PENDAHULUAN Latar belakang Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Berbagai macam teknologi dan inovasi baru banyak bermunculan. Dengan semakin majunya teknologi informasi maka dapat diciptakan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi yang lebih cepat, akurat, dan tepat waktu dalam memberikan suatu informasi kepada penggunanya. Ketersediaan informasi yang cepat, akurat, dan tepat waktu mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan suatu organisasi, baik itu organisasi laba maupun organisasi nirlaba, seperti halnya gereja. Ada dua macam kegiatan dalam organisasi nirlaba seperti gereja, yaitu kegiatan keuangan dan non keuangan. Kegiatan yang terkait dengan keuangan terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Penerimaan kas yang diterima oleh gereja bukanlah dari proses jual beli seperti yang terjadi pada organisasi laba. Penerimaan kas gereja berasal dari persembahan dan perpuluhan dari para jemaatnya dan juga sumbangan lainnya. Kas yang diterima tersebut lalu digunakan untuk pembiayaan kegiatan gereja antara lain membeli perlengkapan untuk gereja, biaya gaji untuk pegawai dan pendeta dan lain-lain. Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh gereja adalah kegiatan non keuangan atau kegiatan yang tidak terkait langsung dengan keuangan. Misalnya ibadah mingguan, ibadah sektor, kegiatan persekutuan, dan lain-lain. Semua kegiatan yang dilakukan oleh gereja tentunya perlu dilakukan pengelolaan dan pengawasan yang baik, sehingga gereja dapat mengontrol semua kegiatan yang dilakukannya. Saat ini Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga masih menggunakan sistem informasi secara manual. Seiring dengan perkembangan gererja, sistem informasi secara manual yang saat ini digunakan gereja sudah tidak dapat lagi mengakomodasi kebutuhan gereja. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah jemaat dan juga jumlah aktivitas yang dilakukan oleh gereja. Selain itu perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat juga memberikan peluang bagi gereja untuk
1
segera mengubah sistem manual yang dimiliki menjadi sistem yang terkomputerisasi. Dengan latar belakang tersebut maka Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga saat ini mulai membutuhkan suatu sistem informasi database terkomputerisasi yang dapat memudahkan pihak gereja dalam menjalankan aktivitas operasional gereja. Dengan dirancangnya sistem informasi database diharapkan dapat memberikan manfaat bagi gereja dalam hal mempermudah pencarian data, selain itu juga dapat mempermudah dan mempercepat proses pencatatan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait, misalnya jemaat, majelis, dan donatur. Database juga lebih memudahkan gereja dalam mengekplorasi data, baik data keuangan maupun data non keuangan. Dengan menggunakan database gereja juga dapat lebih mudah dalam mengelola data jemaat. Database juga dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan gereja secara cepat, akurat dan tepat waktu. Informasi ini sangat berguna untuk sekretaris, bendahara, majelis dan pendeta yang merupakan pemimpin di dalam gereja dan pemimpin bagi jemaat dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga membutuhkan suatu sistem yang lebih efektif dan efisien, yang dapat memudahkan dalam memproses, mengolah dan menyediakan informasi gereja secara cepat, akurat, dan tepat waktu. Atas dasar tersebut maka masalah penelitian ini adalah merancang sistem informasi database Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga yang menggunakan aplikasi Wamp Server. Dari masalah penelitian yang ada maka muncul persoalan penelitian yang akan dijawab dalam pembahasan. Persoalan Penelitian dalam penelitian ini adalah : - Bagaimana sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga ? - Bagaimana rancangan sistem informasi database Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga ?
2
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan sistem informasi database Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga dengan menggunakan aplikasi Wamp Server sehingga dapat digunakan untuk mengolah dan memproses data dengan lebih cepat, akurat, dan tepat waktu. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga Dengan rancangan aplikasi sistem informasi database menggunakan Wamp Server ini kiranya dapat membantu gereja untuk mengolah dan memproses data keuangan maupun data non keuangan dengan lebih cepat, akurat, dan tepat waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihakpihak yang terkait misalnya, jemaat, majelis, dan donatur. 2. Penulis Penulis dapat menerapkan ilmu akuntansi yang didapatkan mengenai sistem informasi keuangan dan non keuangan dengan membuat rancangan aplikasi sistem informasi database menggunakan Wamp Server. 3. Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan pemahaman pembaca akan aplikasi sistem informasi database, khususnya pada organisasi nirlaba seperti pada gereja.
TINJAUAN LITERATUR Sistem Informasi Gereja Gereja bukanlah gedungnya, tetapi adalah orangnya, ini merupakan suatu ungkapan yang ingin mengatakan bahwa gereja bukan gedungnya tetapi orangorang yang beribadah di dalamnya, yang menggunakan gedung tersebut untuk beribadah. Gereja menurut Mufrisno (2010) secara harafiah gereja berarti tempat ibadah atau rumah Tuhan. Istilah gereja mengacu kepada beberapa pengertian : 1. Gereja Lokal Yang adalah Kumpulan orang yang bersatu dalam suatu wadah yang bersifat lokal.
3
2. Gereja Universal Kumpulan orang- orang yang menjadi pengikut Kristus, dipanggil keluar dari kegelapan dan hidup dalam terang Kristus di seluruh dunia. 3. Tempat dimana orang bertemu atau beribadah. 4. Suatu badan atau denominasi; ataupun organisasi Kristen yang mempunyai doktrin, organisasi dan sejarah yang sama. Menurut Niftrik dan Boland (1984:359) kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis (“igreja”) dan melalui bahasa Latin (“ecclesia”) akhirnya berasal dari bahasa Yunani ekklėsia yang berarti “Gereja Kristen”. Pengertian gereja menurut Hadiwijono (1982:362) berasal dari kata Portugis igreya dan ini merupakan terjemahan dari bahasa Yunani kryiakė, yang berarti menjadi milik Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan “milik Tuhan” adalah : orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Jadi yang dimaksud dengan “Gereja adalah persekutuan para orang beriman”. Gereja sebagai suatu bentuk organisasi memiliki banyak kegiatan, seperti kegiatan keuangan dan kegiatan non keuangan. Tentunya untuk dapat mengontrol kegiatan yang ada maka dibutuhkkan sistem yang baik agar dapat menghasilkan suatu informasi yang baik pula. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem informasi berbasis-komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna. Hall (2007) mengatakan sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal
dimana
data
dikumpulkan,
diproses
menjadi
informasi
dan
didistribusikan ke para pengguna. Menurut Robert A. Laitch dan K. Roscoe Bavis seperti yang dikutip oleh Kusrini dan Koniyo (2007) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Secara umum menurut Kusrini dan Koniyo (2007) Sistem informasi
4
adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Kegiatan Non Keuangan Gereja Gereja termasuk dalam organisasi nirlaba dimana tujuan utama dari organisasi nirlaba bukanlah untuk mencari profit atau keuntungan. Kegiatan non keuangan gereja bisa terdiri dari ibadah mingguan, ibadah sektor, persekutuan pemuda dan lain-lain. Dari kegiatan ini nantinya akan tercipta suatu informasi non keuangan. Menurut Halim dan Supomo (2005) informasi non keuangan yang dihasilkan dari kegiatan non keuangan ini termasuk dalam informasi nonakuntansi yang pada umumnya tidak dinyatakan dalam satuan uang Kegiatan Keuangan Gereja Gereja sebagai organisasi nirlaba tentunya juga memiliki kegiatan terkait keuangan. Kegiatan ini terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dari kegiatan terkait keuangan ini nantinya akan menghasilkan suatu informasi keuangan. Informasi yang diciptakan oleh kegiatan keuangan ini menurut Halim dan Supomo (2005) termasuk dalam informasi akuntansi yang pada umumnya dinyatakan dengan satuan uang. Sistem Penerimaan Kas Menurut Veldhuizen (1994:35) penerimaan adalah uang yang diterima, uang yang masuk kas. Seperti misalnya, uang kolekte atau uang persembahan, uang sumbangan persepuluhan, iuran tahunan. Menurut Arkady (1976:91) jika berbicara tentang sumber pembiayaan gereja, yang pertama-tama biasanya dikemukakan ialah persembahan anggotaanggota jemaat. Memang di samping persembahan anggota-anggotanya, beberapa gereja memiliki pula sumber-sumber lain, seperti, tanah pertanian, perkebunan, gedung yang dapat disewakan, mobil yang dikaryakan, perusahaan peternakan dan lain-lain. Tapi pentingya tetap ditempatkan di tempat kedua setelah persembahan jemaat, dalam arti bahwa sumber pembiayaan gereja yang tetap, masih digantungkan kepada pemberian jemaat.
5
Sistem Pengeluaran Kas Menurut Veldhuizen (1994:35) pengeluaran adalah uang yang keluar dari kas. Misalnya tunjangan bulanan untuk penginjil atau pendeta, dana klasis/sumbangan, biaya untuk pemeliharaan gedung gereja, dan lain-lain. Perancangan Basis Data Database Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 95) database adalah suatu gabungan file yang saling berhubungan dan dikoordinasi secara terpusat. Sistem database memisahkan tampilan fisik dan logis data. Tampilan fisik menunjukan bagaimana dan dimana data secara fisik diatur dan disimpan dalam disk, tape, CD-ROM atau media lainnya sedangkan tampilan logis adalah bagaimana pemakai atau programer secara konseptual mengatur dan memahami data. Tabel-tabel yang masuk dalam database memiliki tiga jenis atribut yaitu kunci utama (primary key) adalah atribut atau kombinasi dari beberapa atribut, kunci luar (foreign key), dan atribut yang buka berupa atribut kunci (non-key atribut). Manfaat dari database adalah : 1. Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi. 2. Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat dan relevan, sehingga informasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai bila
manfaatnya
lebih
efektif
dibandingkan
dengan
biaya
mendapatkannya. 3. Mengatasi kerangkapan data (Redundancy Data). 4. Menghindari terjadinya inkonsistensi data. 5. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data. 6. Menyusun format yang standar dari sebuah data. 7. Penggunaan oleh banyak pemakai (Multiple User). Sebuah database bisa dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh banyak pengguana (Multiuser).
6
8. Melakukan perlindungan dan pengamanan data. Setiap data hanya bisa diakses atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan memberikan login dan password terhadap masing-masing data. 9. Agar pemakai mampu menyusun suatu pandangan (View) abstraksi dari data. Hal ini bertujuan menyederhanakan interaksi antara pengguna dengan sistemnya dan database dapat mempresentasikan pandangan yang berbeda kepada para pengguna, program dan administratornya. Perancangan basis data (database) adalah proses menyusun database, agar database tersebut benar-benar mewakili seluruh aspek organisasi, termasuk interaksi organisasi dengan lingkungan eksternal (Romney dan Steinbart, 2004:134). Dalam memfasilitasi desain database, terdapat dua alat khusus yang dapat digunakan yaitu pembuatan diagram hubungan entitas (entity-relationship diagram / ERD) dan pembuatan model data REA (Resource, Event, Agent) (Romney dan Steinbart, 2004:134). Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram) Diagram hubungan entitas (Entity Relationship Diagram) merupakan suatu teknik grafis yang menggambarkan skema basis data (Romney dan Steinbart, 2004:134). Dalam ERD terdapat tiga jenis hubungan antara entitas yang menunjukan hubungan kardinalitas menurut Romney dan Steinbart (2004:134), yaitu : 1. Hubungan satu-ke-satu (One-to-one relationship) Satu anggota entitas A akan berasosiasi dengan tepat satu anggota entitas B, dan demikian pula sebaliknya. 2. Hubungan satu-ke-banyak (One-to-many relationship) Satu anggota entitas A dapat diasosiasikan dengan lebih dari satu anggota entitas B, tetapi satu anggota entitas B hanya dapat diasosiasikan hanya dengan satu anggota entitas A. 3. Hubungan banyak-ke-banyak (Many-to-many relationship) Satu anggota entitas A dapat diasosiasikan dengan lebih dari satu anggota entitas B dan demikian pula sebaliknya.
7
Model Data REA (Resource Event Agent) Menurut Romney dan Steinbart (2004:134) model data REA secara khusus dipergunakan dalam desain basis data SIA sebagai alat pembuatan model konseptual yang fokus pada aspek semantik bisnis yang mendasari aktivitas rantai nilai suatu organisasi. Model data REA mengklasifikasikan entitas ke dalam tiga kategori (Romney dan Steinbart, 2004:135), yaitu : 1. Sumber daya (Resource) yang didapat dan dipergunakan organisasi. Sumber daya adalah hal-hal yang memiliki nilai ekonomi bagi organisasi. 2. Kegiatan (Event) atau aktivitas bisnis yang dilakukan organisasi. Kegiatan adalah berbagai aktivitas bisnis yang informasinya ingin dikumpulkan perusahaan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian. 3. Pelaku (Agent) yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Pelaku adalah orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan yang informasinya
ingin
didapatkan
untuk
tujuan
perencanaan,
pengendalian dan evaluasi.
METODE PENELITIAN Satuan Analisis dan Pengamatan Satuan analisis adalah aras agregasi dari data yang ingin dianalisis dalam rangka menjawab persoalan-persoalan penelitian. Aras agregasi itu antara lain individu, kelompok, organisasi dan artifact sosial. Satuan analisis dapat dibentuk dari imajinasi seseorang (Ihalauw, 2008). Sehingga satuan analisis dari penelitian ini adalah Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga. Satuan Pengamatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw, 2008). Satuan Pengamatan dari penelitian ini adalah sistem informasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga.
8
Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 1, Salatiga. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis data dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil yang diperoleh melalui wawancara dan observasi mengenai sistem informasi gereja pada pihak yang terkait seperti pendeta di gereja, bendahara gereja dan para pegawai gereja. Dari wawancara dan obeservasi yang dilakukan, data yang didapatkan berupa gambaran mengenai proses penerimaan dan pengeluaran kas gereja, gambaran proses pendaftaran jemaat baru dan juga gambaran mengenai struktur organisasi gereja. Data sekunder diperoleh dari semua dokumen yang terkait dengan sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga, berupa warta jemaat, kartu perpuluhan, laporan persembahan, buku kas dan data pegawai. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan wawancara mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan gereja kepada pegawai dan majelis gereja yang bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui data tentang gambaran sistem informasi gereja yang dimiliki oleh Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga. Selain itu juga dilakukan pengamatan secara langsung ke lapangan mengenai pengelolaan data-data yang berkaitan dengan sistem yang ada. Teknik dan Langkah Analisis Teknik analisis yang digunakan oleh penulis adalah teknik deskriptif kualitatif. Langkah-langkah analisis yang digunakan, adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi sistem informasi gereja dan transaksi yang dimiliki gereja. 2. Mengidentifikasi dokumen-dokumen keuangan dan non keuangan gereja.
9
3. Mengidentifikasi entitas beserta atribut-atributnya. 4. Menentukan kardinalitas. 5. Merancang : Tabel, Query, Form, dan Report. 6. Menjalankan aplikasi dengan transaksi riil gereja sejak Agustus 2012 - Maret 2013. Aplikasi Wamp Server Wamp Server adalah paket web server yang bekerja secara pada localhost yang dibuat secara independen dan di instal pada sistem operasi Windows. WAMP adalah singkatan dari Windows and the principal components of the package : Apache, My SQL, and PHP (Peral or Python). Apache adalah Web Server, My SQL adalah database, PHP adalah bahasa scripting yang dapat memanipulasi informasi yang dibuat di database dan menghasilkan web dinamis konten setiap waktu diminta oleh browser. Kegunaan dari Wamp Server adalah untuk membuat jaringan lokal sendiri. (purplepuplelicious, 2009)
PEMBAHASAN DAN ANALISIS Profil Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga GPIB Jemaat Tamansari Salatiga terletak di Kota Salatiga. Di pusat Kota Salatiga inilah terdapat gedung gereja yang dibangun pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1823 dengan nama De Indische Kerk (Gereja Hindia) atau De Protestante Kerk in Indonesia (Gereja Protestan di Indonesia). De Indische Kerk merupakan gereja yang berkedudukan di negeri Belanda yang kemudian masuk ke Indonesia untuk melayani orang-orang Kristen asal negeri Belanda, orang asing lainnya serta sebagian orang Indonesia. Nama GPIB Jemaat Tamansari diperoleh dari sebuah taman yang terletak di sebelah selatan De Indische Kerk, yang oleh pemerintah Hindia Belanda diberi nama Taman Sari yang sengaja dibangun untuk memperindah kota. Pada tahun 1950 De Indische Kerk (sebagai lembaga) meninggalkan Salatiga dan mewariskan gedung gereja yang terletak di Jalan Jendral Sudirman No.1 beserta dengan perlengkapannya yang kemudian digunakan oleh GPIB Jemaat Tamansari Salatiga.
10
Saat ini jumlah jemaat GPIB Jemaat Tamansari Salatiga diperkirakan lebih dari lima ratus orang yang dipimpin oleh seorang pendeta yang ditugaskan secara khusus oleh Sinode GPIB pusat di Jakarta. Walau demikian banyak pendeta yang juga bergereja di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dan sering terlibat dalam pelayanan firman dalam ibadah yang dilakukan oleh GPIB Jemaat Tamansari Salatiga. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya gereja mempekerjakan tiga orang pegawai, yaitu 2 orang di bagian adminstrasi dan 1 orang di bagian keuangan. GPIB Jemaat Tamansari Salatiga memiliki beberapa sektor atau pos pelayanan (POSPEL) yang terbagi atas sektor Cungkup, Kuntowinangun, Karanganyar, Jetis, Kembangsari, Kalimangli dan Kauman Kidul. Struktur Organisasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga Dalam struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga yang menduduki posisi puncak adalah jemaat karena bagi GPIB gereja mempunyai tugas untuk melayani segala kebutuhan jemaat dalam hal rohani. Untuk dapat menyampaikan kebutuhan jemaat maka dibentuklah Majelis Jemaat yang jumlahnya berkisar 46 orang. Segala kebutuhan jemaat akan dibawa ke dalam Sidang Majelis Jemaat dan kemudian akan disampaikan kepada Ketua Majelis Jemaat yang dipimpin oleh seorang pendeta yang ditugaskan langsung oleh sinode GPIB pusat. Ketua Majelis Jemaat kemudian bersama dengan ketua-ketua yang lainnya akan melaksanakan keputusan yang telah dibuat dalam Sidang Majelis Jemaat. Berikut adalah struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga :
11
Jemaat
Majelis Jemaat
Sidang Majelis Jemaat
Ketua I
Ketua II
Ketua Majelis
Ketua III
Ketua V
Ketua IV
Jemaat Sekretaris 1
Sekretaris
Sekretaris II
Bendahara
Bendahara I
Gambar 4.1 Struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga
Setiap bagian dari struktur organisasi GPIB memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing seperti yang akan dijelaskan dalam tabel 1.
Tabel 1 Tanggung Jawab Pengurus GPIB Posisi
Tanggung Jawab
Majelis Jemaat
1. Membina
dan
memberdayakan
Warga
Jemaat untuk melaksanakan tanggung jawab misioner sesuai dengan Pemahaman Iman GPIB, Tata Gereja GPIB serta Visi dan Misi GPIB. 2. Bersama dengan Jemaat-Jemaat se-wilayah mengusulkan
pembentukan
Musyawarah
Pelayanan (Mupel) sebagai Unit Misioner
12
dan pengangkatan serta memberdayakan BP Mupel 3. Mengangkat dan memberhentikan anggota Unit-unit misioner. 4. Mengambil langkah-langkah dan tindakan Disiplin Gereja terhadap Warga Jemaat. 5.Mengambil langkah-langkah dan tindakan Disiplin Gereja terhadap pegawai. Ketua Majelis Jemaat
Membidangi
Teologi
dan
Persidangan
Gerejawi yang meliputi Bidang Iman, Ajaran,
Ibadah,
Musik
Gereja
dan
Pengkajian Teologi. Ketua 1
Membidangi Pelayanan dan Kesaksian yang meliputi
bidang
Pengembangan
dan
Penatalayanan Pos Pelkse, PMKI, Diakonia, Crisis
Centre,
Satgas
Penanggulangan
Bencana. Ketua 2
Membidangi
Gereja,
Agama-Agama
Masyarakat,
(GERMASA)
dan yang
mencangkup Ke Esaan Gereja (oikumene), Kemasyarakatan seperti Hak Asasi Manusia (HAM), Hukum, Lingkungan Hidup dan Lintas Agama-Agama. Ketua 3
a. Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Insani (PPSDI) : Meliputi
bidang
Pengembangan
Pembinaan
Warga
Gereja
dan (Warga
Jemaat, Kategorial dan Presbiter) b. Pelayanan Kategorial (PELKAT) : Meliputi Peningkatan Peran Keluarga (anak, teruna, pemuda, perempuan, bapak dan kaum lanjut
usia),
Kelompok
Profesi
dan
Fungsional. Ketua 4
Membidangi Pembangunan Ekonomi Gereja yang
meliputi
bidang
keuangan
(perbendaharaan dan akuntansi), Daya dan Dana, Pemanfaatan dan Pengembangan
13
Harta Milik Gereja, Badan Usaha/Badan Hukum GPIB. Ketua 5
a.Informasi,
Organisasi
dan
Komunikasi
(INFORKOM) : Meliputi
bidang
Sistem
Infomrasi
Manajemen (SIM), Perencanaan Organisasi dan Komunikasi. b. Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) Sekretaris
a.Bersama Ketua membidangi Teologi dan Persidangan Gerejawi. b.Bersama para Ketua menetapkan kebijakan Majelis Jemaat pengendalian administrasi, pengintegrasian kegiatan, dan personalia. c.Bersama Ketua V menangani Bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua V.
Sekretaris 1
Bersama Ketua I dan Ketua II menangani bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua I dan Ketua II.
Sekretaris 2
Bersama Ketua III dan Ketua IV menangani bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua III dan Ketua IV.
Bendahara
a.Perbendaharaan b.Pengelolaan Keuangan
Bendahara 1
a.Perbendaharaan b.Pembukuan
Sistem Informasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga memiliki dua macam kegiatan atau aktivitas yaitu kegiatan keuangan yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas dan juga kegiatan non keuangan yang berkaitan dengan jemaat maupun kegiatan rutin dan khusus yang dilakukan oleh GPIB. Penerimaan Kas 1. Penerimaan Perpuluhan
14
a. Aktivitas ini dimulai ketika jemaat datang langsung ke gereja untuk memberikan perpuluhan dengan membawa uang perpuluhan dan kartu perpuluhan (lihat lampiran 1) yang sudah dibagikan pihak gereja kepada setiap jemaatnya. b. Pegawai bagian keuangan lalu akan mencatat perpuluhan yang diberikan, kemudian membuatkan bukti penerimaan (lihat lampiran 2) rangkap dua. Bukti penerimaan rangkap 1 akan diberikan kepada jemaat yang memberikan perpuluhan beserta dengan kartu perpuluhannya. Bukti penerimaan rangkap 2 akan disimpan oleh bagian keuangan urut berdasarkan nomor kartu perpuluhan dan uang perpuluhan yang diterima akan disimpan dan dikumpulkan oleh pegawai bagian keuangan untuk diproses bersama penerimaan kas lainnya. 2. Penerimaan Persembahan a. Majelis menghitung persembahan dan kemudian dibuatkan catatan persembahan (lihat lampiran 3) yang berisi tanggal dan jumlah persembahan yang diterima. b. Uang persembahan yang adapun akan disimpan dan diberikan kepada bagian keuangan untuk dikumpulkan dan disimpan dengan penerimaan lainnya. 3. Bagian Keuangan Uang perpuluhan dan persembahan yang sudah dikumpulkan dibagian keuangan oleh bagian keuangan akan dihitung ulang dan kemudian oleh bagian keuangan akan dibuatkan bukti penerimaan (lihat lampiran1). Setelah itu bagian keuangan akan memasukan semua transaksi penerimaan kas ke dalam buku kas. Uang tersebut lalu disimpan di bank. Berikut ini adalah gambar flowchart kegiatan penerimaan kas GPIB Jemaat Tamansari Salatiga :
15
Gambar 4.2 Flowchart Penerimaan Kas Analisis Penerimaan Kas Dalam pelaksanaan penerimaan dan pengelolaan kas gereja, bendahara dan bagian keuangan gereja menetapkan suatu keputusan untuk menyisakan kas di tangan sebesar Rp 3.000.000 dan sisanya disimpan di bank. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk pengendalian oleh gereja. Kas ditangan disimpan oleh bagian keuangan di dalam brankas dan yang dapat membuka brankas tersebut hanyalah bagian keuangan dan bendahara gereja. Begitu pula dengan kas di bank, yang memiliki akses hanyalah bagian keuangan dan bendahara gereja. Dokumen penerimaan kas yang dimiliki gereja juga sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya kepala dokumen yang berisi lambang gereja, nama gereja, alamat dan no telepon gereja. Pada bagian kepala dokumen juga sudah tertera nama dokumen, seperti untuk penerimaan kas maka nama dokumennya adalah bukti penerimaan kas. Dokumen penerimaan kas ini juga telah bernomor urut dan tersedia bagian untuk tanggal, tanda tangan penerima dan penyetor.
16
Untuk mencegah adanya kecurangan maka disediakan kolom untuk tanda tangan pihak ketiga. Tersedia juga kolom jumlah untuk menuliskan jumlah kas yang diterima. Transaksi penerimaan kas ini dibukukan setiap minggu, setelah diadakannya ibadah minggu. Dengan dasar tersebut, pelaksanaan penerimaan kas di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dapat dikatakan sudah baik, sehingga penulis
hanya
memberikan
rekomendasi
agar
sistem
yang berjalan
menggunakan sistem yang terkomputerisasi. Berikut adalah flowchart rekomendasi untuk penerimaan kas :
Gambar 4.3 Rekomendasi Flowchart Penerimaan Kas Pengeluaran Kas Daftar pengeluaran yang telah disusun dan oleh majelis jemaat akan diberikan kepada ketua majelis untuk mendapat persetujuan dan tanda tangan. Setelah itu daftar pengeluaran tersebut akan diberikan kepada bendahara yang menangani pengeluaran kas gereja. Semua pengeluaran kas yang terjadi
17
kemudian akan dicatat ke dalam bukti pengeluaran kas (lihat lampiran 4). Bagian keuangan kemudian akan memasukkan semua transaksi pengeluaran kas ke dalam buku kas Berikut ini adalah flowchart dari pengeluaran kas GPIB Salatiga Pengeluaran Kas GPIB Salatiga Majelis Jemaat
Sidang Majelis Jemaat
Bendahara
Mulai
Daftar Pengeluaran
Daftar Pengeluaran
Menyepakati daftar pengeluaran
Daftar Pengeluaran yang sudah disepakati
Daftar Pengeluaran yang sudah disepakati
Melakukan pengeluaran
Daftar Pengeluaran yang sudah disepakati
Majelis
Bukti Pengeluaran
D Mencatat bukti pengeluaran ke dalam buku kas
Bukti pengeluaran
Buku Kas
N Selesai
Gambar 4.4 Flowchart pengeluaran Kas
18
Analisis Pengeluaran kas Dalam pelaksanaan pengeluaran kas, pengeluaran didasarkan pada daftar pengeluaran yang telah dibuat, dirapatkan, dan disepakati dalam sidang majelis jemaat. Jika ada kebutuhan yang perlu untuk dilakukan pengeluaran kas maka pengajuan pengluaran kas harus diberikan kepada bagian keuangan baru keesokan harinya uang yang dibutuhkan dapat diambil. Semua pengeluaran kas akan dicatat dalam bukti pengeluaran kas yang kemudian akan dimasukkan dalam buku kas. Pengeluaran kas ini nantinya akan dibukukan setiap minggu setelah ibadah minggu. Dokumen bukti pengeluaran kas gereja juga sudah memiliki format yang baik sama seperti dengan format yang dimiliki bukti penerimaan kas. Dengan demikian pelaksanaan pengeluaran kas GPIB Jemaat Tamansari
dapat
dikatakan
sudah
baik,
sehingga
penulis
hanya
merekomendasikan agar sistem yang berjalan menggunakan sistem yang terkomputerisasi. Berikut adalah flowchat rekomendasi untuk pengeluaran kas :
19
Pengeluaran Kas (Rekomendasi) GPIB Salatiga Majelis Jemaat
Sidang Majelis Jemaat
Bendahara
Mulai
Daftar Pengeluaran
Daftar Pengeluaran
Menyepakati daftar pengeluaran
Daftar Pengeluaran yang sudah disepakati
Daftar Pengeluaran yang sudah disepakati
Melakukan pengeluaran Majelis
Daftar Pengeluaran yang sudah disepakati
Bukti pengeluaran
D Input data pengeluaran kas
File Pengeluaran Kas
Bukti pengeluaran
Mencatae pengeluaran kas
Buku Kas
N Selesai
Gambar 4.5 Flowchart rekomendasi pengeluaran kas
20
ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga Untuk dapat merancang sistem informasi database Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga maka harus dilakukan identifikasi entitas-entitas apa saja yang ada di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga. Berikut adalah ERD dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga :
21
Jemaat Id_jemaat (PK) Nama_jemaat Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl__menikah Alamat Telp Hub_keluarga Baptis Tgl_baptis Sidi Tgl_sidi Tgl_masuk Id_sp Gereja_asal Kartu_persembahan
Jemaat Id_jemaat (PK) Nama_jemaat Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl__menikah Alamat Telp Hub_keluarga Baptis Tgl_baptis Sidi Tgl_sidi Tgl_masuk Id_sp Gereja_asal Kartu_persembahan
Pegawai Id_pegawai (PK) Nama_pegawai Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_masuk Tgl_selesai Id_sp (FK)
Jabatan
SP Id_sp (PK) Nama_sp
Id (FK) Id_akun (FK) Id_jemaat (FK) Id_pegawai (FK) Id_pendeta (FK) Id_pengurus (FK) Tanggal Jenis_akun Jumlah Ket
Id_jabatan(PK) Nama_jabatan
Pengurus Id_pengurus (PK) Id_sp (FK) Id_jabatan (FK) Nama_pengurus Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Tgl_pelayanan Tgl_selesai
Anggaran Penerimaan
Pengurus
User Id (PK) Id_jemaat (FK) Id_pegawai (FK) Id_pengurus (FK) Id_pendeta (FK) Tgl_selesai
Id (FK) Tahun Id_akun (FK) Jenis akun Jumlah Ket
Id_pengurus (PK) Id_sp (FK) Id_jabatan (FK) Nama_pengurus Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Tgl_pelayanan Tgl_selesai
Akun
Jemaat Id_jemaat (PK) Nama_jemaat Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl__menikah Alamat Telp Hub_keluarga Baptis Tgl_baptis Sidi Tgl_sidi Tgl_masuk Id_sp Gereja_asal Kartu_persembahan
Pendeta Id_pendeta (PK) Nama_pendeta Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_pelayanan Tgl_selesai Id_sp (FK)
Pendeta Id_pendeta (PK) Nama_pendeta Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_pelayanan Tgl_selesao Id_sp (FK)
Penerimaan Kas
Pegawai Id_pegawai (PK) Nama_pegawai Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_masuk Tgl_selesai Id_sp (FK)
Pegawai Id_pegawai (PK) Nama_pegawai Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_masuk Tgl_selesai Id_sp (FK)
SP Id_sp (PK) Nama_sp
Rekening
Id_akun (PK) Id (FK) Id_pegawai (FK) Id_jemaat (FK) Id_pengurus (FK) Jenis_akun
Id (PK) Nama_rek No_rek Jumlah Ket Anggaran Pengeluaran Id (FK) Tahun Id_akun (FK) Jenis akun Jumlah Ket
Pengeluaran Kas Id (FK) Id_akun (FK) Id_pegawai (FK) Id_pendeta (FK) Id_pengurus (FK) Tanggal Jenis_akun Jumlah Ket
Pengurus
Pegawai
Pegawai
Id_pegawai (PK) Nama_pegawai Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_masuk Tgl_selesai Id_sp (FK)
Id_pegawai (PK) Nama_pegawai Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_masuk Tgl_selesai Id_sp (FK)
Pengurus
Pendeta
Id_pengurus (PK) Nama_pengurus Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Tgl_pelayanan Tgl_selesai Id_sp (FK) Id_jabatan (FK)
Id_pendeta (PK) Nama_pendeta Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Hub_keluarga Tgl_pelayanan Tgl_selesao Id_sp (FK)
Gambar 4.6 ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga
22
Id_pengurus (PK) Nama_pengurus Jenis_kelamin Tempt_lahir Tgl_lahir Status Tgl_menikah Alamat Telp Tgl_pelayanan Tgl_selesai Id_sp (FK) Id_jabatan (FK)
Dalam ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga (Gambar 4.6) yang menjadi Resource adalah rekening, sektor/pos pelayanan, user, dan jabatan. Event dalam ERD ini adalah penerimaan kas, pengeluaran kas, anggaran penerimaan kas, anggaran pengeluaran kas, dan juga akun. Jemaat, pegawai, pengurus, dan pendeta adalah agent dalam ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga. Kelengkapan primary key, foreign key dan juga atribut akan dijelaskan dalam tabel 2. Tabel 2 Penjelasan Entitas Entitas
Atribut
Rekening
Id (PK), nama_rek, no_rek, jumlah, dan keterangan (Ket)
Pengeluaran Kas
Id (FK), tanggal, id_akun (FK), jenis_akun, jumlah, dan keterangan (Ket)
Penerimaan Kas
Id (FK), tanggal, id_akun (FK), jenis_akun, jumlah, dan keterangan (Ket)
Anggaran Penerimaan
Id (FK), tahun, id_akun (FK), jenis akun, jumlah, dan keterangan (Ket)
Anggaran Pengeluaran
Id (FK), tahun, id_akun (FK), jenis akun, jumlah, dan keterangan (Ket)
Akun
Id akun (PK), Id Pegawai (FK), Id Jemaat (FK), id_pengurus (FK), dan jenis akun.
Jemaat
Id_jemaat
(PK),
jenis_kelamin, status,
tempat_lahir,
tgl_menikah,
hub_keluarga,
nama_jemaat,
baptis,
tgl_lahir,
alamat,
telp,
tgl_baptis,
sidi,
tgl_sidi, tgl_masuk, id_sp, gereja_asal, dan kartu_persembahan.
Pegawai
Id_pegawai jenis_kelamin, status,
23
(PK),
nama_pegawai,
tempat_lahir,
tgl_menikah,
tgl_lahir,
alamat,
telp,
hub_keluarga, tgl_masuk, tgl_selesai dan id_sp (FK) Id_pengurus
Pengurus
jenis_kelamin, status,
(PK),
nama_pengurus,
tempat_lahir,
tgl_menikah,
tgl_lahir,
alamat,
telp,
tgl_pelayanan, tgl_selesai, id_sp (FK),d an id_jabatan (FK) Id_pendeta
Pendeta
jenis_kelamin, status,
(PK),
nama_pendeta,
tempat_lahir,
tgl_menikah,
tgl_lahir,
alamat,
telp,
hub_keluarga, tgl_pelayanan, tgl_selesai, dan id_sp (FK).
Sektor/Pos Pelayanan (SP)
Id_sp (PK) dan nama_sp
User
Id )PK), id_jemaat (FK), id_pegawai (FK), id_pengurus (FK), id_pendeta (FK), dan tgl_selesai.
Jabatan
Id_jabatan (PK) dan nama_jabatan.
Suatu entitas akan saling berhubungan dengan entitas lainnya yang ditunjukan dengan kardinalitas. Berikut adalah kardinalitas yang ada di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga : 1.
Hubungan entitas rekening dengan entitas penerimaan kas Setiap penerimaan kas selalu berhubungan dengan rekening dan setiap rekening dapat berasal dari beberapa transaksi penerimaan kas, sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
2. Hubungan entitas rekening dengan entitas pengeluaran kas Setiap transaksi pengeluaran kas selalu berhubungan dengan rekening dan dari setiap entitas rekening dapat mengeluarkan banyak pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 3. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas akun
24
Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan akun dan setiap akun memiliki kas yang dapat berasal dari banyak transaksi penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 4. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas akun Setiap satu transaksi pengeluaran kas selalu berhubungan dengan akun dan setiap akun dapat mengeluarkan banyak pengeluaras kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 5. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas jemaat Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan jemaat dan setiap satu jemaat bisa melakukan lebih dari satu transaksi penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 6. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pegawai Setiap transaksi penerimaan kas selalu dilayani oleh seorang pegawai, dan setiap pegawai bisa melayani banyak transaksi penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 7. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pendeta Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan pendeta dan setiap pendeta bisa melakukan lebih dari satu transaksi penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 8. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pengurus Setiap pengurus selalu berhubungan dengan penerimaan kas dan setiap penerimaan kas bisa berhubungan dengan lebih dari satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 9. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pegawai Setiap transaksi pengeluaran kas selalu dilayani oleh seorang pegawai, dan setiap pegawai dapat terlibat dengan beberapa transaksi
25
pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 10. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pengurus Setiap transaksi pengeluaran kas selalu terhubung dengan pengurus, dan setiap pengurus dapat terlibat dengan beberapa transaksi pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 11. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pendeta Setiap transaksi pengeluaran kas selalu terhubung dengan pendeta, dan setiap pendeta dapat terlibat dengan beberapa transaksi pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 12. Hubungan entitas anggaran pengeluaran dengan entitas pengeluaran kas Setiap satu anggaran pengeluaran kas selalu berhubungan dengan pengeluaran kas dan setiap setiap pengeluaran kas dapat terkait banyak anggaran pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 13. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas anggaran penerimaan kas Setiap saatu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan anggaran penerimaan kas dan setiap anggaran penerimaan kas terkait dengan banyak penerimaan kas, sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 14. Hubungan entitas rekening dengan entitas anggaran pengeluaran kas Setiap anggaran pengeluaran kas selalu berhubungan dengan rekening dan setiap entitas rekening terkait dengan banyak anggaran pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 15. Hubungan entitas rekening dengan entitas anggaran penerimaan kas Setiap anggaran penerimaan kas selalu berhubungan dengan rekening dan setiap entitas rekening terkait dengan banyak anggaran penerimaan kas untuk banyak penerimaan sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 16. Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pendeta
26
Setiap satu anggaran penerimaan kas selalu berhubungan dengan pendeta dan setiap pendeta bisa berhubungan dengan lebih dari satu anggaran penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 17. Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pengurus Setiap pengurus selalu berhubungan dengan anggaran penerimaan kas dan setiap anggaran penerimaan kas bisa berhubungan dengan lebih dari satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 18. Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pegawai Setiap anggaran penerimaan kas selalu dilayani oleh seorang pegawai, dan setiap pegawai bisa berhubungan dengan banyak anggaran penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 19. Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pendeta Setiap anggaran pengeluaran kas selalu terhubung dengan pendeta, dan setiap pendeta dapat terlibat dengan beberapa anggaran pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 20. Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pengurus Setiap pengurus selalu berhubungan dengan anggaran pengeluaran kas dan setiap anggaran pengeluaran kas bisa berhubungan dengan lebih dari satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 21. Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pegawai Setiap anggaran pengeluaran kas selalu dilayani oleh seorang pegawai, dan setiap pegawai bisa berhubungan dengan banyak anggaran pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany. 22. Hubungan entitas pengurus dengan entitas akun
27
Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan akun dan setiap akun dapat berhubungan dengan banyak pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 23. Hubungan entitas jemaat dengan entitas akun Setiap akun selalu berhubungan dengan jemaat dan setiap jemaat dapat berhubungan dengan banyak akun sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 24. Hubungan entitas pegawai dengan entitas akun Setiap akun selalu berhubungan dengan pegawai dan setiap pegawai dapat berhubungan dengan banyak akun sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 25. Hubungan entitas jabatan dengan entitas pengurus Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan satu jabatan dan satu jabatan dapat berhubungan dengan satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one. 26. Hubungan entitas sp dengan entitas pengurus Setiap pengurus selalu berhubungan dengan satu sp dan setiap sp dapat berhubungan dengan banyak pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many. 27. Hubungan entitas user dengan entitas pengurus Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan satu user dan satu user dapat berhubungan dengan satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one. 28. Hubungan entitas user dengan entitas jemaat Setiap satu jemaat selalu berhubungan dengan satu user dan satu user dapat berhubungan dengan satu jemaat sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one. 29. Hubungan entitas user dengan entitas pegawai Setiap satu pegawai selalu berhubungan dengan satu user dan satu user dapat berhubungan dengan satu pegawai sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one.
28
30. Hubungan entitas user dengan entitas pendeta Setiap satu pendeta selalu berhubungan dengan satu user dan satu user dapat berhubungan dengan satu pendeta sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one. 31. Hubungan entitas jemaat dengan entitas sp Setiap jemaat selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp dapat berhubungan dengan satu jemaat sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one. 32. Hubungan entitas pegawai dengan entitas sp Setiap pegawai selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp dapat berhubungan dengan satu pegawai sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one. 33. Hubungan entitas pendeta dengan entitas sp Setiap satu pendeta selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp dapat berhubungan dengan satu pendeta sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-one. Setelah merancang flowchart dan juga mengidentifikasikan entitasentitas apa saja yang ada pada Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga beserta kardinalitasnya, langkah berikutnya adalah melakukan perancangan database. Pembahasan Tabel Ada beberapa unsur dalam sebuah tabel, yaitu field, type, collation, attributes, null, default, extra, dan juga action. Field adalah bagian terkecil dari informasi berharga dalam database yang digunakan untuk menyimpan data atau informasi yang sejenis. Type digunakan untuk menentukan tipe data yang dapat ditampung dalam field. Collation adalah urutan pengurutan yang digunakan untuk set karakter tertentu. Attributes adalah karakteristik dari entitas, yang menyediakan penjelasan detail tentang entitas tersebut. Null atau biasanya disebut sebagai nullabilitas kolom menunjuk pada kemampuan kolom untuk menerima nilai null. Nilai null mengindikasikan bahwa nilai tersebut tidak
29
ditentukan atau tidak diketahui. Nilai ini tidak sama dengan nol atau kosong. Default digunakan agar kolom menggunakan nilai default ketika memasukkan atau memperbaharui suatu baris, jika tidak ada nilai apapun yang disediakan. Pilihan yang ada dalam extra adalah auto increment yang maksudnya disini adalah ketika data bertambah maka secara langsung sistem akan menambah urutan data tersebut, misalnya setelah angka 1 maka sistem akan menambahan angka 2 untuk baris berikutnya. Action terdiri dari drop yang digunakan untuk menghapus data yang ada; change untuk merubah data; primary untuk menentukan data mana yang akan menjadi data primary atau yang utama. Unique hampir mirip dengan Primary. Index digunakan untuk mempercepat pencarian data berdasarkan kolom tertentu. Tabel a. Tabel akun Tabel akun digunakan untuk menyimpan data akun. Tabel akun terdiri dari dua field yaitu, id akun dan jenis akun. Id akun berisi kode akun. Jenis akun adalah nama akun. Berikut adalah gambar dari tabel akun :
Gambar 4.7 Tabel Akun Berikut adalah gambar tabel akun yang sudah diinput data :
30
Gambar 4.8 Tabel akun yang telah diinput data
b. Tabel Inkas/Tabel Penerimaan Kas Tabel inkas merupakan tabel penerimaan kas yang digunakan untuk menyimpan data penerimaan kas. Tabel ini terdiri dari enam field yaitu, id, tanggal, id akun, jenis akun, jumlah, keterangan (ket). Berikut adalah gambar dari tabel inkas :
Gambar 4.9 Tabel Inkas Berikut adalah gambar dari tabel inkas setelah diinput data :
Gambar 4.10 Tabel inkas yang telah diinput data c. Tabel In_anggaran/Tabel Anggaran Penerimaan Kas Tabel in_anggaran merupakan tabel anggaran penerimaan kas yang digunakan untuk menyimpan data anggaran penerimaan kas. Tabel ini terdiri dari enam field yaitu, id, tahun, id akun, jenis akun, jumlah, dan keterangan (ket). Berikut adalah gambar tabel in_anggaran :
31
Gambar 4.11 Tabel In_anggaran Berikut adalah gambar tabel in_anggaran yang telah diinput data :
Gambar 4.12 Tabel In_anggaran yang telah diinput data d. Tabel Outkas/Tabel Pengeluaran Kas Tabel outkas merupakan tabel pengeluaran kas yang digunakan untuk menyimpan data pengeluaran kas. Tabel ini terdiri dari dua field yaitu, id, tanggal, id akun, jenis akun, jumlah, keterangan (ket). Berikut adalah gambar tabel outkas :
Gambar 4.13 Tabel outkas
32
Berikut adalah gambar tabel outkas setelah diinput data :
Gambar 4.14 Tabel outkas yang telah diinput data e. Tabel Out_anggaran/Tabel Anggaran Pengeluaran Kas Tabel out_anggaran merupakan tabel anggaran pengeluaran kas yang digunakan untuk menyimpan data anggaran pengeluaran kas. Tabel ini terdiri dari enam field yaitu, id, tahun, id akun, jenis akun, jumlah, dan keterangan (ket). Berikut adalah gambar tabel out_anggaran :
Gambar 4.15 Tabel Out_anggaran Berikut adalah gambar tabel out_anggaran yang telah diinput data :
Gambar 4.16 Tabel Out_anggaran yang telah diinput data
33
f. Tabel Jabatan Tabel jabatan digunakan untuk menyimpan data jabatan. Tabel ini terdiri dari dua field yaitu, id jabatan dan nama jabatan. Tabel ini digunakan untuk membantu dalam menentukan jabatan apa yang dimiliki oleh seorang pengurus. Berikut adalah gambar dari tabel jabatan :
Gambar 4.17 Tabel Jabatan Berikut adalah gambar tabel jabatan setelah diinput data :
Gambar 4.18 Tabel jabatan yang telah diinput data g. Tabel Pengurus Tabel pengurus digunakan untuk menyimpan data pengurus. Tabel ini terdiri dari tiga belas field yaitu, id pengurus, nama pengurus, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, status pernikahan, tanggal menikah, alamat, nomor telepon, tanggal mulai melayani, tanggal selesai melayani, id sektor/pos pelayanan (SP), id jabatan. Tanggal selesai melayani pada tabel pengurus selain menunjukan tanggal berakhirnya pelayanan seorang pengurus di gereja, tanggal ini juga digunakan sebagai masa aktif akses pengurus.
34
Sehingga jika masa aktif pengurus berakhir maka admin akan mengganti level pengurus yang bersangkutan. Berikut adalah gambar dari tabel pengurus :
Gambar 4.19 Tabel pengurus Berikut adalah gambar dari tabel pengurus setelah data diinput :
Gambar 4.20 Tabel pengurus yang telah diinput data h. Tabel Jemaat Tabel jemaat digunakan untuk menyimpan data jemaat. Tabel ini memiliki delapan belas field yaitu, id jemaat, nama jemaat, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon, hubungan keluarga, baptis, tanggal baptis, sidi, tanggal sidi, tanggal masuk jadi jemaat, id sektor/pos pelayanan (SP), gereja asal, kartu persembahan. Berikut adalah gambar tabel jemaat:
35
Gambar 4.21 Tabel Jemaat Berikut adalah gambar tabel jemaat setelah diinput data :
Gambar 4.22 Tabel jemaat yang telah diinput data i. Tabel Pendeta Tabel pendeta digunakan untuk menyimpan data pendeta. Tabel ini memiliki tiga belas field yaitu, id pendeta, nama pendapat, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon, hubungan keluarga, tanggal pelayanan, tanggal selesai melayani, id sektor/pos pelayanan (SP). Tanggal selesai melayani pada tabel pendeta selain menunjukan tanggal berakhirnya pelayanan seorang pendeta di gereja, tanggal ini juga digunakan sebagai masa aktif akses pendeta. Sehingga jika
36
masa aktif pendeta berakhir maka admin akan mengganti level pendeta yang bersangkutan. Berikut adalah gambar tabel pendeta :
Gambar 4.23 Tabel Pendeta Berikut adalah gambar tabel pendeta setelah diinput data :
Gambar 4.24 Tabel pendeta yang telah diinput data j. Tabel Pegawai Tabel pegawai digunakan untuk menyimpan data pegawai. Tabel ini terdiri dari tiga belas field yaitu, id pegawai, nama pegawai, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon, hubungan keluarga, tanggal masuk bekerja, tanggal selesai bekerja, id sektor/pospelayanan (SP). Tanggal selesai bekerja pada tabel pegawai selain menunjukan tanggal berakhirnya seorang pegawai bekerja di gereja, tanggal ini juga digunakan sebagai masa aktif akses pegawai. Sehingga jika
37
masa aktif pegawai berakhir maka admin akan mengganti level pegawai yang bersangkutan. Berikut adalah gambar tabel pegawai :
Gambar 4.25 Tabel Pegawai Berikut adalah gambar tabel pegawai setelah data diinput :
Gambar 4.26 Tabel pegawai setelah diinput data k. Tabel Sektor/Pos Pelayanan (SP) Tabel ini digunakan untuk menyimpan data sektor/pos pelayanan (SP). Tabel ini memiliki beberapa field yaitu, id sp dan nama sp. Berikut adalah gambar dari tabel Sektor/Pos Pelayanan (SP) :
38
Gambar 4.27 Tabel Sektor/Pos Pelayanan Berikut adalah gambar dari tabel Sektor/Pos Pelayanan (SP) setelah diinput data :
Gambar 4.28 Tabel Sektor/Pos Pelayanan setelah diinput data l. Tabel User Tabel user digunakan untuk menyimpan data user. Tabel ini memiliki field yaitu, id, kode user, pass user dan level. Berikut adalah gambar dari tabel user :
Gambar 4.29 Tabel User Berikut adalah gambar tabel user setelah diinput data :
39
Gambar 4.30 Tabel user yang telah diinput data m. Tabel Rekening Tabel rekening digunakan untuk menyimpan data rekening. Tabel ini memiliki field yaitu, id, nama rekening, no_rek, jumlah, dan keterangan (ket). Berikut adalah gambar dari tabel rekening :
Gambar 4.31 Tabel Rekening Berikut adalah gambar tabel rekening setelah diinput data :
Gambar 4.32 Tabel Rekening yang telah diinput data Pembahasan Aplikasi Halaman Pembuka Halaman pembuka adalah halaman awal yang akan dilihat pengunjung ketika membuka website. Halaman Pembuka ini terbagi menjadi beberapa halaman, yaitu - Halaman Pembuka
40
Halaman ini berisi tampilan awal dari aplikasi ini. Halaman ini memiliki beberapa menu yang bisa diakses oleh semua pengunjung. Beberapa menu pilihan yang tersedia adalah menu tentang GPIB dan Visi Misi gereja.
Gambar 4.33 Halaman Pembuka - Halaman Beranda Halaman ini akan ditampilkan setelah admin maupun user telah melakukan login. Berikut adalah tampilan halaman beranda setelah melakukan login :
41
Gambar 4.34 Proses Login Pada proses login admin dan user harus memasukkan username dan password. Jika username dan password benar maka akan masuk ke halaman beranda.
Gambar 4.35 Halaman Beranda Pada halaman beranda akan ada beberapa menu yang tersedia, antara lain adalah menu user, jemaat, pendeta, pengurus gerejawi, pegawai, anggaran,
42
penerimaan, pengeluaran, laporan keuangan, kas dan laporan anggaran dan realisasi. Ada juga menu master data yang digunakan oleh beberapa menu lainnya sebagai sumber data. Menu master data antara lain adalah akun, jabatan gerejawi dan sektor/pos pelayanan (SP), dan logout.
Halaman Menu User Halaman menu user digunakan oleh admin untuk memasukan data seseorang yang ingin menjadi user dan kemudian user tersebut akan mendapatkan username dan password yang diberikan oleh admin gereja. Syarat untuk dapat memiliki username adalah jika menjadi jemaat gereja.
Gambar 4.36 Form User Setelah memasukkan user baru maka akan menuju halaman baru yang berisi daftar tabel user. Untuk user hanya bisa melihat daftar user saja. Berikut adalah tampilan untuk admin dan user :
43
Gambar 4.37 Daftar User Untuk Admin
Gambar 4.38 Daftar User Untuk User Halaman Menu Jemaat Halaman menu jemaat digunakan admin untuk memasukkan data jemaat ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah tampilan dari form jemaat yang digunakan untuk memasukkan data jemaat :
44
Gambar 4.39 Form Jemaat Jika user ingin melihat data jemaat lebih lengkap maka hanya dengan memilih tombol lihat, data jemaat yang diinginkan pun akan muncul. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data jemaat atau hapus data jemaat. Berikut adalah tampilan dari halaman jemaat :
Gambar 4.40 Daftar Jemaat Untuk Admin
45
Gambar 4.41 Daftar Jemaat Untuk User Halaman Menu Pendeta Halaman menu jemaat digunakan admin untuk memasukkan data jemaat ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah tampilan dari form pendeta yang digunakan untuk memasukkan data pendeta :
Gambar 4.42 Form Pendeta Jika user ingin melihat data pendeta lebih lengkap maka hanya dengan memilih tombol lihat, data pendeta yang diinginkan pun akan muncul. Untuk
46
admin, tombol yang tersedia adalah edit data pendeta atau hapus data pendeta. Berikut adalah tampilan dari halaman pendeta :
Gambar 4.43 Daftar Pendeta Untuk Admin
Gambar 4.44 Daftar Pendeta Untuk User Halaman Pengurus Gereja Halaman menu pengurus gereja digunakan admin untuk memasukkan data pengurus gereja ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja.
47
Berikut adalah tampilan dari form pengurus gerja yang digunakan untuk memasukkan data pengurus gereja :
Gambar 4.45 Form Pengurus Jika user ingin melihat data pengurus gereja lebih lengkap maka hanya dengan memilih tombol lihat, data pengurus gereja yang diinginkan pun akan muncul. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data pengurus gereja atau hapus data pengurus gereja. Berikut adalah tampilan dari halaman pengurus gereja :
Gambar 4.46 Daftar Pengurus Untuk Admin
48
Gambar 4.47 Daftar Pengurus Untuk User Halaman Pegawai Halaman menu pegawai digunakan admin untuk memasukkan data pegawai ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah tampilan dari form pegawai yang digunakan untuk memasukkan data pegawai :
Gambar 4.48 Form Pegawai
Jika user ingin melihat data pegawai lebih lengkap maka hanya dengan memilih tombol lihat, data pegawai yang diinginkan pun akan muncul. Untuk
49
admin, tombol yang tersedia adalah edit data pegawai atau hapus data pegawai. Berikut adalah tampilan dari halaman pegawai :
Gambar 4.49 Daftar Pegawai Untuk Admin
Gambar 4.50 Daftar Pegawai Untuk User
50
Halaman Menu Keuangan Menu keuangan terdiri dari beberapa menu yaitu menu anggaran, kas, penerimaan, pengeluaran, laporan keuangan gereja, dan laporan anggaran dan realisasi. - Halaman Anggaran Halaman menu anggaran digunakan admin untuk memasukkan anggaran yang telah dibuat gereja untuk satu periode ke depan. Anggaran itu termasuk anggaran penerimaan dan anggran pengeluaran. Berikut adalah tampilan dari form anggaran yang digunakan untuk memasukkan data anggaran gereja :
Gambar 4.51 Form Anggaran Penerimaan Kas
51
Gambar 4.52 Form Anggaran Pengeluaran Kas
Gambar 4.53 Daftar Anggaran Gereja - Halaman Penerimaan Halaman menu penerimaan digunakan admin untuk memasukkan data penerimaan kas ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah tampilan dari form penerimaan yang digunakan untuk memasukkan data penerimaan :
52
Gambar 4.54 Form Penerimaan Jika user ingin melihat data penerimaan lebih lengkap maka hanya dengan memilih tombol lihat, data penerimaan yang diinginkan pun akan muncul. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data penerimaan atau hapus data penerimaan. Menu penerimaan terdiri dari penerimaan perpuluhan, penerimaan persembahan, dan penerimaan lain-lain. Berikut adalah tampilan dari halaman penerimaan :
Gambar 4.55 Daftar Penerimaan
53
Gambar 4.56 Daftar Penerimaan Perpuluhan
Gambar 4.57 Dafar Penerimaan Persembahan
54
Gambar 4.58 Daftar Penerimaan Lain-Lain
- Halaman Pengeluaran Halaman menu pengeluaran digunakan admin untuk memasukkan data pengeluaran kas ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah tampilan dari form pengeluaran yang digunakan untuk memasukkan data pengeluaran :
Gambar 4.59 Form pengeluaran
55
Jika user ingin melihat data pengeluaran lebih lengkap maka hanya dengan memilih tombol lihat, data pengeluaran yang diinginkan pun akan muncul. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data pengeluaran atau hapus data pengeluaran. Berikut adalah tampilan dari halaman pengeluaran :
Gambar 4.60 Daftar Pengeluaran
Gambar 4.61 Daftar Pengeluaran Beban-Beban
56
Gambar 4.62 Daftar Pengeluaran Inventarisasi
Gambar 4.63 Daftar Pengeluaran Gaji
57
Gambar 4.64 Daftar Pengeluaran Lain-Lain - Halaman Laporan Halaman menu laporan berisi ringkasan penerimaan dan pengeluaran gereja dalam periode tertentu secara ringkas. Untuk melihat laporan keuangan gereja secara lengkap, user dapat memilih tombol pdf yang tersedia dibagian tengah bawah halaman. Berikut adalah tampilan halaman laporan keuangan :
Gambar 4.65 Halaman Laporan Keuangan
58
Gambar 4.66 Halaman Laporan Keuangan Gereja Secara Detail Menggunakan PDF
- Halaman Rekening Halaman menu rekening digunakan untuk memasukkan rekening gereja. Halaman rekening akan menampilkan data mengenai saldo per rekening gereja. Berikut adalah tampilan dari halaman rekening :
Gambar 4.67 Form Rekening
59
Gambar 4.68 Form Mutasi Kas
Gambar 4.69 Daftar Rekening
Halaman Menu Master Halaman menu master adalah menu yang dijadikan dasar oleh menu lainnya dalam pemrosesan data. Menu master terdiri dari beberapa halaman, yaitu menu akun, menu jabatan gerejawi, dan juga menu sektor/pos pelayanan. - Halaman Akun
60
Halaman akun berisi daftar-daftar akun. User hanya bisa melihat saja. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data akun atau hapus data akun. Berikut adalah tampilan dari halaman akun :
Gambar 4.70 Form Akun
Gambar 4.71 Daftar Akun Untuk Admin
61
Gambar 4.72 Daftar Akun Untuk User
- Halaman Jabatan Gerejawi Halaman jabatan gerejawi berisi daftar-daftar akun. User hanya bisa melihat saja. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data jabatan gerejawi atau hapus data jabatan gerejawi. Berikut adalah tampilan dari halaman jabatan gerejawi :
Gambar 4.73 Form Jabatan Gerejawi
62
Gambar 4.74 Daftar Jabatan Gerejawi Untuk Admin
Gambar 4.75 Daftar Jabatan Gerejawi Untuk User
- Halaman Sektor/Pos Pelayanan Halaman sektor/pos pelayanan berisi daftar-daftar akun. User hanya bisa melihat saja. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data sektor/pos pelayanan atau hapus data sektor/pos pelayanan. Berikut adalah tampilan dari halaman sektor/pos pelayanan :
63
Gambar 4.76 Form Sektor/Pos Pelayanan
Gambar 4.77 Daftar Sektor/Pos Pelayanan Untuk Admin
64
Gambar 4.78 Daftar Sektor/Pos Pelayanan Untuk User
Tabel Access Control Matrix Tabel access contorl matrix adalah tabel yang menunjukkan sejauh mana user dapat menggunakan sistem yang ada. Tabel ini terdiri dari 3 bagian yaitu subjek, objek dan level akses. Dalam perancangan sistem informasi database gereja, yang menjadi subjek adalah jemaat, pendeta, pengurus gerejawi, dan pegawai. Objek adalah file anggaran keuangan, file keuangan dan juga file administrasi lainnya. Untuk lebih jelas, berikut adalah gambar tabel access control matrix : Tabel 3 Tabel Access Control Matrix Sistem
File Keuangan
File administrasi
Operasi Jemaat
-
rx
rx
Pendeta
-
rx
rx
Pengurus Gerejawi
-
rx
rx
Bendahara
-
rwx
rw
Pegawai/Admin
rwx
rwx
rwx
65
Keterangan : -
Tidak diijinkan
r
Read/hanya melihat data
w
Write/dapat memasukan data
x
Execute/dapat menjalankan perintah
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu, sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga masih menggunakan sistem manual, yang terdiri dari sistem keuangan dan non keuangan. Sistem keuangan ini terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan sistem non keuangan gereja berupa pengolahan data jemaat, pendeta, pengurus, jadwal ibadah dan lain-lain. Perancangan database sistem informasi gereja menjadi sarana alat bantu bagi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga sebagai pusat informasi yang meliputi sejarah dan visi misi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga, data mengenai pengurus dan majelis gereja bagi siapa pun yang membutuhkan, dan juga database gereja untuk mengetahui data-data gereja lainnya seperti jumlah pendeta yang ada di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga, maupun data lengkap mengenai jemaat dan juga keuangan gereja. Dengan sistem ini juga maka pemrosesan data dan penyediaan laporan menjadi lebih cepat. Selain itu data pun menjadi lebih aman dari kehilangan dan kerusakan. Perancangan sistem informasi database GPIB Jemaat Tamansari Salatiga terdiri dari 13 tabel yang berfungsi untuk menyimpan data yaitu : tabel akun, tabel inkas/tabel peneirmaan kas, tabel in_anggaran/tabel anggaran penerimaan rekening, tabel outkas/tabel pengeluaran kas, tabel out_anggaran/tabel anggaran
66
pengeluaran kas, tabel rekening, tabel jabatan, tabel pengurus, tabel jemaat, tabel pendeta, tabel pegawai, tabel sektor/pos pelayanan, tabel user. Dalam perancangan sistem informasi database GPIB Jemaat Tamansari Salatiga juga membutuhkan 13 form yang berfungsi untuk menginput data ke dalam database yaitu : form user, form jemaat, form pendeta, form pengurus gerejawi, form pegawai, form penerimaan, form pengeluaran form anggaran penerimaan kas, form anggaran pengeluaran kas, form rekening, form akun, form jabatan gerejawi, dan form sektor/pos pelayanan. Report juga dibutuhkan untuk membantu pengguna mendapatkan informasi dari setiap transaksi. Sistem informasi database GPIB Jemaat Tamansari Salatiga ini memiliki 14 report yaitu : report user (tabel daftar user), report jemaat (tabel daftar jemaat), report pendeta (tabel daftar pendeta), report pengurus gerejawi (tabel daftar pengurus gerejawi), report pegawai (tabel daftar pegawai), report anggaran gereja, report penerimaan (tabel daftar penerimaan), report pengeluaran (tabel daftar pengeluaran), report rekening (tabel daftar rekening), report akun (tabel daftar akun), report jabatan gerejawi (tabel daftar jabatan gerejawi), report sektor/pospelayanan (tabel daftar sektor/pospel), report keuangan gereja (laporan keuangan gereja), report anggaran dan realisasi (laporan anggaran dan realisasi). Saran Saran yang dapat diberikan penulis kepada pihak Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga adalah : 1. Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga sebaiknya merubah sistem manual yang mereka gunakan menjadi sistem yang terkomputerisasi menggunakan sistem yang telah dirancang menggunakan wamp server sehingga kinerja gereja menjadi lebih efisien dan efektif. 2. Melakukan back up data setiap melakukan penambahan data atau perubahan data atau bisa juga melakukan back up setiap akhir minggu oleh pegawai yang ditunjuk gereja sebagai admin.
67
3. Melakukan maintenance terhadap sistem atau web yang telah dirancang setiap bulan demi mencegah kerusakan sistem atau hal buruk lainnya oleh pegawai yang yang ditunjuk gereja sebagai admin. 4. Memberikan pelatihan kepada jemaat, pendeta, pengurus gereja, dan juga pegawai sebagai user agar dapat menggunakan sistem yang dirancang menggunakan wamp server.
68
DAFTAR PUSTAKA Arkady, Iwan S, 1976. Sumber Pembiayaan Gereja, Jakarta Pusat, BPK Gunung Mulia. Bodnar, George H., dan Hopwood, Williams. Yang diterjemahkan oleh Julianto Agung Saputra, SE., S.Kom., M.Si. dan Lilis Setiawati (2006), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Sembilan. Yogyakarta, ANDI. Hadiwijono, Harum, 1982. Iman Kristen, Jakarta Pusat, Gunung Mulia. Halim, Abdul dan Supromo Bambang, 2005. Akuntansi Manajemen, Yogyakarta, BPFE. Hall, James A, 2007. Sistem Informasi Akuntansi,Edisi Keempat Jakarta, Salemba Empat. Purplepuplelicious. (2009) http://purplepuplelicious.blogspot.com/2012/05/ wampserver.html (diunduh pada 13 Mei 2013, pada pukul 10.00 WIB) Ihalauw, John J.O.I, 2008. Konstruksi Teori : Komponen dan Teori, Jakarta, Kompas Gramedia. Kusrini, S. Kom dan Koniyo Andri, 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server, Yogyakarta, ANDI. Mufrisno, Tepan (2012) http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/13/gereja-adalah%E2%80%9Ckumpulan-orang-berdosa-yang-bertobat-dan-berimankepada-allah-dari-masa-nabi-abil-habel-sampai-kini-dan-memanggildunia-terhadap-janji-keselamatan-allah/ (diunduh pada 16 Oktober 2012, pada pukul 16.45 WIB) Niftrik, van G.C dan Boland, B.J, 1986. Dogmatika Masa Kini, Jakarta Pusat, Gunung Mulia. Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart, 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat. Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart, 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat.
69
Rahmansyah, Teuku (2011) http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/manfaatdatabase/ (diunduh pada 4 November 2012, pada pukul 16.00 WIB) Veldhuizen, Yoh, 1994. Administrasi Gereja, LITINDO.
70