51
BAB III HASIL PENELITIAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MTs WAHID HASYIM WARUNGASEM BATANG
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang hasil penelitian dari data yang diperoleh. Pembahasan dalam bab ini berisi dua sub bab. Pertama, gambaran umum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang yang berisi tentang sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, visi, misi dan tujuan pendidikan, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa, keadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut. Kedua, data khusus mengenai kepemimpinan kepala madrasah MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, yakni gaya kepemimpinan kepala madrasah, upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, dan peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang. A. Gambaran Umum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang 1. Sejarah Berdirinya MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Kecamatan Warungasem terdiri dari 21 desa dengan luas wilayah 5777 ha. Jumlah penduduknya mencapai 43.158/8.336 kepala keluarga dengan mata pencaharian umumnya sebagai petani. Dengan jumlah yang cukup banyak itu, kecamatan warungasem hanya memiliki 2 unit SLTP Negeri, yakni SLTP Negeri 01 dan SLTP Negeri 02 Warungasem. Sudah
51
52
barang tentu dengan satu unit sekolah tidak akan mampu menampung derasnya usia sekolah di wilayah tersebut. Sehingga mengalami ketimpangan pendidikan dimana hanya anak-anaknya orang yang tergolong mampu saja yang dapat melanjutkan sekolahnya, yakni di luar kecamatan Warungasem atau sekolah swasta. Sedangkan yang kurang mampu terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Jika hal itu dibiarkan, maka SDM akan menurun karena tersumbatnya laju pendidikan, terutama di wilayah tersebut. Dari berbagai alasan di atas, maka didirikanlah MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang. Tentunya tidak lepas dari semangat perjuangan para ulama dan pejabat pemerintah Dati II Batang dan tokohtokoh masyarakat kecamatan warungasem. MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang adalah sebuah lembaga pendidikan di bawah lembaga pendidikan (LP) Ma’arif NU. MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang merupakan lembaga pendidikan yang memadukan ilmu agama Islam, ilmu pengetahuan umum, teknologi dan keterampilan. MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang yang beralamat di jalan raya Warungasem No. 22 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang berdiri sejak tanggal 15 Juli 1984. MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang terdaftar di Departemen Agama pada tanggal 30 Oktober 1985 oleh Kantor Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah nomor Wk/5.425/Pgm/Ts/1985. Usaha perbaikan berbagai sektor pendidikan
53
yang dilakukan oleh segenap civitas madrasah dapat menghasilkan sebuah madrasah yang dapat dikenal oleh masyarakat, khususnya Kecamatan Warungasem dan Kabupaten Batang pada umumnya. Usaha yang dilakukan dengan segala daya dan upaya dari semua bidang, baik bidang fisik maupun nonfisik dapat dirasakan setelah diakreditasi pada tahun 2001 yang berstatus “DISAMAKAN” berdasarkan SK dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan nomor: Wk./5.a/PP.00/5844.a/2001.1 Kemudian pada tahun 2006 MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang kembali diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional yang berstatus
Terakreditasi
B
dengan
nomor
SK
:
Kw.11.4/4/PP.03.2/624.25.02/2006. Dan pada tahun 2013 MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang melaksanakan akreditasi kembali oleh Badan Akreditasi Nasional dengan nomor SK : 101/BAP-SM/XI/2013 dengan status Terakreditasi A.2 Alasan yang melatar belakangi berdirinya MTs. Wahid Hasyim Warungasem Batang antara lain: a. Kentalnya masyarakat Nahdliyin Warungasem yang menginginkan pendidikan formal setingkat SMP. b. Membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan agama dan ilmu umum bagi para siswa.
1
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
2015. 2
Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
54
Pemberian nama Wahid Hasyim adalah diilhami dari tokkoh pendiri NU terkemuka di Indonesia, yang sekaligus dijadikan nama yayasan dan madrasah mulai dari RA, MI, dan MTs. Adapun tokoh-tokoh pendiri Yayasan Wahid Hasyim adalah: a. K.H. Umar Khamdan bin K.H. ahmad b. Ky. Baidhowi bin K.H. Ahmad c. Bapak Asy’ari d. Ikhsanudin e. H. Imron f. H. shonhaji g. H. Agus Salim h. Drs. HM. Akhsani.3
2. Letak Georafis MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Secara geografis MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang terletak di Jalan Raya Warungasem Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Propinsi Jawa Tengah. Secara riil MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang dibatasi oleh: a) Sebelah Utara
: Lapangan Desa Warungasem
b) Sebelah Selatan
: Sawah dan Pemukiman
c) Sebelah Barat
: MI Wahid Hasyim Warungasem Batang
d) Sebelah Timur
: Sawah
3
2015.
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
55
Letak geografis MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang mempunyai suasana yang kondusif untuk melakukan kegiatan belajar karena jauh dari keramaian kota, sehingga dapat membantu para peserta didik untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.4 3. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang a. Visi Unggul dalam ilmu, kreatif berlandaskan Iptek dan Imtaq, serta berakhlak mulia Indikator : 1. Unggul dalam penguasaan ilmu agama dan umum 2. Unggul dalam pencapaian kelulusan 3. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang penidikan yang lebih tinggi 4. Unggul dalam even-even lomba akademik dan non akademik 5. Menguasai hafalan surat-surat Juz Amma, Surat Yasin dan Tahlil 6. Menguasai hafalan nadhom Asmaul Husna 7. Menguasai hafala do’a sehari-hari 8. Menguasai prakik-praktik ibadah mahdhohMampu dan menguasai penggunaan teknologi informatika 9. Mampu dan menguasai penggunaan alat mesin jahit 10. Membiasakan ucapan slam dan berjabat tangan
4
Observasi, MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil tanggal 04 Mei 2015.
56
11. Membiasakan shalat lima waktu dan atau berjamaah 12. Membiasakan membaca Al Qur’an 13. Mampu dan menguasai Tajwid Al Qur’an 14. Membiasakan sikap jujur, ikhlas, dan amanah, serta budi pekerti luhur. b. Misi 1. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga peserta didik berkembang sesuai potensi yang dimiliki dengan pendekatan CTL. 2. Menyelenggarakan kegiatan keterampilan keagamaan 3. Menyelenggarakan kegiatan keterampilan lokal dan global 4. Menyelenggarakan pembiasaan bacaan Al Qur’an, tahlil, hafalan Asmaul Husna, ibadah, dan do’a sehari-hari 5. Menyelenggarakan bimbingan dan pembiasaan sikap serta perilaku yang mencerminkan akhlak mulia c. Tujuan 1. Memperoleh rata-rata nilai Ujian Nasional lebih tinggi 2. Memperoleh peringkat rata-rata nilai Ujian Nasional lebih tinggi 3. Mempertahankan dan meningkatkan prosentase kelulusan 4. Meningkatkan prosentase lulusan diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 5. Berusaha memperoleh kejuaraan lomba akademik dan non akademik di berbagai kegiatan.
57
6. Menghasilkan lulusan yang mampu menghafal surat-surat Juz Amma, Surat Yasin, Tahlil, Asmaul Husna, praktik ibadah, dan do’a seharihari. 7. Menghasilkan lulusan yang mampu mengopersionalkan Komputer dan mesin jahit. 8. Menghasilkan lulusan yang mampu mengamalkan ucapan salam dalam kehidupan sehari-hari 9. Menghasilkan lulusan yang mampu melaksnakan dan membiasakan sholat lima waktu dengan berjamaaah. 10. Menghasilkan lulusan yang mampu dan fasih membaca Al qur’an (tartil) 11. Menghasilkan lulusan yang mampu dan fasih serta mengamalkan do’a sehari-hari. 12. Menghasilkan lulusan mampu bertngkah laku yang mencerminkan akhlak mulia.5
4. Struktur Organisasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Madrasah merupakan sebuah lembaga yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang sangat kompleks. Untuk mengelola madrasah agar dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan sebuah organisasi madrasah. Organisasi madrasah merupakan pengkelompokan fungsi dan tugas masing-masing guru dalam hal yang berkaitan dengan kependidikan.
5
2015
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
58
Adapun struktur organisasi di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang sebagai berikut : a. Struktur Kepengurusan Yayasan Wahid Hasyim Warungasem Batang Ketua
: H. Agus Salim
Sekretaris
: Drs. H.M. Akhsani
Bendahara
: H. Imron
Anggota
: Maliki Zarkasi, Fadholi, Kholid Ma’sum, H. Ma’ruf Nawawi, Syaifudin Amirin.
b. Kepengurusan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Untuk kelancaran dan keberhasilan dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekolah, maka perlu adanya struktur organisasi sekolah yang baik. Dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka kepala madrasah sebagai pengambil keputusan dapat memaksimalkan potensi Steakholder yang ada dan disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab sehingga timbul keseimbangan kerja yang baik dan jelas. Berikut ini struktur organisasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang. Struktur Organisasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Tahun Tahun Pelajaran 2014/20156
6
2015.
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
59
KEPALA a. MADRASAH
KOMITE MADRASAH / YAYASAN
Drs. Moffan
KEPALA TU M. Yasbakhun
WK UR. KURIKULUM
WK.UR. KESISWAAN
WK.UR. SARPRAS
WK.UR. HUMAS
Nur Rokhman, S. Pd. I
Puguh Mardianto, S. Pd
Muslikha, S. Ag
Dra. Jazimah
KORDINATOR BK Fahmi Arif, S. Pd
WALI KELAS
DEWAN GURU
WALI KELAS VII.A
WALI KELAS VIII.A
WALI KELAS IX.A
Lia Rizkiana, S. Pd
Ida Khamida, S. Kom
Muslikha, S. Ag
WALI KELAS VII.B
WALI KELAS VIII.B
WALI KELAS IX.B
Erica Kusuma.D, S. Pd
Nur Mala, S. Pd
Eti Wahyuningsih, S. Pd
WALI KELAS VII.C
WALI KELAS VIII.C
WALI KELAS IX.C
Novalinda. S.A, S. Pd
Dra. Jazimah
Puguh. M S. Pd
WALI KELAS VII.D Fu’ulatun, S. Pd
WALI KELAS VIII.D Asy Syifa’ul, S. Pd
PESERTA DIDIK
WALI KELAS IX.D Kuwat, S. Ag
60
KETERANGAN : : Garis Komando : Garis Konsultasi 5.
Keadaan
Guru,
Karyawan dan Siswa MTs
Wahid Hasyim
Warungasem Batang a. Keadaan Guru dan Karyawan Tabel 3.1 Data Guru dan TU MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Tahun Pelajaran 2014/20157 NO
Nama & NIP
L/P
Pendidikan
Jabatan
TMT di Madrasah
1
Drs. Moffan
L
UIN Walisongo
2 3
Dra. Jasimah Muslikhah, S. Ag
P P
UIN Walisongo UIN Walisongo
Ka Madrasah Wk Humas Wk Sarpras
4
Qomariyah, S. Ag
P
STAIN Salatiga
Guru
20 Juli 2000
L
STAIN Pekalongan
Wk Kurikulum
14 Juli 2005
L
IAI Ibrohimi
Guru
17 Juli 2006
UNNES
Guru
17 Juli 2006
Guru
16 Juli 2007
Guru
16 Juli 2007
Guru
16 Juli 2007
Guru
14 Juli 2008
Guru
14 Juli 2008
Guru
14 Juli 2009
Guru
01 Januari 2010
6
Nur Rohman, S. Pd I NIP. 198203142007101003 Slamet Riyadi, S. Pd I
7
Nur Mala, S. Pd
P
8
M. Musyafa', S. Pd I
L
9
Ida Hamida, S. Kom
P
10
Kuwat, S. Ag
L
11
Nur Rusianah, S. Pd
P
12
Eti Wahyuni, S. Pd
P
13
Fu'ulatun, S. Pd
P
14
Syakiran Ni'mah, S. Pd
P
5
7
2015.
STAIN Pekalongan STMIK WP Pekalongan UIN Walisongo UAD Yogyakarta UPGRI UPGRI Semarang UNNES
20 Juli 1984 01 Sept 1992 20 Juli 1998
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
61
01 Januari 2010 11 Januari 2010
15
Khaerudin, S. Pd
L
UNNES
Guru
16
Lia Rizkiana, S. Pd
P
UNNES
Guru
L
UPGRI Semarang
Guru
03 Feb 2010
L
UNNES
Wk Kesiswaan
24 Feb 2010
P
UNNES
Guru
01 Feb 2011
17 18 19
Asy Syafie'ul MA, S. Pd Puguh Mardiyanto, S. Pd Novalinda Surya Anis, S. Pd
20
Fahmi Arif, S. Pd
L
UNNES
Guru
21
Bahrul Amiq, S.Pd I
L
UIN Sunan Kalijaga
Guru
22
Ismatul Zulfa, S.Pd
P
UMS
Guru
23
M. Yasbakhun
L
SMA
Ka TU
24
Isna Sholikhahti, S.Pd
P
25
Failasuf Fadli, S.Pd I
L
26 27 28 29 30
M. Mukofa Bastomi, A. Ma Pust Nur Fitriyah Solikha Moh. Rif’an
L L P P L
UPGRI Semarang STAIN Pekalongan SMA UT SMA SMP MA
16 Agustus 2014 01 Januari 2015 01 Januari 2015 31 Agustus 1989
Staf
01 Feb 2005
Staf
17 Juli 2006
Staf Staf Staf Staf Staf
16 Juli 2007 01 Feb 2011 01 Juli 2012 01 Juli 1989 01 Juli 2011
b. Keadaan Peserta Didik Peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah, karena ketika tidak ada peserta didik maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Peserta didik memiliki potensi dan bakat yang harus dikembangkan sehingga mereka mampu untuk menjawab tantangan hidup dengan baik dimasa yang akan datang.
62
Tabel 3.2 Data Siswa MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Empat Tahun Terakhir8 Kelas
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015
VII
127
116
126
133
VIII
138
121
115
128
IX
113
131
112
112
Jumlah
378
368
353
373
Sedangkan Jumlah Rombongan Belajar/ Jumlah Kelas Pararel di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang adalah : a. Kelas VII
:
4 Rombongan Belajar
b. Kelas VIII
:
4 Rombongan Belajar
c. Kelas IX
:
4 Rombongan Belajar Tabel 3.3
Data Kelulusan Siswa MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Empat Tahun Terakhir9 Jumlah Peserta Ujian
Tingkat
(Kelas 9)
Kelulusan
2011/2012
113 Siswa
100%
2
2012/2013
113 Siswa
100%
3
2013/2014
112 Siswa
100%
4
2014/2015
112 Siswa
100%
No
Tahun Pelajaran
1
8
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
9
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
2015. 2015.
63
6.
Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan, agar dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Adapun sarana dan prasarana MTS Wahid Hasyim Warungasem Batang, yaitu: a. Ruang Belajar (Ruang Kelas) Untuk menunjang proses belajar mengajar serta penyelenggaraan administrasi dan organisasi di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang dianjurkan sarana dan prasarana ini dapat memperlancar penyelenggaraan organisasi sekolah, sehingga proses di dalamnya akan mudah, efektif dan efisien. Adapun jumlah ruang kelas MTS Wahid Hasyim Warungasem Batang secara keseluruhan ada 14 ruang. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Keadaan Ruang Kelas MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Tahun Pelajaran 2014/201510 Kondisi Ruang kelas
10
2015.
Jumlah Baik
Rusak
VII VIII IX
4 4 4
4 3 4
1 -
Jumlah
12 Ruang
13
1
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
64
b. Ruang Kantor Ruang kantor MTS Wahid Hasyim Warungasem Batang ada 4 ruangan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Keadaan Ruang Kantor MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Tahun Pelajaran 2014/201511 Ruang Kantor
Jumlah
Kondisi
Ruang kepala sekolah
1
Baik
Ruang guru
1
Baik
Ruang TU
1
Baik
Ruang tamu
1
Baik
Jumlah
4
ruang
c. Keadaan Ruang Belajar Yang dimaksud ruang belajar lain adalah ruang belajar yang digunakan apabila dimungkinkan proses belajar mengajar dilaksanakan diruang belajar ini. Adapun ruang belajar lainnya di MTS Wahid Hasyim Warungasem Batang adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Keadaan Ruang Belajar Mts Wahid Hasyim Warungasem Batang Tahun Pelajaran 2014/201512
11
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
12
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
2015. 2015.
65
Ruang belajar lain
Jumlah
Kondisi
Perpustakaan
1
Baik
Lab. IPA
1
Rusak Ringan
Lab. Bahasa
1
Baik
Lab. Komputer
1
Baik
Aula
1
Baik
Ruang Multimedia
1
Baik
Jumlah
6 ruang
d. Ruang penunjang Untuk menunjang kegiatan pembelajaran di MTs Wahid Hasyim Batang diperlukan ruang atau sarana penunjang dalam kelancaran pembelajaran. Adapun ruang penunjang di MTS Wahid Hasyim Warungasem Batang adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Keadaan Ruang Belajar Penunjang MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Tahun Pelajaran 2014/201513 Jenis fasilitas
13
2015.
Jumlah
Kondisi
Mushola
1
Baik
BK
1
Baik
UKS
1
Baik
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
66
7.
Kantin
1
Rusak ringan
Koperasi
1
Baik
Gudang
1
Rusak ringan
Dapur
1
Baik
Parkir
1
Baik
WC guru
1
Baik
WC putra
1
Rusak berat
WC putri
3
Baik
Prestasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Beberapa prestasi yang dicapai oleh MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang antara lain adalah: 1. Juara I MTQ Putri PORSEMA Ma’arif Kab. Batang tahun 2012 2. Juara I catur putra PORSEMA Ma’Arif Kab. Batang tahun 2012 3. Juara III bulutangkis putra PORSEMA Ma’arif Kab. Batang tahun 2012 4. Juara II pencaksilat putra POPDA Batang tahun 2012 5. Juara II wide game Jamran VIII Warungasem 2012 6. Juara I fashion show tingkat Kec Warungasem 2012 7. Juara II marchingband se Kab Batang 2012 8. Juara II MTQ putri PORSENI Kab Batang 2012 9. Juara II tartil Al-Qur’an tingkat Kec Warungasem 2012 10. Juara II pencaksilat putra POPDA Kab Batang 2012 11. Juara II pencaksilat putri POPDA Kab Batang 2012
67
12. Juara II Jamda putra Kec Batang 2012 13. Juara II Jamda putri Kab Batang 2012 14. Juara I KIR MIPA, IPS, Agama Science fairs Kab Batang 2012 15. Juara I tilawah AKSIOMA Kab Batang 2013 16. Juara I rebana AKSIOMA tingkat Provinsi Jawa Tengah 2015.14
B. Kepemimpinan Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Bagian ini membahas hasil penelitian tentang kepemimpinan kepala madrasah di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang yang meliputi gaya kepemimpinan kepala madrasah, upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, kedisiplinan siswa dan peran kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang. 1. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Kunci sukses keberhasilan organisasi terletak pada pemimpin. Organisasi sekolah akan berjalan baik manakala dipimpin oleh kepala sekolah yang cakap dan berkompeten. Pemimpin sekolah yang baik harus mampu menggerakkan dan memotivasi orang lain atau anggotanya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, pemimpin sekolah harus berusaha mengaktifkan anggotanya baik dalam mengambil keputusan maupun pelaksanaannya, dan harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara
14
2015.
Dokumentasi MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil pada tanggal 05 Mei
68
terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga dapat mewujudkan tujuan sekolah. Kepemimpinan
yang
berjalan
di
MTs
Wahid
Hasyim
Warungasem Batang menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Kepemimpinan ini memberikan kesempatan yang luas kepada setiap personil untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengembangkan dan memajukan organisasi, selain itu terbukti dalam pengambilan kebijakan selalu melalui musyawarah guna mencapai mufakat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, mengatakan bahwa: “Dalam menentukan suatu kebijakan, peraturan, maupun dalam menyelesaikan suatu permasalahan saya selalu bermusyawarah dan berkoordinasi dengan teman-teman baik dari dewan guru maupun dengan staf TU semua saya libatkan untuk mencapai mufakat secara bermusyawarah. Karena nanti ditakutkan ada pihak-pihak yang tidak setuju.” 15 Kepemimpinan kepala sekolah MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang yang demokratis ini juga diungkapkan oleh waka kurikulum bapak Nur Rohman S. Pd. I, beliau mengatakan bahwa: “Meskipun kepala sekolah mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan namun dalam setiap rapat sebagai kepala sekolah bapak tidak pernah mengambil keputusan secara sepihak beliau selalu memberi kesempatan kepada kami untuk memberikan pendapat dan solusi dalam setiap permasalahan yang kami hadapi, baik permasalahan mengajar maupun masalah pribadi kami. Menurut beliau sebagai lembaga formal yang mempunyai organisasi ya berikanlah kesempatan kepada anggota
15
Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
69
organisasi kita untuk berpendapat supaya kita dapat mewujudkan tujuan kita bersama dengan kerja sama yang baik pula.16 Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh bapak Fahmi Arif, S. Pd yang mengatakan bahwa: “Sikap kepala sekolah tersebut bisa dilihat ketika pelaksanaan rapat, kepala sekolah pada saat mengambil keputusan dan membuat kebijakan tidak ditentukan secara sepihak, namun berdasarkan hasil musyawarah antara guru dan staf lainnya.”17 Kepemimpinan demokratis Bapak Drs. Moffan selaku kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang tersebut terlihat juga dalam penuturan hasil wawancara dengan bapak Puguh Mardiyanto, S.Pd yang merupakan waka kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, beliau menuturkan bahwa: “Semua keputusan dan kebijakan dimusyawarahkan kepada semua pihak dan diambil dengan cara mufakat.” Dari petikan wawancara tersebut terlihat bahwa kepala sekolah memberi kesempatan kepada tenaga pendidik. Dalam hal ini kepala sekolah bersikap demokratis dan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk membarikan pendapat kepada kepala sekolah namun sebagai kepala sekolah tetap memberikan bimbingan kepada bawahannya. Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang mempunyai serangkaian tugas dan tanggungjawab yang begitu besar dan hal tersebut sudah tertera dalam program kerja kepala madrasah. Dalam memimpin sebuah lembaga, kepala madrasah dituntut untuk membuat keputusan dan 16 Nur Rohman, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015. 17 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara pribadi, Batang, 20 Mei 2015.
70
kebijakan yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal demikian dapat dilihat dalam proses rapat, kebijakan dan keputusan yang diambil selalu memperhatikan pendapat dari semua pihak dengan tidak membedakan status dan usia. Tugas dan tanggungjawab kepala madrasah tidak hanya berhubungan dengan guru dan peserta didik saja, namun keadaan semua staf karyawan juga diperhatikan. Ketika muncul permasalahan dalam hal apapun, kepala madrasah segera mengambil tindakan.18 2. Upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang. Memiliki sikap atau watak disiplin tidaklah mudah, karena disiplin pada seseorang datangnya secara sadar dan merupakan kemauan dari dalam hati sanubari. Akan lebih baik jika penanaman sikap disiplin dimulai sejak masih kecil atau anak-anak, karena di masa itu anak akan mudah terbiasa berjiwa disiplin hingga nanti dewasa. Namun penanaman disiplin juga tidak cukup satu atau dua kali dilakukan, melainkan disiplin dilakukan secara terus menurus dengan latihan, karena latihan berdisiplin adalah kunci sukses untuk memiliki sikap disiplin dalam diri seseorang. Kunci sukses dalam melakukan kedisiplinan di sekolah adalah adanya kerja sama antara komponen sekolah baik dari kepala sekolah sampai karyawan sekolah. Adapun upaya kepala madrasah dalam meningkatkkan kedisiplinan siswa adalah:
18
Observasi, MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, diambil tanggal 04 Mei 2015.
71
a. Membuat program kerja kepala madrasah Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, khususnya kedisiplinan siswa, maka kepala madrasah memiliki kegiatan yang tercantum dalam program tahunan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, kegiatan tersebut meliputi : 1) Kegiatan awal tahun pelajaran Menetapkan rencana pendidikan atau pengajaran untuk tahun pelajaran yang akan berjalan meliputi perencanaan kebutuhan guru, pembagian tugas
mengajar, pengajaran tahunan, pembinaan
kesiswaan, kebutuhan buku pelajaran dan pegangan guru, kelengkapan alat-alat pelajaran atau alat bantu pendidikan, rapat tahunan sekolah, dan pengisian buku administrasi. 2) Kegiatan bulanan Setiap awal bulan, kepala madrasah melakukan pemeriksaan terhadap daftar keadaan siswa perkelas, daftar hadir guru dan karyawan, persiapan guru dalam mengajar, kumpulan alat penilaian, buku catatan pelaksanaan bimbingan, juga memberi petunjuk pada guru dan karyawan tentang kasus-kasus yang harus ditangani. Akhir bulan mengadakan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya dan melaksanakan supervisi kelas, selain itu kepala sekolah melaksanakan rapat setiap hari senin dari minggu ke-3. Dalam kegiatan rapat tersebut salah satunya membahas penetapan sebuah kegiatan.
72
3) Kegiatan mingguan Pada hari senin melakukan upacara bendera, menyelesaikan kasus yang terjadi minggu lalu termasuk siswa, guru, dan karyawan. 4) Kegiatan harian Memeriksa daftar hadir guru dan karyawan, memeriksa kebersihan sekolah, memeriksa persiapan mengajar guru, dan persiapan lain sebelum pelajaran dimulai, mengadakan pengawasan umum terhadap berlangsungnya pelajaran, mengatasi masalah sekolah dalam sehari, mengawasi dan mengadakan pengecekan terhadap segala sesuatu menjelang sekolah selesai pembelajaran dan mengerjakan administrasi.19 b. Mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa 1) Tadarus Al-Qur’an Program kegiatan tadarus Al-Qur’an sangat efektif untuk pendidikan kedisiplinan siswa MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, selain sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan mengamalkan ajaran Islam, juga dapat mengidentifikasi siswa yang terlambat. Berikut hasil wawancara dengan bapak Fahmi Arif, S. Pd selaku Koordinator BP, bahwa: “Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa program kegiatan sekolah yang menunjang, seperti tadarus AlQur’an. Guru yang mengajar pagi harus sudah ada di kelas untuk mengikuti tadarus Al-Qur’an dan juga mengontrol siswa agar tetap fokus pada bacaannya dan tidak bergurau sendiri.”20 19
Dokumentasi, MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil tanggal 05 Mei 2015 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015 20
73
Bapak Puguh Mardianto, S. Pd selaku Waka Kesiswaan menambahkan bahwa: “Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa yang terkait dengan jam masuk dan jam pertama pelajaran, melalui tadarus Al-Qur’an ini siswa yang tidak melakukan keterlambatan datang tidak merasa dirugikan, karena pada waktu evaluasi bagi siapa yang terlambat dan waktu pelaksanaan hukuman tidak mengganggu pelajaran, kemudian bagi para guru yang memberikan hukuman tidak meninggalkan jam 21 pelajarannya.” 2) Sholat dhuhur berjamaah Dengan
diwajibkannya
siswa
MTs
Wahid
Hasyim
Warungasem Batang sholat dhuhur berjamaah di sekolah, selain untuk menunaikan kewajiban beribadah kepada Allah Swt, siswa MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang ditanamkan untuk menghargai waktu semaksimal mungkin dan tidak menyia-nyiakan serta diharapkan untuk dapat terbiasa sholat tepat waktu dan terbiasa hidup berdisiplin dimanapun berada. Hal tersebut sesuai dengan
hasil
wawancara
dengan
Waka
Kurikulum,
yang
mengatakan bahwa: “Sholat berjama’ah juga merupakan salah satu upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, yakni dengan menghargai waktu semaksimal mungkin dengan diwajibkannya sholat dhuhur berjamaah disekolah diharapkan siswa selain untuk menunaikan kewajiban beribadah kepada Allah Swt dengan sholat tepat waktu.”22
21 Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 04 Juni 2015. 22 Nur Rohman, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015
74
3) MOS (Masa Orientasi Siswa) Dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa khususnya, bidang kesiswaan bersama OSIS mencanangkan program MOS (Masa Orientasi Siswa Baru) yang di dalamnya terdapat materimateri yang menyangkut tentang kedisiplinan siswa. Seperti penuturan bapak Puguh Mardianto, S. Pd selaku Waka Kesiswaan, beliau mengatakan bahwa: “Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa kami bidang kesiswaan bekerja sama dengan OSIS mencanangkan program MOS (Masa Orientasi Siswa Baru) yang di dalamnya terdapat materi-materi yang menyangkut tentang kedisiplinan, kegiatan MOS ini dilakukan setiap 1 tahun sekali bagi siswa baru.”23 Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya adalah dengan mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa, seperti tadarus Al-Qur’an, Sholat dhuhur berjamaah dan kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) c. Meningkatkan sarana dan prasarana Kedisiplinan siswa akan berjalan lancar jika didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang sudah cukup lengkap. Berikut hasil wawancara dengan ibu Muslikha, S. Ag selaku Waka Sarana dan Prasarana, yang mengatakan bahwa:
23
Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 04 Juni 2015.
75
“Untuk menunjang peningkatan kedisiplinan siswa, maka sarana dan prasarana juga sudah cukup mendukung, misal dengan adanya pagar tembok yang mengelilingi sekolah jadi siswa hanya dapat keluar masuk madrasah dengan melewati satu pintu gerbang utama. Untuk masalah disiplin belajar, buku-buku di perpustakaan sudah mulai dilengkapi, LCD di setiap ruang kelas dan ruang multimadia. Selain itu masjid juga sudah rapi dan bersih.”24 Hal tersebut senada dengan apa yang dijelaskan oleh bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, yang mengatakan bahwa: “Sarana dan prasarana untuk mendukung kedisiplinan siswa sudah kami lengkapi, yakni dengan adanya pagar tembok yang mengelilingi sekolah jadi siswa hanya dapat keluar masuk sekolah hanya lewat satu pintu utama, selain itu setiap kelas sudah kami pasang LCD untuk menunjang pembelajaran dan ruang multimedia yang mana ruang multimedia di tingkat SMP kabupaten Batang hanya MTs Wahid Hasyim Warungasem yang memiliki.”25 Dari pejelasan tersebut dapat diketahui bahwa upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang. d. Menerbitkan buku penilaian siswa Di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang kedisiplinan dinilai sangat penting karena belajar merupakan suatu proses yang diawali dari kedisiplinan, karena tanpa disiplin interaksi sosial yang teratur tidak akan tercipta dan hanya dengan disiplin maka prestasi dapat diraih.
24 Muslikha, Waka Sarana dan Prasarana MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 01 Juni 2015. 25 Moffan, Kepala Madrasah MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
76
Strategi kebijakan untuk menegakkan kedisiplinan siswa yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan menerbitkan buku penilaian kepribadian siswa yang diberikan kepada setiap siswa baru.26 Buku tersebut berisi tentang tata tertib sekolah beserta sanksi pelanggaran dan prosedur penilaian kepribadian siswa yang mencakup komponen kelakuan, kerajinan, kerapihan dan prestasi siswa. Dalam buku tersebut juga disertakan lembar pernyataan yang berisi perjanjian yang harus ditanda tangani siswa dengan diketahui oleh orang tua.27 Perjanjian ini berisi tentang kesediaan siswa untuk menaati semua tata tertib yang berlaku di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, untuk selanjutnya buku ini digunakan untuk mendokumentasikan semua tingkah laku siswa yang berkenaan dengan tata tertib sekolah, baik pelanggaran ataupun prestasi yang ia dapatkan.
C. Kedisiplinan Siswa MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Kedisiplinan merupakan sebuah komponen penting dalam pembelajaran di sekolah sebagai syarat mutlak agar proses belajar mengajar dapat berjalan kondusif, efektif, dan efesien. Kedisiplinan di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diartikan sebagai ketaatan terhadap tata tertib sekolah yang dijabarkan menjadi empat komponen, yaitu komponen kerajinan,
26 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015. 27 Dokumentasi, MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang diambil tanggal 05 Mei 2015.
77
kelakuan, kerapian dan kebersihan.28 Siswa yang memiliki semangat kedisiplinan berarti siswa itu menampilkan perilaku yang menunjukkan kesesuaian dengan peraturan sekolah. Siswa yang disiplin maka hidupnya akan teratur dan keteraturan akan menciptakan iklim belajar yang baik. 1. Syarat-syarat kedisiplinan Untuk dapat berfungsi dengan baik, sebagai alat untuk memudahkan anak menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, maka disiplin harus memenuhi empat syarat utama, yaitu : a. Peraturan Peraturan yang dibuat harus sesuai dengan visi dan misi madrasah agar dapat mencapai tujuan yang telah dibuat oleh madrasah serta peraturan tersebut mudah untuk dimengerti, diingat, diterima dan mudah dilaksanakan oleh siswa. Tidak akan efektif menerapkan kedisiplinan dengan cara kekerasan karena hal ini dapat menjadikan anak berontak dan dendam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, yang menyatakan: “Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa maka peraturan atau tata tertib itu penting sekali, menurut saya kedisiplinan siswa akan terwujud jika siswa melaksanakan peraturan atau tata tertib yang ada di sekolah tersebut.29 Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang dikatakan oleh bapak Puguh Mardianto, S. Pd selaku waka kesiswaan, yang mengatakan bahwa: 28 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015. 29 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
78
“Peraturan yang ada di sini di buat sesuai dengan visi, misi dan tujuan madrasah adapun peraturannya sederhana agar siswa mudah untuk melaksanakan peraturannya.”30 Dari penjelasan tersebut peraturan tata tertib yang ada di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang sudah sesuai dengan visi,misi dan tujuan madrasah, tata tertib di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang juga mudah dipahami dan mudah dimengerti oleh siswanya b. Konsistensi Melaksanakan peraturan sekolah sesuai dengan kesadaran pribadi masing-masing akan memberikan peran besar terhadap kedisiplinan siswa, sehingga akan membentuk kedisiplinan pada diri siswa. Peraturan sekolah berperan agar semua kegiatan di sekolah berjalan dengan baik dan tertib agar sekolah menjadi aman dan nyaman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Untuk dapat mewujudkan kedisiplinan maka sekolah harus melaksanakan peraturan dengan konsisten. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bapak Drs. Moffan yang mengatakan bahwa: “Sebagai kepala madrasah harus menegakkan peraturan atau tata tertib secara tegas dan seadil-adilnya, tanpa pandang bulu kepada siapa saja yang melanggar dengan hukuman yang sama tanpa ada berbedaan sanksi antara siswa yang satu dengan yang lainnya.”31 Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh bapak Fahmi Arif, S. Pd selaku koordinator BP yang mengatakan bahwa:
30 Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 04 Juni 2015. 31 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
79
“Untuk dapat mewujudkan disiplin maka kami menerapkan peraturan kepada semua siswa dengan perlakuan yang sama dalam memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan secara konsisten”.32 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa madrasah sudah menerapkan kedisiplinan secara konsisten kepada semua siswa. c. Hukuman Di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang dalam menegakkan peraturan sekolah juga tidak terlepas dari pemberian hukuman atau sanksi. Hukuman atau sanksi merupakan salah satu pendukung pelaksanaan peraturan sekolah karena ketidakdisiplinan siswa akan di buat jera oleh hukuman atau sanksi tersebut. Namun hukuman itu bersifat mendidik, seperti kebersihan lingkungan, pelatihan upacara dan juga pelatihan PBB atau baris berbaris. Sebagaimana pernyataan bapak Puguh Mardianto, S. Pd selaku waka kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, yang mengatakan bahwa: “Untuk membuat siswa jera dan agar tidak melanggar peraturan tata tertib sekolah, maka sekolah menerapkan hukuman atau sanksi yang mana sanksi tersebut dapat berupa poin ataupun pengajaran langsung tergantung dari jenis pelanggarannya.”33 Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh bapak Fahmi Arif, S. Pd. Selaku Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, yang menjelaskan bahwa: “Bentuk hukuman atau sanksi yang kami berikan dilihat dari bentuk dan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, namun 32 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015. 33 Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 04 Juni 2015.
80
hukuman atau sanksi yang kami berikan tetap dalam koridor mendidik tidak menjurus kepada kekerasan, adapun bentuk hukuman tersebut bisa poin bisa juga bentuk kerja langsung, misal untuk yang tidak ikut upacara maka hukumannya latihan baris berbaris, untuk yang tidak membaca dalam kegiatan tadarus Al-Qur’an maka menulis sesuai dengan yang tadi sudah dibaca, untuk yang tidak ikut sholat dhuhur jamaah maka harus sholat jamaah setiap hari, dan lain sebagainya.”34 Pernyataan tersebut senada dengan yang disampaikan oleh bapak Nur Rohman, S. Pd. I selaku waka kesiswaan yang mengatakan bahwa: “Hukuman yang diberikan sekolah disesuaikan dengan pelanggarannya, namun dalam memberikan hukuman kami berusaha tidak dengan kekerasan karena hal itu malah tidak efektif dalam mendisiplinkan siswa.”35 Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa MTs Wahid Hasyim Warungasem
Batang melaksanakan hukuman dengan melihat
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa namun hukuman tersebut sebagai upaya yang mendidik siswa agar tidak melanggar peraturan sekolah. d. Penghargaan Untuk memotivasi siswa agar selalu mematuhi peraturan sekolah dan dapat mewujudkan disiplin sekolah maka madrasah memberikan penghargaan kepada siswa yang menaati peraturan. Hal tersebut sebagaimana dengan yang dijelaskan oleh bapak Nur Rohman, S. Pd. I selaku waka kurikulum, yang mengatakan bahwa: “Sekolah mengadakan lomba tingkat kelas, bagi kelas yang menang dalam lomba maka akan mendapat penghargaan. Aspek 34 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015. 35 Nur Rohman, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015.
81
yang dinilai dalam lomba meliputi kategori kebersihan dan ketertiban kelas, untuk memotivasi wali kelas agar membina kelas dan siswanya. Selain itu beasiswa diberikan kepada siswa yang kurang mampu, namun dengan syarat anak tersebut patuh dan taat pada peraturan dan tata tertib sekolah.”36 Pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh bapak Fahmi Arif, S. Pd selaku koordinator BP, beliau mengatakan bahwa: “Untuk siswa yang menaati peraturan ketika akhir tahun pelajaran kami memberikan penghargaan, termasuk dalam katogeri penghargaan siswa disiplin, agar dapat memotivasi siswa lain untuk disiplin”.37 Dari pernyataan tersebut, bahwa dalam mendisiplinkan siswanya madrasah memberikan penghargaan untuk memotivasi siswa agar menaati peraturan untuk dapat mewujudkan disiplin. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Untuk dapat mewujudkan kedisiplinan siswa di sekolah tidak mudah, karena disiplin membutuhkan waktu dan latihan yang terus menerus. Dalam
melaksanakan
kedisiplinan
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi. Faktor tesebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang adalah : a. Faktor internal Faktor internal berasal dari dalam individu yang berupa kesadaran diri yang mendorong siswa untuk menerapkan disiplin pada dirinya. 36 Nur Rohman, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015. 37 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015.
82
Di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang faktor internal dari siswa memberikan pengaruh dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, yang mengatakan bahwa: “Kesadaran siswa dalam menerapkan disiplin pada diri merupakan faktor intrernal yang dapat mendukung disiplin sekolah, namun kalau siswa belum sadar akan pentingnya disiplin pada diri akan menjadi pengahambat disiplin sekolah, karena siswa akan menunda-nunda waktunya sehingga menjadi terlambat, melanggar peraturan dan lain sebagainya.”38 Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh waka kesiswaan bapak Puguh Mardianto, S. Pd mengatakan bahwa: “Siswa yang sadar akan pentingnya peraturan dan kedisiplinan akan mudah dan patuh terhadap peraturan, namun siswa yang tidak tahu pentingnya disiplin masih saja tidak jera terhadap hukuman yang diberikan, bahkan ada yang sampai melindungi kesalahan temannya.”39 Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa faktor internal yang mempengaruhi kedisiplinan di MTs Wahid Hasyim Warungasem adalah kesadaran siswa. b. Faktor eksternal 1) Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa untuk menaati peraturan madrasah. Di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang lingkungan keluarga memberikan pengaruh
38 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015. 39 Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 04 Juni 2015.
83
untuk mewujudkan kedisiplinan. Sebagaimana pernyataan bapak Fahmi Arif, S. Pd selaku koordinator BP yang mengatakan bahwa: “Dari beberapa kasus terlambat yang sampai sekarang terjadi adalah dengan alasan bangun kesiangan, karena orang tuanya berdagang berangkat pagi jadi mereka kurang perhatian dari orang tuanya, bisa dikatakan kurang memperhatikan sekolah anak-anaknya.”40 2) Lingkungan sekolah Lingkungan
sekolah
merupakan
faktor
lain
yang
mempengaruhi kedisiplinan siswa, karena di sekolah siswa berinteraksi dengan siswa lain dan guru serta staf, perbuatan dan perkataan guru yang dilihat dan didengar akan meresap ke dalam hatinya. Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif maka guru sebagai teladan harus memberikan contoh kepada siswa, sebelum kepala sekolah menyuruh kepada bawahannya yakni guru bahkan siswa maka kepala sekolah memberikan teladan agar dapat mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga dapat mewujudkan tujuan sekolah yang sudah di tetapkan. Hal ini sesuai dengan wawancara bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, yang mengatakan bahwa: “Untuk mewujudkan kedisiplinan di madrasah maka perlu adanya teladan dari para pendidik, maka saya sebagai kepala sekolah harus terlebih dahulu memberikan teladan kepada para 40
Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015.
84
guru agar mereka dapat menjadi teladan bagi siswanya, karena menurut saya disiplin pada diri sendiri akan memberikan pengaruh yang besar baik hidupnya sendiri maupun orang lain, karena mendisiplinkan orang lain tanpa mau mendisiplinkan diri sendiri bukan hanya salah namun juga tidak efektif.”41 Untuk mendukung kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah kepala sekolah membuat jadwal piket pagi jaga gerbang untuk memantau siswa agar tidak ada yang terlambat. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Nur Rohman, S. Pd. I selaku
waka
kurikulum, beliau mengtakan bahwa: “Setiap pagi guru piket jaga gerbang untuk memantau siswanya sekaligus berjabat tangan dan mengucapkan salam, sebagai bentuk dukungan lingkungan sekolah agar dapat mewujudkan kedisiplinan.”42 Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung terwujudnya kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah maka kepala sekolah pada saat jam istirahat juga tidak segan untuk berbaur dengan siswa menyapa siswanya dengan duduk santai sambil bergurau dibawah pohon di dekat pintu gerbang dengan tujuan untuk memantau apakah ada siswanya pada saat jam istirahat yang meninggalkan sekolah, hal itu kepala sekolah lakukan untuk memotivasi siswanya agar mereka lebih disiplin dalam lingkungan sekolah.
41 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015. 42 Nur Rohman, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015.
85
3) Lingkungan masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak termasuk dalam kedisiplinan, lingkungan masyarakat yang menanamkan kedisiplinan akan memberikan pengaruh yang baik, namun kalau masyarakatnya tidak menanamkan nilai kedisiplinan maka akan memberikan pengaruh yang indisiplin pada anak. Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara kepada bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, yang menjelaskan bahwa: “Lingkungan masyarakat siswa memberikan pengaruh kedisiplinan siswa, yang mana lingkungan masyarakat siswa masih ada juga yang belum mendukung, karena lingkungan masyarakat merupakan aquarim besar yang sangat berpengaruh dalam proses kedisiplinan siswa”.43 3. Cara untuk menanamkan kedisiplinan siswa Selain syarat-syarat disiplin harus dipenuhi dalam mewujudkan kedisiplinan siswa juga diperlukan cara-cara untuk menanamkan kedisiplinan siswa agar dapat mewujudkan kedisiplinan dan dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dibuat. Proses pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan di sekolah untuk mengembangkan disiplin siswa dapat dilakukan dengan cara menanamkan disiplin pada siswa. Cara penanaman kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang adalah dengan cara demokratis dan otoriter.
43
Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
86
Sebagaimana pernyataan bapak Fahmi Arif, S. Pd selaku koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, yang mengatakan bahwa: “Agar kedisiplinan di lingkungan sekolah dapat terwujud maka kami melakukan cara-cara untuk menanamkan kedisiplinan kepada siswa, yakni dengan cara demokratis dan otokratis.”44 Penanaman kedisiplinan dengan cara demokratis di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang dilakukan melalui kebijakan, secara bertahap dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Sosialisasi tata tertib sekolah yang mencakup empat komponen kepribadian melalui penerbitan buku penilaian kepribadian siswa. b. Melakukan revisi dan perbaikan dengan pertimbangan yang matang terhadap tata tertib sekolah berdasarkan usulan, masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak. c. Bersikap bijaksana dan fleksibel dalam menangani siswa yang bermasalah. d. Membuat kesepakatan dan persetujuan hitam di atas putih yang merupakan sebuah bukti komitmen siswa untuk menaati peraturan.45 Penanaman kedisiplinan dengan cara otoriter artinya guru tidak pandang bulu dan langsung memberikan sanksi bagi siapa saja yang melanggar tata tertib sekolah. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Fahim Arif, S. Pd selaku koordinator PB yang mengatakan bahwa: “Sanksi pelanggaran berupa pemberian poin negatif, apabila siswa melakukan pelanggaran kembali, maka guru BK dan wali kelas akan 44 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015. 45 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
87
menasehati siswa, namun kalau masih belum ada perubahan yang baik maka orang tua akan dipanggil, kalau belum ada perubahan yang baik maka pihak sekolah akan memberikan schorsing (dinonaktifkan dari madrasah untuk sementara) dengan kewajiban mengisi daftar hadir, kemudian kalau masih belum ada perubahan yang baik maka pihak sekolah akan mengambil tindakan yang tegas yakni dengan mengembalikan kepada orang tuanya.46 Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, mengatakan bahwa: “Penanaman disiplin secara otoriter telah dilakukan sejak awal, yaitu sejak dibuatnya tata tertib sekolah yang berisi perintah dan larangan bagi siswa. Perintah dan larangan ini bersifat memaksa, oleh karenanya siswa yang melanggar akan langsung dikenakan sanksi.”47 4. Perilaku indisiplin siswa MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Meskipun secara umum kedisiplinan siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang sudah berjalan dengan baik, namun tindakan indisiplin siswa yang masih sering dilakukan oleh siswa adalah indisiplin dalam kerajinan. Perilaku indisiplin siswa yang termasuk dalam komponen kerajinan adalah sebagai berikut: a. Membolos (tidak masuk sekolah tanpa surat izin) b. Membolos jam pelajaran tertentu c. Terlambat masuk sekolah d. Terlambat pada pergantian jam pelajaran e. Tidak mengerjakan tugas.48
46
Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015. 47 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015 48 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015.
88
Masalah keterlambatan dan masalah siswa membolos merupakan dua kasus yang sering terjadi di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, masalah ini dipandang masih berkaitan dengan keluarga.49 Dalam masalah keterlambatan, alasan terbanyak adalah kesiangan. Dari sinilah terlihat betapa pentingnya peran keluarga untuk ikut membantu anak agar tidak bangun kesiangan sehingga ia tidak akan terlambat ke sekolah, disinilah dibutuhkan komukiasi antara pihak sekolah dan pihak keluarga. Melihat masih banyaknya kasus pelanggaran terhadap kedisiplinan siswa, maka langkah-langkah yang dilakukan oleh guru BK dalam rangka mengatasi siswa yang membolos dan siswa yang terlambat adalah sebagai berikut: a. Memberikan sanksi berupa kredit poin negatif yang bobotnya sesuai dengan kebijakan sekolah. b. Menasehati dan memperingatkan siswa untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi. c. Melakukan pembinaan-pembinaan yang meliputi: 1) Jika siswa belum dapat merubah sikap, maka siswa dikenakan skorsing 2) Jika setelah diskors siswa masih belum dapat merubah sikap, maka dengan terpaksa siswa dikembalikan kepada orang tua.50
49 Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 04 Juni 2015. 50 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015.
89
D. Peran
Kepemimpinan
Kepala
Madrasah
dalam
Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa di MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang Keberhasilan suatu lembaga sangat bergantung pada kepemimpinan kepala madrasah, karena kepala madrasah merupakan pemimpin dalam lembaga pendidikan, maka kepala madrasah harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan ke dalam visi dan misi madrasah. Hal ini merupakan konsekuensi bagi pemimpin termasuk apabila ingin meningkatkan kedisiplinan siswanya. Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang merupakan faktor yang mendukung kedisiplinan siswanya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Moffan selaku kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang yang menyatakan bahwa: “Kepala sekolah merupakan sebuah jabatan yang mempunyai tugas dan tanggungjawab yang begitu besar terhadap anggotanya. Sehingga harus berupaya mewujudkan iklim sekolah yang kondusif, salah satunya yaitu meningkatkan kedisiplinan siswanya. Peran kepala sekolah tersebut sebagai pihak yang mendukung para guru khususnya guru yang menangani kedisiplinan yakni BP, maka kapala sekolah sebagai pemimpin harus bisa membantu untuk menunjang dan menyediakan halhal yang dibutuhkan para guru untuk mewujudkan lingkungan yang disiplin.”51 Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh bapak Fami Arif, S. Pd. Selaku koordinator BP, yang mengatakan bahwa: “Sebagai kepala sekolah yang mempunyai banyak tugas baik tugas di dalam madrasah maupun tugas-tugas rapat di luar madrasah beliau tetap berusaha menjalankan perannya sebagai kepala madrasah, salah satunya 51
Moffan , Kepala MTs Waid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
90
berusaha memberikan nasehat kepada kami dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya di lingkungan sekolah.”52 Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Muslikha, S.Ag selaku waka sarana dan prasarana, beliau mengatakan bahwa: “Kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggungjawab memimpin anggotanya. Sebenarnya tugas kepala sekolah banyak sekali, salah satunya mempengaruhi, mengajak dan mendorong guru, murid dan staf lainnya untuk menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaikbaiknya. Kepala madrasah berusaha menciptakan iklim kerja dengan guru dengan baik, serta menciptakan iklim sekolah yang kondusif.”53 Dari pernyataan tersebut mencerminkan komitmen yang cukup kuat dari kepala madrasah untuk menjalankan perannya sebagai educator (pendidik) untuk mewujudkan kedisiplinan di lingkungan madrasahnya. Lebih lanjut lagi kepala madrasah menjalankan peranannya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu sebagai manajer. Dalam menjalankan perannya sebagai manajer maka kepala madrasah bertugas untuk dapat menggerakkan dan kerja sama dengan para guru yang secara khusus menangani kedisiplinan siswa. Sebagaimana penuturan bapak Drs. Moffan selaku kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, yang mengatakan bahwa: “Dalam meningkatkan kedisiplinan siswa maka perlu adanya kerjasama dan koordinasi terus dengan semua pihak terutama dengan wali kelas, BP dan kesiswaan sebelum mengambil keputusan. Sedangkan tata tertib atau peraturan disini dirancang oleh waka kesiswaan, waka kurikulum dan koordinator BP, kemudian dirapatkan bersama kepala sekolah dan seluruh dewan guru, kemudian disahkan oleh kepala madrasah. Selanjutnya disosialisasikan kepada siswa agar siswa mengetahui
52 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015. 53 Muslikha, Waka Sarana dan Prasarana MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 01 Juni 2015.
91
peraturan sekolah, jadi siswa bisa menjaga diri untuk tidak melanggar peraturan yang sudah dibuat oleh sekolah.”54 Pernyatan kepala sekolah senada dengan penjelasan bapak Puguh Mardianto, S. Pd selaku Waka Kesiswaan, yang mengatakan bahwa: “Pada awal tahun ajaran baru kami waka kesiswaan, waka kurikulum dan koordinator BP mengadakan rapat untuk merancang dan membuat peraturan atau tata tertib, kemudian dirapatkan dengan kepala madrasah dan dewan guru. Kemudian disosialisasikan kepada siswa dengan memasang peraturan atau tata tertib di majalah dinding (mading) agar siswa dapat membaca peraturan yang dibuat oleh sekolah.”55 Hal tersebut juga sejalan dengan yang dijelaskan oleh koordinator BP, yang mengatakan bahwa: “Untuk mensosialisasikan peraturan atau tata tertib yang telah kami rancang bersama waka kesiswaan, waka kurikulum dan koordinator BP maka kami memasang peraturan atau tata tertib tersebut di majalah dinding (mading), kemudian waktu di kelas juga disosialisasikan ke kelas masing-masing oleh guru BP dan wali kelas. Kemudian koordintor BP melakukan pemantaun secara konsisten.”56 Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa kepala madrasah berperan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu dengan melibatkan seluruh tenaga pendidik dan mendorong tenaga pendidik (guru) untuk bekerja sama dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya. Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang dalam meningkatkan kedisiplinan siswa tidak hanya melaksanakan perannya sebagai educator (pendidik) dan manajer, namun kepala madrasah harus mampu berperan menjadi leader (pemimpin) dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya. 54
Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015. 55 Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 04 Juni 2015 56 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015.
92
Dalam meningkatkan kedisiplinan siswa diperlukan monitoring atau pengawasan agar dapat mengetahui perkembangan dan kemajuan kedisiplinan siswa dari waktu ke waktu, kendala-kendala yang dialami siswa dalam meningkatkan kedisiplinan dan bagaimana upaya dan partisipasi siswa dalam meningkatkan kedisiplinannya. Sebagaimana penjelasan bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, yang menyatakan bahwa: “Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan kedisiplinan siswa dari waktu ke waktu maka diperlukan monitoring, saya melakukan monitoring dibantu oleh koordinator BP dan wali kelas. Monitoring yang pertama lewat absensi siswa setiap 1 bulan sekali yang absensinya tinggi 1 bulan seumpama ada 2 atau 3 kali absensi maka BP menanyakan ke wali kelas yang bersangkutan ini kenapa sampai absensinya 2 atau 3 kali dalam 1 bulan, apakah wali kelas sudah menanyakan kepada siswa yang bersangkutan?.”57 Hal tersebut sejalan dengan yang dijelaskan oleh bapak Fahmi Arif, S. Pd selaku koordinator BP, yang menjelaskan bahwa: “Monitoring kami lakukan setiap 1 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan kedisiplinan dari siswa, monitoring kami lakukan lewat absensi, yakni setiap 1 bulan sekali wali kelas laporan kepada koordinator BP tentang absensi. Kalau ada siswa yang dalam 1 bulan ada 2 atau 3 kali absensi maka wali kelas harus mencari tahu alasannya kenapa sampai absensi. Kalau bulan depannya masih utuh tidak ada perubahan maka pihak BP melakukan pemanggilan siswa, kalau belum ada perubahan juga maka koordinator BP berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk melakukan pemanggilan orang tua.”58 Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa memerlukan evaluasi, karena evaluasi merupakan hasil akhir dari segala kegiatan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan siswa, tanpa adanya evaluasi dalam kedisiplinan tidak dapat diketahui perkembangan dan kemajuan yang dialami siswa dari 57 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015. 58 Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015.
93
waktu ke waktu. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh bapak Fahmi Arif, S. Pd selaku Koordinator BK, yang mengatakan bahwa: “Untuk mengetahui pelaksanaan kedisiplinan siswa maka kepala madrasah mengadakan rapat sewaktu-waktu dengan wali kelas dan koordinator BP jika diperlukan untuk mengetahui perkembangan dari kedisiplinan siswa.”59 Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh bapak Nur Rohman selaku Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, yang mengatakan bahwa: “Evaluasi terkait kedisiplinan siswa, kepala sekolah dalam setiap rapat selalu mereview kasus-kasus penanganan dan kelanjutan permasalahan siswa, bagaimana anak yang dibina semakin baik atau tetap, kalau tetap harus dikaji ulang, misalnya dengan ditingkatkan sanksinya atau dengan pendekatan lainnya.”60 Kedua pernyataan tersebut dibenarkan oleh bapak Drs. Moffan selaku kepala madrasah, yang mengatakan bahwa: “Saya sering mengadakan rapat dengan bawahan sewaktu-waktu, namun rutinnya setiap 2 bulan sekali, evaluasi tidak hanya mengenai siswa tetapi mencakup seluruh madrasah yang dihadiri oleh semua Wakamad, wali kelas, guru serta staf, untuk membahas pengembangan pembelajaran, perkembangan siswa dan problematika yang terjadi di madrasah beserta solusinya.”61 Pernyataan tersebut senada dengan penjelasan dari bapak Puguh Mardianto selaku waka kurikulum yang mengatakan bahwa: “Kepala sekolah mempunyai peran yang cukup besar dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya karena beliau merupakan pemimpin di sekolah yang mempunyai wewenang untuk mengatur, mengawasi dan mengevaluasi jalannya kedisiplinan siswa untuk mewujudkan iklim 59
Fahmi Arif, Koordinator BP MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 20 Mei 2015. 60 Nur Rohman, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015. 61 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
94
sekolah kondusif. Dari peran tersebut, guru termotivasi untuk berbuat lebih sehingga kedisiplinan siswa dapat tercapai dengan baik dan dapat terwujud.”62 Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kepala madrasah sudah menjalankan peranannya sebagai leader (pemimpin) dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang dalam meningkatkan kedisiplinan siswa tidak hanya melaksanakan perannya sebagai educator, manajer, leader namun kepala madrasah mampu berperan menjadi innovator dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan kepala madrasah harus bisa memberikan pengaruh kepada bawahannya. Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang dalam upaya mendisiplinkan siswanya memberikan pengaruh dengan beragam cara dan bertahap. Berikut ini petikan wawancara dengan bapak Drs. Moffan selaku kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang: “Dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, konsep pertama untuk mendisiplinkan siswa kami berikan keteladanan, namun dalam menegakkan kedisiplinan tersebut tergantung pada respon masingmasing, ada yang cukup dengan diberi keteladanan sudah dapat mengikuti dengan kesadaran sendiri, tetapi ada juga yang harus melalui tahapan-tahapan berikutnya, yaitu ajakan, peringatan dan seterusnya. Bahkan ada yang dibina sampai berulang kali tetapi tetap tidak disiplin. Kalau kepala sekolah saja sudah tidak disiplin mau apa dan bagaimana kondisi sekolah, gurunya otomatis tidak disiplin. Maka untuk mendisiplinkan siswanya ya tidak mungkin, jadi guru dan staf juga harus disiplin.”63
62 Puguh Mardianto, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015. 63 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015.
95
Hal ini sejalan dengan pernyataan bapak Puguh Mardianto, S. Pd selaku Waka Kesiswaan, bahwa: “Masalah kedisiplinan tidak dapat ditawar, tidak hanya siswa saja yang harus disiplin, namun semua warga madrasah juga harus disiplin. Upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu dengan cara memberi pengarahan agar disiplin, pertama dengan cara memberi contoh, biar disiplin waktu agar tidak terlambat maka beliau berangkat pagi bahkan lebih pagi dari kita para dewan guru, kalau dengan cara ini tidak berhasil maka diingatkan, kalau belum berhasil maka diajak berdiskusi, kalau belum berhasil juga maka dengan cara teguran.”64 Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa peran kepala madrasah sebagai innovator dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya adalah dengan berupaya memberikan pengarahan kepada bawahan untuk memakai berbagai cara dan bertahap diantaranya dengan dimulai dengan keteladanan, ajakan, peringatan dan pembinaan. Dalam melaksanakan perannya sebagai innovator maka kepala sekolah juga banyak menyumbangkan gagasan atau ide-ide baru dan dapat melaksanakan pembaharuan di sekolah yang menunjang terwujudnya kedisiplinan siswa. Sebagaimana penjelasan dari bapak Nur Rohman, S. Pd. I yang menyatakan bahwa: “Sebagai kepala sekolah bapak sudah menjalankan perannya dengan baik, hal itu dapat kami rasakan ketika dalam rapat khususnya tentang kedisiplinan beliau punya banyak ide-ide baru yang mana dapat dikatakan sangat menunjang dalam pelaksanaan kedisiplinan siswa, misal dengan membentuk jadwal piket guru jaga gerbang setiap pagi untuk memantau kedisiplinan anak dalam keberangkatan sekolah. Bahkan beliau ikut terjun langsung dalam pelaksanaan piket tersebut.”65
64 Puguh Mardianto, Waka Kesiswaan MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 4 Juni 2015. 65 Nur Rohman, Waka Kurikulum MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Mei 2015.
96
Dari pernyataan tersebut
jelas
bahwa kepala madrasah sudah
menjalankan perannya sebagai innovator, yaitu kepala madrasah sudah memberikan keteladanan kepada bawahannya dan gagasan ide-ide baru untuk menunjang kedisiplinan siswa di sekolahnya. Lebih lanjut lagi kepala madrasah menjalankan peranannya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu sebagai motivator. Kepala madrasah berusaha memotivasi bawahannya, yaitu dengan cara memberikan sanjungan atau pujian kepada guru maupun siswanya yang disiplin. Sebagaimana penjelasan bapak Drs. Moffan, bahwa: “Sebagai kepala madrasah saya memotivasi bawahan kadang kalau sempat disela-sela istirahat berkumpul dengan siswa memotivasi mereka agar mau disiplin agar dapat mencapai cita-cita yang diimpikan.”66 Hal ini seperti yang diutarakan Ibu Muslika, S.Ag selaku waka sarana dan prasarana, yang mengatakan bahwa: “Bapak kepala selalu memotivasi kami untuk disiplin dalam segala aspek, kadang menasehati dan memberi gambaran dari hasil disiplin.”67
66 Moffan, Kepala MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 25 Mei 2015. 67 Muslikha, Waka Sarana dan Prasarana MTs Wahid Hasyim Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 01 Juni 2015.