EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA BPR ARTHA BERSAMA
TUTI EKASARI
JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS GUNADARMA
ABSTRAK BPR Artha Bersama sebagai salah satu lembaga keuangan tidak terlepas dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Kas sebagai suatu alat pembayaran yang likuid harus dikelola dengan baik untuk menghindarkan penyelewenganpenyelewengan atas kas tersebut. Oleh karena itu, dengan sistem informasi dan pengendalian intern yang memuaskan untuk kas, maka hal-hal yang merugikan perusahaan bisa dihindarkan atau sekurang-kurangnya dapat dibatasi seminimal mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama dan mengetahui penerapan sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh BPR Artha Bersama telah efektif. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui internal control questionnaires, dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen BPR Artha Bersama. Hasil penelitian menunjukkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama sudah memadai, hal tersebut terlihat dalam pelaksanaannya karena telah sesuai dengan unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern menurut (Mulyadi:2001). Penerapan sistem pengendalian intern pada penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan pada BPR Artha Bersama sudah efektif yaitu sebesar 87.61 % yaitu hasil dari Internal Control Questionnaires (ICQ), hal tersebut juga tercermin dalam pelaksanaan pengendalian intern yang ada pada BPR Artha Bersama yang sesuai dengan unsur-unsur pengendalian intern menurut COSO. Kata Kunci : Efektivitas, Sistem Pengendalian Intern, Penerimaan dan Pengeluaran Kas.
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
BPR Artha Bersama sebagai salah satu lembaga keuangan tidak terlepas dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Kas sebagai suatu alat pembayaran yang likuid harus dikelola dengan baik untuk menghindarkan penyelewenganpenyelewengan atas kas tersebut. Penyelewengan terhadap kas dapat dihindarkan dengan adanya suatu sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang baik. Oleh karena itu, dengan sistem informasi dan pengendalian intern yang memuaskan untuk kas, maka hal-hal yang merugikan perusahaan bisa dihindarkan atau sekurang-kurangnya dapat dibatasi seminimal mungkin. Pada BPR Artha Bersama transaksi penerimaan kas berasal dari setoran angsuran kredit, pelunasan, setoran tabungan, dan setoran deposito. Sedangkan pengeluaran kas untuk pencairan kredit, penarikan tabungan, bunga deposito , persediaan kas kecil, biaya PAM, biaya telepon, biaya listrik, gaji karyawan, dan lainlain. Berdasarkan uraian di atas, bahwa sistem pengendalian intern kas sangat penting bagi perusahaan dalam mendukung keberhasilan perusahaan di dalam menjalankan aktivitasnya, maka penulis memilih judul Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada BPR Artha Bersama.
Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern yaitu suatu proses yang dilaksanakan oleh suatu entitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Unsur - Unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern Unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:164) adalah: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional harus dipisahkan fungsi operasi dan fungsi akuntansi, dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam suatu organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Sistem otorisasi dapat menjamin dihasilkannya dokumen
pembukuan yang dapat dipercaya dan prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah a. Penggunaan formulir yang bernomor urut tercetak yang pemakainnya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi, maka pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan nomor urut tercetak, akan dapat menetapkan tanggung jawaban terlaksananya transaksi. b. Pemeriksaan yang mendadak. Pemeriksaan yang mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur. Hal ini akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. Sehingga terjadi internal check
d.
e.
f.
g.
4.
terhadap pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait, maka setiap unit organisasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam pelaksanaaan tugasnya. Perputaran jabatan. Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya ada kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat terungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik harus diadakan pencocokkan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staff pemeriksa intern. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Bagaimanapun baiknya struktur
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semua sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting. Karyawan yang kompeten diperoleh dari seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan dan pengembangan pendidikan karyawan.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian adalah BPR Artha Bersama yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perusahaan jasa perbankan yang sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari penghimpunan dana/kas dari masyarakat (Deposito, Tabungan, Setoran Angsuran kredit dan Hutanghutang lainnya) dan berlokasi di Jalan Akses UI No.26 Cimanggis-Depok. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui internal control questionnaires, berupa pertanyaan tertutup dengan alternatif jawaban “Ya” atau “Tidak” atau “Tidak Relevan” mengenai sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas, dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen BPR Artha Bersama, berupa:
1. Flow Chart penerimaan setoran tabungan, dan angsuran kredit. 2. Flow Chart pengeluaran biayabiaya operasional. 3. Bukti penerimaan kas. 4. Bukti pengeluaran kas. Alat Analisis Yang Digunakan a. Flow Chart b. Internal Control Questionnaires (ICQ). Analisis Statistik Pengujian dilakukan dengan melaksanakan evaluasi hasil jawaban kuesioner. Hasil jawaban kuesioner akan disajikan dalam presentase. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : a. Menyebarkankan kuesioner kepada responden yang ditentukan oleh BPR Artha Bersama yaitu pejabatpejabat yang terkait (SPI, Manager Operasional, Bagian Akuntansi dan Direksi). b. Mengumpulkan kembali seluruh kuesioner yang telah disebarkan kepada responden. c. Mengelompokkan jawaban berdasarkan jawaban “Ya” dan “Tidak. Kemudian menghitung jumlah jawaban dan banyaknya pertanyaan. d. Memasukkan jumlah jawaban dan jumlah pertanyaan kedalam rumus skor ideal menurut Jean D Champion (1991:302): J J Y ×100% J
S
P
e. Menghitung besarnya persentase jawaban. Hasil jawaban kemudian
diimplementasikan berdasarkan kriteria berikut ini : 0 % - 25% No association or low association (weak association). 26% - 50% Moderately low association. 51% - 75% Moderately hight association. 76% - 100% Hight association (strong association) up to perfect. • Sesuai dengan penulisan ini, penulis melakukan interprestasi sebagai berikut: 0 % - 25% Sistem pengendalian intern tidak efektif. 26% - 50% Sistem pengendalian intern kurang efektif. 51% - 75% Sistem pengendalian intern cukup efektif. 76% - 100% Sistem pengendalian intern sangat efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN Produk-produk Bersama:
BPR
Artha
a. Produk Penghimpunan Dana: 1. Tabungan a) Ketentuan Umum Tabungan BPR Artha Bersama hanya terdapat 1 (satu) jenis tabungan, yaitu: Tabungan Umum: tabungan ini diperuntukkan bagi penabung perseorangan/perusahaan/lembaga. b) Penyetoran dan Penarikan • Setoran awal tabungan minimal Rp 50.000,00 dan setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp 10.000,00.
•
Saldo minimal yang harus mengendap di tabungan Rp 20.000,00. • Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan menggunakan slip yang disediakan oleh bank. c) Bunga Tabungan • Bunga diperhitungkan serta dibukukan setiap akhir bulan yang bersangkutan dan dihitung atas saldo harian. • Besar tingkat bunga ditentukan Bank dan dapat berubah sewaktuwaktu. d) Penutupan Rekening Tabungan • Penutupan rekening tabungan akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp10.000,00. • Tabungan pasif /aktif yang bersaldo dibawah Rp 50.000,00. Bank berhak menutup rekening tersebut secara otomatis. e) Kelebihan/Fasilitas Tabungan BPR Artha Bersama Tabungan ini dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh BPR Artha Bersama dan juga dananya dijamin oleh LPS. 1. Deposito Berjangka Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu tertentu atau sesuai jatuh temponya. Deposito berjangka pada BPR Artha Bersama bermacammacam jangka waktunya tergantung dari kebutuhan nasabah yang ingin menginvestasikan dananya. Jangka waktunya bervariasi yaitu 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Dengan saldo minimal Rp. 1.000.000,00. Suku bunga deposito berjangka berbedabeda serta berubah-ubah menurut kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Untuk tahun ini bunga yang diberikan sebesar 10,25%. Bunga deposito yang didapat oleh deposan dapat dimasukkan ke dalam rekening tabungan, masuk deposito, maupun dapat diambil secara tunai. Kelebihan Deposito Berjangka ini adalah tabungan ini dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh BPR Artha Bersama dan dana para deposan dijamin oleh LPS. 2. Produk Penyaluran Dana Penyaluran dana pada BPR Artha Bersama melalui berbagai macam kredit yang diberikan kepada para debitur. Kredit yang diambil oleh para debitur berbeda-beda tergantung dari kebutuhan masingmasing. Macam-macam kredit di BPR Artha Bersama : 1) Kredit Modal Usaha Kredit modal usaha adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk penambahan modal usaha nasabah atau untuk mendirikan usaha baru. 2) Kredit Multiguna Kredit multiguna adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah lainnya, seperti untuk pernikahan, biaya pendidikan, atau renovasi rumah. 3) Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan konsumtif debitur, misalnya untuk membeli kendaraan atau rumah. Persyaratan untuk pengajuan kredit juga mudah yaitu : Fotocopy KTP suami-istri, Kartu Keluarga (KK), Surat nikah, Rekening listrik, Foto copy jaminan (BPKB / SHM) serta dokumen pendukung lainnya. Dan juga disertai proses pencairan yang cepat. Sumber Penerimaan Kas pada BPR Artha Bersama Penerimaan kas / pendapatan kas pada BPR Artha Bersama diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain : 1. Angsuran Kredit 2. Setoran Tabungan 3. Setoran Deposito
Nasabah
Teller
Administrasi Kredit 4
START
Slip setoran 2
Mengisi Slip setoran & menyerahkan uang
Kartu angsuran
Slip setoran 1
Menerima & mencocokan slip setoran2 dengan kartu angsuran
Slip setoran 2
Slip setoran 3
uang
Tidak
Cocok ?
Ya 1
Mencatat pembayaran ke dalam kartu angsuran
Slip setoran 2
Kartu angsuran
Nominatif angsuran harian
7
Gambar 1 Flow Chart Penerimaan Setoran Kredit
6
Bagian Akuntansi
Manager Operasional
5
S lip s e to ra n 1
M e n e rim a S lip se to ra n 1
P o stin g d a ta
M encocokan S lip s e to ra n d e n g a n d a ta a n g s u ra n
T id a k
C ocok ?
8
Ya
J u rn a l
S lip s e to ra n 1
N e ra c a h a ria n
M u ta s i K a s h a ria n
9
Gambar 2 Flow Chart Penerimaan Setoran Kredit
Manager Kredit
Direksi
Gambar 3 Flow Chart Penerimaan Setoran Kredit
Administrasi Kredit
Kabag. Kredit 1 2
START
D isp o s is i p e n c a ira n k re d it 1 D is p o s is i p e n c a ira n k re d it 2 D is p o sisi p e n c a ira n k re d it 3
Membuat voucher pencairan kerdit
Disposisi pencairan kredit 1 Disposisi pencairan kredit 2 Disposisi pencairan kredit 3
M e n e rim a d isp o s is i p e n c a ira n k re d it ra n g k a p 3
M em buat d isp o s is i p e n c a ira n k re d it y a n g b a ru
VPK 1 VPK 2
D is p o sis i p e n c a ira n k re d it 2
D is p o s is i p e n c a ira n k re d it 1
M enerima disposisi pencairan kredit D is p o sisi p e n c a ira n k re d it 3
VPK 3 M e la k u k a n in p u t d a ta k e k o m p u te r
M elekukan pemeriksaan dan pencocokan jumlah pencairan dengan analisa kredit
M e m in ta o to ris a s i d a ta yang d ila k u k a n
Meminta persetujuan pencairan kredit
M e n c e ta k v a lid a s i
M e n c e ta k la p o ra n p e r u s e r 2 le m b a r
Membuat disposisi pencairan kredit 3 rangkap
2
Tidak
Cocok ?
L a p o ra n 1
Ya
L a p o ra n 2
M elakukan pengesahan dengan memberi paraf
M e la k u k a n pencocokan a n ta ra h a sil la p o ra n d e n g a n v o u c h e r p e n c a ira n k re d it
Disposisi pencairan kredit 1Disposisi
pencairan kredit 2Disposisi
pencairan kredit 3
M e n a n d a ta n g a n i ta n d a te r im a ja m in a n
Disposisi pencairan kredit 1 Disposisi
D isp o sisi p e n c a ira n k re d it 1 D isp o sisi p e n c a ira n k re d it 2 D isp o sisi p e n c a ira n k re d it 3 L a p o ra n p e ru ser 1
pencairan kredit 2Disposisi
L a p o ra n p e r u ser 2 T a n d a te rim a ja m in a n & ja m in a n S u ra t p e rm o h o n a n k re d it
1
pencairan kredit 3
4
A
3
Gambar 4 Flow Chart Pengeluaran Pencairan Kredit
Teller
Direksi 5
4
D isposisi pencairan kredit yang telah diotorisasi
Disposisi pencairan kredit Tanda terima jaminan
M enerim a disposisi pencairan kredit
Menandatangani disosisi pencairan kredit bdan tanda terima jaminan
Input data ke kom puter
M em inta pengesahan atas input data
Disposisi pencairan kredit Tanda terima jaminan
M encetak validasi
M encetak laporan per user 2 lem bar
6
M elakuakan pencocokan laporan dengan V oucher pencairan pinjam an
U ang
D isposisi pencairan kredit L aporan per user 1 L aporan per user 2
5
Gambar 5 Flow Chart Pengeluaran Pencairan Kredit
Analisis Deskriptif Kualitatif Dalam melakukan pengujian ini penulis dibantu dengan pertanyaan kuesioner, yang hasilnya kemudian dikelompokkan dan dihitung. Selain itu penulis juga melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan pejabat yang terkait dengan penulis bahas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, penulis dapat simpulkan bahwa sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama telah efektif. Simpulan ini berdasarkan : A. Dalam Pengendalian Intern yang Memadai 1. BPR Artha Bersama telah mempunyai struktur organisasi yang jelas yang menggambarkan uraian tugas yang jelas, baik yang menyangkut wewenang maupun tanggung jawab. BPR Artha Bersama juga mempunyai kebijakan dan peraturan yang ditaati dengan cukup baik oleh karyawannya. 2. Direktur telah melakukan evaluasi terhadap pengendalian inter yang ada. Penggunaan sistem komputerisasi. 3. Terdapat pemisahan fungsi antara bagian penyimpanan (Kasir), bagian pencatatan (Bagian Akuntansi), otorisasi (Bagian Keuangan), dan yang memeriksa (Bagian Akuntansi dan Keuangan). Direktur juga melakukan peninjauan ulang
atas hasil kerja setiap nagian yang ada di perusahaan. Selain itu, terdapat brankas dan filling cabinet yang terkunci untuk menyimpan uang dan dokumen-dokumen penting perusahaan. 4. Pencatatn transaksi yang terjadi didasarkan pada bukti-bukti yang telah diotorisasi dan dicantumkan tanggalnya. Kemudian transaksi dikelompokkan ke dalam pospos sesuai dengan rekening masing-masing sehingga memudahkan dalam penyampaian informasi dan komunikasi antara bagian yang terkait. 5. Direktur telah mengevaluasi kebijakan, prosedur, dan posisi kas yang telah terjadi, baik penerimaan maupun pengeluaran kas untuk menentukan langkah selanjutnya. B. Dalam Penerimaan Pengeluaran Kas
dan
1. Terdapat pemisahan fungsi antara bagian penyimpanan, bagian pencatatan, yang mengotorisasi dan yang memeriksa sehingga dapat memeinimalkan kecurangan atau penyalahgunaan kas yang ada di dalam BPR Artha Bersama. 2. Seluruh pendapatan yang diterima pada hari itu langsung disetorkan ke bank dan saldonya selalu diperiksa oleh Bagian Akuntansi dan Keuangan.
3. Setiap transaksi dilakukan dengan system komputerisasi dengan mencantumkan tanggal dan diotorisasikan oleh Bagian Keuangan. 4. Bagian Keaungan selalu mencocokkan jumlah kas yang ada dengan bukti-bukti transaksinya dan mencocokkan kembali dengan catatan yang ada pada Bagian Akuntansi. Analisis Statistik Hasil jawaban untuk Kuesioner pengendalian internal kas yang terdiri dari 63 pertanyaan dan diperoleh jawaban “YA” sebanyak 208 dan frekuensi jawaban 252. Hasil jawaban untuk kuesioner penerimaan dan pengeluaran kas yang terdiri dari 50 pertanyaan diperoleh jawaban “YA” sebanyak 188 dan frekuensi jawaban 200, dengan menggunakan rumus Champion dapat dihitung persentasenya adalah sebagai berikut : Persentase pengendalian intern kas serta penerimaan dan pengeluaran : ×100% x 100% = 87.61 % Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu sebesar 87.61% untuk pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan BPR Artha Bersama menunjukkan bahwa tingkat efektivitas sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama sudah efektif.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis mengenai efektivitas sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama sudah terarah dan memadai, hal tersebut terlihat dalam pelaksanaannya karena telah sesuai dengan unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern menurut (Mulyadi:2001). Fungsi yang terkait yaitu struktur organisasi pada BPR Artha Bersama terdapat pemisahan fungsi dan tanggung jawab dalam setiap prosedur yang dijalankan, dokumen yang digunakan, disimpanan, dan diarsipkan oleh bagian yang bertanggungjawab atas setiap transaksi yang terjadi, catatan akuntansi yang digunakan misalnya buku kas, buku besar, neraca harian, dan jurnal penerimaan kas kemudian pencatatan serta pembuatan catatan-cacatan tersebut dilakukan oleh bagian serta fungsi yang berwenang, dan dapat dilihat dari bagan alur sistem penerimaan kas BPR Artha Bersama karena telah menjelaskan jaringan serta prosedur yang terkait dalam penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama. 2. Penerapan sistem pengendalian intern pada penerimaan dan
pengeluaran kas yang dilakukan pada BPR Artha Bersama sudah efekif sebesar 87.61 % yaitu hasil dari Internal Control Questionnaires (ICQ), hal tersebut juga tercermin dalam pelaksanaan pengendalian intern yang ada pada BPR Artha Bersama yng sesuai dengan unsure-unsur pengendalian intern menurut COSO, yaitu diantaranya terdapat struktur organisasi yang di dalamnya terdapat uraian tugas yang mencerminkan tanggung jawab setiap bagian yang ada di dalam perusahan, adanya seleksi terhadap calon karyawan baru untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas dan penggunaan sistem komputerisasi dalam pembuatan bukti transaksi, terdapat pemisahan fungsi otorisasi, pengawasan, pencatatan, dan penyimpanan kas, adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk setiap transaksi pengeluaran kas, pelaksanaan monitoring terhadap laporan pengeluaran dan penerimaan kas yang diterima oleh pejabat yang terkait, dan adanya brankas dan lemari khusus (Khasanah) tempat penyimpanan uang dan dokumendokumen perusahaan yang terkunci dan menggunakan kode khusus serta tidak dapat dibuka oleh sembarang orang. Saran Berdasarkan hasil analisis, maka penulis bermaksud untuk memberikan saran- saran yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam rangka meningkatkan efektivitas sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas pada BPR Artha Bersama, yaitu : 1. Pejabat pada BPR Artha Bersama lebih sering melakukan surprised audit (pemeriksaan mendadak) kepada karyawan-karyawan agar setiap karyawan selalu bekerja dengan optimal tanpa menunggu saat pemeriksaan saja. 2. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara periode yang cukup misalnya setiap 5 tahun akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari. Penulis juga memberikan saran untuk pembaca skiripsi ini : 1. Untuk penulis berikutnya sebaiknya apabila ingin menulis atau meneliti Sistem Pengendalian Intern lebih kepada faktor-faktor yang mendorong keefektivan pada perusahaan. 2. Menggunakan perusahaan atau objek lebih dari satu objek sehingga dapat membandingkan keefektivan SPI pada perusahaanperusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Randal J Elder and Mark S Beasley. 2003. “Auditing and Assurance Services An Intergrated Approach”. Ninth Edition. New Jersey : Pearson Education International. Baridwan, Zaki. 2001. “Sistem Akuntansi”. Yogyakarta: BPFE. Champion.Dean J. 1991. “Basic Statistic For Social Research”. Second Edition. New York : Mac Milan Publishing Co. IAI. 2000. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Yoyakarta: BPFE. Kasmir. 2001.“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta: Rajawali Pers. Komite SAK, Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Krismiaji. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Yogyakarta: AMP YKPN. La Midjan. 1999. “Sistem Informasi Akuntansi I”. Edisi ke Enam. Bandung: Penerbit Lembaga Informatika Akuntansi. Mulyadi. 2001.”Sistem Akuntansi”. Edisi ke-3. Jakarta : Salemba Empat. Simamora, Henry. 2002. “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis”. Jakarta: Jilid I, Salemba Empat. Sukrisno, Agus. “AUDITING (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik)”. Edisi ke-3. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Weygandt dan Kieso. 1999. “Accounting Principles”. Fourth Edition. New York : John Wiley & Sonc Inc. Wilkinson, Joseph. W. 2004. “Accounting Information System”. New York : John Willey and Sons. http://id.shvoong.com/business-management/1999276-bank-menurut kepemilikannya/#ixzz1RSNkGxjA