PENDAHULUAN Latar Belakang Perdebatan antara Aliran Neo Malthusian yang pesimis densan
Kaum
tengah
pesatnya
penduduk
Sosialis yang optirnis terua berlangsung pertumbuhan
dunia
penduduk
dunia.
lima milyar jiwa telah
Jumlah
terlampaui
dan hampir dipastikan akan
Agustus tahun 1987,
di
pada
mencapai
d e l a p ~ nmilyar jiwa pada tahun 2020. Sementara mendekati
sedikit
negara maju telah mencapai
"Keseimbangan
Baru"
dalam
Teori
atau
Transisi
Demoggrafis. eebagian basar neeara berkembang masih berada "Keseimbangan Lama" atau sedans mengalami
pada
demografi.
Pertentangan
proposiai-proposisi
transisi Mafthua.
Marx. Cohen dan Boserup tetap berlangaung, namun demikian harus
diperoleh
dunia
.
atrategi pemecahan
Dewasa
pertumbuhan lcelahiran,
ini
penduduk
strategi
peledakan
andalan
terpusat pada
disamping
penduduk
pengendalian
pengendalian
usaha peningkatan produkei
angka pangan
melalui pengeunaan teknologi modern. Konaepsi dan
Malthue
(1798) tentang
"para1 Restraint" sebagai
"Positive and Preventive Checks"
pertumbuhan penduduk, terbaik
dalam
asumsinya pengetahuan variabel
belum berfungsi sebagai alternatif
pemecahan
semakin dan
andalan
kendali
masalah,
melemah teknologi.
dalam
aementara era
revolusi
Hipotesis
teknologi memiliki
ciri
Cohen ganda
asumsiilmu dengan dalam
penerapannya.
Teknologi
pangan,
produksi
tetapi
digunakan
untuk
teknologi sekaligus
sebagai bumerang terhadap peruntukannya.
-
menihgkatkan berfungsi
Sebagai teladan
dikemukakan bahwa penggunaan teknologi insektisida perlindungan
tanaman,
sekaligus meningkatkan kementakan
hama pada tanaman,
serangan
dalam
karena
teknologi
tersebut
menjadi penyebab terjadinya adaptasi d a n mutasi genetikal hama.
pada
diakibatkan
Kita juga sadar deteriorasi lingkungan yang oleh
penggunasn
teknologi
nuklir
sebagai.
aumber daya untuk kepentingan manusia. Asumsi penduduk
pandangan
Kaum Sosialis
tidak menimbulkan masalah,
bahwa
pertambahan
memiliki
kelemahan
karena asumsi tersebut tidak mempertimbangkan batas-batas pertumbuhan kembali
dan daya dukung numberdaya
organisasi
modernisasi produksi
dengan
adalah
distribusi redistribusi
variabel
alam.
dan tanah
andalan
Kaum
Penataan
industri
serta
sebagai
faktor
Sosialis
yang
kurang mengantisipasi gejala stratifikasi atau polariaasi yang
mungkin terjadi karena pengaruh
tanah
sebagai
faktor pruduksi.
faktor
Dalam
penguaeaan
pandangan
ini,
faktor tanah adalah aebagai faktor status sosial ekonomi. Modernisasi salah
satu
penduduk Tetapi, sosiolog
melalui
em ban gun an
dipandang
cara pemecahan masalah pesatnya
sebagai
pertumbuhan
. muncul yang
keraguan
di
berpendapat
kalangan bahwa
anthropolog
modernisasi
dan
selain
memperbesar kementakan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih
baik,
yang
memperbesar
kondisi-kondisi
'modernisasi menggagas pula kementakan
terjadinya
peningkatan
fertilitas (Nag, 1980). Penulis
berpandangan
bahwa terdapatnya d u a
utama dalam analisis pertumbuhan penduduk yaitu daya
suber
slam
memiliki batas-batas
bates daya dukung d a n kedua,
asunsi pertaaa,
pertumbuhan
pertaabahan penduduk
dan dapat
d i k e n d a l i k ~ nsampai berada di bawah kecepatan pertambahan pangan.
Peningkatan pangan hanya dapat d a n boleh dicapai
melalui
penggunaan
mempertimbangken urutan
ke
lingkungan.
lima
adapti f
teknologi Indonesia
adalah
negara
dunia
dengan
jiwa (Sensus Penduduk
1980).
berpenduduk terbanyak di
jumlah penduduk 147.490.298
yang
Dengan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,32 persen per
tahun,
jumlah
163.875.889 pertumbuhan
penduduk
jiwa ( S U P A S ,
Indonesia 1985).
penduduk yang pesat, bahwa
mutu
tahun
1985
Usaha-usaha
sebesar
memerangi
harus diperoleh sedini
mungkin,
mengingat
kehidupan
Indonesia
di masa depan sangat ditentukan oleh
masyarakat strategi
pengendalian penduduk saat sekarang. Usaha
memerangi pesatnya pertumbuhan penduduk tidak
terbatas pada usaha menurunkan tingkat kelahiran
semata-
mata, tetapi mencakup pula penurunan tingkat kematian dan tingkat dimotivasi
migras i oleh
penduduk tingkat
..
Pertumbuhan
kematian
menurut
penduduk pandanean
"The Child Survival Hypothesis" khususnya dimotivasi oleh "Replacement Effect". khususnya
-
urbanisasi
kepadatan
fisik
perkotaan
dan
migrasi
Sedangkan akan
mengakibatkan
dan kepadatan menjadi
penduduk, peningkatan
psikologis
salah
satu
penduduk
sebab
di
terjadinya
peningkatan pertambahan penduduk. Dengan demikian, kebijakan dan strategi pengendalian pertumbuhan
penduduk
erst
berkaitan
dengan
tingkat
kelahiran, tingkat kematian dan tingkat migrasi penduduk. Dalam
aspek
yang terakhir ini tercakup
migrasi
masuk,
migrasi keluar, urbanisasi d a n transmigrasi penduduk. antara
sejumlah
alternatif
strategi
Di
pengendalian
penduduk, pemecahan masalah pesatnya pertambahan penduduk dipusatkan pada kebijakan
angka
Kebijakan
angka
dipandang
kurang relevan sebagai strategi andalan
pengendalian Dengan
kematian dan
kelahiran.
pertumbuhan
demikian
peranan
yang
Program sangat
kebijakan
angka
migrasi
penduduk
(Sjahruddin,
Keluarga
Berencana
penting
dalam
dalam 1983).
mempunyai
kaitannya
dengan
kebijakan angka kelahiran tersebut. Program
Keluarga
Berencana bertujuan
ganda
yaitu
selain untuk menurunkan tingkat kelahiran dan pertambahan penduduk,
program
kesejahteraan umumn ya
.
Berencana
ibu
Secara (KB)
tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan
anak
normatif,
khususnya tujuan
adalah untuk mewujudkan
dan
Program
masyarakat Keluarga
budidaya
Norma
Keluarga
Kecil
yang Bahagia dan
Sejahtera,
atau
yane
l ~ s i mdikenal sebagai Budidaya NKKBS. Mengendalikan
-
pertambahan
tingkat
penduduk
dan
kelahiran
dan
tingkat
NKKBS
menbudidayakan
dalam
masyarakat, merupakan usaha ynag berurusan dengan seluruh dimensi
kehidupan
masyarakat.
tersebut
berkaitan
dengan
Sejauhmana
masyarakat
telah
membelenggunya,
sejauhmana
pemecahari
upaya
masalah
Secara
spesifik
perilaku sadar
akan
masyarakat. masalah
masalah tersebut
dan apakah
usaha
yang
memerlukan
pemecahan
maaalah
tersebut menjadi kebutuhan masyarakat, adalah pertanyaanpertanyaan
dasar
pengetahuan,
yang erat
sikap
kaitannya
dengan
dsn keterarnpilan masgarakat
kualitas tentang
fenomena demografis dan mutu kehidupannya. Kita
menyadari
penurunan
angha
akan
kelahiran
konaekuensi
dari
dari 4.4 persen
persen tahun 2020 yang
target
tahun
dipercepat
1971
waktunya
menjadi
2.2
menjadi
tahun 1990 atau terjadi target penurunan sebesar
50
persen.
penurunan
Konsekuensi angka
yang
menonjol
kelahiran tersebut
akseptor KB menurut jenis kontrasepsi, maupun mutu,
adalah
dari
target
peningkatan
baik dalam jumlah
sedangkan pada dasawarsa yang sama,
tingkat
pertarnbahan penduduk sebesar 2,32
terjadi
peningkatan
600-700
ribu
akibat
peraen,
Pasanean Usia S u b u ~ (PUS)
per tahun dan peningkatan penduduk
~ o l o n a a n usia reproduksi antara tahun 1971-1980
akan
sekitar wanita aebeaar
5.9
persen.
. Faktor peningkatan mutlak ketidak'langsungan
(Discontinuation
Rate)
mempertepas
dilemma
pertambahan
penduduk
potensi
fertilitaa
men jadi
antara di
di
kendala
penpgunaan
kontrasepsi
usaha
satu
pihak
penanggulangan
pihak lain.
pembentukan
juga
dan
peningkatan
Dilemma
perilaku
tersebut fertilitas
masyarakat untuk mencapai budidaya norma keluarga kecil. Jika
perilaku
perhatian
dalam
pertambahan tidak
pusat
fertilitas
pemecahan
penduduk
maka
eenjadi
masalah
pemecahan
pusat
pengendalian
masalah
tersebut
terpisahkan dari strategi penyebaran informasi den
persuasi konsep
konsep-konsep pendukungnya.
penyuluhan
sangat
keluarga berencana Fungsi
penting
peranan
dan
dalam
dan
konsep-
komunikasi,
mancairkan
kebekuan
perilaku fertilitas yang terikat pada norma, nilai budaya lama
dan
membentuk
penyuluhan berperanan pula untuk perilaku
merubah
fertilitas baru yang berarahan
dan pada
norma keluarga kecil. Proses mencairkan perilaku fertilitae yang b e r a r a h a n , pada
norma
keluarga
besar
dan
membentuk
perilaku
fertilitaa baru yang berarahan pada norma keluarga kecil, a d ~ l a hproses yang panjang d a n rumit.
Perubahan tersebut
tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga dituntut
peranserta
masyarakat
program keluarga berencana.
sebagai
eubjek
dalam
Pengetahuan, cukup
mendorong
kemampuan dan keterampilan saja peranserta
seseorang
orang dalam suatu program pembangunan. dan
kemauan
-yang
atau
mempengaruhi
sekelompok orang. kementakan
sekelompok
Faktor kesempatan
menggunakan kesempatan adalah
turut
belum
peranserta
faktor
lain
seseorang
atau
Kemauan berperanserta dipengaruhi oleh
pemeranserta
ikut
merencanakan,
ikut
melaksanakan dan ikut menilai hasil-hasil peebangunan. Peranan
komunikasi
(pengetahuan,
sikap
dalaa
dan
peabentukan
keterampilan)
perilaku
Yang
menunjang
peranserta tidak hanya bergantung pada kemantapan dan
media
sumber
yang
yang
berkekuatan
bsrkornunikasi, kornunikasi
digunakan serta waktu
tetapi
empati
ditentukan
yang digunakan.
yang
dan
pengembangan
efktif.
tepat
proyeksi
pula
oleh
dalam strategi
ditargetkan.
struktur dam jaringan komunikaai
Pengembangan
dan
Strategi komunikasi mencakup
tahap dan kecepatan perubahan perilaku yang dan
materi
struktur dan jaringan
yang
komunikasi
harus mempertimbangkan dukungan suaberdaya manuaia secara individu dan kelompok. ancangan linear
Strategi komunikasi rencakup pula
(Appoarch) "Top down-bottom up" yang
dan
berulang. mempunyai
ancangan Umumnya bias
.
horizontal
yang
bereifat
ancangan vertikal-linear
psikologis
antara
lain
vertikalsiklis
komunikasi
ketergantungan
sasaran pada sumber, sasaran bersifat pasif, terbentuknya sikap
semu
pada
sasaran d a n
ha1
tersebut
menyumbang
.
terhadap peningkatan penolakan adopsi Keluarga Berencana. Penolakan terhddap KB umumnya bersumber pada dan
keamanan
yang dirasakan sasaran
dan
kepentingan internalisasi
nilai K B dalam diri sasaran. Internalisasi
nilai
"Sense of belonging
KB
pada
sasaran
terbentuknya peranserta sasaran.
target
vertikal-linear
sumber
mernbentuk
ness. Sense of participation"
Sense o f Solidarity
komunikasi
akan
dan
menjadi
membentuk
sasaran
pertukaran
informasi
Pertukaran
informaai antara kesempatan untuk
sifat
informasi
secara
antara
sumber
lengkap dan
terjadinya sasaran. mengetahui
termasuk
kebenaran,
keamanan
informaai.
keterbukaan,
Keberhasilan
komunikasi bukan ditentukan oleh antara sumber-sasaran,
menurut
dan
kejujuran,
komuni-kasi
dasar
Penulis berasumsi bahwa
dan kurang memberi kesempatan di
dan
frekuensi
tetapi oleh bagaimana
proses tersebut dilakukan. Pengamatan penulis renunjukan terdapat kecenderungan perilaku kuat
fertilitas masyarakat belum menjadi dasar
bagi
terbudidayanya
Kecenderungan struktur
tersebut
norma
keluar~a
diindikasikan
dan jaringan komunikasi KB,
oleh
d i tingkat
yang kecil.
Lemahnya sistee
sosial dan pola pengambilan keputusan fertilitas PUS yang dicirikan
oleh keputusan bersama
suami-isteri
dominasi
Rendahnya pntrilineal rendahnya berencana.
status
dan peranan
wanita
dalam
maayarakat
di wilayah penelitian menjadi kendala peranserta
wanita
dalam
program
utama
keluarga
Masalah Pengendalian angka
pertumbuhan penduduk melalui kebijakan
kelahiran
telah
menunjukkan
keberhasilannya.
Melalui Program KB dan program penunjang lainnya, tingkat pertambahan penduduk berhasil ditekan sebesar 0,19 persen dalam
kurun
berencanm
waktu
Keberhasilan
1980-1985.
tersebut
dicapai
antara
keluarsa
lain
melalui
peningkatan persentase akseptor KB dan penurunan kematian. maka
Untuk
daya
terutama aaopsi berguna
meningkatkan keberhasilan program
antisipasi
program
KB
untuk menekan penolakan
keluarga untuk
tingkat
berencana.
perlu
dan
Daya
KB,
ditingkatkan
ketidaklangsungan
antisipasi
program
mengenal dan menekan peranan faktor
beresistensi terhadap perubahan dan pembentukan
yang
perilaku
ferkilitas. Indonesia 1980,
persen
dengan
penduduk 147.490.298
mempunyai rerata tingkat pertambahan penduduk 2.32 setiap tahun selama dasawarsa
dasawarsa
Dalam
1971-1980.
tersebut terjadi penurunan angka kematian bayi
sebesar 28,5 persen sampai 37,l persen.
Keadaan tingkat
kematian bayi tahun 1970 sebesar 140 per seribu turun
tahun .
jiwa
menjadi
88
per
seribu
sampai
100
per
penduduk seribu
penduduk tahun 1983/1984 (BKKBN, 1983). Pada kontrasepsi
satu
pihak
terjadi
dan penurunan tingkkt
peningkatan kematian
akseptor
bayi,
pihak lain harapan hidup lahir semakin meningkat.
pada
Rerata
hidup lahir penduduk Indonesia sebesar 46
harapan
p ~ d atahun 1 9 7 1 , tahun 1980,
telah meningkat menjadi 5 4 . 8
menurut
tahu
tahun pada
Tabel, Kernatian Model West.
Gejala
demografis tersebut di atas berimplikasi pada peningkatan kernentakan pertambahan penduduk. Salah
satu
dampak demosrafis yang
kementakan
pertumbuhan
menyuabang
penduduk
adalah
terhadap
peningkata
Fasangan Usia Subur (PUS) sebesar 600-700 ribu per tahun. Keberhasilan disertai
program
langsungan
kuantitatif
keberhasilan-keberhasilan
dengan
kuantitatif.
KB secara
Peningkatan
mutlak
perlu secara
tingkat
ketidak
atau "Discontinuation Rate" adopai K B
adalah
kendala program yang erat kaitannya dengan kualitas hasil program
KB.
Kualitas
hasil
tersebut
dengan perilaku fertilitaa masyarakat. penelitian, tingkat
ditemukan
ketidak
ada
hubungan
kaitannya
Berdasarkan hasil linearitas
langaungan adopsi KB dengan lama
adopsi
(Tabel
If.
adopsi
KB
duga dipengaruhi ofeh
di
erat
Penolakan
tingkat paritas akseptor.
dan
ketidak tingkat
antara waktu
langsungan usia
dan
Tabel
1.
Tingkat Ketidak Langsungan (Discontinuation Rate) Adopsi Keluarga Berencana . Tingkat Nadional, Tahun 1983
-
--
-
Usia Akseptor
-
Persentase Ketidak Langsungan Enam
(bulan k e ) Dua belas
Sumber BKKBN Pusat, 1983
Ketidak dimotivasi
langsungan oleh
faktor
"Replacement Effect".
adopsi
keluarga
"Natural Effect"
Diaaumsi
berencana
den
bahwa dalae
faktor
masyarakat
pedesaan pengaruh faktor penggantian (Replacement Effect) sangat
kuat den ha1 tersebut berhubungan dengan
tingkat
paritas, tingkat kematian bayi dan anak, nilai psikologiemosisonal
anak,
status sosial
ekonomi
orangtua,
dan
tingkat pendidikan orangtua. Apabila ketidak langsungan adopai keluarga berencana dianalisis Rogers
menurut
(1971).
berpengaruh ekstrinsik
maka
terhadap berupa
"Reinforcement" intrinsik
Model Tahapan Adopsi
yaitu
terdapat dua motivasi utama ha1
kurangnya
dalam belum
Innovasi
proses
tersebut tindakan
yaitu
mantapnya
dan
kesadaran
yang
motivasi
penguatan
penyuluhan
dari
atau
motivasi
masyarakat
tentang
masalah-masalah
manfaat
penggunaan
kesadaran
dan kebutuhan-kebutuhannya
kontrasepsi.
masyarakat tersebut
Belum
dan
mantapnya
diasumai disebabkan
oleh
kurang efektifnya pelaksanaan program penyuluhan keluarga 'berencana. Selama berhasil
PELITA
111,
mencapai
akseptor
BKKBN
sebagian
Nusa
besar
Tengsara
target
penigkatan
KB menurut jenis akseptor dan jenis kotrasepai.
Pencapaian target akseptor KB baru sebesar 84,09 KB
akseptor prevalensi
aktif sebesar 96.82 persen aktif/PUS
akseptor
Pencapaian
target
CU/PUS
sejak
namun
demikian
CU/PUS
di Kecamatan Kupang Tengah pada
menunjukkan kenaikan tahun 1981/1982 terjadi
dan tahun 1985/1986 Pada target
satu
peraen.
penurunan
Kecamatan
tingkat
prevalensi
tahun
1985/1986,
tingkat
prevalensi
sampai
KB,
terdapat
tahun
1983/1984
keberhasilan
penelitian
pencapaian
di sisi lain terdapat kesan
keberhasilan tersebut belum
hasil
20,2
(Tabel 11).
sisi
akseptor
tingkat
di Kabupaten Kupang dan di
Tengah
peraen,
dengan
sebesar
Kupang
mutu
Timur
Univeraitas
memadai. Nusa
bahwa
Berdasarkan
Cendana
(1979).
diperoleh kesimpulan bahwa masyarakat di wilayah teraebut belum
aemiliki
Terdapat
36
keluarga
berencana
menggunakan
perilaku
persen
fertilitas
yang
(N=1000) responden yang dan hanya 17 persen
kontrasepsi.
Apabila
positif. tahu
arti
responden
yang
tingkat
pengetahuan
responden
tersebut
diproyeksi dalam
aras-araa
kawaaan
kognitif maka'dapat disimpulkan bahwa 36 persen responden memiliki
kualitas
KB
pengetahuan
setingkat
aub
terbawah dari aras pengetahuan atau "Knowledge".
. masyarakat berencana
belum
6ersikap
positif
aras
Umumnya
terhadap
keluarga
terutama terhadap metode/cara kontrasepei IUD,
tubektomi dan vasektomi. berpengaruh
terhadap
Diduga salah satu faktor terbentuknya
kualitas
yang
perilaku
tersebut adalah faktor tingkat pendidikan. 1.
Sudut pandang peranserta masyarakat Masalah
efektivitas
pelaksanaan program KB
wilayah Nusa Tenggara Timur,
Kupang,
pelaksana, Umumnya
program
dana,
materi
keteraediaan prasarana
berkaitan
transportasi, persepsi,
dan
(klinik,
belum tersedia dalam (Tabel 9).
mutu yang memadai
diduga
yang.mencakup kualitas
ketersediaan
pengobatan)
yang
Kabupaten
dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan aarana
pengelolaan
balai
khususnya di
di
dengan nilai
manusia metode.
puskeamas, jumlah
dan
Faktor lingkungan fisik sarana
dan
norma
' dan
prasarana
sosial
mencakup
aspirasi, keperaayaan, wawaaan masyarakat, turut
mempengaruhi
perilaku
fertilitaa
masyarakat. Proses fertilitas Proses
perubahan adalah
perubahan
suatu
dan
pembentukan
proses
sosial
perubahan
tersebut
perilaku aoeial.
mansyaratkan
perubahan kepribadian pelaku-pelaku perubahan
sikap,
terjadi
mencakup
gagasan (Ideas)
nilai-nilai,
kebiasaan-kebiasaan
sosial,
(habits).
Perubahan
karena prdses sosialisasi
dan
dan
tersebut
transformasi
nilai k e dalae diri pelaku sosial (Rogers, 1969)). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kecenderungan masyarakat telah
mengalami situasi "Cultural Laq",
terjadi
masyarakat kondisi untuk
perubahan teknologi
mengalami kebanjiran
kontrasepsi
kontrasepsi
sosial budaya masyarakat belum menunjang
masyarakat
pembentukan positif.
yang
dimana
tetapi
dipersiapkan fertilitas
perilaku
Akibst situasi
tersebut
masyarakat kurang berperanserta sebagai subyek program
kefuarga
masyarakat konsep
berencana.
karena
kurangnya
dan
Rendahnya
dalam
peranserta
pengetahuan
tentang
keluarga berencana d a n sikap masyarakat masih
terkungkung nilai sosial budaya yang usang. Masyarakat
belum
berperanserta mencakup (2)
program
kementakan
keluarga
berencana
Kementakan ikut merencanakan
Kementakan
Kementakan yeng
(1)
dalam
memiliki
ikut
dioapai
(Sajogyo,l978).
ikut melaksanakan menilai dan menurut
program
merasakan
ukuran
dan
program. dan
(3)
hasil-hasil pengalamannya
Berbeda dari pandangan tersebut
di
atas, Margono Slamet (1978) menggunakan sudut pandang psikologi
sosial,
menyebut
faktor-faktor
yang
,
berpengaruh
terhadap
(1)
adalah
Jika
tingkat peranserta
masyarakat
tahu
apa
masyarakat yang
akan
( 2 ) Masyarakat dapat melakukan a p a yang
dilakukannya.
(3)
diketahuinya,
Masyarakat
memiliki
kesempatan
melakukan sesuatu Fang diinginkan, dan ( 4 ) Masyarakat mau menggunakan kesempatan yang tersedia. Untuk
menumbuhkan
determinan-determinan
motivasi
menggagas
dan
peranserta masyarakat,
banyak
pakar berpendapat bahwa peranan pendidikan dalam arti luas
sangat
Berencana
Nasional
kuantitas
pelaksana program, dalam
Pusat
sumber
belum (2)
Koordinasi
(1983)
mampu
(1)
materi
informasi
direncanakan
spesifik dengan memperhatikan
lebih
pangsa sasaran;
Kurangnya
pengsa-
( 3 ) Peralihan titik berat komunikaai
dari fungsi inforaatif k e fungsi perubahan (4)
tenaga
kecepatan
dan
dan
bahwa
Kualitas
sebagai
mengantisipasikan
K B harus dikaji
Keluarga
aenyatakan
daya aanusia
Sistem sumber,
koaunikasi
secara
Badan
pelaksanaan program KB adalah
kendala dan
penting.
pendayagunaan
jaringan
perilaku, komunikaai,
informasi d a n edukasi yang a d a dalam masyarakat, ( 5 )
Pengelola
mengantisipasikan
program
KB
kepesatan
kurang perkembangan
dan mampu dan
kesuksesan "Snow Balling Process". 2.
Sudut Pandang Perilaku Fertilitas Secara
umum perilaku fertilitas mencakup setiap
individu
tanpa
lingkungan status
terikat
fisik,
sosial
paritasnya.
pada
ciri-ciri
ekonomi
Dalam
perbedaan
ciri-ciri
demografis,
ciri-ciri
dan
ciri
fekunditas
analisis
yang
lebih
terbatas,
unit,-unit yang langsung berhubungan dengan Eertilitas
adalah
b ~ i k yang
modern maupun tradisional.
npesifik inti
dan
kelompok dan
perilaku fertilitaa
pusat perhat.ian.
analisis.
sosial,
Pangaa
adalah
yang
keluarga
suami-isteri
menjadi
Karena bentuk dan sifatnya sebagai
sistem sosial yang khaa, unit
perilaku
organisasi
pada t,ingkat analisis ini
dan
Pada
tingkat keluarga,
keluarga ditetapkan sebagai
analisis perilaku
fertilitas
dianalisis tahap-tahap pengambilan
keputusan dan pola-pola pengambilan keputusan. Proses pengakhiran
pengambilan
keputusan
pertukaran informasi keluarga
dalam keluarga dipengaruhi oleh (1)
atau
prosea
berencana
:
Faktor Biologis Diasusmsi
bahwa
masyarakst suatu
populasi
hnnya dapat bertahan hidup jika populasi tersebut memi3iki
mekanisme mempertahankan keperiadaannya
melalui
pengadaan
anggota
baru
populasi
.
Pandangan analisis parilaku fertilitas dipusatkan pada
faktor
tingkat
fekunditas
konsumsi
(Spencer),
yang
dipengaruhi
energi untuk pekerjaan
oleh
mental
faktor kependapatan penduduk (Sadler)
dan
tingkat
konsumsi
nutrisi
(Doubleday;
de
.
Castf.0)
( 2 ) Faktor Sosiopsikologia
Perilaku dipengaruhi
fertilitas
suatu
oleh faktor-faktor
sosial,
lingkungan dan faktor psikologis. berpendapat
bahwa
populas i
Beberapa pakar
faktor pendidikan
sebagai "Ehe Single Most Significant (Caldwell). pengertian
berperanan Determinan"
Dalam pengertian pendidikan tercakup penyuluhan dan pengertian komunikasi.
Berdasarkan penulis
budaya.
hukum
Gravitasi
Sosial
menetapkan tiga faktor yang
berpengaruh
terh~dap perilaku fertilitas suami-isteri (1)
Perilaku
menurut
pola
fertilitas perilaku
maka
suami-isteri fertilitas
yaitu
berpola keluarga
( 2 ) Perilaku fersilitas suami-isteri
arahannya.
terbentuk dalam keluarga prokreasi. fersilitas
suami-isteri
(3) Perilaku
dipengaruhi
oleh
lingkungan aosial dan lingkungan fisiknya. ( 3 ) Sudut Pandang Komunikasi
Proposisi
dalam
Hukum
menyatakan
bahwa
fertilitas
suami-isteri
perimbangan
kekuatan
resistensi dari
pola
Gravitaai perubahan ditentukan
perubahan
dan
terhadap perubahan baik yang
suami,
isteri
maupun
Sosial perilaku oleh kekuatan berasal
lingkungannya.
Berdasarkan
proposisi teraebut disimpulkan bahwa
perilahu fertilitas suami-iateri dipengaruhi oleh fer-tilitaa
peril aku komunikasi
sangat
masyarakat
penting
.
dalam
Peranan pembentukan
perjlaku fertilitas karena komunikasi ketertarikan, sosial.
penolakan dan gerak antar perilaku
Komunikasi menentukan pula kedekatan dan
ketertarikan Analisis
anggota
antara
aiatem
struktur dan jaringan
mernperhatikan memberikan Tang
menentukan
karakteristik
informasi
efektif
dan
sosial.
komunikasi maayarakat
tentang
jalur
peran-peran
yang akan
komunikasi
pengkait
dalam
aistem sosial. Hasil menunjukkan Runakan
penelitian bahwa
jaringan
edukasi
BKKBN
Program
t.ersebut
diasumsi
KB
belun
komunikasi ,
yang ' a d a dalarn
nendaya
informaai
masyarakat.
diakibatkan
(1983)
Pusat
oleh
dan
Kondisi penggunaan
ancangan komunikasi vertikal-linear yang memiliki bias
aasaran.
komunikasi sosiometri. komunikasi pangsa
dan
masyarakat.
Dengan
menggunakan
horizontal-siklis
dan
ancangan analiais
dapat ditemukan strutur dan jaringan KB yang cukup representatif ,terhadap jaringan
komunikasi
yang
dimiliki
K e lemahan
anCanRan
terhmdap
komunikasi
pembentukan
berpengaruh
perilaku
fertilitas
masyarakat. (4) Sudut Pandang Pengambilan Keputusan
Hidup tanpa perhitungan, tanpa
rencana
kekua tan menduga dan tanpa kemampuan adalah
hidup
tanpa
masalah.
dan
antisipasi Pengambilan
keputusan adalah aktivitas melakukan pemilihan di antara
sejumlah
masalah,
alternatif untuk
ben turan
(Friction),
maupun
menyelesaikan
(Conflict), kebitubangan
bentrokan dalam
diri
individu atau kelompok. Berbagai hasil peranan
penelitian kependudukan
wanita menunjukkan terdapat variasi pola
pengambil&n
keputusan
pengambilan
keputusan tersebut dipengaruhi
alokasj
kekuasaan
anagota keluarga. berkembang
pola
suami-isteri mauyarakat
dan
pekerjaan
kewibawaan
pengambilan
di
Pole oleh
antara
keputusan
setara-sebanding. terutama
patrilineal
keputusan
suami.
keluarga.
Umumnya dalam keluarga modern
yang
yang
pengambilan dominasi
dalam
tradisional
unilineal
dengan
dan
Dalam hal-ha1
Dalarn
masyarakat
terdapat
bersama
bersama
pola
suami-isteri
yang
berkaitan
nafkah ditemui pola
keputusan
suami sendiri dan dalam kegiatan
kerumahtanggaan
ditemui
pola keputusan bersama dominasi
Pola-pola
pengambilan
isteri.
keputusan serupa
diternui
pula dalam keputusan fertilitas keluarga. Rerdasarkan
uraian
terdahulu
maka
penulis :
mengajukan pernyataan masalah sebagai berikut 1.
Bagajmana mnsyarakat per i laku
mengupayakan perubahan perilaku fertilitas rnelalui
'perurnusan
fertilitas
strategi
mencakup
perubahan unsur-unsur
pengetahuan dan sikap. 2.
Bagaimana m e n i n ~ k a t k a nkerterarahan materi penyuluhan keluarga
berencana
seeuai
kebutuhan
perubahan
kesengajean
perilaku
perilaku fertilitas. 3.
Bagaimana
menjembatani
fertilitas
antara
perilaku
fertilitas
yang
ditampilkan dan perilaku fertilitas yang diharapkan.
4.
Bagaimana
KB
yang
merancang struktur dan jaringan komunikasi cukup
mendaya
gunakan
potensi
komunikasi yang dimiliki rnasyarakat.
jaringan
Tujuan Penelitian Berdasarkan
-
kerangka permasalahan yang
dikemukakan
maka penelitian merumuskan tujuan penelitian ini berikut 1.
sebagai
:
Mendiskripai masyarakat
perilaku di
fertilitas
wilayah
keluarga
Kecamatan
Kupang
dalam Tengah.
Diskripsi tersebut mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan praktek
keluarga berencana.
diharapkan
akan
Diskripsi tersebut
menunjukkan
kualitas
perilaku
fertilitas.
2.
Menganalisis fertilitas tahap
model-model
pengambilan
tahap hamil
pada tahap prakonsepsi,
postnatal.
mengetahui
Analisis
ini
determinan-determinan
terhadap
perilaku
langsung
dan
fertilitas d a n
pengaruh
keputuaan
bertujuan yang
untuk
berpengaruh
besaran
tidak langsung
dan
pengaruh
dari
setiap
determinan. 3.
Menganalisis
masalah
ketidak
langaungan
(Discontin'uation Rate) adopsi keluarga berencana faktor-faktor yang mempengaruhinya.
dan
I .
Menemukan
struktur d a n jaringan koaunikasi
berencana dalam setiap sistem sosial. ini yang
tercakup
Dalam analisis
aspek jaringan komunikasi
ada dalam aetiap sistem sosial yang
sebagni
jaringan komunikasi keluarga
t . i p o l o g i pemeran pengkait dan j ~ r i n g a nkomunikasi
keluarga
dan
berpotensi
berencana
dalarn aetiap struktur
tersebut.
pangsa
dan
Kegunaan dan Ievlikasi Keluaran Penelitian keluaran penelitian ini akan berguna dan
Diharapkan
berimplikasi sebagai berikut : '
I
.
Unt,uk
pengembangan
pengetahuan
penyuluhan
dan
komunikasi dalam bidang kependudukan, khususnya dalam bidang keluarga berencana. 2.
Keluaran
analisis
fertilitas
diharapkan memberikan
masukan
terhadap
penyusunan
program dan strategi penyuluhan
keluarga
berencana
pola
pengambilan
keputusan
untuk perubahan perilaku fertilitas menuju
ke budi daya norma keluarga kecil. 3.
Analisis
struktur dan
berencana
diharapkan
sistem
media,
sosial.
informasi
memberikan
strmtegi pehyuluhan
perencanaan jaringan,
jaringan komunikasi
untuk
dan
keluarga
masukan
khusuanya
mencakup
sistem pengkait dalam
Analiais
ini
identifikasi
akan
untuk
setiap
remberikan
karakter
sasaran
penyuluhan secara lebih representatif. 4.
Keluaran
penelitian
generalisasi kesamaan
yang
karakter
sosialnya.
dapat lebih
digunakan luas
pada
sepanjang
lingkungan fisik
dan
' tingkat terdapat
lingkuntan
5.
Secara
umum diharapkan keluaran penelitian ini
menyurnbang keterandalan
akan
kepada setiap pengguna untuk meningkatkan pengelolaan program keluarga
berencana
d i wilayah penelitian dan wilayah yang digeneralisasi.
Keluaraa Sebaeai Satuan Analisis Keluarga penelitian sistem dan
ditetapkan sebagai aatuan
ini,
karena
dapat
lainnya. sebagai
dalam
satu
bentuk
memiliki karakteristik
khusus
keluarga
sosial yang khas,
analisis
sebagai
dibedakan
dari bentuk-bentuk
Robertson
(1977:316)
sistem
mengartikan
sosial
keluarga
"a relatively permanent group of people
related
by ancestry, marriage, or adoption, who live together and
form
an
economic
unit and whose adult
responsibility fop the young." kelompok
members
assume
Struktur keluarga sebagai
kerabat terkecil dalam sistem kekerabatan
yang
luas, dibangun atas dasar hubungan keanggotaannya. Struktur dnn
keluarga dibangun atas
interkoneksi
membakukan tersebut Fungsi
dasar
antara anggota-anggota
interrelasi
keluarga
fungsi-fungsi khas dalam keluarga dan tidak
ditemui
keluarga
dalam
sistem
menurut Dressler den
sosial Carns
yang
fungsi lainnya.
(1969:471-
474).
adalah fungsi primer terdiri dari ( 1 ) Menghasilakan
anak
dan perilaku pergaulan individu yang diatur
luas
melalui
sistem
institusional
dan
melindungi
untuk anak.
Fungsi sekunder keluarga adalah ( 1 ) Keluarga
unit
ekonomi
keagamaan
dalam
memiliki
otoritas
melakukan sosialisasi
(2)
Memelihara,
sebagai
dan
keluarga,
secara
utama,
masyarakat, politik,
sosialisasi dan edukasi,
(2) (3) (4)
Melaksanakan Keluarga
dapat
Melakukan
dini
fungsi pula fungsi
dan ( 5 ) Keluarga membawa fungai
persahabatan. bentuk
Keluarga dapat dibedakan menurut sebagai berikut :
struktural
bentuk-
keluarga
konyugal
atau keluarga inti dan keluarga konsanguin atau
keluarga
diperluas. kelunrga dari
Bedasarkan
sanksi perkawinan
dikenal
monogami dan poligami yang selanjutnya
terdiri
yang menjalankan
keluarga
cenogami.
tipe
poliandri.poligini
Berdasarkan kebiasaan keluarga dibedakan atas
pntrilinea1,matrilineal
dan bilineal dan menurut
ti nggal
keluarga
dikenal
patriloka1,matrilokal dan neolokal. dorninasi
dan
dikenal
keluarga
yang
tempat
melakukan
Berdasarkan
faktor
patriarkha1,matriarkhal
dan
ekuilitarian. Differensiasi
peranan
dalam
keluarga
aelain
ditentukan oleh perbedaan seka juga berdasarkan perbedaan generasi
bahkan
generasi
dan
ada pule
differensiasi
peranan
berdasarkan posisi ekonomi den
Differensiasi
peranan
pertimbangan
antar
keunggulan
seks
kelemahan
dalam
kekuqsaan.
disebabkan
karena
fisik
sistem
den
kekerabat.an seperti patriarkha1,matriarkhal dan parental. Nilai-nilai
kepercayaan
atau agama juga
dapat
menjadi
penentu differensiasi peranan dalam keluarga. Kekuatan dan pendidikan yanp membentuk kemampuan dan keterampilan msnyebabkan Boserup dalam
serta pengetahuan adalah alasan terjadinya
(1984)
sistem
differensiasi
menemukan
rendahnya
lain
yang
peranan.
Esther
peranserta
wanita
usahatani modern karena rendahnya
tingkat
pendidikannya. yang
Roserup menunjukkan tiga jenis usahatani
mengungkap
differensiasi
peranan
dan
alokasi
kekuasaan atas sumber daya tanah yaitu ( 1 ) Female farming ( 2 ) Male darminK, dan ( 3 ) Mixed farming. D ~ I R analisis ~
alokasi kekuasaan dan kewibawaan yang
diungkapkan
oleh
mengemukakan
dua tipe hubungan (1) Hubungan antara
dan
wanita
dengnn
makanan,
sumber-aumber berharga uang,
pengetahuan,
atau
secara konsepsional sifat
Rogers pria
kekuasaan
masing-masing
sesuai dengan kebudayaan
Hubungan
wanita
keluarga,
ditelaah dalam konteks distribusi
menguasai
informasi) (2)
hubungan
mengukur sampai sejauh mana
kelamin kerja,
pola
jenis
(tanah,tenaEa
keterampilan
dan
masing-masing,
dan
antara
dari pembedaan jenis
pria
dengan
kelamin
dapat
dipelajari dengan menganalieis ada tidaknya differensiasi dalam perilaku dan dalam ideologi. Perbedaan kelamin
dan
perilaku perbedaan
realitas
antar
mengungkapkan
bahwa
menunjukkan ideologi
masing-masing
pihak beranggapan dirinya secara
mendasar
berbeda
yang
memiliki
dari
persepsi
sendiri
lainnya dan mengenai
masing-masing
nilai,norma,tujuan
dan
fertilitas sesungguhnya secara luas
dapat
sobagainya (Sajogyo.1982:52). Perilaku dianalisis
menurut segmentasi-segmentasi tertentu antara
lain dalam "pseudo keluarga", kelompok wanita tunasusila, kel.ompok wanita tuna wisma,
dan sebagainya.'
Akan tetapi
keluarga
eebagai
berkesahihan hubungan ditetapkan
kelompok
memiliki
.formal
dan
permanen
bentuk, legal
dipandane
struktur sehingga
dan
paling hubunean-
keluarga
patut
sebagai satuan analisis dalam penelitian ini.
Konsekuensi penetapan satuan analisis ini adalah ~peneliti j u g a menetapkan perilaku fertilitas keluarga sebagai yang
diamati
.