REPUBLIK INDONESIA
PENGEMBANGAN TERPADU PESISIR IBUKOTA NEGARA NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT NOVEMBER 2013
FAKTA: • Pada bulan November 2007, Jakarta Utara dihantam oleh banjir besar pertama dari laut • Penurunan tanah di Jakarta Utara merupakan penyebab mendasar terjadinya banjir tersebut. Penurunan rata-rata mencapai 7,5 cm per tahun, tetapi terdapat area tepi pantai yang penurunannya mencapai 17 cm per tahun • Pengambilan air tanah dalam secara besar-besaran merupakan penyebab utama penurunan tanah ini • Tahun 2008 dinding laut dibangun, tetapi dikarenakan penurunan tersebut dinding laut ini telah berada pada level rendah yang kritis. 2
Limpasan pada saat air pasang diprakirakan terjadi ditahun-tahun mendatang
November 2007: banjir yang berbeda 10 juta penduduk di area metropolitan Jakarta (Indonesia) telah terbiasa dengan banjir dimusim hujan. Sedimentasi dan penumpukan sampah, dikombinasi dengan debit sungai yang tinggi, kadangkala menciptakan banjir di 13 sungai dan kanal yang menggenangi dataran rendah di kota. Jalan yang tergenang dikarenakan hujan lebat adalah kejadian yang sudah biasa, sebagaimana kota ini berusaha untuk menjaga sistem drainase bersamaan dengan percepatan urbanisasi. Pada bulan November 2007, Jakarta Utara mengalami banjir yang berbeda. Gelombang tinggi melewati dinding laut di beberapa lokasi dan air laut mengalir deras ke jalan-jalan sehingga air mencapai 1,5 meter selama beberapa hari. Banjir dari laut ini meyakinkan apa yang telah diperingatkan oleh para peneliti: Jakarta Utara menurun pada kecepatan yang mengejutkan yaitu 7,5 cm per tahun (beberapa bagian sampai dengan 17 cm per tahun). Pertahanan pantai menurun dan sebagian besar kota akan berada dibawah permukaan laut. Beberapa tahun setelah banjir ini, usaha keras dilakukan untuk memonitor dan meneliti penurunan tanah dan, disaat yang bersamaan, membangun dinding laut yang cukup tinggi untuk menahan air laut untuk beberapa tahun kedepan. Indonesia, bekerjasama dengan Belanda, Jepang dan Korea melakukan beberapa penelitian proyek, membangun dinding laut dan meningkatkan kapasitas pompa untuk menjaga area dataran rendah (‘polder’) tetap kering.
3
FAKTA: • Cepatnya penurunan tanah menimbulkan dua masalah utama:
- Dalam kurun waktu 50 tahun, level air laut akan berada 3-5 meter diatas permukaan jalan, apabila penurunan saat ini tidak dihentikan (dengan menghentikan pengambilan air tanah dalam)
- Setelah tahun 2025, sebagian besar sungai dan kanal di kota berhenti mengalirkan air ke laut secara gravitasi. Pompa drainase dengan skala besar dan kolam penampungan besar dengan luas total beberapa ribu hektar akan dibutuhkan.
• Dengan adanya penurunan dan dua masalah utama tersebut, ada tiga pilihan tindakan jangka panjang:
- Membiarkan Jakarta Utara dan merelokasi 4,5 juta penduduk dan membiarkan 103 milyar US Dollar untuk tanah berharga dan real estate yang telah memadati area pemukiman di metropolitan
- Di daratan/Onshore: melindungi kota dengan dinding laut yang besar dan berdampingan sama tinggi dengan tanggul dan menciptakan ribuan hektar kolam penampungan di kota dengan padat penduduk. Dalam waktu 50 tahun Jakarta Utara akan segera dikelilingi oleh air laut setinggi 5 meter, yang hanya dipisahkan oleh dinding laut selebar 50 meter.
- Lepas pantai/Offshore: melindungi kota dengan kota waterfront selebar 1,5 km pada dinding laut dan danau penampungan yang besar di teluk Jakarta, menciptakan pertahanan laut yang kuat dan tak terpecahkan untuk penduduk di Jakarta Utara.
• Opsi lepas pantai/offshore dipilih karena pilihan ini berdampak lebih sedikit pada kota, lebih aman dan lebih kuat, dan menciptakan kesempatan sosial-ekonomi: jalan penghubung baru di kota dimana lalu lintas sudah buntu, persediaan air bersih, pantai 4
baru untuk penghuni yang kekurangan area public dan perluasan pelabuhan Tanjung Priok
JCDS: strategi komprehensif Kecepatan dan besaran penurunan tanah seperti tersebut diatas memperjelas bahwa dibutuhkan strategi yang komprehensif setelah banjir tahun 2007. Pekerjaan Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS) membuat blueprint dari strategi ini. Pendekatan utama terdiri dari 3 garis pokok sea defense (pertahanan laut) yang akan dibuat selama 20-30 tahun mendatang. Setiap garisnya akan dibangun semakin mendekat ke laut, garis terakhirnya adalah dinding laut di teluk Jakarta, menutup teluk dan membuat danau penampungan yang besar. Dinding laut (yang juga dikenal dengan sebutan Giant Sea Wall atau Outer Sea Wall) akan mencegah air laut masuk. Danau penampungan, dengan level air yang terjaga rendah menggunakan pompa drainase, akan menjaga 13 sungai tetap mengalir, sehingga mencegah risiko banjirnya air sungai di kota. Hal ini penting mengingat sungai-sungai juga mengalami penurunan, kehilangan kemampuan untuk mengalirkan air ke laut secara gravitasi.
5
A C
B National Capital Integrated Coastal Development - Final implementation model
CHALLANGE: PROVIDE A SAFE ENVIRONMENT FOR THE PEOPLE OF JAKARTA TO SURVIVE, LIVE AND THRIVE. CREATE AN ENDURING, SUSTAINABLE FOUNDATION TO BUILD THE FUTURE OF THE CITY. RISE TO THE CHALLENGE OF THE WATER FROM THE SEA AND THE RIVERS. 6
FAKTA: • Pada tahun 2014 Master Plan yang terintegrasi akan diselesaikan termasuk desain teknis, desain perkotaan, perhitungan cost-
Pekerjaan NCICD: persiapan Master Plan dan organisasi pelaksanaan
benefit, aspek bisnis dan investasi dan strategi implementasi Pekerjaan JCDS ditindaklanjuti dengan pekerjaan National Capital Integrated • Project Management Unit (PMU) dibentuk agar pelaksanaan Master Plan cepat dan efektif
Coastal Development (NCICD), dengan meneruskan pilihan offshore sebagai starting point. Nama pekerjaan ini mencerminkan dua pengembangan. Pertama adalah pemahaman bahwa pekerjaan ini merupakan kepentingan
• Persiapan Master Plan dan pembentukan PMU merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Belanda
nasional yang juga membentang diluar batas kota Jakarta: penilaian pada area hulu sampai hilir juga merupakan bagian dari strategi. Kedua, pandangan bahwa pekerjaan sebesar itu akan berdampak positif dan negatif pada zona tepi pantai, yang menciptakan kebutuhan untuk pengembangan terintegrasi daripada pendekatan teknik sipil. Pekerjaan NCICD dimulai pada Januari 2013 dan akan, dalam waktu dua tahun, menghasilkan Master Plan bersamaan dengan model organisasi pelaksanaan dan strategi investasi. Organisasi pekerjaan mencerminkan kepentingan nasional terhadap pekerjaan NCICD: hampir semua kementerian di Indonesia dan institusi dalam administrasi DKI Jakarta turut terlibat dan bekerja dibawah koordinasi Kementerian Koordinasi (Kemenko) Bidang Perekonomian. Proses perencanaannya didukung oleh tim ahli dari Indonesia, baik pihak swasta dan juga dari universitas teknik yang terkemuka: ITB Bandung. Pemerintah Belanda menyediakan dana untuk melibatkan tim ahli dari Indonesia dan Belanda yang terdiri dari lebih 40 orang ahli dalam bidang teknik, keuangan, perkotaan dan organisasi dan engineer dari 5 perusahaan konsultan utama di Belanda yang ahli dalam water management, aspek keuangan dan pembangunan perkotaan. Sebagian besar pekerjaan teknik sipil bagaimanapun dilakukan oleh engineer Indonesia yang berpengalaman, dibantu oleh tim ahli water management dari Belanda.
7
FAKTA:
• Menghentikan (atau memperlambat) penurunan tanah merupakan
• Dinding laut yang ada saat ini perlu diperkuat dan ditinggikan
suatu prioritas penting karena penurunan memerlukan investasi
mencapai kurang lebih 4 meter. Hal ini melindungi area sampai tahun
besar dan memperkecil pilihan untuk pencegahan banjir dimasa
2030. Dengan adanya situasi kritis ini, konstruksi harus dilakukan
depan: apabila penurunan tidak dicegah, pilihan realistik untuk jangka
ditahun 2014.
panjang adalah Outer Sea Wall • Outer Sea Wall direncanakan akan selesai di tahun 2022. Penutupan • Penyediaan air perpipaan harus menggantikan pengambilan air tanah.
keseluruhan area teluk Jakarta dan transisi dari kolam penampungan/
Konstruksi saluran ke Jakarta suplai air baku yang baru direncanakan
pompa danau akan dilakukan antara tahun 2025 dan 2030,
untuk beberapa tahun mendatang
tergantung pada nilai penurunan di masa datang dan situasi hidrolik
• Penutupan teluk Jakarta membutuhkan perbaikan kualitas terhadap
di sungai dan kanal
drainase air di perkotaan dengan mengurangi polusi sampai dengan 75%. Konstruksi sistem pembuangan air dan pemeliharaan air di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat perlu dipercepat
• Menjaga kolam penampungan pada levelnya membutuhkan pompa drainase dengan kapasitas antara 600 dan 900 m3/detik. Pompa ini akan menjadi pompa yang terbesar di dunia
Two increasing challenges: - Protect Jakarta from the sea - Pump river water to higher sea level
8
PHASE A (2015)
Hidrolik dan tantangan sosial-ekonomi Tantangan dalam pekerjaan NCICD adalah melindungi Jakarta Utara dari risiko banjir yang disebabkan oleh cepatnya penurunan level jalan, yang dapat mencapai 5 meter dibawah permukaan laut pada tahun 2050 dan 7 meter pada tahun 2080. Strategi ini terdiri dari serangkaian tindakan, dimulai dari tindakan untuk mengatasi pemicu terhadap relatif peningkatan level air laut: penurunan tanah. Bersamaan dengan hal ini, dua garis pertahanan banjir akan dibangun: memperkuat dan menaikkan dinding laut yang ada (untuk memberikan perlindungan jangka pendek) dan Outer Sea Wall lepas pantai (jangka menengah/panjang). Pencegahan banjir ini akan sepenuhnya terintegrasi dengan pertumbuhan perkotaan dan aspek sosial-ekonomi di Jakarta, mencari kesempatan finansial dan sinergi sosial-ekonomi. Outer Sea Wall, sebagai contoh, akan sepenuhnya terintegrasi dengan reklamasi lahan. PHASE B + C (2025)
Tidak hanya membuat mekanisme finansial, tetapi juga membuat area waterfront baru di Jakarta dengan banyaknya area publik dan area rekreasi untuk mengurangi kepadatan di area padat penduduk. Strategi ini memiliki banyak implikasi yang jelas (meninggikan tanggul dan dinding), tetapi juga ada beberapa yang tidak begitu jelas, seperti kebutuhan akan pipa penyediaan air dan akselerasi sanitasi air. Menghentikan penurunan tanah (melatarbelakangi kenaikan air laut) merupakan hal yang sangat penting. Karena penurunan tanah sangat berkaitan erat dengan pengambilan air tanah di Jakarta Utara, penyediaan
9
SANITATION
WATER SUPPLY
Sanitation to clean river water Clean Jakarta Bay offers an attractive investment climate
RESETTLEMENT AND RELOCATION
10
Piped water supply to reduce subsidence
pipa air dipertimbangkan menjadi tindakan yang lebih diprioritaskan.
harus diarahkan, seperti masa depan komunitas nelayan dan pelabuhan
Rencana penyediaan pipa air telah disetujui dan konstruksinya dijadwalkan
nelayan, pelabuhan utama Tanjung Priok (pelabuhan terbesar di Indonesia),
pada 2015. Bagaimanapun, pelaksanaan di area padat penduduk agak
3 pembangkit listrik di pinggir pantai saat ini dan area hutan bakau yang
kompleks, dan harus mendapat perhatian penting.
dilindungi. Keselarasan antara pendanaan awal yang besar dengan hasilnya di masa datang atas reklamasi dan pengembangan properti merupakan
Akselerasi sanitasi air di Jakarta juga merupakan faktor utama pada
sebuah tantangan.
pekerjaan ini. Kualitas air di sungai dan kanal sangat buruk dikarenakan kurangnya sanitasi dan pembuangan yang baik. Penutupan teluk Jakarta
Meskipun demikian, Indonesia perlu membangkitkan tantangan raksasa ini
pada situasi sekarang akan menjadikan ‘septic tank raksasa’ atau ‘danau
dalam rangka melindungi kota metropolitan Jakarta dari banjir permanen.
hitam’. Pemerintah Indonesia dan Jepang saat ini bekerjasama untuk
Sekalipun dengan dana besar, implikasi yang besar, para pembuat keputusan
memperbaiki sanitasi, tetapi konstruksi Outer Sea Wall dikemudian hari,
telah berkomitmen terhadap pekerjaan dan strategi ini, mereka mengerti
memerlukan percepatan program sanitasi air. Polusi saat ini harus dikurangi
bahwa tidak ada alternatif selain meninggalkan Jakarta Utara.
sampai dengan 75% sebelum danau dapat ditutup. Pekerjaan NCICD merupakan perkerjaan ‘raksasa’ dalam segala aspek. Tidak hanya dinding laut ‘raksasa’ yang perlu dikonstruksi (dengan panjang lebih dari 50 km, dan kedalaman mencapai 15 meter ke dalam laut), tetapi juga sanitasi air perlu diperbaiki di area metropolitan yang telah berusaha dengan adanya percepatan urbanisasi yang cepat pada skala besar-besaran. Jangka pendek ribuan rumah penduduk dan tanggul sungai di dekat dinding laut perlu dipindahkan ke tempat baru agar konstruksi jangka pendek dapat dilakukan. Bukan tugas yang mudah untuk kota yang telah dipadati penduduk. Untuk memompa air keluar dari area kota dan sungai (beberapa sudah berada di bawah level permukaan air laut), kapasitas pompa sebesar 600-900 m3/detik perlu dipasang. Ini akan lebih besar daripada gardu pompa besar yang ada di seluruh dunia. Ada juga berbagai isu utama yang
11
National Capital Integrated Coastal Development - Design opportunities PHASE A PROTECTION AND DEVELOPMENT
PORT EXPANSION
JCDS 2020
ROADS AND RAILWAYS
12
National Capital Integrated Coastal Development - Design opportunities LAND RECLAMATIONS ALONG OUTER SEA WALL
SUSTAINABLE RESETTLEMENT STRATEGY
13
14
FORMED BY LAWS OF NATURE, FLOW AND EFFICIENCY, THIS ELEGANT FOIL-FORMED WATERFRONT CITY RESEMBLES A GREAT BIRD, AN EAGLE SPREADING IT’S GREAT WINGS TO PROTECT THE PEOPLE OF JAKARTA, THE NATIONAL CAPITAL.
15
NOT ONLY TO PROVIDE SAFETY, BUT CREATE A NEW PERSPECTIVE FOR JAKARTA AS THE HOME OF MILLIONS OF PEOPLE, AND AS THE NATION’S CAPITAL.
16
Great Garuda Outer Sea Wall akan membutuhkan investasi dengan kisaran beberapa milyar US Dollars. Dengan mengintegrasikan dinding laut dengan kota waterfront (reklamasi lahan seluas 4.000 hektar) sebagian besar biaya dapat dipulihkan kembali (cost recovery). Bagaimanapun, reklamasi di kedalaman 16 meter di bawah permukaan laut dan pemulihan biaya merupakan tantangan besar. Hanya kota waterfront yang unik dengan pembangunan berkualitas tinggi, yang akan menarik banyak investor. Dinding laut mengikuti garis alamiah lingkungan kontur teluk Jakarta, menciptakan bentuk seperti sayap. Mengkaitkan dengan lambang negara Indonesia (Garuda) telah dibuat. Dinding laut bertransformasi menjadi Great Garuda. Ini bukan hanya sebuah ornamen atau penunjuk/landmark. Great Garuda melindungi Ibukota Negara Indonesia dari laut. Ini juga
FAKTA:
merupakan kesan pertama Negara Indonesia yang akan dilihat oleh para orang asing dan warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri ketika
• Outer Sea Wall membentang seluas 35 kilometer di sepanjang teluk Jakarta
mereka mendarat di teluk Jakarta. Ketelitian ini sangat diperhatikan dalam menggunakan lambang negara secara akurat: jumlah ‘bulu’ pada sayap dan badan dibuat mendekati jumlah pada lambang negara.
• Biaya investasi untuk Outer Sea Wall adalah sebesar 9-10 milyar US Dollar, termasuk stasiun pompa dan pintu air
Great Garuda akan menjadi lokasi utama bagi para investor. Bagi para penduduk tempat ini merupakan tempat untuk menghindar dari kepadatan
• Reklamasi lahan dan pembangunan real estate seluas 4.000 hektar akan memberikan revenue yang akan menutup biaya investasi
kota tanpa melakukan perjalanan selama berjam-jam dan memanfaatkan waktu di tepi laut dengan laut yang bersih dan udara yang segar
dinding laut • 1-3 milyar penduduk dan pekerja akan menghuni di wilayah Great Garuda dan bolak balik dari dan ke pantai Jakarta. Beberapa jalur jalan dan sistem transportasi umum akan dibuat
17
18
A GIANT SEA WALL THAT IS MUCH MORE THAN JUST PROTECTION AGAINST FLOODS 19
20
THE GREAT WINGS OF THE SEA WALL WILL HOUSE 1.5 TO 2.5 MILLION PEOPLE, CREATING A NEW FACE AND FUTURE FOR JAKARTA.
21
NOT JUST SAFETY, BUT ALSO CONNECTIVITY 22
A NEW GREAT BAY OF JAKARTA, WITH SPECTACULARLY CURVED BEACHES, SEASIDE PARKS AND BOULEVARDS.
23
THE NATURAL FEATURES OF THE WEST JAVA COAST ARE THE ORIGIN OF THE CURVED SHAPE OF THE NEW JAKARTA WATERFRONT. 24
IT IS DESIGNED WITH UTMOST RESPECT FOR THE PRESENT LAND- AND SEASCAPE. 25
26
POISED IN THE MIDDLE OF THE GREAT WINGSHAPED SEA WALL WILL BE A NEW CENTRAL CITY AREA, POSITIONED AS A NATURAL EXTENSION OF THE CENTRAL SPINE AREA OF JAKARTA, IT WILL PROVIDE A SPECTACULAR AND WARM WELCOME TO AL WHO COME TO THE NATION’S CAPITAL.
27
28
THE NATIONAL SYMBOL, BELOVED BY EVERYONE, COMES TO THE RESCUE OF THE NATION’S CAPITAL, GARDING IT’S PEOPLE FROM DROWNING, AND PROVIDING A GRAND PERSPECTIVE FOR THE FUTURE OF INDONESIA.
29