PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul EVALUASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI EMPAT SEKOLAH DASAR NEGERI PERCONTOHAN DKI JAKARTA (SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP). Jakarta, 28 Maret 2008 Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang
Drs. Rizal Saiful Haq, M. A. NIP. 780 005 380
Penguji
Drs. Rizal Saiful Haq, M. A NIP. 780 005 380
Sekretaris
Pungki Purnomo, MLIS NIP. 150 295 486
Pembimbing
Ida Farida, MLIS NIP. 150 229 935
ABSTRAK Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan di Empat Sekolah Dasar Negeri Percontohan DKI Jakarta (SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi): Skripsi. Hikmah Irfaniah. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. 85 hal Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), koleksi, pelayanan, dan luas ruangan perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Percontohan yang diteliti telah sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang dikeluarkan oleh Perpustakaaan Nasional RI. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah melalui wawancara dan pengamatan peneliti secara langsung. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengelolaan perpustakaan SDNP komplek IKIP Rawamangun lebih banyak yang tidak sesuai dengan pedoman dalam pengelolaan SDM, pengelolaan lebih banyak yang sesuai dengan pedoman dalam hal koleksi dan pelayanan. Pengelolaan perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 pagi lebih banyak yang tidak sesuai dalam pengelolaan SDM dan koleksi perpustakaan, pengelolaaan lebih banyak yang sesuai dengan pedoman dalam hal pelayanan. Pengelolaan perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 pagi lebih banyak yang tidak sesuai dengan pedoman dalam pengelolaan SDM dan koleksi perpustakaan, pengelolaan lebih banyak yang sesuai dengan pedoman dalam hal pelayanan perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi lebih banyak yang tidak sesuai dengan pedoman dalam pengelolaan SDM, pengelolaan lebih banyak yang sesuai dalam hal koleksi dan pelayanan. Luas keempat ruangan perpustakaan telah sesuai dengan pedoman.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas izin, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan di Empat Sekolah Dasar Negeri Percontohan DKI Jakarta”. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam merampungkan penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Abdul Chair, M.A. 2. Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Hasan Ismail, SH., dan Ibunda Siti Muslimah untuk kasih sayang, do’a, nasihat, juga dukungan moril dan materil yang tiada henti. 3. Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora, yang sekaligus bertindak sebagai penguji pada sidang ujian skripsi, Bapak Drs. Rizal Saiful Haq. 4. Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Bapak Pungki Purnomo, MLIS. 5. Dosen pembimbing, Ibu Ida Farida, MLIS., terimakasih atas waktu, bimbingan, dan arahan yang diberikan kepada penulis selama ini. 6. Dosen-dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya Dosen-dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan dan membuka wawasan baru bagi penulis. 7. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Agus Umar, S. Ag, M. Hum., terimakasih atas dukungan, saran, dan referensi yang bermanfaat yang telah diberikan.
9. Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP Rawamangun, Ibu Tien Yuniarti, S. Pd.; Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi, Ibu Rihana, S. Pd.; Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi, Ibu Zanawati, S. Pd.; dan Kepala Sekolah Dasar Negeri Percontohan Kebon Jeruk 11 Pagi, Bapak Drs. Untung Suwantoro, yang telah mengizinkan enulis melakukan penelitian di seklah yang Bapak/ Ibu pimpin. 10. Petugas perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP Rawamangun, Bapak Dadang Sutrisna, SE.; petugas perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi, Ibu Ani Haryani, SH.; petugas perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi, Bapak Fahrul Rozi;
koordinator dan petugas perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri
Percontohan Kebon Jeruk 11 Pagi, Ibu Nur Habibah dan Ibu Farida, 11. My Lovely Sisters and Brothers: Zulfah Reza, Nur Irfaniah dan Miftah Irfaniah, Ahmad Zaki Irfan dan Fahmi Irfan, yang telah menjadi supporter setia penulis selama ini. Untuk Rifan M. Rusyd yang menjadi penghibur penulis di saat penat. 12. Sahabat-sahabatku di Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2003: Fadhillatul Hamdani, Syuhriah Apriani, Ocha, Lida, Elly, Tasya, Mita, Andien, Mulyati, Ziah, Leha, Fitri, Novi, Ana, Robin, dan Farhan. 13. Teman-teman Alumni Darunnajah angkatan XXVI: Anis, Jo Smith, Kasyfi, Shoffa, Iman, dan Hajjir. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris: Olive, Runi, dan Nana. 14. Teman-teman komunitas Pondok Pak Ujang: Gyta, Pipin, Yuni, Zulfa, Yoyoh, dan Fenti, especially to J. Terry for being my mentally support.
15. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Amin.
Jakarta, 2 Februari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Masalah Penelitian ...........................................................
5
BAB II
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................
8
D. Metodelogi Penelitian ......................................................
9
E. Sistematika Penulisan ......................................................
13
: TINJAUAN LITERATUR A. Evaluasi Pengelolaan .......................................................
14
1. Pengertian Pengelolaan.........................................
14
2. Unsur-unsur pengelolaan ......................................
15
3. Fungsi Pengelolaan...............................................
16
4. Pengertian Evaluasi .............................................
16
5. Unsur-unsur Evalusi ............................................
18
6. Fungsi dan Tujuan Evaluasi ..................................
19
B. Perpustakaan Sekolah.......................................................
20
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah..........................
20
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah................................
24
3. Tujuan Perpustakaan.............................................
25
4. Pedoman Penyelenggara Perpustakaan Sekolah ....
26
C. Sekolah Percontohan ........................................................
28
1. Pengertian Sekolah Percontohan ..........................
29
2. Maksud dan Tujuan Sekolah Percontohan.............
29
3. Fungsi Sekolah Percontohan ................................
30
4. Tugas Sekolah Percontohan ..................................
31
5. Kriteria Sekolah Dasar Percontohan......................
31
D. Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.....................
34
BAB III
BAB IV
BAB V
: GAMBARAN UMUM A. Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta .
36
B. Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi ......................
38
C. Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi ......................
40
D. Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi .......................
42
: PEMBAHASAN A. Sumber Daya Manusia .......................................................
45
B. Koleksi................................................................................
53
C. Pelayanan............................................................................
71
D. Ruang Perpustakaan ............................................................
81
E. Faktor Pendukung dan Penghambat.....................................
82
: PENUTUP F. Kesimpulan.........................................................................
86
G. Saran-Saran.........................................................................
89
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel. 1. Variabel dan Sub Variabel Penelitian.......................................
7
Tabel. 2. Sarana Fisik Sekolah Dasar Percontohan..................................
33
Tabel. 3. Kesesuaian Jumlah Petugas Perpustakaan ................................
46
Tabel. 4. Kesesuaian Kegiatan Kepala Perpustakaan ..............................
47
Tabel. 5. Kesesuaian Kualifikasi Kepala Perpustakaan ...........................
48
Tabel. 6. Kesesuaian Jumlah Tenaga Pelaksana ......................................
49
Tabel. 7. Kesesuaian Kualifikasi Pelaksana Perpustakaan........................
50
Tabel. 8. Kesesuaian Pembinaan SDM ...................................................
51
Tabel. 9. Kesesuaian Status Kepegawaian ..............................................
53
Tabel.10. Ketersediaan Jenis Koleksi ......................................................
54
Tabel.11. Kesesuaian Jumlah Koleksi Dasar............................................
55
Tabel.12. Kesesuaian Pengembangan Koleksi .........................................
56
Tabel.13. Kesesuaian Alat seleksi Koleksi...............................................
57
Tabel.14. Kesesuaian Tim Seleksi ...........................................................
58
Tabel.15. Kesesuaian Kebijakan Koleksi .................................................
59
Tabel.16. Kesesuaian Pengadaan Koleksi ................................................
61
Tabel.17. Kesesuaian Inventarisasi ..........................................................
62
Tabel.18. Kesesuaian Katalogisasai .........................................................
64
Tabel.19. Kesesuaian Klasifikasi .............................................................
65
Tabel. 20. Kesesuaian Kegiatan Penyelesaian..........................................
66
Tabel. 21. Kesesuaian Pengaturan Koleksi ..............................................
67
Tabel. 22. Kesesuaian Pemeliharaan Koleksi...........................................
69
Tabel. 23. Kesesuaian Sistem Layanan ....................................................
71
Tabel. 24. Kesesuaian Jenis Layanan.......................................................
72
Tabel. 25. Kesesuaian Koleksi yang Dipinjam.........................................
73
Tabel. 26. Kesesuaian Peminjaman .........................................................
75
Tabel. 27. Kesesuaian Pengembalian.......................................................
76
Tabel. 28. Kesesuaian Sanksi ..................................................................
77
Tabel 29. Kesesuaian Kerjasama Perpustakaan........................................
78
Tabel.30. Kegiatan Promosi Perpustakaan ...............................................
80
Tabel.31. Kesesuaian Luas Ruang Perpustakaan......................................
81
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat izin penelitian kepada Perpustakaan Sekolah. 2. Berita acara wawancara. 3. Hasil wawancara. 4. Reduksi hasil wawancara. 5. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2073/ 2000 tentang Penetapan Nama-nama Sekolah Dasar Negeri sebagai Percontohan Sekolah Dasar Provinsi DKI Jakarta. 6. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 1859/ 2005 tentang Penetapan Nama-nama Sekolah Dasar Negeri sebagai Percontohan Sekolah Dasar di Tingkat Kecamatan, Kotamadya, dan Provinsi. 7. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2760/ 1984 tentang Pedoman Pembentukan Sekolah Dasar Percontohan DKI Jakarta.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pesatnya perkembangan dunia pendidikan di Indonesia menjadikan sekolah tidak hanya berfungsi sebagai media kegiatan belajar-mengajar tetapi juga sebagai sarana peserta didik untuk mendapatkan berbagai fasilitas pendukung kegiatan belajar-mengajar tersebut. Sekolah harus menyadari pentingnya ketersediaan fasilitas dan pengelolaannya secara benar karena fasilitas tersebut merupakan alternatif sumber belajar siswa. Salah satu faktor keberhasilan proses mengajar di sekolah adalah berkaitan dengan ketersediaan sumber-sumber belajar. Secara sederhana sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh informasi, pengetahuan pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.1 Agar sekolah negeri tidak tenggelam dengan adanya sekolah-sekolah swasta yang sebagian besar terfasilitasi dengan lengkap, maka pemerintah mulai membenahi sistem pendidikan di Indonesia yang mengkehendaki adanya fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah negeri. Salah satu fasilitas pendukung sekaligus sumber belajar siswa yang wajib dimiliki sebuah sekolah adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan di setiap sekolah menjadi penting karena perpustakaan berperan vital dalam menunjang 1
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 48.
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu, dalam framework di lembaga pendidikan, perpustakaan merupakan bagian esensial yang dapat menentukan mutu dari hasil pendidikan tersebut.2 Perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan
kemampuan
menikmati
pengalaman
imajinatif,
membantu
perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.3 Usaha pemerintah dalam mewujudkan adanya sebuah perpustakaan di setiap sekolah sudah berlangsung lama, ini dapat dilihat dari adanya Instruksi Presiden No. 10/1973 yang menyatakan bahwa setiap sekolah mendapat sumbangan buku sebanyak 100 judul per tahun dan instruksi ini berlangsung selama 4 tahun. Instruksi ini kemudian ditunjang dengan adanya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 No. 2 Tahun 1989 yang berbunyi: Setiap satuan pendidikan sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara degan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar – mengajar yang bersangkutan, dan perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting.4 Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada pasal 42 ayat 2 terdapat Standard Nasional sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
2
Ida Farida, et al., Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 13. 3
Sulistyo Basuki, Perioidsasi Perpustakaan Indonesia. (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1994),
h. 56. 4
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000), h. i.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Pada kenyataannya kebijakan pemerintah di atas masih jauh dari tujuannya, yaitu agar setiap sekolah memiliki perpustakaan. Hal ini dapat disimpulkan dari fakta dilapangan yang ditemukan berbagai sumber, di antaranya adalah: Menurut Dady P. Rachmananta, sekitar dari 200 ribu sekolah di Indonesia, 95 persennya tidak atau belum memiliki perpustakaan, (Koran Tempo. 03 Juli 2003).5 Harian Media Indonesia terbitan tanggal 31 agustus 2000 melaporkan dari 110 ribu sekolah di Indonesia, hanya 18 % yang memiliki perpustakaan yang memadai dan di tingkat Sekolah Dasar hanya 1 persennya.6 Dalam sistem pendidikan di Indonesia dikenal adanya sekolah percontohan. Sebutan sekolah percontohan ditujukan untuk sekolah dasar negeri yang telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Sekolah percontohan merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam membenahi sistem pendidikan kita. Penilaian sekolah dasar percontohan dilakukan 5 tahun sekali, jadi predikat sekolah percontohan dapat disandang sebuah sekolah dasar selama 5 tahun atau lebih jika sekolah tersebut dalam penilaian berikutnya masih layak sebagai sekolah percontohan. Sekolah percontohan ditetapkan kepada sekolah dasar negeri yang selain harus memiliki nilai ujian nasional peserta didik di atas nilai standar nasional, sekolah
5
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekataan Praktik, (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), h. 31. 6
h. 7.
Menelusuri Problem Perpustakaan Madrasah, Jurnal Masyarakat Pendidikan, vol.I No. 4, 2001,
ini juga harus memiliki sarana prasarana yang telah ditentukan termasuk di dalamnya adalah perpustakaan. Sebagai sekolah dasar percontohan yang berfungsi sebagai laboratorium atau tempat uji coba dan model penyelenggaraan sekolah imbas, yaitu sekolah yang terletak disekitar sekolah percontohan, maka keberadaannya diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan perpustakaan sekolah di sekolah dasar imbas tersebut. Adanya perpustakaan di Sekolah Percontohan harus didukung dengan pengelolaan yang benar, yang mengarah pada suatu standard atau pedoman untuk perpustakaan sekolah. Di Indonesia belum terdapat standard yang mengatur pengelolaan sebuah Perpustakaan Sekolah akan tetapi Perpustakaan Nasional (sebagai lembaga pemerintah) telah menerbitkan Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah agar sekolah dapat mengelola perpustakaan sekolah sehingga berfungsi secara optimal bagi seluruh warga sekolah. Sekolah percontohan yang memiliki keharusan memiliki perpustakaan sekolah seyogyanya mengacu pada suatu pedoman dalam mengelola perpustakaannya sehingga perpustakaan sekolah percontohan memiliki pengelolaan yang benar dan mampu memberikan contoh yang baik bagi sekolah dasar lain di sekitarnya, selain itu sistem pengelolaan yang benar pada sebuah perpustakaan menentukan baik dan buruknya perpustakaan itu sendiri. Permasalahan di atas menarik minat peneliti untuk meneliti ada tidaknya kesesuaian pengelolaan perpustakaan sekolah percontohan selama ini dengan Buku Pedoman Perpustakaan Sekolah dan permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga
dapat menghasilkan suatu solusi yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan perpustakaan sekolah ke depannya. Untuk itu peneliti mengambil subjek penelitian EVALUASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI EMPAT SEKOLAH DASAR NEGERI PERCONTOHAN DKI JAKARTA (SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi). B. MASALAH PENELITIAN 1. Perumusan Masalah a. Apakah sistem pengelolaan SDM, pengelolaan koleksi, pengelolaan layanan dan luas ruangan Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi sudah sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah milik Perpustakaan Nasional RI? b. Apakah kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam pengelolaan perpustakaan sekolah yang diteliti berdasarkan hasil evaluasi? c. Apakah faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pengelolaan perpustakaan sekolah yang diteliti? 2. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas ke permasalahan lain yang terkait dengan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti sebagai berikut:
a. Pengelolaan Perpustakaan adalah pengelolaan Sumber Daya Manusia, pengelolaan koleksi, pengelolaan layanan perpustakaan dan luas ruang perpustakaan. b. Setiap variabel memiliki sub variabel-sub variabel yang dievaluasi kesesuaiannya berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah oleh Perpustakaan Nasional RI. Penentuan sub variabel pada setiap variabel ditentukan berdasarkan pembagian yang juga terdapat pada Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, sub variabel-sub variabel tersebut adalah:
Tabel. 1 Variabel dan Sub Variabel Penelitian NO 1.
VARIABEL SDM Perpustakaan
SUB VARIABEL - Jumlah Petugas Perpustakaan - Kegiatan Kepala Perpustakaan Sekolah - Kualifikasi Pendidikan Kepala Perpustakaan - Tenaga Pelaksana - Kualifikasi Pendidikan Pelaksana Perpustakaan - Pembinaan SDM - Status Kepegawaian
2.
Koleksi Perpustakaan
- Ketersediaan Jenis Koleksi
- Jumlah Koleksi Dasar - Pengembangan Koleksi - Alat Seleksi Koleksi - Tim Seleksi - Kebijakan Koleksi - Pengadaan Koleksi - Inventarisasi - Katalogisasi - Klasifikasi - Penyelesaian - Pengaturan Koleksi - Pemeliharaan
NO 3.
VARIABEL Pelayanan Perpustakaan
SUB VARIABEL - Sistem Layanan - Jenis Layanan - Koleksi yang Dipinjam - Peminjaman - Pengembangan - Sanksi - Kerjasama Perpustakaan - Promosi
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui apakah sistem pengelolaan perpustakaan di SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi telah mengarah
kepada Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Nasional RI. b. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari pengelolaan perpustakaan sekolah yang diteliti. c. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pada sistem pengelolaan perpustakaan sekolah yang diteliti. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak yang terkait, antara lain: a. Perpustakaan-perpustakaan Sekolah, baik Perpustakaan Sekolah yang diteliti maupun perpustakaan di Sekolah lain, agar dapat dijadikan sebagai referensi untuk studi banding dan pelajaran dalam memperbaiki pengelolaan dan mengembangkan perpustakaan di Sekolahnya. b. Pemerintah Daerah DKI Jakarta khususnya Dinas Pendidikan, sebagai laporan kondisi perpustakaan di sekolah percontohan sekaligus bahan evaluasi kebijakan pendidikan selama ini. c. Bagi mahasiswa, sebagai bahan kajian atau referensi dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang perpustakaan di sekolah percontohan. D. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.7 Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, metode kuantitatif juga digunakan untuk menunjang penelitian ini. Oleh karena itu data-data dalam penelitian juga bersifat kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambar yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena, tujuan dari penelitian deskriptif adalah: menggambarkan mekanisme sebuah proses dan menciptakan seperangkat kategori atau pola.8 a. Sampel Sampel pada penelitian ini selective purpose sampling, yaitu penelitian yang digunakan pada metodologi kualitatif. Pemilihan dilakukan
oleh peneliti
berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti.9 Sampel penelitian ini adalah perpustakaan di SDNP Komplek IKIP Rawamangun, SDNP Sunter Agung 12 Pagi, SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Pemilihan sampel didasari pada status sekolah yang merupakan sekolah dasar negeri percontohan terbaik di propinsi DKI Jakarta pada tahun 2005 dan telah terpilih sebelumnya sebagai sekolah percontohan pada tahun 2000. b. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu konsep yang dapat diukur dan diamati dan dapat dinyatakan dalam bentuk angka (bentuk kuantitatif) atau kata-kata (bentuk
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.
6. 8
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 42. 9
Sulistyo Basuki, ”Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi”, Visi Pustaka, Vol. 8 No. 1, Juni 2006, h. 11
kualitatif).10 Variabel penelitian ini adalah SDM perpustakaan sekolah, koleksi perpustakaan sekolah, layanan dan luas ruang perpustakaan sekolah. Setiap variabel terdiri dari point-point yang akan dievaluasi. c. Instrumen Penelitian Instrumen pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Selain peneliti sendiri, instrumen yang diketahui dalam penelitian kualitatif adalah peralatan penelitian, yaitu antara lain: pedoman wawancara.11 Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah juga merupakan instrumen untuk menentukan baik-tidaknya pengelolaan Perpustakaan Sekolah yang diteliti. Instrumen kuantitatif yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan adalah termometer dengan ukuran derajat celcius. d. Sumber dan teknik pengembilan data penelitian -
Sumber Data Primer, yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya. Data primer penelitian ini didapat melalui observasi, yaitu pengamatan langsung yang dilakukan di lapangan untuk mengetahui secara langsung keadaan objek penelitian yang sebenarnya, dan wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung. Hal ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan-penjelasan langsung mengenai data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. dengan pihak perpustakaan sekolah.
-
Sumber Data Sekunder, yaitu data yang didapat secara tidak langsung atau melalui perantara. Data sekunder penelitian ini didapat melalui arsip
10
Lily Surayya Eka Putri, Instrumen, Teknik Pengumpulan data dan Analisis dalam Penelitian kualitatif, disampaikan pada pelatihan penelitian tingkat menengah, 20 september 2006. 11
Abdul Rachman Patji, Instrumen, Teknik Pengumpulan data dan Analisis dalam Penelitian kualitatif, disampaikan pada pelatihan penelitian tingkat menengah tahun 2006, 19 september 2006.
kepegawaian sekolah, dokumentasi seperti Lembar Daerah Propinsi DKI Jakarta, laporan pertanggungjawaban, artikel-artikel dan buku-buku yang berkaitan dengan objek yang diteliti. e. Analisis data Data yang didapat dianalisis dengan cara: -
Data dari sumber sekunder dipelajari dan dipilah sesuai temanya, kemudian dijadikan acuan dan referensi penulis.
-
Data dari hasil observasi dicatat dan diklasifikasikan berdasarkan point-point yang diteliti, kemudian disesuaikan dengan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
-
Hasil wawancara ditranskrip dan kemudian dibuat reduksi sesuai dengan katakata kunci dan gagasan yang terdapat dalam hasil wawancara. Hasil reduksi dijadikan panduan untuk mengevaluasi apakah pengelolaan pepustakaan berdasarkan jawaban narasumber sesuai atau tidak sesuai dengan Pedoman.
f. Penilaian kesesuaian Penetapan sesuai atau tidak sesuainya pengelolaan disesuaikan dengan pernyataan yang
terdapat
dalam
Pedoman
Penyelenggaraan
Perpustakaan
Sekolah.
Kesesuaian terjadi apabila perpustakaan memenuhi semua kriteria dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, atau perpustakaan telah memenuhi salah satu kriteria yang bersifat opsi. Sedangkan ketidak sesuaian terjadi apabila perpustakaan tidak memenuhi salah satu atau semua kriteria yang ditentukan Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. E. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar permasalahan tersusun secara sistematis, maka penulis menggunakan teori sistematika penulisan yang berlaku di lapangan lalu diadaptasi penulis kedalam 5 Bab, yaitu: BAB I
:
Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
:
Kajian teoritis,
yang
membahas Sekolah
Dasar Percontohan,
Perpustakaan Sekolah Dasar dan pengelolaan perpustakaan sekolah. BAB III
:
Gambaran umum, membahas profil perpustakaan SDNP Komplek IKIP
Rawamangun,
SDNP
Sunter
Agung
12
Pagi,
SDNP
Pesanggrahan 10 Pagi, dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi yang berkenaan dengan latar belakang perpustakaan, visi, misi dan tujuan perpustakaan sekolah. BAB IV
:
Hasil Penelitian, berisi pembahasan dari evaluasi yang telah dilaksanakan dan hasil dari evaluasi tersebut serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan perpustakaan.
BAB V
:
Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Evaluasi Pengelolaan 1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan asal kata dari ”kelola”12, memiliki sinonim dengan ”pengurusan, pembinaan, pengembangan” 13. Pengelolaan juga memiliki arti yang sama dengan ”manajemen”.14 Beberapa ahli mendefinisikan manajemen sebagai berikut: - George R. Terry: Pencapaian tujuan tertentu dengan mempergunakan bantuan orang lain. - L. A. Aplley: Keahlian untuk menggerakkan orang melakukan suatu pekerjaan. - M. P. Follet: Seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. - L. Guillick: Ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengapa dan bagaimana sistem kerjasama yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.15 Menurut Sutarno NS ”manajemen adalah manajemen sumber daya, misalnya personil, keuangan, material, inventaris, waktu, dan sebagainya”. 16
12
Mohamad Ngafenan, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Semarang: Dahara Prize,1994), h. 86.
13
Ibid.,
14
John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1997), h.
327. 15
Sulistia M. L., Hartoyo, dan Edi Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hh. 24-25 16
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, h. 4.
Taslimah Yusuf berpendapat ”manajemen adalah ilmu atau seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan tertentu”.17 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pengelolaan atau manajemen dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia maupun sumber-sumber lainnya. 2. Unsur-unsur Pengelolaan Dalam pengelolaan terdapat unsur-unsur yang juga merupakan sumber daya pendukung kegiatan pengelolaan. Berikut adalah unsur-unsur dalam pengelolaan: (1) Man (manusia), (2) Money (uang), (3) Material (bahan baku), (4) Machine (mesin) (5) Methods (metode), (6) Market (pasar).18 Man berfungsi sebagai tenaga pelaksanaan pengelolaan, money berfungsi sebagai biaya operasional pengelolaan, material adalah bahan yang diolah dalam pengelolaan, machine berfungsi sebagai alat pendukung pekerjaan manusia, methods adalah cara-cara yang digunakan dalam mengelola dan mencapai tujuan, dan market merupakan tujuan dari hasil pengelolaan.
3. Fungsi Pengelolaan Dalam rangka mencapai tujuan, seorang pimpinan harus melakukan kegiatan dan fungsi manajemen atau pengelolaan sebagai berikut: Fungsi
manajemen
menurut
George
R.
Terry
adalah
planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (memberi dorongan),
17
Taslimah Yusuf, Maajemen perpustakaan Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 32.
18
Ibid., h. 34.
controlling (pengarahan),
(pengawasan), innovating
motivating (membuat
(memberi inovasi),
motivasi),
representing
directing (penyajian),
coordinating (pengkoordinasian).19 Menurut Henry Fayol fungsi manajemen adalah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), commanding (memberi perintah), coordinating (pengkoordinasian), controlling (pengawasan).20 Manajemen atau pengelolaan berfungsi untuk merencanakan program, mengorganisasikan pembagian kerja, memberi dorongan dan memotivasi pekerja, memberi perintah, mengarahkan, membuat inovasi dan menyajikannya, membuat koordinasi, dan mengawasi kegiatan yang dilakukan. 4. Pengertian Evaluasi Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to evaluate = value = evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. 21 Dari segi istilah evaluasi memiliki beberapa definisi, diantaranya: a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas c. Proses penentuan nilai bersadarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan. 22 Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses
19
George R. Terry,Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hh. 15-17
20
Darmono, Manjemen dan Tata Kerja Pepustakaan Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 15. Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 3. 21
22
Ibid.,
untuk menentukan nilai dari sesuatu.
23
Menurut Purwanto dan Atwi Suparman
”Evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan informasi yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang program pendidikan dan pelatihan”. 24 Menurut Firman B. Aji dan S. Martin Sirait ”Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya”. 25 M. Chabib Thoha berpendapat ”Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan
menggunakan
instrument
dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”. 26 Menurut M. Manullang ”Evaluasi adalah membandingkan hasil pekerjaan (actual result) dengan alat pengukur (standar) yang sudah ditentukan”. 27 Menurut Dr. Soelistia, M. L, dalam buku Manajemen Perpustakaan Sekolah, ”Evaluasi dalam perpustakaan sekolah adalah kegiatan pencatatan yang bernilai informasi yang dikerjakan secara sistematis untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan perpustakaan yang sudah dicapai”. 28 Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi perpustakaan berarti menilai kegiatan yang telah 23
Edwin Wandt dan Gerald W. Brown, Essentials of Educational Evaluation, dikutip oleh Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 1. 24
Purwanto dan Atwi Suparman, Evaluasi Program Diklat, (Jakarta: STIA-LAN Press, 2003), h.
25
Firman B. Aji dan S. Martin Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h.
26
M. Chabib Thoha, Teknik Evalusi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 6.
10.
30.
27
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada university Press, 2005),
h. 188. 28
Sulistia, M. L., Hartoyo, dan Edi Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Universitas terbuka, 2002), h. 141.
dilakukan perpustakaan dengan menggunkan standar yang ada untuk mengetahui pencapaian-pencapaian apa saja yang berhasil didapat oleh perpustakaan sejauh ini. 5. Unsur-unsur Evaluasi Dalam evaluasi terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan: (1) Ada tujuan, (2) Ada standar sebagai pembanding, (3) Ada objek, (4) Ada alat ukur (5) Proses pengukuran, (6) Proses perbandingan, (7) Hasil penilaian bersifat kualitatif.29
6. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Beberapa ahli pendapat bahwa fungsi pokok evaluasi adalah: a. Anas Sudijono : “Mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali”. 30 b. Purwanto dan Atwi Suparman : ”Mengkomunikasikan program kepada masyarakat
luas,
menyediakan
informasi
bagi
pembuat
keputusan,
menyempurnakan program yang ada, dan meningkatkan partisipasi dan pertumbuhan”.31 c.
Firman B. Aji dan S. Mrtin Sirait : ”Mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekaligus mengukur se-objektif mungkin hasil-
29
Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, h. 2.
30
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.
31
Purwanto dan Suparman, Evaluasi Program Diklat, h. 10.
8.
hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung maupun yang tidak mendukung sesuatu rencana”.32 Berdasarkan pendapat para ahli di atas fungsi dari evaluasi adalah mengetahui kemampuan yang dimiliki, menyusun rencana/ program ke depan, penyempurnaan program yang ada, membantu pengambilan keputusan dan pengembangan pada setiap aspek-aspek yang ada. Dari segi manajemen maka evaluasi bertujuan sebagai berikut: -
Penilaian kemampuan dan pengembangan.33
-
Untuk menyempurnakan program dan untuk memutuskan apakah program tersebut diteruskan atau dihentikan.34
-
Untuk mengetahui kelemahan, kekurangan, kelebihan maupun kemajuan yang telah dicapai. Selain itu, hasil dari evaluasi dapat pula digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan langkah-langkah perbaikan dan sekaligus merencanakan program-program yang akan datang.35 Tujuan dari evaluasi adalah untuk membantu penyempurnaan program-
program dan penyusunan rencana-rencana kedepan berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang telah diketahui sebelumnya.
B. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
32
Aji dan Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, h. 30.
33
Yaslis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002), h. 89. 34
35
Aji dan Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, h. 30 Sulistia, Hartoyo, dan Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah, h. 142.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan dinyatakan bahwa: Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Menurut Sulistyo Basuki, “Perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung ataupun gedung tersendiri yang digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan lainnya. Bahan-bahan pustaka itu disimpan menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan membaca, bukan untuk dijual dengan
tujuan
mencari untung”.36
Menurut
Perpustakaan Nasional
RI
“Perpustakaan juga sebuah unit kerja yang memiliki Sumber Daya Manusia, ruangan khusus, dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya 1000 judul terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan”.37 Perpustakaan sekolah memiliki pengertian yang lebih spesifik sesuai dengan letaknya, fungsi ataupun tujuannya. Beberapa ahli baik perorangan maupun lembaga memiliki definisi tersendiri dalam mengartikan Perpustakaan Sekolah. Menurut Perpustakaan Nasional RI, “Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar
36
37
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h. 5.
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000) h. 4.
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.38 Perpustakaan Nasional RI menambahkan bahwa yang termasuk dalam pengertian perpustakaan sekolah adalah Perpustakaan sekolah dasar, Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum, Perpustakaan Sekolah Menengah Kejuruan, Perpustakaan Madrasah Ibtidaiyah, Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah, Perpustakaan Madrasah Aliyah, dan lain-lain sesuai dengan jenjang dan bentuk satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Pemerintah nomor, 27, 28, dan 29 tahun 1990 serta nomor 72 Tahun 1991. Menurut Soeatminah, “Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang ada di Sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. 39 Menurut Sulistyo Basuki, “Perpustakaan Sekolah merupakan perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan membantu sekolah dalam mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya”.40 Menurut Engking Mudyana dan Royani, “Perpustakaan Sekolah ialah sarana penunjang pendidikan yang bertindak di satu pihak sebagai pelestari ilmu pengetahuan, dan di lain pihak sebagai bahan pendidikan yang akan diwariskan
38
Ibid.,
39
Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), h.
37. 40
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 50.
kepada generasi yang lebih muda. Secara nyata perpustakaan Sekolah merupakan sarana untuk proses belajar mengajar bagi guru maupun bagi murid”.41 Menurut Hadari Nawawi, “Perpustakaan Sekolah merupakan alat kelengkapan sekolah yang langsung berhubungan dengan mutu pendidikan dalam rangka mencapai tujuannya, karena mempengaruhi efisiensi proses belajar mengajar”.42 Harrod’s Librarian’s Glossary menyatakan bahwa “School Library is an organized collection of books placed in a school for the use of teachers or pupils, but usually for pupils. It may comprise books of reference and/ or books for home reading, and be in the care of professional librarian, teacher or teacher librarian”.43 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pengertian perpustakaan sekolah adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung ataupun gedung tersendiri, sebuah unit kerja, dan juga kumpulan koleksi yang terorganisasi yang ditujukan untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada.
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
41
Engking Mudyana dan Royani, Klasifikasi: Pengantar teoritis dan praktis organisasi bahan pustaka, h. 1, dikutip langsung oleh Dian Sinaga, Perpustakaan Sekolah Perannya Dalam Proses Belajar-Mengajar, (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2005), h. 16. 42
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: Haji Masagung: 1989), h.
43
Ray Prytherch, Harrod’s Librarian’s Glossary, (London: Gower publishing, 1995 ), p. 387
143.
Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan menteri P dan K No. 0103/ O/ 1981 tanggal 11 Maret 1981mempunyai fungsi sebagai berikut: 44 a. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah. b. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan, rekreasi dan mengisi waktu luang. Menurut M. T. Sumantri, fungsi perpustakan sekolah adalah sebagai berikut:45 a. Perpustakaan Sekolah dapat berfungsi sebagai sumber informasi untuk memperjelas dan memperluas pengetahuan teknologi dan penunjang pembelajaran serta tempat mengadakan penilitian sederhana bagi peserta didik dan guru. b. Bagi Guru, perpustakaan Sekolah merupakan tempat mencari sumber informasi pengetahuan dan rujukan bagi kepentingannya dalam mengajar. c. Tempat pengembangan minat membaca akan pengetahuan bagi peserta didik secara mandiri. Berdasarkan pernyataan di atas, perpustakaan sekolah berfungsi sebagai media informasi dan ilmu pengetahuan bagi siswa dan guru, perpustakaan juga berperan sebagai media pembinaan dan pengembangan kemampuan siswa.
3. Tujuan Perpustakaan Sekolah Tujuan perpustakaan dapat dibedakan menjadi tujuan khusus dan tujuan umum: a. Tujuan umum dari perpustakaan sekolah adalah:46 44
Mudjito, Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 8.
45
M. T. Sumantri, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Rosda, 2002), h.
46
Mudjito, Pembinaan Minat Baca. h. 8.
3.
Untuk memberikan kelengkapan sarana belajar-mengajar yang berupa bahan tercetak dan bahan terekam untuk mencapai tujuan pendidikan di Sekolah. Perpustakaan harus memiliki koleksi dengan cakupan subjek yang lengkap, baik tercetak maupun terekam . Cakupan subjek yang lengkap dibutuhkan agar pemakai dapat memenuhi segala kebutuhan informasinya pada saat belajar (murid) atau mengajar (guru). b. Tujuan khusus perpustakaan sekolah adalah:47 -
Meletakkan dasar-dasar untuk belajar mandiri Memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca pada khususnya Mendidik siswa untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas usaha dan tanggung jawab Mengembangkan penghargaan pada pengalaman imajinatif Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari, menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi. Tujuan khusus dari perpustakaan sekolah adalah mengembangkan
kemampuan personal siswa dalam memanfaatkan informasi yang ada dan pelayanan yang disediakan di Perpustakaan. 4.
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyatakan bahwa: 48 Standard adalah spesifikasi teknis atas sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun bedasarkan konsensus pihak terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keamanan, keselamatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 47
48
Ibid,.
Nurasih Suwahyono, Standar dan Standarisasi, Media Pustakawan. Vol. 9 No.3 September 2002, h. 7.
ISO pada ISO Guide 2 menyatakan bahwa standard adalah dokumen yang ditetapkan melalui konsensus dan disahkan oleh badan yang berwenang serta berisikan peraturan, pedoman, karakteristik kegiatan atau hasilnya, untuk pemakaian umum.49 Menurut Sulistijarningsih Wibisono (Standardisasi dalam Perspektif Ilmu, Industri dan Perdagangan. BSN, 2000) pengertian konsensus juga perlu dipertegas bahwa yang dimaksud adalah kesepakatan semua pihak terkait (stakeholders) yaitu: produsen, konsumen, pemerintah dan pakar. 50 Indonesia sampai saat ini belum memiliki standard resmi mengenai perpustakaan sekolah yang disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional. Beberapa pedoman tercatat telah terbit untuk membantu pihak sekolah atau pustakawan sekolah dalam mengelola perpustakaan akan tetapi terbitan tersebut masih diterbitkan atas nama perorangan atau suatu lembaga, dan pedoman yang dirumuskan tidak melalui konsensus. Perpustakaan Nasional RI berdasarkan Keputusan Presiden nomor 50 tahun 1997 adalah lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, mempunyai tugas pokok membantu Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan, pembinaan, dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintah maupun swasta termasuk di dalamnya perpustakaan sekolah. Perpustakaan Nasional RI dalam rangka pelaksanaan tugasnya menyusun buku Pedoman umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah sebagai standard dan panduan bagi para 49
Tisyo Haryono, Standar Nasional Indonesia di Bidang Perpustakaan, Media Pustakawan Vol. 10 No. 2 Juni 2003, h. 6. 50
Ibid.
penyelenggara dan pengelola perpustakaan sekolah. Unsur-unsur perpustakaan sekolah yang diatur dalam buku pedoman ini antara lain: sumber daya manusia, koleksi, layanan dan ruang perpustakaan. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sumber daya manusia, koleksi, layanan dan ruang perpustakaan adalah: a. Sumber daya manusia adalah pengelola perpustakaan yang merupakan guru/pegawai yang ditugaskan sebagai pelaksana di Perpustakaan Sekolah dan ditetapkan berdasarkan surat tugas atau surat keputusan Kepala Sekolah. 51 b. Koleksi adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan/ diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa/ guru untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah.52 c. Layanan adalah pendayagunaan yang dilakukan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan, dalam hal ini sebagian besar adalah siswa dan guru.53 d. Ruang perpustakaan adalah sarana untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan perpustakaan. 54
C. Sekolah Percontohan Tahun 1973 Departemen Pendidikan membentuk Sekolah Dasar Proyek Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (SD PKMM) yang merupakan cikal 51
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, h. 8
52
Ibid., h. 14
53
Ibid., h. 27
54
Ibid., h. 33
bakal SD Percontohan. Pada tahun 1976 SD PKMM diubah menjadi SD Percontohan DKI Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur
No. 2792/ 4/ 1976 tanggal 6
September 1976. Tahun 1984 diadakan program evaluasi penyempurnaan SD Percontohan berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2760/ th.1984 tentang pendanaan pembentukan SD Percontohan di DKI Jakarta. Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760/ th.1984 tersebut maka dibuatlah ketentuan umum sebagai berikut:55 1. Pengertian Sekolah Percontohan Pengertian Sekolah Percontohan adalah Sekolah Dasar Negeri yang penyelenggaraannya dilakukan secara optimal yang ditunjang dengan penyediaan sarana dan fasilitas lain yang diperlukan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sekolah percontohan merupakan sekolah dasar negeri yang terfasilitasi dengan lengkap. Sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau sarana dan prasarana lainnya sesuai dengan kegiatan yang terdapat di sekolah tersebut.
2. Maksud dan Tujuan Sekolah Percontohan Selanjutnya dinyatakan maksud dan tujuan sekolah dasar percontohan sebagai berikut:56 Maksud penyelenggaraan Sekolah Percontohan adalah memberikan keteladanan penyelenggaraan Sekolah Dasar yang baik di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tujuannya untuk membantu peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan pada Sekolah dasar Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
55
Lembaran Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 57, (Jakarta: Biro Hukum DKI Jakarta, 1984), h.
56
Ibid., h. 3
2
Pembentukan sekolah percontohan dimaksudkan untuk memberikan contoh bagi sekolah dasar lain di sekitarnya mengenai cara penyelenggaraan sekolah dasar yang baik. Tujuannya adalah agar sekolah lain mengikuti metode penyelenggaraan sekolah percontohan sehingga terjadi peningkatan mutu di sekolah tersebut dan pemerataan mutu sekolah dasar di DKI Jakarta.
3. Fungsi Sekolah Percontohan Mengenai Fungsi sekolah dasar percontohan digariskan dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760/ th.1984 tersebut sebagai berikut:57 Fungsi dan peranan Sekolah Dasar Percontohan adalah: a. Sebagai tempat uji coba untuk penentuan pola penyelenggaraan Sekolah Dasar di DKI Jakarta. b. Sebagai teladan dalam penyelenggaraan Sekolah Dasar di DKI Jakarta. c. Sebagai tempat observasi, bertukar pengalaman/diskusi bagi guru Sekolah Dasar. d. Sebagai standar pembinaan Sekolah Dasar bagi aparat pembina pendidikan. e. Sebagai tempat mengadakan penelitian pendidikan dasar. Sekolah percontohan berfungsi sebagai tempat uji coba dan contoh dalam penerapan metode pendidikan dan penyelenggaraan sekolah dasar. Sekolah percontohan juga berfungsi sebagai tempat penelitian bagi sekolah dasar lain dan media diskusi bagi para guru, baik guru-guru di sekolah percontohan maupun guru-guru di sekolah dasar lainnya.
4. Tugas Sekolah Percontohan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760/ th.1984 tersebut juga menegaskan tugas sekolah dasar percontohan. 58
57 58
Ibid., Ibid.,
Tugas sekolah dasar percontohan adalah: a. Menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum. b. Memberikan contoh dan menjadikan dirinya sebagai model dalam penyeenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Tugas sekolah percontohan adalah menjadi contoh yang baik dalam semua aspek pendidikan yang telah ditentukan Pemerintah. Bukan saja dari cara penyelenggaraan sekolah ataupun fasilitas yang harus dimiliki, tetapi juga aspek lain seperti hasil ujian nasional siswa yang harus memenuhi nilai standar.
5. Kriteria Sekolah Percontohan Kriteria sekolah dasar percontohan menurut Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 2760/ th.1984:59 Berikut ini adalah kriteria yang harus dimiliki oleh Sekolah Dasar Percontohan: a. Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. b. Memiliki ketenagaan yang berdedikasi, berkualifikasi profesional serta jumlahnya sekurang-kurangnya sesuai dengan kebutuhan minimal. c. Memiliki alat bantu pendidikan dan memanfaatkan secara optimal. d. Jumlah murid per kelas paling banyak 40 (empat puluh) anak dan sebanyak-banyaknya jumlah murid keseluruhan 240 (dua ratus empat puluh anak) anak. e. Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum dan dapat mencapai daya serap kurikulum secara optimal. f. Dapat merencanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan keuangan yang ada di sekolah dengan ketentuan yang berlaku. g. Memiliki sarana penunjang administrasi sekolah yang lengkap serta memanfaatkannya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan. h. Dapat menjalin hubungan baik antara sekolah dengan orang tua/ wali murid dan masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat guna membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
59
Ibid., h. 4
Pada dasarnya kriteria yang harus dipenuhi sekolah percontohan adalah dalam hal sarana dan prasarana yang sesuai dengan standard, sumber daya manusia yang berkualitas, penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar yang baik dan didukung alat bantu pendidikan yang optimal, memiliki pengelolaan administrasi dan keuangan yang baik, dan menjalin hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat. Sesuai dengan SK Dirjen DIKDAS MENDEKDIKBUD No. 480/ C/ Kep/ I/ 1992 tanggal 15 desember 1992 Sekolah Dasar Percontohan adalah Sekolah Dasar yang memiliki sarana fisik sebagai berikut:60
Tabel. 2 Sarana Fisik Sekolah Dasar Percontohan
No.
Jenis Ruang
Fungsi Ruang
Jumlah Ruang
Luas Ruang m²
Jumlah Luas m²
I.
RUANG BELAJAR
1.
Ruang Teori Kelas
Belajar
12
56
672
2.
Ruang Perpustakaan
Belajar/ diskusi
1
56
56
3.
Ruang Serbaguna
1
56
56
4.
Ruang KKG
1
56
56
5
Ruang Laboratorium
Kesenian/ keterampilan Pertemuan Guru Praktek
1
56
56
II.
RUANG KANTOR
60
Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, Pedoman Pembentukan Sekolah Percontohan, (Jakarta: Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, 2000), h. 3
6.
Pengelolaan
1
12
12
7.
Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru
Persiapan
1
35
35
8.
Toilet Guru
Pelayanan
3
3
9
III. 9.
RUANG PENUNJANG Gudang
Penyimpanan
1
12
12
10.
Toilet Siswa
Pelayanan
2
2,5
5
11.
Ruang UKS
Kesehatan
1
15
15
12.
Kantin
Pelayanan
1
12
12
13.
Bangsal Kendaraan
Parkir
1
9
9
14.
Rumah Kepala Sekolah
Tempat tinggal
1
36
36
Fungsi Ruang
Jumlah Ruang
Tempat tinggal
1
Jumlah Luas m² 36
16.
Rumah Penjaga Sekolah Rumah Ibadah
Luas Ruang m² 36
Ibadah
1
12
12
17.
Ruang Koperasi
Koperasi
1
15
15
No. 15.
Jenis Ruang
Jumlah luas ruang minimal 1.104 m² dan luas tanah maksimal 3000 m²
D. Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan memiliki aspek penting di dalamnya, yaitu: koleksi, pelayanan, sumber daya manusia sebagai pelaksana, dan ruang/tempat perpustakaan berada. Dengan pengelolaan yang tepat, keberadaan aspek-aspek ini dapat mendukung tujuan dan fungsi perpustakaan secara optimal.
Pengelolaan perpustakaan berarti mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki perpustakaan. Aspek-aspek perpustakaan juga merupakan sumber daya perpustakaan yang harus dikelola. Dengan pengurusan, pembinaan, atau pengembangan dalam hal koleksi, pelayanan, sumber daya manusia, dan ruangan., maka perpustakaan akan mencapai tujuannya dan dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Dalam melakukan pengelolaan, evaluasi juga harus dilakukan agar dapat mengetahui benar/tidaknya pengelolaan yang telah dilakukan. Evaluasi pengelolaan perpustakaan sekolah adalah proses penilaian terhadap pengelolaan secara sistematik dan terarah berdasarkan suatu standard agar diketahui tingkat keberhasilan dan kekurangan dari pengelolaan yang diterapkan di Perpustakaan sekolah, sehingga perpustakaan sekolah dapat menentukan langkah yang harus diambil. Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengelolaan perpustakaan telah mencapai standard yang telah ditentukan, maka pengelolaan yang telah dilakukan sudah benar. Jika evaluasi menunjukkan bahwa pengelolaan perpustakaan jauh dari standard yang telah ditentukan, maka telah terjadi kesalahan dalam pengelolaan perpustakaan.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta a. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP Rawamangun Jakarta terletak di Jl. Pemuda Komplek UNJ, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur dengan luas 3020 m². Sekolah dipimpin oleh Ibu Tien Yuniati., S. Pd., memiliki 935 siswa dan 49 guru. Keberadaan perpustakaan dimulai sejak sekolah berdiri, yaitu tahun 1968 namun keadaannya belum seperti sekarang ini. Perpustakaan mulai mengalami perkembangan pesat dan mulai efektif pada tahun 2000, yaitu setelah sekolah ditetapkan menjadi Sekolah Percontohan tingkat Kotamadya dan sebagai Sekolah Percontohan tingkat Propinsi pada tahun 2005. Letak ruang perpustakaan adalah di lantai 1 gedung sekolah dengan luas 112 m². Perpustakaan dikelola oleh Bapak Drs. Wijan sebagai Koordinator Perpustakaan dan Bapak Dadang Sutrisna sebagai petugas perpustakaan. Perpustakaan memiliki koleksi sebanyak 2165 judul. Perpustakaan melayani kunjungan mulai pukul 07.00 s/d pukul 13.00 WIB. Perpustakaan memiliki layanan peminjaman, pemutaran film, story telling, dan kegiatan belajar di perpustakaan. Perpustakaan melayani peminjaman untuk buku bacaan selama 1 minngu dengan batas peminjaman maksimal 2 buku untuk
tiap orang. Buku pokok pelajaran dipegang oleh guru bidang studi oleh karena itu tidak ada peminjaman untuk buku pokok. b. Visi dan Misi Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta Visi Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta adalah: -
Menggugah semua unsur baik Pemerintah maupun pihak masyarakat dalam hal ini melalui Pengurus BP3/ Komite Sekolah untuk bersama-sama membina perpustakaan Sekolah dan budaya membaca dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
-
Agar guru dan murid mengembangkan minat kemampuan dan membiasakan membaca untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misi Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta adalah:
-
Membangkitkan minat dan kebiasaan membaca
-
Memperkaya pengalaman belajar murid-murid
-
Menanamkan kebiasaan belajar mandiri
-
Mempercepat proses penyusunan teknik membaca
-
Membantu perkembangan kecakapan berbahasa
-
Memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah
-
Membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran
-
Membantu para guru, murid dan karyawan sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai pusat layanan informasi dalam bentuk bahan pustaka yang tercetak maupun terekam.
c. Tujuan Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta
Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Jakarta bertujuan untuk memberikan kelengkapan sarana belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan dan menyediakan informasi dalam bentuk bahan pustaka tercetak atau terekam.
B. Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi a. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi terletak di Jalan Paradise X Blok F 19 RT 011 RW 012, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok dengan luas 2484 m². Sekolah dipimpin oleh Ibu Rihana., S. Pd dan memiliki 290 siswa dan 16 guru. Perpustakaan telah berdiri sejak tahun 1984, bersamaan dengan berdirinya sekolah. Perpustakaan pada saat itu kurang efektif karena tidak memiliki petugas khusus dan koleksinya terbatas. Perpustakaan mulai dibenahi pada tahun 2000 ketika sekolah ditetapkan menjadi Sekolah Percontohan tingkat kecamatan. Perpustakaan semakin berkembang seiring meningkatnya status sekolah menjadi Sekolah percontohan tingkat Kotamadya Jakarta Utara pada tahun 2005. Perpustakaan kini memiliki jumlah koleksi sebanyak 3052 judul dan menempati ruangan seluas 56 m². Perpustakaan tidak memiliki Koordinator atau Kepala Perpustakaan yang mengepalai Perpustakaan, perpustakaan dikelola oleh 1 orang petugas perpustakaan yaitu Ibu Ani Haryani, SH., yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Sekolah. Sekolah melayani pemakai mulai pukul 07.00 s/d pukul 13.00 WIB. Perpustakaan memiliki layanan membaca di perpustakaan, pemutaran film dan
layanan peminjaman koleksi. Peminjaman buku pokok diberikan untuk semua mata pelajaran selama 1 tahun. Untuk buku bacaan waktu peminjaman adalah 1 minggu dengan jumlah buku maksimal 3 buah. b. Visi dan Misi Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi Visi dan misi Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi mengikuti visi dan misi sekolahnya. Visi SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah menjadi sekolah yang memiliki lingkungan nyaman bernuansa agamis, berprestasi dan berbudaya. Misi SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah: -
Mewujudkan sekolah yang bersih, indah, dan nyaman
-
Melaksanakan kegiatan IMTAQ dan mewujudkan suasana hubungan yang dinamis
-
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
-
Menumbuhkan budaya tertib disiplin dan berbudi pekerti luhur
-
Menumbuhkan semangat keunggulan kepada semua warga sekolah, agar mampu berkompetisi dengan sekolah lain. Tujuan SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah mampu memberikan
pendidikan terbaik sehingga siswa dapat meraih prestasi dan menjadi mandiri yang memilki IMTAQ.
C. Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi a. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi terletak di Jln. Cenek pesanggrahan dengan luas 4000 m². Sekolah dikepalai oleh Ibu Hj. Zanawati, S.Pd., jumlah seluruh guru adalah 15 orang dan jumlah seluruh siswa adalah 382 orang.
Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi berdiri pada tahun 1993, bersamaan
dengan
berdirinya
sekolah
tempat
perpustakaan
bernaung.
Perpustakaan yang berdiri seadanya dan kurang berjalan mengalami perubanhan
yang signifikan pada saat sekolah ditetapkan menjadi Sekolah Percontohan tingkat Kecamatan pada tahun 2000 dan sebagai Sekolah Percontohan tingkat Kotamadya Jakarta Selatan pada tahun 2005. Kini perpustakaan dikepalai oleh Ibu Endang Yuni Astuti sebagai Koordinator Perpustakaan dan dikelola oleh Bapak Fahrul Rozi sebagai petugas perpustakaan yang melayani pemakai sehari-hari. Perpustakaan sekolah menempati ruangan di lantai 1 seluas 56 m² bersebelahan dengan ruang guru dan ruang kelas. Saat ini perpustakaan harus berbagi ruangan dengan kelas komputer, keterbatasan ruangan di sekolah mengharuskan kelas komputer dilaksanakan di dalam ruang perpustakaan. Perpustakaan dibuka pukul 07.00 s/d pukul 12.00 WIB. Perpustakaan memilki layanan pemutaran film, peminjaman koleksi dan layanan membaca dan belajar di ruang Perpustakaan. Perpustakaan memberikan peminjaman koleksi buku pokok selama 1 tahun untuk semua buku pokok yang tersedia di perpustakaan. Untuk buku bacaan waktu peminjaman adalah 1 minggu dengan maksimal peminjaman 3 buah buku. b. Visi dan Misi Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi Visi dan misi perpustakaan mengikuti visi dan misi SDNP Pesanggrahan 10 Pagi. Visi SDNP Pesanggrahan 10 Pagi adalah unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ. Misi SDNP Pesanggrahan 10 Pagi adalah: -
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif, sehingga siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
-
Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah
-
Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal
-
Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budayabudaya bangsa sebagai sumber kearifan
-
Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok yang terkait dengan sekolah.
c. Tujuan Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi Tujuan perpustakaan juga mengikuti tujuan dari SDNP Pesanggrahan 10 Pagi, yaitu: -
Untuk memecahkan timbulnya atau berkembangnya permasalahan pada masa yang akan datang
-
Untuk meningkatkan peran serta masyarakat melalui Komite Sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan
-
Meningkatkan kinerja/ akuntabilitas sekolah pada masyarakat serta terwujudnya penyelenggaraan pendidikan yang transparan, akuntabel, demokratis, dan profesional
-
Tujuan utama adalah terwujudnya penyelenggaraan Sekolah Dasar yang bermutu di DKI Jakarta.
D. Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi a. Gambaran Umum
Sekolah Dasar Negeri Percontohan 11 Pagi terletak di Jln. Kebon Jeruk No. 13 Jakarta Barat. Dengan luas 2.215 m². sekolah dipimpin oleh Bapak Drs. H. Untung Suwantoro, jumlah siswa di sekolah ini adalah 370 orang dan jumlah seluruh tenaga pengajar adalah 18 orang. Perpustakaan sekolah telah berdiri pada tahun 1980 bersamaan dengan dibangunnya SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Kondisi perpustakaan berkembang pada tahun 1996 ketika sekolah ditetapkan menjadi Seolah Percontohan di Jakarta Barat. Perpustakaan semakin terorganisir pengelolaannya dan fungsinya pada saat sekolah mempersiapkan diri untuk meraih ISO. Pada tahun 2006 sekolah mendapatkan ISO 9001:2000 dari PT. SGS Indonesia untuk pelayanan terbaik. Perpustakaan dikelola oleh Ibu Nurhabibah, S. Pd., sebagai Koordinator Perpustakaan dan Ibu Farida, S. Sos., sebagai Petugas Perpustakaan. Perpustakaan menempati ruangan seluas 56 m² yang terletak di ujung bagunan sayap kanan sekolah. Perpustakaan melayani mulai pukul 07.00 s/d 12.00 WIB. Perpustakaan memiliki layanan peminjaman, pemutaran film dan layanan belajar dan membaca di ruang perpustakaan. Peminjaman buku bacaan maksimal 2 buah buku dengan waktu peminjaman selama 1 minggu. b. Visi dan misi Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi Visi SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi adalah terbaik dalam pelayanan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan iman dan taqwa. Misi SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi adalah: -
Melaksanakan proses belajar yang efektif
-
Meningkatkan keterampilan siswa berdasarkan kebutuhan individu
-
Meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Tujuan Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi Tujuan perpustakaan adalah mewujudkan pelayanan pendidikan terbaik sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan IMTAQ yang memberikan kepuasan kepada pelanggan dan sesuai dengan regulasi yang ada.
BAB IV PEMBAHASAN
Sebagai Sekolah Dasar Negeri yang telah diakui sebagai Sekolah Percontohan sebanyak dua kali atau lebih dari 5 tahun, maka 4 Sekolah Dasar Negeri yang diteliti seharusnya terfasilitasi dengan adanya perpustakaan yang sudah terkelola dengan baik. Untuk mengetahui kondisi perpustakaan maka aspek-aspek di dalam perpustakaan dievaluasi menggunakan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (BPPPS). Keempat Sekolah Dasar yang dievaluasi adalah: - Sekolah Dasar Negeri Percontohan Komplek IKIP Rawamangun Jakarta (SDNP R) - Sekolah Dasar Negeri Percontohan Sunter Agung 12 Pagi (SDNP SA) - Sekolah Dasar Negeri Percontohan Pesanggrahan 10 Pagi (SDNP P) - Sekolah Dasar Negeri Percontohan Kebon Jeruk 11 Pagi (SDNP KJ)
Hasil Evaluasi Perpustakaan Adalah Sebagai Berikut: A. SUMBER DAYA MANUSIA 1. Jumlah Petugas Perpustakaan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa jumlah petugas Perpustakaan Sekolah harus mengarah kepada ratio 1 petugas:150 siswa. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 3 Kesesuaian Jumlah Petugas Perpustakaan
NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
JUMLAH SISWA 953 orang 290 orang 382 orang 370 orang
JUMLAH PETUGAS 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
JUMLAH IDEAL 7 orang 2 orang 3 orang 3 orang
KESESUAIAN Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Data diatas diperoleh dari data kepegawaian sekolah yang bersangkutan. Untuk mencapai standard jumlah petugas perpustakaan yang sesuai dengan BPPPS, maka SDNP Komplek IKIP Rawamangun harus menambah petugas sebanyak 6 orang, SDNP Sunter Agung 12 Pagi harus menambah jumlah petugas perpustakaan sebanyak 1 orang. SDNP Pesanggrahan 10 Pagi dan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi harus menambah petugas perpustakaannya sebanyak 2 orang.
2. Kegiatan Kepala Perpustakaan Sekolah Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa kegiatan yang harus dilakukan Kepala Perpustakaan adalah a. Menyusun program kerja, b. Mengorganisir pekerjaan petugas perpustakaan, c. Membimbing, menggerakkan dan memotivasi petugas perpustakaan, d. Melakukan evaluasi e. Menyiapkan laporan hasil kerja. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 4 Kesesanuaian Kegiatan Kepala Perpustakaan NO 1 2
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA
KEGIATAN Point c, d dan e -
KESESUAIAN Tidak sesuai Tidak sesuai
3. 4.
SDNP P SDNP KJ
Point c,d dan e Point a, b, c, d dan e
Tidak sesuai Sesuai
Kepala Perpustakaan SDNP R dan SDNP P tidak melakukan penyusunan program
kerja
dan
mengorganisir
pekerjaan
petugas
perpustakaan.
Ketidaksesuaian SDNP SA disebabkan perpustakaan tidak memiliki kepala perpustakaan. Kepala Perpustakaan SDNP KJ melakukan semua kegiatan yang terdapat pada BPPPS. Data tersebut dapat diketahui dari kutipan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
3. Kualifikasi Kepala Perpustakaan Menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Kepala Perpustakaan harus memenuhi kualifikasi pendidikan minimal D2/D3 bidang perpustakaan, atau guru dengan tambahan kursus/ diklat/ penyetaraan di bidang perpustakaan. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 5 Kesesuaian Kualifikasi Kepala Perpustakaan NO 1.
NO
NAMA SEKOLAH SDNP R
2. 3.
NAMA SEKOLAH SDNP SA SDNP P
4.
SDNP KJ
KUALIFIKASI Guru dengan tambahan diklat bidang perpustakaan KUALIFIKASI Guru dengan pengalaman diklat bidang perpustakaan Guru tanpa pengalaman diklat bidang perpustakaan
KESESUAIAN Sesuai
KESESUAIAN Tidak sesuai Sesuai
Tidak sesuai
Kepala Perpustakaan SDNP R dan SDNP P telah mengikuti pendidikan non formal bidang perpustakaan, Kepala Perpustakaan SDNP KJ belum mendapatkan pendidikan bidang perpustakaan baik formal maupun non formal, sedangkan perpustakaan SDNP SA tidak memiliki Kepala Perpustakaan. Data diatas diperoleh dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
4. Tenaga Pelaksana Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa tenaga pelaksana perpustakaan terdiri dari tenaga teknis dan tenaga pendukung perpustakaan. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 6 Kesesuaian Jumlah Tenaga Pelaksana NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
JUMLAH PETUGAS TEKNIS PENDUKUNG 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang -
KESESUAIAN Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Data diatas didapat dari data kepegawaian sekolah yang bersangkutan. Jumlah tunggal petugas perpustakaan di keempat Sekolah Dasar Negeri Percontohan yang diteliti, menjadikan tidak adanya pembagian petugas teknis dan petugas pendukung. Peran keduanya dipegang oleh 1 orang petugas perpustakaan yang ada.
5. Kualifikasi pelaksana perpustakaan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa kualifikasi tenaga teknis perpustakaan minimal D2/D3 Perpustakan atau guru/pegawai TU dengan tambahan pelatihan-pelatihan di bidang perpustakaan, sedangkan tenaga pendukung minimal SLTA ditambah pelatihan perpustakaan. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 7 Kesesuaian Kualifikasi Pelaksana Perpustakaan NO 1
2
3.
4.
KUALIFIKASI PETUGAS TEKNIS PENDUKUNG Pegawai dengan tambahan pelatihan SDNP SA Pegawai dengan tambahan pelatihan SDNP P Pegawai tanpa tambahan pelatihan SDNP KJ Pegawai dengan tambahan pelatihan Petugas teknis perpustakaan SDNP R, SDNP SA, NAMA SEKOLAH SDNP R
KESESUAIAN Sesuai
Sesuai
Tidak sesuai
Sesuai
dan SDNP KJ telah
mendapatkan pendidikan perpustakaan secra non formal, sedangkan petugas teknis perpustakaan SDNP P belum mendapatkan pendidikan perpustakaan baik formal maupun non formal. Keempat perpustakaan sekolah tidak memiliki tenaga pendukung perpustakaan karena hanya memiliki 1 orang petugas perpustakaan. Data tersebut diperoleh dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
6. Pembinaan SDM Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa pembinaan SDM yang harus dilakukan adalah
a. Pembinaan kemampuan pustakawan b. Pembinaan karir pustakawan c. Pembinaan wawasan & komunikasi d. Pembinaan peran & dinamika pustakawan. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 8 Kesesuaian Pembinaan SDM NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
PEMBINAAN SDM Point a, c, dan d. Point a, c, dan d Point d Point a, c, dan d
KESESUAIAN Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Petugas perpustakaan di keempat sekolah tidak mendapatkan pembinaan karir karena status mereka sebagai pegawai honorer. Point a dan c dilakukan melalui pelatihan baik formal maupun non formal, oleh karena itu Petugas Perpustakaan SDNP P belum pernah mendapatkan pembinaan tersebut. Untuk point d, data diketahui dari jumlah tunggal pelaksana perpustakaan sehingga kepercayaan dan tanggungjawab atas perpustakaan diberikan kepada petugas tersebut. Untuk point a, b, dan c, data diperoleh dari petikan wawancara yang telah diutarakan pada kesesuaian Pembinaan SDM.
7. Status Kepegawaian Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa petugas perpustakaan dibedakan menjadi petugas perpustakaan yang berstatus sebagai pustakawan yang mendapat angka kredit sesuai dengan Menpan No. 33 Tahun 1998 atau peraturan lain dan petugas perpustakaan yang berstatus sebagai
guru, yaitu guru yang belum terpenuhi jam wajib mengajar akan mendapat 1 jam pelajaran setiap menjalankan tugas di perpustakaan selama 2 jam dan guru yang telah memenuhi jam wajib mengajar akan mendapatkan angka kredit 0,5 setiap tahun. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 9 Kesesuaian Status Kepegawaian
1
NAMA SEKOLAH SDNP R
2 3. 4.
SDNP SA SDNP P SDNP KJ
NO
STATUS KEPEGAWAIAN PETUGAS PNS dengan jabatan struktural Pegawai honorer Pegawai honorer Pegawai honorer
KESESUAIAN Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Data diatas diperoleh dari data kepegawaian sekolah yang bersangkutan. SDNP R memiliki petugas perpustakaan dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan struktural. SDNP SA, SDNP P, dan SDNP KJ memilki petugas perpustakaan dengan status honorer, oleh karena itu petugas tidak bisa mendapatkan angka kredit untuk meningkatkan status kepegawaiannya.
B. KOLEKSI 8. Ketersediaan jenis koleksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa jenis koleksi Perpustakaan Sekolah terdiri atas buku pelajaran pokok, pelajaran
pelengkap, buku bacaan, referensi, periodical, pamphlet, media pendidikan, alat peraga dan kliping. Fakta di lapangan adalah:
Tabel 10 Ketersediaan Jenis Koleksi
NO 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
JUMLAH KOLEKSI/ JUDUL
JENIS KOLEKSI Pelajaran pokok Pelajaran pelengkap Buku Bacaan: Referensi Periodical: Koran Majalah Bulletin Pamphlet Media Pendidikan Alat Peraga Kliping
SDNP R 2062 103
SDNP SA 30 745 1907 306
SDNP P 24 181 120
SDNP KJ 615 166
2 3 24
1 20 83
3 63 133
1 2 1 24 100
58
Data ketersediaan jenis koleksi diatas diperoleh dari perpustakaaan yang bersangkutan. SDNP R tidak memiliki koleksi pelajaran pokok, pelajaran pelengkap, bulletin dan pamphlet. SDNP SA tidak memiliki koleksi majalah, bulletin, dan pamphlet. SDNP P tidak memiliki koleksi pelajaran pelengkap, Koran, bulletin dan pamphlet. SDNP KJ tidak memiliki koleksi pelajan pokok, pelajaran pelengkap, dan pamphlet.
9. Jumlah koleksi dasar
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa jumlah koleksi dasar harus mencapai 1000 judul dan terdiri dari buku pelajaran pokok, pelajaran pelengkap, bacaan, dan buku referensi. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 11 Kesesuaian Jumlah Koleksi Dasar JUMLAH KOLEKSI/ JUDUL NO 1. 2. 3. 4.
JENIS KOLEKSI Pelajaran pokok Pelajaran pelengkap Bacaan Referensi Jumlah Kesesuaian
SDNP R
SDNP SA
SDNP P
SDNP KJ
2026 103 2156 Tidak sesuai
30 754 1907 306 2997 Sesuai
24 181 120 325 Tidak sesuai
615 166 781 Tidak sesuai
Perpustakaan SDNP R tidak sesuai karena koleksi dasar tidak mencakup buku pelajaran pokok dan pelengkap. SDNP SA telah memenuhi jumlah dan jenis koleksi dasar perpustakaan sekolah, sedangkan perpustakaan SDNP P dan SDNP KJ belum memenuhi jumlah koleksi dasar dan jenisnya. Data diatas diperoleh dari data koleksi milik perpustakaan yang bersangkutan.
10. Pengembangan Koleksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa pengembangan koleksi harus mengarah kepada ratio 1 siswa : 10 judul buku. Penambahan ini harus selalu dikembangkan secara bertahap dan paling lama harus dapat dipenuhi selama 5 tahun sejak berdirinya perpustakaan sekolah. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 12 Kesesuaian Pengembangan Koleksi NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
JUMLAH SISWA 953 orang 290 orang 382 orang 370 orang
JUMLAH KOLEKSI 2156 judul 2997 judul 325 judul 781 judul
JUMLAH IDEAL 9530 judul 2900 judul 3820 judul 3700 judul
KESESUAIAN Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Data diatas diperoleh dari data koleksi pada perpustakaan yang bersangkutan. Untuk mencapai pengembangan koleksi yang sesuai maka SDNP R harus menambah koleksinya sebanyak 7374 judul, SDNP P harus menambah koleksinya sebanyak 3495 judul buku, SDNP KJ harus menambah koleksinya sebanyak 2919 judul buku. Koleksi perpustakaan SDNP SA telah memenuhi jumlah pengembangan koleksi.
11. Alat seleksi koleksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa alat seleksi buku yang dapat digunakan antara lain: Daftar judul buku yang disahkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, katalog dan atau brosur penerbit, resensi buku, daftar terbitan berkala, dan usulan dari siswa/guru. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 13
Kesesuaian Alat Seleksi Koleksi
1
NAMA SEKOLAH SDNP R
2
SDNP SA
3. 4.
SDNP P SDNP KJ
NO
ALAT SELEKSI Katalog/brosur penerbit dan usulan dari siswa/guru. Usulan guru, brosur/ katalog penerbit, dan pengamatan Usulan guru, pengamatan Usulan dari siswa dan guru, daftar peminjaman
KESESUAIAN Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
Keempat perpustakaan menentukan koleksi yang diadakan berdasarkan alat seleksi yang tertera pada BPPPS. Keempat perpustakaan sekolah memiliki alat seleksi koleksi berupa usulan dari guru atau siswa. Perpustakaan SDNP R dan SDNP SA juga memiliki alat seleksi berupa katalog dan brosur penerbit buku. Data diatas dapat diketahui dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
12. Tim seleksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa pemilihan koleksi dilakukan oleh tim seleksi yang terdiri dari unsur pustakawan, guru dan pengguna. Tim seleksi dibentuk oleh Kepala Sekolah Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 14 Kesesuaian Tim Seleksi
NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
TIM SELEKSI
KESESUAIAN
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Keempat perpustakaan sekolah yang diteliti tidak memiliki tim seleksi dalam hal pengadaan koleksi. Penyeleksian pada Perpustakaan SDNP R, SDNPD SA dan SDNP P dilakukan sendiri oleh petugas perpustakaan, pada Perpustakaan SDNP KJ penyeleksian dilakukan oleh koordinator dan petugas perpustakaan. Data diatas dapat diketahui dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
13. Kebijakan seleksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa dalam menyeleksi koleksi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas azas manfaat dan efisiensi b. Bahan pustaka yang dipilih mutakhir dan komposisi cakupan subyek c. Jenis koleksi hendaknya proporsional diupayakan memenuhi kebutuhan dan memuaskan para pengguna. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 15 Kesesuaian Kebijakan Koleksi NO 1
NAMA SEKOLAH SDNP R
KEBIJAKAN SELEKSI Point a, b, dan c
KESESUAIAN Sesuai
2 3. 4.
SDNP SA SDNP P SDNP KJ
Point a dan c Point a dan c Point a, b, dan c
Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai
Perpustakaan SDNP R dan SDNP KJ telah memiliki kebijakan pemilihan koleksi yang sesuai dengan BPPPS. Perpustakaan SDNP SA dan SDNP P tidak memiliki kebijakan kemutakhiran dan komposisi cakupan subjek. Data diatas dapat diketahui dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
14. Pengadaan koleksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa pengadaan dilakukan dengan cara: a. Pembelian langsung atau pemesanan b. Tukar menukar c. Hadiah dari siswa yang telah tamat d. Titipan dan terbitan sendiri. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 16 Kesesuaian Pengadaan Koleksi NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
PENGADAAN KOLEKSI Point a Point a dan c Point a dan c Point a dan c
KESESUAIAN Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Perpustakaan SDNP R hanya mengadakan koleksi melalui pembelian secara langsung atau memesan ke penerbit dari anggaran yang didapat tiap tahunnya. Perpustakaan SDNP SA, SDNP P, dan SDNP KJ mengadakan koleksi dengan cara pembelian langsung atau memesan ke penerbit dan dibantu juga oleh siswa yang akan tamat dengan menyumbang 1 buah buku, Data diatas diperoleh dari wawancara dengan petugas perpustakaan, (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
15. Inventarisasi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa inventarisasi dilakukan dengan cara: a. Memeriksa koleksi b. Memberi stempel pada koleksi c. Mendaftar semua koleksi dalam buku induk d. Memberi nomor induk pada setiap eksemplarnya. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 17 Kesesuaian Inventarisasi NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
KEGIATAN INVENTARISASI Point a, b, c dan d. Point b, c dan d. Point b, c dan d. Point a, b, c dan d.
KESESUAIAN Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai
Kegiatan inventarisasi perpustakaan SDNP R dan SDNP KJ telah sesuai dengan BPPPS, sedangkan kegiatan inventarisasi perpustakaan SDNP SA dan
SDNP P tidak melakukan pemeriksaan koleksi. Data diatas diketahui dari petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
16. Katalogisasi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa katalogisasi dilakukan dengan menentukan tajuk entri dan tambahan berdasarkan pedoman katalogisasi, lalu dilanjutkan dengan pembuatan kartu katalog sesuai kebutuhan (pengarang, judul, subyek, dan jejakan lain) yang dijajarkan pada laci katalog. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 18 Kesesuaian Katalogisasi KEGIATAN KESESUAIAN KATALOGISASI 1 SDNP R Tidak ada Tidak sesuai 2 SDNP SA Tidak ada Tidak sesuai 3. SDNP P Tidak ada Tidak sesuai 4. SDNP KJ Ada Tidak sesuai Petugas perpustakaan SDNP R tidak melakukan katalogisasi dengan alasan
NO
NAMA SEKOLAH
anak-anak tidak bisa menggunakannya. Petugas perpustakaan SDNP SA tidak melakukan katalogisasi dengan alasan tidak dibutuhkan pemakai. Petugas perpustakaan SDNP KJ melakukan katalogisasi dengan nama pengarang sebagai tajuk entri, katalog tidak untuk dicetak melainkan hanya terdapat di database komputer perpustakaan. Data diatas didapat dari observasi peneliti dengan cara melakukan pencarian menggunakan katalog. Peneliti tidak melakukan penelitian secara
mendalam dengan tidak melakukan cross-check terhadap katalog yang ada, apakah sesuai atau tidak dengan pedoman pembuatan katalog.
17. Klasifikasi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa harus ada penetapan nomor agar taat asas. Kegiatan klasifikasi menggunakan sarana bantu yaitu pedoman klasifikasi. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 19 Kesesuaian Klasifikasi NO 1
NAMA SEKOLAH SDNP R
2
NAMA SEKOLAH SDNP SA
3.
SDNP P
4.
SDNP KJ
NO
KLASIFIKASI
KESESUAIAN
Petugas melakukan klasifikasi Sesuai dengan menggunakan DDC edisi ringkas berbahasa Indonesia.
KLASIFIKASI
KESESUAIAN
Petugas melakukan klasifikasi Sesuai dengan menggunakan DDC edisi ringkas berbahasa Indonesia. Petugas melakukan klasifikasi Sesuai dengan menggunakan DDC edisi ringkas berbahasa Indonesia. Petugas melakukan klasifikasi Sesuai dengan menggunakan DDC edisi ringkas berbahasa Indonesia.
Keempat Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Percontohan yang diteliti telah melakukan kegiatan klasifikasi pada koleksi yang dimilikinya.
Data diatas diperoleh dari hasil observasi peneliti melihat nomor panggil pada koleksi buku di perpustakaan. Peneliti tidak melakukan penelitian secara mendalam dengan tidak melakukan cross-check kesesuaian nomor klasifikasi pada label buku dengan nomor klasifikasi pada Dewey Decimal Classification. 18. Penyelesaian Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa penyelesaian adalah pemasangan kelengkapan fisik seperti: a. Kantong buku b. Kartu buku c. Lembar tanggal kembali d. Label atau nomor panggil. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 20 Kesesuaian Kegiatan Penyelesaian NO 1 2 NO 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA NAMA SEKOLAH SDNP P SDNP KJ
PENYELESAIAN Point a, c, dan d Point a, b, c dan d PENYELESAIAN Point c dan d Point a, b, c dan d
KESESUAIAN Tidak sesuai Sesuai KESESUAIAN Tidak sesuai Sesuai
Koleksi di Perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ memiliki kantong buku, kartu buku, lembar tanggal kembali, dan label panggil. SDNP R tidak memiliki kartu buku, sedangkan dalam koleksi perpustakaan SDNP P tidak terdapat kantong buku dan kartu buku, oleh karena itu kedua perpustakaan tidak sesuai dengan BPPPS dalam kegiatan penyelesaian. Data diatas diperoleh dari hasil
observasi peneliti dengan cara melihat adanya kantong buku, kartu buku, lembar tanggal kembali, label atau nomor panggil pada koleksi buku.
19. Pengaturan koleksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa: a. Pengaturan buku Buku diatur menurut urutan subjek. Buku yang berukuran lebih besar atau lebih tinggi ditempatkan terpisah dari buku yang berukuran biasa.
b. Pengaturan majalah Majalah disusun berdasarkan urutan abjad judul majalah. Majalah yang nomornya lengkap harus dijilid. c. Pengaturan surat kabar Surat kabar baru disusun pada alat penjepit dan diolah setelah 1 minggu, Jika sudah terlalu lama harus dikeluarkan dari perpustakaan. d. Pengaturan bahan bukan buku Koleksi bukan buku disimpan dalam tempat khusus sesuai dengan jenis bahan dan diberi label untuk memudahkan penelusurannya. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 21 Kesesuaian Pengaturan Koleksi KESESUAIAN PENGATURAN KOLEKSI NO
NAMA SEKOLAH Buku
Majalah
Koran
Non Buku
1.
SDNP R
Sesuai
2. SDNP SA
Sesuai
3. SDNP P
Sesuai
4. SDNP KJ
Sesuai
Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai
Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai
Data diatas diperoleh berdasarkan hasil observasi peneliti dengan cara melihat langsung cara penyimpanan buku, majalah, koran dan non buku di tiap perpustakaan. Pada Perpustakaan SDNP R penyimpanan majalah, koran, dan non buku tidak memiliki aturan tertentu walaupun masing-masing memiliki tempat penyimpanan tersendiri.
Pada Perpustakaan SDNP SA penyimpanan majalah
disusun di rak tanpa adanya aturan tertentu, tidak ada penyusunan koran karena perpustakaan tidak memiliki koleksi koran, dan penyimpanan bahan non buku hanya disusun di rak VCD/ DVD. Pada Perpustakaan SDNP KJ penyimpanan majalah disusun berdasarkan nomor dan dijilid untuk majalah yang bernomor lengkap,untuk koran dan bahan non buku tidak ada disusun dengan cara tertentu.
20. Pemeliharaan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa pemeliharaan adalah kegiatan menjaga koleksi agar tidak cepat rusak. Kegiatan dalam pemeliharaan adalah: a. Reproduksi, dengan cara fotokopi, membuat bentuk mikro atau membuat duplikasi dari bahan bukan buku.
b. Penjilidan, dilakukan untuk bahan pustaka yang rusak sampulnya, yang sampulnya terlalu tipis, yang terlepas jilidannya dan yang nomornya telah lepas. c. Laminasi, dengan cara memberi pelindung plastik agar dokumen tidak mudah sobek atau hancur. d. Menjaga ruang perpustakaan, dengan cara menjaga kebersihan ruangan agar terhindar dari debu, kotoran, minyak atau bahan organik lainnya. e. Mengatur suhu ruangan sekitar 20-24 derajat celcius. f. Menghidari koleksi dari sinar matahari langsung. g. Penyiangan, dengan cara mengeluarkan koleksi dari perpustakaan jika: -
Bahan pustaka isinya sudah out of date
-
Edisi dan cetakan bahan pustaka sudah lama
-
Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi
-
Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
-
Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak.
Fakta di lapangan adalah: Tabel. 22 Kesesuaian Pemeliharaan Koleksi NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
PEMELIHARAAN Point b, c, d, f dan g Point b, d, f, dan g Point b, d, f dan g Point b, d, f dan g
KESESUAIAN Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Perpustakaan SDNP R tidak melakukan laminasi dan suhu ruang perpustakaan adalah 26ºC, Perpustakaan SDNP SA tidak melakukan reproduksi,
laminasi dan suhu ruang perpustakaan adalah 32ºC, perpustakaan SDNP P tidak melakukan reproduksi, laminasi, dan suhu ruang perpustakaan adalah 28ºC, sedangkan perpustakaan SDNP KJ tidak melakukan reproduksi, laminasi, dan suhu ruang perpustakaan adalah 27ºC. Selain suhu ruangan, data diatas diperoleh berdasarkan petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
C. PELAYANAN 21. Sistem Layanan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa sistem layanan sirkulasi di perpustakaan adalah sistem tertutup dan sistem terbuka. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 23 Kesesuaian Sistem Layanan NO
NAMA SEKOLAH
1 2 3. 4.
SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
LAYANAN Sistem layanan terbuka Sistem layanan terbuka Sistem layanan terbuka Sistem layanan terbuka
KESESUAIAN Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Keempat Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Percontohan yang diteliti memiliki layanan terbuka atau adanya layanan sirkulasi si perpustakaan. Data diatas diperoleh dari hasil observasi peneliti di Perpustakaan dengan cara melihat adanya peminjaman dengan cara pemakai mencari sendiri buku yang ingin dipinjam.
22. Jenis layanan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa jenis layanan yang terdapat di perpustakaan adalah: a. Layanan sirkulasi b. Layanan rujukan c. Layanan membaca di perpustakaan. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 24 Kesesuaian Jenis Layanan NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
JENIS LAYANAN Point a, b, dan c Point a, b, dan c Point a, b, dan c Point a, b, dan c
KESESUAIAN Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Keempat perpustakaan sekolah telah sesuai dengan BPPPS karena pada perpustakaan terdapat layanan sirkulasi, tempat
membaca, dan petugas
perpustakaan juga melayani pertanyaan pengunjung/siswa. Data diatas diperoleh berdasarkan petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
23. Koleksi yang dipinjam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa koleksi yang dapat dipinjam adalah buku pelajaran pokok semua mata pelajaran selama 1 tahun dan buku bacaan maksimum 3 judul selama 3 hari. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 25 Kesesuaian Koleksi yang Dipinjam NO 1
NO 2
3.
NAMA KOLEKSI DAN WAKTU KESESUAIAN SEKOLAH PEMINJAMAN SDNP R Buku pelajaran pokok : Tidak sesuai Buku bacaan : maksimum peminjaman 2 judul untuk 1 minggu. NAMA KOLEKSI DAN WAKTU KESESUAIAN PEMINJAMAN SEKOLAH SDNP SA Buku pelajaran pokok: semua Sesuai mata pelajaran untuk 1 tahun. Buku bacaan : maksimum peminjaman 3 judul untuk 1 minggu. SDNP P
Buku pelajaran pokok: semua Sesuai mata pelajaran untuk 1 tahun. Buku bacaan :maksimum peminjaman 3 judul untuk 1 minggu.
4.
SDNP KJ
Buku pelajaran pokok : -
Tidak sesuai
Buku bacaan : maksimum peminjaman 2 judul untuk 1 minggu. Perpustakaan di SDNP R tidak meminjamkan buku pelajaran pokok karena peminjaman dilakukan hanya untuk pemakaian di kelas, sedangkan perpustakaan di SDNP KJ tidak menyimpan buku pelajaran pokok. Perpustakaan SDNP SA dan KJ telah sesuai dengan BPPPS Data diatas diperoleh dari peraturan peminjaman yang terdapat di setiap perpustakaan.
24. Peminjaman
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa dalam layanan peminjaman terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan: a. Peminjaman harus menunjukkan kartu anggota b. Petugas wajib mencatat nomor anggota dan tanggal pengembalian buku pada kartu buku, mencatat nomor anggota dan tanggal pengembalian buku pada slip buku, dan mencatat nomor panggil dan tanggal pengembalian buku pada kartu peminjaman. c. Peminjaman harus menandatangani kartu buku d. Petugas wajib menandatangani lembaran buku e. Petugas menyusun kartu buku berdasarkan tanggal kembali dan menyusun kartu peminjaman berdasarkan nomor urut kartu anggota setelah transaksi sirkulasi. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 26 Kesesuaian Peminjaman NO 1 2 NO 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA NAMA SEKOLAH SDNP P SDNP KJ
KEGIATAN PEMINJAMAN
KESESUAIAN
Point b, d dan e Point b, c, d, dan e
Tidak sesuai Tidak sesuai
KEGIATAN PEMINJAMAN
KESESUAIAN
Point b, d, dan e Point a, b, c, d, dan e
Tidak sesuai Sesuai
Ketidaksesuaian proses peminjaman di Perpustakaan SDNP SA karena anggota tidak memiliki kartu anggota. Perpustakaan SDNP KJ tidak mengadakan pembuatan kartu anggota melainkan kantong buku yang berfungsi sebagai kartu
anggota. Data diatas diperoleh dari hasil observasi peneliti dengan cara melihat proses peminjaman di Perpustakaan.
25. Pengembalian Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa langkah-langkah dalam layanan pengembalian adalah: a. Petugas wajib memeriksa kondisi bahan pustaka dan mencocokkan tanggal pengembalian pada slip buku b. Petugas wajib membubuhkan cap tanda kembali pada kartu buku, slip buku dan kartu peminjaman c. Petugas wajib mengembalikan kartu buku ke dalam kantong buku dan kartu peminjaman pada tempatnya d. Petugas wajib menaguh denda jika terdapat pelanggaran e. Petugas wajib mengembalikan bahan pustaka ketempatnya dan memisahkan bahan pustaka yang rusak. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 27 Kesesuaian Pengembalian
1
NAMA SEKOLAH SDNP R
2 3. 4.
SDNP SA SDNP P SDNP KJ
NO
KEGIATAN PENGEMBALIAN Point a, b, c, d dan e tanpa kartu buku. Point a, b, c, d, dan e Point a, b, c, d, dan e
KESESUAIAN Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai
Kegiatan pengembalian perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ telah sesuai dengan BPPPS. Perpustakaan SDNP R tidak menggunakan kartu buku dalam
pengembalian, sedangkan kegiatan pengembalian di Perpustakaan SDNP P dilakukan oleh peminjam (siswa). Data diatas diperoleh dari pengamatan peneliti terhadap proses pengembalian di Perpustakaan.
26. Sanksi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa sanksi yang diberlakukan dapat berupa: a. Denda b. Pelarangan meminjam untuk waktu tertentu c. Mengganti koleksi yang hilang. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 28 Kesesuaian Sanksi NO 1 2 3. 4.
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
SANKSI Point a, b dan c Point a dan c Point c Point a dan c
KESESUAIAN Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Data diatas peroleh dari peraturan yang ditetapkan perpustakaan tersebut. Perpustakaan SDNP R memberikan dendan sebesar Rp. 200,00/ hari untuk setiap keterlambatan pengembalian buku, jika pengunjung melanggar tata tertib perpustakaan maka sanksi yang diberlakukan adalah pelarangan peminjaman
untuk waktu tertentu, dan mengganti koleksi yang dihilangkan dengan buku dengan judul yang sama atau membayar dengan uang senilai buku yang dihilangkan. Perpustakaan SDNP SA memberi denda sebesar Rp. 100,00/ hari untuk setiap keterlambatan pengembalian buku, dan untuk koleksi yang dihilangkan maka sanksi yang diberikan adalah mengganti buku dengan judul yang sama atau membayar dengan uang senilai buku yang dihilangkan. Perpustakaan SDNP
P
tidak
memberlakukan denda
dan
hanya
memberlakukan sanksi untuk menghilangkan koleksi dengan mengganti buku dengan judul yang sama atau
membayar dengan uang senilai buku yang
dihilangkan. Perpustakaan SDNP KJ memberi dendan sebesar Rp. 200,00/ hari untuk setiap keterlambatan pengembalian buku, dan untuk koleksi yang dihilangkan maka sanksi yang diberikan adalah mengganti buku dengan judul yang sama atau membayar dengan uang senilai buku yang dihilangkan.
27. Kerjasama perpustakaan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa kerjasama perpustakaan dapat dilakukan dengan perpustakaan sekolah lain, perpustakaan umum, atau perpustakaan lainnya, yaitu dalam bidang pelayanan, pengadaan dan pengolahan koleksi. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 29 Kesesuaian Kerjasama Perpustakaan
1
NAMA SEKOLAH SDNP R
2 3.
SDNP SA SDNP P
4.
SDNP KJ
NO
KEGIATAN KERJASAMA
KESESUAIAN
Kerjasama dalam pengadaan dengan penerbit majalah Bobo. Tidak ada Kerjasama pengadaan bulletin dengan Sampoerna Foundation Tidak ada
Sesuai
Tidak sesuai Sesuai
Tidak sesuai
Perpustakaan SDNP R dan SDNP P melakukan kerjasama dalam hal pengadaan, sedangkan perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ belum melakukan kerjasama dalam hal apapun dan dengan pihak manapun. Data diatas diperoleh berdasarkan petikan wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
28. Promosi Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa promosi perpustakaan dapat dilakukan melalui: a. Kegiatan orientasi kepada siswa baru b. Menyebarluaskan daftar judul buku baru c. Memberikan penghargaan kepada siswa/guru yang sering meminjam koleksi perpustakaaan d. Mengadakaan perlombaan yang berkaitan dengan perpustakaan sekolah. Fakta di lapangan adalah:
Tabel. 30 Kegiatan Promosi Perpustakaan NO 1
NAMA SEKOLAH SDNP R
PROMOSI Point c dan d
KESESUAIAN Sesuai
2 3. 4.
SDNP SA SDNP P SDNP KJ
Point a dan c Point c Point a, c, dan d
Sesuai Sesuai Sesuai
Perpustakaan SDNP R dan SDNP P tidak melakukan orientasi kepada siswa baru, sedangkan perpustakaan SDNP SA dan SDNP KJ melakukan orientasi kepada siswa baru. Keempat perpustakaan tidak menyebarluaskan daftar judul baru yang ada di Perpustakaan.Keempat perpustakaan memberikan penghargaan bagi siswa yang rajin membaca/meminjam buku di Perpustakaan. Data diatas diperoleh berdasarkan hasil wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
D. Ruang Perpustakaan 29. Luas ruangan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 481/C/Kep/I/1992 tanggal 15 Desember 1992, nomor 530/C/Kep/I/1993 tanggal 31 Desember 1993, dan 370/C/Kep/I/1994 tanggal 29 Desember 1994 ditetapkan luas ruang perpustakaan sekolah untuk Sekolah Dasar adalah 56 m² untuk Sekolah Dasar tipe A dan B61. Fakta di lapangan adalah: Tabel. 31 Kesesuaian Luas Ruang Perpustakaan NO 1 2 3. 4. 61
NAMA SEKOLAH SDNP R SDNP SA SDNP P SDNP KJ
JUMLAH SISWA 953 siswa 290 siswa 282 siswa 370 siswa
LUAS RUANGAN 112 m² 56 m² 56 m² 56 m²
KESESUAIAN Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
SD Tipe A adalah SD dengan jumlah siswa 360-480 siswa dan SD Tipe B adalah SD dengan jumlah siswa 180-360 siswa. Lihat juga., Darmono, h. 208.
SDNP SA dan SDNP P merupakan sekolah Dasar tipe B, sedangkan SDNP KJ merupakan Sekolah Dasar tipe A, jadi luas ruang perpustakaan yang dimiliki ketiga sekolah telah sesuai dengan BPPPS. Luas ruang perpustakaan SDNP R dua kali lipat luas ruang perpustakaan yang tertera di BPPPS karena jumlah murid di sekolah juga mencapai dua kali lipat jumlah siswa terbanyak Sekolah Dasar Tipe A.
E. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengelolaan Perpustakaan Sekolah 1. Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Komplek Rawamangun Jakarta adalah dana, koleksi, kebebasan bekerja, komunikasi yang baik dengan Koordinator, dan kerjasama dengan guru-guru. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya petugas perpustakaan. Data diatas diperoleh dari hasil wawancara dengan petugas perpustakaan (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
2. Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, kerjasama dengan guru-guru, dan keleluasaan dalam bekerja. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya minat baca anak dan kurangnya tenaga teknis perpustakaan. Data diatas diperoleh dari hasil wawancara dengan petugas perpustakaan (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
3. Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, hubungan kerja yang baik dengan Koordinator
Perpustakaan,
dan
perilaku
anak-anak.
Sedangkan
faktor
penghambatnya adalah koleksi, minat baca anak, dan ruang perpustakaan yang berfungsi sebagai ruang komputer. Data diatas diperoleh dari hasil wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
4. Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi adalah dana, petugas yang memiliki pendidikan perpustakaan, kerjasama dengan guru-guru, dan hubungan yang baik antara petugas dan Koordinator Perpustakaan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya minat baca anak. Data diatas diperoleh dari hasil wawancara (lihat lampiran 9, 10, 11, dan 12).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada Bab IV: 1. Sumber Daya Manusia di Perpustakaan SDNP R, SDNP SA, dan SDNP KJ telah memenuhi kualifikasi, akan tetapi pembinaan karir petugas belum dilakukan dan jumlahnya tidak memenuhi jumlah ideal. SDM Perpustakaan SDNP P masih belum memenuhi kualifikasi dan kekurangan tenaga. 2. Koleksi di Perpustakaan SDNP R, SDNP P, dan SDNP KJ masih belum memenuhi syarat koleksi dasar dan pengembangan koleksi yang seharusnya tercapai dalam waktu 5 tahun. Koleksi Perpustakaan SDNP SA telah memenuhi koleksi dasar perpustakaan sekolah dan pengembangan koleksi. 3. Pengadaan koleksi di Perpustakaan SDNP R dilakukan dengan cara pembelian berdasarkan usulan guru/siswa dan katalog penerbit. perpustakaan SDNP SA, SDNP P, dan SDNP KJ dilakukan dengan cara pembelian berdasarkan usulan guru/siswa dan sumbangan siswa yang akan tamat. 4. Klasifikasi dilakukan oleh keempat Perpustakaan Sekolah dengan menggunakan DDC akan tetapi perpustakaan masih belum melakukan katalogisasi dalam bentuk kartu katalog. Pengaturan koleksi buku di keempat perpustakaan sudah sesuai
dengan aturan, untuk koleksi jenis lainnya penyimpanannya masih belum teratur, kecuali pengaturan majalah di perpustakaan SDNP KJ, pengaturannya telah sesuai dengan BPPPS. 5. Kegiatan pemeliharaan di keempat perpustakaan meliputi penjilidan, menjaga kebersihan ruangan, penyiangan, dan pengaturan cahaya sinar matahari. Pengaturan suhu ruang perpustakaan belum sesuai dengan BPPPS. 6. Sistem layanan yang diberlakukan keempat perpustakaan sekolah adalah sistem layanan terbuka. Jenis layanan yang diberikan adalah layanan membaca, rujukan dan sirkulasi. Perpustakaan SDNP R dan SDNP KJ tidak memberikan layanan peminjaman buku pelajaran pokok karena tidak dikelola perpustakaan. Kartu anggota di perpustakaan SDNP R, SDNP SA dan SDNP P tidak diadakan, sedangkan pengembalian koleksi di Perpustakaan SDNP P dilakukan oleh penggunanya sendiri. 7. Sanksi yang diberlakukan di Perpustakaan SDNP SA, SDNP R dan SDNP KJ adalah denda dan mengganti koleksi yang hilang. Perpustakaaan SDNP R juga memberlakukan pelarangan peminjaman untuk waktu tertentu, sedangkan perpustakaan SDNP P hanya memberlakukan mengganti koleksi yang dihilangkan. 8. Perpustakaan kurang menjalin kerjasama dengan pihak lain terutama dalam hal pengadaan koleksi buku. Untuk memasyarakatkan perpustakaan, perpustakaan SDNP R memberikan penghargaan dan
mengadakan kegiatan-kegiatan,
perpustakaan SDNP SA melakukan orientasi siswa dan memberikan penghargaan, perpustakaan SDNP P memberikan penghargaan, sedangkan perpustakaan SDNP
KJ memberikan penghargaan, mengadakan orientasi siswa dan mengadakan kegiatan. 9. Luas ruang perpustakaan SDNP R, SDNP SA, SDNP P, dan SDNP KJ telah sesuai dengan jumlah siswa yang ada di Sekolah. 10. Faktor-faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP R adalah dana, koleksi, kebebasan bekerja, komunikasi yang baik dengan Koordinator, dan kerjasama dengan guru-guru. Faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, kerjasama dengan guru-guru, dan keleluasaan dalam bekerja. Faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi adalah fasilitas dalam bekerja, hubungan kerja yang baik dengan Koordinator Perpustakaan, dan perilaku anak-anak. Faktor pendukung pengelolaan perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi adalah dana, petugas yang memiliki pendidikan perpustakaan, kerjasama dengan guru-guru, dan hubungan yang baik antara petugas dan Koordinator Perpustakaan. 11. Faktor
penghambat
perpustakaan
perpustakaan. Faktor penghambat
SDNP
R
adalah
kurangnya
petugas
perpustakaan SDNP SA adalah kurangnya
minat baca anak dan kurangnya tenaga teknis perpustakaan. Faktor penghambat pada perpustakaan SDNP P adalah koleksi, minat baca anak, dan ruang perpustakaan yang berfungsi sebagai ruang komputer. Sedangkan faktor penghambat perpustakaan SDNP KJ adalah kurangnya minat baca anak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat dijadikan solusi dari masalah-masalah yang terdapat di Perpustakaan: 1. Perlu adanya penambahan petugas perpustakaan di setiap perpustakaan dan pemberian pembinaan baik kepada petugas maupun kooordinator perpustakaan, terutama pembinaan karir petugas perpustakaan agar petugas lebih terpacu mengembangkan diri dan mengembangkan perpustakaan. 2. Perpustakaan harus menyediakan lebih banyak jenis dan jumlah koleksi sesuai persyaratan koleksi dasar dan pengembangan koleksi, yaitu 10 judul buku untuk 1 orang siswa. Ketersediaan koleksi dari segi jumlah dan isi yang menarik juga dapat menstimulasi minat baca anak sehingga anak akan sering berkungjung ke perpustakaan. 3. Penyeleksian koleksi harus lebih cermat berdasarkan kebutuhan bersama dan tidak lupa untuk memeriksa kondisi koleksi sebelum diolah. 4. Katalogisasi harus dilakukan, walaupun kurang terpakai akan tetapi katalog dapat dijadikan sebagai bahan pendidikan pemakai untuk siswa sekedar tahu tentang katalog. 5. Pengaturan dan penyimpanan koleksi selain buku harus lebih diperhatikan, terutama koleksi non book yang mudah rusak. Penyimpanan majalah dan harus sesuai nomor terbitannya untuk kemudian dijilid jika sudah lengkap. Koran bisa dimanfaatkan untuk dijadikan kliping perpustakaan jika perpustakaan tidak memiliki tempat penyimpanan Perpustakaan juga memerlukan reproduksi untuk koleksi yang banyak digunakan dan pengaturan suhu ruang perpustakaan agar koleksi awet.
6. Peminjaman dan pengembalian harus tercatat degan jelas dan dilakukan oleh petugas agar tidak terjadi kesalahan pencatatan atau shelving koleksi. Kesalahan shelving akan menyulitkan pengguna dalam mencari informasi. 7. Perpustakaan sekolah harus bisa menjalin kerjasama dengan pihak lain agar perpustakaan lebih berkembang, terutama dalam hal pengadaan koleksi agar kebutuhan informasi terpenuhi tanpa sekolah menghabiskan dana yang besar. 8. Ruang perpustakaan hendaknya tersendiri agar tidak menggangu aktifitas pengunjung perpustakaan. 9. Pedoman atau standardisasi pada perpustakaan sekolah sebaiknya memberi keleluasaan pada pihak perpustakaan dalam hal alur peminjaman dan pengembalian buku. 10. Penelitian lanjutan secara mendalam sangat disarankan kepada siapa saja yang ingin melanjutkan penelitian ini agar memberi gambaran yang lebih spesifik mengenai kondisi perpustakaan di sekolah dasar negeri percontohan.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Waktu
: Jum’at, 19 Oktober 2007
Saya akan mengajukan pertanyaan mengenai SDM, koleksi, dan layanan di perpustakaan. mengenai SDM, bagaimana Pak pembagian tugas di Perpustakaan? “Pembagian kerja di Perpustakaan, kita sendiri yang kerja, semuanya saya yang lakuin. Mulai dari pengadaan, processing, membantu anak mencari informasi sampai nata ruang perpustakaannya”. Lalu apa fungsi koordinator? “Ya… penanggungjawab, yang buat laporan ke Kepala Sekolah dan ikut rapat evaluasi sekolah”. Bagaimana cara perpustakaan meningkatkan kualitas SDM-nya? “Kalo dari saya, ya… istilahnya saya mengikuti seminar-seminar di luar. Saya udah dua kali ikut seminar di Perpustakaan Nasional”. Kalau pembinaan untuk koordinatornya, bagaimana Pak? “Pak Wijan (koordinator perpustakaan) ikut pelatihan juga, tapi baru, setelah terpilih jadi koordinator perpustakaan”. Sekarang kita akan membahas mengenai koleksi ya Pak. Bagaimana cara perpustakaan menjadikan koleksi di perpustakaan sesuai dengan yang dibutuhkan pemakai? “Kita caranya temu bola gitu. Kita Tanya-tanya apa yang dibutuhin anak-anak, guru di perpustakaan. Kita bikin lembaran, kita sebar, setelah lembaran masuk baru kita ajukan. Kita adakan ini tiap September atau tiap ada dananya”. Kebijakan apa yang dimiliki perpustakaan dalam hal pengadaan? “Saya sih lebih memprioritaskan buku-buku yang dibutuhkan, taunya dari mana? Ya dari lembaran yang kita sebar. Kalau bisa semua subjek buku bisa ditambah biar semua
kebutuhan terpenuhi, tapi kalau dana tidak memungkinkan yang didahulukan yang penting-penting dulu”.
Bagaimana proses pengadaan koleksinya? “Kita udah punya anggaran disini untuk beli buku. Yang melakukan pembelian saya sendiri, kalo banyak saya telepon penerbitnya suruh datang. Penerbit kan punya daftar bukunya, nah kita liat dari situ. Kita beli sesuai usulan, yang lainnya saya beli yang kira-kira isinya bagus, ya… liat aja dari judulnya”. Bagaimana cara Perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi? “Kalau mesen lewat penerbit saya periksa dulu, sesuai pesanan ga? Ada yang rusak ga? Baru setelah itu didata di buku induk, diberi stempel, dikasih nomor induk tiap eksemplar. Buku dilabeli nomor panggil buku dan klasifikasi warna. Bagaimana cara perpustakaan memelihara koleksinya? “Ya… kita jaga koleksinya. Kalau ada yang rusak kita perbaiki. Kadang sampul yang kita kasih rusak, kita ganti. Kalau pemeliharaan ruangannya, ada yang bersihin setiap hari dari petugas kebersihan sekolah”. Bagaimana penyiangan koleksi di perpustakaan? “Stock opname ya?”. Bukan Pak, bagaimana penyeleksian koleksi perpustakaan untuk dikeluarkan dari perpustakaan? “Ooh, perpustakaan kan baru berjalan beberapa tahun ya, jadi buku-buku disini belum ada yang dikeluarin kecuali yang rusak”. Sekarang pertanyaan mengenai layanan di Perpustakaan. Layanan apa saja yang dimiliki perpustakaan? “Peminjaman… terus pembuatan kartu anggota… terus melayani anak dalam belajar. Disini anak bisa nonton juga, kan ada audiovisual televisi. Kalau ada kelas, disini penuh (menunjuk tempat baca dan panggung tempat menonton)”. Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain? “Ada, dengan majalah Bobo. Kita dapat langganan gratis majalah Bobo”. (Wawancara terhenti sebentar karena petugas melayani siswa mencari buku di rak. Wawancara dilanjutkan ± 3 menit kemudian)
Bagaimana cara perpustakaan mlakukan promosi kepada siswa-siswi disini? “Promosinya melalui guru, kita bekerjasama dengan guru. Biasanya kita buat perlombaan-perlombaan seperti, resensi buku, mengarang. Kita juga memberi piagam penghargaan untuk siswa yang rajin membaca”.
Faktor-faktor apa yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini? “Faktor pendukung pengelolaan perpustakaan, yaitu dana. Kita selalu mendapat dana rutin tiap tahunnya sehingga selalu ada pengadaan koleksi baru dan pengadaan kegiatan-kegiatan seperti lomba-lomba. Selain itu ada factor kebebasan untuk mengelola perpustakaan, komunikasi saya dengan Koordinator juga baik. Kerjasama dengan guruguru juga baik”. Faktor-faktor apa yang menghambat pengelolaan di Perpustakaan? “Faktor penghambat menurut saya ada satu, yang paling terasa yaitu tenaga perpustakaan. Dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan jadi ada yang terbengkalai karena petugasnya cuma saya”.
Tabel 2 Reduksi Data Wawancara Perpustakaan SDNP Komplek IKIP Rawamangun Jakarta
Variabel SDM
Sub Variabel - Kegiatan Kepala Perpustakaan
Hasil - Penanggungjawab - Laporan pertanggungjawaban - Evaluasi
Koleksi
- Pembinaan SDM
- Mengikuti seminar-seminar
- Pengadaan koleksi
- Beli
- Alat seleksi koleksi
- Lembar usulan - Daftar terbitan penerbit
- Kebijakan pengadaan koleksi
- Memprioritaskan kebutuhan - Mencakup semua subjek - Kebutuhan terpenuhi
- Inventarisasi
- Memeriksa koleksi - Mendata di buku induk - Diberi stempel - Dilabeli no. panggil
- Pemeliharaan koleksi
- Diberi sampul - Diperbaiki jika rusak - Membersihkan ruangan
Pelayanan
- Penyiangan
- Buku yang rusak
- Jenis layanan
- Peminjaman - Baca - Nonton
- Kerjasama
- Langganan gratis majalah Bobo
- Promosi
- Pengenalan melalui guru - Perlombaan - Memberi piagam penghargaan
Faktor-faktor
- Faktor pendukung
- Dana - Koleksi - Kebebasan dalam bekerja - Komunikasi yang baik - Kerjasama dengan guru-guru
- Faktor penghambat
- Tenaga perpustakaan
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Waktu
: Senin, 27 Agustus 2007
Bagaimana pembagian tugas di Perpustakaan ini Mbak? “Perpustakaan kan punya koordinator, Ibu Habibah, jadi Ibu yang bertanggungjawab. Kerjaan saya hal-hal yang berhubungan langsung sama perpus, kaya teknis…, ngelayanin anak ama rapih-rapih”. Selain itu, apalagi tugas Koordinator Sekolah? “Wah… kalo itu Mbak Tanya aja langsung ke Bu Habibah”. Bagaimana cara perpustakaan meningkatkan kualitas SDM-nya? “Saya sih suka baca-baca aja buku tentang perpustakaan. Sebelum disini (kerja), saya pernah ikut pelatihan di Perpustakaan Jak-Tim selama 3 bulan. Disana diajarin bikin catalog, klasifikasi, banyaklah. Setelah pelatihan itu baru saya ditawarin untuk jadi petugas disini”. Untuk koleksi di Perpustakaan nih Mbak, bagaimana cara perpustakaan mengadakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai di Sekolah ini? “Biasanya guru-guru disini suka usul buku apa aja yang dibutuhin, kalo engga ke saya ya… ke Ibu Habibah (koordinator). Saya juga liat dari catatan peminjaman anak-anak sukanya baca buku seperti apa, nanti itu (buku) yang ditambah, biasanya sih fiksi”. Siapa yang menyeleksi buku-buku yang akan diadakan di Perpustakaan? “Saya dan Koordinator. Karena buku-buku yang dibeli buku-buku yang sesuai usulan guru dan berdasarkan catatan peminjaman anak-anak jadi gampang nentuinnya”. Apa kebijakan perpustakaan dalam hal pengadaan koleksi? “Buku-buku yang memang diperlukan didahulukan dan yang isinya up to date . Setiap ada dana kita berusaha beli buku yang berbeda subjeknya tapi tetap liat mana yang lebih dibutuhin. kalau untuk buku bacaan, buku yang temanya disukai anak kita perbanyak”.
Bagaimana proses pengadaan koleksi di perpustakaan?
“Yaa tadi, … usulan dari guru atau murid dicatat nanti diajukan dananya, kalo ada kita beli. Belinya langsung ke toko buku. Kadang saya beli dari uang denda. Disini anak yang mau lulus syaratnya harus nyumbang buku. Waktu itu Perpustakaan Jak-Tim pernah ngasih buku juga, buku-buku kaya itu tuh (menunjuk deretan buku di lemari buku fiksi rak ke dua)”. Bagaimana cara perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi? “Kalau ada buku baru datanya di-input ke database yang ada di komputer. Kita punya software perpustakaan, jadi gampang kalo tertulisnya ada juga print outnya dari database. Koleksi udah ada nomor induknya, nomor kelasnya. Koleksi yang udah ditempel label buku dicap terus dikasih slip pengembalian, kantong buku dan kartu buku di dalam buku”. Bagaimana pemeliharaan koleksi di Perpustakaan? “Yaa kita bikin peraturan kaya dilarang makan dan minum di Perpustakaan biar koleksinya ga kotor. Ruangan setiap hari juga dibersihin”. Buku-buku seperti apa yang disiangi dari perpustakaan? “Buku-buku yang udah ga kepake lagi kaya kurikulum lama. Kalo buku yang rusak masih bisa diperbaiki ya kita perbaiki, kalo udah parah ya kita keluarkan”. Layanan apa saja Mbak, yang ada di Perpustakaan? “Kita ada peminjaman, baca disini juga bisa, tapi biasanya untuk belajar jam kelas engga bias karena ruang bacanya kecil. Paling bukunya aja dibawa ke kelas dan dicatat, nanti selesai jam pelajaran dikembalikan”. Apa yang Mbak lakukan dalam membantu anak-anak di perpustakaan? “Saya mengawasi anak-anak membaca, kalau ada yang mencari informasi tentang gunung atau danau misalnya, saya kasih tahu buku-buku tentang itu. Tapi tidak untuk membantu dalam mengerjakan tugas”. Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain? “Sampai sekarang sih belum ada”. Bagaimana cara perpustakaan melakukan promosi ke murid-murid? “Setiap anak baru (kelas 1) dikasih tau Gurunya kalau disini ada perpustakaan dan bisa pinjem buku juga”. Ada tidak kegiatan untuk menarik perhatian anak-anak?
“Kita tiap bulan Agustus selalu lomba resensi buku dari buku-buku di Perpustakaan. Tiap akhir semester, untuk anak yang rajin meminjam buku diberikan hadiah”.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Koordinator Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi. Waktu
: Senin, 27 Agustus 2007
Begini Bu, Perpustakaan kan memilki Koordiator Perpustakaan dan Petugas Perpustakaan, lalu bagaimana cara pembagian tugasnya? “Semua pekerjaan perpustakaan dikerjakan Mbak Ida (petugas perpustakaan), saya hanya koordinator dan kurang mengerti teknisnya bagaimana. Mbak Ida yang tahu”. Jadi, apa tugas ibu sebagai koordinator? “Saya bertanggungjawab atas perpustakaan. Disela-sela waktu ngajar saya suka ngecek kesana. Kalo program-program perpustakaan saya dan Mbak Ida susun sendiri nanti dibicarakan?”. Bagaimana cara perpustakaan melakukan evaluasi? “Sebelum rapat evaluasi sekolah, kita berdua (koordinator dan petugas) udah evaluasi duluan. Nanti Mba Ida buat laporan ke saya, saya nant jugai buat laporan pertanggungjawaban untuk Kepala Sekolah”. Pembinaan apa yang telah Ibu ikuti selama menjadi Koordinator Perpustakaan? “Saya belum pernah mengikuti pembinaan apapun, mau sih kalau ada kesempatan tapi sampai saat ini belum ada” Faktor-faktor apa saja yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini? “Kami punya dana yang cukup untuk perpustakaan jadi bisa rutin melakukan pengadaan ada dari BOS dan Komite Sekolah. Perpustakaan juga dikelola oleh tenaga yang memang memiliki pendidikan mengenai perpustakaan. Kita selalu bekerjasama dengan para guru jika ada kegiatan, kalau sekolah mengadakan kegiatan perpustakaanjuga dilibatka, hubungan saya dengan petugas perpustakaan juga baik”. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pengelolaan di Perpustakaan ini? “Faktor penghambatnya apa ya...? Sepertinya minat anak untuk membaca masih kurang. Kalau sekarang anak-anak sepertinya lebih tertarik dengan media hiburan lain seperti televise, jadi untuk baca masih kurang”. Tabel 1
Reduksi Data Wawancara Perpustakaan SDNP Kebon Jeruk 11 Pagi
Variabel SDM
Sub Variabel - Kegiatan Kepala Perpustakaan
Hasil - Bertanggungjawab atas perpustakaan - Melakukan pengecekan - Evaluasi - Buat laporan pertanggungjawaban
- Pembinaan SDM
- Pelatihan di Perpustakaan JakTim
Koleksi
- Pengadaan koleksi
- Beli - Sumbangan buku anak yang mau lulus - Sumbangan Perpustakaan JakTim
- Alat seleksi koleksi
- Usul guru - Catatan peminjaman
- Kebijakan pengadaan koleksi
- Yang diperlukan didahulukan - Isinya up to date - Subjek yang berbeda - Buku yang disukai diperbanyak
- Inventarisasi
- Masukkan data buku ke database di komputer - Diberi no. induk - Dicap - Ditemepel label
- Pemeliharaan koleksi
- Koleksi tidak boleh kotor - Membersihkan ruangan
- Yang rusak diperbaiki - Penyiangan
- Buku yang rusak parah - Kurikulum lama
Pelayanan
- Jenis layanan
- Baca - Peminjaman - Rujukan
- Kerjasama
- Tidak ada
- Promosi
- Orientasi anak kelas 1 - Perlombaan - Memberi hadiah
Faktor-faktor
- Faktor pendukung
- Dana - Koleksi - Petugas perpustakaan - Kerjasama dengan guru - Komunikasi yang baik
- Faktor penghambat
- Minat baca anak
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi Waktu
: Sabtu, 1 Desember 2007
Pertanyaan yang akan saya tanyakan menyangkut SDM, koleksi dan pelayanan di Perpustakaan. Mengenai SDM Perpustakaan, bagaimana pembagian tugas di Perpustakaan? “Saya tugasnya melayani peminjaman, ngawasin anak-anak yang belajar disini, saya buat sih program-program kerja di perpustakaan (petugas mengambil daftar program kerja di atas meja kerja petugas dan menunjukkan ke pewawancara), semuanya saya susun sendiri, di perpustakaan juga ada kegiatan pembuatan mading sekolah, saya yang mengawasi, kalau ada informasi yang dicari ada di perpustakaan saya bantu mencarikan”. Fungsi Koordinator Perpustakaan apa Mas? “Pembimbing saya, sebagai penanggung jawab perpustakaan yang memberi laporan kepada Kepala Sekolah, kalau ada apa-apa dibicarakan dulu sama koordinator perpustakaan”. Bagaimana cara perpustakaan meningkatkan kualitas SDM-nya? “Saya belajar aja dari petugas sebelumnya”. Mas pernah mengikuti pelatihan/ seminar bidang perpustakaan? “Belum pernah”. Bagaimana dengan Koordinator Perpustakaan? “Sudah pernah sekali”. Mengenai koleksi perpustakaan, bagaimana cara perpustakaan menjadikan koleksinya sesuai dengan kebutuhan pemakai? “Koleksi beberapa berasal dari usulan guru, untuk anak-anak saya liat-liat aja mereka suka baca buku apa”. Bagaimana cara perpustakaan melakukan pengadaan koleksi? “Beli, dari dana BOS kan ada, dari Sampoerna Foundation juga dapat bulletin”. Siapa yang menyeleksi koleksi yang mau diadakan di Perpustakaan?
“Engga ada. Yang melakukan pembelian Ibu Kepala Sekolah dan Koordinator sesuai dengan usulan dan laporan saya berdasarkan pengamatan saya” . Bagaimana kebijakan perpustakaan dalam hal pengadaan koleksi? “Koleksi yang dibeli adalah yang sesuai dengan usulan dan yang sering dibaca anak, diusahakan agar memenuhi kebutuhan pemakai”. Bagaimana perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi? “Koleksi yang baru dicatat di buku daftar koleksi perpustakaan kemudian diberi nomor induk untuk tiap eksemplar. Buku dibuatkan labelnya, kita memakai DDC untuk mengklasifikasi buku, buku diberi cap tanda milik perpustakaan”. Bagaimana cara pemeliharaan koleksi di perpustakaan? “Perpustakaan yang pasti harus bersih biar ruangan engga terlalu berdebu. Perpustakaan juga dikasih AC (menunjuk kearah AC)”. Bagaimana cara perpustakaan menyeleksi buku yang akan dikeluarkan dari perpustakaan? “Paling yang rusak-rusak aja. Kalau rusaknya masih bisa diperbaiki, kaya sampulnya yang rusak, kita benerin. Kalo rusaknya sama isi bukunya, ya dibuang”. Mengenai layanan di perpustakaan, layanan apa saja yang dimiliki perpustakaan? “Layanan peminjaman. Kalo mau nonton, anak-anak bisa diputerin film dan nonton rame-rame pake LCD. Biasanya guru suka bawa anak-anak belajar di Perpustakaan”. Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain? “Sama Sampurna Foundation aja, mereka kasih kesini bulletin setiap bulan”. Bagaimana cara perpustakaan mempromosikan diri ke para siswa? “Mereka kan kadang nonton disini, nanti mereka lihat buku-buku disini dan tertarik sendiri. Untuk peminjam terbanyak kita kasih hadiah”. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini? “Kalau untuk bekerja disini ada fasilitas untuk membantu saya seperti computer dan printer. Pengelolaan disini juga dibantu Koordinator dan guru-guru, anak-anaknya juga engga susah diatur”. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pengelolaan di Perpustakaan ini? “Faktor yang menghambat yaitu koleksi, koleksinya kurang banget jadi minat anak untuk membaca juga kurang. Ruang perpustakaan yang sekaligus ruang komputer juga
menghambat, kalau ada kelas komputer anak-anak yang belajar komputer dan anak yang berkunjung sama-sama terganggu”.
Tabel 1
Reduksi Data Wawancara Perpustakaan SDNP Pesanggrahan 10 Pagi
Variabel SDM
Sub Variabel - Kegiatan Kepala Perpustakaan
Hasil - Pembimbing - Bertanggungjawab atas perpustakaan - Evaluasi
- Kualifikasi Koord.
- Pelatihan bidang perpustakaan
Perpustakaan
Koleksi
- Pembinaan SDM
- Belum pernah
- Pengadaan koleksi
- Beli - Sumbangan Sampoerna Foundation
- Alat seleksi koleksi
- Usul guru - Pengamatan
- Kebijakan pengadaan koleksi - Inventarisasi
- Sesuai dengan kebutuhan - Sesuai dengan usulan - Mendata di buku induk - Diberi stempel - Dilabeli no. panggil
- Pemeliharaan koleksi
- Ruangan harus bersih - Diperbaiki jika rusak
Pelayanan
- Penyiangan
- Buku yang rusak
- Jenis layanan
- Peminjaman - Baca - Nonton
- Kerjasama
- Dengan Sampoerna Foundation
- Promosi
- Hadiah untuk peminjam terbanyak
Faktor-faktor
- Faktor pendukung
- Fasilitas bekerja - Kerjasama dengan guru-guru - Kerjasama dengan Koordinator
- Faktor penghambat
- Koleksi - Minat baca - Ruang perpustakaan yang sekaligus ruang komputer
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Petugas Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi Waktu
: Senin, 26 Nopember 2007
Saya akan mengajukan pertanyaan mengenai SDM, koleksi, dan pelayanan di Perpustakaan. Mengenai SDM perpustakaan, bagaimana pembagian tugas di Perpustakaan? “Semua pekerjaan di Perpustakaan saya yang kerjakan karena cuma saya petugasnya, sendiri. Kadang-kadang dibantu juga sama guru-guru lain”. Bagaimana dengan tugas Kepala perpustakaan? “Oh, kita disini engga ada kepala perpustakaan. Saya yang bertanggung jawab langsung ke Ibu Kepala Sekolah”. Bagaimana cara perpustakaan dalam meningkatkan kualitas SDM-nya? “Yaa… kalo ada pelatihan-pelatihan atau seminar saya diikutsertakan sama sekolah”. Mengenai koleksi perpustakaan, bagaimana cara perpustakaan agar koleksi di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan? “Biasanya ada brosur dari penerbit, bisa liat dari itu, guru terkadang usul buku yang mau dibeli. Saya juga perhatiin anak-anak sukanya baca buku apa” . Siapa yang menyeleksi buku-buku yang akan dibeli untuk perpustakaan? “Saya sendiri yang menyeleksi. Kalau buku-bukunya dibeli Kepala Sekolah, Ibu konfirmasi mau beli buku nanti saya memberi daftar buku-buku yang diperlukan”. Bagaimana cara perpustakaan melakukan pengadaan koleksi? “Itu (pengadaan) lebih sering Ibu (Kepala Sekolah) yang beli. Kadang ada yang nawarin ya… dibeli. Anak-anak juga diharuskan menyumbang buku ke Perpustakaan, untuk kelas 6 aja ya. Bagaimana kebijakan perpustakaan dalam hal pengadaan koleksi ?
“Pertama, yang pasti harus sesuai kebutuhan. Kalau guru butuh buku yang diusul kita akan adakan buku itu, kalau buku bacaan yaa.. yang disukai anak-anak. Kalau dananya terbatas, kita lebih memilih beli buku pelajaran”.
Bagaimana cara perpustakaan melakukan inventarisasi koleksi? “Koleksi yang baru saya masukkan ke daftar koleksi buku, buku yang masuk diberi nomor induk tiap bukunya. Buku diberi stempel perpustakaan, dikasih label, lembar tanggal pengembalian, kantong buku, dan kartu buku”. Bagaimana pemeliharaan koleksi di Perpustakaan? “Dijaga aja jangan sampai rusak. Ruangan perpustakaan juga dijaga kebersihannya”. Bagaimana kalau koleksinya ada yang rusak? “Kalau masih bisa diperbaiki ya… saya lem-lem atau disteples (tertawa kecil). Kalau rusaknya parah berarti harus dikeluarkan”. Selain buku-buku yang rusak, buku-buku yang bagaimana lagi yang harus dikeluarkan dari perpustakaan? “Kalo copy-nya banyak, sebenarnya bukan dikeluarkan untuk dibuang Cuma disimpan di tempat lain aja. Kalau yang dibuang, buku-buku yang udah ga sesuai lagi isinya, kaya buku-buku pelajaran”. Mengenai layanan perpustakaan, layanan apa saja yang disediakan perpustakaan perpustakaan? “Anak-anak bisa nonton disini, bisa baca disini atau dipinjam untuk dibawa pulang”. Apa yang Ibu lakukan jika ada pemakai yang tidak tahu dimana informasi yang dicarinya? “Anak-anak memang suka bertanya kalau tentang ini adanya di buku apa ya? Biasanya tentang buku-buku pengetahuan, nanti saya yang mencarikan. Apakah perpustakaan menjalin kerjasama dengan pihak lain? “Engga ada tuh”. Bagaimana cara perpustakaan melakukan promosi kepada siswa sekolah? “Biasanya anak baru di bawa ke Perpustakaan, nanti dijelasin kalo disini bisa baca, bisa nonton, bisa pinjem juga. Kita juga ngasih hadiah buku untuk murid yang paling sering meminjam buku”.
Faktor-faktor apa yang mendukung pengelolaan di Perpustakaan ini? “Faktor pendukung selama saya kerja disini ya.. fasilitas yang disediakan untuk memudahkan saya bekerja, adanya kerjasama yang baik dengan guru-guru lain dalam membantu mengurus perpustakaan, saya juga merasa ada keleluasaan dalam mengelola perpustakaan”. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pengelolaan di perpustakaan ini? “Kalau faktor penghambatnya dari minat baca anak yang kurang. Saya merasa walaupun banyak buku bagus jadi kurang dilihat dan dibaca anak. Selain itu, walaupun dalam mengurus perpustakaan saya dibantuguru-guu lain tetapi tetap teknisnya saya yang tahu, jadi kalau ada pengadaan butuh waktu lama untuk ngolah, soalnya saya sendiri yang mengerjakan”.
Tabel 3 Reduksi Data Wawancara Perpustakaan SDNP Sunter Agung 12 Pagi
Variabel SDM
Sub Variabel - Kegiatan Kepala
Hasil - Tidak ada
Perpustakaan - Pembinaan SDM
- Pelatihan-pelatihan atau seminar
Koleksi
- Pengadaan koleksi
- Beli - Sumbangan anak-anak
- Alat seleksi koleksi
- Usul guru
- Kebijakan pengadaan
- Sesuai kebutuhan
koleksi
- Buku bacaan yang disukai anak-anak - Lebih memilih buku pelajaran
- Inventarisasi
- Masukkan ke daftar koleksi buku - Pemberian no. induk - Pemberian stempel - Pemberian label
- Pemeliharaan koleksi
- Koleksi dijaga - Ruangan perpustakaan dijaga kebersihannya - Yang rusak diperbaiki
- Penyiangan
- Buku yang rusak - Buku yang tidak sesuai lagi
isinya Pelayanan
- Jenis layanan
- Nonton - Baca - Peminjaman - Rujukan
- Kerjasama
- Tidak ada
- Promosi
- Anak baru dibawa ke Perpustakaan - Memberikan hadiah
Faktor-faktor
- Faktor pendukung
- Fasilitas bekerja - Kerjasama dengan guru-guru - Keleluasaan dalam bekerja
- Faktor penghambat
- Minat baca anak - Kekurangan tenaga teknis