Socidev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis,untan,ac
PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SANTUN UNTAN PONTIANAK Oleh: VENY JANURA TIKA NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016.
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini yaitu belum optimalnya upaya-upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa dan rendahnya pemahaman siswa terhadap bahaya kenakalan. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan siswa dan mengungkapkan peran guru BK dalam mengatasi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santun UNTAN Pontianak. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santun UNTAN Pontianak adalah faktor pergaulan/teman sebaya dan faktor orang tua/keluarga yang tidak harmonis. Pelaksanaan peranan guru bimbingan konseling dalam upaya menanggulangi kasus kenakalan siswa, yakni melalui tatap muka di kelas dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran dalam satu minggu, memberikan informasi-informasi yang bermanfaat, nasehat-nasehat yang bersifat mendidik dan saransaran yang membangun kepada siswa. Dalam upaya menanggulangi kasus kenakalan siswa di SMA Santun UNTAN Pontianak adalah dengan beberapa penanganan yaitu memberikan saran atau masukan sesuai dengan permasalahan yang di hadapi, kunjungan guru ke rumah, dan bedah kasus, yaitu mengadakan musyawarah dengan kepala sekolah, wali kelas. Rekomendasi dalam penelitian ini di harapkan pihak sekolah berusaha memenuhi kebutuhan belajar siswa, baik fasilitas alat-alat belajar termasuk lebih memperbanyak buku-buku perpustakaan baik buku pelajaran atau buku bacaan yang dapat menunjang belajar siswa dan mengadakan bimbingan di sekolah kepada siswa (individu) untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kata-kata kunci: Peran Guru Bimbingan Konseling, Kenakalan Remaja, Pembangunan Sosial
Abstract The problem in this research is not optimal efforts counseling teachers in dealing with student misbehavior and poor students' understanding of the dangers of delinquency. This research aims to describe and analyze the factors that cause delinquency students and reveals the role of teachers in dealing with student misbehavior BK School (SMA) Courtesy UNTAN Pontianak. This study was a descriptive study with qualitative analysis. The results of the field studies showed that the factors that cause delinquency students in high school (SMA) Courtesy UNTAN Pontianak is intercommunication factor/factor of peers and parents/ families are not harmonious. Implementation of the role of counseling teachers in an effort to tackle the case of student misbehavior, through face-to-face in class with time 1 hour lesson a week, provide information that is useful, advice didactic and suggestions that build to students. In an effort to tackle delinquency cases high school students in Pontianak is Santun Untan is with some treatments that provide appropriate feedback to the problems faced, the teacher home visits, and surgical cases, which held a consultation with the principal, homeroom. Recommendations in this study is expected that the schools try to meet the learning needs of students, both facilities as learning tools including more multiply library books either textbooks or books that can support student learning and conduct guidance in schools to students (individuals) to solve the problem it faces. Keywords: Role of Teachers Counseling, Juveniley Delinquency, Social Development
1 VENY JANURA TIKA, NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Socidev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis,untan,ac
persoalan
A. PENDAHULUAN
yang
dapat
timbul
dalam
hidupnya. Bantuan semacam itu sangat Sekolah merupakan sebuah lembaga yang
berfungsi
dilaksanakannya
sebagai proses
tempat pendidikan.
tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang
semaksimal
mungkin.
Pendidikan tidak hanya mempunyai arti
demikian
mentransfer ilmu dan materi pelajaran
layanan
kepada siswa, lebih luas dari itu kegiatan
kegiatan
mendidik juga meliputi merubah perilaku
ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
siswa ke arah yang lebih baik sehingga
bidang tersebut.
dapat berguna bagi lingkungan keluarga
Identifikasi masalah dalam penelitian ini
dan masyarakat.
adalah:
Kegiatan
pendidikan
di
sekolah,
bimbingan
Dengan
khusus
menjadi
dalam
pendidikan
bidang
keseluruhan
sekolah
yang
1. Belum optimalnya upaya-upaya guru
sampai saat ini masih merupakan wahana
BK dalam mengatasi kenakalan siswa.
sentral dalam mengatasi berbagai bentuk
2. Rendahnya pemahaman siswa terhadap
kenakalan remaja yang terjadi. Oleh karena itu
segala
apa
lingkungan
luar
yang
terjadi
sekolah,
dalam
kenakalan. Fokus penelitian ini adalah:
senantiasa
“Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam
mengambil tolak ukur aktivitas pendidikan
Mengatasi Kenakalan Siswa Di Sekolah
dan pembelajaran sekolah. Hal ini cukup
Menengah Atas (SMA) Santun UNTAN
disadari oleh para guru dan pengelola
Pontianak”.
lembaga pendidikan, dan mereka yang
Rumusan masalaah penelitian ini adalah:
melakukan
“Bagaimana
berbagai
upaya
untuk
Peran
Guru
Bimbingan
mengantisipasi dan meminimalkan kasus-
Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan
kasus
Siswa Di Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang
terjadi
akibat
kenakalan
siswanya melalui penerapan tata tertib
Santun UNTAN Pontianak?”
pembelajaran moral, agama, norma-norma
Tujuan penelitian ini adalah:
sosial
1. Mengungkapkan
dan
memotivasi
siswa
untuk
berperilaku yang lebih baik.
menyebabkan
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan
sebagai
suatu
faktor-faktor kenakalan
siswa
yang di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Santun UNTAN Pontianak.
sistem.
2. Mengungkapkan peran guru BK dalam
Bimbingan merupakan bantuan kepada
mengatasi kenakalan siswa di Sekolah
individu dalam menghadapi persoalan-
2 VENY JANURA TIKA, NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Socidev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis,untan,ac
Menengah Atas (SMA) Santun UNTAN
menggambarkan gejala-gejala yang timbul,
Pontianak.
kemudian
Untuk mengkaji hal tersebut peneliti
memberikan
keterangan
mengenai gejala-gejala tersebut dengan
menggunakan konsep mengenai: Fungsi
membandingkan,
dan Prinsip Bimbingan Dan Konseling dari
memilah-milah, serta mengkombinasikan
Sugiyo dkk (1987:14).
data yang ada maupun informasi yang ada
1 . Fungsi penyaluran (distributif)
di lapangan. Lokasi penelitan ini di
Fungsi
penyaluran
ialah
bimbingan
dalam
menyalurkan
siswa-siswa
fungsi
membantu dalam
menghubungkan,
dan
lakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santun
UNTAN
Pontianak
dengan
beberapa alasan sebagai berikut:
memilih program-program pendidikan
1. Terdapatnya masalah yang akan diteliti
yang ada di sekolah, memilih jurusan
yaitu masalah yang berkaitan dengan
sekolah,
kenakalan siswa.
memilih
jenis
sekolah
lanjutan/sambungan ataupun lapangan
2. Tersedianya data dan informasi yang
kerja yang sesuai dengan bakat, minat,
diperlukan untuk mendukung penelitian
cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya.
ini.
2. Fungsi penyesuaian (adjustif) Fungsi
penyesuaian
bimbingan
dalam
ialah
membantu
Subyek penelitian ini terdiri dari: fungsi
l. Guru Bimbingan Konseling Sekolah
siswa
Menengah
untuk memperoleh penyesuaian pribadi
Pontianak.
yang sehat.
Atas
Santun
UNTAN
2. Siswa Sekolah Menengah Atas Santun
3. Fungsi adaptasi (adaptif)
UNTAN Pontianak.
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan
Obyek penelitian ini mengenai “Peran
dalam rangka membantu staf sekolah
Guru
khususnya guru dalam mengadaptasikan
Mengatasi Kenakalan Siswa”.
program pengajaran dengan ciri khusus
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dan kebutuhan pribadi siswa-siswa.
adalah
Bimbingan
observasi,
Konseling
wawaneara
Dalam
dan
dokumentasi. Instrumen
pengumpulan
data
yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data
B. METODE
di lapangan adalah pedoman observasi dan Jenis
penelitian
ini
adalah
jenis
pedoman wawaneara. Teknik analisis data
penelitian Kualitatif yaitu menjelaskan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
suatu masalah dengan menganalisa dan
dengan menggunakan analisa kualitatif di
3 VENY JANURA TIKA, NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Socidev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis,untan,ac
mana data yang telah terkumpul baik yang
dihadapi oleh siswa, mengingat latar
didapat
belakang
melalui
wawaneara
maupun
siswa
juga
faktor
terhadap
yang
observasi kemudian dikelompokkan sesuai
mempengaruhi
dengan klasifikasinya dan jenis- jenisnya,
siswa juga beragam, oleh sebab itu seorang
kemudian di olah menggunakan narasi,
konselor harus lebih dahulu memahami
yaitu melalui tiga langkah atau komponen
tentang hal tersebut agar solusi yang
sebagai berikut: meringkas, memaparkan
diberikan
dan penyimpulan.
Ditambahkan juga oleh ibu Ningsi, S.Pd
menjadi
permasalahan
tepat
sasaran.
bahwa pemecahan terhadap menanggulangi kenakalan siswa diantaranya adalah apabila ada siswa yang bermasalah, maka hal yang
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan petugas bimbingan konseling Berdasarkan diketahui
penelitian
bahwa
lapangan
faktor-faktor
adalah:
yang
menyebabkan kenakalan siswa di Sekolah
1. Memberikan saran atau masukan sesuai
Menengah A tas (SMA) Santun UNTAN
dengan permasalahan yang dihadapi.
Pontianak, adalah faktor pcrgaulan/teman
2. Kunjungan guru ke rumah.
sebaya,dan faktor orang tua/ keluarga yang
3. Konferensi kasus, yaitu mengadakan
tidak harmonis. Peran guru BK dalam
musyawarah dengan kepala sekolah,
menanggulangi kasus kenakalan siswa,
wali kelas, PKM dan guru BK.
yakni melalui tatap muka di kelas dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran dalam satu
Perhatian
minggu.
siswa
siswa yang bisa mengganggu aktifitas
(bimbingan dan konseling) merupakan
belajar siswa, maka perlu adanya layanan
bidang
dengan program
bimbingan yang dapat mengatasi hal
pemberian layanan bantuan kepada siswa
tersebut. Menurut Ibu Ningsi, S.Pd dalam
dalam upaya mencapai perkembangannya
menanggulangi kenakalan siswa, selain
yang optimal, melalui interaksi yang sehat
penyampaian materi, nasehat dan informasi
dengan
lingkungannya,
yang
paling
bertanggung
Bidang
pembinaan
yang terkait
pelaksanaan
bidang
personel jawab
ini
yang
terhadap
adalah
guru
bimbingan konseling.
sekali
permasalahan
diberikan
terpusat
kepada
kenakalan
siswa,
guru
bimbingan konseling juga harus menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait di sekolah seperti kepala sekolah, wali
Namun dalam setiap layanan tentunya beragam
konselor
yang
kelas, guru bidang studi dan juga siswa agar pelaksanaan bimbingan konseling
4 VENY JANURA TIKA, NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Socidev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis,untan,ac
dapat berjalan dengan baik dan diharapkan
bimbingan
bisa
mencegah
mencegah,
memperbaiki
serta
menangani permasalahan siswa.
adalah
timbulnya
kesulitan
untuk atau
penanggulangan kenakalan siswa di SM A
kenakalan
Santun UNTAN Pontianak guru bimbingan
siswa untuk itu seorang pembimbing atau
konseling berusaha memberikan layanan
konselor hendaknya memahami tentang
bimbingan, yakni melalui tatap muka di
bentuk kenakalan yang dilakukan oleh
kelas dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran
siswa,
mengklasifikasi
dalam 1 minggu. Bimbingan ini dilakukan
perubahan tingkah laku mana yang akan
secara kelompok dengan beberapa metode
diintervensi
yakni metode observasi, metode ceramah
agar
mengenai
dimaksudkan
problem bagi siswa. Dalam upaya
Salah satu dari obyek bimbingan konseling
ini
siswa
dalam
proses
bimbingan
konseling.
langsung.
Berdasarkan
hasil
Metode
diskusi
kelompok,
penelitian
metode simulasi, serta pemberian tugas
kenakalan siswa
kepada siswa. Tahap selanjutnya yang
banyak dialami oleh siswa-siswi dengan
dilakukan oleh guru bimbingan konseling
bermacam-macam faktor yaitu mental,
adalah memberikan informasi-informasi
teman sebaya, latar belakang keluarga.
yang bermanfaat bagi siswa, baik mengenai
Dari sekian bentuk kenakalan siswa maka
anjuran maupun larangan terhadap siswa
menurut
perlu
misalnya menyampaikan informasi tentang
bimbingan
belajar yang baik dan benar. Keadaan
dikemukakan bahwa:
peneliti
dilakukan
oleh
konseling
adalah
hal-hal petugas
yang
hendaknya
lebih
lingkungan
sekitar
sekolah
serta
meningkatkan layanan bimbingan terhadap
memberikan nasehat- nasehat yang bersifat
siswa baik bimbingan pribadi, bimbingan
mendidik
sosial,
membangun kepada siswa.
bimbingan
belajar
juga
meningkatkan kerjasama dengan kepala
dan
Berdasarkan
saran-saran
penelitian,
yang
upaya
sekolah, wali kelas dan guru dalam
penanggulangan kenakalan siswa yang
melakukan pengawasan terhadap tingkah
dilakukan oleh guru bimbingan konseling
laku siswa di sekolah.
sudah baik karena siswa memerlukan
Upaya pencegahan kenakalan siswa
informasi secara langsung tentang hal-hal
adalah usaha bimbingan yang ditujukan
yang
kepada siswa atau sekelompok siswa yang
mengatasi kenakalan siswa tersebut, serta
tidak
dapat
siswa dilatih untuk mampu menangani
terhindar dari kesulitan-kesulitan yang
masalahnya sendiri. Upaya guru dalam
dihadapi dalam hidupnya. Adanya layanan
memperbaiki prilaku siswa disebut juga
bermasalah
agar
siswa
perlu
dilakukan
siswa
untuk
5 VENY JANURA TIKA, NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Socidev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis,untan,ac
dengan layanan bimbingan yang bersifat
kenakalan
kuratif
Pengumpulan
yakni
usaha
bimbingan
yang
siswa Data,
dengan
cara:
pengolahan
data,
treatment
atau
ditujukan kepada siswa atau individu yang
diagnosis,
sedang
perlakukan dan evaluasi.
mengalami
bermasalah) mendapat
yang
kesulitan
(sudah
diharapkan
setelah
bimbingan
bermasalah
dapat
selanjutnya
individu menemukan
dapat
prognosis,
yang dan
D. KESIMPULAN
memecahkan
kesulitannya sendiri. Upaya memperbaiki
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
prilaku siswa yang dilakukan adalah
kenakalan siswa di Sekolah Menengah
dengan
secara
Atas (SMA) Santun UNTAN Pontianak
individu yang ditangani langsung oleh guru
adalah faktor pergaulan/teman sebaya dan
pembimbingan konseling, guru berusaha
faktor orang tua/keluarga
membantu
harmonis. Pelaksanaan peranan guru BK
dilakukan
bimbingan
memecahkan
kesulitan
yang
dialami
kesulitansiswa
dan
dalam
upaya
yang tidak
menanggulangi
kasus
membantu siswa dalam menemukan solusi
kenakalan siswa, yakni melalui tatap muka
terhadap
Jika
di kelas dengan alokasi waktu 1 jam
permasalahan siswa sudah tergolong berat
pelajaran dalam satu minggu, memberikan
maka
informasi-informasi
permasalahannya.
diserahkan
kepada
guru
mata
yang
bermanfaat,
pelajaran atau bekerjasama dengan kepala
nasehat-nasehat yang bersifat mendidik dan
sekolah, wali kelas dalam menindaklanjuti
saran-saran yang membangun kepada siswa.
kasus. Upaya memperbaiki prilaku siswa
Dalam
yang dilakukan oleh guru bimbingan
kenakalan siswa di SMA Santun UNTAN
konseling sudah baik
karena dengan
Pontianak adalah dilakukan bimbingan
melakukan bimbingan
secara
individu
secara individu yang ditangani langsung
siswa dapat menemukan solusi tentang
oleh guru bimbingan konseling, guru
masalah
yang
diharapkan
sedang
ada
dampak
menanggulangi
dan
berusaha
positif
dari
kesulitan- kesulitan yang dialami oleh
bimbingan
membantu
kasus
dihadapi
bimbingan tersebut. Melalui
upaya
memecahkan
siswa. konseling,
Dalam
melakukan
penanganan
diharapkan kenakalan siswa di SMA
terhadap permasalahan siswa, guru
Santun UNTAN Pontianak dapat teratasi.
bimbingan dan konseling di SMA Santun
Ditambahkan juga oleh ibu Ningsi, S.Pd
UNTAN
bahwa
beberapa penanganan yaitu: memberikan
upaya
penanganan
terhadap
Pontianak
adalah
dcngan
6 VENY JANURA TIKA, NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Socidev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis,untan,ac
saran
atau
masukan
sesuai
dengan
F. REFERENSI
permasalahan yang dihadapi, kunjungan guru ke rumah, dan konferensi kasus, yaitu mengadakan musyawarah dengan kepala
Gunarsa, D. 2012. Psikologi Untuk Pembimbing, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
sekolah, wali kelas, dan guru BK. Hallen, 2009. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Asa Mandiri. Hurlock, Elizabeth, B, 2006. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.
E. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang peneliti kemukakan,
maka peneliti
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan
bahan
masukan
dan
pertimbangan, saran-saran tersebut antara lain: Kepada siswa di SMA Santun UNTAN Pontianak hendaknya mempunyai perhatian terhadap dirinya sendiri misalnya apabila ada masalah yang sulit dipecahkan secara sendirilah hendaknya berkonsultasi pada guru atau orang lain yang dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Hendaknya guru bimbingan konseling
lebih
pembelajaran
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya. Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru, Jakarta : UI Press. Nawawi. 2001. Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta : Universitas Gajahmada. Prayitno, dkk. 1997. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Depdiknas. Panuju, Panut. 1999. Psikologi Remaja, Yogya : PT. Tiara Wacana Sugiyono, 2010 .Metodologi Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
mengembangkan
khususnya
pembelajaran
mata pelajaran BK (Bimbingan Konseling) di
instansi
terkait.
Hendaknya
guru
bimbingan konseling lebih meningkatkan kualitas
proses
pembelajaran
BK
(Bimbingan Konseling) sebagai altematif upaya
penanggulangan
permasalahan
siswa.
7 VENY JANURA TIKA, NIM. E11108027 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN