PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Samsuri (1994: 4) bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Mulai saat bangun pagi-pagi sampai jauh malam waktu ia beristirahat, manusia tidak lepasnya memakai bahasa. Pada waktu manusia kelihatan tidak berbicara, pada hakekatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa ialah alat yang dipakainya untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi, dan bahasa adalah dasar pertama-tama dan paling berurat-berakar dari masyarakat manusia. Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian, yang baik maupun buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Dari pembicaraan seseorang kita dapat menangkap tidak saja keinginannya, tetapi juga motif keinginannya, latar belakang pendidikannya, pergaulannya, adat istiadatnya, dan lain sebagainya. Bahasa menurut Ghulayaini (Juz 1, 2000: 7) adalah sebagai berikut :
اللغة ھى الفاظ يعبر بھا كل قوم عن مقاصدھم /Al-lugatu hiya alfāzun yu’abbiru bihā kullu qaumin ‘an maqāşidihim/`Bahasa adalah lafal-lafal yang digunakan oleh setiap orang (kaum) dalam menyampaikan kehendak mereka`. Ditinjau dari segi bentuknya bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulisan. Menurut Unlenbeck (1980: 9) bahasa lisan tidak hanya percakapan saja, tetapi yang penting juga tanggapannya yakni pengamatan dan interpretasi dari yang dibicarakan, mendengar, atau lebih tepatnya, memahami bahasa. Dua pemahaman bahasa telah menjadi pusat perhatian para ahli bahasa karena sifatnya yang utama itu. Di samping itu ada dua bentuk sejajar yang juga merupakan turunan dari bentuk percakapan dan pemahaman bahasa, yakni menulis dan membaca. Dua bentuk itu dapat terjadi, apabila suatu bentuk tulisan telah berkembang, yakni suatu alat untuk menampilkan dan menetapkan unsur-unsur dari pengungkapan bahasa lisan. Apabila bentuk tulisan seperti itu sudah dapat digunakan, maka bahasa tulisan dapat berkembang dengan sifatnya yang khas, yang dalam hal-hal tertentu kadangkadang dapat berbeda dari bahasa lisan yang mempengaruhinya.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan berbahasa mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi nyata sehari-hari. Dengan kemampuan berbahasa, seseorang dapat mengungkapkan pikiran danisi hatinya kepada orang lain, yang merupakan tujuan pokok penggunaan bahasa sebagai bentuk berkomunikasi. Kemampuan berbahasa mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi nyata sehari-hari. Dengan kemampuan berbahasa, seseorang dapat mengungkapkan pikiran danisi hatinya kepada orang lain, yang merupakan tujuan pokok penggunaan bahasa sebagai suatu bentuk berkomunikasi. Kemampuan berbahasa memungkinkan orang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, terlepas dengan ada tidaknya pengetahuan tentang teori dan seluk beluk bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi itu (Djiwandono, 1986: 1). Menurut Rosyidi (2009: 62) kemampuan berbahasa secara konvensional dianggap meliputi empat jenis kemampuan. Keempat kemampuan berbahasa itu adalah: 1. Kemampuan menyimak (Istima’), untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan, 2. Kemampuan berbicara (Kalam), untuk mengungkapkan diri secara lisan, 3. Kemampuan membaca (Qira’ah), untuk memahami bahasa yang diungkapkan secara tertulis, 4. Kemampuan menulis (Kitabah), untuk mengungkapkan diri secara tertulis. Chaer (dalam Hamid 2010:42) mengatakan bahwa bahasa merupakan wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga daapat dikatakan bahasa adalah milik manusia yang muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia yang muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia. Berbahasa merupakan kegiatan manusia dalam memproduksi dan meresepsi bahasa itu, yang dimulai dari enkode (menyampaikan pesan dalam bentuk lain seperti menyampaikan berita dalam bentuk sandi) semantik dalam otak pembicara dan berujung pada dekode (pengubahan informasi dari bentuk sandi dan sebagainya kedalam bahasa yang dikenal) semantik dalam otak pendengar. Thua’imah (dalam Hamid 2010: 43) mengatakan bahwa menurut hasil penelitian ahli psikologi, memori manusia terbagi ke dalam dua bagian yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Dari hasil beberapa percobaan, tingkat kemampuan orang dewasa menyimpan melalui indera pendengaran dan tanpa disertai tes terhadap apa yang telah didengar hanya mencapai kurang lebih 20%, sedangkan kemampuan menyimpan memori disertai tes
Universitas Sumatera Utara
terhadap apa yang telah didengar mencapai kurang lebih 28%. Seperti halnya hasil penelitian lain, menunjukkan bahwa mahasiswa hanya mampu memahami bagian awal dari suatu pembicaraan yang telah didengar. Artinya kemampuan otak dalam menyimpan memori pendengaran sangat terbatas khususnya tanpa adanya tes untuk menguji daya ingat tersebut. Hal ini menunjukkan tetap pentingnya pelaksanaan tes mendengar (ikhtibar al-istima’). Tes kemampuan mendengar bahasa Arab sangat penting dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam mendengar bahasa Arab. Melalui tes ini siswa akan merasa bahwa meskipun tes ini hanya mengukur kemampuan mendengar, tetapi mereka juga tetap membutuhkan penguasaan terhadap unsur bahasa Arab yang lainnya seperti mufradat, qawaid dan ashwat. Penguasaan siswa terhadap kosakata (mufradat) serta tatabahasa (qawa’id) berkontribusi besar dalam membantu siswa dalam mencapai keterampilan mendengar secara maksimal. (Hamid, 2010: 43-44) Peneliti memilih judul yang berhubungan dengan menyimak karena menyimak merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat pada semester I dan II di Departemen Sastra Arab FIB USU. Dengan adanya mata kuliah menyimak tersebut peneliti ingin menganalisis kemampuan menyimak mahasiswa stambuk 2012. Alasan peneliti memilih mahasiswa stambuk 2012 karena mereka baru mengikuti
mata kuliah menyimak tersebut. Alasan peneliti ingin mengukur
kemampuan menyimak bahasa Arab dengan cara memperdengarkan rekaman suara yang berisi kalimat-kalimat berupa cerita yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menjawab soal tes menyimak. Adapun tes yang diberikan sebanyak 20 yang diambil dari buku العربية بين يديك/Al’arabiyyatu baina yadaik/ yang setiap soalnya mempunyai pembahasan yang berbeda-beda. soal yang hanya diperdengarkan saja dan mahasiswa menjawab dengan memilih salah satu jawaban yang benar dari tiga pilihan jawaban. Dari 20 soal tersebut mempunyai 3 judul yaitu االسرة/al-usratu/ pelajaran ke-4 (empat) halaman 37 sebanyak 5 soal, bab VIII (delapan) dengan judul األمل/al-`amal/ pelajaran ke-3 (tiga) dan 4 (empat) halaman 175 sebanyak 10 soal,
Universitas Sumatera Utara
dan bab XIV (empat belas) dengan judul الحج و العمرة/al-hajju wal’umratu/ pelajaran pertama halaman 316 sebanyak 5 soal. Pemilihan judul yang berbedabeda hanya untuk memperkaya soal saja.
1.2 Rumusan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka diperlukan adanya batasan masalah yang meliputi : 1. Bagaimana kemampuan mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 pada tes kemampuan menyimak? 2. Berapa persentase kesulitan mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 dalam melakukan tes kemampuan menyimak? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kemampuan Mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 pada tes kemampuan menyimak. 2. Untuk mengetahui persentase kesulitan Mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 dalam melakukan tes kemampuan menyimak. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan seseorang tentang menyimak bahasa Arab dan memberi masukan untuk proses mengajar istima’ di Depertemen Sastra Arab. 2. Untuk menambah daftar referensi bacaan perpustakaan Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU berkaitan menyimak dalam bahasa Arab. 1.5 Metode Penelitian
Universitas Sumatera Utara
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan” (Sugiono, 2010: 2). 1.5.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan data kuantitatif. Menurut Iskandar, (2009: 61) yaitu penelitian untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang variabel mandiri. Sesuai dengan teori yang digunakan dan yang akan diterapkan dalam langkah langkah-langkah metode kerja, peneliti akan memakai kuisioner tes kemampuan dengan data dari buku العربيت بين يديك/ Al’arabiyyatu baina yadaik/ yang digunakan untuk tes kemampuan terhadap mahasiswa bahasa Arab FIB USU stambuk 2012. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan penulis yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Mendata mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 yang telah lulusdalam mata kuliah menyimak.
2.
Mencetak bahan tes kemampuan menyimak dari buku العربية بين يديك /Al’arabiyyatu baina yadaik/ BAB VIII (delapan) pelajaran ke-3 (tiga) dan 4 (empat).
3.
Mengumpulkan mahasiswa Sastra Arab FIB USU tahun stambuk 2012 yang sudah terdata untuk mengikuti tes menyimak.
4.
Membagikan kertas tes kemampuan kepada para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah menyimak dimana para mahasiswa akan menjawab pertanyaan yang telah diperdengarkan pada kertas jawaban yang telah disediakan.
5.
Mengumpulkan kertas tes kemapuan dan menganalis data yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
6.
Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam bentuk skripsi.
1.5.2
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.Waktu yang diberikan kepada mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam menjawab soal tes kemampuan adalah 2 menit.
1.5.3
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut : a. Pengamatan atau Observasi Menurut Kunandar, (2008: 143) pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar cek), catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses.
b. Tes
Universitas Sumatera Utara
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya (Kunandar, 2008: 186).
c. Metode Dokumentasi Menurut Arikunto, (2006: 231) metode dekumentasi yaitu mencari data yang diperoleh melalui pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
1.5.4
Teknik Analisis Data Untuk memperoleh hasil yang diperlukan, penelitian ini digunakan tes
yang berbentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal (soal hanya diperdengarkan saja) dengan 3 pilihan jawaban yang ada pada lembar jawaban tes kemampuan. Hasil tes ini secara umum akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa tersebut sangat baik, baik, sedang atau kurang.. Di dalam Panduan Program Penilaian Kelas (2006: 29) dikatakan bahwa: “Soal bentuk pilihan ganda diberi skor 1(satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan skor 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut buku Panduan Pengembangan Program Penilaian Kelas yang dikeluarkan Depdiknas tahun 2006 untuk mengetahui tingkat kemampuan dapat digunakan teknik analisis sebagai berikut: TK =
B x 100
contoh perhitungan : TK
N
17
x 100 = 85
20
Dimana : TK : Tingkat Kemampuan B : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah butir soal Untuk menentukan tingkat kemampuannya, nilai dibuat dalam table range sebagai berikut : No
Nilai
Tingkat Kemampuan
1
80-100
Sangat Baik
2
70-79
Baik
3
60-69
Sedang
4
0-59
Kurang
Universitas Sumatera Utara
Menurut Badrujaman dan Hidayat, (2010: 143) untuk menghitung persentase setiap topik masalah dengan rumus : Jumlah masalah yang dipilih x 100% 20 Konversi % pada klasifikasi sebagai berikut : 0%
: Baik
1% - 10%
: Cukup Baik
11% - 25%
: Cukup
26% - 50%
: Kurang
51%-100%
: Kurang Sekali
Sesuai dengan keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara tentang peraturan akademik program sarjana tahun 2009 keberhasilan prestasi Mahasiswa digolongkan sebagai berikut : NILAI PRESTASI A B+ B C+ C+ D E
BOBOT PRESTASI 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,00 0,00
GOLONGAN PRESTASI Sangat Baik Baik Baik Cukup Cukup Kurang Gagal
Universitas Sumatera Utara