BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG
A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang mencakup 6 bidang yaitu. 1. Bidang Pengembangan Pribadi 2. Bidang Pengembangan Sosial 3. Bidang Kegiatan Belajar 4. Bidang Pengembangan Karir 5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga 6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Pelaksanaan semua bidang itu dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bidang Pengembangan Pribadi Bidang pengembangan pribadi dilaksanakan untuk pengembangan pribadi dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan pribadi siswa. Beberapa hal yang sudah dilaksanakan dalam bidang ini adalah pelaksanaan layanan informasi dan orientasi mengenai reproduksi sehat, penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis remaja, pengenalan identitas jenis kelamin dan tanggung jawab sesuai jenis kelamin, fungsi seks dan peranan gender, pengembangan konsep diri, aktualisasi diri, meningkatkan rasa percaya diri dan menghindari rendah diri, menerima kelebihan dan kekurangan diri.
70
71 Kegiatan dalam bentuk layanan informasi dan orientasi ini telah berjalan dengan baik dan mengikuti jadwal masuk kelas 1 jam per minggu per kelas. Layanan ini masih dilanjutkan dengan konseling individual di mana siswa yang mengalami permasalahan pengembangan pribadi akan dipanggil ke ruang BK untuk memperoleh layanan konseling individual. Layanan ini juga sudah berjalan dengan baik. Bidang pengembangan pribadi juga dilaksanakan dalam bentuk konseling kelompok, di mana setiap individu menyampaikan permasalahan pribadi, dan kemudian permasalahan pribadi yang paling berat dan butuh penanganan segera akan dibahas lebih dulu oleh anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 8 siswa dipimpin oleh guru BK sebagai pemimpin kelompok. Kegiatan layanan konseling kelompok ini sudah berjalan dengan baik. 2. Bidang Pengembangan Sosial Bidang pengembangan sosial dimaksudkan sebagai pembinaan untuk siswa
dalam
menghadapi
kehidupan
sosialnya.
Sejalan
dengan
perkembangan pribadi, siswa mudah menghadapi permasalahan dalam kehidupan sosialnya seperti sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, merasa dijauhi teman, menjadi korban gangguan, merasa minder, kesulitan memilih teman, mendapat pengaruh buruk dari teman dan sebagainya. Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang dalam menangani masalah sosial ini dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling individual.
72 Layanan informasi disampaikan oleh guru Bimbingan dan Konseling secara klasikal mengenai cara memilih teman, sikap dalam pergaulan dengan teman sebaya, menghargai pendapat orang lain, upaya penyesuaian diri yang sehat, cara menangkal pengaruh buruk teman, menjadi pembicara dan pendengar yang baik dalam lingkungan sosial. Pelaksanaan bidang ini sudah berjalan dengan baik sesuai jadwal dan materi yang diprogramkan. 3. Bidang Kegiatan Belajar Bidang kegiatan belajar ditujukan agar siswa mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Kegiatan bimbingan dan konseling dalam bidang ini antara lain cara belajar yang baik, cara membuat jadwal belajar di rumah, pemanfaatan waktu luang, mengembangkan sikap yang baik dalam belajar, meningkatkan konsentrasi belajar, melengkapi keperluan dan fasilitas belajar. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam bentuk layanan informasi secara klasikal, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok, konseling individual dan layanan home visit (kunjungan rumah). Semua layanan di atas sudah berjalan dengan baik dan lancar di SMP Negeri 3 Warungasem. Sebagai sekolah yang berada di lingkungan pedesaan dengan tingkat ekonomi keluarga yang rata-rata menengah ke bawah dan kesadaran pendidikan yang kurang baik, banyak siswa SMP Negeri 3 Warungasem yang kurang memperoleh prestasi belajar yang baik, serta motivasi belajar yang rendah. Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem telah bekerja keras untuk mengembangkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar yang optimal.
73 Motivasi belajar yang rendah menyebabkan beberapa siswa sering tidak masuk sekolah meskipun dari rumah sudah berangkat, atau tidak meneruskan sekolah. Untuk mengatasi hal ini bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem melaksanakan home visit untuk mengetahui kondisi sebenarnya tentang anak dan keluarga secara langsung. Bimbingan dan konseling SMP Negeri 3 Warungasem juga mengundang orangtua siswa untuk bersama-sama mengatasi permasalahan siswa. Dari uraian di atas, dapat ditegaskan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem dalam penanganan bidang pengembangan belajar telah berjalan dengan baik dengan jenis layanan yang beragam. 4. Bidang Pengembangan Karir Bidang pengembangan karir dimaksudkan untuk membantu siswa dalam pemilihan karir atau bidang kerja di masa depan, atau juga dalam proses penentuan sekolah lanjutan. Karena tingkatnya masih sekolah menengah pertama, bidang pengembangan karir lebih diarahkan untuk proses pemilihan sekolah lanjutan. Melalui layanan informasi dan orientasi siswa diberi gambaran mengenai seluk beluk sekolah tertentu yang bisa dipilih siswa sesuai dengan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa harus bisa menentukan studi lanjut tanpa terpengaruh oleh teman lain atau hanya asal senang saja, harus didasari pertimbangan banyak hal. Namun karena lingkungan sosial anak lebih sering mendorong anak untuk tidak melanjutkan studi dan memilih bidang kerja, maka bimbingan dan konseling berusaha memberikan gambaran bidang kerja yang bisa menjanjikan kehidupan ekonomi yang layak. Karena pada dasarnya yang
74 penting adalah bukan asal bekerja dan memperoleh upah, tapi harus bisa memilih bidang kerja yang memiliki prospek ke depan dan menjanjikan karir yang baik. Dalam bidang ini, bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem telah melaksanakan layanan dengan baik dan sesuai program yang ada. 5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga dimaksudkan untuk memberikan bekal pada siswa mengenai situasi dalam dunia berkeluarga serta tanggungjawab yang ada di dalamnya. Pada diri laki-laki dan perempuan ada tanggungjawab yang besar dalam dunia berkeluarga, karena itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Meski sebenarnya usia anak belum waktunya memasuki dunia berumah tangga, namun kenyataannya banyak siswa SMP Negeri 3 Warungasem yang tidak melanjutkan studi dan memilih menikah muda. Karena itu bimbingan dan konseling perlu memberikan bekal dan pengetahuan mengenai dunia berumahtangga, agar siswa bisa memahami risiko dan tanggungjawab menikah dalam usia muda. Dalam bidang bimbingan dan konseling telah melaksanakan programnya dengan baik dan sesuai materi yang ada. 6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Bidang pengembangan kehidupan beragama dimaksudkan agar anak memperoleh kesempatan memperdalam agama yang diyakininya. Para siswa SMP Negeri 3 Warungasem semuanya beragama Islam, maka pengembangan kehidupan beragama diarahkan pada pendalaman kehidupan beragama Islam. Materi yang disampaikan dalam bimbingan dan konseling antara lain,
75 pengenalan Tuhan, toleransi kehidupan beragama, penanaman nilai-nilai akhlak yang baik, menghormati sesama, berlaku adil dan jujur, tidak sombong dan sebagainya. Layanan bidang pengembangan kehidupan beragama dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, bekerja sama dengan guru Agama Islam dalam penyelenggaraan peringatan hari-hari besar Islam, shalat dhuhur berjamaah, tadarus Al Qur’an sebelum pelajaran dimulai, berdoa ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran, ekstrakurikuler seni baca al Qur’an dan sebagainya. Semua kegiatan layanan itu sudah berjalan dengan baik.
B. Analisis Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem 1. Mengatasi keterlambatan siswa Pembinaan kedisiplinan untuk mengatasi keterlambatan siswa SMP Negeri 3 Warungasem sudah terlaksana dengan baik. Hal ini sebagaimana disampaikan salah seorang siswa, “Ya hampir setiap hari guru menunggu para siswa di halaman sekolah. Para siswa tentu lama-lama jadi sungkan jika datang terlambat. Apalagi kalau yang terlambat disuruh mengambil rumput dan sampah di sekotar sekolah. Siswa yang terlambat sebelum masuk harus minta ijin tertulis dulu dari guru BK, dan biasanya siswa dibina dulu” 1 2. Membina kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah Pembinaan kedisiplinan untuk kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah sudah terlaksana dengan baik, seperti diucapkan siswa, “Setiap siswa yang tidak rapi atau tidak lengkap atributnya akan ditegur oleh guru, khususnya oleh guru BK. Setiap berpapasan dengan guru, siswa yang tidak rapi selalu diingatkan. Guru BK juga
1
2014
Caputra, Ketua OSIS dan siswa SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 5 September
76 mengingatkan soal kerapian dan kebersihan berpakaian saat mengajar di kelas.”2 3. Membiasakan mengerjakan PR Pembinaan kedisiplinan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, siswa di SMP Negeri 3 Warungasem sudah berjalan baik. Hal ini sebagaimana dikatakan salah seorang siswa, “Ya, selalu. Guru BK juga mendorong siswa belajar rutin, memiliki jadwal belajar sendiri di rumah” 3 4. Membina perilaku dan tutur kata sopan pada guru dan staf TU Pembinaan kedisiplinan untuk membina perilaku dan bertutur kata yang baik dengan guru dan staf tata usaha sudah terlaksana dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh siswa, “Guru BK sering menyinggung soal perilaku dan tutur kata yang sopan di rumah. Pak guru melarang siswa menggunakan bahasa jawa ngoko pada guru dan karyawan tata usaha” 4 5. Membiasakan mengerjakan tugas guru dengan tuntas Pembinaan kedisiplinan untuk menuntaskan tugas guru sudah terlaksana dengan baik, Hal senada disampaikan oleh siswa, “Kalau tidak tuntas berarti tidak disiplin, itu yang diungkapkan guru BK di kelas. Pokoknya kita tidak boleh mengerjakan sesuatu setengah jadi, atau cuma separuh-separuh” 5 6. Membina siswa selalu membawa kelengkapan belajar ke sekolah Pembinaan kedisiplinan untuk untuk membina siswa selalu membawa kelengkapan belajar sudah berjalan dengan baik. Seperti dikatakan seorang siswa, “Ya karena kelengkapan belajar itu penting
2
Ibid. Ibid. 4 Ibid. 5 Ibid. 3
77 untuk mendukung keberhasilan belajar. Pak guru BK selalu menasehati soal itu” 6 7. Membina anak agar tidak membuat kegaduhan di kelas Pembinaan kedisiplinan untuk mencegah kegaduhan di kelas sudah berjalan dengan baik. Sebagaimana ungkapan salah seorang siswa, “Kalau pak guru BK sendiri yang mengajar di kelas, siswa tidak berani gaduh karena pasti langsung akan ditegur” 7 8. Membina siswa membuang sampah pada tempatnya Pembinaan kedisiplinan untuk membuang sampah pada tempatnya, sudah berjalan dengan baik, meskipun masih ada siswa yang membuang sampah lewat jendela, membuang bungkus makanan di atas tutup tempat sampah, atau membuang sampah pembalut di lubang kloset. Seperti dikatakan siswa, “Menurut pak guru BK, kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Maka membuang sampah pada tempatnya juga harus diutamakan” 8 9. Membina siswa ikut menjaga kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah Pembinaan kedisiplinan agar siswa terlibat dalam kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah sudah berjalan baik. Seperti dikatakan siswa, “Ya guru malah mengingatkan kalau fasilitas sekolah rusak atau kotor karena tindakan siswa, siswa sendiri yang rugi karena suasana sekolah menjadi tidak nyaman. Orangtua kita juga rugi karena sebagian besar perawatan bangunan sekolah adalah hasil dari sumbangan orangtua.” 9
6
Ibid. Ibid. 8 Ibid. 9 Ibid. 7
78 10. Membina siswa memiliki jadwal belajar di rumah. Pembinaan kedisiplinan untuk mendorong siswa memiliki jadwal belajar di rumah sudah berjalan baik. Jadwal belajar di rumah yang dibuat siswa sendiri bisa mendorong siswa belajar rutin di rumah. Sebagaimana dikatakan siswa, “Ya itu yang selalu dianjurkan bahkan diajarkan oleh guru BK. Membuat jadwalnya saja sulit, apalagi harus memenuhinya. Saya sendiri tidak memiliki jadwal belajar di rumah” 10 Kedisiplinan akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila berdasarkan atas kesadaran diri sendiri. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan dapat bertahan dengan lama. Disiplin yang tumbuh atas dasar kesadaran diri sendiri yang demikian itulah yang diharapkan selalu tertanam dalam diri setiap orang. Disiplin belajar berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan-peraturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh diri sendiri maupun pihak lain. Dalam belajar siswa harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhinya tanpa harus ada paksaan dari orang lain. 11 Berdasarkan penjelasan dari Kepala SMP Negeri 3 Warungasem, kedisiplinan siswa di sekolah ini sudah relatif baik, meskipun tentu saja masih perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut. Dalam hal kedatangan siswa ke sekolah misalnya, Masih ada satu dua anak yang masih terlambat. Tapi secara umum, sudah sedikit sekali anak yang terlambat ke sekolah. 12 Kemudian dalam hal berseragam, Soal kerapian dan atribut memang masih membutuhkan perhatian. Hal ini tampaknya bisa dipahami mengingat
10
Ibid. Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014 12 Sri Mulyatno, S.Pd., Kepala SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 2 September 2014 11
79 siswa SMP Negeri 3 Warungasem berasal dari keluarga sederhana, yang tentu saja kurang memberikan perhatian pada soal berpakaian dan kerapian. Lingkungan sosial dan keluarga itu juga berpengaruh pada soal sopan santun siswa pada guru dan orang yang lebih tua. Bisa dikata tata krama dan sopan santun anak masih butuh pembinaankhususnya pada siswa laki-laki. Mereka masih suka berperilaku seenaknya. Namun banyak juga yang bisa menjaga perilaku dan tutur katanya. Kurangnya motivasi siswa untuk menempuh pendidikan secara sungguhsungguh juga ikut berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Saat mendapatkan tugas dari guru, hanya sedikit siswa yang sungguh-sungguh mengerjakan. Sebagian besar lebih suka mencontek teman lain, bahkan tidak sedikit yang tidak mengerjakan dengan tuntas. Mereka umumnya lebih serius bila mendapatkan tugas yang bersifat kreatifitas seperti kerajinan tangan, membuat kliping bisa mereka tuntaskan. Tapi untuk tugas seperti menjawab soal, pekerjaan rumah, masih sering diabaikan. Kondisi ekonomi keluarga yang umumnya sederhana, menjadikan anak agak kurang dalam melengkapi keperluan belajar mereka. Tapi lebih banyak yang berperilaku tertib, dan memenuhi kelengkapan belajar setelah adanya bantuan dari sekolah semisal beasiswa untuk siswa miskin. Berkenaan kondisi pembelajaran di kelas, sudah relatif kondusif. Siswa mau belajar dengan sungguh-sungguh. Namun peran dan profil guru di kelas juga ikut menentukan situasi kelas. Guru yang kurang bisa mengelola kelas dengan baik biasanya cenderung membuat siswa kurang tertarik pada pelajaran yang akhirnya mendorong mereka untuk berlaku tidak tertib. Mengenai kebersihan lingkungan sekolah, siswa sudah terbiasa untuk turut menjaganya. Hal ini tampak dari kebiasaan siswa membuang sampah
80 pada tempat, memenuhi tugas piket harian dan terlibat dalam kebersihan kelas mingguan. Namun masih ada beberapa anak yang kurang peduli membuang sampah seperti menumpuk sampah di atas tutup tempat sampah atau membuang sampah melalui jendela kelas. Kedisiplinan siswa semestinya juga tampak pada kebiasaan belajar mereka di rumah. Namun sayang sebagian besar siswa tidak memiliki jadwal belajar di rumah. Siswa umumnya hanya belajar di rumah jika mau ulangan atau ujian. Akibatnya hasil belajar mereka tidak maksimal, karena tidak didukung tata cara yang sistematis. Siswa yang sudah terbiasa belajar yang teratur otaknya akan terlatih setiap hari. Dengan seringnya daya pikir mendapat latihan maka akan menyababkan ketajaman daya pikir, sehingga siswa mudah untuk menerima materi pelajaran. Tetapi sebaliknya siswa yang malas belajar otaknya menjadi kaku karena jarang dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah. Kedisiplinan memang akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau pananaman kebiasaan dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan kekuarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi bentuk disiplin yang semakin kuat. 13
C. Analisis Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem Guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem telah menunjukkan perannya yang baik dalam pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah. Ini sebagaimana disampaikan oleh Tasjirin, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, 13
Ibid.
81 Guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki kemampuan untuk membantu, dan membimbing para siswanya dalam memahami dirinya sendiri, serta mengenal potensi, bakat, dan minat serta kelemahan yang berguna untuk menentukan karir di masa depan. Selain itu membantu dalam mengatasi segala kesulitan-kesulitan yang menghambat proses belajar mengajarnya. 14 Dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 3 Warungasem, guru Bimbingan dan Konseling melakukan berbagai bentuk layanan seperti layanan informasi dan orientasi yang diberikan kepada siswa secara terjadwal dalam bentuk klasikal 2 jam per minggu per kelas. Layanan informasi dan orientasi memberikan materi sebagai bahan untuk pemahaman siswa. Kegiatan layanan ini telah terlaksana dengan baik, sebagaimana ditegaskan oleh Tasjirin, Guru bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam pembinaan kedisiplinan siswa. Hal ini karena dalam masalah pembinaan kedisiplinan ini, guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan penghukuman atau pemberian sanksi agar anak berdisiplin, tapi juga mencari penyebab mengapa anak tidak bisa bersikap disiplin di sekolah.15 Dalam tugasnya membina kedisiplinan siswa, guru bimbingan dan konseling memberikan berbagai layanan seperti layanan informasi dan orientasi, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok dan layanan bimbingan kelompok. Untuk mengatasi siswa yang sering meninggalkan sekolah, dijelaskan oleh Tasjirin, Bagi siswa yang sering tidak masuk tanpa keterangan, guru Bimbingan dan Konseling melakukan layanan home visit (kunjungan rumah) bersama wali kelas. Dari kegiatan itu, seringkali didapati kenyataan bahwa siswa dari rumah berangkat dan pulang sesuai jam sekolah. Dalam kegiatan ini guru bimbingan dan konseling melakukan komunikasi dan bekerjasama untuk mendorong anak agar mau
14 15
Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMPNegeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014 Ibid.
82 bersekolah kembali dan anak bisa memahami pentingnya bersekolah untuk masa depan mereka. .16 Guru Bimbingan dan Konseling juga melakukan pemanggilan orangtua siswa yang bermasalah. Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling meminta kesediaan orangtua untuk bekerja sama dalam pembinaan anak, karena pengawasan guru terhadap siswa sangat terbatas waktunya, dan sebagian waktu anak bersama keluarga dan lingkungan sosialnya. Guru bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam pembinaan kedisiplinan siswa. Hal ini karena dalam masalah pembinaan kedisiplinan ini, guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan penghukuman atau pemberian sanksi agar anak berdisiplin, tapi juga mencari penyebab mengapa anak tidak bisa bersikap disiplin di sekolah. 1. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam membina siswa yang sering tidak masuk tanpa keterangan. Guru Bimbingan dan Konseling melakukan layanan home visit (kunjungan rumah) bersama wali kelas. Dari kegiatan itu, seringkali didapati kenyataan bahwa siswa dari rumah berangkat dan pulang sesuai jam sekolah. 2. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam pemanggilan orangtua siswa yang bermasalah. Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling meminta kesediaan orangtua untuk bekerja sama dalam pembinaan anak. 3. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam pemberian layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Kegiatan layanan ini untuk pembinaan siswa dalam bidang pengembangan belajar, pribadi, sosial, karir, kehidupan berkeluarga dan kehidupan beragama. 16
Ibid.
83 4. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam menampilkan tanggungjawab atas keseluruhan pelaksanaan layanan konseling di sekolah mengenai pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah. 5. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam mengumpulkan, menyusun, mengolah serta menafsirkan data mengenai catatan pelanggaran kedisiplinan siswa. yang kemudian dapat dipergunakan untuk semua staff bimbingan di sekolah untuk pelaksanaan program pembinaan kedisiplinan siswa. 6. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual (wawancara konseling). 7. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam melayani orang tua atau wali dari siswa yang ingin mengadakan konsultasi mengenai anak-anaknya. 8. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam menampilkan performance-nya, dalam hal ini masalah keteladanan yang ditunjukkan oleh seorang guru Bimbingan dan Konseling. 9. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam mempraktikkan strategi-strategi agar siswa dapat membiasakan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya sebagai siswa. Untuk membiasakan disiplin tersebut, guru bimbingan konseling telah menggunakan strategi pengelolaan diri. Strategi pengelolaan diri adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi.
84 Beberapa upaya yang telah dilakukan guru bimbingan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem dalam rangka pembinaan kedisiplinan siswa juga sudah terlaksana dengan baik dengan hasil yang cukup memuaskan. Penjabaran mengenai hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan orientasi kepada siswa tentang aturanaturan yang ada di lingkungan sekolah agar siswa mengetahui apa saja aturan yang harus ditaati dan apa yang tidak boleh diperbuat sebagi seorang siswa sesuai dengan nilai dan norma masyarakat. 2. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan informasi kepada siswa tentang perlunya disiplin dalam setiap aktivitasnya dan apa saja dampak negatif dari dirinya jika siswa tersebut tidak disiplin. 3. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan penguasaan konten kepada siswa mengenai cara-cara agar selalu disiplin dalam setiap aktivitasnya. 4. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa mengenai
masalah-masalah
dalam
membiasakan
disiplin
dalam
beraktivitas sehingga guru pembimbing dapat memberikan cara-cara agar selalu membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 5. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang membahas tentang ciri-ciri siswa yang tidak membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya.
85 6. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan konseling perorangan kepada siswa yang tidak pernah membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 7. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan layanan mediasi antara siswa dan orangtuanya, agar orangtua juga dapat membantu guru pembimbing untuk membiasakan disiplin dalam setiap aktivitas siswa. Karena orangtua adalah pendidik yang sangat dekat dan lebih mengetahui karakter anaknya. 8. Guru Bimbingan dan Konseling telah melaksanakannya perannya dengan baik dalam memberikan instrumentasi non tes berupa angket yang berkaitan tentang disiplin siswa, sehingga konselor mengetahui siapa saja siswanya yang mengalami permasalahan dalam kedisiplinan.