1
PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media cetak dan radio, ternyata dapat memberikan nilai yang luar biasa dalam sisi pergaulan hidup manusia. Daya tarik televisi sedemikian besarnya, sehingga mampu merubah pola kehidupan rutinitas manusia dibanding sebelum muncul televisi. Media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagi kehidupan manusia. Pada akhirnya, media televisi menjadi alat atau sarana untuk mencapai kehidupan manusia, baik untuk kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan ideologi serta tatanan nilai budaya manusia yang sudah ada sejak lama. Bahkan siaran televisi telah digunakan dilingkungan pendidikan terbuka/jarak jauh untuk pendidikan persekolahan dan pendidikan luar sekolah. (Siahaan, 2005) Televisi merupakan media komunikasi massa yang berhasil memikat lebih banyak khalayak dibandingkan dengan media massa lainnya dikarenakan televisi merupakan media massa yang mempunyai keunggulan karakteristik, yaitu mampu menyampaikan pesan secara audio dan visual (Effendy, 2000). Kemampuan televisi menguasai jarak secara geografis dan sosiologis, pemirsa dapat menikmati gambar dan suara yang nyata atas suatu kejadian dibeberapa belahan bumi. Kekuatan media televisi yaitu menguasai ruang, waktu dan jarak yang menjangkau sasaran massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat, dan daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambar yang bergerak (ekspresif). Kekurangan televisi adalah, karena bersifat “transitory” maka isi pesannya diterima sekilas, tidak bisa diulang oleh Pemirsa. Media televisi terikat oleh waktu tontonan. Dibandingkan dengan media cetak dan radio, televisi mempunyai tingkat kerumitan yang tidak diketahui oleh masyarakat umum. Penguasaan
2
teknologi satelit, teknologi elektronika, pengetahuan tentang penyutradaraan serta permainan (trik-trik) dalam menayangkan gambar di kamera. (Kuswandi,1996) Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis. (McQuail, 1996) menambahkan bahwa siaran televisi dapat pula berperan hanya sekedar memperlancar perubahan, mencegah perubahan atau bahkan tidak menimbulkan perubahan sama sekali. Siaran televisi dapat menimbulkan dampak terhadap khalayak, baik yang bersifat kognisi (berkaitan dengan pengetahuan dan opini), atau afeksi (berkaitan dengan sikap dan perasaan) maupun tindakan atau perubahan perilaku. Berdasarkan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan dapat diinterpretasikan secara berbedabeda menurut persepsi pemirsa dan dampak yang ditimbulkan juga beraneka macam. Hal tersebut terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi. Salah satu program hiburan yang terkenal adalah acara sinetron religius yang disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta setiap hari, dari pagi hingga malam hari. Tema-tema agama yang digagas oleh sinetron "Rahasia Ilahi" dan "Takdir Ilahi" di TPI ternyata mampu menjadi kontributor terbesar yang mendongkrak posisi TPI dari tujuh besar ke posisi tertinggi. Sinetron Rahasia Ilahi sempat meraih rating tertinggi share 15,8% berada di urutan pertama, berdasarkan survei AC Nielsen. Di luar perkiraan, sinetron religius yang sebelumnya diragukan dan dianggap sulit bersaing, ternyata mampu menggeser sinetron gemerlap yang belakangan mendominasi layar kaca. Ngabalin (http://www.kpi.go.id) Sinetron religius pertama yang menduduki peringkat pertama, di luar Ramadhan ini mengembangkan fenomena me too product acara yang serupa dari televisi-televisi swasta di Tanah air seperti "Hidayah" di Trans TV, "Pintu Hidayah" dan "Kusebut nama-Mu" di RCTI, "Tawakal" dan "Titipan llahi" di Indosiar, "Sebuah Kesaksian", "Azab Ilahi", dan "Pada-Mu Ya Rabb" di Lativi,
3
"Jalan Kebenaran" dan "Astagfirullah" di SCTV, dan "Titik Nadir" di TV7 yang pada akhirnya banyak yang mengarah pada mistis, dan awal 2007 Trans TV memproduksi sinetron hikayah dan hikayat. Antusiasme sambutan khalayak menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat. Perubahan "selera" ini mendapatkan apresiasi positif di kalangan Islam. Menurut Yusanto dalam Nurdiansyah (2005), sambutan pemirsa yang membanjir, membuktikan bahwa masyarakat sudah jenuh dengan tayangan televisi selama ini, sehingga memberikan hawa baru kepada pemirsa. Selain itu menurut Jeffry dalam Nurdiansyah (2005), bermunculan sinetron Islami dapat memberikan dampak positif untuk menjadi penyeimbang bagi tontonan sejenis yang lebih menekankan sisi hura-hura dan glamour. Kebutuhan akan keseimbangan rohani dalam diri manusia sangatlah manusiawi, selain itu dinilai perlu adanya badan syariah yang mengontrol maraknya sinetron Islami. Majelis Ulama Indonesia (MUI) berkeinginan memberi penghargaan pada televisi yang menayangkan acara-acara keagamaan, meskipun masih dalam pembahasan internal. Salah satu anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera yaitu Hilman Rasyad, merasa belum puas dengan acara yang ada, sebab unsur-unsur mistik masih selalu hadir dalam tiap episode sinetron, akan tetapi sifat mistik tersebut belum sampai taraf menyesatkan atau "hanya bersifat meramaikan,” karena mengangkat tema pertobatan atau nasihat terhadap keserakahan, pendekatan sinetron religius sangat berbeda dengan acara mistik seperti ''Dunia Lain'' (TransTV) atau ''Memburu Hantu'' (Lativi). Penilaian berbeda disampaikan Mulyana dalam Khudori et al (2005), sebagai Pengamat komunikasi dari Universitas Padjadjaran Bandung. Mulyana menilai, meskipun ada unsur pendidikannya, sinetron religius lebih menonjolkan sisi hiburannya, salah satunya menunjuk eksploitasi berlebihan hal-hal klenik, seperti sosok makhluk berpocong yang bangkit dari kuburan. Mulayana tidak menyangkal hal yang gaib itu memang ada, akan tetapi karena kurangnya kreativitas, eksploitasi klenik itu menjadi biasa-biasa saja.
4
Layaknya acara hiburan, terikat hukum ekonomi dan hukum pasar yang tidak lepas dari rating. Apa yang terjadi sifatnya sesaat. Ketika jenuh, sinetron tersebut akan ditinggalkan pemirsa. Hukum pasar terjadi. Membanjirnya sinetron religius membuat pemirsa televisi tersebar. Jumlah penonton di setiap stasiun televisi pun menurun. Menurut Mulyana, agar tidak terjun bebas, produsen acara harus menayangkan hal-hal yang alamiah dan menghindari eksploitasi. Harus menarik dengan disertai bobot pendidikan yang kental. Televisi merupakan produk tekhnologi audio visual sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dewasa ini. Televisi hadir di tengah keluarga memberikan kontribusi yang besar terhadap kebutuhan informasi, hiburan dan pendidikan. Televisi menarik perhatian bagi orang-orang yang paling sering berada di rumah, yaitu salah satunya adalah Ibu rumah tangga. Kaum Ibu dalam keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya sejak dalam kandungan, disaat bayi, massa anak-anak, hingga dewasa. (Anwas, 2005), Dengan demikian, maka perlu kiranya mengetahui bagaimana dan sejauh mana pengaruh tayangan sinetron religius terhadap perilaku beragama Ibu rumah tangga muslimah, sehingga televisi yang umumnya dianggap sebagai media keluarga cukup berarti bagi khalayak sasarannya. Rumusan Masalah Berbagai macam acara televisi selalu hadir di hadapan pemirsa seperti jenis musik, film, drama, maupun informasi kasus. Hal tersebut akan mempengaruhi konsep diri pemirsa untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan yang berasal dari informasi tayangan televisi tersebut. Keberadaan berbagai macam acara ini juga akan mempengaruhi pemirsa untuk membuka dirinya dalam menerima nilai-nilai budaya dan moral yang ditayangkan acara televisi. Rangsangan yang ditimbulkan oleh televisi melalui program-programnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan media cetak. Pada televisi gambargambarnya bersifat audio visual dan moving, sedangkan media cetak bersifat statis. Makin besar daya pikat atau rangsangan yang ditimbulkan, makin dalam pula dampak yang ditimbulkan. Artinya, kita akan sering teringat dan membayangkannya.
5
Terlepas apakah media televisi berdampak positif atau negatif, beberapa acara televisi secara nyata telah membentuk pola kehidupan masyarakat terhadap berbagai macam informasi yang disajikan. Konsep diri pemirsa setelah menyaksikan tayangan acara televisi, jelas menentukan seberapa jauh media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian pemirsa secara emosional, intelektual maupun sosial. Sinetron religius bisa memberikan peluang untuk terjadinya peniruan perilaku apakah itu positif atau negatif. Perilaku dipahami sebagai perwujudan dari proses psikologis yang merentang dari persepsi sampai sikap. Suatu rangsangan dalam bentuk sinetron dipersepsi kemudian dimaknai berdasarkan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Jika tayangan tersebut sesuai, rangsangan itu akan dihayati yang menyebabkan pembentukan sikap. Sikap inilah yang secara kuat memberikan bobot dan warna kepada pelaku. Oleh sebab itu, sikap diartikan sebagai kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja saja yang berpengaruh terhadap pola menonton tayangan sinetron religius?. 2. Seberapa jauh perilaku beragama Ibu rumah tangga muslimah dipengaruhi oleh pola menonton tayangan sinetron religius dan kegiatan pendalaaman keagamaan?. Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola menonton tayangan sinetron religius. 2. Untuk mengetahui seberapa jauh perilaku beragama Ibu rumah tangga muslimah dipengaruhi oleh pola menonton tayangan sinetron religius dan kegiatan pendalaman keagamaan.
6
Kegunaan Penelitian Dari hasil Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut : 1. Memperkaya penelitian bidang komunikasi dalam kajian media massa. 2. Memberikan kontribusi kepada perencana kebijakan program televisi untuk dapat mendesain paket program sinetron yang bermanfaat dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. 3. Memberikan masukan kepada masyarakat, khususnya Ibu Rumah Tangga Muslimah dalam menikmati tayangan sinetron yang ada di televisi.