, misalnya dokter, polisi, konselor, psikiter, para normal, dan lain-lain.
6.
Siswa Sebagai kelompok subjek yang menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan bimbingan
ANGKET UNTUK SISWA IDENTITAS RESPONDEN Nama : Kelas: Jenis Kelamin: L/P PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Berikut ini adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban dari anda. 2. Kami mengharapkan kesedian anda untuk mengisi pertanyaan tersebut dengan sebenarbenarnya, karena kejujuran anda dapat membantu kami dalam mengumpulkan data yang sebenarnya dalam penelitian ini. 3. Anda cukup memberikan tanda checklist (√) pada jawaban yang tersedia dengan kenyataan yang sebenar-benarnya anda rasakan. 4. Jawaban anda kami jamin kerahasiannya serta tidak mempengaruhi nilai belajar anda
Arti angka-angka: 4 = Selalu 3 = Sering 2 = Kadang-kadang 1 = Tidak Pernah
No
Pertanyaan tentang Prilaku Siswa Bermasalah
Tingkat Persetujuan 4
1. Saya pernah terlambat ke sekolah 2. Saya pernah membolos 3. Saya pernah meninggalkan shalat 5 waktu 4. Saya pernah menentang guru dan orang tua 5. Saya pernah mengucapkan kata-kata kotor terhadap teman 6. Saya pernah merokok 7. Saya pernah pacaran 8. Keluarga saya pernah merokok
3
2
1
9. Teman saya mengajak bolos ke sekolah 10. Teman saya perna berkata kasar 11. Teman saya bersikap tidak sopan 12. Teman saya mengajak membaca majalah porno 13. Teman saya mengajak menonton film porno
No
Pertanyaa Peran guru PAI
Tingkat Persetujuan
1.
Guru PAI mengadakan pengarahan tentang bahaya narkoba
4
2.
Guru PAI mengadakan pengarahan tentang bahaya miras
3.
Guru PAI mengadakan pengarahan tentang seks bebas (Free sex)
4.
Guru PAI ikut serta dalam merazia rokok di sekolah
5.
Guru PAI ikut serta dalam merazia senjata tajam di sekolah
6.
Guru PAI ikut serta dalam merazia VCD / DVD porno di sekolah
7.
Guru PAI memberikan waktu luang untuk berkonsultasi
8.
Guru PAI mengingatkan untuk melaksanakan sholat lima waktu
9.
Guru PAI mengingatkan untuk membaca al-Qur’an
10. Guru PAI mengingatkan untuk menjaga kebersihan 11. Guru PAI menegur ketika anda melakukan kesalahan 12. Guru PAI memberikan saran ketika anda melakukan kesalahan 13. Guru PAI memberikan sanksi ketika anda melakukan kesalahan 14. Guru PAI memberikan motivasi untuk belajar 15. Guru PAI membantu anda ketika menghadapi permasalahan 16. Guru PAI tepat waktu di sekolah 17. Guru PAI berpakaian dengan rapi 18. Guru PAI berbicara dengan sopan dan baik 19. Guru PAI melaksanakan sholat berjamaah 20. Guru PAI mau mendengarkan ketika anda memberikan pendapat
3
2
1
PEDOMANWAWANCARA
Interviewee
: Drs. Syaefuddin
Jabatan
: Guru PAl
HarifTanggal
: Sabtu, 29 Agustus 2015.
Tempat Wawancara : SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan 1. Sejak kapan bapaklibu bertugas sebagai guru PAl disekolah ini?
Sejakjuli 2008 2. Menurut bapak/ibu, bagaimana pelaksanaan BK disekolah ini? Ba.ik, karena semua lembaga pendidikan yang ada di sini. baik SMP. SMA maupun SMK sudah memiliki guru BK masing-masing dan mereka sudah mampu bekerja sarna dengan baik dalam mengatasi setiap permasalahan yang timbul. 3. Permasalahan apa saja yang sering dialami siswa di sekolah ini? Permasalahan yang sering di alami siswa di sekolah ini adalah siswa datang terlambat dan siswa sering membolos. 4. Apa biasanya faktor penyebab timbulnya masalah yang dihadapi siswa disekolah ini? .·.Ffiktor usia, faktor keluarga, dan fuktor lingkungan. 5.Upaya apa yang bapak lakukan dalam mebantu siswa mengatasi masalahtiya? Menjalin koordinasi yang baik dengan orang tua dan melakukan bimbingan di luar jam pelajaran. Selain itu guru mengadakan muhadoroh setelah class meeting dan memaksimaJkan ekskul agar jam menjadi padat dan murid tidak memiliki banyak waktu· untuk bermain-main. Disekolah SMP Nusantara Ciputat terdapat 14 ekskul. namun setiap
siswa diwajibkan mengikuti 3 ekskul yaitu paskibra, BTQ dan pramuka. 6. Apakah keberadaan BK berpengaruh besar terhadap usaha mengatasi siswa bennasalah? Iya, karena memang ketika ada siswa yang bennasalah pasti guru BK me1akuk:an berbagai upaya untuk: menyelesaikannya dengan berkoordinasi dengan guru-guru lain yang bersangkutan. 7. Apakah bapak/ ibu terlibat dalam pelaksanaan BK disekolah ini? Terlibat, karena selain menjadi guru PAl saya juga bagian kurikulum.
lpterviewer
Akmaliyah Fitri
PEDOMANWAWANCARA
Interviewee
. : Khusnul Ummah,
S.Pti'.
Jabatan
: GuruBK
Hari!fanggal
: Senin, 31 Agustus2015
TempatWawancara
: Ruang BK
1. Sejak kapan ibu/bapak bertugas sebagai guru BK disekolah ini?
Mulai tabun ajaran 2013
2. Apa saja program kegiatan BK yang ada disekolah ini? Program yang ada antara lain: program harlan, mingguan, bulanan, semester dan tahunan yang perinciannya ada di buku agenda BK 3. Apakah para siswa memiliki kesadamn sendiri untuk berkonsultasi kepada guru BK tentang masalah yang dihadapinya? Ya, siswa sudah memiliki kesadaran sendiri untuk berkonsultasi 4. Kapan biasanya ibu/bapak memberikan layanan BK kepada para siswa?
Setiap hari
5. Menurut ibu, masalah apa saja yang sering mlIDcul dan sering dialami oleh siswa disekolah ini? Permasalahan yang terjadi disini sangat kompleks, ada dari faktor internal contohnya banyak: siswa yang tidak mengerjakan tugas sekolah serta faktor eksternal dari teman, ~ antar sekolah.
6. Apa biasanya faktor penyebab timbulnya masalah yang dihadapi siswa disekolah?
Faktor keluarga, lingk:ungan dan teman sebaya
7.· Pelayanan apa saja yang telah diberikan oleh BK dalam mengatasi siswa bermasalah? Semua layanan sudah diberikan diberikan namun sesuai dengan kebutuhan dan porsi masing-masing siswa. 8. Adakah pelaksanaan BK prefentifdan kuratif? Ada dalam pelaksanaan BK prefentif dilakukan dengan cara sosialisasi, layanan orientasi, informasi sedangkan dalam pelaksanaan kuratif yaitu dengan cara skorsing dan pembinaan 9. Apakah ibu bekerjasama dengan guru PAl dalam mengatasi siswa bennasalah?
Iya, saya bekerjasama dengan guru PAl dalam mengatasi siswa bermasalah
10. Bagaimana peranan guru PAl dalam membantu BK siswa yang bermasa1ah? Peran yang dHakukan guru PAl cukup baTh: dan kami selalu membangun komunikasi dengan baTh: dalam mengatasi siswa bermasalah
Interviewer
Akmaliyah Fitri
Khusnul Ummah S.Pd
PEDOMANWAWANCARA
Interviewee
:Cecep Setiawan, MA
Jabatan
: Kepala Sekolah
Waktu
: Senin, 31 Agustus 2015
Tempat Wawancara
: SMP Nusantara Ciputat
1. Bagaimana pelaksanaan BK di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan? . Pelaksanaan BK sudah menjadi kewajiban yang harns diberikerikan pada siswa dibawah· pengawasan yayasan langsung dan guru BK diberikan jam khusus untuk masuk ke kelas selama seminggu sekali. . ~
.::
2. Apakah yang melatarbelakangi diadakannya program BK di sekolah jni? lJntuk menBetahuis~jauh manayeI¥aulan mereka karena di era ~lobalisasi danje!rnol0¥i j,ergaulan semakin berkembang pesat dan untuk mengetahui permasalahan siswa aim" siswa mwat terbuka den~an permasalahan yang dibadapinya sehingga mampu mehyelesaikan4~gan baik
sekolahcmenyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatab."biInbingan 3. A~ -.' .... .,.:.:;, "'-~ : dankonseling? Va, ada ruangannya masing-masing. 4. Permasalahan apa saja yang sering dialami oleh siswa yang bermasalah? Masalah peralihan dimana mereka masih terlalu asyik dengan dunia mereka yang membuat mereka sering membolos, terlambat datang ke sekolah dan permasalahan pribadi dengan keluarga, .brena 20% .orang tua dari siswa-siswi SMP Nusantara Ciputat mereka ,
broken home sehingga anak kurang mendapatkanperhatian orang tua.
5. Bagaimana bapak menyikapi masalah tersebut? Bila mereka terlambat datang ke sekolah masih daIam skala yang wajar~kami meIl1betWm informasi keyada oran~ tua mereka Jika siswa~ai 3 hari alfamaka ~ men~ surat ke orang tua, bila tidak guru BK mendatangi orang tua ke rumah mereka. 6. Apakah bimbin$an dan konselin~ a~ama islam sudah diteryJmn~kolah ini? dan bagaimanaef~knya terhadap siswa? Bimbin~an dan konselin~
agama Islam sudah diterapkan di sekolah ini, dian~ya
pelaksanaan sholat dhuha sebagai upaya preventif, muhadhoroh di akhir semester, hafalan
qur'~
dan pelajaran agama di berikan selama 8 jam pelajaran setiap minggunya. Dan
semua ini membawa efek yanS sansat baik basi pam siswa. 7. Apakah guru PAl membantu gUru BK dalam pelaksanaan BK?
Iya, guru PAl membantu menyelesaikan masalah. Seperti ketika ada siswa yang kena
skorsing guru PAl ikut serta dalam memberikan pendidikan kepada mereka selama satu
mmggu.
8. Apakah guru PAl membantu guru BK dalam mengatasi siswa bermasalah?
Iya, pasti karena sangat terkait dengan PAl
9. Menurut bapak, apakah ada pengaruh guru PAl dalam membangun kesadaran siswa untuk
beribadah? Sangat ada, guru PAl membangun kesadaran siswa untuk beribadah dengan cam mengajak mereka membiasakan diri untuk: mengaji .10. Bagaimana peranan guru PAl dalam membantu BK siswa yang bennasalah? Jika ya, seberapa besar peranannya? Peranannya sangat besar, guru PAl selalu ikuit serta dalam membantu BK siswa yang bermasalah.
Interviewer
Akmaliyah Fitri
Tabel Uji Validitas Butir Soal Instrumen Penelitian SMP Nusantara SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO
SOAL1
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
AL
JUM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
LAH
-
-
-
-
-
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N SOAL2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
,42 ,15 ,07 ,07 ,04 ,06 ,03 ,10 ,00 ,26 ,08 0
**
SOAL3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL4
Pearson Correlation
2
8
8
5
3
2
9
5
3
,01 3
,19 6
,00 6
,25 9
,02 ,01 ,06 ,06 ,09 2
1
1
1
8
,25 ,22 ,06 ,24 ,17 ,08 ,09 ,15 ,18 ,06 ,14 ,21 0
0
7
8
0
3
3
1
3
1
7
7
,00 ,32 ,64 ,61 ,75 ,67 ,83 ,50 ,95 ,08 ,59 ,93 ,20 ,96 ,09 ,88 ,94 ,69 ,69 ,52 ,10 ,15 ,66 ,10 ,26 ,59 ,54 ,32 ,23 ,69 ,34 ,15
44 ,42 0
**
4
6
2
3
6
5
0
9
6
2
0
3
2
7
0
5
3
2
3
8
2
0
6
4
9
0
6
9
5
2
2
6
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
1
,00
44
44
,15 ,20 2
,20 ,30 ,44 ,05 ,16 ,29 ,04 ,21 ,31 9
2
**
7
1
1
4
0
3
*
,03 ,12 4
4
9
1
9
6
4
9
5
8
6
5
0
5
,01 0
,00 2
,04 ,14 ,10 ,00 0
5
0
6
,17 ,03 2
0
9
2
6
3
6
7
6
8
1
9
5
1
7
5
7
0
4
4
7
3
2
2
9
2
7
0
8
8
7
0
4
7
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
1
,32 ,17 6
2
44
44
2
*
,31 ,40 3
*
3
**
,02 4
,20 ,42 ,38 ,22 ,04 ,30 ,51 ,10 ,12 ,05 1
2
**
4
*
3
2
1
*
2
**
9
4
7
,03 5
,01 7
,01 ,14 6
8
,37 ,03 0
*
1
,01 9
,07 ,03 0
8
,18 ,09 ,12 ,28 6
0
0
5
,08 5
,05 1
,06 ,19 0
8
,03 ,00 ,87 ,19 ,00 ,01 ,14 ,78 ,04 ,00 ,48 ,42 ,71 ,82 ,91 ,91 ,33 ,01 ,84 ,90 ,65 ,80 ,22 ,56 ,43 ,06 ,58 ,74 ,70 ,19
44
,07 ,30 ,31 2
2
*
,26 ,19 ,28 ,16 ,12 ,14 ,15 ,18 ,19 ,04 ,05 ,21
,17 ,04 ,00 ,71 ,29 ,05 ,77 ,17 ,03 ,82 ,42 ,07 ,21 ,05 ,28 ,42 ,33 ,31 ,22 ,20 ,77 ,74 ,16 ,94 ,99 ,79 ,34 ,51 ,97 ,26 ,84
4 N
2
-
3
*
9
7
9
0
4
0
6
4
7
0
2
2
2
3
2
9
8
3
3
4
0
9
7
1
9
1
5
1
0
7
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
,23 ,04 ,15 ,13 ,10 ,08 9
5
9
0
1
4
,03 0
,15 ,13 3
5
,10 ,07 0
6
,12 ,01 8
4
,07 ,11 ,13 5
9
8
,06 5
,09 ,10 0
8
,02 ,00 4
6
,26 ,31 ,34 ,11 ,02 ,25 ,14 ,03 8
6
*
2
*
2
4
7
9
5
,225
,031 44
,270
,076 44
,230
,133 44
,218
Sig. (2-tailed)
N SOAL5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL6
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL7
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL8
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,64 ,04 ,03 2
6
9
44
44
44
,11 ,77 ,30 ,40 ,51 ,58 ,84 ,32 ,38 ,51 ,62 ,40 ,93 ,63 ,44 ,37 ,67 ,56 ,48 ,87 ,97 ,07 ,03 ,02 ,46 ,87 ,09 ,33 ,82
44
,07 ,44 ,40 ,23 8
2
**
3
**
9
8
2
3
2
4
6
8
2
4
9
3
8
0
0
3
3
6
3
5
5
1
9
7
3
7
6
2
6
1
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
1
,61 ,00 ,00 ,11 3
3
7
8
44
44
44
44
,04 ,05 8
7
,02 4
2
44
2
6
6
9
2
9
44
44
44
44
44
,06 ,16 ,20 ,15 ,35 1
1
9
*
2
2
7
8
2
7
4
9
,00 9
0
3
7
4
6
4
,12 5
4
,06 ,38 ,04 ,10 ,01 ,20 1
3
*
7
8
3
7
4
8
8
0
5
2
4
7
4
7
4
9
3
0
5
4
0
1
5
5
4
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 ,11 5
4
*
44
,12 ,01 ,13 ,07 1
8
2
3
1
0
8
1
,09 ,08 9
8
,00 ,15 ,09 ,14 ,07 ,08 ,11 ,02 7
8
3
0
9
7
7
0
,06 ,05 0
4
,22 ,14 1
8
,14 ,10 ,05 2
2
8
3
9
4
5
5
2
5
1
3
0
3
7
6
5
0
4
0
9
1
7
9
8
9
9
4
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
,11
1
5
44
44
44
44
44
44
5
3
0
6
2
*
6
1
0
*
1
6
9
*
1
,11 ,14 1
1
,17 ,10 ,12 ,16 ,00 9
9
1
8
0
,07 1
,00 0
44
6
8
*
7
8
5
9
1
9
3
3
7
1
4
0
5
5
5
2
5
0
5
4
00
7
00
0
0
0
5
2
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
1
,83 ,05 ,00 ,40 ,00 ,13 ,12 0
6
4
2
5
8
5
44
44
44
44
44
44
44
0
9
*
2
1
1
4
*
7
*
7
3
4
7
1
5
6
,02 ,06 4
9
,16 2
,07 9
,00 2
,13 ,31 ,05 1
,257
,092 44
4
*
7
1
8
*
,049 44
,03 ,07 ,09 ,403 4
,89 ,01 ,26 ,06 ,11 ,03 ,04 ,08 ,46 ,67 ,17 ,36 ,06 ,28 ,87 ,65 ,29 ,61 ,98 ,39 ,03 ,71 ,84 ,61 ,54
44
44
0
5
,02 ,35 ,17 ,28 ,24 ,31 ,30 ,26 ,11 ,06 ,20 ,14 ,28 ,16
,068
,20 ,29 ,26 ,21 ,21 ,298
,12 ,38 ,40 ,17 ,02 ,34 ,26 ,04 ,51 ,07 ,03 ,29 ,47 ,36 ,24 ,48 ,43 ,27 1,0 ,64 1,0 ,18 ,05 ,08 ,15 ,17
,03 ,29 ,42 ,13 ,41 ,22 ,23 7
,23 ,13 ,13 ,20 ,34 ,14 ,17 ,31 ,10 ,27 ,31 ,16
,278
1
9
-
9
**
7
,13 ,15 ,21 ,14
,45 ,13 ,43 ,90 ,39 ,63 ,39 ,33 ,15 ,36 ,52 ,57 ,96 ,30 ,54 ,36 ,61 ,57 ,45 ,89 ,70 ,72 ,14 ,33 ,35 ,50 ,74
8
7
,22
44
4
4
3
0
*
4
0
**
6
5
7
2
1
,07
5
5
1
**
-
8
,67 ,29 ,19 ,30 ,01 ,45
3
7
,04 ,18 ,20 ,13 ,27 ,12
9
,75 ,71 ,87 ,77 ,50
5
4
-
,50 ,01 ,00 ,05 ,01 ,07 ,16 ,22 ,24 ,16 ,34 ,87 ,48 ,95 ,79 ,23 ,17 ,38 ,06 ,42 ,42 ,63 ,69 ,01 ,76 ,48 ,93 ,18
,04 ,10 5
,10 ,35 ,41 ,29 ,36 ,27 ,21 ,18 ,17 ,21 ,14 ,02 ,10
,156
8
7
5
5
5
8
3
0
4
9
8
0
1
1
5
4
4
2
8
6
8
3
3
4
4
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
*
*
,007 44
SOAL9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL13 Pearson Correlation
,10 ,04 ,38 ,10 ,29 2
4
4
*
1
1
,12 1
,13 ,02 3
0
1
,50 ,77 ,01 ,51 ,05 ,43 ,38 ,89 9
8
0
4
5
3
9
8
44
44
44
44
44
44
44
44
,00 ,21 ,22 ,08 ,36 9
0
3
4
6
*
,01 8
9
*
1
44
1
6
1
6
6
4
9
1
7
2
44
44
44
44
44
44
44
44
44
5
3
*
2
,03 0
,27 2
,13 2
,20 ,17 6
2
,03 3
7
7
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
1
,03 3
,41 ,22 ,02 ,31 ,07 ,04 ,24 ,20 ,21 ,25 ,23 ,19 ,20 7
**
2
2
*
8
9
6
0
6
2
7
0
3
1
6
3
9
1
,06 ,10 7
5
,00 5
,01 ,12 2
44 ,41 7
**
1
6
4
1
7
4
8
9
2
6
6
5
9
5
0
2
6
6
6
1
5
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
,00 0
44
0
3
5
5
7
00
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
9
7
7
9
2
9
7
,03 ,15 ,22 ,11 7
6
9
3
,04 1
,20 ,09 ,06 ,03 ,01 ,21 ,16 4
1
8
0
1
3
8
,03 ,04 ,05 5
9
9
1,0 ,12 ,81 ,30 ,73 ,44 ,76 ,81 ,31 ,13 ,46 ,79 ,18 ,55 ,66 ,84 ,94 ,16 ,27 ,82 ,75 ,70
5
,51 ,13 ,18 ,13 ,14 ,24 ,49 ,02
,23 ,03 ,15
,05 ,11 ,04
00
2
3
3
7
3
2
3
3
5
4
2
5
8
1
7
2
6
7
2
2
4
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
1
,23 7
,56 ,32 ,30 ,27 ,21 ,36 ,33 ,04 3
**
4
*
6
*
0
6
0
*
5
*
7
,06 0
,26 ,21 ,12 ,19 ,13 ,07 ,15 ,07 8
0
9
8
5
6
5
3
,05 ,04 ,03 5
6
7
,05 4
,00 ,03 ,04 ,07 ,15 ,01 ,02 ,76 ,69 ,07 ,17 ,40 ,19 ,38 ,62 ,31 ,63 ,72 ,76 ,81 ,72
44 ,56 3
**
0
2
3
6
8
6
6
1
8
9
0
4
7
3
4
6
6
5
9
0
9
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
,38 ,39 ,16 ,02 ,07 ,14 0
*
7
**
6
5
5
7
,05 5
,10 ,10 8
7
,06 ,00 5
6
,07 6
,22 ,08 ,04 0
9
8
,07 5
,01 ,26 ,36 ,30 3
1
5
*
,522 44 ,410
*
*
6
7
7
**
8
,01
,21 ,22 ,18 ,06
5
2
2
9
-
,00 ,14 ,85 ,03 ,61 ,75 ,10 ,19 ,15 ,09 ,12 ,21 ,18 ,94 ,15 ,14 ,22 ,69 ,66 ,49 ,97 ,94 ,41
7
4
8
44
5
3
9
44
0
1
2
5
,34 ,28 ,15 ,22 ,00
6
4
4
,59 ,82 ,04 ,32 ,16 ,63 ,02 ,06 ,32 ,14 1,0
1
1
5
44
7
6
,13 ,13 -,099
7
44
5
0
2
-
5
44
**
6
*
-
6
44
2
0
,03 ,32 ,22 ,18 ,22 ,09
,03
5
44
,01 ,12
0
-
4
44
3
2
-
8
44
4
4
-
2
44
1
6
-
6
44
2
1
8
-
9
44
2
6
7
-
1
5
3
,00 ,10 ,23 ,21 ,18 ,24 ,08 ,00 ,07
,00 ,08
4
0
1
-
6
5
3
-
7
9
*
-
2
4
,07
-
4
4
*
-
4
8
,03
-
0
4
-
**
-
1
9
,30 ,15 ,21
2
-
5
2
-
2
-
0
,08 ,03 ,78 ,84 ,07 ,39 ,17 ,26 ,83 ,00
,08
,15 ,49
2
,95 ,17 ,14 ,58 ,01 ,90 ,40 ,01 ,74
,26 ,31 ,04
-
,74 ,83 ,32 ,00 ,97 ,51 ,12 ,16 ,23 ,11 ,60 ,97 ,64 ,96 ,57 ,81 ,03 ,14 ,23 ,13 ,52 ,83 ,37 ,37
,13 ,35 ,05 0
,05
1
*
,006 44
,188
,222 44
,361
*
,016 44
,189
Sig. (2-tailed)
N SOAL14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL15 Pearson Correlation
,93 ,42 ,00 ,38 ,22 ,39 ,34 ,11 ,00 ,85 ,12 ,00 3
1
0
4
4
5
3
5
1
1
2
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
,19 ,26 ,10 6
9
9
,10 0
,17 ,15 ,17 ,31 8
0
1
4
*
,00 6
,31 8
*
,03 7
,01 ,00 ,28 ,87 ,62 ,34 ,72 ,48 ,48 ,67 ,96 ,62 ,15 ,56 ,75 ,62 ,93 ,08 ,01 ,04
44
,32 ,38 4
*
0
*
1
8
1
1
9
0
2
7
9
3
9
6
1
7
7
7
5
8
5
7
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
1
,20 ,07 ,48 ,51 ,24 ,33 ,26 ,03 ,97 ,03 ,81 ,03 ,01 2
7
2
9
8
2
7
8
0
6
3
2
1
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
,00 6
,19 ,12 1
4
,07 6
,21 ,21 ,31 ,30 2
8
0
*
7
*
,10 1
,07 8
,15 9
*
7
**
1
**
2
**
8
**
7
**
1
**
9
**
4
1
**
8
1
0
**
9
2
9
5
,08 ,17 ,07 ,17 4
9
1
44
1
**
0
0
0
0
0
1
2
4
1
1
7
9
4
4
9
7
4
6
9
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
1
,64 ,55 ,62 ,73 ,44 ,31 ,27 ,14 ,02 ,27 ,19 ,17 ,17 1
**
9
**
7
**
2
**
8
**
3
*
7
4
9
8
7
9
0
,01 ,18 ,23 ,08 ,22 2
1
2
5
44
,252
4
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,05 ,00 ,12 ,79 ,00 ,08 ,11 ,15 ,34 ,58 ,24 ,64 ,25
,30 ,39 ,84 6
,84 ,53 ,54 ,59 ,69 ,47 ,29 ,43 ,23 ,04 ,40 ,25 ,24 ,21 ,14
,220
,000 44
,218
2
Sig. (2-tailed)
, ,96 ,21 ,42 ,62 ,16 ,15 ,04 ,04 ,51 ,61 ,30 ,04 ,00 ,00 7
5
2
3
8
5
1
3
4
4
3
3
8
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,03 ,06 ,35 ,85 ,06 ,20 ,24 ,26 ,93 ,23 ,12 ,58
0
0
0
0
0
2
9
9
1
0
8
0
5
9
7
9
9
,000
3
1 4 7
N SOAL16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL17 Pearson Correlation
44
44
44
44
44
44
44
,25 ,28 ,05 ,12 ,14 ,14 ,10 ,26 9
9
7
8
7
1
1
7
44 ,23 6
44
44
44
44
44
44
,04 ,05 ,27 ,16 ,53 ,64 9
2
0
6
2
**
1
**
44
1
,09 ,05 ,71 ,40 ,34 ,36 ,51 ,08 ,12 ,75 ,73 ,07 ,28 ,00 ,00 0
7
2
8
0
1
4
0
4
1
7
6
1
0
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
,02 2
Sig. (2-tailed)
44
,16 6
,03 5
,01 ,02 4
4
,09 9
,27 ,11 6
3
,21 4
6
9
6
5
8
9
**
44
2
**
,88 ,28 ,82 ,93 ,87 ,52 ,07 ,46 ,16 ,10 ,44 ,15 ,87 ,00 ,00 ,00 5
0
3
0
5
3
0
4
2
7
3
8
1
0
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
,53 ,52 ,53 ,33 ,18 ,18 ,17 ,05 ,24 ,25 ,30 ,18 ,11 ,04 2
**
2
**
3
**
5
*
7
7
6
7
7
1
3
*
3
1
0
44 ,18 2
44
44
7
4
0
0
0
0
6
5
5
3
3
6
1
6
5
5
5
8
5
8
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
,88 ,78 ,42 ,08 ,12 ,09 ,22 ,16 ,34 ,28 ,22 ,03 8
**
0
**
0
**
1
4
4
9
0
8
*
2
9
6
,13 2
,03 ,12 ,07 7
0
2
,00 ,00 ,00 ,60 ,42 ,54 ,13 ,30 ,02 ,06 ,13 ,81 ,39 ,81 ,43 ,64 0
0
5
2
4
3
5
0
1
4
5
9
3
3
44
,01 ,02 ,600
,00 ,00 ,00 ,02 ,22 ,22 ,25 ,71 ,10 ,10 ,04 ,23 ,47 ,79 ,23 ,91 ,87
,24 ,11 ,21 ,02 ,54 ,55 ,53 **
44
7
1
*
*
,000 44
,203
,000
N SOAL18 Pearson Correlation
44 ,01 1
Sig. (2-tailed)
N SOAL19 Pearson Correlation
N SOAL20 Pearson Correlation
N SOAL21 Pearson Correlation
N SOAL22 Pearson Correlation
4
7
,07 5
44 ,10 9
44 ,08 8
44
44
,31 ,06 9
*
4
44 ,18 2
44
44
44
44
44
44
44
44
,20 ,04 ,36 ,07 ,59 ,62 ,52 ,88 0
7
0
*
5
7
**
7
**
2
**
8
**
4
2
0
2
0
5
9
7
4
2
6
9
0
0
0
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
,06
44
1
,14 9
,01 ,11 ,00 6
9
9
,00 ,16 ,20 7
1
7
,24 0
,21 6
,03 7
*
7
1
**
2
**
3
**
0
**
44
8
**
2
4
9
3
4
3
5
8
6
8
3
6
0
0
0
0
0
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
,06
,15 5
,14 ,13 8
8
,04 ,15 0
8
,11 1
,14 1
,08 0
,25 2
,15 6
,04 7
,05 5
9
8
**
5
*
0
**
8
**
1
**
44
44
44
44
44
1
1
**
,63 ,24 ,32 ,35 ,18 ,37 ,42 ,31 ,41 ,05 8
**
44
8
**
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
9
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
9
,30 ,24 ,50 ,20 ,37 ,30 ,39 ,37 ,17 ,01 ,21 ,19 ,03 4
*
44
4
*
9
3
5
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
0
0
0
3
8
7
1
7
7
4
1
1
7
**
9
5
*
7
*
9
**
2
*
1
9
7
1
8
5
7
0
3
2
3
7
3
7
1
7
5
7
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
1
6
,20 9
,05 1
,02 ,00 9
7
,05 ,02 0
4
,01 9
,23 ,14 ,07 0
8
8
,13
44
1
,10
9
4
2
5
5
8
1
4
7
3
7
6
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
4
*
8
*
8
**
2
**
8
1
**
6
*
0
44
,00 7
,07 ,09 4
*
*
,001 44
,284
,062 44
,138
0
3
,34 ,29 ,57 ,41 ,28 ,40 ,34 ,06
,000
-
,17 ,74 ,85 ,96 ,74 ,87 ,90 ,13 ,33 ,61 ,39 ,51
,26 ,10 ,43 ,27 ,18 ,12 ,32 ,32 ,24 ,20 *
6
,04 ,10 ,00 ,17 ,01 ,04 ,00 ,01 ,26 ,90 ,15 ,21 ,80
2
6
0
44
5
9
3
44
9
0
3
44
2
7
8
44
7
1
9
2
8
6
**
2
5
0
9
3
2
*
*
8
1
**
8
2
1
,11
**
5
2
,07
0
5
6
,09
*
4
4
-
2
3
6
,19
0
2
3
-
*
9
3
,20 ,14 ,17 ,16
2
4
8
-
*
*
*
,00 ,17 ,07 ,498
3
,52 ,22 ,01 ,67 ,23 ,54 ,36 ,06 ,97 ,12 ,13 ,69 ,48 ,05 ,03 ,22 ,60 ,12 ,10 ,04
,25 ,19 ,03
1
,17
0
,10 ,29 ,31 ,18 ,08 ,23 ,24 ,30 2
9
-
,00 ,10 ,03 ,01 ,24 ,01 ,00 ,03 ,00 ,70 ,24 ,98 ,26 ,65
44
6
7
44
44
1
3
44
44
1
8
44
44
7
6
44
44
*
3
44
44
3
**
44
0
4
2
44
1
8
7
44
5
,22 ,06
**
44
6
7
2
44
2
,00
2
8
1
5
*
5
2
,14
9
44
,01 ,22 ,10 ,564
7
1
3
6
44
2
3
3
*
,19
44
4
9
5
1
-
44
5
4
*
2
44
0
0
0
44
3
5
8
44
9
7
,09
44
9
7
,23
44
2
3
-
44
4
8
,28
44
9
7
-
44
1
3
,18 ,37 ,06 ,18 ,09
44
0
,69 ,31 ,33 ,37 ,79 ,30 ,47 ,36 ,60 ,09 ,31 ,76 ,72 ,00 ,00 ,02 ,00 ,00 ,00
-
44
,82 ,49 ,23 ,32 ,19 ,29 ,25 ,44 ,29 ,41 ,05
,47 ,44 ,33 ,42 ,49 ,63 **
44
,00 ,00 ,12 ,03 ,20 ,04 ,09 ,00 ,05 ,00 ,73 ,20 ,90 ,14 ,48
,33 ,14 ,69 ,73 ,53 ,78 ,82 5
44
,69 ,33 ,91 ,44 ,95 ,96 ,29 ,17 ,11 ,15 ,81 ,02 ,34 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
8 Sig. (2-tailed)
,12 ,01
44
3
1 Sig. (2-tailed)
44
,94 ,42 ,91 ,63 ,48 ,57 ,03 ,67 ,23 ,19 ,76 ,01 ,62 ,00 ,00 ,00 ,00
1 Sig. (2-tailed)
44
0
,372 44
,120
Sig. (2-tailed)
N SOAL23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,10 ,20 ,84 ,56 ,17 ,36 ,24 ,28 ,64 ,21 ,46 ,07 ,48 ,00 ,06 ,22 ,42 ,03 ,03 ,10 ,17 2
2
3
3
7
5
5
1
9
6
4
9
9
4
9
5
4
4
4
7
3
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
,22 ,04 0
5
,01 ,10 9
8
,13 ,07 ,10 4
9
9
,02 4
,00 ,20 ,04 ,21 7
3
1
0
,06 5
,23 ,14 ,17 ,09 ,19 ,35 ,50 8
4
6
4
6
2
*
7
**
,05 1
,02 ,04 ,00 ,00 ,05 ,00 ,02 ,70 ,96 ,63 ,56
44 ,34 4
*
2
9
0
5
8
7
1
0
7
1
3
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
,15 ,77 ,90 ,48 ,38 ,61 ,48 ,87 ,96 ,18 ,79 ,17 ,67 ,12 ,35 ,25 ,54 ,20 ,01 ,00 ,74 ,02 0
2
4
5
4
0
0
5
6
6
2
0
3
1
1
3
3
2
9
0
4
2
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
,06 ,05 ,07 ,02 ,27 ,08 ,12 7
0
0
4
6
7
1
,06 9
,08 8
,01 ,20 1
4
,12 9
,00 6
1
9
7
9
9
0
9
9
8
*
1
**
44
1
**
6
9
0
5
9
4
5
4
2
5
5
4
9
1
0
3
5
9
2
3
2
9
6
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
8
5
8
6
4
7
8
2
,03 6
,21 6
,09 1
6
0
**
8
7
0
2
2
*
5
*
7
8
**
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
8
**
,33 ,29 ,38 ,35 ,14 ,07 ,00 ,14 ,24 4
*
44
4
*
9
8
7
6
7
8
6
0
9
3
2
5
0
0
7
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
0
6
8
5
0
0
,07 ,32 9
1
*
3
,06 8
5
,22 0
9
7
1
8
*
2
**
0
**
7
*
,05 0
**
5
4
*
7
*
0
5
4
7
3
7
4
0
7
5
8
7
1
2
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
44
3
0
**
0
**
8
**
0
**
3
**
3
3
3
5
0
9
0
4
5
4
5
0
44
44
44
44
44
44
44
44
1
,26 ,94 ,22 ,07 ,42 ,89 1,0 ,61 ,03 ,14 ,66 ,38 ,15 ,08 ,20 ,10 ,02 ,00 ,00 ,04 ,74 ,00 ,08 ,05 ,00 9
7
7
9
0
9
00
2
4
5
1
3
1
9
0
1
1
3
4
3
5
5
2
4
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
,124
,032 44
,167
,278 44
,52 ,38 ,54 ,42 ,14 ,11 ,05 ,21 ,489
,00 ,00 ,00 ,00 ,35 ,46 ,73 ,16
,41 ,26 ,29 ,52 2
3
,02 ,05 ,01 ,01 ,36 ,62 ,97 ,34 ,11
8
,01 ,18 ,26 ,12
0
44
4
0
2
1
4
-
9
1
0
,25 ,19 ,25 ,34 ,44 ,42 ,30
8
6
3
-
3
6
1
,13
**
4
9
-
0
0
2
,22
**
6
4
,02 ,00
6
2
,10 ,16 ,80 ,97 ,42 ,45 ,27 ,29 ,81 ,15 ,55 ,19 ,62 ,00 ,06 ,10 ,30 ,09 ,01 ,01 ,96 ,00 ,00 ,02
,17
5
0
,19 ,07 ,40 ,27 ,24 ,16 ,25 ,37 ,37 ,00 ,57 ,64 ,33 8
**
6
,66 ,74 ,65 ,87 ,06 ,57 ,43 ,65 ,57 ,94 ,18 ,40 ,96 ,79 ,85 ,71 ,13 ,04 ,24 ,17 ,85 ,04 ,00
,24 ,21 ,03 ,00 ,12 ,11 ,16 ,16
8
,00 ,00 ,08 ,00 ,00 ,23 ,17 ,24 ,69 ,15
,04 ,02 ,05 ,22 ,29 ,18 ,20 ,02 ,29 ,41 *
,41 ,64 ,26 ,40 ,57 ,18 ,20 ,17 ,06 ,22
,013
,58 ,46 ,53 ,17 ,21 ,43 ,33 5
**
1
**
6
**
7
1
1
**
0
*
,00 ,00 ,00 ,25 ,17 ,00 ,02
44
0
2
0
0
0
3
9
44
44
44
44
44
44
44
*
*
,001 44
,291
,055 44
SOAL27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL31 Pearson Correlation
,08 ,00 3
2
-
-
,09 ,31 0
6
*
,07 4
-
-
,06 ,07 0
1
,00 2
,22 4
,18 9
,03 0
,07 6
,08 9
,24 ,17 ,30 ,28 ,29 ,31 ,39 2
9
3
*
2
7
8
*
9
**
,02 4
,28 ,40 ,38 ,38 ,58 8
6
**
4
*
8
**
5
**
1
,59 ,99 ,56 ,03 ,63 ,70 ,64 ,98 ,14 ,22 ,84 ,62 ,56 ,11 ,24 ,04 ,06 ,05 ,03 ,00 ,87 ,05 ,00 ,01 ,00 ,00 0
0
1
7
5
1
7
8
5
0
7
4
7
4
5
6
4
0
5
7
8
8
6
0
9
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
,09 3
,04 ,12 ,34 ,06 ,05 0
0
2
*
1
4
,00 0
,13 ,18 1
2
,06 1
,01 1
,15 5
,04 8
9
0
3
9
2
9
**
2
*
9
1
**
0
**
7
*
0
**
1
**
4
**
44
4
**
6
8
9
3
4
7
00
6
6
2
2
6
7
4
9
5
5
5
5
3
1
7
0
7
0
2
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
,14 ,28 ,11 ,38 5
5
2
3
*
,22 1
,20 ,31 ,22 ,06 ,21 6
4
*
9
7
3
,07 ,07 ,14 3
5
5
,01 2
,11 ,03 ,05 ,05 ,17 1
6
3
9
1
,23 0
6
3
0
3
**
6
**
44
44
44
44
44
1
2
**
,40 ,17 ,18 ,26 ,35 4
**
44
4
**
9
0
8
5
6
6
6
7
9
7
5
9
4
2
7
4
1
4
5
4
0
5
7
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
,10 0
5
,02 ,04 4
7
8
,29 ,05 ,09 ,10 ,16 ,05 ,01 ,08 ,18 8
*
7
8
5
8
5
3
4
1
0
,13 ,19 ,17 2
6
8
9
,14 8
0
8
5
3
7
8
9
44
44
44
44
44
1
8
,36 ,08 2
*
44
2
*
6
1
8
0
3
7
6
7
5
5
7
9
5
3
2
8
1
7
0
6
8
5
0
0
7
6
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
6
1
7
8
2
7
1
2
5
5
,04 ,26 ,17 ,23 ,18 6
1
9
2
2
7
8
3
7
,07 ,00 8
7
4
3
1
5
0
,02 2
,11 9
6
5
5
3
44
44
44
44
1
2
,41 ,14 ,38 7
**
4
0
*
,00 ,35 ,01
44
,17 ,00 ,11 ,21 ,23 ,18 ,08 ,41 9
2
-
,01 ,59 ,88 ,44
5
,00 ,05 ,25 ,10 ,14 ,26
*
8
7
,03 ,01 ,00 ,21
1
3
5
,03 ,03 ,00 ,03
9
7
,23 ,51 ,58 ,87 ,76 ,33 ,05 ,71 ,52 ,49 ,27 ,72 ,93 ,58 ,23 ,79 ,39 ,20 ,24 ,90 ,33 ,70 ,17 ,62 ,35 ,25 ,00 ,24 ,01
,06
0
7
,06 ,20 ,07 ,14 ,17 ,51 ,17 ,36 **
8
,00 ,24 ,24 ,07 ,01
0
,01
*
44
7
,04
8
6
1
,14
3
5
8
,08
5
5
9
-
**
0
,32 ,34 ,06 ,46 ,01 ,14 ,18 ,03 ,13 ,66 ,16 ,63 ,62 ,34 ,93 ,47 ,81 ,73 ,70 ,26 ,13 ,02 ,23 ,36 ,00 ,00 ,00 ,00
,18
8
5
,34 ,18 ,14 ,42 ,53 ,41 ,40 *
**
0
,54 ,79 ,43 ,02 ,69 ,72 1,0 ,39 ,23 ,69 ,94 ,31 ,75 ,15 ,26 ,23 ,13 ,00 ,00 ,01 ,90 ,00 ,00 ,01 ,00 ,00 ,00
,15
2
,00 ,00 ,00 ,12 ,16 ,03
,21 ,17 ,18 ,22 ,41 ,41 ,37 ,01 ,40 ,57 ,35 ,54 ,46 ,69 **
,69 ,41 ,51 ,23 ,21 ,31
7
**
5
1
1
44
44
44
1
,40 ,52 6
**
1
**
,180
,242 44
,220
,152 44
,162
,294 44
,032
,837 44
,027
Sig. (2-tailed)
N SOAL32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N SOAL33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N JUMLA
Pearson
H
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,69 ,97 ,74 ,09 ,48 ,35 ,08 ,84 ,83 ,97 ,82 ,76 ,08 ,24 ,12 ,23 ,81 ,90 ,98 ,15 ,61 ,96 ,24 ,97 ,46 ,17 ,12 ,24 ,59 ,00 2
0
1
2
5
9
0
3
5
6
2
9
8
4
9
8
3
7
3
7
3
7
6
7
4
0
5
3
5
5
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
,14 ,17 ,06 7
2
0
,14 ,01 ,10 ,21 9
3
2
8
,07 8
,13 ,01 7
2
,04 9
,03 ,36 ,07 ,08 7
5
*
1
5
,01 ,12 ,22 ,17 ,19 ,13 ,07 ,06 ,14 ,05 ,43 ,21 ,26 7
0
3
3
1
1
4
2
7
3
1
**
3
9
,02 2
,00 ,00
44
,14 ,40 4
6
**
6
0
44
44
1
,34 ,26 ,70 ,33 ,93 ,50 ,15 ,61 ,37 ,94 ,75 ,81 ,01 ,64 ,58 ,91 ,43 ,14 ,26 ,21 ,39 ,63 ,69 ,34 ,73 ,00 ,16 ,07 ,88 ,35 ,00 2
4
0
6
5
9
5
4
4
1
2
0
5
6
3
5
7
5
2
5
7
1
1
1
5
3
5
8
5
1
6
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-
-
-
-
-
-
-
-
-
,21 ,03 ,19 7
0
8
,03 ,20 ,05 ,21 5
4
1
0
,09 4
,13 ,12 7
6
,05 ,05 9
4
,30 ,17 ,22 1
*
4
2
,02 ,07 ,10 ,07 ,03 4
2
7
0
8
,10 0
0
3
5
0
*
8
*
1
*
9
0
*
1
**
1
**
,00 0 44
,09 ,22 ,24 ,21 ,33 ,31 ,35 ,11 ,38 ,52 ,53 0
,53
1
**
7
7
1
4
4
2
4
5
5
4
9
7
9
7
8
1
8
2
7
6
3
1
2
0
9
6
9
3
1
0
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
,32 ,27 ,23 ,21 ,27 ,25 ,29 ,40 5
*
0
0
8
8
7
8
*
3
**
,09 9
,41 ,18 ,36 ,18 ,65 ,55 ,60 ,57 ,56 ,49 ,28 ,13 ,37 ,32 ,16 ,48 ,29 ,18 ,22 ,16 ,03 ,02 0
**
8
1
*
9
2
**
8
**
0
**
3
**
4
**
8
**
4
8
0
*
4
*
7
9
**
1
0
0
2
2
7
,07 9
44
-,079
,608
44
44
1
,153
,15 ,84 ,19 ,82 ,18 ,74 ,17 ,54 ,37 ,41 ,70 ,72 ,04 ,25 ,14 ,87 ,64 ,48 ,65 ,80 ,51 ,56 ,15 ,11 ,16 ,02 ,03 ,01 ,44 ,01 ,00 ,00 6
,862
,320 44 ,15 3
44
1
,03 ,07 ,13 ,15 ,06 ,09 ,04 ,00 ,52 ,00 ,22 ,01 ,22 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,06 ,37 ,01 ,03 ,27 ,00 ,05 ,24 ,15 ,29 ,83 ,86 ,60 ,32 1
6
3
6
8
2
9
7
2
6
2
6
0
0
0
0
0
0
1
2
2
3
2
8
1
5
2
2
4
7
2
8
0
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa ada 8 butir soal yang tidak valid yaitu nomor 7,8,10,12,16,18,19 dan 25. Sehingga dari jumlah soal 33 yang di try outkan kepada siswa hanya 25 butir soal yang dinyatakan valid.
Tabel Uji Reliabilitas Butir Soal Instrumen Penelitian SMP Nusantara Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
44
100,0
0
,0
44
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,555
26
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
SOAL1
160,16
275,253
,332
,540
SOAL2
160,89
277,638
,316
,544
SOAL3
160,34
280,788
,233
,549
SOAL4
160,68
282,641
,097
,553
SOAL5
160,07
277,367
,283
,544
SOAL6
160,89
277,498
,215
,545
SOAL9
160,93
287,181
-,101
,560
SOAL11
160,11
282,243
,093
,552
SOAL13
161,02
280,488
,171
,549
SOAL14
159,64
258,841
,689
,511
SOAL15
159,89
262,522
,569
,519
SOAL17
159,98
262,162
,556
,518
SOAL20
159,39
271,266
,396
,534
SOAL21
158,68
281,757
,166
,551
SOAL22
158,89
275,591
,457
,540
SOAL23
158,77
278,133
,413
,544
SOAL24
158,77
281,110
,265
,549
SOAL26
159,16
273,532
,380
,537
SOAL27
158,86
276,027
,337
,541
SOAL28
159,20
274,260
,337
,539
SOAL29
159,23
279,389
,198
,547
SOAL30
158,86
282,911
,094
,553
SOAL31
158,70
284,027
,064
,554
SOAL32
158,80
284,120
,041
,555
SOAL33
159,00
280,744
,190
,549
JUMLAH
71,02
55,744
,696
,742
Proses Pengolahan Data melalui SPSS 22
Pengolahan Data dengan SPSS 22 Uji Validitas
Uji Reliabilitas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Siswa M. Asih Alwan Khaerul Umam Wahyu Prakoso Wanda Ditan Syahril Syafrizal Priodika A Dimas Ade S M. Raihan Randi Dwiyanto M. Rizki Rahmat S Reihan Fardias Ilham A Rafli Alviansyah Daren Febrian A Dani Pratama Fadli Pompido Ajeng Cantika M. Nurdiansyah Ahmad Rifqi Adam A Abdullah Nahdim Eko F Asdi Rizky Catur Surya M. Luthfan Novendra A Ardiansyah S Maulana M. Rizky
Kelas VIII 1 VIII 1 VIII 1 VIII 1 VIII 1 VIII 1 VIII 2 VIII 2 VIII 2 VIII 2 VIII 2 VIII 2 VIII 2 VIII 3 VIII 3 VIII 3 VIII 3 VIII 3 VIII 4 VIII 4 VIII 4 VIII 4 VIII 4 IX 1 IX 1 IX 1 IX 1 IX 1 IX 2 IX 2 IX 2
1
2
2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2
1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2
3 2 2 3 1 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 1 3 1 2
4 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 4 3 2 2 1 2 3 3 3
6 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 2 3 2 2
7 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2
8 3 2 3 2 2 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1 2 4 3 2 1 1 2 3 3 2
9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2
Jawaban Siswa 10 11 12 13 14 15
16
17 18
19
20 21 22 23 24
25
3 2 3 2 1 4 2 4 3 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3
3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 1 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3
3 3 3 3 4 3 1 1 3 3 3 2 3 2 2 4 4 4 4 2 4 1 4 3 4 3 4 4 4 1 2
4 4 3 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 2 4 2 1 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3
3 3 4 3 3 4 1 2 1 2 3 1 3 2 4 3 3 3 2 1 1 2 4 1 2 3 4 4 4 2 2
3 3 3 2 3 4 2 2 4 2 3 2 4 2 2 3 4 2 2 1 3 2 4 1 4 4 4 4 4 2 2
3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4
Jml 4 3 4 3 4 4 1 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 1 4 2 4 3 4 3 4 4 4 2 2
3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 2 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4
3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 3 4 4 4 4 4
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Anugrah Ayu H Fajar Andri Unduk S Siti Nur Annisa M. Ehaliq Toni H Rico Alfendi Raffi al-Tiro Alan Kusuma Ahsan Farid S Fathur Andri F Shinta Amanda Fadlan F
Jumlah
IX 2 IX 2 IX 2 IX 3 IX 3 IX 3 IX 3 IX 3 IX 4 IX 4 IX 4 IX 4 IX 4 IX 4
1 2 1 2 3 1 2 2 4 2 1 4 4 2
1 2 1 1 1 3 1 1 2 1 2 2 2 1
2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 4 4 2
1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1
1 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 4 4 2
1 2 1 1 4 2 4 1 1 1 2 4 1 1
1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2
1 3 2 3 3 2 3 2 2 1 1 4 4 1
1 2 1 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1
3 2 2 2 2 3 4 3 2 4 2 4 4 3
3 2 2 1 2 3 4 3 2 4 2 4 4 3
3 2 2 1 2 3 4 2 3 4 2 4 4 3
3 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 4 4 3
4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3
4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4
4 3 4 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2
Rekapan Jawaban Angket Siswa SMP Nusantara Ciputat Pilihan Jawaban Selalu Sering Kadanng-kadang Tidak Pernah Jumlah
1 3 5 25 12 45
2 0 3 16 26 45
3 3 7 26 9 45
4 0 5 19 21 45
5 3 11 25 6 45
6 4 2 10 29 45
7 0 2 13 30 45
8 3 14 17 11 45
9 0 3 7 35 45
10 14 12 16 3 45
11 13 13 16 3 45
Nomor Soal 12 13 14 11 14 31 14 14 6 13 15 4 7 2 3 45 45 45
15 31 7 3 3 45
16 33 8 3 1 45
17 26 17 2 0 45
18 19 13 6 7 45
19 29 10 3 3 45
20 18 15 5 7 45
21 18 17 9 1 45
22 30 6 2 7 45
23 37 3 2 3 45
24 32 7 0 6 45
25 28 11 2 4 45
PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN PENYULUHAN SMP NUSANTARA PLUS TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 No
Jenis Pelayanan
I.
PERSIAPAN 1. Pembagian tugas guru pembimbing 2. Penyusunan dan konsultasi program 3. Pengadaan sarana/prasarana dan instrument BK 4. Himpunan data, dan pengumpulan data LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Layanan Orientasi a. Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki b. Orientasi kelas baru dan semester c. Orientasi kelas dan semester terakhir, UAN UAS dan ijazah 2. Layanan Informasi a. Informasi pengembangan diri b. Informasi kurikulum, KBM dan pendidikan c. Informasi jabatan d. Informasi lingkungan 3. Layanan Penempatan dan penyaluran a. Penempatan di dalam kelas b. Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok belajar c. Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok yang lebih luas 4. Layanan pembelajaran a. Mengenal siswa yang mengalami masalah belajar b. Pengembangan
II.
Tujuan 1
Bid. Bim 2 3
4
5
Bid. Lay 6 7
Sasaran
Format
Mengumpulkan data dan keterangan untuk memahami peserta didik
Membantu siswa untuk mempermudah dan memperlancar perannya di sekolah yang baru dimasukinya.
Membantu siswa untuk mengetahui dan mengembangkan kemampuan dirinya.
Membantu siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya.
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Penyelenggara
Satlan data pribadi
Petugas dan guru pembimbing
Peta siswa peta kelas
Klasikal
Guru pembimbing
II, II
Klasikal
Guru pembimbing
I, II, III
Klasikal
Guru pembimbing
I, II, III
Klasikal
I, II, III
Klasikal
I, II, III I, II, III
Klasikal Klasikal
I, II, III
Klasikal
Guru pembimbing Guru pembimbing Guru pembimbing Guru pembimbing
I, II, III
I, II, III
Guru pembimbing
Individu
Ket
Kepala Sekolah Dan Staf
I
II
Membantu siswa agar dapat mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif
Waktu Pelaksanaan
motivasi sikap dan kebiasaan belajar c. Pengembangan keterampilan belajar d. Pengajaran perbaikan e. Program pengayaan 5. Layanan konseling
6. Layanan Bimbingan Individu
7. Layanan Bimbingan Kelompok
III.
Konfrensi Kasus
IV.
Kunjungan Rumah
V.
Alih Tangan
VI.
Evaluasi Pelaksanaan Program 1. evaluasi pelaksanaan program 2. evaluasi hasil kegiatan/layanan Analisa pelaksanaan program 1. analisa pelaksanaan program 2. analisa kegiatan/layanan 3. pelaporan Tindak Lanjut
VII.
VIII.
dan efesien.
Membantu siswa mengatasi memecahkan masalah yang dihadapinya. Membantu siswa memperoleh bahan untuk pengambilan keputusan dalam menunjang kehidupannya sehari-hari baik sebagai individu/pelajar. Membantu siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan/pemecahan permasalahan melalui kelompok. Untuk melengkapi data dan menetapkan teknik yang akan ditempuh dalam pemecahan masalah Untuk memperoleh berbagai data (keterangan) yang diperlukan dalam pemahaman siswa serta untuk pemecahan masalah siswa. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa oleh pihak-pihak yang lebih ahli dan berwenang.
Klasikal
I, II, III
Klasikal
I, II, III
Individu Kls/Ind
I, II, III
Individu
I, II, III
Klasikal
Guru pembimbing /wali kelas
Guru pembimbing /wali kelas I, II, III I, II, III
Klasikal Klasikal
I, II, III
Klasikal
I, II, III
Individu
Guru pembimbing
Untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan program Menetapkan factor penghambat dan pendukung terlaksanannya program layanan BP
Kepala Sekolah
Guru pembimbing
Kepala Sekolah
Guru Pembimbing
Untuk perbaikan, pengembangan program BP selanjutnya
Keterangan : 1. Pribadi Sosial, 5. Pencegahan 2. Belajar, 6. Perbaikan 3. Karier, 7. Pemeliharaan & Pengembangan 4. Pemahaman, Pencegahan
I, II, III
Kepala Sekolah
Mengetahui, Kepala SMP Nusantara Plus
Ciputat, 12 Juli 2012 Bimbingan Konseling
Cecep Setiawan, MA
Sulaiman, S.Psi
DOKUMENTASI Wawancara dengan guru PAI
Wawancara dengan Guru BK
Wawancara dengan Kepala Sekolah
Penyebaran angket kepada siswa-siswi kelas VIII & IX
Guru Memberikan Sanksi kepada Siswa yang datang Terlambat ke Sekolah
Guru PAI Memandu Kegiatan Ekskul Marawis & Rebbana
Gedung SMP Nusantara Plus Ciputat
Perpustakaan SMP Nusantara Plus Ciputat