ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENINGKATAN BELAJAR SISWA YANG SEKOLAH SAMBIL BEKERJA DI SMK MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN Endah Kartiko Sari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammmad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email :
[email protected] Kata kunci : Peran Guru Bimbingan dan Konseling, Peningkatan Belajar Abstrak Peran guru BK (Bimbingan dan Konseling) tidak hanya mengatasi segala persoalan-persoalan yang dihadapi siswa tetapi juga membantu siswa dalam mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan semangat belajar yang tinggi kepada siswa. Salah satu persoalan yang dihadapi guru BK di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin yaitu guru BK mendapati beberapa siswanya yang sekolah sambil bekerja mengalami berbagai macam problem baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga, sehingga menganggu konsentrasi belajar dan berimbas turunnya prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk kegiatan yang dilakukan guru BK dalam peranannya meningkatan belajar siswa yang sekolah sambil bekerja di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru BK dan para siswa yang mandiri dengan sekolah sambil bekerja, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahaan data menggunakan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa terutama siswa yang sekolah sambil bekerja yaitu, siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya serta tetap mampu memertahankan kemandiriannya. Ini terlihat dari siswa yang mendapat bimbingan dari guru BK prestasi disekolahnya meningkat, kesadaran akan semangat belajar selalu tumbuh dalam diri siswa, tingkat kehadiran yang baik, dan siswa mampu membagi waktu antara belajar dan bekerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa yang sekolah sambil bekerja di SMK Muhammadiyah
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
1
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
3 Banjarmasin adalah guru BK tidak hanya memberikan layanan kepada siswa tetapi juga membantu siswa dalam memecahkan masalah. Dalam memecahkan persoalanpersoalan tersebut yaitu guru BK memberikan motivasi dan layanan konseling individual kepada siswa, sehingga siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya lagi.
Keywords: Role of Teachers Counseling, Learning Improvement Abstract BK teacher's role (guidance and counseling)not only overcome all the problems faced by students but also help students to develop themselves, attitude, and good study habits to master knowledge and skills and foster the spirit of learning to the students. One of the problems faced by teachers in SMK Muhammadiyah 3Banjarmasin is teacher found several students that the school while working experience various problems both from the school environment and the family environment, so as to disturb the concentration of learning and downs affect student achievement. This study aims to determine how the form of the activities carried role BK teachers in schools improve student learning while working at SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin. The study design used in this research is qualitative descriptive. The subjects were BK teachers and students who independently to school while working, are made in the object of this research is the role of teachers in improving student learning BK. Data collection techniques used were observation, interview, and documentation. Validity data using triangulation methods. Data analysis technique used is data reduction, data presentation, and draw conclusions verification. These results indicate that the role of teachers in improving student learning BK especially school students while working ie, students can improve their learning outcomes and remain able to maintain their independence. This is evident from the students who receive guidance from teachers in school achievement BK increased, awareness of the spirit of learning is always growing in students, attendance was good, and the students were able to divide their time between study and work. Based on these results we can conclude that the role of teachers in improving student learning BK the school while working at SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin is BK teachers not only provide services to students but also help students in solving problems. In solving these problems is teacher BK provide motivation and individual counseling services to students, so that students can improve their learning outcomes again.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
2
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan sepanjang hidup dan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam sistem pendidikan belajar atau menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap peserta didik, baik laki-laki maupun perempuan. Belajar boleh dimanapun, kapanpun selama hayat masih dikandung badan. Tanpa belajar seseorang akan tertinggal oleh cepatnya arus perubahan zaman, manusia harus menyiapkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta membentengi diri dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan IPTEK. Oleh karena itu, seseorang harus membekali diri dengan pengetahuan umum yaitu dengan belajar. Slameto (2003:13) menyatakan bahwa,“belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus melakukan usaha agar apa yang di inginkan dapat tercapai. Usaha tersebut dapat berupa kerja mandiri maupun kelompok dalam suatu interaksi. Dalam proses belajar mengajar, guru berfungsi sebagai pemeran utama pada proses pendidikan secara keseluruhan di lembaga pendidikan formal. Guru BK (bimbingan dan konseling) merupakan bagian dari usaha pendidikan yang tidak saja mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi siswa, namun juga membantu siswa dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah. Aqib (2012:1-2) menjelaskan bahwa,“bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri”. Seorang guru BK sering dihadapkan pada karakteristik siswa yang beraneka ragam dalam proses pemberian layanan bimbingan dan konseling. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajar secara efektif tanpa mengalami hambatan, namun disisi lain ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini siswa yang bersekolah di SMK
3 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Muhammadiyah 3 Banjarmasin masih banyak mengalami masalah dalam belajar yang dipengaruhi oleh berbagai kendala. Salah satu kendalanya adalah siswa yang sekolah sambil bekerja. Siswa yang sekolah sambil bekerja merupakan para siswa yang memiliki nilai kemandirian yang baik. Ini ditunjukan dengan mereka mampu berwirausaha diluar sekolah ataupun bekerja dengan menjaga toko. Dengan sekolah sambil bekerja menjadikan siswa tersebut siswa yang mandiri akan tetapi tidak lepas dari berbagai masalah yang dihadapi.Dari berbagai masalah siswa yang timbul peran guru BK sangat penting dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Agar nantinya siswa tersebut tetap dapat meningkatkan belajar dan mempertahankan kemandiriannya. Daryanto dan Farid (2015:27-28) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut. Siswa sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang kearah kematangan dan kemandirian memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Dengan pemberian bimbingan yang dilaksanakan oleh guru BK kepada siswa tersebut, diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Berdasarkan pengamatan awal (studi pendahuluan) yang peneliti lakukan di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin, peneliti menemukan adanya fenomena bahwa guru BK di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin mendapati beberapa siswanya yang sekolah sambil bekerja mengalami berbagai macam problem baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga, sehingga menganggu konsentrasi belajar dan berimbas turunnya prestasi belajar siswa. Masalah yang dihadapi siswa yang sekolah sambil bekerja adalah siswa tidak bisa membagi waktu antara belajar dan bekerja, sehingga saat mengikuti mata pelajaran siswa merasa lelah, mengantuk, tidak fokus dan kurang konsentrasi saat proses belajar. Sedangkan pada lingkungan keluarga, rata-rata latar belakang keluarga siswa memiliki pendapatan yang rendah sehingga biaya hidup kurang dan siswa dituntut untuk sekolah sambil bekerja guna membantu biaya sekolah serta memenuhi segala kebutuhan yang diperlukannya. Sehingga menyebabkan waktu belajarpun kurang karena tidak bisa membagi waktu antara belajar dan bekerja. Sukamadinata (2009:162-165) mengemukakan bahwa, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi dua macam diantaranya: a.
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani, psikis atau rohaniah siswa,
4 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
b.
kondisi intelektual siswa, dan kondisi sosial siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa.
Oleh karena itu perlu diadakan penelitian untuk mengungkap tentang bagaimana peran guru BK dalam memberikan pengarahan serta dorongan atau motivasi kepada siswa dalam peningkatan belajar, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Peningkatan Belajar Siswa yang Sekolah Sambil Bekerja Di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin”. B. KAJIAN TEORI 1. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Peningkatan Belajar Siswa Kehadiran guru bimbingan dan konseling (guru BK) di Indonesia masih relatif baru. Pada awal 1970-an, profesi ini baru diperkenalkan di negeri ini. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (6) disebut istilah “konselor” untuk profesi pendidik ini. Lebih lanjut dalam buku Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal yang dikeluarkan Dirjen PMPTK Depdiknas tahun 2007, dijelaskan pendidikan minimal konselor adalah sarjana (S1) program studi bimbingan dan konseling. Diharapkan setelah lulus pendidikan akademik dan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) jurusan bimbingan dan konseling,
lulusan dapat melanjutkan pendidikan profesi konselor (PPK). Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundangundangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangakan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dengan alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat.
5 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Peranan guru adalah tercapainya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan, yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan, dengan kata lain peranan guru dapat dikatakan tugas yang harus dilaksanakan oleh guru dalam mengajar siswa untuk kemajuan yaitu perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa. Peran seorang guru BK ada banyak sekali, tetapi yang terpenting dalam membantu meningkatkan belajar siswa adalah pertama, guru BK sebagai pemberi pengetahuan yang benar kepada siswanya. Kedua, guru BK sebagai pemberi motivasi kepada siswa akan pentingnya belajar dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan prestasinya di sekolah. Ketiga, guru BK harus berlaku membimbing, dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang dihadapi anak didik, terutama masalah dalam belajar. Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental. Sukamadinata (2009:251-254) menjelaskan bahwa, peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa lebih difokuskan pada tiga peran, yaitu: a. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, ada kalanya lambat dan juga berhenti sama sekali. Dalam
b.
situasi seperti itu mereka perlu mendapatkan bantuan atau bimbingan. Dalam upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya, guru BK berperan sebagai pembimbing. Sebagai pembimbing, guru BK perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, memahami segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya, dengan segala latar belakangnya. Agar tercapai kondisi seperti itu, guru BK perlu mendekati para siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrab, melakuakan pengamatan dari dekat serta mengadakan dialog-dialog langsung. Dalam situasi hubungan yang akrab dan bersahabat, para siswa akan lebih terbuka dan berani mengemukakan segala persoalan dan hambatan yang dihadapinya. Melalui situasi seperti itu, guru BK dapat membantu para siswa memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Peran guru BK sebagai model pembelajaran sangat penting dalam membantu siswa meningkatkan belajarnya, karena kepribadian guru BK sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik dan pembimbing. Dia mendidik dan membimbing para siswa tidak hanya dengan bahan yang ia sampaikan atau dengan metodemetode penyampaian yang digunakannya, tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Mendidik dan membimbing tidak hanya terjadi
6 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
c.
2.
dalam interaksi formal, tetapi juga interaksi informal, tidak hanya diajarkan tetapi juga ditularkan. Guru BK selalu menjadi contoh oleh murid-muridnya. Apakah yang baik atau yang buruk, kedisiplinan, kejujuran, keadilan, kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, dan lain-lain akan selalu direkam oleh murid-muridnya dan dalam batasbatas tertentu akan diikuti oleh muridmuridnya. Seorang guru BK memiliki jalinan ikatan batin atau emosional dengan para siswa yang diajarkan. Dalam hubungan ini guru BK berperan aktif sebagai penasehat. Peran guru BK bukan hanya sekedar menyampaikan materi dikelas lalu menyerahkan sepenuhnya kepada siswa dalam memahami materi yang disampaikannya tersebut, namun lebih dari itu guru BK juga harus memberi nasehat bagi siswa yang membutuhkannya, baik diminta ataupun tidak, oleh karena itu hubungan batin dan emosional antara siswa dan guru BK dapat terjalin efektif, bila sasaran utamanya adalah menyampaikan nilai-nilai moral, maka peran guru BK dalam menyampaikan nasehat menjadi sesuatu yang pokok, sehingga siswa akan merasa diayomi, dilindungi, dibina, dibimbing, didampingi oleh guru-gurunya. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Membimbing Belajar Siswa
Guru adalah komponen yang penting dalam pendidikan, yakni orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan siswa, dan bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam rangka membina siswa agar menjadi orang yang bersusila, yang cakap, berguna bagi nusa dan bangsa dimasa yang akan datang. Dalam kegiatan proses belajar disekolah, guru mempunyai peran yang sangat penting yaitu untuk membimbing dan memotivasi siswa agar siswa tersebut mampu menerima serta memahami materi yang telah disampaikan serta bertujuan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Pendidik atau guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugastugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Peranan guru BK dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling menurut Daryanto dan Farid (2015:7377), yaitu perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru dan siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitankesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru BK harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajarmengajar. Seorang guru BK dapat
7 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
melakukan bimbingan di dalam kelas dengan hal-hal berikut: 1) Guru sebagai pembangkit motivasi belajar Pembangkit motivasi belajar oleh guru BK dapat dilakukan secara khusus menggunakan jam-jam pelajaran atau diselipkan sambil mengajar atau memberikan latihan-latihan. Selain itu guru BK juga harus melakukan upayaupaya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa antara lain: a. Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan kemampuan siswa dan banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan berpartisipasi. Banyak berbuat dalam belajar akan lebih membangkitkan semangat dibandingkan hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu, guru BK perlu menciptakan berbagai kegiatan siswa di dalam kelas. b. Memberikan kemudahan dan bantuan kepada siswa dalam proses belajar. Tugas guru BK ialah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Agar perkembangan siswa lancar, guru BK memberikan kemudahan-kemudahan dalam belajar, dan tidak mempersulit perkembangan belajar yang dialami siswa. Apabila siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar, guru BK segera memberikan bantuan secara langsung. c. Memberikan pujian ataupun hadiah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.
2) Mengetahui siswa sebagai individu Tugas pertama guru BK dalam bimbingan adalah mengetahui atau lebih mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil dengan baik manakala guru BK kurang memahami siswa. Oleh karena itu diperlukan pemahaman dan pengetahuan terhadap siswa tentang kebiasaannya dalam belajar, dalam bermain, kesehatannya, asal-usulnya, teman-teman karibnya bahkan latar belakang sosial-ekonominya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru BK, yaitu: a. Mengusahakan agar siswa dapat memahami dirinya, kecakapankecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya. b. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. c. Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri. Meskipun perkembangan belajarnya normal, tetapi mereka membutuhkan bimbingan untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapainya dan meningkatkannya. Bimbingan terhadap mereka dapat diberikan oleh guru BK dan juga guru mata pelajaran. Bimbingan dari guru BK lebih bersifat umum, dapat
8 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
dilakukan secara individual ataupun kelompok, informatif atau adjusif. Materi bimbingan dapat diarahkan pada perencanaan dan pengembangan diri, peningkatan hubungan sosial, pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar, disiplin belajar, memperbaiki cara-cara belajar, mengerjakan tugas, latihan, dan lain sebagainya. Bimbingan terhadap siswa berprestasi rendah dapat diberikan oleh guru BK dan juga guru bidang studi. Siswa berprestasi rendah dapat dipastikan memiliki masalah, ada faktor penyebab yang melatarbelakanginya mungkin bersumber pada dirinya mungkin juga diluar dirinya. Layanan dari guru BK dan guru bidang studi lebih difokuskan pada layanan remedial dalam beberapa mata pelajaran yang kurang. Guru BK juga dapat membantu dalam mendiagnosis kelemahan yang diderita para siswa. Disamping itu guru BK juga berusahan untuk menyiapkan dan memberikan pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih membangkitkan motivasi belajar, lebih permisif dan terbuka pada siswa. 3.
Peningkatan Belajar Adi (2001:523) mengemukakan bahwa,”peningkatan merupakan penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik”. Peningkatan adalah menaikkan, mempertinggi, dan memperhebat.Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk
mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik. Slameto (2003:13) menyatakan bahwa,“belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Crow and crow (Sukamadinata,2009:155) mengemukakan bahwa,”belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru”. Sedangkan menurut Winkel (Rachmawati dan Daryanto,2015:89) mengemukakan bahwa,”belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan bersikap”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, peningkatan belajar adalah proses untuk merubah ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi adalah tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
9 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
sendiri dalam lingkungannya. 4.
interaksi
dengan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Sukamadinata (2009:162-165) menjelaskan bahwa, usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya. a. Faktor-Faktor Dalam Diri Individu Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau siswa yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmani, aspek rohaniah, kondisi intelektual, dan kondisi sosial dari individu. a) Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada yang tahan belajar selama lima atau enam jam terusmenerus, tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kondisi fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencecapan. Indra yang paling penting dalam belajar adalah penglihatan dan pendengaran. Seseorang yang penglihatan atau pendengarannya kurang baik akan berpengaruh kurang baik pula terhadap usaha dan hasil belajarnya. Kesehatan merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan belajar. b) Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah pentingnya dalam belajar dari
aspek jasmaniah. Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu. Untuk kelancaran belajar bukan hanya dituntut kesehatan jasmaniah tetapi juga kesehatan rohaniah. Seseorang yang sehat rohaninya adalah orang yang terbebas dari tekanan-tekanan batin yang mendalam, gangguan-gangguan perasaan, kebiasaan-kebiasaan buruk yang menganggu, frustasi, dan konflik-konflik psikis. c) Kondisi intelektual juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Kondisi intelektual ini menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan. Juga termasuk kondisi intelektual adalah penguasaan siswa akan pengetahuan atau pelajaranpelajaran yang lalu. d) Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain baik gurunya, temannya, orang tuanya maupun orang-orang yang lainnya. Seseorang yang memiliki kondisi hubungan yang wajar dengan orangorang di sekitarnya akan memiliki ketentraman hidup dan hal ini akan mempengaruhi konsentrasi dan kegiatan belajarnya. Sebaliknya seseorang yang mengalami kesulitan dalam hubungan sosial dengan temannya, guru, atau orang tuanya akan mengalami kecemasan, ketidak tentraman dan situasi ini akan mempengaruhi usaha belajarnya.
10 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Hal lain yang ada pada diri individu yang juga berpengaruh terhadap kondisi belajar adalah situasi afektif, selain ketenangan dan ketentraman psikis juga motivasi untuk belajar. Belajar perlu didukung oleh motivasi yang kuat. Motivasi yang lemah akan menyebabkan kurangnya usaha belajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Untuk itu peran guru BK sangat penting dalam peningkatan belajar siswa. Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, dan mengerjakan tugas-tugas. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya. b. Faktor-Faktor Lingkungan Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosialpsikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. a) Lingkungan sosial keluarga, merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga adalah keadaan rumah dan keadaan tempat belajar, sarana, dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah
tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan di sekitar rumah. b) Lingkungan sosial sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana, dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, dan media belajar. Lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, gurugurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajarmengajar, dan berbagai kegiatan kulikuler. c) Lingkungan sosial masyarakat di mana siswa atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat di mana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembagalembaga pendidikan dan sumbersumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya. C. METODOLOGI PENEITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru BK dan para siswa yang sekolah sambil bekerja, yang di jadikan objek dalam penelitian ini adalah peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa. Total responden sebanyak 2 guru BK dan 5
11 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
siswa yang sekolah sambil bekerja. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahaan data menggunakan tirangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan verifikasi. D. PEMBAHASAN a. Peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa yang sekolah sambil bekerja di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin Peran guru BK sangat penting dalam keberhasilan proses bimbingan dan konseling. Guru BK tidak hanya mengatasi segala persoalan-persoalan yang di hadapi siswa tetapi juga membantu siswa mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan semangat belajar yang tinggi kepada siswa. Sebagaimana menurut Aqib (2012:1-2), menyatakan bahwa,“bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri”. Salah satu masalah siswa yang paling sering dihadapi adalah kesulitan dalam belajar. Dari berbagai masalah siswa yang timbul bimbingan guru BK sangat penting dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Sebagaimana menurut Daryanto dan Farid
(2015:27-28) mengatakan bahwa,”siswa sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang kearah kematangan dan kemandirian memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya”. Dengan adanya peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa terutama siswa yang sekolah sambil bekerja, siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya serta tetap mampu mempertahankan kemandiriannya. Ini terlihat dari siswa yang mendapat bimbingan dari guru BK prestasi disekolahnya meningkat, kesadaran akan semangat belajar selalu tumbuh dalam diri siswa, tingkat kehadiran yang baik, dan siswa mampu membagi waktu antara belajar dan bekerja. Siswa yang prestasi belajarnya meningkat yaitu dilihat dari penyelesaian tugas atau pekerjaan yang ditugaskan selalu diselesaikan tepat waktu dan mendapat nilai yang memuaskan. Keinginan siswa untuk terus menambah wawasan serta ilmu pengetahuan membuat siswa termotivasi untuk terus meningkatkan prestasi agar nantinya mendapat nilai rapot yang bagus dan juga mendapat nilai kelulusan yang baik. Siswa yang mamiliki kesadaran akan semangat belajar yang tinggi tumbuh karena adanya motivasi oleh guru BK. Beliau selalu memberikan saran-saran
12 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
yang membangun bawasannya pendidikan adalah mata rantai kemiskinan. Untuk itu jika ingin menjadi orang yang sukses dan membanggakan kedua orangtua, hendaknya siswa menanamkan jiwa semangat dalam belajar. Bimbingan guru BK terhadap siswa yang sekolah sambil bekerja juga terlihat dari tingkat kehadiran siswa yang baik. Siswa tidak lagi masuk tanpa alasan, dan selalu masuk tepat waktu tidak lagi terlambat, sebelum pelajaran dimulai siswa sudah datang. Sedangkan siswa yang telah mampu membagi waktu antara belajar dan bekerja pun tidak lepas dari bimbingan yang diberikan guru BK. Guru BK selalu memberikan nasehat kalau jam kerjanya menganggu jam sekolah guru BK akan menyarankan untuk mencari pekerjaan lain, dan jika bekerja malam jangan sampai larut malam. Guru BK selalu menyarankan agar siswa dapat mengatur waktu antara jam belajar dan jam kerja.
penting bagi diri siswa untuk meningkatkan semangat belajarnya. Keberhasilan guru BK dalam membimbing siswa dapat dilihat dari indeks prestasi atau hasil belajar siswa yang baik dan memuaskan serta kesuksesan siswa dalam belajar dan tidak menganggu pekerjaannya. Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan belajar siswa yang sekolah sambil bekerja di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dengan adanya bimbingan dari guru BK dapat dilihat pada tabel berikut.
Peran guru BK dalampeningkatan belajar siswa terutama pada siswa yang sekolah sambil bekerja tidak hanya dengan melakukan pendekatan secara pribadi yaitu dengan layanan konseling individual, tetapi guru BK terus memberikan perhatian khusus kepada siswa dengan melihat hasil nilai-nilai siswa dari setiap semester. Apabila nilai belajarnya sudah bagus hanya diberi motivasi-motivasi dan bagaimana cara untuk mempertahankannya. Perhatian tersebut merupakan kebutuhan yang
13 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Responden Siswa 1 Nama : WA Kelas : X Akutansi
Siswa 2 Nama : HA Kelas : XI TKJ 1 Siswa 3 Nama : KH Kelas : X TKJ 1 Siswa 4 Nama : FH Kelas : X TKJ 1
Siswa 5 Nama : MI Kelas : X TKJ II
Peningkatan Belajar Peningkatan belajar WA dengan bimbingan serta saran-saran yang diberikan guru BK yaitusiswa menjadi termotivasi dengan tetap berusaha mengutamakan pendidikan. Siswa dapat mengatur waktu antara jam belajar dan jam bekerja, yang awalnya siswa hanya dapat belajar selama satu jam dirumah sekarang dengan dapat mengatur waktu siswa dapat belajar selama tiga jam dirumah. Dengan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan membiasakan diri untuk semangat dalam belajar. Peningkatan belajar HA dengan bimbingan yang diberikan guru BK yaitu siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya, terutama mata pelajaran matematika, dilihat dari penyelesaian tugas atau pekerjaan yang ditugaskan selalu diselesaikan tepat waktu dan mendapat nilai yang memuaskan. Peningkatan belajar KH dengan pemberian layanan konseling individual yang diberikan oleh guru BK yaitu siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasi di sekolah agar nantinya mendapat nilai rapot yang bagus dan juga mendapat nilai kelulusan yang baik. Dengan selalu menanamkan jiwa semangat belajar dalam diri sendiri demi meraih pretasi yang baik. Peningkatan belajar FH dengan pemberian layanan konseling individual yang diberikan oleh guru BK yaitu siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya karena banyak saran dari guru BK yang dapat dia lakukan untuk menjadikan diri lebih baik. Siswa menjadi termotivasi bahwa belajar tidak hanya disekolah saja, tetapi juga dirumah atau pun di selasela bekerja saat waktu istirahat. Hasil belajar siswa pun menjadi baik dan kesuksesan siswa dalam belajar tidak menganggu pekerjaannya. Peningkatan belajar MI dengan bimbingan yang diberikan guru BK yaitu siswa yang awalnya sering bermasalah dengan kehadiran karena pulang sekolah langsung bekerja hingga malam sehingga berdampak sering tidak masuk sekolah dan tidak ada waktu belajar dirumah. Dengan bimbingan oleh guru BK siswa tidak lagi masuk tanpa alasan, dan selalu masuk tepat waktu tidak lagi terlambat, sebelum pelajaran dimulai siswa sudah datang. Guru BK selalu melihat tingkat kehadiran siswa dan kedisiplinan siswa agar siswa dapat meningkatkan belajar jangan sampai terlena oleh pekerjaan.
14 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
b. Faktor-faktor yang melatarbelakangi siswa untuk sekolah sambil bekerja di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin Beberapa faktor yang melatarbelakangi para siswa SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin ini untuk sekolah sambil bekerja adalah sebagai berikut: 1.
Pendapatan orang tua/wali peserta didik yang rendah sehingga siswa dituntut untuk berpenghasilan sendiri Pendidikan memerlukan biaya, tenaga, dan waktu yang cukup untuk berhasil, disamping potensi fisik dan mental yang dimiliki. Biaya pendidikan yang dimaksud adalah biaya pendidikan formal ketika biaya ini tidak dipenuhi pada saat diperlukan maka akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan kemajuan belajar anak. Untuk itu pendapatan orangtua yang rendah bisa mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Melihat kondisi tersebut membuat siswa harus memiliki penghasilan sendiri dan membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup termasuk makanan, pakaian, perlengkapan alat tulis, tempat tinggal, dan lain sebagainya.
2.
Salah satu orangtua/wali peserta didik sudah meninggal sehingga siswa memiliki keinginan untuk meringankan beban orangtuanya Salah satu orangtua/wali peserta didik sudah meninggal juga merupakan faktor yang melatarbelakangi siswa sekolah sambil bekerja. Siswa merasa perihatin kepada orangtua yang harus sendirian menanggung biaya hidup sehingga membuat siswa memutuskan untuk bekerja sepulang sekolah. Memang akan banyak kendala yang dihadapi untuk itu motivasi orangtua serta perhatian khusus pihak sekolah sangat penting sekali untuk membangun semangat belajar siswa agar terus dapat meningkatkan belajar dan kesusksesan tersebut tidak menganggu pekerjaan siswa. 3.
Belajar menjadi pribadi yang mandiri dengan mencari pengalaman dengan bekerja Siswa yang sekolah sambil bekerja merupakan para siswa yang memiliki nilai kemandirian yang baik. Ini ditunjukan dengan mereka mampu berwirausaha diluar sekolah ataupun bekerja dengan menjaga toko di tempat orang. Sebagaimana menurut Watson & Lindgren (Nurhayati,2011:55) menyatakan bahwa, ”kemandirian berarti kebebasan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha, dan melakukan sendiri segala sesuatu tanpa mengandalkan bantuan orang lain”. Mahalnya biaya pendidikan sekolah dan minimnya penghasilan orangtua menuntut siswa menjadi pribadi yang
15 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
mandiri yang memiliki kemampuan untuk berwirausaha, kemampuan untuk bertindak berdasarkan pertimbangan sendiri dan bertanggung jawab atas tindakan tersebut, serta kemampuan untuk membuat keputusan dan mengatur hidupnya sendiri tanpa ketergantungan berlebih dengan orangtua.
E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa peran guru BK dalam peningkatan belajar siswa yang sekolah sambil bekerja di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin adalah guru BK tidak hanya memberikan layanan kepada siswa tetapi juga membantu siswa dalam memecahkan masalah. Adapun masalah yang dihadapi siswa yang sekolah sambil bekerja adalah siswa tidak bisa membagi waktu antara belajar dan bekerja, sehingga saat mengikuti mata pelajaran siswa merasa lelah, mengantuk, tidak fokus dan kurang konsentrasi saat proses belajar. Dalam hal ini guru BK berperan penting dalam memecahkan persoalan-persoalan tersebut, dengan motivasi dan layanan konseling individual yang diberikan guru BKsiswa mampu meningkatkan hasil belajarnya lagi. Ini terlihat dari siswa yang mendapat bimbingan dari guru BK prestasi disekolahnya meningkat, kesadaran akan semangat belajar selalu tumbuh dalam diri siswa, tingkat kehadiran yang baik, dan siswa mampu membagi waktu antara belajar dan bekerja. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi siswa untuksekolah
sambil bekerja adalah pendapatan orang tua/wali peserta didik yang rendah sehingga siswa dituntut untuk berpenghasilan sendiri, salah satu orangtua/wali peserta didik sudah meninggal sehingga siswa memiliki keinginan untuk meringankan beban orangtuanya, serta ada juga siswa yang ingin belajar menjadi pribadi yang mandiri dengan mencari pengalaman dengan bekerja. F. DAFTAR PUSAKA Adi, D K. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya. Aqib, Z. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: YRAMA WIDYA. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto dan M. Farid, 2015. Bimbingan dan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media. Komariah, A. dan D. Satori. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group. Nurhayati, E. 2011. Bimbingan Konseling & Psikoterapi Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Prayitno dan E. Amti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. 2003. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Padang: Ghalia Indonesia. Rachmawati, T. dan Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.
Thobroni, M. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Ar- Ruzz Media. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Razak, Y. dkk. 2011. Pendidikan Agama untuk Perguruan Tinggi dan Umum. Bandung: Uhamka Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soekanto, S. 2002. Teori Peranan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R&D). Bandung: Alfabeta. Sukardi, D. Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukmadinata, N. Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
17 Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari