PERAN GURU KREATIF DALAM MENGEMBANGKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI MTS NEGERI TANGERANG II PAMULANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: Anggie Eka Maulani NIM 109011000201
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Anggie Eka Maulani (109011000201): Peran Guru Kreatif Dalam Mengembangkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fiqih Di MTs Negeri Tangerang II Pamulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru kreatif dalam cara mengajarnya sehingga dapat mengembangkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih di MTs Negeri Tangerang II Pamulang. Penlitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei-September 2014 di MTs Negeri Tangerang II Pamulang dengan subjek penelitian yang berjumlah 5 orang. Metode yang digunakalan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang ditunjang dengan data kepustakaan dan penelitian lapangan. Pada saat penelitian berlangsung ada beberapa langkah-langkah pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan ketekunan pengamatan dan triangulasi melalui dua modus, yaitu dengan metode ganda (wawancara dan observasi langsung), dan sumber ganda (guru yang bersangkutan dan peserta didik). Kemudian peneliti menganalisis dengan melakukan proses reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru kreatif dalam mengajar sangatlah besar sehingga dapat mengembangkan prestasi belajar siswa. Guru menggunakan metode dan model-model pembelajaran yang membuat siswa tidak merasa jenuh di kelas tapi justru sebaliknya siswa merasa antusias dalam belajar sehingga prestasi belajar siswa pun meningkat. Selain prestasi belajar yang meningkat siswa pun menjadi aktif dan tidak pasif di kelas serta lebih berani dalam mengemukakan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan.
v
ABSTRACT Anggie Eka Maulani (109011000201): The Role of Creative Teachers in Developing Students Learning Achievements in the Study of Fiqh at MTsN Tangerang II Pamulang. This research aims to find out how the role of creative teachers in the way they teach can develop students learning achievements in the study of Fiqh at MTs II Tangerang Pamulang. These studies have been carried out from May to September 2014 at MTsN II Tangerang Pamulang with the subject of study 5 students. The method used in this study is qualitative approach which is supported by data library and field research. By the time this research was taking place there were a few steps of data collection like observation, interview and documentation. An examination of data validity is conducted with the persistence of observation and triangulation through two mode, i.e. with double methods (interviews and direct observation), and double sources (teachers and students). Then the researcher analyzed the data by performing data reduction process, presenting and withdrawing the conclusion. The results showed that the role of creative teachers in teaching is very big so that it can develop students learning achievements. Teachers use methods and models of learning that do not make students feel saturated in class, in contrary they feel enthusiastic in learning so that their learning achievement will be increased. In addition to the improvement of students learning achievements, they also became active and not passive in the classroom, for instance they become braver to express their opinion and to ask a question.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang maha dahsyat, yang lebih indah, untk diungkapkan selain rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, sang pemilik takdir. Yang memberikan nikmat dan hidayah Nya sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Allahumma Shalli ‘ala Muhammad, shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan mulia Nabi Muhammad saw. seorang revolusioner, sang pemimpin, sang pencerah bagi umat Islam. Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan skripsi ini, namun berkat kesungguhan hati, kerja keras, dorongan dan juga bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi inidapat diselesaikan. Hambatan dan kesulitan tersebut tidak ada yang sia-sia selamat kita tetap berusaha. Penulis akui hambatan dan kesulitan itu merupakan sebuah pengalaman sekaligus menjadi sebuah pelajaran yang berharga. Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas namun, dengan adanya bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih sedalam dalamnya kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, kepada yang semua yang tercinta dan tersayang: 1.
Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3.
Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4.
Bapak Ahmad Irfan Mufid, MA selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan sabar.
vii
5.
Bapak Muhammad Zuhdi, M.Ed, Ph.D selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu meluangkan waktu mendengarkan permasalahan selama masih aktif diperkuliahan serta semua nasehat dan suport untuk menjalankan perkuliahan dengan baik.
6.
Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan Agama Islam.
7.
Bapak Drs. Suhardi, M.Ag selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8.
Bapak Ir. Imam Sucipto selaku bidang humas yang senantiasa membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9.
Ibu Midahwati, S.Ag, MA selaku guru mata pelajaran Fiqih yang telah bersedia memberikan izin dan membantu penulis dalam proses penelitian.
10. Staf dan pegawai MTsN Tangerang II Pamulang yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat yang telah menerima penulis dengan suka rela untuk melaksanakan penelitian di sekolah. 11. Para siswa dan siswi kelas VIII BP1 yang bersedia menjadi obyek dalam penelitian ini. 12. Teristimewa dan tercinta untuk ayahanda Kartimun, ibunda Djohariah Markendan, dan Adik saya Mustika Wenny yang selalu memberikan cinta kasih, dukungan, nasehat dan doa serta restu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Orang-orang terkasih, Aldiansyah Nurjaman, Noriska Silviana, S.Pd.I, Nahdia, S.Pd.I, Siti Sholehah dan Mardhaney, S.Pd.I yang selalu memberikan nasehat dan motivasi serta turut membantu penulis dalam mengerjakan penelitian ini. 14. Teman-teman terbaik, Siti Nurfitriani, S.Pd, Dede Nurul Faridah, S.Pd, dan Elva Farhi Qolbina, S.Sos, yang membantu penulis dan memberikan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini, 15. Keluarga besar jurusan Pendidikan Agama Islam Kelas E dan peminatan Fiqih A angkatan 2009, yang tidak bisa disebutkan satu persatu tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih penulis terhadap kalian semua dan telah
viii
berusaha bersama-sama menyelesaikan studi S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Desember 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii UJI REFERENSI .............................................................................................. iii SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................. iv ABSTRAKSI...................................................................................................... v ABSTRACT ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 5 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 6
BAB II
KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Kreativitas Mengajar Guru .............................................. 7 2. Guru dan Kepribadiannya ................................................ 11 3. Prestasi Belajar Siswa ...................................................... 14 4. Pembelajaran Fiqih .......................................................... 20 B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 41 B. Latar Penelitian (Setting) ...................................................... 41
x
C. Metode Penelitian ................................................................. 52 D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ..................... 52 E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................... 54 F. Analisis Data ........................................................................ 55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Utama ..................................................................... 57 2. Data Tambahan ................................................................ 61 B. Pembahasan 1. Kreativtas Guru Dalam Proses Pemebelajaran dan Respon Siswa .................................................................. 62 2. Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fiqih .......... 70 3. Masalah yang dihadapi Siswa dalam Proses Pembelajaran Fiqih .......................................................... 77
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... 81 B. Implikasi ................................................................................ 82 C. Saran ...................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL No Tabel
Nama Tabel
Hlm
3.1
Jumlah dan Luas Ruang MTsN Tangerang II Pamulang
46
3.2
Daftar Kepemimpinan Madrasah Tsanawiyah Negeri
48
Tangerang II Pamulang 3.3
Daftar Data Guru Mata Pelajaran Madrasah Tsanawiyah
48
Negeri II Pamulang 3.4
Daftar Jumlah Guru PNS dan Non PNS Madrasah
50
Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang 3.5
Daftar Prosentasi S1 dan S2 Guru Madrasah Tsanawiyah
50
Negeri Tangerang II Pamulang 3.6
Daftar Jumlah Karyawan di Madrasah Tsanawiyah
51
Negeri Tangerang II Pamulang 3.7
Jumlah Siswa Secara Keseluruhan
51
3.8
Daftar Prestasi di Bidang Akademik, Olahraga dan
51
Seni Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang 4.1
Karakteristik Subjek
58
4.2
Daftar Nilai Harian Kognitif Siswa Kelas VIII BP1
70
Tahun Ajaran 2013/2014 4.3
Daftar Nilai Harian Psikomotorik Siswa Kelas VIII BP1
70
4.4
Daftar Nilai Hasil UTS Semester Genap Siswa yang Asli
73
4.5
Daftar Nilai Hasil UAS Semester Genap Siswa yang Asli
74
xii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Nama Gambar
Hlm
Gambar 4.1
Siswa yang masih belum siap mengikuti pelajaran
63
Gambar 4.2
Siswa yang terlihat masih mengobrol
64
Gambar 4.3
Permainan guru bersama siswa
64
Gambar 4.4
Guru memberikan tugas kepada siswa
65
Gambar 4.5
Siswa mencatat tugas yang diberikan guru
66
Gambar 4.6
Contoh soal yang diberikan guru
66
Gambar 4.7
Bentuk jawaban dari siswa di kertas karton
67
Gambar 4.8
Jawaban ditempel seperti mading
67
Gambar 4.9
Soal dalam bentuk permainan ular tangga
68
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Sejarah dan Visi, Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang
Lampiran 2
Data Guru Mata Pelajaran
Lampiran 3
Kisi-kisi Wawancara Guru Mata Pelajaran Fiqih
Lampiran 4
Kisi-kisi Soal Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1 (Subjek I)
Lampiran 5
Kisi-kisi Soal Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1 (Subjek II)
Lampiran 6
Kisi-kisi Soal Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1 (Subjek III)
Lampiran 7
Kisi-kisi Soal Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1 (Subjek IV)
Lampiran 8
Kisi-kisi Soal Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1 (Subjek V)
Lampiran 9
Foto Dokumentasi Fasilitas Sekolah
Lampiran 10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 11
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 12
Game Ular Tangga
Lampiran 13
Soal tentang Puasa dalam Game Ular Tangga
Lampiran 14
Jawaban Soal Puasa “Game Ular Tangga”
Lampiran 15
Nilai Harian Kognitif Siswa Kelas VIII Bina Prestasi (BP1)
Lampiran 16
Nilai Harian Psikomotorik Siswa Kelas VIII Bina Prestasi (BP1)
Lampiran
17
Nilai UTS dan UAS Semester Ganjil Siswa Kelas VIII Bina Prestasi (BP1)
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan pendidikan suatu hal yang belum diketahui dapat kita ketahui. Pendidikan juga berpotensi untuk mengembangkan potensi siswa. Menurut Kunandar, “Pendidikan dapat dilakukan secara formal di sekolah dan non formal di lembaga-lembaga luar sekolah. Dalam situasi pendidikan formal di sekolah, guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang dicapai.”1 Guru adalah tokoh yang berfungsi mendidik dan mengajar muridnya untuk memperoleh sebuah pengetahuan baik itu berupa pengetahuan dalam materi pelajaran maupun pengetahuan yang didapat diluar materi pelajaran. Guru juga merupakan sebagai pendidik yang sebenarnya bahkan seorang guru merupakan sebuah kunci dalam proses pembelajaran. Mengajar juga dilukiskan sebagai suatu seni dan ilmu pengetahuan. Mengajar sebagai seni membutuhkan suatu tingkat intuisi yang jarang diminta oleh bidang profesional lainnya. Aspek intuisi mengajar berkembang melalui suatu proses refleksi yang otomatis, berkesinambungan, dan yang mengambil seluruh perilaku kepekaan visual dan yang berkaitan dengan panca indera dari banyak stimuli yang berasal dari interaksi siswa dan guru dalam suatu konteks yang spesifik. Saat guru mempraktikkan seni mereka dan merefleksikannya pada hasil dan praktik tersebut, mereka membuat suatu kerangka kerja bagi tindakan intuitif dan spontan yang memajukan pembelajaran siswa. Mengajar sebagai suatu ilmu pengetahuan adalah jelas dalam strategi-strategi yang para guru
1
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: Elsas, 2006), h. 46
1
2
belajar menggunakannya untuk meraih hasil yang diinginkan dalam pembelajaran siswa.2 Kreativitas guru dalam suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa karena semakin guru kreatif dalam menyampaikan materi maka semakin mudah siswa memahami pelajaran dan menjadikan siswa lebih kreatif pula dalam belajar karena tidak setiap guru yang mengajar selalu menuangkan kreativitasnya dan hal itu terkadang membuat siswa merasa jenuh sehingga mereka menjadi malas untuk belajar. Dengan demikian kretivitas tersebut sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Peranan kreativitas guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang relevan diimplementasikan di kelas. Pemilihan teknik pembelajaran ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan mendorong terbentuknya kompetensi siswa. Oleh karenanya, dalam memilih dan menerapkan teknik pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal, agar tehnik yang digunakan di kelas tepat sasaran dan akurat. Menurut Zurinal, “Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan tehnik pembelajaran tersebut, antara lain analisis kompetensi, pengetahuan awal siswa, mata pelajaran yang disampaikan, alokasi waktu dan sarana penunjang, jumlah siswa dalam kelas dan kemampuan guru untuk melaksanakan tehnik tersebut.”3 Adapun disisi lain, pembangunan nasional berusaha membangun manusia dan masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan seutuhnya dalam aspek fisik dan non fisik, kualitatif dan kuantitatif. Maka pendidikan yang bermutu sangat menentukan terwujudnya cita-cita tersebut. Model pembelajaran yang hanya mengandalkan hafalan dan mengingat kembali materi yang telah diberikan oleh guru ini terlalu bersifat monoton 2
Gene E. Hali, dkk, Mengajar Dengan Senang (Menciptakan Perbedaan Dalam Pembelajaran Siswa), (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 362-364 3 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan “Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan”, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 122
3
dan membosankan sehingga tidak bisa menunjang kreativitas guru dalam mengajar dan hal ini menyebabkan anak didik tidak akan menjadi kreatif sehingga mereka menjadi tidak senang dengan materi yang diberikan bahkan mereka jadi malas untuk belajar, hal inilah yang bisa menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Karena apabila seorang guru dapat mengajar dengan cara yang menyenangkan dan menuangkan berbagai kreativitasnya dalam mengajar hal itu membuat siswa menjadi semangat dalam belajar, suasana dikelas pun tidak akan jadi membosankan bagi para siswa tapi memungkinkan membangkitkan minat siswa dalam belajar. Guru yang kreatif juga bisa memberikan tingkat motivasi yang tinggi terhadap peserta didiknya agar peserta didik tidak lagi bermalas-malasan dalam belajar baik ketika belajar di lingkungan sekolah maupun belajar di rumah. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan. Dengan demikian, tidak semua orang bisa menjadi guru atau mungkin semua orang bisa menjadi guru tapi tidak semua guru bisa memberikan pengajaran yang sukses kepada setiap siswanya. Guru memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi keberhasilan pembelajaran di sekolah. Seorang guru harus memiliki kiat dalam melakukan pembelajaran. Kiat yang dimiliki bukan saja untuk mencapai tujuan pembelajaran, tetapi lebih jauh dan itu adalah dalam rangka membutuhkan belajar siswa. Pengembangan dari kreativitas guru dalam mengajar adalah untuk menolong guru dalam meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan materi pelajaran. Pengajaran yang kreatif juga dapat menarik minat siswa agar mereka lebih tertarik lagi dalam belajar. Dengan berbagai variasi pengajaran yang diberikan oleh guru akan membuat siswa lebih mudah dalam mencapai hasil belajar yang maksimal, karena untuk mencapai target prestasi belajar yang baik peran seorang guru sangatlah diperlukan oleh peserta didik. Semakin berkembangnya kreativitas guru dalam mengajar maka minat
4
peserta didik untuk belajar akan semakin meningkat sehingga memungkinkan bagi peserta didik memperoleh hasil yang baik pula nantinya. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik akan mengharapkan hasil belajar yang baik serta memiliki tingkat prestasi belajar yang tinggi namun untuk mencapai semua itu tidaklah mudah, agar peserta didik bisa memiliki hasil yang baik mereka juga harus bisa belajar dengan baik dan giat karena jika mereka tidak belajar secara optimal maka keinginan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik tidak akan bisa tercapai. Jika peserta didik bisa mendapatkan hasil belajar yang baik itu akan membantu mereka dalam mencapai tujuannya. Kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran dibutuhkan sebuah bakat kreativitas untuk mengembangkan metode pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih antusias mengikuti proses pembelajaran sehingga materi yang didapatkan oleh siswa dapat diterima dengan baik dan itu menimbulkan hasil belajar yang maksimal. Keberhasilan anak didik merupakan tujuan utama dari pengajaran seorang guru dan rangkaian pendidikan. Untuk itu, diperlukan guru yang kreatif dalam proses pembelajaran agar anak didik tertarik dengan apa yang diberikan dan tentu saja berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa, guru memiliki peran penting sehingga menciptakan kondisi belajar yang efektif. Guru yang mempunyai kreativitas yang tinggi akan mampu memberikan motivasi belajar kepada siswanya. Perkembangan murid merupakan tujuan semua sekolah dan semua guru. Memang, metode mengajar yang digunakan guru dan murid tetap tergantung kepada guru, murid tetap tidak matang, dan masih bersifat kekanank-kanakan. Berlawanan dari pertumbuhan rasa tanggung jawab, guru dan kepala sekolah mendikte dan mengontrol semua murid seolaholah mereka adalah makhluk yang belum bisa dipercaya dan tidak akan pernah dapat bertanggung jawab. Berlawanan dari rangsangan tumbuhnya kebebasan, sekolah menanamkan sikap ketergantungan terhadap guru, dan guru yang menentukan apa yang harus dipelajari murid, bagaimana mereka harus belajar, kapan dan berapa jauh.4 4
Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 8
5
Dalam rangka mewujudkan hasil belajar yang tahan lama tersebut maka guru sebagai seorang pendidik diharapkan memiliki kreativitas dalam mengelola kelas, menyampaikan materi, penggunaan metode dan media yang sesuai dengan materi ajar, sehingga siswa benar-benar dapat memahami materi yang diberikan tidak hanya dihafal saja tapi juga dapat dipahami agar siswa bisa mencapai hasil belajar yang maksimal dan materi yang telah diberikan bisa diingat selamanya dan siswa menjadi lebih termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar agar potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang dan mutu pendidikan pun meningkat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin mencoba untuk mengkaji lebih dalam lagi dalam0 judul mengenai “PERAN GURU KREATIF DALAM MENGEMBANGKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI MTS NEGERI II PAMULANG”.
B. Identifikasi Masalah Sesuai
dengan
latar
belakang
diatas,
kemudian
peneliti
mengidentifikasikan beberapa masalah penelitian, yaitu : 1. Kreativitas guru yang baik dan mampu mengelola kelas dengan baik bisa membentuk kompetensi siswa. 2. Pembentukan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran tergantung kepada setiap cara seorang guru mengajar. 3. Peran guru dalam memotivasi siswa yang prestasi belajarnya kurang baik. 4. Cara-cara guru dalam mengembangkan potensi kreativitas dalam dirinya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi kajian penelitian ini kepada beberapa hal : 1. Kreativitas guru selama proses belajar mengajar. 2. Prestasi belajar siswa yang didapat dari proses belajar mengajar.
6
Dari pembatasan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kreativitas pengajaran guru Fiqih di MTsN Tangerang II Pamulang? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih di MTsN Tangerang II Pamulang?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kreativitas pengajaran guru Fiqih di MTsN Tangerang II Pamulang. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih di MTsN Tangerang II Pamulang. Penelitian ini diharapakan oleh peneliti berguna untuk : 1. Mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Menjadi feed back bagi sekolah untuk meningkatkan kreativitas pengajaran. 3. Meningkatkan prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. 4. Kegunaan penelitian ini untuk menyelesaikan program studi S1.
7
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori 1. Kreativitas Mengajar Guru Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, disebut kompleks karena guru dituntut memiliki kemampuan personil, professional, dan sosial kultural secara terpadu dalam proses belajar mengajar. Dikatakan kompleks karena guru dituntut integrasi penguasaan materi dan metode teori dan praktik dalam interaksi dengan siswa. Dikatakan kompleks karena sekaligus mengandung unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.1 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kreatif” berarti memiliki daya
cipta,
“kreativitas”
memiliki berarti
kemampuan kemampuan
untuk untuk
menciptakan,
menciptakan,
sedangkan
daya
cipta.2
Maksudnya kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau belum pernah diciptakan orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan dalam dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff sebagai kreativitas akademik (academic
1
E. Hali. op. cit., h. 366 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 739 2
7
8
creativity). Kreativitas akademik ini menjelaskan cara berpikir guru atau siswa dalam belajar dan memproduksi informasi. 3 Belajar secara kreatif adalah hal yang alami karena berkaitan sifat manusia yang selalu ingin tahu. Psikologi belajar telah menunjukkan bahwa individu yang menghadapi hal baru akan mengalami ketidakseimbangan dalam
dirinya.
Dengan
demikian
peluang
untuk
mengatasi
ketidakseimbangan tersebut secara kreatif terbuka bagi semua orang. Piers mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas adalah : a. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi b. Memiliki keterlibatan yang tinggi c. Memiliki rasa ingin tahu yang besar d. Memiliki ketekunan yang tinggi e. Cenderung tidak puas terhadap kemapanan f. Penuh percaya diri g. Memiliki kemandirian yang tinggi h. Bebas dalam mengambil keputusan i. Menerima diri sendiri j. Senang humor k. Memiliki intuisi yang tinggi l. Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks m. Toleran terhadap ambiguitas n. Bersifat sensitif4 Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun demikian, dalam implementasinya masih banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik tersebut. Hal ini banyak disebabkan oleh model dan sistem pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan kemampuan intelektual (kogtinive) saja serta pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered learning) di kelas, sehingga keberadaan peserta didik di kelas hanya menunggu uraian guru kemudian mencatat dan menghafalkannya. Fenomena pembelajaran seperti ini, tentu saja menciptakan suasana kelas yang statis, monoton dan membosankan, bahkan yang lebih memprihatinkan akan “mematikan” aktivitas peserta didik di kelas. 3
Bakharudin Ahmad, Meningkatkan Kreatifitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran, (2012), (www.bakharuddin.net) akses internet pada tanggal 16 Oktober 2012, jam 16.44 4 Muhammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima, 2009), h. 72
9
Model pembelajaran ini dalam paradigma Paulo Friere dikenal dengan banking concept learning, dimana peserta didik diberikan sebagai pengetahuan dan informasi oleh guru dengan mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik di kelas. Peserta didik kemudian dianggap dan diposisikan sebagai “objek penampung” wawasan dan pengetahuan guru yang kemudian hasilnya akan dilihat pada akhir proses pembelajaran.5 Kemampuan seorang guru untuk menciptakan model pembelajaran baru atau memunculkan kreasi baru akan membedakan dirinya dengan guru lain. Guru yang mempunya kreativitas tinggi dapat dikatakan sebagai guru kreatif. Guru kreatif tidak akan merasa cukup hanya menyampaikan materi saja. Ia selalu memikirkan bagaimana caranya agar materi yang diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik dan lebih lanjut mereka senang ketika mempelajari materi tersebut. Seorang guru kreatif biasanya tidak hanya sekedar membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus saja ketika akan mengajar walaupun RPP sangatlah penting dalam menjalankan proses pengajaran karena RPP juga dapat mencerminkan seorang guru itu kreatif atau tidaknya. Tapi selain dari RPP, guru kreatif juga akan selalu berpikir untuk membawa alat peraga sebagai media pembelajaran supaya peserta didik bisa lebih memahami materi yang disampaikan. Ketika menyampaikan materi pelajaran tersebut guru juga harus paham siapa yang diajar sehingga ia akan memikirkan metode dan model pembelajaran yang tepat untuk anak didiknya. Secara umum kreativitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi beberapa macam antara lain : 1. Kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat siswa terhadap mata siswaan. 2. Kreativitas guru berguna bagi transfer informasi lebih utuh. 3. Kreativitas guru berguna dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar. 4. Produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas siswa. 5
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 117-118
10
Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan, kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau motivasi.6 Hurlock mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h.
Waktu Kesempatan menyendiri Dorongan Sarana Lingkungan yang memacu kreativitas Hubungan antara anak dan orang tua yang tidak posesif Cara mendidik anak Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan7 Pada mulanya, kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan yang hanya
dimiliki oleh individu tertentu. Dalam perkembangan yang selanjutnya ditemukan bahwa kreativitas tidak berkembang secara otomatis tapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Utami Munandar mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas, yaitu: a. Usia b. Tingkat pendidikan orang tua c. Tersedianya fasilitas d. Penggunaan waktu luang8 Guru kreatif seharusnya tidak menghabiskan waktu hanya dengan menjelaskan materi di depan peserta didik saja. Namun, ia akan mengalokasikan sebagian besar waktunya untuk melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan peserta didik. Waktu yang panjang tersebut bisa dimanfaatkan untuk memberi kesempatan pada peserta didik untuk bertanya, berkomentar, mengadakan diskusi dengan kelompoknya, atau melakukan kegiatan lain. Bila cara belajar seperti itu diterapkan di kelas, peserta didik
6
Ahmad, op. cit., (www.bakharuddin.net/) aksesinternet pada tanggal 16 Oktober 2012, jam
16.25 7
Beni S. Ambarjaya, Model-model Pembelajaran Kreatif, (Bandung: Tinta Emas, 2008), h.
8
Asrori, op. cit., h. 74
56
11
akan nyaman berada di kelas. Di tangan guru kreatif inilah seharusnya peserta didik mendapatkan pendidikannya. Ada beberapa alasan mengapa guru harus kreatif, diantaranya adalah : a. Dengan mengajar penuh kreativitas, peserta didik akan tertarik pada apa yang diajarkan olehnya. b. Pelajaran yang diajarkan oleh guru akan menjadi menarik. c. Peserta didik akan bersemangat belajar. d. Guru mampu memberikan inspirasi yang beragam kepada peserta didik tentang berbagai persoalan dan model pemecahannya. e. Kreativitas guru mengajar akan menjadikan peserta didik menjadi individu yang mampu mewujudkan diri sepenuhnya melalui ide-ide yang mereka hasilkan. f. Proses belajar mengajar akan menjadi lebih menyenangkan. g. Peserta didik akan menjadi lebih mandiri. h. Peserta didik akan menjadi lebih mudah memecahkan masalah. i. Peserta didik akan menjadi lebih senang menghadapi tantangan. j. Dapat mendatangkan kepuasan bagi guru dan peserta didik.9 Belajar menyenangkan sering diabaikan dalam proses belajar mengajar. Padahal kalau menilik dari segi psikologis, belajar yang dilakukan dengan perasaan senang akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Namun, yang sering kita temui sekarang adalah suasana kelas yang kaku dan menakutkan. Suasana tersebut malah akan membuat peserta didik takut dan tertekan ketika belajar. Keadaan seperti ini akan membuat proses belajar menjadi sia-sia. Supaya proses belajar tidak berakhir sisa-sia, sebaikanya proses belajar dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Dengan suasana yang menyenangkan, peserta didik akan memahami materi yang disampaikan, dan mereka tidak lagi takut ketika ingin menanyakan sesuatu.
2. Guru dan Kepribadiannya Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar. Guru yang dimaksud di sini adalah tenaga pendidik. Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan dalam setiap pendidikan. Dengan guru “sebagai faktor penentu kesuksesan dalam pendidikan berarti betapa pentingnya posisi guru dalam bidang pendidikan. Menurut Muhibbin, 9
Mulyana A.Z, Rahasia Menjadi Guru Hebat “Memotivasi Diri Menjadi Guru Luar biasa”, (Jakarta: Grasindo), h. 133-136
12
“Guru, menurut Pasal 35 PP 38/1992, diperkenankan bekerja di luar tugasnya untuk memperoleh penghasilan tambahan sepanjang tidak mengganggu tugas utamanya.”10 Tapi kebolehan mengerjakan tugas lain telah mengurangi derajat profesionalisme seorang guru walaupun tugas lain itu tidak mengganggu tugas utama mereka sebagai seorang pengajar. Menurut Dr. Zakiyah Daradjat pengertian guru yaitu pendidik profesional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti orang yang mengajar. Dengan demikian orang-orang yang profesinya mengajar disebut guru. Baik itu guru di sekolah maupun di tempat lain. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.11 Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menetukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa. Kepribadian juga adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru dalam membina anak didiknya. Seorang guru tidak hanya cukup tahu hanya dengan mengetahui materi yang diajarkannya saja tetapi yang paling pertama adalah seorang guru tahu akan kepribadiannya dengan segala ciri yang dimilikinya serta tingkat kedewasaan dalam dirinya. Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.12 10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.223 11 Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: Jaring Pena, 2011), Cet 1, h. 1-3 12 Zakiyah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), Cet ke-4, h. 9
13
Profesor
Doktor
Zakiyah
Darajat
juga
menegaskan
bahwa,
“Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya atau mejadi penghancur bagi hari depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (Sekolah Dasar) dan bagi anak didik yang mengalami kegoncangan jiwa.” 13Oleh karena itu sebagai seorang guru yang profesional harus mengetahui dan memahami kepribadiannya sebagai anutan para siswanya. Bukan hanya dari kepribadiannya saja tapi guru juga memiliki fungsi penting yaitu sebagai direktur belajar. Menurut Gagne, “Guru berfungsi sebagai : a. Designer of instruction (perancang pengajaran) b. Manager of instruction (pengelola pengajaran) c. Evaluation of student learning (penilai prestasi belajar siswa)”14 Masalah yang penting mengapa guru dikatakan sebagai “seorang pendidik” adalah karena pekerjaan guru bukan hanya mengajar saja tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan anak didiknya terutama dari segi mental anak didik tersebut. Menurut Najib, “Masih banyak guru yang belum memahami modalitas belajar anak. Dengan tidak mengetahui gaya belajar anak, mana mungkin bisa mengatur gaya mengajarnya. Kadang-kadang yang sudah tau gaya belajar anak saja belum mau mengubah gaya mengajarnya. Masih menggunakan model-model tradisional.”15 Studi Piaget mengisyaratkan agar guru meneliti bahasa siswa dengan seksama untuk memahami kualitas berpikir anak di dalam kelas. Deskripsi Piaget mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara mengajarkannya kepada anak didik. 16 Situasi belajar yang ideal adalah keserasian antara bahan pengajaran yang kompleks dengan tingkat perkembangan konseptual anak, jadi guru harus dapat menguasai perkembangan kognitif anak, dan menentukan jenis
13
Muhibbin, op. cit., h. 225-226 Ibid., h. 250 15 Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: Jaringan Pena, 2011), Cet 1, h. 136 16 Wasty Soemanto, Pskikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 1990), cet. 3, h. 211. 14
14
kemampuan yang dibutuhkan oleh anak untuk memahami bahan pelajaran yang diberikan itu. Sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII maka guru memiliki kode etik yang terdiri dari sembilan item, yaitu sebagai berikut : a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila. b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing. c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. f. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan. h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya. i. Guru melaksanakan sebagai ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.17 Dengan adanya sembilan butir kode etik di atas maka diharapkan guru mampu berperan secara aktif dalam upaya memberikan motivasi kepada subyek belajar yang dihadapi anak didik. Dengan demikian maka proses belajar mengajar akan mendapatkan hasil yang optimal.
3. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar adalah suatu istilah yang dibentuk dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi belajar tersebut pertama yang harus difahami adalah pengertian dari prestasi dan belajar.
17
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2004), Ed. 1, Cet. 11, h. 152-159
15
Kata “prestasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hasil yang telah dicapai (telah dilakukan dan dikerjakan).18 Anak didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Untuk mengetahui siapa anak didik perlu dipahami bahwa, ia sebagai manusia yang sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik. Menurut Tirtarahadja, mengemukakan empat karakteristik yang dimaksud yaitu : a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan makhluk yang unik. b. Individu yang sedang berkembang. c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. d. Individu yang memiliki kemampuan untuk sendiri.19 Menurut Morgan dalam buku Introductionto Psychology mengemukakan, “ Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”20 Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari proses pembelajaran dan dituangkan dalam bentuk nilai dari mata pelajaran yang didapat, dan hal ini merupakan suatu bentuk perubahan. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan siswa untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu kegiatan yang disebut belajar. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar adalah perubahan pada hasil yang telah dicapai dari proses belajar mengajar. Jadi
18
Departemen Pendidikan Nasional. op. cit., h. 1101. Uyoh Sadulloh, M.Pd, dkk, Paedagogik, Ilmu Mendidik, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 86, 135-136 20 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya CV Bandung, 1985), h. 80-81. 19
16
untuk mendapatkan bentuk perubahan dari hasil proses belajar mengajar harus melalui dari beberapa faktor tertentu baik dari dalam diri indivitu itu sendiri maupun dari luar individu tersebut. Proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis kecuali seseorang telah berhasil dalam belajar. Maka dari itu proses belajar selalu terjadi dalam diri seseorang dan dapat dilihat dari hasilnya, contohnya dari tidak tahu menjadi tahu. Prestasi belajar dapat dipengaruhi berbagai macam faktor sehingga prestasi belajar yang optimal sulit untuk didapatkan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang telah diuraikan oleh Noehi Nasution yaitu: Alami Lingkungan Sosial budaya Kurikulum
Luar
Program Instrumental Unsur
Sarana & Fasilitas Guru
Fisiologis
Kondisi Fisiologis Kondisi Pancaindra
Dalam
Minat
Psikologis
Kecerdasan Bakat Motivasi Kemampuan Kognitif
Bagan di atas adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.21 Dalam hidup anak didik, mereka tidak akan bisa menghindar dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Dari kedua lingkungan ini mempunyai pengaruh yang signifikan dalam proses belajar dan hasil belajar
21
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. Pertama, h. 143
17
anak didik terutama di sekolah. Dari uraian di atas maka akan dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Lingkungan 1) Lingkungan Alami Lingkungan hidup adalah lingkungan di mana anak didik tinggal di dalamnya. Lingkungan hidup yang bersih merupakan hal terpenting bagi anak didik sedangkan jika terjadi pencemaran lingkungan maka itu adalah suatu hal yang buruk bagi anak didik. 2) Lingkungan Sosial Budaya Anak didik juga merupakan anggota masyarakat yang tidak bisa lepas dari ikatan sosial. Menurut Djamarah, “Lahirnya peraturan di sekolah bertujuan untuk membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah.”22 b. Faktor Instrumental 1) Kurikulum Kurikulum adalah plan for learning yang merupakkan unsur substansial dalam pendidikan, karena tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. 2) Program Setiap sekolah pastti mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya pendididkan di sekolah tergantung pada baik atau tidaknya program pendidikan yang dirancang. 3) Sarana dan Fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Salah satu sarana yang menjadi kepentingan bagi proses pendidikan yaitu salah satu syarat untuk memiliki gedung sekolah, karena hal tersebut menjadi kebutuhan anak 22
Ibid., h. 143-145
18
didik agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan mendapatkan suasana belajar yang kondusif. Selain sarana fasilitas juga kelengkapan sekolah yang tidak bisa diabaikan, karena untuk mendapatkan pendidikan yang optimal kebutuhan anak didik harus diutamakan salah satunya dengan menyediakan perpustakaan bagi anak didik. Dengan adanya fasilitas belajar yang lengkap diharapkan kegiatan belajar anak didik lebih bergairah dan dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik jadi lebih optimal. 4) Guru Menurut Djamarah, “Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Jika hanya ada anak didik dan tidak ada guru maka proses belajar mengajar tidak akan bisa terlaksana. Jangankan tidak adanya guru, kekurangan guru saja itu sudah jadi masalah dalam proses belajar mengajar.”23 c. Kondisi Fisiologis 1) Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan lelah. Begitu pula dengan anak yang kekurangan gizi akan berbeda belajarnya dengan anak yang tidak kekurangan gizi. 2) Kondisi Panca Indra Menurut Noehi, “Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.”24 Karena pentingnya penglihatan dan pendengaran inilah maka lingkungan pendidikan orang formal melakukan penelitian untuk menemukan bentuk dan cara penggunaan alat peraga yang dapat dilihat dan didengar.
23
Ibid., h. 146-151 Ibid., h. 156
24
19
d. Kondisi Psikologis 1) Minat Minat menurut Slameto adalah suatu rasa lebih suka atau ketertarikan dengan suatu hal atau aktivitas. Suatu minat dapat diekspresikan dengan menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Minat belajar yang besar cendenrung akan prestasi belajar yang tinggi. 2) Kecerdasan Menurut Raden Cahaya Prabu dalam mottonya bahwa, “Didiklah anak sesuai dengan taraf umurnya. Pendidikan yang berhasil akan menyelami jiwa anak didiknya. Maksud dari ungkapan ini adalah setiap usia yang berkembang dari muda sampai ketua pasti akan diiikuti dengan perkembangan jiwanya pula.25 Perkembangan berpikir seseorang yang konkret tidak bisa dipisahkan dari perkembangan intelegensinya. Karena intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. 3) Bakat Bakar merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belejar seseorang. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan. Hampir tidak ada yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. 4) Motivasi Menurut Noehi Nasution motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. 5) Kemampuan Kognitif Menurut Djamarah, “Dalam ranah kognitif, kemampuan ini anak didik seringkali dituntuk untuk menguasai kemampuan kognitif, karena pada penguasaan pada ranah kognitif ini menjadi dasar bagi anak didik agar dapat menguasai ilmu pengetahuan.”26 25
Ibid., h. 160 Ibid., h. 155-168
26
20
Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dalam diri (internal) maupun di luar diri (eksternal). Untuk mengetahui tingkat kecakapan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh melalui tes atau evaluasi dapat memberikan gambaran yang umum tentang kemajuan siswa. Keberhasilan suatu pengajaran yaitu apabila pengajaran itu menghasilkan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif.
4. Pembelajaran Fiqih a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menjadi penting untuk diketahui oleh guru dan calon guru agar proses mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran itu beraneka ragam. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu permasalahan yang rumit namun, dengan maksud yang sama pembelajaran memberikan suatu pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan masing-masing. Menurut John W. Santrock, “Pembelajaran adalah pengaruh yang relatif permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.”27 Menurut Sugiyono dan Hariyanto, “Pembelajaran didefinisikan sebagai sebuah kegiatan guru mengajar atau membimbing siswa menuju proses pendewasaan diri.”28 Dalam pembelajaran, tugas sekolah adalah memberi pengalaman belajar yang tepat bagi siswa, sedangkan tugas guru adalah membantu siswa menjalin pengalaman belajar yang satu dengan yang lainnya termasuk dengan hal-hal yang baru dan hal-hal yang lama.
27
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. 2, h. 266. 28 Muhammad Irham, Novan Ardy Wijayani, Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran), (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. 1, h. 131
21
b. Strategi Pembelajaran Dalam proses pembelajaran ada beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna yaitu pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan model-model pembelajaran. Terkadang orangorang menganggap hal-hal tersebut sama namun sebenarnya ketiga istilah tersebut tidaklah sama. Menurut Iif Khairu Ahmadi, “Pendekatan pembelajaran bisa diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.”29 Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Philip R. Wallace Pendekatan pembelajaran dibedakan menjadi dua bagian yaitu pendekatan konservatif dan pendekatan liberal. Pendekatan konservatif memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Sedangkan pendekatan liberal adalah pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada siswa untuk mengembangkan strategi dan keterampilan belajarnya sendiri.30 Dilihat dari pendekatannya, terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran, yaitu: 1) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada atau berpusat pada siswa. 2) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru.31 Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan pendekatan yang bisa merugikan anak didik. Ada beberapa beberapa pendekatan yang diajukan dengan harapan dapat membantu guru memecahkan beberapa masalah dalam proses belajar mengajar, yaitu:
29
Iif Khairu Ahmadi, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono, Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), Cet. 1, h. 4 30 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 1, h. 20 31 Ahmadi. loc. cit.
22
1) Pendekatan individual Pendekatan individual memiliki arti yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Menurut Djamarah, “Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan kasus pada anak didiknya.”32 Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda dan gaya belajar yang berbeda pula sehingga diperlukannya pendekatan individual. 2) Pendekatan kelompok Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Karena manusia adalah makhluk yang bersosial yakni makhluk yang cenderung untuk hidup bersama (homo socius). 3) Pendekatan bervariasi Pendekatan bervariasi adalah jenis pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan cara guru menggunakan tehnik pemecahan yang bervariasi untuk pemecahan masalah tersebut. 4) Pendekatan edukatif Pendekatan edukatif adalah suatu jenis pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama. 5) Pendekatan keagamaan Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsurunsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama ke dalam diri siswa. Dengan pendekatan keagamaan sepeti ini, maka dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama dalam diri siswa sehingga nilai-nilai agam tidak dicemoohkan lagi melainkan dapat dipahami, diyakini, dihayati dan diamalkan sepanjang hayat siswa. 32
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 4, h. 54
23
6) Pendekatan kebermaknaan Pendekatan kebermaknaan di sini cenderung kepada pengajaran bahasa. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Kegagalan siswa dalam berbahasa inggris karena kurang tepatnya pendekatan yang dilakukan oleh guru. Maka dari itu, untuk memecahkan masalah ini maka pendekatan yang tepat digunakan oleh guru adalah pendekatan kebermaknaan. Selain jenis-jenis pendekatan di atas, berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (BGPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan ada lima jenis pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan pengalaman Pendekatan pengalaman untuk pendidikan agama Islam yaitu suatu pendekatan yang memberikan pengalaman keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika bukan menuju ke arah pendidikan. 2) Pendekatan pembiasaan Pendekatan pembiasaan di sini yaitu dengan senantiasa memberikan kesempatan kepada anak didik agar senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Agar terwujudnya pendekatan pembiasaan ini maka metode pengajaran yang dapat dipertimbangkan adalah metode drill (latihan). 3) Pendekatan emosional Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Pendekatan emosional dalam pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya. 4) Pendekatan rasional Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang menggunakan akal (rasio) dalam memahami dan menerima ajaran agamanya. Dengan menggunakan rasio orang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
24
5) Pendekatan fungsional Pendekatan ini merupakan upaya memberikan materi pembelajaran dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Setelah ditetapkannya pendekatan pembelajaran kemudian dilanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu strategi pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya, “Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”33 Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu, artinya semua langkah-langkah yang disiapkan dalam penyusunan strategi adalah untuk upaya pencapaian tujuan pendidikan yang dilaksanakan. Menurut Ahmadi, “Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan tersebut yaitu seperti penyusunan langkah-langkah pembelajaran dan pemanfaatan berbagai macam fasilitas dan sumber belajar.34 Adapun jenis-jenis strategi pembelajaran adalah: 1) Strategi pembelajaran langsung (direct instruction) Menurut Ahmadi, “Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan.”35 Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi. 2) Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction) Pembelajaran tidak langsung lebih memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dan peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person). 3) Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction) Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. 33
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006), Edisi Pertama, h. 126 Ahmadi, op. cit., h. 8 35 Ibid., h. 11 34
25
4) Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) Menurut Sanjaya, “SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam SPPKB, siswa dituntut untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasi.”36 5) Strategi pembelajaran afektif Strategi pembelajaran afektif adalah adalah strategi pembelajaran yang menyangkut dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena menyangkut dengan kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Sikap juga merupakan strategi pembelajaran afektif dan merupakan dasar nilai pendidikan. 6) Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiental learning) Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan pada strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar bukan pada hasil belajar. 7) Strategi pembelajaran mandiri Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Setelah dilihat dari strateginya maka tahapan selanjutnya adalah metode pembelajaran. Menurut Iif Khairu Ahmadi, “Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu.”37 Dalam proses belajar mengajar metode pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat penting karena metode pembelajaran juga sebagai komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Menurut Djamarah, “Ada beberapa kedudukan metode pembelajaran yaitu: 1) Metode sebagai alat memotivasi ekstrinsik. 2) Metode sebagai strategi pengajaran.
36 37
Sanjaya, op. cit., h. 225 Ahmadi. op. cit., h. 101
26
3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.”38 Ada beberapa jenis metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar diantaranya: 1) Metode ceramah Menurut Majid, “Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan dan didukung oleh alat dan media, yang paling penting dapat mudah dipahami oleh siswa.”39 2) Metode demonstrasi Menurut Rasyad, “Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan maragakan atau mempertunjukkan sesuatu dihadapan peserta didik di kelas kelas atau diluar kelas, sehingga memperjelas pengertian.”40 3) Metode diskusi Menurut Rasyad, “Metode diskusi adalah proses pembelajaran dengan melakukan pembicaraan mendalam mengenai pokok bahasan dengan melibatkan murid secara aktif dan terjadilah komunikasi dari berbagai arah.”41 4) Metode simulasi Menurut Majid, “Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.”42 5) Metode tugas dan resitasi Menurut Majid, “Resitasi sebagai metode belajar mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.”43 Resitasi dilakukan dalam rangka untuk merangsang siswa agar lebih aktif belajar, baik secara perorangan maupun kelompok.
38
Djamarah, op. cit., h. 7 Majid. op. cit., h. 194 40 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet. 4, h. 114 41 Ibid., h. 112 42 Majid. op. cit., h. 205 43 Ibid., h. 208 39
27
6) Metode tanya jawab Menurut
Rasyad,
“Metode
tanya
jawab
adalah
cara
guru
mentransformasikan materi pembelajaran atau pokok bahasan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik murid atau antar mereka.”44 7) Metode kerja kelompok Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). 8) Metode problem solving Dalam metode probem solving bukan hanya sekedar metode mengajar saja tapi juga merupakan suatu metode berpikir karena dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. 9) Metode sistem regu Menurut Majid, “Metode sistem regu adalah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi oleh beberapa orang guru.”45 10) Metode drill (latihan) Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Menurut Majid, “Metode drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengambangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan.”46 11) Metode proyek Menurut Djamarah, “Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari
44
Rasyad. op. cit., h. 112-113 Majid, op. cit., h. 213 46 Ibid., h. 214 45
28
berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.”47 12) Metode karyawisata Karyawisata di sini berbeda dengan pengertian karyawisata secara umum. Menurut majid, “Maksud metode karyawisata di sini yaitu kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.”48 Dalam metode karyawisata di sini tidak membutuhkan waktu yang lama dan tempat yang jauh, karena bukan dimaksudkan seperti study tour. 13) Metode ekspositori Menurut Majid, “Metode pembelajaran ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.”49 14) Metode inkuiri Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 15) Metode bermain peranan Menurut
Rasyad,
“Metode
pembelajaran
lainnya
yang
dapat
merangsang jiwa belajar peserta didik dan membuat mereka belajar aktiv adalah metode bermain peran.”50 Dalam metode ini mereka bermain peran yang dilakukannya dan guru membetulkan bagian yang masih salah atau kurang tepat dalam perannya, contohnya gerakan sholat. 16) Metode eksperimen Menurut Djamarah, ”Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.”51
47
Djamarah. op. cit., h. 83 Majid. op. cit., h. 215 49 Ibid., h. 216 50 Rasyad, op. cit., h. 115-116 51 Dajamarah. op. cit., h. 84 48
29
Setelah mengetahui beberapa jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, maka dilanjutkan ke tahapan terakhir yaitu model-model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman, “Berpendapat bahwa model pemebelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pelajaran di kelas atau yang lain.”52 Adapun beberapa jenis model-model pembelajaran yaitu: 1) Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) Menurut Trianto, “Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka.”53 2) Model pembelajaran kooperatif Menurut Rusman, “Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.”54 3) Model pengajaran berdasarkan masalah (PBM) Menurut Trianto,
“Model
PMB merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik yaitu untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir ke tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.”55
52
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 3, h. 133 53 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif “Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2009), Edisi Pertama, h. 104-105 54 Rusman. op. cit., h. 202 55 Trianto. Op. cit., h. 92
30
4) Model pembelajaran tematik Model pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, mengeksplorasi, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik, autentik, dan berkesinambungan. 5) Model pembelajaran berbasis komputer Menurut Rusman, “Pada model pembelajaran berbasis komputer ini dimaksudkan agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan media interaktif berbasis komputer, sementara guru bertindak sebagai desainer dan programer pembelajaran.”56
Pemanfaatan
komputer
dalam
bidang
pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah
teknologi
pembelajaran.
Pada
dasarnya
sejarah
teknologi
pembelajaran ini ingin berupaya menekankan pada perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun dalam kecepatan. 6) Model pembelajaran PAKEM (partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) Menurut Rusman, “PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student-centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut.”57 Jadi PAKEM di sini agar anak dapat termotivasi sehingga mereka dapat bereksplorasi dan berkreasi dalam pembelajaran mereka. 7) Model pembelajaran berbasis web (e-learning) Menurut Rusman, “Model pembelajaran web (e-learning) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah
proses
pendidikan.”58
Hampir
semua
pembelajaran
sudah
memanfaatkan teknologi seperti internet, proses pembelajaran yang seperti ini sudah dapat dikatakan sebagai pembelajaran berbasis web.
56
Rusman. op. cit., h. 287-288 Ibid., h. 321-322 58 Ibid., h. 335 57
31
8) Model pembelajaran mandiri Menurut Rusman, “Kegiatan belajar mandiri adalah kemampuan dan kemauan dari siswa untuk belajar berdasarkan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain, baik dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, ataupun evaluasi hasil belajar.”59 9) Model lesson study Model lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Lesson study juga merupakan salah satu alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. c. Strategi Pembelajaran Fiqih Beberapa metode dalam strategi pembelajaran Fiqih yang digunakan di MTsN Tangerang II Pamulang yaitu seperti metode demonstrasi, metode diskusi, metode tugas dan resitasi, metode kerja kelompok, metode inkuiri dan metode drill (latihan). 1) Metode demonstrasi di sini yaitu cara pembelajaran dengan maragakan atau mempertunjukkan sesuatu dihadapan peserta didik baik di kelas atau diluar kelas, sehingga memperjelas pengertian. 2) Metode
diskusi
adalah
proses
pembelajaran
dengan
melakukan
pembicaraan mendalam mengenai pokok bahasan dengan melibatkan murid secara aktif dan terjadilah komunikasi dari berbagai arah. 3) Dalam kamus besar ilmu pengetahuan resitasi sebagai metode belajar mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri. Resitasi dilakukan dalam rangka untuk merangsang siswa agar lebih aktif belajar, baik secara perorangan maupun kelompok. 4) Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan
59
Ibid., h. 359
32
(kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). 5) Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 6) Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Metode drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengambangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Di sekolah ini mewajibkan setiap guru dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). CTL di sini yaitu suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII BP1 adalah strategi pembelajaran tidak langsung dan strategi pembelajaran interaktif. 1) Pembelajaran tidak langsung lebih memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dan peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person). 2) Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Adapula jenis pendekatan yang digunakan oleh guru Fiqih yaitu pendekatan individual yang memiliki arti sangat penting dalam proses belajar mengajar. Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan kasus pada anak didiknya. Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda dan gaya belajar yang berbeda pula sehingga diperlukannya pendekatan individual.
33
Dalam pembalajaran Fiqih ini guru juga menggunakan game untuk memacu semangat siswa pada awal proses pembelajaran, kemudian dalam pembuatan soal guru berusaha kreatif seperti soal dalam bentuk Teka Teki Silang (Crossword Puzzle) dan ular tangga agar siswa tidak jenuh. Contoh permainan di atas bisa diambil dari buku “101 Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning)” karangan Mel Silberman. Soal dalam bentuk Crossword Puzzle biasanya mendesain tes uji pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan partisipasi langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu atau secara tim. d. Pengertian Fiqih Menurut Para Ulama Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas pengertian Fiqih menurut bahasa dan istilah. Kemudian penulis akan membahas tentang pengertian Fiqih menurut para ulama. 1) Menurut Imam Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya yang berjudul “Ushulul Fiqh” merumuskan pengertian Fiqih sebagai berikut: a) Pengertian secara Lughat (Ethimologi) “Fiqh menurut pengertian lughat ialah paham yang dalam dan luas yang dapat mengerti maksud perkataaan dan perbuatan Nabi.” b) Pengertian secara Istilah (Terminologi) “Fiqih ialah ilmu tentang hukum amali (hukum positif) dalam Islam yang bersumber dari dalil-dalil tafshili (terurai).”60 2) Menurut Imam Jalaluddin Al Mahali dalam kitabnya yang berjudul “Syarah Al Waraqat Fi Ushulil Fiqh” mengatakan sebagai berikut: “Fiqh ialah ilmu pengetahuan hukum Islam yang dihasilkan oleh ijtihad para Ulama Fiqh.”61 3) Menurut Ulama Syar‟i (ahli hukum Islam) pengertian Fiqih yaitu, “Ilmu tentang hukum-hukum syar‟i yang bersifat amaliah (praktis), yang diistinbatkan dari dalil-dalilnya secara terinci.”62 60
Mahjuddin, Dirasah Islamiyah Bagian Ilmu Fiqih, (Pasuruan, PT. Garoeda Buana Indah: 1995), Cet.3, h. 1-2 61 Ibid., h. 2 62 Muhammadiyah Djafar, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta, Kalam Mulia: 1993), Cet.1, h. 2-3
34
4) Pengertian Fiqih menurut Abu Haniefah, yaitu “ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan para mukallaf.”63 5) Menurut Asy-Syafi‟i mengatakan, “Bahwa Fiqih ialah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas.”64 6) Menurut Ibnu Khaldun dalam Muqaddamah Al Mubtada yaitu, “Fiqih ialah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf, baik yang wajib, haram, makruh, mubah yang di ambil dari Al-Kittab dan As Sunnah dari dalil-dalil yang telah ditegakkan syara‟.”65 7) Menurut Jalalul Mahali pengertian Fiqih, yaitu “ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara‟ yang berhubungan dengan „amaliah yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas.”66 8) Menurut Al Imam Ibu Hazm dalam Al Ihkam pengertian Fiqih yaitu, “ilmu yang menerangkan hukum-hukum syari‟at yang diambil dari Al-Quran dan dari Kalam Rasul yang diutus membawa syari‟at yang hanya dari padanya hukum-hukum itu.”67 9) Pengertian Fiqih menurut ulama abad modern yakni Ad Dararil Mudli-ah yaitu “suatu ilmu yang menerangkan segala hukum Syara‟ yang dipetik dari dalil-dalilnya yang jelas.”68 e. Pengertian Fiqih, Ruang Lingkup, Tujuan dan Obyek Pembelajaran Fiqih Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang
63
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam I, (Jakarta, PT. Bulan Bintang: 1994), Cet.7, h. 24 64 Ibid., h. 26 65 Ibid., h. 27 66 Ibid., h. 28 67 Ibid., h. 28 68 Ibid., h. 29
35
kemudian menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Mata pelajaran Fiqih sangat berhubungan erat dengan dunia nyata siswa, misalnya thaharah, shalat, haji dan umrah, merawat jenazah, jual beli, warisan dan lain-lain. Untuk itu seorang guru harus kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa merasa tertarik dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru secara maksimal. Jadi, jelas bahwa mata pelajaran Fiqih merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan kepada siswa. Di dalam Al-Quran tidak kurang dari 19 ayat yang berkaitan dengan kata Fiqih dan semuanya dalam bentuk kata kerja, seperti di dalam surat at-Tawbah ayat 122:
”Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)69 Di dalam Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan:
“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik di sisiNya niscaya diberikan kepadanya pemahaman (yang mendalam) dalam pengetahuan agama.”70
69
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: CV Pustaka Agung Harapan), h. 277 70 A. Djazuli, Ilmu Fiqih (Penggalian,Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam), (Jakarta: Kencana, 2005), h. 4
36
Dari ayat dan hadits di atas, dapat ditarik satu pengertian bahwa Fiqh itu berarti mengetahui, memahami, dan mendalami ajaran agama secara keseluruhan. Sedangkan Fiqh menurut istilah adalah ilmu yang mengetahui hukum syara‟ yang amaliah (mengenai perbuatan, perilaku dengan melalui dalildalilnya yang terperinci. Menurut Djazuli. “Fiqih juga dapat diartikan sekumpulan hukum syara‟ yang berhubungan dengan perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan jalan ijtihad.” 71 Fiqih menurut bahasa, berarti paham atau pengertian yang mendalam, tentang maksud dan tujuan suatu perkataan dan perbuatan, bukan hanya sekesar mengetahui lahiriah perkataan atau perbuatan itu.72 Pengertian ini dipahami dari kata “FIQIH” yang tercantum di dalam beberapa ayat Al-Quran, diantaranya sebagai berikut:
“Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun.” (QS. An-Nisa: 78)73
“Mereka (orang-orang kafir) itu berkata: "Hai Syu'aib, Kami tidak banyak mengerti (memahami) tentang apa yang kamu katakan itu.” (QS. Huud: 91)74
71
Ibid., h. 4-5 Djafar. op. cit., h. 1 73 Departemen Agama RI, op. cit., h. 117 74 Ibid., h. 311-312 72
37
“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orangorang yang lalai.” (QS. Al-A‟raf: 179)75 Sedangkan menurut Ash-Shiddieqy ilmu Fiqih menurut istilah yaitu, “Merupakan
suatu
kumpulan
ilmu
yang
sangat
besar
gelanggang
pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam jenis hukum Islam dan bermacam rupa aturan hidup, untuk keperluan seseorang, sesegolongan dan sesemasyarakat dan seumum manusia.”76 Ilmu Fiqih merupakan salah satu cabang dari ilmu-ilmu Islam yang kajiannya tidak pernah lepas dari segala amal perbuatan dari sesama manusia dengan Sang Pencipta. Mata Pelajaran Fiqih merupakan mata pelajaran yang sangat esensial, karena di dalam mata pelajaran Fiqih berisikan materi amaliah keseharian yang biasa dilakukan setiap hari dan sepanjang hidup manusia serta menjadi pedoman hidup bagi manusia baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu bidang studi yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah adalah Fiqih. Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Melalui bidang studi Fiqih ini siswa diharapkan tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat Islam. Pembelajaran Fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikan dalam
kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna). Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: 75 76
Ibid., h. 233 Ash-Shiddieqy. op. cit., h. 22
38
1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fikih muammalah. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial.77 Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.78 Adapun tujuan lain dari mempelajari Fiqih yaitu sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui sesuatu yang diperintahkan Allah dan yang dilarangNya serta sesuatu yang dibolehkan-Nya. 2) Untuk mengetahui hal-hal yang shah diperbuat dan yang bathal atau fasid. 3) Untuk mengetahui cara-cara beribadah kepada Allah SWT agar dapat diterima-Nya dan diberi pahala yang setimpal.79 Selain dari tujuannya, pembelajaran Fiqih juga memiliki beberapa ruang lingkup mata pelajarannya. Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan sesama manusia.
Adapun ruang lingkup mata
pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi : 1) Aspek Fikih Ibadah meliputi : ketentuan dan tata cara thaharah, shalat fardhu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan dhorurat, sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdo‟a setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur. 2) Aspek Fikih Muamalah meliputi : ketentuan dan hukum jual beli, qiradh, riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta upah.80 Selain dari ruang lingkupnya, menurut Mahjuddin, “Fiqih juga memiliki obyek pembahasan yaitu meliputi perbuatan orang-orang mukallaf dalam
77
Departemen Agama RI, Implementasi Kurikulum KTSP, (2006) Hasil Raker MTsN Pamulang Tahun 2013/2014 79 Mahjuddin. op. cit., h. 4 80 Hasil Raker MTsN Pamulang, op. cit., 78
39
masalah ubudhiyah, muamalah dan jinayah (uqubah) mengenai hukum wajib, sunnat, haram, makruh, mubah, shah dan bathal atau fasid.”81 Sebagai sebuah disiplin keilmuan, Ilmu Fiqih akan terus dan harus terus berkembang. Karena bagaimanapun ilmu Fiqih berkaitan dengan salah satu aspek hidup dan kehidupan masyarkat.
Keberhasilan proses pembelajaran
terlihat antara lain dari hasil belajar siswa. Sehingga standar bagi keberhasilan belajar biasanya ditetapkan dengan nilai hasil belajar siswa.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Dari hasil penelitian sejenis yang relevan maka hasil yang didapat sebagai berikut : 1. Hasil penelitian dari Nunung Nurpadilah (106011000017) jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hdayatullah Jakarta, dengan judul “Hubungan Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengajar Dengan Motivasi Belajar Siswa SMAN 4 Tagerang Selatan” yaitu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa di SMAN 4 Tagerang Selatan. Responden dalam penelitian ini adalah 52 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung = 0,36. Nilai rhitung dikonsultasikan pada rtabel dengan taraf signifikan 0,05%=0,273 (rhitung > rtabel = 0,36 > 0,273), dan pada taraf signifikan 0,01% = 0,354 (rhitung > rtabel = 0,36 > 0,354), maka Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti antara kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam mengajar berkorelasi dengan motivasi belajar siswa. 2. Hasil penelitian dari Tarjono (205011000317) jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh
Kreativitas
Guru
Pendidikan
Agama
Islam
Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di SMP PGRI 1 Ciputat” yaitu, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan angket. Metode yang 81
Mahjuddin, op. cit., h. 4
40
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan uji hipotesis. Dalam menganalisa, penelitian ini memperoleh angka 0,06 dari perhitungan rumus “r” Product Moment, kemudian rxy tersebut dibandingkan dengan “r” tabel dari derajat bebas (degree of freedom) 31 maka diperoleh angka 0,348 pada taraf signifikan 5% dan 0,449 pada taraf signifikan 1%. Pada taraf signifikan 5% dan pada taraf signifikan 1% hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut ternyata rxy lebih kecil dari “r” tabel baik pada taraf signifikan 5% maupun pada 1% atau dengan kata lain 0,06<0,348 dan untuk mengetahui seberapa besar kedua variabel mempengaruhi maka penulis menghitung koefisien penentuan (Coeficient of Determination) mendapat angka persentasi 0,36%, jadi antara variabel tersebut 36% saling mempengaruhi. Dengan demikian penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang lemah antara Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di SMP PGRI 1 Ciputat. 3. Hasil penelitian dari Siti Masturoh (809011000393), jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Kreativitas Guru Dalam Persepsi Siswa Pada Proses Proses Pembelajaran Fiqih Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa (Di MI. Sullamun Najah Kalideres Jakarta Barat)” yaitu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kreativitas guru terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengembilan sampel yaitu sampling random. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan ganda. Sedangkan tehnik korelasi yang digunakan adalah product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai “r” hitung sebesar 0,233 dan termasuk kategori lemah (nilai “r” hitung pada rentang 0,20-0,40) dengan nilai KD sebesar 5,4289%. Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian tersebut maka terbukti bahwa ada pengaruh antara kreativitas guru dalam proses pembelajaran Fiqih dengan hasil belajar siswa.
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTsN Tangerang II Pamulang yang berlokasi di Jl. Padjajaran No.31 Pamulang Barat Kec. Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Alasan peneliti mengambil lokasi di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang, karena sesuai dengan karakteristik penelitian, selain itu karena lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau. Dan adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014.
B. Latar Penelitian (Setting) Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang merupakan sebuah sekolahan yang lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau, dan dapat ditempuh dengan menggunakan angkot, kendaraan pribadi ataupun ojek. Sekolah ini memiliki luas tanah seluas 6.852M2 dan luas bangunan seluas 3.864M2. Sekolah ini memiki 31 ruang belajar dan sudah terakreditasi A sejak tahun 2011. Dari bagian depan nampak satu gerbang yang disudut gerbangnya terdapat pos satpam. Sekolah ini juga memiliki lapangan yang cukup luas dilengkapi pula dengan ruang BP, ruang UKS, kantin sekolah di bagian dalam sekolah, dan ruang aula. Jam belajar di sekolah ini mulai pada pagi hari hingga sore hari yaitu 07.00-15.00 WIB. Setting yang dipilih dalam penelitian ini adalah setting kelas. Penentuan setting ini membantu peneliti dalam merencanakan serta terjun mendekati subjek penelitian. Peneliti menggunakan 1 kelas yang berisi 36 orang siswa. Adapun kelas yang dijadikan tempat penelitian adalah kelas VIII BP1 MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang. Pada lattar penelitian ini peneliti sekaligus menjelaskan tentang profil sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian.
41
42
1. Sejarah, Visi, Misi dan Motto MTsN Tangerang II Pamulang a. Sejarah MTsN Tangerang II Pamulang Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II Pamulang lebih dikenal saat ini dengan sebutan MTsN Pamulang. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1981 di Cimanggis, Ciputat. Kepala Madrasah pertama kali dijabat oleh Drs. H. Syamsuddin Pane, M.Pd. berkat perjuangan yang gigih dari Kepala Madrasah dengan melakukan pendekatan ke berbagai pihak, terutama pihak pemerintah desa dan kecamatan, lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1987, MTsN Tangerang II Pamulang dipindahkan ke kelurahan Pamulang di atas tanah seluas 4000 M2 yang terletak kurang lebih 50 M dari jalan raya. Pada
masa
tersebut
adalah
masa-masa
perjuangan
untuk
memantapkan eksistensi madrasah dihadapkan kepada pencitraan yang kurang menguntungkan dari masyarakat. Masyarakat masih memandang bahwa madrasah lebih banyak mengajarkan ilmu-ilmu agama dan kurang mengajarkan ilmu-ilmu umum. Padalah komposisi kurikulum di madrasah sebenarnya cukup ideal, yakni dengan komposisi sekitar 70% untuk mata pelajaran umum dan 30% untuk mata pelajaran agama. Komposisi alokasi mata pelajaran umum yang 70% tersebut secara kuantitas dan kualitasnya sama dengan mata pelajaran yang ada di sekolah umum. Sedangkan mata pelajaran yang 30% adalah 5 mata pelajaran agama, yaitu Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqih, dan Bahasa Arab. Dengan kata lain, marasah sebenarnya adalah “sekolah umum plus”. Namun demikian, gambaran seperti ini tampaknya belum sepenuhnya dipahami oleh sebagian masyarakat. Masyarakat masih menganggap bahwa madrasah kurang memperhatikan pengajaran ilmu-ilmu umum dan lebih banyak mengajarkan ilmu-ilmu agama. Belajar dari kondisi yang kurang menguntungkan inilah yang tampaknya dijadikan sebagai tantangan serius yang terus-menerus dilakukan oleh para stakeholder MTsN Tangerang II Pamulang, baik oleh
43
kepala madrasah maupun oleh guru-gurunya termasuk dukungan dari komite madrasah dan beberapa orang tua siswa yang menginginkan madrasah menjadi lembaga pendidikan yang maju dan modern. Mereka tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi tentang madrasah dan memberikan gambaran serta pemahaman yang benar tentang madrasah, baik melalui pengajian, forum-forum pertemuan pemerintah, kegiatan madrasah, pertemuan dengan orang tua siswa, dan sebagainya. Alhamdulillah, berkat perjuangan yang tidak mengenal lelah, di bawah kepemimpinan Drs. H. Syamsuddin, Drs. H. Edy Djunaedy, dan Drs. Nasharudin Sarbini, MTsN Tangerang II Pamulang mulai dikenal dan dipahami secara proposional oleh masyarakat. Sehingga dari tahun ke tahun, animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah semakin bertambah. Masyarakat juga mulai menyadari akan pentingnya partisipasi khususnya dalam hal bantuan finansial, sehingga mulai tahun 1990an, kesediaan masyarakat untuk membantu secara finansial mulai terllihat. Hasilnya adalah secara bertahap mulai ada peningkatan jumlah dan kualitas bangunan gedung. Selanjutnya di bawah kepemimpinan Dra. Hj. Iis Aisyah, Drs. M. Askolani, dan Drs. Suhardi, M.Ag. bangunan gedung MTsN Tangerang II secara perlahan menjadi sangat memadai dan menjadi kebanggaan masyarakat sebagai lembaga pendidikan Islam modern. Bangunan gedung madrasah yang awalnya sangat sederhana, kini terlihat tampak megah karena hampir semuanya sudah bertingkat. Halaman madrasah yang semula tampak becek kalau musim hujan, kkini sudah tidak lagi karena sudah diconblock dan diaspal. Demikian juga sarana dan prasarana pendidikan lainnya yang semula belum lengkap, secara perlahan saat ini sudah mulai dipenuhi dengan fasilitas yang lebih modern. Berkat kerja keras kepala madrasah dan juga seluruh dewan guru, kini MTsN Tangerang II Pamulang juga melakukan banyak inovasi, baik yang berkaitan dengan bidang manajemen, bidang akademik atau kurikulum, dan bidang kesiswaan. Di bidang manajemen, madrasah kini
44
sudah lebih banyak menggunakan pola-pola kerja yang didasarkan pada teknologi modern (walaupun belum maksimal), di bidang akademik mulai banyak melakukan program-program kelas unggulan, di bidang kesiswaan mulai banyak diadakan program-program pengembangan bakat, karakter, dan kepemimpinan. Inovasi-inovasi seperti itu pada gilirannya telah mengantarkan MTsN Tangerang II Pamulang banyak meraih prestasi dari berbagai macam lomba, baik di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional. Seperti di tahun 2008-2012 merupakan tahun prestasi yaitu mendapatkan Juara I madrasah berprestasi tingkat nasional dari Kementerian Agama RI, Marching Band (MB) menyandingkan dua piala Juara I (Piala Wapres dan Piala Presiden), bahkan untuk piala Presiden diraih selama 3 tahun berturut-turut (2010,2011,2012), sedangkan pada tahun 2013, Gita Cantika MTsN Pamulang berhasil meraih juara Umum Divisi Satu GPMB XXIX tingkat nasional. Dalam bidang kebersihan dan kesehatan MTsN Pamulang meraih Juara I pada Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat nasional tahun 2010. Selanjutnya dalam lomba PIK-R, MTsN Pamulang barhasil meraih juara ke 3 tingkat nasional. sedangkan dalam bidang akademik, MTsN Pamulang meraih juara I (Medali Emas) pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang Matematika tingkat nasional tahun 2012. Pada tahun 2013, siswi MTsN Pamulang berhasil meraih juara ke 3 lomba cerita madrasah inspiratif tingkat nasional. b. Visi, Misi dan Motto Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang 1) Visi “Terselenggarakannya layanan prima untuk membentuk insan religius, berprestasi nasional, dan berwawasan global.” 2) Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ada sejumlah misi yang akan menjadi landasan program MTsN Pamulang, yaitu: a) Meningkatkan kualitas tata kelola madrasah.
45
b) Meningkatkan kualitas pembinaan kehidupan bersama. c) Meningkatkan kualitas pembinaan akademik dan nonakademik. d) Meningkatkan kompetensi guru dan profesionalitas pegawai e) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. f) Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kecakapan global. 3) Motto “Kampus asri, berprestasi dan islami.” 2. Tujuan Pendidikan Untuk mewujudkan visi dan misi MTsN Pamulang, tahun 2014-2018 perlu dirumuskan tujuan yang lebih jelas menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya dan tercapainya visi. Tujuan strategis MTsN Pamulang dirumuskan berdasarkan 8 standar pendidikan nasional dengan memberikan nilai tambah, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya, sehingga akan mngerucut pada terwujudnya visi MTsN Pamulang, yakni terselenggaranya layanan pendidikan yang prima untuk membentuk insan religius, berprestasi nasional, peduli, dan berwawasan global. Tujuan strategis MTsN Pamulang tahun 2014-2018 adalah: a. Tersedianya
tatakelola
madrasah
yang
handal
dan
menjamin
terselenggaranya layanan prima. b. Terwujudnya sistem pembinaan keagamaan yang sistematis, mendalam, praktis (applicable), dan berkelanjutan, terutama dalam pembinaan akidah (jiwa tauhid), ibadah, dan akhlak. c. Terwujudnya sistem pembinaan akademik dan nonakademik yang selektif, sistematis, fokus, konsisten, profesional, dan berkelanjutan yang berorientasi pada tercapainya prestasi nasional. d. Terselenggaranya pembinaan kompetensi guru dan profesionalitas pegawai yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan yang dapat melahirkan SDM yang unggul. e. Terwujudnya sarana dan prasarana madrasah yang lengkap, berkualitas, dan terawat secara baik serta mendukung bagi terwujudnya lingkungan madrasah yang sehat, aman, dan nyaman.
46
f. Terwujudnya sistem pembinaan kecakapan global yang sistematis, mendalam, aplikatif, dan berkelanjutan. 3. Sarana Prasarana MTsN Tangerang II Pamulang a. Tanah dan Halaman Tanah MTsN Tangerang II Pamulang sepenuhnya milik negara dengan luas seluruhnya 6.852 M2, sedangkan luas bangunan 3.864 M2. Di sebelah timur bersebalahan langsung dengan SDN Pamulang 1, 3, dan 4. b. Gedung Madrasah Tabel 3.1 Jumlah dan Luas Ruang MTsN Tangerang II Pamulang NO
Ruang
Jumlah
Luas (m2)
Kondisi
1
Ruang Teori/Kelas
31
7x8
Baik
2
Laboratorium Fisika
1
7x8
Baik
3
Laboratorium Biologi
1
7 x 10
Baik
4
1
7 x 10
Baik
2
7x8
Baik
6
Laboratorium Bahasa Laboratorium Komputer Laboratorium ICBC
1
7 x 2,5
Baik
7
Ruang Perpustakaan
2
8x9
Baik
8
Ruang UKS
1
7x8
Baik
9
Ruang Pramuka
1
7x3
Baik
10
Ruang Audio Visual
1
7x3
Baik
11
Ruang Aula
1
7 x 24
Baik
12
Ruang Kepala Sekolah
1
6x5
Baik
13
Ruang Guru
1
7 x 18
Baik
14
Ruang Arsip
1
5x5
Baik
15
Ruang Komite
3
3x3
Baik
16
Ruang Tata Usaha
2
6x7
Baik
17
Ruang OSIS Kamar Mandi/WC Guru
1
7x3
Baik
2
2x2
Baik
Kamar Mandi/WC
4
3x5
Baik
5
18 19
47
Murid 20
Gudang
1
8x9
Baik
21
Mushalla
1
7 x 24
Baik
22
Ruang Penjaga
1
1,2 x 2
Baik
23
Ruang Piket
1
2x2
Baik
24
Ruang Komite
1
3x4
Baik
25
Ruang Koperasi
1
7x4
Baik
26
Ruang BK
1
7x4
Baik
27
Ruang Studio Musik
1
7x3
Baik
28
Ruang Wakabid
1
6x7
Baik
29
Ruang Alat Drumband
1
7x5
Baik
30
Kantin
1
54 x 9
Baik
31
Tempat Wudhu
1
9x4
Baik
c. Sumber Belajar 1) Sarana Sumber Belajar Perpustakaan merupakan pusat sumber ilmu yang utama, maka di perpustakaan MTsN Pamulang dilengkapi dengan buku sumber, meliputi: a) Jumlah total
: ± 15.163 eksemplar
b) Jumlah buku pelajaran : 9.620 eksemplar c) Jumlah judul buku
: 1.574 eksemplar
d) Koran/surat kabar
: tiap hari 3 surat kabar
e) Majalah
: tiap bulan 2 majalah
2) Media Pembelajaran Media pembelajaran yang meliputi: a) Perpustakaan lengkap serta multimedia b) VCD player di tiap kelas c) CD Pembelajaran berada di unit komputer dan perpustakaan d) LCD proyektorter sedia di tiap kelas
48
e) Komputer 60 dan akses internet 24 jam f) Kaset dan video recorder g) Aula dilengkapi dengan sound sistem h) Masjid At-Taqwa sebagai prasarana ibadah, yang sekaligus sebagai laboratorium keagamaan i) Laboratorium sains, lab. bahasa 1 lokal dengan 40 both, lab. komputer, lab. ICBC, greenhaouse, studio musik, dan drumband. j) Tanaman Obat k) Kolam ikan l) Taman untuk tempat belajar out door m) 31 lokal untuk ruang belajar n) Ruang BK o) Lapangan footsal dan basket 4. Data Guru, Pegawai, Peserta Didik dan Bidang Prestasi MTsN Tangerang II Pamulang Tabel 3.2 Daftar Kepemimpinan Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang Jabatan Kepala Madrasah Kepala Tata Usaha Wakil Bidang Kurikulum Wakil Bidang Kesiswaan Wakil Bidang Humas dan SDM Wakil Bidang Sarpra
Nama Drs. Suhardi, M.Ag. Ahmad Djalaludin, S.Ag. Ulik Widyantoro, S.Pd., M.Pd. M. Kamal, S.Pd., M.Pd Imam Sucipto, SP.,S.Kom. Lukman Firdaus, S.Pd.
Tabel 3.3 Daftar Data Guru Mata Pelajaran Madrasah Tsanawiyah Negeri II Pamulang NO 1 2 3 4
NAMA Drs. Suhardi, M.Ag Abd. Rozak, SH Drs. Azhar Munadi Dra. Siti Rochmaniah
GOL IV.a III.b III.b III.b
GURU MAPEL Bhs. Indonesia Akidah Akhlak Akidah Akhlak Bahasa Arab
49
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Masri'ah, S.Ag,. MA. Siti Bahriyah.S.Ag, MA. Hj. Neneng Susilawati, M.Pd Drs. Panji Waluyo, M.Pd Dra. Iriastuti R. Lukman Firdaus, S.Pd Achmad Buchori, S.Pd, M.Si. Dasril, S.Pd, M.Pd. Usep Rahmat, S.Ag, M.Si Romlan, S.Ag, MA. Ita Rosmita, S.Ag, MA. Midahwati, S.Ag, MA. Nuraini, S.Ag, MA. Ulik Widiantoro, S.Pd, M.Pd M. Kamal, S.Pd, M.Pd Dra. Eka Munawaroh, M.Ed Drs. Nurabdillah Dra. Hj. Surtini, M.Si, Dra. N. Supriati, M.Pd. Dra. Wirda Hanum, M.Pd. Dra. Entu Tuningrat Dra Dian Rivia, M.Pd. Dra. Enung Sutiasih Asep Abd. Rohim, S.Pd,. M.Si. Mawalidah, S.Ag,.M.A. Drs. Rahmat, MA Umi Widaningsih.S.Pd Imam Sucipto, S.P., S.Kom Hamdani, S.Ag Oman Sulaeman, S.Pd.I Ikhlas, S.Ag, M.Pd Sri Rahayu.S.Sos Iin Hamidah, S.Ag Dra. Siti Rif'ah Hj. Azizah.S.Ag Drs. Madhari Suhardo, S.Pd,. M.Si. Nur Utami, S.Pd Yuli Astuti, S.Pd Ganti Endang Prihatini, S.Pd
III.c IV.a IV.a IV.a IV.a III.c III.c III.c IV.a III.d III.d IV.a IV.a III.c III.b IV.a IV.a IV.a IV.a IV.a IV.a III.c IV.a III.c III.d III.d III.c III.b III.b III.b IV.a III.c IV.a IV.a IV.a III.c III.b III.c III.c III.c
Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris PKn Bahasa Inggris Matematika Seni Budaya Penjaskes Matematika Qur’an Hadits Fiqih SKI Qurdis Bhs. Indonesia Bhs. Indonesia Matematika Bhs. Indonesia IPS Bhs. Indonesia Bhs. Indonesia IPA Bhs. Indonesia Matematika IPS Matematika Bhs. Indonesia IPS TIK Qur’an Hadits FIQIH Bahasa Arab IPS IPS IPA IPS IPS IPS Matematika PKn Matematika
50
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 61 57 58 59 60 62 63 64 65 66 67 68
Nurlena Hayati, S.Pd. M.Si Sri Widyastuti, S.Psi Nalti Nasution, S.Pd., M.Pd Drs. Sanusi HS. Neneng Herawati, S.Pd Tjetjep Saiman, S.Pd. Dra. Dewi Widiyantari Aeni Rohmah, S.Ag Lia Nurmalia, S.Psi Noprianto, S.Pd Lia Yulia, S.Pd Siti Nuraliyah, S.Pd.I Tri Endah Irianti, S.Pd Atung Ramdhan, S.Pd.I Bedah Zubaedah, S.Pd.I Joko Sutopo, S.Pd Syaiful Bahri, S.Ag Ahmad Baidowi. S.Kom Ahmad Arief UN, S.PdI. Afif Fauzi, S.Pd Siti Rahayu, S.Pd Asri Maria, S.Pd. Uung Suryadi, S.Ag. Arif Syahrudin, S.Pd.
III.c III.c III.c III.c III.a IV.a IV.a III.a III.b IV.a III.b IV.a IV.a IIIc IIIc
IPA BK Bahasa Inggris IPA Bahasa Inggris IPA Bahasa Inggris Seni Budaya BK Penjaskes Seni Budaya SKI IPA Mulok Fiqih TIK Mulok TIK Mulok Bahasa Inggris Matematika BK SKI/Fiqih PenjasOrkes
Tabel 3.4 Daftar Jumlah Guru PNS dan Non PNS Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang GURU PNS 59
JUMLAH HONOR 9
68
Tabel 3.5 Daftar Prosentasi S1 dan S2 Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang GURU S1 42 (68%)
JUMLAH S2 26 (38%)
68
51
Tabel 3.6 Daftar Jumlah Karyawan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang TU PNS HON R 6 6
Kebersihan PNS HON R 6
Keamanan PNS HON R 3
Jumlah PNS HONR 6
15
Tabel .37 Jumlah Siswa Secara Keseluruhan
2009/2010
Kelas VII 325
Kelas VIII 298
Kelas IX 394
2010/2011
361
324
294
979
2011/2012
336
358
324
1018
2012/2013
329
334
344
1007
2013/2014
318
328
329
975
Tahun
Jumlah 1017
Tabel 3.8 Daftar Prestasi di Bidang Akademik, Olahraga dan Seni Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang NO 1
2
Jenis Lomba Cerdas Cermat Matematika Cerdas Cermat Matematika
Juara
Tingkat
Penyelenggara
Tahun
I
Kab. Tangerang
UIN Syahid Jakarta
2007
III
Jabodetabek
UIN Syahid Jakarta
2007
3
Netkuis
III
Jabodetabek
Kemendiknas
2007
4
Monolog
III
Jabodetabek
Al-Azhar BSD
2007
I
Kab. Tangerang
UIN Syahid Jakarta
2008
III
Jabodetabek
UIN Syahid Jakarta
2008
5
6
Cerdas Cermat Matematika Cerdas Cermat Matematika
52
C. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dan metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui penelitian lapangan. Metode ini bermaksud untuk memudahkan
dalam
mendapatkan data, fakta dan informasi
yang
mengungkapkan serta menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini. Menurut Gorman & Clayton dalam Septiawan Santana, “ Tujuan akhir tulisan kualitatif ialah memahami apa yang dipelajari dari perspektif kejadian itu sendiri, dari sudut pandang kejadiannya itu sendiri.”1 Metode deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.2 Pada penelitian yang akan penulis lakukan didukung oleh beberapa sumber data tambahan, diperoleh berdasarkan kepustakan (Library Research) maupun data yang diperoleh dari lapangan.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan beberapa metode teknik pengumpulan data, diantaranya: 1. Observasi Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.3 Mengadakan observaasi menurut kenyataan, melukiskannya dengan kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatatnya dan kemudian mengelolahnya dalam rangka masalah yang diteliti secara ilmiah bukanlah
1
Septiawan Santana K., Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), Ed. I, h. 29 2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. XII, h. 70 3 Cholid Narkubo, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. XII, h. 70
53
pekerjaan mudah.4 Jadi, observasi merupakan suatu tehnik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti di lokasi tersebut. Dalam pengamatan ini peneliti tidak ikut terlibat dalam kehidupan orang yang diobservasi, tetapi secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat. Ada tiga jenis aspek yang dilakukan dalam proses observasi yaitu: a. Tempat (place), contohnya seperti ruang kelas, musholah, lapangan, keadaan sekolah, sarana dan fasilitasnya. b. Pelaku/aktor yaitu guru dan siswa yang dijadikan objek pengamatan (observasi). c. Aktivitas (activity), yaitu kegiatan yang berlangsung selama proses observasi. 2. Wawancara (Interview) Wawancara (interview) dilakukan
oleh peneliti secara lisan dalam
pertemuan tatap muka secara individual.5 Menurut Esterberg dalam Sugiyono menjelaskan, “Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.”6 Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden sesuai dengan yang telah direncakan peneliti untuk mengungkap data yang dibutuhkan yang belum ditemukan dalam pengamatan untuk mengecek kembali data yang didapat dari pengamatan (observasi). 3. Dokumentasi Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang
4
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. XIII,
h. 106 5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 216-220 6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 231
54
digunakan dalam metodologi penelitian sosial.7 Tehnik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk mengamati rata-rata nilai raport siswa kelas VII sebagai data penelitian. Dokumentasi dilakukan sebagai penguat dari data yang sudah peneliti dapatkan. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data dalam bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monumen, artefak, foto, tape microfilm, disc, CD, harddisk, flashdisk, dan sebagainya.8
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi dan ketekunan pengamatan. 1. Triangulasi Menurut Lexy J. Moleong, “Triangulasi yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.”9 Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Proses analisis data dengan tehnik ini dimaksudkan untuk mendapatkan keabsahan data dengan cara mengecek dan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara maupun dokumen terkait. 2. Ketekunan Pengamatan Menurut Lexy J. Moleong, “Ketekunan Pengamatan berarti mencari secara konsistens interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan
7
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), Ed. II, Cet. V, h. 111 8 Ibid., h. 125 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 330
55
proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.”10 Ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
F. Analisis Data Analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong, “Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.”11 Proses analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, kemudian data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktifitasaktifitas yang diubah menjadi kalimat-kalimat bermakna dan ilmiah. Secara umum proses analisi datanya mencakup: reduksi data, kategorisari data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. 1. Reduksi data a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang mmemiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap “satuan”, agar 10 11
Ibid., h. 329 Ibid., h. 248
56
tetap ditelusuri data/satuannya, berasal dari sumber yang mana. 2. Kategorisasi a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. b. Setiap kategori diberi nama yang disebut “label”. 3. Sintesisasi a. Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya. b. Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya diberi nama/label lagi. 4. Menyusun Hipotesis Kerja Menurut Lexy J. Moleong, “Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proposional. Hipotesa kerja ini sudah merupakan teori subtantif (yaitu teori yang berasal dan masih terkait dengan data).”12
12
Ibid., h. 288
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kreativitas pengajaran seorang guru dalam mengembangkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Fiqih. Peran kreativitas guru di sini bukan hanya dilihat dari segi pengajarannya saja tapi juga bagaimana interaksi guru kepada siswa selama proses pembelajaran, sumber belajar juga menjadi acuan dalam mengembangkan prestasi siswa. Penelitian ini dilakukan di MTsN Tangerang 2 Pamulang, peneliti mengambil siswa kelas VIII BP1 sebagai objek dari penelitian ini. Pada penelitian ini peneliti mengambil dari dua jenis data yang dilakukan dalam proses penelitian yaitu data utama dan data pendukung. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya.1 1. Data Utama Data utama di sini merupakan kata-kata yang diperoleh dari hasil wawancara sedangkan data yang berupa tindakan yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi.
Data pertama yang didapatkan oleh peneliti yaitu
observasi. Observasi berupa data yang didapatkan melalui pengamatan secara langsung ketika proses belajar mengajar berlangsung dalam kelas. Peneliti mengamati proses pengajaran yang dilakukan guru dalam berbagai bentuk model pengajarannya (kreativitas guru) serta respon yang diberikan siswa terhadap pengajaran guru tersebut. Maka data yang dikumpulkan oleh peneliti dari hasil observasi yaitu mengenai peran kreativitas guru dalam mengembangkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Fiqih di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang. 1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
h. 157
57
58
Setelah mendapatkan data yang berupa tindakan yaitu observasi, maka peneliti mencoba mendapatkan data selanjutnya yaitu wawancara. Peneliti melakukan wawancara yang dilaksanakan pada pihak yang terkait yaitu pada siswa kelas VIII BP1 (Bina Prestasi) dan guru mata pelajaran Fiqih. Adapun yang peneliti cari dari proses wawancara yaitu mengenai metode pengajaran yang digunakan guru, respon yang siswa berikan terhadap metode yang digunakan guru itu, cara guru memberikan semangat terhadap siswa dalam belajar, cara guru mengembangkan prestasi belajar siswa, cara siswa memperbaiki dan mempertahankan prestasi belajar mereka dan hasil dari pembelajaran Fiqih yang diberikan oleh guru apakah dapat dipahami atau tidak. Dari hasil wawancara peneliti terhadap siswa kelas VIII BP1 maka karakteristik subjek dan gambaran subjek diri siswa yang didapat yaitu sebagai berikut: a. Karakteristik Berikut ini adalah tabel yang dapat menggambarkan karakteristik umum dan seluruh subyek penelitian ini namun untuk menjaga kerahasian dari subjek penelitian ini maka nama subjek disamarkan. Tabel 4.1 Karakteristik Subjek
Subjek 1
Jenis Kelamin Laki-laki
VIII BP1
2
Subjek 2
Perempuan
VIII BP1
3
Subjek 3
Laki-laki
VIII BP1
4
Subjek 4
Perempuan
VIII BP1
5
Subjek 5
Laki-laki
VIII BP1
No
Nama
1
Kelas
b. Gambaran Subjek Diri Siswa yang diambil untuk penelitian ini adalah siswa yang secara sukarela membantu peneliti tanpa ada unsur paksaan. Subjek diambil secara acak tidak ditentukan hanya mengambil dari siswa saja atau hanya dari siswi
59
saja tapi peneliti mengambil dari keduanya baik siswa maupun siswi dan peneliti membatasi hanya 5 orang saja. Subjek I adalah siswa dari kelas VIII BP1, subjek 1 lahir di Jakarta pada tanggal 17 Desember 2000 dan tinggal di Jl. Anggrek Rt.001/009 No. 64 Pamulang. Latar belakang pendidikan subjek 1 bermula dia bersekolah di TK Al-Mursyidiyyah, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah dasar di MI AlMursyidiyyah, setelah itu dia melanjutkan ke sekolah MTsN Tangerang 2 Pamulang, saat melanjutkan sekolah ke MTsN Tangerang 2 Pamulang ini subjek 1 ini memiliki alasan tersendiri ingin bersekolah di MTsN Tangerang 2 Pamulang karena menurutnya sekolah di madrasah itu adalah suatu wadah dalam pendidikan dimana di madrasah itu mengimbangkan pendidikan dalam ilmu umum dan juga ilmu agama, selain itu subjek 1 juga merasa bahwa sekolah ini adalah sekolah Madrasah Tsanawiyah terbaik di Pamulang dan insyaallah dapat menunjang masa depan. Subjek 1 memiliki jumlah keseluruhan angota keluarga sebanyak 4 (empat) orang yaitu kedua orangtua dan kedua kakaknya, subjek 1 adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Nama ayahnya adalah Imbiar yang bekerja sebagai seorang Pegawai negeri Sipil (PNS) dan ibunya bernama Rubyatun Yusram yang bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga.2 Subjek 2 adalah siswi kelas VIII BP1, lahir di jakarta pada tanggal 17 Januari 2000 dan tinggal di Jl. Pesona 2 No. 24 Pamulang Baarat. Latar belakang pendidikan subjek 2 pada awalnya bersekolah di TKI Puspa Indah, kemudian melanjutkan SDIT Al-Adzkar, setelah itu subjek 2 memilih untuk melanjutkan sekolah ke MTsN Tangerang 2 Pamulang. Pada saat subjek 2 memilih melanjutkan sekolahnya ke MTsN Tangerang 2 Pamulang subjek 2 memiliki alasan tersendiri saat dia memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke MTsN Tangerang 2 Pamulang karena sekolah tidak terlalu jauh dengan tempat tinggalnya saat ini, kemudian ini adalah sekolah Islam (tidak ada campuran agama) serta sekolah Madrasah Tsanawiyah yang sudah bagus. 2
Hasil Wawancara dengan subjek 1, siswa kelas VIII BPI MTsN Tangerang 2 Pamulang, Pada hari Kamis Tanggal 11 September 2014.
60
Subjek 2 ini memiliki anggota keluarga sebanyak 3 (tiga) orang yaitu kedua orang tua yang lengkap dan 1 orang adik, nama ayahnya Nunul Fahrur Rizal, ayahnya bekerja sebagai Pegawai Swasta, dan ibunya bernama Rachma Muhaeni dan ibunya bekerja sebagai Ibu Rumah tangga.3 Subjek 3 adalah siswa kelas VIII BP1, lahir di Jakarta pada tanggal 08 April 2000 dan tinggal di Jl. Shinta 2 Blok DA2 No. 17 Villa Pamulang. Latar belakang pendidikan subjek 3 ini dimulai pada tingkatan TK Amanah At-Taqwa, kemudian subjek ini melanjutkan SDIT At-Taqwa dan kemudian barulah subjek 3 ini melanjutkan pendidikannya di MTsN Tangerang 2 Pamulang untuk tingkat lanjutan sekolahnya, subjek 3 saat memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke MTsN Tangerang 2 Pamulang memiliki alasan tersendiri kenapa dia memilih MTsN Tangerang 2 Pamulang menjadi sekolah untuk melanjutkan pendidikannya karena memang dari awal subjek 3 ini ingin mencari sekolah terbaik dan karena di MTsN sudah ada penjurusan seperti kelas VIII Inggris, kelas VIII Sains dan sebagainya. Maka dari itu subjek 3 memilih untuk bersekolah di MTsN Tangerang 2 Pamulang dan sekarang subjek 3 berada di kelas VIII BP1 (Bina Prestasi). Subjek 3 ini memiliki jumlah anggota keluarga yang berjumlah 4 (empat) orang yaitu kedua orangtua, dan 2 orang adik. Nama ayahnya adalah Sudarno yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ibunya yang bernama Atrineli yang hanya bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga.4 Subjek 4 adalah, siswi kelas VIII BP1, lahir di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2000 dan tinggal di Jl. Cendana Perum Al-Falaah IV Blok I no. 32 Gunung Sindur Bogor. Latar belakang pendidikan subjek 4 ini bermula di TK Wali Songo kemudian melanjutkan ke tingkat sekolah dasar di MIN Cempaka Putih, kemudian setelah lulus di MIN Cempaka Putih, subjek 4 melanjutkan sekolah di MTsN Tangerang 2 Pamulang, saat memilih MTsN Pamulang sebagai sekolah lanjutannya subjek 4 ini memiliki alasan kenapa dia memilih 3
Hasil Wawancara dengan subjek 2, siswa kelas VIII BPI MTsN Tangerang 2 Pamulang, Pada hari Kamis Tanggal 11 September 2014. 4 Hasil Wawancara dengan subjek 3, siswa kelas VIII BPI MTsN Tangerang 2 Pamulang, Pada hari Kamis Tanggal 11 September 2014.
61
MTsN Tangerang 2 Pamulang menjadi sekolah lanjutan dalam meneruskan pendidikannya dikarenakan dia ingin sekali memperdalam pengetahuannya dalam ilmu agama, sekolah juga tidak terlalu jauh dari rumah dan sekolah ini sudah termasuk sebagai sekolah (MTs) terbaik di Pamulang. Subjek 4 ini memiliki anggota keluarga sebanyak 4 (empat) orang yang terdiri dari kedua orangtua yang masih lengkap dan kedua adiknya. Ayahnya bernama Nurdin yang bekerja sebagai PNS dan ibunya bernama Hikmatur Rodiyah yang bekerja sebagai seorang guru TK.5 Subjek 5 adalah siswa dari kelas VIII BP1, lahir di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2000 dan tinggal di Jl. Muttaqin Blok DF11 No. 7 RT.002/010 Villa Pamulang. Latar belakang pendidikan subjek 5 yaitu berawal dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak di TK Nurul H, kemudian melanjutkan sekolah nya ke jenjang sekolah dasar di SD Nuruh H, setelah lulus dari tingkat sekolah dasar subjek 5 memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di MTsN Tangerang 2 Pamulang. Subjek 5 ini memiliki alasan tersendiri dia memilih MTsN Tangerang 2 Pamulang karena subjek 5 merasa bahwa MTsN Tangerang 2 Pamulang adalah satu-satunya madrasah tsanawiyah terbaik di wilayah Tangerang Selatan, selain itu subjek 5 juga ingin menambah pengetahuannya tentang pelajaran agama, maka dari itu subjek 5 merasa sekolah ini adalah sekolah yang tepat untuk mewujudkan keingintahuannya itu. Subjek 5 terdiri dari 3 bersaudara yaitu kedua orangtua dan 2 orang adik. Ayahnya bernama Ahmad Royani yang berprofesi sebagai seorang dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ibunya bernama Umie Kalsum yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.6 2. Data Tambahan Data tambahan di sini yaitu berupa data pendukung yang di dapat dari data tertulis, hasil dokumentasi berupa foto-foto, lembar hasil dari nilai akhir 5
Hasil Wawancara dengan subjek 4, siswa kelas VIII BPI MTsN Tangerang 2 Pamulang, Pada hari Kamis Tanggal 11 September 2014. 6 Hasil Wawancara dengan subjek 5, siswa kelas VIII BPI MTsN Tangerang 2 Pamulang, Pada hari Kamis Tanggal 11 September 2014.
62
siswa pada ujian akhir semester genap yang dapat menjadi bukti prestasi belajar siswa pada pembelajaran Fiqih. Adanya data utama dan data tambahan di sini karena peneliti bermaksud menjadikan data tambahan sebagai pembanding dari data utama yang dimaksud. Namun data yang paling utama digunakan oleh peneliti adalah data dari hasil observasi karena peneliti melakukan pengamatan secara langsung sehingga hasil yang ditulis tidak dapat direkayasa. Hasil dari observasi juga didampingi dengan hasil foto dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung.
B. Pembahasan Ada beberapa hasil penelitian yang penting untuk dibahas lebih lanjut. Dalam pembahasan ini, hasil penelitian akan dibahas dengan menganalisis data berdasarkan kajian pustaka yang telah ada dan hasil temuan di lapangan. Dari hasil temuan di lapangan peneliti mengambil dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan yaitu penelitian pertama dengan cara observasi yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu observasi pertama pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 dan observasi kedua pada hari Kamis tanggal 11 September 2014, penelitian kedua yaitu dengan wawancara siswa dan guru Fiqih dan yang terakhir yang dengan data pendukung yaitu dari hasil dokumentasi. Pembahasan tersebut sebagai berikut:
1. Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran dan Respon Siswa Pada saat observasi pertama dan kedua saya sebagai peneliti masih tetap meneliti secara keseluruhan kegiatan pengajaran guru dan kegiatan belajar siswa di kelas selama proses pembelajaran Fiqih. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas pengajaran guru Fiqih dan respon yang diberikan siswa dalam pengajaran yang diberikan guru tersebut di MTsN Tangerang 2 Pamulang oleh ibu Midahwati, S.Ag, MA yang sudah mengajar
63
di sekolah ini selama 11 tahun. 7 Observasi ini dilakukan pada hari Kamis, tanggal tanggal 22 Mei 2014 di ruang kelas. Jam pembelajaran Fiqih berlangsung pada pukul 08.30 sampai 09.30 WIB. Pada saat jam pelajaran dimulai guru datang ke dalam kelas, selanjutnya inilah yang dalam proses pembelajaran yang dapat penulis deskripsikan sebagai berikut: a. Kegiatan awal
Gambar 4.1 Siswa yang Masih Belum Siap Mengikuti Pelajaran Pada saat guru masuk ke kelas guru menenangkan siswanya terlebih dahulu karena ada beberapa siswa yang masih terlihat belum siap untuk menerima pelajaran. Setelah semua siswa bersiap guru memberikan salam, siswa menjawab salam dengan bersama-sama.
Kemudian guru menuju
tempat duduknya dan mengambil absen dan segera mengabsen siswa dengan cara memanggil nama siswanya satu persatu kebetulan pada hari itu tidak ada siswa yang tidak hadir. Setelah guru selesai mengabsen siswa sebelum guru memulai materi baru, guru bertanya kepada siswa tentang materi pada minggu sebelumnya dengan cara bermain game tepuk tangan dengan kata kunci menyebutkan pagi, siang, sore dan malam, yaitu : 1) Pagi: tepuk sekali 2) Siang: tepuk dua kali 3) Sore: tepuk tiga kali 4) Malam: tepuk sekali
7
Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014
64
Gambar 4.2 Siswa yang Terrlihat Masih Mengobrol Tapi pada saat guru hendak memulai permainannya ada beberapa siswa yang masih mengobrol dengan temannya, dengan tegas dan cepat guru segera menenangkan siswa yang masih mengobrol hingga semua siswa telah siap menerima pelajaran. Sebelum memulai permainan guru membuka pelajaran hari itu dengan membaca Basmalah bersama-sama, setelah selesai guru pun memulai permainannya dan baru beberapa kali dimulai sudah ada siswa yang salah menepuk tangannya sehingga ia disuruh berdiri dan memperkenalkan namanya kepada semua teman-temannya, setelah itu guru memberikan pertanyaan. Hampir semua siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan jika siswa tidak dapat menjawab siswa diperbolehkan mendapat bantuan dengan cara menunjuk teman yang lain untuk memberi tahunya tapi tidak sepenuhnya hanya bagian yang tidak diketahuinya saja, jika siswa telah merasa terbantu maka siswa yang diberi pertanyaan wajib menyelesaikan jawabannnya kembali. Setelah itu guru melanjutkan permainannya lagi untuk mendapatkan siswa selanjutnya yang salah.
Gambar 4.3 Permainan Guru Bersama Siswa
65
Permainan yang diberikan guru cukup menarik karena siswa sangat bersemangat, mereka juga memperhatikan teman yang lainnya karena jika ada teman yang salah dalam permainan mereka sangat senang dan langsung memberitahukan kepada guru agar temannya segera dihukum dengan diberi pertanyaan.
Selain
mengajukan
pertanyaan
perindividu
guru
juga
menanyakan bacaan sujud sahwi secara kelompok kepada siswa karena siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan terlihat semua siswa fasih dan tidak ada yang tidak hafal. Metode yang digunakan guru dalam hafalan bacaan sujud sahwi ini bukan menyuruh siswanya menghafal pada apa yang ada dibuku melainkan diibaratkan pada barang, contohnya ada 10 meja dan setiap satu kalimat diibaratkan pada 1 meja dan siswa bisa menghafal bacaan sujud sahwi dalam waktu kurang lebih 10 menit. Pada kegiatan awal ini, peneliti sudah dapat melihat bahwa adanya kreativitas mengajar guru dalam mengembangkan prestasi belajar siswa dan respon yang diberikan siswa sangat baik karena tidak ada siswa yang mengantuk di kelas, siswa juga sangat antusias ketika bermain game dan tidak ada siswa yang tidak mau menjawab atau malu untuk berdiri di depan teman-temannya. Tujuan dari dilakukannya game ini adalah agar melatih keberanian siswa untuk tidak malu berbicara di depan kelas atau di depan banyak orang dan sudah terbukti tujuan yang diinginkan itu telah tercapai. b. Kegiatan inti
Gambar 4.4 Guru Memberikan Tugas Kepada Siswa
66
Gambar 4.5 Siswa Mencatat Tugas yang diberikan Guru
Gambar 4.6 Contoh Soal yang Diberikan Guru Pada kegiatan inti ini guru menggunakan metode diskusi, ceramah, tanya jawab, demonstrasi, resitasi dan tugas, drill dan CTL. Guru tidak langsung menjelaskan materi selanjutnya, tapi guru langsung memberikan tugas kepada siswanya. Tujuan dari langsung diberikan tugas kepada siswa adalah agar siswa membaca materi yang akan diberikan guru karena tidak semua siswa selalu memperisiapkan diri belajar di rumah sebelum menerima penjelasan materi dari guru. Soal-soal yang guru berikan tidak melampaui dari apa yang ada di buku pelajaran. Sehingga siswa bisa menemukan jawaban dari soal-soal yang diberikan guru. Siswa juga dibebaskan untuk menjawab soal tidak hanya dari buku paket sajar tapi juga mendapatkan jawaban dari sumber lainnya seperti internet atau siswa ke perpustakaan. Siswa juga diperbolehkan mengerjakan tugasnya di luar kelas seperti di depan ruang kelas yang penting tidak jauh dari ruang kelas mereka. Walaupun mereka diperbolehkan mengerjakan soal di luar ruang kelas, tidak ada satupun siswa yang tidak mengerjakan soal tampak mereka berdiskusi dengan
67
teman kelompoknya mencari jawaban dari soal-soal yang diberikan. Walaupun seperti itu tetapi guru sesekali tetap mengontrol siswanya dalam pengerjaan tugas yang diberikan.
Gambar 4.7 Bentuk Jawaban dari Siswa di Kertas Karton Jawaban mereka tidak ditulis di buku latihan tapi ditulis di kertas karton yang dipotong persegi empat. Setelah soal selesai dijawab, semua soal yang guru berikan akan dipersentasikan dan didiskusikan bersama-sama dibantu dengan penjelasan dari guru mengenai materi yang belum dijelaskan 8. Jika ada siswa yang belum mengerti siswa akan dipersilahkan mengajukan pertanyaan kepada guru. Dalam kegiatan ini siswa dibuat agar lebih aktif dan kreatif ketika di dalam kelas sehingga siswa tidak pasif, dengan kegiatan yang mengaktifkan siswa seperti ini siswa akan jadi lebih banyak membaca dan secara tidak langsung pengetahuan mereka akan bertambah, hal seperti itu jelas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Gambar 4.8 Jawaban Ditempel Seperti Mading
8
Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014
68
Setelah soal dibahas bersama teman yang lain dan guru dan didiskusikan bersama, meteri yang diterima telah dipahami semua maka soal dan jawabannya tidak dikumpulkan tapi di tempelkan di dinding kelas persis seperti mading. Sehingga jika siswa lupa tentang materi yang pernah diberikan siswa bisa membaca-baca dari soal-soal yang pernah diberikan. Jika soal tidak selesai maka tidak boleh dibawa pulang, soal harus diselesaikan di sekolah. Walaupun demikian siswa tetap giat mengerjakan soal dan tidak ada siswa yang meminta soal untuk dikerjakan di rumah saja.
Gambar 4.9 Soal dalam Bentuk Permainan Ular Tangga Selain bentuk soal yang jawabannya di tulis di karton yang sudah dipotong persegi empat, guru juga membuat bentuk soal seperti gambar di atas yaitu soal dalam bentuk permainan ular tangga. Dibentuknya soal seperti ini agar siswa tiddak merasa jenuh jika diberi tugas, jadi siswa bisa mengerjakan soal sekaligus bermain dan tugas yang diberikanpun jadi mengasyikkan bagi siswa. Selain ular tangga siswa kadang diberi bentuk soal seperti teka teki silang (TTS) dan lainnya. Dan yang terpenting guru selalu menyiapkan model-model pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa setiap pertemuan, sehingga di pertemuan berikutnya guru memberikan metode dan model pembelajaran yang berbeda lagi.9 c. Kegiatan penutup Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan sesi tanya jawab bagi siswa yang belum paham, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti 9
Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014
69
kepada lima orang subjek di siswa kelas VIII BP1 mereka jarang bertanya karena penjelasan yang diberikan guru dapat dipahami, walaupun ada beberapa materi yang agak sulit dipahami seperti masalah haji dan zakat.10 Pada kegiatan penutup ini guru juga meminta siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari itu dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang berani menyimpulkan materi yang telah mereka terima. Kemudian ada 4 orang siswa yang berani mengacungkan tangan dan menyimpulkan materi yang telah mereka terima. Setelah siswa menyimpulkan guru tidak lupa untuk memberikan tepuk tangan sebagai bonus dari keberanian mereka dan agar mereka tetap semangat dan tidak takut ketika harus menyampaikan pendapat mereka atau berbicara di depan kelas. Setelah selesai menyimpulkan materi guru memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa tetap bersemangat
dalam belajar dan tidak
pernah putus asa, jika masih ada yang belum tau makan siswa wajib bertanya dan tidak hanya diam saja. Tidak lama setelah guru memberikan motivasi bel tanda istirahat telah berbunyi maka guru langsung mengakhiri pelajaran dengan membaca Hamdalah secara bersama. Dari hasil observasi di atas maka peneliti telah menemukan adanya kreativitas pengajaran yang dilakukan guru dalam mengembangkan prestasi belajar siswanya dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan cara mengajar yang beraneka ragam seperti menggunakan game untuk mengulas materi sebelumnya. Selain itu peneliti juga melihat begitu antusiasnya siswa selama proses pembelajaran. Sudah terbukti karena tidak ada siswa yang sibuk sendiri atau mengantuk selama di kelas, mereka fokus terhadap penjelasan dari guru bahkan fokus selama mengerjakan soal dan berdiskusi walaupun ketika mengerjakan soal mereka diberi kebebasan oleh guru tapi hasilnya tetap maksimal.
10
2014
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September
70
2. Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Prestasi belajar siswa yang diambil dari hasil belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan evaluasi harian, ulangan harian, UTS dan UAS. Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru Fiqih yang bersangkutan ulangan harian yang diberikan kepada siswa bukanlah ulangan yang direncanakan melainkan dadakan. Hal ini dilakukan untuk mengetes kesiapan siswa, apakah siswa selalu mempersiapkan diri di rumah atau tidak. Selain mengetes kesiapan siswa guru juga ingin tahu apakah materi yang diberikan guru dapat dipahami siswa dan bisa diingat oleh siswa dengan baik. 11 Ulangan harian yang digunakan berupa ulangan tulisan yang ditulis dikertas portofolio. Berikut peneliti sajikan nilai dari hasil belajar siswa. Tabel 4.2 Daftar Nilai Harian Kognitif Siswa Kelas VIII BP1 Tahun Ajaran 2013/2014 NO
Kognitif/Tulis 1
2
3
4
5
1
Anisah Nur Aini
95
95
2
Arazi Wildhan Abrar
96
95
100
95
3
Arya Mulia Cyinthia Pramesti Regita Deri Alpha Wiratama Elina Sabella Ambari
95
90
100
78
96
95
95
92
98 98
90 95
100 100
85 87
Farah Nurul Basma Hanina Alfi Mawaddah
98
95
100
92
98
95
100
92
Idham Arrasyid Intan Ghaissani Nadya P Larin Ryas Naura G M. Rama Farhan Billah
94
95
98
95
100
82
98
95
100
92
98
80
98
98
4 5 6 7 8 9 10 11 12
11
Nama
6 7 8
90
78
Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tanggal 11 September 2014
71
13
93
90
93
90
15
Mochammad Izzulhaq Muhammad Bagas HW Mutia Salsabila
98
95
100
95
16
Mutiara Fauza
100
95
100
98
17
Nabil Adnan Rosyadi
90
95
100
75
18
Naila Khairun Nisa
100
95
100
92
93
90
90
90
95
95
100
92
14
100
80 82
20
Pramudiya Bayu Suseno Putri Melinda Said
21
Raffi Nandana Putera
90
95
95
98
22
Rakmadani Sudarno
99
90
93
90
23
Riana Hasna Muthiah Rosyida Ananda Nurmah
98
95
95
92
98
95
100
92
25
Shafira Mudhawwirah
93
95
100
90
26
Shofi Nafusa
98
95
100
92
27
Sultan Farras
98
90
19
24
87
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai harian (kognitif) siswa mencapai rata-rata 90-100. Nilai harian tersebut didapat dari hasil belajar melalui ujian tertulis harian siswa. Daftar nilai pada tabel di atas menunjukkan adanya prestasi belajar siswa dari hasil belajar yang didapat dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII BP1. Tabel 4.3 Daftar Nilai Harian Psikomotorik Siswa Kelas VIII BP1 NO
Nama
Psikomotorik/Praktek 1
2
3
4
1
Anisah Nur Aini
95
95
85
2
Arazi Wildhan Abrar
95
90
80
3
Arya Mulia Cyinthia Pramesti Regita
90
95
80
90
95
80
Deri Alpha Wiratama
90
85
85
4 5
5
6
7
8
72
6
Elina Sabella Ambari
95
95
80
7
Farah Nurul Basma
95
90
85
8
Hanina Alfi Mawaddah
95
95
85
9
Idham Arrasyid
95
95
80
10
Intan Ghaissani Nadya P
95
95
85
11
Larin Ryas Naura G
95
95
80
12
M. Rama Farhan Billah
95
85
85
13
Mochammad Izzulhaq
80
85
85
14
Muhammad Bagas HW
95
85
85
15
Mutia Salsabila
95
95
80
16
Mutiara Fauza
95
95
85
17
Nabil Adnan Rosyadi
85
85
80
18
Naila Khairun Nisa
95
95
85
19
Pramudiya Bayu Suseno
95
90
85
20
Putri Melinda Said
85
90
85
21
Raffi Nandana Putera
95
90
80
22
Rakmadani Sudarno
90
95
85
23
Riana Hasna Muthiah Rosyida Ananda Nurmah
95
95
85
95
95
80
25
Shafira Mudhawwirah
95
95
80
26
Shofi Nafusa
95
95
85
27
Sultan Farras
95
91
85
24
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa dari nilai harian psikomotorik siswa. Nilai psikomotorik yang didapat yaitu dengan melakukan ujian lisan atau praktek dalam Fiqih seperti hafalan dalam bacaan sujud tilawah dan sujud syukur. Tabel di atas telah menjelaskan bahwa adanyanya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII BP1 yang didapat dari nilai psikomotoriknya, karena prestasi belajar tidak hanya dilihati dari sisi kognitifnya saja tapi dari sisi psikomotorik juga mendukung
73
adanya prestasi belajar yang didapat atau tidak. Tabel di atas juga menunjukkan rata-rata nilai siswa yang didapat yaitu mencapai 80-90 ke atas.
Tabel 4.4 Daftar Nilai Hasil UTS Semester Genap Siswa yang Asli NO
Nama
UTS
1
Anisah Nur Aini
92
2
Arazi Wildhan Abrar
96
3
Arya Mulia
100
4
Cyinthia Pramesti Regita
100
5
Deri Alpha Wiratama
94
6
Elina Sabella Ambari
92
7
Farah Nurul Basma
91
8
Hanina Alfi Mawaddah
95
9
Idham Arrasyid
97
10
Intan Ghaissani Nadya P
100
11
Larin Ryas Naura G
100
12
M. Rama Farhan Billah
98
13
Mochammad Izzulhaq
98
14
Muhammad Bagas HW
100
15
Mutia Salsabila
96
16
Mutiara Fauza
84
17
Nabil Adnan Rosyadi
92
18
Naila Khairun Nisa
96
19
Pramudiya Bayu Suseno
98
20
Putri Melinda Said
96
21
Raffi Nandana Putera
94
22
Rakmadani Sudarno
92
74
23
Riana Hasna Muthiah
100
24 25
Rosyida Ananda Nurmah
92
Shafira Mudhawwirah
100
26
Shofi Nafusa
96
27
Sultan Farras
100
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa dari hasil Ujian Tengah Semester (UTS) yang asli menunjukkan bahwa rata-rata siswa memperoleh nilai 90-100. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesiapan dari setiap siswa dalam menghadapi ujian sehingga siswa mendapatkan hasil yang memuaskan. Nilai yang didapat juga tidak lepas dari pengajaran yang diberikan Guru Fiqih dalam menuangkan kreativitasnya dalam pengajaran sehingga siswa kelas VIII BP1 mampu mendapatkan nilai yang tinggi dan prestasi belajar yang baik pula. Tabel 4.5 Daftar Nilai Hasil UAS Semester Genap Siswa yang Asli NO
Nama
UAS
1
Anisah Nur Aini
91
2 3 4
Arazi Wildhan Abrar Arya Mulia Cyinthia Pramesti Regita
93 86 95
5
Deri Alpha Wiratama
91
6
Elina Sabella Ambari
93
7
Farah Nurul Basma
92
8
Hanina Alfi Mawaddah
96
9
Idham Arrasyid
93
10
Intan Ghaissani Nadya P
97
11
Larin Ryas Naura G
91
12
M. Rama Farhan Billah
94
13
Mochammad Izzulhaq
91
14
Muhammad Bagas HW
95
75
15
Mutia Salsabila
90
16
Mutiara Fauza
94
17
Nabil Adnan Rosyadi
95
18
Naila Khairun Nisa
99
19
Pramudiya Bayu Suseno
92
20
Putri Melinda Said
95
21
Raffi Nandana Putera
90
22
Rakmadani Sudarno
78
23
Riana Hasna Muthiah
93
24
Rosyida Ananda Nurmah
98
25 26 27
Shafira Mudhawwirah Shofi Nafusa Sultan Farras
93 89 87
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil dari Ujian Akhir Semester (UAS) dari proses belajar siswa selama satu semester mendapatkan nilai yang baik rata-rata mencapai nilai 80-90 ke atas. Dari daftar nilai di atas dapat dilihat hanya satu orang siswa saja yang mendapatkan nilai di bawah 80, selebihnya siswa yang lain mendapatkan nilai di atas 80 dan 90. Dari hasil observasi dan hasil wawancara di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa MTsN Tangerang 2 Pamulang telah berkembang dengan sangat baik bahkan selalu memiliki peningkatan dari setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pula dari terpenuhinya kekurangan-kekurangan dari dulu sampai sekarang sehingga dari segi fasilitas sampai program kegiatan yang ada di madrasah ini berjalan dengan baik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran semua pihak yang ikut berusaha mengembangkan madrasah ini sehingga menjadi seperti sekarang. Bahkan kegiatan belajar mengajarpun semakin membaik dari tahun ke tahun dilihat dari perkembangan setiap guru yang selalu memanfaatkan fasilitas yang ada, baik fasilitas di dalam kelas maupun fasilitas di luar kelas tapi lebih khususnya lagi fasilitas di dalam ruang kelas.
76
Kreativitas pengajaran gurunya pun sangat bagus dengan diikuti prestasi belajar siswa yang baik pula. Karena menggunakan berbagai modelmodel pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa selama proses pembelajaran. Mereka mengatakan tugas mereka bukanlah terpaku pada proses pembelajaran saja tapi juga “bagaimana caranya membuat siswa agar menjadi senang”. Tugas
membuat siswa menjadi senang selama proses
pembelajaran tidaklah mudah karena dibandingkan tugas hanya untuk mengajarlah yang sangat gampang karena guru hanya menjelaskan materi yang hendak disampaikan saja maka setelah itu tugas selesai. Tapi tidak sedangkal itu, membuat siswa senang adalah hal yang paling sulit, maka dari itu diperlukannya krestivitas pengajaran yang tinggi dengan menggunakan berbagai macam cara. Sekarang sudah banyak buku-buku yang memuat tentang model-model dan metode pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa dan salah satunya bisa dilihat di buku “101 Active Learning” karangan Mel Silberman. Di buku itu banyak sekali model-model pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh guru. Tidak hanya pada mata pelajaran Fiqih saja tapi juga mata pelajaran lain baik umum dan agama semua guru menekankan bahwasanya setiap siswa harus aktif selama proses pembelejaran. Karena dengan mengaktifkan siswa di kelas akan membantu mengembangkan prestasi belajar mereka. Secara tidak langsung pengetahuan mereka juga akan lebih bertambah dan tidak hanya terpaku atau belajar secara monoton di dalam kelas yang hanya tertuju pada guru tanpa meminta pendapat dari siswa. Jika suasana belajar di kelas seperti itu maka siswa tidak akan semangat menerima pelajaran tapi justru sebalinya siswa akan merasa jenuh dan mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung. Selaku guru mata pelajaran Fiqih, beliau tidak hanya mengajar saja tapi guru juga selalu memberikan motivasi kepada siswanya, untuk mengetahui benar atau tidaknya peneliti juga mewawancarai siswa dan ternyata jawaban siswa juga sama mereka mengatakan bahwa guru Fiqih yaitu ibu Midahwati, S.Ag, MA selalu memberikan mereka motivasi agar mereka tidak malas
77
belajar contohnya mereka harus ingat kepada orangtua yang sudah mengeluarkan biaya untuk pendidikan anaknya.12 Dengan begitu tumbuh rasa sadar dari masing-masing siswa sehingga mereka tetap semangat dalam belajar dan berusaha mempertahankan prestasi belajar yang mereka miliki.
3. Masalah yang dihadapi Siswa dalam Proses Pembelajaran Fiqih Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan siswa kelas VIII BP1 pada mata pelajaran Fiqih, sebenarnya tidak ada masalah serius yang dihadapi oleh siswa dalam menerima pelajaran karena mereka merasa bahwa cara pengajaran yang dilakukan oleh guru Fiqih sangat baik dan penjelasannya juga sangat mudah dipahami, bahkan guru menjelaskan materi dengan sangat detail dan jelas. Sebelum memulai materi baru guru juga selalu mengulas kembali mengenai materi sebelumnya untuk mengevaluasi kembali apakah siswa masih mengingat materi sebelumnya atau tidak bahkan guru juga sering memberi tugas setelah pelajaran selesai sebagai pekerjaan rumah.13 Namun ketika penulis mewawancarai guru Fiqih ada masalah yang dihadapi siswa dalam pelajaran Fiqih yaitu kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dan dukungan dari orang tua. Menurut guru Fiqih terkadang ada beberapa anak yang terlihat masih belum siap menerima pelajaran sehingga siswa terlihat sibuk sendiri, contohnya masih ada siswa yang ngobrol dengan temannya. Ketika terlihat seperti itu maka guru harus langsung mengambil sikap yang tegas tapi tidak dengan marah karena ditakutkan jika guru menegur siswa selalu dengan emosi maka siswa akan menjadi takut dan akan mengganggu psikologi anak tersebut. Jadi, guru hanya menegurnya dengan cara yang baik.14
12
Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih dan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kami Tanggal 11 September 2014 13 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tanggal 11 September 2014 14 Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014
78
Ada juga siswa yang terkadang ingin mendapatkan perhatian dari guru sehingga ia sengaja mengobrol selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan sikap yang sama pula guru tidak memarahi siswa melainkan bertanya kepada siswa yang bersangkutan atas tingkah lakunya itu.15 Tapi, tidak semua siswa yang bersikap seperti itu, rata-rata siswa selalu menunjukkan kesiapan mereka dalam menerima pelajaran bahkan menunjukkan sikap yang antusias. Guru sangat memperhatikan sikap yang diberikan oleh anak-anak bahkan respon yang diberikan siswa selama proses pembelajaran, dan jika ada siswa yang belum paham guru terus melakukan pengulangan sampai siswa benarbenar paham dengan penjelasan guru. Selain itu, jika ada siswa yang prestasi belajarnya menurun dan tetap tidak ada peningkatan maka guru akan memanggil siswa yang bersangkutan, karena guru merasa wajib untuk mengetahui penyebab dari menurunnya prestasi belajar siswa, jika anak masih belum bisa diatasi maka guru akan menghubungi wali kelas dan pada tingkat selanjutnya guru akan memberitahu orangtua siswa untuk mengetahui penyebab menurunnya prestasi belajar siswa. Karena tidak semua sebab menurunnya prestasi belajar siswa berasal dari lingkungan sekolah saja, bisa jadi karena ada faktor dari lingkungan keluarga (dalam rumah) atau lingkungan sekitarnya seperti teman main dan lainnya. Setelah guru mengetahui penyebabnya, guru akan mengambil tindakan lanjut seperti berusaha terus memotivasi siswa agar siswanya sadar dan mau terus berusaha dalam mengembangkan prestasi belajarnya.16 Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa, mereka pernah mengalami penurunan prestasi belajar dan rata-rata penyebabnya bukan dari lingkungan sekolah melainkan dari lingkungan luar sekolah. Contohnya pada subjek 1, subjek 3 dan subjek 5, mereka mengalami penurunan prestasi belajar, penyebabnya adalah karena banyak bermain game. 17 Banyaknya ilmu teknologi yang semakin canggih maka semakin 15
Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014 Hasil Wawancara dengan Guru Fiqih, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 2014 17 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September 16
2014
79
banyak pula alat yang diciptakan, contohnya handphone dan tablet. Anakanak jaman sekarang kebanyakannya merasa gengsi jika belum memiliki barang-barang yang sedang trend atau menjadi perbincangan publik. Padahal memiliki barang seperti itu tidak selalu membawa ke arah positif, mereka hanya berpikir untuk kesenangan mereka saja. Jika mereka menggunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat contohnya bermain game, mereka akan merasa asik hingga akhirnya mereka akan lupa belajar, jika seperti itu mereka akan rugi karena dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar mereka. Setelah prestasi belajar mereka menurun, mereka menyadari bahwa melakukan hal seperti itu tidaklah bermanfaat, namun karena ada kemauan dari mereka untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik maka subjek 1, subjek 3 dan subjek 5 ini berusaha lebih giat lagi dalam belajar dan tidak lagi sering bermain game. Sehingga mereka bisa meningkatkan kembali prestasi belajar mereka yang sempat menurun.18 Contoh kedua yaitu pada subjek 2 dan subjek 4, mereka juga sempat mengalami penurunan prestasi belajar, dan faktor yang mempengaruhi juga bukan berasal dari lingkungan sekolah melainkan dari diri sendiri. Mereka sempat merasa malas untuk belajar sehingga mereka jarang belajar ketika di rumah. Mereka hanya mengandalkan guru mata pelajaran saja tanpa mempersiapkan diri mereka terlebih dahulu. Akhirnya subjek 2 dan subjek 4 ini mengalami penurunan prestasi belajar. Subjek 2 dan subjek 4 merasa menyesal karena menyia-nyiakan waktu yang ada, setelah mengalami penurunan prestasi belajar dalam pembelajaran Fiqih mereka berusaha untuk merubah jam belajar mereka. Subjek 2 dan subjek 4 ini lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar dibandingkan dengan melakukan hal lainnya. Dan jika ada yang benar-benar tidak mereka pahami mereka akan bertanya kepada orang tua mereka. dari kelima orang subjek yang wawancarai mereka selalu berusaha mempertahankan prestasi belajar mereka dengan selalu
18
2014
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September
80
berusaha giat belajar dan mengurangi waktu bermain. Proses pembelajaran yang dilakukan tidak hanya di sekolah tapi juga di luar sekolah juga.19 Dalam meningkatkan dan mempertahankan prestasi belajar juga membutuhkan motivasi yang tinggi tidak hanya dari orang lain saja tetapi juga motivasi dari diri sendiri. Bagi siswa maupun siswi, motivasi terpenting bagi mereka adalah dari orang tua karena berkat doa dan dukungan orang tua mereka bisa berhasil. Tapi jika tidak menanamkan usaha yang tinggi dan keyakinan dari diri sendiri maka sulit untuk mencapai presatsi belajar yang baik, karena untuk mendapatkan sesuatu yang maksimal hanya bisa dilakukan dari diri sendiri bukan mengharapkan usaha dari orang lain. Selain orang tua, guru mata pelajaran yang bersangkutan juga ikut memotivasi siswa dan siswi dengan cara menasehati mereka secara baik-baik sehingga bisa meningkatkan semangat belajar yang tinggi.20
19
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September
20
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII BP1, Pada Hari Kamis Tangal 11 September
2014 2014
81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatalan kualitatif, maka dapat disimpulkan bahwa peran kreativitas guru dalam mengembangkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Fiqih di MTsN Tangerang II Pamulang yakni dengan segala bentuk kreativitas yang dituangkan guru selama proses pembelajaran adanya perkembangan pada prestasi belajar siswa pada pembelajaran Fiqih, meskipun masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah kategori baik. Dilihat dari nilai harian siswa, UTS dan UAS siswa ada peningkatan dari setiap siswa. Nilai yang dicapai adalah 80-90 ke atas. Dari hasil observasi di lapangan dan wawancara yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan fakta-fakta dan dapat disimpulkan bahwa peran kreativitas guru dalam mengajar sangatlah penting karena dengan adanya kreativitas pengajaran yang bagus maka akan memacu minat siswa sehingga juga dapat memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya pada mata pelajaran yang penulis teliti yaitu mata pelajaran Fiqih. Karena guru selalu berusaha menggunakan model-model dan metode pembelajaran yang membuat siswa bersemangat dalam menerima pelajaran sehingga siswa selalu merasa tertarik untuk belajar dan tidak merasa jenuh ketika di kelas. Guru j juga selalu menekankan agar siswa selalu aktiv selama proses pembelajaran. Keaktivan siswa ini juga sangat mendukung terhadapt prestasi belajar yang akan mereka peroleh. Dengan proses pengajaran seperti ini guru yang mengajarpun merasa puas karena selalu mendapatkan respon yang positif dari siswa. Jadi jelas dengan adanya kreativitas pengajaran dari guru maka dapat mengembangkan prestasi belajar siswa. Dari hasil dokumentasi yang peneliti lakukan maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang tersedia di MTsN Tangerang II Pamulang sudah cukup 81
82
memadai dan hampir semuanya terpenuhi dan memenuhi standar nasional. Bahkan dalam ruang kelas pun juga tersedia fasilitas seperti in focus, proyektor, TV dan DVD, dengan begitu lebih mudah bagi guru menyampaikan bahan pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, meskipun masih ada beberapa guru yang masih belum menggunakan fasilitas tersebut. Media
pengajaran
yang
disediakan
juga
turut
membantu
dalam
mengembangkan prestasi belajar siswa.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa peran kreativitas
pengajaran
yang dilakukan
guru sangat
penting dalam
mengembangkan prestasi belajar siswa, maka implikasinya : 1. Bahwa kreativitas pengajaran guru harus selalu digunakan tidak hanya pada mata pelajaran Fiqih ini saja tapi juga pada semua mata pelajaran baik yang umum maupun yang agama. 2. Guru-guru yang sudah mengerti bahwa peran kreativitas mengajar yang guru lakukan sangatlah penting maka haruslah digunakan bukan diabaikan begitu saja sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas tidak menjenuhkan siswa.
C. Saran Saran yang daapt penulis berikan kepada pembaca dan pihak sekolah, diantaranya: 1. Diharapkan kepada semua guru agar selalu menggunakan bentuk-bentuk pengajaran kreatif yang sudah ada agar siswa tidak jenuh di kelas. 2. Walaupun dengan kreativitas pengajaran yang dilakukan tidak selalu mengoptimalkan
proses
pembelajaran,
paling
tidak
materi
yang
disampaikan dapat dipahami dengan baik dan jelas oleh siswa sehingga siswa merasa senang ketika mengikuti prose pembelajaran. 3. Diharapkan lebih memperhatikan siswa yang selalu mengalami penurunan prestasi belajar.
83
4. Diharapkan ketika siswa sedang mengalami penurunan prestasi belajar guru memanggil siswa yang bersangkutan kemudian mendiskusikan mencari jalan keluar bersama-sama sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik. 5. Diharapkan kepada siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar untuk tidak malu menceritakan kepada guru penyebab menurunnya prestasi belajar karena bisa didapatkan dari berbagai faktor. 6. Diharapkan guru untuk bisa lebih memotivasi siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar. 7. Diharapkan orang tua juga ikut berperan aktiv dalam membantu mengembangkan prestasi belajar anak. 8. Diharapkan guru bisa lebih peka melihat gejala siswa yang mengalami penurunan
prestasi
belajar
dan
ditangani
permasalahannya terselesaikan dengan baik.
lebih
cepat
sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. Jakarta: CV Pustaka Agung Harapan. A.M, Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi I, 2004. A.Z, Mulyana. Rahasia Menjadi Guru Hebat “Memotivasi Diri Menjadi Guru Luar biasa”. Jakarta: Grasindo, 2012. Ahmad,Bakhraruddin. Meningkatkan Kreatifitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran, 2012, www.bakharuddin.net 16 Oktober 2012. Ahmadi, Iif Khairu., Sofan Amri., Hendro Ari Setyono., dan Tatik Elisah. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, Cet. 1, 2011. Ambarjaya, Beni S. Model-model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas, 2008. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XII, 2012. Ash-Shiddieqy, TM. Hasbi. Pengantar Hukum Islam I. Jakarta : PT. Bulan Bintang, Cet. 7, 1994. Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, Edisi II, Cet. V, 2011. Daradjat, Zakiyah. Kepribadian Guru. Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005. Departemen Agama RI. Implementasi Kurikulum KTSP. 2006. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, Edisi Keempat, 2008. Djafar, Muhammadiyah. Pengantar Ilmu Fiqih. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. 1, 1993. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2013. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Djazuli, A. Ilmu Fiqih (Penggalian,Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam. Jakarta: Kencana, 2005. Gordon, Thomas. Guru Yang Efektif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Hali, Gene E., dkk. Mengajar Dengan Senang (Menciptakan Perbedaan Dalam Pembelajaran Siswa). Jakarta: PT. Indeks, 2008. Hasil Raker MTsN Pamulang Tahun 2013/2014. Irham, Muhammad., dan Novan Ardy Wijayani. Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran). Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013. K, Septiawan Santana. Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Edisi I, 2007. Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Elsas, 2006. Mahjuddin. Dirasah Islamiyah Bagian Ilmu Fiqih. Pasuruan: PT. Garoeda Buana Indah, Cet. 3, 1995. Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2013. Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Narkubo, Cholid., dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XII, 2012. Nasution, S. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XIII, 2012. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya CV Bandung, 1985. Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press, Cet. 4, 2003. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 3, 2011. Sadulloh, Uyoh., dkk. Pedagogik “Ilmu Mendidik”. Bandung: Alfabeta, 2011. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, 2006.
Santrock, John. W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Soemanto, Wasty. Pskikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan. Surabaya: Jaring Pena, 2011. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif “Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, 2009. Z, Zurinal., dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan “Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan”. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Lampiran 1 A. Sejarah Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II Pamulang lebih dikenal saat ini dengan sebutan MTsN Pamulang berdiri sejak tahun 1981 di Cimanggis, Ciputat. Kepala Madrasah pertama kali dijabat oleh Drs. H. Syamsuddin Pane, M.Pd. Berkat perjuangan yang gigih dari Kepala Madrasah dengan melakukan pendekatan ke berbagai pihak, terutama pihak pemerintahan desa dan kecamatan, lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1987, MTsN Tangerang II Pamulang dipindahkan ke kelurahan Pamulang di atas tanah seluas 4000 M2 yang terletak kurang lebih 50 M dari jalan raya. Pada masa tersebut adalah masa-masa perjuangan untuk memantapkan eksistensi madrasah, karena madrasah dihadapkan kepada pencitraan yang kurang menguntungkan dari masyarakat. Masyarakat masih memandang bahwa madrasah
lebih banyak mengajarkan ilmu-ilmu agama dan kurang
mengajarkan ilmu-ilmu umum. Padahal komposisi kurikulum di madrasah sebenarnya cukup ideal, yakni dengan komposisi sekitar 70% untuk mata pelajaran umum dan 30% untuk mata pelajaran agama.Komposisi alokasi mata pelajaran umum yang 70% tersebut secara kuantitas dan kualitasnya sama dengan mata pelajaran yang ada di sekolah umum. Sedangkan mata pelajaran yang 30% adalah 5 mata pelajaran agama, yaitu Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqh, dan Bahasa Arab. Dengan kata lain, madrasah sebenarnya adalah 'sekolah umum plus'. Namun demikian, gambaran seperti ini tampaknya belum sepenuhnya dipahami oleh sebagian masyarakat. Masyarakat
masih
menganggap
bahwa
madrasah
kurang
memperhatikan pengajaran ilmu-ilmu umum dan lebih banyak mengajarkan ilmu-ilmu agama.Masyarakat juga memandang bahwa madrasah adalah sekolah
agama
(bersifat
tradisional)
yang
dalam
banyak
hal
kurang dikelola secara profesional. Paradigma seperti ini tentu saja kurang menguntungkan, karena ada kesan bahwa hal apapun kalau tidak dikelola secara profesional, maka dalam banyak hal akan berjalan seadanya--termasuk manajemen keuangan. Dengan demikian, dampaknya pun akan mengena pada
hal-hal lain, seperti pembangunan dan pengadaan sarana prasarana sekolah, penyediaan fasilitas pembelajaran, kesejahteraan guru dan pegawai, dan sebagainya. Belajar dari kondisi yang kurang menguntungkan inilah yang tampaknya dijadikan sebagai 'tantangan' serius yang terus-menerus dilakukan oleh para stakeholder MTsN Tangerang II Pamulang, baik oleh kepala madrasah maupun oleh guru-gurunya termasuk dukungan dari komite madrasah dan beberapa orang tua siawa yang menginginkan madrasah manjadi lembaga pendidikan yang maju dan modern. Mereka tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi tentang madrasah dan memberikan gambaran serta pemahaman yang benar tentang madrasah, baik melalui pengajian, forumforum pertemuan pemerintah, kegiatan madrasah, pertemuan dengan orang tua siswa, dan sebagainya. Alhamdulillah, berkat perjuangan yang tidak mengenal lelah, di bawah kepemimpinan Drs. H. Syamsuddin, Drs. H. Edy Djunaedy, dan Drs. Nasharudin Sarbini, MTsN Tangerang II Pamulang mulai dikenal dan dipahami secara proporsional oleh masyarakat. Sehingga dari tahun ke tahun, animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah semakin bertambah.Masyarakat juga mulai menyadari akan pentingnya partisipasi khususnya dalam hal bantuan finansial, sehingga mulai tahun 1990-an, kesediaan masyarakat untuk membantu secara finansial mulai terlihat. Hasilnya adalah secara bertahap mulai ada peningkatan jumlah dan kualitas bangunan gedung. Selanjutnya di bawah kepemimpinan Dra. Hj. Iis Aisyah, Drs. M. Askolani, dan Drs. Suhardi, M.Ag. bangunan gedung MTsN Tangerang II secara perlahan menjadi sangat memadai dan menjadi kebanggaan masyarakat sebagai lembaga pendidikan Islam modern. Bangunan gedung madrasah yang awalnya sangat sederhana, kini terlihat tampak megah karena hampir semuanya sudah bertingkat. Halaman madrasah yang semula tampak becek kalau musim hujan, kini sudah tidak lagi karena sudah diconblock dan diaspal. Demikian juga sarana dan prasarana pendidikan lainnya yang semula belum lengkap,
secara perlahan saat ini sudah mulai dipenuhi dengan fasilitas yang lebih modern. Satu hal yang juga cukup melegakan adalah bahwa persepsi masyarakat terhadap madrasah sudah mulai banyak berubah. Masyarakat kini sudah banyak yang mengerti benar bahwa madrasah adalah sekolah umumplus, karena madrasah tidak hanya mencetak anak-anak yang menguasai ilmu-ilmu agama tetapi juga mengajarkan anak-anak untuk bisa menguasai ilmu-ilmu umum. Berkat kerja keras kepala madrasah dan juga seluruh dewan guru, kini MTsN Tangerang II Pamulang juga melakukan banyak inovasi, baik yang berkaitan dengan bidang manajemen, bidang akademik atau kurikulum, dan bidang kesiswaan. Di bidang manajemen, madrasah kini sudah lebih banyak menggunakan pola-pola kerja yang didasarkan pada teknologi modern (walaupun belum maksimal), di bidang akademik mulai banyak melakukan program-program kelas unggulan, di bidang kesiswaan mulai banyak diadakan program-program pengembangan bakat, karakter, dan kepemimpinan. Inovasi-inovasi seperti itu pada gilirannya telah mengantarkan MTsN Tangerang II Pamulang banyak meraih prestasi dari berbagai macam lomba, baik di tingkat kecamatan, kabupaten,
provinsi,
dan
nasional. Seperti
di
tahun
2008-2012
merupakan ‘tahun prestasi’ yaitu mendapatkan Juara I madrasah berprestasi tingkat nasional dari Kementerian Agama RI, Marching Band (MB) menyandingkan dua piala Juara I (Piala Wapres dan Piala Presiden), bahkan untuk piala Presiden diraih selama 3 tahun berturut-turut (2010, 2011, 2012), sedangkan pada tahun 2013, Gita Cantika MTsN Pamulang berhasil meraih juara Umum Divisi Satu GPMB XXIX tingkat nasional. Dalam bidang kebersihan dan kesehatan MTsN Pamulang meraih Juara I pada Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat nasional tahun 2010. Selanjutnya dalam Lomba PIK-R, MTsN Pamulang berhasil meraih juara ke 3 tingkat nasional.Sedangkan dalam bidang akademik, MTsN Pamulang meraih juara I (Medali Emas) pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang Matematika tingkat nasional tahun
2012. Pada tahun 2013, siswi MTsN Pamulang berhasil meraih juara ke 3 lomba cerita madrasah inspiratif tingkat nasional.
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah 1. Visi “Terselenggaranya
layanan
prima
untuk
membentuk
insan
religius,
berprestasi nasional, dan berwawasan global” 2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ada sejumlah misi yang akan menjadi landasan program MTsN Pamulang, yaitu: a. Meningkatkan kualitas tatakelola madrasah. b. Meningkatkan kualitas pembinaan kehidupan beragama. c. Meningkatkan kualitas pembinaan akademik dan nonakademik. d. Meningkatkan kompetensi guru dan profesionalitas pegawai. e. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. f. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kecakapan global 3. Tujuan Untuk mewujudkan visi dan misi MTsN Pamulang tahun 2014-2018 perlu dirumuskan tujuan yang lebih jelas menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya dan tercapainya visi. Tujuan strategis MTsN Pamulang dirumuskan berdasarkan 8 standar pendidikan nasional dengan memberikan nilai tambah, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya, sehingga akan mengerucut pada terwujudnya visi MTsN Pamulang, yakni terselenggaranya layanan pendidikan yang prima untuk membentuk insan religius, berprestasi nasional, peduli, dan berwawasan global. Tujuan strategis MTsN Pamulang tahun 2014-2018 adalah: a. Tersedianya
tatakelola
madrasah
yang
handal
yang
menjamin
terselenggaranya layanan prima. b. Terwujudnya sistem pembinaan keagamaan yang sistematis, mendalam, praktis (applicable), dan berkelanjutan, terutama dalam pembinaan akidah (jiwa tauhid), ibadah, dan akhlak.
c. Terwujudnya sistem pembinaan akademik dan nonakademik yang selektif, sistematis,
fokus,
kondisten,
profesional,
dan
berkelanjutan
yang
berorientasi pada tercapainya prestasi nasional. d. Terselenggaranya pembinaan kompetensi guru dan profesionalitas pegawai yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan yang dapat melahirkan SDM yang unggul. e. Terwujudnya sarana dan prasarana madrasah yang lengkap, berkualitas, dan terawat secara baik serta mendukung bagi terwujudnya lingkungan madrasah yang sehat, aman, dan nyaman. f. Terwujudnya sistem pembinaan kecakapan global yang sistematis, mendalam, aplikatif, dan berkelanjutan.
Lampiran 2 Data Guru Mata Pelajaran NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA Drs. Suhardi, M.Ag Abd. Rozak, SH Drs. Azhar Munadi Dra. Siti Rochmaniah Masri'ah, S.Ag,. MA. Siti Bahriyah.S.Ag, MA. Hj. Neneng Susilawati, M.Pd Drs. Panji Waluyo, M.Pd Dra. Iriastuti R. Lukman Firdaus, S.Pd Achmad Buchori, S.Pd, M.Si. Dasril, S.Pd, M.Pd. Usep Rahmat, S.Ag, M.Si Romlan, S.Ag, MA. Ita Rosmita, S.Ag, MA. Midahwati, S.Ag, MA. Nuraini, S.Ag, MA. Ulik Widiantoro, S.Pd, M.Pd M. Kamal, S.Pd, M.Pd Dra. Eka Munawaroh, M.Ed Drs. Nurabdillah Dra. Hj. Surtini, M.Si, Dra. N. Supriati, M.Pd. Dra. Wirda Hanum, M.Pd. Dra. Entu Tuningrat Dra Dian Rivia, M.Pd. Dra. Enung Sutiasih Asep Abd. Rohim, S.Pd,. M.Si. Mawalidah, S.Ag,.M.A. Drs. Rahmat, MA Umi Widaningsih.S.Pd Imam Sucipto, S.P., S.Kom Hamdani, S.Ag Oman Sulaeman, S.Pd.I Ikhlas, S.Ag, M.Pd Sri Rahayu.S.Sos
GOL IV.a III.b III.b III.b III.c IV.a IV.a IV.a IV.a III.c III.c III.c IV.a III.d III.d IV.a IV.a III.c III.b IV.a IV.a IV.a IV.a IV.a IV.a III.c IV.a III.c III.d III.d III.c III.b III.b III.b IV.a III.c
GURU MAPEL Bhs. Indonesia Akidah Akhlak Akidah Akhlak Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris PKn Bahasa Inggris Matematika Seni Budaya Penjaskes Matematika Qur’an Hadits Fiqih SKI Qurdis Bhs. Indonesia Bhs. Indonesia Matematika Bhs. Indonesia IPS Bhs. Indonesia Bhs. Indonesia IPA Bhs. Indonesia Matematika IPS Matematika Bhs. Indonesia IPS TIK Qur’an Hadits FIQIH Bahasa Arab IPS
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 61 57 58 59 60 62 63 64 65 66 67 68
Iin Hamidah, S.Ag Dra. Siti Rif'ah Hj. Azizah.S.Ag Drs. Madhari Suhardo, S.Pd,. M.Si. Nur Utami, S.Pd Yuli Astuti, S.Pd Ganti Endang Prihatini, S.Pd Nurlena Hayati, S.Pd. M.Si Sri Widyastuti, S.Psi Nalti Nasution, S.Pd., M.Pd Drs. Sanusi HS. Neneng Herawati, S.Pd Tjetjep Saiman, S.Pd. Dra. Dewi Widiyantari Aeni Rohmah, S.Ag Lia Nurmalia, S.Psi Noprianto, S.Pd Lia Yulia, S.Pd Siti Nuraliyah, S.Pd.I Tri Endah Irianti, S.Pd Atung Ramdhan, S.Pd.I Bedah Zubaedah, S.Pd.I Joko Sutopo, S.Pd Syaiful Bahri, S.Ag Ahmad Baidowi. S.Kom Ahmad Arief UN, S.PdI. Afif Fauzi, S.Pd Siti Rahayu, S.Pd Asri Maria, S.Pd. Uung Suryadi, S.Ag. Arif Syahrudin, S.Pd.
IV.a IV.a IV.a III.c III.b III.c III.c III.c III.c III.c III.c III.c III.a IV.a IV.a III.a III.b IV.a III.b IV.a IV.a IIIc IIIc
IPS IPA IPS IPS IPS Matematika PKn Matematika IPA BK Bahasa Inggris IPA Bahasa Inggris IPA Bahasa Inggris Seni Budaya BK Penjaskes Seni Budaya SKI IPA Mulok Fiqih TIK Mulok TIK Mulok Bahasa Inggris Matematika BK SKI/Fiqih PenjasOrkes
Lampiran 3
KISI-KISI WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN FIQIH
1.
Sudah berapa lama ibu mengajar Fiqih di sekolah ini? Jawaban: Sudah 11 tahun
2.
Metode apa saja yang biasa ibu gunakan dalam proses belajar mengajar? Jawaban: Metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran Fiqih adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode resitasi dan tugas, metode drill dan model pembelajaran Contextual Teaching Lerning (CTL)
3.
Bagaimana respon siswa dalam proses pembelajaran selama ibu mengajar di sini? Jawaban: Yang saya rasakan respon yang diberikan siswa baik karena siswa merasa penjelasan yang diberikan dapat mereka pahami dan saya juga berusaha semaksimal mungkin agar cara pengajaran yang saya berikan selalu membuat mereka tidak jenuh di dalam kelas.
4.
Bagaimana cara ibu memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya? Jawaban: Cara memotivasi siswa agar selalu semangat dalam belajar dan bisa meningkatkan prestasinya yaitu terutama selalu mengingatkan para siswa kepada orang tua mereka yang sudah mengeluarkan biaya untuk sekolah mereka agar mereka tidak malas belajar.
5.
Cara apa saja yang ibu lakukan agar siswa tidak merasa jenuh selama proses belajar-mengajar berlangsung? Jawaban: Selalu menyiapkan model-model pembelajaran yang baru di setiap pertemuan agar mereka tidak bosan selama di kelas, kemudian juga diberi beberapa permainan yang bersangkutan dengan materi pelajaran.
6.
Menurut ibu faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar siswa? Jawaban: Menurut saya faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu dari kesiapan anak tersebut dalam menghadapi proses pembelajaran, kemudian media, sumber belajar, dukungan orang tua dan pihak sekolah juga bisa mempengaruhi.
7.
Pernahkah ibu memanggil atau menasehati anak yang prestasi belajarnya sangat rendah atau di bawah rata-rata? Jawaban: Pernah bahkan sampai menghubungi orang tua mereka.
8.
Bagaimana cara ibu mengatasi siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah? Jawaban: Ditanyakan dulu kepada siswa yang bersangkutan kemudian kepada wali kelasnya dan jika belum bisa diatasi maka harus menghubungi langsung ke orang tua mereka dan dibicarakan.
Kamis, 11 September 2014
Midahwati, S.Ag, MA
Lampiran 4 KISI-KISI WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII BP1 (Subjek I) 1.
Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajar? Jawaban: Cara mengajarnya baik, enak dan penjelasannya juga detail.
2.
Sebelum memulai materi baru apakah guru selalu mengulas kembali tentang materi yang sebelumnya? Jawaban: Iya guru selalu mengulas pelajaran yang sebelumnya.
3.
Apakah kamu selalu bertanya kepada guru ketika ada penjelasan yang belum dipahami? Jawaban: Jarang, kecuali benar-benar tidak paham.
4.
Apakah kamu pernah mengalami penurunan prestasi belajar? Jika iya apa penyebabnya? Jawaban: Iya pernah, sebabnya karena sering main game dan jarang belajar.
5.
Bagaimana cara kamu memperbaiki prestasi belajar kamu itu? Jawaban: Berusaha lebih giat belajar belajar dan tidak sering bermain game lagi.
6.
Jika sudah meningkat, bagaimana cara kamu mempertahankan prestasi belajar kamu? Jawaban: Terus menerus berusaha rajin belajar dan bertanya jika ada yang tidak dimengerti.
7.
Apakah guru selalu memberikan tugas setelah menyampaikan materi? Jawaban: Iya sering.
8.
Bagaimana cara kamu memotivasi diri sendiri agar mendapatkan prestasi belajar yang baik? Jawaban: Selalu berusaha semangat dalam belajar dan tidak malas.
9.
Siapa saja yang memotivasi diri kamu dalam meningkatkan prestasi belajar? Jawaban: Orang tua, teman-teman dan keluarga tapi lebih utama orang tua.
10. Apakah guru selalu memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa selalu merasa antusias dalam belajar? Bagaimana caranya, apakah dengan nasehat atau marah? Jawaban: Kadang-kadang memberikan motivasi, caranya dengan menasehati agar selalu rajin belajar dan ingat orang tua.
Kamis, 11 September 2014
Arya Mulia
Lampiran 5 KISI-KISI WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII BP1 (Subjek II) 1.
Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajar? Jawaban: Cara mengajarnya bagus tidak membosankan dan mudah dipahami.
2.
Sebelum memulai materi baru apakah guru selalu mengulas kembali tentang materi yang sebelumnya? Jawaban: Iya sering.
3.
Apakah kamu selalu bertanya kepada guru ketika ada penjelasan yang belum dipahami? Jawaban: Jarang karena penjelasannya mudah dipahami kecuali waktu masalah zakat karena hitung-hitungan.
4.
Apakah kamu pernah mengalami penurunan prestasi belajar? Jika iya apa penyebabnya? Jawaban: Iya pernah, karena sering malas belajar kalau di rumah lebih sering santai.
5.
Bagaimana cara kamu memperbaiki prestasi belajar kamu itu? Jawaban: Mengubah jam belajar lebih banyak dari pada main dan santai.
6.
Jika sudah meningkat, bagaimana cara kamu mempertahankan prestasi belajar kamu? Jawaban: Terus berusaha dan semangat ketika belajar.
7.
Apakah guru selalu memberikan tugas setelah menyampaikan materi? Jawaban: Iya.
8.
Bagaimana cara kamu memotivasi diri sendiri agar mendapatkan prestasi belajar yang baik? Jawaban: Berusaha semangat belajar.
9.
Siapa saja yang memotivasi diri kamu dalam meningkatkan prestasi belajar? Jawaban: Orang tua dan keluarga.
10. Apakah guru selalu memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa selalu merasa antusias dalam belajar? Bagaimana caranya, apakah dengan nasehat atau marah? Jawaban: Iya sering memberi motivasi dengan nasehat.
Kamis, 11 September 2014
Annisa Nur Aini
Lampiran 6 KISI-KISI WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII BP1 (Subjek III) 1.
Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajar? Jawaban: Cara mengajarnya enak dan jelas.
2.
Sebelum memulai materi baru apakah guru selalu mengulas kembali tentang materi yang sebelumnya? Jawaban: Iya selalu menanyakan lagi pelajaran sebelumnya.
3.
Apakah kamu selalu bertanya kepada guru ketika ada penjelasan yang belum dipahami? Jawaban: Jarang karena lebih sering paham.
4.
Apakah kamu pernah mengalami penurunan prestasi belajar? Jika iya apa penyebabnya? Jawaban: Iya pernah, sebabnya karena sering main game.
5.
Bagaimana cara kamu memperbaiki prestasi belajar kamu itu? Jawaban: Belajar lebih giat dan tidak sering main game lagi.
6.
Jika sudah meningkat, bagaimana cara kamu mempertahankan prestasi belajar kamu? Jawaban: Terus berusaha selalu giat belajar dan tidak malas.
7.
Apakah guru selalu memberikan tugas setelah menyampaikan materi? Jawaban: Iya selalu.
8.
Bagaimana cara kamu memotivasi diri sendiri agar mendapatkan prestasi belajar yang baik? Jawaban: Caranya selalu bersemangat dan tidak malas.
9.
Siapa saja yang memotivasi diri kamu dalam meningkatkan prestasi belajar? Jawaban: Orang tua.
10. Apakah guru selalu memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa selalu merasa antusias dalam belajar? Bagaimana caranya, apakah dengan nasehat atau marah? Jawaban: Kadang-kadang memotivasi tapi dengan nasehat tidak marah-marah.
Kamis, 11 September 2014
Rakmadani Sudarno
Lampiran 7 KISI-KISI WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII BP1 (Subjek IV) 1.
Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajar? Jawaban: Cara mengajarnya enak, jelas dan sangat mudah saya pahami.
2.
Sebelum memulai materi baru apakah guru selalu mengulas kembali tentang materi yang sebelumnya? Jawaban: Iya guru selalu menanyakan lagi pelajaran yang sebelumnya.
3.
Apakah kamu selalu bertanya kepada guru ketika ada penjelasan yang belum dipahami? Jawaban: Jarang karena guru menjelaskannya dengan detail jadi mudah dipahami.
4.
Apakah kamu pernah mengalami penurunan prestasi belajar? Jika iya apa penyebabnya? Jawaban: Iya pernah, karena sempat malas belajar sehingga prestasi saya sempat menurun.
5.
Bagaimana cara kamu memperbaiki prestasi belajar kamu itu? Jawaban: Caranya merubah jam belajar jadi lebih banyak daripada waktu santainya dan berusaha untuk tidak malas lagi.
6.
Jika sudah meningkat, bagaimana cara kamu mempertahankan prestasi belajar kamu? Jawaban: Selalu giat belajar dan tidak malas.
7.
Apakah guru selalu memberikan tugas setelah menyampaikan materi? Jawaban: Iya guru selalu memberikan tugas untuk dibawa ke rumah.
8.
Bagaimana cara kamu memotivasi diri sendiri agar mendapatkan prestasi belajar yang baik? Jawaban: Caranya selalu menyemangati diri dan ingat ke orang tua.
9.
Siapa saja yang memotivasi diri kamu dalam meningkatkan prestasi belajar? Jawaban: Banyak ada dari sodara, teman-teman dan paling sering dari orang tua.
10. Apakah guru selalu memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa selalu merasa antusias dalam belajar? Bagaimana caranya, apakah dengan nasehat atau marah? Jawaban: Iya ibu midah sering memberikan motivasi kepada siswa dengan menasehati supaya selalu rajin belajar dan ingat kepada orang tua yang sudah membiayai sekolah.
Kamis, 11 September 2014
Naila Khairun Nisa
Lampiran 8 KISI-KISI WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII BP1 (Subjek V) 1.
Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajar? Jawaban: Mengajarnya enak mudah dipahami.
2.
Sebelum memulai materi baru apakah guru selalu mengulas kembali tentang materi yang sebelumnya? Jawaban: Iya selalu.
3.
Apakah kamu selalu bertanya kepada guru ketika ada penjelasan yang belum dipahami? Jawaban: Kadang-kadang bertanya tapi lebih seringnya tidak.
4.
Apakah kamu pernah mengalami penurunan prestasi belajar? Jika iya apa penyebabnya? Jawaban: Iya pernah karena sering main game jadi malas untuk belajar.
5.
Bagaimana cara kamu memperbaiki prestasi belajar kamu itu? Jawaban: Berusaha lebih rajin belajar dan mengurangi main game.
6.
Jika sudah meningkat, bagaimana cara kamu mempertahankan prestasi belajar kamu? Jawaban: Tidak malas dan lebih sering belajar.
7.
Apakah guru selalu memberikan tugas setelah menyampaikan materi? Jawaban: Iya selalu.
8.
Bagaimana cara kamu memotivasi diri sendiri agar mendapatkan prestasi belajar yang baik? Jawaban: Selalu menyemangati diri agar terus rajin belajar.
9.
Siapa saja yang memotivasi diri kamu dalam meningkatkan prestasi belajar? Jawaban: Sodara dan terutama orang tua.
10. Apakah guru selalu memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa selalu merasa antusias dalam belajar? Bagaimana caranya, apakah dengan nasehat atau marah? Jawaban: Guru sering memberikan motivasi kepada siswa, tidak marah-marah tapi menasehati.
Kamis, 11 September 2015
Sultan Farras
Lampiran 9 FASILITAS SEKOLAH
Gambar 1.1. Gerbang Masuk, Pos Satpam dan Lapangan MTsN Tangerang II Pamulang
Gambar 1.2. Suasana Ruang UKS di MTsN Tangerang II Pamulang
Gambar 1.3. Lab. Bahasa dan Lab. Komputer di MTsN Tangerang II Pamulang
Gambar 1.4. Suasana Ruang Guru, Ruang Kurikulum dan Ruang Administrasi
Gambar 1.5. Kantin dan Ruang Koprasi MTsN Tangerang II Pamulang
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Madrasah : MTsN Pamulang Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Smt
: VIII/I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami tata cara berpuasa
Kompetensi Dasar
: 2.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan puasa
Indikator Pencapaian Kompetensi: 2.1.1 Menunjukkan ketentuan-ketentuan puasa 2.1.2 Menjelaskan ketentuan-ketenuan puasa
I. Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menunjukkan ketentuan-ketentuan puasa Siswa dapat menjelaskan ketentuan-ketentuan puasa
II. Materi ajar/Pembelajaran: 1. Materi Fakta
2. Materi Konsep Pengertian Puasa Puasa menurut bahasa artinya menahan. Menurut istilah adalah suatu amal ibadah yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenam matahari disertai dengan niat karena Allah dengan syarat dan rukun tertentu. Ibadah puasa diwajibkan oleh Allah sebagaimana firmannya:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah{2}: 183) Syarat Puasa Syarat puasa ada 2 macam : Syarat wajib: Islam, Baligh, Barakal sehat, Suci dari haid dan nifas, mampu Syarat sah : Islam, Tamyiz, Suci dari haid dan nifas dan tidak pada hari yang diharamkan berpuasa Rukun Puasa Niat, yaitu keinginan hati untuk berpuasa karena ingin melaksanakan perintah Allah Swt., dan mendekatkan diri kepada-Nya. Hal itu berdasarkan pada hadits Rasulullah Saw., yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Imam Muslim:
Artinya: “Bahwasanya ( sahnya ) amal- amal itu dengan niat....”(H.R. Al- Bukhari dari Umar bin Khattab : 1 : Muslim :3530)
Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari Makruh Puasa - Berkata keji, kotor, mencaci maki - Mencicipi makanan walaupun tidak ditelan - Berkumur-kumur secara berlebihan - Bersiwak atau menggosok gigi setelah tergelincir matahari - Berbekam/suntik Hal-hal yang Membatalkan Puasa - Makan dan minum dengan sengaja - Muntah dengan sengaja - Hilang akal: mabuk, pingsan, gila - Murtad - Mengubah niat - Haid dan nifas - Berjima siang hari bagi suami istri Hikmah Puasa - Mendidik kita supaya berprilaku luhur dan dapat mengontrol seluruh hawa nafsu sebagai manusia biasa. - Membiasakan sifat sabar dan tahan dalam menghadapi kesulitan hidup. - Mendidik siswa agar memegang amanat dan kedisiplinan. - Mendidik kita agar tidak mudah dipengaruhi oleh kenikmatan jasmaniah sekalipun dalam keadaan lapar. - Puasa berguna unuk menjaga jasmani dan rohani. - Menenamkan rasa cinta kasih terhadap sesama manusia.\Menjadikan kita sebagai orang yang bertaqwa kepada Allah Swt.
3. Materi Prosedur Pengertian puasa Dalil tentang puasa Syarat dan rukun puasa Makruh puasa Hal-hal yang membatalkan puasa Hikmah puasa
III. Metode Pembelajaran Kaji pustaka Diskusi Tanya jawab Penugasan
IV. Skenario Pembelajaran Pendahuluan Mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa sebagai implementasi nilai religius Pengkondisian kelas dengan pembiasaan sebagai implementasi nilai disiplin Apersepsi, memotivasi, prakonsep Penyampaian tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti a. Eksplorasi Disediakan modul belajar dan siswa membaca sebentar isi modul Siswa dijelaskan tentang materi tentang ketentuan-ketentuan puasa tanya jawab tentang materi yang diajarkan. Keaktifan siswa tertentu diberikan poin tersendiri dalam penilaian
b. Elaborasi Disediakan soal-soal tentang pengertian, syarat dan rukun, makruh puasa, hal-hal yang membatalkan puasa serta hikmah berpuasa Siswa secara kelompok mendiskusikan soal-soal yang diberikan Siswa dari perwakilan kelompok menjawab secara satu persatu Saat siswa memberikan jawaban, siswa yang lain memberikan tanggapan Diskusi hasil jawaban yang diberikan secara kelompok diserahkan ke guru
c. Konfirmasi Menguji siswa satu persatu tentang pemahamannya terhadap bahan ajar
Penutup Menyimpulkan materi bersama-sama Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumah Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajarinya V. Sumber dan Alat Pembelajaran VCD Buku paket Fikih kelas VIII penerbit Toha Putra, Erlangga, Yudistira LKS Gambar-gambar dari majalah, internet, majalah dan surat kabar
VI. Penilaian Instrumen Penilaian Tes lisan 1. Jelaskan pengertian puasa menurut bahasa dan istilah! 2. Sebutkan syarat sah dan syarat wajib puasa! 3. Sebutkan rukun puasa! 4. Jelaskan apa saja yang dapat membatalkan puasa!
5. Bacakanlah dalil tentang kewajiban berpuasa!
Pengamatan Proses Ulangan Harian Aspek kognitif a. Pilihan ganda Contoh: 1.
Ayat tersebut memerintahkan tentang kewajiban …. a. Puasa
b. haji
c. zakat
d. shalat
2. Salah satu hal yang dapat membatalkan puasa adalah …. a. Menangis
b. tertawa
c. ghibah
d. Murtad
b. Isian Contoh: 1. Puasa menurut bahasa artinya …. 2. Puasa diperintahkan kepada umat Islam pata tahun … Hijriyah
c. Uraian Contoh: 1. Jelaskan pengertian puasa menurut bahasa dan istilah! 2. Sebutkan apa saja dimakruhkan sewaktu berpuasa!
Aspek afektif Berikan pendapat kalian mengenai beberapa masalah berikut ini! 1. Ketika datang bulan puasa, ada seorang ibu yang sedang mengandung. Menurut hasil pemeriksaan dokter ternyata kandungan ibu itu bermasalah sehingga dokter menyarankan supaya ibu tersebut tidak berpuasa. Pendapatmu :………………………………………. 2. Cristian adalah seorang kristiani. Ketika bulan puasa dia ikut berpuasa. Pendapatmu:…………………….
Aspek Psikomotor Kita sebagai muslim sudah sepatutnya memperdalam ilmu keagamaan kita. Untuk itu untuk menambah wawasan kamu tentang puasa ini maka carilah informasi sebanyak mungkin tentang puasa melalui internet, majalah atau surat kabar. Kemudian kamu rangkum diketik dan dijilid.
Pamulang,
Juli 2013
Mengetahui, Kepala MTsN Tangerang II Pamulang
Guru Mata Pelajaran
Drs. Suhardi, M. Ag
Midahwati, S.Ag, MA
NIP. 196711121997031001
NIP. 197403091999032002
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Madrasah
: MTsN Pamulang
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Smt
: VIII/I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami tata cara berpuasa
Kompetensi Dasar
: 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa
Indikator Pencapaian Kompetensi: 2.2.1 Menyebutkan macam-macam puasa 2.2.2 Menjelaskan macam-macam puasa
I. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam puasa 2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam puasa
II. Materi Ajar/Pembelajaran: 1. Materi fakta
2. Materi Konsep Macam-macam Puasa Puasa ada 4 macam: 1. Puasa wajib ialah puasa yang hukumnya wajib, yaitu jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan berdosa. Yang termasuk puasa wajib yaitu puasa ramadhan, nazar dan kafarat 2. Puasa sunah(tatawwu) ialah puasa yang hukumnya sunah yakni jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. 3. Puasa makruh yaitu puasa yang hukumnya makruh yakni dibenci jika dikerjakan. 4. Puasa haram yaitu puasa yang hukumnya haram yakni jika dikerjakan berdosa dan jika ditinggalkan berpahala.
Pengertian puasa Ramadhan Menurut bahasa artinya pembakaran. Adapun pengertian puasa menurut istilah syariat Islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta sesuatu yang membatalkan selama satu hari penuh mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari dengan beberapa syarat tertentu. Perintah puasa tidak hanya diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad Saw., melainkan juga terhadap umat para nabi sebelumnya. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah(2) ayat 183
Artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman ! diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Q.S.Al-Baqarah/2: 183)
Cara Menentukan Awal dan Akhir Ramadhan - Ru’yatul Hilal artinya dengan melihat bulan dengan mata kepala yang menandakan datangnya tanggal 1 ramadhan. Allah Swt berfirman: Artinya: “…karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu…”(Q.S. Al-Baqarah{2}: 185) - Istikmal yaitu menyempurnakan bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Firman Allah Swt.,: Artinya: ”…dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkanAllah…”(Q.S. Al-Baqarah{2}: 185) - Hisab yaitu yaitu dengan ilmu falak atau ilmu astronomi
Orang yang Boleh Meninggalkan Puasa Ramadhan - Sakit yang tidak parah cara menggantinya dengan Qadha - Musafir dengan cara qadha. Firman Allah Swt., : Artinya: ”…dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain…”(Q.S.AlBaqarah(2): 185) - Orang yang haid dan nifas dEngan cara qadha - Orang hamil/menyusui jika khawatir dirinya dan anaknya dengan cara qadha - Orang hamil/menyusui jika khawatir akan anaknya dengan cara qadha dan fidyah
- Orang yang sudah tua/lemah dengan cara qadha. Firman Allah Swt.: Artinya: ”…dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin…”. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 184). - Orang yang sakit parah dengan cara qadha Fidyah adalah memberikan fakir miskin ¾ liter beras setiap hari Puasa Nazar Pengertian Nazar Nazar menurut bahasa artinya janji. Menurut istilah puasa nazar artinya puasa yang dilakukan karena telah berjanji. Hukumnya adalah wajib. Contohnya nazar seorang siswa bernazar akan berpuasa tiga hari jika nilai ulangan semesternya rata-rata tujuh.
Sebab-sebab Puasa Nazar Seseorang bernazar karena ada beberapa sebab seperti karena mendapat nikmat yang luar biasa dari Allah Swt., atau karena terhindar dari bahaya yang mengancamnya sehingga ia berjanji kepada Allah untuk melakukan kebaikan puasa. Apabila seseorang bernazar tidak melaksanakannya, maka ia berdoa dan harus menebusnya dengan membayar kafarat (denda).
Kafarat Puasa Nazar: - Memberi makan 10 orang miskin - Memberi pakaian 10 orang miskin - Memerdekakan hamba sahaya
Puasa Sunnah Puasa sunah(tatawwu) ialah puasa yang hukumnya sunah yakni jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Macammacamnya: - Puasa 6 hari pada bulan Syawal - Puasa hari Arafah tanggal 9 Zulhijah - Puasa hari Asyura tanggal 10 Muharam - Puasa bulan Sya’ban - Puasa senin kamis - Puasa pertengahan bulan hijriyah
3. Materi Prosedur Macam-macam puasa Pengertian puasa Ramadhan. Nazar dan Sunah Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan Hal-hal yang membolehkan tidak berpuasa Sebab-sebab puasa Nazar Kifarat puasa Nazar Macam-macam puasa Sunnah
III. Metode Pembelajaran Kaji pustaka Diskusi Tanya jawab Penugasan
IV. Skenario Pembelajaran A. Pendahuluan 1. Mengucapkan
salam
dan
implementasi nilai religius.
dilanjutkan
dengan
berdoa
sebagai
2. Pengkondisian kelas dengan pembiasaan sebagai implementasi nilai disiplin. 3. Apersepsi, memotivasi, prakonsep. 4. Penyampaian tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi Mengerjakan soal-soal pretest untuk materi yang akan diajarkan Membahas tentang materi yang akan diajarkan Tanya jawab tentang materi 2. Elaborasi Siswa secara berkelompok berdiskusi tentang soal-soal yang diberikan Kelompok yang sudah selesai mempresentasikan hasil kerjaannya ke depan kelas Kelompok yang lain mengamati dan memberikan tanggapan terhadap jawaban yang diberikan kelompok yang melakukan presentasi 3. Konfirmasi Menguji siswa satu persatu tentang pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan
C. Penutup 1. Menyimpulkan materi bersama-sama. 2. Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumah. 3. Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajarinya.
V. Sumber dan Alat Pembelajaran VCD Buku paket Fikih kelas VIII penerbit Toha Putra, Erlangga, Yudistira LKS
Gambar-gambar dari majalah, internet, majalah dan surat kabar
VI. Penilaian Jenis Penilaian Tes tulis Tes lisan
Bentuk Penilaian Uraian Instrumen Penilaian 1. Sebutkan macam-macam puasa! 2. Tulislah dalil tentang kewajiban berpuasa! 3. Bagaimanakan cara mengganti puasa bagi orang yang sakitnya parah! 4. Sebutkan sebab-sebab puasa nazar! 5. Apa akibatnya bagi orang yang tidak melaksanakan puasa nazar! Kunci Jawaban NO 1
JAWABAN Macam-macam puasa:
SCORE 2
- Puasa wajib. Sunah, makruh, haram 2
2
3
Cara menggantinya dengan fidyah yaitu memberi makan
2
fakir miskin sebanyak ¾ liter beras setiap hari 4
Karena telah berjanji
2
5
Membayar kafarat nazar
2
Pamulang,
Juli 2013
Mengetahui, Kepala MTsN Pamulang
Guru Mata Pelajaran
Drs. Suhardi, M. Ag
Midahwati, S.Ag, MA
NIP. 196711121997031001
NIP. 197403091999032002
Lampiran 12 GAME PUASA PADA UMUMNYA Soal Dalam Bentuk Permainan Ular Tangga 1. Apa arti puasa menurut bahasa dan istilah? 2. Lafadzkan dalil tentang perintah wajib puasa! 3. Sebutkan macam-macam puasa! 4. Apa yang dimaksud dengan puasa sunnah? 5. Sebutkan 4 syarat wajib puasa! 6. Sebutkan 4 syarat sah puasa! 7. Sebutkan 2 rukun puasa! 8. Sebutkan 6 hal yang membatalkan puasa! 9. Sebutkan 5 hal yang makruh puasa! 10. Apa arti Ramadhan menurut bahasa? 11. Sebutkan 3 cara menentukan awal dan akhir Ramadhan! 12. Jelaskan pengertian istikmal! 13. Apa yang dimaksud dengan ru’yatul hilal? 14. Sebutkan siapa saja yang diperbolehkan tidak berpuasa pada bulan Ramadhan! 15. Bagaimanakan
cara
mengganti
puasa
bagi
wanita
hamil
yang
mengkhawatirkan kesehatan dirinya dan anaknya? 16. Bagaimana pula cara mengganti puasa bagi wanita hamil yang mengkhawatirkan kesehatan anaknya? 17. Sebutkan 4 amalan sunah puasa Ramadhan! 18. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fidyah! 19. Sebutkan 3 puasa yang termasuk puasa fardhu! 20. Sebutkan hari-hari diharamkannya berpuasa!
Lampiran 13 JAWABAN SOAL PUASA “GAME ULAR TANGGA” 1.
Bahasa: menahan Istilah: suatu amalan yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat tertentu serta syarat dan rukun tertentu.
2.
Surat Al-Baqarah: 183
3.
Puasa wajib, sunnah, haram dan makruh
4.
Puasa sunnah adalah puasa yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak apa-apa.
5.
4 syarat wajib puasa, yaitu: baligh dan berakal, suci dari haid dan nifas, mampu.
6.
4 syarat sah puasa, yaitu: Islam, mumayyiz, suci dari haid dan nifas, pada hari yang tidak diharamkan berpuasa.
7.
2 rukun puasa: niat, menahan diri dari yang membatalkan puasa seja terbit fajar sampai terbenam matahari.
8.
6 hal membatalkan puasa: Muntah dengan sengaja Berjimak pada siang hari Haid dan nifas Gila, mabuk atau pingsan Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan dengan sengaja Murtad
9.
5 hal yang makruh sewaktu puasa: Mencicipi makanan walaupun sedikit Berbekam Suntik Bersiwak Berkata keji, kotor, mencaci
Berkumur-kumur secara berlebihan 10. Pembakaran. 11. Ru’yatul hilal, istikmal dan hisab. 12. Istikmal: menyempurnakan bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. 13. Ru’yatul hilal: melihat bulan dengan mata kepala yang menandakan datangnya tanggal 1 Qomariyah. 14. Musafir, orang yang sedang sakit, orang tua yang lemah, wanita hamil/menyusui. 15. Qadha. 16. Qadha dan fidyah. 17. Makan sahur, membaca Al-Quran, memperbanyak shadaqah, i’tikaf di masjid. 18. Fidyah adalah memberi makan fakir miskin sebanyak ¾ liter beras selama hari yang ditinggalkan puasa. 19. Puasa Ramadhan, puasa nazar dan kafarat. 20. Hari tasyrik, idain.
Lampiran 14 Nilai Harian Kognitif Siswa Kelas VIII Bina Prestasi (BP1)
NO
Nama
Kognitif/Tulis 1
2
3
4
5
1
Anisah Nur Aini
95
95
2
Arazi Wildhan Abrar
96
95
100
95
3
Arya Mulia Cyinthia Pramesti Regita
95
90
100
78
96
95
95
92
5
Deri Alpha Wiratama
98
90
100
85
6
Elina Sabella Ambari
98
95
100
87
7
Farah Nurul Basma Hanina Alfi Mawaddah
98
95
100
92
98
95
100
92
Idham Arrasyid Intan Ghaissani Nadya P
94
95
98
95
100
82
98
95
100
92
98
80
98
98
93
90
100
80
93
90
15
Larin Ryas Naura G M. Rama Farhan Billah Mochammad Izzulhaq Muhammad Bagas HW Mutia Salsabila
98
95
100
95
16
Mutiara Fauza
100
95
100
98
17
Nabil Adnan Rosyadi
90
95
100
75
18
100
95
100
92
93
90
90
90
20
Naila Khairun Nisa Pramudiya Bayu Suseno Putri Melinda Said
95
95
100
92
21
Raffi Nandana Putera
90
95
95
98
22
Rakmadani Sudarno
99
90
93
90
23
Riana Hasna Muthiah
98
95
95
92
4
8 9 10 11 12 13 14
19
90
78
82
6 7 8
25
Rosyida Ananda Nurmah Shafira Mudhawwirah
26
Shofi Nafusa
98
95
27
Sultan Farras
98
90
24
98
95
100
92
93
95
100
90
100
92 87
Lampiran 15 Nilai Harian Psikomotorik Siswa Kelas VIII Bina Prestasi (BP1)
NO
Nama
Psikomotorik/Praktek 1
2
3
4
1
Anisah Nur Aini
95
95
85
2
Arazi Wildhan Abrar
95
90
80
3
Arya Mulia Cyinthia Pramesti Regita
90
95
80
90
95
80
5
Deri Alpha Wiratama
90
85
85
6
Elina Sabella Ambari
95
95
80
7
Farah Nurul Basma
95
90
85
8
Hanina Alfi Mawaddah
95
95
85
9
Idham Arrasyid
95
95
80
10
Intan Ghaissani Nadya P
95
95
85
11
Larin Ryas Naura G
95
95
80
12
M. Rama Farhan Billah
95
85
85
13
Mochammad Izzulhaq
80
85
85
14
Muhammad Bagas HW
95
85
85
15
Mutia Salsabila
95
95
80
16
Mutiara Fauza
95
95
85
17
Nabil Adnan Rosyadi
85
85
80
18
Naila Khairun Nisa
95
95
85
19
Pramudiya Bayu Suseno
95
90
85
20
Putri Melinda Said
85
90
85
21
Raffi Nandana Putera
95
90
80
22
Rakmadani Sudarno
90
95
85
23
Riana Hasna Muthiah Rosyida Ananda Nurmah
95
95
85
95
95
80
4
24
5
6
7
8
25
Shafira Mudhawwirah
95
95
80
26
Shofi Nafusa
95
95
85
27
Sultan Farras
95
91
85
Lampiran 16 Nilai UTS dan UAS Semester Ganjil Siswa Kelas VIII Bina Prestasi (BP1)
NO
Nama
UTS
UAS
1
Anisah Nur Aini
92
91
2
Arazi Wildhan Abrar
96
93
3
Arya Mulia
100
86
4
Cyinthia Pramesti Regita
100
95
5
Deri Alpha Wiratama
94
91
6
Elina Sabella Ambari
92
93
7
Farah Nurul Basma
91
92
8
Hanina Alfi Mawaddah
95
96
9
Idham Arrasyid
97
93
10
Intan Ghaissani Nadya P
100
97
11
Larin Ryas Naura G
100
91
12
M. Rama Farhan Billah
98
94
13
Mochammad Izzulhaq
98
91
14
Muhammad Bagas HW
100
95
15
Mutia Salsabila
96
90
16
Mutiara Fauza
84
94
17
Nabil Adnan Rosyadi
92
95
18
Naila Khairun Nisa
96
99
19
Pramudiya Bayu Suseno
98
92
20
Putri Melinda Said
96
95
21
Raffi Nandana Putera
94
90
22
Rakmadani Sudarno
92
78
23
Riana Hasna Muthiah Rosyida Ananda Nurmah
100
93
92
98
Shafira Mudhawwirah
100
93
24 25
26
Shofi Nafusa
96
89
27
Sultan Farras
100
87