PENDAHULUAN
Latar Belakang “Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting”. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai dan seimbang antara unsur-unsur jasmani dan rohani, duniawi dan ukhrowi, manusia akan dapat mengembangkan potensi (fitrah) dirinya yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT guna meningkatkan harkat dan martabatnya. Konferensi Pendidikan Islam Dunia I di Mekkah pada tahun 1977 merekomendasikan bahwa pendidikan harus dapat melayani seluruh pertumbuhan manusia dalam segala aspek seperti spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu pengetahuan, bahasa, baik secara individu maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek tersebut terhadap kebaikan pencapaian kesempurnaan (Autumn Issue,1988:i) Undang-Undang SISDIKNAS 2003 juga mengamanatkan hal yang senada. Pada bab II pasal 3 dinyatakan sebagai berikut : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai target hasil pendidikan yang sempurna dan bermartabat, keseimbangan antara kebutuhan fisik dan non-fisik, duniawi dan ukhrowi sangat perlu diperhatikan. Hasil Konferensi Pendidikan Islam Dunia dan amanat UU SISDIKNAS di atas sejalan dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Mujadalah : 11 yang artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”. Selain seimbang harus pula diperhatikan bahwa hendaknya pendidikan dapat dimulai sejak dini . Manusia mengalami proses pendidikan berlangsung sejak dari buaian sampai mendekati waktu ajalnya (life long education) yang dilihat dari segi
2
kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang tanpa akhir (Arifin, 1987:33 ). Sebagai aktivitas yang memerlukan waktu yang panjang, proses pendidikan erat hubungannya berbagai faktor, baik internal dari dalam diri peserta didik maupun eksternal. Proses pembelajaran, sumber daya manusia (pendidik), serta lingkungan merupakan sebagian dari faktor-faktor pendukungnya. Proses ini harus diterapkan di semua lingkungan tempat seorang anak tumbuh dan berkembang yang dimulai dari pendidikan keluarga (informal), pendidikan sekolah (formal), serta pendidikan di masyarakat (non-formal). Keluarga merupakan institusi utama yang memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang anak. Lingkungan fisik dan psikis yang diciptakan oleh orang tua dibutuhkan sebagai pendukung keberhasilan belajar siswa. Di sekolah, proses pembelajaran perlu memperhatikan segala sesuatu yang berada dari dalam diri siswa (internal) maupun yang berada di luar diri siswa (eksternal). Faktor internal siswa, baik fisik maupun psikis merupakan faktor utama, sedangkan faktor eksternal yang sangat urgen dalam aktivitas pembelajaran seperti metode dan media yang relevan serta fasilitas yang memadai pun perlu diperhatikan. Selain hal tersebut dibutuhkan juga pendidik yang memiliki kompetensi keilmuan, sikap dan keterampilan yang sesuai kebutuhan dan didukung oleh peranserta keluarga dan masyarakat dalam hal pengamalan dan pemanfaatan pengetahuan yang telah dicapai. Pada kenyataannya tidak semua proses pendidikan berjalan baik serta menghasilkan manusia yang bermartabat. Berbagai kendala dihadapi seiring dengan laju perkembangan arus informasi dan globalisasi di segala bidang kehidupan. Di satu sisi perkembangan arus informasi dan globalisasi membawa dampak positif yaitu mempercepat perkembangan aspek kognitif serta membangun fasilitas yang semakin canggih. Namun di sisi lain perkembangan yang terlepas dari nilai-nilai dan norma agama, budaya serta moral bangsa memberi dampak negatif dalam tindakan dan perilaku manusia. Beberapa kendala dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia saat ini yaitu menyangkut kendala teknis operasional. Penelitian Nasional Pendidikan (PNP) pada tahun 1969 yang beranggotakan sekitar 100 pakar pendidikan Indonesia
3
berhasil mengidentifikasi adanya delapan masalah pendidikan
yang harus
menjadi perhatian yaitu sebagai berikut: (1) kebijakan pendidikan, (2) perkembangan anak Indonesia, (3) guru, (4) relevansi pendidikan, (5) mutu pendidikan, (6) pemerataan pendidikan, (7) manajemen pendidikan, dan (8) pembiayaan pendidikan. Namun, setelah lebih dari 30 tahun penelitian tersebut berlalu, upaya untuk melakukan perubahan belum banyak membuahkan hasil (Tilaar, 2004:1). Atas dasar permasalahan pendidikan di atas yang di antaranya adalah perkembangan anak, guru, dan mutu pendidikan, maka tindakan operasional yang dapat dilakukan adalah menyangkut peningkatan kualitas SDM. Pengelolaan proses pembelajaran yang di antaranya adalah ketepatan dalam pemilihan metode dan media pembelajaran, serta isi materi pelajaran, yang dapat membangun seluruh aspek mental, spiritual serta psikomotor peserta didik sebagai bentuk operasional dari pencapaian tujuan pendidikan yang holistik, mutlak diperlukan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang holistik tersebut, diperlukan proses pembelajaran yang dapat mengintegrasikan seluruh aspek dalam pendidikan yang meliputi kognitif, afektif yang berlandaskan nilai-nilai dalam ajaran agama, serta psikomotor siswa dalam satu kesatuan. Keberadaan sumber daya manusia (pendidik) yang dapat menguasai keterpaduan tersebut sangat dibutuhkan. Peran guru yang dapat menyentuh nilai-nilai moral yang terkandung dalam setiap mata pelajaran dan mengkaitkannya dengan keimanan, akhlak serta ibadah sangat diperlukan sebagai wujud usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Untuk itu perlu disiapkan guru-guru yang memiliki kompetensi keilmuan serta keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga dapat menjalin keterpaduan ilmu dalam satu kesatuan proses pembelajaran yang akan menghasilkan para siswa yang beriman dan berilmu pengetahuan serta memiliki sikap dan keterampilan yang positif dalam mengembangkan ilmunya pada masa yang akan datang. Kenyataan yang berkembang saat ini, usaha untuk menerapkan keterpaduan proses pembelajaran baru diselenggarakan oleh sebagian kecil lembaga-lembaga pendidikan khususnya lembaga swasta yang dikenal dengan Sekolah Islam
4
Terpadu. Lembaga-lembaga ini berusaha memadukan nilai-nilai moral, keimanan dan ketakwaan dalam setiap mata pelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Sedangkan di sekolah umum pelajaran agama masih diberikan secara terpisah dengan jumlah 3 jam pelajaran dalam sepekan. Berdasarkan kenyataan di atas, seperti apakah hasil yang dicapai oleh siswa di sekolah dengan suasana yang berbeda ? Maka penelitian ini diarahkan untuk melihat perbedaan proses pembelajaran antara di SDIT dengan di SD Negeri serta hubungan faktor-faktor internal dan eksternal siswa dengan prestasi belajar siswa, baik prestasi akademik (kognitif dan psikomotor), maupun non-akademik (afektif).
5
Masalah Penelitian Berlangsungnya proses pembelajaran tidak akan pernah terlepas dari lima faktor pendidikan yaitu : (1) faktor tujuan , (2) faktor pendidik, (3) faktor anak didik, (4) faktor alat, dan (5) faktor lingkungan. Sehubungan dengan itu, untuk mengetahui target pencapaian hasil belajar siswa tidak dapat dilakukan hanya dengan cara melihat salah satu faktor di atas, tetapi harus secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan jangka panjang seperti yang diamanatkan oleh UU SISDIKNAS 2003 bab II pasal 3, langkah-langkahnya harus dimulai sejak dini, yaitu perumusan tujuan serta penyelenggaraan proses pembelajaran yang mengarah kepada pencapaian tujuan tersebut. Selain itu harus diperhatikan faktorfaktor internal siswa baik fisik maupun psikis, serta faktor-faktor eksternal yaitu peranserta serta keadaan keluarga sebagai lingkungan yang terdekat dengan siswa, metode dan media pembelajaran serta interaksi antara siswa dengan guru. Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan proses pembelajaran antara di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) ? 2. Adakah perbedan prestasi belajar antara siswa di SDIT dengan di SDN ? 3. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor internal siswa SD terhadap prestasi belajar ? 4. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan prestasi belajar siswa ?
6
Tujuan Penelitian Dalam dunia pendidikan, usaha untuk mencapai hasil terbaik dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang baik dengan memperhatikan perbedaan karakteristik internal yang dimiliki oleh setiap anak. Proses pembelajaran berlangsung di bawah kendali setiap guru. Kebijakan guru untuk mendesain pembelajaran merupakan perwujudan dari kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing guru tersebut. Kompetensi guru sebagai pengelola proses pembelajaran ini, akan mengantarkan siswa mencapai hasil belajar yang diharapkan. Sehubungan dengan itu maka penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di Sekolah Dasar Islam Terpadu dan Sekolah Dasar Negeri yang tidak terlepas dari unsur internal siswa, unsur guru, serta peranserta orang tua. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan sebagai berikut : (1) Menemukan perbedaaan proses pembelajaran antara di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) (2) Melihat perbedaan prestasi belajar antara siswa di SDIT dengan di SDN (3) Menemukan hubungan antara faktor-faktor internal anak SD dengan prestasi belajar (4) Menemukan hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan prestasi belajar siswa
7
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan pendidikan khususnya di lingkungan tempat dilaksanakannya penelitian. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam usaha-usaha perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan andil yang besar terhadap hal-hal berikut ini : (1) Bagi guru, dapat memberi masukan tentang seberapa jauh faktor-faktor internal dan eksternal siswa berhubungan dengan prestasi belajar siswa, sehingga dapat menjadi
motivasi dalam usaha meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. (2) Bagi lembaga-lembaga pendidikan, dapat memberi masukan dalam memilih pendekatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan tingkat perkembangan peserta didik. (3) Bagi para penyelenggara Pendidikan Keguruan, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam usaha pengembangan kompetensi guru yang sesuai dengan kebutuhan. (4) Bagi masyarakat khususnya orang tua diharapkan dapat memberikan wawasan tentang dukungan yang dapat diberikan kepada siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajarnya (5) Bagi pemerintah, dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan-kebijakan dalam usaha meningkatkan kualitas SDM Pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
8
Definisi Istilah
Untuk memberikan batasan yang jelas dan memudahkan pengukuran maka perlu dibuat definisi istilah yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Istilah yang penting untuk diberikan definisi adalah yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran yaitu
serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
penyelenggaraan sebuah kegiatan pembelajaran yang dimulai dari pelaksanaan appersepsi sampai kepada evaluasi. Proses
pembelajaran yang menjadi
pembahasan dalam penelitian ini meliputi : 1) Tujuan Pembelajaran : adalah perumusan target yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran berakhir. 2) Appersepsi : adalah suatu kegiatan di awal kegiatan pembelajaran yang mencoba mengkaitkan antara materi yang telah diberikan dengan materi yang akan diberikan berikutnya. 3) Metode pembelajaran : adalah cara atau stategi yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran 4) Media pembelajaran : adalah alat-alat pendukung yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran 5) Interaksi antara siswa dengan guru, adalah suasana interaksi antara siswa dengan guru yang terjadi di dalam sebuah proses pembelajaran. 2. Faktor internal siswa yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa baik fisik maupun psikis. Faktor fisik meliputi : 1) Umur, adalah satuan usia dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai siswa duduk di kelas VI Sekolah Dasar. 2) Jenis kelamin, perbedaan jenis kelamin antara siswa laki-laki dan perempuan Faktor psikis yang memiliki hubungan secara langsung terhadap prestasi belajar yaitu: 1) Minat ialah kecenderungan siswa terhadap suatu obyek atau materi pelajaran tertentu
9
2) Motivasi ialah dorongan yang dimiliki oleh siswa sehingga mau melakukan suatu kegiatan 3. Faktor eksternal siswa yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi : 1) Jarak antara rumah dan sekolah, jauhnya jarak yang ditempuh siswa dari rumah ke sekolah dalam kilometer. 2) Pendidikan orang tua, merupakan latar belakang tingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu. Dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan ketentuan Dinas Pendidikan yang tertera dalam UU Sisdiknas No 2 tahun 1989 yaitu : •
Pendidikan Dasar ( setingkat SD dan SMP )
•
Pendidikan Menengah ( setingkat SMA )
•
Pendidikan Tinggi ( Diploma dan Sarjana )
3) Pekerjaan ayah, bidang pekerjaan yang dijalankan oleh ayah 4) Status ekonomi keluarga, adalah kemampuan ekonomi keluarga dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan jenis pekerjaan orang tua. 4. Prestasi belajar siswa ialah kemampuan akademik dan non akademik yang dimiliki oleh siswa yang ditunjukkan dalam hasil belajar. Prestasi belajar meliputi tiga domain yaitu : ialah kemampuan intelektual seseorang yang
1) Prestasi kognitif
ditunjukkan melalui prestasi akademik yang dicapai. Prestasi yang dimaksud adalah hasil Tes Uji Coba (TUC) Ujian Nasional ditambah pelajaran Pendidikan Agama Islam : (1)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
(2)
Bahasa Indonesia (BI)
(3)
Matematika (Mtk)
(4)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
(5)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
(6)
Pendidikan Agama Islam (PAI)
2) Prestasi
afektif
ialah
kemampuan
seseorang
untuk
menentukan
sikap/penilaian terhadap suatu hal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Indikator yang digunakan adalah : (1)
Mentaati tata tertib kelas
10
(2)
Menjaga kebersihan
(3)
Mampu belajar bersama
(4)
Bersikap sopan
(5)
Aktif selama KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
(6)
Merapikan perlengkapan sendiri
(7)
Belajar dengan tekun
(8)
Berkata dengan baik
(9)
Menyelesaikan tugas tepat waktu
(10)
Mampu mengendalikan marah
3) Prestasi psikomotor merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan atau keterampilan berdasarkan kematangan atau pengetahuan yang dimilikinya. Indikator yang digunakan adalah nilai dalam bidang studi Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK).