ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
PENGGUNAAN MEDIA LAYANAN DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN Aulia Bastiah Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammmad Arsyad Al Banjary Banjarmasin E-mail :
[email protected] Kata kunci : Media, Bimbingan dan Konseling Abstrak Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah pentingnya guru BK menggunakan media saat memberikan materi layanan bimbingan dan konseling untuk menunjang keberhasilan guru BK dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan untuk mengetahui penguasaan guru BK terhadap media dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui proses reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification). Uji kredibilitas menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian yang peneliti laksanakan di SMK Muhamadiyah 3 Banjarmasin adalah guru BK dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada saat memberikan materi layanan bimbingan dan konseling guru BK menggunakan media diantaranya buku modul/lks, powerpoint, dan terkadang pamplet (leaflet) dan mereka mampu menguasai media tersebut pada saat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang guru BK laksanakan pada saat pemberian materi layanan guru BK menggunakan dan mampu menguasai media yang mereka gunakan pada saat pemberian materi layanan bimbingan dan konseling, adapun media yang digunakan guru BK adalah buku modul/lks, power point, dan juga pamplet (leaflet). Saran dalam penelitian ini adalah hendaknya guru BK lebih meningkatkan penggunaan media bimbingan dan konseling dan juga memanfaatkan media yang telah disediakan sekolah dengan sebaikbaiknya. .
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
1
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Keyword : Media, Guidance and Counseling
Abstract The background of the problem in this study is the importance of using media BK teachers when giving the material guidance and counseling services to support the success of BK teachers in the implementation of guidance and counseling services. The purpose of this study was to determine the use of the media in the implementation in guidance and counseling, and to know the teachers BK mastery of the media in the implementation of guidance and counseling services in SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin. This study uses a qualitative research design with descriptive research. The technique used is observation, interview, and documentation. Data analysis was performed through a data reduction process (data reduction), presentation of data (data display), drawing conclusions and verification (conclusion drawing/verification). Test the credibility of using triangulation. The results of the study researchers conducted in SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin is BK teachers in the implementation of guidance and counseling services at the time of the material guidance and counseling teachers BK using media including books modules/LKS, powerpoint, and sometimes pamphlet (leaflet) and they were able to master the media in the implementation of guidance and counseling services. The conclusion of this study is that the implementation of the guidance and counseling teacher BK carried out at the time of the provision of material services counseling teacher to use and able to control the media they use at the time of giving the material guidance and counseling services, while the media used by teachers BK is the book module/LKS, power point, and also pamphlet (leaflet). Suggestions in this study is the BK teachers should further increase the use of media guidance and counseling and also take advantage of media that has provided the school with the best.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
2
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan prosesyang kompleks, melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh hasil yang seoptimal mungkin.Salah satu pendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah metode pengajaran dan media yang digunakan oleh pengajar pada saat proses belajar berlangsung. Metode dan media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar karena dapat menentukan keberhasilan siswa dalam menerima pembelajaran tentang materi yang disampaikan oleh guru pada saat proses belajar begitu juga halnya dengan bimbingan dan konseling. Dalam bimbingan dan konseling seorang guru BK dituntut untuk memiliki kompetensi.Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru BK adalah kemampuan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan media dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK, media mempunyai arti yang cukup penting.Karena dalam kegiatan pemberian layanan bimbingan dan konseling ketidakjelasan bahan yang disampaikan oleh guru BK dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru BK ucapkan melalui katakata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin guru BK diberikan jam masuk kelas oleh sekolah untuk memberikan layanan klasikal. Dalam pemberian layanan klasikal berupa layanan informasi, guru BK dalam menyampaikan materi layanannya dengan metode ceramah, tanya jawab, penugasan. Hal ini membuat peserta didik menjadi kurang menangkap dan memahami tentang makna yang disampaikan tentang materi yang disampaikan tersebut.Untuk itu hendaknya guru BK menggunakan media sebagai pelengkap dalam penyampaian materinya. Berdasarkan uraian di atas yang telah dikemukakan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Layanan dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.” Berdasarkan uraian diatas maka untuk menghindari meluasnya pembahasan dalam hal ini perlunya fokus masalah. Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah: media layanan yang digunakan oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
3
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan media layanan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin. Dan untuk mengetahui bagaimana penguasaan guru BK terhadap media layanan yang mereka gunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin A. Kajian Teori 1. Pengertian Media Bimbingan dan Konseling Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar. Gagne (dalam Sadiman, dkk., 2007: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.Menurut AECT (Nursalim, 2013: 5) media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.Sedangkan menurut Miarso (dalam Nursalim, 2013: 5) menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa/ konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri,
mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi. (Nursalim, 2013:6) Media bimbingan dan konseling selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian, media bimbingan dan konseling memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi bimbingan dan konseling yang dibawakan oleh media tersebut. Sedangkan Media layanan bimbingan dan konseling adalah media yang dipergunakan oleh guru BK saat menyampaikan ataupun memberikan materi layanan bimbingan dan konseling kepada siswa atau peserta didik saat di dalam kelas. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : (a) media bimbingan dan konseling merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, (c) tujuan yang ingin dicapai ialah perkembangan siswa secara optimal. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa tertarik pada layanan bimbingan dan konseling, serta untuk belajar lebih banyak, mencamkan yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
4
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
2.
Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Prayitno dan erman amti (dalam Salahudin, 2010:14) mengemukakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.Tujuannya adalah orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan konseling menurut Winkel (dalam Salahudin, 2010:15) adalah sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha untuk membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dari pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukankan oleh para ahli diatas, maka dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuankepada individu secara tatap muka, berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraaan masyarakat.
3.
Manfaat Media Dalam Bimbingan dan Konseling Secara umum media mempunyai kegunaan sebagai berikut : a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. c. Menimbulkan gairah/minat siswa, interaksi lebih langsungantara siswa dengan guru bimbingan dan konseling (guru BK). d. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama. e. Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik. f. Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih interaktif. g. Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan. h. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi layanan bimbingan dan konseling. Dalam kaitannya dengan fungsi media bimbingan dan konseling, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini. a. Penggunaan media bimbingan dan konseling bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi bimbingan dan konseling yang lebih efektif. b. Media bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan proses layanan bimbingan dan konseling. Hal ini mengandung pengertian bahwa media bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen yang
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
5
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
c.
d.
e.
f.
tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi yang diharapkan. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa pemilihan dan penggunaan media dalam bimbingan dan konseling harus selalu melihat pada kompetensi atau tujuan dan bahan atau materi layanan bimbingan dan konseling. Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa/klien. Media bimbingan dan konseling bisa berfungsi untuk memperlancar proses bimbingan dan konseling. Fungsi ini mengandung arti bahwa melalui media bimbingan dan konseling siswa dapat lebih mudah memahami masalah yang dialami atau menangkap bahan yang disajikan lebih mudah dan lebih cepat. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling. Pada umumnya hasil bimbingan dan konseling yang diperoleh siswa dengan menggunakan media bimbingan dan konseling akan tahan lama mengendap.
4.
Klasifikasi Media Bimbingan dan Konseling Dilihat dari bentuk penyajian dan cara penyajiannya, maka media bimbingan dan konseling dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu: 1) Kelompok Media Grafis, Bahan Cetak, dan Gambar Diam a. Media Grafis adalah media visual yan menyajikan fakta, ide, atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat siswa. Yang termasuk media grafis antara lain: grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, dan papan (papan tulis biasa). b. Bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf dan gambargambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah: Buku teks, dan modul. c. Gambar diam adalah adalah media visual berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar adalah foto. 2) Kelompok Media Proyeksi Diam Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya: OHP/OHT,
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
6
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
opaque projector, slide, dan filmstrip.Media OHP/OHT digunakan untuk menunjang pelaksanaan layanan orientasi, layanan informasi, bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal. 3) Kelompok Media Audio Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indra pendengaran. Pesan atau informasi yang akan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect. 4) Kelompok Film (Motion pictures) Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak.Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara, dan film gelang yang ujungnya saling bersambung dan proyeksinya tak memerlukan penggelapan ruangan. 5) Kelompok Multimedia Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.Suatu modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual. Salah satu contohnya adalah powerpoint yang merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah
dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan, dan relative murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage). 6) Media Objek Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya.Dalam bimbingan dan konseling, media objek ini contohnya adalah pohon harapan.Media ini digunakan untuk membantu menyampaikan materi tentang bimbingan karier. 7) Media Interaktif Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti layanan bimbingan dan konseling.Sedikitnya ada dua macam interaksi.Interaksi yang pertamaialah yang menunjukkan siswa berinteraksi dengan sebuah program, misalnya siswa diminta mengisi isian angket atau invertory pada program aplikasi tertentu dengan menggunakan komputer.Bentuk interaksi yang kedua ialah mengatur interaksi antara siswa secara teratur; sebagai contoh berbagai permainan atau dinamika kelompok yang digunakan pada bimbingan kelompok, bimbigan klasikal dan konseling kelompok.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
7
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
5.
Teknik pemilihan media bimbingan dan konseling 1) Alasan Teoritis Pemilihan Media Proses pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan layanan bimbingan dan konseling. Alasan pokok pemilihan media dalam bimbingan dan konseling karena didasari atas konsep bahwa bimbingan konseling sebagai sebuah sistem didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.Tujuan utama layanan bimbingan konseling adalah membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal.Secara teoritis diharapkan menjadi dasar alasan mengapa kita perlu melakukan pemilihan terhadap media, agar memiliki kesesuaian tugas perkembangan siswa, kesesuaian dengan isi, strategi bimbingan dan konseling, dan waktu yang tersedia. 2) Alasan Praktis Pemilihan Media Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan si pengguna seperti konselor (guru BK) mengapa menggunakan media bimbingan konseling.Terdapat beberapa penyebab guru BK memilih media menurut Arief Sadiman (dalam Nursalim, 2013:46) ada empat alasan yaitu demonstration, familiarity, clarity, dan aktifkan siswa. a) Demonstration, media digunakan sebagai alat untuk mendemontrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan, dan lain-lain. b) Familiarity, penggunaan media yang sudah sering digunakan dan sudah terbiasa serta sudah menguasai media tersebut.
c) Clarity, penggunaan media untuk memperjelas pesan bimbingan konseling dan meberikan penjelasan yang lebih konkret. d) Aktifkan siswa, siswa harus berperan aktif baik secara fisik, mental, dan emosional dalam proses bimbingan konseling. 6.
Kriteria Pemilihan Media Bimbingan dan Konseling 1) Kriteria umum pemilihan media bimbingan dan konseling Dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan bimbingan dan konseling.Jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan. Beberapa kriteria umum dalam pemilihan media diantaranya sebagai berikut : Kriteria pertama, kesesuaian dengan tujuan. Kriteria kedua, kesesuaian media dengan materi bimbingan dan konseling. Kriteria ketiga, kesesuaian dengan karakteristik siswa. Kriteria keempat, kesesuaian dengan teori. Kriteria kelima, kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria keenam, kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia. 2) Kriteria khusus pemilihan media bimbingan dan konseling Sejumlah kriteria khusus dalam memilih media bimbingan dan konseling yang tepat dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari: access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty Access: dalam pemilihan media harus mempertimbangkan apakah
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
8
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
siswa memahami dan tersedia media tersebut. Cost : Guru BK harus kreatif dan menguasai materi yang ingin disampaikan dengan memanfaatkan media yang murah namun efektif. Technology :dalam penggunaan media kita perlu mempertimbangkan ketersediaan listrik, voltase listrik cukup dan sesuai. Interactivity :dengan penggunaan media yang baik maka guru BK dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktif. Organization: pihak sekolah mendukung atau menyediakan media untuk pembelajaran atau pun bimbingan dan konseling. Novelty : penggunaan media harus selalu diperbaharui agar lebih menarik minat siswa. (Nursalim, 2013: 51)
B. METODOLOGI PENEITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu subyek penelitian pada saat penelitian berlangsung. (Darmadi, 2013:6-7) Subjek dalam penelitian ini adalah guru BK, penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin yang beralamatkan di jalan Mangga III Rt. 13 No.48 Kebun Bunga, Banjarmasin Timur.Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yaitu dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan April-Juni 2016.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.” (Sugiyono, 2013 : 308) Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut : a. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan (mengamati) yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang sedang diteliti. b. Wawancara Wawancara adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab oleh dua orang atau lebih. c. Dokumentasi Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data.uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi.Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Triangulasi sumber pada penelitian ini dilakukan pada guru BK, siswa, dan kepala sekolah SMK Muhammadiyah 3
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
9
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Banjarmasin. Data dari ketiga sumber data tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis data.Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Sugiyono, 2013 : 335) Aktifitas dalam analisis data dalam penelitian ini yaitu data reduksi (data reduction), penyajian data (data display), Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing/verification). 1) Reduksi data (data reduction) adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. 2) penyajian data (data display), dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (Sugiyono,2013:341) menyatakan “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”. 3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification), kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
C. PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan dua orang guru BK, dan juga wawancara dengan kepala sekolah serta siswa di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin maka diperoleh hasil bahwa penggunaan media layanan dalam bimbingan dan konseling sudah cukup baik, dimana pada saat guru BK menyampaikan layanan materi bimbingan dan konseling dikelas guru BK menggunakan media berupa buku modul/lks, powerpoint, dan terkadang
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
10
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
juga guru BK menggunakan pamplet (leaflet) saat menyampaikan materi layanan bimbingan dan konseling, pamplet (leaflet) biasanya guru BK dapatkan pada saat mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BNN ataupun dari puskesmas. Pihak sekolah menyediakan media pembelajaran/bimbingan dan konseling untuk memperlancar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, dan bimbingan dan konseling oleh guru BK. Penggunaan mediatergantung pada guru yang bersangkutan dalam menggunakannya. Pemanfaat media dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling memiliki kelebihan dan hambatan/kelemahan masing-masing. Adapun kelebihan menggunakan media pada saat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di kelas adalah siswa lebih fokus dan terarah dalam mengikuti layanan daripada hanya sekedar mendengarkan ceramah dalam penyampaian materi dari guru BK. Sedangkan untuk hambatan yang dialami oleh guru BK dalam penyampaian materi layanan bimbingan dan konseling adalah siswa kurang terkontrol di dalam kelas, sehingga agak sulit untuk menyampaikan atau menjelaskan tentang materi layanan yang ingin disampaikan kepada siswa. Dan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang disampaikan dikelas guru BK menguasai media layanan yang mereka gunakan pada saat menyampaikan materi layanan bimbingan dan konseling. Media layanan yang digunakan oleh guru BK dalam penyampaian atau pemberian layanan
bimbingan dan konseling diantaranya adalah buku modul/lks, power point dan bisa juga mengunakan pamplet (leaflet). Tetapi yang paling sering dipakai atau digunakan adalah buku modul/lks karena menurut guru BK penggunaan buku modul/lks lebih mudah, tanpa perlu persiapan apa-apa terlebih dahulu dan guru BK beralasan sudah terbiasa menggunakan media tersebut.
D. KESIMPULAN Untuk lebih jelasnya, dibawah ini diuraikan kesimpulan hasil penelitian sebagaimana yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1) penggunaan media layanan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin yang diberikan oleh guru BK sudah cukup baik, yang mana media layanan yang digunakan guru BK pada saat pemberian materi layanan bimbingan dan konseling antara lain guru BK menggunakan buku modul/lks, powerpoin, dan juga terkadang memakai leaflet. 2) penguasaan guru BK terhadap media layanan yang digunakan saat memberikan layanan bimbingan dan konseling yaitu buku modul/lks, powerpoint, dan leaflet guru BK mampu menguasai atau menggunakan media layanan yang mereka gunakan pada saat menyampaikan materi layanan bimbingan dan konseling.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
11
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Kualitatif, dan R&N). Bandung : Alfabeta E. DAFTAR PUSKA Aqib, Zainal. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Bandung : Yrama Widya. Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta : Rineka Cipta
Sukiman.2012. Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta : Pedagogia Pustaka Insan Madani Sutoyo, Anwar. 2012. Pemahaman Individu (observasi, chechlist, interviu, kuesioner, dan sosiometri). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Nursalim, Mochamad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan Konseling. Jakarta: indeks Sadiman, Arief S., dkk., 2007. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan, danpemanfaatannya. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan & konseling. Bandung: CV Pustaka Setia Sawarno, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Sotari, Djam’an & Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
12