PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur adalah hasil dari faktor sosio-budaya manusia, yaitu suatu lingkungan binaan yang dihasilkan manusia dalam menanggapi lingkungannya, serta sebagai wahana ekspresi cultural untuk menata kehidupan jasmani, psikologi dan sosial. Arsitektur turut memberikan karakter suatu tempat (spirit of place), turut memberikan identitas bagi lingkungannya, sehingga manusia mudah mengenali „dimana ia berada‟. Sejalan dengan berkembangnya waktu, asitektur bergeser menjadi sesuatu yang kadang kala sulit untuk dikenali atau bahkan terlalu gampang dikenali karena ada di setiap tempat. Ketika efektifitas dan efisiensi menjadi tolok ukur keberhasilan setiap pekerjaan, tidak bisa disangkal itu akan mempengaruhi sikap manusia dalam menghadapi hidupnya. Termasuk sikapnya terhadap ruang dimana ia hidup. Tuntuntan fungsional dijadikan alasan untuk menghadirkan wajah-wajah yang seragam tanpa makna, menghilangkan aspek-aspek arsitektural sarat makna kultural simbolis. Sehinggga yang terjadi adalah No one living nowhere , seseorang yang tidak tahu dimana ia hidup.1 Pergeseran ini hanya bisa diluruskan dengan pengenalan suatu identitas lingkungan yang mampu memberikan karakter tempat tersebut. Mempertahankan dan menguatkan karakter suatu kawasan adalah bertujuan untuk menumbuhkan kembali dasar identitas suatu kawasan; menumbuhkan perasaan someone living somewhere, seseorang tinggal di suatu tempat (bukan di sembarang tempat)2. Karya arsitektur dapat dikatakan berhasil bila tidak hanya mampu menanggapi aspek fungsional belaka, tetapi juga merupakan ekspresi budaya lokal „dimana ia berada‟. Budaya merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam menciptakan kekhususan atau ciri khas suatu masyarakat dan daerah tertentu. Milai kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat atau daerah, tidak sama dengan daerah yang lain. Jadi Nilai kebudayaan dapat memberikan identitas diri pada suatu daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya upaya pengembangan atau pelestarian budaya dengan cara menyadiakan suatu wadah yang menampung unsure-unsur budaya suatu daerah yang kemudian diperkenalkan kepada generasi-generasi berikutnya. 1 2
Charles Jenk,1985 : 303. Charles Jenk,1985 : 302.
1
Taman Budaya adalah merupakan suatu wadah dalam bidang kebudayaan yang bertugas melaksanakan pengembangan kebudayaan suatu daerah. Kebudayaan Nias, khususnya Nias Selatan memiliki produk kebudayaan dan arsitektural yang khas dan berkarakter tertentu. Baik itu berupa kesenian tradisionalnya,upacara-upacara adatnya, dll. Namun sayang belum ada suatu wadah yang menampung dan mengembangkan unsur-unusur budaya Nias Selatan tersebut. Oleh karena itulah proyek Taman Budaya Nias Selatan dapat dijadikan suatu wadah dalam menampung, mengembangkan dan melestarikan kebudayan Nias Selatan. Masyarakat Nias adalah masyarakat adat yang memiliki aturan-aturan yang ketat dalam sistem kemasyarakatannya. Hubungannya dalam arsitektur adalah terciptanya konsep-konsep keruangan yang mengacu pada sistem kemasyarakatan tersebut. Sebagai suku bangsa tradisional tentu segala aspek tersebut tidak terlepas dari pemahaman mereka akan alam sekitar di masa itu. Dalam studi ini, Arsitektur Tradisional Nias Selatan dijadikan objek penelaahan dengan tujuan menggali nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dikembangkan dan kemudian ditransformasikan; diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penerapan perancangan bangunan-bangunan fungsi baru dalam hal ini Taman Budaya Nias Selatan. Dalam Rencana Pengembangan Pariwisata di Propinsi Sumatera Utara, kawasan kecamatan Teluk Dalam kabupaten Nias Selatan mendapatkan prioritas sebagai kawasan yang akan dikembangkan / berkembang. Untuk merealisasika hal tersebut tentu saja dibutuhkan segala sesuatu yang dapat mendukung baik fisik maupun non fisik yang nantinya secara makro dapat memberikan sumbangan berarti bagi perkembangan pembangunan kawasan tersebut. Daerah Lagundri yang termasuk dalam kecamatan Teluk Dalam merupakan salah satu kawasan objek wisata. Keindalahan alam dan pantai yang indah menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan yang sangat potensial sebagai tempat kawasan wisata. Ada beberapa hal yang sangat mendukungnyanya Rencana Pengembangan Pariwisata di kecamatan Teluk Dalam untuk masa sekarang ini adalah dimana mulai terfokusnya pembangunan disegala bidang pada kawasan ini, sebab : a. Pemekaran kabupaten Nias menjadi dua kabupaten yakni kabupaten Nias Utara dengan ibukota berada di kecamatan Gunungsitoli dan Kabupaten Nias Selatan dengan ibukota berada di kecamatan Teluk Dalam.
2
Berdasarkan Aspirasi masyarakat Nias Selatan yang didukung oleh keputusan DPRD Kabupaten Nias Nomor : 02/KPTS/2000, tentang persetujuan usul Pemekaran kabupaten Nias menjadi dua Kabupaten (tertanggal 1 mei 2000). Keputusan DPRD propinsi Sumatera Utara Nomor : 19/K/2002 tentang persetujuan Pemekaran Kabupaten Nias. Tertanggal 25 Agustus 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. b. Konsep Pengembangan Kabupaten Nias Selatan yakni Segitiga Emas. Segitiga Emas kabupaten Nias Selatan, diterjemahkan dalam arti : “ Kabupaten Nias Selatan yang terdiri dari 8 kecamatan berada dalam tiga sudut dan satu pusat suatu segitiga Emas yang memiliki nilai, bobot, keunikan/spesifikasi, potensi dan prospek, yang masing-masing luar biasa, yang secara strategis diwujudkan dalam 4(empat) pusat = Kawasan Pengembangan Pembangunan Kabupaten Nias Selatan”. 4 (empat) Pusat Kawasan Pengembangan Pengembangan Kabupaten Nias Selatan yaitu : 1. Pusat pertama dari selatan : Pusat Pengembangan Pembangunan “TELLO” 2. Pusat Kedua dari barat : Pusat Pengembangan Pembangunan “MOALE” 3. Pusat
ketiga
dari
timur
:
Pusat
Pengembangan
Pembangunan
“BORONADU” 4. Pusat keempat ibukota kabupaten Nias Selatan : Pusat Pengembangan Pembangunan “TELUK DALAM”.
Kawasan Teluk Dalam memiliki potensi sebagai berikut : Objek wisata : Bawomataluo, kurang lebih 250 rumah tradisional tersusun rapi diatas bukit +/- 800 m dari permukaan laut dengan rumah adat yang besar sebagai lambing wujud dari hasil arsitektur tradisional Nias yang memiliki nilai yang tinggi, dan desa-desa tradisional lainnya seperti
Hilisimaetano,
Hilinawolo,
Mazino,
Hilimondregeraya,
Hiliamaetaniha, dll. Tari Tradisional : Tari Perang = Faluaya, Lompat Batu (hombo batu), Hoho, Maena, Moyo,dll.
3
Wisata Air : Lagundri dan Sorake arena Surfing Internasional. Wisata Pantai : Walo, wisata diving, wisata alam panorama laut genasi, megalitik dibeberapa desa Teluk Dalam. Perkebunan : karet, kopra, coklat, padi dan perikanan. c. Prioritas pengembangan potensi sebuah daerah disesuaikan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh setiap masing-masing potensi. Untuk kawasan Teluk Dalam potensi pariwisata menghasilkan pendapat daerah sebesar 60% dan dari perkebunan serta perikanan sebesar 40%. Keinginan untuk membuat sebuah objek wisata baru yang bernuansa Budaya Tradisional Lokal di desa Lagundri Kecamatan Teluk Dalam sangat didukung oleh berbagai aspek tadi, disamping sarana-prasarana pendukungnya. Keberadaan sebuah Taman Budaya di Langundri diharapkan mampu memberikan suasana baru pengalaman ber-wisata di kawasan tersebut, sekaligus memberikan sumbangan berarti bagi perkembangan Pariwisata di Sumatera Utara.
1.2 Tujuan Mempelajari dan mengamati konsep-konsep arsitektur tradisional Nias Selatan melalui studi-studi tipologi dan morfologi ruang, kaitannya dengan normanorma dan tata kemasyarakatan setempat serta filosofi yang mendasarinya, untuk selanjutnya dijadikan acuan dalam mengembangkan konsep perancangan arsitektur pada Taman Budaya di Lagundri, kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. menerapkan rumusan transformasi arsitektur tradisional Nias Selatan dalam pengembangan konsep perancangan Taman Budaya di Lagundri, Nias Selatan yang akan mewadahi aktifitas peng-informasi-an kebudayaan Nias Selatan.
1.3 Permasalahan Masalah yang perlu dicarikan pemecahan dalam perancangan adalah bagaimana menyelesaikan konflik yang timbul antara tuntutan fungsi baru dengan keinginan untuk mengharapkan konsep-konsep Arsitektur Tradisional Nias Selatan pada bangunan fungsi baru, khususnya pada fasilitas Taman Budaya yang tentu saja belum dikenal sebelumnya oleh masyarakat tradisional nias.
4
1.4 Kerangka Berpikir IDENTITAS LINGKUNGAN / SUATU DAERAH
TINJAUAN PUSTAKA
PEMILIHAN
KAJIAN ARSITEKTUR NIAS SELATAN
ANALISIS dan KONSEP PERANCANGAN
PENGAMATAN LAPANGAN
STUDI BANDING
TAPAK PENGEMBANGAN KONSEP PERANCANGAN & PERENCANAAN (DESAIN)
5
PERMASALAHAN 2.1 Umum Deskripsi Proyek Judul
: Taman Budaya Nias Selatan di Lagundri, Nias Selatan Sumatera Utara
Tema
: Arsitektur Tradisional Nias Selatan
Site Proyek
: Desa Lagundri, kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
Luas Lahan
: +/- 8.12
Ha
Luas lahan yang akan dibangun : +/- 1.5 Ha
2.2 Pegertian Taman Budaya Taman adalah : a. Tempat yang menyenangkan b. Kebun yang ditanami bunga2an Simpulan : Taman adalah tempat yang menyenangkan, mempunyai beberapa kegiatan biasanya menampung kegiatan olahraga, aktifitaas kebudayaan dan pendidikan.3
Budaya adalah Keseluruhan yang kompak yang didalamnya terkandung ilmu Pengetahuan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan kemampuan lain yang didapat manusia.4 TAMAN BUDAYA : Secara Formal adalah unit pelaksana teknis di bidang Kebudayaan yang bertugas melaksanakan pengembangan kebudayaan daerah dengan fungsi : Melaksanakan kegiatan kebudayaan dalam rangka meningkatkan operasi dan kreatifitas seni oleh dan untuk masyarakat. Melaksanakan usaha menggali dan meningkatkan mutu seni. Melaksanakan kegiatan sebagai pusat informasi dibidang kebudayaan.
3 4
W.I.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : PN.Balai Pustaka1976 Hal.200) Tylor, Primitive Culture.
6
Secara Fisik adalah suatu wadah yang didalamnya tersedia fasilitas yang mampu
menampung
kepentingan
teknis
operasional
dalam
rangka
melaksanakan tugas dan fungsi tersebut diatas.5
2.3 Taman Budaya Nias Selatan Taman Budaya Nias Selatan suatu wadah di bidang Kebudayaan yang bertugas melaksanakan pengembangan kebudayaan daerah Nias Selatan dengan fungsi : Melaksanakan kegiatan kebudayaan dalam rangka meningkatkan operasi dan kreatifitas seni oleh dan untuk masyarakat Nias Selatan. Melaksanakan usaha menggali dan meningkatkan mutu seni. Melaksanakan kegiatan sebagai pusat informasi dibidang kebudayaan.
Taman Budaya Nias Selatan ini juga dapat dijadikan objek wisata bagi wisatan asing yang berkunjung ke Pulau Nias. Beberapa Kesenian daerah Nias Selatan yang di sajikan dalam Taman Budaya Nias Selatan ini, misalnya : 1. Lompat Batu 2. Tari Maena 3. Tari Famadaya Harimau 4. Tari Perang 5. Tari Moyo 6. Peragaan Baju Tradisional 7. Seni Drama 8. Pertunjukan Upacara-upacara adat 9. Seni Kriya 10. Seni Musik 11. dll
5
(Dit.Jen. Kebudayaan, Dep. P dan K, Pedoman Standarisasi Taman Budaya)
7
Kesenian Tradisional Nias Selatan Kesenian yang ada di Nias Selatan meliputi : Seni Musik ;Seni Tari;Seni Kerajinan tangan ;Seni Pahat ;Seni Patung ;dan Seni Bangunan. 1. Seni Musik Tradisi dari seni suara: a.
Yang dilakukan bersama: (Sikola Manuno) Sikola manuno merupakan suatu Koor baik dalam kelompok Gereja untuk memuliakan kebesaran atau pujian (Sinuno Fano Bu’o) atau lagu perkawinan dikala seseorang calon mempelai laki – laki menawar jujuran (Fanuno Bawango Walu), lagu kematian sebagai ratapan bela sungkawa (Bawa Abu Dodo), lagu mars memberi semangat berperang (Sinuno Wanuno) dan lagu anak – anak (Sinuno Nda Ono).
b.
Nyanyian perorangan dan hoho (Nyanyian Adat). Nyanyian tunggal banyak bertemakan kisah-kisah cinta antara gadis remaja dengan perjaka (Sinuno Cita), yang biasa didendangkan di bawah rumah (Mbele – Mbele) sambil duduk di atas Daro – daro. Anak – anak juga sering menyanyikan pujian untuk menghormati orang tuanya (Sinuno Wano Ba’ao Jawano dan Menu) kedua – duanya sering dinyanyikan didalam rumah sebelum waktu tidur.
Alat Musik : Nama alat musik : 1. Aramba 2. Faritia 3. Gondra
Digunakan pada pesta perkawinan dan penerimaan tamu.
4. Tutu 5. Tutuhao 6. Tabolia
Alat musik Pukul
7. Doli-doli 8. Lagia 9. Duri Mbaloduhi
Alat musik Pengiring Lagu
10. Duri Mbewe 11. Sugi 12. Koko
Alat musik Isyarat
13. Surune
Alat musik Pengiring Lagu
8
2. Seni Tari Tarian adat umumnya dilakukan secara berkelompok dan dilakukan di halaman muka (Ewali) pada peristiwa khusus, tari – tarian lebih banyak bertemakan kesatriaan atau keprajuritan. Ada beberapa jemis seni tari tradisional Nias yakni :
No
Nama Tari
Di Tampilkan pada :
1
Tari Maena
Perkawinan, Osawa dan penyambutantamu yang dihormati
2
Tari Maru
Perkawinan, osawa, dan penyambutantamu yang dihormati
3
Tari Mamadaya Saembu
Pesta kebesaran untuk meningkatkan derajat seseorang ditengah-tengah masyarakat.
4
Tari Moyo
Penyambutan tamu
5
Tari Perang
Penyambutan tamu
Tari Perang
Tari Maena
3. Seni Patung dan Kerajinan Tangan Kedua kegiatan ini dilakukan umumnya didalam rumah, memahat atau seni kriya umumnya mengambil tempat di Mbele – Mbele atau Emper depan rumah adat. Kegiatan ornamen, untuk mengisi bagian penting rumah, sebagai pencerminan penghormatan kepada nenek moyang.
9
4. Atraksi & Permainan Rakyat
Lompat Batu (ombo batu)
Peragaan Baju Tradisional
Potensi Lingkungan Kabupaten Nias memiliki banyak potensi objek wisata, seperti air terjun Luahandroi (Desa Fuloto Kecamatan Alasa), Gua Batu Togi Ndrawa dan Gua Laowo Maru (Kecamatan Gunungsitoli), Pantai Lagundri dan Sorake untuk berselancar, berenang di laut bening dan menyelam (Kecamatan Teluk Dalam), Pantai Pasir Putih di Pulau Asu (Kecamatan Sirombu), serta pantai lainnya di Pulau Nias. Partorania alam bukit Hilidauru (Kecamatan Lolowa'u) serta panorama taman laut (Kecamatan PP. Batu).
Teluk Genasi
Pantai Lagundri
10
sorakebeach
Surfing at sorake beach
Rumah Tradisional
11
PENYELESAIAN A. Program Ruang Rencana yang akan dibangun dalam proyek Taman Budaya Nias Selatan ini terdiri dari banyak massa bangunan atau massa majemuk. Banyaknya massa di sesuaikan dengan banyaknya jenis kegiatan yang ada dalam Taman Budaya Nias Selatan tersebut. No 01
Kegiatan Utama
Bangunan Yang di Rencanakan
Aktivitas pengelola : a. Kesekretariatan
KANTOR PENGELOLA
b. Keuangan c.
Keamanan
d. Perawatan
PUSAT INFORMASI
e. Dokumentasi f. Informasi 02
Aktivitas pembinaan / pengembangan : a. Lokakarya / pertemuan
PERPUSTAKAAN
b. Penelitian kesenian c. Perpustakaan 03
Aktivitas pagelaran / pameran: a.
Pusat Seni dan Budaya Peragaan / pertunjukan tradisi
TEATER TERTUTUP
Pertunjukan kesenian tradisional Peragaan busana tradisional b.
TEATER TERBUKA SANGGAR
Museum dan Pameran
MUSEUM
Pameran hasil kriya
SERBA GUNA
Pameran peralatan / benda-benda tradisional Pameran busana tradisional 04
Aktifitas Penunjang TOKO SOUVENIR
a. Penjualan seni kriya b. Penjualan makanan khas c. Penjualan
produk
RESTORAN/FOOD COURT hasil
pencaharian khas daerah lokal. d. Rekreasi air
mata
RUANG TERBUKA (Bazar / Pasar Rakyat) DERMAGA SEWA & KOLAM
12
e. Penginapan
RENANG HOTEL / COTTAGE
B. KONSEP PERANCANGAN Konsep Spatial - Ruang Luar / Tapak
B C A
Model Umum Batas Wilayah Sebuah Desa di Nias Selatan
Sebuah desa di Nias Selatan umumnya berada diatas bukit atau area perbukitan. Model umum batas wilayah dari sebuah desa adalah bersifat memusat atau sentralisasi. Ada 3 daerah penting pembagian wilayah desa : 1. Daerah A merupakan zona yang berada di tengah dan merupakan daerah yang paling sakral yang di sebut Siboloi (daerah rumah raja). Datarannya sedikit lebih tinggi dari daerah B. 2. Daerah B merupakan daerah penempatan rumah-rumah masyarakat desa biasa. Sepanjang daerah ini membentang sebuah halaman besar didepan rumah hunian yang salaing berhadapan yang disebut Ewali (halaman depan). 3. Daerah C adalah daerah kontur perbukitan yang menurun disebut Halama. Area jalan masuk kedalam desa. Biasanya penempatan hele (pemandian) Pembagian daerah tersebut diatas merupakan konsep atau aturan dalam mendirikan sebuah desa atau pemukiman baru. Konsep ini dapat dijadikan acuan
13
dalam konsep merancang pemempatan bangunan –bangunan yang terdapat dakan Taman Budaya Nias Selatan ini. Penempatan bangunan-bangunan Taman Budaya Nias Selatan ini akan mengikuti hirarki nilai pentingnya suatu bangunan. Adapun jenis bangunan yang terdapat dalam Taman Budaya nias Selatan ini adalah :
1. Aktivitas pagelaran / pameran: a.
Pusat Seni dan Budaya Teater tertutup (auditorium) Teater terbuka (amphiteater) Sanggar Bangunan Serba guna
a.
Museum dan Pameran Museum
2. Aktivitas pembinaan / pengembangan : Perpustakaan 3. Aktivitas pengelola : a.
Kantor pengelola
b.
Pusat Informasi
4. Aktifitas Penunjang a.
Toko souvenir
b.
Restoran / Food Court
c.
Ruang terbuka (bazaar / pasar rakyat)
d.
Dermaga sewa, taman, kolam renang
e.
Penginapan / Cottage
Pembangian bangunan berdasarkan hirarki nilai pentingnya jenis bangunan : No
1
Desa Nias Selatan Nama Daerah
Taman Budaya Nias Selatan Jenis Bangunan Jenis Bangunan Keterangan
Siboloi
Rumah
Raja; Museum;
Museum
tempat
Ewali Gorahua Auditorium
menyimpan
dan
benda-benda
bale
(tempat
sejarah.
musyawarah
Auditorium sama
14
adat)
halnya Bale
dengan merupan
tempat
orang
berkumpul. 2
Ewali
Rumah
Perpustakaan;
Merupakan
Penduduk biasa Sanggar;
bangunan
yang
Pengelola;
mendukung
Bangunan Serba
bangunan
Guna.
Taman
utama Budaya
seperti Museum 3
Halama
Hele
Bangunan
Bangunan
(pemandian),
Informasi,
pendukung
Tangga Masuk Cottage; kedesa.
Sarana
Olah Raga;kolam Renang
Pelayanan
/
fasilitas
dan
Dermaga sewa.
3
2
1
Hirarki kesakralan suatu Zona semakin ketengah atau kepusat semakin tinggi. Mulai dari zona 3 terluar lalu zona 2 dan ke zona 1 sebagai zona atau wilayah terpenting (utama)
2
3
15
Barat Sumbu Linier
Sarana Olah Raga Cottage Dermaga Sewa
`
Sanggar Perpustakaan
Museum Auditorium
Serba Guna Pengelola
Sifat desa Sobawaworo (perspektif paksaan)
1
2
Bangunan Informasi
3 Bangunan Utama Masuk
Bangunan pendukungUtama Bangunan Pendukung Timur
Konsep Spatial / Site
16
- Ruang Dalam / Denah
tawolo
foroma
Denah Omo Hada
Pembangian ruang pada Omo Hada (rumah adat) secara horizontal terdiri dari dua pembagian ruang yang penting yakni ruang depan (Tawolo) bersifat semi privat. Tawolo merupakan tempat bagi kaum pria bersifat publik karena tempat menjamu tamu yang datang, sedangkan ruang belakang (Foroma) bersifat privat merupakan tempat kaum wanita yang harus dilindungi oleh kaum pria yang ada di rumah tersebut. Sedangkan
pembagian ruang secara vertikal, terdiri dari kolong rumah
merupakan tempat memelihara tenak dan badan rumah merupakan tempat hunian atau tinggal pemilik rumah. Dalam pengelompokan ruang dalam suatu bangunan yang terdapat dalam Taman Budaya ini, penulis mengelompokkan ruang berdasarkan sifatnya, mana ruang bersifat privat (utama) dan bersifat publik (penunjang).
Nama
Organisasi
Ruang
No Bangunan 1
Teater
Privat (Utama)
Publik (penunjang)
Auditorium
Lobby
Ruang Pemain dan Karyawan
Penitipan Barang Pengelola
17
2
Museum
Ruang Pameran Tetap
Pengelola
Ruang Pameran Temporer
Lobby
Ruang Penyimpanan Koleksi
Informasi
3
Sanggar
Ruang Kegiatan Sanggar
Pengelola
4
Perpustakaan
Ruang baca
Lobby
Ruang Buku
pengelola
Ruang Audio Visual 5
Pengelola
Ruang Pimpinan
Lobby
Ruang Kerja Staff
Gudang
Ruang Rapat
Massa Bangunan - Tipologi Rumah Tradisional Nias Selatan :
Rumah Raja (Omo Sebua)
Rumah Siila (satu tingkat dibawah Raja)
Omo Sato (rakyat biasa)
Bale (tempat pertemuan warga desa) Tipologi Rumah Tradisional Nias Selatan
18
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Taman Budaya Nias Selatan ini terdiri dari banyak massa bangunan. Pembagian massa bangunan ini mengikuti tipologi bangunan tradisional Nias Selatan.
NO 01
Tipologi Rumah Adat Rumah Raja
Penerapan kebangunan Museum
Keterangan
Museum
tempat
menyimpan
benda-benda
sejarah. Auditorium sama halnya dengan Bale merupan tempat orang berkumpul. 02
Rumah Siila
Museum
03
Rumah Sato
Sanggar,
Merupakan bangunan yang mendukung
Perpustakaan,
bangunan utama Taman Budaya seperti
Pengelola,
Museum
Toko. 04
Bale
Auditorium
Tempat berkumpul
Gubahan Massa a. Museum Bangunan museum menggunakan tipologi bangunan rumah raja (omo sebua) dan rumah siila.
Rumah Raja (Omo Sebua)
Rumah Siila (satu tingkat dibawah Raja)
19
b. Sanggar; Pengelola; Serbaguna dan Perpustakaan Banguanan Sanggar; Pengelola; Serbaguna dan Perpustakaan menggunakan tipologi bangunan rumah sato. Antara rumah sato dengan rumah sato saling berdempe satu sama lain.
Omo Sato (rakyat biasa)
c. Auditorium Banguanan
Auditorium
menggunakan
tipologi
bangunan
rumah
Bale.
Bangunan bale yang bersifat terbuka dan tidak memungkinkan mengikuti bentuk yang terbuka tersebut dalam perancangan auditoium. Untuk itu penulis hanya mengikuti bentuk atap dari bale saja.
Bale (tempat pertemuan warga desa)
20
Struktur Pendekatan system struktur dan konstruksi berdasarkan atas pertimbangan : Dapat memenuhi fungsi dan runag yang ada. Dapat menunjang penampilan bangunan dan pengolahan massa Banyak latai dan beban yang dipikul. Kondisi lingkungan tapak yang menyangkut kedalaman tanah keras, muka air tanah dan daya dukung tanah. Tuntutan fisik bangunan yang meliputi kekakuan, kekuatan, kestabilan dan daya tahan terhadap gempa, angin dan lain lain. Struktur pada bangunan ini dibagi menjadi beberapa alternative struktur yang dapat ditetapkan : 1. Struktur Rangka Portal Terdiri dari unsure yaitu, kolom dan balok. Dengan system ini maka akan didapat beberapa kelebihan dan kekurangan : Kesan yang didapat sederhana dan praktis Dapat menimbulkan lendutan yang besar Mempunyai sifat kenyal terhadap gempa Cukup ekonomis karena pelaksanaannya mudah. 2. Struktur Dinding Pemikul System ini menggunakan dinding sebagai unsure penyalur beban, kelebihan dan kekurangan system ini adalah : Kekakuan yang cukup tinggi Fleksibilitasnya kurang Kekenyalannya kurang dalam menghadapi bahaya gempa Dapat meredam kebisingan 3. Struktur Komposit Merupakan gabungan dari kedua jenis diatas. - Struktur Bawah (sub structure / pondasi) Struktur bawah menggunakan system tiang kolong sebagai bentuk transformasi system struktur rumah tradisional dengan pola tiang penumpu diagonal pada sisi luarnya, meskipun pada system struktur tradisional menggunakan sistem kayu. Namun untuk alasan praktis pada bangunan ini digunakan bahan beton.
21
Jumlah kolom disesuaikan dengan jumlah kolom tiap tipe rumah tradisional yang merupakan symbol hirarki status sosial.
Tipologi NO Rumah Adat
Jumlah Kolom Rumah Penerapan kebangunan Depan Belakang
01
Rumah Raja
6
11
Museum
02
Rumah Siila
4
7
Museum
03
Rumah Sato
4
5
Sanggar,
Perpustakaan,
Pengelola,
Serbaguna.
Pondasi menggunakan pondasi Telapak beton dan karena letak bangunan ini berada ditepi pantai, struktur bagian bawah bangunan menggunakan tiang pancang / pondasi sumuran sampai kedalaman tertentu atau mencapai tanah yang stabil. - Struktur Atas (upper structure) Atap o
Atap menggunakan struktur rangka, bahan pipa Hollow dengan sisitem sambungan las.
o
Kemiringan atap disesuaikan dengan kondisi kemiringan atap tradisional Nias Selatan +/- 45 0 - 50 9.
o
Susunan gording diusahakan mengikuti jumlah lapis struktur atap tradisional yang secara hirarki mununjukkan status sosial penghuni.
o
Bahan penutup atap menggunakan atap sirap karena kemiringan atap yang cukup curam.
Dinding o
Dinding keseluruhan menggunakan batu bata kecuali tempat-tempat tertentu seperti bagian depan bangunan menggunakan dinding ornamen tradisional dengan bahan beton cetak/ keramik.
22
TAMAN BUDAYA
Nias selatan
Design by:
Nova handayani
23
24
25