PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. sem Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh berbagai hal dan manifestasinya juga Ke di masing-masing daerah, rumah tangga dan individu. Ketersediaan bberagam be eerr pangan tidak hanya diperoleh dari produksi pangan pada suatu wilayah tetapi juga ppa an dari dda aar sistem tataniaganya. Produksi pangan suatu wilayah tergantung dari berbagai seperti iklim, sifat tanah, curah hujan, irigasi, komponen produksi yang ffaktor fa ak digunakan dan insentif bagi petani untuk menghasilkan tanaman pangan. Sumber ddi ig bahan bba ah pangan dapat diperoleh dari berbagi jenis tanaman pangan dan salah satu yang yya an terpenting dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan adalah komoditi padi. Untuk
meningkatkan
produksi
pangan
dapat
dilakukan
melalui
ekstensifikasi dan intensifikasi. Peningkatan luas tanam khususnya padi dapat eek ks dilakukan dengan cara meningkatkan indeks pertanaman (IP). Cara tersebut harus ddi il didukung oleh berbagai faktor diantaranya penyediaan benih bermutu, ddi id ketersediaan air yang cukup, tersedianya sarana alat dan mesin pertanian, kke et pengendalian organisme pengganggu tanaman dan juga peningkatan kesuburan pen tanah. Sementara peningkatan produksi melalui ekstensifikasi tidaklah mudah tan terutama untuk mendapatkan areal yang sesuai baik dari aspek keruangan maupun ter status lahan. sta Berkembangnya sektor industri, jasa, dan properti pada umumnya memberikan tekanan pada sektor pertanian terutama lahan-lahan yang produktif me seperti lahan sawah. Pemanfaatan lahan untuk pengembangan sektor industri, jasa sse ep dan dda an properti sulit dihindari karena untuk mengimbangi jumlah penduduk, sehingga kondisi ini menimbulkan perubahan penggunaan lahan terutama pada sse eh llahan-lahan la ah
sawah.
Sementara
itu
terobosan-terobosan
teknologi
untuk
meningkatkan produksi pertanian sejauh ini masih belum dapat mengimbangi me m e produksi yang seharusnya dapat dihasilkan dari lahan-lahan yang telah bbesarnya be es fungsi tersebut. bberalih ber be e
2 Penataan ruang merupakan salah satu kebijakan yang diharapkam mampu me mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian. Undang-Undang Nomor 26 tahun 200 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan peraturan mengenai lahan per pertanian abadi. Amanat tersebut telah dilaksanakan dengan lahirnya UndangUn Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Be Berkelanjutan dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dda an Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Dengan Undang-Undang dan dan dda a Peraturan Pemerintah tersebut diharapkan dapat menahan tingginya laju alih fungsi ffu un lahan sawah. Kabupaten Solok merupakan kabupaten yang mayoritas perekonomiannya m mengandalkan e sektor pertanian dan merupakan salah satu kekuatan tersendiri dalam tatanan perekonomian daerah. Berdasarkan hasil perhitungan Produk dda al Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 sektor pertanian berkontribusi Do D o persen dengan perincian subsektor tanaman pangan dan hortikultura 32,89 442,05 2 persen, perkebunan 5,89 persen, peternakan 2,10 persen, kehutanan 0,54 persen ppe er dan dda aan perikanan 0,63 persen (Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010) Produk tanaman pangan utama yang dihasilkan dari Kabupaten Solok aad da adalah padi dan sekaligus sebagai pemasok beras utama untuk wilayah Provinsi Su Sumatera Barat maupun di luar Provinsi Sumatera Barat dengan nama beras yang sangat terkenal yaitu ”Bareh Solok”. Daerah di luar Provinsi Sumatera Barat yang san selalu menerima pasokan beras dari Kabupaten Solok adalah Provinsi Riau dan sel Jambi. Jam Kabupaten Solok merupakan daerah pertanian dengan luas wilayah 373.800 ha yang terdiri dari lahan pertanian ± 189.417 ha atau 50.67 % dan lahan 37 bukan bbu uk pertanian ± 184.383 ha atau 49.33 %. Lahan bukan pertanian adalah areal yang yya an digunakan untuk pemukiman, hutan negara, rawa-rawa, jalan, sungai dan danau. dda aan Sementara lahan pertanian terdiri dari lahan sawah ± 23.561 ha dan lahan non nno on sawah ± 165.856 ha. Selama periode tahun 2004 sampai 2010 luas tanam dan panen ppa an padi di Kabupaten Solok mengalami fluktuasi setiap tahunnya sedangkan ddari da ar sisi produksi terjadi peningkatan (Tabel 1). Produksi padi yang dihasilkan jika jji ik dikaitkan dengan kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Solok mengalami Tahun 2010 dengan jumlah penduduk 348.991 jiwa dan dengan ssurplus. su ur
3 keb kebutuhan beras sebanyak ± 49.627 ton (konsumsi ± 140 kg/kapita/thn) terdapat kel kelebihan/surplus sebanyak 141.246 ton (Diperta Kabupaten Solok, 2011). Tabel 1 Luas tanam, panen dan produksi padi Kabupaten Solok (2004-2009) Tahun
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
2004
52.311
51.117
252.013
2005
58.375
54.370
268.870
2006
55.673
52.890
274.046
2007
51.828
53.791
277.208
2008
53.869
53.315
286.528
2009
55.169
55.010
304.124
2010
55.596
55.656
319.667
Sumber Su S um : Dinas Pertanian Kabupaten Solok (2011)
Walaupun mengalami surplus di Kabupaten Solok, namun secara nasional tingkat produksi padi dibandingkan konsumsi beras masih belum stabil. tti in Kabupaten Solok sebagai daerah penghasil beras perlu secara komprehensif Ka K a mempertahankan bahkan diharapkan dapat meningkatkan produksi beras. Untuk me m itu iit tu penetapan komoditi unggulan daerah perlu dilakukan sebagai upaya untuk tu merencanakan pengembangan komoditas yang lebih baik. Aspek awal yang perlu m e ddi iil dilakukan
adalah
pemetaan
pewilayahan
komoditas
unggulan.
Dengan
pew pewilayahan ini diharapkan pendayagunaan lahan dapat dilakukan dengan lebih opt optimal dan dapat menghindari terjadinya persaingan antar komoditas serta me meningkatkan daya saing produk dalam pasar. Dalam merumuskan perencanaan pengembangan pertanian dibutuhkan sua suatu perencanaan yang bersifat: (1) spesifik komoditas; (2) dapat mewadahi kepentingan publik (masyarakat petani dan pelaku usaha) dan (3) mampu kep memformulasikan upaya dan langkah-langkah operasional yang bertahap dan me m e berkesinambungan. Perencanaan pengembangan komoditas unggulan tanaman bbe er pangan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek meliputi ppa an aspek aas sp ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Perumusan Masalah Tantangan dalam sistem produksi pertanian pada masa yang akan datang semakin kompleks, karena ada tarik menarik kepentingan yang saling ccenderung ce en bbe er berbenturan, dengan alasan rasionalitas dan tujuan yang berbeda-beda. Masalah
4 kem kemiskinan, ketahanan pangan, keberlanjutan sistem produksi, mutu lingkungan, pen penurunan sumberdaya lahan dan air perlu mendapat perhatian dan penanganan yan yang berimbang dalam pembangunan pertanian. Disamping hal-hal tersebut dal dalam upaya peningkatan produksi padi terdapat faktor penghambat mencakup flu fluktuasi luas tanam dan luas panen setiap tahun, belum optimalnya penerapan tek teknologi budidaya hingga pasca panen, terbatasnya sarana dan prasarana ppr ro produksi, adanya anomali iklim serta alih fungsi lahan sawah. Alih fungsi lahan akan mengakibatkan terganggunya suatu sistem produksi yang yya an mencakup kesejahteraan masyarakat, sistem kelembagaan pertanian ppr ro produktif, dan sumber-sumber pendapatan lain yang terkait dengan kegiatan ppe pertanian. er Meskipun demikian dampak positif yang timbul akibat alih fungsi llahan la ah adalah penyerapan tenaga kerja, meningkatnya produk regional bruto, dan penghematan devisa. Akan tetapi karena pola penyebarannya tidak terkendali ppe en maka sejumlah dampak negatif seperti penelantaran investasi di sektor pertanian, ma m menurunnya produksi/pasokan pangan, degradasi fungsi lahan/sawah di m e sekitarnya, dan hilangnya kelembagaan sistem penunjang sistem pertanian sse ek produktif tidak dapat dihindari. ppr ro Konflik penggunaan dan pemanfaatan lahan bersifat dilematis mengingat per perluasan areal pertanian sudah sangat terbatas, sementara tuntutan terhadap kebutuhan lahan untuk perkembangan sektor non pertanian semakin meningkat keb terutama wilayah yang dekat dengan perkotaan seperti Kecamatan Kubung di ter Kabupaten Solok. Dengan demikian perubahan penggunaan lahan sejalan dengan Ka pertumbuhan ekonomi regional tidak mungkin dapat dihindarkan. Bila keadaan per tersebut tidak dapat diatasi dengan kebijakan maka kelangsungan sistem pertanian ter sulit ssu ul dipertahankan. Selanjutnya sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, aspek daya dukung lahan penting untuk diketahui dalam rangka peningkatkan produksi. ddu uk Peningkatan produksi padi dapat ditingkatkan melalui ekstensifikasi dan Pe P en intensifikasi dengan menitikberatkan pada optimalisasi pemanfaatan sumberdaya iin nt lahan llah la ah sawah. Untuk tujuan optimalisasi sumberdaya lahan diperlukan seperangkat ddata da at dan informasi yang diperoleh melalui evaluasi lahan agar pengembangan padi ppa ad sesuai dengan daya dukung untuk keberlanjutannya. Penggunaan lahan yang
5 tid tidak sesuai dengan kemampuannya dapat menimbulkan kerusakan lahan serta ma masalah-masalah sosial. Oleh karena itu evaluasi lahan merupakan salah satu mata ran rantai yang harus dilakukan agar rencana tata guna lahan dapat tersusun dengan bai baik (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Dalam rangka peningkatan produksi padi di Kabupaten Solok dengan beb beberapa permasalahan pokok yang dirumuskan disusun pertanyaan-pertanyaan ppe en penelitian berikut : 1
Bagaimanakah status kesesuaian lahan untuk tanaman padi?
2
Masih adakah lahan yang tersedia untuk pengembangan padi?
3
Wilayah mana yang berpotensi untuk dipertahankan sebagai lahan sawah?
4
Bagaimanakah arahan mempertahankan lahan sawah potensial? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1
Mengetahui ketersediaan lahan yang sesuai untuk padi sawah.
2
Mengetahui pola persebaran sentra produksi padi.
3
Mengetahui tipologi wilayah potensial untuk mempertahankan lahan sawah.
4
Merumuskan arahan kebijakan mempertahankan lahan sawah potensial di Kabupaten Solok. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :
1
Sebagai bahan masukan dalam kebijakan penatagunaan lahan di Kabupaten Solok.
2
Sebagai bahan masukan untuk kebijakan program ketahanan pangan di Kabupaten Solok.
3
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Solok. Kerangka Pemikiran Pembangunan
yang
dilaksanakan
di
suatu
wilayah
sesungguhnya
merupakan kegiatan mengelola sumberdaya yang dimiliki. Untuk itu dalam m e pe el pelaksanaannya perlu mempertimbangkan potensi-potensi wilayah, seperti
6 sum sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal, teknologi dan kelembagaan. Pen Pengembangan wilayah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat me melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Oleh karena itu dal dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan prioritas sektor-sektor yang sem semestinya dikembangkan, seperti sektor-sektor yang mampu memberikan kon kontribusi yang besar bagi pembangunan wilayah (Gambar 1). Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan unt uun n untuk suatu penggunaan tertentu. Untuk mengidentifikasi kesesuaian lahan maka perlu ppe er dilakukan pengkelasan lahan sesuai dengan kriteria kesesuaian lahan untuk ppa ad sawah dan menggunakan analisis kesesuaian lahan seperti metode dari FAO padi (1976). ((1 19 Untuk menentukan wilayah sentra produksi padi maka dapat digunakan pendekatan berbasis ekonomi, seperti analisis Location Quotient (LQ) dimana ppeen satuan wilayah administrasi kecamatan dapat digunakan sebagai satuan analisis. sa sa sat Adapun untuk mengetahui wilayah-wilayah yang berpotensi untuk pengembangan Add A padi ppaad maka terlebih dahulu perlu ditentukan variable-variabel yang dapat dijadikan sebagai ukuran penentu. Perumusan variabel dapat dilakukan dengan pendekatan ssee seb bbeer berbagai aspek yang terkait dengan sistem produksi padi yang meliputi (1) inputinp yang digunakan, dan (2) sarana dan prasarana penunjang. Kedua aspek input tersebut banyak mempengaruhi produktifitas dan produksi yang akan dihasilkan, ter dan pada akhirnya akan mempengaruhi keuntungan usaha tani. Variabel-variabel yang yan dipilih adalah yang didasarkan pada pertimbangan kelengkapan data dan kemampuan variabel tersebut dalam menjelaskan karakteristik wilayah. Seleksi kem variabel dapat dilakukan melalui teknik analisis komponen utama (Principal var Components Analysis/PCA) dan melalui analisis ini dapat dikelompokan variabelCoo C variabel penting yang dapat digunakan untuk menduga fenomena sekaligus vvaar memahami struktur dan melihat hubungan antar variabel. Hasil analisis PCA ini me selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis pewilayahan sseel el (Cluster Analysis) sehingga dapat menghasilkan tipologi wilayah. (Cl Analisis land rent dengan pendekatan parameter rataan per hektar per tahun merupakan langkah selanjutnya untuk mengetahui penerimaan bersih petani. Data m me yang yyaan digunakan dalam perhitungan adalah hasil dari survey kepada responden
7 pad pada masing-masing wilayah produksi padi. Hasil dari analisis land rent dapat me menggambarkan suatu wilayah pengembangan padi yang memiliki karakteristik pok pokok sehingga dapat dibedakan dengan wilayah lain. Adapun analisis SWOT aka akan digunakan sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan dengan me mengkombinasikan pendapat responden yang dianggap ahli dari kalangan aka akademisi/peneliti, instansi terkait pada Pemerintah Kabupaten Solok, tokoh ma m a masyarakat dan pelaku usaha komoditas padi.
Pengembangan Wilayah
Pembangunan Pertanian
Prioritas Pembanguan
-
Daya Dukung Lahan
Aspek Kesesuaian Lahan
Aspek Sosek Aspek Biofisik Aspek Spasial
Penggunaan Lahan Sentra Wilayah Komoditas
Dinamika Perubahan Luas Lahan
Analisis FaktorA faktor yang Mempengaruhi M
Analisis Komoditi Unggulan
Analisis Potensi Pengembangan Padi Sawah
RTRW
Analisis SWOT
Arahan Mempertahankan Lahan Sawah
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian