PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI MI NASHRIYAH SUMBEREJO MRANGGEN DEMAK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh : MUALLIM NIM: 093111403
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Muallim
NIM
: 093111403
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri,kecuali bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya.
Semarang,27 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Muallim NIM: 093111403
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.024- 7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul : Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak
Nama NIM Jurusan Program Studi
: Muallim : 093111403 : Pendidikan Agama Islam : Pendidikan Agama Islam
telah diujikan dalam sidang munaqasah oleh dewan penguji fakultas tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 04 Juli 2011 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Dr.Musthofa,M.Ag Amin Farih,M.Ag NIP.197104031996031002 NIP.197106142000031002 Penguji I, Penguji II,
Mursid,M.Ag Syamsul Ma’arif,M.Ag
NOTA PEMBIMBING Semarang,27 Juni 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan’arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran di
Nama
: Muallim
NIM
: 093111403
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Hj.Tuti Qurrotul Aini,M.SI NIP.197210161997032001
ABSTRAK Judul
: Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah
Sumberejo Mranggen Demak Peneliti : Muallim NIM : 093111403
Pokok persoalan dalam penelitian adalah: 1) Apa upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak dan 2) Apa faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak. Kajian penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak 2) Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak . Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Untuk keperluan pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara, Dari hasil pembahasan terungkap bahwa : 1) Upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak adalah peningkatan kinerja guru, peningkatan kualifikasi akademik guru dan pemenuhan sarana prasarana; 2) Faktor pendukung keberhasilan adalah adanya pemberian otonomi bagi kepala madrasah, dan adanya kesempatan orang tua siswa untuk berpartisipasi di dalamnya. Sedangkan yang menjadi penghambatnya adalah terbatasnya sarana dan prasarana rendahnya kedisiplinan, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam ikut serta merumuskan dan menjalankan program kerja.
TRASLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan trasliterasi huruf-huruf arab-latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri dan Menteri Pendidikan Kebudayaan R.I. Nomor 158/1987 dan Nomor 0543b/u/1987.Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai tek arabnya. a
ţ
b
z·
t
٬
ś
g
j
f
ĥ
q
kh
k
D
l
ż
m
r
n
z
w
S
h
sy
٫
ş
y
ď
Bacaan Madd
Bacaan Diftong
a = a panjang
= au
i = i panjang
= a u = u panjang
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Kegiatan Belajar Mengajar” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 dalam Prodi/ Jurusan Pendidikan Agama Islam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri teladan bagi segenap umat manusia. Hanya dengan mengharap syafaatnya, sehingga peneliti berani merindukan surga-Nya. Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr.Suja’i,M.Ag., selaku Dekan IAIN Walisongo Semarang; 2. Ahmad Muthohar, M.Ag. selaku ketua Program Jurusan Pendidikan Agama Islam Walisongo Semarang; 3. Hj.Tuti Qurrotul Aini, M.SI., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing skripsi ini cepat selesai. 4. Drs.Karnadi,M.Pd,
dan Syaifudin Zuhri,Dr,M.Ag., selaku pembimbing
pasca ujian munaqosah pertama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing skripsi ini cepat selesai. 5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta semua karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang; 6. Kepala Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah beserta seluruh stafnya yang telah banyak membantu meminjamkan buku-buku bacaan sehingga dapat peneliti gunakan sebagai bahan literatur dalam penelitian skripsi ini; 7. Kepala MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak atas ijin yang telah diberikan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian;
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti berdo’a semoga amal-amal beliau diterima disisi Allah SWT serta mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini, masih banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan yang memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu berbagai saran dan kritik kontruktif akan peneliti terima dengan penuh penghargaan. Harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya. Dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih dan senantiasa berdo’a semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWT dan selalu ditunjukkan jalan yang lurus. Amin.
Semarang,27 Juni 2011 Peneliti,
Muallim
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ...............................................................................................
iv
ABSTRAK ................................................................................................................
v
TRANSLITERASI ......................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................
vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................
ix
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
4
: PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN
KEBERHASILAN DI
MI
NASHRIYAH
KEGIATAN SUMBEREJO
MRANGGEN DEMAK A. Kajian Pustaka ......................................................................
6
B. Kerangka Teoritik ..................................................................
7
1. Kepemimpinan Kepala Madrasah ...................................
7
2. Kegiatan Pembelajaran ...................................................
10
3. Proses Pembelajaran dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya ...................................................................
15
4. Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan ..................................
29
5. Menjadi Kepala Madrasah Yang Kompeten ........................
31
BAB III
BAB IV
: METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian........................................................................
34
B.Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
35
C.Sumber Penelitian....................................................................
35
D.Fokus Penelitian ......................................................................
36
E.Teknik Pengumpulan Data ......................................................
36
F.Teknik Analisis Data................................................................
38
: HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. HASIL PENELITIAN 1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak..................................................................40 2. Faktor-faktor Kepemimpinan
Pendukung Kepala
dan
Penghambat
Madrasah
dalam
Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran Di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak ............ ...43 B. ANALISIS PENELITIAN 1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak............................................... ... ...............44 2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Kepemimpinan
Kepala Madrasah dalam Meningkatkan
Kualitas Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah sumberejo Mranggen Demak...................................................51
BAB V :
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................
53
B. Saran ..................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
La tar Belakang Masalah Madrasah merupakan lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena madrasah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan bahwa madrasah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasiorganisasi yang lain. Ciri-ciri yang menempatkan madrasah memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia. Karena sifatnya yang komplek dan unik tersebutlah, madrasah sebagai organisasi memerlukan tingkat organisasi yang tinggi. Keberhasilan madrasah adalah keberhasilan kepala madrasah. Kepala madrasah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang komplek dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala madrasah sebagai seseorang yang diberi tanggungjawab untuk memimpim madrasah. Studi keberhasilan kepala madrasah menunjukkan bahwa kepala madrasah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu madrasah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan madrasah adalah keberhasilan kepala madrasah. Beberapa diantara kepala madrasah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala madrasah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menetukan irama bagi madrasah mereka.1 Berdasarkan rumusan hasil studi di atas menunjukkan betapa penting peranan kepala madrasah dalam menggerakkan kehidupan madrasah mencapai tujuan.
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo 2002), hlm.82
1
Sesuai dengan ciri-ciri madrasah sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik; tugas dan fungsi kepala madrasah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Dari sisi tertentu kepala madrasah dapat dipandang sebagai pejabat formal, sedang di sisi lain seorang kepala madrasah dapat berperan sebagai manajer, sebagai pemimpin, sebagai pendidik dan yang tidak kalah penting seorang kepala madrasah juga berperan sebagai staf. Madrasah, merupakan tempat umum yang memiliki ciri khas keislaman, yang berkonsentrasi pada dua bidang keilmuan yaitu bidang ilmu pengetahuan umum dan keagamaan. tidak tertutup kemungkinan untuk mengembangkan pola pendidikan semacam ini jika saja personel madrasah, khususnya kepala madrasah, mampu memaksimalkan potensi-potensi yang a d a . Meskipun dengan mengembangkan pola pendidikan semacam ini, madrasah juga akan dihadapkan pada permasalahan-permasalahan klasik yang menyertainya, seperti: permasalahan fisik dan non-fisik madrasah. Pada fisik, permasalahan yang dihadapi lembaga madrasah pada umumnya berkaitan dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki, seperti: gedung madrasah, perpustakaan laboratorium, media pembelajaran, d a n buku-buku penunjang pelajaran lainnya. Sedangkan pada kategori nonfisik, masalah yang banyak dihadapi madrasah adalah berkaitan dengan penyesuaian tenaga-tenaga kependidikan yang kurang memenuhi standar kualifikasi dan kurang terlatih, kurikulum yang overloaded bahkan dapat dikatakan tidak terintegrasi dengan bidang studi, serta penerapan manajemen pendidikan yang complicated dan kurang efektif. Permasalahan-permasalahan ini sebenarnya tidak perlu dibesarbesarkan, jika saja madrasah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki seorang pemimpin
yang mengerti
melaksanakan kepemimpinan
dan
memahami,
serta
mampu
madrasah dengan baik. Hal ini dapat
dipahami karena kedudukan kepala madrasah pada lembaga pendidikan yang begitu penting dalam menentukan segala arah kebijakan yang ada di madrasah, sehingga menjadikan kepala madrasah sangat diharapkan peran dan kemampuannya dalam memimpin segala urusan yang ada di madrasah.
2
Lebih lanjut kepemimipinan kepala madrasah merupakan kegiatan yang tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan ketatausahaan madrasah saja, tetapi lebih dari itu. Kepemimipinan kepala madrasah merupakan aktivitas kompleks yang memadukan sumber-sumber persoalan yang ada di madrasah, baik yang mengenai materi, personel, perencanaan, kerjasama, kepemimpinan, kurikulum dan sebagainya, yang kesemuannya itu perlu diatur dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang baik. Hal ini senada dengan konsep yang diutarakan oleh Atmodiwirio yang menjelaskan bahwa madrasah merupakan "aktivitas kompleks yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya". 2 Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kepemimipinan kepala madrasah merupakan suatu usaha memadukan unsur-unsur yang ada pada madrasah dengan tujuan agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik. Unsur-unsur yang dimaksud adalah kepala madrasah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang terlibat secara langsung dalam upaya merencanakan,
mengorganisir,
mengarahkan,
mengkoordinir
serta
mengawasi kegiatan madrasah lembaga tempat mereka mengabdi mulai dari pengorganisasian bidang tata usaha, sarana dan prasarana, tenaga kependidikan, keuangan, serta supervisi dan evaluasi. Oleh karena itu, agar pekerjaan yang sedemikian kompleks dan banyaknya ini dapat terselesaikan dengan baik, maka diperlukan sosok kepala madrasah yang dapat bertanggungjawab dalam mengatur, mengurus, dan memadukan semua unsur madrasah agar menjadi sebuah tim kerja yang solid dalam meningkatkan mutu pendidikan di madrasah. Kepala M.I Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak adalah salah satu contoh pemimpin madrasah yang telah berhasil menerapkan pola kepemimpinan madrasah, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut 2
Soebagio Atmodiwirjo, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardaditiya Jaya, 2000), hlm. 22
3
karena dengan kemampuannya memadukan semua unsur yang ada di madrasah dan dengan dukungan sistem kepemimpinan yang baik menjadikan M.I Nashriyah menjadi salah satu pilihan masyarakat Sumberejo Kecamatan Mranggen dan sekitarnya dalam menyekolahkan putra-putrinya. Keberhasilan yang telah dicapai tidak hanya itu saja ternyata, masih ada keberhasilan lain yang mampu diraihnya setelah diterapkan kepemimpinan kepala madrasah, yaitu adanya peningkatan kinerja guru, kedisiplinan waktu kerja pegawai, tata usaha yang teratur, sampai pada meningkatnya prestasi akademik dan non-akademik siswa, sehingga dengan kemajuan-kemajuan inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar di M.I Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak.
B.
Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang muncul untuk mendapatkan jawaban pada penelitian ini adalah: 1) Apa upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di M.I Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak? 2) Apa faktor-faktor yang menghambat dan menunjang keberhasilan kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di M.I Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
4
1. Untuk mengetahui upaya- upaya apa yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di M.I Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak 2. Untuk mengetahui faktor apa yang menghambat dan menunjang keberhasilan kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak Sedangkan manfaat diadakannya penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan lembaga pendidikan Islam pada umumnya, dan madrasah pada khususnya, serta diharapkan juga
dapat
menambah
wawasan
dan
memperluas
cakrawala
pengetahuan kepada penulis tentang proses kegiatan belajar mengajar. 2. Secara Praktis Hasil dari terselesaikannya penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbang pemikiran berupa informasi atau pengetahuan bagi praktisi pendidikan pada umumnya, dan khususnya bagi pengelola lembaga madrasah dalam menerapkan pola kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.
5
BAB II PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI MI NASHRIYAH SUMBEREJO MRANGGEN DEMAK
A.
Kajian Pustaka Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder yaitu
penelitian yang ada relevansinya dengan judul
penelitian ini, adapun data penelitian yang diambil peneliti adalah: Analisis Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Di MTs Taqwiyatul Wathon Sumberejo Mranggen Kabupaten Demak”, Skripsi (Wonosobo: Fakultas Tarbiyah Universitas Sains Al-Qur’an,2010),dengan penemuan kepala madrasah dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di MTs. Taqwiyatul Wathon Sumberejo adalah; a) sebagai penanggungjawab sukses dan tidaknya kegiatan belajar mengajar, b) sebagai konseptor terhadap pengembangan madrasah dan mutu kualitas siswa1. Secara umum penelitian tersebut mempunyai kesamaan dengan penelitian yang hendak dilakukan ini, yaitu; dari objek kajiannya yang sama-sama membidik figur pimpinan dalam menerapkan perannya sebagai pemimpin lembaga pendidikan, tetapi dari segi sasaran terdapat perbedaan. Jika pada penelitian-penelitian terdahulu lebih banyak memfokuskan kajiannya pada peran kepala madrasah pada manajemen madrasah, sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan di MI Nashriyah
ini
nantinya lebih akan difokuskan kajiannya pada peran kepemimipinan kepala madrasah dalam mengatur, mengurus, dan menata sumber-sumber pendidikan mulai dari perencanaan proses belajar mengajar, organisasi, 1
Nuriyatul Badriyah, 1326308, Skripsi (Wonosobo: Fakultas Tarbiyah Universitas Sains Al-Qur’an,2010), hlm.76
6
bimbingan dan pengarahan, koordinasi, pengawasan serta komunikasi pendidikan, sampai pada masalah operasional pendidikan seperti tata usaha, sarana dan prasarana, keuangan, tenaga kependidikan, dan hubungan masyarakat. B.
Kerangka Teoritik. 1. Kepemimpinan Kepala Madrasah
a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah Untuk mendefinisikan pengertian kepemimpinan para pakar berbeda-beda pendapat, belum seorangpun yang mampu menjawab semua pertanyaan yang ada dari setiap definisi yang jumlahnya mungkin sama banyaknya dengan jumlah tulisan kepemimpinan, meskipun berbeda-beda justru dapat saling melengkapi satu sama lain, pendapat tersebut antara lain: Kepemimpinan
menurut
William
Chohen
adalah
seni
mempengaruhi orang lain untuk melakukan unjuk kerja maksimum guna menyelesaikan suatu tugas, mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan sebuah proyek. Sementara Max De Pree mendefinisikan kepemimpinan adalah musik yang keluar dari hati, ia bukanlah sebuah jabatan (a pasition) tetapi sebuah pekerjaan (a job).2 Cohan, De Pree menekankan aspek-aspek kepemimpinan pada soal hubungan antar manusia maka untuk memastikan pekerjaan atau tugas kepemimpinan harus semanusiawi mungkin. Sedang menurut al-As’ad Taftazany
ِخالَفَةً عَهِ ال َى ِبي ِ َ ْاالِمَبمَةُ ََ ٌِيَ ِرئَبسَةُ اْلعَبمَةِ ِفيْ اَمْرِ ال ُّد ْويَب Artinya: kepemimpinan adalah kepemimpinan umum dalam urusan agama dan dunia sebagai pengganti nabi Saw. 3
2 3
Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar (Jakarta: Kompas, 2000), hlm. 150 Ahmad Rofiq, Fiqih Kontekstual, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 102.
7
Kepemimpinan adalah kemampuan menetapkan suatu arah yang dapat
dirasakan
(asensible
direction),
membuat
orang-orang
menyelaraskan diri ke arah itu, memberi dan memberi mereka kekuatan (energizing them) untuk memcapainya dengan cara apapun,menurut John P. Kotter. Kepemimpinan adalah proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama-sama. Hal ini menurut Ewin Alocke. Dari berbagai definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu
kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu, yang mana tujuan tersebut merupakan tujuan bersama.
b. Fungsi Kepemimpinan Kepala Madrasah Pada dasarnya ada dua fungsi kepemimpinan kepala madrasah Fungsi yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai. 1. Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan sambil memeliharanya. Berikut fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai: a) Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan tujuan dengan teliti serta menjelaskan supaya anggota dapat bekerjasama mencapai tujuan. b) Pemimpin memberi dorongan kepada anggota- anggotanya untuk menganalisis situsi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. c) Pemimpin
berfungsi
membantu
anggotanya
dalam
mengumpulkan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat d) Pemimpin berfungsi menggunakan kesanggupan dan minat khusus anggotanya
8
e) Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan perasaan dan pikirannya serta memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi anggotanya f) Pemimpin
berfungsi
memberi
kepercayaan
menyerahkan
tanggungjawab kepada anggota dalam melaksanakan tugas, sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan bersama. 2. Fungsi kepemimpinan yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan. a) Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan dalam kelompok. Seperti adanya gotong royong dalam anggota supaya berjalan lancar dan mempermudah pencapaian tujuan yang ditetapkan b) Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas. Kepuasan akan terpenuhi jika ada ruangan yang menarik, terdapat fasilitas yang cukup memadahi c) Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan pada anggaota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok. Semangat kelompok dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap usaha setiap anggota demi kepentingan kelompok d) Pemimpin dapat menggunakan kelebihan yang terdapat pada dirinya, bukan untuk berkuasa atau mendominasi melainkan untuk
memberikan
sumbangan
kepada
anggota
menuju
pencapaian tujuan bersama. Ia harus mengakui anggotanya secra
9
wajar, dengan berbuat demikian itu pemimpin akan diterima dan diakui secara wajar.4
2. Kegiatan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Mengajar Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. Akan tetapi menurut konsep Eropa, arti belajar itu agak sempit, hanya mencakup menghafal, mengingat dan memproduksi sesuatu yang dipelajari.5 Menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Notoatmojo dan Mujiono belajar adalah suatu perilaku.6 Pada saat orang belajar maka responnya lebih baik, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: 1. Kesempatan terjadinya
peristiwa
yang menimbulkan respon
pembelajar 2. Responsi pembelajar 3. Kosekwensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekwensi tersebut. Perilaku responsi pembelajar yang baik diberi hadiah, perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. Gagne berpendapat sebagaimana yang dikutip dalam bukunya Dymyati dan Mujiono, bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif
yang mengubah
sifat
stimulasi
lingkungan,
meliwati
pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.7 Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Gagne berpendapat bahwa dalam 4
Suekarto Indrafahrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, (Jakarta: Galia Indonesia, 1993),Hlm. 13-17 5 Notoatmojo, Soekijo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 36 6 Dymyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.9 7 Dymyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Hlm. 10
10
belajar terdiri dari tiga tahap yang meliputi sembilan fase. Tahapan itu adalah persiapan untuk belajar, pemerolehan dan unjuk perbuatan, alih belajar. Aliran
Behafiorisme
memandang
bahwa
belajar
adalah
mengubah perilaku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mngontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan.8 Sedangkan aliran psikologi kognitif memandang bahwa belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh berbagai informasi.9 Aliran
ini
mengembangkan
pandangan
bahwa
belajar
menekankan empat komponen yaitu: 1. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil mereka belajar 2. Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya 3. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial 4. Penugasan-penugasan
dalam
belajar
dapat
meningkatkan
kebermaknaan proses pembelajaran Bagi Hilgard sebagaimana yang kutip oleh Wina Sanjaya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.10 Belajar menurut ini bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan tapi belajar adalah proses mental yang terjadi pada diri seorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktifitas itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Morgan
sebagaimana
dikutip
oleh
Ngalim
Purwanto
mendefinisikan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap 8
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2007) hlm. 93 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Hlm. 94 10 Wina sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasisi Kompetensi, (Bandung, 2005), hlm.89 9
11
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.11 Mengajar atau mendidik yang dalam bahasa Arab tarbiyah, Syeh Musthofa Al-gholayani mendefinisikan sebagai berikut:
Artinya: mendidik yaitu menanamkan ahlak mulia dalam jiwa pemuda, menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga melekat pada jiwa, kemudian membuahkan keutamaan dan kebaikan serta cinta berbuat untuk kemanfatan tanah air. Menurut
konsep
Amerika,
pengajaran
diperlukan
untuk
memperoleh ketrampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang dipelukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat.13 Mengajar berasal dari bahasa inggris kuno, yaitu taekan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (old Teutenic) teikjan, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Kata tersebut juga ditemukan dalam bahasa sansekerta dic. Yang dalam bahasa Jerman kuno dikenal dengan deik. Istilah mengajar juga berhubungan dengan token yang berarti tanda atau simbol. Dalam bahasa Inggris kuno taecan berarti to teach yang berati mengajar. Secara deskriptif mengajar adalah proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu juga disebut sebagai 11
Ngalim Purwanto, Mp, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997),
hlm. 84
. ١٨٩ , ص,)١٩١٣ , رجب مُراي: (فكبلُعبن, عظة الىبشئيه, الشيح مصطفى الغاليىى12 Noto Atmojo Suekijo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003),.hlm. 36 13
12
proses mentransfer ilmu. Dalam konteks
ini, mentransfer tidak
diartikan dengan memindahkan, seperti misalnya mentransfer uang. Sebab kalau kita analogikan dengan mentransfer uang, maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berkurang bahkan hilang setelah ditransfer kepada orang lain. Kata transfer dalam kontek ini sebagai proses menyebarluaskan. Untuk proses mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan akan lebih tepat jika diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan seperti yang dikemukakan Smith bahwa mengajar adalah menanamkan ilmu pengetahuan atau ketrampilan (teaching is imparting knowledge or skill).14 Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.15 Belajar berarti membimbing aktivitas anak, membimbing pengalaman anak, membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kenneth D. Moore mengartikan bahwa mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai tujuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya.16 Menurut pandangan ini bahwa keberhasilan mengajar bukan seberapa banyak ilmu yang disampaikan pada siswa, tetapi seberapa besar guru memberi peluang pada siswa untuk memperoleh segala sesuatu yang ingin diketahuinya, guru hanya menfasilitasi untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan. Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa kegiatan belajar mengajar adalah interaksi antara guru dan siswa baik secara individu maupun kelompok atau juga antara siswa dan ligkungannya
14
Wina, Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasisi Kompetensi, (Bandung, 2005), hlm. 73 15 Nasution, Didaktif Azaz Azaz Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 4 16 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2007). Hlm. 93
13
dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap supaya terjadi perubahan perilaku yang lebih baik.
b. Hakikat Belajar Pada dasarnya bahwa di dunia ini tidak ada mahluk hidup yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi manusi. Sebaliknya tak ada mahluk lain di dunia ini yang setelah dewasa mampu menciptakan apa yang telah diciptakan manusia dewasa. Jika manusia dilahirkan tidak mendapat bantuan orang dewasa dan tidak dididik atau diajar maka sirnalah ia. Benar bahwa bayi yang sudah membawa potensi-potensi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, tapi jumlahnya terbatas sekali.
Potensi bawaan tidak
mungkin berkembang baik tanpa pengaruh dari luar maka hakikat dari belajar adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme bilogis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan luar dan hidup bermasyarakat sebagaimana firman Allah Qs. An-Nahl ayat 78.
) ٧٨: ) الىحل
Artinya: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(QS. An-Nahl: 78).17 Sejalan dengan firman Allah tersebut nabi juga bersabda:
Depag RI, Alqur’an dan Terjemahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjamah/ Pentafsir Al-Qur’an: Jakarta 1971, Hlm.413 17
14
18
Artinya: ”Kewajiban orang tua sebagai pemenuhan hak atas anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik sopan santun, mengajar baca tulis, mengajar berenang dan memanah, memberi makan yang baik dan menikahkannya bila sudah dewasa”. (H.R. Hakim).
3. Proses Pembelajaran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi- nya a. Proses Pembelajaran Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yeng terjadi pada pusat syaraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu proses belajar dapat diamati jka ada perubahan prilaku dari seseorang yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan perilaku tersebut
bisa
dalam
hal
pengetahuan,
afektif,
maupun
psikomotoriknya.19 Menurut Gagne, proses belajar di madrasah itu melalui tahap atau fase: motifasi, konsentrasi, mengolah, menggali, prestasi dan umpan balik.20 Tahap motivasi: keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar contoh, siswa tertarik melihat gurunya datang. Tahap konsentrasi: saat siswa memusatkan perhatian yang telah ada pada tahap motivasi untuk tertuju pada hal yang relevan dengan apa yang akan dipelajari.
18
Ali Hamdi Mudaim, Ramalan Rasulullah Saw Tentang Akhir Zaman, (Kertasana:CV Bintang Pelajar, 1987), hlm. 91. 19 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Malang: t. p. 2007), hlm. 16 20 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Hlm. 17
15
Tahap mengolah: siswa menahan informasi yag diterima dari guru dalam tempat penyimpanan ingatan jangka pendek kemudian mengolah informasi-informasi untuk diberi makna yang berupa sandi-sandi sesuai dengan penangkapan masing-masing. Tahap menyimpan: siswa menyimpan simbul-simbul hasil olahan yang telah diberi makna ke dalam bidang ingatan dalam jangka panjang. Pada tahapan ini hasil belajar sudah diperoleh, baik sebagian maupun seluruhnya. Tahap menggali: yaitu siswa menggali informasi yang telah disimpan dalam LTM (long term memory) ke STM (short term memory) untuk dikaitkan dengan informasi baru yang diterima. Tahap prestasi: informasi yang telah tergali pada tahap sebelumnya digunakan untuk menunjukkan prestasi yang merupakan hasil belajar. Misalnya berupa ketrampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal, atau menyelesaikan tugas. Tahap
umpan
balik;
siswa
memperoleh
penguatan
(konfirmasi) saat perasaan puas atas prestasi yang ditunjukkan. Hal ini terjadi jika prestasinya tepat. Tapi sebaliknya, jika prestasinya jelek, perasaan tidak puas maupun tidak senang itu bisa saja diperoleh dari guru (eksternal) atau dari sendiri (internal).21
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal: faktor yang berasal dari dalam individu. 22 Faktor internal ini meliputi : a) Faktor fisiologis: faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua 21 22
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,, hlm. 18 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,, hlm. 19
16
macam pertama keadaan tonus jasmani contoh kondisi fisik orang yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Kedua fungsi jasmani: selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktifitas belajar baik pula.23 b) Faktor psikologis: adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor psikologis meliputi kecerdasan siswa, motovasi, minat, sikap dan bakat 2. Faktor eksternal: faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dirinya. Faktor internal ini meliputi: lingkungan sosial dan non sosial.24 a) Lingkungan sosial meliputi: 1) lingkungan sosial madrasah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di madrasah 2) lingkungan
sosial
masyarakat.
Kondisi
lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa 3) lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),
23 24
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, , hlm. 20 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,, hlm. 26
17
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak aktivitas belajar siswa.25 b) Lingkungan non Sosial Lingkungan non sosial meliputi: 1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, sinar matahari yang tidak terlalu silau, suasana yang sejuk dan tenang. Faktor ini dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa 2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama hardware seperti gedung madrasah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua softwere seperti kurikulum madrasah, peraturan-peraturan madrasah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya. 3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
c. Belajar Menurut Berbagai pandangan 1. Belajar Menurut Islam Islam sebagai agama rohmatan lil alamin sangat mewajibkan umatnya
untuk
selalu
belajar.
Bahkan,
Allah
mengawali
menurunkan alqur’an sebagaimana pedoman hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan Muhammad Saw. untuk membaca dan membaca (iqro’). Iqro’ merupakan salah satu perwujudan dari aktivitas belajar. Dan dalam arti yang luas dengan iqro’ pula manusia dapat mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki kehidupannya. Betapa pentingnya belajar, karena itu dalam al25
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, , hlm. 27
18
qur’an Allah berjanji akan meningkatkan derajat orang yang belajar dari pada yang tidak, firman Allah dalam Al-Qur’an QS AlMujadalah ayat 11.
) ١١ : (المجادله
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. AlMujadalah:11).26 2. Belajar Menurut Al-Qur’an Dan Al-Hadits Salah satu yang membedakan manusia dengan mahluk yang lain adalah kemampuannya untuk belajar. Untuk ini Allah memberikan akal sebagai alat untuk belajar, sehingga membuat manusia mampu memimpin di bumi karena itu, kemampuan belajar adalah salah satu diantara sekian banyak nikmat yang diberikan Allah pada manusia. Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Kendati tidak ada ajaran agama yang secara detail membahas tentang belajar, namun setiap ajaran agama, baik secara
Depag RI, Alqur’an dan Terjemahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjamah/ Pentafsir Al-Qur’an: Jakarta 1971, hlm. 911 26
19
eksplisit maupun implisit, telah menyinggung bahwa belajar adalah aktivitas yang dapat memberikan kebaikan kepada manusia.27
Di dalam al-qur’an kata-kata al-ilmu dan sepadanannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan
kepada
Rasulullah,
menyebutkan
pentingnya
membaca, pena dan ajaran untuk manusia, terdapat dalam surat alAlaq 1-5: )٥-١ : (العلق
Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS. Al-Alaq:1-5)28 Berkenaan dengan belajar ini nabi bersabda:
Artinya: Rasulullah Saw. Bersabda,” Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan peremuan”. (HR. Muslim).29 3. Belajar Menurut Tokoh-Tokoh Islam
27
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: ARRUZZ MEDIA, 2008), hlm. 30
Depag RI, Alqur’an dan Terjemahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjamah/ Pentafsir Al-Qur’an: Jakarta 1971, hlm.1079 28
29
Syaikh Az-Zarnuji, Terjemah Ta’lim Muta’alim, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995),
hlm.3
20
Banyak tokoh Islam
yang memiliki kepedulian dan
menyumbangkan pemikirannya tentang aktivitas belajar, diantanya adalah Al-Ghozali dan Az-Zarnuji. Kedua tokoh ini banyak mewarnai pendidikan masyarakat Islam Indonesia, terutama pendidikan di kalangan pesantren. a) Al-Ghozali Menurut Al-Ghozali, pendekatan belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan ta’lim insani dan ta’lim rabbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. 30 Pendekatan ini merupakan cara umum yang dilakukan orang, dan biasanya dilakukan dengan alat-alat indriawi yang diakui oleh orang yang berakal. Proses ta’lim insani ini dibagi menjadi dua. 1) Proses eksternal melalui belajar mengajar (ta’lim) Menurut Al-Ghozali, dalam proses belajar mengajar sebenarnya terjadi aktivitas ekplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan-perubahan perilaku. Seorang guru mengekplorasi ilmu yang dimilikinya untuk diberikan kepada muridnya, sedangkan murid menggali ilmudari gurunya agar ia mendapatkan ilmu. 2) Proses internal melalui proses tafakkur Tafakur diartikan dengan membaca realitas dalam berbagai dimensinya wawasan spritual dan penguasaan pengetahuan hikmah. Proses tafaakur dapat dilakukan apabila jiwa dalam keadaan suci. Dengan membersihkan qolb dan mengosongkan egoisme dan keakuannya ketitik nol, maka ia berdiri di hadapan Tuhan, seperti seorang murid berhadapan dengan seorang guru. Menuntut ilmu harus melalui proses
30
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,, hlm. 44
21
berfikir terhadap alam semesta, karena ilmu itu sendiri merupakan hasil dari proses berfikir. Pendekatan ta’lim rabbani adalah merupakan belajar dengan bimbingan Tuhan. Dalam pendekatan ini, Allah menjadi guru bagi seseorang yang ingin mendapatkan ilmu, dengan membimbing manusia untuk menjadi orang yang suci, tulus, dan mau berfikir untuk mencari kebenaran dan memiliki ilmu pengetahuan. Menurut Al-Ghozali, seseorang harus melakukan tazkiyatun Nafs, pembersihan hati dari dosa dan kesalahan. Dan ketika jiwa seseorang sudah bersih dan suci, maka Allah menganugrahinya dengan suatu ilmu pengetahuan yang belum ia ketahui.31 b) Al-Zarnuji Konsep pendidikan beliau tertuang dalam kitab Ta’lim alMuta’alim Thuruq al-Ta’allum, beliau mengemukakan antara lain: 1) Pengertian ilmu dan keutamaannya 2) Niat belajar 3) Memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar 4) Menghormati ilmu dan ulamak 5) Ketekunan, kontinuitas, dan cita-cita luhur 6) Permulaan dan insensitas belajar serta tata tertibnya 7) Tawakkal pada allah 8) Masa belajar 9) Kasih sayang dan memberi nasihat 10) Mengambil pelajaran 11) Wara’ (menjaga diri dari yang subhat dan haram) pada masa belajar 31
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,, hlm. 48
22
12) Penyebab hafal dan lupa 13) Masalah rizki dan umur Al-Zarnuji membagi ilmu pengetahuan dalam empat kategori. Pertama, ilmu fardlu ain yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim secara individual, contoh ilmu tauhid, fiqih dan lain sebagainya yang berkaitan dengan tata cara beribadah kepada Allah. Kedua,
ilmu
fardlu
kifayah,
yaitu
ilmu
yang
kebutuhannya hanya dalam saat-saat tertentu saja seperti ilmu sholat janazah Ketiga, ilmu haram, yaitu ilmu yang haram untuk dipelajari seperti
ilmu
dipergunakan
nujum
(ilmu
perbintangan
untuk
meramal).
Sebab
yang dapat
biasanya membawa
marabahaya, karena lari dari kenyataan takdir Allah. Keempat, ilmu jawas, yaitu ilmu ilmu yang hukum mempelajarinya boleh karena bermanfaat bagi manusia, contoh ilmu kedokteran.32 Dengan
demikian,
pemikiran
Al-Zarnuji
berupaya
membawa lingkungan belajar pada tingkat ketekunan dan kewibawaan guru dalam ilmu dan pengajarannya. Sedangkan murid sebagai individu yang belajar, menunjukkan keseriusan dan kesungguhan dalam belajar sebagai menifestasi daya juang dalam pencapaian ilmu yang diajarkan oleh guru dalam rangka mencari ridho Allah Swt. dan untuk menuai kemanfaatannya. Kontekstualisasi hubungan guru dan murid saat sekarang adalah
pemahaman
terhadap
pemikiran
Al-Zarnuji
yang
signifikan yang bernafas religious ethis. Dengan mengambil nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam pemikiran AlZarnuji tersebut, berarti kita telah menggali dan menghidupkan 32
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,, hlm. 53.
23
kembali nilai-nilai dalam proses pendidikan dan sekaligus menjadikannya sebagai dasar pembentukan akhlak dan landasan dalam membina hubungan yang harmonis antara guru dengan murid yang berorientasi pada hubungan yang etis-humanis.
d. Karakteristik Guru Berkaitan hal belajar mengajar, tak khayal lagi kita membicarakan tentang guru. Siapakah yang disebut dengan guru dan bagaimanakah profil seorang guru? Menurut Zakiyah Darojat, guru adalah pendidik profesioanal, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.33 Menurut Purwadarminta, guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Dilihat dari pengertian ini, mengajar merupakan tugas pokok seorang yang akan mendidik muridnya. Sehubungan dengan hal ini Mukhibin Syah, mengemukakan guru adalah yang dalam bahasa Arab disebut Mu’alim, dalam bahasa Inggris disebut teacher, yakni seorang yang pekerjaannya mengajar. Menurut
Sayyid
Muhammad
dalam
bukunya”tarbiyah
wattahdib” mengatakan:
. 33
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Arruz Media goup, 2008), hlm. 127 ٦ , ص, بّدَن تبريح,)سُرابيب: (فزبيت المفتبح, التربيً َالتٍّديب, سيّد محمّد34
24
Artinya: sesungguhnya gurumu adalah orang yang menyelamatkanmu dari musibah kebodohan, menebarkan sesuatu di hatimu yang menjadikanmu manusia sempurna, utama, mengetahui apa yang ada padamu dan apa yang terjadi padamu dari beberapa hak dan kewajiban yang bermanfaat pada dirimu dan orang selain dirimu, menyingkirkan dari kehinaan kepada keutamaan dicintai terhadap semua manusia dipandang dengan pandangan yang tenang dan sebagai i’tibar. Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.35 Guru berarti orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar dapat mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Di samping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan mahluk individu yang mandiri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an QS. AlImron. 164
)١٦٤ : (العمران Artinya: sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Imron: 164).36
35
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, hlm.128 Depag RI, Alqur’an dan Terjemahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjamah/ Pentafsir Al-Qur’an: Jakarta 1971, hlm. 104 36
25
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas guru adalah bukan hanya mengajar di kelas, tetapi juga sebagai norem drager (pembawa norma) agama di tengah-tengah masyarakat. Berikut ini adalah karakteristik guru 1. Sang guru adalah pendamping utama kaum pembelajar, orangorang muda dan benih-benih kehidupan masa depan, dalam proses menjadi pemimpin 2. Sang guru memainkan peran sebagai aktor atau aktris pendamping atau pembantu yang membuat pemimpin tampak bercahaya sebagai aktor atau aktris pemeran utama, dan sekaligus membesarkan hati para pembelajar yang sementara menjadi figuran 3. Sang guru adalah aktor intelektual yang selalu ada di belakang layar sebagai tut wuri handayani 4. Sang guru dirasakan kehadirannya, ia dikenal luas justru karena tidak menganggap penting lagi popularitas, kedudukan, dan kekuasaan (politik) 5. Sang guru melalui proses-proses yang bersifat transformasi total mulai transformasi kultural, meskipun tidak berhenti di situ 6. Sang guru adalah tidak lagi menaruh minat pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan kehidupan di dunia ini, sebab ia mengarahkan hidupnya kepada kehidupan di akhirat yang akan datang. 7. Sang guru menaruh minat lebih pada penyelarasan spiritualitas – hati nurani dengan rasionalitas – akal budi (pemimpin) dan aktivitas-otot (pembelajar) 8. Kebutuhan utama sang guru adalah aktualisasi, orientasi-devosi diri, bukan lagi memiliki rasa berharga, keterikatan –identitas kolektif (pemimpin), apalagi kebutuhan fisiologis – rasa aman, dan keterkaitan- transendensi diri (pembelajar)
26
9. Sang guru belajar dari dirinya sendiri, ketika pemimpin belajar pada semua orang dan terinspirasi oleh matahari, air, api atau alam semesta, sedangkan pembelajar belajar pada idolanya, tokoh-tokoh yang dikaguminya.37
e. Bagaimana Menjadi Guru yang Baik Mengajar adalah usaha yang sangat komplek, sehingga sukar menentukan bagaimanakah sebenarnya mengajar yang baik. Menurut Gilbert Hunt dalam bukunya effectife teaching mengatakan bahwa guru yang baik itu harus memenuhi tujuh kriteria.38 1. Sifat. Guru yang baik harus memiliki sifat-sifat antusias, stimulatif, mendorong siswa untuk maju, tolerans, sopan santun, fleksibel dan demokratis. 2. Pengetahuan. Guru yang baik harus memiliki pengetahuan yang memadahi dalam mata pelajaran yang diampunya dan terus mengikuti kemajuan dalam bidang ilmunya 3. Bagaimana mengajar. Guru yang baik mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas, terang, memberi layanan yang variatif. 4. Harapan. Guru yang baik memberikan harapan pada siswa, mampu membuat siswa accountable, dan mendorong orang tua dalam menuju kemampuan akademik siswanya 5. Reaksi guru terhadap siswa. 37 38
Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, (Jakarta: Kompas, 2000), hlm. 76 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2007). hlm.
112
27
Guru yang baik bisa menerima berbagai masukan, resiko dan tantangan, selalu memberikan dukungan pada siswanya, konsisten
dalam
kesepakatan-kesepakatan
dengan
siswa,
bijaksana terhadap kritik siswa, cepat dalam memberikan feedback bagi siswa dalam membantu mereka belajar 6. Manajemen. Guru yang baik harus mampu menunjukkan keahlian dalam perencanaan,
memiliki
kemampuan
mengorganisasi
kelas,
memiliki kemampuan dalam mengatasi dua atau lebih aktifitas kelas dalam satu waktu yang sama, dapat meminimalisasi gangguan, memiliki teknik untuk mengontrol kelas, dapat memelihara siswa kondusif dalam belajar, dan tetap dapat menjaga siswa untuk tetap belajar menuju sukses 7. Apa yang disampaikan. Guru yang baik juga mampu memberikan jaminan bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan yang diharapkan secara maksimal.39
f. Bagaimana Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Mengajar itu efektif, jika pembelajar mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang dikehendaki. Akan tetapi idealitas tersebut tidak akan tercapai jika tidak melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses pembelajaran. Jika itu berjalan maka siswa akan mencapai kompetensi harapannya, kecintaan mereka pada sekolah akan tumbuh dan mereka benar-benar menjadi anak terpelajar, beradab dan mentaati berbagai aturan yang berada di masyarakat.
39
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, hlm. 113
28
Menciptakan kelas yang efektif dengan peningkatan efektifitas proses pembelajaran tidak bisa dilakukan dengan parsial, tetapi harus holistis. Menurut teori Hunt ada lima bagian penting dalam peningkatan efektifitas pembelajaran, yaitu perencanaan, komunikasi, pengajaran, pengaturan dan evaluasi. Namun Kinneth D Moore mengembangkannya menjadi tujuh langkah peningkatan pembelajaran efektif, yakni dari mulai perencanaan, perumusan berbagai tujuan, pemaparan perencanaan pembelajaran pada siswa , proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, penutupan proses pembelajaran denga evaluasi yang akan menjadi feedback untuk perancangan berikutnya.
4. Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan Berdasarkan cara pelaksanaannya, ada empat tipe kepemimpinan yaitu: a. Kepemimpinan otokatris: kekuasaan yang tidak terbatas Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, 2. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, 3. Berambisi untuk merajai situasi, 4. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, 5. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, 6. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, 7. Adanya sikap eksklusivisme, 8. Selalu ingin berkuasa secara absolut, 9. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
29
10. Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh. b. Kepemimpinan pseudo-demokratis Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic,dengan ciri-ciri: 1. Pemimpin hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. 2. Pemimpin mendesak bawahan agar menerima ide atau pikiran sebagai keputusan bersama. c. Kepemimpinan laissez-faire Kepemimpinan laissez-faire memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. 2. Pemimpin
tidak
berpartisipasi
sedikitpun
dalam
kegiatan
kelompoknya. 3. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. 4. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. 5. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. d. Kepemimpinan demokratis.40 Kepemimpinan demokratis memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Kepemimpinan
demokratis
berorientasi
pada
manusia
dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan 40
Suekarto Indrafahrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, Hlm. 23
30
penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. 2. Kekuatan
kepemimpinan
demokratis
tidak
terletak
pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. 3. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. 4. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. 5. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Tipe-tipe kepemimpinan ini sangat berkaitan dengan sifat dan watak pribadi seorang pemimpin. Di dalam prakteknya ternyata tipetipe itu bervariasi adanya, tergantung pada situasi kematangan bawahannya yang akan dibinanya.
5. Menjadi Kepala Madrasah Yang Kompeten Pada sebuah madrasah kepala Madrasah adalah bapak sekaligus ibu bagi semua guru yang bertugas di madrasah tersebut. Hal ini merupakan kosekwensi logis bahwa seorang kepala madrasah haruslah mempunyai tingkat kemampuan lebih sehingga dapat mengkontribusi segala kebutuhan guru yang bersifat psikis dan bahkan terkadang bersifat fisik. Kondisi ini memaksa kepala madrasah untuk dapat memposisikan diri sebagaimana yang diinginkan anak buahnya, guruguru.41 Walaupun memiliki sekian banyak kekurangan karena sifat kemanusiaannya, kepala madrasah berkwajiban untuk berupaya meningkatkan kemampuan diri agar menjadi kepala madrasah yang baik sesuai dengan keinginan anak buahnya dan organisasi madrasah. 41
Muhamad Saroni, Manajemen Madrasah, (Yogyakarta: Ar Russ, 2006), hlm. 47
31
Hal ini berkaitan dengan posisinya sebagai pemimpin madrasah dan manajemen dan organisasi madrasah. Jika kepala madrasah tidak memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengelola organisasi madrasah, visi dan misi madrasah tidak mungkin tercapai secara maksimal. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipahami dan diupayakan untuk dikuasai secara maksimal agar menjadi kepala madrasah yang baik yaitu; a. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Seorang kepala harus dapat mempunyai kompetensi untuk mengelola segala sumber daya yang dimiliki oleh madrasah secara maksimal agar dapat mencapai tujuan madrasah, karena sumber daya yang dimiliki madrasah merupakan modal dasar dan penentu keberhasilan mencapai tujuan madrasah.42 Sumber daya manusia di madrasah meliputi guru, karyawan, siswa, masyarakat sekitar. Mereka inilah yang dapat diarahkan untuk menjadi penentu keberhasilan program madrasah. Karena itu, kepala madrasah harus mempunyai kemampuan untuk memanajemeni atau mengelola mereka agar efektif dan efisien. Untuk tujuan tersebut kepala madrasah harus mampu menciptakan kondisi kerja yang kondusif di semua unsur. Dengan kondisi yang kondusif dapat meningkatkan kinerja seluruh sumber daya yang ada dan semua unsur dapat melaksanakan tugas sesuai dengan proporsinya masingmasing tanpa ada rasa tertekan antar sesama atau terhadap kepala madrasah. Kepala madrasah harus mampu membagi tugas dan fungsi personil secara efektif dan efisien, tidak bolah ada pertimbangan like and dislike pada saat membagi tugas keorganisasian kepada anak buahnya karena akan menyebabkan kondisi kerja yang kurang 42
Muhamad Saroni, Manajemen Madrasah, hlm. 48
32
kondusif dan dapat menimbulkan prasangka yang jelas merugikan organisasi secara umum dan menimbulkan juga kecemburuan sosial. Oleh karena itulah sebagai kepala madrasah harus dapat mengelola
SDM
yang
ada
semaksimal
mungkin,
dengan
mengkondisikan kerja dan pola kerja yang tersistem, tersruktur dan terbagi rata pada beban yang sesuai dengan tingkatan kemampuan, proposional pada setiap personil. b. Hubungan Madrasah dengan Masyarakat Eksistensi madrasah di masyarakat sebenarnya tergantung bagaimana madrasah itu membina hubungan dengan masyarakat. Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat secara luas meliputi hubungan dengan orang tua siswa, hubungan dengan seluruh aspek kehidupan yang ada di sekitar madrasah.43 Madrasah perlu membina dengan instansi- instansi di sekitar madrasah yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menunjang kegiatan pembelajaran misalnya puskesmas, pasar, pabrik dan lain-lain. Hal ini terkait dengan kurikulum yang berbasis kompetensi yang dalam proses pembelajarannya tidak hanya memakai sarana madrasah tapi mempergunakan semua yang ada di sekitar madrasah sebagai obyek belajar. Untuk
semua
itu,
sayogyanya
kepala
madrasah
mengembangkan sikap hidup sosial yang seluas-luasnya dan mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan semua unsur masyarakat dan mampu memberikan gambaran seluas-luasnya tentang profil madrasah yang dipimpinnya.44
43 44
Muhamad Saroni, Manajemen Madrasah, hlm. 49 Muhamad Saroni, Manajemen Madrasah, hlm. 50-51
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang,1 sehingga penelitian ini mempunyai kekhasan yang terletak pada tujuannya, yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan, Pemilihan pendekatan kualitatif deskriptif ini karena pada penelitian ini berusaha meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu system pemikiran, atau suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Pada umumnya penelitian kualititif deskriptif merupakan penelitian non-hipotesis/ non-statistik, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan objek penelitian. Adapun yang dimaksud kegiatan di sini
adalah
kepemimpinan
kepala
madrasah
dalam
meningkatkan
keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak. Adapun proses pelaksanaan penelitian kualititif deskriptif adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada; b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek- praktek yang ada; c. Membuat perbandingan atau evaluasi; dan 1
Nana Sujana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian pendidikan (Bandung: Sinar baru, 1984), hlm. 64
34
d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data tentang peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di Mi Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak, maka penelitian ini dilakukan pada: Tempat penelitian : Madrasah Ibtidaiyah Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak Waktu penelitian : Tanggal 1 April sampai dengan 1 Mei 2011
C. Sumber Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan karena memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Artinya, data yang diperoleh memang asli dari lapangan dan baru, bukan data yang sudah usang/lama atau yang telah diolah. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.2 Sumber data primer, peneliti secara khusus peroleh dari kajian langsung ke objek penelitian berupa hasil data observasi, dokumentasi,dan interview dengan : 1. Bapak Supriyadi selaku ketua yayasan Taqwiyatul Wathon 2. Bapak Sairul Anwar,S.Pd selaku kepala MI Nashriyah 3. Bapak Ali Ashadi selaku komite MI Nashriyah 4. Bapak Ngabidun selaku wakil kepala bagian kurikulum 2
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok materi metodologi Penelitian dan Aplikasinya(Jakarta: Jfilia Indonesia, 2002), hlm. 82
35
5. Bapak Nur Halimi,S.Pd selaku perwakilan guru Sedangkan sebagai data sekunder adalah semua karya atau buku-buku yang ada relevansinya dengan judul penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Nuriyatul Badriyah, 1326308, Analisis Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Di MTs Taqwiyatul Wathon Sumberejo Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/ 2010, Wonosobo:Universitas Sains Al-Qur’an (Unsiq) 2. Wahjosumidjo, 2002, Kepemimpinan Kepala Sekolah : PT Raja Grafindo, persada, Jakarta 3. Dr. Wina Sanjaya, M.Pd,2008, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum berbasis kompetensi, Jakarta Kencana 4. DR. Thariq M. As-Suwaidan dan Ir. Faishal Umar Basyarahil, 2005, Pemimpin Masa Depan, Jakarta. Gema Insani. 5. E. Mulyasa, 2002, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan implementasi, Bandung: Remaja Rosdakaya 6. Manullang, 1986, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia 7. Ngalim
Purwanto,
1998,
Administrasi
dan
Supevisi
Pendidikan,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 8. Soebagio Atmodiwirio, 2000, Manajemen Pendidikan Indonesia,Jakarta: Ardadizya Jaya
D. Fokus Penelitian Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini difokuskan pada peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang cukup dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu; 1. Observasi
36
Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.
3
Teknik ini digunakan
untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan situasi dan kondisi MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak yang meliputi: wawancara, letak geografis, proses pembelajaran,struktur organisasi, sarana dan prasarana pendidikan. 2. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, struktur organisasi, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. 4 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang struktu organisasi,sarana-prasarana, dan data kualifikasi pendidikan MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak. 3. Interview Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Atau secara sederhana interview diartikan sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan kepala madrasah. 5 Untuk memperoleh informasi tentang: a. Apa upaya- upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak. b. Apa faktor-faktor yang menghambat dan menunjang kepemimpinan kepala madrasah dalam
meningkatkan keberhasilan kegiatan
pembelajaran di MI Nashriyah sumberejo Mranggen Demak. 3
Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jilid 1, (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1983), hlm. 136. 4
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian atau Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka un. 2006), hlm. 206. 5 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), hlm. 111.
37
F. Teknik Analisis Data Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang menghubunghubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar.Analisis data yang digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian kualitatif deskriptif mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Mohammad Ali, yaitu: 1. Reduksi data Reduksi
data
adalah
proses
memilih,
menyederhanakan,
memfokuskan, mengabstraksikan dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan. 2. Display atau sajian data Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi-organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/atau tindakan yang diusulkan. 3. Verifikasi dan/atau penyimpulan data". 6 Adapun verifikasi data adalah penjelasan tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang secara khas menunjukan alur kausalnya sehingga dapat diajukan proposisi-proposisi yang terkait dengannya. 7 Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak. Dengan menggunakan pendekatan penelitian yang demikian akan diketahui bentuk dan model KBM yang telah diterapkan oleh kepala MI
6
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Angkasa, 1993), hlm. 167 Kafemad, Dadang, dan Maman Abd. Djaliel, Metodologi Penelitian Agama (Perspektif tkm Ftrhandingan Agama), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 103 7
38
Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak. Serta dapat diketahui faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan kepala madrasah dalam menerapkan KBM.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. HASIL PENELITIAN 1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak Upaya – upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah ibtidaiyah Nashriyah untuk membuat MI Nashriyah menjadi Centre exellent ( Pusat Keunggulan ) bagi madrasah lain dan masyarakat adalah membuat Rencana Kegiatan Madrasah ( RKM ) ,yaitu : a. Rencana Stratejik 1. Visi Terwujudnya Pendidikan yang bermutu dan islami,memiliki keimanan dan akhlak mulia,menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,cinta lingkungan serta tanah airnya. 2. Misi a) Mewujudkan proses pembelajaran secara aktif,kreatif ,efektif dan menyenangkan. b) Mewujudkan pendidikan yang demokratis,
beriman dan
berakhlak mulia,berilmu pengetahuan yang luas, disiplin dan bertanggung jawab. c) Mewujudkan sistem manajemen berbasis madrasah yang melibatkan semua warga madrasah dan masyarakat1. 3. Tujuan a) Meningkatkan prestasi siswa agar tercapai nilai rata-rata ujian nasional yang signifikan , untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
1
Ali Ashadi, Ketua Komite MI Nashriyah Sumberejo, 16 Juni 2011, 16.17WIB.
40
b) Mengupayakan anak didik untuk dapat menerima pelajaran dengan baik dan menyenangkan agar berprestasi di tingkat kabupaten. c) Memiliki keterampilan dan pengalaman dasar beragama islam untuk diamalkan dalam kehidupan sehari – hari. 4. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga
pendidik dan
kependidikan. b) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadahi. c) Meningkatkan prestasi madrasah. d) Meningkatkan peran masyarakat dalam pendidikan. e) Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab warga madrasah. f) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kekomputeran ( Teknologi Informasi ) 5. Kebijakan Dan Program a) Kebijakan Adapun kebijakan – kebijakan yang digunakan untuk mewujudkan sasaran,tujuan misi dan visi adalah ketentuan / peraturan perundangan yang berlaku di indonesia serta kebijakan – kebijakan pemerintah c.q.Kementerian Agama. b) Program Adapun program – program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran,tujuan,misi dan visi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM ) 2) Pengadaan kebutuhan barang – barang operasional. 3) Peningkatan pelaksanaan evaluasi hasil belajar dan kualitas kelulusan madrasah. 4) Peningkatan partisipasi masyarakat. 41
5) Meningkatan disiplin dan tanggungjawab. 6) Peningkatan skill out put SDM.
b. Rencana Kinerja Tahunan 1. Sasaran Dan Program a) Sasaran Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2010 / 2011 adalah sebagai berikut:
:
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga guru . 2) Meningkatkan kebutuhan media dan sumber pelajaran. 3) Meningkatnya prestasi akdemik madrasah. 4) Meningkatnya peran serta masyarakat. 5) Meningkatnya kegiatan disiplin warga madrasah. 6) Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan berteknologi. b) Program Untuk mencapai sasaran diatas dilaksanakan program sebagai berikut : 1) Peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia 2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang memadai 3) Peningkatan prestasi madrasah 4) Peningkatan partisipasi masyarakat 5) Peningkatan disiplin dan tanggungjawab 6) Peningkatan Skill out put SDM2 2. Kegiatan Dalam rangka tercapainya sasaran dan program tersebut di atas, MI Nashriyah sumberejo Mranggen Th. 2010 / 2011 akan melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a) Mengadakan pembinaan terhadap guru
2
Sairul Anwar, S.Pd, Kepala MI. Nashriyah Sumberejo, wawancara,1 5 Juni 2011, 09.47WIB.
42
b) Mengadakan pembelian peralatan pembelajaran berupa bukubuku mata pelajaran serta kebutuhan barang – barang operasional lain c) Mengadakan bimbingan les dan penyelenggaraan ujian madrasah. d) Renovasi gedung kelas e) Mengadakan rapat wali murid, Pengadaan sarana prasarana penunjang pembelajaran f) Pembelian Printer komputer dan pembelajaran komputer
2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kepemimpinan Kepala Madrasah
dalam
Meningkatkan
Keberhasilan
Kegiatan
Pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak Kepala madrasah dalam melaksanakan program madrasah juga mengalami faktor – faktor pendukung dan penghambat ,yaitu : a. Faktor Pendukung 1. Adanya Program madrasah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari pendidik ( kualifikasi pendidikan S1 bagi guru,ikut kegiatan KKM , KKG dan kursus komputer bagi tenaga kependidikan. 2. Semangat guru ,siswa dan karyawan secara bersama untuk memajukan madrasah. 3. Lingkungan yang mendukung yaitu yayasan yang membawahi madrasah sangat antusias sekali. 4. Masyarakat sekitar yang religius sehingga membantu madrasah untuk menempa karakter kepribadian siswa. 5. letak geografis madrasah yang berada di pedesaan dan jauh dari keramaian serta hiruk pikuk perkotaan.
b. Factor Penghambat 1. Kurangnya kesadaran masyarakat yang ada di sekitar madrasah tentang Pendidikan yang bermutu setelah adanya iklan BOS.mereka 43
menganggap sekolah atau madrasah itu gratis,padahal untuk mencapai pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang tidak murah. 2. Jumlah penduduk sekitar sangat minim ,sehingga berdampak pada minimnya anak usia sekolah apalagi program pemerintah untuk KB berhasil,sehingga berdampak pada jumlah siswa masuk madrasah. 3. Sarana prasarana yang jauh dari ideal. 4. Kemampuan guru dan tenaga kependidikan dalam hal tehnologi informasi. 5. Perpustakaan yang kurang memadahi dan jauh dari ideal. 6. Masih minimnya kemampuan guru dalam hal mengembangkan kreatifitas, bakat dan minat siswa3.
B. ANALISIS DATA DAN PENELITIAN 1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah sumberejo Mranggen Demak Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh kepala MI Nashriyah dalam kegiatan pembelajaran pendidikan di madrasah tersebut sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif, upaya itu diantaranya adalah: a. Peningkatan Kinerja Guru Kinerja guru MI Nashriyah adalah sikap profesionalisme guru madrasah dalam mengemban tugas dan wewenang mengajar yang menjadi
kewajiban dan tanggungjawabnya
dalam
mewujudkan
kepentingan anak didik. Bentuk dari pelaksanaan tugas dan tanggungjawab guru dalam proses belajar mengajar adalah membuat perencanaan program pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan menilai hasil
3
Sairul Anwar, S.Pd, Kepala MI. Nashriyah Sumberejo, wawancara,1 5 Juni 2011, 09.47WIB.
44
belajar siswa serta melaporkannya kepada semua pihak yang merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling berurutan dan tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya. Pada kegiatan ini kepala madrasah mengupayakan diantaranya adalah: 1. Tahapan Perencanaan Pengajaran Pada
kegiatan
perencanaan
pengajaran
atau
desain
instruksional, kepala madrasah membantu guru dalam mengambil langkah dan aktivitas serta kinerja yang akan ditampilkan dalam proses belajar mengajar, diantaranya mengarahkan guru dalam penyusunan satuan pembelajaran agar mencakup unsur-unsur tujuan mengajar yang diharapkan, materi/bahan pelajaran yang akan diberikan, strategi/metode mengajar yang akan ditetapkan dan prosedur evaluasi yang dilakukan dalam menilai hasil belajar siswa. Dengan kegiatan ini, diperoleh hasil guru madrasah semakin meningkat keberhasil pengajarannya, karena dengan pengarahan kepala madrasah yang baik guru dala proses belajar mengajar telah berpegangan pada perangkat pembelajaran yang memuat: rencana program tahunan, rencana program semesteran, rencana satuan pelajaran yang telah disetujui oleh kepala madrasah yang berisi sekurang-kurangnya
memuat
standart
kompetensi,
indikator
ketuntasan hasil belajar, materi/bahan pelajaran yang akan diberikan, strategi/metode mengajar yang akan ditetapkan dan prosedur evaluasi akhir dari setiap pokok bahasan. 2. Tahapan Proses Belajar Mengajar Kegiatan proses belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Segala
sesuatu yang telah
diprogramkan akan
dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar, dengan melibatkan semua komponen pengajaran tentunya. Hasil dari kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauhmana tujuan yang ditetapkan telah tercapai.
45
Pada proses belajar mengajar, kinerja guru dapat dikatakan profesional jika dalam melaksanakan tanggung jawab mendidik, guru memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melakukan kegiatan di bidang keguruan untuk memberi ilmu pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan kepada si terdidik yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh pribadinya. Oleh sebab itu, guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kualitas personal dan professional,
memiliki
persiapan
pengajaran
yang
matang,
merumuskan tujuan pengajaran, berpenampilan menarik dalam mengajar di kelas, dan dapat mengelola PBM serta dapat menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan. Kinerja
guru
dapat
dikatakan
berkualitas
jika
dalam
melaksanakan tanggung jawab mendidik, guru memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melakukan kegiatan di bidang keguruan untuk memberi ilmu pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan kepada si terdidik yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh pribadinya. Pada kegiatan ini upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru adalah dengan melakukan supervisi kunjungan kelas dengan meneliti kesiapan guru dalam mengajar, apakah telah berjalan sesuai dengan rencana pengajaran yang disusun guru apakah belum, selanjutnya kepala madrasah melakukan penilaian terhadap guru yang bersangkutan4. Hal ini dibuktikan dengan adanya penilaian supervisi terhadap guru,sebagaimana tabel berikut:
4
Sairul Anwar, S.Pd, Kepala MI. Nashriyah Sumberejo, wawancara,1 5 Juni 2011, 09.47WIB.
46
Tabel.1 Rekapan Instrumen Supervisi Akademik Mi Nashriyah Sumberejo
NO
NAMA GURU
SKORE
KET
1
Abu Tholib,S.Pd
90
SB
2
Amarodin,A.Ma.
90
SB
3
Khoirul Hadi,S.Pd
90
SB
4
Kholifah
90
SB
5
Muallim,A,Ma
90
SB
6
Mubin
85
B
7
Mudlofir
86
B
8
Mudrikah
80
B
9
Muhlisin,S.Pd.I
90
SB
10
Mujiati, S.Pd
93
SB
11
Ngabidun
80
B
12
Nur Halimi,S.Pd
96
SB
13
Rumanah
86
SB
14
Syafi’uddin
75
B
15
Zumiroh,S.Pd.I
90
SB
Sangat Baik (SB) : 86 - 100 Baik (B)
: 71 – 85
Cukup (C)
: 56 - 70
Kurang (K)
: ≤ 55
3. Persiapan Mengajar Guru MI Nashriyah Aktivitas proses belajar mengajar di madrasah ini dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB, kecuali pada hari
47
Jumat dimulai dari jam 07.00 sampai dengan 11.15 WIB. Dan hari Sabtu dimulai dari jam 07.00 sampai dengan 11.55 WIB. Jam efektif tersebut masih ada penambahan jam ekstra bagi kelas VI untuk persiapan menghadapi ujian nasional yang dilaksanakan setiap Senin sampai dengan Kamis dimulai pukul 12.30 sampai dengan 13.30. Untuk menunjang hal tersebut kepala madrasah mengupayakan peningkatan kesejahteraan para guru yang lebih layak, sehingga aktivitas belajar mengajar di madrasah ini dapat berjalan sesuai dengan rencana yang ada. Disamping hal itu kepala madrasah juga mengembangkan buku kredit point sebagai alat untuk menilai dan mengevaluasi atas kinerja setiap personal, yang berisi tentang catatan presensi kehadiran, loyalitas kepada lembaga serta aktivitas-aktivitas lain yang berhubungan dengan peningkatan kinerja guru, dengan memakai sistem yang demikian setiap personil dapat dipantau persiapan mengajarnya sudah baik atau masih perlu ditingkatan lagi. Sehingga tujuan madrasah dapat terlaksana dengan baik yaitu terciptanya disiplin waktu.
b. Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Selanjutnya untuk menunjang keberhasilan kepala MI Nashriyah dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan mengupayakan kecakapan guru dalam mengajar dengan mendorong para tenaga edukatifnya untuk menimba ilmu lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan spesifikasi bidang keilmuannya. Selain itu kegiatan belajar mengajar madrasah juga mengupayakan pengiriman guru dalam kegiatan workshop,mengikuti program pendidikan S I di IAIN, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang profesionalitas kinerjanya5. 5
Sairul Anwar, S.Pd, Kepala MI. Nashriyah Sumberejo, wawancara,1 5 Juni 2011, 09.47WIB.
48
Tabel.2 Kondisi Guru Tiga Tahun Terakhir Tahun
2008-20011 2009 2010
2008
1
2
2011
Deskripsi
N o
S L T A
S L T A
D
1
2
2
1
2
7
3
3
6 2
5
7
2
6
2
7
3
3
6 2
5
7
2
6
D
D
S
2
3
I
2
D S 3
I
S D L T 2 A
D 3
S I
S L T A
D
D S
2
3
I
Sekolah / Madrasah Guru Tetap / PNS 8 2 GuruTetap Yayasan Guru Honorer Guru Bantu Guru Kontrak Lain-lain ………. 8 2 Jumlah Rata-rata sekolah / Madrasah Dalam Gugus Dalam Kecamatan Dalam Kabupaten
Berdasarkan tabel diatas bahwa Kondisi guru MI Nashriyah pada tiga tahun teakhir berdasarkan kualifikasi pendidikan mengalami kenaikan. c. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaan sarana dan prasarana madrasah sangat penting keberadaannya
guna
meningkatkan
kualitas
pendidikan
dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan madrasah. Sehingga pemenuhan serta keberadaan sarana dan prasarana belajar pada madrasah yang cukup memadai secara tidak langsung dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar di madrasah yang bersangkutan6. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI Nashriyah adalah sebagai berikut :
6
MI Nashriyah , Dokumentasi 2010/ 2011.
49
Tabel. 3 Sarana Dan Prasarana Tiga Tahun Terakhir
Tahun No 1
2
3
4
Jenis Perabot Kursi 1) Ruang kelas a. Peserta didik b. Guru 2) Kantor 3) Perpustakaan Meja 1) Ruang kelas a. Peserta didik b. Guru 2) Kantor 3) Perpustakaan Almari 1) Ruang kelas a. Peserta didik b. Guru 2) Kantor 3) Perpustakaan 4) Rak Perlengkapan lain 1) Jam dinding 2) Tempat sampah 3) Sapu 4) Engkrak
2008/2009 BA
RR
RB
2009/2010 BA
RR
RB
2010/2011 BA
102
102
109
6 10 -
6 10 -
6 10 -
51
51
55
6 8 6
6 8 6
6 8 6
6
6
6
6 2 1 1
6 2 1 1
6 2 1 1
8 8
8 8
8 8
16 8
16 8
16 8
RR
R B
Dilihat dari segi sarana dan prasarana yang ada, MI Nashriyah dari tahun ke tahun perabot mengalami kerusakan, dan tahun 2010 di adakan perbaikan dan
MI Nashriyah dapat dimasukan ke dalam
madrasah yang telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
50
2. Faktor-faktor kepemimpinan
Pendukung
dan
Penghambat
Keberhasilan
Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kualitas
Kegiatan Pembelajaran di MI Nashriyah sumberejo Mranggen Demak Kepala madrasah dalam melaksanakan program madrasah juga mengalami faktor – faktor pendukung dan penghambat ,yaitu : a. Faktor Pendukung 1. Adanya pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada kepala madrasah dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar di madrasah . 2. Kepemimpinan madrasah yang profesional 3. Yayasan yang membawahi madrasah sangat antusias sekali. 4. Adanya Program Madrasah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari pendidik ( kualifikasi Pendidikan S1 bagi guru,ikut kegiatan KKM , KKG dan kursus komputer bagi tenaga kependidikan. 5. Semangat guru karena adanya model pembelajaran yang bervariasi. 6. Antusias karyawan secara bersama untuk lebih memajukan madrasah 7. Adanya kedisiplinan yang dilakukan oleh para karyawan 8. Letak geografis madrasah yang berada di pedesaan dan jauh dari keramaian serta hiruk pikuk perkotaan.
b. Faktor Penghambat 1. Kurangnya kesadaran masyarakat yang ada di sekitar Madrasah tentang Pendidikan yang bermutu setelah adanya iklan BOS.mereka menganggap sekolah atau madrasah itu gratis.padahal untuk mencapai pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang tidak murah. 2. Jumlah penduduk sekitar sangat minim ,sehingga berdampak pada minimnya anak usia sekolah apalagi program pemerintah untuk KB berhasil,sehingga berdampak pada jumlah siswa masuk sekolah. 51
3. Sarana prasarana yang jauh dari ideal. 4. Kemampuan guru dan tenaga kependidikan dalam hal tehnologi informasi. 5. Perpustakaan yang kurang memadahi dan jauh dari ideal. 6. Masih minimnya kemampuan guru dalam hal mengembangkan kreatifitas, bakat dan minat siswa.
52
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang berangkat dari pokok permasalahan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak adalah : a. Peningkatan kinerja guru,hal ini meliputi; tahapan perencanaan pengajaran,tahapan proses belajar mengajar, persiapan mengajar guru Mi Nashriyah. b. Peningkatan kualifikasi akademik guru,dari tahu ketahun guru MI Nashriyah semakin banyak yang memenuhi standart kualifikasi pendidikan. c. Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, dilihat dari segi sarana dan prasarana yang ada, MI Nashriyah dari tahun ke tahun mengalami kenaikan perabot baik jumlah maupun perbaikan. 2. Faktor pendukung dan penghambat Peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak adalah: a.
Faktor pendukung 1) Adanya pemberian otonomi kepada lembaga pendidikan. 2) Kepemimpinan madrasah yang profesional. 3) Kesempatan orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam proses pendidikan.
b.
Faktor penghambat 1) Rendahnya tingkat kemampuan SDM 2) Kesederhanaan dan terbatasnya sarana dan prasaran 3) Rendahnya kedisiplinan para pendidik dan tenaga kependidikan
53
4) Kurangnya keterlibatan wali murid atau masyarakat sekitar dalam ikut serta menentukan dan merumuskan program kerja pendidikan .
B. Saran Setelah melewati proses yang cukup panjang, dan berdasarkan dari hasil kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti dapat memberi saran yang berkaitan dengan hasil analisis peran kepemimpinan meningkatkan keberhasilan kegiatan
kepala madrasah dalam
pembelajaran
di
MI Nashriyah
Sumberejo Mranggen Demak , yaitu sebagai berikut: Kepada kepala madrasah sebaiknya lebih meningkatkan kinerjanya karena tugas dan posisi kepala madrasah sebagai penerima amanah dari masyarakat akan selalu dinilai oleh masyarakat. Kepada masyarakat, sebaiknya lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap lembaga pendidikan dengan selalu berperan aktif memantau lembaga pendidikan.
54
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Angkasa, 1993. Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian atau Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka un. 2006 Atmodiwirjo, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Ardaditiya Jaya, 2000. Az-Zarnuji, Syaikh, Terjemah Ta’lim Muta’alim, Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2008. ______________ , Teori Belajar dan Pembelajaran, Malang :t.p, 2007. Depag RI, Alqur’an dan Terjemahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjamah/ Pentafsir Al-Qur’an: Jakarta 1971. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Edisi ke 3 Dymyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research jilid 1, Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1983 Harefa, Andreas, Menjadi Manusia Pembelajar ,Jakarta: Kompas, 2000 ______________ , Pembelajaran di Era Serba Otonomi, Jakarta:Kompas, 2001 Indrafachrudi, Soekarto, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1993. Kafemad dkk., Metode Penelitian Agama, Bandung: Pustaka Setia, 2000.
١٩١٣ , راجب مىراه, فكبلىعه: عظة النبشئيه,مصطفى الغالينى Muhammad, Sayyid, Attarbiyatu Wattahdib, Surabaya:Fazaibatu Almiftah Bidunitarikh. Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.
Notoatmojo, Soekijo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003. Nana Sujana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan ,Bandung: Sinar Baru, 1984. Nasution, Didaktif Azaz Azaz Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Nurdin Muhammad, Kiat Menjadi Guru Profesional, Yogyakarta: Arruz Media Group, 2008. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997. Porwadarminto, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003 Rofiq , Ahmad, Fiqih Kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004 Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2007.
. بدون تبريح, فزيبت المفتبح: سىرابيب, التربية والتهديب,سيد محمد Saroni, Muhamad , Manajemen Sekolah, Yogyakarta: Ar Russ, 2006. Sanjaya,
Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung, 2005.
Thoriq M. As-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarohil, Pemimpin Masa Depan, Jakarta: Gema Insani, 2005. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Zainuddin, Imam Ahmad ibn Abdil Az Zubaidi, Mukhtar Shahih Bukhari, juz 1, Beirut: Darrul Kutub, 1994.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rekapan Instrumen Supervisi Akademik MI Nashriyah Sumberejo,47 Tabel 2 : Kondisi Guru MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak Tiga Tahun Terakhir,49 Tabel 3 : Sarana dan Prasarana MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak tiga tahun terakhir,50
Tabel.1
Rekapan Instrumen Supervisi Akademik Mi Nashriyah Sumberejo NO
NAMA GURU
SKORE
KET
1
Abu Tholib,S.Pd
90
SB
2
Amarodin,A.Ma.
90
SB
3
Khoirul Hadi,S.Pd
90
SB
4
Kholifah
90
SB
5
Muallim,A,Ma
90
SB
6
Mubin
85
B
7
Mudlofir
86
B
8
Mudrikah
80
B
9
Muhlisin,S.Pd.I
90
SB
10
Mujiati, S.Pd
93
SB
11
Ngabidun
80
B
12
Nur Halimi,S.Pd
96
SB
13
Rumanah
86
SB
14
Syafi’uddin
75
B
15
Zumiroh,S.Pd.I
90
SB
Sangat Baik (SB) : 86 - 100 Baik (B) Cukup (C)
: 71 – 85 : 56 - 70 Kurang (K)
: ≤ 55
Tabel. 2
Kondisi Guru MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak Tiga Tahun Terakhir Tahun
2008-20011 2009 2010
2008 No
1
S L T A
D
D
S
2
3
I
S L T A
D 2
D S 3
I
S D L T 2 A
D 3
S I
S L T A
D
D S
2
3
I
Sekolah / Madrasah Guru Tetap / PNS GuruTetap Yayasan
2
2011
Deskripsi
Guru Honorer Guru Bantu Guru Kontrak Lain-lain ………. Jumlah Rata-rata sekolah / Madrasah Dalam Gugus Dalam Kecamatan Dalam Kabupaten
1
2
2
1
8
2
2
7
3
3
6 2
5
7
2
6
8
2
2
7
3
3
6 2
5
7
2
6
Tabel. 3
Sarana Dan Prasarana Tiga Tahun Terakhir
Tahun No 1
2
3
4
Jenis Perabot
2008/2009 BA
RR
RB
2009/2010 BA
RR
RB
2010/2011 BA
Kursi 1) Ruang kelas a. Peserta didik
102
102
109
b. Guru 2) Kantor 3) Perpustakaan
6 10 -
6 10 -
6 10 -
Meja 1) Ruang kelas a. Peserta didik b. Guru 2) Kantor 3) Perpustakaan
51 6 8 6
51 6 8 6
55 6 8 6
6 6 2 1 1
6 6 2 1 1
6 6 2 1 1
8 8 16 8
8 8 16 8
8 8 16 8
Almari 1) Ruang kelas a. Peserta didik b. Guru 2) Kantor 3) Perpustakaan 4) Rak Perlengkapan lain 1) Jam dinding 2) Tempat sampah 3) Sapu 4) Engkrak
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RR
R B
Lampiran 1
: Lampiran Wawancara
Lampiran 2
: Lampiran Observasi
Lampiran 3
: Lampiran Supervisi kepala madrasah
Lampiran 4
: Lampiran Kepala madrasah mengupayakan guru dalam
pengiriman diklat Lampiran 5 masyarakat
: Lampiran Seringnya kepala madrasah berkomunikasi dengan
PEDOMAN OBSERVASI No
Kegiatan
1
Kepala madrasah melakukan supervisi dengan terjadwal
2
Ya
Tidak
Bukti Lampiran
-
-
-
-
-
-
i
Kepala madrasah mendorong guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
3
Kepala madrasah mengupayakan pengiriman guru dalam kegiatan MGMP, KKG.
4
Kepala madrasah selalu mengingatkan para guru untuk membuat perangkat pembelajaran
5
Kepala madrasah menekankan para guru dan karyawan disiplin dan berpakain rapi
6
Kepala madrasah selalu membimbing atas rumusan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
7
Lampiran ii
Kepala madrasah sering berkomunikasi dengan masyarakat sekitar
-
Lampiran iii
YAYASAN ISLAM TAQWIYATUL WATHON MI NASHRIYAH SUMBEREJO (TERAKREDITASI B) Kantor : Jl. AL-Barokah Gg II Rt 01 Rw 08 Sumberejo Mranggen Demak 595767
SURAT KETERANGAN Nomor :MI N.11.33/07/PP.01.1/75/IV/2011
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak menerangkan bahwa :
Nama
: Muallim
Nomor Pokok
: 093111403
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Mahasiswa tersebut telah mengadakan penelitian di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak selama 30 hari, terhitung mulai tanggal 1 April sampai dengan 1 Mei 2011 untuk memenuhi tugas penulisan skripsi, dengan judul penelitian : ”PERAN
KEPEMIMPINAN
KEPALA
MADRASAH
DALAM
MENINGKATKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI MI NASHRIYAH SUMBEREJO MRANGGEN DEMAK” Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
Demak, 24 Juni 2011 Kepala Madrasah
Sairul Anwar,S.Pd NIP.197909042007011014
LAMPIRAN WAWANCARA
Pertanyaan
: Seberapa pentingkah tanggungjawab kepala madrasah dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak?
Jawaban
: Kepala madrasah mempunyai posisi yang penting,ibarat sebuah kendaraan ,kepala madrasah adalah sopirnya .jalan atau tidaknya lembaga sangat ditentukan oleh kepala Madrasah (Supriyadi, Ketua Yayasan Islam Taqwiyatul Wathon di Sumberejo, Wawancara pribadi, 13 April 2011, 15.00 WIB).
Pertanyaan
: Bagaimana komunikasi kepala madrasah dengan masyarakat sekitar dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak ?
Jawaban
: Hubungannya cukup bagus ,bahkan kepala madrasah mengadakan pertemuan dengan wali murid dan sekaligus mengundang masyarakat setempat ,tokoh masyarakat dan para pejabat setempat.walaupun pertemuan itu dilaksanakan setahun sekali saat kegiatan akhirussanah (Ali Ashadi, Ketua Komite MI Nashriyah Sumberejo, 16 Juni 2011, 16.17WIB).
Pertanyaan
: Apa upaya-upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan
keberhasilan
kegiatan
pembelajaran
di
MI
Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak? Jawaban
: Kepala madrasah selalu membaur dengan guru,TU dan siswa.Bahkan kepala madrasah selalu membuka dialog dengan para guru,TU dan siswa.tidak kaku,tidak arogan dan selalu mendorong kepada para guru untuk selalu mengajar yang kreatif (Sairul Anwar, S.Pd, Kepala MI. Nashriyah wawancara,1 5 Juni 2011, 09.47WIB).
Sumberejo,
Pertanyaan
: Adakah faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan kepala
madrasah
meningkatkan
keberhasilan
kegiatan
pembelajaran di MI Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak ? Jawaban
: Pola kepemimpinan yang diterapkan kepala Madrasah sudah cukup untuk mengikuti kepemimipinan modern. Semua itu terlihat dalam kebijakan yang di ambil justru datang dari bawahan (Sairul Anwar, S.Pd, Kepala MI. Nashriyah wawancara,1 5 Juni 2011, 09.47WIB).
Sumberejo,
YAYASAN ISLAM TAQWIYATUL WATHON MI NASHRIYAH SUMBEREJO (TERAKREDITASI B) Kantor : Jl. AL-Barokah Gg II Rt 01 Rw 08 Sumberejo Mranggen Demak 595767
SURAT KETERANGAN Nomor :MI N.11.33/07/PP.01.1/145/X/2009
Yayasan Islam Taqwiyatul Wathon MI Nashriyah Sumberejo dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama Alamat Tempat Tugas
:Muallim :Tambakrejo RT 01 / 16 Tanjungmas Semarang Utara :MI Nashriyah Sumberejo Kec.Mranggen Kab.Demak
Benar-benar masih aktif sebagai guru pada MI Nashriyah Sumberejo Kec.Mranggen Kab.Demak Tahun akademik 2010/2011 .
Demikian surat Keterangan ini dibuat dan diberikan kepada yang bersangkutan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan kepada yang berkepentingan harap maklum.
Demak,09 April 2011 Kepala Madrasah,
Sairul Anwar,S.Pd NIP.197909042007011014 TEMBUSAN Kepada : Yth.Ketua Yayasan ( Sebagai Laporan )
YAYASAN ISLAM TAQWIYATUL WATHON
MI NASHRIYAH TERAKREDITASI B Kantor
: Sumberejo Sendang Delik Kec.Mranggen Kab.Demak 02470396705
NO
: 11.21.477/MI.N/K.P/ 69 /V/2011
Hal
: Undangan Kepada Yth Bpk / Ibu 1. Ketua Yayasan 2. Wakamad 3. Tokoh Masyarakat 4. Wali Murid 5. Guru MI Nashriyah Di tempat Assalamu’alaikum Wr.Wb Salam sejahtera semoga tercurahkan kepada kita semua,dan selalu mendapatkan rahmat dan bimbingan Nya Amin! Berdasarkan
Kalender Pendidikan Madrasah tahun pelajaran
2010/2011 bahwa Ulangan akhir Semester KelaS
6
akan mulai
dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2011. Oleh karena itu kami bermaksud mengundang bapak / Ibu besok pada: Hari
: Rabu malam Kamis
Tanggal
: 16 Maret 2011
Jam
: 19.00 tepat
Tempat
: Kampus MI Nashriyah
Keperluan
: Mujahadah
Demikian surat undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Wasssalamu’alaikum Wr.Wb. Sumberejo,16 Maret 2011 Kepala Madrasah, Sairul Anwar,S.Pd NIP.197909042007011014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Muallim
NIM
: 093111403
Alamat
: Sumberejo, RT.04 RW. 08 Mranggen Demak
Tempat/ tanggal lahir
: Demak, 05 Junil 1982
Telpon/ HP
: 089667979913
Riwayat Pendidikan
: -
Madrasah Ibtida’iyah Nashriyah Sumberejo Mranggen Demak lulus tahun 1993/ 1994
-
Madrasah Tsanawiyah Taqwiyatul Wathon Sumberejo Mranggen Demal lulus tahun 1996/ 1997
-
Madrasah Aliyah Futuhiyyah I Mranggen Demak lulus tahun 1999/ 2000
-
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Walisembilan Semarang lulus tahun 2002/ 2003