Volume Xl, Nomor 2, Januari 2011
tssN 1412 - 1557
PELA}'6I PET.IDIDIKAN Majalah llmiah Kependidikan Model Attractive Learning Dapat Meningkatkan Minat Belajar Siswa Taman Kanak-Kanak Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa Sekolah Dasar
Bimbingan Konseling Di Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMIQ Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDIVD Berbasis Informatika Technology (IT) Civic Education Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda
Ilmu Dan Budaya
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CATUR SAKTI BANTUL Pelangi Pendidikan
Vol. XI
No.02
Hlm.
Yogyakarta
1-80
Januari 2011
ISSN
l4t2
-
t5s7
lssN 1412-1557
Nomor 2, Januari 2011
Volume
PELANGI PENDIDIKAN Majalah llmiah Kependidikan
Model Attractive LearningDapat Meningkatkan Minat Belajar Siswa Taman Kanak-Kanak Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU Peranan Layanan Bimbingan
Karir
Dan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan
Kemandirian Sislva Sekolah Dasar Bimbingan Konseling Di Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Berbasis Informatika Technology (IT) Civic Educatioa Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda
Ilmu Dan Budaya
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CATUR SAKTI BANTUL
Pelangi Pendidikan
Vol. XI
No.2
Hlm.
Yogyakarta
1-80
Januari 201
1
ISSN 1412
-
ls57
Volume XI, Nomor
ISSN 1412-1557
2,Januai2}l7
PELANGI PENDIDIKAN
PENGA]{TAN.I
Duada pt melihar kerymr Berbagai sikrF menduduki jabd malu melakukm
lndonesia
Penerbit:
henti. SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CATUR SAKTI
Alamat: Yogyakarta 55714 Telp' (0274)367612 Bantul, sudirohusodo wdhidin Jt. Dr. Pelindung: Ketua Yayasan Catur Sakti
Kqit
Dd
kstr
kita akan p€iliq gagasan sutrl $fu Pendidikan hE
terbentukny'a ril da5s1 hinqga rn
tingg. Harrym ini benar-b€CItr progam ini htrt
1
Ketua/Penan gg u ngjawab Ag. Wahana
:
Sumadi
penguasam teh tidak herarti kil masa lampatr y
Sekretaris PenYunting:
-vang berbuda-rm"
Ketua Penyunting/Redaksi
:
Sukardi, B. SurYosubroto
Anggota: Djuwalman,ArdiRis,Mulyoto,Bayudi,EdiS',Farida,MardiAk' LaY Out:
Kris BR
Administrasi
Penrgmh bangsa Indmi diperhatikan fu
I'ang rr':4emk kekalam b€rgu cita d"m pcrjum
:
Maryanto, Edi K., Tukul PS. ISSN: 1412-1557 No. 1 8.389A/1.3.03/ISSN/2001
Redaksi menerima sumbangan tulisan atau ringkasan hasil penelitian dari para pembaca. Redaksi berhak menyingkat dan memperbaikitulisan yang akan dimuat, tanpa mengubah maksud dan isi' lsi tulisan merupakan tanggung jawab penulis'
-
ffi
Volume XI, Nomor 2,Jarrruat'r2011
ISSN 1412-1557
}IODEL.IXJ ]If\--{,7
PELAI\GI PENDIDIKAN
Abstrak \lo*nel -{;
idikan
digunaliar. sec,m panbetra-;ar::- a gghin g_qa sis'mi ;
DAFTAR ISI
pembetra-iaran.
Model Attractive Learning Dapat Meningkatkan Minat
t-12
Belajar Siswa Taman Kanak-Kanak, Nelva Rolina
pembe,ra
bernl aa-r: Pembelajam: m.
Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Wibawa Haryono Tasmin
\{odel
dan
Pengembangan Model Bahan
Sosial, Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi
Peneh:rr:
V
t3 -24 25
-3r
PErLei;^m.
menjadi suhldi
Patalan- Je::s" E tindalian- *lir,, ri
Kenn;;:a
-zuru.
Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru, Siti Partini Suardiman
32-36
bensi _1 a11.i,rl-E Hasil ca:i peiei sist a Th-
Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU, Tuwarji
37 -4s
Kata k;nql : : bela.1ar sisn; TI
Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa Sekolah Dasar, Aspandi Bimbingan Konseling Di Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa, Nanang Masruri dan Rajimin
Pendahu-Nuan
46-56 57 -62
Srnart can Srr
r:
or theaio; ;n;: oelElormsn; l Pendape:
trer:-e
rcenr.urjuliLen b meng:,unghap,kt
Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Berbasis Informatika Technology (IT), Awan Susilo
\[e:';ru: ]
53-68
1-ang reenatua: llql
iri
frffn-*
d* p* keimriff: r
menari.k
Civic Education Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda, Gunartarti
69-72
Ilmu Dan Budaya, Heriyanto
73-80
saru
R=-rUS!L9
"&
Proses p.o:u-, n;arahEr ::ere'r; , -* {- : -- _1.. t1urc. 4--" ' = -
7
Be,;:,r- -i;s,"";
I;"r
t{anok-kanak.
t-eaning and Itnentational
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS LOKAL MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh: Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi (FIp tINy) -\bstrak
don
Sikap.
nur. Malang:
\1'. uadung: P.T.
mgaruhinya.
fopntent and n).
oft.
Jakarta:
I: FIP IKIP rrikel (tidak
Penelitian bertujuan mengembangkan model bahan ajar pendidikan --:-ekungan hidup berbasis lokal daiam mata pelajaran Ilmu pengetahuan S..,sia1. Ada empat variabel model yang akan dikembangkan; a) materi
:-rhan ajar yang terdiri dari manusia, tempat dan lingkungan b) :ensembangan bahan ajar PLH yang terdiri dari waktu, keberlanjutan, dan :rubahan c) efektifitas bahan ajar pLH dalam IpS yang terdiri,dari sistem
s--sial dan budaya d) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Subyek :enelitian siswa kelas IV berjumlah 70 anak di empat Sekolah Dasar, -"kasi wilayah Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa \-.rg1-akarta. Jenis penelttian Research and Development, diawali survey, tindakan
:=
evaluasi, dilaksanakan bulan Maret oktober 2009. Teknik :e:eumpulan data menggunakan angket; demonstrasi; dan dokumentasi. -i::lisis data yang akan digunakan adalah teknik terpadu atau serantak ;:-tr.ra pendekatan deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif diolah dengan :ilrJsk21an model jalur ANAVA, Target yang telah dihasilkan dalam penelitian ini adalah; (1) :;:-*ujudnya model pengembangan bahan ajar pendidikan lingkungan ::lup berbasis lokal dalam mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosiat,lz; ::lasilkan acuan dalam pengembangan materi pembelajaran pendidikan --:rkungan Hidup pada peserta didik di empat sekolah dasar di Kecamatan Kasihan Bantul, (3) dihasilkan deskripsi atau gambaran warga :::srarakat melalui pendapat siswa dalarn menjaga kelestarian lingkungan :-Jup. budaya tradissional, dan adat istiadat berbasis lokaf dalam ::-::apelajaran IPS.
rbit uGM.
liata kunci : Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal
'ar. Jakarta:
Latar Belakang Masalah Dampak dan hasil "pendidikan lingkungan hidup,, yang telah ;;iaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan belum banyak terlihat, baik ; ada masy arukat maupun lingkungan. Sebaliknya, berbagai permasalahan -rn-ekungan hidup yang berakar dari perilaku manusia n urih sering kita ::mukan dalam kehidupan sehari-hari. I(enyataan belum maksimalnya ;::aian hasil pendidikan ini diakui oleh Menteri Negara Lingkungan ,:?;n:bangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan ;:,t Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial
l3 _ 24
13
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No. 2 Januari 2011
Hidup Indonesia (2004:3) yang menyatakan bahwa "materi dan metode pelaksa.raan p"rrdidik*t lingkungan hidup tidak aplikatif, kurang 'mendukung
panyelesaian permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi di indikasi daerah *riing-*using."Ha1 ini secara tidak langsung merupakan sekolah di hidup bahwa secara ,rrn r*-konsepsi pendidikan lingkungan lebih banyak pada tatanan ide dan instrumental, lingkungan hidup di sekolah.
Pengkajianterhadappelaksanaanpembelajaranpendidikan -ini perlu dilakukan, dalam arti bahwa perlu
lingkunga; iriarrp selama
strategi pembelaj aran- dan penyediaan pengalaman belaj ar pada p"r#u aiait daram rangka mencari alternatif bentuk model pembelajaran yang dianggap lebih efektif dari sebelumnya' Keharusan untuk meninjau kembali tentang pelaksananan pendidikan -183) yang lingkungan hidup juga ditekankan oleh Soemarwoto (2001:180 m.iryutu'tatt bahwa-pendidikan lingkungan hidup mulai sekolah dasar dapat sampai perguruan tinggi perlu ditinjau kembali agarbahanpelajaran diiniernalkan dan -.luftitt* masyarakat yang bersikap dan berkelakuan pelajaran ramah terhadap lingkungan hidup. Kelemahan selama ini adalah hal-hal lingkungan hidup tJrlalu berat pada ekologi dan tidak memasukkan praktis dari kehidupan sehari-hari. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan telah memberikan rambu-rambu ke arah perlunya pengkajian terhadap strategi pembelaj aran untuk mempersiapkan suatu model pernbelaj aran, khususnya iluhun ajar berbasis lokal yang ditandai dengan terbukanya pintu bagi p.n.rupun desentralisasi pendidikan dalarn bidang kurikulum. Namun, hidup pengembangan suatu model bahan ajar pendidikan lingkungan ir"rriut rryu iesuai dengan kebutuhan di daerah yang bersangkutan dengan bahwa materi yang dikembangkan harus disesuaikan t"iup
*.irgt+
-#perhatikan dengan perkembangan peserta didik, kemampuan, minat
dan ajar bahan kebituhannya. Sejalan dengan itu, maka pengembangan materi
danstrategipendidikanlingkunganhidupharusmengacupada
karakteristik daerah yang bersangkutan, baik yang berkenaan dengan ekonomi' kondisi bentang alam,-sumber daya alam, maupun kondisi sosial dengan serta budaya masyarak atnya. Masalah-masalah yang, berkenaan
ekologis yang sumber daya hendaknya selalu digambarkan melalui praktek serasi.
Kondisi lain yang mendukung pentingnya bahan aiar yang relevan dari dengan kebutuhan siswa adalah kenyataan bahwa siswa berasal kelompok masyarakat yang memiliki keanekaragaman sosial budaya, peserta aspirasi politik, dan kondisi ekonomi mewarnai struktur mental aliit< . pada gilirannya berpengaruh dalam proses pembelajaran dan hasil
t4
T ut tli:ulu
Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi
materi dan metode
aplikatif,
kurang uX' )'ang dihadapi di mempakan indikasi r hidup di sekolah rukungan hidup di
iiaran pendidikan r arti bahwa perlu lernan belajar pada nodel pembelajaran
':e1ajar. Pengkajian terhadap bahan ajar itu sendiri merupakan hal yang nenting, seperti dinyatakan oleh Cunningswort (1995) bahwa bahan ajar : erp en garuh terhadap suasana pro s es pemb el aj aran.
Rumusan Masalah Mencermati uraian latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan o'Bagaimanakah model yang diajukan dalam penelitian ini adalah: =asalah :engembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal :alam mata pelajaran IPS untuk satuan pendidikan SD kelas V yang sesuai Jengan tuntutan kurikulum yang berlaku?". Secara khusus masalah yang ::enjadi obyek studi adalah sebagai berikut:
;enanan pendidikan
fli:1S0 -183) yang unai sekolah dasar han pelajaran dapat
-.
rp dan berkelakuan ni edalah pelajaran remrasukkan hal-hal
cukup efektif digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
FEndidikan telah
n
terhadap strategi llaiaran. khususnya ukanr-a pintu bagi urikulum. Namun, Xingkungan hidup rsangkutan dengan l h,arus disesuaikan lun. minat dan : n:ateri bahan ajar : mengacu pada herkenaan dengan Lisi sosial ekonomi, berkenaan dengan I-tek ekologis yang
aiar yang relevan ;isu'a berasal dari an sosial budaya, rur mental peserta helajaran dan hasil
Pendidikan Lingkungan Hidup dalam mata pelajaran IPS bagi murid SD di Lingkungan Masyarakat Adat Jawa ? Bagaimanakah model pengembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup dalam mata pelajaran IPS yang berbasis lokal bagi murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa yang dapat mewujudkan rujuan pendidikan lingkungan?
Tujuan Penelitian Memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian :e1-rujuan untuk memperoleh gambaran empirik tentang: :. Pokok-pokok materi Pendidikan Lingkungan yang dibutuhkan sebagai bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada murid ajar SD di lingkungan masyarakat adat Jawa. l. Mendapatkan model pengembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal yang telah teruji. dalam mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
\Ianfaat Penelitian -. lIodel ini disamping meringankan beban pemerintah, juga sekaligus mendorong inisiatif dan kreatifitas siswa dan guru.
l.
Melalui model ini memungkinkan meningkatkan peran lembaga-
lembaga terkait' dalam pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa. -1. Pihak perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah yang dituntut untuk menemukan model-model pengembangan usaha pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada murid SD di 'ei:gembangan Model Bahan Aiar Pendidikan Lingkungan aiaup Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial 13 - 24
15
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No.2 Januari2011
lingkungan masyarakat adat Jawa dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah untuk dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah Tinjauan Pustaka Pendidikan lingkungan hidup menurut konvensi LINESCO di Tbilisi (1997.5) merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalah masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru
:.__-!L: , lll-
: i :.. -:jl,L^ L,',r,
illls-.6
llxtli: &rr
-r-d,
:
it3ul$Iil
Ll$*11:
.fiL. ,Llu:]t :rfl f,L*r&
. ii:-
lLl,fli
rllh,
J,q, /e
ul t.,
[-,1+
.}rr
Frrlll{i
\r1l,.T'nflfll]U
lL,i::uis fl ]ilsiiij !rJ]:"jil!l^, l-r
"ffi, ,I&L
l!Jr,t],J
till"lll
,
l
',
]f,Ht
(Gyallay,2003:408).
I'1 I
Adapun tujuan umum pendidikan lingkungan hidup menurut konferensi Tbilisi (1997:23) adalah: (1) untuk membantu menjelaskan
rl'":lIU,,E[, i.4ii*lln
masalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antara ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan; (2) untuk memberikan kesemtan kepada setiap orang untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, dan (3) untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan (Gyallay, 2001: 409). Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek: (1) pengetahuan, (2) sikap, (3) kepedulian. (4) keterampilan, dan (5) partisipasi (Gyallay, 201: 409). Internasional Working Meeting on Environment Education Inschool Cuniculum, dalam rekomendasinya mengenai pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup, menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan hendaknya merupakan suatu proses mengorganisasi nilai dan memperjelas konsep-konsep untuk membina keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai antar hubungan manusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Pendidikan lingkungan hidup harus juga diikuti dengan praktik pengambilan keputusan dan merumuskan sendiri ciri-ciri perilaku yang didasarkan pada isu-isu tentang kualitas lingkungan (Schmieder, 197 7 :25). Dengan demikian, proses pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan selain memperluas wawasan kognitif hendaknya juga menyentuh ranah keyakinan ilmiah, sikap, nilai, dan perilaku. Tillaar (2000:28) juga menekankan hal yang senada, yakni hakikat pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang
lr J,I{","[]L, 'iij-[m]L lrLrfiUlIl '.flI5llllTrlfl. .E]]A,n 11-,Ui
j'\u-J
l
-JU*
,-.,!lrJ"J,
.lLlldlllLll-
ii
-
*l.J,i];
+ 4
-tr
:rr,gmLL,LLli*
"1..[]-l,li1 T.Ixu,llm]lli
iJdlJ[
m]mllifii
-l-.- -,-,* "._ ;ifllL i]iil:lt lu4UL
,il,
.i",]tru",u.l.lrl;U,X
lW
nrglt.*;tTtffttili *i.ll* ir;:"-
Lll,
istnlL
:;xlTtifintr ){P:,mUl-rl;g]ll.;fl1i. :,flL,!.L1 iL
.,
L;i(h
",r-
:lJit-.i;L$,,tu
ir.inLr]Jm.
IriJllrl]
rr x'n
-ir .,*Tl
:l:]-{Jl":
rrnq"rllrllr
:rtrr-!:I,ruriL;E[: f
-(:
".*:,,Ir -r r'fiI-
xtr-
I - *!Lr- ."4:
r:::"]:{Ul:[
t6
i
,-,,p1-."7'a1r r.eill-
-:
.iu
Sudatyanti, dan Sigit Dwi Kusruhmadi
;zung-jawabkan lerintah
LI-'ESCO di
rn:juan
untuk
Julian terhadap serta memiliki k bekerja, baik f atau memberi nemberi solusi ang dan untuk hidup baru
Lidup menurut
u menjelaskan rkaitan
antara
avah pedesaan;
orang
untuk kemampuan ungan, dan (3) kelompok, dan G1'allay, 2001: ) pengetahuan, ipasi (Gyallay, ent Education i pelaksanaan pembelajaran rrganisasi nilai rilan dan sikap ltar hubungan an lingkungan keputusan dan isu-isu tentang
rr
gkungan hidup xrdaknya juga
rilaku. Tillaar rat pendidikan '.a didik yang
1oka1, memasyarakat mernbudaya, dalam tata kehidupan yang global. nasional, dan Belajar pada tingkat pendidikan dasar menurut Tillar (1999:42-43), bukan sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta, tetapi lebih dari iru, yakni peserta didik mengolah dengan penalaran sebagai bekal dasar bagi setiap warganegara yar.g bertanggung jawab. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa proses pembelajaran pada pendidikan dasar, menuntut rntegrasi dengan lingkungan Selanjutnya, kata "lokal" dalam konteks pengertian masalah yang Jibahas di sini dimaksudkan sebagai lingkungan tempat peseta didik :erdomisili, hidup, dan dibesarkan pada suatu kelompok masayarakat adat
:ertentu yang memilki sistem nilai budaya tertentu pula. Sistem nilai :udaya itu sendiri menurut I(oentjaraningrat (187: 11), terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai Jalam hidup. Hal ini bermakna bahwa sistem nilai yang ada di masayarakat :ersebut akan termanifestasikan dalam perilaku kehidupan masyarakat sehari-hari, baik itu terwujud dalam bentuk kearifan-kearifa lokal maupun radisi atau lainnya. Hal-hal yang diungkap di atas menunjukkan bahwa suatu kelompok memiliki tata nilai yang unik, baik yang berkaitan dengan pengelolaan "dat .lam maupun yang berkaitan dengan perikehidupan lainnya. Tata nilai itu a
Teori-teori belajar yang menjelaskan dan mendukung bagi iemungkinan kesesuaian bahan ajar yatg disusun berdasarkan kondisi dan ?engembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan iidup Berbasis Lokal Mata Pelc$oran llmu Pengetahuan Sosial
17
l3 - 24
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No. 2 Januari 2011
fenomena lokal antara lain teori perkembangan kognitif Piaget. Dalam hal ini, Piaget (dalam Ginn, 2001.2) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif itu sendiri merupakan suatu usaha penyesuaian diri terhadap lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan suatu tindakan pasif dalam membangun pengetahuan utama yang melibatkan penafsiran peristiwa dalam hubungannya dengan struktur kogpitif yang ada. Sedangkan, akomodasi merupakan suatu pengetahuan yang baru yang mengacu pada perubahan struktur kognitif yarrg disebabkan oleh lingkungan. Dengan demikian, realita dan fenomena konkret yang ditemui peserta didik tesebut, akan penjadi referensi baginya dalam mempelajari materi pendidikan lingkungan hidup. Teori belajar kognitif menjelaskan tentang fungsi intelektual otak dengan suatu analogi bagaimana komputer beroperasi. Otak manusia menerima informasi, menyimpannya, dan kemudian mendapatkan kembali informasi tersebut ketika diperlukan. Teori kognitif ini berasumsi bahwa setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya yang tertata dalam bentuk struktur mental atau skema. Skema itu sendiri merupakan struktur pengetahuan internal yang telah dimiliki seseorang. Skema tersebut terbentuk dari informasi yang diperolehnya secara empiris terhadap apa yang ada dan ia temui di lingkungannya (Soekamto dan Udin, 1997 21-28). Teori belajar kognitif menyatakan proses bela;ar akan berjalan dengan baik apabila materi pembelajaranyang baru beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik. Sejalan dengan teori belajar kognitif yang dikemukakan di atas adalah belajar konstektual yang menyatakan bahwa belajar itu terjadi hanya ketika peserta didik memproses pengetahuan dan informasi baru sedemikian rupa, sehingga dapat dipertimbangkannya dalam kerangka acuan mereka sendiri (memori mereka sendiri, pengalaman, dan tanggapan), dan fokus belajar kontekstual itu sendiri adalah pada berbagai belajar (Blanchard, 2001: 1). aspek - yang ada di lingkungan Bruner, salah seorang tokoh teori konstruktif mengatakan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif di mana peserta didik menyusun dan membangun ide-ide atau konsep berdasarkan struktur pengetahuan yang dimilikinya (Smith, 1996: l). Dengan demikian, menurut teori konstruktif proses pembelajaran yang bermakna harus bermula dari pengetahuan yang telah dimiliki untuk Menurut teori behavior, lingkungan merupakan salah satu unsur
yang menyediakan stimulus yang menyebabkan tanggapan individu berkembang. Atas dasar itu, teori behavior menyatakan bahwa suatu perilaku itu dibentuk oleh lingkungan. Perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik merupakan hasil belajar (Smith, 1996:1).
18
Tm,:t
Fem'gt
I ,"*11.,":!,lir.-,1,,]'l
- 'i
],",
*.!,!i-
', .,.-r-
_ri:-
n r4
rn
;rlr
--l -
J].,r-!llL.JJuL,.
": u .',
, ;,f !r-!4!,
[.". * t.t.t.L.l.x.J.
+ irr N,,irr ri rr - !].1r.,*-,.uxu !
{Ll4
[
, J-*;"e Li]I[*
l,
lir,
'nr*,ll
;pti,r,rll ff,
,"-
-.*
i rm,5
rJ
;;
*r_.ItJ-
.L:r ,d " *-:-,lluls
1 n
*. ,-1. _ .. , r! G-i384-r iilr,,-iil: :l*r"l' *,*,*,.,4!,& ,,",-
- u;r * r,
r.Jt-l-li"
--e *. l.
pirif
Piaget. Dalam iftu, a perkembangan ruaian diri terhadap simrlasi merupakan uhnan utama yafiE ra dengan struktur r suatu pengetahuan $ur kognitif yang a.lile dan fenomena rd.i referensi baginya
r' Esi intelektual otak ra-ci. Otak manusia er,dapatkan kembali
ru berasumsi bahwa rgetahuan di dalam u skema. Skema itu
ans telah dimiliki 1'ang diperolehnya dr lingkungannya rgrutif menyatakan i pembelajaran yang iang telah dimiliki mg dikemukakan di , e belajar itu terjadi ia:r informasi baru .a dalam kerangka pengalaman, dan dalah pada berbagai : 1). raengatakan bahwa idik menyusun dan ' pengetahual yang n:t teori konstruktif -i pengetahuan yang
i
l
salah satu unsur anggapan individu m.kan bahwa suatu rilak-u yang terjadi i:1).
Sudarvanti, clan Sigit Dwi Kusrahmadi
Teori Pengembangan Bahan Ajar Bahan Ear yang efektif menurut Gerlach dan Ely sebagaimana dikutip oleh Karim (1980: 70) harus memenuhi syarat: (1) ketepatan kognitif (cognitive appropriateness); (2) tingkat berpikir (evel of shopisication); (3) biaya (cost); (4) ketersediaan bahan (availability); dan (5) mutu teknis (technical quality). Dalam hal pengembangan bahan ajar, Dick dan Carey (1996:228), nengaj ukan hal-hal berikut untuk diperhatikan, yakni : ( 1 ) memperhatikan :rotivasi belajar yang diinginkan, (2) kesesuaian materi yang diberikan , i-l) mengikuti suatu urutan yang benar, (4) berisikan informasi yag iibutuhkan, dan (5) adanya latihan praktek, (6) dapat memberikan umpan ralik, (7) tersedia tes, yang sesuai dengan materi yang diberikan, (8) rersedia petunjuk untuk tindak lanjut ataupun kemajuan umum pembelajaran (9) tersedia petunjuk bagi peserta didik untuk tahap-tahap
aktivitas yang dilakukan, dan (10) dapat diingat dan ditransfer.
Romiszowski (1986: 22) mengenai pengembangan bahan ajar menyatakan lahwa pengembangan suatu bahan ajar hendaknya mempertimbangkan empat aspek, yaitu: (1) aspek akademik; (2) aspek sosial; (3) aspek iekreasi; dan (4) aspek pengembangan pribadi. Jolly dan Bolitho (dalam Tomsilon. ed, 1998: 96-97), mengajukan .angkah-langkah pengembangan bahan ajar sebagai berikut: (1) ::engidentifikasi kebutuhan materi yang perlu dibutuhkan (2)
rengeksplorasi kondisi lingkungan wilayah tempat bahan ajar akan :lgunakan; (3) menentukan masalah atau topik yang sesuai dengan ienl'ataan yang ada di lingkungan peserta didik untuk diajarkan; dan (4) :emilih pendekatan latihan dan aktivitas serta pendekatan prosedur ;embelajaran, dan (5) menulis rancangan materi bahan ajar. Atas dasar :;on belajar dan pengembangan bahan ajar yang dikemukakan di atas, :aka kerangka konseptual model pengembangan bahan ajar yang uji. -\lodel Penelitian Rancangan penelitian ini akan menguji pengembangan model bahan .rar pendidikan lingkungan hidup berbasis lokal dalam mata pelajaran Ilmu ?engetahuan Sosial di wilayah desa Kasihan Kabupaten Bantul dengan ::enggunakan siklus tahapan R&D dari Borg and Gall (1983:132). Model ""ran diuji secara teoritik maupun secara empirik dilapangan setelah ;rtemukan model secara tentatif melalui penelitian pendahuluan. Dalam hal penelitian pengembangan, dikemukakan oleh Gay i981:10), bahwa tujuan utama dari Research and Development bvkan ::rruk menguji hipotesis, melainkan rnenghasilkan produk-produk efektif ;rruk digunakan dalam kalangan pendidikan. Karena itu, dalarn penelitian ',,:gentbangan Model Bahan Ajar Pendidilcan Lingkttngan -:;:tp Berbasis Lokal Mata Pelc[aran Ilmu Pengetahuan Sosial
l3 - 24
19
PELANGI PENDIDIKAN Vot. Xt, No. 2 Januari 2011
ini tidak memaparkan rumusan hipotesis penelitian secara eksplisit. Untuk menghasilkan produk yang afeksif, peneliti melakukan uji coba produk pengembangan untuk mengetahui goodness offit d,aimodel hipotetik yang diajukan.
Variabel penelitian
Penelitian yang diajukan, dirancang dengan menggunakan pendekatan longitudinal akan menguji secara teoritik maupur empirik tentang model Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat efektifitas model. Adapun variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini meliputi: 1) materi bahan ajar PLH mencakup manusia, tempat dan lingkungan, 2) pengembangan bahan ajar pLH yang mencakup waktu, keberlanjutan, dan perubahan, 3) efektifitas bahan ajar pLH dilam IpS yang mencakup sistem sosial budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Mengacu kepada empat variabel tersebut di atas, maka dapat disusun suatu model hipotetik yang memposisikan pencapaian model sebagai variabel laten eksogenous Xl materi bahan ajar pLH X2 pengembangan bahan ajar PLH, X3 efektifitas bahan ajar pLH dalam IpS. Hasil Dan Pembahasan Kegiatan Research and Development (R&D) melalui kajian teoretik, empirik, dan praktik di lapangan pada akhirnya diperoleh konseptualisasi pengembanagan model Bahan ajar Pendidikan Lingkungan HidupBerbasis Lokal dalarn Mata Pelajaran IPS. Konseptualisasi modei yang dihasilkan telah dikaji melalui proses pary'ang seperti diskusi panel, seminar instrumen, teknik Delphi, diskusi terfokus, dan ujicoba produk di lapangan. Diskusi panel dilakukan dengan pakar pendidikan Lingkungan Hidup dan praktisi IPS, akademisi Jurusan PGSD, serta mengikutsertakan pengawas SD dan guru-guru sD di Kecamatan Kasihan Bantul sebagai wilayah penelitian.
Proses R&D yang terencana secara sistematis, rumit, dan membutuhkan waktu yang panjangpada akhirnya diperoleh komponen dan indikator instrumen pengembanagan model Bahan ajar pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata pelajaran IpS yang akan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan model penelitian. lokus temuan R&D untuk mendapatkan konseptualisasi model yang memiliki kelayakan dalam pelaksanaan pengembanagan model gahan aJar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata pelajaran IFs dipilih pendekatan teknik Delphi, yakni melalui pemberian pendapat, komentar, dan saran-saran untuk memperoleh konsensus. para pakar dan praktisi yang berasal dari berbagai institusi dan latar belakang sebagai 20
:
_.
_...t.,.-
Sudaryanti, dan Sigit Dwi l{usrahmadi
ra eksplisit. Untuk
: u;i coba produk :,Je1
hipotetik yang
Ln
menggunakan
maupun empirik menzukur tingkat "Iam penelitian ini iu-sia. tempat dan mencakup waktu, r PLH dalam IPS fun kesejahteraan. laka dapat disusun m model sebagai \r pengembangan S.
1ui kajian teoretik,
eh konseptualisasi an Hidup Berbasis
ei 1'ang dihasilkan
i
panel, seminar
rrrduk di lapangan. kunean Hidup dan iErtakan Pengawas i sebagai wilayah
atis. rumit,
dan treh komponen dan
ajar
Pendidikan an IPS yang akan penelitian. Fokus [e1 1'ang
memiliki
'de1 Bahan Ear Iata Pelajaran IPS aberian pendapat, -<. Para pakar dan belakang sebagai
peserta Delphi dipilih untuk berpartisipasi melakukan penilaian tingkat .,epentingan terhadap komponen dan indikator-indikator yang diajukan. Mengingat keterbtasan dan dan waktu penelitian, secara teknis :elaksanaan model Delphi dilakukan satu putaran dengan waktu 10 hari. \dapun responden Delphi yang dilibatkan untuk berpartisipasi adalah 50 ,t:ang peserta, sedangkan instrumen yang kembali pada peneliti sejumlah -ll orang, kegiatan Delphi dilaksanakan pada 15 - 25 Juli 2009. Setelah instrumen dibagikan kepada peserta Delphi untuk diberikan :.spon dengan menilai setiap sub variabel dan indikator model yang :-ajukan, peserta juga diberikan peluang untuk menyampaikan saran, ::ndapat, dan komentar tentang konseptualisasi model yang : iembangkan. Berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan, langkah s;ianjutnya peneliti melakukan konfirmasi untuk mendiskusikan saran dan :endapat yang disampaikan peserta Delphi untuk memperoleh kejelasan; :"si1nya. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan apakah sub variabel atau r..mponen dan indikator model dinyatakan layak sebagai konseptualisasi :engembanagan model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup tserbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS apabila memperoleh presentase :-iekat kepentingan di atas 70oA, di samping itu saran, pendapat, dan yang diberikan juga digunakan sebagai pertimbangan. Setelah ";rmentar :-:nalisis dengan memberikan pembobotan pada setiap butir jawaban -.-rimya diperoleh skor pada masing-masing komponen dan indikator :r,rdel. Berdasarkan besaran skor dan persentase serta saran-saran yang :-:enkan, digunakan peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan .: :;iseptualisasi pengembanagan model Bahan aj ar Pendidikan Lingkungan ..:dup Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS. Walaupun secara kuantitatif semua komponen dan indikator model :,:menuhi kriteria yang ditetapkan, konseptualisasi model berupa ,::nponen dan indikator model yang baru mengalami perubahan yang .-_rrfikan, yakni dari 15 sub variabel model dan 70 indikator model :;:rbah menjadi 12 sub variabel model dan 50 indikator model yang lebih -.: esrfik, komprehensif, dan dinamik. Secara kuantitatif hampir semua komponen dan indikator model ::enenuhi kriteria yang ditetapkan, hanya indikator No. 35 yakni menjaga ,':esucian diri, dan No. 45 ajaran tentang konsep benda yang belum :.erdapatkanT}Yo. Kajian teoretik, empirik, dan praktik di lapangan serta ::sl-usi intensif dengan berbagai pihak melalui ujicoba di lapangan :enunjukkan bahwa konseptualisasi pengembanagan model Bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS '.;is menawarkan komponen dan indikator yang lebih komprehensif, -:,:Tentbangcrn Model Bcthan Ajar Pendidiktn Lingkungan - -:.i:,p Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial 13 - 24
21
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No' 2 Januari 2011
yakni konsep yang lebih padat, menyeluruh, dan terintegrasi berisi 12 sub variabel komponen pengembanagan model Bahan ajar Pendidikan 70 Lingkungan UiAup gerbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS, dan ini. indilkator-sebagai produk akhir dari hasil penelitian dan pengembangan Bahan Produk p.ng.irbungutt dipaparkan pada pengembanagan model Pelajaran ajar feniidifan f-ingtcurgu, ftid,rp Berbasis Lokal dalam Mata IPS di Sekolah Dasar. mengucap Memp erhat lkan | 2 vari ab el p eneliti an, dilihat dari vari ab el
ada syukur; hasil distribusi ,ormuf dalam variabel ini menunjukan cukup inten, keragaman dalam mengucap syukur, mulai dari yang kurang inten, inten, sampai dengan inten sekali. Dalam bentuk angka rasa syukur sebaran berada masyarakat terukur padalsaran sekor 8 sampai 20, dengan diseiitar garis diagonal. Disekitar garis diagonal berarti sekor data berada disekitamilui t".rgah atau terdistribusi seimbang sehingga dinyatakan 20 normal. Beberapa yang jauh dari garis diagonal seperti sekor 8 dan menyebabkan dapat dan merupakan p.nyi*pungun dari kenormalan distritusi mln3aai iidul tto.rrral, namun demikian secara keseluruhan penyimpangannolmalyangterjadibelumsignifikan(p>0.05)sehingga *urit aaram toleransi histribusi normal. Memperhatikan hasil penelitian variatif dan tersebut berarti budaya masyarakat dalam mengucap stukur
diwujudkan dalam berbagai macam bentuk kegiatan di masyarakat'
Kesimpulan adat Lingkungan sekolah dan masyarakat masih memelihata adanya budaya tradisional yang berjud kesenian maupun yang lain' 2. Upacara tradisional; ditunjukkan oleh adanya kelestarian upacara tradisional yang hampir punah, tapi kenyataan sebagian masyarakat masih menjaga upacara tradisional secara rutin' 3. Dalam hal menjaga kelestarian lingkungan, walaupun ada beberapa desanya, lingkungan yang sudah rusak, misalnya sumber mata at di sungai yang penuh kotoran atau sampah, tapi masih ada lingkungan keramat, penghijauan, vurE ,"urit aiSugu denga baik; tempat-tempat
,L
1.
dan sebagainYa.
4. Dalam hal
menunjukkan
yang diukur masih ada data bahwa masyarakat menjaga
kekerabata/trah keluarga indikator
kekerabatarVtrah keluarga.
5.
Masyarakat masih menjaga tradisi atau kebiasaan penggunaan hitungan pranoto jowo/mongso, misalnya ketika mereka akan melaksanakan tegiatan bekerja *"rggutup lahan pertanian, mempunyai kerja atau hajatan.
22
,1," .,i
.
iJ
..d.,.ft,,.'r'
Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi
fiegrasi berisi 12 sub m ajar Pendidikan [ajaran IPS, dan 70 m pengembangan ini. magan model Bahan lalam Mata Pelqaran
6. Alat komunikasi tradisional ternyata masih sering digunakan hal ini masih berpengaruh dalam
suasana kerja, keselamatan kgrja, proses pekerjaan, adalah indikator untuk mencerminkan masih adanya upaya melestarikan buadaya tradisonal. Masih ada kebiasaan masyarakat untuk menjaga budayanya, mereka masih menjaga tali persaudaraanlmenyambung balung pisah, hal ini
bisa diwujudkan dalam trah kelompok warga tertentu atau tali
ri variabel mengucap ni menunjukan ada kurang inten, cukup uk angka rasa syukur rngan sebaran berada rti sekor databerada sehingga dinyatakan rcrti sekor 8 dan 20 dryat menyebabkan secara keseluruhan b > 0.05) sehingga ikan hasil penelitian
snrkur variatif ,
dan
masl'arakat.
relihara adanya adat mg lain. kelestarian upacara xbagian masyarakat
ilrpun ada beberapa mata air di desanya, asih ada lingkungan lrrmat, penghijauan,
iltor yang diukur y"arakat
menjaga
l€nggunaan hitungan
akan melaksanakan mpunyai kerja atau
pemikahan antar saudara.
!"
Umumnya masyarakat kurang menjaga kelestarian hasil bumi. Masyarakat cenderung ketika mereka mendapatkan hasil bumi seketika itu dihabiskan, berbeda dengan nenek moyang kita waktu dulu, ketika mereka mendapatkan hasil bumi sebagian disimpin sampai datangnya hasil bumi yang ditanam panen kembali.
9.
Anak-anak sekarang kurang mengenal lagi tentang melestarikan peribasan jawa/sanepan. Hal ini dapat dibuktikan dalam sikap keseharian kenyataan yang ada anak-anak dan masyarakat tidak pernah lagi menerapkan paribasan jawalsanepan dalam kehidupannya.
:
-r.
Perlu dikemas pokok-pokok materi Pendidikan Lingkungan yang
dibutuhkan sebagai bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa. : ". Di sekolah dasar lokasi penelitian para siswa telah mendapatkan model panbelajaran pengembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal yang telah teruji
Daftar Pustaka Borg, Walter R, dan Meredith D. Gall. (1983). Educational Research An Inrroduction. New York: Longman. Ctanningsworth, Alan. (1995). Choosing Your Course Book. Oxford: Heinemann, Dick. Walter dan Lou Carey. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York: Longman FErdinant Augusty. DR.MBA, Structural Equation Model, CD.Indoprint Semarang,2005
Kementerian Lingkungan Hidup. (2004). Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup. J akarta,
?etgembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan H:dup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 13 - 24
23
PELANGI PENDIDIKAN Vot. Xt, No. 2 Januari 2011
Koendaraningrat. (1987). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia,
Romiszowski. (1986) Developing
Auto Instructional
Enmfr Cflrsfo.:
Materials.
Philedelphia: Nicolas Publishing, 1 986 Rrnltrrfltlfril 'lnrtlrmnrilTom*[iffinmii
Sadtono. (1979). "Telcnik cloze: sebagai Alat pengukur Dalam Bahasa". Pengajaran Bahasa dan Saska, Tahun II, No.6, 1979
fumrrnm' I@tifiN fimwernnnnWrnn
mmum
Schmieder, Allen A. (1977). "The Nature and philosophy of Evironmental Education: Goal and objectives", Trends in Environmental E ducati on. (LINES-CO),
@m-u mmnrm$mcmtffirn
ftrrmnnflliiritmmr r
mmnnmr{
Semiawan, conny. (1992). Pendekatan Keterampilan proses. Jakarta: Gramedia,
pr
mn
;
"lnrmmirrrffiFifimnT l1i ,'r,rilH@''m
ffiqum
limnrWhmmeuffi
soekamto, Toeti dan
udin saripudin winataputra. (1997).Teori Belajar
d an Mo d e I -Mo d e I P emb e I aj ar an. J akarta
p
2T Universitas Terbuka.
mirffi iriroIM r!'rrr{grrn. etrrlileflirirrrlrilWrrrl&
soemarwoto, otto. (2001). Atur Diri sendiri: paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. yogyakarta: cadjah-mada University Press.
W@EnMil
mrywm d
nrnnmffimliiftr
rf,nmrmnecmrmltffer
Setyo Hari wijanto, structural Equation Modeling dengan Lisrel g.g, Graha Ilmu Jogjak arta, 2008
mrmrml
miturififirflil
lflry$um
mmlllmull
Tilaar, HArt. (2000). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Mim
Remaja Rosdakarya.
teaching. Cambridge; Cambridege University.
ie
I[fir,rfiilrildhmmifim
----. (1999). Manajemen pendidikan Nasional. Bandung: pT Tomlison, Brian (ed). (1998). Material Development
m
p@md[N
in
Language
fummou dh@ nmlmmr, rm formum
d6ug
Tlitnhfirilffininfir"qguir
wmilfrlrrm
dlm
Fe@m
u&m n il@Smm edr
gromu,
tnnuum'rt gamu
lh:lmiiimlmm
t
24 -emunmmgumJ6 P"'mm@M
"n@
titl;J