PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUSAT PUTERA BEKASI” telah diujikan dalam munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 16 Desember 2008 Panitia Ujian Sidang Munaqasah
Tanggal
Tanda Tangan
…………
……………...
…………
………………
…………
……………...
................
.......................
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA NIP: 150 236 009 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag NIP : 150 299 477 Penguji I Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag NIP: 150 299 477 Penguji II Dra. Eri Rosatria, M. Ag NIP: 150 007 315 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. DR. H. Dede Rosyada, MA NIP: 150 062 568
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Humaidi
Nim
: 104011000101
Prodi
: Reguler
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakulas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2008
Humaidi NIM: 104011000101
ABSTRAK Humaidi “Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi” Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Lembaga pendidikan yang memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang dilaksanakan, ada empat kategori: Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan secara tradisional. Kedua, Pendidikan Madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga model barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam sebagai landasan hidup ke dalam diri para siswa. Ketiga, Pendidikan umum yang bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang dilakukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat umum. Dan Keempat, Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja. Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya adalah mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Selain itu Pondok Pesantren juga diharapkan dapat melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan akhlaknya; para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, dalam pelaksanaan pendidikan sistem yang diterapkan adalah sistem klasikal dengan bentuk madrasah yang terdiri dari tingkat Tsanawiyah dan tingkat Aliyah dengan masa belajar masingmasing tiga tahun, sedangkan tujuan pendidikan agama di pondok pesantren attaqwa pusat putera adalah mencetak orang-orang yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah serta berilmu. Kurikuluim pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren attaqwa pusat putera adalah menggunakan kurikulum pemerintah tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum al-Azhar Mesir. Strategi pembelajaran pendidikan agama yang diterapkan antara lain dengan cara memberikan kepada santri materi pelajaran yang bersifat hafalan, tenaga pengajar didatangkan dari luar negeri, melakukan study banding ke pondok lain, menggunakan pendekatan CBSA dalam proses pembelajarannya serta berbagai macam metode pengajaran yang terdapat dalam teori pendidikan.
KATA PENGANTAR ا ا ا Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi.” Shalawat serta salam penulis haturkan pula kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa. Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tugas akhir perkuliahan guna mencapai sarjana strata I (S. Pd.I). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan; walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidiakn Agama Islam, penulis banyak mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Prof. DR. H. Muardi Chatib., Dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan selama berlangsungnya penulisan skripsi ini, juga memberikan ruang kebebasan kepada penulis untuk menentukan berbagai proporsi, kategori dan interpretasi pada skripsi ini. i
4. Ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini, M. Si., Dosen pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 5. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan pemikiran dan intelektualitas selama belajar di bangku perkuliahan. 6. Bapak K.H. Nurul Anwar, Lc. Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman serta para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Ust. H. Rojuddin basroh, Lc. Serta Pengurs Persatuan
Pelajar At-Taqwa
(PPA) Pusat Putera, yang telah memberikan kemudahan bagi saya dalam penulisan skripsi ini. 8. Ayahanda H. M. Idris (Alm) dan Ibunda Hj.Mariah, yang telah bersusah payah mengurus serta mendidik penulis sejak kecil hingga sampai sekarang… 9. Buat teman-temanku (Al-Habsyi, Amin, Simens, Hambali, Eci, Co2, Mela, Hafiz,
Rahma,
Dado,
Hepy,
Farida,
Ginan,
Gofur)
yang
senasib
sepenanggungan, berbagi suka dan duka. Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga Allah swt membalas kebaikan yang mereka berikan dan apabila penulis ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dimaafkan. Akhirnya, hanya kepada Allah swt lah syukur ini ku panjatkan, semoga semua bantuan, kerjasama, dukungan dari berbagai pihak yang sudah diberikan, akan menjadi lading amal ibadah di Akhirat nanti. Amin…
Jakarta, 16 Desember 2008 Penulis
Humaidi ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ...................................................................................
i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
v
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
6
KAJIAN TEORI………………………………………………..
7
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................................
7
B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ..............................
11
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................
12
D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam……………………….
14
E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam……………….
16
F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia..................
17
METODOLOGI PENELITIAN ................................................
18
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................
18
B. Populasi dan Sampel…………………………………... ........
19
BAB II
BAB III
C. Metode Penelitian…………………………………………….. 19 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
20
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .....................................
21
iv
BAB IV
HASIL PENELITIAN ................................................................
23
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
23
1. Sejarah Singkat Berdirinya ……………...………. ...........
23
2. Letak Geografis………………………………………. .....
26
3. Sarana dan Prasaran………………………………………
26
4. Visi, Misi dan Tujuan Didirikannya……………………..
27
5. Keberadaan Guru, Tata Usaha dan Pegawai……………… 29 6. Struktur Organisasi……………. ....................................... . 32
B. Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa ......
34
1. Sistem Pendidikan Agama ................................................
34
2. Kurikulum Pendidikan Agana. ..........................................
36
3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama……………….
49
4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama………………. ..
56
5. Sarana Pendidikan Agama……………………………... ..
66
6. Evaluasi Pendidikan Agama………………………… ......
69
C. Analisa Data Hasil Penelitian……………………………….
71
PENUTUP ....................................................................................
79
A. Kesimpulan..............................................................................
79
B. Saran........................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
82
BAB V
LAMPIRAN-LAMPIRAN
V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan yang memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang dilaksanakan, ada empat kategori: Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan secara tradisional. Kedua,Pendidikan Madrasah, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga model barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam sebagai landasan hidup kedalam diri para siswa. Ketiga, Pendidikan Umum yang bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang dilakukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernapaskan Islam di lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat umum. Dan keempat, Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran tertentu atau mata kuliah saja.1 Peasantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri ratusan tahun, di lembaga ini diajarkan dan dididikkan kepada santri nilai-nilai agama. Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap awal adalah pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama kepada santri lewat kitab-kitab klasik. Selanjutnya setelah masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke Indonesia, turut serta 1
Yasmadi, Modernisasi Pesantren “Kritik NurcHolish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional”. (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. Ke-1, hal. 58-59
1
2
terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Pendidikan pesantren yang pada mulanya hanya berorientasi kepada pendalaman ilmu agama semata-mata, mulai dimasukkan mata pelajaran umum. Masuknya mata pelajaran umum ini diharapkan untuk memperluasa cakrawala berpikir santri, sebab pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Tanpa pendidikan maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau bahkan mungkin saja malah lebih rendah atau lebih jelek kualitasnya, oleh karena itu pendidikan yang bermutu merupakan wahana SDM yang mampu menerapkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK dengan tetap dilandasi nilai-nilai agama, moral dan budaya luhur bangsa. Sedangkan kualitas SDM terbukti menjadi factor cerminan kemajuan bangsa.2 Pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peran sangat yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan
dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Pendidikan
pada
dasarnya
memberikan
kesempatan
kepada
manusia
membentuk pribadinya sesuai dengan fitrah yang ada padanya melalui kemampuan yang ada pada dirinya, maka pendidikan berusaha mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan tujuaannya. Pendidikan
Agama Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian yang dimaksud
2 Mansur Isha, Diskursus pendidikan Islam, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), cet. Ke-1, hal. 1
3
adalah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.3 Pendidikan Islam menurut fungsinya, mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan cirinya sebagai pendidikan agama, secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, sikap moral, penghayatan dan pengamalan ajaran agama. Pengembangan dan peningkatan kemampuan (SKILL), sumber daya manusia (SDM) seutuhnya, merupakan faktor pokoksekaligus penentu bagi kelangsungan kehidupan pembangunan suatu bangsa. Dengan demikian bagi bangsa Indonesia, proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, bahkan telah dimulai jauh sebelum bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan.4 Secara garis besar ada tiga lembaga pendidikan Islam di Indonesia, yang pertama pesantren, yang merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Yang kedua Madrasah, baik yang dikelola oleh masyarakat maupun pemerintah dan yang ketiga, sekolah umum yang berciri khas Islam. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang sampai hari ini masih eksis. Pendidikan yang dilakukan oleh pesantren memiliki karektiristik yang khas dengan orientasi utama adalah melestarikan ajaran Islam serta mendorong para santri untuk menyampaikannya lagi kepada masyarakat, oleh karena itu pesantren juga dapat dipandang sebagai lembaga da’wah yang berperan besar dalam pengembangan agama Islam di Indonesia. Pondok pesantren juga mempunyai metode khusus untuk mendidik para santrinya menjadi orang yang ta’at kepada agamanya, oleh karena itu pesantren banyak melahirkan ulama-ulama dan orang yang ta’at dengan ajaran agama Islam. Dengan mempunyai rasa keberagamaan yang cukup tinggi untuk menjalankan ajaran agama Islam, rasa keberagamaan ini akan timbul ketika santri mendapatkan bimbingan dan pengajaran-pengajaran 3 Ahmad D. Marimba, Penngantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Al Ma’arief, 1987), cet. K3-7, hal. 19 4 Samsul Nizan, Pengantar Dasar-Dasar Pemikir Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001) cet.1, hal.189
4
untuk menjalankan ajaran agama Islam. Secara umum santri sangatlah hormat atau ta’zim kepada kyainya dan selalu ingin mendapatkan keberkahan. Pesantren memiliki metode yang berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, biasanya pesantren banyak mengkaji pelajaran-pelajaran agama Islam. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua yang telah ada sebelum abad ke-20 melalui pondok pesantren umat Islam dan bangsa Indonesia dapat menikmati pendidikan. Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya adalah mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Pondok pesantren bahkan diharapkan berfungsi lebih daripada itu, ia diharapkan dapat memikul tugas yang tak kalah pentingnya, yakni melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan akhlaqnya, para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya. Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah penulis merasa perlu menelusuri dalam sebuah penelian mengenai
“Pelaksanaan Pendidikan Dipondok
Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi”.
Penulis meneliti
hal tersebut
karena: 1. Penulis merasa tertarik terhadap pendidikan yang diselenggarakan di pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera yang telah banyak member pengaruh positif di bidang kemasyarakatan di daerah Bekasi. 2. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah salah satu pondok pesantren yang telah banyak melahirkan generasi muda yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. 3. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera salah satu lembaga pendidikan di Jawa Barat yang telah menjadi pondok pesantren modern.
5
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari latarbelakang di atas, maka dapat diidentifikasikan maslah sebagai berikut: a. Pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. b. Factor-faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
pelaksanaan
pendidikan di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi. c. Usaha-usaha yang dilakukan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan.
2. Pembatasan Masalah Agar penulis lebih terarah serta mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi permasalahan dalam penulisan ini pada hal sebagai berikut: a. Pelaksanaan
pendidikan
yang
dimaksud
adalah
pelaksanaan
pendidikan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi. b. Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera adalah sebuah pondok pesantren yang berada di kampung Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Dalam skripsi ini pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera dibatasi pada tingkat Madrasah Aliyah saja.
3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan maslah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan Agama di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi? b. Apa sajakah usaha yang dilakukan Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan? 6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui mengenai pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi, baik secara intrakurikuler dan ekstrakuri. b. Untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi. c. Untuk mendapatkan
gambaran
mengenai factor yang menjadi
pendorong dan penghambat pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.
2. Manfaat Penelitian Selanjutnya penelitian ini dimaksudkan: a. Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk tulisan yang sifatnya ilmiah guna dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukannya. b. Untuk menambah khazanah keilmuan, khususnya tentang pendidikan pondok pesantren c. Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian studi di tingkat sastra satu (S.1) untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyan dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Agama Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni “proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan dan cara mendidik.”1 Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989, pendidikan adalah: “Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating”.2 Para pakar ilmuwan berpendapat tentang definisi pendidikan, di antaranya: 1. Pluto, Filosof Yunani 346 SM. Pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani seseorang, supaya dapat sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dapat dicapai. 2. Rousseau, Pendidik Bangsa Prancis. Pendidikan memberi kita perbekalan yang tak ada pada masa kanak-kanak, tetapi kita butuhkan di waktu sudah mencapai kedewasaan.
1
1Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-
1,h 2 Redaksi Sinar Grafika, Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 Tahun 1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995),Cet. Ke-1, h. 2-3.
7
8
3. James Mil, Filosof Inggris. Pendidikan ialah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan dirinya dan membahagiakan orang lain pada umumnya.3
Sementara itu pendidikan didefinisikan oleh para sarjana pada Konfrensi Pendidikan Islam se-Dunia di Mekkah tahun 1977 sebagai: “Suatu proses mengarahkan pertumbuhan manusia yang seimbang melalui latihan jiwa, intelek, akal pikiran, perasaan, dan jasmani. manusia
Pendidikan seharusnya pertumbuhan
dari segala aspek; spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu
pengetahuan, serta bahasa, secara individu maupun kolektif dan memotivasi semua aspek tersebut menuju kebaikan dan kesempurnaan.4 Athiyah al-Abrasyi juga mengatakan bahwa; Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan
dan pengajaran
bukanlah
memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka tahu, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka dengan menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas, dan jujur.5 Dari definisi-definisi tentang pendidikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan secara individu atau kolektif dalam rangka menyiapkan anak didik menuju kesempurnaan hidup yang dapat membahagiakan dirinya maupun orang lain melalui proses bimbingan, arahan, dan penanaman nilai yang mencakup segala aspek baik intelektual, spiritual, maupun moralitas. Jadi, pendidikan itu merupakan usaha yang dilakukan oleh orang dewasa secara sadar terhadap anak didik dengan cara bimbingan, bantuan dan latihan
3
Salwa Shahab, Membina Muslim Sejati, (tt: Karya Indonesia, 1989), hal. 18-19 Syed Ali Ashraf, Konsep Kerja Pendidikan dalam Pres Islam, Terj Drs. Yusra Killun, (Jakarta: Jurnal Keislaman Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, 2000). Vol. Ke-1, No. 4, hal. 5 5 Muhammad Athiyah al-Abrasyi, at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Darul Qoniyah, 1964), hal. 95. 4
9
yang bertujuan guna tercapainya pertum buhan jasmani dan rohani, sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan cita-cita pendidikan. Adapun devinisi pendidikan yang lain, sebagaimana yang diungkapakan oleh Ahmad D Marimba adalah “ Bimbvingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. “ Istilah bimbingan mengandung pengertian bahwa usaha (dalam pendidikan itu) tidak sekali jadi melainkan berproses. Bimbingan uitu dilakukan secara sadar, yang berarti dengan sengaja dilakukan, hal ini membawa konsekuensi bahwa bimbingan mitu harus dilakukan dengan teratur dan sisitematis. Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan diatas dapat terlihat bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik dalam rangka membentuk kepribadian yang berkwaliotas. Aktivitas pendidikan ini dilaksanakan dalam suatu proses yang panjang baik melalui bimbingan, pengajaran, latihgan-latihan secara formal maupun non formal. Dari beberapa devinisi tentang penididikan secara umum, maka disisni diuraikan pengertian pendidikan
secara khusus
sebagai mana yang diungkapkan
oleh
para
dari sudut
agama
Islam,
ahli pendidikan agama Islam
dibawah ini: Menurut Zuhairini bahwa “ pendidikan agama islam ialah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang seasuai dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung
jawab
sesuai dengan
nilai-nilai
Islam”.
Lebih jelasnya,
pendidikan agama Islam adalah “ Berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati
dan mengamalkan
secara menyeluruh,
serta
ajaran agama Islam yang telah diyakininya
menjadikan
ajaran agama Islam
itu
sebagai
10
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.”6 Dari pengertian di atas,baik pengertian secara umum maupun pengertian pendidikan agama islam dapat diambil suatu pengrtian bahwa pendidikan agama islam adalah “Bimbingan dan asuhan yang diberukan kepada anak dalam prtumbuhan jasmani atau rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai dengan ajaran agama Islam. Jadi dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa “Pendidikan agama islam adalah merupakan suatu upaya sadar yang berupa tuntunan atau bimbingan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan ciri-ciri pendidikan baik didalam sekolah maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup
berdasarkan ajaran islam kearah terbentuknya kepribadian yang utama.” Urayan di atas yang mencakup tentang pendidikan secara umum dan pendidikan dalam perspektif islam akan terlihat persamaan dan perbedaan diantaranya
adalah
umum
membicarakan
tentang etika, pola pikir, cara
pandang, sikap dan prilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
pula membentuk
kesadaran
guna
menyiapkan peserta didik, melalui
kegiatan belajar mengajar, bimbingan, latihan dan perananya di masa-masa yang akan datang. Sedangkan pendidikan dalam Islam yang merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada seluruh umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk mengatur tata hidup manusia, baik hubungan dengan sesama maupun hubungan dengan
Maha
Pencipta-Nya.
Selain
itu
pendidikan
Agama
Islam
mengatur/membicarakan pada tataran nilai atau norma-norma pada peserta didik yang Islami. Jadi dapat kita lihat jelas bahwa pendidikan Agama Islam sangat menunjang pendidikan umum/nasional, dan tidaklah bertentangan. Hal tersebut terbukti ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist sudah barang tentu 6
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3,
hal. 86.
11
menunjang pendidikan nasional yang sama-sama tujuannya meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bahkan menambah kecerdasan (ilmu pengetahuan).
B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup pendidikan Agama Islam telah mengalami perubahan menurut tuntutan waktu yamh berbeda-beda. Sejalan dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu dan teknologi, ruang lingkup pendidikan agama Islam itu juga semakin meluas. Ia bersikap lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat manusia dari waktu ke waktu. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup keseluruhan ajaran agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang meliputi hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan dirinya dan dengan alam sekitarnya. Di lihat dari aspek pendidikan agama Islam, ruang lingkup ajaran Islam ini secara garis besar dapat di kelompokan menjadi tiga aspek yang meliputi akidah (keimanan), syariah (keislaman) dan akhlak (ihsan). Tiga inti ajaran pokok ini dijabarkan dalam bentuk rukun iman, Islam dan akhlak, dan dari ketiganya pula lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak. Ketiga ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist serta di tambah dengan sejarah (tarikh). Dengan demikian Islam menghendaki terwujudnya empat dimensi kedamaian yaitu kedamaian horizontal yang di wujudkan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, kedamaian individual, yang berupa hubungan manusia dengan diri sendiri, kedamaian sosial dalam bentuk hubungan manusia dengan sesamanya dan kedamaian prontal yaitu hubungan manusia dengan semua makhluk yang ada di alam semesta. Dalam pengajaran pendidikan agama Islam, ruang lingkup pendidikan agama Islam dijabarkan dalam bentuk bahan pelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi tujuh unsur pokok yaitu:
12
1. Keimanan 2. Ibadah 3. Al-Qur’an 4. Akhlak 5. Muamalah 6. Syariah, dan 7. Tarikh. Sedangkan pada tingkat sekolah dasar penekanannya diberikan kepada empat unsur pokok, yaitu keimanan, ibadah, Al-Qur’an dan Akhlak.7
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam Sebelum penulis menjelaskan tentang tujuan pendidikan Agama Islam terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang pengertian dari tujuan. Secara etimologi tujuan adalah “arah, maksud dan tujuan”.8 Sedangkan secara terminology, tujuan berarti “sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan dilakkukan. Menurut Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan ada empat yaitu: 1. Mengakhiri Usaha 2. Mengarahkan Usaha 3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuantujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama. 4. Member nilai atau sifat pada usaha-usaha itu.9 Sehubungan dengan itu, maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus di tempuh, tahapan sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tidak di sertai tujuan, menyebabkan sasaran akan kabur, akibatnya program tersebut menjadi acak-acakan.
7
Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar…, hal.1. Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000), cet. Ke-1, hal. 31. 9 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arief, 1980), cet. Ke-4, hal. 19 8
13
Untuk memahami lebih lanjut mengenai tujuan pendidikan agama Islam berikut ini akan penulis uraikan tentang tujuan pendidikan agama. Menurut Zuhairini tujuan umum
pendidikan
agama
ialah
membimbing anak agar
menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh
dan berakhlak
mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara. Sedangkan tujuan khusus pendidikan agama Islam adalah tujuan pendidikan agama pada setiap tahap/tingkatan yang dilalui, seperti misalnya tujuan pendidikan agama pada SD berbeda dengan tujuan sekolah menengah dan berbeda pula dengan perguruan tinggi. Sedangkan tujuan pendidikan agama menurut Arifin, dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam ialah terciptanya manusia muslim yang berilmu
pengetahuan tinggi, dimana
iman dan
taqwa pengendali
penerapannya di masyarakat. Dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN) dijelaskan bahwa tujuan umum dari pendidikan agama ialah membina manusia-manusia beragama yang berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin dalam sikap dan tindakan keseluruhan hidupnya dalam rangka mencapai kehidupan di dunia dan di akhirat. Tujuan pendidikan agama diatas adalah merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang dalam melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam mendidik keagamaan yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang tuguh itu maka akan menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agamanya. Dari rumusan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama merupakan tujuan yang mempunyai cakupan yang cukup luas, yang pada akhirnya tertumpu pada penyerahan diri kepada Allah swt dan terbentuknya kepribadian yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang biasa disebut dengan kepribadian muslim.
14
D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber atau dasar dan pokok dari pendidikan Islam, keduanya merupakan sumber kebenaran dalam Islam. Terutama al-Qur’an, ia merupakan sumber dari segala sumber, kebenarannya tidak bisa diragukan lagi. Sedangkan Sunnah Rasulullah saw adalah merupakan prilaku, ajaran-ajaran beliau sebagai pelaksana hukum-hukum yang terkandung dalam alQur’an. Dengan dua sumber dan dua dasar yang menurut Ahmad D. Marimba “sesungguhnya satu-satu ini, maka keteguhan berdirinya pendidikan Islam tidak dapat digoyahkan oleh apapun juga”.10 Hal tersebut bisa dipahami oleh karena al-Qur’an mengandung berbagai ajaran; kemasyarakatan, social, ekonomi, hokum, sejarah, juga pendidikan. Banyak ayat-ayat yang menerangkan masalah pendidikan baik secara implicit maupun secara eksplisit. Hal tersebut ditunjang dan diteladani oleh prilaku nabi Muhammad saw yang “mendemonstrasikan” aspek-aspek pendidikan dalam aspek dakwahnya. Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung dan menunjukkan serta menerangkan aspek-aspek pendidikan, diantaranya adalah: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari Perut Ibumu dengan kamu tidak mengetahui sesuatupun dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl: 78) Ayat tersebut diatas sebenarnya menggugah dan mengacu nalar manusia untuk kembali mengenal dan memahami arti dan tugas kehadirannya di dunia. Artinya pendidikan untuk mengembangkan nalar dan berpikir secara kritis, analisa, dan kreatif. Abdurrahman an-Nahlawi mengemukakan pendapatnya: al-Qur’an pertama kali turun dengan ayat-ayat pendidikan. Disini terdapat isyarat bahwa tujuan terpenting al-Qur’an adalah pendidikan manusia dan metode memantulkan,
10
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arief, 1989), cet. Ke-8, hal. 41
15
mengajak, menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sejak masih berbentuk segumpal darah beku didalam rahim ibunya.11 Berdasarkan uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa didalam al-Qur’an terkandung petunjuk dan ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagaimana firman Allah:
’û $ΖÛù $Β 4 Ν39$VΒ& ΝΒ& ω) µ‹m$Ψg2 ܃ ≈Û ωρ Ú‘{# ’û π/#Š Β $Βρ ∩ χρ³t† Νκ5‘ ’<) ΟO 4 ™©« Β =≈G39# “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am: 38) Landasan kedua
seperti
telah
disebutkan
diatas,
adalah
as-Sunnah.
Abdurraman an-Nahlawi mendefinisikannya sebagai berikut: “secara semantik, kata as-Sunnah berarti pelajaran hidup, metode dan jalan. Secara ilmiah berarti kumpulan sahabat Rasulullah saw, perbuatan, peninggalan sifat, ikrar, larangan, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, membela negara, ahwal dan kehidupannya”. Adapun Hadits yang menerangkan aspek pendidikan adalah sebagai berikut:
د إ: ل رل ا ا و:ان أ ﻳة ر ا ل ( ! )روا. !ﻧ#$اﻧ او ﻳ% ا*)ة ('ا ﻳ&داﻧ او ﻳ+ﻳ “Tidaklah dilahirkan seorang anak, kecuali diatas fitrahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (HR. Muslim) Dari keterangan ayat dan hadits diatas, jelaslah bahwa yang menjadi dasar ideal bagi seluruh aktivitas manusia yang beriman, termasuk pula aktifitas pendidikan di dalamnya. Adalah kitab Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang harus diikuti dan dipatuhi olah manusia.
11
hal. 45-46
Abdurrahman an-Nahlawi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989),
16
Sunnah selalu membuka diri dari kemungkinan penafsiran-penafsiran. Itulah sebabnya maka ijtihad perlu ditingkatkan didalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan didalam pendidikan. Mengingat bahwa jaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah bersifat pokok-pokok dan prindipnya saja, maka ijtihad dalam bidang pendidikan ini semakin perlu. Ijtihad dalam bidang pendidikan ini harus tetap bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para pakar pendidikan Islam.
E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam Muhammad al-Toumi al-Syaibani menyadurkan metode dalam pendidikan Islam, yakni metode yang umumnya pernah digunakan dalam pendidikan Islam, antara lain: 1. Metode Induksi (pengambilan keputusan) Metode ini digunakan untuk mendidik agar anak didik dapat mengetahui fakta-fakta dan
kaidah-kaidah
umum dengan cara menyimpulkan
pendapat. 2. Metode Perbandingan (Qiyasiyah) Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat membandingkan
kaidah-kaidah
umum
atau
teori
dan
kemudian
menganalisa dalam bentuk rincian-rincian. 3. Metode Kuliah Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat mengintisarikan materi yang diberikan secara benar, sesuai dengan kemampuan masing-masing dari siswa. 4. Metode Dialog dan Perbincangan Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat mengemukakan kritik-kritik terhadap materi yang diberikan. Kritik-kritik dilakukan secara lisan melalui dialog antara guru dan peserta didik.
17
F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia Pendidikan Islam termasuk maslah sosial, sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga soaial yanng ada. Lembaga tersebut dikanal juga dengan institusi atau pranata, sedangkan lembaga sosial adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola, tingkah laku, perananperanan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar. Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.12 Berbicara tentang lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia memang terdapat banyak jenis dan bentuknya, antara lain: pesantren, madrasah, majelis taklim, Institut Agama negeri dan lain sebagainya. Namun dikarenakan terlalu banyak serta terlalu luas pembahasan mengenai lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia, maka penulis membatasi hanya pada lembaga pendidikan Islam yang berkaitan dengan objek penelitian yakni tentang pondok pesantren. Yaitu suatu bentuk lembaga pendidikan Islam yang telah melembaga di Indonesia yang telah ada sebelum abad ke-20, suatu lembaga yang mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia.
127
12
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995), hal.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan dalam penelitian.1 Metodologi penelitian ini pada dasarnya merupakan metode ilmiah yang diartikan sebagai suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau memecahkan masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, serta menempuh langkah-langkah tertentu.2 Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian lapangan terhadap objek yang akan dituju untuk memperoleh dan mengumpilkan data-data yang diperukan.
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitiah ini dilaksanakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Kecamata Babelan Bekasi. Adapun waktu yang pelaksanaan penelitian ini yaitu selama satu bulan dari mulai 27 Juli 2008 Sampai 28 Agustus 2008
1
Amos Neiloka, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, cet. Ke-1,
hal. 60 2
Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), cet. Ke-5, hal. 23
18
19
B. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah santri dan guru Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera yang jumlahnya 380 orang siswa dan 18 rang guru, jadi jumlah kesluruhan adalah 398 orang.
2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya Karena penelitian ini subyeknya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil sampelnya sebanyak 10% dari jumlah populasi. Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto; sekedar ancar-ancar apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika subyeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10% sampai 25% atau lebih. Dengan perhitungan 10% x 398 = 39,8 digenapkan menjadi 40, maka berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampelnya adalah 40 orang santri. Adapun pengambilan sampelnya penulis menggunakan teknik probability sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang) dengan memakai model random sampling (sampel acak), yaitu pengambilannya dengan cara undian mengambil 38 subyek yang terdiri dari 36 orang santri dan 4 orang guru Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera.
C. Metode Penelitian Metode
penelitian
merupakan
strategi
umum
yang
dipakai
dalam
pengumpulan data dan menganalisa data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang dihadapi. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menemukan dan mengumpulkan data yang valid, akurat, serta signifikan dengan
20
masalah yang diangkat dalam penelitian. Sehingga dapat dipergunakan sebagai pengungkapan masalah yang dihadapi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskripsi-analitis, yaitu suatu cara yang
digunakan untuk menjelaskan
dan memaparkan
permasalahan dengan cara memberikan gambaran yang seutuhnya mengenai masalah yang dibahas berikut analisanya.
D. Teknik Pengumpulan data Dalam melakukan penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah: 1. Obeservasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.3 Observasi merupakan metode yang pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis melakukan observasi langsung dengan cara datang ke Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera yang berada di kampung Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan
Kabupaten Bekasi,
serta melakukan
pengamatan terhadap keberadaan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera. Selain itu penulis juga melakukan pengamatan terhadap jalannya pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama santri 2. Wawancara, yaitu sautu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.4 Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis melakukan wawancara secara langsung dengan berbagai pihak yang penulis anggap terkait serta mengetahui terhadap permasalahan yang sedang penulis bahas. 3
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Audi Offset, 1992), cet. Ke-21, jilid
2, hal. 73. 4
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hal. 115.
21
3. Angket, yaitu suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.5 Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis mengenai sesuatu
hal
yang berkaitan
dengan indikator
masalah
pendidikan, angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berarti berupa bentuk pertanyaan dimana setiap responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis juga menyebar angket kepada sebagian santri yang penulis jadikan sampel dalam penelitian ini. 4. Dokumentasi, yaitu mengamati dan mencatat dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan pencatatan-pencatatan terhadap dokumen-dokumen yang ada di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dibahas.
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Data yang diperoleh dari penelitian di lapangan ada dua macam, yaitu data kulaitatif dan kuantitatif. Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dilakukan upaya sebagai berikut : 1. Data kualitatif dianalisa dan disusun dalam bahasa yang mudah dipahami dan logis sesuai dengan masalah yang diteliti 2. Untuk data Kuantitatif diadakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing yaitu memperbaiki atau mengedit data yang telah diperoleh dari angket dan mendata ulang, jika ada pernyataan yang belum diisi. b. Coding yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori. c. Scoring yaitu pemberian skor terhadap data angket tentang komunikasi verbal.
5
Sutrisno Hadi, Metodologi…, hal. 136.
22
d. Tabulating yaitu memasukkan data yang sudah diberi skor kedalam table untuk memudahkan dalam membaca data. Selanjutnya penulis mendiskripsikan hasil angket dengan rumusan persentase: Rumusan persentase P=
f x 100% Ν
Keterangan: P
= Angka persentase
F
= Frekuensi jawaban responden
N
= Jumlah frekuensi (banyak individu)
100% = Bilangan tetap Setelah didapatkan hasil persentase dari angket yang telah disebarkan kepada santri kelas III Madrasah Aliyah pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera, maka untuk menentukan kategori penilaian dari hasil peneitian tersebut penulis merumuskannya sebagai berikut. Tabel. 01 Kategori Penilaian No.
Presentase
Penafsiran
1
80 - 100 %
Tinggi
2
60 – 79 %
Cukup
3
40 – 59 %
Sedang
4
20 – 39 %
Rendah
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan pada tahun 2007.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra Bekasi 1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren At-Taqwa pusat Putra adalah salah satu dasi 85 lembaga pendididkan yang dikelola oleh Yayasan At-Taqwa.Yayasan At-Taqwa didirikan oleh al-Marhum al-Magfurla KH.Noer Alie dengan nama Yayasan Pembangunan Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam (Yayasan
P.3 ) tiga
puluh tahun kemudian tepatnya pada tahun 1986 nama yayasan tersebut diubah menjadi Yayasan At-Taqwa dengan akte notaries Soedirja, SH di Bekasi dengan nomor rgister 16/17 Desember 1986 yang sekaligus dilakukan regenerasi kepengurusannya. Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra didirikan pada tahun 1940, sekembalinya Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie dari menuntut ulmu di Makkah al-Mukarramah pada tahun 1939, pada saat itu al-Marhum alMagfurrlah K.H. Noer Alie mendirikan Pondok Pesantren Salafiatau lebih tepatnya disebut dengan pesantren tradisisonal. Sebagian besar murid AlMarhum al-Magfurlah
K.H. Noer Alie adalah merupakan pelimpahan dari
K.H. Zainuddin Asahan, hal iu terjadi karena K.H.Zainuddin Asahan kembali pulang ke Sumatra, sehingga murid-muridnya yang berasal dari Sumatra ikut bersama beliau ke Sumatra, sedangkan sebagian lagi murid-muridnya yang berasal dari Jawa, beliau anjurkan untuk melanjutkanpendididkannya ke Al23
24
Marhum al-Magfurlah
K.H. Noer Alie untuk belajar ilmu agama secara
tradisisonal. Al-Marhum al-Magfurlah
K.H. Noer Alie kemudian mendirikan
bangunan madrasah dengan uang hasil sumbangan yang beliau dapat dasi hasil zariah masyarakat, namun beliau sempat bangun madrasah. Pada tahun 1942 meletuslah perang dunia ke-1, sehingga uang yang telah berhasil beliau kumpulkan tadi, akhirnya beliau pergunakan untuk membeli senjata, sedangkan
murid-muridnya
ikut
bersama
beliau
kemerdekaan. Sejak itu peran Al-Marhum al-Magfurlah
menjadi
pejuang
K.H. Noer Alie
adalah sebagai pejuang, dan ketika Indonesia merdeka Al-Marhum alMagfurlah K.H. Noer Alie menjadi anggota Konstituante. Pada tahun 1954 Al-Marhum al-Magfurlah
K.H. Noer Alie merintis
Sekolah Rakyat Islam (SRI) sambil beliau menyiapkan kader-kadernya dengan cara mengirimkan murid-muridnya pergi belajar keluar daerah seperti ke Bandung dan Yogyakarta dan Pondok Modern Gontor. Di antara muridmuridnya yang beliau kirim adalah Ustadzah Sholehah Noer, BA yang tidak lain adalah putrid beliau sendiri yang beliau kirim pergi belajar ke Yogyakarta. Pada tahun 1954 Al-Marhum al-Magfurlah
K.H. Noer lie mendirikan
sebuah yayasan yang bernama Yayasan Pembangunan Pemeliharaan dan Pertolongan Islam yang disebut dengan Yayasan P3. Inisiatif mendirikan yayasan tersebut adalah dilator belakngi karena habisnya kampung beliau akibat dibakar habis oleh Belanda yang ketika itu meninggalkan korban jiwa serta janda-janda dan para anak yatim yang tak berdosa. Oleh belliau kampung tesebut beliau bangun kembali. Setelah kampung tersebut dibangun kembali, banyak anak yatim dan para janda-janda yang dipelihara oleh yayasan tersebut. Pada saat itu al-Marhum al-Magfurklah K.H. Noer Alie melakukan pembangunan fisik serta pembangunan ilmu dengan berusaha mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan melakuakn usaha-usaha bidang social kemasyarakatan dan kesejahteraan ummat terhadap masyarakat kampung yang pada saat itu bernaman kampung Oejung Malang. Untuk mengkordinasikan
25
kegiatan
inilah
beliau
membentuk
sebuah
panitia
Pembangunan
Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam yang disebut Yayasn P3. Pada 1956 AlMarhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Jami At-Taqwa. Pada tahun 1962 Al-Marhum al-Magfurlah K.H.Noer Alie kembali membangun Madrasah Menengah At-Taqwa (MMA) yang sempat berhenti akibat beliau berjuang untuk mengusir penjajahdari tanah air yang didirikan lama masa pendidikan selama enam tahun. Hal itu terjadi pada saat masyarakat Oejung Malang belum bisa sepenuhnya menerima keberadaan madrasah yang dirasakan masih terbilang baru untuk kondisi saat itu. Pada tahun 1965 Al-Marhum al-Magfurlah
K.H. Noer Alie mendirikan
nadrasah al-Baqiyatussolihat yang sekarang namanya dirubah menjadi Pondok Pesantren At-Taqwa Putri. Ketika itu kader-kader yang beliau kirim untuk belajar diluar daerah telah kembali pulang untuk mengamalkan ilmu yang telah mereka dapat selama mereka belajar di luar daerah. Orang yag pertama kali diangkat untuk menjadi jepala sekolah untuk madrasah AlBaqiyatussolihat ini adalah Al-Ustadz Tajuddin Marzuki. Kini Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra termasuk Pondok Pesantren Modern di kabupaten Bekasi sebab telah memakai system klasikal. Sistem klasikal ini dikembangkan sejak tahun 1962 untuk putra dan pada than 1964 untuk putri. Pada saat ini Pondok Pesantren At- Taqwa terdiri dari tingkat Tsanawiyah, Aliyah, Pesantern Tinggi At-taqwa (PTA) dan Sekolah Tinggi Agama Islam At-taqwa (STAI-A). Ketokohan K.H Noer Alie diakui oleh dunia internasional dan nasional. Dipanggung nasional beliau mendaptkan anugrah sebagai pahlawan Nasional & Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono dengan KEPPRES RI. NO. 085 /TKTAHUN 2006 yang diresmikan pada tanggal 10 November 2006.
26
2. Letak Geografis Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra di kampung Ujungharapan desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: ( 1 ) Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Kaliabang Tengah Kota Bekasi Barat; ( 2 ) Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan Babelan Indah Desa Kebalen; ( 3 ) Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan Wisma Asri Keluahan Teluk Pucung Bekasi Utara; ( 4 ) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Babelan Kota. Saat ini Pondok Pesantren At-taqwa beralamat di Jl. K.H. Noer Alie Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Po.Box. 134 kode pos 17612 Propinsi Jawa Barat.
3. Sarana dan Prasarana Pondok Pessantren At-Taqwa Pusat Putra Prasarana merupakan alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Prasarana pendidikan adalah merupakan suatu tindakan / benda yang sengaja disediakan untuk meempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra dilengkapi dengan pra sarana yang cukup baik antara lain dari gedung sekolah, asrama, masjid, aula serbaguna, perpustakaan, laboratorium berstandar nasional, di samping olah raga lainnya. Yang kesemuanya adalah merupakan gedung permanen yang terdiri di atas tanah seluas 11 hektar persegi. Secara lengkap pra sarana yang ada di Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra dapat pada tabel 1 berikut ini.
27
Tabel 02 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi NO
JENIS
JUMLAH
1
Luas Area Tanah Pesantren
11 Hektar
2
Gedung Sekolah
3 Buah
3
Asrama Santri
4 Buah
4
Masjid
1 Buah
5
Aula Serba Guna
1 Buah
6
Gedung Pusat Kegiatan Belajar
1 Buah
7
Ruang Perpustakaan
1 Buah
8
Laboratorium Bahasa, IPA, Komputer
4 Buah
9
Ruang Sanggar Kaligrafi
1 Buah
10
Sarana Olahraga
4 Buah
11
Ruang Kantor Guru dan Ruang Kantor PPA
5 Buah
12
Kantin dan Koperasi Pelajar
2 Buah
13
Dapur
2 Buah
14
Perumahan Guru Pengasuh Pesantren
2 Buah
15
Kamar Mandi
Banyak
16
WC
Banyak
17
Rumah Pimpinan Umum Pondok Pesantren
1 Buah
18
Ruang Tata Usaha
2 Buah
4. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra Visi, Misi, dan Tujuan merupakan gambaran cita-cita yang diwujudkan oleh pendiri Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra yakni Al-Marhum alMagfurlah Bapak K.H. Noer Alie melalui semua kegiatannya. a. Visi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Visi ini diformulasikan dalam kalimat singkat yaitu “Membentuk manusia yang ikhlas yang selalu berdzikir, berfikir, dan beramal saleh”.
28
b. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Misi merupakan kerja sehari-hari seluruh lapisan pengurus Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra dalam mencapai visinya. Dari misi tersebut akan terlihat apa kegiatan yang dilaksanakan untuk membentuk manusia yang ikhlas yang selalu berdzikir, berfikir, dan beramal saleh. Misi Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra
adalah “Membina,
mengembangkan dan memelihara masyarakat madani yang ikhlas, berdzikir dan beramal saleh melalui pendidikan, dakwah kegiatan ekonomi dan social, dalam menuju baldatun thayyibatun warobbun ghofur”.
c. Tujuan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra Tujuan pendidikan Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra adalah sebagai berikut: 1) Menjadikan insan yang bertaqwa kepada Allah SWT beramal shaleh,. Berbudi luhur, dapat bekerja di dunia dengan baik dan menuai pahala di akhirat kelak. 2) Membantu Pemerintah dalam usaha mencerdaskan bangsa. 3) Mendidik
Siswa
agar
ber-akhlaq
al-karimah
dan berilmu
pengetahuan. 4) Mempersiapkan siswa agar bisa dan mampu hidup di tengahtengah masyarakat. 5) Mempersiapkan siswa agar bisa melanjutkan study keperguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. 6) Mengenbangkan minat dan bakat siswa dalam berbagai bidang: Tahsinul Qiro`ah, Al-Qur`an, Tahfidzul Qur`an dan Al-hadits, qiro`ah al-kutub, tahfidz al-fiyah, pidato tiga bahasa, darama, organisasi, olahraga, dan lain-lain.
29
5. Keadaan Guru, Tata Usaha, Pegawai Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra a. Keadaan Guru Untuk mendukung kualitas pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra . Pelaksana pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra diasuh dan dibimbing oleh tenaga pengajar yang berpendidikan S.1 dan S.2 baik didalam negeri seperti UIN, IPB, STAISA, LIPIA, UNISMA, UNJ, STAIA, UIJ, PTA, UNINUS, maupun luar negeri seperti al-Azhar Cairo, Damascus Syiria, Islamabad Pakistan, Pesantren
Tinggi
Makkah
al-Mukarromah,
dan
lain-lain
yang
berpengalaman dan kompeten di bidang pendidikan. Jumlah seluruh guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra berjumlah sekitar Enam Puluh Tujuh Guru yang terbagi dalam tiongkat madrasah Tsanawiyah dan Tingkat Madrasah Aliyah. Mereka adalah para guru senior dan guru yunior yang relefan dengan bidang keilmuannya dan mayorutas berlatar belakang pendidikan Sarjana Strata Satu. Secara lengkap jumlah guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra untuk tingkat Madarasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dapat diliha pada tabel 2 dan 3 berikut ini
Tabel 03 Data Personil Guru MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia NO
NAMA LENGKAP
PEND. TERAKHIR
STATUS BK
BT
MULAI TT
TUGAS
1.
K.H. Nurul Anwar, Lc
S1 Damascus Univ.
√
1983
2.
K.H. A. Rosidi. HS
KMI Gontor
√
1985
3.
K.H. M. Nashir
Ps. Tinggi
√
1989
4.
K.H. Nawawie. Hsy
UIC Jakarta
√
1989
5.
Drs.H. Murdani Najib
S1. IAIN Jakarta
√
1994
30
6.
H. Ahmad Masilla, Lc
S1 IIU Islamabad
√
1991
7.
H. Mukhtar Murikh
S1 King Saud Unversity
√
1976
8.
Drs. H Mawardi HM
S1 al—Aqidah
√
1985
9.
Drs. Abu Darda
S1 IKIP Jakarta
√
1984
10.
A. Zubair Dasuki, S.Ag
S1 STAI
√
1990
11.
Nasruddin nasir, S.Ag
PTA/ SI UNISMA
√
1994
12.
M. Dzunuroin, S.Ag
S1 STAIA
√
1991
13.
H. Mastur Muhar, Lc
S1 IIU Islamabad
14.
Drs. H. Mahdi HAS
S1 Unipta Jakarta
√
1996
15.
Drs. Zainal Abidin
S1 IKIP Jakarta
√
1991
16.
H. Zainuri Hazam
Ps. Mekkah
√
1997
17.
H. Rojuddin Bashroh, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
1998
18.
H. Shohibul Hidayat, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
1998
19.
Ahmad Fauzan Hadi
D3 LIPIA
√
1991
20.
H. Asep Sofyan Hariri, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
1998
21.
Hamim Abd. Hamid S.Ag
S1 Darul Arqom
√
1992
22.
H. Nur Anwar Amien, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
1998
23.
H. Idris Abd. Rahman, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
1998
24.
Ir. Hasanuddin
S1 UNJ
√
1999
25.
M. Haril Rosyadi, S.Ag
S1 STAIA
26.
Adang Syarifuddin, B. Sc
Serjana Muda
27.
Drs. Abd. Haris
SI UNISMA
√
2001
28.
Sirojuddin, S.Ag
S1 IAIN Bandung
√
2001
29.
Drs. M. Subur
S1 UNJ
√
2001
30.
Drs. Suharso Hadi Surya
S1 IKIP Jakarta
√
2002
31.
H. Ahmad Fauzi Toha, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
2002
32.
Drs Jamhari Majid
S1 UNINUS Bandung
√
2002
33.
M. Irfan Zaki
S1 STAIA
34.
H. Ahmad Zaini, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
2003
35.
H. Hasbiallah H, Lc
S1 al-Azhar Cairo
√
2003
√
1992
√ √
2001 2002
√
2002
31
√
36.
Mirwan Nijan
S1 STAIA
37.
Ahmad Syafiuddin, S.Th.I
IAIN Jogjakarta
√
2005
38.
Ahmad Sofyan, S.Sos
IAIN Jogjakarta
√
2005
39.
Abd. Muiz Muhasyim
PTA
√
2003
2004
Di Pondok Pesantren At-taqwa Putra terdapat dua orang guru asuh yang tinggal di Pondok Pesantren At-taqwa
Putra yang sehari-harinya
membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan yng dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan Pelajar At-taqwa yang disingkat dengan PPA. Mereka adalah H. Rojuddin Bashroh, Lc dan
Nasruddin nasir, S.Ag yang kedua-duanya telah
berkeluarga.
b. Tata Usaha dan Pegawai Jumlah tata usah (TU) di Pondok Pesantren At-taqwa Putra sebanyak delapan orang. Mereka terbagi kepada tata usaha (TU) Madrasah Tsanawiyah serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah, masing-masing tata usah (TU) terdiri dari tata usah administrasi guru, tata usaha keuangan serta tata usaha kesiswaan. Sedang untuk jumlah pegawai yanga bekerja di Pondok Pesantren At-taqwa
Putra berjumalah sekitar sepuluh orang1
Antara lain mereka terdiri dari lima orang laki-laki, lima orang wanita, mereka tersebut adalah ibu Nisa, ibu Baot, ibu Seni, dan Ahfas. Yayat dan Nanang Mereka semua kecuali Yayat dan Nanang setiap hari bekerja sebagai tukang masak didapur umum yang terletak dibelakang asrama santri. Adapun tugas mereka sehari-hari adalah menyiapkan makan siang, dan makan malam untuk para santri serta para guru yang tingggal di asrama setiap hari, sedangkan Yayat dan Nanang bekerja sebagai pelayan di kantor Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah At-taqwa Putra. Secara lengkap untuk nama-nam tata usaha (TU) Madrasah Tsanawiyah serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 berikut ini 1
KH,Nurul Anwar. Lc, Wawancara Pribadi,
32
Tabel 04 Data Personil Tata Usaha MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia NO
NAMA
JABATAN
1.
Hamim Abd. Hamid S.Ag
Kepala Tata Usah
2.
Mirwan Nijan
Tata Usaha Keuangan
3.
Abd. Muiz Muhasyim
Tata Usaha Kesiswaan
4.
M. Irfan Zaki
Tata Usaha Administrasi Guru
Di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra terdapat dua orang guru asuh yang tinggal di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra yang sehari-harinya membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan yang dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan Pelajar Attaqwa (PPA). Mereka adalah H. Rojuddin Bashroh, Lc dan Nasruddin Natsir, S.Ag yang keduanya telah berkeluarga.
6. Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra adalah Yayasan At-Taqwa membawahi Pondok Pesantren At-taqwa
Putra yang dipimpin
oleh seorang pimpinan umum, kemudian pimpinan umum membawahi wakil pimpinan umum, kemudian membawahi pengasuh pondok pesantren, kemudian kepala Madrasah Tsanawiyah yang di pimpin oleh seorang kepala Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang dipimpin oleh seorang kepala Madrasah Aliyah yang masing-masing membawahi bidang yang ada pada masing-masing tingkatan. Berikut ini secara lengkap struktur organisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra. Pimpinan Yayasan At-Taqwa
: K.H. M. Amin Noer, MA.
Pimpinan Pondok Putra
: K.H. Nurul Anwar, Lc.
Wakil Pimpinan Pondok Putra
: K.H. A. Rosyidi. HS.
Pengasuh Pondok Putra
: H. Rojuddin Bashroh, Lc. : Nasruddin Natsir, S. Ag.
Kepala Madrasah Aliyah
: H. Ahmad Masilla, Lc.
33
Sedangkan untuk struktur organisasi struktur organisasi Madrasah Aliyah dapat dilihat pada bagan 01 berikut di bawah ini: Bagan Struktur Organisasi MA. At-taqwa Putra Ujungharapan Bahagia
Kepala Madrasah Ahmad Masilla
BP3
Tata Usaha Hamim Abd. Hamid
Bid. Kurikulum Asep Sopyan H
Bid. Kesiswaan Rojuddin Bashroh
Bid. BP/BK H. Nur Anwar Amin, Lc
Wali Kelas/Guru-guru
OSIS
SISWA
Bid. Humas M.Dzunuroin
34
B. Pelaksanaan Pendidikan Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera 1. Sistem Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Sistem pendidikan yang diterapkan serta dikembangkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah merupakan sistem kelasikal. 2 dengan menggunakan meja, kursi, papan tulis, dan peralatan lainnya sebagai sarana belajar serta dilengkapi dengan sebuah perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar. Pendidikan formal dengan bentuk madrasah yang merupakan pengadopsian dari pola dan sistem pembelajaran dan sistem moderen telah dikembangkan Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera sejak tahun 1962 sehingga kelak lulusan Pondok Pesantren At-Tqwa Pusat Putera dapat memenuhi kebutuhan fagmatis masyarakat serta memiliki ijzh. Saat ini pendidikan yang dikembangkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah madrasah model terpadu yang menggabungkan antara pendidikan umum dan pendidikan agama kedalam kurikulum pendidikan madrasah serta ditambah dengan keterampilan. Madrasah yang diselenggarakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera terdiri dari Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan jenjang melalui kelas satu Tsanawiyah sampai kelas tiga Aliyah dengan masa studi pendidikan masing-masing tiga tahun. Sedangkan tujuan pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera pada dasarnya sama dengan sama dengan tujuan pemdidikan seluruh model pendidikan islam baik itu di pesantren, sekolah islam dan pendidikan agama di sekolah umum yaitu membentuk pribadi muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia mulia, cerdas dan terampil. Tujuan pendidikan di pondok pesantren attaqwa pusat putera adalah mencetajk orang-orang yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah serta berilmu, hal ini berdasarkan firman Allah yang artinya : “Allah akan mengangkat beberapa derajat dari antara kamu yang beriman dan berilmu pengetahuan” (Q,S, Al-Mujadalah /58/11) 2
Nurul Anwar, Pimpinan Umum Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera, Wawancara Pribadi, ( Ujung harapan 25 Agustus 2008)
35
Di dalam ayat tersebut Allah SWT mengangkat iman, taqwa dan berakhlakul karimah menjadi suatu paket yang kemudian baru ilmu, selain itu terjadinya krisis moral para pelajar yang bersekolah di sekolah umum saat ini seperti krisis moral para Sekolah Tehnik Menengah (STM) adalah disebabkan oleh karena otak mereka hanya di isi oleh ilmu pengetahuan saja, tidak di isi dengan iman, taqwa sertaakhlakul karimah sehingga tidak jarang terjadinya tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pelajar tersebut seperti suka berkelahi, tawuran pelajar yang diakibatkan karena kirangnya pendidikan agama yang diberikan di sekolah mereka. Padahal tujuan pendidikan agama adalah pembentukan pribadi siswa danmenghiasinya dengan sikap-sikap mulia. Berikut ini penulis sajikan pendapat santri pondok pesantren attaqwa pusat putera berkaitan dengan sistem pendidikan agama yang diterapkan di pondok pesantern attaqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel di bawah ini Table 05 Sistem Pendidikan Agama Pondok pesantren attaqwa pusat putera No soal 1
Jumlah
Piihan
Frekuensi
Prosentase
a. sangat baik
9
18 %
b. baik
32
64 %
c. kurang baik
9
18 %
d. tidak baik
0
0%
50
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 18% responden menyatakan bahwa sistem pendidikan agama yang diterapkan di pondok pesantren attaqwa pusat putera adalah sangat baik sedangkan sebanyak 645 responden menyatakan baik, sedangkan 18% responden menyatakan kurang baik, sedangkan responden yang menyatakan sisytem pendidikan tidak baik tidak ada.
36
2. Kurikulum Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-taqwa Kurikulum pendidikan agama ialah bahan-bahan pendidikan agama berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama, atau dengan kalimat yang sederhana “kurikulum pendidikan agama adalah semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalamanpengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis yang diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai pendidikan agama.3 Kurikulum agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini kurikulum agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mengikuti kurikulum departemen agama tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum Al-Azhar Kairo Mesir. Kedua kurikulum tersebut di kombinasikan serta di padukan menjadi kurikulum pondok serta diajarkan secara bersamaan tanpa ada perbedaan waktu dalam memberikan materi pelajaran, sehingga lulusan (alumni) dari pondok pesantren at-taqwa pusat putera kelak akan memiliki dua ijazah yaitu ijazah yang dikeluarkan oleh pondok pesantren at-taqwa pusat putera (Syahadah) serta ijazah yang dikeluarkan oleh pemerintah (ijazah negri), keberadaan ijazah tersebut telah diakui statusnya baik diluar negri maupun didalam negri. Dengan demikian para santri pondok pesantren attaqwa pusat pitera yang kelak telah selesai mengikuti pendidikan dan kemudian ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi mereka dapat masuk keperguruan tinggi yang mereka inginkan baik yang beerada didalam negri maupun yang berada diluar negri dengan adanya kedua ijazah tersebut. Selain itu pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera saat ini sangat ditekankan kepada madrasah Aliyah keagamaan (MAK) ini 90% merupakan materi pelajaran agama dari kurikulum depag dan pondok, dan 10% materi pelajaran umum. 3
Zuhairini. Methodik Pendidikan Khusus Agama, (Surabaya : Usaha Nasional,1983), h.
59
37
Jika pelaksanaan pendidikan agama yang diterapkan di jurusan madrasah aliyah keagamaan (MAK) berhasil, maka pendidikan agama dijureusan lain seperti jurusan IPA dan IPS akan berhasil, sebaliknya jika pendidikan agama yang diterapkan di madarasah aliyah keagamaan (MAK) gagal, maka kemungkinan akan gagal pula pelaksanaan pendidikan agama dijurusan lain. Sebab siswa-siswa dimadrasah aliyah keagamaan (MAK) adalah merupakan siswa-siswa pilihan yang dipilih secara selektif serta memiliki kemampuan berkomunikasi berbaha arab yang cukup baik sedangkan para guru yang mengajar di madrasah aliyah keagamaan (MAK) merupakan para guru yang memiliki keahlian pada bidangnya masing-masing dimana sebagian mereka memiliki kemampuan berkomunikasi dengan berbahasa Arab yang cukup baik yang selalu mereka tekankan ketika mereka sedang mengajar dikelas, atau ketika sedang berada diluar kelas. Berikut ini penulis sajikan pendapat para santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel dibawah ini Table 06 Kurikulum Pendidikan Agama yang digunakan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No soal
2
Jumlah
Pilihan
Frekuensi
Prosentase
a. sangat baik
13
26%
b. baik
27
54%
c. kurang baik
10
20%
d. tidak baik
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 26% responden menyatakan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah sangat baik, sedangkan sebanyak 54% responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 20% responden menyatakan kurang baik, sedangkan responden yang menyatakan kurikulum pendidikan
38
agama yang di gunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak baik tidak ada. Sedangkan materi yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak berbeda halnunya dengan materi pendidikan agama yang diberikan di pondo-pondok pesantren lain yang mencakup 12 macam disiplin keilmuan : nahwu, balaghah, tauhid, fiqih, usul fiqih, qawaid fikhiyah, tafsir, hadis,musthalah hasdis, tasawuf, dan mantik. Atau pada materi pelajaran agama yang terdapat disekolah umum yang mata pelajarannya melingkupi keimanan/tauhid, ibadah/fikih, akhlak, sejarah islam, tafsir hadis. Sedangkan materi agama yang diberikan kepada santri saat berlangsungnya proses pembelajaran pendidikan agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera sangat variatif dan cukup padat, mereka terdiri dari tiga kelompok yaitu : a. Kelompok ilmu-ilmu pokok antara lain : Al-qur’an, tajwid, tafsir, hadis, ulumul hadis, aqidah akhlak, tasawuf, fikih, usil fikih b. Kelompok ilmu-ilmu bahasa seperti : Bahasa Arab, nahwu, sharaf, balaghah, arud c. Kelompok ilmu-ilmu kesantrian yang berkaitan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan seperti : Belajar memimpin tahlil, belajar memimpin maulid, belajar memimpin ratib al-hadad, belajar berceramah, belajar memandikan janazah, belajar menshalatkan janazah, belajar membaca rawi serta ilmu-ilmu kesantrian lainnya. Berikut ini materi pendidikan agama yang diberikan untuk tingkat madrasah aliyah at-taqwa pusat putera ujung harapan bahagia bekasi. a. Nahwu Sharaf Istilah nahwu sharaf ini mungkin bisa diartikan sebagai gramatika bahasa Arab. Di pondok pesantren at-taqwa pusat piutera para santri mengaji dan mempelajari kitab-kitab yang biasa dipakai di pondok pesantren lainnya, seperti ajurmiyah dan syarah muhktasar jiddan al-ilmu jurmiyah karya Ibnu Malik, para santri juga mempelajari kitab imrithi (syarah imrithi , alfiyah fi nahwi wa sharaf
karya Muhammad Bin
39
Abdullah Bin Malik yang diterbitkan oleh Sirkatu bungkul Indah, Surabaya serta dari buku nahwu wadlih. Di pobdok pesantren at-taqwa pusat putera selain mendapat pelajaran nahwu, para santri juga mendapat mata pelajaran sharaf yang mempelajari tentang perubahan kata (kalimat) dalam gramatika Bahasa Arab. Mereka mempelajari sharaf antara lain dari kitab hallu maqshud min najmil maqshud,
diterbitkan Darul Hayail Kutub, Indonesia serta dari buku
amsilat-u’l tashrifiyat dan bina.
b. Fikih Ushul Fikih Fikih merupakan salah satu materi pokok yang sangat di tekankan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera. Besarnya perhatian terhadap fikih, barangkali disebabkan oleh karena fikihlah diantara cabang ilmu agama islam dianggap paling penting. Fikih mengandung berbagai implikasi kongkrit
terhadap
prilaku
keseharian
individu
maupun
masyarakat. Fikihlah yang mengataur tentang hal-hal yang dilarang maupun tindakan yang dianjurkan oleh sebab itu, fikih merupakan inti pendidikan pondok pesantren, kendatipun juga mengajarkan garamatika bahasa arab, Ilmu tauhid, akhlak dan lain-lain Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera materi fikih diawali dari kitab matn al-qarib
yaitu suatu kitab fikih yang paling standar di
pesantren-pesantren, matan itu diberi syarah dalam kitab
fathul qarib
majid juga sebuah kitan yang sangat standar di pesantren-pesantren karya Ahmad Bin Husain as-Syahir, selain itu para santri juga mempelajari kitab fath al-m’in fi syarhi fath al-mu’in karangan Zainuddin Bin Abdul Aziz Asyraq terbitan karya Toha Pitera,
Semarang. Selain itu materi fikih
diambil kitab kifayat-u’l-akhyar fi halli’ ghayatil ikhtisor karngan ima m nafiyuddin Abu Bakar Bin Muhammad terbitan Darul kutub arobiyah, Indonesia. Serta diambil pula dari kitab mabadi fikhiyah dan
fiqh-u’l-
wadhi damn mukhtasor safi ala’ matan kafi. Selain itu para santri juga mempelajari kitab sullam-u’l taufiq karangan Syaikh Muhammad Nawawi
40
terbitan Darul Hayail Kutub Arobiyah, Indonesia. Selain itu menggunakan kitab-kitab klasik, materi fikih juga diberikan dengan menggunakan bukubuku fikih antara lain : fikih karangan Amir abyan MA, dkk, fikih terbitan Depag RI Direktorat Jendral pembinaan kelembagaan agama Islam tahun 2001, serta buku-buku fikih lainnya.
c. Tauhid Tauhid (aqidah) merupakan materi pelajaran yang berkaitan dengan segala halyang bertalian dengan kepercayaan dan keyakinan seorang muslim, di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mata pelajaran tauhid di berikan dengan mengambil materi dari kitab
husn-u’lhamidiyah
karangan Husain affandi Torobusuni terbitan al-Hidayah Surabaya yang berisi tentang sendi-sendi paling pokok dalam ajaran Islam yaitu simpulsimpul kepercayaan kemahaesaan Tuhan dan pokok-pokok ajaran Islam.
d. Tasawuf Aqidah Akhlak Dalam bidang tasawuf, kitab yang dipelajari antara lain risalat-u’l mu’awanah wa’l muazharah karangan abdullah Bin alawi Bin haddad Husain terbitan Alawiyah Surabaya serta dari kitab bidayat-u’l-hidayah karangan Muhammad Nwawi Jam’I yang diterbitkan oleh Darul kutuil Islam. Selain terdapat pula kitab yang dipelajari yaitu kitab ta’lim muta’lim
dan kitab ihya ulumuddin,serta dari buku izhotunnasiin
karangan Syekh Mustofa. Di pondok pesantren at-taqwa pusat pitera selain diberikan pelajaran tasawuf para santri juga diberikan mata pelajaran aqidah akhlak yang materi pelajarannya diambil dari buku-buku terbitan Depag RI Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, serta dari buku karangan Mulyadi dan Masan Al-fath terbitan PT karya Toha Putera semarang.
41
e. Tafsir Tafsir yang dikaji dan dipelajari di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah kitab yang cukup terkenal yaitu tafsir jalalain karangan dua imam yaitu imam Al-jalalain dan imam Jalaluddin As-Suyuthi, selain itu terdapat juga kitab tafsir ayatul ahkam minal qur’an karangan Muhammad Ali Sobuni terbitan Makkah al-Mukarramah.
f. Al-qur’an-Hadis dan Hadis Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera buku yang digunakan untuk materi Al-qur’an-hadis antara lain terdiri dari : Buku al-qur’an-hadis terbitan
Depag
Direktorat
Jendral
Pembinaan
Kelembagaan
Pengembangan Agama Islam. Selain itu terdapat pula al-qur’an-hadis karangan Muhammad Mastna, MA. Sedangkan untuk mata pelajaran hadis materinya diambil dari sebuah kitab hadis yang cukup populer yaitu bulugul marram min adilati ahkam. Selain al-qur’an-hadis, di pondok pesantren at-taqwa pusat putera para santri juga diberikan pelajaran ulumul hadis yang materinya diambil dari kitab bernama
mihnatul mugis fi-ilmi musthalahul hadis karangan Hafiz
Hasan Mas’ud serta mengambil buku dari ulumul hadis terbitan Depag Derektorat Jendral Pembinaan Agama Islam.
g. Bahasa Arab Dibidang bahasa arab para santri mempelajari buku-buku bahasa Arab terbitan Depag Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam, serta buku-buku pelajaran bahasa Arab karangan Prof. Dr. H.D. Hidayat, MA, dkk, terbitan PT. Hikmah Syahid Indah. Para santri juga mempelajari buku-buku
pelajaran
bahasa
Arab
yang
bernama
qira’at-tur-
rasidhah,karangan Abdul Fatah Sobari dan Ali Umar, terbitan Sankopuroh Jeddah
42
h. Faroid Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mata pelajaran paroid diajarkan dengan mengambil dari kitab matan rohbiyah fi ilmi faroidl wal miros, karangan Abdullah Muhammad Bin Ali Muhammad Bin Hasan Rohbi, terbitan Sirkatu Bungkul Indah, selain itu para santri juga mempelajari kitab hassiyah
karangn Syeikh Muhammad Umar bakri
Syafi’I terbitan Toha Putra Semarang.
i. Tarikh Tasyri-Sejarah kebudayaan Islam (SKI) Materi pelajaran Tarikh Tasyuri di berikan dipondok pesantren attaqwa pusat putera yang materi pelajarannya diambil dari kitab khulasohtarikh tasyri islami karangan Abdul Wahhab Khalaf, terbitan Universitas Kairo yang berisi tentang ringkasan perkembangan sejarah pembentukan perundang-undangan Islam. Selain materi pelajaran tarikh tasyri para santrri di pondok pesantren at-taqwa pusat putera juga mendapat mata pelajaran sejarah kebidayaan islam (SKI) yang materi pelajarannya diambil dari buku-buku terbitan Depag RI serta dari buku karangan Chotibul Umam, dan Abidin Nawawi, terbitan menara Kudus Jawa Tengah.
j. Balaghah Mata pelajaran Balaghah di pondok pesantren at-taqwa pusat putera di berikan dengan menggunakan kitab al-balaghah al-wadihah karangan Ali Al- jariq dan Musthafa Amin, terbitan darul Ma’arif, Mesir. Selain itu materi pelajaran balaghah diambil dari kitab qawaid al-lughatul arabiyah.
k. Mantik Mantik merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, pelajaran mantik (logika) di berikan dengan menggunakan buku ilmu mantik karangan Syikh K.H. Noer Ali pendiri pondok pesantren at-taqwa pusat putera.
43
l. Ulumul qur’an Mata pelajaran ulumul qur’an yang di berikan di pondok pesantren attaqwa pusat putera. Materinya diambil dari kitab mabahis ulumul qaur’an karangan Manna al Qathan.
m. Ilimu Da’wah Sebagai bekal santri ketika tamat belajar di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dalam bidang da’wah di masyarakat para santri diberikan ilmu da’wah yang materi pelajarnnya diambil dari kitab Usul da’wah, karangan Dr. Abdul Karim Jaydan terbitan Unipersitas Islam Madinah alMukarramah.
n. Adyan Mata pelajaran adyan diberikan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera yang materinya diambil dari kitab adyan karangan Mahmud yunus terbitan Sa’adiyah putera Jakarta.
o. Ma’hadiyah Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera selain di bekali ilmu-ilmu agama para santri juga di berikan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan yang di kenal dengan istilah ma’hadiyah yaitu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan seperti belajar memimpin ratibul hadad, membaca
maulid dan lain sebagainya. Materi ma’hadiyah diambil dari
kitab majmu sembilah hutbah, karangan Syeikh Ahmad Rifkiyah, terbitan sirkatu Tohiriyah, Unnasr.
p. Ilmu Falak Mata pelajaran ilmu falak materinya dari buku ilmu falak yang berjudul hisab awal bulan, karangan Sa’aduddin Djambek, terbitan Tinta Mas jakarta 1976 cetakan pertama, di pondok pesantrn at-taqwa puat putera pelajaran ilmu falak diberikan diberikan dengan maksud agar para
44
santri nantinya tampil dalam menentukan awal ramadhan, idul fitri, pergantian tahun dan lain sebagainya Para santri di pondok pesantren at-taqwa pusat putera di harapkan mampu menguasai seluruh materi pelajaran yang di berikan dan mampu mengoptimalkan penguasaan materi tersebut dalam asfek afektif dan psikomotor. Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari tabel berikut ini. Table 07 Tingkat Kesukaran Materi Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera No soal
3
pilihan
Frekuensi
a. Sangat mudah
0
b. Sangat sukar
3
c. Biasa-biasa saja
1
d. Ada yang mudah ada
46
Prosentase 0% 6% 1% 92%
yang sikar Jumlah
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 6% responden menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah sangat sukar, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan biasa-biasa saja, sedangkan sebanyak 92% responden mrnyatakan ada yang mudah dan ada yang sukar, sedangkan responden yang menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera sangat mudah tidak ada. Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan tingkat kegemaran santri terhadap materi-materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel berikut ini.
45
Table 08 Tingkat Kegemaran Santri terhadap Materi-materi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-taqwa pusat putera
No soal
Pilihan a. b. c. d.
4
Suka sekali Suka Biasa-biasa saja Tidak suka
Jumlah
Frekuensi 11 32 7 0
Prosentase 22% 64% 14% 0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 22% responden menyatakan suka sekali terhadap materi-materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sedangkan sebanyak 64% responden menyatakan suka, dan sebanyak 14% menyatakan biasa-biasa saja, sedangkan responden yang menyatakan tidak suka terhadap materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak ada. Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putra berkaitan dengan jumlah materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Table 09 Tanggapan Santri Terhadap Jumlah Materi Pendidikan Agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera No Soal
5
Jumlah
Pilihan
Frekuensi
Prosentase
a. Terlalu banyak
21
42%
b. Banyak
24
48%
c. Sedang
5
10%
d. Sedikit
0
0%
50
100%
46
Dari
tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 42% responden
menyatakan jumlah materi materi pendidikan yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera terlalu banyak, sedangakan sebanyak 48% responden menyatakan
banyak,
sedangkan sebanyak
10% responden
menyatakan sedang, sedangkan responden yang menyatakan jumlah materi pendidikan agama yng diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera sedikit tidak ada. Sedangkan tanggapan santri Pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan dampak beban materi pendidikan agama terhadap aktivitas kegiatan sehari-hari mereka dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini Table 10 Dampak Beban Materi Pendidikan Agama Terhadap Aktivitas Sehari-hari Santri di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera No soal
6
pilihan a. Sangat membebani b. Membebani c. Tidak membebani d. Kadangmembebani kadang tidak membebani
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
1 11 15 23
2% 22% 30% 46%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 2% responden menyatakan dampak pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera terhadap aktivitas sehari-hari santri adalah sangat membenami, sedangkan sedangkan 22% responden menyatakan membebani, sedangkan
sebanyak
30%
responden
menyatakan
tidak
membebani,
sedangkan sebanyak 46% responden menyatakan dampak beban materi pendidikan agama terhadap aktivitas sehari-hari santri kadang membenani kadang tidak membebani. Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan materi pendidikan agama yang ditekankan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
47
Table 11 Materi Pendidikan Agama yang Ditekankan Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No soal
7
pilihan
Frekuensi
Prosentase
a. Fikih
2
4%
b. Al-qur’an
28
56%
c. Akidah Akhlak
2
4%
d. Lain-lain
18
36%
50
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang di tekankan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah fikih, sedangkan sebanyak 56% responden menyatakan Al-qur’an , sedanglan 36 responden menyatakan materi yang ditekankan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah lainlain. Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan kitab-kitab yang dimiliki oleh para santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Table 12 Kitab-kitab Pendidikan agama yang dimiliki Para santri Di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera No soal
pilihan a. Memiliki semua
8
b. Memiliki sebagian c. Tidak memiliki
Frekuensi 12 37 0 1
d. Masa bodoh Jumlah
50
Prosentase 24% 74% 0% 4% 100%
48
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 24% responden menyatakan memiliki semua kitab-kitab pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, menyatakan memiliki sebagian,
sedangkan 74% responden
sedangkan sebanyak 4%
responden
menyatakan masa bodoh, sedangkan yang menyatakan tidak memiliki kitabkitab yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak ada. Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Table 13 Tingkat Penguasaan Memberikan Materi Pendidikan agama Di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera No Soal
Pilihan a. Baik sekali b. Baik
9
c. Cukup baik
Frekuensi 14 28 8 0
d. Kurang baik Jumlah
50
Prosentase 28% 56% 16% 0% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 28% responden menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama di Pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah baik sekali, sedangkan senbanyak 56% responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 16% responden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama kurang baik tidak ada.
49
3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegaitan pembelajaran pendidikan agama. Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan pada karakteristik abstrak perbuatan guru-siswa dalam peristiwa belajar aktual tertentu.4 Startegi yang berarti “Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus” adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pembelajaran (tujuan, bahan, metode, alat dan evaluasi). Dengan kata lain strategi mengajar adalah taktik yang digunakan dalam melaksanakan / praktek mengajar di kelas. Nilai guna yang didapat bagi guru adalah agar tercapainya tujuan melalui kegiatan yang terprogram.5 Strategi pembelajaran pendidikan. Agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar tujuan pendidikan agama tercapai yaitu dengan cara mengejar kurikulum yang telah disepakati yakni kurikulum alAzhar Mesir serta kurikulum pemerintah yang merupakan kurikulum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Selain itu strategi yang diupayakan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah dengan cara santri melakukan penghafalan secara sendiri terhadap materi pembelajran yang telah diberikan, hal ini dimaksudkan agar pelajaran yang telah diberikan oleh para guru tidak cepat hilang serta tidak cepat lupa, ibarat otak manusia itu diumpamakan seperti komputer yang dapat menyeimpan file dan file tersebut tidak akan hilang jika telah disimpan di dalam komputer, dan ketika sewaktuwaktu file tersebut dibutuhkan, ia dapat dibuka kembali kapanpun jika diperlukan, maka demikian halnya dengan otak manusia yang dapat menyimpan banyak memori pelajaran dan mencari pelajaran itu akan akan tersimpan dengan baik jika telah dihafal. Maka jika jika sewaktu-waktu memori tersebut diperlukan ia dapat dipanggil kemabali.
4 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-12, h. 22. 5 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan…, hal. 91
50
Di Pondok Pesntren At-Taqwa Pusat Putera para santri dibiasakan dengan diberikan materi pelajaran yang bersifat hafalan seperti menghafal al-fiyah, alQur’an hadis dan materi-materi hafalannya. Selain itu mereka diwajibkan untuk mengkuti ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pokok bahasa, sedangkan untuk ta’bir atau pemahaman tentang yang apa yang telah mereka hafal, sepenuhnya
diserahkan
kepada
masing-masing
santri
sesuai
tingkat
kemampuan mereka. Sebab jika mereka telah dapat menghafal nateri yang telah diberikan, mereka akan lebih mudah dalam mehami dan menguasai materi pelajran yang diberikan. Strategi lain yang di gunakan di pondok pesantren At-Taqwa pusat putera adalah dengan cara mendatangkan tenaga baru (Guru) dari luar yang baru datang dari luar negri. Karena mereka memiliki pengelaman ketika ia belajar di luar negri, strategi ini bertujuan agar para santri lebih ber semangat serta lebih giat lagi dalam belajar dan tidak menjadi bosan dalam belajar karena adanya guru baru tersebut, kehadiran guru baru tersebut setidaknya akan membawa suasana baru dalam kegiatan dalam pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera. Para guru baru tersebut tidak lain adalah merupakan alumni Pondok Pesantren At- Taqwa pusat putera sendiri ketika tamat belajar di pondok pesantren At- Taqwa pusat putera mereka melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi seperti kuliah di Luar Negeri antara lain ke Mesir, Malaisia, Sudan serta Negara Timur Tengah lainnya. Maka ketika mereka menyelesaikan masa studinya dan kembali pulang ke Indonesia biasanya pihak pengelola Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera mencoba mereka dengan memasukan mereka sebagai tenaga pengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera. Sedangkan untuk alumni Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera yang memiliki propesi yang lain di luar propesi guru, seperti menjadi wartawan, dan lain sebagainya. Biasanya sesekali mereka diundang untuk memberikan ceramah atau kursus-kursus singkat yang di tujukan kepada para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Hal ini di maksutkan agar para
51
santri memiliki bekal yang memadai sehinga jika kelak mereka telah lulus dan kembali
kemasyarakat,
mereka
mempunyai
bekal
pengetahuan
dan
keterampilan yang cukup memadai. Strategi lain yang digunakan di pondok pesantren At- Taqwa Pusat Putera yaitu dengan melakukan studi banding ke beberapa Pondok Pesantren di Indonesia hal ini dimaksutkan agar para santri memiliki wawasan dan pengalaman yang cukup luas. Selain itu para santri dapat saling bertukar informasi dan pengalaman demi kemajuan pendidikan yang di cita-citakan.6 Selain itu strategi pembelajaran pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar materi pembelajaran sampai ketujuan adalah dengan melalui pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) di mana santri dituntut memgang peranan dan lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan guru hanya menyediakan atau menciptakan kondisi pembelajaran santri secara terencana dan baik. Sedangkan metode pengajaran pendidikan agama yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera yaitu menggunakan dua bentuk metode (a) Metode Pendidikan Tradisional, (b) Metode Pendidikan Modern. a. Metode Pendidikan Tradisional Metode pendidikan tradisional yaitu merupakan bentuk-bentuk metode pengajaran yang masih menggunakan cara-cara tradisional seperti bandongan, sorongan, wetonan, serta metode-metode tradisional lainnya. Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera metode pengajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama, selama ini menggunakan metode bandongan di mana pengertian dari metode bandongan itu sendiri adalah kiai membaca dan memberi makna apa yang ada dalam kitab kuning, kemudian para santri memberi makna sesuai dengan apa yang disampaikan oleh kiai.7 Sedangkan pelaksanaan metode bandongan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera untuk kelas-kelas 6
Nurul Anwar, Wawancara Pribadi. M. Masyhur Amin dan M. Nasikh Ridwan, K.H. Zaini Mu’nim (Pengabdian dan Karya Tulisnya), (Yogyakarta : LKPSM, 1996), Cet. Ke- 1, h. 133. 7
52
dasar seperti tingkat Madrasah Tsanawiyah, metode bandongan diberikan dengan cara guru yang membaca sekaligus memberi makna dari kitab atau buku pelajaran yang berbahasa Arab, setelah itu kemudian ia terangkan maksud bacaannya, sedangkan santri hanya memperhatikan kitab/bukunya sendiri, membuat catatan-catatan (baik arti dan keterangan) tentang kata atau kalimat yang sulit, sebelum kegiatan pembelajaran berakhir biasanya guru melakukan pengetesan (post-test) dengan cara meminta salah seorang santri untuk membaca kembali pelajaran atau kitab yang telah dipelajari sebelumnya tadi, Evaluasi di akhir satuan pelajaran ini adalah semacam alat untuk mengadakan kontrol atau penilaian sampai di mana penguasaan atau penerimaan murid terhadap pelajaran yang baru saja diberikan. Sedangkan pelaksanaan metode bandongan untuk tingkat Madrasah Aliyah khususnya jurusan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Adalah dengan cara santri yang membaca kitab atau buku pelajaran berbahasa Arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa Indonesia, Sedangkan guru hanya sebatas menerangkan saja dari apa yang telah dibaca oleh santri tersebut. Hal ini dapat dilakukan karena pada malam sebelumnya santri sudah mempersiapkan terlebih dahulu dengan cara mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajari/diberikan esok hari dengan bermudzakarah bersama teman-temannya, sedangkan pengertian mudzakarah itu sendiri adalah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang secara khusus membahas masalah diniyah seperti ibadah (ritual) dan aqidah (teologi) serta masalah agama pada umumnya.8 Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera para santri ketika malam hari melakukan mudzakarah/berdiskusi yang mereka lakukan dengan cara duduk di depan asrama masing-masing dengan diawasi oleh para guru asuh yang bertujuan untuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran untuk esok hari. b. Metode Pendidikan Modern. Metode pendidikan modern, yaitu suatu cara penyampaian pelajaran dengan cara-cara modern. Metode pengajaran pendidikan agama yang 8
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan…, hal. 157
53
digunakan oleh para guru yang mengajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera saat ini telah memakai metode pengajaran modern antara lain terdiri dari metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,9 Metode pemberian tugas (resitasi) serta berbagai macam metode lain yang terdapat dalam teori dan prosedur pendidikan. Metode-metode
ini
digunakan
secara
bervariasi
sehingga
akan
membangkit” rasa kebosan santri dalam mengikuti pelajaran. Selain itu penggunaan metode-metode modern tersebut dimaksudkan agar pelajaranpelajaran yang sedang diberikan dapat lebih cepat mengenai sasaran. Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan cara guru dalam menjelaskan materi pendidikan agama dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Tabel 14 Cara Guru Menjelaskan Materi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No Soal
10
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
a. Sangat menarik
6
12%
b. Menarik
37
74%
c. Kurang menarik
5
10%
d. Membosankan
2
4%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 12% respoden menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat menarik, sendangkan sebanyak 74% responden menyatakan menarik, sedangkan sebanyak 10% respoden menyatakan kurang menarik, sedangkan sebanyak 4% respoden menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera membosankan. 9
Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.
54
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Tabel 15 Cara Guru dalam Menyampaikan Materi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
11
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
a. Baik Sekali
10
20%
b. Baik
31
62%
c. Cukup Baik
9
18%
d. Kurang Baik
0
0%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 20% responden menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama kepada santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah baik sekali, sedangkan sebanyak 62% respoden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 18%
respoden menyatakan
cukup
baik,
sedangkan
responden
yang
menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera kurang baik tidak ada. Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini
55
Table 16 Metode yang Digunakan Guru dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No Soal
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
24
48%
b. SorongandanWetonan
2
4%
c. Diskusi
8
16%
d. Lain-lain
16
32%
50
100%
a. Ceramah dan Tanya Jawab 12
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 48% responden menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah ceramah dan tanya jawab, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama lainlain. Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan metode yang paling disukai oleh para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 17 Metode Pendidkan Agama yang Paling Disukai Santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
13
Jumlah
Pilihan a. Ceramah b. Sorongan dan Wetonan c. Diskusi d. Lain-lain
Frekuensi
Prosentasi
8
16%
4 27 11 50
8% 54% 22% 100%
56
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 16% responden menyatakan metode pendidikan agama yang paling disukai santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah metode ceramah, sedangkan sebanyak 8% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 54% responden menyatakan disukai, sedangkan sabanyak 22% menyatakan metode pengajaran pendidikan agama yang paling disukai satri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera lain-lain.
4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Proses pembelajaran pendidikan adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pendidikan.10 Proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dimulai setelah Salat Subuh berjama’ah selesai dilakukan, bertempat di masjid, para santri duduk bersama di kelas masing-masing dengan membentuk lingkaran (halaqah) untuk mengikuti pengajian pagi. Pengajian pagi dipimpin oleh K.H. Nurul Anwar Lc, selaku pimpinan umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera atau pengauh Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera yaitu al-Ustad H. Rodjuddin Bashroh Lc, yang duduk di tengah para santri untuk memimpin pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an secara bersama (tadarus), setelah pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an selesai beliau baca, kemudian para santri mengikuti secara bersama-sama, setelah itu santri yang bertugs untuk menerjemahkan dan menafsirkan kandungan ayat yang telah dibaca
tadi,
tampil ke depan
secara
bergantian untuk
menerjemahkan dan menafsirkan ayat yang telah dibaca tersebut. Setelah itu barulah K.H. Nurul Anwar atau pengasuh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera yaitu al-Ustadz H. Rodjuddin Bashroh Lc. Menjelaskan maksud atau memberi keterangan tentang isi kandungan ayat yang telah dibaca tadi. Proses 10
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997), Cet, Ke-1, h. 19.
57
pembelajaran semacam ini, berlangsung selama satu jam yaitu pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB. Pengajian pai ini dilaksanakan setiap pagi hari setelah Salat Subuh selesai dilaksanakan, mulai dari hari Selasa pagi sampai dengan hari Jum’at pagi. Setelah itu para santri melakukan Salat Duha berjama’ah yang mereka lakukan menjelang pukul 07.00 WIB. Sedangkan proses pembelajaran pendidikan agama yang dilaksanakan secara kurikuler (di Madrasah) dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur (Minggu) yang dimulai dari pagi hari dari pukul 07.30. s/d 12.00 WIB. Kemudian dilanjutkan kembali pada siang hari dari pukul 13.30 s/d 15.30 WIB. Setelah sebelumnya para santri terlebih dahulu melakukan Salat Zuhur berjama’ah di masjid Jami’ At-Taqwa serta istirahat sejenak untuk makan siang yang telah disediakan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dengan cara mengambilnya di dapur umum yang terletak di belakang asrama. Proses pembelajaran pendidikan agama dilanjutkan kembali pada malam hari dari pukul 18.30 s/d 22.00 WIB.11 Besok paginya para santri kembali melakukan aktivitas yang sama. Kegiatan tersebut dilakukan santri secara terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung kecuali hari libur (Minggu), di mana pada setiap hari libur (minggu). Ketika hari libur para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera mempergunakannya dengan beristirahat di kamar, selain itu ada juga santri yang bersantai sambil menonton televisi atau mendengarkan musik, serta ada juga santri yang mempergunakannya dengan berolah raga, mencuci pakaian, serta ada pula santri yang mempergunakannya untuk pulang kerumah mereka. Berikut ini secara lengkap jadwal kegiaran santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dari mulai mereka bangun tidur sampai mereka tidur kembali dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
11
Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.
58
Tabel 18 Jadwal Aktivitas Keseharian Santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera NO
PUKUL
KEGIATAN
1
04.00-04.30 WIB
Salat Tahajjud
2
04.30-05.00 WIB
Salat Subuh Berjama’ah
3
05.00-06.00 WIB
Pengajian Al-Qur’an
4
06.00-07.00 WIB
Mandi Pagi & Sarapan Pagi
5
07.00-07.30 WIB
Salat Dhuha di Masjid Jami’ At-Taqwa
6
07.30-12.00 WIB
Sekolah Pagi
7
12.00-13.30 WIB
Salat Zuhur Berjama’ah & Makan Siang
8
13.30-15.30 WIB
Sekolah Siang
9
15.30-16.00 WIB
Salat Asar Berjama’ah
10
16.00-16.30 WIB
Olah Raga
11
16.30-17.00 WIB
Mandi sore dan Makan sore
12
17.00-18.00 WIB
Membaca Salawat di Masjid
13
18.00-18.30 WIB
Salat magrib Berjama’ah
14
18.30-19.30 WIB
Sekolah Malam
15
19.30-20.00 WIB
Salat Isya Berjama’ah
16
20.00-22.00 WIB
Mudzakarah
17
22.00-04.00 WIB
Istirahat & Tidur Malam
Proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera sangat dibantu dengan proses pembelajaan yang dilakukan oleh santri secara langsung seperti untuk praktek ilmu-ilmu kesantrian, para santri mempunyai kegiatan sendiri, seperti kegiatan pembacaan ratib al-haddad yang dilaksanakan setiap malam Jum’at, Salat Tasbih yang dilakukan setiap malam Jum’at, puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis, serta bentuk-bentuk kegiatan lainnya yang secara umum dapat menunjang keberhasilan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera.
59
Selain itu proses pembelajaran pendidikan aama di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera bersifat pembentukan kepribadian santri. Selain mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan aama di kelas. Para santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat pembentukan kepribadian seperti mengikuti kegiatan muhadharah yang rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu. Sedangkan pengertian dari muhadharah adalah merupakan forum tempat santri melatih diri berpidato di depan umum, di sini santri dilatih bagaimana mudah dapat ditangkap oleh para pendengar, di forum ini mereka dibina dan dilatih untuk menjadi da’i yang berkualitas. Selain itu proses pembelajaran pendididkan agama di pondok pesantren At- Taqwa pusat putera bersifat pratek, para santri di pondok pesantren AtTaqwa pusat putera tidak hanya di berikan mata palajaran yang bersifat teoris saja tetapa juga diberikan pelajaran yang bersifat praktek. Seperti santri berkomonikasi dengan menggunakan bahasa arab atau bahasa inggris. Selain itu para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera jaga barlatih pidato dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris pada saat kegiatan muhadarah berlangsung. Hal hal inilah yang tentunya membekas dikalangan pribadi santri pondok pesantren At- Taqwa pusat putera. Selain itu untuk meningkat kan kualitas pendidikan agama santri, proses pembelajaran pendidikan agama di pondok pesanren At-Taqwa pusat putera selain di laksanakan secara intrakurikuler dan juga dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler agama ini dilaksanakan ketika jam pelajaran kulikuler selesai atau ketika hari libur keagamaan. Seperti menjelang hari besar Islam di Pondok Pesantre At- Taqwa Pusat Putera diselenggarakan berbagai acara peringatan hari besar islam (PHBI), antara lain para Santri mengikuti kegiatan peringatan Maulut Nabi Muhammad SAW., para santri juga memperingati peringatan Isra’ Mi’raj’ Nabi Besar Muhammad SAW., para santri juga mengikuti pekan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) antara santri, serta berbagai macam bentuk kegiatan lainnya. Sedangkan untuk mendukung
60
penambahan jam belajar pendidikan agama, Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera juga mengadakan berbagai macam program tambahan yang sifatnya religi seperti kegiatan, berkurban pada hari Idul Adha, i’tikaf di masjid At-Taqwa menjelang sepuluh hari puasa ramadhan, serta mengikuti kegiatan perkemahaan pramuka. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagian besar dkordinir oleh organisasi intra sekolah (OSIS) yang bernama Persatuan Pelajar At-Taqwa (PPA) serta dewan ambalan pramuka yang memiliki struktur kepengurusan dan terdiri dari berbagai bidang yang memiliki struktur kepengurusan dan terdiri dari berbagai bidang yang memiliki macam program kegiatan di bawah bimbingan bagian kesiswaan MTs dan MA At-Taqwa Pusat Putera yaitu Ustadz H. Rodjuddin Bashroh, Lc. Dan Ustadz Nasruddin Natsir, S. Ag. Sedangkan untuk seragam sekolah santri sehari-hari dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan agama yang dilaksanakan dari mulai pagi hari sampai dengan malam hari dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 19 Seragam Sekolah MA At-Taqwa Pusat Putera Ujungharapan Bahagia NO
HARI Senin Pagi
SERAGAM SEKOLAH Memakai baju putih lengan panjang, celana panajng warna hitam, peci hitam, sepatu dari warna hitam.
1.
2.
Senin Siang
-
Senin Malam
Memakai baju kokoh, kain sarung, serta berpeci.
Selasa Pagi
Memakai baju putih lengan panjang, celana panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi warna hitam.
61
Selasa Siang
-
Selasa Malam
Memakai baju kokoh, kain sarung, berpeci.
Rabu Pagi
Memakai baju putih lengan panjang, celana panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi warna hitam.
3.
Rabu Siang
Memakai baju kokoh, celana panjang warna hitam, berpeci.
Rabu Malam
Memakai baju kokoh, kain sarung, berpeci.
Kamis Pagi
Memakai baju putih lengan panjang, celana panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi warna hitam.
4. Kamis Siang
Memakai baju kokoh, celana panjang warna hitam, berpeci.
5.
Jum’at Pagi
6.
Sabtu Pagi
Baju Gamis Panjang warna putih, peci haji warna putih. Memakai baju pramuka, celana pramuka, sepatu, peci hitam.
Berikut ini penulisan sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
62
Table 20 Kesempatan yang diberikan Oleh Guru Untuk Bertanya Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
14
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
a. Sering sekali
27
54%
b. Sering
20
40%
c. Jarang
3
6%
d. Tidak Pernah
0
0%
50
100%
Jumlah
Dari tebel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 54% responden menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 40% responden menyatakan sering, sedangkan sebanyak 6% responden menyatakan jarang, sedangkan responden yang menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru
utnuk
bertanya tidak pernah tidak ada. Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan frekwensi pemberian tugas dalam proses pembelajaran pendidikan agama oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Table 21 Frekwensi Pemberian Tugas Oleh Guru di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal 15
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
a. Sering sekali
2
4%
b.Sering
19
38%
c. Jarang
29
58%
0
0%
50
100%
d.Tidak pernah sama sekali Jumlah
63
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden menyatakan frekwensi pemberian tuga oleh guru dalam proses pemebelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan sering, sedangkan sebanyak 58% menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya tidak pernah sama sekali tidak ada. Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan peraturan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Table 22 Peraturan yang diterapkan dalam Proses Pembelajaran Pendidika Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
16
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
a. Sangat ketat
6
12%
b. Ketat
30
60%
c. Tidak ketat
1
2%
d. Biasa-biasa saja
13
26%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 12% responden menyatakan peraturan yang diterapkan dalam proses pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat ketat, sedangkan sebanyak 60% responden menyatakan ketat, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak ketat, sedangkan sebanyak 26% responden menyatakan biasa-biasa saja. Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan suasana belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
64
Table 23 Suasana Belajar Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
Pilihan
17
Frekuensi
Prosentasi
a. Kondusif
21
42%
b. Kurang Kondusif
15
30%
c. Menyenangkan
13
26%
d. Membosankan
1
2%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 42% responden menyatakan bahwa suasan belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera menyatakan
kurang
kondusif, sedangkan kondusif,
sebanyak 30% responden
sedangkan sebanyak
26%
reseponden
menyatakan menyenangkan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan membosankan. Sedangkan tanggapan satri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan kegiatan santri ketika guru memberikan materi pendidikan agama id Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Table 24 Sikap Santri Ketika Guru Memberikan Materi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
4
8%
Memperhatikan
44
88%
c. Biasa-biasa saja
11
2%
d. Masa bodoh
1
2%
50
100%
a. Sangat memeperhatikan 18
Jumlah
b.
65
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 8% responden menyatakan sikap santri ketika guru memberikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat memperhatikan, sedangkan sebanyak 88% responden menyatakan memperhatikan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan masa bodoh. Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan ketika guru yang mengajar tidak hadir mengajar di kelas dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 25 Kegiatan yang dilakukan Santri Ketika Guru Tidak Hadir Mengajar Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
19
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
a. Belajar sendiri
16
32%
b. Belajar kelompok
11
22%
c. Bermain
0
0%
23
46%
50
100%
d. Kadang belajar kadang bermain Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebayak 32% responden menyatakan kegiatan santri ketika guru tidak hadir mengajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera belajar sendiri, sedangkan sebanyak 22% responden menyatakan belajar kelompok, sedangkan responden yang menyatakan kadang belajar kadang bermain.
66
5. Sarana Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Sarana adalah merupakan alat yang secara langsung digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.12 Sedangkan sarana pendidikan agama adalah alat yang secara langsung digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan agama. Sarana pendidikan agama yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera antara lain terdiri dari sarana fisik seperti papan tulis, kapur tulis, penhapus, white board,13 Selain itu terdapat sebuah masjid yang cukup besar yang memiliki daya tampung sekitar seribu jama’ah yang menjadi pusat kegiatan santri, sehari-hari mesjid tersebut digunakan untuk kegiatan ibadah seperti salat berjama’ah, membaca al-Qur’an,
muhadharah,
ratib al-haddad, dan
kegaitan-kegiatan santri lainnya. Selain itu terdapt pula sebuah aula berguna yang digunakan untuk kegiatan santri serta untuk acara-acara pondok, seperti lomba musabaqoh tilawatil qur’an (MTQ), acara malam seni santri, halal bihalal, pengajian wali santri, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat asrama yang cukup besar yagn berfungsi sebagai tempat tinggal santri serta tempat santri belajar di luar kelas, di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera saat ini sudah dilengkapi dengan labotarium Bahasa, Fikih, IP dan Komputer yang cukup memadai yang seharui-hari dipergunakan sebagai tempat praktek santri, di samping itu terdapat pula sarana penunjangan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera seperti adanya berbagai macam unit-unit keigatan santri yagn dibentuk sebagai wadah para santri dalam mengembangkan bakat dibidang seni dan ketrampilan. Berikut ini daftar unit kegiatan santri dan kegiatan ekstrakurikuler serta beberapa jadwal kegiatan mereka. a. LIQA
: Lembaga Ilmu Al-Qur’an.
b. LQKA
: Lembaga Qira’atul Kutub.
c. LBAA
: Lembaga Bahasa Arab At-Taqwa.
12
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-1, h.
13
Nurut Anwar, Wawancara Pribadi
51.
67
d. LBIA
: Lembaga Bahasa Inggris At-Taqwa.
e. LKA
:Lembaga kmputer at- Taqwa
f.
:Lembaga jurnalistik At- Taqwa
LJA
g. LEKDA
:Lembaga retorika Dakwah At- Taqwa
h. Labolatorium Fikih, Bahasa, Kimia i.
Sanggar Keterampilan dan Kaligrafi
j.
Marching band & Marawis
k. Kepramukaan
Table 26 Jadwal Kegiatan Ektrakurikuler Santri Di podok PesantrenAt- Taqwa Pusat Putera NO.
KEGIATAN
HARI
JAM
1
Marching Band
Senin & Jum’at
15.30 s/d 17.30
2
Marawis
Selasa & Rabu
15.30 s/d 17.31
3
Kaligrafi
Kamis
15.30 s/d 16.30
4
Pramuka
Sabtu
13.30 s/d 16.30
5
Muhadharah
Sabtu
10.25 s/d 12.00
6
LIQA, LQKA, LBAA dsb
Jum’at
19.30 s/d 22.00
68
Tabel 27 Jadwal Laboratorium Bahasa Madrasah Aliyah At-Taqwa Pusat Putera KELAS WAKTU
HARI
IA
IB
IIA
IIB
III IPS
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
KET
Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan sarana pendidikan agama yang tersedia dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Table 28 Sarana Pendidikan Agama yang Tersedia di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
20
a. Sangat memadai
2
4%
b. Memadai
28
56%
c. Kurang memadai
19
38%
d. Tidak memadai
1
2%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden menyatakan sarana pendidikan agama yang tersedia di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera memadai, sedangkan sebanyak 56% responden menyatakan memadai, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan kurang memadai, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak memadai.
69
6. Evaluasi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Evaluasi pendidikan Agama ialah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama. Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan.14 Sistem evaluasi pendidikan agama yang diterapkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, terdiri dari dua bentuk evaluasi, yiatu bentuk evaluasi pondok dan bentuk evaluasi negeri yang dilaksanakan pada setiap dua semester. Untuk evaluasi pondok dilaksanakan dalam dua bentuk evaluasi, yaitu bentuk tes secara lisan (syafahi) serta bentuk tes secara terrtulis (tahriri).15 Evaluasi secara lisan dilaksanakan lebih awal sebelum evaluasi secara tertulis dilaksanakan, yang teknis pelaksanaanya adalah dengan tanya jawab antara penguji dalam hal ini adalah guru yang ditunjuk sebagai penguji dan santri sebagai peserta ujian. Di mana materi evaluasi secara lisan terdiri dari materi pelajaran bahasa Arab, bahasa Inggris, qira’atul kutub serta materi kema’hadan atau ilmu kemasyarakatan, seperti memimpin ratib al-haddad, dan lain sebagainya. Pada saat evaluasi secara lisan berlangsung kewajiban santri adalah menjawab
setiap
pertanyaan
yang
disampaikan
oleh
penguji
dan
mempraktekkan apa yang diujikan, seperti membaca kitab kuning berikut terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia atau membaca dan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Arab dan bahasa Inggris. Pelaksanaan ujian llisan/tes lisan dilaksanakan di dalam ruangan kelas dengan berhadap-hadapan antara penguji dan santri, jarak mereka hanya dibatasi satu meja yang terletak di depan penguji. Sedangkan untuk tertibnya pelaksanaan evaluasi secara lisan para santri diujikan berdasarkan nomor urut absentasi mereka atau melalui nomor ujian yang telah diberikan oleh pihak panitian ujian.
14 15
Zuhairini, Methodik…, hal. 154 Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.
70
Sedangkan untuk soal-soal evaluasi secara tulisan, soal-soalnya dibuat sendiri oleh pihak Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera di mana soal-soal tersebut dibuat olah para guru bidang studi pendidikan agama dan diujikan pada saat ujian pondok dilaksanakan. Sedangkan untuk materi soal-soal ujian, dibuat dengan mengacu kepada kurikulum Timur Tengah (al-Azhar) yang merupakan kurikulum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Bentuk soal yang dibuat untuk evaluasi pondok dibuat dengan bentuk tes uraian (tes essay) hal ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan santri dalam menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan untuk pelaksanaan untuk ujian pondok. Setiap tahunnya pihak Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera membentuk sembuah kepanitiaan yang terdiri dari guru bidang studi yang bertugas menangani pelaksanaan ujian pondok ini, dari mulai persiapan dengan pelaksanaan ujian pondok ini selesai dilaksanakan. Sedangkan untuk pelaksanaan evaluasi/ujian negeri soal-soalnya diambil langsung dari negara dalam hal ini Departemen Agama. Teknis pelaksanaan evaluasi negeri pelaksanaannya sama seperti pelaksanaan evaluasi pondok di mana pelaksanaan ujian negeri ini ditangani oleh sebuah kepanitian yang diangkat dan bertanggung jawab kepada masing-masing kepala madrasah baik Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah. Ujian negeri ini dilaksanakan dalam dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi secara tertulis dengan format soal mengikuti format yang ditetapkan oleh Departemen Agama yang bentuk soalnya terdiri dari tes pilihan ganda (multiple choice) yang dilengkapi pula dengan tes Essay, serta evaluasi secara praktek yang materi evaluasinya terdiri dari praktek ibadah dan pendidikan jasmani dan kesehatan. Secara umum evaluasi yang dilaksanakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera terdiri dari evalasi formatif dan evaluasi sumatif. Berikut ini penulis sajikan pendapat santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan sistem evaluasi pendidikan agama yang
71
diterpkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Tabel 29 Sistem Evaluasi dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera No. Soal
21
Pilihan
Frekuensi
Prosentasi
a. Baik
1
68%
b.
Tidak Baik
0
0%
c. Sangat Baik
34
32%
d. Biasa Saja
0
0%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak 68% responden menyatakan sistem evaluasi dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah baik, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan sangat baik, sedangkan responden yang menyatakan sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera tidak baik dan biasa saja tidak ada.
C. Analisis Data Hasil Angket Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 38 orang santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi, maka penulis dapat menganalisis dan memberikan interpretasi hasil angket sebagai berikut: Tabel 30 Kategori Penilaian No
Prosentase
Penafsiran
1
80 – 100%
Tinggi
2
60 – 80 %
Cukup
3
40 – 60 %
Sedang
4
20 – 40 %
Rendah
72
Dilihat dari sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera sebanyak 18% responden menyatakan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan sangat baik, sedangkan senanyak 64% responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 18% responden menyatakan kurang baik, sedangkan responden yang menyatakan sistem pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera tidak baik tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera sudah cukup baik. ( lihat table 05 hal. 35) Sedangkan dilihat dari kurukulum pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, sebanyak 26% responden menyatakan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat baik, sedangkan sebanyak 54% responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 20% responden menyatakan kurang baik, sedangkan responden yang menyatakan kurikulum pendidikan agama yang di gunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak baik tidak ada, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan agama yang digunakan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. ( lihat table 06 hal. 37 ) Sedangkan dilihat dari tingkat kesukaran materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 6% responden menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat sukar, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan biasa-biasa saja, sedangkan sebanyak 92% responden menyatakan ada yang mudah dan ada yang sukar, sedangkan responden yang menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sangat mudah tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi ada yang sangat mudah dan ada yang sangat sukar. ( lihat table 07 hal. 44) Sedangkan dilihat dari tingkat kegemaran santri terhadap materi yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 22%
73
responden menyatakan suka sekali terhadap materi-materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sedangkan sebanyak 64% responden menyatakan suka, dan sebanyak 14% menyatakan biasabiasa saja, sedangkan responden yang menyatakan tidak suka terhadap materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi cukup suka dengan materi-materi pendidikan agama yang diajarkan. ( lihat table 08 hal. 44) Sedangkan dilihat dari tanggapan santri terhadap jumlah materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 42% responden menyatakan jumlah materi pendidikan yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi terlalu banyak, sedangakan sebanyak 48% responden menyatakan banyak, sedangkan sebanyak 10% responden menyatakan sedang, sedangkan responden yang menyatakan jumlah materi pendidikan agama yang diajarkan sedikit tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi jumlahnya cukup banyak ( lihat table 09 hal. 45 ) Sedangkan dilihat dari dampak materi pendidikan agama yang diajarkan, sebanyak 2% responden menyatakan dampak pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi terhadap aktivitas sehari-hari santri adalah sangat membenami, sedangkan sedangkan 22% responden menyatakan membebani, sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan tidak membebani, sedangkan sebanyak 46% responden menyatakan dampak beban materi pendidikan agama terhadap aktivitas sehari-hari santri kadang membebani kadang tidak membebani. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dampak materi pendidikan agama yang di ajarkan di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera Bekasi terhadap aktivitas santri sehari-hari kadang membebani dan kadang tidak membebani. ( lihat table 10 hal. 46)
74
Dilihat dari materi pendidikan agama yang sangat di tekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 4% responden menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang di tekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah fikih, sedangkan sebanyak 56% responden menyatakan Al-qur’an, sedanglan 36 responden menyatakan materi yang ditekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar materi yang ditekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah al-qur’an. ( lihat table 11 hal.47) Sedangkan dari kitab-kitab untuk pendidikan agama yang dimiliki santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 24% responden menyatakan memiliki semua kitab-kitab pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sedangkan 74% responden menyatakan memiliki sebagian, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan masa bodoh, sedangkan yang menyatakan tidak memiliki kitab-kitab yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi cukup memiuliki sebagian kitab-kitab untuk pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi. (lihat table 12 hal. 47) Sedangkan dilihat dari tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 28% responden menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah baik sekali, sedangkan senbanyak 56% responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 16% responden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama kurang baik tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi. ( lihat table 13 hal. 48)
75
Sedangkan dilihat dari cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 12% respoden menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat menarik, sendangkan sebanyak 74% responden menyatakan menarik, sedangkan sebanyak 10% respoden menyatakan kurang menarik, sedangkan sebanyak 4% respoden menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi membosankan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara guru dalam menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup menarik. ( lihat table 14 hal. 53) Sedangkan dilihat dari cara guru menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 20% responden menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama kepada santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah baik sekali, sedangkan sebanyak 62% respoden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 18% respoden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera Bekasi kurang baik tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara guru menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. (lihar table 15 hal. 54) Sedangkan
dilihat dari metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 48% responden menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah ceramah dan tanya jawab, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama lain-lain. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa sebagian metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah metode ceramah dan tanya jawab. ( lihat table 16 hal. 55 )
76
Sedangkan dilihat dari dari metode pengajaran yang paling disukai santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 16% responden menyatakan metode pendidikan agama yang paling disukai santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah metode ceramah, sedangkan sebanyak 8% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 54% responden menyatakan disukai, sedangkan sabanyak 22% menyatakan metode pengajaran pendidikan agama yang paling disukai satri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi lain-lain. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa metode yang paling disukai santrei Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sebagian besar adalah metode diskusi. (lihat table 17 hal. 55 ) Sedangkan dari kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 54% responden menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 40% responden menyatakan sering, sedangkan sebanyak 6% responden
menyatakan
jarang,
sedangkan
kesempatan yang diberikan oleh guru
responden
yang
menyatakan
utnuk bertanya tidak pernah tidak ada.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian guru di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sering memberikan jesempatan kepada santri dalam proses pembelajaran pendidikan agama. ( lihat table 20 hal. 62) Sedangkan dilihat dari frekuensi pemberian tugas oleh guru dalam proses pembelajaran pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 4% responden menyatakan frekuensi pemberian tuga oleh guru dalam proses pemebelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan sering, sedangkan sebanyak 58% menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya tidak pernah sama sekali tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian guru di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi jarang melakukan pemberian tugas kepada santri dalam proses pembelajaran pendidikan agama. ( lihat table 21 hal. 62 )
77
Sedangkan dilihat dari peraturan yang diterapkan di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 12% responden menyatakan peraturan yang diterapkan dalam proses pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat ketat, sedangkan sebanyak 60% responden menyatakan ketat, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak ketat, sedangkan sebanyak 26% responden menyatakan biasa-biasa saja. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa peraturan yang cukup ketat di terapkan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi. ( lihat table 22 hal. 63 ) Sedangkan dilihat dari suasana belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 42% responden menyatakan bahwa suasan belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi kondusif, sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan kurang kondusif, sedangkan sebanyak 26% reseponden menyatakan menyenangkan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan membosankan. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa sebagian besar suasana belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah kondusif. (lihat table 23 hal. 64) Sedangkan dilihat dari sikap santri ketika guru sedang memberikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 8% responden menyatakan sikap santri ketika guru memberikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat memperhatikan, sedangkan sebanyak 88% responden menyatakan memperhatikan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan masa bodoh. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sikapnya sangat memperhatikan ketika guru sedang memberikan materi agama. ( lihat table 24 hal. 64) Sedangkan dilihat dari kegiatan santri ketika guru pendidikan agama tidak hadir mengajar di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 32% responden menyatakan kegiatan santri ketika guru tidak hadir mengajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi belajar 78
sendiri, sedangkan sebanyak 22% responden menyatakan belajar kelompok, sedangkan responden yang menyatakan kadang belajar kadang bermain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi ketika guru tidak hadir di kelas sebagian besar kadang belajar dan kadang bermain. ( lihat table 25 hal. 65) Sedangkan dilihat dari sarana dan prasarana pendidikan agama yang tersedia di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sebanyak 4% responden menyatakan sarana pendidikan agama yang tersedia di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera Bekasi memadai, sedangkan sebanyak 56% responden menyatakan memadai, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan kurang memadai, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak memadai. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana yng tersedia di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sebagian besar memadai. ( lihat table 28 hal. 68) Sedangkan dilihat dari sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 68% responden menyatakan sistem evaluasi dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah baik, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan sangat baik, sedangkan responden yang menyatakan sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak baik dan biasa saja tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem evaluasi pendidikan agama yang di terapkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. ( lihat table 29 hal. 71)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian-uraian tersebut yang membahas tentang “Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqawa Pusat Putera Bekasi” dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi dapat dinilai berjalan dengan cukup baik hal ini terlihat dari : a. Kurikuluim pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah menggunakan kurikulum pemerintah tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum al-Azhar Mesir yang di kolaburasikan menjadi kurikulum pondok serta diajarkan secara bersama, kurikulum pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera sangat ditekankan kepada jurusan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) dimana sebanyak 90% materi pelajarannya yaitu pelajaran agama sedangkan untuk materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera terdiri dari ilmu-ilmu bahasa dan ilmu-ilmu kesantrian. b. Sistem pendidikan agama yang di terapkan di pondok pesantren attaqawa pusat putera adalah sistem klasikal dengan bentuk madrasaah yang terdiri dari tingkat tsanawiyah dan tingkat aliyah dari kelas satu tsanawiyah sampai kelas tiga aliyah dengan masa belajar masingmasing tiga tahun, sedangkan tujuan pendidikan agama di Pondok 79
80
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah mencetak orang-orang yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah serta berilmu. c. Sarana pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren AtTaqwa Pusat Putera antara lain terdiri dari papan tulis, kapur tulis, masjid, laboratorium, gedung serbaguna, dan lain sebagainya. d. Sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera terdiri dari bentuk evaluasi (ujian), ada juga evaluasi pondok dan evaluasi ujian Negara. Untuk ujian pondok dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu ujian lisan (syafahi) dan ujian tulis (tahriri). Sedangkan ujian Negara dilaksanakan dalam dua bentuk ujian tulisan dan ujian praktek seperti: praktek ibadah serta pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes), untuk pelaksanaan ujian tersebut dilaksanakan oleh panitia ujian.
2. Sedangkan upaya yang dilakukan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan, antara lain: a. Menegakkan kedisiplinan secara optimal mbaik kedisiplinan terhadap guru maupun terhadap santri. b. Memberdayakan sumber daya manusia yang ditegakkan secara optimal dengan mendisiplinkan segala aktivitas yang berkaitan denagn belajar. B. Saran Setelah penulis mengamati jalannya pelaksanaan pendidikan agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera serta memperoleh data dari angket yang telah disebar, maka dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk tercapai visi, misi dan tujuab pendidikan di pondok pesantren attaqwa pusat putera hendaknya Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera meningkatkan mutu serta menejmen pengelolaan pendidikan kearah yang lebih baik lagi. 81
2. Untuk mendapatkan pelaksanaan pendidikan yang baik hendaknya para guru yang mengajar betul-betul
memiliki keahlian di bidang masing-
masing serta menguasai metodologi pengajaran. 3. Untuk
mendapatkan pembelajaran yang lebih baik, guru selain
mengajarkan teori hendaknya mempraktekkannya terlebih dahulu. 4. Untuk mendapatkan hasil tujuan yang memuaskan pihak Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi hendaknya melengkapi sarana dan prasarana yang belum dan sudah ada, karena jumlah santri setiap tahunnya terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Nurul.,
Pimpinan
Pondok
Pesantren
At-Taqwa
Pusat
Putera
“Wawancara Pribadi”, (Ujung Harapan: 25 Agustus 2008) Amin, M. Mansyur dan M. Nasikh Ridwan., K.H. Zaini Mu’nim (Pengabdian dan Karya Tulisnya), (Yokyakarta: LKPSM, 1996), cet. Ke-1 Ali, Muhammad., Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), cet. Ke-5 Arief, Armai., Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1, Juli 2002 Arikanto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993) Ashraf, Syed Ali., Konsep Kerja Pendidikan Dalam Pres Islam, Terjemah Drs. Yusra Killun, (Jakarta: Jurnal Keislaman Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, 2000), vol. ke-1, No. 4 Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), cet. Ke-1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. Ke-1 Drajat, Zakiyah., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995) Hadi, Sutrisno., Metodologi Research, (Yokyakarta: Audi Offset, 1992), cet. Ke21, jilid. 2 al-Ibrasyi, Muhammad Athiyah., At-Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Daarul Qoniyah, 1964) Isha, Mansur., Diskursus Pendidikan Islam, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), cet. Ke-1 Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-MA’arief, 1980), cet. Ke-4 ., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. AlMa’arief, 1987), cet. Ke-7 83
an-Nahlawi, Abdurrahman., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989)
Neiloka, Amos., Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Utama, 1986), cet. Ke-1 Nizan, Syamsul., Pengantar Dasar-dasar Pemikir Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), cet. Ke-1 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), cet. Ke-1 Shahab, Salwa., Membina Muslim Sejati, (tt: Karya Indonesia, 1989) Shaleh, Abdul Rachman., Pendidikan Agama dan Keberagamaan, Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000), cet. Ke-1 Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), cet. Ke-1 Usman, M. Basyiruddin., Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-12 Yasmadi,
Modernisasi
Pesantren
“Kritik
Nurcholish
Madjid
Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional”, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1 Zuhairini, Methodik pendidikan Khusus Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983)