PENGARUH INFORMASI ASIMETRITERHADAP BUDGETARY SLACK PADA PEMERINTAH DAERAH BOLAANG MONGONDOW UTARA RIA ANGELINA LATIF JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Ria Angelina Latif. 2013. Pengaruh Informasi Asimetri Terhadap Budgetary Slack Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Skripsi. Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.Pembimbing I Nilawaty Yusuf SE, Aki, M.Si dan Pembimbing II Valentina Monoarfa SE, MM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi asimetri terhadap budgetary slack pada pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Responden dalam penelitian ini adalah staf/pegawai yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa informasi asimetri berpengaruh positif dan signifikan terhadap budgetary slack pada pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh informasi asimetri terhadap budgetary slack pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah sebesar 12,9%. Kata Kunci: , budgetary slack, Iformasi Asimetri PENDAHULUAN Latar Belakang Proses penyusunan anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Oleh karena itu, terdapat perilaku-perilaku manusia yang akan timbul sebagai akibat dari anggaran, baik yang bersifat perilaku positif maupun perilaku yang negatif. Perilaku yang positif akan timbul jika tujuan pribadi masingmasing manajer selaras, serasi, dan seimbang dengan tujuan perusahaan (goal congruence) dan manajer mempunyai kemauan untuk memenuhinya. Sebaliknya, tindakan negatif sepertibudgetary slack, (Basri, 2011: 3). Senjangan anggaran adalah perbedaan antara anggaran yang dinyatakan dan kapasitas anggaran terbaik yang secara jujur dapat diprediksikan.Manajer menciptakan senjangan dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah dan biaya lebih tinggi.Manajer melakukan hal ini agar target anggaran dapat dicapai
34
sehingga kinerja manajer terlihat baik, (Basri, 2011: 4).Senjangan anggaran timbul apabila manajer sengaja menetapkan pendapatan terlalu rendah atau menetapkan biaya terlalu tinggi.Setiap tindakan tersebut menyebabkan manajer lebih mudah untuk mencapai anggaran yang ditetapkan dan tidak mendorong untuk bekerja semaksimal mungkin. Perkiraan bias ini dapat mengurangi efektivitas anggaran didalam perencanaan dan pengawasan organisasi (waller, lestari, dalam Setianto, 2011: 3). Apriyandi (2011: 2) mengungkapkan senjangan anggaran terjadi karena adanya anggaran partisipatif. Dimana annggaran partisipatif adalah sebuah proses yang menggambarkan individu-individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran, dan perlunya penghargaan atas pencapaian anggaran tersebut. Semakin tinggi keterlibatan individu dalam hal ini manajer tingkat bawah maka semakin tinggi pula rasa tanggung jawab mereka untuk melaksanakan keputusan yang dihasilkan bersama tersebut. Namun, keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran terkadang menimbulkan masalah lain yaitu kesenjangan anggaran atau yang lebih dikenal dengan budgetary slack. Menurut Setiyanto (2011: 3) banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya senjangan anggaran (budgetary slack ), diantaranya adalah informasi asimetri dalam partisipasi penganggaran. Apriyandi (2011: 2) mengungkapkan salah satu alasan diterapkannya anggaran partisipatif yaitu karena adanya informasi asimetri yaitu perbedaan informasi yang dimiliki bawahan dengan atasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya karena penetapan anggaran tidak dapat dilakukan seoptimal mungkin ketika sub ordinat atau manajemen tingkat bawah memiliki informasi yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya dibandingkan superior atau manajemen tingkat atas. Oleh karena itu, diterapkanlah sistem anggaran partisipatif agar informasi yang dimiliki bawahan dapat dikomunikasikan dengan atasan. Namun, perbedaan informasi antara bawahan dan atasan menjadi faktor utama terjadinya budgetary slack. Lebih lanjut Apriyandi (2011: 2) mengungkapkan beberapa peneliti menemukan bahwa senjangan anggaran akan menjadi lebih besar dalam kondisi informasi asimetri. Dimana informasi asimetri adalah kondisi dimana bawahan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan atasan. Asimetri informasi merupakan ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh manajer atas dan manajer bawah.Hal ini terjadi karena manajer bawah berkaitan langsung dengan kegiatan operasional sehari-hari. Dunk dalam Basri (2011: 12) mendefinisikan asimetri informasi sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki oleh atasannya. Anggaran yang disusun secara bottom-up menyebabkan informasi mengenai komponen dalam anggaran lebih diketahui oleh manajemen tingkat bawah (lower level managers). Fitri (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan salah satu kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya senjangan anggaranadalah adanya informasi asimetri, artinya bahwa apabila seorang manajer bawah ataumenengah memberikan informasi bias kepada manajer atas dalam proses pembuatan anggaran maka hal itu akan mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran. Bagitujuan perencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya
samadengan kinerja yangdiharapkan. Ketika manajer bawahan memberikan informasi bias, yaitu denganmembuat anggaran yang relatif lebih mudah dicapai, sehingga terjadilah senjangananggaran yaitu dengan melaporkan anggaran di bawah kinerja yang diharapkan (Schiff dan Lewin,1970 dalam Fitri, 2004:8). Berdasarkan data yang didapatkan mengenai indikasi terjadinya budgetary slack dalam laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Anggaran dan RealisasiBelanja dan PEdapatan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2008 – 2010 (dalam rupiah) Tahun 2008 2009 2010
Anggaran Pendapatan 189.466.791.855,00 329.118.274.325,00 364.012.045.264,85
Realisasi Pendapatan 174.494.893.947,00 329.840.791.737,00 346.351.126.676,22
Selisih lebih/kurang 14.971.897.908,00 -722.517.412,00 17.660.918.588,63
Anggaran Belanja 188.961.645.076,00 335.129.244.289,00 398.953.445.064,85
Realisasi Belanja 167.851.236.452,00 335.979.302.455,00 355.048.779.622,22
Selisih lebih/kurang 21.110.408.624,00 -850.058.166,00 43.904.665.442,63
Sumber: Data Dppkad Bolmut
Tabel di atas menunjukkan kinerja para manajer pemerintah kurang optimal, terbukti dalam penetapan anggaran masih sering terjadi selisih lebih dan selisihkurang antaraanggaran yang ditetapkan dengan anggaran sesungguhnya.Dicermati dari data Tabel 1, Laporan Realisasi Anggaran APBD tahun 2008-2010, menunjukkan bahwa jumlah anggaranyang ditetapkan ada yang kurang dari 100% dan ada yang lebih dari 100% terealisasikan,Berdasarkan data tersebut terlihat anggaran diestimasi dengan sengaja agar jumlah yang tertera lebih tinggi atau bahkan lebih kurang dari yang seharusnya, sehingga dapat menimbulkan senjangan anggaran. Dilihat dari data tersebut dapat diketahui estimasi anggaran di tahun berikutnya tidak memperhatikan realisasi anggaran tahun sebelumnya.Hal ini terlihat dari rencana yang telah ditetapkan bahwa realisasi anggaran yang dialokasikan cenderung mengalami peningkatan tetapi secara presentasi realisasinya cenderung tidak stabil dari tahun 2008 sampai dengan 2010.Hal ini menunjukan bahwa belum seluruhnya realisasi anggaran dapat terserap oleh alokasi belanja rutin maupun belanja pembangunan yang mengakibatkan sisa lebih perhitungan pada setiap tahun anggaran. Senjangan anggaran timbul apabila manajer sengaja menetapkan pendapatan terlalu rendah atau menetapkan biaya terlalu besar. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya senjangan anggaran adalah adanya informasi asimetri. Penelitian Armaeni (2012) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran, informasi asimetri dan penekanan anggaran berpengaruh terhadap budgetary slack . Secara parsial, masing-masing variabel partisipasi anggaran, informasi asimetris dan penekanan anggaran juga berpengaruh secara signifikan terhadap timbulnya budgetary slack . Berdasarkan hasil penelitian ini dikatakan apabila partisipasi anggaran, informasi asimetris dan penekanan anggaran pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang tersebut tinggi, maka budgetary slack juga akan tinggi. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Apriadi (2011) hasil penelitiannya menyatakan bahwa informasi asimetri berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi asimetri memoderasi hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary slack . Artinya perbedaan informasi yang dimiliki bawahan dengan atasan sangat mempengaruhi hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary
slack.Afiani (2010) juga membuktikan bahwa informasi asimetri memiliki pengaruh terhadap senajangan anggaran, asimetri informasi tinggi maka senjangan anggaran juga akan tinggi. Berbagai penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dunk (1993) dalam Falikhatun (2007) dalam hasil penelitiannyamengatakan bahwainteraksi antara partisipasi, informasi asimetri dan budget emphasis mempunyaihubungan yang negatif dengan budgetary slack tetapi korelasinya signifikan, halini ketika partisipasi, informasi asimetri dan budget emphasis tinggi makabudgetary slack rendah dan begitu juga sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Informasi Asimetri Terhadap Budgetary slack Pada Pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah informasi asimetri berpengaruh terhadap budgetary slack pada pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara? KAJIAN TEORI Informasi Asimetri Asimetri informasi merupakan ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh manajer atas dan manajer bawah.Hal ini terjadi karena manajer bawah berkaitan langsung dengan kegiatan operasional sehari-hari, (Basri, 2011: 12). Dunk dalam Basri (2011: 12) mendefinisikan Asimetri Informasi sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki oleh atasannya. Anggaran yang disusun secara bottom-up menyebabkan informasi mengenai komponen dalam anggaran lebih diketahui oleh manajemen tingkat bawah (lower level managers). Menurut Scott (2000:105) dalam Hanum (2012) bahwa asimetri informasi (information asymmetry) merupakan sebuah konsep yang paling penting dalam teori akuntansi keuangan (financial accounting theory).Sedangkan menurut Beaverdalam Komalasaridan Baridwan (2001) menyatakan bahwa asimetri informasi adalah istilah untuk menggambarkan adanya dua kondisi investor dalam perdagangan saham yaitu investor yang more informed dan investor yang less informed. Informasi asimetri timbul dalam teori keagenan (agency theory) yaitu teori yang menjelaskan hubungan antara prinsipal dan agen yang diungkapkan oleh Jensen & Meckling dalam Apriyadi (2011: 23). Dalam teori keagenan salah satu pihak yang bertindak sebagai prinsipal membuat suatu kontrak dengan pihak lain yang bertindak sebagai agen dengan harapan bahwa agen akan melaksanakan pekerjaan seperti yang diinginkan prinsipal. Menurut teori keagenan, agen mempunyai lebih banyak informasi tentang kinerja aktual, motivasi, dan tujuan yang ingin dicapai, Apriyadi (2011: 23).
Kesenjangan Anggaran Menurut Suartana dalam Armaeni (2013: 36) budgetary slack adalah proses penganggaran yang ditemukan adanya distorsi secara sengaja dengan menurunkan pendapatan yang dianggarkan dan meningkatkan biaya yang dianggarkan. Dalam keadaan terjadinya budgetary slack bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dari estimasi terbaik yang diajukan, sehingga target akan mudah dicapai. Dengan demikian masukan dari level bawah harus dievaluasi secara hati-hati karena ada tendensi untuk memasukkan kepentingan pribadi atau divisi dalam penyiapan anggaran. Biaya cenderung diperbesar karena mereka berasumsi bahwa pada level atas juga akan dipangkas dan target yang akan dicapai tidak akan sulit (Herman dalam Armaeni, 2013: 34). Ikhsan dan Ishak (2005: 176) mendefinisikan budgetary slack sebagai berikut slack adalah selisih antara sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk secara efisien menyelesaikan suatu tugas dan jumlah sumber daya yang lebih besar yang diperuntukkan bagi tugas tersebut. Dengan kata lain, slack adalah penggelembungan anggaran. Manajer menciptakan slack dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah, mengestimasikan biaya lebih tinggi, atau menyatakan terlalu tinggi jumlah input yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit output. Budgetary slack juga didefinisikan sebagai suatu perilaku yang disfungsional bahkan tidak jujur, karena manajer berusaha untuk memuaskan kepentingannya dan menyebabkan meningkatnya biaya organisasi (Stevens dalam Sari, 2006: 4). Hilton dan Hermanto dalam Falikhatun (2007:2) menyatakan tiga alasan utama manajer melakukan budgetary slack: (1) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus di mata atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya; (2) budgetary slack selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian yang tidak terduga, yang terjadi manajer tersebut dapat melampaui atau mencapai anggarannya, dan (3) rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga informasi asimetri berpengaruh terhadap budgetary slack pada pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. TEKNIK ANALISIS DATA Model dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi belanda. Sebelum menganalisa regresi sederhana terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen penelitian, uji normalitas data dan uji asumsi klasik, yang menggunakan software SPPS (statistical package for social science). Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka model analisa regresi berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bx
Dimana: Y : Budgetary slack a : Konstanta b : Koefisien regresi X : Informasi asimetri HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitain Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16. Adapun hasil Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1beikut: Tabel 2: Model Persamaan Regresi dan Pengujian Hipotesis Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
1
7.711
1.616
.320
.107
(Constant) Informasi Asimetri
Std. Error
Beta
t .359
Sig.
4.772
.000
2.984
.004
a. Dependent Variable: Senjangan Anggaran
Sumber: Data Olahan 2013 Berdasarkan tabel 1 maka diperoleh persamaan regresi untuk melihat pengaruh informasi asimetri terhadap senjangan anggaran sebagai berikut: Y = 7.711 + 0.320X Persamaan regresi yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Dalam persamaan regresi di atas, konstanta (a) adalah sebesar 7.711, hal ini berarti jika tidak ada perubahan variabel informasi asimetri (X) yang mempengaruhi, maka senjangan anggaran yang terjadi pada SKPD-SKPD Pemerintah Kabupaten Bolaang mongonndow sebesar 7.711. 2. Nilai koefisien regresi untuk bx sebesar 0,320. Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel informasi asimetri (X) berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran (Y). Sehingga jika informasi asimetri yang terjadi mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka budgetary slack juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,320 satuan. 3. Hasil analisis di atas juga dapat diketahui nilai t-hitung untuk variabel informasi asimetri adalah sebesar 2.984 Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1=62.-1-1= 60 sebesar 1.67065. Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sehingga Ho yang mengatakan bahwa informasi asimetri tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran ditolak dalam artian hipotesis H1 yang mengatakan terdapat pengaruh informasi asimetri terhadap senjangan agnggaran diterima. Selain itu apabili kita membandingkan nilai signifikan
(Pvalue), maka dapat dilihat bahwa nilai Pvaluedari pengujian ini lebih kecil dari 0.05. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dan melihat koefisien determinasi menunjukan arah positif maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari senjangan anggaran terhadap informasi asimetri pada pemerintah kabupaten Bolaang mongondow Utara dengan arah positif. Hal ini ketika informasi asimetri meningkat dalam proses penyusunan anggaran, maka akan memicu meningkatnya senjangan anggaran. Koefisien determinasi untuk mengukur besarnya proporsi atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Setelah diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari informasi asimetri terhadap senjangan anggaran maka langkah selanjutnya adalah menganalisis besar pengaruh yang ditimbulkan oleh informasi asimetri terhadap senjangan anggaran pada pemerintah kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Untuk keperluan tersebut digunakan analisis koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar antara 0% - 100%.Semakin besar nilai koefisien determinasi suatu model regresi menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas yang terdapat dalam model terhadap variabel tidak bebasnya juga semakin tinggi. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel3 berikut: Tabel 3: Koefisien Determinasi Model Summary Model
R
R Square a
Adjusted R Square
1 .359 .129 .115 a. Predictors: (Constant), Informasi Asimetri Sumber: Olah Data 2013
Std. Error of the Estimate 2.192045
Tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar 0.129. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh infornasi asimetri terhadap senjangan anggaran pada pemerintah Bolaang Mongondow Utara diperoleh sebesar 12.9% dan sisanya sebesar 81.1% (100-49.6) dipengaruh oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pembahasan Anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian yang memegang peranan penting dalam kelangsungan perusahaan atau organsiasi pemerintah. Salah membuat anggaran akan berakibat buruk bagi tercapainya tujuan perusahaan atau organsiasi pemerintah, (Mardiasmo, 2004). Anggaran yang disusun berdasarkan kehendak atasan tanpa partisipasi bawahan, dapat menimbulkan kesulitan bagi bawahan untuk mencapainya dan informasi penting yang dimiliki bawahan tidak berguna sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam mencapai target-target yang optimal.Demikian pula sebaliknya anggaran yang disusun berdasarkan kehendak bawahan dapat menimbulkan rendahnya
motivasi bawahan. Jadi didalam suatu perusahaan harus ada kerja sama yang baik antara atasan dengan bawahan, (Fitri, 2004). Senjanga anggaran adalah suatu tindakan untuk mempermudah pencapaian anggaran sehingga mengurangi resiko yang dihadapi.Senjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapasitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya (Young 1985). Hal ini dapat terjadi karena adanya kecenderungan bagi pembuat anggaran untuk menganggarkan pendapatan agak lebih rendah dan pengeluaran agak lebih tinggi, dari estimasi terbaik mereka mengenai jumlah-jumlah tersebut. Oleh karena itu, anggaran yang dihasilkan adalah target yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai. Salah satu hal yang dapat menimbulkan kesenjangan anggaran adalah informasi asimetri. Informasi Asimetri berarti perbedaan informasi yang dimiliki antara manajer tingkat atas dengan manajer tingkat bawah. Asimetri informasi merupakan ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh manajer atas dan manajer bawah. Hal ini terjadi karena manajer bawah berkaitan langsung dengan kegiatan operasional sehari-hari. Sebagai mana di definisikan oleh Dunk asimetri informasi sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki oleh atasannya. Anggaran yang disusun secara Bottom-up menyebabkan informasi mengenai komponen dalam anggaran lebih diketahui oleh manajemen tingkat bawah (lower level managers). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara pengaruh informasi asimetri terhadap senjangan anggaran, menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.984 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 yang berada dibawah 0,05. Sedangkan hasil uji regresi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,320. Hal ini menunjukkan bahwa informasi asimetri berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran dengan arah postif. Dimana ketika informasi asimetri meningkat dalam proses penyusunan anggaran, maka akan memicu meningkatnya senjangan anggaran. Semakin tinggi informasi asimetri maka akan semakin tinggi senjangan anggaran yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bawahan yang merahasiakan informasi yang relevan dalam pembuatan anggaran akan memicu timbulnya senjangan anggaran.Terjadinya asimetri informasi karena adanya ketidak seimbangan dalam kepemilikan informasi antara manajer atas dan bawah.Hal itu terjadi karena manajer bawah lebih terlibat langsung dalam operasional sehari-hari perusahaan jika dibandingkan dengan manajer atas. Ini juga terjadi pada pemerintah kabupaten bolaang mongondow, berdasarkan hasil analisis deskriptif jawaban responden tentang informasi asimetri pada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebanyak 52.43%responden cenderung menjawab sangat setuju dan setuju atas item variabel tersebut, maka hal ini dapat dikatakan bahwa adanya informasi asimetri antara atasan dan bawahan pada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Hal ini terbukti dalam penetapan anggaran masih sering terjadi selisih lebih dan selisih kurang antaraanggaran yang ditetapkan dengan anggaran sesungguhnya. Adanya informasi asimetri pada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara hal tersebut yang memicu terjadinya senjangan anggaran pada pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tersebut, dengan melihat
kecenderungan responden sangat setuju dan setuju bahwa pada pemerintah kabupaten Bolaang Mongondow terdapat informasi asimetri dalam penyusunan anggaran maka hal tersebut dapat memcu terjadinya senjangan anggaran pada pemerintah tersebut, berdasarkan hasil analisis diskriptif jawaban responden ratarata responden menjawab sangat setuju dan setuju sekitar 94.62% bahwa pada tiap SKPD Kabupaten Bolaang Mongondow terjadi senjangan anggaran. Hal ini juga dapat dicermati dari Laporan Realisasi Anggaran APBD tahun 2008-2010, menunjukkan bahwa jumlah anggaran yang ditetapkan ada yang kurang dari 100% dan ada yang lebih dari 100% terealisasikan. Berdasarkan data tersebut terlihat anggaran diestimasi dengan sengaja agar jumlah yang tertera lebih tinggi atau bahkan lebih kurang dari yang seharusnya, sehingga dapat menimbulkan senjangan anggaran. Terjadinya senjangan anggaran pada pemerintah kabupaten Bolaang Mongondow tersebut, karna adanya informasi asimetri. Dimana bahwan dan atasan memiliki informasi anggaran yang berbeda. Adanya kecenderungan bawahan sebagai pembuat anggaran untuk menganggarkan pendapatan agak lebih rendah dan pengeluaran agak lebih tinggi, dari estimasi terbaik mereka mengenai jumlah-jumlah tersebut. Oleh karena itu, anggaran yang dihasilkan adalah target yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai. Hasil Penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Fitri (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan salah satu kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya senjangan anggaranadalah adanya informasi asimetri, artinya bahwa apabilaseorang manajer bawah ataumenengah memberikan informasi bias kepada manajer atas dalam proses pembuatan anggaran hal itu akan mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran. Penelitian ini juga sejalan dengan Penelitian Armaeni (2012) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran, informasi asimetri dan penekanan anggaran berpengaruh terhadap budgetary slack. Secara parsial, masing-masing variabel partisipasi anggaran, informasi asimetris dan penekanan anggaran juga berpengaruh secara signifikan terhadap timbulnya budgetary slack. Berdasarkan hasil penelitian ini dikatakan apabila partisipasi anggaran, informasi asimetris dan penekanan anggaran pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang tersebut tinggi, maka budgetary slack juga akan tinggi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Afiani (2010) yang membuktikan bahwa informasi asimetri memiliki pengaruh terhadap senajangan anggaran, asimetri informasi tinggi maka senjangan anggaran juga akan tinggi. Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Fitri (2004) yang hasil penelitian menunjukan bahwa informasi asimetri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran, sedangkan partisipasi penganggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan Supanto (2011) hasil analisis data dalam penelitiannya mengidentifikasikan beberapa hal, yaitu bahwa informasi asimetri memliki pengaruh negatif dan signifikan jika memodesari partisipasi anggaran. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa partisipasi anggaran memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap
budgetary slack, maksudnya bahwa pelibatan/partisipasi anggaran akan menurunkan tingkat kesenjangan anggaran pada PT. Suara Merdeka Press Semarang. Selain itu juga dapat diperoleh simpulan bahwa informasi asimetri merupakan variabel yang memoderasi pada pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack.Informasi asimetri membuat pegawai lebih berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk menurunkan kesenjangan anggaran. Berdasarkan koefisen determinasi besarnya pengaruh informasi asimetri terhadap senjangan anggaran adalah sebesar 12,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebab terjadinya senjangan anggaran salah satunya ditimbulkan karena ada informasi. Seperti yang diungkapkan Nelwan (2013) terjadinya senjangan anggaran adalah karena fungsi anggaran sebagai indikator mengukurkinerja, ketidakpastian yang tinggi dan kesulitan memproyeksikan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dalam konteks penyusunan anggaran, manajer bawahan (sub ordinat) mempunyai informasi yang lebih lengkap dan relevan dibandingkan dengan atasannya (ordinat). Hal ini karena bawahan telah terbiasa terlibat langsung dalam kegiatan operasional sehari-hari sehingga merekalah yang lebih mengetahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan dihadapi di lingkup tanggung jawabnya. Adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh atasan (ordinat) dan bawahan (sub ordinat) atau yang lazim disebut asimetri informasi akan mempengaruhi perilaku bawahan dalam proses penganggaran. Sub ordinat akan menyimpan informasi aktual yang dimilikinya dan mencoba mengarahkan kinerja pada ukuran yang lebih rendah dengan maksud kinerjanya dipandang baik oleh atasan dan mengurangi perasaan frustasi dalam menghadapi ketidakpastian dan kesulitan mencapai target anggaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa informasi asimetri berpengaruh positif dan signifikan terhadap senjangan anggaran pada pemerintah kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Hasil penelitian ini ditunjukan dengan nilai thitung sebesar 2.984 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 yang berada dibawah 0,05. Sedangkan hasil uji regresi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,320. Sehingga dapat dikayakan bahwa informasi asimetri berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran dengan arah postif. Dimana ketika informasi asimetri meningkat dalam proses penyusunan anggaran, maka akan memicu meningkatnya senjangan anggaran. Semakin tinggi informasi asimetri maka akan semakin tinggi senjangan anggaran yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh informasi asimetri terhadap senjangan anggaran adalah sebesar 12.9%. SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dijelaskan tersebut maka dapat diberikan saran kepada pihak pemerintah kabupaten Bolaang Mongondow, untuk menghindari agar tidak terjadi senjangan anggaran maka diharapakan pemerintah dalam menyusun anggaran melibatkan bawahan melalui Peningkatan partisipasi
aparatur pemerintah daerah dalam hal penyusunan anggaran. Dalam artian bahwa kepala setiap kepala SKPD sebagai pejabat pengguna anggaran hendaknya lebih mengoptimalkan peran bawahan (kepala bidang) dalam penyusunan anggaran sehingga mereka dapat memberikan informasi sesuai dengan kondisi obyektif di wilayah kerja masing-masing. Sehingga perbedaan informasi antara bawahan dengan atasan juga dapat berkurang karena para bawahan tidak segan mengungkapkan perbedaan informasi yang dimiliki untuk kepentingan bersama.
DAFTAR PUSTAKA Al-Rwita, Dr. Saad Saleh. 2004. Budgetary slack: The Effects of Truth-Inducing Schemes on Slack and Performance. Ampusunggu, Krisler Bornadi. 2006. Pengaruh partisipasi anggaran dan job relevan information (JRI) terhadap informasi asimetri Pada Badan Layanan Umum Universitas Negeri Di Purwokerto. Artikel. Apriyandi.2011. Pengaruh Informasi Asimetri Terhadap Hubungan Antara Anggaran Partisipatif Dengan Budgetary Slack. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanudin Arfan Ikhsan. (2008). Metode Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yokyakarta: Graha Ilmu Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Armaeni. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri Dan Penekanan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary Slack) (Studi Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang). Skripsi. Jurusan akuntansi Fakultas ekonomi Universitas hasanuddin makassar Basri. 2011. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
Dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi. Jurusan akuntansi Fakultas ekonomi Universitas hasanuddin makassar Falikhatun, 2007.Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan Dan Kohesivitas Kelompok.Skripsi.Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Fitri.Yulia. 2004. Pengaruh Informasi Asimetri, Partisipasi Penganggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap timbulnya Senjangan Anggaran.skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Gozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hanum, Hendira. 2012. Asimetris Informasi Dalam Praktik Manajemen Laba. Dalam http://hendira3hannum89.blogspot.com/2012/10/asimetrisinformasi-dalam-praktik.html Huang ,Cheng-Li and Mien-Ling Chen. 2009. The Effect Of Attitudes Towards The Budgetary Process On Attitudes Towards Budgetary Slack And Behaviors To Create Budgetary Slack. SOCIAL BEHAVIOR AND PERSONALITY, 2009, 37(5), 661-672© Society for Personality Research (Inc.)DOI 10.2224/sbp.2009.37.5.661.
Komalasari, Puput Tri dan Zaki Baridwan. 2001Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital, Jurnal Akuntansi dan keuangan,Jurnal Akuntansi Manajemen Vol. 4. No. 1.Tahun 2011.Tersedia dalam http://jraiiai.org/home/index.php/catalog/articles/128-asimetri-informasi-dancost-of-equity-capital. Mardiasmo, 2002.Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta. Nelwan,
Harter. 2013. Senjangan Anggaran (Budgetary Slack). http://harternelwan.blogspot.com/2013/02/senjangan-anggaranbudgetary-slack.html
Sari. Sinta Permata. 2006. Pengaruh Kapasitas Individu yang Diinteraksikan dengan Locus of Control Terhadap Budgetary Slack. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Setianto, Arif Budi. 2011. Pengaruh Informasi Asimetri Dan Partisipasi Penganggaran Terhadap Komitmen Organisasi Serta Dampaknya Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran Pada PT. Suara Merdeka Press.Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Malang. Sugiyono, 2009.Statistika Untuk Penelitian.CV Alfabeta : Bandung. ------------ 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. CC Alfabeta : Bandung. Supanto.2011. Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Informasi Asimetri Dan Budaya Organisasi Sebagai Pemoderasi Pada Politeknik Negeri Semarang.Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Syaukani, HR. Afan Gaffar. M, Ryaas Rasyid. (2010). Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Setiyanto, Arif Budi. 2011. Pengaruh Informasi Asimetri Dan Partisipasi Penganggaran Terhadap Komitmen Organisasi Serta Dampaknya Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran (Studi Kasus pada PT. Suara Merdeka Press Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Welsch, Glenn A. 2000. Buku 1 Anggaran: Perencanaan dan Pengedalian Laba. Purwatiningsih, Maudy Warouw (Penerjemah). Jakarta: Salemba Empat. Young, S Mark. 1985. Participative Budgeting: The Effects of Risk Aversion and Asymmetric Information on Budgetary Slack.Journal of Accounting ResearchVol. 23 No. 2 Autumn 1985Printed in U.S.A.
Yuen, Desmond C.Y. and Keith C.C. Cheung. 2003, Impact of Participation in Budgeting and Information Asymmetry on Managerial Performance in the Macau Service Sector. Jamar Vol. 1 · Number 2 · 200