Page | 1
ABSTRAK Isu penting yang selalu menjadi perhatian dunia terhadap sebuah perusahaan adalah masalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat yang disebut sebagai Coorporate Social Responsibility (CSR). PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang argoindustri dimana dalam melakukan aktivitas bisnisnya perusahaan banyak memiliki keterlibatan dengan masyrakat sekitar. Programprogram Coorporate Social Responsibility (CSR) yang diusung oleh PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dapat dikatakan kurang sasaran, baik dalam hal pemberdayaan ekonomi, pembinaan lingkungan dan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), penulis menawarkan konsep ide baru yaitu ―Eco Socio Sustainability Development (ESS)‖. ESS ini terdiri dua program yaitu program sosial untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan program bina lingkungan sekitar dimana didalamnya terdapat sub-sub kegiatan. Diharapkan dengan adanya program ESS ini, program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) yang ditujukan untuk masyarakat dan lingkungan sekitar dapat tepat sasaran dan adil, serta memberikan dampak positif baik untuk masyarakat, lingkungan dan perusahaan sendiri.
Page | 2
PENDAHULUAN Latar Belakang Industri manufaktur memainkan peran yang sangat penting dalam kemajuan suatu negara. Perkembangan yang semakin pesat membuat industri manufaktur tidak hanya dapat berkutat dalam proses bisnis yang ada dalam perusahaan saja. Industri manufaktur memainkan peran yang jauh lebih besar terhadap perekonomian dan sosial sebuah negara.
Gambar 1. Peran Industri Manufaktur Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa industri manufaktur memiliki keterkaitan dengan pemerintah, masyarakat dan bank. Hal yang akan disoroti disini adalah keterkaitan antara industri manufaktur dengan masyarakat. Masyarakat memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan sebuah perusahaan manufaktur. Selain menjadi tenaga kerja didalamnya, dalam melaksanakan proses produksinya perusahaan manufaktur pasti memberikan dampak yang cukup besar kepada masyarakat. Salah satu isu penting yang selalu menjadi perhatian dunia adalah masalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat yang disebut sebagai Coorporate Social Responsibility (CSR). Pengertian CSR secara umum menurut Suharto (2007) dapat dimaknai Page | 3
sebagai sebuah cara yang dilakukan perusahaan dalam mencapai sebuah kesinambungan antara tujuan ekonomi, lingkungan, dan sosial masyarakat, seraya tetap merespon harapanharapan para
stakeholder. Ideologi yang dibawa Adam Smith, “the only duty of the
coorporate is to make profit” bukan lagi pola pikir yang dibawa oleh perusahaan. Perusahaan sudah mulai menyadari bahwa kontinuitas perkembangan perusahaan juga tidak terlepas dari peranan stakeholder yang ada, termasuk masyarakat. Program Coorparate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan manufaktur juga telah diatur dalam oleh pemerintah. Tujuan digunakan sebagai acuan perusahaan dalam pelaksanaannya. Dasar peraturan dari pemerintah untuk pengelolaan Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan telah diatur dalam Kebijakan Pemerintah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat (1) menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Ayat (2) berbunyi tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai
biaya
perseroan
yang
pelaksanaannya
dilakukan
dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Ayat (3) menyatakan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana Pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat (4) berbunyi ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. BUMN juga sudah menerapkan Coorporate Social Responsibility (CSR) melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kinerja Coorporate Social Responsibility (CSR) yang baik tidak hanya mengakomodasi kebutuhan stakeholder, tetapi juga harus mengakomodasikan apa yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan.
Saat ini perusahaan-perusahaan memang telah banyak
menerapkan program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat. Tetapi kenyataan dalam pelaksanaannya tidak sedikit program-program yang tidak tepat sasaran dan tidak memberikan kontribusi yang signifikan untuk masyarakat. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) ini merupakan perusahaan yang cukup besar. Aktivitas industri yang dilakukan oleh perusahaan telah menghabiskan lahan hampir 175,244 hektar. Tentunya jumlah tersebut bukanlah jumlah yang kecil. Perusahaan juga banyak merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki tanggung jawab yang cukup besar kepada masyarakat dan lingkungan Page | 4
sekitar akibat dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara IV telah menerapkan program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat sekitarnya. Tetapi pada kenyataannya, program-program tersebut tidak dapat berjalan sesuai yang telah direncanakan. Masyarakat di sekitar perusahaan masih banyak mengeluhkan dan melakukan aksi protes terhadap perusahaan. Dari hal tersebut, berarti dapat disimpulkan bahwa program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) belum dapat menjawab kebutuhan dari masyarakat sekitar akibat dampak adanya aktivitas industri perusahaan. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana implementasi Coorporate Social Responsibility (CSR) yang diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV dan bagaimana dampak implementasi Coorporate Social Responsibility (CSR) yang diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV kepada masyarakat dan lingkungan sekitar Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan evaluasi kepada perusahaan manufaktur terkait dengan program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. 2. Mengahasilkan ide-ide baru untuk konsep Coorporate Social Responsibility (CSR) yang cocok dibawa oleh perusahaan-perusahaan manufaktur untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Manfaat Manfaat yang akan didapatkan melalui penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Manfaat bagi penulis 1. Melalui penulisan karya ilmiah ini, mahasiswa dapat mengenal lebih dalam mengenai dunia perindustrian, khususnya dalam bidang tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. 2. Mahasiswa dapat lebih berpikir kritis untuk mengevaluasi program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) yang telah diusung oleh perusahaan.
Manfaat bagi perusahaan amatan Melalui penulisan karya ilmiah ini, perusahaan amatan dapat mengetahui apakah programprogram Coorporate Social Responsibility (CSR) yang telah diusung oleh perusahaan dapat berjalan efektif sesuai yang diharapkan atau tidak. Selain itu, hasil evaluasi yang Page | 5
diberikan oleh penulis dapat dijadikan sebagai ide-ide baru untuk konsep program Coorporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis terbatas pada program-program Coorporate Social Responsibility (CSR) yang diusung oleh PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).
Page | 6
DASAR TEORI Definisi Definisi Social Responsibility, ISO 26000 Working Group on Social Responsibility (2007), adalah tanggung jawab suatu organisasi atas dampak yang ditimbulkan akibat adanya pengambilan keputusan dan aktivitas yang dilakukan dalam masyarakat dan lingkungan melalui transparansi dan perilaku etis yang konsisten
dengan pembangunan yang
berkelanjutan dan pengembangan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan Definisi Corporate Social Responsibility atau CSR menurut IBM Institute for Busssiness Value adalah strategi perusahaan dalam mengelola bisnis perusahaan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi, lingkungan dan gerakan-gerakan sosial. Selain itu, CSR juga dapat diartikan sebagai kepekaan terhadap konteks, baik itu sosial maupun lingkungan, yang terkait dengan kinerja atau performansi dari suatu perusahaan. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility Ruang lingkup CSR tidaklah hanya terbatas pada filantropi atau kegiatan amal untuk masyarakat. Filantropi hanyalah salah satu penerapan CSR yang paling mudah yang dapat diterapkan oleh perusahaan, akan tetapi membatasi CSR hanya pada lingkup filantropi akan memberikan dampak yang negatif bagi iklim organisasi. Sebagai contoh, karyawan akan merasa iri atau sinis ketika perusahan lebih banyak beramal atau meningkatkan kesejahtreraan masyarakat dibanding dengan karyawannya sendiri, selain itu masyarakat pun akan kritis jika ternyata organisasi tidak menunjukkan tanggung jawabnya terhadap masalah lingkungan yang ditimbulkan misalnya polusi lingkungan atau penebangan hutan secara liar. Karena itu, berikut ini adalah aktivitas-aktivitas CSR secara luas yang dapat diterapkan oleh perusaahan : 1. Kesehatan dan keselamatan 2. Kepedulian terhadap lingkungan 3. HAM (ternasuk didalamnya adalah hak buruh perusahaan ) 4. Sustainability Development (pembangunan yang berkelanjutan) 5. Pemberdayaan masyarakat, pembangunan dan investasi 6. Pemberdayaan dan pengembangan kebudayaan 7. Kegiatan amal perusahaan 8. Penerapan perinsip anti-suap dan anti korupsi dalam setiap aspek manajemen 9. Accounbtability, transparansi dan pelaporan performansi kerja.
Page | 7
Faktor –faktor yang mendorong implementasi CSR Implementasi CSR merupakan salah satu penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaaan terhadap publik. Banyak faktor yang dapat mendorong suatu perusahaan dalam menerapkan CSR dalam strategi bisnisnya diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sustainability Development Adanya fakta bahwa manusia telah melakukan eksplorasi alam secara besar-besaran tanpa melakukan pelestarian lingkungan untuk memenhuhi kebutuhan hidupnya. Jika eksplorasi ini terus berlanjut maka generasi mendatang tidak akan memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fakta ini telah mendorong adanya upaya untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan. CSR merupakan sebuah titik awal bagi perusahaan dalam memahami isu-isu pembangunan berkelanjutan dan menanggapinya dengan penerapan dalam strategi bisnis yang berupa CSR. 2. Globalisasi Arus perdagangan global telah meningkatkan kesadaran masyarakan akan pentingnya CSR terkait dengan manajemen sumber daya manusia, keselamatan dan kesehatan. CSR dapat memainkan peran yang sangat penting dalam mendeteksi bagaimana bisnis dapat mempengaruhi kondisi kerja, komunitas lokal dan ekonomi mayarakat serta langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk memastikan bisnis perusahaan dapat membantu mempertahankan kepentingan publik. 3. Pemerintahan: Pemerintah dan Organisasi Di Indonesia, terdapat beberapa peraturan baik itu undang-undang maupun keputusan menteri yang mewajibkan suatu perusahaan khususnya BUMN untuk menerapkan corporate social responsibility dalam strategi bisnisnya. Diantaranya adalah undangundang nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 88 ayat 1 yang menyatakan bahwa BUMN dapat menyisahkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar.Selain itu juga terdapat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep—236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Pelaksanaan Bina Lingkungan. Dana dari program kemitraan ini diambilkan dari 1-3 % laba bersih yang diperoleh BUMN. Diharapkan agar kebijakan tersebut meneyesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar BUMN. Selain peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, juga terdapat tuntutan untuk menerapkan CSR dari organisasi-organisasi internasional seperti the Page | 8
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan the International Labour Organization (ILO). Selain ketiga faktor diatas juga terdapat faktor-faktor lain seperti Corporate Sector Impact, komunikasi, keuangan, Etika, Konsistensi dan Komunitas, Leadership, bussines tool yang dapat menorong suatu perusahaaan dalam menerapkan CSR dalam strategy bisnisnya. Manfaat Penerapan CSR Bagi Perusahaan Selain masyarakat dan lingkungan yang menjadi objek dalam penerapan suatu CSR, perusahaan juga akan mendapatkan manfat dari penerapan CSR. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya reputasi perusahaan 2. Meningkatkan inovasi, daya saing dan market position, dengan menarapkan CSR di bidang pelestarian lingkungan suatu perusahaan akan mendapat sertifikasi untuk standard lingkungan dan sosial sehingga dapat menjadi pemasok ke perusahaan lain. 3. Peningkatan efisiensi operasional dan penghematan biaya, hal ini diidentifikasi dengan pendekatan yang sistematis melelui sustainability development. 4. Meningkatkan kemudahan dalam melakukan recruitment dan pengembangan staf lokal. 5. Meningkatkan kemampuan dalam mengahadapi perubahan baik itu perubahan ekonomi maupun politik. 6. Memiliki “social license” untuk beroperasi dalam masyarakat. 7. Menarik perhatian investor. 8. Memiliki hubuan yang baik dengan regulator atau pembuat kebijakan
Page | 9
PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang peleburan kebun- kebun yang berada di wilayah Sumatera Utara dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 37 tanggal 11 Maret 1996. PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. Visi dari PTPN IV adalah Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan. Sedangkan budaya perusahaan yang dikembangkan oleh PTPN IV adalah memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan perusahaan agar dalam melaksanakan tugas selalu: 1. Berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang. 2. Proaktif dalam menghasilkan inovasi dan prestasi. 3. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan. 4. Menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi setiap keputusan yang diambil oleh setiap jajaran perusahaan. 5. Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan Company value yang dianut oleh PTPN IV adalah ‖ P R I M A ‖ yang merupakan singkatan dari : P : Profitability (mengutamakan profit) R : Responsibility (bertanggung jawab terhadap stakeholder) I : Integrity (integritas) M : Market ahead (selalu yang terdepan) A : Accountability (terpercaya). PTPN IV pada tahun 2010 memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya kelapa sawit dan teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas Utara, Batubara dan Mandailing Natal. Dalam proses pengolahan, PTPN IV Page | 10
dilengkapi 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 560 ton Tandan Buah Segar (TBS) perjam, 3 unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 226 ton Daun Teh Basah (DTB) perhari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 400 ton perhari. PTPN IV juga didukung oleh 1 Unit Usaha Perakitan/ Erection Pabrik (Perbengkelan) yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu. Seluruh Unit Usaha dan Proyek Pengembangan yang diusahai PTPN IV dikelompokkan ke dalam 5 (lima) Grup Unit Usaha (GUU). Total areal konsesi yang diusahakan PTPN IV mencapai 175.244 Ha. Dari total areal tersebut, areal tanaman seluas 139.718 Ha, lahan persiapan 15.771 Ha, serta lahan untuk perumahan, pabrik, fasilitas umum dan bibitan 14.106 Ha. Sebagai komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian alam, disamping mengusahakan tanaman komoditi perkebunan juga dicadangkan areal hutan yang tetap dilestarikan sebagai hutan penyangga seluas 5.649 Ha. 3% 9%
3% 8%
Teh Lahan Persiapan Hutan cadangan
77%
Perumahan, Pabrik, Bibitan
Kelapa sawit
Gambar 2. Komposisi Areal Konsesi Sumber Total nilai penjualan PTPN IV dari kesesluruhan komoditanya di tahun 2010 setelah pungutan ekspor mengalami peningkatan sebesar 18,29% dari Rp. 4,60 triliun di tahun 2009 menjadi Rp. 5,44 triliun di tahun 2010. Berikut adalah perkembangan total nilai pejualan selama 5 tahun.
Page | 11
Gambar 3. Grafik Total Penjualan (Rp. Miliar) Sumber: Annual Report 2010 PTPN IV Laba bersih perusahaan pada tahun 2010 mencapai Rp 790,36 milyar naik sebesar 89,14% dari capaian laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 417,86 milyar. Pencapaian laba tersebut keseluruhan merupakan kontribusi dari komoditi kelapa sawit, sedang komoditi teh masih mengalami kerugian sebesar Rp. 71,41 miliar, karena rata-rata beban produksi FOB per kilogram masih lebih tinggi dari harga jual. Perkembangan pencapaian laba bersih dalam 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Grafik Laba Bersih (Rp. Miliar) Sumber : Annual Report 2010 PTPN IV
Page | 12
Evaluasi Program CSR Existing Program CSR Exsisting Ada tiga prinsip yang mendasari CSR (Corporate Social Responsibility) PTPN IV yakni profit, people dan planet yang juga dikenal dengan istilah triple bottom lines, yang telah diimplementasikan oleh PTPN IV sejak lama pada 10 kabupaten yang merupakan area bisnisnya. Landasan hukum yang mendasari pelaksanaan CSR pada PTPN IV adalah undangundang no 19 tahun 2003, keputusan menteri BUMN dan keputusan direksi PTPN. Program CSR yang telah dilaksanakan oleh PTPN IV adalah meliputi program pembinaan lingkungan, program pembinaan ekonomi masyarakat dan program kemitraan. Program-program ini mengambil 1-3% laba bersih PTPN IV sesuai dengan undang-uandang dan keputusan menteri BUMN. Pembangunan ekonomi kerakyatan yang dilakukan PTPN IVdisekitar wilayah kebun adalah meliputi : 1. Pembangunan Kebun Plasma dengan pola Profit Sharing di Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Madina, 2. Berperan dalam kegiatan Program Ketahanan Pangan melalui Program Penananam Jagung di lahan lahan tidak produktif/kritis, dengan mengikut sertakan kelompokkelompok tani di sekitar kebun. Program kemitraan yang dilakukan adalah melalui pemberian dana kemitraan untuk usaha kecil dan menengah yang bergerak di sektor industri kecil, perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, jasa dan lainnya. Pada tahun 2010, total dana kemitraan yang telah disalurkan adalah senilai Rp 11,20 miliar. Sedangkan program bina lingkungan adalah meliputi penyaluran dana kepada masyarakat berupa bantuan bencana alam, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan prasarana umum, pembangunan sarana ibadah dan pelestarian alam/lingkungan. Realisasi penyaluran dana bina lingkungan sepanjang tahun 2010 mencapai Rp. 11,37 miliar. Selain dana yang bersumber dari penyisihan Laba Bersih, PTPN IV juga menganggarkan dana CSR sebagai biaya yang dibebankan kepada perusahaan. Sepanjang tahun 2010, perusahaan telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp. 6,90 miliar dari total dana yang dianggarkan sebesar 8 miliar. Keseluruhan dana CSR tersebut disalurkan untuk peningkatan sarana dan prasarana masyarakat umum sekitar unit usaha, antara lain sebagai berikut : 1. Pengerasan jalan (telfot) sepanajang 1.175 m di desa Bahalat Bayu Kec. Jawa Maraja Kab. Simalungun 2. Pembuatan parit permanen sepanjang 400 m di Nagori Sialu Manik Kec. Siantar Page | 13
3. Pembangunan 1 unit jembatan ukuran 6x4x5 m di Huta Gelugur Nagori Tangga Batu Kec. Hatonduhan 4. Pembauatan parit permanen sepanjang 1.500 m dan pembuatan 7 unit plat beton di Dusun Aman Sari Kel.Serbelawan dan Dolok Mainu Kec. Batu Nanggar Kab. Simalungun 5. Peningkatan/pengerasan jalan dengan batu petrun sepanjang 3.300 m di Sei Bejangkar Kab. Simalungun 6. Peningkatan/pengerasan jalan dengan batu koral sepanjang 1.500 m di Trans Sosa Tanjung Ale Kab. Palas 7. Peningkatan/pengerasan jalan dengan batu petrun sepajang 2 km di Desa Pasang Lela 8. Rehabilitasi jalan di Desa Batahan sepanjang 10 km, perbaikan 4 unit jembatan dan 1 gorong-gorong 9. Peningkatan/pengerasan jalan dengan batu petrun sepanjang 2.500 m di Nagori Pagar Bosi Kec. Ujung Padang Kab. Simalungun 10. Peningkatan/pengerasan jalan dengan batu petrun 11. sepanjang 1.000 m di Kampung Sipiodas Kec. Panombelian Pane Evaluasi Program CSR existing Pada PTPN IV dana CSR dibagi menjadi dua yakni dana yang berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan dan dana anggaran CSR yang dihitung sebagai biaya yang harus ditanggung perusahaan. Dana CSR yang telah dianggarkan pada setiap awal tahunnya ini pada kenyataannya tidak tersalurkan seluruhnya. Seperti yang terjadi pada tahun 2010, dana yang dibebankan sebagi biaya CSR (di luar penyisihan laba bersih) adalah senilai Rp 8 miliar namun untuk realisasinya hanya Rp 6,998 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa PTPN IV belum mampu memaksimalkan pemanfaatan dan penyaluran dana CSR. Selain itu, besarnya dana CSR dari penyisihan laba bersih PTPN IV yakni sebesar 3-5 % dianggap tidak sebanding dengan
luas area lahan perkebunan dan laba bersih yang
didapatkan oleh PTPN IV, misalnya pada tahun 2010 dana yang disalurkan untuk CSR dari penyisihan laba bersih adalah senilai 22,57 atau senilai 2,8 % dari laba bersih yang didapatkan perusahaan. Sedangkan pada tahun 2012 ini, PTPN IV telah menganggarkan dana CSR senilai 40 miliar atau sebesar 5% dari laba bersih perusahaan pada tahun 2011. Meski terdapat peningkatan dana CSR yang dianggarkan ternyata masyarakat tetap menganggap dana tersebut kurang dan tidak sebanding dengan luas area perkebunan PTPN IV. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ketua komisi C DPRD Sumatera Utara dalam sebuah pertal berita online, Marasal hutasohit, yang mengatakan bahwa dana CSR yang di gelontorkan ke masyarakat sangat minim sekitar 3-5 % , dan tidak sebanding dengan luasan areal PTPN IV Page | 14
yang wilayahnya mencakup sejumlah kabupaten. Dalam penyalurannya, dana CSR PTPN IV ternyata juga belum merata dan hanya pada masyarakat tertentu saja sehingga sering terjadi permasalahan sosial antara PTPN IV dengan masyarakat setempat. Jika dilihat dari bentuknya, CSR yang diterapkan oleh PTPN IV dapat dianggap kurang sasaran. Dalam hal pemberdayaan perekonomian, program-program yang terealiasi oleh PTPN IV masih berupa bantuan dan sumbangan untuk pemenuhan kebutuhan sesaat, dan belum memikirkan aspek keberlanjutan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat secara optimal. Selain itu penerapan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program PKBL juga dianggap tidak memenuhi unsur kemanfaatan dan keadilan karena hanya mencakup masyarakat tertentu saja. Dalam hal pembinaan lingkungan, PTPN IV masih banyak berfokus pada perbaikan infrastruktur di lingkungan sekitar yakni perbaikan jalan dan pembangunan saluran irigasi. Sementara itu untuk perbaikan ekosistem yang rusak akibat adanya area perkebunan sawit seluas 175.244 Ha masih belum banyak disentuh. Saat ini PTPN IV hanya memiliki hutan cadangan seluas 5.649 atau sebesar 3% dari luas lahan yang dimiliki oleh PTPN IV. Luas lahan untuk hutan cadangan yang hanya sebesar 3% ini tentunya terlalu kecil jika dibandingkan dengan luas area perkebunan kelapa sawit, bahkan luas lahan hutan cadangan ini tidak sebesar luas area perumahan dan pabrik PTPN IV. Padahal dapat diketahui bahwa pembangunan perkebunan sawit telah merusak ekosistem yang dapat mengakibatkan flora dan fauna kehilangan habitatnya, mengurangi ketersediaan air dan sedimentasi serta munculnya resiko bencana tanah longsor yang lebih besar. Menghadapi permasalahan ini, PTPN IV belum banyak memberikan solusi yang cukup berarti, PTPN IV hanya terlibat pada kegiatankegiatan penanaman hutan yang bersifat eventual dengan menyumbangkan beberapa bibit tanamannya. Padahal dengan lahan perkebunan yang seluas itu, CSR PTPN IV harusnya lebih banyak berfokus untuk perbaikan dan pelestarian alam dibandingkan dengan bentuk CSR yang lain. Secara singkat, evaluasi CSR untuk PTPN IV adalah sebagai berikut: 1. Penyaluran dana CSR lebih dimaksimalkan dan disesuaikan dengan dana yang dianggarkan. Karena adanya indikasi penyaluran dana CSR tidak sebesar dana yang dianggarkan sehingga masyarakat akan tetap merasa dana CSR belum cukup. 2. Kurangnya pengawasan penyaluran dana CSR sehingga CSR tidak diterima secara merata oleh masyarakat. 3. Program CSR yang ada tidak berdasarkan pada aspek sustainability development, sehingga masyarakat tidak mendapatkan kemanfaatan dari program CSR ini. Page | 15
4. Minimnya program CSR yang mencakup perbaikan lingkungan yang terjadi karena kerusakan ekosistem akibat adanya area perkebunan dan industri kelapa sawit. Konsep Ide CSR Berdasarkan hasil evaluasi program CSR dari PTPN IV, dilakukan pengembangan konsep ide baru yang lebih tepat sasaran dan adil kepada masyarakat sekitar tentunya. Konsep ide yang ditawarkan pada program CSR PTPN IV adalah ―Eco Socio Sustainablity Development (ESS)‖, ide ini meliputi 2 program utama yakni program sosial untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan program bina lingkungan yang berkelanjutan. Program-program tersebut adalah sebagai berikut : 1. Program Sosial untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar Program ini diusulkan untuk meningkatkan rasa kepercayaan dan kedekatan antar PTPN IV dengan masyarakat sekitar perkebunan, hal ini dikarenakan dari program CSR yang ada hanya berorientasi pada pembangunan infrastruktur yang sifatnya sesaat dan merupakan kewajiban PTPN IV, seperti pembangunan jalan, jembatan, dll. Dan juga masih terdapatnya konflik antara masyarakat sekitar, seperti yang telah dijelaskan di bagian evaluasi CSR. Program ini bertujuan untuk lebih mendekatkan dan menunjukkan tanggung jawab sosial nyata dan berkelanjutan untuk membantu masyarakat sekitar lebih sejahtera taraf hidupnya. Harapannya dengan adanya konsep ide program ini adalah masyarakat lebih terbantu secara kesejahteraan hidupnya, serta adanya awareness dari pihak perusahaan kepada masyarakat sekitar sebagai bagian dari dasar berbisnis yaitu triple bottom line, yaitu people, profit, planet. Sehingga pada akhirnya tercipta suasana yang nyaman dan saling menguntungkan antara masyarakat dengan PTPN IV. Program ini terdiri dari beberapa kegiatan yang akan dilakukan secara berkelanjutan dan memiliki efek jangka panjang, antara lain adalah : a. Program bantuan pendidikan bagi masyarakat sekitar Pendidikan merupakan asset berharga bagi suatu bangsa untuk maju dan berkembang, dengan pendidikan yang baik dan menyeluruh didapatkan oleh masyarakat Indonesia akan tercipta suatu bangsa yang terdidik dan mempunyai ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, program peningkatan mutu pendidikan bagi masyarakat sekitar PTPN IV ini perlu diperhatikan dan didorong untuk memiliki semnagat belajar. Caranya adalah program bantuan beasiswa untuk anak-anak beprestasi baik di tingkat dasar maupun yang ingin melanjutkan meraih gelar Page | 16
sarjana. Dan juga beasiswa ditujukan untuk anak-anak yang kurang mampu dari sisi ekonomi. b. Program pemanfaatan lahan kosong sebagai area tanaman konsumtif bagi masyarakat sekitar PTPN IV telah mengkonversi lahan serap air dengan tanaman kelapa sawit yang tingkat serapannya lebih rendah, 139.000 hektar lebih lahan tanaman kelapa sawit telah dimiliki oleh PTPN IV. Hal ini menjadi polemik bagi masyarakat sekitar yang semakin berkurangnya lahan untuk bercocok tanam untuk keperluan pribadi maupun dijual kembali. Program ini mengajak kembali masyarakat sekitar untuk bisa bercocok tanam di lahan tidak produktif yang dimiliki oleh PTPN IV, sehingga terdapat hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar melalui bagi lahan ini untuk dimanfaatkan. Secara teknisnya adalah masyarakat diperbolehkan untuk bercocok tanam di area lahan PTPN IV yang tidak produktif, dan hasil panennya dapat dikonsumsi sendiri. Tentunya PTPN IV akan membuat sebuah komunitas yang akan menghimpun masyarakat sekitar agar lahan kosong bisa dioptimalkan bukan hanya sekedar lahan tanaman konsumtif saja, tetapi juga bisa dengan kretifitas usaha lain semacam budidaya ikan, atau jenis usaha kecil menengah lainnya yang membantu kesejahteraan masayarakat sekitar. c. Program pelatihan dan pengembangan masyarakat sekitar PTPN IV Program ini akan meliputi pelatihan pengolahan kopra yang merupakan limbah kelapa sawit menjadi sumber energi biogas, pelatihan metode bercocok tanam yang efektif pada laha-lahan kritis serta pembuatan pelatihan kerajinan tangan dari limbah kelapa sawit. Peelatihan ini bersifat kontinyu dan bukan eventual. pelatihan ini juga akan dilanjutkan dengan pemberiian dana kepada masyarakat untuk pengembangan usaha secara mandiri. 2. Program bina lingkungan sekitar PTPN IV memiliki lahan area perkebunan kelapa sawit sebagai komoditi utama seluas 139.718 Ha. Tentunya lahan ini bukanlah lahan serapan dan tanaman kelapa sawit tidak memiliki kemampuan cukup baik dalam hal menyerap gas CO2 dan mengeluarkan gas O2 sebagaimana mestinya hutan-hutan yang merupakan paru-paru dunia. Oleh karena itu, PTPN IV sebagai BUMN haruslah membuat suatu kompensasi atas konversinya lahan menjadi kelapa sawit. Berikut beberap program CSR sebagai usulan untuk PTPN IV : Page | 17
a. Program pembangunan cagar alam di daerah sekitar sebagai kompensasi lahan konversi kelapa sawit Pembentukan cagar alam dimaksudkan untuk mengganti daerah serapan air dan fotosintesis O2 yang telah dikonversi ke kelapa sawit. Selain
itu
pembangunan cagar alam dilakukan untuk melestarikan flora dan fauna Sumatera Utara yang telah kehilangan habitatnya. b. Penanaman pohon dengan penyerapan baik di sekitar lahan perkebunan Sejauh ini dari luas area PTPN yang seluas hampir 175.244 Ha hanya terdapat sekitar 3% yang digunakan sebagai hutan cadangan. Luas area ini dianggap sangat kecil, karena itu PTPN sebagai perusahaan yang memiliki konstribusi dalam kerusakan alam di lingkungan Sumatera Utara harusnya memiliki sumbangsih dalam usaha perbaikan lingkungan. Dan usaha perbaikan lingkungan ini dapat diwujudkan dengan penanaman pohon di sekitar perkebunan, misalnya di pinggir-pinggir jalan di area perkebunan. Dengan adanya pepohonan ini, maka akan dapat memperbaiki daerah resapan air disekitar perkebunan.
Gambar 5. Gambaran Realisasi Konsep ESS Page | 18
Metode Implementasi Metode yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan konsep ide CSR yang direkomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Program bantuan pendidikan bagi masyarakat sekitar Program ini merupakan program beasiswa bagi masyarakat sekitar are PTPN IV yang memiliki potensi dan prestasi akademiknya yang baik, dan juga untuk masyarakat yang tidak mampu dari sisi ekonomi. Sasaran program ini ditujukan kepada anak sekolah dasar sampai tingkat menengah untuk anak yang kurang mampu dari sisi ekonomi. Bagi yang beasiswa untuk anak berpotensi dan prestasi akademik ditujukan kepada anak yang akan melanjutkan studi ke jenjang sarjana. Selang waktu beasiswa yang akan diberikan pada tiap jenjangnya sama dengan masa studinya di masing-masing tingkat. Besarnya dana beasiswa yang diberikan bergantung kepada kebijakan PTPN IV. 2. Program pemanfaatan lahan kosong sebagai area tanaman konsumtif bagi masyarakat sekitar Implementasinya adalah lahan kosong diantara pohon kelapa sawit dan lahan tidak produktif dimanfaatkan untuk dapat ditanami tanaman konsumtif, harapannya adalah ada hubungan timbal balik dan dapat juga membantu masyarakat untuk keperluan kehidupan sehari-hari. Lahan kosong tersebut di hibahkan oleh PTPN IV kepada masyarakat, dan pengelolanya sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat yang bibit tanamannya dibantu langsung oleh PTPN IV. Contoh tanaman yang bisa ditanam di area kosong adalah misal pisang, cabai, ketela, dan sejenis yang bisa untuk dikonsumsi atau dijual kembali. 3. Program pelatihan dan pengembangan masyarakat sekitar PTPN IV Implementasi program ini berupa pelatihan-pelatihan yang meliputi pelatihan pembuatan biogas berbahan dasar kopra, pelatihan bercocok tanam di lahan kritis dan pelatihan pembuatan kerajinan tangan. program pelatihan ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan LSM atau pemerintah daerah. Program pelatihan ini akan menjadi awal dari program pemberdayaan masyarakat selanjutnya yang berupa pengembangan usaha mandiri. 4. Program cagar alam di daerah sekitar sebagai kompensasi lahan konversi kelapa sawit Implementasi dari cagar alam ini adalah dengan melakukan bantuan pemeliharaan dan pemberdayaan hutan di sekitar PTPN IV untuk dijadikan cagar alam yang dikuhusukan untuk menanggulangi buruknya daerah resapan air dan penyerapan gas Page | 19
CO2 di daerah sekitar PTPN IV. Program cagar alam ini dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah sekitar. 5. Penanaman pohon dengan penyerapan baik di sekitar lahan perkebunan Penanaman pohon dan pemeliharaannya dilakukan untuk menanggulangi pencemaran udara akibat limbah pabrik, pemeliharaan dilakukan secara berkala dengan mengecek apa ada pohon yang rusak atau mati, sehingga jangka waktu lama terbentuk daerah terbuka hijau untuk menyerap gas karbondioksida. Penanaman pohon ini dapat melibatkan aktivis-aktivis lingkungan, masyarakat sekitar, dan organisasi-organisasi pendidikan serta pemerintah. Dampak Positif Pada dampak positif dari adanya program ESS development ini terbagi menjadi dua aspek yang paling banyak mempengaruhi atas program ini, berikut merupakan kedua aspek tersebut : a. Bagi Masyarakat sekitar Bagi masyarakat sekitar program ini akan berdampak positif, pertama adalah hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar akan tercipta, akibatnya adalah masyarakat sekitar akan sangat mudah diajak untuk kooperatif dan tidak akan terjadi permasalahan yang sering muncul yaitu perselisihan ataupun penolakan perluasan lahan dan sebagainya yang dilakukan oleh PTPN IV. Dampak positif lainnya adalah dengan adanya program beasiswa, tunas bangsa dari daerah sekitar PTPN IV akan memiliki kesempatan mengenyam dunia pendidikan yang sama dan layak, selanjutnya dapat kembali membangun PTPN IV ketika mereka sudah selesai jenjang sarjana karena ada keterikatan dengan PTPN IV. Selain itu program pelatihan dan pengembangan masyarakat secara berkelanjutan akan meningkatkan keahlian masyarakat sekitar sehingga akan mamppu mendukung peningkatan perekonomian masyarakat. b. Bagi Lingkungan Lingkungan merupakan aspek yang harus dipertimbangkan karena limbah pabrik mengakibatkan pencemaran udara serta area perkebunan yang mengakibatkan daerah penyerapan berkurang. Oleh karena itulah, dampak paling signifikan dengan adanya program ini adalah pencemaran udara akibat proses pengolahan kelapa sawit dapat dikurangi dengan adanya cagar alam dan penanaman pohon di daerah sekitar perkebunan PTPN IV.
Page | 20
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Evaluasi pelaksanaan yang diberikan untuk CSR PTPT IV adalah sebagai meliputi penyaluran dana CSR yang kurang maksimal, kurangnya pengawasan penyaluran dana CSR, program CSR yang ada tidak berdasarkan aspek sustainability development, serta minimnya program CSR yang mencakup perbaikan lingkungan. 2. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) baru untuk PTPN IV adalah ―Eco Socio Sustainablity Development (ESS)‖, ide ini meliputi 2 program utama yakni program sosial untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan program bina lingkungan yang berkelanjutan. Program sosial yang diusulkan meliputi program bantuan pendidikan bagi masyarakat sekitar, program pemanfaatan lahan kosong sebagai area tanaman konsumtif bagi masyarakat sekitar dan program pelatihan dan pengembangan masyarakat sekitar PTPN IV. Sedangkan program bina lingkungan sekitar meliputi program pembangunan cagar alam di daerah sekitar sebagai kompensasi lahan konversi kelapa sawit dan penanaman pohon dengan penyerapan baik di sekitar lahan perkebunan
Page | 21
REFERENSI
1
Deli News Indonesia, 2012, PTPN IV Diminta Optimalkan Pemberian CSR, 5 April 2012, tersedia di http://www.delinewsindonesia.com/view.php?newsid=973 (diakses pada tanggal 2 Juni 2012)
2
DNAberita, 2011, Tahun 2011 PTPN IV Siapkan Anggaran CSR Rp 10 Miliar, 28 Maret 2011, tersedia di http://www.dnaberita.com/Economy-detail.php?id=2034 (diakses pada tanggal 2 Juni 2012)
3
Hohnen,Paul, 2007, Corporate Social Responsibility: An Implementation Guide for Business, Canada, International Institute for Sustainable Development, tersedia di http://www.iisd.org/pdf/2007/csr_guide.pdf (diakses pada tanggal 25 Mei 2011)
4
Pohle, Goerge and Hittner, Jeff, 2008, Attaining Sustainable Growth Through Corporate Social Responsibility. U.S.A. IBM Global Services, tersedia di http://www935.ibm.com/services/au/gbs/pdf/csr_re.pdf (diakses pada tanggal 25 Mei 2011)
5
Potret Indonesiaku, 2012, DPRDSU Minta PTPN IV Optimalkan Pemberian CSR, 5 April 2012,tersedia di http://www.potretindonesiaku.com/ekonomi/484.html (diakses pada tanggal 2 Juni 2012)
6
PTPN IV, 2010, Annual Report 2010, tersedia di
7
Syahputra, Edi, 2008, Implementasi Corporate Social responsibility (CSR) terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun), USU Respository.
8
Waldman, David, Ron S. Kenett, Ros S dan Zilberg, Tami, Corporate Social Responsibility: What it really is, Why it’s so important, and How it should be managed,
tersedia
di
http://www.ecrc.org.eg/Uploads/documents/Articles_
Corporate%20Social%20Responsibility.pdf (diakses pada tanggal 25 Mei 2011)
Page | 22
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI PTPN IV
Page | 23
LAMPIRAN 2 PRESTASI PTPN IV PTPN IV telah banyak meraih berbagai penghargaan sejak didirikan. Dalam lampiran ini dicantumkan berbagai penghargaan yang telah didapat PTPN IV pada tahun 2012
Gambar Piala dan Sertifikat Penghargaan PTPN IV Penghargaan dan Seritifikat yang diperoleh oleh PTPN IV sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut : 1. Anugerah sebagai perusahaan yang menerapkan GCG Terbaik III (kategori BUMN Non Tbk) dari 141 BUMN seIndonesia 2. Anugerah Inovasi Perkebunan dari Menteri Pertanian RI pada Expo Nasional Inovasi Perkebunan 2010. 3. Sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dari PT TUV Nord Indonesia untuk Kebun Pabatu 4. Sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dari PT TUV Nord Indonesia untuk Kebun Dolok Ilir 5. Sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dari PT TUV Nord Indonesia untuk Kebun Pulu Raja 6. Peningkatan Produktivitas Kebun Sawit TERBAIK 1, diraih Kebun Tonduhan pada Sawit Nusantara Award 2010 7. Pabrik Kelapa Sawit TERBAIK 3, diraih PKS Pabatu pada Sawit Nusantara Award 2010 8. Kebun Kelapa Sawit TERBAIK 2, diraih Kebun Balimbingan pada Sawit Nusantara Award 2010 9. Inovasi Kelapa Sawit TERBAIK 1, diraih Kebun Air Batu; atas kinerja yang meningkatkan produktivitas TBM-3 sebesar 15,5 ton TBS/ha/tahun pada Sawit Nusantara Award 2010 10. Inovasi Kelapa Sawit TERBAIK 2 diraih PKS Kebun Pasir Mandoge pada Sawit Nusantara Award 2010
Page | 24
11. Inovasi Kelapa Sawit TERBAIK 3 diraih Kebun Pasir Mandoge pada Sawit Nusantara Award 2010 12. Kebun dengan tanaman menghasilkan TERBAIK 1 pada Teh Nusantara Award 2010 13. Kebun dengan produktivitas TERBAIK 3 pada Teh Nusantara Award 2010 14. Sertifikat Bendera Emas dari Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi dalam pelaksanaan SMK3 ( Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) untuk 14 Unit Usaha dengan masa berlaku selama Empat tahun ( 2008 s.d. 2011 ), masing – masing :
Kebun Bah Jambi
Kebun Tonduhan
Kebun Sidamanik
Kebun Bukit Lima
Kebun Pasir Mandoge
Rumah Sakit Laras
PKS. Sosa
Kebun Pabatu
Kebun Ajamu
Kebun Laras
Kebun Tobasari
Rumah Sakit Balimbingan
Rumah Sakit Pabatu
Bah Jambi Plantation
Tonduhan Plantation
Sidamanik Plantation
Bukit Lima Plantation
Pasir Mandoge Plantation
Laras Hospital
Pabatu Plantation
Ajamu Plantation
Laras Plantation
15. Penghargaan Sebagai Mitra Sukses Pengembangan Pola PIR kepada PTPN IV di Hari Perkebunan ke 53 Tahun
Page | 25