PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR GURU IPS DI MTs. Devi, Yoseph, H. Parijo Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Email :
[email protected]
Abstract : This study aimed to determine the role of the school principal as an educator, as a supervisor and motivator in improving teaching and learning social studies teachers in schools. Darul Uloom Sungai Raya district. Kubu Kingdom West Kalimantan Province. The research method used is descriptive method with a form of case study research. The data in this study is qualitative data with other data sources that the principal and two teachers IPS. Research data collection techniques are direct observation, direct communication and documentary studies, with data collection tools such as check lists, interview and record sheets. Data processing techniques used are qualitative analysis. The results of data analysis showed that the role of the school principal as an educator, supervisor and motivator in improving teaching and learning social studies teacher has done so well is about 80-100%. It can be seen from the program-a program that has made the school principal to change and significant results in improving teaching and learning social studies teacher. Keywords: Principal role, Teaching and Learning Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepala sekolah sebagai pendidik, sebagai supervisor dan motivator dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian studi kasus. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan sumber data yaitu Kepala Sekolah dan 2 orang guru IPS. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi langsung, komunikasi langsung dan studi dokumenter, dengan alat pengumpulan datanya berupa daftar check, pedoman wawancara dan lembar catatan. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa peranan kepala sekolah sebagai pendidik, supervisor dan motivator dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS sudah terlaksana dengan sangat baik yaitu sekitar 80-100%. Hal ini dapat dilihat dari progam-program yang telah dilakukan kepala sekolah memberikan perubahan dan hasil yang signifikan dalam peningkatan proses belajar mengajar guru IPS. Kata kunci : Peranan Kepala Sekolah, Belajar Mengajar
1
K
epala Sekolah merupakan pimpinan pendidikan yang sangat penting, karena Kepala Sekolah secara langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai tidaknya tujuan pendidikan sangat bergantung pada kepemimpinan Kepala Sekolah di lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Menurut Wahjosumidjo (2007), keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Sejalan dengan pernyataan itu, sangat jelas bahwa kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka. Dalam perspektif kebijakan pendidikan Nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator(pendidik), (2) manajer, (3) administrator, (4) supervisor, (5) leader, (6) pencipta iklim kerja(motivator), dan (7) kewirausahaan(innovator). Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah fokus utama yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah adalah meningkatkan proses belajar mengajar guru melalui peranan-peranan dari Kepala Sekolah. Seorang guru harus memiliki kemampuan proses belajar mengajar karena itu merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan mutu pendidikan. Hasil prariset peneliti di MTs. Darul Ulum menunjukkan seperti yang terlihat pada tabel 1. Tabel 1 : Data Guru Mata Pelajaran IPS Di MTs. Darul Ulum Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Ijazah Status Kompetensi Mengajar No Nama Guru Terakhir Guru S1- Hukum 1. Abd. Rahman, S.HI Honor IPS Islam S1- Pend. 2. Rasudah S.Pd.I Honor IPS Islam Sumber data : MTs. Darul Ulum Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya 2013 Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa guru mata pelajaran IPS tidak sesuai pada bidangnya karena tidak adanya guru IPS yang tersedia di MTs. Darul Ulum. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi hasil belajar mengingat mata pelajaran IPS memiliki kompetensi yang spesifik, berbeda dari semua bidang mata pelajaran lainnya.Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah harus berperan aktif dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS tersebut. Diantara peran-peran kepala sekolah tersebut, tiga peran kepala sekolah yang akan diteliti di MTs. Darul Ulum adalah kepala sekolah sebagai pendidik, sebagai supervisor dan sebagai motivator, ketiga peran ini dikaitkan dalam peningkatan proses belajar mengajar guru IPS, sehingga dapat dapat diketahui sejauh mana peran-peran tersebut terlaksana dalam peningkatan proses belajar mengajar guru IPS. Menurut Mulyasa (2007), upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah sebagai pendidik dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru adalah : (1)
2
Mengikutsertakan guru-guru dalam penataran-penataran untuk menambah wawasan para guru, (2) Memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (3) Berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman, (4) Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan, serta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran. Jadi, kepala sekolah sebagai pendidik harus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru, membimbing peserta didik, memberi contoh mengajar, dan melakukan upaya-upaya demi meningkatkan proses belajar mengajar yang baik. Menurut Oemar (1992) supervisi adalah semua usaha yang dilakukan oleh supervisor dalam bentuk pemberian bantuan bimbingan, penggerakkan motivasi, nasihat dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, yang pada gilirannya meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Ngalim (2004), kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor yaitu : (1) Menghadiri rapat atau pertemuan organisasi-organisasi profesional seperti PGRI, (2) Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru, (3) Mendiskusikan metode-metode dan teknik-teknik dalam rangka pembinaan dan pengembangan proses belajar mengajar, (4)Membimbing guru-guru dalam penyusunan Program Catur Wulan atau Program Semester dan Program Satuan Pelajaran, (5) Membimbing guruguru dalam memilih dan menilai buku-buku untuk perpustakaan sekolah dan buku-buku pelajaran bagi murid-murid, (6)Membimbing guru-guru dalam menganalisis dan menginterpretasi hasil tes dan penggunaanya bagi perbaikan proses belajar mengajar, (7) Melakukan kunjungan kelas, (8)Mengadakan kunjungan observasi bagi guru-guru demi perbaikan cara mengajarnya, (9)Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah-masalah yang mereka hadapi atau kesulitan–kesulitan yang mereka alami, (10) Menyelenggarakan manual atau buletin tentang pendidikan dalam ruang lingkup bidang tugasnya, (11)Berwawancara dengan orang tua murid dan pengurus BP3 atau POMG tentang hal-hal yang mengenai pendidikan anak-anak mereka. Jadi, kepala sekolah sebagai supervisor harus bisa membimbing guru dalam berbagai hal yang menyangkut dalam peningkatan proses belajar mengajar. Menurut Mulyasa (2007), Kepala Sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidik dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Kepala Sekolah sebagai motivator, hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) Para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) Tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) Para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) Pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5)
3
Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (Mulyasa, 2007). Kepala sekolah sebagai motivator dapat dilakukan dengan : (1) Pengaturan lingkungan fisik, (2) Pengaturan suasana kerja, (3) Disiplin, (4) Dorongan, (5) Penghargaan secara efektif, (6) Pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB). Jadi, kepala sekolah sebagai motivator harus dapat memberingan dorongan sehingga tenaga pendidik dan semua komponen dalam lembaga sekolah dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik demi meningkatkan proses belajar mengajar. Tiga peranan kepala sekolah tersebut harus dapat meningkatkan proses belajar mengajar guru khususnya guru IPS. Menurut Ary H. Gunawan (2002), proses belajar mengajar guru adalah proses interaksi antara tiga komponen yaitu peserta didik (siswa), pendidik (guru), dan kurikulum yang menjadi fokus dalam administrasi pendidikan/sekolah. Jadi, yang dimaksud dengan proses belajar mengajar guru adalah proses interaksi antara komponen-komponen dalam situasi edukatif agar tercapainya tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip proses belajar mengajar yaitu : (1) saling mempercayai antara guru dengan peserta didik, (2) memperhatikan kebutuhan individu peserta didik, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohaninya (A.Tabrani Rusyan, 1992). Sedangkan tugas guru dalam proses belajar mengajar diklasifikasikan menjadi 5 tahapan yaitu: (1) Menentukan bahan ajar yang relevan dan sesuai dengan tujuan pengajaran, (2) Merencanakan pengajaran sesuai dengan tujuan, (3)Memberikan bahan ajar (cara mengajar) dengan baik sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai, (4) Memberikan bahan ajar yang terperinci dan sistematis, (5) Memberikan bahan ajar sesuai dengan kapasitas berpikir siswa (Soekartawi, 1995). Proses belajar mengajar akan semakin baik, efektif, dan efisien bila ditunjang oleh: sarana dan prasarana pendidikan, anggaran/biaya, tata laksana, organisasi, husmas, serta peranan yang mantap dari Kepala Sekolah (Ary H. Gunawan, 2002). Proses belajar mengajar guru ditandai dengan adanya sejumlah unsur yaitu: (1) Tujuan yang ingin dicapai, (2) Adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi, (3) Adanya bahan pelajaran, (4)Adanya metode sebagai alat untuk menciptakan situasi belajar mengajar (A. Tabrani Rusyan, 1992). Jadi, proses belajar mengajar merupakan proses mengkoordinasi sejumlah tujuan, bahkan metode dan alat serta penilaian sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar mengajar pada diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses belajar mengajar guru khususnya guru IPS memiliki ciri khas tersendiri, mengingat mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan atas segala ketimpangan yang terjadi dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Tritanto, 2007). Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS tergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi siswa (minat, bakat, dan kemampuan) (Tritanto, 2007). Jadi,
4
Pembelajaran IPS pada tingkat MTs. merupakan gabungan dari unsur-unsur Ekonomi, Geografi, Sejarah dan Sosiologi yang dikemas sedemikian rupa menjadi suatu pokok bahasan tertentu. Namun tidak semua sub-sub bidang studi tersebut dapat diintegrasikan karena itu dalam pembelajaran terdapat tiga macam pendekatan yaitu fungsional, interdisipliner dan multidisipliner. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan melihat sejauh mana peranan kepala sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS di MTs. Dengan pembatasan masalah penelitian yang terdiri dari tiga peranan kepala sekolah, yaitu sebagai pendidik, supervisor dan motivator sebagaimana yang telah terlaksana di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat.
METODE Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Hadari Nawawi (2007) ada empat jenis metode yaitu Metode filosofi, metode deskriptif, metode historis, dan metode eksperimen. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2007). Metode Deksriptif adalah Prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Berdasarkan pendapat di atas, penulis akan menggambarkan tentang peranan Kepala Sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Bentuk Penelitian Menurut Hadari Nawawi (2007) bentuk-bentuk pokok dari penelitian deskriptif digolongkan menjadi tiga bentuk sebagai berikut : (a) Studi Survey (Survey Studies), (b) Studi Hubungan (Interrelationship Studies), (c) Studi Perkembangan (Developmental Studies). Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk penelitian studi kasus yang termasuk dalam bagian studi survey dengan maksud untuk melihat peranan kepala sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Data menurut Suharsimi Arikunto (2006), Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2007), Dalam penelitian pada dasarnya data penelitian dikelompokkan menjadi data kualitatif dan kuntitatif. Data kualitatif dinyatakan dalam bentuk uraian atau kalimat. Sedangkan data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka. Sejalan dengan pendapat tersebut data dalam penelitian ini adalah data kualitatif (uraian) yang merupakan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru IPS. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini mencakup dokumen-dokumen yang berhubungan dengan peranan Kepala Sekolah terhadap guru IPS. Sumber data Menurut Arikunto (2006) yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Berdasarkan definisi tersebut
5
yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan 2 orang guru IPS di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Teknik pengumpulan data menurut Hadari Nawawi (2007), ada enam teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian yaitu : (1) Teknik Observasi Langsung, (2) Teknik Observasi tidak langsung, (3) Teknik Komunikasi langsung, (4) Teknik Komunikasi tidak langsung, (5) Teknik Pengukuran, (6) Teknik PengukuranTeknik Studi Dokumenter. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis sebagai berikut : Teknik Observasi langsung Teknik Observasi langsung yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan melaui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. Teknik Komunikasi Langsung Teknik Komunikasi Langsung yaitu cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (wawancara). Teknik komunikasi langsung yang dilakukan penulis dalam kegiatan pengumpulan data ini adalah, melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru IPS di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Teknik Studi Dokumenter Teknik Studi Dokumenter yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi melalui bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis memerlukan arsip-arsip data maupun dokumen yang berhubungan dengan masalah penyelidikan di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Daftar Check Daftar Check adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Pedoman wawancara Pedoman wawancara yaitu alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam pengumpulan data dengan menyusun sejumlah pertanyaan yang dijadikan pedoman. Seperti yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2006) bahwa Pedoman wawancara adalah yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dengan demikian peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur karena jenis interview ini cocok untuk penelitian studi kasus. Pedoman wawancara ini ditujukan kepada Kepala Sekolah dan 2 orang Guru IPS di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Lembar catatan Lembar catatan Yaitu alat pengumpul data dengan cara mencatat atau memfoto copy dokumen-dokumen atau catatan-catatan dan arsip-arsip yang ada di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya,yang dapat menunjang penelitian. Teknik pengolahan data yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka penulis akan
6
melakukan kegiatan analisis dan memberikan interpretasi terhadap data-data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan analisis kualitatif. Analisis Kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh melalui sumber-sumber data. Setelah data hasil observasi dan wawancara diperoleh, kemudian disajikan dan dipaparkan dalam bentuk tulisan sesuai dengan data yang diperoleh. Selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan untuk menjawab masalah penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian ini berupa hasil wawancara peneliti dengan 2 orang guru IPS dan Kepala Sekolah di MTs. Darul Ulum Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Tabel 2 : Hasil Wawancara dengan Guru IPS MTs. Darul Ulum Sungai Raya No Pertanyaan Abd. Rahman, S.HI Rasudah, S.PdI 1.
Apakah Kepala Sekolah selalu mengikuti perkembangan iptek dalam pembelajaran?
Iya, tetapi tidak semua bidang studi mengikuti, tergantung pada guru dari bidang studi.
Iya, tapi bisa dikatakan masih kurang, belum terlalu mengikuti.
2.
Apakah Kepala Sekolah Iya, karena Kepala memberikan contoh sekolah nya juga sudah mengajar yang baik sertifikasi. kepada Bapak/ibu?
Iya ada, tapi saya lebih banyak dicontohkan oleh suami saya sendiri.
3.
Apakah Bapak/ibu Iya, yaitu secara berkala Iya, saya sendiri diikutsertakan dalam dan bergantian sesuai sudah 3 x mengikuti kegiatan penataran? dengan bidang studi. penataran.
4.
Apakah Bapak/ibu Iya, untuk kuliah S1, Iya, saya termasuk diberikan kesempatan soalnya masih banyak salah satu guru yang untuk kuliah lagi? guru yang belum S1. baru selesai S1.
5.
Apakah Kepala Sekolah selalu meminta Bapak/ibu memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan?
Iya, semua guru selalu diminta tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran, sesuai dengan RPPnya.
Iya, tapi saya memang selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktunya.
6.
Apakah Kepala Sekolah selalu mendiskusikan kepada Bapak/ibu tentang metode dan
Iya, dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal tahun ajaran baru, ada evaluasi
Iya, selalu dibahas dan didiskusikan pada saat rapat khusus membahas 7
teknik pengembangan proses belajar mengajar? Apakah Kepala Sekolah membimbing Bapak/ibu dalam penyusunan Program Catur Wulan atau Program Semester dan Program Satuan Pelajaran?
mengenai metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan. Didalam hal ini, kepala sekolah lebih bertindak sebagai pemimpin jalannya rapat saja, bimbingan lebih pada sesama guru.
tentang metode atau teknik pembelajaran.
8.
Apakah Kepala Sekolah membimbing Bapak/ibu dalam memilih buku-buku pelajaran bagi muridmurid?
Iya, kepala sekolah bersama guru ikut membimbing dan menentukan buku-buku pelajaran bagi muridmurid.
Iya, kepala sekolah membimbing dan menentukan buku pelajaran bagi murid yang sesuai dengan kurikulum.
9.
Apakah Kepala Sekolah sering melakukan kunjungan kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan mengadakan kunjungan observasi? Apakah Kepala Sekolah sering mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan Bapak/ibu tentang kesulitan-kesulitan yang dialami? Apakah Kepala Sekolah pernah menyelenggarakan manual /buletin tentang pendidikan dalam ruang lingkup tugasnya? Apakah Kepala Sekolah memberikan dorongan atau motivasi kepada Bapak/ibu dalam proses pengajaran?
Iya, kepala sekolah hampir setiap hari melakukan kunjungan kelas, sedangkan observasi lebih kepada guru-guru yang sudah sertifikasi Iya, dilakukan pada jam istirahat di ruang kantor, biasanya membahas tentang kenakalan anak-anak.
Iya, kepala sekolah pernah melakukan kunjungan kelas dan observasi pada saat pembelajaran
Belum pernah.
Belum pernah.
Iya, biasanya Kepala sekolah memberikan dorongan berupa saransaran mengenai kelengkapan RPP.
Iya, kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru terutama dalam bentuk saran-saran pembelajaran
7.
10.
11.
12.
13.
Iya ada, membuat diserahkan ke dalam penyusunannya dibimbing kepala sekolah.
guru lalu TU, oleh
Iya, kepala sekolah biasanya menanyakan kepada kita kesulitankesulitan saat mengajar.
Apakah Kepala Sekolah Iya, guru ikut Iya, tapi tidak semua melibatkan Bapak/ibu dilibatkan, yaitu pada guru yang terlibat, 8
dalam penyusunan saat rapat awal tahun hanya beberapa guru tujuan kegiatan? atau akhir tahun. yang terlibat. 14.
Apakah Kepala Sekolah memberikan hadiah atau hukuman kepada Bapak/ibu yang berprestasi atau yang melanggar aturan?
Untuk pemberian hadiah belum pernah, dan untuk pemberian sanksi juga belum, hanya berupa teguran saja.
Belum pernah, belum ada guru yang mendapatkan hadiah ataupun sanksi, jikapun ada hanya berupa teguran saja.
15.
Apakah Kepala Sekolah selalu mengatur lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan mencakup ruang kerja dan ruang belajar yang kondusif? Apakah Kepala Sekolah selalu menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Bapak/ibu?
Iya, terutama ruang kantor, yang sebelumnya kurang nyaman, karena guruguru dan TU jadi satu, kepala sekolah lalu memberikan ruang khusus untuk TU. Iya, kepala sekolah dan guru saling membantu dan mendukung sehingga terjaga hubungan harmonis.
Iya, kepala sekolah yang mengatur dan menetukan tatanan lingkungan sekolah, termasuk tata ruang kantor dan pembuatan taman.
17.
Apakah Kepala Sekolah Iya, Kepala sekolah menanamkan disiplin selalu meminta guru kepada Bapak/ibu? untuk hadir di sekolah sebelum pukul 07.00, yaitu biasanya pukul 06.50 dan pulang 10 menit setelah waktu pulang
Iya, kepala sekolah selalu meminta guru untuk hadir sebelum masuk sekolah dan pulang sesudah pulang sekolah, ini merupakan bentuk penanaman disiplin.
18.
Apakah Kepala Sekolah melakukan pengembangan pusat sumber belajar?
Iya, Audio Visual sudah ada, VCD ada, TV ada, cuma internet saja yang belum ada.
Iya, tapi belum terlalu berkembang, mengingat mediamedia tersebut baru didapat sekolah
19.
Apakah menurut Bapak/ibu pelaksanaan peranan Kepala Sekolah secara keseluruhan berjalan dengan baik?
Iya, dapat dilihat dari hasil dan perubahan, terutama dalam hal pengkondisian guru, diperkirakan sudah mencapai 80%.
Iya, sudah sangat baik,dipersentasekan sudah 100% berhasil menjadi Kepala Sekolah, dilihat dari ketegasan dan keteladanannya.
16.
Iya, kepala sekolah selalu menjaga hubungan yang baik dengan sesama guru, saling mendukung.
9
Tabel 3 : Hasil Wawancara dengan Kepala MTs. Darul Ulum Sungai Raya No. Pertanyaan Jawaban 1.
Apakah Bapak selalu Iya, selalu mengikuti, misalnya mengikuti perkembangan iptek pengambilan bahan ajar dari internet dalam pembelajaran? yang dilakukan oleh guru bidang studi.
2.
Apakah Bapak memberikan Sebenarnya bukan memberi contoh contoh mengajar yang baik mengajar tapi bisa dikatakan kepada para guru? memberikan tambahan cara mengajar.
3.
Apakah mengikutsertakan dalam penataran?
4.
Apakah Bapak memberikan Iya, saya memberikan kesempatan pada kesempatan kepada para guru guru-guru untuk kuliah lagi, untuk kuliah lagi? sebelumnya memang yang baru S1 disini masih sedikit, tapi sekarang hampir semua S1.
5.
Apakah Bapak selalu meminta guru memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan?
Iya, sudah tepat waktu karena melihat saya yang juga mengajar tepat waktu, jadi seperti ada rasa malu jika mereka tidak memulai pembelajaran sesuai waktunya.
6.
Apakah Bapak menghadiri rapat atau pertemuan organisasi-organisasi profesional seperti PGRI?
Selalu, kalau disini namanya PGMI, dan kebetulan saya juga sebagai pengurus bagian komunikasi antar organisasi atau bagian kerja sama dengan organisasi.
7.
Apakah Bapak selalu mendiskusikan metode dan teknik pengembangan proses belajar mengajar?
Iya, pas rapat atau biasanya saya lakukan secara tidak resmi, pada saat berkumpul kita membicarakan metode atau teknik dalam pembelajaran.
8.
Apakah Bapak membimbing guru-guru dalam penyusunan Program Catur Wulan atau Program Semester dan Program Satuan Pelajaran?
Saya tidak memberikan bimbingan secara khusus, karena memang sudah ada contohnya, jadi tinggal disampaikan pada guru-guru untuk diikuti, tetapi pada setiap rapat juga dibahas.
9.
Apakah Bapak membimbing Iya, saya meminta masukkan dari guru guru dalam memilih buku bidang studi buku mana yang lebih pelajaran bagi murid-murid? dimengerti siswa.
Bapak Selalu mengikutsertakan, setiap ada guru-guru penataran selalu saya mengikutsertakan guru yang bersangkutan.
10
10.
Iya, selalu saya lakukan, selama tidak ada kegiatan lain dan tidak bentrok dengan jam ngajar saya pasti keliling kelas, karena memang kepala sekolah harus begitu.
Apakah Bapak sering melakukan kunjungan kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan mengadakan kunjungan observasi? Apakah Bapak sering mengadakan pertemuanpertemuan individual dengan guru-guru tentang kesulitan– kesulitan yang mereka alami?
Iya, secara individu yang cuma berdua dengan guru yang bersangkutan pernah dan secara umum juga pernah, membahas tentang kesulitan yang mereka alami atau kenakalan siswa.
12.
Apakah Bapak pernah menyelenggarakan manual atau buletin tentang pendidikan dalam ruang lingkup bidang tugas?
Belum pernah, tetapi yang bersifat ekstern, diselenggarakan oleh instusi lain, jika diundang dan bersifat penting serta mengandung unsur pendidikan saya selalu ikut.
13.
Apakah Bapak sering melakukan wawancara dengan orang tua murid mengenai pendidikan mereka?
Iya, yaitu dilakukan pada saat akhir tahun dan merupakan salah satu agenda rutin, khususnya siswa kelas 3, membicarakan tentang persiapan UAN.
14.
Apakah Bapak memberikan dorongan atau motivasi kepada guru-guru dalam proses pengajaran?
Iya, misalnya memberikan saran-saran pada guru dalam menghadapi siswa yang tidak semangat belajar, lalu dalam bentuk pemberian seragam, dan wewenang dalam pembelian buku LKS.
15.
Apakah Bapak melibatkan para Iya, biasanya diawal tahun yaitu saat guru dalam penyusunan tujuan rapat, misalnya kegiatan schoolmeeting, kegiatan? kita susun sama-sama.
16.
Apakah Bapak memberikan hadiah atau hukuman kepada guru yang berprestasi atau yang melanggar aturan?
Belum, karena memang keterbatasan dana untuk memberi hadiah pada guru, untuk sanksi juga belum pernah, hanya teguran saja.
17.
Apakah Bapak selalu mengatur lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan mencakup ruang kerja dan ruang belajar yang kondusif?
Iya, hampir setiap hari, seperti sampah, lalu saya juga mengatur ruang kantor yang dulunya tidak punya ruang tamu dan ruang TU, pembuatan taman, dibantu oleh bagian perlengkapan.
18.
Apakah Bapak selalu Iya, saya selalu menciptakannya menciptakan hubungan kerja hubungan yang baik sesama guru, jika yang harmonis dengan guru? ada percikan langsung saya normalkan.
11.
11
19.
Apakah Bapak menanamkan Iya, misalnya memberikan teladandisiplin kepada para guru? teladan, mengajar dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
20.
Apakah Bapak melakukan pengembangan pusat sumber belajar misalnya penggunaan Audio Visual?
Iya, walaupun internet belum punya, tapi kita menggunakan modem, dan kemarin juga mendapatkan bantuan laptop dan infokus dari Kemenag.
21.
Apakah menurut Bapak pelaksanaan peranan secara keseluruhan yang Bapak lakukan berjalan dengan baik?
Iya, dilihat dari perubahan yang lebih baik, misalnya sebelumnya belum ada perpustakaan dan tempat parkir, sekarang sudah ada, dari segi absensi guru sudah mencapai 80 % kehadirannya, dan dari segi peningkatan rata-rata UAN yang signifikan.
Pembahasan Kepala Sekolah sebagai pendidik dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Berdasarkan hasil wawancara kedua guru tersebut, Kepala sekolah kurang mengikuti perkembangan iptek, adapun yang mengikuti lebih kepada guru-guru bidang studi dan tidak semua guru, kemudian dalam memberikan contoh mengajar yang baik kepada guru juga dilakukan oleh kepala sekolah, mengingat kepala sekolah juga sudah sertifikasi, selain itu guru selalu diikutsertakan secara berkala dan bergantian sesuai dengan bidang studinya, memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melakukan kuliah lagi, Guruguru termasuk guru IPS selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan, yaitu sesuai dengan RPP yang dibuatnya. Kepala Sekolah sebagai pendidik dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, beliau mengaku kurang mengikuti perkembangan iptek, tetapi guru-guru bidang studi sudah banyak yang mengikuti perkembangan iptek. Kepala sekolah juga memberikan tambahan-tambahan dalam mengajar kepada guru seperti melengkapi, selain itu kepala sekolah selalu mengikutsertakan guru-guru sesuai bidang studinya secara berkala, Kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada guru untuk kuliah lagi, dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran guru-guru selalu tepat waktu, karena mereka malu kepada kepala sekolah yang memberikan contoh pembelajaran tepat waktu. Kepala Sekolah sebagai supervisor dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Berdasarkan hasil wawancara kedua guru tersebut, kepala sekolah selalu mendiskusikan kepada guru-guru mengenai metode atau teknik pembelajaran, yaitu pada saat rapat awal tahun untuk mengevaluasi pembelajaran, dalam penyusunan Program Semester, kepala sekolah juga membahasnya dalam rapat, dan lebih bersifat memimpin saja, karena biasanya yang lebih membimbing adalah sesama guru, dalam pemilihan buku12
buku yang digunakan, kepala sekolah ikut membimbing dan menentukan buku yang akan digunakan dalam pembelajaran, Kepala sekolah selalu melakukan kunjungan kelas dan observasi setiap harinya baik diawal atau diakhir pembelajaran, Kepala sekolah juga sering mengadakan pertemuan-pertemuan individual membahas tentang kesulitan dalam mengajar maupun tentang kenakalan anak, dalam penyelenggaraan manual atau buletin pendidikan belum pernah dilakukan oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah sebagai supervisor dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala sekolah, beliau selalu menghadiri rapat atau pertemuan organisasi-organisasi profesional seperti PGMI, Beliau juga sering melakukan diskusi metode atau teknik pembelajaran baik pada saat rapat ataupun secara tidak resmi, dalam penyusunan Program semester, beliau hanya memberikan saja karena sudah ada contohnya dan tinggal diikuti oleh guru, Kepala Sekolah bersama guru-guru memilih buku-buku yang akan digunakan dalam pembelajaran, Kepala sekolah juga selalu melakukan kunjungan kelas dan observasi pada saat pembelajaran selama tidak ada kegiatan lain. Kemudian beliau juga sering mengadakan pertemuan-pertemuan baik secara individual ataupun secara umum mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru, untuk penyelenggaraan manual atau buletin tentang pendidikan belum pernah diselenggarakan, Kepala sekolah juga sering melakukan wawancara dengan orang tua murid mengenai pendidikan mereka, dan merupakan agenda rutin akhir tahun khususnya siswa kelas 3 dalam mempersiapkan UAN. Kepala Sekolah sebagai motivator dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua guru tersebut, Kepala sekolah selalu memberikan dorongan atau motivasi kepada guru misalnya dalam bentuk saran-saran dalam pembuatan RPP, dalam penyusunan tujuan kegiatan guru dilibatkan yaitu pada saat rapat awal tahun. Untuk pemberian hadiah atau hukuman, kepala sekolah belum pernah memberikan, jika ada guru yang jarang masuk biasanya diberikan teguran oleh kepala sekolah. Kepala sekolah selalu mengatur lingkungan sekolah yang nyaman, misalnya mengatur ruang kantor yang sebelumnya jadi satu tanpa ada sekat diberi sekat-sekat, sehingga adanya ruang TU, adanya ruang tamu dan dalam pembuatan taman juga yang dibantu oleh staf perlengkapan. Kepala sekolah juga selalu menciptakan hubungan kerja yang baik dengan guru yaitu selalu membantu dan mendukung setiap kegiatan. Kemudian, kepala sekolah juga menanamkan disiplin kepada guru misalnya meminta guru untuk hadir sebelum masuk sekolah dan pulang setelah pulang sekolah. Dalam pengembangan pusat sumber belajar sudah ada, misalnya penggunaan Audio visual, VCD, infokus, laptop dan sebagainya cuma untuk internet belum punya. Kepala Sekolah sebagai motivator dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala sekolah, beliau selalu memberikan dorongan atau motivasi kepada guru misalnya pada saat rapat, kepala sekolah memberikan semangat berupa saran-saran, selain itu dalam bentuk pemberian seragam guru, serta pemberian wewenang dalam mengelola keuangan LKS siswa, agar guru lebih termotivasi. Dalam penyusunan tujuan kegiatan, kepala sekolah melibatkan guru-guru yaitu pada saat rapat awal tahun. Kepala
13
sekolah belum pernah memberikan hadiah ataupun hukuman kepada guru, jikapun ada guru yang jarang masuk, kepala sekolah langsung memberikan teguran. Kepala sekolah selalu mengatur lingkungan sekolah yang nyaman setiap harinya, misalnya dari hal kecil yaitu sampah, lalu dalam mengatur ruang kantor dan memberi sekat-sekat sehingga memiliki ruang TU dan ruang tamu, serta adanya pembuatan taman. Kepala sekolah juga selalu menjaga hubungan kerja yang baik dengan sesama guru, jika ada percikan segera dinormalkan kembali. Dalam hal penanaman disiplin, kepala sekolah selalu memberikan teladan yang baik, mengajar dengan memanfaatkan waktu sebaik-baik mungkin. Kemudian dalam pengembangan pusat sumber belajar, kepala sekolah telah melakukannya. Pelaksanaan peranan kepala sekolah secara keseluruhan dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 19. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua guru tersebut, Pelaksanan peranan Kepala sekolah secara keseluruhan sudah sangat baik, dilihat dari hasil-hasil yang terdapat perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, misalnya dalam hal mengkondisikan guru-guru yang sebelumnya berkelompok-kelompok, dalam kegiatan-kegiatan MTs. Kepala sekolah juga aktif dan selalu mengikuti, selain itu dapat dilihat dari ketegasan beliau dalam menangani kehadiran guru dan memberikan contoh yang baik kepada guru, jika dipersentasekan keberhasilan kepala sekolah menjalankan perannya mencapai 80-100%. Pelaksanaan peranan kepala sekolah dianalisis menggunakan item instrumen wawancara nomor 21. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, beliau merasa sudah menjalankan perannya dengan baik, dilihat dari perubahan-perubahan yang ada, misalnya sebelumnya belum ada perpustakaan, belum ada tempat parkir, tetapi dengan keterbatasan dana, beliau mampu mewujudkannya, selain itu dapat dilihat dari absensi guru yang mencapai 80% dari sebelumnya 50%, dan dilihat dari tingkat kelulusan UAN yang mencapai peringkat ke-14 SMP se Kubu Raya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan dan observasi dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar guru IPS di MTs. Darul Ulum kecamatan Sungai Raya Kabupaten kubu Raya belum optimal. Hal ini dapat dilihat pada latar belakang guru IPS yang bukan berlatar belakang dari IPS. Mereka mengaku sebelumnya mereka bukanlah guru IPS, tetapi karena tidak adanya guru IPS di MTs. Darul Ulum ini, maka mereka lah yang mengisi bangku guru IPS, sebelumnya mereka mengajar Tata negara, PKN, Alquran Hadist, karena itu pengetahuan tentang IPS kurang mereka kuasai, terutama dalam pengintegrasian disiplin ilmu-ilmu sosial. Tetapi semua itu dapat sedikit demi sedikit teratasi dengan mengikutsertakan guru-guru IPS dalam penataran, pelatihan, seminar, lokakarya, sehingga guru dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan baru serta memperoleh wawasan yang berhubungan dengan pembelajaran IPS, seperti media dan alat pembelajaran baru, metodemetode pembelajaran baru, teknik, strategi dan inovasi-inovasi baru lainnya yang dapat meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran IPS dan meningkatkan proses belajar mengajarnya. Perkembangan iptek yang masih belum diikuti juga menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru untuk melakukan inovasi-inovasi pembelajaran. Meskipun satu diantara guru IPS ini sudah
14
sertifikasi, termasuk kepala sekolah, tetapi kesempatan mereka untuk kuliah lagi juga berperan penting, mengingat syarat menjadi seorang guru harus S1. Memulai dan mengakhiri proses pembelajaran dengan tepat waktu sesuai dengan RPP yang dibuat masing-masing juga merupakan contoh kecil yang dapat menunjang proses belajar mengajar yang lebih baik. Peranan dari kepala sekolah untuk memberikan bimbingan dalam hal penyusunan program semester dan pemilihan buku-buku pelajaran juga sangat diperlukan. Kunjungan kelas dan observasi juga sering dilakukan kepala sekolah untuk melihat dan mengamati seorang guru yang sedang mengajar, tujuannya untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki, serta mendiskusikan kepada guru mengenai metode atau teknik pengembangan dalam hal pembelajaran dan kesulitankesulitan yang mereka alami baik secara individual ataupun saat rapat. Motivasi atau dorongan yang diberikan kepala sekolah dalam bentuk saran-saran atau perbaikan dan dalam bentuk pemberian seragam guru serta wewenang mengatur keuangan LKS siswa, juga bertujuan untuk meningkatkan proses belajar guru khususnya guru IPS. Kedua guru juga dilibatkan dalam hal penyusunan tujuan kegiatan atau program semester, yaitu biasanya di dalam rapat. Walaupun belum pernah ada pemberian hadiah (reward) pada guru IPS dan hukuman bagi mereka yang melanggar aturan, tetapi mereka tetap semangat dalam meningkatkan proses belajar mengajar, teguran yang diberikan kepala sekolah kepada mereka merupakan bentuk perhatian kepala sekolah terhadap peningkatan proses pembelajaran. Pengaturan lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan dan menjaga hubungan yang harmonis sesama guru, juga merupakan upaya kepala sekolah dalam menjalankan perannya, dengan menata ruang kantor yang nyaman dan memberikan rasa sejuk dengan pembuatan taman, dan saling membantu serta mendukung untuk menciptakan kerjasama yang baik. Kepala sekolah selalu memberikan contoh atau teladan yang baik kepada guru, sehingga dengan begitu guru-guru termasuk guru IPS dapat mengikuti teladan kepala sekolah dan disiplin dalam bekerja, baik itu disiplin dalam hal mengajar dan disiplin dalam mengerjakan kewajibannya. Pengembangan pusat sumber belajar dengan penggunaan Audio Visual, laptop, infokus, dan internet juga sangat berperan penting untuk meningkatkan proses belajar mengajar guru, meskipun baru mendapatkan bantuan dan hanya mengandalkan modem, bukan alasan untuk tidak melakukan pengembangan pusat sumber belajar. Secara keseluruhan, kedua guru IPS mengakui pelaksanaan peranan kepala sekolah sejauh ini sudah sangat berpengaruh dan memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan proses belajar mengajar guru, baik dalam hal pengaturan lingkungan sekolah yang nyaman, menjalin hubungan yang harmonis, peningkatan kehadiran guru, dan peningkatan kelulusan UAN yang luar biasa, jadi meskipun guru IPS tidak berlatar belakang IPS dan mengalami sedikit kesulitan, peran kepala sekolah membantu dan memberikan peningkatan proses belajar mengajar guru IPS di MTs. Darul Ulum Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.
15
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah sebagai pendidik dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS dapat dilihat yaitu mengikuti perkembangan iptek, kepala sekolah juga memberikan contoh mengajar yang baik, mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan penataran secara berkala sesuai bidang studinya, memberikan kesempatan lagi kepada guru-guru untuk kuliah lagi, meminta para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS dapat dilihat yaitu selalu mendiskusikan metode dan teknik pengembangan proses belajar mengajar, membahas mengenai program semester dalam rapat, dalam pemilihan buku-buku pelajaran, kepala sekolah juga ikut memilih dan menentukan bersama saran-saran dari guru. Kunjungan kelas dan observasi yang rutin dilakukan kepala sekolah selama tidak ada kegiatan lain, menghadiri pertemuan-pertemuan organisasi profesional seperti PGMI serta mengadakan pertemuan-pertemuan individual membahas kesulitan-kesulitan yang mereka alami, melakukan wawancara dengan orang tua murid mengenai pendidikan mereka yang rutin dilakukan setiap akhir tahun. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Motivator dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru IPS dapat dilihat yaitu memberikan motivasi atau dorongan kepada guru, melibatkan guru dalam penyusunan tujuan kegiatan atau program semester di dalam rapat, mengatur lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan serta menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan guruguru. Penanaman disiplin dalam mengajar dan datang serta pulang sekolah sesuai waktu yang ditentukan, serta melakukan pengembangan pusat sumber belajar meskipun bisa dibilang masih minim. Secara keseluruhan, pelaksanaan Peranan Kepala Sekolah sudah berjalan dengan sangat baik, bahkan dapat dipersentasekan dari 80-100%, hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, baik dari segi tatanan lingkungan sekolah, hubungan kerja dengan guru, tingkat kehadiran guru dan tingkat kelulusan UAN yang signifikan. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saransaran sebagai berikut : (1) Kepala sekolah juga diharapkan dapat kuliah lagi agar mendapatkan wawasan, (2) Penyelenggaran manual atau buletin tentang pendidikan dalam ruang lingkup bidang tugasnya, (3) Memberikan hadiah kepada guru yang berprestasi agar lebih memotivasi guru tersebut dan memberikan sanksi bagi yang melanggar aturan, (4) melakukan pengembangan pusat sumber belajar yang lebih modern dan melengkapi fasilitas berupa alat dan media pembelajaran, (5) memperbaharui buku-buku IPS di perpustakaan, (6) guru IPS hendaknya mengikuti pelatihan, seminar, yang berkaitan dengan pembelajaran IPS untuk menambah wawasan, (7) penggunaan RPP hendaknya digunakan pada setiap pertemuan agar materi dapat mencapai target, (8) hendaknya guru IPS dapat menggunakan media-media dan model pembelajaran yang lebih modern.
16
DAFTAR RUJUKAN A. Tabrani Rusyan. (1992). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya Ary H. Gunawan. (2002). Administrasi Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta Bistari. (2013). Menulis Artikel Penelitian. Pontianak : UP4I FKIP Untan Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Mulyasa. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya M. Ngalim Purwanto. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Oemar Hamalik. (1992). Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung : Mandar Maju Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta Soekartawi .(1995). Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta : Pustaka Jaya Tritanto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Wahjosumidjo. (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : RajaGrafindo Persada
17