1
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam asli Indonesia secara umum berasal dari ayam hutan dan itik liar, yang ditangkap dan dipelihara untuk diambil telurnya. Ayam ras merupakan hasil rekayasa genetik (persilangan/hasil pemuliaan) yang telah didomestikasikan sebagai ayam petelur maupun ayam pedaging. Kondisi ini dilakukan berdasarkan karakter-karakter (sifat-sifat dominan) dari ayam-ayam yang sudah ada di dunia termasuk Indonesia. Perbaikan-perbaikan genetik terus diupayakan agar mencapai performance yang optimal, sehingga dapat memproduksi telur dalam jumlah yang banyak. Ayam petelur yang baik akan dapat berproduksi dengan optimal pada umur 24-26 minggu. Peternakan Janu Putra (PJP) berdiri pada tahun 2007,
namun saat
berjalan dua kali periode pemeliharaan, terjadi erupsi merapi di tahun 2010 yang mengakibatkan kandang dan semua peralatan mengalami kerusakan. Pada tahun 2011 mulai pembangunan kembali kandang dan peralatan kandang yang rusak, kemudian akhir tahun 2011 kandang diisi dengan ayam dan proses pemeliharaan mulai berjalan kembali sampai saat ini. Jenis ayam yang dipelihara adalah ayam strain loghman yang masuk pada kandang layer mulai umur 13 minggu. Pemeliharaan ayam di PJP sudah lebih modern di bandingkan dengan peternakan ayam petelur tradisional, karena kandang yang digunakan sudah lebih baik, ayam dipelihara pada system kandang terbuka, dengan macam kandang yang digunakan adalah kandang battery. Peternakan Janu Putra sangat memperhatikan aspek-aspek pemeliharaan pada masa grower seperti manajemen pakan, manajemen biosekuriti, dan manajemen kandang,
karena
keberhasilan
pemeliharaan
mempengaruhi produktifitas pada masa layer.
pada
masa
grower
akan
2
TUJUAN Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL), untuk mengetahui berbagai proses pemeliharaan ayam petelur umur 13-20 minggu, di PJP, Dusun Srunen, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
MANFAAT Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa vokasi, dan sebagai mahasiswa semester akhir di vokasi mendapatkan banyak informasi dengan jelas tentang manajemen pemeliharaan ayam di PJP Yogyakarta. Penulis dapat mempraktekkan langsung kegiatan yang dilakukan seperti pemanenan telur, pemberian pakan, sterilisasi peralatan (sanitasi), selain itu penulis juga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
3
TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara manusia untuk dimanfaatkan telur maupun dagingnya. Ayam peliharaan merupakan keturunan langsung dari salah satu sub-spesies ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (Bangkiva fowl). Ayam di dalam klasifikasi ilmiah termasuk spesies Gallus domestikus dan diklasifikasikan oleh El-Kabumaini dan Ranuatmaja ( 2008) sebagai berikut : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies
: Animalia : Chordata : Aves : Galliformes : Phasianidae : Gallus : Gallus gallus
Menurut Sudarmono (2003) ayam petelur yang dipelihara pada umumnya terdapat dua tipe yaitu petelur putih dan petelur cokelat. Ayam petelur putih atau biasa dikenal sebagai tipe ringan, yang di khususkan untuk bertelur dengan ciriciri tubuh ramping, warna bulu putih, berjengger merah, dapat memproduksi telur kurang lebih 260 butir/ekor/tahun. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn yang memiliki sifat sensitif terhadap cuaca panas dan keributan. Apabila kaget atau kepanasan maka produksinya akan cepat menurun. Ayam petelur yang lain adalah tipe medium. Tubuhnya tidak terlalu kurus, tapi tidak juga terlihat gemuk. Produksi telur cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak, sehingga disebut ayam tipe dwiguna. Karena warnanya cokelat maka, ayam ini sering disebut ayam petelur cokelat. Produksi
4
telur kurang lebih 200 butir/ekor/tehun. Sebagai contoh adalah ayam stain loghman (gambar 1), yang berwarna cokelat. Bentuk tubuhnya sedang, mampu memproduksi telur 200 butir/ekor/tahun.
Gambar 1. Ayam petelur strain loghman (anonimus, 2014)
B. Kandang Secara makro kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas, dan angin), hewan buas dan pencurian. Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress, sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Menurut Chan dan Zamrowi (2000), dalam pemeliharaan ayam sebaiknya dipelihara sesuai dengan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Selanjutnya dikatakan bahwa, teknik pembuatan kandang harus memenuhi tiga kriteria yang meliputi : aspek kesehatan, aspek ekonomi dan aspek produksi, selain itu kandang di harapakan dapat meningkatkan rasa aman dan nyaman sehingga ayam menjadi tidak stress.
5
Prinsip dasar yang perlu dalam pembuatan kandang ayam dalam suatu perusahaan maupun secara tradisional menurut Rasyaf, (2003) sebagai berikut : 1. Sirkulasi udara di peternakan harus baik. 2. Kandang harus cukup terkena sinar matahari. 3. Permukaan lahan peternakan tidak boleh di bawah bukit. 4. Kandang dibangun dengan sistem terbuka. 5. Bahan yang digunakan sederhana. Menurut Chan dan Zamrowi (2000) macam-maam kandang yang dapat digunakan untuk pemeliharaan ayam terbagi menjadi beberapa tipe. Berdasarkan tipe lantainya kandang dibagi menjadi dua yaitu: 1. Kandang sistem litter dimana kaki ayam tidak langsung berpijak pada lantai plester atau tanah, namun dilantai dilapisi dengan litter atau sekam. Sekam yang digunakan bisa menggunakan sekam padi, serbuk gergaji, dan pasir. 2. Kandang sistem panggung karena lantai kandang ini dibuat seperti panggung, tiang rumah dan lantai dibuat dari bilahbilah bambu. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang ini bisa menggunakan bambu atau kayu, dengan kandang sistem ini, maka kotoran ayam bisa langsung jatuh kebawah kolong kandang. Selanjutnya, pembagian kandang berdasarkan bentuk atapnya dapat dibagi menjadi, 1. Bentuk atap semi monitor dimana udara masuk ke dalam kandang melalui bagian atap yang terbuka pada sebagian sisinya. 2. Bentuk atap monitor yaitu kandang yang mempunyai saluran udara pada bagian atap yang lebih sempurna, karena bagian atap monitor terbuka seluruh kandang yang mempunyai saluran udara pada bagian atap yang lebih sempurna, karena bagian atap monitor terbuka seluruhnya sehingga peredaran udara dalam kandang menjadi lebih baik, udara busuk dan gas CO2 mudah keluar dan mudah digantikan dengan udara
6
segar dari luar. 3. Bentuk atap gable yaitu atap yang tertutup seluruhnya atau berbentuk seperti huruf A. Bentuk kandang berdasarkan penggunaannya menurut Chan dan Zamrowi (2000) dapat dibagi menjadi 3 diantaranya: 1. Kandang postal atau kandang pemeliharaan yang berbentuk seperti rumah yang sekelilingnya tertutup pagar; 2. Kandang koloni atau sering disebut kandang loteng (bertingkat) bentuknya hampir sama dengan dengan kandang batery hanya saja tidak ada penyekat di dalamnya; 3. Kandang batery yaitu bangunan kandang berbentuk sangkar, berderet menyerupai batery, dan alas kandang dibuat menggunakan kawat atau bilah-bilah bambu, setiap ruangan dapat menampung satu sampai dua ekor ayam. Adapun ukuran untuk kandang batery ini dengan panjang 45 cm, lebar 20-30 cm, tinggi 45 cm (gambar 2)
Gambar 2. Bentuk kandang ayam petelur (a. kandang postal, b. kandang koloni, c. kandang battery),(anonimus, 2014) Menurut Chan dan Zamrowi (2000) Keuntungan kandang sistem battery sebagai beritkut, 1. Menghemat tempat. 2. Kemungkinan terjadinya kanibalis dan pematukan telur dapat dicegah. 3. Mencegah tersebar-luasnya penyakit secara cepat. 4. Produksi masing-masing individu mudah bisa diketahui. 5. Energi yang dikeluarkan lebih sedikit. Sedangkan untuk kekuranganya yaitu : 1. Pada permulaan, biaya kandang atau perlengkapanya relatif lebih mahal. 2. Ayam yang
7
kekurangan mineral, vitamin dan lain sebagainya. Tidak bisa mendapatkan tambahan dari luar. 3. Sering banyak lalat di sekitar kandang, jika pembuangan kotoran terlambat. 4. Tenaga lebih banyak diperlukan. Menurut Sudarmono (2003) kandang dengan sistem terbuka yaitu kandang yang dibuat dengan sistem dinding terbuka dengan ditutup kawat burung, bilah bambu, atau kawat kasa. Ada pula kandang terbuka yang tanpa menggunakan bahan dinding sama sekali (gambar 3). Udara segar akan mudah masuk, semakin banyak bagian kandang yang terbuka, semakin baik pula pergantian udara didalamnya. Dinding model tebuka ini merupakan model yang populer di Indonesia dan dapat mengatasi iklim tropis di Indonesia. Namun, karena kondisi angin yang selalu berubah-ubah maka sebaiknya dipasang tirai yang penggunaanya dapat diatur sesuai kebutuhan pada kandang sistem terbuka. Pemasangan tirai berfungsi untuk menghalangi angin yang berhembus terlalu tinggi sehingga dapat mengurangi tingkat stress ayam.
Gambar 3. Kandang sistem terbuka dengan atap monitor(anonimus, 2014)
8
C. Pakan ayam Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006) target dari pemeliharaan fase grower adalah untuk mendapatkan ayam induk yang seragam pertumbuhannya atau berat badan antar ayam hampir sama, sehingga diharapkan pada saat dewasa kelamin terjadi secara serentak. Pertambahan berat badan perlu dijaga agar tidak terjadi penurunan atau kenaikan yang sangat tajam setiap minggunya. Penyusunan pakan ayam fase grower perlu diperhatikan kualitas bahan bahannya. Sebelum menyusun pakan sabaiknya semua bahan yang akan digunakan diujikan terlebih dahulu, untuk memastikan kandungan zat-zat makanan yang terdapat didalamnya. Jika kandungan nutrisi sudah diketahui maka pakan dapat disusun dengan mudah sesuai kebutuhan. Bahan makanan untuk ayam petelur harus mengandung zat-zat makanan antara lain: a. Protein berguna untuk mengganti sel-sel di dalam tubuh yang sudah rusak. Selain itu untuk pertumbuhan dan merupakan unsur pembentukan telurtelur, dan merupakan sumber protein. b. Vitamin berguna untuk mempertinggi produksi dan meningkatkan daya tahan tubuh pada ayam. c. Mineral berguna untuk membantu metabolisme protein, karbohidrat, dan vitamin. Mineral merupakan bahan atau zat pembangun. Sebagai sumber-sumbernya adalah kapur (Ca), phospor (P), garam dapur (NaCl) dan mangan (Mn). d. Grit berguna untuk membantu memecah serta menghaluskan bahan makanan di dalam empedal (membantu proses pencernaan). e. Karbohidrat berguna untuk membangkitkan tenaga pada ayam, sebagai sumber-sumbernya berasal dari bekatul, jagung, beras merah (gabah). Zat ini juga merupakan sebuah faktor untuk pembentukan telur
9
yang utama pada ayam petelur. f. Hijauan ini berfungsi sebagai sumber vitamin dan membantu pencernaan. Kartasudjana dan Suprijatna (2006) berpendapat bahwa pada fase grower perlu di tekankan bahwa pemberian pakan akan sangat menentukan berat badan yang dicapai, sehingga pemberian pakan harus dilakukan dengan hati-hati. Biasanya sistem pemberian pakan dilakukan dengan sistem jatah (restricted feeding). Bahan makanannya berbentuk tepung dan butiran yang masing-masing diperhitungkan komposisinya agar kadar proteinnya masih berkisar 15-17%, dan energi metabolisme 2.900 kkal/kg. Air minum harus selalu cukup karena jika kekurangan air minum dapat menurunkan hasil produksi. Konsumsi air berbanding lurus dengan temperatur. Semakin tinggi temperatur lingkungan kandang maka akan semakin tinggi konsumsi air. Ini disebabkan terjadi kenaikan evaporasi air dari tubuh ternak. Sebaliknya bila temperatur lebih rendah, konsumsi air akan menurun. D. Kesehatan ayam Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga peternakan dari infeksi penyakit menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006) salah satunya adalah sanitasi. Sanitasi adalah berbagai kegiatan yang meliputi penjagaan dan pemeliharaan kebersihan kandang dan sekitarnya, peralatan dan perlengkapan kandang, pengelola kandang, serta orang dan kendaraan yang keluar masuk komplek perkandangan. Tempat sekitar kandang juga harus bebas dari sampah yang dibuang sembarangan. Sampah yang menumpuk, bertebaran, dan membusuk akan mengundang hewan liar, lalat, dan serangga yang dikhawatirkan membawa
10
wabah penyakit, keadaan ini berpengaruh terhadap lingkungan dan sanitasi. Menurut Rasyaf (2005) sanitasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: Sanitasi kandang dan lingkungan sasaran utama bagi sanitasi kandang dan lingkungan ini meliputi kandang maupun peralatannya, seperti gudang makanan, gudang telur, dan
parit yang ada di sekitar kandang dan gudang.
Apabila kandang telah kosong, selanjutnya kandang tersebut harus segera di cuci, dan diberi desinfektan. Desinfektan berfungsi untuk membasmi, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan sebagai zat steril. Sanitasi petugas anak kandang adalah mereka yang bekerja di kandang antara lain melakukan perawatan terhadap ayam, menjaga kebersihan kandang, dan penanganan terhadap produksi telur. Upaya untuk bebas dari kuman, maka petugas kandang perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Sebelum petugas masuk ke dalam kandang, alas kaki harus dicelupkan ke dalam larutan desinfektan yang sudah di sediakan di depan pintu kandang. b. Petugas tidak dibenarkan berpindah-pindah dari kandang satu kandang ke kandang lain, terutama pada kelompok-kelompok ayam dengan umur yang berbeda. c. Petugas harus mengenakan pakaian harian kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi ayam dan kandang dari penyakit luar. Sanitasi terhadap ayam sasaran sanitasi bukan hanya terbatas pada kandang dan peralatan serta petugasnya, tetapi kelompok ayam yang dikelola pun juga harus mendapat perlakuan sanitasi. Upaya sanitasi terhadap kelompok ayam ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Ayam-ayam yang sakit segera di pindahkan dari kelompoknya, dan ditempatkan di kandang isolasi untuk
11
mendapatkan penanganan khusus. b. Ayam-ayam yang mati, bangkainya harus segera dibasmi dengan dibakar dalam krematorium. Kartasudjana dan Suprijatna (2006) berpendapat, bahwa pencegahan penyakit dibagi melalui dua cara, yaitu melalui tata laksana harian dan melalui obat-vaksin. Keduanya digunakan bersama dan saling medukung satu dengan yang lainnya. Prinsip pencegahan melalui tata laksana harian adalah menciptakan suasana tenang, bersih, dan nyaman di peternakan. Sifat peternak yang hati-hati dan teliti dapat membantu menciptakan suasana bersih di peternakan. Kebersihan di dalam dan di sekitar peternakan merupakan jaminan pertama kesehatan ayam. Kebersihan dan rasa kasih sayang pemelihara merupakan keadaan yang sangat mendukung usaha pencegahan penyakit. Pencegahan penyakit virus dilakukan dengan cara vaksinasi, untuk vaksinasi digunakan cairan yang mengandung virus lemah yang disebut vaksin, sedangkan cara atau tindakan pencegahan penyakit virus dengan mempergunakan vaksin dinamakan vaksinasi. Menurut Rasyaf (2005), vaksin adalah obat yang mengandung virus penyakit tertentu yang telah dilemahkan. Manfaat vaksinasi untuk menimbulkan kekebalan tubuh bila terinfeksi oleh suatu penyakit. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin waktunya sangat terbatas, sehingga vaksinasi harus diulang kembali. Vaksin dibagi menjadi dua yaitu, vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama bila dibandingkan dengan vaksin inaktif. Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang dilemahkan atau dimatikan tanpa merubah struktur
12
antigenik sehingga mampu membentuk zat kebal, namun kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek. Menurut El-Kabuamaini dan Ranuatmaja (2008), persyaratan yang harus dipenuhi dalam vaksinasi yaitu, 1. Ayam yang divaksinasi harus sehat. 2. Dosis dan kemasan vaksin harus tepat. 3. Sterilisasi alat-alat.
13
MATERI DAN METODE
MATERI Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan meliputi: semua kegiatan yang dilakukan di PJP seperti pemeliharaan ayam layer, sarana dan prasarana (kandang, bahan-bahan yang digunakan untuk sanitasi, telur, pakan ayam). METODE Metode yang digunakan adalah dengan mempraktekkan secara langsung semua kegiatan di PJP seperti pengambilan telur, pemberian pakan, pemeliharaan ayam. Data diperoleh dari pengamatan langsung, pengambilan data, serta wawancara dengan kepala dan anak kandang di PJP Yogyakarta.
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan, wawancara dan setelah melakukan kegiatan praktek secara langsung di Peternakan Janu Putra (PJP) dapat diketahui bahwa ayam mulai masuk kandang batery pada umur 13 minggu. Pemindahan dilakukan dua kali pada pagi dan sore hari, yaitu pukul 08.00 dan pukul 16.00 WIB menggunakan armada truk. Ayam diangkut menggunakan keranjang plastik, setiap keranjang berisi 15 ekor. Setiap pengangkutan berisi 96 keranjang plastik. Setelah sampai di kandang produksi ayam dimasukkan ke kandang batery, setiap kandang diisi 1 sampai 2 ekor ayam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chan dan Zamrowi (2000) yang menyatakan bahwa kandang batery dapat menampung satu sampai dua ekor ayam. Kandang batery di PJP disusun memanjang tingkat tiga seperti terlihat pada gambar 4. Tempat pakan juga dipasang memanjang, sedangkan sistem pemberian air minum sudah dilakukan secara otomatis, yaitu dengan menggunakan nipple.
Gambar 4. Kandang batery di PJP Yogyakarta Kandang di PJP menggunakan kandang sistem terbuka tanpa dinding pembatas (gambar 5), udara di dalam kandang sangat dipengaruhi oleh udara
15
diluar kandang, karena tidak ada pembatas yang mengahalangi laju angin dari luar kandang. Atap kandang di PJP menggunakan sistem atap monitor. Sirkulasi udara dalam kandang menjadi semakin baik karena udara kotor dalam kandang dapat terbuang keluar melalui atap. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2005), bahwa atap monitor ini selain untuk melindungi ayam dari lingkungan luar, juga berfungsi untuk membantu ventilasi di dalam kandang, sehingga udara busuk dan gas CO2 mudah keluar dan mudah digantikan dengan udara segar dari luar. Bahan yang digunakan untuk atap di PJP menggunakan seng. Bahan seng memang lebih murah daripada bahan genting.
Namun, udara dalam kandang menjadi lebih
panas dan saat hujan, suara yang ditimbulkan sangat berisik, sehingga dapat menyebabkan ayam stress. Rasyaf (2005) menyatakan bahwa atap kandang lebih cocok menggunakan bahan dari genting untuk iklim di Indonesia, sebaiknya atap tidak terbuat dari seng, sebab seng dapat memberikan suasana panas di dalam kandang sehingga ayam akan merasa terganggu. Dengan demikian, penggunaan atap seng di PJP kurang sesuai dengan literatur.
Gambar 5. Kandang terbuka di Peternakan Janu Putra Yogyakarta Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pada jam 08.00 dan 13.00. Pakan yang diberikan adalah pakan bawaan dari fase grower atau pakan Par G selama 3-4 minggu. Selanjutnya dilakukan pergantian pakan menjadi
16
pakan layer atau Par L. Pergantian pakan berlangsung selama 4 hari yaitu, dengan perbandingan pada hari pertama 75% pakan grower : 25% pakan layer, hari kedua 50% : 50%, dan hari ketiga 25% : 75%. Pada hari ke empat pakan telah berganti sepenuhnya dengan pakan fase layer. Perubahan pakan dilakukan dari sedikit demi sedikit agar ayam tidak stress menerima pergantian pakan tersebut. Hal tersebut sudah sesuai dengan pendapat Sudarmono (2003) bahwa pemberian pakan harus dilakukan secara bertahap. Cara pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan pada tempat pakan memanjang, kemudian pakan diratakan menggunakan paralon yang sudah dimodifikasi untuk meratakan pakan (gambar 6). Pemberian air minum sudah dilakukan secara otomatis. Pemberian vitamin pada air minum selalu dilakukan, yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh ayam agar tidak mudah terserang penyakit selama masa bertelur. Vitamin yang diberikan adalah mediavit, mediaminovit, nopstress, dan prima egg. Waktu pemberian vitamin ketika ayam baru datang, cuaca ekstrim, puncak produksi, dan setelah vaksin killed mulai umur 15 minggu.
Gambar 6. Pemberian pakan di PJP Yogyakarta. (a. pakan yang diberikan; b. cara pemberian pakan pada kandang battery, dan c. cara meratakan pakan di PJP Yogyakarta)
17
Pengambilan telur dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu pengambilan pertama pada jam 10.00 dan pengambilan kedua pada jam 14.00. Pengambilan telur pertama dilakukan pada pagi hari. Pengambilan telur kedua kalinya dilakukan untuk mengambil telur ayam yang pada pagi hari belum bertelur (gambar 7). Setelah telur terkumpul maka selanjutnya telur ditimbang seberat 16,57 kg dan di pak pada kotak kayu. Selanjutnya pembeli akan mengambil telur yang sudah dipesan sebelumnya.
Gambar 7. Cara pengambilan telur di PJP Yogyakarta (a. cara pengambilan telur. b. telur diletakkan di eggtray dan c. telur yang sudah ditimbang seberat 16,57 kg untuk siap di pak). Selama periode pemeliharaan ayam, jarang sekali muncul suatu wabah penyakit hanya saja kasus yang sering muncul selama satu periode pemeliharaan seperti kerabang telur yang menipis, dan telur yang terlalu besar. Kasus ini biasanya menyerang ayam-ayam tua yang berumur lebih dari 70 minggu. Hal ini terjadi karena metabolisme tubuh ayam yang sudah tidak berjalan sebaik saat ayam muda, sehingga produktifitas ayam sudah tidak maksimal. Ayam yang sudah tua dan produksinya mulai menurun sebaiknya diafkir dan digantikan dengan ayam-ayam muda yang masih memiliki produktifitas lebih baik. Penyemprotan dengan desinfektan pada kandang juga dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit, penyemprotan dilakukan dua kali dalam satu
18
minggu. Desinfektan yang digunakan adalah mediacept yang dicampur dengan antipar. Desinfeksi ditujukan pada kandang dan ayam dengan maksud membunuh mikroorganisme yang dapat menimbulkan terjadinya suatu penyakit dalam peternakan, namun di PJP jarang dilakukan desinfeksi. Desinfeksi hanya dilakukan apabila ayam dalam kondisi yang kurang baik seperti cuaca yang selalu berubah, atau pada musim-musim tertentu. Desinfeksi terhadap karyawan juga tidak pernah dilakukan sebelum maupun sesudah karyawan bekerja di dalam kandang. Sanitasi kandang yang rutin dilakukan adalah dengan menyapu kandang setelah pemberian pakan. Tujuannya untuk membersihkan pakan yang terjatuh saat pemberian pakan. Selain menyapu kandang sanitasi lain yang dilakukan adalah dengan membersihkan nipple minum selama dua hari sekali. Pembersihan tempat pakan jarang dilakukan di PJP walaupun pakan hari kemarin masih tersisa. Ayam pada fase ini masih harus dilindungi dari serangan berbagai penyakit menular, terutama tubuh ayam untuk menanggulangi kemungkinan timbulnya suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun cacing. Vaksinasi dilakukan apabila didaerah tersebut memiliki resiko tinggi terhadap suatu penyakit. Program vaksinasi adalah tindakan pencegahan terhadap berbagai macam penyakit yang kemungkinan timbul dalam suatu peternakan unggas. Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Untuk lebih menguatkan tubuh ayam, kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan harus seimbang, terutama perbandingan energi dan protein yang disesuaikan dengan suhu lingkungan. Dalam Pemberian vitamin, mineral, dan antibiotik
19
dalam dosis pencegahan sangat dianjurkan untuk menambah daya tahan tubuh ayam terhadap perubahan cuaca. Tabel 1. Program Vaksinasi di PJP Yogyakarta:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11.
Minggu 13 15 17 19 22 22 28 36 42 50 56
Vaksin
Dosis
Apliksi
Jadwal
ND+IB MA5 1dosis Clone + IB120
Minum dengan 26-4-2015 pelarut cevamun
Poulvac ABC
0,5 cc
Suntik dada
10-5-2015
Winvac EDS
0,5 cc
Im paha/kanan
17-5-2015
AI kill
0,5 cc
Im paha/kanan
31-5-2015
NDIB kill plus
0,5 cc
Im
21-6-2015
NDIB
ND Lasota IBH120 MA5 clone
+
2 dosis 1 dosis
ND + IB MA5 1 dosis clone + IB120
Minum dengan pelarut cevamun Minum dengan pelarut cevamun Minum dengan pelarut cevamun Minum dengan pelarut cevamun
21-6-2015 2-8-2015 13-9-2015
MA5 clone
1 dosis
25-9-2015
NDIB kill plus
0,5 cc
Im paha
20-12-2015
AI kill
0,5 cc
Im paha
1-2-2016
20
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Pemeliharaan ayam di peternakan Janu Putra, secara prinsip jauh lebih baik dibandingkan dengan peternakan secara tradisional. Beberapa tata laksana dalam sistem perkandangan, dan pemberian pakan sudah dilaksanakan dengan baik.
Saran Kesehatan dan produktivitas ayam akan tetap terjaga apabila tersedianya pedoman yang baku sebagai pegangan (modul, lifleat, maupun boocleat). Biosekuriti perlu ditingkatkan terutama untuk mencegah terjadinya wabah penyakit dari luar peternakan yang berasal dari kendaraan maupun orangnya. Ayam yang sudah tua dan produksinya sangat menurun sebaiknya segera di afkir dan di ganti dengan ayam produktif (grower).