1
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perairan Selat Sunda secara geografis menghubungkan Laut Jawa serta Selat
Karimata di bagian utara dengan Samudera Hindia di bagian selatan. Topografi perairan ini secara umum adalah menurun ke arah barat daya, dangkal di bagian timur laut mulut selat, dan sangat dalam di bagian mulut selat yang berhubungan dengan Samudera Hindia. Keberadaaan gunung yang masih aktif di tengah selat, pulau-pulau kecil, dan pertemuan dua massa air dengan karakteristik yang berbeda menjadikan wilayah ini secara geologis dan oseanografis sangat menarik sehingga diperkirakan secara spesifik akan mempengaruhi populasi, jenis, sebaran, dan kelimpahan sumberdaya perikanan di perairan ini (Wijopriono & Genisa 2003). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Genisa (2002) di Perairan Selat Sunda diperoleh hasil bahwa sumberdaya ikan yang ada di perairan tersebut cukup banyak jenisnya yaitu terdiri dari 49 spesies yang mewakili 27 famili. Salah satu famili tersebut adalah famili Mullidae. Wilayah perairan Selat Sunda mempunyai empat Pusat Pendaratan Ikan (PPI), yaitu Sukanegara, Carita, Panimbang, dan Labuan. Dari keempat PPI tersebut, dua tempat yang disebutkan terakhir dijadikan sebagai sentra pengembangan perikanan laut di wilayah tersebut (Rahardjo et al. 1999 in Sjafei & Susilawati 2001). Namun, PPI Labuan saat ini statusnya telah ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) semenjak tahun 2007. PPP Labuan mencakup tiga Tempat Pelelangan Ikan yaitu TPI 1 (lama), TPI 2 (baru), dan TPI 3 (Pasar). Tingginya aktivitas perikanan di Labuan ditandai dengan banyaknya jumlah armada kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya dan setiap tahunnya banyak sentra produksi yang dimanfaatkan sehingga sering dijadikan sebagai tempat untuk penelitian oleh berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta. Jumlah armada penangkapan ikan di PPP Labuan tahun 2005 dapat mencapai 275-403 unit atau sekitar 35,4% dari total armada yang ada di Kabupaten Pandeglang.
Selain itu, volume produksi
perikanan di PPP Labuan pada tahun 2001-2005 dapat mencapai 1.644,1-2.811,6 ton dan nilai produksi mencapai Rp. 8.041.700.000 – Rp. 13.336.800.000 (Rakhmania 2008).
2 Salah satu jenis ikan yang didaratkan di PPP Labuan adalah ikan kuniran (Upeneus spp.) yang termasuk ke dalam jenis ikan demersal. Ikan ini termasuk ikan ekonomis penting dengan potensi produksi sebesar 22% dari produksi perikanan sebesar 1.791.660 kg (Saadah 1998 in Sjafei & Susilawati 2001). Ikan dengan sebutan lain Biji Nangka ini tertangkap di perairan Selat Sunda tiap bulan dengan menggunakan alat tangkap cantrang.
Namun, ikan kuniran ini belum banyak
dieksploitasi dengan baik sehingga diperlukan pengelolaan sumberdaya ikan kuniran yang sesuai untuk perairan Labuan, Banten. Salah satu pendekatan pengelolaan sumberdaya perikanan adalah pengaturan musim penangkapan ikan. Agar pengelolaan tersebut dapat berjalan dengan baik maka diperlukan informasi mengenai pola musim penangkapan ikan. Pengetahuan mengenai pola musim penangkapan ikan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan eksploitasi sumberdaya ikan kuniran. Hal tersebut diharapkan dapat mempermudah jalannya operasi penangkapan ikan terutama dalam hal menentukan waktu yang tepat untuk meningkatkan intensitas penangkapan. Dengan demikian, diharapkan hasil tangkapan yang didapat oleh nelayan lebih optimal dan juga dapat menjaga kelestarian sumberdaya ikan kuniran tersebut.
1.2
Perumusan Masalah Ikan kuniran merupakan salah satu jenis sumberdaya perikanan yang memiliki
nilai ekonomis. Ikan ini banyak dipasarkan dalam bentuk masih segar ataupun telah berupa bentuk olahan seperti ikan asin. Permintaan pasar terhadap ikan kuniran ini menjadi cukup tinggi dari tahun ke tahun sehingga para nelayan banyak melakukan proses penangkapan yang cenderung tidak terkendali. Produksi ikan kuniran pada tahun 2007 mencapai 1.332 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi 1.487 ton ikan kuniran. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Namun, nelayan tersebut kurang mengetahui apa yang akan terjadi jika hal tersebut terus menerus dilakukan. Padahal salah satu yang akan terjadi akibat penangkapan tidak terkendali tersebut adalah over fishing (penangkapan lebih). Permasalahan-permasalahan tersebut akan mengancam kelestarian dan ketersediaan dari sumberdaya ikan kuniran yang ada tersebut khususnya di wilayah
3 perairan Selat Sunda. Untuk itu, ikan kuniran tersebut perlu dilestarikan melalui pengelolaan yang berwawasan lingkungan dengan melihat pola sebaran musiman ikan kuniran tersebut agar ketersediaan stok sumberdaya ikan kuniran dapat berkelanjutan dan dimanfaatkan secara optimal untuk menambah nilai ekonomis bagi nelayan setempat. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian antara lain : 1. Bagaimana hasil tangkapan dan nilai produksi sumberdaya ikan kuniran di PPP Labuan? 2. Bagaimana pola musim penangkapan yang terjadi pada ikan kuniran yang didaratkan di PPP Labuan? 3. Bagaimana sebaran wilayah penangkapan ikan kuniran? 4. Apakah
nelayan
mengalokasikan
upaya
penangkapan
ikan
kuniran
berdasarkan keuntungan yang akan diperolehnya? 5. Bagaimana pola pengelolaan yang baik bagi sumberdaya ikan kuniran tersebut? Secara skematis perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
4
Sumberdaya ikan kuniran
Ikan Ekonomis
Penangkapan yang tidak terkendali
Over fishing
Pengelolaan sumberdaya ikan kuniran
Pola Musiman Ikan Kuniran
Ruang Lingkup Penelitian
Pemanfaatan Optimal
Perikanan Berkelanjutan
Gambar 1 Skema perumusan masalah sumberdaya ikan kuniran.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah (a) mengidentifikasi wilayah
sebaran sumberdaya ikan kuniran di perairan sekitar Labuan, Banten,
(b)
mengidentifikasi pola musim penangkapan, (c) mengetahui hasil tangkapan dan nilai produksi dalam menunjang kebutuhan masyarakat setempat pada setiap harinya, dan (d) mengetahui dinamika penerimaan yang akan diperoleh selama penangkapan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola pengelolaan ikan kuniran tersebut.
5 1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai wilayah
sebaran penangkapan dan pola musim penangkapan ikan kuniran serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak terkait dalam menentukan alternatif kebijakan pengelolaan perikanan di perairan sekitar Labuan, Banten khususnya dan Provinsi Banten umumnya.