51
BAB III PERANAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI MTs THOLABUDDIN MASIN WARUNGASEM BATANG
A. Gambaran Umum MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang 1. Sejarah MTs Tholabuddin Madarasah Tsanawiyah Tholabuddin Warungasem berada di wilayah desa Masin, kecamatan Warungasem, kabupaten Batang provinsi Jawa Tengah. Pada awalnya adalah merupakan hasil perubahan dari Madrasah Persiapan Pertama di desa Masin kecamatan Warungasem kabupaten Batang yang kemudian beberapa tahun madrasah ini berubah menjadi Madrasah Menengah Pertama yang berdiri sejak 1 Januari 1967 termasuk madrasah yang tertua di kecamatan Warungasem. Kemudian Madrasah ini diformalkan dan didaftarkan pada Departemen Agama Republik Indonesia di kabupaten Batang dengan dengan surat keputusan kepala kantor Perwakilan Departemen Agama kabupaten Batang dengan Nomor : K.12/ 756 / 989 / III /
1974, tanggal 1 Juni 1974 namanya
menjadi
Tholabuddin,
Madrasah
Tsanawiyah
dengan
surat
izin
penyelanggaraan / operasional dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama, Nomor : Dk/36.c/014/Per MTs/1978, tanggal 12 Januari 1978. Berdirinya
MTs
Tholabuddin
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat akan hal pendidikan, dengan dipelopori oleh tokoh-tokoh
51
52
masyarakat seperti Bapak K.H. Muhtadi Mahfudl, Ky. Abdul Wahab Siroj, H. Abdul Aziz, H. Sofwan dan K.H. Miftah Mahfudl. Beberapa tahun kemudian berjalan, respon masyarakat semakin tinggi yang sebelumnya masih menempati gedung madrasah Ibtidaiyah karena belum mampu membangun gedung secara terpisah. Maka
pengurus dan tokoh
masyarakat yang lain sepakat untuk menggalang dana dari warga desa Masin dalam upaya untuk membangun ruang kelas baru. Mengingat bertambah tahun siswa peminat MTs Tholabuddin semakin banyak baik dari luar desa di wilayah kecamatan Warungasem dan wilayah kecamatan lainnya di kabupaten Batang bahkan ada yang dari wilayah kabupaten dan kota Pekalongan. Yayasan membutuhkan tambahan ruang yang sangat mendesak, Alhamdulillah pada tahun 1997 ada hibah tanah dari salah satu dermawan yaitu H. Cholil Sahli dan lahan sawah wakaf, dengan didukung sumbangan jariyah dari masyarakat maka terkumpulah dana. Pada tahun 1998 pembangunan ruang kelas dimulai akhirnya terwujud gedung baru di lokasi persawahan dengan jumlah dua ruang, setahun kemudian menambah tiga ruang kelas. Kemudian perkembangan pendidikan berganti tahun semakin bagus, baik dari respon masyarakat maupun dari pemerintah terkait, dalam hal ini adalah Departemen Agama Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah. Maka status MTs Tholabuddin berubah menjadi diakui dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen
53
Agama Provinsi Jawa Tengah Nomor: WK/5.C/Pgm/Ts/108 /1993, tanggal 30 Juni 1993. Dengan laju peningkatan jumlah siswa semakin tahun semakin bertambah jumlahnya sehingga pengurus yayasan dan kepala MTs untuk penambahan ruangan kelas berupaya sambil menggalang dana swadaya dari masyarakat tidak lepas mengajukan dana bantuan dari pemerintah. Alhamdulillah usaha dari lembaga tidak sia-sia akhirnya dapat bantuan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dengan ditompang swadaya masyarakat Masin sehingga terwujud ruang kelas baru sejumlah 4 ruang. Akhirnya semua siswa sudah bisa menempati ruang baru dan terpisah dari lokasi gedung Madrasah Ibitdaiyah Tholabuddin. Pengurus yayasan dan kepala MTs Tholabuddin terus melanjutkan pembangunan, sehingga segala prasarana dan sarana tercukupi. Pada tahun 2001 status MTs Tholabuddin, menjadi disamakan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah dengan Nomor : Wk/5a/PP.00/5844.a/2001, tanggal 31 Oktober 2001. Setahun kemudian yaitu tahun 2002 MTs Tholabuddin mendapat bantuan Matching Grant Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP/MTs Jawa Tengah dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah Nomor : 972/0031381, tanggal 20 November 2002. Pada tahun 2006 dilakukan akreditasi MTs dengan terakreditasi B dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
54
Departemen
Agama
Provinsi
Jawa
Tengah
Nomor:
Kw.11.4/4/PP.03.2/624.25.04/2006, tanggal 30 Juni 2006.1 Adapun Faktor-faktor yang mendorong berdirinya Madrasah Tsanawiyah di desa Masin kecamatan Warungasem tersebut sebagai berikut : a.
Adanya dorongan dari masyarakat supaya MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang memiliki gedung sendiri dengan harapan agar semua siswanya dapat tertampung.
b.
Mengingat tentang keberadaan MTs Tholabuddin
pada waktu itu
perlu adanya perubahan. c.
Mengingat letak gedung MTs Tholabuddin Masin ada disuatu desa agamis sehingga putra-putri perlu mendapat pendidikan tingkat menengah tanpa harus susah-susah ke pusat kota.
d.
Untuk menampung siswa lulusan sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah di lingkungan wilayah kecamatan Warungasem khususnya agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Sejak berdiri sampai sekarang jabatan Kepala Madrasah MTs
Tholabuddin Warungasem Batang sudah melalui beberapa pergantian dikarenakan purna tugas maupun mutasi. Tabel 3.1 Jabatan Kepala Sekolah MTs Tholabuddin Warungasem Batang 2 No 1 1
Nama H. Zaini, B.A
Tahun 1 Januari 1972 – Juni 2006
Dokumentasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang diambil pada tanggal 11
Juni 2014. 2
Juni 2014.
Dokumentasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang diambil pada tanggal 11
55
2 3 4 5
H. Ahmad Mufti Drs. H. Mubarok MR Hj. Djauza’ul Muniroh, B.A Moh. Kasi, S.Ag
1 Juli 2006 - September 2008 1 November 2008 – Juni 2010 1 Juli 2010 – Juni 2012 1 Juli 2012 – sekarang
2. Visi dan Misi MTs Tholabuddin Warungasem Batang Visi ditetapkan atas dasar pemahaman bersama yang merupakan kondisi yang diinginkan atau gambaran kearah mana organisasi akan dibawa untuk mencapai tujuan. Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana MTs Tholabuddin akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat terus melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang baik, efektif dan inovatif sesuai dengan perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan. Gambaran tersebut tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu UU pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintah khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah, dan juga sesuai dengan profil sekolah yang bersangkutan. Adapun visi MTs Tholabuddin Warungasem Batang, sebagai berikut : Beriman, Berilmu, Beramal, dan Berprestasi Menuju Insan yang Bertaqwa dan Sejahtera. Indikator visi adalah : 1. Mencetak generasi bangsa yang memiliki pondasi iman dan taqwa serta unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Mencetak generasi bangsa yang mampu menjalin hubungan timbal balik dengan masyarakat baik lingkungan sosial maupun budaya.
56
3. Mencetak generasi bangsa yang handal dengan bekal IMTAQ, dan IPTEK yang berprestasi dan berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan bangsa. Sedangkan misi MTs Tholabuddin Warungasem Batang sebagai berikut: Menurut kamus besar bahasa Indonesia misi adalah tugas yang dirasakan orang sebagai kewajiban untuk melakukannya. Karena visi harus mengakomodasi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah, maka misi dapat juga diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang terkait dengan sekolah. 1. Menumbuhkan penghayatan dan melaksanakan bimbingan secara Islami sehingga meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 2. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar secara efektif. 3. Menggali dan mengembangkan potensi dan kreatifitas siswa secara optimal. 4. Menumbuhkan semangat bersaing secara sehat, santun, dan kompetitif.3 3. Letak Geografis MTs Tholabuddin Warungasem berada di wilayah kecamatan Warungasem, tepatnya di desa Masin kecamatan Warungasem kabupaten Batang provinsi Jawa Tengah. Adapun batas wilayahnya sebagai berikut :
3
Juni 2014.
Dokumentasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang diambil pada tanggal 11
57
Sebelah utara: berbatasan dengan desa Banjiran dan desa Kalibeluk kecamatan Warungasem kabupaten Batang. Sebelah timur: berbatasan dengan desa Cepagan, desa Pesaren dan desa Sawahjoho kecamatan Warungasem kabupaten Batang. Sebelah selatan: berbatasan dengan wilayah desa Kebonsari dan desa Pangkah kecamatan Karangdadap kabupaten Pekalongan. Sebelah barat: berbatasan
desa
Pegandon
kecamatan
Karangdadap
kabupaten Pekalongan. 4. Tujuan MTs Tholabuddin Warungasem Batang a.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal kreatif, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b.
Mendorong dan membantu siswa untuk rajin baca al-Qur’an dan beribadah kepada Allah SWT utamanya sholat lima waktu.
c.
Menumbuhkan penghayatan siswa terhadap perilaku dan budaya yang islami, sehingga menjadi dasar, kreatif dan keadilan serta santun dalam bertindak.
d.
Menumbuhkan semangat peningkatan dan bersaing secara intensif, sehat, santun, dan kompetitif kepada seluruh warga madrasah.4 Sebagaimana penulis kemukakan di atas bahwa perkembangan baik sarana prasarana pendidikan dan peserta didik dimulai sejak saat perubahan status dari madrasah persiapan pertama sampai saat ini
4
Juni 2014.
Dokumentasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang diambil pada tanggal 11
58
menjadi
MTs
Tholabuddin.
Namun
demikian
penulis
tidak
menguraikan perkembangan dari awal yaitu tahun 1967, akan tetapi penulis sajikan dari tahun pelajaran 2009/2010 sampai tahun pelajaran 2012/2013. 5. Struktur Organisasi MTs Tholabuddin Warungasem. Madrasah merupakan sebuah lembaga yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang sangat kompleks. Untuk mengelola madrasah agar dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan sebuah organisasi madrasah. Organisasi madrasah merupakan pengkelompokan fungsi dan tugas
masing-masing
kependidikan.
Adapun
guru
dalam
struktur
hal
organisasi
yang di
berkaitan MTs
dengan
Tholabuddin
Warungasem Batang sebagai berikut : Struktur Organisasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang KEPALA MADRASAH
KOMITE MADRASAH /
MOH. KASI, S.Ag
YAYASAN
e.
f. KEPALA TU YASKUR
WK g. UR. KURIKULUM
h.KHOLIS i.
WK.UR. KESISWAAN
WK.UR. SARPRAS
WK.UR. HUMAS
TAHTIMATUR R, S.Ag
YASKUR
ASMUNI
j. KORDINATOR BK k. l.
YUDI A R, S.Pd
WALI KELAS
DEWAN GURU
59
m. WALI KELAS VII.A n. o. SHOBARI, A.Ma p. q. WALI KELAS VII.B r.CHRISTIANAWATI, S.Pd
s. WALI KELAS VII.C t.ZULFATUN NIKMAH, SHI u. v. w.WALI KELAS VII.D x. y.
WALI KELAS VIII.A
WALI KELAS IX.A
SITI JULAIKAH, S.Ag
H. MASYKUR CH
WALI KELAS VIII.B
WALI KELAS IX.B
MAFRUKHANAH, S.Pd.I
MIS SHOBAH, B.A
WALI KELAS VIII.C
WALI KELAS IX.C
KAMALUDDIN, S.Pd
NUR FITRIYAH, S.Ag
WALI KELAS VIII.D
WALI KELAS IX.D S. MARIANA, S.Pd
PESERTA DIDIK
KETERANGAN : : Garis Komando : Garis Konsultasi Sumber : MTs Tholabuddin Warungasem
Struktur Organisasi Tata Usaha MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang z. aa. MADRASAH KEPALA bb.KASI, S.Ag MOH. cc. KEPALA T U YASKUR
KEPEGAWAIAN
KEUANGAN
PEMEGANG BARANG
ROHMAT
LUKMAN HARUN, S.Ag
YASKUR
60
KESISWAAN
AGENDA
PENJAGA MALAM DAN PESURUH
SRI ASIH
ROHMAT
DHOHIRIN - KHUDHORI
dd. DEWAN Keterangan : GURU
: Garis Komando : Garis Konsultasi Sumber : MTs Tholabuddin Warungasem Batang
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Peserta Didik a.
Keadaan Guru dan Karyawan Tabel 3.2
Data Guru dan TU MTs Tholabuddin Warungasem Batang No 1
L
Ka. Madrasah
Pendidikan Terakhir IAIN
P
-
IAIN
L L P L L L
Waka Humas Wali Kelas IX. A Wali Kelas IX. B Waka Kurikulum Wali Kelas VII. A -
MA MA UII KMI Gontor IAIN MA
Mafrukhanah, S.Pd.I
P
Wali Kelas VIII.B
UNSIQ
Nur Fitriyah, S.Ag Tahtimatur Risqiyah, S.Ag
P
Wali Kelas IX. C
IAIN
P
Waka Kesiswaan
IAIN
P
Wali kelas VIII. A & BK
UMS
Nama
3 4 5 6 7 8
Moh. Kasi, S.Ag Hj.Djauzaul Muniroh, BA Asmuni H. Masykur Ch. Mis Shobah, BA Kholis Miftah Shobari, AM.a Zainal Arifin
9 10
2
11 12
Siti Julaikhah, S.Ag
L/P
Jabatan
61
13 14 15 16
Anjar Setianingsih, S.Pd Yudi Ananing Restu, S.Pd Sigit Marfian P, S.Pd
P
Kepala Lab. IPA
UNNES
L
Koordinator BK
UNNES
L
-
UNNES
P
Wali Kelas VII. B
UPS
L
Bendahara
IAIN
L
-
IKIP PGRI
P
Pembina Gudep
UNIPDU
P
Wali Kelas VII. C
UIN
P
-
UNNES
P
-
STAIN
P
-
IKIP PGRI
23
Christianawati, S.Pd Lukman Harun, S.Ag Ahmad Maskub, S.Pd Mu’amaroh, S.S Zulfatun Nikmah, S.H.I Anita Ulfa, S.Pd Wahyu Agustina, S.Pd.I Dwi Satriyanti, S.Pd
24
Khusnul Akib, S.Pd
L
Pembina Gudep
U.Kanjuruhan
25
P
-
UNNES
P
-
IKIP PGRI
27
Susy Ruhana, S.Pd Eka Risti Puji H, S.Pd Siti Mariyana, S.Pd
P
Wali Kelas IX. D
UMS
28
Kamalludin, S.Pd
L
Wali Kelas VIII.C
IKIP PGRI
29 30 31 32 33
Isnania Afiyati, S.Pd Yaskur Rohmat Sri Asih Dra. Fatkhah
P L L P P
Waka Sarpras Pembina UKS Pembina UKS Kepala Perpustakaan
IKIP PGRI SMA SMA SMEA IAIN
17 18 19 20 21 22
26
Sumber : MTs Tholabuddin Warungasem Diantara tenaga pendidik di MTs Tholabuddin Warungasem sudah mengikuti kegiatan kompetensi peningkatan kualitas guru baik dalam bidang akademik ataupun bidang perpustakaan, bidang pembinaan siswa / konseling serta pada peningkatan menejemen pengelolaan pendidikan di madrasah,
62
sudah banyak yang ditempuh oleh para guru dan kepala madrasah dengan melalui pelatihan, workshop, seminar, studi banding ke madrasah lain yang telah maju juga melalui penambahan referensi buku perpustakaan, namun peningkatan ini belum semua dapat dilakukan oleh para guru bidang studi walau sudah dapat untuk menunjang kualitas guru seperti pada bidang 1) Kurikulum yaitu Bapak Kholis dalam meningkatkan kualitas telah mengikuti MGMP setiap bulan di KKMTs Kabupaten bersama guru mata pelajaran dan telah mengikuti studi banding tahun 2012 ke MTs Negeri Malang Jawa Timur yang merupakan madrasah bertaraf internasional. 2) Perpustakaan yaitu Dra. Fatkhah dalam rangka peningkatan pelayanan pengelolaan perpustakaan telah mengikuti pelatihan tingkat provinsi di Kaliurang Jogjakarta tahun 2000 dan di Brebes Jawa Tengah. 3) Peningkatan guru profesional yaitu Nur Fitriyah, S.Ag telah mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ( PLPG) tahun 2010 di Semarang dan telah lulus mendapatkan sertifikat guru profesional. 4) Peningkatan kualitas guru yaitu Siti Julaikhah, S.Ag telah mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di Semarang tahun 2010 dalam rangka untuk menjadi guru Profesional. 5) Kepala madrasah telah mengikuti pendidikan dan Latihan Manajemen Madrasah di Kemenag Kabupaten Batang yang narasumbernya dari
63
Balai Latihan Provinsi Jawa Tengah Semarang dan Bintek tahun 2012.5 Dari kegiatan diatas ini merupakan dorongan dari pihak madrasah dan didukung oleh para tenaga pendidik, yang tidak lain adalah dalam rangka untuk meningkatkan kualitas guru demi kemajuan pada MTs Tholabuddin Warungasem Batang. b.
Keadaan Peserta didik Peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah, karena ketika tidak ada peserta didik maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Peserta didik memiliki potensi dan bakat yang harus dikembangkan sehingga mereka mampu untuk menjawab tantangan hidup dengan baik dimasa yang akan datang. Pada empat tahun pelajaran terakhir jumlah peserta didik secara keseluruhan yang bersekolah di MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang berjumlah 1.703 peserta didik. Adapun rinciannya sebagai berikut : Tabel 3.3 Keadaan Peserta didik MTs Tholabuddin Warungasem
5
Juni 2014.
No
Tahun Pelajaran
1
2009 / 2010
L
P
246
257
Jumlah 503
Dokumentasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang diambil pada tanggal 11
64
2
2010 / 2011
250
236
486
3
2011 / 2012
210
178
386
4
2012 / 2013
180
148
328
Sumber : MTs Tholabuddin Warungasem 7. Keadaan Sarana dan Prasarana Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah ketersediaannya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, maka dalam proses belajar mengajar akan diselenggarakan lebih mudah, efektif, dan efesien. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs.Tholabuddin Masin Warungasem sampai saat ini dapat dilihat pada tabel berikut : Keadaan sarana dan prasarana MTs. Tholabuddin Warungasem Batang
Tabel 3.4 Data Ruang dan GedungMTs Tholabuddin Warungasem Batang No
Jenis Ruang
Jumlah
1
Ruang Kepala
1 ( satu )
2
Ruang Tata Usaha
1 ( satu )
3
Ruang Guru
1 ( satu )
4
Ruang BK
1 ( satu )
5
Ruang Kelas VII
5 ( lima)
6
Ruang Kelas VIII
5 ( lima )
7
Ruang Kelas IX
5 (lima )
8
Ruang Perpustakaan
1 ( satu )
9
Ruang OSIS
1 ( satu )
10
Ruang Laboratorium Komputer
1 ( satu )
65
11
Ruang Laboratorium IPA
1 ( satu )
12
Ruang Ketrampilan
1 ( satu )
13
Ruang UKS
1 ( satu )
14
Ruang Gudep Pramuka
1 ( satu )
15
Kamar Mandi /WC Guru Laki-laki
1 ( satu )
16
Kamar Mandi/WC Guru perempuan
1 ( satu )
17
Kamar Mandi /WC Peserta didik laki-laki
4 ( empat )
18
Kamar Mandi/WC Peserta didik perempuan
4 ( empat )
19
Ruang Gudang
2 ( satu )
20
Ruang Ibadah / Musholla
1 ( satu )
21
Lapangan olahraga
2 ( dua )
8. Produk / Jasa yang Dihasilkan MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang merupakan sebuah instansi yang bergerak dibidang pendidikan yang dikelola oleh swasta, sehingga jasa atau produk yang dihasilkan adalah pendidikan dasar kelulusan peserta didik setingkat SMP. Tabel 3.5 Data Kelulusan Siswa MTs Tholabuddin Warungasem Empat Tahun Terakhir No. 1 2 3 4
Tahun Pelajaran 2008 / 2009 2009 / 2010 2010 / 2011 2011 / 2012
L 91 62 82 85
Peserta P 88 67 109 72
J 179 129 191 157
L 87 62 82 85
Lulusan P 82 67 109 72
J 169 129 191 157
% 100 100 100 100
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTs Tholabuddin Warungasem Batang dilaksanakan dipagi hari 49 jam pelajaran perminggu. Selain
66
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang rutin di kelas, MTs Tholabuddin
Warungasem
Batang
juga
melaksanakan
kegiatan
ektrakulikuler untuk peserta didik yang dapat menampung minat dan bakat peserta didik. Adapun kegiatan ektrakulikuler yang ada di MTs Tholabuddin Warungasem Batang sebagai berikut :6
6
Juni 2014.
Dokumentasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang diambil pada tanggal 11
67
NO.
HARI
1
Jum’at
14.00 – 16.00 Pramuka
2
Sabtu
14.00 – 16.00 Marching Band
3
Ahad
13.30 – 15.30 Keputrian/Ketrampilan
4
Senin
13.30 – 15.30 Jurnalistik/Buletin
5
WAKTU
JENIS KEGIATAN
KETERANGAN
13.30 – 15.30 PKS Selasa
6
15.30 – 17.15 Sepak bola
7
14.00 – 16.00 Rebana Rabu
8 9
15.30 – 17.15 Sepak Takraw Kamis
15.30 – 17.15 Tenis meja
B. Kepemimpinan Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem 1. Pola Kepemimpinan Kepala Madrasah Organisasi sekolah akan berjalan baik manakala dipimpin oleh kepala sekolah yang cakap dan berkompeten. Pemimpin sekolah yang baik harus dapat menggerakkan dan memotivasi orang lain atau anggotanya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, pemimpin sekolah harus berusaha mengaktifkan anggotanya baik dalam mengambil keputusan maupun pelaksanaannya, dan harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga dapat mewujudkan tujuan sekolah. Kepemimpinan yang berjalan di MTs Tholabuddin Warungasem adalah kepemimpinan demokratis. Kepemimpinan ini memberikan kesempatan yang luas kepada setiap personil untuk berpartisipasi secara
68
aktif dalam mengembangkan dan memajukan organisasi, selain itu terbukti dalam
pengangkatan
kepala
sekolah/madrasah
maupun
dalam
pengambilan kebijakan selalu melalui musyawarah guna mencapai mufakat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Bapak M.Kasi selaku kepala sekolah MTs Tholabuddin, mengatakan bahwa: “Walaupun kepala sekolah diberi kesempatan untuk menentukan siapa kandidat yang akan menjadi kepala sekolah nantinya, namun saya tidak memilih satupun, saya serahkan kepada peserta rapat secara bermusyawarah. Karena nanti ditakutkan ada pihak-pihak yang tidak setuju.” 7 Kepemimpinan kepala sekolah MTs Tholabuddin yang demokratis ini juga diungkapkan oleh beberapa guru, sebagaimana dikatakan oleh Bapak Kamalludin, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII & VIII, beliau mengatakan bahwa: “Sikap kepala sekolah tersebut bisa dilihat ketika pelaksanaan rapat, kepala sekolah pada saat mengambil keputusan dan membuat kebijakan tidak ditentukan secara sepihak, namun berdasarkan hasil musyawarah antara guru dan staf lainnya.”8 Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa pihak yang akan menjadi kepala madrasah MTs Tholabuddin dipilih berdasarkan suara terbanyak. Jadi proses pengangkatan kepala madrasah tidak dilakukan secara sepihak. Walaupun MTs Tholabuddin bernaung dalam sebuah yayasan, namun dalam hal pengangkatan kepala sekolah tidak menganut sistem nepotisme, yaitu tidak mengangkat seseorang berdasarkan garis keturunan, selain itu
7 M. Kasi, Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 11 Juni 2014. 8 Kamalludin, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII & VIII MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 02 Juli 2014.
69
keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah selalu dilakukan secara musyawarah mufakat. Kepemimpinan demokratis Bapak M.Kasi, S.Ag selaku kepala madrasah MTs Tholabuddin tersebut terlihat juga dalam penuturan hasil wawancara dengan Ibu Siti Julaikha, S.Ag yang merupakan guru BK, beliau menuturkan bahwa: ”Pastinya ada, kepala sekolah merupakan orang yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan sekolah, khususnya sangat berpengaruh bagi para guru. Sehingga wajar kepala sekolah berperan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Hal ini terbukti kepala sekolah sudah melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kompetensi para guru, seperti menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, mengikutsertakan dan mengirimkan para guru untuk mengikuti pelatihan atupun seminar, serta guru diharuskan melaksanakan proses pembelajaran dengan maksimal, dengan begitu para guru dapat mengembangkan dirinya.”9 Dari petikan wawancara tersebut terlihat bahwa kepala sekolah memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk meningkatkan profesinya. Dalam hal ini kepala sekolah bersikap demokratis dan memberikan
kesempatan
kepada
semua
untuk
mengembangkan
kompetensi yang dimiliki melalui berbagai penataran dan lokakarya. Kepala sekolah bukanlah sebuah jabatan yang tugas dan tanggung jawabnya mudah. Untuk menjalankan tugas, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kepala sekolah juga sebagai orang yang sangat berpengaruh dalam tercapainya tujuan sekolah harus mempunyai syarat-syarat khusus, sehingga kepala 9
Siti Julaikha, guru mata pelajaran BK VIII & IX MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 16 Juli 2014.
70
sekolah harus dipilih dari seseorang yang memiliki kelebihan atau kemampuan, baik dari segi akademik, intelektual maupun keahlian. Seperti yang diungkapkan oleh kepala MTs Tholabuddin bahwa untuk menjadi kepala madrasah di MTs Tholabuddin Masin Warungasem ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut misalnya, pendidikan yang harus dimiliki minimal S1 dan pengalaman mengajar minimal 5 tahun, selain itu memiliki kemampuan memimpin sebuah lembaga.10 Pada dasarnya tugas kepala madrasah itu sangat luas dan kompleks. Rutinitas yang dilakukan kepala madrasah menyangkut serangkaian pertemuan interpersonal secara berkelanjutan dengan murid, guru dan orang tua, atasan dan pihak-pihak terkait lainnya. Salah satu tugas pokok kepala sekolah yaitu mampu mempengaruhi dan mendukung para guru untuk dapat mengembangkan kompetensinya menjadi guru yang profesional. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Nur Fitriyah, S.Ag, selaku guru mata pelajaran SKI & Fiqih, beliau mengatakan bahwa: “Kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggungjawab memimpin anggotanya. Sebenarnya tugas kepala sekolah banyak sekali, salah satunya mempengaruhi, mengajak dan mendorong guru, murid dan staf lainnya untuk menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Menciptakan iklim belajar mengajar terhadap guru dengan baik, serta mengelola ketatausahaan untuk membantu staf karyawan.”11 Dari pernyataan tersebut telah jelas bahwa menjadi kepala madrasah tidak mudah, melainkan membutuhkan kesadaran untuk
10 M. Kasi, Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 11 Juni 2014. 11 Nur Fitriyah, guru mata pelajaran SKI & Fiqih MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Juni 2014.
71
melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab yang begitu besar kepada semua guru, staf, dan peserta didik, sehingga akan tercipta tujuan pendidikan yang diinginkan dalam lembaga tersebut. 2. Upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan selalu berusaha bekerja semaksimal mungkin dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai tujuan yang diinginkan khususnya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik para guru. Dilihat secara garis besar, ada beberapa kegiatan utama yang dilakukan kepala sekolah MTs Tholabuddin dalam meningkatkan kompetensi pedagogik para guru yang dapat dikelompokkan ke dalam bagian-bagian berikut:12 a. Program Kepala Madrasah Untuk mencapai kinerja guru yang optimal, khususnya menjadi guru yang profesional, kepala madrasah memiliki kegiatan yang tercantum dalam program tahunan MTs Tholabuddin Warungasem. Kegiatan tersebut meliputi: 1) Kegiatan awal tahun pelajaran Menetapkan rencana pendidikan atau pengajaran untuk tahun pelajaran yang akan berjalan meliputi perencanaan kebutuhan guru, pembagian tugas mengajar, pengajaran tahunan, pembinaan kesiswaan, kebutuhan buku pelajaran dan pegangan 12
Program Kerja Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang yang diambil pada tanggal 11 Juni 2014.
72
guru, kelengkapan alat-alat pelajaran atau alat bantu pendidikan, rapat tahunan sekolah, dan pengisian buku administrasi. 2) Kegiatan Bulanan Setiap
awal
bulan,
kepala
madrasah
melakukan
pemeriksaan terhadap daftar keadaan siswa perkelas, daftar hadir guru dan karyawan, persiapan guru dalam mengajar, kumpulan alat penilaian, buku catatan pelaksanaan bimbingan, juga memberi petunjuk pada guru dan karyawan tentang kasus-kasus yang harus ditangani. Akhir bulan mengadakan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya dan melaksanakan supervisi kelas, selain itu kepala sekolah melaksanakan rapat setiap hari senin dari minggu ke-3. Dalam kegiatan rapat tersebut salah satunya membahas penetapan sebuah kegiatan. 3) Kegiatan Mingguan Pada hari senin melakukan upacara bendera, menyelesaikan kasus yang terjadi minggu lalu termasuk siswa, guru, dan karyawan. 4) Kegiatan Harian Memeriksa daftar hadir guru dan karyawan, memeriksa kebersihan sekolah, memeriksa persiapan mengajar guru, dan persiapan lain sebelum pelajaran dimulai, mengadakan pengawasan umum terhadap berlangsungnya pelajaran, mengatasi masalah
73
sekolah dalam sehari, mengawasi dan mengadakan pengecekan terhadap segala sesuatu menjelang sekolah selesai pembelajaran dan mengerjakan administrasi. b. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Program peningkatan kompetensi pedagogik guru di MTs Tholabuddin selalu diupayakan dan diselaraskan dengan kebutuhan program serta visi dan misi sekolah, baik masa kini maupun masa mendatang. Kepala sekolah melakukan peningkatan kompetensi pedagogik guru adalah dalam program sebagai berikut: 1) Memberi kesempatan kepada guru untuk tugas belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2) Mengikutsertakan para guru dalam pelatihan/penataran meliputi pelatihan manajemen pendidikan, pelatihan guru mata pelajaran pokok kelas, Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). 3) Para guru diikutsertakan dalam berbagai kegiatan seminar 4) Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) baik di sekolah sendiri maupun ditingkat kecamatan dan diskusi tentang kegiatan pembelajaran. 5) Peningkatan kesejahteraan guru, karena kesejahteraan merupakan faktor penting bagi guru dan karyawan dalam meningkatkan profesionalitas guru dan karyawan senantiasa ditingkatkan.13 c. Program Pembinaan Guru
13
Catatan hasil rapat kepala sekolah dan para guru yang diambil pada tanggal 2 Juli 2014.
74
1)
Kedisiplinan Guru Kedisiplinan guru merupakan faktor penting yang menjadi patokan dalam menilai kompetensi para guru, karena kedisiplinan tersebut harus dimulai dari diri sendiri sebelum sesuatu yang akan dilakukan diaplikasikan terhadap orang lain. Adapun kedisiplinan yang ditekankan oleh kepala sekolah MTs Tholabuddin meliputi disiplin waktu, disiplin berpakaian, disiplin mengajar, dan disiplin administrasi pembelajaran.
2)
Pembinaan Akademik Kepala madrasah mengarahkan kepada guru agar memiliki kompetensi akademik yang sesuai dengan jabatannya. Oleh karena itu, setiap guru diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan dengan standar kualifikasi S1. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak M. Kasi, S.Ag selaku kepala MTs Tholabuddin, beliau mengatakan: “Saya memberi kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan studinya yang lebih tinggi atau untuk mengembangkan dirinya agar berkompeten. Selain itu saya mengirimkan guru untuk mengikuti diklat, penataran ataupun seminar, dengan catatan tidak mengganggu proses belajar mengajar.”14 Dari
penjelasan
tersebut
diketahui
bahwa
dalam
menjalankan studinya, para guru dituntut optimal dalam proses pembelajaran, dalam arti kegiatan perkuliahan tidak boleh
14
M. Kasi, Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 11 Juni 2014.
75
mengganggu tugas pokok guru sebagai pendidik di MTs Tholabuddin. 3)
Pembinaan Administrasi Guru Semua
guru
di
MTs
Tholabuddin
dituntut
untuk
melengkapi administrasi guru meliputi perangkat pembelajaran, buku absen, siswa, buku ulangan harian siswa, buku tugas siswa, daftar nilai, buku ulangan, buku supervisi, dan lain-lain. Untuk memantau administrasi guru, kepala sekolah mengadakan supervisi setiap satu bulan sekali dan dalam pelaksanaannya dibuat jadwal tersendiri.15 4)
Pembinaan Kehidupan Sosial Guru Kepala madrasah selalu mengimbau kepada guru dan karyawan lain agar saling bekerja satu sama lain, tolong menolong, dan saling menghormati. Dengan adanya koordinasi yang baik, maka tujuan yang diharapkan akan etrcapai dengan baik pula.
C. Kompetensi Pedagogik Guru MTs Tholabuddin Masin Warungasem Guru Profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Dengan kemampuannya itu, seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik pribadi maupun sebagai pemangku profesinya. Untuk
15
Nur Fitriyah, guru mata pelajaran SKI & Fiqih MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Juni 2014.
76
menjadi guru yang profesional membutuhkan beberapa kompetensi, salah satunnya kompetensi pedagogik. Kriteria seorang guru yang mempunyai kompetensi pedagogik dapat dilihat dari beberapa komponen yang sudah dijelaskan. Kepala sekolah dan para guru di MTs Tholabuddin dalam menilai seorang guru berkompetensi pedagogik tersebut bervariasi. Seperti penuturan dari Bapak M.Kasi, S.Ag selaku kepala madrasah MTs Tholabuddin, beliau mengatakan bahwa: “Menguasai karakteristik peserta didik, mempunyai kemampuan tentang proses pengembangan mata pelajaran dalam kurikulum, pengembangan bahan ajar, perencanaan strategi pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang mendidik, mengadaklan evaluasi, serta dapat mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.”16
Pernyataan tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu Nur Fitriyah, S. Ag selaku guru mata pelajaran SKI & Fiqih, menuturkan bahwa: “Seorang guru dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik yaitu ketika guru tersebut dapat mengelola pembelajaran kepada peserta didik. Kemampuan pengelolaan tersebut meliputi: merencanakan program pembelajaran (seperti membuat RPP, silabus, prota, promes, dll, melaksanakan proses pembelajaran, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.”17
Selain kedua pernyataan di atas, Bapak Kamaluddin, S.Pd selaku guru Bahasa
Indonesia juga
mendefinisikan
kompetensi pedagogik
guru
mengatakan bahwa: “Seorang guru yang mempunyai kompetensi pedagogik mempunyai kemampuan dalam pengelolaan kepada peserta didik. Hal tersebut 16 M. Kasi, Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 11 Juni 2014. 17 Nur Fitriyah, guru mata pelajaran SKI & Fiqih MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Juni 2014.
77
dapat dilihat dari cara membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi, dan dapat mengembangkan potensi peserta didik.”18
Dari beberapa pernyataan tersebut, telah jelas bahwa terdapat kesamaan pandangan dalam mendefinisikan seorang guru yang mempunyai kompetensi pedagogik. Jadi, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru dalam melakukan pengelolaan pembelajaran terhadap peserta didik, yang meliputi: merancang pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan menilai hasil dan proses pembelajaran. Kaitannya
dengan
kompetensi
pedagogik,
setiap
guru
MTs
Tholabuddin Masin dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik harus memenuhi sepuluh komponen yang telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu: a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan intelektual. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu setiap guru melakukan perencanaan pembelajaran. Selain dari hal administrasi pembelajaran, guru MTs Tholabuddin memiliki kemampuan mengenal siswa (karakteristik awal dan latar belakang siswa). Hal ini sebagaimana telah diungkapkan oleh Bapak Kamalludin, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII & VIII, beliau mengatakan bahwa:
18
Kamalludin, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII & VIII MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 02 Juli 2014.
78
“Sebelum melakukan proses pembelajaran saya terlebih dahulu mengetahui karakteristik setiap siswa.”19
Pernyataan tersebut senada dengan pendapat dari Zafiroh Silfiani, salah satu siswa kelas VIII MTs Tholabuddin, dia mengatakan bahwa: “Sebelum guru memulai pelajaran biasanya guru bertanya pada kami bagaimana keadaannya, semanagat untuk mengikuti pelajaran atau tidak. Pada waktu itu di kelas saya ada siswa yang tidak bersemangat mengikuti pelajaran dan ketika ditanya ternyata dia belum makan, maka Bu Fit memberinya uang untuk makan ketika istirahat, dengan tujuan siswa tersebut merasa diperhatikan dan tidak lagi merasa lesu pada saat pembelajaran berlangsung.”20
Dari beberapa pernyataan tersebut, terlihat bahwa guru MTs Tholabuddin mengetahui karakteristik dari peserta didik sebelum memulai proses pembelajaran. b. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, beberapa guru MTs Tholabuddin sudah dapat menerapkan teori dan prinsip pembelajaran. Mayoritas guru juga diharuskan membuat administrasi pembelajaran. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Risqiyah, siswa MTs Tholabuddin kelas IX, dia mengatakan bahwa: “Kebanyakan metode dan media yang digunakan guru itu bervariasi. Pernah menggunakan metode tanya jawab, hafalan, ceramah, short card, dan jigsaw. Sedangkan media yang digunakan masih memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Namun ada salah satu guru yang menggunkan 19
Ibid Zafiroh Silfiani, siswa kelas VIII MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 19 Oktober 2014. 20
79
metode itu monoton hanya ceramah kemudian diberi tugas besoknya hafalan. Biasanya guru yang seperti itu adalah guru yang berusia sudah tua.21
Pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh Bapak Kamalludin, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII & VIII, beliau mengatakan bahwa: - Perencanaan : membuat RPP, menyiapkan materi, membuat latihan soal - Pelaksanaan : Menggunakan metode dan media yang sesuai.22
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu. Pelaksanaan pembelajaran di MTs Tholabuddin menggunakan kurikulum KTSP yang menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif. Setiap guru diharuskan mempunyai kreatifitas dalm melaksanakan pembelajaran. Namun terdapat beberapa guru yang belum dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, hal tersebut dinilai karena faktor usia. Beliau tidak membuat membuat RPP sendiri melainkan sudah dibuat oleh pihak tata usaha. Pada proses pembelajaranpun masih terlihat monoton dalam penyampaiannya.23
21
Risqiyah, siswa kelas IX MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 19 Oktober 2014. 22 Kamalludin, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII & VIII MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 02 Juli 2014. 23 Hasil observasi, diambil pada tanggal 16 Juli 2014.
80
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Proses pembelajaran yang dilakukan guru MTs Tholabuddin tidak hanya guru saja yang berperan aktif, namun siswapun diberi kesempatan untuk memperlihatkan kreatifitasnya, sehingga hal tersebut dapat mendidik siswa untuk dapat mandiri dan berani mengungkapkan pendapatnya, seperti pada saat presentasi di kelas. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik jika didalamnya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Begitu juga guru MTs Tholabuddin, ketika menyampaikan materi yang perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, maka siswa diajak ke ruang aula yang di dalamnya terdapat LCD.24 f. Memfasilitasi
pengembangan
potensi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya MTs Tholabuddin terdapat banyak kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Biasanya kegiatan ekstrakulikuler tersebut ada yang diperuntukkan bagi semua peserta didik dan ada juga yang dipilih menurut bakat yang dimiliki peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh Ulul Azmi, siswa kelas VIII MTs Tholabuddin, dia mengatakan bahwa: “Jika siswa berprestasi pada mata pelajaran, biasanya diberi hadiah. Jika berprestasi dalam bakatnya biberi penghargaan. 24
Ibid.
81
Sekolah juga terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang boleh diikuti oleh semua siswa, namun ada kegiatan ekstra yang pesertanya itu dipilih, seperti buletin.25
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Mayoritas guru di MTs Tholabuddin selalu menunjukkan sikap yang ramah. Komunikasi yang dijalin antara peserta didik dan guru terlihat baik pada waktu proses pembelajaran di kelas ataupun ketika di luar kelas. Hal ini seperti diungkapkan oleh Zafiroh Silfiani, salah satu siswa kelas VIII MTs Tholabuddin, mengatakan bahwa: “Sikap guru di kelas maupun di luar kelas selalu menunjukkan sikap ramah kepada siapapun. Ketika di kelas, kami merasa tidak canggung untuk menyampaikan pendapat atupun cerita masalah pribadi, namun kami tetap menjaga sopan santun kepada setiap guru. Sedangkan sikap guru diluar kelas,temu ketika bertemu dengan kami tidak terlihat sombong, walaupun hanya sekedar menyapa.26
Pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh Risqiyah , siswa MTs Tholabuddin kelas IX, dia mengatakan bahwa: “Semua guru sangat ramah terhadap kami, baik di kelas maupun di luar kelas. Ketika ada siswa yang mempunyai masalahpun tidak segan-segan cerita dengan guru atau ke guru BP.27
25
Ulul Azmi, siswa kelas VII MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 19 Oktober 2014. 26 Zafiroh Silfiani, siswa kelas VIII MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 19 Oktober 2014. 27 Risqiyah, siswa kelas IX MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 19 Oktober 2014.
82
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Setiap guru di MTs Tholabuddin diharuskan melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan dengan menggunakan prosedur penilaian yang benar, serta mengacu pada tujuan pembelajaran. Proses evaluasi yang dilakukan guru MTs Tholabuddin diantaranya dengan melakukan tanya jawab pada waktu proses pembelajaran, ulangan harian, dan pada akhir semester dilakukan dengan cara ulangan akhir semester yang dilakukan oleh pihak sekolah.28 i. Memanfaatkan
hasil
penilaian
dan
evaluasi
untuk
kepentingan
pembelajaran. Evaluasi belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Sedangkan evaluasi proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Evaluasi pembelajaran yang biasanya dilaksanakan guru MTs Tholabuddin yaitu dengan cara menyelenggarakan ulangan harian dan ulangan umum. j. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Hasil ujian harus dijadikan masukan bagi guru untuk melakukan langkah pengajaran berikutnya. Guru ketika menyampaikan materi terhadap peserta didik tidak selalu menggunakan gaya belajar yang 28
Mis Shobah, guru mata pelajaran IPS kelas IX MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 16 Juli 2014.
83
sama. Peserta didik yang mendapat hasil belajar yang kurang baik harus menerima perlakuan yang berbeda dengan peserta didik yang mendapat hasil belajar memuaskan. Hal ini terlihat dari penuturan Alda Alfiani, siwa kelas VIII MTs Tholabuddin, dia mengatakan bahwa: “Penanganannya dengan tidak menyamakan antara siswa yang mempunyai kemampuan lebih dengan siswa yang mempunyai kemampuan kurang. Guru lebih pelan saat menyampaikan dn bertanya kepada siswa yang berkemampuan kurang.29
k. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Jika terdapat hasil evaluasi yang kurang baik, guru hanya melaksanakan remidi untuk memperbaiki nilai peserta didik yang belum terpenuhi. Selain itu hanya diberikan tugas untuk dikumpulkan beberapa kemudian setelah pengumuman hasil evaluasi siswa.30
D. Peranan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan
29
Alda Alfiani, siswa kelas VIII MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 19 Oktober 2014. 30 Hasil observasi, diambil pada tanggal 16 Juli 2014.
84
komprehensif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala madrasah. Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru MTs Tholabuddin merupakan faktor yang mendukung seorang guru dalam mengembangkan kompetensinya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak M.Kasi, kepala madrasah MTs Tholabuddin: “Kepala sekolah merupakan sebuah jabatan yang mempunyai tanggungjawab yang begitu besar terhadap anggotanya. Sehingga harus berupaya mewujudkan kondisi sosial yang mendukung kegiatan sekolah. Salah satunya yaitu meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Peran kepala sekolah tersebut sebagai pihak yang mendukung para guru dengan menyediakan hal-hal yang dibutuhkan para guru.”31
Dari pernyataan ini mencerminkan komitmen yang cukup kuat dari kepala madrasah untuk menjalankan perannya. Usaha ini diharapkan oleh guru MTs Tholabuddin guna meningkatkan kompetensi pedagogik, hal ini tercermin dari pernyataan salah satu guru MTs Tholabuddin Ibu Anjar Setyaningsih, S. Pd selaku guru mata pelajaran IPA, mengatakan bahwa: “Kepala sekolah mempunyai peran yang cukup besar dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru karena beliau merupakan pemimpin di sekolah yang mempunyai wewenang untuk mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kinerja guru. Dari peran tersebut, guru termotivasi untuk berbuat lebih sehingga kompetensi guru dapat tercapai lebih baik.”32
31 M. Kasi, Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 11 Juni 2014. 32 Anjar Setyaningsih, guru mata pelajaran IPA kelas IX & sebagai Kaleb IPA MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 02 Juli 2014.
85
Pernyataan dari salah satu guru MTs Tholabuddin tersebut menunjukkan bahwa kepala madrasah sudah menjalankan peranannya sebagai leader (pemimpin) dalam mengembangkan kompetensi guru. Lebih lanjut lagi kepala madrasah menjalankan peranannya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu sebagai educator. Kepala madrasah berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan mental, moral, fisik dan artistik bawahannya. Peran ini memang dirasakan oleh guru seperti yang diutarakan Ibu Nur Firiyah, S.Ag. “Kepala sekolah sangat ramah terhadap para guru, staf, peserta didik, bahkan kepada warga sekitar. Beliau tidak segan berkumpul dan memberikan saran jika ada bawahannya yang mempunyai masalah.”33
Dari penuturan guru MTs Tholabuddin tersebut dapat diketahui faktor pendukung peran educator adalah keteladanan kepala madrasah dalam memberi contoh kepada guru, ucapan dan perbuatannya sesuai dan bisa dipertanggungjawabkan. Kepala madrasah MTs Tholabuddin dalam meningkatkan kompetensi guru tidak hanya melaksanakan perannya sebagai leader dan educator, namun kepala madrasah harus mampu menjadi supervisor. Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala madrasah perlu melaksanakan kegiatan supervisi yang dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang
33
Nur Fitriyah, guru mata pelajaran SKI & Fiqih MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 30 Juni 2014.
86
digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.34 Upaya lain dari kepala madrasah untuk melaksanakan perananya yaitu dengan menciptakan iklim kerja.35
34
Dokumentasi MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang diambil pada tanggal 11
Juni 2014. 35
M.Kasi, Kepala Madrasah MTs Tholabuddin Masin Warungasem Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 11 Juni 2014.