PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan salah satu bentuk badan air lotik yang bersifat dinamis yang berguna bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki fungsi ekologis yang dapat menampung dan menyimpan air hujan yang jatuh di atasnya dan mengalirkannya ke laut. Banjarmasin merupakan kota dengan keadaan alamnya yang dilalui oleh banyak sungai sehingga dikenal sebagai Kota Seribu Sungai. Ada sekitar 107 buah sungai yang mengalir di Kota Banjarmasin yang terdiri dari sungai besar dan kecil. Salah satu sungai besar yang melalui kota tersebut adalah Sungai Barito. Sedangkan sungai lain seperti Sungai Martapura, Alalak, dan Kuin, hanya dapat dilalui tongkang yang kebanyakan membawa sembako dan sayur-sayuran. Kondisi yang demikian mencirikan kekhasan Banjarmasin sebagai kota air, disamping letaknya yang strategis sehingga menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kota Pelabuhan, Kota Perdagangan, Kota Pariwisata dan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan Perkembangan kawasan yang cukup pesat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan karena bermunculannya kawasan kumuh terutama di tepian sungai seperti pada daerah komersial (pasar terapung) dengan konsentrasi penduduk yang tinggi. Adanya permukiman di tepi sungai yang kurang tertata telah berkembang menjadi permukiman yang padat dan kumuh. Letak bangunan yang tidak teratur pada bantaran sungai, utilitas (drainase tempat sampah) yang tidak berfungsi baik, fasilitas pelayanan (MCK, tempat bermain, olahraga, pasar) yang kurang disertai kebiasaan yang kurang baik menyebabkan kualitas lingkungan permukiman tepi sungai tersebut semakin menurun kualitasnya. Apabila keadaan tersebut dibiarkan maka akan menimbulkan berbagai masalah dari segi tata ruang, kualitas kesehatan dan kualitas lingkungan. Oleh karena itu diperlukan rencana penataan permukiman di pinggir sungai, khususnya permukiman tradisional Kampung Kuin. Kampung Kuin merupakan kawasan permukiman tepi sungai yang masih memperlihatkan pola-pola tradisionalnya. Ciri khas yang membedakan Kampung Kuin dengan permukiman tradisional lainnya adalah letaknya yang berada di
2
sepanjang tepian Sungai Kuin. Kampung ini masih mempunyai karakter khas seperti elemen-elemen spesifik yang mempunyai pengaruh cukup kuat terhadap lingkungan sekitarnya seperti, adanya Mesjid dan Makam Sultan Suriansyah serta Pasar Terapung. Semua ini merupakan aset budaya dan sejarah kota Banjarmasin yang memiliki nilai tinggi sehingga perlu untuk ditata sesuai dengan nilai-nilai sosial budayanya dan selanjutnya dilestarikan. Sungai merupakan sarana transportasi yang penting di kawasan ini sehingga kelestarian sungai harus dipertahankan. Faktor alam dan kesalahan manusia sangat mempengaruhi keadaan sungai. Sebagai contoh adalah tumbuhtumbuhan eceng gondok yang tumbuh subur serta sisa-sisa kayu bekas tebangan di hulu terbawa hanyut sampai ke hilir yang selain mengganggu transportasi sungai juga merusak tiang-tiang pondasi perumahan tepi sungai. Keadaan ini mengganggu ekosistem sungai yang akan berdampak terhadap kepentingan manusia. Kampung Kuin di kawasan sepanjang Sungai Kuin merupakan kawasan tradisional yang akan dilestarikan dan kualitas sungai dengan kondisi kurang baik ini akan sangat mempengaruhi kondisi tersebut.
Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk merencanakan penataan lanskap permukiman tradisional Kampung Kuin yang terletak di tepi Sungai Kuin guna pelestariannya, sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai elemen pembentuk serta karakter lanskap permukiman tradisional Kampung Kuin. 2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan karakter fisik Sungai Kuin. 3. Menganalisis kesesuaian pola permukiman tradisional. 4. Merencanakan tata lanskap permukiman tradisional di tepian sungai Kampung Kuin yang berorientasi pada pelestarian budaya Banjar yang berbasis sungai.
3
Manfaat Penelitian ini memiliki manfaat: 1. Menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Banjarmasin dalam penataan permukiman di sepanjang tepian sungai. 2. Sebagai referensi mengenai pola permukiman tepi sungai yang menjaga nilainilai tradisionalnya dan kelestarian sungai 3. Menjadi masukan bagi Pemda untuk merancang Kampung Kuin sebagai kawasan wisata budaya yang berbasis pada sungai.
Kerangka Pikir Permukiman di tepi sungai atau yang sekarang sering disebut Stren Kali atau bantaran sungai bukanlah hal yang baru. Bahkan dari bukti sejarah yang ada, cikal bakal Kota Banjarmasin merupakan sebuah kerajaan di tepi sungai. Tidak salah jika pemukiman di tepi sungai merupakan salah satu ciri khas Kota Banjarmasin. Sungai merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan sejak zaman negeri ini masih berupa kerajaan. Sungai tidak hanya merupakan sarana transportasi yang menghubungkan Banjarmasin dengan daerah-daerah di Kalimantan Selatan, tetapi juga merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, secara kultur masyarakat Kota Banjarmasin sangat dekat dengan sungai dan sulit dipisahkan dengan sungai. Tetapi, ketika lahan di Kota Banjarmasin menjadi sesuatu yang mahal, orang-orang pun melirik daerah bantaran sungai yang membentang di sepanjang kota. Daerah bantaran sungai pun dijadikan tempat tinggal dengan karakteristik bangunannya adalah tipe terapung, panggung, dan bukan panggung. Permukiman pinggir sungai saat ini menjadi salah satu titik perkampungan yang identik dengan kumuh. Hal ini dapat dilihat dari letak bangunan yang tidak teratur, rumah-rumah papan tidak ber-IMB, dan sampah yang senantiasa dibuang ke sungai. Belum lagi sungai itu dipakai kembali untuk mandi, cuci, dan kakus (Sumber:
http://hidupbersamabencana.wordpress.com).
Jika
keadaaan
ini
dibiarkan maka akan terjadi gangguan pada kualitas sungai seperti pencemaran, sedimentasi, penyempitan dan lain-lain.
4
Selain itu perkembangan yang cukup pesat ini lama kelamaan mengubah pola tradisional permukiman yang ada. Berubahnya pola tradisional ini, akan mengurangi keaslian dari permukiman yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Banjar yang merupakan cikal bakal Kota Banjarmasin. Jika keadaaan ini dibiarkan maka akan terjadi gangguan pada kualitas sungai seperti pencemaran, sedimentasi, penyempitan dan lain-lain. Penataan perlu dilakukan pada kawasan ini adanya permukiman dan sungai bias saling mendukungSelain itu, untuk menjadikan Kampung Kuin sebagai aset budaya kota, sebagai aset wisata kota dan juga sebagai aset edukasi masyarakat. Gambar 1 menunjukkan kerangka pikir penelitian untuk memperoleh suatu bentuk perencanaan permukiman tradisional di sepanjang Sungai Kuin.
5
Kota Seribu Sungai Banjarmasin
Pemukiman Tradisional Banjar di Tepi Sungai
Kondisi Pemukiman Saat ini
Pola Pemukiman
Arsitektur Bangunan & Struktur
Kondisi Sungai Saat Ini
Fasilitas, Utilitas
Karakter Fisik & Prilaku Sungai
Penilaian Kondisi Pemukiman Saat Ini
Kualitas Sungai
Penilaian Kondisi Sungai Saat Ini
Hasil Penilaian Kondisi Lanskap Saat Ini:
Konsep Pelestarian Lanskap Pemukiman Tradisional Kampung Kuin
Perencanaan Kawasan Untuk Perbaikan Lingkungan Rencana Lanskap Pemukiman Tradisional Kampung Kuin
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian