I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tujuan utama Penganekaragaman Konsumsi Pangan (diversifikasi pangan) adalah membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk hidup sehat, aktif, dan produktif. Penganekaragaman pangan sangat penting dan mendesak, karena kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan kecukupan gizi. Selain itu, pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih belum seimbang yang ditandai dengan tingginya konsumsi padi-padian, terutama beras; masih rendahnya konsumsi pangan hewan, umbi-umbian, serta sayur dan buah; pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu masih relatif rendah; kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) masih belum
mencapai
kondisi
ideal.
Oleh
karenanya
diperlukan
upaya
untuk
menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif, dan produktif. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres ini mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan penganekaragaman pangan diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan terintegrasi. Perpres ini sudah ditindaklanjuti, dengan Peraturan Menteri Pertanian No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal sebagai acuan yang lebih operasional dalam implementasinya. Implementasi dari Perpres dan Permentan tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan sejak tahun 2010 meluncurkan program optimalisasi pemanfatan pekarangan melalui salah satu kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat untuk mempercepat diversifikasi pangan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Program ini sejalan dengan empat target kunci sukses Kementerian Pertanian yang salah satunya adalah diversifikasi pangan.
1
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Sebagai bentuk keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Tahun 2010, pada tahun 2014 program P2KP diimplementasikan melalui kegiatan: (1) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosi P2KP. Melalui 3 (tiga) kegiatan besar ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat untuk membentuk pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA). Sehubungan dengan berakhirnya tahun anggaran 2014, maka disusun laporan pelaksanaan kegiatan di daerah sebagai bentuk tata kepemerintahan yang baik (good governance).
1.2 Tujuan Secara umum tujuan kegiatan P2KP adalah untuk memfasilitasi dan mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan masyarakat yang B2SA yang diindikasikan dengan meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH). Tujuan khususnya antara lain: a) Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras; b) Meningkatkan partisipasi kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai penghasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk konsumsi keluarga; dan c) Mendorong pengembangan usaha pengolahan pangan skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal.
Sedangkan tujuan laporan ini dibuat adalah sebagai bentuk evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Gerakan P2KP di daerah. Laporan diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pengembangan Gerakan P2KP tahun berikutnya.
2
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
1.3 Sasaran Mengacu pada tujuan di atas, sasaran kegiatan P2KP ialah: a) Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) serta menurunnya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan pangan tertentu dengan pemanfaatan pangan lokal; dan b) Berkembangnya usaha pengolahan pangan skala UMKM sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal.
1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Tahun 2014 terdiri atas Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), dan Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).
a) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah-buahan, serta budidaya ternak dan ikan. Hasil pekarangan dapat digunakan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan warga yang saling berdekatan. Kegiatan ini dapat membentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan. Pendekatan pengembangan ini dilakukan
dengan
mengembangkan
pertanian
berkelanjutan
(sustainable
agriculture), antara lain dengan membangun Kebun Bibit Desa (KBD) dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga. Implementasi kegiatan ini disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
3
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL dengan pendampingan oleh Penyuluh Pendamping P2KP desa dan Pendamping P2KP kabupaten/kota, serta dikoordinasikan bersama dengan aparat kabupaten/kota. Selain pemanfaatan pekarangan, juga diarahkan untuk pemberdayaan kelompok wanita dalam membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA), termasuk kegiatan usaha pengolahan pangan rumah tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam. Kebun Bibit Desa (KBD) dibangun di setiap desa untuk memasok kebutuhan bibit bagi anggota kelompok dan masyarakat, sehingga tercipta keberlanjutan kegiatan. Pengembangan Kebun Bibit ini diharapkan dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembibitan yang ada di Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Untuk itu, pengembangan Kebun Bibit pada kegiatan ini harus berkoordinasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat. Tanaman yang dibudidayakan di KBD diutamakan tanaman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat ataupun jenis tanaman baru potensi lokal yang memiliki keunggulan nilai gizi. Desa pelaksana P2KP juga diarahkan untuk mengembangkan kebun sekolah di salah satu sekolah (SD/SMP/SMA) yang berlokasi di desa tersebut. Pembinaan dilakukan oleh pendamping desa P2KP, sejalan dengan pembinaan yang dilakukan terhadap kelompok wanita P2KP, dan berkoordinasi dengan sekolah yang bersangkutan. Kebun Bibit yang dikembangkan di desa P2KP juga diarahkan untuk dapat memasok bibit ke kebun sekolah tersebut.
b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) Tujuan dari kegiatan MP3L adalah untuk mengembangkan pangan lokal sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang secara khusus dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan program pangan bersubsidi bagi keluarga berpendapatan rendah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan berbagai instansi terkait yang bertujuan untuk: i.
Mengembangkan beras/nasi “non beras” sumber karbohidrat yang dapat disandingkan dengan beras/nasi, berbahan baku sumber pangan lokal;
ii.
Mengembalikan kesadaran masyarakat untuk kembali pada pola konsumsi pangan pokok asalnya melalui penyediaan bahan pangan non-beras/non4
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
terigu dari sumber pangan lokal; dan iii.
Perbaikan mutu konsumsi pangan masyarakat melalui penurunan konsumsi beras dan peningkatan konsumsi pangan pokok selain beras yang diimbangi dengan konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah.
Pemanfaatan pangan lokal yang bersumber dari aneka umbi, sagu, pisang, sukun, labu kuning sudah banyak dikembangkan dengan dijadikan tepung. Aneka tepung ini dapat diolah sebagai pangan pokok mensubstitusi beras dan terigu sebagai
sumber
karbohidrat.
Melalui
teknologi
pengolahan
pangan
dapat
dikembangkan “nasi non-beras” yang dapat disandingkan dengan “nasi beras” sebagai menu makanan sehari-hari serta mendorong dan mengembangkan penganekaragaman pangan khususnya berbasis aneka tepung berbahan baku lokal serta pengembangan pengolahan tepung lokal menjadi pangan ”intermediate”.
c) Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP dimaksudkan untuk memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada masyarakat melalui upaya-upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku, serta ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi terciptanya pola hidup yang sehat, aktif, dan produktif.
1.5 Lokasi Kegiatan Kegiatan P2KP Tahun 2015 dilaksanakan dengan sasaran lokasi sebagai berikut: a) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL dilaksanakan di 2.294 (dua ribu dua ratus sembilan puluh empat) desa baru pada 328 (tiga ratus dua puluh delapan) kabupaten/kota dan 1.516 (seribu lima ratus enam belas) desa lanjutan Tahun 2014 pada 260 (dua ratus enam puluh) kabupaten/kota di 33 provinsi; b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten/kota lanjutan tahun 2014 dan 26 (dua puluh enam) kabupaten baru tahun 2015 yang keseluruhannya terdapat di 16 (enam belas) provinsi; dan 5
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
c) Sosialisasi dan promosi P2KP dilaksanakan di 33 provinsi.
1.6 Metodologi Kegiatan Gerakan P2KP Tahun 2015 dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan utama yaitu: a) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan dilakukan untuk 2 (dua) kelompok sasaran yaitu : a. Kelompok Wanita penerima bantuan tahun 2014 yang telah berkembang dan melaksanakan pemanfaatan pekarangan sebanyak 1.516 (seribu lima ratus enam belas) desa di 260 (dua ratus enam puluh) kabupaten/kota pada 33 (tiga puluh tiga) provinsi untuk kegiatan pengembangan Kebun Bibit; b. Kelompok Wanita penerima bantuan tahun 2015 sebanyak 2.294 (dua ribu dua ratus sembilan puluh empat) desa di 328 (tiga ratus dua puluh delapan) kabupaten/kota pada 33 (tiga puluh tiga) provinsi dengan kegiatan: 1) Pengembangan pekarangan anggota dan Demplot kelompok; 2) Pengadaan kebun bibit; 3) Pengembangan Kebun Sekolah; dan 4) Pengenalan dan pengembangan menu B2SA dari hasil pekarangan. b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L). Inti kegiatan MP3L dilaksanakan untuk mendorong penyediaan bahan pangan lokal selain beras dan terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan pokok yang B2SA melalui: 1) Bantuan penyediaan alat untuk menghasilkan produk pangan pokok berbahan baku pangan lokal; 2) Fasilitasi dan pendampingan kepada UMKM untuk mengembangkan bisnis dan industri berbasis pangan lokal dalam penyediaan bahan pangan pokok lokal non-beras untuk masyarakat; dan 3) Kajian terhadap produk pangan pokok berbahan baku pangan lokal, meliputi: spesifikasi produk, kandungan gizi, daya terima konsumen dan kelembagaan.
Pengalokasian anggaran kegiatan MP3L tahun 2015 adalah untuk kabupaten/kota yang telah ditetapkan di 16 provinsi, yaitu 4 kabupaten/kota lanjutan 2014 dan 26 kabupaten baru tahun 2015. Pelaksanaan kegiatan MP3L didampingi oleh perguruan tinggi setempat yang menangani pengembangan teknologi pangan. Kerja sama dengan perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk 6
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
membantu dan mendukung Badan/Kantor/Dinas yang menangani Ketahanan Pangan tingkat provinsi dalam melaksanakan kegiatan P2KP. c) Sosialisasi dan Promosi P2KP, dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan seperti gerakan kampanye serta sosialisasi melalui media massa cetak maupun elektronik, promosi pola pangan B2SA seperti “One day No Rice” atau “Manggadong” di Sumatera Utara dan “Mama Selaras” di Bangka. Lomba Cipta Menu Pangan B2SA, pameran diversifikasi pangan fokus pada pengembangan pangan pokok lokal berbasis tepung-tepungan, gerakan kampanye kreatif dan inovatif dalam memperkaya citra pangan lokal, serta melalui pelibatan tokoh formal dan informal yang berpengaruh di masyarakat.
1.7 Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan untuk memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman; mengembangkan usaha pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan antara lain melalui penetapan kaidah penganekaragaman pangan, pengoptimalan pangan lokal, pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi usaha pengolahan pangan lokal, pengenalan jenis pangan baru termasuk pangan lokal yang belum dimanfaatkan, pengembangan diversifikasi usaha tani dan perikanan, peningkatan ketersediaan dan akses benih dan bibit tanaman, ternak, dan ikan; pengoptimalan pemanfaatan lahan termasuk lahan pekarangan; penguatan
usaha
mikro,
kecil
dan
menengah
di
bidang
pangan;
serta
pengembangan industri pangan yang berbasis pangan lokal. Untuk implementasinya, Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Berbasis Sumber
Daya Lokal dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan menjadi acuan bagi
pemerintah
penyelenggaraan,
dan
pemerintah
evaluasi,
dan
daerah
dalam
pengendalian
melakukan kegiatan
perencanaan, percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.
7
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
II.
GAMBARAN UMUM KEGIATAN
Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di tingkat Daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2010. Pada tahun 2010 kegiatan P2KP diawali dengan pengembangan 2.000 desa dimana terdapat 2.000 kelompok yang melaksanakan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Tahun 2011 sasaran kegiatan P2KP dikembangkan menjadi 4.000 desa bahkan dengan adanya dana APBNP terjadi penambahan 700 desa pelaksana P2KP sehingga akumulasinya menjadi 4.700 desa. Kegiatan P2KP terus dilaksanakan pada tahun 2012 dengan menambah jumlah sasaran yakni di 6.000 desa dan pada tahun 2013 bertambah sasaran menjadi 5.000 desa baru dan 1.280 desa lanjutan, serta ditambahkannya sekitar 400 desa untuk direktif presiden, sehingga total sasaran kumulatif mencapai 11.400 desa. Pada tahun 2014, sasaran kegiatan P2KP telah berkembang menjadi 1.516 desa baru yang semakin berkembang di tahun 2015 menjadi 2.294 desa baru, sehingga total sasaran kegiatan P2KP hingga tahun 2015 telah mencapai 9.156 desa di Indonesia. Kegiatan P2KP pada Tahun 2015 dilaksanakan sebagai berikut:
2.1 Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk pembudayaan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan dana kepada kelompok wanita untuk pelaksanaan (1) pembangunan demplot sebagai laboratorium/sekolah lapang, (2) pembangunan kebun bibit desa, (3) pengembangan pekarangan anggota, (4) pengembangan olahan pangan lokal, (5) pengembangan kebun sekolah. Kegiatankegiatan ini dilaksanakan di bawah arahan petugas pendamping di tingkat Kabupaten/Kota dalam budidaya dan pengolahan pangan lokal. Bansos optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL telah diberikan pada 6.264 kelompok wanita penerima manfaat tahun 2013-2014, kemudian untuk tahun 2015, bansos diberikan pada 2.294 kelompok wanita manfaat di 328 kabupaten/kota di 33 provinsi yang selanjutnya mendapatkan alokasi tambahan melalui APBN-P sebanyak 598 kelompok wanita penerima manfaat. 8
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Adapun besaran Bansos yang diberikan kepada kelompok wanita penerima manfaat tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 15.000.000,- yang diperuntukan untuk:
Demplot kelompok: Rp. 5.000.000,-
Pembangunan Kebun Bibit: Rp. 2.000.000,-
Pekarangan anggota: Rp. 8.000.000,-
2.2 Kegiatan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) Kegiatan MP3L dilaksanakan untuk mendorong penyediaan bahan pangan pokok lokal selain beras dan terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan utama dalam gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Keberhasilan gerakan P2KP ditentukan juga oleh ketersediaan aneka ragam bahan pangan dan perilaku konsumen dalam mengonsumsi aneka ragam pangan. Efektivitas P2KP akan tercapai apabila upaya internalisasi didukung dan berjalan beriringan dengan pengembangan usaha pangan lokal. Komoditas
pangan
lokal
yang
dikembangkan
dalam
kegiatan
MP3L
diprioritaskan pada 3 komoditas utama yaitu ubi kayu, jagung, dan sagu. Kegiatan MP3L di tahun 2015 merupakan lanjutan dari kegiatan MP3L tahun 2014 yang telah dilaksanakan pada 4 kabupaten/kota dan ditambah 26 kabupaten baru di tahun 2015 yang kesemuanya berada di 16 provinsi. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi pengolahan pangan pokok lokal, pengemasan produk olahan pangan lokal, serta uji penerimaan
konsumen.
Besar
anggaran
per
kabupaten/kota
adalah
Rp. 300.000.000,-.
2.3 Kegiatan
Sosialisasi
dan
Promosi
Percepatan
Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Kegiatan
Sosialisasi
dan
Promosi
P2KP
dimaksudkan
untuk
memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada masyarakat melalui upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku serta ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi terciptanya pola hidup yang sehat, aktif, dan produktif. Kegiatan
ini
dilaksanakan
melalui
berbagai
macam
kegiatan
seperti 9
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
gerakan/kampanye serta sosialisasi melalui media massa, cetak maupun elektronik, promosi pola pangan B2SA seperti “One day No Rice”
atau penyelenggaraan
kampanye saat car free day di beberapa kota besar, Lomba Cipta Menu Pangan B2SA, pameran diversifikasi pangan yang berfokus pada pengembangan pangan pokok lokal berbasis tepung-tepungan, gerakan/kampanye kreatif dan inovatif dalam memperkaya citra pangan lokal, serta melalui pelibatan tokoh formal dan informal yang berpengaruh di masyarakat. Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP ini umumnya terdiri dari 4 (empat) sub kegiatan, yaitu: 1) Gerakan dan kampanye P2KP, dapat dilakukan melalui kegiatan: Advokasi gerakan P2KP kepada tokoh masyarakat dan para pemangku kepentingan; Aksi nyata gerakan P2KP secara kreatif dan inovatif bersama-sama antara pemerintah, akademisi, swasta, LSM, serta masyarakat; Seminar/lokakarya peningkatan diversifikasi pangan. 2) Lomba Cipta Menu B2SA, dapat dilakukan melalui: Kerja sama dengan PKK; Kerja sama dengan akademisi dan organisasi profesi; Kerja sama dengan pihak swasta. 3) Promosi Media Massa, dengan melakukan: Pemasangan billboard/baliho gerakan P2KP di tempat-tempat umum; Penyiaran jingle P2KP di radio; Penayangan iklan layanan masyarakat P2KP di televisi; dsn Pembuatan dan pengiriman release ke koran/majalah dan media cetak lainnya. Penyebaran informasi melalui media sosial di internet. 4) Pameran/Festival
Diversifikasi Pangan, dapat dilaksanakan dengan
melakukan: Promosi pangan pokok lokal; Penyediaan icip-icip produk olahan pangan pokok lokal; Demo masak pangan pokok lokal; dan Promosi miniatur optimalisasi pekarangan.
10
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
III.
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL tahun 2015 dilaksanakan di 2.294 desa baru pada 328 kabupaten/kota dan 1.515 desa lanjutan tahun 2014 pada 259 kabupaten/kota di 33 provinsi. Tabel
1.
Rekapitulasi Data Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2013 - 2015 Sasaran Desa Tahun/Jml Kab-kota
No
Provinsi 2013
2014
2015
2015 (APBN-P)
2013
2014
2015
2015 (APBN-P)
Total P2KP (2013-2015) 44
1
DKI Jakarta
6
4
0
0
36
8
0
0
2
Jawa Barat
26
11
14
3
328
66
84
68
546
35
24
32
0
632
146
254
74
1.106
5
2
2
1
46
12
12
16
86
Jawa Timur
38
25
29
2
450
150
220
80
900
6
Aceh
23
11
15
0
213
66
100
0
379
7
Sumatera Utara
33
15
27
1
353
86
188
26
653
8
Sumatera Barat
19
13
19
0
211
72
130
12
425
9
Riau
12
6
9
0
93
36
58
16
203
10
Jambi
11
9
8
0
107
54
62
0
223
11
Sumatera Selatan
15
8
10
0
148
42
72
20
282
12
Lampung
14
7
12
1
139
42
86
16
283
13
Kalimantan Barat
14
7
7
5
94
40
38
42
214
14
Kalimantan Tengah
14
6
12
1
122
34
80
24
260
15
Kalimantan Selatan
13
7
13
0
160
42
94
28
324
16
Kalimantan Timur
13
1
3
2
87
6
18
16
127
17
Sulawesi Utara
15
9
9
0
170
50
70
0
290
18
Sulawesi Tengah
11
9
11
0
119
56
76
0
251
19
Sulawesi Selatan
24
20
24
0
290
126
188
46
650
20
Sulawesi Tenggara
12
8
7
0
151
54
54
0
259
21
Maluku
10
4
3
0
81
24
18
0
123
22
8
6
2
1
49
36
12
22
119
10
6
10
0
82
36
72
0
24
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
21
8
7
0
116
50
42
0
25
Papua
19
3
6
3
68
18
36
18
140
26
Bengkulu
10
5
8
0
57
28
52
22
159
3
Jawa Tengah
4
DI. Yogyakarta
5
23
190 208
11
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Sasaran Desa Tahun/Jml Kab-kota No
Provinsi 2013
2014
2015
2015 (APBN-P)
2013
2014
2015
2015 (APBN-P)
Total P2KP (2013-2015)
27
Maluku Utara
9
3
1
0
48
14
6
0
68
28
Banten
8
4
6
0
72
20
30
12
134
29
Bangka Belitung
7
6
6
0
23
34
34
0
91
30
Gorontalo
6
2
5
0
42
12
30
0
84
31
Kepulauan Riau
7
1
5
0
46
6
30
0
82
32
Papua Barat
11
4
1
0
67
18
6
18
109
33
Sulawesi Barat
5
5
5
0
48
32
42
0
122
34
Kalimantan Utara
0
4
0
24
24
328
24
2.294
598
9.160
TOTAL INDONESIA
3.1.1
484
259
4.748
1.516
Provinsi Aceh
a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 100 yang cakupan wilayahnya di 15 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 66 desa/kelurahan/kelompok lama di 11 kabupaten/kota di Aceh. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Aceh No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kab. Aceh Besar Kab. Pidie Kab. Aceh Utara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara * Kab. Simeulue * Kab. Aceh Singkil * Kab. Bireun Kab. Aceh Barat Daya Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 1 1 1
Tahun 2015 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1
2015 APBN-P
2013 12 10 8 8 10 12 8 10 9 14 8 12 10 10 10 6
2014 6 6 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 6
6 6 6 6
6 10 6 10 6 6 12
6 6 12
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 18 22 20 14 16 12 14 26 15 30 14 18 22 22 16 12
No 17 18 19 20 21 22 23
Tahun 2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 Kab. Bener Meriah 1 1 1 8 Kab. Pidie Jaya 1 1 1 10 Kota Sulubussalam 1 1 8 Kota Banda Aceh 1 1 8 Kota Langsa 1 6 Kota Lhokseumawe 1 8 Kota Sabang 1 8 Total 23 11 15 0 213 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015 Prov/Kab/Kota
2014 6 6
66
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 4 4
100
0
Secara umum kondisi daerah Aceh sangat potensial untuk pengembangan berbagai tanaman produktif, misalnya tanaman sayursayuran terutama di daerah Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Sementara itu, Kabupaten Aceh Singkil sangat potensial untuk pengembangan pangan lokal yaitu sagu. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan KRPL di Provinsi Aceh antara lain:
Tingkat pengetahuan pengurus dan anggota kelompok yang masih terbatas dan kurang memahami tertib administrasi dalam hal pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan. Hal ini disebabkan kelompok ini merupakan kelompok wanita tani baru.
Pengetahuan anggota kelompok yang terbatas tentang teknik budidaya tanaman pangan/pekarangan maupun budidaya ternak dan ikan.
Kondisi pekarangan, baik rumah anggota kelompok maupun sekolah yang belum memiliki pagar untuk melindungi tanaman budidaya dari gangguan hewan ternak, sehingga memerlukan biaya tambahan untuk pembuatan pagar tanaman.
Kurangnya partisipasi sebagian anggota kelompok dalam menghadiri pertemuan secara rutin.
Masih sulitnya mengubah pola konsumsi berdasarkan pola pangan harapan karena karakteristik budaya dan kebiasaan makan di daerah.
13
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 20 22 12 12 6 8 8 379
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, antara lain:
Melakukan pembinaan dan pengawalan serta pembelajaran tertib
administrasi
kelompok
dan
pertanggungjawaban
penggunaan dana bantuan serta pelaporan.
Melakukan bimbingan dan pengawalan secara rutin terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh pendamping desa maupun penyuluh dari Kabupaten/Kota.
Membuat pagar sederhana dari kayu, bambu, dan jaring.
Mengedukasi ibu-ibu secara terus-menerus tentang pola konsumsi berdasarkan kaidah B2SA.
b. Kegiatan Promosi P2KP Guna mendukung gerakan Percepatan dan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) selain melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) juga dilakukan kegiatan promosi P2KP melalui media elektronik dan media cetak. Promosi melalui media elektronik dilakukan dalam bentuk Kampanye P2KP yang disiarkan dan ditayangkan melalui Radio, TV Aceh, dan LED Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Untuk media cetak dilakukan melalui koran dan baliho. 3.1.2 Provinsi Sumatera Utara Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 214 (188 dari APBN dan 26 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 28 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 86 desa/kelurahan/kelompok lama di 15 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
14
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Tabel 3. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan
Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sumatera Utara No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kab. Deli Serdang Kab. Langkat Kab. Tapanuli Tengah Kab. Simalungun Kab. Labuhan Batu Kab. Dairi Kab. Tapanuli Utara Kab. Tapanuli Selatan Kab. Asahan * Kab. Nias Kab. Toba Samosir * Kab. Mandailing Natal * Kab. Nias Selatan Kab. Pakpak Bharat Kab. Humbang Hasundutan Kab. Samosir * Kab. Serdang Bedagai * Kab. Batubara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Padang Sidempuan Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Selatan Kota Binjai Kota Gunung Sitoli Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Medan
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014
1 1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tahun 2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2015 APBN-P
2013 16 8 10 14 8 16 6 10 16 10 16 16 10 10 5
2014
16 18 14 5 8
8 6 6
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1
6 6 6 6 6 6 6 6 6
1 1 1 1
dengan
pencapaian
sasaran
6
14 8 11 22 20 16 22 11
6 4 6 4 12 6
P2KP
4 4
4
16 16 4 13 24 653 28
4 4 4 188
yakni
26
mendorong
peningkatan pola konsumsi pangan yang semakin beragam, bergizi, berimbang dan aman yang dicerminkan oleh peningkatan skor PPH serta menurunnya konsumsi beras maka Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi dan promosi yang telah dilaksanakan melalui pencetakan 15
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 28 26 22 26 14 22 18 22 32 22 32 28 16 22 17 34 24 26 11 14
6
1 1 8 1 1 1 8 4 1 4 1 1 5 4 1 1 1 16 4 1 1 18 33 15 27 1 353 86 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
Sejalan
10 6 6
8 8 5 18 14 12 10 5
1 1
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 12 6 6 6 6 6 6 6 12 10 12 10 6 6 6 6
poster,
leaflet,
banner,
baliho,
tayangan
di
media
elektronik,
pemberitaan di media cetak serta melalui pameran – pameran yang diikuti oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara. Adapun promosi yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Promosi melalui Media Elektronik. Berita Lomba Cipta B2SA dan Hari Pangan Sedunia ke 35 Tingkat Provinsi TH. 2015 di TVRI Medan dan I News serta Radio Sindo 2. Promosi melalui Media Cetak. Memasang iklan tentang ajakan penggunaan Tepung Mocaf. Pemberitaan dan ulasan tentang ” Manggadong ” di berbagai media cetak. Ulasan tentang Gerakan One Day No Rice 3. Promosi Media Luar. Pemasangan baliho. Pembuatan banner, leaflet dan brosur. Sosialisasi ke Kabupaten / Kota. Sosialisasi kepada penyuluh dan TP. PKK. Sosialisasi kepada Kasubbag Umum dan Pengelola Kantin seluruh SKPD Provinsi Sumatera Utara tentang Gerakan One Day no Rice agar mengimplementasikan Surat Edaran Gubernur Sumatera Utara Nomor ; 501/1508/Tahun 2014
tanggal 25
Februari 2014 tentang Pelaksanaan Gerakan Satu Hari Tanpa Nasi( One Day No Rice) di Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan setiap hari selasa pada setiap minggunya dengan dipelopori oleh PNS untuk tidak menyajikan makanan dari beras dan
Terigu pada kantin/kantin SKPD setiap selasa dan
menggantinya dengan bahan pangan lokal . Pada kesempatan ini juga telah diberikan buku resep olahan pangan lokal agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaannya Monitoring Pelaksanaan kegiatan One Day No Rice di semua SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Demontrasi pengolahan Tepung Mocaf dan Ubi Jalar. 16
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Sosialisasi kepada Mahasiswa dan Anak Sekolah. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan
sosialisasi
Kegiatan
Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan tingkat Provinsi Tahun 2015 pada bulan Maret 2015. Melaksanakan Pelatihan Penyusunan Pola Pangan Harapan dan pembekalan Survey PPH bagi aparat dan pendamping Kab/Kota dan Desa pada tanggal 29 dan 30 Maret 2015 Pelatihan Bertanam Dengan Metode Hidroponik bagi kelompok KRPL dan pendamping Melaksanakan Kampanye/Sosialisasi One Day No Rice kepada Kelompok KRPL pada tgl 15 s/d 16 Desember 2015 3.1.3
Provinsi Sumatera Barat
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 142 (130 dari APBN dan 12 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 19 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat
72 desa/kelurahan/kelompok lama di 13
kabupaten/kota di Sumatera Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 4. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sumatera Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Prov/Kab/Kota
Kab. Agam Kab. Pasaman* Kab. Lima Puluh Kota Kab. Solok Kab. Padang Pariaman Kab. Pesisir Selatan * Kab. Tanah Datar Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Kab. Pasaman Barat
2013
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014
1 1 1 1 1 1 1
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
1 1 1 1 1 1 1 1
14 12 14 18 9 16 10 4
1 1 1
7 12 8
2014
6 6 6 8 6 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
12 10 12 6 6 6 6 6
26 28 26 36 21 36 22 10
6 6
6 12 6
19 24 20 17
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
No
Prov/Kab/Kota
12 13 14 15 16 17 18 19
Kab. Sijunjung * Kota Sawahlunto Kota Padang Panjang Kota Solok Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Pariaman Kota Bukit Tinggi Total Kabupaten
2013
2014
1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 13
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
2014
8
0
16 8 10 10 10 12 10 11 211
1 1 1 1 1 1 1 1 19
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
6 8 4 4 4 4 4 8 130
4 4 4 4 4 72
30 16 18 18 18 20 18 19 425
12
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, antara lain: a. Sebagian Petugas Penyuluh Pendamping tidak berada di bawah koordinasi Kantor Ketahanan Pangan sehingga menyulitkan untuk berkoordinasi serta penyuluh ini banyak dibebani dengan berbagai program dari Kementerian Pertanian. b. Keterbatasan jumlah staf di Kabupaten/Kota sehingga menyulitkan untuk pembinaan dan monitoring-evaluasi ke lapangan. c. Masih ada sebagian lokasi dari kebun bibit di Kabupaten yang tidak berkembang karena musim kemarau panjang. d. Untuk melaksanakan kegiatan P2KP diperlukan duungan dari gubernur,
bupati/walikota
untuk
dukungan
anggaran
pendampingan dana APBD II paling lambat tahun 2015. e. Keberhasilan
kegiatan
P2KP
sangat
tergantung
dari
pemberdayaan pendamping dalam memberikan motivasi ke kelompok penerima bantuan.
Untuk menghadapi permasalahan yang ada, beberapa upaya yang telah dilakukan adalah: a. Melaksanakan pertemuan koordinasi, sosialisasi dan monev dengan mengundang aparat tingkat Provinsi dan kabupaten/kota yang
menangani
kegiatan
P2KP,
serta
melibatkan
aparat
nagari/kelurahan setempat secara berkala. b. Diharapkan peran serta dan partisipasi masyarakat dan stake 18
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
holder terkait untuk lebih maksimal dalam membina kelompok wanita tani sehingga akan memperlihatkan hasil dalam rangka perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. c. Perlunya sosialisasi yang berkesinambungan untuk memberikan pencerahan kepada KWT agar selalu mengupayakan lahan pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga disamping untuk peningkatan pendapatan.
3.1.4 Provinsi Sumatera Selatan Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 142 (72 dari APBN dan 20 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 10 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 42 desa/kelurahan/kelompok lama di 8 kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 5. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sumatera Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Prov/Kab/Kota
2013
Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin * Kab. Musi Rawas * Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir (OKI) Kab. Ogan Komering Ulu (OKU) Kab. Banyuasin Kab. OKU Timur Kab. OKU Selatan Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Total Kabupaten
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
2014
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
1 1 1
1 1 1 1
11 14 14 11 14
6 6 6
12 10 10 6
1
1
10
6
6
1 1 1
14 7 9 9 7 7 7 7 7 148
1 1 1 1 1 1 8
10
0
6 6 6
23 36 30 23 14
6
22 6
26 13 15 15 13 15 11 11 15 282
6 6 4 4
4 4
4 42
72
4 20
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015 19
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, antara lain: a. Terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan pemahaman kelompok wanita tentang pengelolaan pemanfaatan pekarangan dan administrasi kelompok yang baik. b. Masih kurangnya tingkat kesadaran kelompok wanita maupun masyarakat
dalam
pemanfaatan
pekarangan
rumah
untuk
memenuhi gizi keluarga. c. Terbatasnya pengetahuan pendamping desa/penyuluh dalam membimbing kelompok wanita.
Beberapa
hal
yang
dilakukan
untuk
mengantisipasi
permasalahan yang dihadapi adalah: a. Melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada kelompok wanita
dan
masyarakat
tentang
pentingnya
memanfaatkan
pekarangan untuk penyediaan pangan dan memenuhi gizi keluarga. b. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan memotivasi kelompok wanita
dan
masyarakat
tentang
pentingnya
pemanfaatan
pekarangan. c. Meningkatkan pengetahuan SDM pendamping desa/penyuluh melalui pelatihan-pelatihan, seminar dan lain-lain. 3.1.5 Provinsi Bangka Belitung Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 34 yang cakupan wilayahnya di 6 kabupaten/kota.
Sedangkan
untuk
lanjutan
2014
terdapat
34
desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Bangka Belitung. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
20
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Tabel 6. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bangka Belitung No 1 2 3 4 5 6 7 8
Prov/Kab/Kota Kab. Belitung Kab. Bangka Kab. Bangka Barat Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Selatan Kab. Belitung Timur Kota Pangkal Pinang Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 1 1 7
2014 1 1 1 1 1 1 6
Tahun 2015 1 1 1 1 1 1 6
2015 APBN-P
0
2013 2 6 2 3 4 3 3 23
2014 6 6 6 6 6 4 34
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 6 6 6 4 34
0
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, antara lain: 1) Keterlambatan Pencairan Dana Bansos; Pencairan dana Bansos seyogyanya masa pencairannya paling lama pada Bulan Juni 2015, namun pencairan paling awal pada periode Bulan Juli sehingga agak mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yang sudah di jadwalkan oleh kelompok di lapangan; Pencairan dana Bansos KRPL umumnya jatuh pada saat musim kemarau sehingga menjadi kendala untuk untuk pelaksanaan kebun bibit, pekarangan individu dan demplot kelompok; Perubahan RKKA yang sudah di susun oleh kelompok, misalnya adanya rencana baru yang di usulkan dan di pandang perlu oleh anggota dan masyarakat sekitar sehingga menyebabkan RKKA yang sudah ada harus di revisi kembali; 2) Pendamping desa/kelurahan kurang memahami konsep KRPL; 3) Kurangnya Pro Aktif dari anggota KRPL di beberapa kelompok suatu kabupaten/kota; 4) Pemanfaatan lahan pekarangan oleh perorangan atau kelompok masih sebatas pelaksanaan kegiatan semata, belum berorentasi untuk mengembangkannya menjadi usaha perorangan atau kelompok; 5) Belum optimalnya usaha pengembangan pangan alternatif di lahan pekarangan baik tanaman palawija maupun umbi-umbian; 21
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 8 18 8 15 16 15 11 91
6) Kebiasaan serta mental masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang umumnya merupakan daerah pertambangan sudah terbiasa ngelimbang atau ngendulang timah, juga merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena di Bangka Belitung khususnya ibu-ibu rumah tangga yang profesinya selain dari pegawai swasta atau PNS, selain ngurusi keluarga dirumah juga diselingi dengan pekerjaan ngendulang timah yang hanya dilakukan beberapa jam dan dijual langsung menghasilkan uang, sementara bercocok tanam dibutuhkan waktu yang relatip lebih lama untuk menghasilkan. Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi adalah: 1) Adanya koordinasi yang baik antara Provinsi dan Pusat secara berkesinambungan; Aparatur pemerintahan mulai dari Provisi, Kabupaten/Kota kecamatan hingga desa harus peran aktif khususnya dalam menentukan proses calon penerima/calon lokasi kegiatan P2KP bagi penerima manfaat, sehingga kelompok wanita yang sudah ditentukan/dibentuk dapat segera di SK-kan baik ditingkat desa, kabupaten dan provinsi; Seluruh pengurus, anggota kelompok dan penyuluh harus aktif dan bersama-sama dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Kebutuhan
Anggaran
(RKKA).
Kegiatan
yang
hendak
dilaksanakan serta kebutuhan barang yang akan di pakai haruslah di sesuaikan dengan keadaan setempat, agar tepat guna dan bernilai guna; 2) Selain
pelatihan
Pendamping Kabupaten/Kota
diadakan
jadwal
Desa/Kelurahan membahas
pertemuan
rutin
dengan
Pendamping
tentang
Kegiatan
antara
KRPL,
permasalahan dan solusinya; 3) Memotivasi anggota kelompok, selain pertemuan rutin diadakan juga arisan kelompok KRPL; 22
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
4) Penyuluh harus dapat memotivasi para pengurus dan anggota kelompok untuk dapat memanfaatkan pekarangan mereka menjadi suatu usaha individu atau kelompok yang dapat menambah pemasukan bagi rumah tangga mereka; 5) Memotivasi anggota agar lebih kreatif dan membuat percontohan untuk kelompok dalam usaha meningkatkan pengetahuan anggota dalam komoditas umbi-umbian; 6) Penyuluh beserta aparat provinsi dan kabupaten/kota bersamasama mengajak masyarakat khususnya kelompok wanita untuk sedikit demi sedikit untuk lebih mendalami serta mengupayakan pemanfaatan pekarangan sebagai modal utama bagi keluarga memenuhi akan kebutuhan gizi keluarganya.
3.1.6 Provinsi Lampung Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 102 (86 dari APBN dan 16 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 12 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 42 desa/kelurahan/kelompok lama di 7 kabupaten/kota di Lampung. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 7. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Lampung N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Prov/Kab/Kota
Kab. Lampung Selatan * Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Barat Kab. Tulang Bawang Kab. Tanggamus * Kab. Lampung Timur Kab. Way Kanan Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Mesuji Kab. Tlg Bawang Barat Kota Bandar Lampung
2013
2014
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
2014
6 6 6
1
14 9 12 12 9 14 11 10 9 7 7 7 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 6
6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
6 6 6 6 6 6
6
32 21 24 24 21 26 11 16 21 19 19 19 14
6
6 12 6 12 6 4 23
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
N o 14 15
Prov/Kab/Kota
Kota Metro Kab. Pesisir Barat Total Kabupaten
2013
2014
1 14
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
1 7
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
8
12
1
139
8 42
86
16 16
283
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Secara teknis kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari tidak ada kendala, karena konsep pemanfaatan pekarangan ini telah lama dikenal oleh masyarakat, dan pendamping desa juga merupakan tenaga penyuluh lapangan setempat yang telah banyak dikenal masyarakat dan bergaul akrab dengan warga, hanya terganjal masalah antara lain : 1. Kebiasaan warga yang menanam sayuran tidak didepan rumah, melainkan disamping atau dibelakang rumah. Dan manajeman pengolahan kebun bibit yang belum tepat sehingga seringkali bibit tidak optimal dikarenakan sudah terlalu besar belum ditanam dipekarangan dan ketersediaan bibit yang tidak sesuai dengan waktu tanam. Penanaman ini pun terkendala dengan cuaca/musin yang kurang pas untuk bercocok tanam, sementara untuk penyiraman terkendala dengan ketersediaan air. 2. Dalam melaksanakan pendampingan kepada kelompok penerima manfaat pendamping desa dan pengurus kelompok merasakan kurangnya pemahaman mereka akan kegiatan ini secara teknis akibat kurang adanya pelatihan kepada pendamping desa dan pengurus kelompok. 3. Secara administrasi terdapat beberapa kendala seperti adanya pergantian/mutasi pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) baik di Provinsi maupun Kab/Kota, adanya pemotongan anggaran dan Dekonsentrasi (DK) maupun
Tugas
Pembantuan
(TP)
disaat
kelompok
telah
ditetapkan serta ketidakharmonisan aparat kampung dengan kelompok wanita penerima bansos karena berbagai kepentingan, perspektif anggota kelompok wanita.
24
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
4. Pengurus
kelompok
belum
terampil
dalam
pembukuan
administrasi kelompok dan kesulitan dalam pemasaran pangan lokal yang mereka miliki sehingga kelompok ragu bahkan enggan untuk memproduksi kembali. 5. Dengan luas dan jauhnya letak desa penerima manfaat P2KP serta terbatasnya petugas/pendamping baik provinsi maupun di 13
Kab/kota
se
Provinsi
Lampung
menyebabkan
kurang
optimalnya proses identifikasi/verifikasi calon penerima manfaat, pembinaan, monitoring dan evaluasi penerima manfaat P2KP.
3.1.7 Provinsi Bengkulu Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 74 (52 dari APBN dan 22 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 8 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 28 desa/kelurahan/kelompok lama di 5 kabupaten/kota di Bengkulu. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 8. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bengkulu No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kab. Bengkulu Utara * Kab. Bengkulu Selatan Kab. Rejang Lebong Kab. Seluma Kab. Kaur * Kab. Muko - Muko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2014 1 1 1
Tahun 2015 1 1 1 1 1 1 1
2015 APBN-P
1 1 1 5
8
0
2013 11 8 3 6 9 6 3 3 5 3 57
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 8 6 6 6 6 8 6 6 6 6 6 6 6 4 4 28 52 22
2014 6 6
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, antara lain: a. Verifikasi dan penetapan CPCL belum tepat waktu, yaitu pada 25
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 25 20 9 12 23 18 15 15 11 11 159
bulan April, dimana seharusnya dilakukan pada bulan JanuariFebruari. b. Penetapan penyuluh pendamping belum tepat waktu c. Dukungan program/kegiatan dari instalasi lintas sektor belum optimal. d. Pembinaan oleh pendamping masih belum maksimal karena berbagai hal: tidak berasal dari daerah setempat, tidak tinggal di lokasi binaan, dan bahkan SDM dan pendamping sangat terbatas. e. Pembinaan oleh aparat provinsi dan kabupaten masih terbatas, karena masih kurangnya personil, biaya, dan lain-lain. f. Pengembangan komoditas dalam pemanfaatan lahan pekarangan ada yang kurang berhasil karena adanya serangan hama/penyakit, dan lain-lain, dan menyebabkan tanaman mati, tetapi tanpa diikuti berita acara atau laporan. g. Kurangnya perencanaan usaha kelompok dan analisis kelayakan usaha. h. Sebagian besar kelompok belum mengolah umbi-umbian menjadi tepung-tepungan karena belum adanya permintaan yang kontinyu dan masih kurangnya minat masyarakat untuk mengolah makanan dari bahan yang berbasis pangan lokal. i. Hasil kegiatan pembuatan tepung-tepungan masih banyak yang belum dimanfaatkan untuk pengembangan B2SA bagi anak-anak sekolah. j. Pemanfaatan lahan pekarangan ada yang masih belum optimal k. Masih kurangnya dukungan dana dari APBD I maupun APBD II. Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi adalah: a. Verifikasi dan penetapan CPCL tepat waktu pada bulan JanuariFebruari. b. Penetapan penyuluh pendamping tepat waktu pada JanuariFebruari. c. Koordinasi program kegiatan dengan instansi lintas sector perlu 26
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
ditingkatkan terkait dengan perlunya persepsi yang sama. d. Pembinaan oleh aparat provinsi dan kabupaten perlu terus ditingkatkan. e. Pendamping diupayakan tinggal di lokasi binaan, atau dari penduduk setempat. f. Perlu adanya pelatihan baik bagi pendamping maupun anggota kelompok. g. Tanaman yang mati seharusnya dibuatkan berita acara atau laporan serta perencanaan usaha kelompok. h. Perlu ditingkatkan hasil kegiatan pembuatan tepung-tepungan. i. Identifikasi
lahan
pekarangan
yang
akan
dijadikan
kebun
pekarangan kelompok dan sosialisasi.
3.1.8 Provinsi Jambi Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 62 yang cakupan wilayahnya di 8 kabupaten/kota.
Sedangkan
untuk
lanjutan
2014
terdapat
54
desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Jambi. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 9. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jambi No 1 2
Prov/Kab/Kota
Kab. Batanghari Kab. Tanjung Jabung Barat 3 Kab. Bungo * 4 Kab. Sarolangun 5 Kab. Kerinci * 6 Kab. Merangin 7 Kab. Tanjung Jabung Timur * 8 Kab. Tebo 9 Kab. Muaro Jambi * 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh Total Kabupaten
2013 1 1
2014 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 11
1 1 9
Tahun 2015 1 1
2015 APBN-P
1 1 1 1 1 1 8
0
2013 8 10
2014 6 6
13 8 12 8 13
6 6 6 6 6
8 11 8 8 107
8 4 54
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 10
29 14 28 14 25
10 6 6 10 8 62
14 29 12 16 223
0
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015 27
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 20 22
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, antara lain: a.
Keterlambatan pelaksanaan kegiatan sangat berdampak pada tidak adanya perubahan pola konsumsi di rumah tangga kelompok sasaran.
b.
Kondisi di lapangan belum memperhatikan bagaimana supaya keberadaan tanaman dan ternak yang mereka pelihara tetap berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan pangan anggota keluarganya.
c.
Kecenderungan pemahaman anggota kelompok yang masih berorientasi pada kegiatan proyek yang habis satu tahun anggaran merupakan salah satu penyebab bahwa kegiatan yang didanai tahun 2013 tidak berlanjut/lestari.
d.
Ketergantungan anggota kelompok terhadap bantuan yang disalurkan dan kurangnya pembinaan oleh beberapa pendamping juga
menjadi penyebab
kurang maksimalnya
pelaksanaan
optimalisasi pemanfaatan pekarangan anggota. e.
Anggota
KWT
belum
terbiasa
menjual
kelebihan
hasil
pekarangannya untuk dijadikan sebagai tambahan penghasilan, sehingga
berdampak
pada
kurangnya
semangat
dalam
mengelola kegiatan serta kebingungan dalam melanjutkan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan. f.
Secara teknis, masih ada beberapa kelompok di Kabupaten/Kota yang belum memperhatikan letak bangunan kebun bibit, tinggi bangunan green house KBD serta presentase naungan (ukuran paranet) sehngga pertumbuhan bibit di green house banyak yang tumbuh dalam kondisi abnormal, vigor rendah dan mengalami etiolasi akibat kurangnya pencahayaan.
28
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi adalah: a.
Pembenahan
administrasi
pertanggungjawaban,
pembukuan
keuangan yang mengacu pada Rencana Kegiatan dan Kebutuhan Anggaran (RKKA) yang masih perlu diperbaiki. b.
Kelompok-kelompok
sasaran
yang
belum
merealisasikan
kegiatan sesuai dengan ketentuan dalam pedoman pelaksanaan, petunjuk
pelaksanaan
dan
petunjuk
teknis,
supaya
memperbaikinya dengan dana yang ada atau menambah dari swadaya kelompok. c.
Sangat diperlukan perubahan pola pengelolaan agar seluruh rangkaian kegiatan P2KP melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dapat berlanjut dan berkesinambungan.
d.
Diperlukan keseriusan aparat dalam memahami konsep dan ketentuan KRPL yang ada untuk mensukseskan pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3.1.9 Provinsi Banten a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Dengan konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 40 (30 dari APBN dan 10 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 6 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 20 desa/kelurahan/kelompok lama di 4 kabupaten/kota di Banten. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Banten No 1 2 3 4 5
Prov/Kab/Kota Kab. Serang Kab. Pandeglang * Kab. Lebak Kab. Tangerang Kota Tangerang
2013 1 1 1 1 1
2014 1 1
Tahun 2015 1 1 1 1
2015 APBN-P
2013 9 13 10 10 6
2014 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 6 6 4 4 29
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 15 31 26 10 10
No 6 7 8 9
Prov/Kab/Kota Kota Serang Kota Tangerang Selatan Kota Cilegon Total Kabupaten
2013 1 1
2014 1
1 8
1 4
Tahun 2015
2015 APBN-P
2014 4
1
2013 8 10
1 6
6 72
4 20
0
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 4
Total 12 14
4 30
14 132
10
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi, antara lain: Secara struktural lembaga ketahanan pangan belum terbentuk di seluruh kabupaten/kota. Di tingkat provinsi/kabupaten/kota yang sudah terbentuk belum didukung dengan sumberdaya manusia yang proporsional dan profesional. Keadaan ini berdampak pada kurangnya dukungan anggaran dari pemerintah daerah terhadap program diversifikasi pangan. Pemahaman pangan lokal sebagai pangan alternative disamping beras belum secara utuh dipahami sebagai pangan yang punya potensi ekonomi dan social yang berdampak positif terhadap produktivitas petani lokal Ketergantungan terhadap bantuan dari pemerintah masih dirasakan sebagai kebutuhan, hal ini berdampak terhadap rasa memiliki pada program yang diluncurkan belum optimal Jumlah penerima bantuan jauh lebih besar dibandingkan dengan kekuatan anggaran yang dimiliki sehingga proses seleksi calon penerima harus lebih obyektif Perbedaan visi, misi dan kekuatan anggaran antara provinsi dan kabupaten/kota
berdampak
pada
sulitnya
sinkronisasi
dan
penyamaan program. Ada beberapa kegiatan P2KP yang tidak terserap dikarenakan keterbatasan waktu, efisiensi anggaran dan penyesuaian tarif Standar Biaya Umum APBN 2015 .Kelompok wanita beranggotakan minimal 15 rumah tangga, berdomisili ada yang tidak berdekatan sehingga tidak membentuk kawasan 30
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Masih terlihat lahan kosong di sekitar kawasan. Semua memiliki kelembagaan yang sah, struktur organisasi yang jelas dan diketahui kepala desa namun belum berbadan hukum (akte Notaris), saran masuk anggota koperasi KWT Ketapang. Mampu menyediakan lahan untuk kebun bibit dan demplot kelompok (tidak
menyewa)
ada
yang
belum
memiliki
surat
pengesahan/persetujuan penggunaan lahan milik orang lain Mampu mengelola keuangan kelompok dan melaksanakan kegiatan secara berkesinambungan (bagaimana dg rak dan polybagnya sdh kosong baru berumur 3 bulan) Pembuatan KBD yang salah terutama atapnya (asbes), nama bangunan ada yang bukan KBD, KBD kosong. Masih ada Demplot yang kosong (sekali panen kmd ditinggalkan). Polybag dan rak vertikultur banyak yang kosong (baru 2 bulan).
b. Sosialisasi dan Promosi P2KP Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP yang dilakukan antara lain : 1. Promosi Iklan layanan masyarakat dalam rangka Percepatan Diversifikasi Pangan melalui media 2. Pencetakan Media Promosi dalam rangka Percepatan Diversifikasi Pangan 3. Promosi Penganekaragaman Konsumsi Berbasis Pangan Lokal 4. Promosi P2KP melalui Pameran meliputi : Pameran Pangan Lokal di acara HUT Banten Pameran Pangan Lokal dalam rangka Festival Anyer di Tanjung Tum Anyer Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia Pameran Gelar Pangan Nusantara Pameran – Pameran Lokal lain nya 5. Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan ( P2KP ) 31
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Koordinasi Percepatan Diversifikasi Pangan Bintek Percepatan Diversifikasi Pangan Sosialisai P2KP di lembaga formal dan non formal
3.1.10 Provinsi Jawa Barat a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 152 (84 dari APBN dan 68 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya Sedangkan
untuk
lanjutan
di 17 kabupaten/kota. 2014
terdapat
66
desa/kelurahan/kelompok lama di 11 kabupaten/kota di Jawa Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 11. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jawa Barat No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kab. Bogor Kab. Sukabumi* Kab. Cianjur Kab. Bekasi Kab. Karawang Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Bandung Kab. Sumedang Kab. Garut Kab. Tasikmalaya Kab. Ciamis * Kab. Cirebon * Kab. Kuningan Kab. Indramayu * Kab. Majalengka Kab. Bandung Barat Kota Bandung Kota Bogor * Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Kota Bekasi Kota Cimahi Kota Cirebon
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 1 1 1 1
Tahun 2015 1 1 1 1
2015 APBN-P
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
2013 14 10 12 12 12 12 12 12 14 18 12 14 16 10 20 12 14 12 14 10 12 10 10 10 12
Sasaran Jumlah Desa 2014 2015 2015 APBN-P 6 6 6 10 6 6 6 6 6 6 6 6 6 8
6 6
6 6 6 6
6
6 6 6 6 6 6 6 6 6
4 4 4 4 4 8
4 32
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 26 26 24 18 12 24 24 30 20 24 24 20 34 16 40 24 26 16 18 10 16 14 14 10 24
No
Prov/Kab/Kota
26
Kota Depok Total Kabupaten
2013 1 26
Tahun 2015
2014 11
14
2015 APBN-P 3
2013 12 328
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
66
84
68
Total 12 546
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
b. Promosi P2KP Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Jawa Barat dilakukan melalui kegiatan pameran baik di tingkat provinsi maupun nasional serta lomba cipta menu.
3.1.11 Provinsi DKI Jakarta a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Tidak ada desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 8 desa/kelurahan/kelompok lama di 4 kabupaten/kota di DKI Jakarta. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 12. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi DKI Jakarta No 1 2 3 4 5 6 7
Prov/Kab/Kota Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 1 6
Tahun 2015
2014
2015 APBN-P
1 1 1 1 4
0
2013 6 6 6 6 6 6 36
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
2 2 2 2 8
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
b. Promosi P2KP Kegiatan promosi P2KP di Provinsi DKI Jakarta dilakukan melalui Gerakan
atau
Administrasi,
Kampanye
Lomba
Cipta
P2KP Menu
di
seluruh
B2SA,
wilayah
Pameran
Kota P2KP,
pembuatan poster, backdrop dan banner serta sosialisai Pola Konsumsi Pangan B2SA di Sekolah Menengah Pertama (SMP) seluruh wilayah Kota Administrasi Provinsi DKI Jakarta. 33
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 6 8 6 8 8 8 44
c. Permasalahan Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan P2KP antara lain sebagai berikut: i. Kurangnya sosialisasi, promosi dan edukasi kepada, masyarakat luas
tentang
Program
Percepatan
Penganekaragaman
Konsumsi Pangan terutama kepada para ibu-ibu, anggota PKK, ibu-ibu anggota pengajian dan lain-lain. ii. Kurangnya kesadaran masyarakat tentangmenu makanan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman terhadap tingkat kesehatan individu dan masyarakat. iii. Kurangnya
kesadaran
masyarakat
dalam
upaya
mengembangkan pangan lokal yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat iv. Kurangnya kesadaran terhadap pengetahuan gizi dan menu seimbang v. Musim kemarau yang cukup panjang sampai bulan September, sehingga kegiatan lanjutan P2KP tahun 2013 agak terhambat, banyak tanaman yang mati, demplot dabn KBD kurang berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dari berbagai permasalahan yang dihadapi, beberapa upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut: i. Perlunya peningkatan dan percepatan dukungan terhadap upaya sosialisasi, promosi dan edukasi yang terus-menerus kepada individu dan kelompok sasaran dalam memperkenalkan program P2KP dengan segala aktivitas pendukungnya. ii. Memberikan pengertian, himbauan dan ajakan kepada seluruh anggota masyarakat dengan berbagai metoda penyuluhan dalam
rangka
meningkatkan
pengetahuan
tentang
menu
makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. iii. Mengupayakan
dan
menghimbau
teru-menerus
tentang
pengembangan pangan lokal khususnya pada masyarakat Provinsi DKI Jakarta
34
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
iv. Melakukan sosialisasi program P2KP pada tingkat kelurahan sampai kepada tingkat masyarakat
3.1.12 Provinsi Jawa Tengah a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 328 (254 dari APBN dan 74 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 32 kabupaten/kota. Sedangkan
untuk
lanjutan
2014
terdapat
146
desa/kelurahan/kelompok lama di 24 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 13. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Jawa Tengah No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kab. Semarang Kab. Kendal Kab. Demak Kab. Grobogan * Kab. Pekalongan Kab. Batang Kab. Tegal Kab. Brebes * Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Pemalang Kab. Jepara Kab. Rembang Kab. Blora Kab. Banyumas * Kab. Cilacap Kab. Purbalingga * Kab. Banjarnegara Kab. Magelang * Kab. Temanggung Kab. Wonosobo Kab. Purworejo* Kab. Kebumen * Kab. Klaten Kab. Boyolali Kab. Sragen * Kab. Sukoharjo *
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2014 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tahun 2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2015 APBN-P
2013 20 20 18 22 40 25 25 22 20 16 25 16 20 20 18 20 22 14 22 14 14 20 22 16 14 20 20
2014 6 6 8 6 6 6 6 6 6 8 6 6 6 8 6 6 6 6 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 12 6 10 6 12 6 6 6 10 12 6 6 12 6 6 6 6 10 6 6 10 6 6 6 10 6 6 10 6 12 10 10
6
35
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 38 32 30 46 52 31 43 38 32 28 37 28 38 38 42 32 44 32 40 26 26 26 38 22 26 42 36
No
Prov/Kab/Kota
28 29 30 31 32 33 34 35
Kab. Karanganyar Kab. Wonogiri * Kota Semarang Kota Salatiga Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Tegal Kota Surakarta Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 35
2014 1 1 1 1 24
Tahun 2015 1 1 1 1
2015 APBN-P
1 1 1 32
0
2013 18 22 14 7 6 10 5 5 632
2014 8 4 4 4 146
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 12 6 10 4 4 4 4 4 4 254
4 74
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten di tahun 2016. Lokasi Kegiatan Model Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal (MP3L) Provinsi Jawa Tengah yaitu: Kelompok Mutiara Baru Desa Plumbon, Kec. Karangsambung, Kab. Kebumen Kelompok Bimo Caf Desa Johunut. Kec. Paranggupito, Kab. Wonogiri Kelompok Purwo Mandiri Desa Purwosari, Kec.Wonoboyo, Kab. Temanggung Kelompok Pondok Pesantren Darur Rudwan ”Alfadholi” Desa Ngablak, Kecamatan Cluak Kabupaten Pati. Kelompok Maju Jaya Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Purwodadi c. Sosialisasi dan Promosi P2KP Promosi
Gerakan
Percepatan
Penganekaragaman
Konsumsi
Pangan melalui penyelenggraan acara Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan juga melalui pembuatan Leaflet, Billboard dan Banner, Promosi melalui Audio visual, siaran radio, dan Pameran.
36
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 36 40 22 15 10 18 13 9 1.106
3.1.13 Provinsi DI. Yogyakarta a. Optimalisasi pemanfaatkan pekarangan melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 28 (12 dari APBN dan 16 dari APBN-P)
yang
Sedangkan
cakupan untuk
wilayahnya lanjutan
desa/kelurahan/kelompok
lama
di
di
3
2014 2
kabupaten/kota. terdapat
kabupaten/kota
12 di
DI
Yogyakarta. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 14. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi D.I Yogyakarta No 1 2 3 4 5 6
Prov/Kab/Kota Kab. Bantul Kab. Sleman Kab. Gunung Kidul * Kab. Kulonprogo Kota Yogyakarta Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 5
2014 1 1 2
Tahun 2015
2015 APBN-P 1
1 1 2
1
2013 10 10 10 8 8 46
2014 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 6 10
12
12
16
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pengembangan KRPL di DI. Yogyakarta antara lain sebagai berikut: i. Kesadaran anggota di beberapa kelompok wanita tani penerima manfaat untuk melaksanakan pemanfaatan pakarangan melalui konsep KRPL masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Apabila pendampingan tidak intensif, kecenderungan untuk tidak melanjutkan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan setelah tanaman (terutama tanaman sayuran) mereka panen masih ada, sehingga di beberapa kelompok wanita penerima manfaat P2KP terutama kelompok yang sudah berjalan 2 tahun tidak terlihat sebaik pada saat pelaksanaan kegiatan P2KP tahun pertama. ii. Pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat P2KP dibeberapa kelompok wanita masih belum optimal, hal ini terlihat dari aktifitas pemanfaatan pekarangan model KRPL yang mulai 37
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 16 16 22 24 8 86
menurun dibanding tahun pertama ketika kelompok wanita melaksanakan kegiatan. iii. Tertib administrasi pemanfaatan dana bansos masih belum baik iv. Musim kemarau yang panjang, mengganggu proses kegiatan pemanfaatan
di
kelompok,
sehingga
terdapat
beberapa
kelompok wanita tani yang menunda penanaman di pekarangan, menunggu setelah ada hujan.
Untuk
itu
upaya-upaya
uang
dilakukan
untuk
mengatasi
permasalahan tersebut antara lain dengan: i. Mengoptimalkan membahas
kegiatan
pertemuan
masalah/kegiatan
kelompok
optimalisasi
untuk
pemanfaatan
pekarangan dimasing-masing kelompok ii. Mengoptimalkan pembinaan/pendampingan terhadap kelompok wanita
penerima
manfaat
P2KP
oleh
penyuluh
pertanian/pendamping P2KP desa iii. Melakukan
koordinasi
pertanian/pendamping
rutin
desa
P2KP
dengan di
penyuluh
masing-masing
kabupaten/kota dan dalam setiap pertemuan masing-masing penyuluh
dimintai
laporan
hasil
pembinaan
maupun
perkembangan kelompok yang dalam binaannya.
b. Model Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal (MP3L) Kegiatan MP3L tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan tahun 2014, dengan lokasi unit percontohan yang berada di UKM SRIOCA, yang berlokasi di Dusun Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
MP3L
di
DI.
Yogyakarta
menghadapi
berbagai
permasalahan, antara lain: a. Kapasitas/kemampuan alat (ekstruder) maupun tenaga kerja pengelola MP3L masih sangat terbatas, sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar dan apabila dimasa mendatang harus mengimbangi Raskin masih dirasa berat, karena dengan 38
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
kemampuan yang terbatas harus memenuhi kebutuhan pangan RTS di Kabupaten Bantul, khususnya RTS di Kecamatan Pundong. b. Biaya kemasan untuk produk pangan MP3L masih cukup tinggi, sehingga akan menambah harga pangan dimaksud, hal ini dikarenakan biaya cetak kemasan masih mahal dan jumlah cetaknya masih dalam jumlah terbatas. c. Belum semua produk tepung tapioka yang dihasilkan di Kabupaten Bantul kualitasnya baik sebagai bahan pembuatan mie
kering
di
lokasi
MP3L,
sehingga
tidak
menutup
kemungkinan pengelola MP3L menggunakan tepung tapioka dari luar Kabupaten Bantul agar kualitas produk mie kering bisa diterima masyarakat konsumen. d. Produk pangan MP3L berupa Mie SRIOCA belum mempunyai hak patent/ hak cipta, sehingga bisa terjadi merk tersebut dimanfaatkan/digunakan pelaku usaha lain.
Dari permasalahn-permasalahan yang ada tersebut, beberapa upaya yang dilakukan adalah: a. Meningkatkan
kapasitas
alat
yang
diimbangi
dengan
kemampuan tenaga kerja (menambah alat yang berdaya produksi
lebih
tinggi)
yang
diharapkan
bisa
difasilitasi
Pemerintah Kabupaten Bantul atau Pemerintah Provinsi DIY melalui Dinas Perindagkopdan UKM
dan meningkatkan
ketrampilan tenaga kerja yang ada di unit percontohan MP3L. b. Perlunya unit percontohan MP3L difasilitasi alat pembuat kemasan yang harganya terjangkau, sehingga nantinya bisa memperoleh kemasan dengan harga lebih murah, c. Perlu adanya peran serta instansi terkait termasuk Pemerintah Kabupaten Bantul dalam memberikan fasilitasi, pendampingan kepada UKM SRIOCA selaku pengelola MP3L, baik fasilitasi modal, peralatan, dan pembinaan termasuk memperjuangkan hak patent produk MP3L. 39
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
d. Perlu peningkatan kualitas tepung tapioka yang dihasilkan oleh para pelaku usaha produsen tepung tapioka di Kabupaten Bantul sebagai bahan baku pembuatan mie kering produk MP3L, sehingga UKM SRIOCA dapat memanfaatkan tepung tapioka yang ada di Kabupaten Bantul e. Perlu dipikirkan oleh Pemerintah kabupaten melalui instansi yang berwenang untuk mendaftarkan hak cipta/hak paten mie SRIOCA.
c. Promosi dan Sosialisasi P2KP Kegiatan promosi yang telah dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY adalah : A. Gerakan atau Kampanye P2KP Kegiatan gerakan atau kampanye P2KP yahun 2015 di DIY telah dilaksanakan dengan dana APBD 2015, berupa Gerakan Pola Konsumsi Pangan Berimbang, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA),
pada
tanggal
6
-
7
Mei
2015
yang
diselenggarakan di 4 kabupaten dan kota (kerjasama antara BKPP DIY dengan Badan/Dinas/Kantor yang menangani fungsi dan tugas ketahanan pangan di kabupaten/kota di DIY dan TP PKK kabupaten/kota ) B. Lomba Cipta Menu B2SA Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui : 1. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 4 September 2015 di Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl. Kusumanegara No.2 Yogyakarta 2. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka
Hari Pangan
Sedunia (HPS) XXXV Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal 17 November 2015 di Palembang, Sumatera Selatan 3. Lomba Cipta Menu Berbahan Dasar Tepung Umbi dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal
40
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
5 September 2015 di Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl. Kusumanegara No.2 Yogyakarta C. Pameran
P2KP
Kegiatan pameran telah dilaksanakan melalui : 1. Pameran Pangan Nusantara, pada tanggal 9 s/d. 12 Mei 2015 di Jogja Expo Centre (JEC) Jl. Janti Yogyakarta 2. Pameran dalam rangka Hari Krida Pertanian DIY, pada tanggal bulan
Juli 2015 di komplek Pertanian Jl.
Gondosuli No.6 Yogyakarta 3. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 4 s/d. 6 September 2015 di Komplek Sekolah
Tinggi
Penyuluhan
Pertanian
(STPP)
Jl.
Kusumanegara No.2 Yogyakarta 4. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal 17 s/d. 20 Oktober 2015 di Palembang, Sumatera Selatan
3.1.14 Provinsi Jawa Timur a. Optimalisasi pemanfaatkan pekarangan melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 28 (12 dari APBN dan 16 dari APBN-P)
yang
Sedangkan
cakupan untuk
wilayahnya lanjutan
di
3
2014
kabupaten/kota. terdapat
12
desa/kelurahan/kelompok lama di 2 kabupaten/kota di Jawa Timur. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 15. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jawa Timur No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5
Kab. Gresik Kab. Mojokerto Kab. Sidoarjo Kab. Jombang Kab. Sampang
2013 1 1 1 1 1
2014 1 1 1
Tahun 2015 1 1 1
2015 APBN-P
2013 8 10 10 12 12
2014 6 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 6 6 6
41
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 20 28 10 24 18
No
Prov/Kab/Kota
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kab. Pamekasan Kab. Sumenep Kab. Bangkalan * Kab. Bondowoso * Kab. Situbondo * Kab. Banyuwangi * Kab. Jember Kab. Malang Kab. Pasuruan Kab. Probolinggo * Kab. Lumajang * Kab. Kediri Kab. Tulungagung Kab. Nganjuk Kab. Trenggalek Kab. Blitar * Kab. Madiun * Kab. Ngawi * Kab. Magetan Kab. Ponorogo * Kab. Pacitan * Kab. Bojonegoro Kab. Tuban Kab. Lamongan Kota Batu Kota Blitar Kota Madiun Kota Malang Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya Kota Mojokerto Kota Kediri Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
2014
Tahun 2015 1
2015 APBN-P 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 25
1 29
2
2013 12 12 14 16 16 16 12 12 10 14 14 10 24 10 12 14 12 12 14 18 14 14 12 12 8 8 0 8 10 8 10 8 12 450
2014 8 8 6 8 6 6 8 6 6 8 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 12 6 6 10 6 10 6 10 6 6 6 8 10 12 12 6 6 6 10 10
6 6
6 8 8 6 4 4 4 4 4
10 10 6 12 6 4 4 4 4
6 6 4
4 4 4 150
4 4 220
80
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
3.1.15 Provinsi Bali Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 34 (12 dari APBN dan 22 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 3 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 36 desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Bali. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
42
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 24 18 28 40 38 40 18 24 16 30 30 22 36 28 24 28 28 28 20 36 38 20 24 30 16 12 12 12 18 12 14 16 20 900
Tabel 16. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bali No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Prov/Kab/Kota Kab. Buleleng Kab. Jembrana Kab. Klungkung Kab. Gianyar Kab. Karangasem * Kab. Bangli * Kab. Badung Kab. Tabanan Kota Denpasar Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2014 1 1 1
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013 6 4 7 4 9 9 4 6 0 49
1 1 1 1 1 6
1 1
2
2014 6 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6
6 6 6
6 6 6
36
12
4 22
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL dilaksanakan dengan kegiatan (1) pengadaan kebun bibit desa, (2) pengembangan pekarangan anggota dan demplot kelompok, (3) pengembangan
kebun
sekolah,
dan
(4)
pengenalan
dan
pengembangan menu B2SA. Dalam pelaksanaannya, permasalahan yang dihadapi antara lain sebagai berikut: a. Cuaca panas dan kemarau yang berkepanjangan sehingga kesulitan mendapatkan air. b. Masih adanya anggota KWT yang kurang paham tentang budidaya tanaman dan pemupukan yang baik. c. Masih kurangnya pemahaman dan peran aktif anggota dalam pemanfaatan pekarangannya. d. Kurangnya kesadaran masyarakat/anggota kelompok tentang pentingnya mengkonsumsi pangan dengan menu B2SA. e. Kurangnya kesadaran dan kemampuan anggota KWT untuk menyebarluaskan kegiatan P2KP/KRPL.
3.1.16 Provinsi Nusa Tenggara Barat a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok 43
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 12 10 19 10 21 21 10 12 4 119
baru untuk tahun 2015 sebanyak 72 yang cakupan wilayahnya di 10 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 36 desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 17. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Nusa Tenggara Barat No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur * Kab. Bima * Kab. Sumbawa Kab. Dompu * Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Kota Mataram Kota Bima Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2014 1 1 1 1 1 1
6
Tahun 2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2015 APBN-P
0
2013 6 6 11 9 8 10 11 4 8 9 82
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 12 6 6 6 6 6 10 6 6 6 6 6 6 12 4 4 36 72 0
2014
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan P2KP di lapangan antara lain: i. Masyarakat di lokasi program P2KP Provinsi NTB umumnya memiliki tingkat pengetahuan dan kesadaran yang rendah dalam pemanfaatan pekarangan ii. Tingkat keragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat yang masih rendah iii. Rendahnya pengetahuan dan ketrampilan pengurus kelompok dalam manajemen dan pengadministrasian kelompok. iv. Kurangnya kemampuan penyuluh pendamping P2KP dalam kegiatan P2KP. b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) Kegiatan MP3L di Provinsi NTB dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur dengan komoditas ubi kayu sebagai bahan bakunya dan Kabupaten Dompu dengan komoditas jagung sebagai bahan 44
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 18 18 23 25 20 22 23 16 12 13 190
bakunya. Produk yang telah dihasilkan adalah Beras Sasambo. c. Promosi dan sosialisasi P2KP Kegiatan
promosi
dan
sosialisasi
P2KP
di
Provinsi
NTB
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan seperti pameran-pameran produk pangan olahan yang berasal dari bahan baku lokal serta menjalin kerjasama dengan tim penggerak PKK untuk mendukung seluruh kegiatan P2KP.
3.1.17 Provinsi Nusa Tenggara Timur Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 42 yang cakupan wilayahnya di 7 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014
terdapat
50
desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 18. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Nusa Tenggara Timur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Prov/Kab/Kota Kab. Kupang Kab. Belu * Kab. Timor Tengah Utara * Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Alor * Kab. Sikka * Kab. Flores Timur Kab. Ende * Kab. Ngada Kab. Manggarai * Kab. Sumba Timur * Kab. Sumba Barat Kab. Lembata * Kab. Rote Ndao Kab.Manggarai Barat Kab. Nagekeo Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kota Kupang Kab. Sabu Raijua
2013 1 1 1
2014
Tahun 2015 2015 APBN-P
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2013 2 12 12
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
3 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1
12 3 4 6 7 12 12 3 12 1 2 2 2 4 1 2 2
3 6 6 6
12 9 16 12 13 18 12 9 20 7 8 14 8 10 1 2 2
6 6
6 6 8 6 6
6 6 6 6
45
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 2 12 12
No
Prov/Kab/Kota
22 23
Kab. Malaka Total Kabupaten
2013
2014
21
9
Tahun 2015 2015 APBN-P 1 7 0
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 50 42 0
2013
2014
116
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan antara lain: 1. Belum semua kabupaten menyusun petunjuk teknis kegiatan sehingga permasalahan teknis lapangan sering menjadi kendala dalam proses pelaksanaan kegiatan. 2. Hal yang telah diatur di dalam Pedoman dan atau Petunjuk Pelaksanaan (misalnya pelaporan : sesuai dengan ketentuan dari kelompok/desa ke Kabupaten per bulan, dari Kabupaten ke Provinsi per triwulan dan dari Provinsi ke Pusat per semester) belum
semua
dilaksanakan
dan
ditindaklanjuti
ditingkat
Kabupaten maupun tingkat kelompok. 3. Pembukuan/administrasi kelompok belum tertata dengan baik. 4. Sumber daya manusia yang dimiliki terbilang lemah, dimana sebagian besar anggota kelompok hanya lulusan Sekolah Dasar maupun tidak bersekolah sehingga penyerapan teknologi masih jauh dari harapan. Rendahnya SDM ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian program secara optimal. 5. Pendampingan dari petugas pendamping masih sangat kurang disebabkan karena para petugas pendamping sebagian besar tidak
menetap
di
Desa
sehingga
tidak
dilakukannya
pendampingan dengan baik. Dengan demikian anggota kelompok tidak mengetahui secara pasti kegiatan apa yang akan dilakukan atau dengan kata lain anggota melakukan kegiatan secara otodidak sejauh pengetahuan dan kemampuan anggota. Hal ini yang turut menjadi alasan kegiatan tidak berjalan dengan baik. 6. Pemanfaatan lahan pekarangan/demplot belum optimal karena terbatasnya sumber air. 7. Ada sebagian anggota kelompok yang tidak mengkonsumsi jenis 46
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 6 208
sayuran dan buah tertentu terkait adat istiadat. 8. Belum optimal peran pendamping terhadap pelaksanaan kegiatan di setiap kelompok pelaksana. 9. Belum optimal pelaksanaan pendampingan oleh petugas di tingkat kabupaten karena terbatasnya sarana parasarana dan pelaksanaan tugas rangkap. 10. Belum
semua
pengolahan
kelompok yang
terjangkau
menggunakan
listrik listrik
sehingga tidak
alat dapat
dioperasionalkan. Upaya pemecahan permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Kabupaten wajib menyusun petunjuk teknis kegiatan sehingga mengakomodir jalan keluar dari permasalahan teknis di lapangan sehingga tidak menjadi kendala dalam operasionalisasi kegiatan lebih lanjut. 2. Semua komponen yang terlibat dalam kegiatan P2KP/KRPL mulai dari kelompok, pendamping dan penanggungjawa kegiatan di tingka kabupaten harus mentaati aturan yang telah ditetapkan di dalam Pedoman/Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan. 3. Perlu
adanya
pendampingan
yang
intensif
dan
pelatihan
pembukuan bagi kelompok. 4. Diperlukan suatu pelatihan sehingga dapat menunjang SDM dari anggota
pelaksana
sehingga
dapat
menyerap
pengetahuan/teknologi dalam pelaksanaan kegiatan. 5. Perlu adanya kesadaran dari para petugas pendamping dalam melaksanakan
tugasnya
untuk
mendampingi
pelaksanaan
kegiatan oleh anggota kelompok. Dengan adanya kesadaran untuk menampingi secara kontinyu maka diharapkan agar anggota kelompo dapat difasilitasi dengan pengetahuan yang baik dalam menjalankan kegiatan program; 6. Penggunaan mulsa pada areal pertanaman dan atau menyiram tanaman dengan sistem irigasi tetes.
47
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
7. Terkait adat istiadat dari beberapa masyarakat maka diharapkan agar masyarakat tersebut dapat menanam jneis sayuran dan buah yang lain untuk dapat dikonsumsi. Sedangkan jenis sayuran/buah
yang
dipantang/pamali
dapat
ditanam
yang
kemudian hasilnya dijual pada konsumen. Dengan demikian maka akan mendapatkan keuntungan pendapatan bagi keluarga dan juga perubahan status gizi bagi anggota keluarga. 8. Melakukan koordinasi dan pendekatan dengan pendamping, koordiantor kecamatan melalui tim teknis kabupaten. 9. Monitoring dan pembinaan perlu ditingkatkan dengan dukungan dana APBD II. 10. Operasionalisasi alat perlu dimusyawarahkan dengan baik.
3.1.18 Provinsi Kalimantan Timur Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 34 (18 dari APBN dan 16 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 5 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 36 desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 19. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Timur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Prov/Kab/Kota Kab. Paser Kab. Berau Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Penajem Paser Utara Kab. Kutai Kertanegara Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Bontang Total Kabupaten
2013 1 1 1 1 1
2014
1 1 1 1 9
1
Tahun 2015 2015 APBN-P 1 1 1 1
1 1
3
2
2013 6 8 6 10 6
2014
10 3 6 6 61
6
6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 6 6 6 4 18
22 7 6 6 101
16
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
48
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 12 14 12 16 6
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan antara lain: a. Jauhnya transportasi penerima bantuan sosial (bansos) sehingga pengurusan pembuatan rekening, pembukuan kelompok dan penyampaian kegiatan kerja sering terlambat. b. Kemampuan
teknis
mengenai
benih,
mempersiapkan
media
tanaman terbatas, sehingga pertumbuhan tanaman tidak seram c. Faktor alam , seperti banjir dan kemarau menjadi kendala dalam proses penanaman. d. Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tantang menu B2SA Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada antara lain: a. Aparat
Kabupaten
sebagai
kepanjangantangan
dari
provinsi
sebagai pelaksana turun langsung ke kelompok penerima manfaat sehingga dalam pengurusan berkas dapat sesuai dengan rencana dan jadwal. b. Melakukan
pelatihan
teknis
budidaya
tanaman
dalam
pot,
khususnya komoditas sayuran bagi kelompok wanita sebagai bekal melaksanakan kegiatan P2KP. c. Pendamping Kab/Kota lebih aktip lagi memberikan penyuluhan maupun sosialisasi kepada kelompoknya. d. Kampanye / promosi maupun sosialisasi memakan pangan yang berbahan baku lokal khas daerah setempat maupun menu B2SA.
3.1.19 Provinsi Kalimantan Selatan a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 122 (94 dari APBN dan 28 dari APBN-P) yang cakupan wilayahnya Sedangkan
untuk
lanjutan
di 13 kabupaten/kota. 2014
terdapat
42 49
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
desa/kelurahan/kelompok lama di 7 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 20. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Prov/Kab/Kota Kab. Banjar Kab. Tanah Laut * Kab. Tapin * Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Barito Kuala * Kab. Tabalong * Kab. Kota Baru * Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Tanah Bumbu Kab. Balangan Kota Banjar Baru Kota Banjarmasin Total Kabupaten
Tahun 2015 2015 APBN-P 1 1 1 1
2013 1 1 1 1
2014
1
1
1
13
6
6
25
1 1 1 1 1 1 1 1 13
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 13
13 15 12 8 12 14 11 10 160
6 6 6
6 10 10 6 6 6 4 8 94
25 31 34 14 30 20 19 24 324
1 1
1
7
2013 12 15 15 10
Sasaran Jumlah Desa 2014 2015 2015 APBN-P 6 6 10 6 6 10 6
0
6
42
6 6 4 6 28
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
b. Sosialisasi dan Promosi P2KP Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan melalui kegiatan lomba cipta menu B2SA, pameran peringatan Hari Pangan Sedunia, seminar, serta pemberian
makanan
pangan
lokal
ke
SD/MI
pada
13
kabupaten/kota.
c. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya Permasalahan yang terdapat di lapangan antara lain adalah: i.
Tidak semua anggota memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman
pangan/horti,
pemeliharaan
ternak/unggas
dan
pemeliharaan ikan (belum terintegrasi) ii.
Setelah 1 – 2 kali pertanaman lahan kurang dimanfaatkan/tidak dilakukan penanaman kembali karena kurangnya peran aparat desa,
petugas
pendamping
dalam
memotivasi
dan 50
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 18 37 31 16
menggerakkan kelompok/masyarakat iii. Sebagian kelompok ada kebun bibit desa lebih berfungsi untuk membesarkan tanaman daripada untuk pembuatan bibit tanaman, sehingga bibit tanaman di KBD tidak selalu tersedia iv. Ada sebagian pelaksanaan demplot sebagai percontohan tidak berkelanjutan v.
Sebagian besar kelompok belum mengembangkan pengolahan hasil dan belum ada pengembangan kelompok baik di desa itu sendiri maupun ke desa lain
vi. Umumnya buku administrasi sudah ada, tetapi belum diisi sesuai dengan perkembangan kegiatan dan laporan secara berjenjang belum berjalan dengan baik vii. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukan sebagian besar kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) masih menghadapi berbagai permasalahan yang memerlukan kerja keras untuk bisa mencapai target program konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) viii. Permasalahan
dan
tantangan
dalam
mengembangkan
konsumsi pangan terutama pada pola kebiasaan (budaya) masyarakat yang masih belum terbiasa mengkonsumsi sayur dan
buah
serta
umbi-umbian,
demikian
pula
dalam
mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah/porsi yang seimbang ix. Faktor ketersediaan kelompok pangan juga mempengaruhi pola konsumsi, karena jenis pangan yang banyak tersedia dan terjangkau daya beli di wilayah tertentu akan sangat besar dikonsumsi seperti beras dan jenis sayuran daun singkong, kacang panjang, kangkung, terong, tomat dan buah pisang. Dalam
pelaksanaanya
berbagai
upaya
untuk
mengatasi
permasalahan yang ada antara lain dengan: i.
Secara bertahap lahan pekarangan dimanfaatkan secara terintegrasi
51
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
ii.
Pemanfaatan
pekarangan
dilaksanakan
secara
terus
menerus/berkelanjutan dengan melibatkan peran BKP, Kepala Desa, Tim penggerak PKK dan Tokoh Masyarakat iii. Kebun Bibit Desa dikelola bersama oleh kelompok sehingga dapat berfungsi dalam penyediaan bibit tanaman iv. Demplot dilaksanakan dengan dukungan keluarga v.
Perlu
pengembangan
peningkatan
wawasan
pengolahan bagi
pangan
petugas
dan
lokal
atau
KWT
serta
penyebaran informasi/sosialisasi oleh petugas, aparat desa, PKK, tokoh masyarakat dan pendampingan harus lebih intensif dan cintinue vi. Tertib administrasi, pencatatan dan pelaporan yang baik merupakan hal yang tidak bisa diabaikan untuk pencapaian tujuan dan sasaran yang maksimal, untuk itu kerjasama aparat dan kelompok penerima manfaat dalam pelaporan dan pencatatan adalah sangat penting dan merupakan titik kritis kegiatan dan pembuatan laporan harus sesuai ketentuan vii. Keterpaduan Pembinaan, Monitoring dan
Evaluasi agar
ditingkatkan melalui kegiatan dan pertemuan baik antar SKPD terkait di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi viii. Kegiatan penyuluhan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman perlu ditingkatkan baik pada kelompok
wanita
pelaksana
kegiatan
P2KP
maupun
masyarakat umum. ix. Perlunya meningkatkan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan sehingga masyarakat menyadari bahwa lahan pekarangan dapat dimanfaatkan menjadi sumber pangan seperti sayur dan buah serta protein dan gizi bagi keluarga.
3.1.20 Provinsi Kalimantan Tengah a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok 52
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
baru untuk tahun 2015 sebanyak 104 yang cakupan wilayahnya di 13 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 34 desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 21. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Tengah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14
Prov/Kab/Kota Kab. Kapuas Kab. Barito Utara * Kab. Barito Selatan Kab. Kotawaringin Timur Kab. Kotawaringin Barat Kab. Katingan Kab. Seruyan Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Kota Palangkaraya Total Kabupaten
2013 1 1 1 1
2014
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
1
1 1
Tahun 2015 2015 APBN-P 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 12
1 1 6
1
2013 12 10 9 11
2014
6 8 8 8 8 8 9 8 11 6 122
6
6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 10 6 6 6 6 6 12 6
6 4 34
18 14 20 20 20 14 21 14 17 14 260
6 6
6 6 6 6 6 4 80
Total 18 26 21 23
24
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
3.1.21 Provinsi Kalimantan Utara a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP merupakan
di Provinsi Kalimantan Utara alokasi
dana
APBN-P.
tahun 2015 Sasaran
desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 24 yang cakupan wilayahnya di 4 kabupaten/kota. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 22. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Utara No 1 2 3 4
Prov/Kab/Kota Kab. Bulungan Kab. Nunukan Kab. Malinau Kab. Tana Tidung
2013 1 1 1
2014
Tahun 2015 2015 APBN-P 1 1 1 1
2013 8 0 6 6
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P 6 6 6 6 53
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 14 6 12 12
No 5 5
Prov/Kab/Kota Kota Tarakan Total Kabupaten
2013 1 4
2014
Tahun 2015 2015 APBN-P 4
2013 6 26
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
2014
0
24
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
b. Sosialisasi dan Promosi P2KP Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015 mendapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut: 1. Promosi melalui Brosur/Leaflet dan Buklet Pangan Lokal Pembuatan Leaflet dengan judul “Ayo Manfaatkan Pekarangan Untuk
Ketahanan
Pangan
Keluarga”
dan
"Waspadalah
Terhadap Keamanan Pangan Segar Siap Santap" serta buklet "Ayo Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang, dan Aman" Leaflet dan buklet tersebut dimanfaatkan sebagai salah satu bahan/materi dalam pameran Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke – 35 Tingkat Nasional di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. 2. Pameran dilaksanakan 2 (dua) kali, yaitu: a. Pameran dalam rangka Festival Pangan Nusantara Tingkat Nasional di Padang Provinsi Sumatera Barat tanggal 15 s.d 18 September 2015. b. Pameran dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke – 35 Tingkat Nasional di Palembang Provinsi Sumatera Selatan tanggal 17 s.d 20 Oktober 2015. 3. Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) Tingkat Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015. Promosi melalui Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke - 35 Tingkat Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 12 Agustus 2015 bertempat di Hotel Kaltara, Tanjung Selor.
54
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total 6 50
3.1.22 Provinsi Sulawesi Tenggara a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 54 yang cakupan wilayahnya di 7 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 54 desa/kelurahan/kelompok lama di 8 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 23. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Sulawesi Tenggara No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kab. Buton * Kab. Muna * Kab. Kolaka * Kab. Konawe Selatan * Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe * Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Kota Bau-bau Kota Kendari Total Kabupaten
2013
2014
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1
8
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
2014
8 8 6 8 6 6 6 6
0
15 15 15 15 12 12 12 15 10 10 10 10 151
1 1
1 1 1 1 1 7
54
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
23 33 31 23 18 18 18 31 16 16 14 18 259
10 10
10 6 6 4 8 54
0
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal Kegiatan MP3L di Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan 12 kabupaten/kota dengan bahan pangan lokal berupa sagu dan umbi-umbian. Adapun produk yang dihasilkan berupa tepung Sinonggi, Kasuami, Kambose dan Kabuto. c. Promosi P2KP Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan dalam bentuk pembuatan brosur/leaflet pangan lokal dengan judul “Kearifan Lokal Sulawesi Tenggara”, pameran-pameran serta melalui lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).
55
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
d. Permasalahan Pada pelaksanaan kegiatan P2KP di Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain: i.
Belum semua lokasi KRPL mencirikan kawasan
ii. Demplot pekarangan belum mencirikan Laboratorium lapang (LL) dan pekarangan percontohan. Keragaman tanaman pada demplot belum optimal, masih didominasi sayuran. iii. Pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) tidak dilakukan secara intensif. Tidak dibuat daftar hadir dan catatan kegiatan pertemuan. iv. Kemampuan SDM kelompok wanita tani masih terbatas. v. Pendampingan kurang optimal, sebagian pendamping tidak berdomisili di lokasi KRPL vi. Pengembangan
pekarangan
anggota
belum
merata.
Pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga belum optimal. vii. Laporan P2KP (semester dan akhir tahun) sangat terlambat. Isi laporan kurang informatif.
3.1.23 Provinsi Sulawesi Tengah a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 76 yang cakupan wilayahnya di 11 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 56 desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 24. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Tengah No 1 2 3 4
Prov/Kab/Kota
Kab. Poso * Kab. Donggala * Kab. Toli-Toli Kab. Banggai *
2013
2014
1 1 1 1
1 1 1 1
Tahun 2015
1 1 1 1
2015 APBN-P
2013
2014
13 15 8 13
6 6 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
6 6 6 10
25 27 20 29 56
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
No 5 6 7 8 9 10 11 12
Prov/Kab/Kota
2013
Kab. Buol Kab. Morowali * Kab. Banggai Kepulauan * Kab. Parigi Moutong * Kab. Tojo Una Una Kab. Sigi Kota Palu Total Kabupaten
2014
1 1 1
Tahun 2015
1 1
1 1 1 1 11
1 1 1 9
2015 APBN-P
2013
1 1 1
8 13 13
1 1 1 1 11
13 8 7 8 119
0
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
6 8 6 6 6 56
14 29 27
10 6 4 6 76
29 20 17 14 251
0
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
b. Promosi dan Sosialisasi P2KP Kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan dalam berbagai macam kegiatan, antara lain dengan: i.
Gerakan atau Kampanye P2KP Gerakan atau kampanye Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di Sulawesi Tengah di laksanakan dalam bentuk sebagai berikut : Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber
Daya
Lokal,
hal
ini
kemudian
ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota dengan menerbitkan Peraturan Bupati/Walikota. Gelar
Kuliner
Pangan
Lokal,
yang
diikuti
oleh
Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah dan UMKM se Kota Palu, yang dilaksanakan dihalaman TVRI Palu, pada tanggal 12 April 2015. Pencanangan Gerakan Makan Makanan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) oleh Gubernur Sulawesi Tengah Pada tanggal 7 oktober 2015 yang bertepatan dengan Peringatan Upacara Puncak Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tingkat
Provinsi
Sulawesi
Tengah
yang
diselenggarakan di Kelurahan Kabongan Kecil kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. 57
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
6 10 6
ii. Lomba Cipta Menu B2SA Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Tingkat Provinsi sampai Tingkat Nasional melalui momen Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS). Kegiatan ini bekerjasama dengan Tim penggerak PKK. iii. Penayangan Iklan Di Media Massa Dalam rangka Mensosialisasikan Makan Makan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), bekerjasama dengan TVRI Stasiun Palu, mengadakan Talk Show, Dialog Interaktif dan Penayangan Iklan. Bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palu, mendirikan tempat pemasangan Iklan/baliho di pinggir jalan yang strategis di Kota Palu, sehingga dapat memasang iklan/baliho dengan mudah dan biaya murah sepanjang tahun. iv. Pameran P2KP Pameran Percepatan Penganekaragaman Konsumsi pangan (P2KP) di Sulawesi Tengah, dilaksanakan melalui momen Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Donggala dan Tingkat Nasional , dilaksanakan di Palembang Provinsi Sumatera Selatan serta Gelar Pangan Nusantara di Padang Sumatera Barat,
Dengan pembuatan
bahan pameran seperti leaflet, poster, brosur, spanduk dan baliho yang bertemakan P2KP. Selain Pameran HPS juga mengikuti Pameran-pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, seperti : Sulteng Expo yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya dan Sail Tomini Tahun 2015 di Kabupaten Parigi Moutong. v. Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan B2SA Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Sulawesi Tengah dilaksanakan melalui Workhsop Pola Konsumsi Pangan B2SA yang melibatkan PKK/Dasawisma dan Aparat Kabupaten/Kota. 58
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
c. Permasalahan dan Upaya Penyelesaiannya Dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di Provinsi Sulawesi Tengah terdapat beberapa masalah/hambatan sebagai berikut: i.
Jenis tanaman kurang bervariasi
ii.
Masih banyak yang belum mengembangkan sumber protein hewani (kolam ikan, ayam, itik, dll)
iii.
Demplot kurang terurus dan jenis tanaman tidak bervariasi
iv.
Kebun bibit kurang terawat dan tidak berfungsi dengan baik
v.
Masih
banyak
menggunakan
polybag
untuk
menanam
meskipun lahan tersedia cukup luas vi.
Belum memanfaatkan barang-barang bekas untuk media tanam tergantung pada polybag
vii.
Di beberapa tempat tidak membangun fisik kebun bibit, pembibitan dilakukan langsung di lahan
viii. ix.
Tanaman diganggu oleh ternak Kelompok kurang aktif (beberapa anggota hanya aktif di awal kegiatan)
x.
Masalah kekurangan air karena musim kemarau
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah/hambatan yang terjadi antara lain dengan: i.
Mengoptimalkan pemanfaatan Kebun Bibit Desa agar kegiatan Optimalisasi pemanfaatan Pekarangan berlangsung secara berkelanjutan (lestari).
ii.
Mengintensifkan peran pendamping desa dalam melakukan pendampingan terhadap kelompok wanita penerima manfaat kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.
iii. Mengoptimalkan
peran
demplot
sebagai
Laboratorium
Lapangan bagi kelompok wanita penerima manfaat, dalam melakukan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.
59
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
3.1.24 Provinsi Sulawesi Utara a.
Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL
sejak
tahun
2010-2014.
Sasaran
desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 70 yang cakupan wilayahnya di 9 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 50 desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Sulawesi Utara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 25. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Prov/Kab/Kota
Kab. Minahasa * Kab. Bolaang Mongondow * Kab. Kepulauan Sangihe * Kab. Kepulauan Talaud * Kab. Minahasa Selatan * Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara * Kab. Bolaang Mangondow Utara * Kab. Bolaang Mongondow Selatan Kab. Bolaang Mongondow Timur Kota Tomohon Kota Kotamobagu Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kota Bitung Kota Manado Total Kabupaten
2013
2014
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
Tahun 2015
1 1 1 1
2015 APBN-P
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 15
2013
2014
13 13 15 15 13 10 13 13
6 6 6 6 6 6
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
10 10
29 29 15 21 29 16 29 29
10 6 10 10
10 1 1
1
10
1
10 10 5
1 9
1 9
0
10 10 170
10 6 4
6
22
4
10 18 5
4 50
4 70
14 14 290
0
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah : a) Proses pendampingan belum optimal sehingga kelompok penerima manfaat kurang termotivasi dalam melaksanakan kegiatan P2KP; b) Kurangnya
minat
sebagian
anggota
kelompok
untuk
memanfaatkan lahan pekarangannya dan minimnya pengetahuan tentang bercocok tanam; 60
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
c) Kurangnya kesadaran, pengetahuan dan pemanfaatan kelompok dalam usaha bercocok tanam komoditi pertanian dan pekarangan; d) Belum terlaksananya pemberdayaan di kelompok sehingga segala kegiatan terkadang lambat untuk memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan; e) Adanya musim kemarau yang berkepanjangan sehingga banyak tanaman yang mati. f) Pelaporan yang tidak kontinu.
Upaya yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan memecahkan masalah yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah: a) Memotivasi kelompok untuk memanfaatkan lahan pekarangan dan sekaligus memberikan pengetahuan tentang cara bercocok tanam yang baik dan benar b) Memonitoring
kehadiran
penyuluh
pendamping
dengan
berkoordinasi dengan badan penyuluhan setempat c) Melakukan upaya berkesinambungan program dan tetap diarahkan untuk memberdayakan kelembagaan scara penuh sehingga anggota kelompok dapat tumbuh dan berkembang d) Melakukan
monitoring
kegiatan
P2KP
dengan
memberikan
kewenangan kelembagaan desa dan aparat desa e) Mempercepat pemanfaatan dana yang telah dicairkan.
3.1.25 Provinsi Sulawesi Selatan a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 234 (188 dari dana APBN dan 46 dari
dana
APBN-P)
yang
cakupan
wilayahnya
di
24
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 126 desa/kelurahan/kelompok lama di 20 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
61
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Tabel 26. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Selatan No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kab. Pinrang * Kab. Gowa Kab. Wajo * Kab. Bone * Kab. Tana Toraja Kab. Maros * Kab. Luwu Kab. Sinjai * Kab. Bulukumba * Kab. Bantaeng * Kab. Jeneponto Kab. Selayar Kab. Takalar * Kab. Barru Kab. Sidenreng Rappang * Kab. Pangkep * Kab. Soppeng * Kab. Enrekang Kab. Luwu Utara * Kab. Luwu Timur * Kab. Toraja Utara Kota Pare-Pare Kota Palopo * Kota Makassar Total Kabupaten
2013
2014
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
Tahun 2015
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
2015 APBN-P
2013
2014
8
0
17 8 17 14 8 15 8 14 15 13 9 8 14 10 14 13 14 11 15 15 8 8 14 8 290
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
6 6 6 8 6 6 6 6 6 8 6 8 6 6 6 6 6 6 4 126
10 12 8 6 6 10 6 8 10 10 6 6 6 6 10 6 10 6 10 8 6 8 10 4 188
35 20 31 32 26 33 14 28 31 29 27 20 34 28 32 31 30 29 31 29 20 16 28 16 650
6 6
6 6 6 6 6
4 46
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Kegiatan promosi P2KP di provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dalam bentuk pembuatan leaflet, pameran festival dan demontrasi pangan lokal serta promosi makanan khas daerah/pangan lokal dalam rangka HPS. Kemudian untuk kegiatan MP3L di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di kabupaten Jeneponto dengan komoditi jagung yang diolah menjadi beras jagung, tepung jagung dan dedak jagung. Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan P2KP ini diantaranya adalah: a.
Kesadaran anggota kelompok umumnya masih sangat kurang untuk memanfaatkan pekarangan
b.
Pada musim kemarau banyak tanaman mengalami kematian, karena kekurangan air 62
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
c.
Adanya hama yang menyebabkan tanaman pekarangan tidak bisa optimal atau gagal panen.
d.
Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah tentang pentingnya mengkonsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)
e.
Masih terbatasnya keterampilan anggota dalam hal pengolahan pangan lokal.
f.
Rendahnya akses pemasaran untuk hasil produk kelompok baik pangan olahan maupun yang belum diolah.
g.
Masih terbatasnya produk yang dihsilkan oleh kelompok, baik dari segi kuantitas maupun kualitas
h.
Kampanye
dan
sosialisasi
tentang
gerakan
percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan masih sangat kurang i.
Kelompok MP3L masih sangat kekurangan modal usaha untuk mengembangkan usahanya.
Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan antara lain dengan: a.
Pembinaan secara rutin oleh penyuluh pendamping desa dan kabupaten serta aparat masing-masing kabupaten pelaksana kegiatan P2KP
b.
Perbaikan drainase pekarangan pada lokasi P2KP masingmasing KWT dan dilakukan pemberian naungan dari terpal plastic agar dapat menekan jumalah air yang masuk dalam kebun bibit.
c.
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)
d.
Mengupayakan system pemasaran produk melalui satu pintu
e.
Mendorong kelompok untuk membangun kemandirian kelompok
3.1.26 Provinsi Sulawesi Barat a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 42 yang cakupan wilayahnya di 5 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 32 63
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
desa/kelurahan/kelompok lama di 5 kabupaten/kota di Sulawesi Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 27. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Barat No 1 2 3 4 5 6
Prov/Kab/Kota
Kab. Majene * Kab. Mamuju Kab. Mamuju Utara Kab. Polewali Mandar * Kab. Mamasa * Total Kabupaten
2013
2014
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
2014
0
11 8 8 10 11 48
6 6 6 6 8 32
1 1 1 1 1 5
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
10 6 6 10 10 42
27 20 20 26 29 122
0
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 – 2015
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan P2KP di Provinsi Sulawesi Barat diantaranya adalah: 1. Terjadinya
kemarau
yang
panjang
membuat
tanaman
mengalami kekeringan. 2. Adanya serangan penyakit pada tanaman sayuran 3. Kurangnya perhatian anggota kelompok dalam mengganti tanaman yang sudah kurang produktif 4. Partisipasi seluruh anggota kelompok kurang aktif di kebun bibit. Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan antara lain dengan: 1. Memberikan motivasi kepada anggota kelompok untuk tetap memelihara tanamannya dengan menyiram tanaman secara rutin. 2. Melakukan bimbingan teknis pembuatan pestisida nabati untuk dilakukan penyemprotan secara rutin. 3. Memberikan tanaman
penyuluhan agar
tentang
tanaman
pentingnya
dapat
tersedia
pergantian secara
berkesinambungan. 4. Dibuat jadwal kegiatan anggota secara bergantian melakukan pengelolaankebun bibit.
64
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
3.1.27 Provinsi Papua a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 54 (36 dari dana APBN dan 18 dari dana APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 9 kabupaten/kota. Sedangkan
untuk
lanjutan
2014
terdapat
18
desa/kelurahan/kelompok lama di 3 kabupaten/kota di Papua. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 28. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provisi Papua No
Prov/Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kab. Jayapura * Kab. Biak Numfor Kab. Yapen Waropen Kab. Merauke Kab. Jayawijaya * Kab. Paniai Kab. Nabire * Kab. Puncak Jaya Kab. Mimika * Kab. Mappi Kab. Boven Digul Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Tolikara Kab. Pegunungan Bintang Kab. Waropen Kab. Yahukimo Kab. Yalimo Kota Jayapura Kab. Asmat Kab. Mamberamo Raya Kab. Supiori Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Deiyai Kab. Intan Jaya Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Nduga Total Kabupaten
2013
1 1 1 1 1 1 1
2014
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
1
8 4 4 2 6 2 6 0 4 3 2 3 4 2 2 2 3 0 6 3 0 2 0 0 0 0 0 0 0 68
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1
19
3
6
3
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
6
14 4 10 8 12 2 12 6 10 9 2 3 10 8 2 2 9 0 6 3 0 2 0 6 0 0 0 0 0 140
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6
18
36
18
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
65
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP di Provinsi Papua dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sosialisasi, pembuatan roll banner elektrik dan leaflet serta penayangan spot iklan layanan masyarakat di stasiun Jayapura Televisi (JayaTV) Papua.
Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah: 1. Kesadaran anggota untuk mengolah lahan secara terus-menerus masih kurang. 2. Waktu tanam sulit untuk disinkronkan dengan curah hujan yang tidak menentu 3. Adanya serangan hama dan penyakit pada pertanaman 4. Rendahnya inovasi dan kreatifitas petugas lapangan 5. Kurangnya koordinasi antara petugas kabupaten dan petugas lapangan Upaya yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan memecahkan masalah yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah: 1. Penyampaian informasi secara berkesinambungan akan pentingnya penngolahan lahan 2. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petugas lapang 3. Peningkatan koordinasi sesama pelaksana kegiatan
3.1.28 Provinsi Maluku Utara a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 6 yang cakupan wilayahnya di 1 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 14 desa/kelurahan/kelompok lama di 3 kabupaten/kota di Maluku Utara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 29. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial 66
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Maluku Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Prov/Kab/Kota
2013
Kab. Halmahera Tengah * Kab. Halmahera Utara * Kab. Halmahera Selatan * Kab. Kepulauan Sula * Kab. Halmahera Timur * Kab. Halmahera Barat * Kab. Pulau Morotai Kota Tidore Kepulauan Kota Ternate Total Kabupaten
2014
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 3
Tahun 2015
2015 APBN-P
2013
0
7 7 7 7 7 7 2 2 2 48
1 1
2014
Sasaran Jumlah Desa 2015 2015 APBN-P
6 4 4 14
7 7 7 7 7 7 14 6 6 68
6 6
0
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015
Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah : a. Kurangnya partisipasi dari beberapa anggota kelompok. b. Minimnya anggaran penunjang kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan
pekarangan c. Terjadinya musim kemarau panjang yang berpengaruh terhadap
ketersediaan air d. Masyarakat yang mayoritas petani perkebunan sehingga dalam
perawatan tanaman semusim dirasakan terlalu menyita waktu e. Alih fungsi lahan pekarangan dari bertanam sayuran menjadi
tempat atau lantai jemur cengkeh dan pala
3.1.29 Provinsi Riau a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun
2015
sebanyak
kabupaten/kota.
58
Sedangkan
yang untuk
cakupan lanjutan
wilayahnya 2014
di
terdapat
9 14
desa/kelurahan/kelompok lama di 3 kabupaten/kota di Riau. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
67
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
Tabel 29. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL di Provinsi Riau No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahun Sasaran Jumlah Desa 2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Kab. Kampar 1 1 8 6 Kab. Bengkalis * 1 1 8 6 6 Kab. Indragiri Hulu 1 1 8 6 Kab. Indragiri Hilir * 1 11 Kab. Pelalawan * 1 1 1 11 6 10 Kab. Rokan Hulu * 1 1 1 11 6 10 Kab. Rokan Hilir 1 1 1 6 6 6 Kab. Siak 1 1 6 6 6 Kab. Kuantan Singingi 1 1 1 6 6 6 Kab. Kep. Meranti 1 1 6 6 Kota Pekanbaru 1 1 6 4 4 Kota Dumai 1 1 6 4 Total Kabupaten 12 6 9 0 93 36 58 16 Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015 Prov/Kab/Kota
Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah : a. Anggota
kelompok
kurang
memahami
sistem
administrasi
kelompok dan keuangan, sehingga administrasi masih memerlukan perbaikan. b. Beberapa kelompok memiliki demplot yang terlalu luas, sehingga
agak kurang terawat. c. Kebun Bibit Desa belum dimanfaatkan secara maksimal dan jenis
tanaman yang dibibitkan kurang bervariasi d. Beberapa Petugas Pendamping Desa P2KP tidak berdomisisli di
desa kelompok, sehingga pengawasan yang dilakukan tidak berlangsung secara kontinu. e. Desa pelaksana kegiatan P2KP mengalami kekurangan air akibat
kemarau panjang, sehingga terjadi pergeseran jadwal tanam. Sedangkan di akhir tahun ada beberapa desa yang terkena banjir karena musim hujan. f.
Adanya bencana asap yang membuat kegiatan tidak dapat terlaksana sesuai dengan jadwal dan perencanaan.
g. Pada praktek menu belum menggunakan prinsip B2SA dan masih berorientasi untuk membuat makanan selingan. 68
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Total
14 12 11 27 27 18 18 18 12 14 10 181
h. Kelompok penerima manfaat belum mendapatkan pengetahuan kewirausahaan sehingga mengalami sedikit kesulitan dalam menjalankan usaha mikro/kecil skala rumah tangga. i.
Masih kurangnya kualitas laporan pendamping desa tentang kegiatan P2KP KRPL di desa binaannya.
Beberapa solusi yang dilaksanakan dalam mengatasi masalah tersebut antara lain: a. Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
mengenai
administrasi kelompok dan administrasi keuangan. b. Pembenahan administrasi kelompok dan keuangan. c. Luas demplot disesuaikan dengan luas ideal yaitu 36 m2 dan pembagian jadwal/piket untuk perawatan demplot ke masingmasing anggota. d. Kebun bibit agar difungsikan secara maksimal dan berkelanjutan sehingga tidak terjadi kekosongan. e. Menambah variasi jenis tanaman. Tidak hanya terfokus pada sayuran tetapi juga sumber karbohidrat seperti umbi-umbian, jagung, tanaman obat dan rempah, dan sebagainya. f.
Pembinaan dan pemantauan yang lebih intensif dari pendamping desa.
g. Mengatur pola tanam dan sistem pengairan agar masalah ketersediaan air dan banjir tidak lagi menjadi kendala pada pelaksanaan kegiatan ini. h. Pemasangan pompa air dangkal. i.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tentang kewirausahaan usaha mikro/kecil skala rumah tangga bekerjasama dengan instansi terkait.
j.
Agar pendamping desa P2KP KRPL dalam membuat laporan kegiatan disesuaikan dengan real di lapangan setiap bulannya sehingga dari laporan tersebut dapat dilihat perkembangan kegiatan dan perkembangan kelompok.
69
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
3.2 Pelaksanaan Kegiatan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) rencananya dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten/kota lanjutan tahun 2014 dan 26 (dua puluh enam) kabupaten baru tahun 2015 yang keseluruhannya terdapat di 17 (tujuh belas) provinsi. Berikut rincian lokasi MP3L lanjutan 2014 dan lokasi baru 2015: Tabel 30. Lokasi MP3L Lanjutan Tahun 2014 No 1
Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Cirebon Indramayu
Komoditas Ubi kayu Ubi Kayu
2 3
Jawa Tengah D.I. Yogyakarta
Pati Bantul
Ubi Kayu Ubi Kayu
Produk Mie Beras Analog, mie mocaf Beras Analog,mie, macaroni Mie, Tiwul instan
Tabel 31. Lokasi MP3L Baru Tahun 2015 No
Provinsi a b
1
Maluku
c d
2 3 4
Sulawesi Utara Jawa Tengah Jawa Barat
5
Sulawesi Tenggara
Kabupaten Buru Selatan (TP) Seram Bagian Barat (TP) Seram Bagian Timur (TP) Maluku Tenggara Barat
Komoditas Sagu, Hotong
Sangihe Grobogan Kota Cimahi
Sagu Ubi Kayu Ubi Kayu
Kota Kendari Buton
Sagu Ubi Kayu
6
Sulawesi Selatan
Luwu Utara Enrekang Luwu Bangka Manggarai Barat Sikka (TP) Ngada Kupang
Sagu Jagung
7
Bangka Belitung
b c a
8
NTT
9
Papua
b c d a
Kota Jayapura
Sagu
Tepung sagu
Sagu Sagu Jagung, Ubi Kayu
a b a
Produk
Ubi Kayu Sorgum Ubi Kayu Jagung Jagung
Beras Jagung, moccaf Tepung sagu, mie sagu Beras Analog Rasi, mie Sinonggi, tepung sagu kering, mie Tepung kaopi kering Tepung sagu kering, kapurung Beras jagung Tepung sagu kering Beras Aruk Beras Jagung Tiwul Mie Talas Beras Jagung Tepung sagu kering, mie 70
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
b Yapen
Sagu
Jayapura
Sagu
c
10
Kepulauan Riau
Lingga
Sagu
11
Lampung
Ubi Kayu
12
Riau
Tulangbawang Kepulauan Meranti
13
Sumatera Barat
14
Sumatera Selatan
Agam Kota Palembang
15
Papua Barat
Sorong Selatan Sagu
Sagu
Jagung
Tepung sagu kering, papeda instan Tepung sagu kering, mie,makaroni Lakse instan, beras analog Beras singkong, tiwul, mie sagu lemak, sagu rendang, mie Beras jagung, mie, makaroni Beras jagung Tepung sagu kering, mie sagu
Secara umum pelaksanaan kegiatan MP3L telah berjalan dengan cukup baik. Dari total 21 kab/kota, ada satu kabupaten yang tidak melaksanakan kegiatan dikarenakan ada kebijakan penghematan anggaran. Produk MP3L yang telah dihasilkan oleh masing-masing daerah telah diujicobakan kepada masyarakat setempat untuk mengetahui respon dan tingkat kesukaan masyarakat dalam mengkonsumsi produk tersebut. Dari hasil yang dilaporkan sebagian masyarakat dapat menerima produk tersebut dengan baik untuk dikonsumsi. Namun kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membeli produk tersebut masih rendah. Hal ini dikarenakan dari sisi harga produk-produk MP3L tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras. Selain itu, produk-produk MP3L yang dihasilkan juga telah dipromosikan melalui berbagai event pameran baik di daerah maupun di pusat. Dari segi teknologi pengolahan, produk MP3L yang dihasilkan telah menggunakan teknologi mulai dari yang sederhana hingga yang modern. Untuk memproduksi beras analog khususnya, kelompok telah mendapatkan bantuan berupa alat pencetak butiran beras atau extruder dimana desain dan rancangannya merupakan hasil kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dalam penggunanaan alat tersebut pada awalnya kelompok mengalami kesulitan, namun setelah diberi arahan dan pelatihan akhirnya alat tersebut dapat berfungsi dan digunakan dengan baik. Perkembangan pelaksanaan kegiatan MP3L di beberapa kabupaten: 71
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
3.2.1 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Sumatera Selatan Beberapa kelompok berkembang dengan pesat dalam bentuk home industry. Misalnya produk Bayam Raja yang sudah dipasarkan di minimarket Alfamart. Ada pula produk Rasbi-Q yaitu sejenis “beras” olahan dari ubi kayu yang pengembangannya adalah hasil kerjasama Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dan Universitas Sriwijaya. 3.2.2 Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat Hasil produk olahannya adalah beras analog yang dinamakan beras Getsam (Getek Sagu Mentawai) artinya Beras Talas Sagu Mentawai. Beras Getsam ini diproduksi oleh Kelompok Tani “Bangkit”. Kelompok tani ini berproduksi dengan jam kerja 4 jam/hari karena para anggota kelompoknya
juga masih bekerja
(bercocok tanam) di ladang.
Produktivitas Kelompok Tani Bangkit selama 4 jam/hari ini dapat menghasilkan 24 kg tepung getsam, 46 kg tepung sagu, 30 kg tepung talas, dan 20 kg tepung pisang. 3.2.3 Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah Di Provinsi Sulawesi Tengah, Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dilaksanakan di Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala dengan mengembangkan komoditas jagung. Kelompok penerima manfaat adalah KWT/UKM Anyelir yang mengembangkan beras jagung, tepung jagung dan mi jagung. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini didukung oleh Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Tengah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah, dan dari perguruan tinggi yaitu Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. 3.2.4 Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kegiatan
MP3L
di
Provinsi
DI.
Yogyakarta
pada
tahun
2014
dilaksanakan di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, dengan produk olahan dari ubi kayu. Hasil olahan berupa mie basah dan mie penthil berbahan baku tepung tapioka. Dalam pelaksanaannya, kegiatan MP3L ini didukung oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi DI Yogyakarta, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Pusat Kajian 72
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Makanan Tradisiona (PKMT) UGM, dan UPT LIPI Yogyakarta. Lokasi unit percontohan adalah UKM SRIOCA yang beralamat di Dusun Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul.
3.3 Pelaksanaan
Kegiatan
Sosialisasi
dan
Promosi
Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Sosialisasi dan promosi P2KP dilaksanakan di 34 provinsi dengan berbagai macam kegiatan, seperti: (1) promosi media cetak/elektronik, (2) pameran, serta (3) kampanye/gerakan kreatif inovatif tentang diversifikasi pangan. Adapun besaran dana promosi dan sosialisasi dari APBN sebesar 100 juta per provinsi. Dari rencana 34 provinsi yang dialokasikan dana kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP. Selain dari dana APBN guna mendukung kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di daerah juga diperlukan adanya dukungan APBD khususnya dari pemerintah Kabupaten/Kota. Kegiatan
sosialisasi
dan
promosi
P2KP
dimaksudkan
untuk
memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) kepada masyarakat melalui upaya-upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku serta ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi terciptanya pola hidup sehat, aktif, dan produktif. Secara umum, sosialisasi dan promosi kegiatan P2KP dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut: a. Gerakan atau kampanye P2KP Kegiatan gerakan atau kampanye P2KP dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan di daerah, antara lain: Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - menu/pangan lokal setiap acara-acara rapat ataupun pertemuan yang diselenggaran oleh Badan atau Dinas di lingkungan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. - peyediaan icip-icip produk olahan pada setiap pameran pangan - demo masak pangan lokal saat pameran Provinsi Sumatera Barat - Melakukan kampanye kreatif dan inovatif antara lain melalui gerakan P2KP seperti One Day No Rice. 73
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
- Pelibatan pemimpin/tokoh formal dan informal sebagai bentuk advokasi terhadap gerakan P2KP - Pelaksanaan gerakan dan kampanye P2KP dilakukan melalui aneka perlombaan, seminar, maupun penyuluhan di berbagai tingkatan. Provinsi Jawa Tengah - Kegiatan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal diikuti oleh 400 orang dan dilakukan 2 (dua) kali di Kab. Kebumen dan Kab. Semarang,
yang
dihadiri dari unsur Pemerintah, Pemerintah Kabupaten dan Unsur Pendidikan dari Kabupaten, yang dihadiri oleh Bapak Bupati dari masing masing daerah yaitu Bupati Kebumen dan Bupati Semarang. Provinsi NTB - Melakukan kesepakatan antara Badan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Nusa Tenggara Barat
untuk
mendorong
implementasi
pelaksanaan
kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan di seluruh Wilayah Nusa Tenggara Barat. - Menghimbau melalui Edaran Gubernur kepada seluruh SKPD, Instansi vertikal, tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan rumah tangga untuk memanfaatkan halaman kantor dan rumah dengan menanam sayuran, buah-buahan dan tanaman obat keluarga sebagai implementasi pelaksanaan kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan HATINYA PKK untuk mendukung Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan menekan laju inflasi. Provinsi Sulawesi Tengah Gerakan atau kampanye Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di Sulawesi Tengah di laksanakan dalam bentuk sebagai berikut : Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, hal
ini
kemudian
ditindaklanjuti
oleh
Kabupaten/kota
dengan
menerbitkan Peraturan Bupati/Walikota.
74
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Gelar Kuliner Pangan Lokal, yang diikuti oleh Kabupaten/Kota seSulawesi Tengah dan UMKM se Kota Palu, yang dilaksanakan dihalaman TVRI Palu, pada tanggal 12 April 2015. Pencanangan Gerakan Makan Makanan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) oleh Gubernur Sulawesi Tengah Pada tanggal 7 oktober 2015 yang bertepatan dengan Peringatan Upacara Puncak Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang diselenggarakan di Kelurahan Kabongan Kecil
kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala. b. Lomba cipta menu Beragam, bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) Lomba cipta menu B2SA merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh badan Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Tim penggerak PKK secara berjenjang dari tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi sampai tingkat nasional. Puncak kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA di tingkat nasional dilaksanakan pada momen peringatan hari Pangan Nasional (HPS). Kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA tersebut dilaksanakan di semua provinsi, beberapa diantaranya: 1) Aceh LCM di Aceh dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 Agustus 2015 di Sabang dan dibuka secara resmi oleh Walikota Sabang yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten yang diikuti oleh 20 kabupaten/kota se provinsi Aceh. 2) Sumatera Utara Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan pada tanggal 30 September 2015 di Halaman Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara. Lomba diikuti oleh 26 Kabupaten/Kota yang dibuka oleh Bapak Plt. Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Pada lomba ini, Kabupaten Deli Serdang memperoleh juara umum dan menjadi wakil Provinsi Sumatera Utara pada lomba cipta menu tingkat nasional yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan.Pada acara ini juga sekaligus dilaksanakan Hari Pangan Sedunia ke 35 dan Hari Krida Pertanian Ke 43 Tingkat Provinsi Sumatera Utara. 3) Sumatera Barat 75
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Sumatera Barat telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di halaman Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini diikuti oleh utusan TP-PKK 17 kabupaten/kota dari 19 kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat. Dua kabupaten/kota tidak bisa mengikuti lomba ini karena sesuatu hal. Penyelenggaraan kegiatan Lomba Cipta Menu ini bersamaan dengan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia XXXV. Adapun yang tampil sebagai pemenang pada lomba tahun ini adalah TPPKK Kabupaten Tanah Datar sekaligus ditetapkan sebagai wakil Sumatera Barat mengikuti Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Nasional Tahun 2016.
4) Kepulauan Riau Kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia XXXV bertujuan mengenalkan menu lokal Provinsi Kepulauan Riau. Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan peserta dari Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau berhasil membawa pulang juara kategori menu beragam pada Lomba Cipta Menu tersebut 5) Lampung Lomba Cipta Menu (LCM) B2SA tingkat Provinsi Lampung dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2015 di Bandar Lampung dengan tema “Mari Kita Manfaatkan Potensi Pangan Lokal Untuk mewujudkan Kedaulatan Pangan”. Pemenang LCM pada tahun 2015 adalah: Juara I, Kab.Tulang Bawang Barat; Juara II, Kab. Lampung Utara; Juara III, Kota Metro; Harapan I, Kab. Lampung Timur; Harapan II, Kab. Lampung Tengah; Harapan III, Kab. Pringsewu. Pemenang LCM tahun 2015 masing-masing mendapat Tropy dan Uang senilai masing-masing Rp. 3.800.000 untuk Juara I, Rp. 3.300.000 Juara II, Rp. 2.800.000 Juara III, Rp. 2.300.000 Harapan I, Rp. 1.800.000 Harapan II dan Rp. 1.500.000 untuk Harapan III. 6) Bali Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Bali diikuti oleh unggulan TP-PKK dari 9 (sembilan) Kab/Kota se Bali. Untuk Lomba di Tingkat 76
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Provinsi dilaksanakan di Kalangan Angsoka, Art Center Denpasar pada hari Minggu, tanggal 9 Agustus 2015. Dari hasil penilaian oleh Tim Juri terdapat 5 (lima) Pemenang yaitu Pemenang I, TP-PKK Kota Denpasar; Pemenang II, TP-PKK Kab. Gianyar; Pemenang III, TP-PKK Kab. Badung; dan Juara Favorit adalah TP-PKK Kab. Tabanan.
7) DI. Yogyakarta Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui : a. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 4 September 2015 di Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl. Kusumanegara No.2 Yogyakarta b. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal 17 November 2015 di Palembang, Sumatera Selatan c.
Lomba Cipta Menu Berbahan Dasar Tepung Umbi dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 5 September 2015 di Komplek
Sekolah
Tinggi
Penyuluhan
Pertanian
(STPP)
Jl.
Kusumanegara No.2 Yogyakarta 8) Nusa Tenggara Timur Kegiatan Pameran Tingkat Provinsi (Pameran Pangan Lokal) telah dilaksanakan secara rutin setiap tahun sejak Tahun 2001. Pada tahun 2015 kembali digelar Pameran Pangan Lokal Tingkat Provinsi NTT bekerjasama dengan TP PKK Provinsi yang ke-14, yang diselenggarakan pada tanggal 09 – 12 Juni 2015 di Kabupaten Timor Tengah Utara. Melalui penyelenggaraan Pameran Pangan Lokal telah ditetapkan pemenang dan pemberian penghargaan/hadiah sebagai motivasi bagi pemenang Lomba Cipta Menu B2SA Berbasis Sumberdaya Lokal, pemenang I yaitu TP PKK Kabupaten Ende. 9) Sulawesi Barat Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) dilakukan di tingkat provinsi dan di tingkat nasional. Lomba Cipta Menu B2SA di tingkat Provinsi dilaksanakan di Kabupaten Mamuju Utara 77
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
dengan mengusung tema “Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Berbasis Sumberdaya Lokal”.
Lomba Cipta Menu tingkat
Provinsi ini diikuti oleh Tim Penggerak PKK 6 Kabupaten se Sulawesi Barat dan dimenangkan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Majene. 10) Sulawesi Tengah Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan tahun 2015 tingkat Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan di Kabupaten Donggala, dengan susunan pemenang sebagai berikut Juara I
: Kabupaten Tojo Unauna
Juara II
: Kabupaten Sigi
Juara III
: Kabupaten Parigi Moutong
Harapan I
: Kabupaten Donggala
Harapan II
: Kabupaten Poso
Harapan III
: Kabupaten Buol
11) Sulawesi Tenggara Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke -35 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 13 November 2015 bertempat di Pulau Bokori kabupaten Konawe yang dirangkaikan dengan Gala Dinner Vestifal Keraton tingkat ASEAN. Peserta Lomba Cipta Menu adalah Tim Penggerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan dari seluruh kab/kota yang menampilkan makanan khas masing-masing daerah. Juara umum pada LCM 2015 adalah Tim Penggerak PKK kabupaten Kolaka yang akan mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara pada Lomba Cipta Menu Tingkat Nasional Tahun 2015. 12) Sulawesi Utara Lomba Cipta Menu, kegiatan lomba dilaksanakan bersamaan dengan acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV tingkat Provinsi Sulawesi Utara yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2015 bertempat di Graha Gubernuran Bumi Beringin Manado. 13) Kalimantan Selatan Lomba Cipta Menu B2SA tingkat Provinsi dilaksanakan pada tanggal 29
78
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Juli 2015 yang bertempat di Halaman Saraba Kawa Kantor Bupati Kabupaten Tabalong dengan urutan juara sebagai berikut : a. Juara I Kabupaten Tapin b. Juara II Kabupaten Hulu Sungai Utara c. Juara III Kabupaten Banjar d. Juara Harapan I Kabupaten Tabalong e. Juara Harapan II Kabupaten Tanah Laut f. Juara Harapan III Kabupaten Tanah Bumbu g. Juara Favorit I Kabupaten Kotabaru h. Juara Favorit II Kota Banjarbaru 14) Kalimantan Utara Promosi melalui Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke - 35 Tingkat Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 12 Agustus 2015 bertempat di Hotel Kaltara, Tanjung Selor dengan pemenang sebagai juara umum adalah Tim Penggerak PKK kabupaten Bulungan yang berhak mewakili Provinsi Kalimantan Utara pada Lomba Cipta Menu Tingkat Nasional bahkan berhasil meraih juara III pada lomba bertaraf nasional tersebut. c. Promosi media massa Promosi kegiatan P2KP juga dilakukan melalui media massa, baik itu media cetak maupun elektronik. Melalui media cetak, kegiatan promosi dilakukan dengan pembuatan leaflet, banner dan baliho yang bertemakan P2KP. Sedangkan untuk media elektronik dilakukan dengan penayangan iklan layanan masyarakat di radio maupun televisi lokal daerah masingmasing. Pemasangan bilboard/baliho gerakan P2KP di tempat-tempat umum maupun jalan-jalan protokol. Promosi di media massa dilakukan untuk menyebarkan informasi secara luas kepada masyarakat. Promosi di media massa biasanya dilakukan dalam bentuk iklan bekerjasama dengan stasiun televisi dan radio lokal di masing-masing daerah. Selain dalam bentuk iklan, promosi kegiatan P2KP di media massa juga dilakukan dalam bentuk siaran program acara baik di televisi maupun radio seperti yang dilaksanakan oleh Provinsi Sumatera Barat dengan menayangkan acara Peringatan Hari Pangan 79
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Sedunia XXXV i-News TV dengan tema Pemberdayaan Petani Sebagai Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan dan Provinsi Kalimantan Selatan melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin selama 6 bulan dengan 3 kali sehari penyiaran yaitu jam 10.24, 13.45 dan 17.15. d. Promosi media cetak Selain melalui media massa, Promosi juga dilakukan dalam bentuk cetakan (peta/brosur/leaflet/booklet/baliho/banner). Contohnya seperti di Provinsi Sumatera Barat yang melakukan promosi media cetak melalui pembuatan brosur, leaflet dan banner. Brosur yang telah dicetak dan didistribusikan kepada masyarakat antara lain: Budidaya Sayuran di Pekarangan untuk Memenuhi Kebutuhan Gizi Keluarga, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Pengolahan Hasil Pekarangan sebagai Sumber Konsumsi Pangan Keluarga, Bercocok Tanam Jambu Biji untuk Memenuhi Kebutuhan Vitamin Keluarga, Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Beragam Bergizi Seimbang dan Aman.
80
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
Promosi Leaflet dengan judul “3 Cara Praktis Bercocok Tanam di Lahan Sempit”, “Hidup Sehat, Aktif Dengan Mengkonsumsi Buah & Sayur, “Mengapa Perlu Konsumsi Pangan B2SA?”. e. Pameran diversifikasi pangan Pameran diversifikasi pangan dilakukan melalui berbagai event pameran baik yang diadakan di pusat maupun daerah. Dalam pameran-pameran tersebut, setiap daerah menampilkan berbagai komoditas pangan lokal maupun produk olahannya. Kegiatan pameran diversifikasi pangan yang dilaksanakan di beberapa daerah diadakan pada peringatan-peringatan hari besar atau pada saat ulang tahun daerah tersebut. f. Gelar Pangan Nusantara Kegiatan Gelar Pangan Nusantara (GPN) merupakan kegiatan dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian yang nantinya akan menjadi agenda tahunan. Gelar Pangan Nusantara yang pertama ini dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 15 s/d 18 September 2015 bertempat di Lapangan Tarandam, Padang Sumatera Barat dengan tema ”Pangan Lokal Sebagai Kekuatan untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan”. Gelar Pangan Nusantara Tahun 2015 diikuti oleh seluruh badan/kantor/instansi yang menangani ketahanan pangan di 28 provinsi, SKPD, dan seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat, serta pemerhati pangan lokal dan peserta lain yang terkait dan mendukung pengembangan pangan lokal. g. Sosialisasi menu B2SA Kegiatan sosialisasi menu B2SA terus dilakukan baik di pusat maupun daerah. Sosialisasi menu B2SA dilaksanakan dalam bentuk seminar, workshop, bintek maupun pelatihan. Selain itu, sosialisasi menu B2SA juga dilakukan pada siswa-siswa SD/MI melalui kegiatan pemberian makanan pangan lokal. Pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis pangan lokal di daerah masing-masing serta beragam jenis sumber pangan yang ada kepada siswa SD/MI. 81
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
82
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA
1. Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan kegiatan P2KP diantaranya adalah: a. Kesadaran anggota di beberapa kelompok wanita tani penerima manfaat untuk melaksanakan pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL masih belum sesuai dengan yang diharapkan. b. Pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat P2KP masih belum optimal. c. Tertib administrasi pemanfaatan dana bansos masih belum baik. d. Terbatasnya anggaran sehingga masih banyak materi promosi yang belum bisa disosialisasikan baik melalui media cetak maupun elektronik. e. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait, calon peserta pameran dengan penyelenggara sehingga pelaksanaan pameran kurang optimal. f. Kurangnya waktu publikasi dan promosi oleh penyelenggara sehingga pengunjung pameran kurang maksimal. g. Kurangnya tempat penyimpanan barang sehingga barang yang dipasarkan di pameran harus dibawa pulang setiap hari. h. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian masih kurang optimal, khususnya dalam hal pengembangan teknologi pangan lokal. i.
Tingkat konsumsi pangan lokal masih rendah, sementara tingkat konsumsi beras masyarakat masih tinggi.
j.
Faktor sosial budaya yang menganggap pangan lokal sebagai pangan inferior.
k. Potensi pangan lokal belum dimanfaatkan dengan baik. Sumber daya pangan lokal melimpah, tetapi teknologi pengolahan pangan lokal masih minim. l.
Hasil olahan yang sudah dicoba diolah dan dipasarkan oleh anggota KWT terkendala dalam hal pemasarannya, dan hanya dijual di lingkungan terbatas serta bisnisnya kurang berkembang dengan baik.
m. Kurang terampilnya anggota kelompok P2KP dalam mengembangkan olahan pangan lokal. 83
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
n. Industri pangan lokal belum dikembangkan secara maksimal. o. Akses pasar belum terbuka luas. p. Pengembangan pangan lokal belum merata. 2. Upaya pemecahan permasalahan untuk menunjang suksesnya pelaksanaan kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP, maka perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain: a. Peningkatan koordinasi dan kerjasama berbagai pihak, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah guna mendukung kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP. b. Penambahan anggaran untuk kegiatan promosi dan sosialisasi kegiatan P2KP. c. Publikasi dan persiapan penyelenggaraan kegiatan pameran dilaksanakan lebih awal. d. Fasilitasi tempat penyimpanan dan penitipan barang-barang pameran peserta. e. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian perlu dilanjutkan. f. Masyarakat perlu melestarikan pola pangan lokal non beras, sesuai budaya dan kearifan lokal setempat. g. Pendampingan dan penyuluhan terhadap penerima manfaat P2KP perlu dilakukan secara intens baik dalam kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan maupun dalam kegiatan pengolahan pangan lokal. h. Pengembangan ragam budidaya pangan lokal sumber karbohidrat perlu ditingkatkan. i.
Penggunaan dan penerapan teknologi untuk mengolah sumber pangan lokal.
j.
Peningkatan kapasitas dan frekuensi pendamping dan anggota kelompok P2KP dalam pengolahan pangan lokal.
k. Peningkatan frekuensi sosialisasi dan promosi hasil olahan pangan pokok lokal, dan menghasilkan produk olahan pangan pokok lokal dengan standar kualitas yang baik dan bisa diterima oleh konsumen umum. l.
Mengadakan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan anggota tentang umbi-umbian dan teknik pengolahannya melalui praktek langsung. 84
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
m. Gerakan One Day No Rice perlu terus dikampanyekan dan diterapkan secara masif oleh setiap pimpinan daerah. n. Kuliner dari bahan pangan lokal perlu dipromosikan lebih intens. o. Sosialisasi kepada pelajar SD, SMP, SMA mengenai pola konsumsi pangan B2SA, sehingga mereka dapat menjadi pelopor gerakan P2KP bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya. p. Mendorong pengembangan bisnis dan industri pangan lokal baik dari sisi penyediaannya, pengolahan, hingga penyajiannya.
85
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016
V. PENUTUP
Pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tahun 2015 telah berjalan dengan baik. Indikatornya adalah peningkatan skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan dan penurunan tingkat konsumsi beras. Melalui pendampingan yang intensif dan pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD), kegiatan ini diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan MP3L sudah dapat menghasilkan produk-produk inovatif berbahan baku pangan lokal. Kegiatan MP3L yang bersinergi dengan Perguruan Tinggi setempat maupun lembaga-lembaga penelitian lainnya (Litbang Kementan, LIPI, BPPT) dalam kegiatan penelitian dan pengembangan produk olahan pangan lokal tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk
yang
dihasilkan
juga
diharapkan
dapat
memberikan
peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat. Sosialisasi dan promosi P2KP perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan kerjasama lintas sektor, baik dari Pemerintah, akademisi, swasta, LSM dan masyarakat. Kegiatan KRPL ini telah memberikan banyak manfaat bagi rumah tangga anggota KWT yang melaksanakannya, yaitu:
Kemudahan mengakses pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga.
Pemanfaatan pekarangan tidak hanya menghemat uang belanja, tapi juga menghemat biaya transportasi ke pasar.
Mereka juga bisa menjual kelebihan hasil pekarangannya untuk menambah penghasilan.
Membantu pelestarian lingkungan karena adanya upaya pemanfaatan limbah rumah tangga untuk wadah/pot tanaman seperti kaleng bekas, botol minuman, sabut kelapa, dan lain-lain. Limbah organik rumah tangga seperti air cucian beras dan kompos dari sisa-sisa potongan sayuran pun dapat digunakan untuk menyiram dan memupuk tanaman. 86
Laporan Akhir Tahun P2KP 2016