PENDAHULUAN Latar Belakang Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-komponen tersebut (misalnya perubahan nilai parameter fisika-kimia perairan), maka akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya (misalnya perubahan kualitatif dan kuantitatif organismenya). Perubahan ini tentunya dapat mempengaruhi keseluruhan sistem yang
ada,
baik
dalam
kesatuan
struktur
fungsional
maupun
dalam
keseimbangannya. Kelangsungan suatu fungsi ekosistem dapat menentukan kelestarian dari sumberdaya hayati sebagai komponen yang terlibat dalam sistem tersebut. Oleh sebab itu, untuk menjamin sumberdaya hayatinya, maka hubunganhubungan ekologis yang berlangsung di antara komponen-komponen sumberdaya hayati yang menyusun suatu sistem, perlu diperhatikan. Dari seluruh komponen biotik yang ada, maka salah satu di antaranya yang menarik untuk dikaji adalah meiofauna interstisial, yaitu suatu kelompok fauna bentik yang berukuran antara 63–1000 µm (0.063–1 mm) atau kelompok metazoa kecil yang berada di antara mikrofauna dan makrofauna. Organisme ini hidup dalam ruang interstisial yaitu ruang di antara partikel-partikel sedimen atau di sela-sela butiran sedimen (Higgins & Thiel 1988; Funch et al. 2002; Linhart et al. 2002; Bartolomaeus & Schmidt-Rhaesa 2006). Karena fauna ini hidupnya secara interstisial, maka di dalam penelitian ini disebut sebagai meiofauna interstisial. Meiofauna interstisial merupakan biota laut yang masih sedikit dikenal oleh sebagian orang bila dibandingkan dengan biota laut lainnya, seperti ikan, kepiting, penyu, siput, cumi-cumi dan udang. Hal ini disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang sangat kecil dan posisinya yang tersembunyi di dalam sedimen serta tidak memberikan manfaat langsung bagi manusia (manfaat ekonomi). Umumnya meiofauna interstisial ini baru dikenal oleh para ilmuwan yang menekuni bidang biologi dan ekologi laut.
2
Meskipun secara ekonomi tidak memberikan manfaat langsung bagi manusia, namun secara ekologis meiofauna interstisial ini memiliki peranan yang sangat penting dalam ekosistem laut. Peranan ekologis yang diberikan oleh meiofauna interstisial ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, ikut menentukan keberadaan biota laut lainnya, seperti ikan, kepiting, penyu, siput, cumi-cumi dan udang yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi bagi manusia. Peranan penting dari meiofauna interstisial ini adalah: 1) sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem laut; 2) sebagai penyedia makanan bagi berbagai tingkat trofik yang lebih tinggi; 3) berperan aktif dalam meningkatkan penghancuran bahan organik (dekomposisi aerob), terutama dalam proses biodegradasi sisa-sisa tumbuhan yang nantinya berlanjut ke proses mineralisasi oleh mikroba; 4) meningkatkan regenerasi nutrien di lingkungan bentik; 5) berperan dalam menyuburkan dasar perairan dan meningkatkan produktivitas bentik; 6) sebagai bagian dari komunitas bentos yang dapat menyumbangkan pengaruh interaktif kepada biota laut lainnya melalui kompetisi, simbiosis, predasi dan asosiasi; 7) sebagai bioindikator dalam menilai kondisi lingkungan laut (bioindikator pencemaran atau pengkayaan bahan organik) (Lee et al. 2000; Mirto et al. 2000; Raffaelli 2000; Beier & Traunspurger 2001; Smith et al. 2001; Mistri et al. 2002; Vezzulli et al. 2003; Buat 2006). Dari berbagai peranan meiofauna interstisial seperti yang disebutkan di atas, maka sangat jelas pentingnya organisme ini dalam menunjang produktivitas perairan. Mengingat pentingnya peranan meiofauna interstisial dalam berbagai proses ekologis di dalam ekosistem perairan laut, maka sudah selayaknya organisme ini mendapat perhatian yang lebih mendalam untuk diteliti dan dipelajari sama seperti organisme laut lainnya. Secara ilmiah, banyak hal yang menarik untuk diteliti dan dikaji secara mendalam mengenai kehidupan fauna ini, terutama menyangkut aspek ekologinya. Hal ini berdasarkan pada pemahaman tentang peranan ekologis dari meiofauna interstisial dan kenyataan bahwa perkembangan ilmu meiobentos (meiobenthologi) mengarahkan penggunaan meiofauna interstisial sebagai indikator biologi (bioindikator) untuk menilai dan mengevaluasi kondisi lingkungan perairan laut, apakah ada atau tidaknya perubahan kondisi lingkungan perairan tersebut (Montagna & Harper 1996; Montagna et al. 2002).
3
Terkait dengan aspek ekologisnya, maka aspek ekologis dari meiofauna interstisial yang masih kurang mendapat perhatian adalah aspek dinamika komunitas meiofauna interstisial dalam kaitannya dengan peranan tipe habitat dan tingkat kedalaman sedimen serta hubungannya dengan kondisi berbagai parameter fisika-kimia perairan (air dan sedimen), baik secara spasial maupun temporal. Di samping itu, aspek distribusi horizontal dan vertikal, dan aspek pengelompokan komunitas meiofauna interstisial dalam kaitannya dengan tipe dan kondisi habitat dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk melengkapi kajian ekologis dari komunitas meiofauna interstisial ini. Meskipun meiofauna interstisial berperanan penting, namun pengetahuan mengenai ekologi organisme ini dan pengaruh aktivitas antropogenik masih terbatas (Dye 2005) dan relatif sedikit pengetahuan tentang keanekaragaman dan komposisinya di perairan (Frame et al. 2007). Informasi yang tersedia sehubungan dengan dinamika komunitas meiofauna interstisial di perairan tropis (baik di ekoistem padang lamun, mangrove maupun bare area) masih sangat sedikit, sementara informasi tersebut sangat penting untuk menelaah peranan organisme ini di lingkungan perairan laut. Berkaitan
dengan
habitatnya,
masih
sedikit
penelitian
yang
mempertimbangkan pentingnya padang lamun terhadap meiofauna interstisial. Stabilitas substrat yang diberikan oleh rhizoma dan akar lamun dapat memungkinkan kelangsungan hidup dan perlindungan bagi meiofauna interstisial di dalam lapisan sedimen terhadap predator. Padang lamun merupakan salah satu ekosistem perairan pantai yang mempunyai peranan sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup berbagai populasi biota termasuk meiofauna interstisial. Hal tersebut disebabkan oleh peran padang lamun antara lain sebagai daerah untuk mencari makan (feeding ground) dan berlindung (shelter) bagi meiofauna interstisial. Status ekosistem padang lamun, struktur komunitas dan dinamika tropis fauna sangat penting dalam mendukung usaha-usaha pengelolaan sumberdaya hayati perairan maupun budidaya. Dengan demikian, pemahaman terhadap status ekosistem dengan segala aspeknya merupakan hal yang paling mendasar untuk diketahui. Penelitian ekologi berbagai macam makrofauna, seperti vertebrata (ikan dan dugong) dan invertebrata, baik yang bentik maupun pelagik yang berasosiasi
4
dengan padang lamun telah berkembang secara pesat. Di samping penelitian terhadap makrofauna yang sangat ekstensif dan intensif, hanya sebagian kecil saja penelitian yang menyangkut meiofauna interstisial yang berasosiasi dengan padang lamun tropis. Sementara itu, penelitian tentang meiofauna interstisial sebagian besar dilakukan di perairan substropis. Penelusuran informasi tentang kajian berkelanjutan sehubungan dengan hal itu, masih sangat minim sekali ditemukan di perairan Indonesia. Beberapa penelitian di antaranya adalah Susetiono (1994, 1995, 1996) dan Swasta (2006). Data dasar parameter fisika-kimia air dan sedimen khususnya di perairan Selat Dompak sangat jarang didapatkan. Untuk itu, perlu dilakukan suatu kajian secara seksama tentang kondisi dan fenomena lingkungan kaitannya dengan dinamika komunitas meiofauna interstisial, serta keberadaan genus spesifik (site specific genus) di berbagai tipe habitat di perairan ini. Informasi meiofauna interstisial, baik di ekosistem padang lamun, mangrove maupun bare area perlu diketahui dalam upaya menggali pengetahuan tentang keberadaannya secara kualitatif dan kuantitatif. Informasi ini diharapkan dapat memberikan kejelasan ilmiah tentang dinamika komunitas meiofauna interstisial di ekosistem yang berbeda. Oleh sebab itu, penelitian mengenai dinamika komunitas meiofauna interstisial di ekosistem yang berbeda tersebut menjadi penting untuk dilaksanakan agar dapat dievaluasi sejauh mana peranan dominan parameter fisika-kimia perairan dan tipe habitatnya terhadap eksistensi meiofauna interstisial khususnya di perairan Selat Dompak. Peranan paling dominan parameter fisika-kimia perairan sehubungan dengan dinamika komunitas meiofauna interstisial sampai saat ini belum terjawab secara tuntas untuk perairan tropis, khususnya perairan Indonesia. Untuk dapat memahami secara baik peranan tipe habitat dan kaitan antara kondisi parameter fisika-kimia perairan dengan dinamika komunitas meiofauna interstisial, maka ekosistem perairan pantai yang bervegetasi dan tidak bervegetasi dalam kawasan Selat Dompak Kepulauan Riau merupakan ekosistem yang cukup baik digunakan sebagai wahana untuk meneliti aspek ekologis dari meiofauna interstisial tersebut. Alasan yang mendukung adalah: 1) tipe habitat di kawasan ini cukup beragam, sehingga diharapkan ada temuan yang cukup penting terkait dengan peranan tipe habitat dan hubungan antara kondisi parameter fisika-kimia perairan dengan dinamika komunitas meiofauna interstisial secara spasial dan
5
temporal; 2) sebagai kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut, maka keberadaan meiofauna interstisial di kawasan ini sudah selayaknya diteliti mengingat keberadaan organisme ini terkait erat dengan eksistensi biota laut lainnya di kawasan tersebut; dan 3) dengan melakukan penelitian di kawasan ini, maka secara tidak langsung ikut memberikan andil dan membantu pihak terkait dalam menginventarisir sumberdaya hayati laut, khususnya sumberdaya hayati meiofauna interstisial yang ada dalam kawasan Selat Dompak Kepulauan Riau. Perumusan Masalah Potensi sumberdaya meiofauna interstisial dan keterkaitannya dengan berbagai tipe habitat (secara spasial) dan kondisi habitat di suatu perairan laut termasuk perairan Selat Dompak pada musim yang berbeda (secara temporal) merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Mengingat organisme ini memiliki peranan yang amat penting dalam ekosistem laut, maka perlu diupayakan adanya informasi tentang keberadaannya di lingkungan bentik. Terkait dengan upaya itu, maka permasalahannya adalah belum terungkapnya jumlah genus dan kelimpahan individu meiofauna interstisial, baik secara spasial maupun temporal di lingkungan bentik, serta genus spesifik di berbagai tipe habitat di perairan Selat Dompak. Seperti diketahui bahwa meiofauna interstisial dapat berdistribusi secara horizontal dan vertikal pada musim yang berbeda. Terkait dengan distribusi vertikal organisme ini, maka kehadiran genusnya di suatu tipe habitat pada suatu musim merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan pola distribusi meiofauna interstisial pada musim tersebut. Kehadiran suatu genus meiofauna interstisial di suatu tipe habitat pada suatu musim tertentu dapat mempengaruhi kehadiran genus lain di habitat itu. Di dalam suatu tipe habitat, setiap genus meiofauna interstisial memiliki peluang untuk hidup secara bersama dan berinteraksi dengan berbagai genus dari kelompok meiofauna interstisial lainnya yang berasal dari berbagai tipe habitat. Mengingat hal ini, maka perlu diupayakan adanya informasi tentang kehadiran genus meiofauna interstisial dan pola distribusi vertikalnya di dalam sedimen. Berkenaan dengan upaya itu, maka permasalahan yang ada adalah belum terungkapnya variabilitas spasial dan temporal komunitas meiofauna interstisial (jumlah genus dan kelimpahan
6
individu) secara horizontal dan vertikal di perairan Selat Dompak, dan belum terungkapnya peranan faktor tipe habitat, musim dan kedalaman sedimen tersebut terhadap komunitas meiofauna interstisial. Berkenaan dengan keberadaan meiofauna interstisial di berbagai tipe habitat dan kedalaman sedimen, maka keberadaannya diduga berkaitan dengan kondisi parameter fisika-kimia perairan yang mempengaruhinya. Meningkat dan atau menurunnya nilai suatu parameter pada musim tertentu, diduga mempengaruhi jumlah genus dan kelimpahan individu meiofauna interstisial. Mengingat pentingnya parameter fisika-kimia perairan dalam menentukan dinamika meiofauna interstisial, maka perlu diupayakan adanya informasi tentang pengaruh dan peranan paling dominan parameter fisika-kimia perairan tersebut terhadap jumlah genus dan kelimpahan individu meiofauna interstisial di perairan Selat Dompak. Permasalahannya adalah belum terungkapnya keterkaitan atau hubungan antara jumlah genus dan kelimpahan individu meiofauna interstisial dengan parameter fisika-kimia perairan yang paling dominan berpengaruh di berbagai tipe habitat (spasial) pada musim yang berbeda (temporal) di perairan Selat Dompak. Setiap tipe habitat meiofauna interstisial di perairan Selat Dompak tampaknya berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, ada kemungkinan bahwa antara satu tipe habitat dengan tipe habitat yang lainnya ada kemiripan, karena sangat eratnya hubungan antara tipe habitat dengan komunitas meiofauna interstisial yang ada di dalamnya. Adanya kemungkinan kemiripan di antara tipe habitat tersebut, maka di antara mereka dapat dikelompokkan ke dalam satu kelompok. Mengingat hal itu, maka perlu diupayakan adanya informasi tentang hubungan antara komunitas meiofauna interstisial di berbagai tipe habitat. Permasalahannya adalah tingkat kemiripan atau perbedaan yang ada di antara komunitas
meiofauna
interstisial
di
berbagai
tipe
habitat
dan
pola
pengelompokannya di perairan Selat Dompak juga belum terungkap. Pendekatan Penelitian Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa meiofauna interstisial merupakan salah satu komponen biotik yang mempunyai peranan sangat penting dalam ekosistem bentik di perairan laut. Meiofauna interstisial merupakan salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus materi dari alga
7
planktonik sampai konsumen tingkat tinggi, dan memberikan kontribusi dalam menopang kehidupan organisme trofik yang lebih tinggi. Dengan demikian, keberadaan organisme ini dapat membawa konsekuensi pada semakin lengkapnya rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan di dalam ekosistem laut serta semakin cepatnya dan semakin sempurnanya proses remineralisasi dan resiklus (daur ulang) bahan organik di ekosistem ini. Meskipun meiofauna interstisial mempunyai peranan ekologis yang sangat penting di ekosistem laut, namun keberadaannya di ekosistem yang berbeda masih kurang mendapat perhatian, terutama dari aspek ekologinya di perairan tropis. Perhatian para ilmuwan terhadap keberadaan organisme ini masih sedikit bila dibandingkan dengan perhatian para ilmuwan terhadap komponen ekosistem lainnya, seperti terumbu karang, kepiting, ikan dan udang. Berbagai permasalahan di sekitar kehidupan meiofauna interstisial belum mendapat perhatian yang memadai. Salah satu permasalahan yang menarik untuk diteliti dan dikaji lebih mendalam mengenai kehidupan organisme ini adalah masalah dinamika komunitas, variabilitas spasial dan temporal, serta distribusi horizontal dan vertikal meiofauna interstisial dalam kaitannya dengan tipe habitat dan kondisi lingkungannya, seperti yang telah dinyatakan dalam rumusan masalah. Sehubungan dengan masalah di atas, maka diperlukan pemahaman dan kerangka berfikir logis dan ekologis dalam pemecahannya. Masalah komunitas yang berkaitan dengan aspek jumlah genus, kelimpahan individu, bentuk kehidupan, dan struktur trofik dalam komunitas meiofauna interstisial merupakan permasalahan yang membutuhkan pemahaman mengenai peranan organisme ini dalam menentukan sifat dan komunitasnya secara komprehensif. Sementara itu, masalah distribusi vertikal meiofauna interstisial dalam kaitannya dengan kedalaman sedimen dan kondisi habitatnya merupakan permasalahan yang memerlukan pemahaman tentang sifat-sifat genusnya, serta pemahaman mengenai interaksi yang terjadi antar genus dalam komunitasnya. Dengan adanya pemahaman dan pendekatan ekologis ini, maka pemecahan masalah dapat direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan tepat menurut kaidah-kaidah ekologis sesuai dengan permasalahan yang ada. Untuk memecahkan permasalahan di atas, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif eksploratif dengan melakukan
8
penelitian lapangan. Dengan pendekatan ini, maka data lapangan dikumpulkan secara obyektif tanpa melakukan modifikasi lingkungan dan dilakukan dengan menggunakan metode dan peralatan yang bersifat standar untuk penelitian meiofauna interstisial. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode statistik, kemudian dipaparkan secara obyektif untuk diberikan interpretasi guna mendapatkan kesimpulan. Dalam penelitian ini terdapat hubungan sebab-akibat (kausalitas), seperti yang disajikan pada Gambar 1. Kausalitas itu dapat menentukan parameter paling dominan mempengaruhi dinamika komunitas meiofauna interstisial dalam lingkungan bentik perairan laut. Hasil analisis kausalitas tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengevaluasi kondisi lingkungan perairan dan upaya pengelolaan sumberdaya hayati perairan di masa mendatang, khususnya di perairan Selat Dompak Kepulauan Riau. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis dan menentukan variabilitas spasial dan temporal parameter fisika-kimia perairan dan komunitas meiofauna interstisial (jumlah genus dan kelimpahan individu), pola distribusi horizontal dan vertikal, serta menentukan genus spesifik di berbagai tipe habitat (site specific genus). 2. Menganalisis dan mengungkapkan peranan tipe habitat, kedalaman sedimen dan musim serta peranan padang lamun dalam menentukan jumlah genus dan kelimpahan individu meiofauna interstisial di perairan laut. 3. Menganalisis dan menentukan parameter paling berpengaruh terhadap dinamika komunitas meiofauna interstisial di perairan laut. 4. Menganalisis dan menentukan tingkat kemiripan atau perbedaan dan pola pengelompokan komunitas meiofauna interstisial di perairan Selat Dompak. Manfaat Penelitian Walaupun sudah banyak penelitian yang dilakukan, tetapi masih dirasakan adanya keterbatasan informasi yang diperoleh, mengingat selalu terjadinya perubahan kondisi lingkungan di dalam ekosistem bentik perairan laut, khususnya pada daerah-daerah yang berdekatan dan mudah mendapat tekanan dari aktivitas masyarakat dan pembangunan, seperti lokasi perairan Selat Dompak. Dengan
9
Tipe Habitat (Stasiun)
Aktivitas Manusia Parameter FisikKimia Air Laut
MEIOFAUNA
Struktur Komunitas
Beban Organik
Lamun (Kerapatan) Variabilitas Spasial dan Temporal
Parameter FisikKimia Sedimen
DINAMIKA KOMUNITAS MEIOFAUNA INTERSTISIAL
Distribusi Horizontal & Vertikal
Kedalaman Sedimen INPUT
PROSES
9
Gambar 1. Bagan pendekatan masalah.
OUTPUT
10
demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan ekologis dalam pengelolaan sumberdaya hayati perairan dan kegiatan pemantauan (monitoring) kondisi lingkungan bentik dan ekosistem padang lamun yang ada di perairan Selat Dompak Kepulauan Riau. Secara ilmiah, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekologi bentos, khususnya ekologi meiofauna interstisial. Di samping itu, hasil penelitian ini memberikan informasi yang jelas tentang: a) variabilitas spasial dan temporal parameter fisika-kimia perairan dan komunitas meiofauna interstisial (jumlah genus dan kelimpahan individu), pola distribusi horizontal dan vertikal, serta genus spesifik di berbagai tipe habitat; b) peranan tipe habitat, kedalaman sedimen dan musim serta peranan padang lamun dalam menentukan jumlah genus dan kelimpahan individu meiofauna interstisial di perairan laut; c) parameter paling berpengaruh terhadap dinamika komunitas meiofauna interstisial di perairan laut; dan d) tingkat kemiripan atau perbedaan dan pola pengelompokan komunitas meiofauna interstisial di perairan Selat Dompak. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan landasan ilmiah untuk penelitian tentang eksistensi meiofauna interstisial kaitannya dengan organisme pada tingkatan trofik yang lebih tinggi, khususnya di perairan tropis Selat Dompak Kepulauan Riau. Secara ekonomi, dalam jangka panjang hasil penelitian ini dapat mempunyai arti ekonomi yang sangat penting bagi pengembangan perikanan demersal. Perikanan demersal dapat terjamin keberlanjutannya apabila adanya pelestarian habitat dan terjaminnya komunitas meiofauna interstisial yang ada di dalamnya, sehingga komunitasnya akan dapat berkembang secara alami. Eksistensi meiofauna interstisial di dalam habitatnya dapat berperan sebagai sumber makanan dan pasokan energi bagi ikan-ikan demersal kecil. Dengan demikian, komunitas meiofauna interstisial dapat digunakan sebagai modal dasar dalam membangun sistem perikanan demersal berbasis ekosistem alam yang ramah lingkungan dan tidak berpotensi mencemari lingkungan.