1
PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan untuk sumber pangan, pakan ternak, sampai untuk bahan baku berbagai industri manufaktur dan olahan, sehingga kebutuhan akan kedelai mengalami peningkatan yang signifikan. Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan per kapita. Namun karena produksi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka Indonesia harus mengimpor kedelai setiap tahunnya. Aceh termasuk salah satu penghasil kedelai terbesar di Indonesia dan merupakan propinsi andalan (B.P.Bimas, 1995). Penghasil kedelai terbanyak di Aceh adalah di Kota Bireuen. Saat ini, berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2006, luasan panen kedelai di Aceh mencapai 24.325 Ha, dan sekitar 52% dari luas panen tersebut berada di kabupaten Bireuen, yaitu sekitar 13.633 Ha dengan produktifitas 1,31 ton/ha. Banyak program yang telah dilakukan pemerintah dalam usaha meningkatkan
produktivitas
kedelai,
antara
lain
melalui program
supra
intensifikasi khusus (Supra Insus), intensifikasi khusus (Insus) dan program intensifikasi Umum (Inmum). Namun keberhasilan program tersebut tidak hanya terletak pada pemerintah tapi yang lebih menentukan adalah petani itu sendiri. Keberhasilan petani dalam mengelola usaha taninya sangat tergantung pada kompetensi yang mereka miliki, baik itu pengetahuan, keterampilan dan juga sikap. Kompetensi merupakan kecakapan atau kemampuan yang dimiliki seseorang, sehingga yang bersangkutan dapat menjalankan perannya dengan baik. Kompetensi dalam hal ini lebih ditekankan pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang seharusnya dikembangkan dalam melakukan pekerjaan tertentu, sehingga individu tersebut mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan benar. Hasil kerja yang diperoleh merupakan manifestasi dari kompetensi, oleh karena itu kualitas kerja (kinerja) menunjukkan tingkat kompetensi seseorang terhadap profesinya. Kompetensi petani dalam berusaha tani sangat menentukan sukses tidaknya mereka dalam berusaha tani. Suksesnya petani dalam berusaha tani
2
sangat ditentukan oleh kemampuan petani menguasai teknik budidaya dan teknologi pertanian dan akses terhadap modal usaha. Teknik budidaya mencakup kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, panen, dan pengelolaan pascapanen. Kegiatan berusaha
tani
melalui
berbagai
tahapan-tahapan
mengikuti
periode
perkembangan tanaman yang memerlukan perlakuan yang khusus dan berbeda. Petani dituntut untuk memiliki ketrampilan atau kemampuan yang khusus untuk menangani tiap tahapan tersebut. Upaya meningkatkan kompetensi petani, peran penyuluhan juga sangatlah penting. Melalui penyuluhan, petani mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan baru, petani juga bisa menanyakan solusi dari masalah yang mereka temui di lapangan dan
mendapatkan berbagai masukan yang ada
kaitannya dengan usahatani mereka. Tidak bisa dipungkiri sampai saat ini petanipetani di Indonesia sebagian besar hidup mereka sangatlah memprihatinkan dan kompetensi mereka masih tergolong rendah. Meskipun mereka sudah bergelut di pertanian dalam jangka waktu yang lama, tapi sangat jarang ditemui adanya peningkatan dalam berusahatani, apalagi peningkatan dalam kompetensi petani, sehingga
tidak
terjadi
perubahan
pada
peningkatan
pendapatan
dan
kesejahteraan hidup. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan kajian yang mendalam melalui penelitian tentang kompetensi petani dalam berusahatani. Petani yang diamati adalah petani kedelai di Kecamatan Peudada kabupaten Bireuen, NAD. Kedelai
merupakan komoditi andalan dan sangat potensial dikembangkan di
kabupaten Bireuen.
Rumusan Masalah Sebagian besar petani di Indonesia memiliki kompetensi yang sangat rendah, baik itu pengetahuan, ketrampilan dan juga sikap dalam pengelolaan usahataninya.. Minimnya kompetensi petani menyebabkan petani tidak bisa mandiri. Kompetensi petani merupakan anasir utama berhasilnya proses usaha tani. Petani merupakan subjek utama yang mengendalikan dan mengelola berbagai proses usahatani sehingga mampu menghasilkan (berproduksi). Petani harus mampu mengambil keputusan terhadap usaha yang dipilih, cabang usaha, pengelolaan, permodalan dan berbagai faktor pendukung lainnya. Oleh karena
3
itu seorang petani diharuskan memiliki kompetensi yang memadai untuk menjadi pengelola yang berhasil terhadap usahatani yang dikelolanya. Petani
sebagai
anggota
masyarakat,
memiliki
kebebasan
untuk
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, mempelajari hal-hal baru dan mengikuti perkembangan yang ada. Hal tersebut akan membentuk karakteristik petani
yang
berhubungan
dengan
tingkat
kompetensi
mereka
dalam
berusahatani. Bireuen merupakan kawasan sentra kedelai di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Di samping itu potensi sumber daya alam (SDA) sangat mendukung untuk budidaya kedelai. Namun dengan potensi yang besar itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu faktor utama terletak pada kompetensi petani. Menciptakan dan menumbuhkan kompetensi pada petani bukanlah hal yang mudah, karena yang paling menentukan adalah upaya yang ada dalam setiap individu/petani itu sendiri, adanya kepedulian pemerintah dan stakeholders dalam mendukung tercipta dan berkembangnya kompetensi petani. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1.
Kompetensi apa sajakah yang dikuasai petani kedelai di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen NAD?
2.
Bagaimanakah hubungan faktor internal petani dengan kompetensi mereka dalam berusahatani?
3.
Bagaimanakah hubungan faktor eksternal petani kedelai dengan kompetensi mereka dalam berusahatani? Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui kompetensi apa saja yang dikuasai petani kedelai di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen NAD
2.
Mengetahui hubungan faktor internal petani dengan kompetensi mereka dalam berusahatani.
3.
Mengetahui hubungan faktor eksternal petani dengan kompetensi mereka dalam berusaha tani.
4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini mengarahkan perhatian utama pada petani kedelai sebagai pelaku usahatani, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang mendalam mengenai unsur-unsur kompetensi yang harus mereka miliki dan kuasai dalam berusahatani serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keberhasilan mereka dalam berusahatani kedelai. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna juga khususnya sebagai : 1. Bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan dibidang pengembangan pertanian, khususnya dalam budidaya kedelai. 2. Sumber informasi kepada masyarakat, terutama petani kedelai mengenai kompetensi yang harus mereka kuasai. 3. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia menuju kepada kemandirian, khususnya peningkatan kompetensi petani pada masa yang akan datang. 4. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, khususnya bagi para pelaksana program pertanian di daerah, dalam menjawab permasalahan mendasar tentang kondisi kompetensi petani saat ini. 5. Bermanfaat Bagi para akademisi sebagai literatur dan referensi.
Definisi Istilah Definisi istilah diperlukan untuk memberikan batasan konsep terhadap lingkup variabel yang akan diteliti, sehingga dapat memudahkan dalam pengukuran. Istilah yang penting diberikan definisi sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian. I.
Karakteristik petani adalah ciri-ciri yang ada pada diri si petani. karakteristik terbagi dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut: Faktor Internal, meliputi : 1. Umur adalah satuan usia dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan. Umur dibagi dalam tiga kategori yaitu; umur muda, sedang, tua.
5
2. Pendidikan formal adalah lamanya petani mengikuti pendidikan formal, yaitu berdasarkan jenjang dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Kategorinya yaitu; rendah, sedang dan tinggi. 3.
Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani berusahatani kedelai dan dinyatakan dalam tahun. Berdasarkan hal tersebut pengalaman dibagi dalam tiga kategori yaitu; sedikit, cukup dan lama.
4.
Pengalaman manajemen usahatani adalah pengalaman petani dalam menentukan, mengorganisir, mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi sebagaimana yang diharapkan, dan dikategorikan dengan: rendah, sedang dan tinggi.
5.
Motivasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat atau melakukan tindakan. Motivasi dikategorikan dalam; rendah, sedang dan tinggi.
Faktor Eksternal, meliputi : 6.
Luas lahan usahatani adalah areal tanah pertanian yang kelola dan dimanfaatkan untuk usahatani kedelai, dan dinyatakan dalam hektar (ha). Luas lahan dibagi dalam kategori; sempit, sedang dan luas.
7.
Pemanfaatan media adalah frekuensi petani membaca media tertentu untuk penambahan informasi dan pengetahuan baru. Kategorinya; rendah, sedang dan tinggi.
8.
Intensitas hubungan interpersonal adalah adanya komunikasi/hubungan petani dengan orang lain baik itu penyuluh, tokoh masyarakat atau sesama petani. dikategorikan dalam: Rendah, Sedang, dan Tinggi.
9.
Sarana dan prasarana produksi adalah ketersediaan sarana produksi yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan berusahatani, meliputi; benih, pupuk, obat-obatan dan Alsin. Berdasarkan hal tersebut dibagi dalam tiga kategori yaitu; Rendah, Sedang, dan Tinggi.
11. Kebijakan pemerintah dalam bidang pertanian diartikan sebagai perincian oleh pemerintah mengenai ketentuan dan peraturan yang harus ditaati dalam penyelenggaraan pertanian. Kategori: Rendah, Sedang, dan Tinggi. 12. Kompetensi petani kedelai adalah kemampuan yang dimiliki oleh petani berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan agar dapat mengelola usahanya dengan baik, yang penjabarannya sebagai berikut:
6
a.
Pengetahuan adalah kemampuan kognitif petani dalam mengelola usahataninya. Indikatornya adalah:
b.
•
pemilihan varietas/benih
•
penanaman
•
pemupukan
•
pengendalian hama penyakit
•
pengairan
•
panen dan pasca panen
•
pemasaran
Sikap adalah kecendrungan dan kesediaan petani untuk bertingkah laku dalam menghadapi rangsangan terhadap cara pengelolaan usahatani kedelai. Indikatornya meliputi :
c.
•
pemilihan varietas/benih
•
penanaman
•
pemupukan
•
pengendalian hama penyakit
•
pengairan
•
panen dan pasca panen
Ketrampilan
petani
adalah
kemampuan
psikomotorik
petani
mengenai teknis produksi usahatani kedelai. Indikatornya meliputi pemilihan varietas/benih •
penanaman
•
pemupukan
•
pengendalian hama penyakit
•
pengairan
•
panen dan pasca panen
• pemasaran: