PENGESAHAN JURNAL Deskripsi Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif Dalam Pengembangan Motorik Halus Di Kelompok B Tk Adenium Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo Oleh
ANDI JUMRA 153 410 042
DESKRIPSI PEMANFAATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS DI KELOMPOK B TK ADENIUM KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO ANDI JUMRA Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Abd. Hamid Isa, Irvin Novita Arifin
ABSTRAK Andi Jumra. 2014. Deskripsi Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif Dalam Pengembangan Motorik Halus Di Kelompok B Tk Adenium Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini , Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Tim Pembimbing Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd dan Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemanfaatan alat permainan edukatif dalam pengembangan motorik halus pada anak di kelompok B TK Adenium Kecamatan Kota selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan anlisis dokumentasi. Sumber data yaitu data tentang APE yang digunakan guru dalam menstimulus perkembangan motorik halus anak dikumpul dengan teknik observasi berupa lembar observasi pada saat guru sedang menggunakan APE dalam pembelajaran dan melalui teknik wawancara berupa pertanyaan dalam lembar wawancara seputar penggunaan media APE dalam pembelajaran. Analisis data dengan menggunakan model analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa pemanfaatan APE mampu menstimulus perkembangan motorik anak dalam proses perkembangannya dengan sangat baik. Sehingga media sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam hal ini adalah perkembangan motorik halus anak. Dalam pemanfaatan APE perlu diperhatikan beberapa hal seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kata Kunci: Alat Permainan Edukatif (APE), Motorik Halus, dan Anak
Andi Jumra, Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd Dosen Jurusan PGPAUD Unversitas Negeri Gorontalo
Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas merupakan aset bangsa dan negara dalam melaksanakan pembangunan nasional di berbagai sektor dan dalam menghadapi tantangan kehidupan masyarakat dalam era globalisasi. Sumber daya manusia ini tiada lain ditentukan oleh hasil produktivitas lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, yang terdiri atas pendidikan formal dan non formal, serta secara spesifik merupakan hasil proses belajar-mengajar di kelas. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Rofiq, 2009: 1) Perkembangan
motorik
sangat
berpengaruh
terhadap
aspek-aspek
perkembangan lainnya. Anak yang kondisi fisiknya terlatih akan memiliki kesempatan lebih banyak dalam mengeksplorasikan lingkungannya sehingga dapat lebih mengenal dan memahami lingkungannya. Hal ini menggambarkan mengapa perkembangan fisik (motorik) berkaitan erat dengan perkembangan mental intelektual anak. Perkembangan sosial emosional anak juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan fisiknya. Anak yang fisiknya lemah akan memiliki kepercayaan diri yang kurang, terutama ketika ia membandingkan dirinya dengan anak-anak lain yang sebayanya. Kegagalan untuk menguasai ketrampilan motorik akan membuat anak kurang menghargai dirinya sendiri. Oleh karena itu agar anak dapat mencapai dan melewati perkembangannya dengan optimal, perlu diperhatikan tahap-tahap perkembangan motorik anak dengan stimulasinya yang tepat dan sesuai dengan usia perkembangannya. (Sujanto, 2013: 70-71) Berdasarkan observasi yang dilakukan, guru cenderung mengabaikan atau tidak mengoptimalkan penggunaan Alat Permainan Edukatif dengan sebaik-baiknya
dalam mengolah kemampuan anak. Guru kurang memperhatikan penggunaan alat/ media dalam merangsang perkembangan kemampuan anak khususnya perkembangan motorik halus. Sehingga anak-anak cenderung terabaikan dibiarkan secara kelompok tanpa memperhatikan perkembangan motorik halus secara khusus. Melalui penelitian ini ditargetkan bahwa akan terjadi perkembangan kemampuan anak dengan baik diikuti dengan pemberian permainan edukatif yang memperhatikan ciri-ciri dan manfaat APE itu sendiri. Sehingga memberikan pengetahuan bagi guru bahwa perkembangan anak perlu diperhatikan dengan menggunakan alat permainan edukatif yang baik. Diharapkan pemanfaatan APE yang baik anak mampu merangsang perkembangan motorik halus anak dengan baik. Dari penjelasan tersebut maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) Guru cenderung mengabaikan penggunaan Alat Permainan Edukatif dengan sebaik-baiknya.(2) Dalam menstimulus kemampuan anak khususnya perkembangan motorik halus. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pemanfaatan alat permainan edukatif dalam pengembangan motorik halus pada anak di kelompok B TK Adenium Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan alat permainan edukatif dalam pengembangan motorik halus pada anak di kelompok B TK Adenium Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Manfaat Penelitian, manfaat secara teoritis dan secara praktis Adapun manfaat teoritis dan praktis adalah sebagai berikut. Secara Teoritis: (1) Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam memahami perkembangan anak dan penggunaan media yang tepat dalam perkembangan anak. (2) Bagi guru, perlunya inovasi-inovasi baru dan kreatif lagi dalam penggunaan media pembelajaran khususnya penggunaan APE sehingga proses pengajaran lebih berkualitas. Secara Praktis: (1) Bagi anak, memberikan perkembangan kemampuan yang lebih terarah dengan diberikan stimulus positif sehingga anak dapat berkembang dengan baik berdasarkan rangsangan atau stimulus Alat Permainan Edukatif tersebut. (2) Bagi guru, dapat membantu guru dalam pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan, agar perkembangan anak dapat meningkat lebih optimal atau meningkat dari sebelumnya.
1. Hakikat Permainan Edukatif Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak. Bermain bagi anak-anak sama artinya dengan belajar. Kegiatan bermain mendorong anak menemukan dirinya, diri orang lain di luar dirinya, dan benda-benda di sekelilingnya. Melalui bermain, anak akan menemukan kekuatan, kelemahan, keterampilan, minat, pemikiran, dan perasaannya. Melalui kegiatan bermain bersama, anak-anak akan mengembangkan tubuh, otot, dan koordinasi dari gerakan, komunikasi, konsentrasi, dan kreativitas. Nilai hidup, seperti cinta kasih, penghargaan terhadap oran lain, kejujuran, disiplin diri, antara lain akan diperoleh melalui kegiatan bermain dengan orang lain. (Mulyati, 2000: 1) Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana atau media bermain oleh anak yang mengandung nilai pendidikan (nilai edukatif) dan dapat mengembangkan potensi anak. Berdasarkan penjelasan tersebut, APE dapat berbentuk apa saja yang ada di sekitar kita. Bendabenda di rumah seperti piring, sendok, gelas, sapu, tutup panci, kursi kecil, dan lainlain dapat dimanfaatkan sebagai APE. Namun, APE dalam tulisan ini dibatasi pada APE yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai atau bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar kita. (Mulyati, 2000: 11) APE yang akan digunakan sebagai media bermain hendaknya memenuhi persyaratan berikut ini; (Mulyati, 2000: 12) (1) Mengandung nilai pendidikan;
(2) Aman, dalam arti tidak membahayakan anak; (3) Menarik bagi anak, baik dari sei warna maupun bentuk; (4) Sesuai dengan minat dan taraf perkembangan anak; (5) Sederhana, murah, dan mudah diperoleh;
(6) Awet, mudah pemeliharaannya, dan tidak mudah rusak; (7) Ukuran dan bentuknya sesuai dengan usia anak; (8) Berfungsi mengembangkan kemampuan anak. Ciri-ciri APE adalah sebagai berikut: (Marfuah, 2008: 9) 1. Ditujukan anak usia taman kanak-kanak 2. Berfungsi mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak taman kanak-kanak yaitu: fisik, motorik, emosi sosial, bahasa, kognitif dan moral. 3. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam-macam tujuan aspek pengembangan dan manfaat multi media. 4. Aman bagi anak, APE tidak mengandung cat yang bahannya beracun, tidak ada bagian yang tajam, dan tidak ada bagian yang mudah pecah. 5. Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreatifitas. Adapun Jenis-jenis APE untuk anak taman kanak-kanak yaitu (Dinas Pendidikan, 2007: 1-6): 1. Mozaik Pasir 2. Mozaik Kelapa 3. Mozaik Biji-Bijian 4. Balok dan Dus 5. Mozaik Kerang 6. Meronce 7. Meronce Kerang/Biji Buah Salak 8. Mahkota Daun 9. Mozaik Kertas 10. Menggunting Acak 11. Menggunting Lurus 12. Menggunting Pola 13. Wayang/Boneka Kerang 14. Topeng Kertas 2. Hakikat Motorik Halus
Motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh. Secara umum, kemampuan motorik terbagi menjadi dua macam, yaitu ketrampilan motorik kasar atau gross motor skills dan ketrampilan motorik halus atau fine motor skills. Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan sebagian besar bagian tubuh. Gerakan motorik kasar memerlukan cukup tenaga dan dilakukan oleh otot-otot besar. Contoh gerakan motorik kasar adalah gerakan berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Sementara motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. (Sujanto, 2013: 72) Keterampilan motorik halus (Fine Motor Skills) merupakan gerakan yang dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tidak memerlukan tenaga tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat seperti koordinasi mata, tangan dan telinga. Ketrampilan motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada ketrampilan motorik kasar karena ketrampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehatihatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring dengan pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halusnya semakin berkembang dan maju pesat. (Sujanto, 2013: 81) Keterampilan motorik halus mencakup tidak hanya koordinasi mata dan tangan. Keterampilan ini mencakup keterampilan lainnya, yaitu: (1) kekuatan otot, (2) postur/ posisi tubuh, (3) tekanan otot, (4) kemampuan menggenggam berbagai ukuran dan bentuk, (5) koordinasi tangan dan mata, (6) kecepatan manipulatif, (7) kelancaran lengan ketika memindahkan, (8) pengendalian kekuatan, (9) kecepatan manipulatif, (10) kestabilan tangan, (11) kepekaan kinestetis, (12) kecermatan dalam menggenggam, dan (13) pelepasan genggaman. (Sujanto, 2013: 81) Dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah gerakan yang dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh seperti gerakan mengambil sebuah benda dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan, menggunting, menyetir mobil, menulis, menjahit, menggambar dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang melibatkan
kekuatan otot, postur/posisi tubuh, tekanan otot, kemampuan menggenggam berbagai ukuran dan bentuk, koordinasi tangan dan mata, kecepatan manipulatif, kelancaran lengan ketika memindahkan, pengendalian kekuatan, kecepatan manipulatif, kestabilan tangan, kepekaan kinestetis, kecermatan dalam menggenggam, dan pelepasan genggaman, selain itu juga membutuhkan koordinasi yang cermat serta keteitian seperti koordinasi mata, tangan dan telinga. 3. Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif Dalam Pengembangan Motorik Halus Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif dalam Pengembangan Motorik Halus adalah suatu upaya menggunakan segala sarana atau media bermain oleh anak yang mengandung nilai pendidikan (nilai edukatif), dapat mengembangkan potensi anak, merangsang daya imajinasi anak dalam proses perkembangan intelektual (kognitif) yang mampu memberikan stimulasi sehingga merangsang gerakan yang dilakukan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, dilakukan oleh otot-otot kecil, serta membutuhkan koordinasi yang cermat serta keteitian yang dapat tampak sebagai hasil perlakuan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut nasution (dalam sugiyono, 2013: 373) dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Dengan menggunakan pendekatan deskritif. Pemilihan jenis dan pendekatan ini dilakukan untuk menjaga objektivitas dalam penelitian. Sedangkan sumber data yang di wawancarai yaitu pimpinan TK dan guru kelompok B sebanyak 2 orang. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ditempuh melalui langkahlangkah, yaitu: Obsevasi, wawancara dan dokumentasi. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian dari observasi dan wawancara diperoleh bahwa peran guru sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Adapun uraian obeservasi adalah dengan melihat langsung atau observasi langsung di TK Adenium diperoleh: (1) APE
(Mewarnai Gambar) Aktivitas mewarnai merupakan aktivitas yang dapat membantu meningkatkan kinerja otot tangan sekaligus mengembangkan kemampuan motorik anak. Pada pertemuan awal yaitu menggunakan APE mewarnai pada pertemuan ini siswa sebelum melakukan tugasnya guru terlebih dahulu menjelaskan cara mewarnai gambar yang telah di buat pola oleh guru. Kemudian semua siswa dimediasi dan diperintahkan untuk mewarnai pola sesuai warna yang telah ditentukan. Pada saat anak melaksanakan tugasnya yaitu mewarnai harapan yang diperoleh adalah adanya perkembangan motorik anak dengan melihat 3 aspek yaitu apakah APE mampu merangsang gerakan tubuh, merangsang otot-otot kecil, dan menumbuhkan koordinasi yang cermat serta keteitian. Kemampuan tersebut sangat penting dalam perkembangan aktivitasnya kelak, seperti dalam mengetik, mengangkat benda dan aktivitas lainnya dimana dibutuhkan kinerja otot lengan dan tangan dalam prosesnya. (2) APE (Menggunting dan Merekatkan) Kegiatan menggunting dan merekatkan dimasudkan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Pertama-tama guru mendemonstrasi dan memberi tugas. Adapun manfaat mengembangkan kemampuan motorik halus anak adalah melatih kordinasi tangan, mata dan konsentrasi, meningkatkan kepercayaan diri, lancar menulis,ungkapan ekspresi dan mengasah kognitif. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa dalam mengembangkan motorik halus yaitu menumbuhkan koordinasi serta ketelitian Telinga yang cermat dibutuhkan APE yang sesuai dengan perkembangan anak sehingga dengan APE yang baik dan sesuai, maka perkembangan anak dapat berkembang dengan baik. Namun, pada guru pengajar belum mengetahui hal tersebut. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa terdapat keterkaitan antara wawancara dan observasi. Hal ini dapat dilihat dengan capai anak dan konsistensi guru dalam menggunakan APE dalam pengembagan motorik halus anak. Dari perolehan pengamatan untuk aspek ini Motorik anak cukup berkembang dengan baik. Dengan demikian dengan penggunaan APE dalam pembelajaran memberikan dampak terhadap perkembangan motorik anak. Sehingga motorik anak dapat berkembang
dengan stimulus yang diberikan. Hal ini memberikan gambaran bahwa Penggunaan APE sangat berarti dalam pengembangan motorik.
PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif Dalam Perkembangan Motorik Halus Anak Di Kelompok B TK Adenium Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yang ditinjau dari: 1. Perencanaan: Dalam memanfaatkan APE perlu adanya perencanaan terlebih dahulu agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Dalam observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti menarik kesimpulan bahwa seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran perlu merancang dengan memilih dan memilah hal-hal yang perlu dan tidak perlu untuk dicapai. Dalam pertimbangan tersebut seorang guru harus memiliki kahlian, motivasi dan kreativitas sehingga dapat menghasilkan APE yang lebih baik. Di TK adenium ditemukan bahwa guru sudah merencanakan tetapi belum memperhatikan secara seksama untuk mengembangkan APE dengan sangat baik. Karena masih terdapat beberapa APE yang digunakan belum menstimulus aspek secara keseluruhan. Sehingga diharapkan agar seorang guru perlu untuk memperhatikan aspek perencanaan dengan matang dan benar-benar mampu menstimulus perkembangan anak dengan baik. 2. Pelaksanaaan: Pada tahap pelaksanaan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Dalam pelaksanaan ini guru harus mampu menjelaskan dan menyampaikan dengan sebaik-baiknya hal-hal yang akan dicapai dalam pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan ini diperoleh bahwa dengan Stimulus minat belajar bagi anak (proses perkembangan aspek kognitif) dengan menggunakan APE anak lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan menambah pengetahuan anak. Melalui mengambar pada tahap dua anak mampu mengekpresikan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak dan disalurkan dalam bentuk gambar. Melatih gerak tangan untuk menghasilkan bentuk atau gambar
yang lebih baik (kecerdasan motorik halus anak). Proses pembelajaran anak untuk mengungkapkan apa yang ada dipikirannya saat itu, menuangkan idenya, memvisualisasikan dan merealisasikan imajinasinya dalam sebuah karya seni. Dan pada saat anak merasa kurang mengerti maka anak bertanya hal ini mampu menstimulus anak untuk aktif bertanya tentang ini dan itu. Dan pada saat anak mengambar dan mengunting membantu meningkatkan konsentrasi, Melatih kesabaran, ketelitian dan keuletan anak dalam menghasilkan sesuatu. 3. Evaluasi: Pada tahap evaluasi guru memberikan nilai sesuai dengan kerja yang di lakukan anak dengan mengikuti aturan yang telah diberikan. Cara pencatatan hasil penilaian berdasarkan pedoman penilaian tahun 2010 (Kemendiknas dirjen mandas dan menengah Direktorat Pembinaan TK SD) yaitu: a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti; dalam melaksanakan tugas selalu di bantu guru, maka pada kolom penilaian di tulis nama anak dan diberi tanda satu bintang. b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda dua bintang. c. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang. d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda bintang empat. Dalam penelitian ini pemanfaatan APE memiliki dampak terhadap perkembangan anak khususnya perkembanagn motorik halus anak. Dan pemanfaatan APE di TK Adenium sangat baik dalam menstimulus perkembangan anak di kelompok B. Sehingga dalam pemanfaatan APE sangat penting artinya semakin baik guru dalam memanfaatkan APE maka perkembangan motorik halus anak dapat berkembang dengan baik. Simpulan dan Saran a. Simpulan
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan maka peneliti menarik kesimpulan bahwa Pemanfaatan APE mampu menstimulus perkembangan anak dalam proses perkembangannya dengan sangat baik. Sehingga media sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam hal ini adalah perkembangan motorik halus anak. Dalam pemanfaatan APE perlu diperhatikan beberapa hal seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemanfaatan APE di TK Adenium sangat baik dalam menstimulus perkembangan anak di kelompok B. Sehingga Apabila APE dimanfaatkan dengan baik maka perkembangan motorik anak dapat berkembang dengan baik. b. Saran Bagi
guru-guru
sebaiknya
memperhatikan
penggunaan
media
dalam
pembelajaran dalam perkembangan anak. Sehingga Pengembangan APE dalam pembelajaran perlu diperhatikan, Perkembangan anak tergantung pada pendidik sehingga perlu pengembangan APE didalam pengajaran, Dapat membuat APE yang lebih baik diberbagai pengajaran dikelas demi menstimulus anak didik dalam berbagai perkembangannya. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz R. 2010. Cara Meningkatkan Potensi Kemampuan Psikomotorik.
[email protected]://abdulaziz.stude nt.umm.ac.id/2010/02/05/artikel-pendidikan-2/ Bhara Centrum. 2014 http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisipengembangan.html diakses 02 April 2014 Bimba-Aiueo. 2014. http://www.bimba-aiueo.com/manfaat-mewarnai-danmenggambar-bagi-anak/ Dinas Pendidikan, 2007. Panduan Pembuatan dan Penggunaan Alat Permainan Edukatif, Prop. Jawa Barat. Membuat APE Sendiri ( 2 habis) http://pkgpaudjatinangor.blogspot.com/2013/05/membuat-ape-sendiri-2habis.html (diakses 6 Juli 2014) Mahmud. 2010. Psikologi pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia Musfiroh, Tadkiroatun. 2004. Permainan yang berorientasi perkembangan Untuk anak taman kanak-kanak. Yogyakarta: PGTK-UNY. Artikel pendidikan Mulyati, Yeti. 2000. Penggunaan Alat Permainan Edukatif: Upaya Membantu Perkembangan Bahasa Dan Kognitif Anak Usia 3 – 6 Tahun Marfuah. Heni. 2008. Permainan Alat Edukatif (APE) Dalam Kegiatan Bermain Ditaman Kanak-Kanak. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak. IKIP PGRI Semarang.
Rofiq, M. Aunur, 2009. Pengelolaan kelas. Malang: departemen pendidikan nasional direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan sosial malang. Sukamti, Endang Rini. 2001. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Sebagai Dasar Menuju Prestasi Olah Raga MS. Yogyakarta: FIK-UNY Simon, Rochdi.dkk. 2007. Model Permainan Di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan DAP (Developmentally Appropriate Practice). Jakarta: Program studi PGSD Fakultas ilmu pendidikan Universitas pendidikan Indonesia Sujanto, Bedjo. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini Konsorsium Sertifikasi Guru. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: CV. Alfabeta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Sain. Sry Nur Hasana. dkk. 2013. Pengaruh Alat Permainan Edukatif Terhadap Aspek Perkembangan Pada Anak Pra Sekolah Di Wilayah Puskesmas Ondong Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Manado: program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas sam ratulangi manado bagian pediatri program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas sam ratulangi manad bagian pediatri blu rsup prof.kandou manado email:
[email protected] Jurnal e-NERS (eNS), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 16-20 www.bpkp.go.id. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2008 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Zaman, Badru. 2006. Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Fakultas ilmu pendidikan Universitas pendidikan indonesia Makalah Disajikan Dalam Kegiatan Seminar Dan Pelatihan Guru-Guru Taman Kanak-Kanak (TK) 3 - 13 desember 2006 program pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK)