PEMIKIRAN POLITIK. DATO’ DR. HARON DIN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh: NAJMI AIMAN BIN IDRIS NIM: 109045200018 KO N SEN TR ASI SI YAS AH S YAR ’ IY Y AH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J AK AR TA 1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta: 20 Juni 2011 M 18 Rejab 1432 H
Najmi Aiman Bin Hj Idris
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis. Salawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW., rasul yang berjasa besar kepada kita semua dalam membuka gerbang ilmu pengetahuan. Skripsi yang berjudul “PEMIKIRAN POLITIK. DATO’ DR. HARON DIN” penulissusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk mencapai gelarSarjana Hukum Islam (SHI) pada Jurusan S iyasah Syar‟iyyah Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan yang sangat berharga ini penulis ingin mengucapkan mempersembahkan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada yth: 1. Pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk menimba ilmu. 2. Kepada Negara Indonesia yang telah memberikan izin tinggal untuk mencari dan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami. 3. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
5. Terima kasih kepada dosen bimbing saya yaitu prof. Dr. HJ. Amany Burhanuddin Lubis, MA 6. Asmawi, M.Ag dan Sri Hidayati, M. Ag, Ketua dan Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum. 7. Kepada seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum. 8. Segenap pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam mencari data-data pustaka. 9. Ayahanda Haji Idris Bin Haji Ali dan Ibunda Hajjah Habibah Bte Haji Ramli@Rami yang telah mendidik dan membimbing penulis sampai dewasa dan dapat manjali samapai ke pangajian tinggi. 10. Warga Kudqi yang telah memberikan tempat belajar terutama Da to Tuan Guru Haji Harun Taib, Rektor Ust. Mahmood Sulaiman, Ust Soud Said, Ust. Nik Mohd Nor, YB. Ust. Mohd Nor Hamzah, Ust. Rizki Ilyas, Ustadzah Zaitun, Ustadzah Nabilah, Ustadzah Yazidah, Ust. Kamaruzaman, Ust. Shahari Zulkirnain, Ust. Asmadi, Ust. Wan Zul, dan seluruh Ust-ust dan Ustadzah, juga pelajar Kudqi yang tidak dapat penulis sebutkan disini. 11. Kepada keluarga di Malaysia yang telah memberikan dorongan dan motivasi terutama untuk pak teh mantaza ateh kasmah.cik nor yang berada di Jiddah suadi Arabia,saudara ku Siti Nur Atiqah dan Nur Diana dan tak lupa juga seppu ku semua nya yang menberi ku dorongan motovasi yang semangat dan yang membena.
12. Teman-teman dari Malaysia yang sama-sama dalam perjuangan yaitu syammil,nasrullah,ayed.madan.wan hamid,hanzalah,ustazazahari,khalil,munir, syuk,sabrie,muaz,kacah,zailani,duan,pudin hadi dan tak lupa juga teman dari universitas
trisakti,mostopoTeman-teman
Indonesia
yang
telah
banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini khususnya saudara Aden, SS., Lukman, Arif, dan teman-teman yang lainnya, serta yang membantu penulis untuk memahami dan sharing lebih dalam mengenai ketatanegaraan Islam. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis. Penulis
menyampaikan harapan yang begitu besar agar skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian. Dan semoga Allah menjadikan penulisan skripsi ini sebagai suatu amalan yang baik di sisi-Nya
Jakarta: 13 Juni 2011 M
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i DAFTARISI………………………………………………………………………… …iv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………… 1 B. Pembatasan Masalah…………………………………………………….…… 4 C. Manfaat danTujuan Penelitian………………………………………………….……. 4 D. Review Studi Terdahulu……………………………………………...……….…… 6 E. Metode Penelitian……………………………………………..…….…... 7 F. Sistematika Penulisan…………………………………………………..…..... 9
BAB II
BIOGRAFI PROF. DATO’ DR. HARON DIN
A. Masa Muda dan Riwayat Pendidikan…………………………………………..……..…… 11 B. Karir Politik Dato,‟ Dr. Haron Din………………………………………………...……….…… 17 C. Hubungan Pemikiran Dato,‟ Dr. Haron Din dengan Tokoh Lainnya…………………………………………..…………...… 20
BAB II
KONSEP POLITIK ISLAM DI MALAYSIA A. Pola Sistem Politik dalam Pemerintahan Islam…………………………………………………….…...….. 23 B. Penerapan Multipartai di Malaysia……………………………………………….………... 28
BAB IV
PERJUANGAN POLITIK PROF, DATO’ DR. HARON DIN A. Ideologi yang di kembangkan…………………………………………….………. 37 B. Kiprahnya dalam Penyebaran Politik Modern Islam di Malaysia…………………………………………………..…….. 49 C. Penanganan Krisis Ekonomi dan Masalah Sosial di Malaysia………………………………………………………… 52
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………..…………. 59 B. Saran………………………………………………….………… 61
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...…………... 63 LAMPIRAN………………………………………………………….……………...... 65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah lebih mefokuskan terhadap Kedudukan pemikiran Islam di Malaysia. Dalam hal ini,
pemikiran
Islam yang dibahas terfokus pada pemikiran politik, yang berdampak pada
munculnya berbagai tahapan pemikiran politik Islam di Malaysia. Sebagai contoh, terdapat tiga tahapan terbesar pemikiran politik Islam pada masa kini,
yaitu
tradisionalisme, modernisme dan reformisme. 1 Tokoh politik Malaysia, Dato‟ Dr. haron Din misalnya. Beliau merupakan seorang tokoh pemikir politik Islam dari kelompok modernisme. Beliau lahir pada tanggal 18 agustus 1940 di Bohor Mali, Kangar, Perlis . Karirnya dimulai dalam bidang akademik, sehingga menjabat jabatan sebagai wakil dekan Fakultas Pengajian Islam, Universitas Kebangsaan Malaysia (1977-1985) 2 . Pada tahun 1986 beliau memperoleh gelar Professor dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Dengan status akademik sebagai professor, beliau banyak terlibat di dalam dunia perbankan sebagai penasihat Syariah. Di antara banyak bank yang menggunakan keahlian beliau ialah, CIMB, Bank Negara Malaysia, Bank Pembangunan, RHB Bank, Publik Bank Bhd. 3 Seterusnnya, beliau juga terlibat di dalam Majelis Fatwa. Selain itu , banyak juga provensi di Malaysia, yang menggunakan keahlian beliau diantaranya adalah, Negeri Selangor dan Perlis. Keterlibatan beliau dalam bidang politik dimulai dari jabatan beliau sebagai anggota pengurus dan Ketua Penerangan PAS Pusat. Seterusnya, beliau menjabat
1
Abdul Rah man, Pemikiran Islam di Malaysia, (Jakarta: Gema Insani: 2008), h lm 20,
Cet .I 2
http://ms.wikipedia.org/wiki/ Haron_Din, Diunduh pada 12.05.2011, puku l 12:56 WIB. http://ms.wikipedia.org/wiki/Haron_Din, Diunduh pada 12.05.2011, pukul 13:19 WIB.
3
anggota pengurus Majlis Syura Ulama‟ PAS 4 , dan sekarang menjabat jabatan sebagai Timbalan Mursyidul Am PAS. Walaupun di Malaysia terdapat berbagai aliran pemikiran Islam, tetapi ada semacam kesatuan dan perpaduan aspek-aspek tertentu dikalangan umat Islam. Sehubungan dengan itu, kajian ini mencoba mendokumentasikan suatu aspek sejarah Malaysia yang kurang mendapatkan perhatian. Bahkan tidak hanya sekedar pendokumentasian,
kajian ini berusaha merekonstruksi kerangka
konseptual mengenai golongan atau aliran pemikiran Islam yang selama ini ditafsirkan dan diletakkan secara keliru. Misalnya, dikotomis antara kaum muda dan kaum tua,
penggolongan secara
atau antara modernis atau
tradisionalis dengan konsep konotasi tertentu. Semua itu harus di nilai kembali kesahihan kebenaran,dan kewajarannya.
Secara umumnya ditinjau dari sudut sejarah,
pemikiran Islam sudah
berlaku sejak zaman Rasulullah SAW, yaitu pada saat para sahabat berada dalam situasi perbedaan pendapat dalam hal- hal tertentu terutamanya dalam masalah fiqih, tetapi ruang lingkup ijtihad masih berada di bawah naungan atau kawalan
4
Majlis Syura Ulama‟ merupakan jabatan tingkat tertingi d i dalam partai PAS. menurut perlembagaan partai PAS bidang tugas Majlis Syura Ulama‟ adalah seperti terkandung di dalam pasal 7 (3) (a), menyatakan, “ Menjelaskan dan menafsirkan dasar PAS dan apa jua aturan di dalam perlembagaan ini yang menimbulkan kesamaran mengenai maksud dan t ujuannya; (b) Mengenluarkan arahan dan perintah agar dasar dan aturan dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua pihak di dalam PAS, serta mengawasi dasar perlembagaan dipatuhi; (c) Memelihara dan menjaga tatatertib anggota PAS serta melantik anggota pengurus tertinggi di dalam partai PAS.” Lihat lanjut, Kantor PAS Pusat, Perlembagaan Partai Islam Semalaysia (PAS) (Pindaan 2001), (Selangor: Kantor PAS Pusat, 2002) Cet 1, h lm. 4.
wahyu. Secara formalnya pintu ijtihad itu berakhir dengan keluarnya keputusan wahyu,
yaitu saat pertemuan para sahabat dengan Rasulullah SAW untuk
menanyakan beberapa masalah dalam hal-hal masalah tertentu, maka Rasulullah memberi penjelasan atau jawaban berdasarkan pada wahyu. Selanjutnya saat wafatnya Rasulullah SAW, secara umum pintu ijtihad sudah mulai terbuka, yaitu terjadi dikalangan para sahabat besar seperti pemikiran kufah terpengaruh dengan pemikiran Umar bin al-Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya,
sementara di kawasan Hijaz seperti mekkah dan madinah,
antara pemikiran dari tokoh terkemuka seperti Ibnu Abbas, Aisyah r.a, dan banyak lagi yang tidak tercatat. Seterusnya setelah berlalu abad demi abad lain, perjalanan sejarah Islam menunjukkan bahwa di dalam peradaban Islam terdapat banyak pemikiran-pemikiran Islam yang muncul sehingga terbentuklah berbagai cabang keilmuan di dalam pemikiran Islam seperti ilmu teologi (kalam), ilmu fikih, ilmu filsafat dan ilmu tasawuf. 5 Di Malaysia, seorang mujahid dan seorang tokoh Islam yang begitu aktif dalam kehidupan berpolitik di Malaysia, yaitu Dato‟ Dr. Haron Din yang merupakan tokoh politik yang sangat disegani oleh masyarakat dan di takuti oleh lawan- lawannya dalam kancah politik di Malaysia. Beliau adalah seorang tokoh politik yang memiliki kualitas kepimpinan yang tinggi, reputasinya ketika memimpin perjuangan Partai Islam Se Malaysia (PAS) telah membuktikan bahwa
5
Aden Wijdan Sz. Dkk, Pemikiran & Peradaban Islam, ( Jakarta, Safiia Insania Press: 2007) Cet I, hlm. 20
ketokohan dan kewibawaan beliau sebagai seorang orator, pemimpin dan juga ahli politik yang berpendirian dan istimewa. Idealisme yang beliau cetuskan menggambarkan kepada kita betapa jelasnya ketajaman pemikiran beliau terutamanya ketika menjabat sebagai Timbalan Mursyidul Am PAS, sehingga dapat menjadikan PAS sebagai sebuah partai pembangkang yang oposisi. Pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din jika dilihat dari latar belakang pendidikan dan kedudukan di dalam gerakan politik atau sosial, fondasinya lebih mengarah ke neo-tradisionalisme, kerena menurut Abdur Rahman bin Abdullah pemikiran tradisionalisme adalah melibatkan masalah fikih dan rujukan utamanya yang terjadi di Malaysia seperti berpedoman pada kitab-kitab kuning atau kitab jawi lama. Sementara konsep neo-tradisionalisme dalam masalah fikih melibatkan konsep tajdid wal ishlah, pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dalam hal masalah politik lebih mengarah pada pemikiran relatif dan juga absolut. 6 Penulis akan melakukan dan menganalisa lebih dalam melalui penelusuran dan penelitian pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din mengenai politik modern saat ini. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi “Pemikiran Politik Dato’ Dr. Haron Din”. A. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas,
6
Ibid,. hlm 20, Cet I
maka penulis akan
membatasi pembahasan ini kepada pemikiran politik seorang tokoh yaitu Dato‟ Dr. Haron Din. Pemikiran beliau yang akan dibahas hanyalah tentang politik modern. 2. Perumusan Masalah Adapun dalam perumusan masalah,
penulis mencoba membentuk
pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana sejarah hidup dan karir politik Dato‟ Dr. Haron Din? b. Bagaimana politik modern yang berlaku di Malaysia? c. Bagaimana sejarah hidup berpolitik Dato‟ Dr. Haron Din? B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Selama ini belum banyak penulis yang mengangkat sosok Dato‟ Dr. Haron Din dalam kancah politik di Malaysia. Padahal tokoh yang akan dikaji ini termasuk banyak memberikan pengaruh dalam dunia politik nasional Malaysia. Terutama pemikiran-pemikiran dan kebijakannya dalam menjalankan ideologi Islam terhadap partai politik nomor dua terbesar di negeri jiran tersebut.
1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui riwayat hidup dan karir politik modern Islam Dato‟ Dr. Haron Din.
b. Untuk mengetahui politik yang berlaku di Malaysia. c. Untuk mengetahui Pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dalam politik. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: a. Dapat mengetahui pemikiran dan perkembangan hazanah keilmuan dibidang fiqih siyasah dalam konteks ketatanegaraan di Malaysia secara khusus dan di seluruh dunia secara umum. b. Untuk
menjadi
kajian
dan rujukan terhadap
pihak-pihak
yang
berkepentingan dan tokoh-tokoh politik modern Islam dalam Malaysia. c. Untuk memberi pengetahuan dan pemahaman terhadap masyarakat yang luas tentang politik modern Islam. d. Untuk mendapatkan pemahaman tentang sejarah dan politik modern dalam pembentukan politik dalam Islam yang sebenarnya.
C. Kajian Pustaka Sebenarnya telah banyak penulis yang menulis dan membahas mengenai pemikiran politik terutamanya di Indonesia. Namun, penulis belum menemukan tulisan yang khusus tentang pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din dalam sistem politik.
Di antara karya-karya yang pernah ditulis dalam bentuk karya
yang
penulis temukan antara lain: 1. “Konsep Negara Islam Menurut Muhammad Husein Haikal” karya Luli Huliyah. Sesuai judulnya,
tulisan ini menampilkan prinsip-prinsip Negara
Islam dalam pandangan Husein Haikal yang dituangkannya dalam buku al Hukumat al-Islamiyah. Disebutkan bahwa pokok-pokok pikiran Haikal tentang kenegaraan antara lain: prinsip-prinsip dasar kehidupan bermasyarakat yang diberikan al-Quran dan Sunnah tidak ada yang langsung berkaitan dengan ketatanegaraan. 2. Buku yang berjudul “Argumen Politik
Agama Membangun Toleransi
Berbasis Al-Quran” oleh Abd. Moqsith Ghazali. Buku ini membicarakan tentang sistem politik sesuai agama yang berlaku di Indonesia serta membahas tentang Al-Quran dan kemajemukan agama serta pandangan Al-Quran tentang Umat agama lain. 3. Buku yang berjudul “Jihad Sebagai Survival Insane” dan “Keadilan Membebaskan Manusia” oleh Dato‟ Dr. Haron Din , yang ditulis oleh beliau sendiri. Buku ini menjelaskan tentang keadilan politik,
undang- undang,
ekonomi menurut Islam, serta membicarakan tentang pendidikan dan sosial. Secara umum dan komprehensif tinjauan review dan pustaka di atas telah banyak menyinggung mengenai cara sistem politik, tetapi penelitian oleh Edy Sofyan hanya membahas seputar tentang hak- hak berpolitik dalm Islam, dan penelitian kedua dan ketiga hanya membahas seputar masalah politik yang
berlaku di Indonesia, dan belum terdapat suatu kajian mengenai pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din tentang masalah politik uang khususnya di Malaysia. Atas dasar itu, penulis berinisiatif untuk meninjau lebih dalam mengenai pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din
tentang politik uang
yang berlaku di
Malaysia. 7 D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penyelidikan pustaka, wawancara, (library research) pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memb utuhkan kajian dan bertujuan untuk memahami fenomena politik di Malaysia, tindakan untuk mengkaji,
alasan
serta memiliki etika dan peraturan politik dan
pemikiran tokoh ini.
2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini ialah pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din terhadap Politik uang, Dan pembentukan politik modern di Malaysia 3. Teknik Pengumpulan Data
7
3, h lm
Mohammad Nazir, MetodePenelitian, (Jakarta; Ghalia Indonesia, 1983), Cet. Ke-
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dokumentasi, riset pustaka yang dilakukan dengan cara interview, wawancara, dan menghimpun data-data kepustakaan yang ada relevansinya dengan tema ini. 4. Sumber Data Sumber data yang digunakan antara lain ialah, melalui wawancara beliu yaitu ” Dato‟ Dr. Haron Din” seperti ucapan-ucapan dasar beliau ketika menjabat sebagai seorang wakil Mursyidul Am serta literatur- literatur dan website yang ada keterlibatan dengan penelitian ini. 5. Teknik Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini berpedoman penuh pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Karya Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”.
E. Sistematika Penulisan Adapun untuk menjaga sitematika penulisan sehingga terfokus pada kajian yang dimaksudkan, maka penulisan ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini: Bab i Berupa pendahuluan yang mencakup Latar belakang masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Teknik Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab ii Membahas tentang biografi Dato‟ Dr. Haron Din
yang
terkait dengan sejarah kelahiran dan pendidikan beliau, aktivitas beliau dengan masyarakat dan keterlibatan dalam politik di Malaysia serta perjuangan beliau terhadap pembelaan umat Islam di tingkat internasional. Bab iii Menjelaskan tentang pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din, bab ini akan membahas tentang kebebasan berpolitik di Malaysia, keadilan sosial dalam masyarakat di Malaysia serta kerjasama politik yang dilakukan oleh Dato‟ Dr. Haron Din di Malaysia. Bab iv Menjelaskan pemikiran politik terhadap faham sekularisme, memperjuangkan
dasar
pemerintahan
politik
modern
memperjuangkan penanganan krisis dan politik di Malaysia, menghubungkan Islam dan perlembagaan Malaysia. Bab v Berupa penutup dan saran.
BAB II KONSEP POLITIK ISLAM DI MALAYSIA
Islam, dan
Sistem pemerintahan Islam adalah sebuah sistem berbeda dengan sistem-sistem pemerintahan lain yang ada di dunia. Umat Islam tidak akan pernah memperoleh kebahagiaan yang hakiki, kesenangan dan keamanan, juga tidak akan pernah merasakan kemuliaan dan kepimpinan yang sempurna kecuali di bawah naungan hukum Islam baik dari aspek umum yang menjadi landasan berdirinya pemikiran, konsep, standar serta hukum- hukum yang digunakan untuk melayani kepentingan umat, maupun dari aspek undang-undang dasar serta undang- undang yang diberlakukannya, ataupun dari aspek bentuk yang menggambarkan wujud negara. Maupun hal- hal yang menjadikannya berbeda sekali dari seluruh bentuk pemerintahan yang ada di dunia seperti; 1) Sistem pemerintahan republik, 2) Sistem pemerintahan kekaisaran, 3) Sistem pemerintahan federasi 4) Sistem pemerintahan monarki. 8 Berbicara tentang ketatanegaraan Islam berarti berbicara tentang negara Islam. Menurut Imam al-Mawardi9
negara Islam adalah negara yang
melaksanakan konsep pemerintahan Nubuwwah dalam menjaga agama dan
8
Abdul Aziz A l-Badri, Politik Ulama dalam Penguasa Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet 1, h lm. 25. 9 Mawardi adalah Abu hasan Ali bin Habib al-Mawardi.hidup nya antara tahun 364 h atau 975 M dan H atau 1059 M.Dia adalah tokoh terkemuka mazhab syafi‟,dan ia merupakan pemikir Islam yang terkenal.dan juga berpengaruh pemerintahanabbasyiah.dia berpindah pindah.akhirnya beliau ke,bali menetap di bghdad. Dan menetap di baghdad,dan dapat tempat yang terhormat pada pemerintahan khalifah qadir. karya beliau dalam po lit ik antaranya:(1) Al-ahkam alsultaniyah(peraturan-peraturan kerajaan/permerintahan; (2 ) Qawanin al-Wazurah,Siyasah alMalik(Ketentuan-ketentuan Kawaziran,Politik Raja. Lihat lanjut H. Munawir Sjadzali, IS LAM DAN TATA NEGARA , ajaran, sejarah dan pemikiran, ( Jakarta universitas indonesia,2003), cet 5, hlm. 58.
mengurus urusan dunia dengan agama. 10 Menurut Abdul Qadir Audah yang termasuk dalam negara Islam (Dar al-Islam) negara di mana hukum-hukum agama Islam nampak di dalamnya atau negeri- negeri di mana penduduknya beragama Islam dan menjalankan hukum-hukum Islam. Kemudian menurut Yusuf Al-Qaradhawi negara Islam adalah negara madani (civil society) yang berdasarkan Islam. 11 Negara bukan Islam adalah negeri-negeri yang tidak termasuk dalam kekuasaan kaum Muslimin, atau negerinegeri di mana hukum Islam tidak nampak, baik negeri-negeri tersebut dikuasai oleh satu pemerintahan atau beberapa pemerintahan, baik penduduknya yang tetap terdiri dari kaum Muslimin atau bukan. 12 C. Pola Sistem Politik dalam Pe merintahan Islam Pola Sistem politik dalam pemerintahan Islam khususnya di Malaysia diartikan sebagai negara yang menganut sistem demokrasi yaitu bukan merupakan negara Islam (murni) walaupun agama Islam sebagai agama resmi, terdapat perbedaan dengan konsep ketatanegaraan Islam dalam hal hak- hak politik, yaitu dalam Perlembagaan Malaysia tidak disebutkan syarat-syarat seorang Perdana Menteri (kepala pemerintahan) harus orang Me layu (Islam), artinya non Melayu dibolehkan untuk
menjadi Perdana Menteri jika
memungkinkan. Hal ini sangat berbeda dengan konsep ketatanegaraan dalam 10
al-Maward i, al-Ahkam al-Sulthâniyah, (T.tp: Dar al-Fikr, 1960), cet. I, h lm. 5 Yusuf al-Qaradhawi, al-Dîn wa al-Siyâsah, diterjemahkan oleh Khoiru l A mru Harahap dengan judul Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik , (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), cet. I, h lm. 169 12 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrî‟ al-Jinâ‟i al-Islâmi: Muqâranan bi al-Qânŭn alWadhi‟i, hlm. 277 11
Islam yang mensyaratkan seorang kepala negara harus orang Islam. Adapun di dalam pembahasan ini lebih menekankan kepada sistem Pemerintahan Raja atau dikenal dengan sistem Pemerintahan Monarki. Sistem pemerintahan Islam tidak berbentuk monarki, maupun yang sejenis dengan sistem monarki. Pemerintahan Monarki menerapkan sistem waris (putera mahkota), dimana singgasana kerajaan akan diwarisi oleh seorang putera mahkota, dari orang tuanya, seperti mewariskan harta warisan. Sistem Pemerintahan Islam tidak mengenal akan sistem warisan. Sistem monarki telah memberikan hak- hak tertentu serta hak- hak istimewa khusus untuk raja saja, yang tidak akan bisa dimiliki oleh orang lain. Sistem ini juga telah menjadikan raja di atas undang-undang, di mana secara peribadi memiliki kekebalan hukum. Raja kadang kala hanya merupakan simbol bagi umat dan tidak memiliki kekuasaan apa-apa, seperti raja-raja di Eropa. Atau kadang kala menjadi raja yang berkuasa penuh, bahkan menjadi sumber hukum. 13 Mengenai hal ini, al-„Allahamah Siddiq Hasan Khan berkata” Seseorang pemerintah tidak patut dipersalahkan, walaupun dia melantik bapak a taupun anaknya sebagai pengganti, karena dia telah diberi jaminan semasa hidupnya untuk memperhatikan perbuatan mereka. Sebagus-bagusnya dia tidak dianggap sebagai seorang yang ingin meninggalkan pengaruh setelah kematiannya, berbeda dengan pendapat yang menuduh mereka yang melantik anak atau bapaknya
13
Cet .I
Abdul Rah man, Pemikiran Islam di Malaysia, ( Jakarta: Gema Insani: 2008), h lm 21,
sebagai pengganti maupun mereka yang menganggap pelantikan anak saja sebagai satu kesalahan, bukan bapak. Semua ini amat jauh dari anggapan yang baik, terutama jika terdapat faktor yang boleh membawa kepada pe rkara tersebut seperti mengutamakan kepentingan umum ataupun memperkirakan akan berlaku suatu kemusnahan, ketika itu tertolaklah segala sangkaan sebagaimana yang berlaku pada peristiwa pelantikan Yazid oleh bapaknya Mua‟wiyah tersebut ya ng disetujui oleh masyarakat umum merupakan dalil yang nyata dalam hal ini. 14 Meskipun cara pelaksanaan pemerintahan yang menitikberatkan putera mahkota banyak
mendapatkan pertentangan,
namun para fuqaha‟ telah
menetapkan bahwa dibolehkannya sistem keimamahan dengan cara menentukan putera mahkota dari kesepakatan ijma ulama dapat diterima. Namun Islam tidak memandang sistem raja itu adalah suatu sistem yang salah. Karena sistem itu tidak melanggar batas syara‟ hukum selagi dalam suatu sistem pemerintahan itu masih menjalankan hukum- hukum Islam. Sementara kedudukan sistem monarki di Malaysia adalah Yang diPertuan Agung sebagai kepala negara. Baginda mempunyai keutamaan yang lebih daripada orang lain di Malaysia dan tidak bisa didakwa dalam putusan mahkamah apapun kecuali dalam mahkamah khusus. Yang di-Pertuan Agung ialah seorang raja melayu yang dipilih oleh majelis raja-raja yang mengikuti peraturan yang terkandung dalam jadwal III perlembagaan malaysia. Setiap raja melayu mempunyai kelayakan untuk dip ilih 14
An-Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam (Doktrin Sejarah Empirik ), hlm. 110.
menjadi yang di-Pertuan Agung, kecuali ia tidak cukup umur, atau tidak mau dipilih, atau ia dikira oleh majlis raja-raja tidak layak menjadi Yang di-Pertuan Agung disebabkan keuzuran akal dan badan atau sebab-sebab yang lain. Untuk pilihan ini hendaklah diadakan satu daftar pilihan yang terdapat di dalamnya negeri-negeri beraja, dan negeri- negeri itu diatur mengikut susunan keutamaan yang disahkan oleh raja-raja itu sendiri. Dengan menggunakan daftar itu majelis raja-raja akan menawarkan jabatan Yang di-Pertuan Agung kepada raja yang layak yang negerinya terletak pada barisan paling atas dalam daftar itu. Apabila menerima tawaran tersebut, maka majelis raja-raja akan mengumumkan bahwa Yang di-Pertuan Agung sudah dipilih dan penyimpan mohor besar raja-raja akan memberitahukan keputusan pemilihan itu dengan suratan kepada kedua majelis parlemen, yaitu (MPR dan DPR). 15 Yang di-Pertuan Agung yang telah dipilih akan memegang jabatan selama lima tahun. Baginda bisa meletakan jabatan sebelum jatuh tempo dengan menulis surat kepada majelis raja-raja, atau bisa diberhentikan dari jabatan majelis itu. Baginda akan berhenti dari jabatan itu jika baginda sudah tidak lagi menjadi raja. Isteri Yang di-Pertuan Agung diberi gelar Raja Permaisuri Agung dan mempunyai keutamaan setelah Yang di-Pertuan Agung. 16 Sebagai seorang kepala negara, Yang di-Pertuang Agung adalah puncak segala kekuasaan di Malaysia, baik kekuasaan dalam membuat undang- undang, 15
Tun Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, (Ampang/Hulu Klang Selangor Darul Ehsan: Dawanan Sdn Bhd, 2006), cet. III, h lm. 169 16 Ibid,. h lm 20, Cet .I
kekuasaan pemerintahan dan kekkuasaan kehakiman. Baginda sebagai salah satu daripada tiga unsur unsur parlemen, karena parlemen itu memiliki Yang diPertuan Agung sebagai pemimpin dan dua buah majelis, yaitu Dewan Negara dan Dewan Rakyat. Yang di-Pertuan Agung yang memanggil parlemen supaya bersidang dan baginda berkuasa memberhentikan dan membubarkan parlemen. Semua rancangan undang- undang (RUU) yang diluluskan oleh kedua-dua majelis parlemen hendaklah mendapat persetujuan dari Yang di-Pertuan Agung sebelum menjadi undang- undang. Baginda berhak berpidato
kepada kedua majlis
parlemen secara berbarengan atau berpisah. Sebagai ketua pemerintah, Yang diPertuan Agung berhak
untuk memerintah untuk
negara walaupun hak ini
dijalankan oleh jemaah menteri itu. Jika hak itu dijalankan oleh Yang di-Pertuan Agung sendiri, hendaklah dijalankan dengan mengikut nasihat kementrian negara. Sekiranya hak tersebut dijalankan oleh jemaah menteri atau seorang menteri yang sah, Yang di-Pertuan Agung berhak mendapat segala pemberitahuan tentang perjalanan kuasa itu. Yang di-Pertuan Agung menyimpan mohor persekutuan. Sebagai kepala negara, Yang di-Pertuan Agung diberi kekuasaan oleh konstitusi untuk melantik hakim- hakim mahkamah persekutuan dan mahkamah tinggi, perdana menteri, menteri- menteri dan beberapa jabatan lain. 17 Setiap negeri bersekutu biasanya mempunyai badan perudangan yang terdiri dari dua majelis, yaitu Dewan Rendah dan Dewan Tinggi. Dewan Negara di Malaysia adalah Dewan Tinggi. Pentingnya Dewan Tinggi itu dibentuk untuk 17
Ibid, hlm 175
membahas rancangan undang-undang (RUU) dengan lebih terperinci dan teliti daripada Dewan Rendah yang membahas perkara-perkara kepentingan umum. Oleh karena itu anggota Dewan Rendah biasanya dipilih untuk mewakili masyarakat, maka Dewan Tinggi dibentuk supaya mewakili negeri- negeri dalam persekutuan dan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan. Dengan demikian dianggap bahwa pembentukan parlemen itu benar-benar mewakili semua orang. Dewan Rakyat yaitu sebuah parlemen yang amat penting karena anggota-anggota dewan rakyat dipilih oleh masyarakat melalui pemilu. Anggotanya terdiri dari empat belas provinsi di Malaysia termasuk sabah dan sarawak. Ketika menjadi ahli dewan rakyat Yang di-Pertuan Agung membubarkan parlemen serta mengadakan pemilu 18 . Konstitusi persekutuan hanya mensyaratkan seseorang itu layak untuk dilantik menjadi Perdana Menteri apabila ia seorang warga negara Malaysia, menjadi ahli dewan rakyat dan mendapat kepercayaan lebih daripada separuh ahli dewan tersebut. Ini bermakna perlembagaan persekutuan memberi kelayakan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan agama yang dianutnya asalkan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Oleh karena itu orang Islam dan non- muslim samasama layak menjadi Perdana Menteri. A. Penerapan Multipartai di Malaysia
18
Ibid, hlm 180
Partai politik merupakan sekumpulan orang yang secara terorganisir membentuk sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secara sah untuk menjalankan program-programnya. Partai politik biasanya mempunyai asas, tujuan, ideolog, visi dan misi tertentu yang diterjemahkan ke dalam program-programnya. Partai politik juga mempunyai pengurus dan massa. 19 Adapun Roger F Saltou mendefinisikan partai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat. 20 Dengan
Mengacu pada dua definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa partai politik merupakan hasil pengorganisasian dari sekelompok orang agar memperoleh kekuasaan untuk menjalankan pro gram yang telah direncanakan. Sistem multi partai adalah salah satu varian dari beberapa sistem kepartaian yang berkembang di dunia modern saat ini. Andrew Heywood (2002) berpendapat bahwa sistem partai politik adalah sebuah jaringan dari hubungan dan interaksi antara partai politik di dalam sebuah sistem politik yang berjalan. Untuk mempermudah dalam memahami sistem partai politik Heywood kemudian memberikan kata kunci untuk membedakan tipe-tipe sistem kepartaian. Kata 19
http://www.djpp.depku mham.go.id/htn-dan-puu/438-sistem-mu lti-partai-presidensial-danpersoalan-efektivitas-pemerintah.html diakses pada 31 maret 2011 pukul 12:45 WIB 20 http://beritasore.com/2008/ 07/ 11/ mu lti-partai-cerminkan-asas-politik-ho mo-ho min i-lupus/
diakses pada 31 maret 2011 pukul 12:57WIB
kunci tersebut adalah jumlah partai politik yang tumbuh atau eksis yang mengikuti kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan melalui pemilu. Parameter “jumlah partai politik” untuk menentukan tipe sistem partai politik, pertama kali diperkenalkan
dan dipopulerkan oleh Duverger pada tahun 1954 dimana
Duverger membedakan tipe sistem politik menjadi 3 sistem, yaitu sistem partai tunggal, sistem dua partai, dan sistem multi partai. 21 Dari definisi yang diperkenalkan oleh Duverger tersebut kita dengan mudah menentukan sistem partai politik di sebuah negara. Jika di negara tersebut hanya terdapat satu partai politik yang tumbuh atau satu partai politik yang dominan dalam kekuasaan maka dapat dipastikan bahwa sistem tersebut adalah sistem partai tunggal. Namun jika terdapat dua partai politik maka sistem partainya adalah sistem dua partai. Sebaliknya, jika di dalam negara tersebut tumbuh lebih dari dua partai politik maka dikatakan sebagai sistem multi partai. Sartori menyatakan bahwa hal terpenting dari sebuah sistem kepartaian adalah sebuah pengaturan mengenai hubungan partai politik yang berkaitan dengan pembentukan pemerintahan, dan secara lebih spesifik apakah kekuatan mereka memberikan prospek untuk memenangkan atau berbagi (sharing) kekuasaan pemerintahan.
21
http://www.djpp.depku mham.go.id/htn-dan-puu/438-sistem-mu lti-partai-presidensialdan-persoalan-efektivitas-pemerintah.html diakses pada 31 maret 2011 pukul 12:45 WIB
Meski demikian, pada perkembangan selanjutnya pendekatan yang hanya berdasarkan jumlah dan interaksi antar partai politik tersebut mendapat kritikan dan ketidaksetujuan dari beberapa ahli misalnya Bardi and Mair dan Blau . Bardi dan Mair berpendapat bahwa sistem kepartaian tidak bisa ditentukan semata- mata oleh jumlah partai yang ikut dalam pemilu akan tetapi sebagai fenomena yang multi dimensi. Selanjutnya Bardi dan Mair menjelaskan bahwa tipe partai po litik dipengaruhi oleh 3 dimensi, yaitu vertikal, horisontal dan fungsional. Dimensi veritikal yang mempengaruhi sistem partai politik dicontohkan dengan adanya polarisasi dan segmentasi di dalam masyarakat pemilih (bahasa, etnisitas, agama dan lain- lain). Sedangkan dimensi horisontal ditentukan oleh pembedaan level pemerintahan dan level pemilu. Dimensi fungsional disebabkan oleh karena pembedaan arena kompetisi (nasional, regional, dan lokal). 22
Adapun penerapan sistem
multi partai,
misalnya Janos Simon
menyebutnya adalah sebagai fungsi sosialisasi politik, fungsi mobilisasi politik, fungsi representasi politik, fungsi partisipasi politik, fungsi legitimasi sistem politik.
22
http ://setabasri01.blogspot.com/2009/02/sistem-kepartaian-dan-partai-politik.ht ml
diakses pada 31 maret 2011 pukul 12:45 WIB
Sementara penjelasan apa yang disebut oleh Janos simon adalah seperti berikut; 23 pertama, Fungsi sosialisasi politik mulai signifikan ketika seseorang sudah mampu menilai keputusan dan tindakannya. Orang tersebut kemudia mencari “figur” yang dianggap mewakili norma-norma dan nilai-nilai yang dianutnya. Kedua, Fungsi mobilisasi adalah fungsi partai politik untuk membawa warganegara ke dalam kehidupan publik. Tujuan dari mobilisasi ini adalah : Mengurangi ketegangan sosial yang ditampakkan oleh kelompok-kelompok yang termobilisasi; Mengelaborasi program-program untuk menurunkan ketegangan tersebut, dan sebagai hasilnya kelompok-kelompok tersebut mengalihkan dukungannya kepada partai politik. ketiga, Fungsi partisipasi adalah fungsi partai politik untuk membawa warganegara agar aktif dalam kegiatan politik. Jenis partisipasi politik yang ditawarkan partai politik kepada warga negara adalah kegiatan kempenye, mencari dana bagi partai, memilih pemimpin, dan demonstrasi. Keempat, Fungsi legitimasi mengacu pada kebijakan partai politik mendukung dan mempercayai kebijakan pemerintah maupun eksistensi sistem politik.
23
John L. Posito dan John O. Voll, Islam and Democracy, edisi Bahasa Indonesia diterjemah kan oleh Rahman i Astuti, Demokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan Prospek, (Bandung: Mizan, 1999), cet. I, hlm. 180
Kelima, Fungsi representasi adalah fungsi klasik partai politik. Partai politik yang ikut pemilihan umum dan memenangkan sejumlah suara, akan menempatkan wakilnya di dalam parlemen. Anggota partai yang masuk ke dalam parlemen ini membawa fungsi representasi dari warga negara yang memilih partai tersebut. Sementara penerapan multi partai di Malaysia, pertama-tama mengikuti sejarah pembentukan partai-partai yang
di sana telah muncul sejak zaman
sebelum kemerdekaan Malaysia. Pada awalnya antara partai yang terbentuk adalah partai yang mendukung semangat penjajahan Inggris, sebagai contoh, partai politik yang menyokong semangat nasionalisme seperti partai umno yang berdiri sejak mulai tahun 1948, sementara partai Islam se-Malaysia (PAS) terbentuk pertama kali
pada tahun 1951. Jadi semua partai-partai memiliki
semangat kebangsaan atau Islam sudah muncul sebelum kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957. 24 Pada mulanya, kedudukan masyarakat Melayu terhadap partai politik banyak tercurahkan dalam pemilihan partai, maka saat itu secara umum munculnya sistem multi partai bukanlah desakan dari pihak Inggris semata- mata melainkan fakfor sosiolisasi mendorong kearah terbentuknya sistem multi partai di sana. Dalam hal ini, kebijakan pemerintah pada saat itu yaitu pihak Inggris mengesahkan agar sistem multi partai berlaku di Malaysia dan sesuai di letakan di dalam konstitusi atau perlembagaan persekutuan. 24
cet. I, h. 55
Log man, Sejarah Malaysia, (Selangor Darul Ehsan: Pearson Malaysia Sdn Bhd, 2009),
Kedua filsofis penerapan sistem multi partai di Malaysia adalah, melihat dari sudut geografis dan penduduknya sangat sesuai diterapakan kerena negaranya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil yaitu sekitar 28 juta jiwa penduduk di sana dan luasnya sekitar 2.257 km, sementara luas kawasan yang perbatasan dengan kalimatan sekitar 565 km, sementara agama, ideologi dan pemikiran di sana melihat bahasa politik adalah pluralisme moderat dan bukan pluralisme terpolarisasi. Adapun apa yang dimaksudkan pluralisme moderat adalah setiap pendukung partai politik tidak banyak prilaku permusuhan atau pertikaian di sebabkan perbedaan ideologi kepartaian. Jadi apa yang berlaku di Malaysia, setiap partai yang menang di dalam pemilihan umum maka dijadikan sebagai partai pemerintah, sementara partai yang kalah menjadi partai oposisi. Ini sesuai dengan sistem pemerintahan di sana yang mengamalkan sistem monarki konstitusional atau konsep pemerintahan parlementer. Maka hal ini setiap partai yang berlaku di Malaysia tidak banyak berlaku perpecahan dikalangan ormas atau organisasi masyarakat yang terlibat secara langsung dalam politik atau tidak disebabkan penerapan multi partai di sana. 25 Kesimpulan yang dapat dijelaskan adalah, penerapan multi partai di dalam sesebuah negara bukanlah suatu perkara mudah, karena hal ini ditinjau dari banyak aspek, diantaranya kedudukan sosial, politik dan sebagainya. Keduanya melihat doktrin, pemikiran di dalam sejarah masyarakat sesebuah negara. Maka
25
Ibid, hlm 60
apa yang terkait permasalahan ini di Malaysia adalah sama dengan yang disebutkan dalam pokok-pokok perkara di atas. Agar pembahasan ini lebih terperinci, maka pada bab berikutanya akan dijelaskan konsep pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din terhadap hal yang terkait dengan sistem pemerintahan di Malaysia seperti hubungan kepartaian dengan hukum Islam dan sebagainya.
BAB III BIOGRAFI PROF. DATO’ DR. HARON DIN D. Masa Muda dan Riwayat Pendidikan Masa muda dan riwayatnya bermula ketika Ustazd Haron Din menerima pendidikan dasar dari
ayah dan ibunya sendiri. Kemudian ia dimasukkan ke
Madrasah al-Islahiyah al-Wataniyah Bohor Mali. Seterusnya ke Madrasah al„Alawiyah al-Diniah dan al-Kuliah al-Islamiah, Kelang Selangor. Kemudian melanjutkan pelajaran di kolej Islam Malaya (1962-1965). Di universitas ini beliau memperoleh
gelar Tertinggi Kolej dengan cermerlang kemudian telah mendapat
hadiah Beasiswa negara untuk melanjutkan pelajaran ke peringkat “Master Degree”
di Universitas Al-Azhar, Cairo (1966-1968). Dalam waktu tidak sampai dua tahun beliau telah berhasil memperolehi double degree secara bersamaan yaitu M.A (Ijazah Sarjana) Syariah dari Universitas Al-Azhar dan Diploma Pendidikan dari „Ain Syams, Universitas Cairo. Setelah memperoleh Ijazah Sarjana Syariah, beliau kembali ke tanah air dan mengabdi sebagai guru agama di Kementerian Pelajaran. Beberapa tahun kemudian beliau kembali lagi ke Mesir untuk melanjutkan pelajaran dalam bidang Doktor Falsafah. Beliau memperoleh Ph.D Syariah dengan cermerlang daripada Universitas Darul-Ulum Qahirah (1972-1974). 26 Pulang ke tanah air dan mengabdi sebagai dosen di Fakultas Pengajian Islam, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Akademik adalah bidang kerjanya. Kekeluargaan Islam adalah jurusannya. Sebagai satu bukti terhadap kecemerlangan akademiknya, UKM menganugerahkan pangkat “Profesor” kepadanya sejak tahun 1986.27 Seterusnya karir Dato‟ DR. Haron Din juga terlibat dalam pengobatan Islam di Malaysia, Ketika di Mesir pada awal 70-an, Ustadz Haron Din sempat berkenalan dengan Bapak Mokhtar Lintang. Pak Mokhtar adalah pasien yang menggunakan kaedah Islam (pengobatan ala islam). Kesempatan tersebut telah digunakan oleh beliau untuk menimba ilmu pengobatan sebanyak mungkin. Sekembalinya ke 1.http://www.alahkam.net/home/index.php?option=com_content&view=article&id=6147%3 Adatuk-dr-haron-din-tokoh-maal-hijrah-selangor-1432 Diakses pada 31/4/2011 pu kul 12:53 WIB Op,cit,.Haron Din, cet, I h lm. 5 Ibid. Diakses pada 31/4/ 2011 jam 12:50 WIB
27
Malaysia, ketika tinggal di Taman Bangi Kajang, Ustaz Haron Din dikunjungi oleh seorang lelaki yang dikenali sebagai Pak Leh. Beliau mengaku sebagai seorang pasien yang terkenal di Langkawi. Beliau telah mengajar beberapa metode peyembuh kepada Ustaz Haron Din. Diantaranya ilmu yang berkaitan dengan penyakit kanker, tumor, kulit, demam panas, penyakit kulit dan sebagainya. Beliau telah tinggal bersama dengan Ustaz Haron Din beberapa waktu. Ayahanda Ustaz Haron Din berasal dari Patani dan menetap di Kampung Bohor Mali Perlis. Dia merupakan seorang pasien yang melibatkan diri dalam dunia pengobatan dengan menggunakan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, hadits dan doa-doa. Dari 10 orang bersaudara, hanya Ustaz Haron Din yang menunjukkan bakat dalam bidang pengobatan Islam ini, yang menyebabkan ayahandanya sering membawanya ketika merawat. 28 Tempat kelahiran (Perlis) Ustaz Haron Din memang mempunyai banyak orang yang faham tentang ilmu pengobatan. Terdapat seorang pasien bernama Tok Omar yang banyak menggunakan bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan di samping ayat-ayat Al-Qur‟an. Ustaz Haron Din berkesempatan mempelajari ilmu yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan dari beliau. Selain itu Ustaz Haron Din juga berkesempatan untuk belajar dengan Tahir Abdullah. Beliau yang di gelari dengan nama Tok Lang Kiang di antaranya telah mengajar Ustaz Haron Din dengan cara mengeluarkan sampah dari mata. 28
.http://www.alahkam.net/home/index.php?option=com_content&view=article&id=6147%3 A datuk-dr-haron-din-tokoh-maal-hijrah-selangor-1432 Diakses pada 31/4/2011 pukul 12:46 WIB
Murid lain yang pernah mengajar Ustaz Haron Din alah Pak Andak Noh dan Haji Husin atau dikenal sebagai Tuk Chin. Pak Andak Noh telah menurunkan ilmu mengeluarkan benda tajam dari badan manusia seperti besi, serpihan kaca, terkena racun dan sebagainya. Ilmu yang diamalkan oleh Tuk Chin pula adalah ilmu yang dinamakan Laduni yaitu ilmu yang dianugerahkan oleh Allah swt khusus kepada orang-orang tertentu. Pengobatan
Islam adalah berdasarkan syariat. Ilmu ini mempunyai dua
cabang yaitu fisik dan spritual. Penekanan yang menjadi keutamaan Ustaz Haron Din ialah perawatan dengan menggunakan doa-doa yang berdasarkan Al-Qur‟an, hadits Rasulullah s.a.w. dan doa-doa' lain yang jelas maknanya yang tidak menyimpang dengan syariat Islam. Walaupun telah lama berkecimpung dalam bidang pengobatan tradisional Islam, namun Ustaz Haron Din masih terus mencari ilmu baru dalam merawat pasien. Beliau senantiasa bertanya mereka yang faham dalam bidang ini di samping membaca berbagai buku untuk menambahkan pengetahuan. Tidak semua kaidah yang dipelajari itu dipraktekkan, hanya yang bertepatan dengan syariat saja yang diamalkan. E.
Karir Politik Dato,’ Dr. Haron Din Keterlibatan Dato‟ DR. Haron Din di dalam dunia politik adalah berawal dari
jabatan terendah sehingga sampai kedudukan teratas, seperti berikut ; pada tahun 1975 ia menjadi anggota pengurus
sebagai ahli jawatan kuasa kerja PAS Pusat
sampai pada tahun 1983, seterusnya pada tahun yang sama ia menjabat sebagai Ketua
Bidang Penerangan PAS Pusat dan manjadi Anggota Majelis Syura Ulama PAS Sebagai Timbalan Mursyidur Am PAS. 29 1.
Kedudukan Dato‟ Dr. Haron Din di dalam Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Jabatan bidang kerohanian di PAS dipegang oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat.
Nik Aziz menyandang jabatan itu sejak 1987 dan merupakan pejabat yang kedua sedangkan pejabat pertamanya adalah Yusuf Al Rawa. Dalam hierarki PAS jabatan bukan ekskutif tetapi sebagai pengurus dan dasar perjuangan PAS dan termasuk memutskan soal bekerjasama dengan berbagai
pihak. Bidangnya juga menjadi
tempat rujukan dan pengambilan keputusan jika timbul suatu masalah dalam PAS. Sementara Dr. Haron Din dilihat sebagai tokoh yang sesuai dan layak untuk memegang timbalan (wakil ketua). Orang yang memegang jabatan itu haruslah seorang yang faham tentang seluk beluk Islam, Dr Haron Din adalah diantara tokoh PAS yang paling lama berada di sana. Seorang yang cukup memahami seluk beluk perjuangan Pas dan juga perubahan-perubahan yang berlaku dalam PAS baik, dasar dan juga prinsipnya. Beliau juga orang yang mengenali dan menghayati regulasi perjuangan. Apa yang paling penting dalam masalah ini ialah kemampuan beliau sebagai seorang tokoh agama dan ulama‟ yang istiqamah dengan prinsip dan dasar Islam yang menjadi landasan PAS. Beliau juga dilihat seorang ulama yang terbuka, liberal dan
29
Haron Din, Islam Jihad Sebagai Survival Insan, Selangor, PTS Distribustors Sdn Bhd: 2007) cet, I h lm. 5
tidak ekstrem berpegang kepada suatu aliran faham dan yang konsevertif. Ulama seperti inilah yang layak diangkat untuk mengetuai dewan terkait yang bertindak sebagai badan pengawal, pemantau, penegur dan tempat rujukkan partai. Haron Din bias dapat memainkan peranannya terutama dalam menjamin PAS senantiasa berdiri atas landasan dasarnya. Sudah pasti aliran-aliran baru ataupun pemahaman baru siyasah yang coba dituangkan ke dalam PAS akan dipantau dan dinilai oleh beliau berdasarkan cermin keislaman seperti mana diaspirasikan oleh PAS sebagai sebuah wadah yang bukan saja mencapai tujuan politik tetapi mencapai keridhoan Allah. Seterunya, Dato‟Dr. Haron Din memulai karirnya dalam politik Malaysia dengan mencalonkan dirinya mewakili PAS dalam pemilu umum pada ta hun 2004. Selanjutnya Dato‟Dr. Haron Din mencalonkan diri pada pemilu dari PAS pada tahun 2004. Ustaz Haron Din yang mewakili Partai Islam Se-Malaysia mendapat suara pemilih 14,124 di kawasan Parlemen Arau. pesaingnya , Datuk Seri Diraja Syed Razlan Syed Putra Jamalullail yang mewakili Barisan Nasional mendapat kertas pemilih sebanyak 17,367 . Syed Razlan telah dinobatkan sebagai pemenang pada pilihan raya tahun tersebut. Selisih suaranya sebanyak 3,243, kertas suara yang rusak sebanyak 32.024 , Jumlah Kertas pemilih sebanyak 32,024, sementara kertas pemilih Rosak : 5,33 , %. 2.
Kedudukan Dato‟ DR. Haron Din dalam bidang profisi akedemik;
Profisinya selain dalam bidang politik, ia juga terlibat dalam jabatan akademik, yaitu pada tahun 1975 ia menjabat sebagai pengajar atau dosen di fakultas pengajian Islam di Universitas Kebangsaan Malaysia sampai pada tahun 1976, sementara itu beliu juga menjabat sebagai wakil Dekan, sehingga pada tahun 1985, semenjak menjabat sebagai professor di UKM sejak tahun 1986 hingga pension sebagai ahli majlis penasihat syariah, dalam hal ini juga ia juga terlibat dengan CIMB sebagai ahli majlis penasehat, tidak cukup sampai disini beliau juga menjabat sebagai majlis penasihat syariah di Bank Negara Malaysia 30 , seterusnya beliau menjabat sebagai penasihat keamanan atau panitera sketerias ahli Majlis Fatwa Negeri Selangor. Seterusnya beliau juga menjabat sebagai wakil pengurus majelis Majlis Penasihat Syariah, dan pengurus Majlis Penasihat Syariah di Bank Pembagunan, sementara di dalam RHB Bank beliau juga menjabat sebagai wakil Pengurus Majelis Penasihat Syariah, dan terakhir dalam jabatan beliau ini, beliau juga menjabat sebagai Public Bank Bhd, sebagai ahli Majelis Fatwa Negeri Perlis dan juga Ahli Majlis Penasihat Syariah di Muamalah Financial Consulting. Dengan karir yang telah dicapai oleh beliau, penghargaan yang beliau dapat sebagai tokoh ma‟a Al-hijrah pada tahun 2011 M/1432 H di Shah Alam Negeri Selangor, ini adalah sebagai penghargaan pada keterlibatan beliau dalam bidang dakwah sejak sekian lama. Anugerah ini juga disampaikan oleh Tengku Panglima
30
http://www.alahkam.net/home/index.php?option=com_content&view=article&id=6147%3Adatukdr-haron-din-tokoh-maal-hijrah-selangor-1432 Diakses pada 31/4/2011 pukul 12:46 WIB
Diraja Selangor yaitu Tengku Sulaiman Shah Al-Haj yang mewakili Sultan Selangor yaitu Sultan Shirafudin Idris Shah, karena Sultan Shirafudin Idris Shah sedang menyampaikan sambutan pada perayaan awal tahun Islam serta meluncurkan sebuah buku bertajuk solat rasul terbitan Majlis Agama Islam Selangor (MAIS). 31 Sebagai kesimpulanya, Dato‟ Dr. Haron Din adalah ikon atau idola agama Islam di Malaysia, dalam hal yang sama beliau juga dikenal sebagai tokoh agama yang memperkenalkan cara atau metode perawatan Islam di Malaysia melalui organisasi binaannya, yaitu Darul Syifa‟. Selain itu beliau terkenal sebagai tokoh agama yang produktif dalam bidang penulisan. Pada saat ini, beliau juga berhasil menghasilkan puluhan karya dalam hal yang sama, karya-karya tersebut masih menjadi rujukan masyarakat Islam di Malaysia. Disamping itu, profesi beliau dalam politik amat penting bagi masyarakat untuk mendukung dan juga meminta pendapat tentang hukum Islam yaitu hal- hal yang terkait dengan permaslahan politik, dan pernah beliau mengeluarkan pendapat bahwa pemerintahan Malaysia wajib menjalankan hukum hudud dan menjadikannya
sebagai hukum positif di sana,
Dalam hal ini juga, keterlibatan dalam politik memberi kekuatan dalam gerakan partai oposisi di sana. F. Hubungan Pemikiran Dato, Dr. Haron Din dengan Tokoh Lainnya Secara umum ditinjau dari sudut sejarah, pemikiran Islam sudah berlaku sejak zaman Rasulullah saw, yaitu pada saat para sahabat berbeda pendapat dalam hal- hal
31
Ibid, internet
tertentu terutamanya dalam masalah fiqh, tetapi ruang lingkup ijtihad masih berada di bawah naungan atau kawalan wahyu, maka secara formalnya pintu ijtihad itu berakhir dengan keluarnya keputusan wahyu, yaitu saat pertemuan para sahabat dengan Rasulullah saw untuk bertanya beberapa masalah dalam hal- hal masalah tertentu maka Rasulullah memberi penjelasan atau jawaban dengan berpedoman pada wahyu. Saat wafatnya Rasulullah, secara umum pintu ijtihad sudah mulai terbuka yang terjadi dikalangan para sahabat besar seperti pemikiran kufah terpengaruh dengan pemikiran Umar bin al-khattab, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya, sementara di kawasan hijaz seperti mekkah dan madinah, antara pemikiran yang terkemukakan seperti Ibnu Abbas, Aisyah r.a dan banyak lagi tidak tercatat. Setelah berabad-abad berlalu,
sejarah Islam menunjukkan peradaban Islam banyak
pemikiran-pemikiran Islam yang muncul sehingga terbentuklah pelbagai cabang keilmuan di dalam pemikiran Islam seperti pemikiran teologi (kalam), pemikiran fikih, pemikiran filsafat dan pemikiran tasawuf. 32 Maka kesimpulan ini, pemikiran Islam tidak terlepas di dunia Islam khususnya pada saat ini di Malaysia, menurut Abdur Rahman bin Abdullah di dalam bukunya „pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Aliranya‟ menjelaskan bahawa di Malaysia, pemikiran yang terdapat di sana sama dengan dunia Islam yang lain, yaitu seperti pikiran Islam tradisional, neo-tradisional, modern, neo- modern, reformis, idealis, sekular, liberal, puritanisme, progresif, fundamentalis, konservatif dan
32
Aden Wijdan Sz. Dkk, Pemikiran & Peradaban Islam, ( Jakarta, Safiia Insania Press: 2007) cet I, hlm. 20
ortodoks. Maka kesimpulanya, disini akan dijelaskan fondasi pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dan perbandingan antara pemikiran Islam yang lain terutamanya hal- hal yang terkait dengan masalah politik. 33 Pertama, pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din jika di dilihat dari latar belakang pendidikan dan kedudukan didalam gerakan politik atau sosial, fondasinya lebih ke arah neo-tradisionalisme, kerana menurut Abdur Rahman bin Abd ullah pemikiran tradisionalisme melibatkan masalah fikih dan rujukan utamanya yang terjadi di Malaysia seperti berpedoman pada kitab-kitab kuning atau kitab jawi lama. Sementara konsep neo-tradisionalisme dalam masalah fikih melibatkan konsep tajdid wal ishlah, Pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dalam hal masalah politik mengarah pada pemikiran relatif dan juga absolut. Sebagai contoh dalam hal pemikiran relatif, pendapat dan pandangan Dato‟ Dr. Haron Din banyak mengeluarkan hukum- hukam Islam melalui tulisan dan berbagai karya dan juga ceramah-ceramah agama. Sementara hukum yang dikeluarkan oleh Dato‟ Dr. Haron Din terkait dalam masalah politik seperti hakhak asasi manusia yang membahas mengenai masalah hak hidup, hak kebebasan, hak ilmu pengetahuan dan pelajaran, hak kehormatan atau maruah, hak milik di dalam Islam, pandangan Islam berkenaan harta benda, undang- undang Islam dan undangundang jinayah seperti hukum acara pidana, hukum hudud, qishash dan ta‟zir. 34
33
Abdul Rah man Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Alirannya”, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), cet. I, h lm. 13 34 Haron Din, Islam Keadilan Membebaskan Manusia, ( Selangor, Percetaka Zafar Sdn Bhd: 2007) cet I, h lm. 30
Sementara dalam hal pemikirannya yang melibatkan absolut adalah antara lain karya dan karangannya yang membahas mengenai konsep keadilan di dalam Islam, kebijakan mendirikan kerajaan Islam dan filsafat di dalam undang-undang Islam. Kedua, perbandingan pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din dengan pemikiran tokoh-tokoh lain di Malaysia seperti pemikiran Abdul Hadi Awang di sebut sebagai pemikiran reformis Islam di Malaysia, sementara lata belakang pendidikan beliau mendapat S1 di Mesir dan Melanjutkan S2 di universitas Madinah dalam jurusan siyasah syariyyah, semenjak pulang di Malaysia beliau aktif dalam politik sehingga pernah menjabat Menteri Besar di Negeri Bagian Terengganu pada tahun 2000-2004 dan saat ini beliau menjabat sebagai presiden partai Islam seMalaysia (PAS). Sementara pemikiran Abdul Hadi Awang kearah refofmis dalam pembaruan Islam, terutamanya pembaruan dalam sistem pemerintahan Islam. Diantara karya beliau adalah seperti Islam dan demokrasi, teologi ummat Islam dulu dan sekarang, tafsir surah Yasin, tafsir surah Luqman, dan banyak lagi buku-buku yang di dihasilkan oleh beliu tidak tercatat di sini. Dilihat dasar pemikiran Abdul Hadi Awang dalam masalah politik adalah terutamanya kedudukan agama dan politik, beliau memberi pendapat bahawa agama dan politik tidak dapat dipisahkan yaitu di sebut pemikiran Islam integralistik, sementara masalah lain yang terlibat hal- hal politik adalah kedudukan sistem pemerintahan yang lahir dari barat sesuai di letakkan di dalam pemerintahan Islam pada saat kontemporer ini? menrutnya, ummat Islam pada saat ini mestilah berada di atas konsep muwajjahat silmiyyah yaitu pertengahan
atau pemikiran kerah moderat, maka segala konsep pemerintahan barat seperti demokrasi, pemilihan umum, partai politik dan sebagainya dapat disesuaikan di dalam sistem pemerintahan Islam sehingga tidak melanggar batas-batas syariat yang di tetapkan oleh Allah saw. 35 Kesimpulan yang dilihat antara dua pemikiran tokoh ini adalah, secara umumnya, konsep dasar pemerintahan Islam tidak ada perbedaan, Hanya hal- hal yang khilafiyyah dalam masalah furu‟ yaitu seperti pandangan Dato‟ Dr. Haron Din terhadap pemerintahan yang terdapat unsur barat mestilah di jauhkan namun jika terjadi suatu maslahah maka barulah di ambil dasar-dasarnya, sementara sudut pandang Abdul Hadi Awang lebih memandang ringan dalam masalah ini. Ketiga, perbandingan pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din dengan pemikiran tokoh-tokoh modern di Malaysia. Menurut Abdur Rahman bin Abdullah pemikiran modern di sebut didalam bukunya adalah menurut Roger Garaudy modernisme, tidak lain adalah westrenisme, yakni berasaskan kebudayaan dan pemikiran barat modern yang timbul dari pengalaman sejarah mereka selama empat abad terakhir. Dan ciri-cirinya ialah nasional, kapitalis, dan sistem perlemen. 36 Menurut Prof. Hamid Algar menegaskan bahwa mereka telah mengabaikan kontradiksi pokok antara mentalitas modern dan agama. Islam berada pada realitas
35
Abdul Hadi Awang Fahaman atau Ideologi Umat Islam (Selangor:PTS Publicat ions &Distributors Sdn Bhd jln Industri Batu Caves, 2008), cet. II, hlm. 21 36 Muhamad Bahi, Penentang Islam terhadap Aliran Pemikiran Perosak , (Kuala Lu mpur: Penerbit Hizbi, 1985) cet. I, hlm. 52
imperatif dari Allah Yang Maha Kuasa, sedangkan dunia modern sebaliknya cenderung untuk menyangkal realitas Ilahi secara aktif terhadap alam dan manusia. 37 Diantara tokoh pemikiran modern di Malaysia seperti Dr. Mahathir Mohamad, Dr Candra Muzafar dan banyak lagi. Menurut Abdur Rahman, pemikiran Dr Mahathir Mohamad adalah fondasinya kearah pemikiran relavitisme dan memandang dinamis setiap hukum Islam sehingga batasnya berpadu dengan konsep pemikiran idealisme. Jadi dalam hal politik, pemikiran Dr Mahathir Mohamad banyak mengeluarkan pandangan kearah sekuler moderat, yaitu agama dengan politik tidak berlaku perpisahan secara radikal seperti berlaku pemikiran politik barat, sementara kedudukan Islam dalam pemerintahan Malaysia mestilah memandang konsep idealisme yaitu ayat-ayat al-Quran tentang ketatanegaraan Islam mestilah di interprensi sesuai pada saat zaman dan tempat khususnya di Malaysia. 38 Kesimpulan yang dapat dilihat antara pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dengan Dr Mahathir Mohamad secara jelasnya banyak perbedaan, mula i dasar-dasar atau masalah pokok sehingga sampai masalah furu‟ atau cabang yang tekait masalah politik, seperti menurut Dr Mahathir Mohamad undang-undang di dalam negara Malaysia yang ralevan hanya menurut tafsiran barat di dalam sistem commom law sementara padangan Dato‟ Dr. Haron Din secara jelas dan tegas menolaknya, adapun masalah ketatanegaraan Islam di Malaysia sangat relevan jika di terapkan sistem
37
Hamid Algar, Islam dan Tantangan Intelektual daripada Kebudayaan Modern, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1983), cet. I, hlm. 25 38 Abdul Rah man Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Alirannya”, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), cet. I, h lm. 175
pemerintahan barat, seperti sistem demokrasi, sistem partai politik dan sebagainya sementara padangan Dato‟ Dr. Haron Din tidak sama pandanganya dengan pendapa t yang di keluarkan oleh Dr Mahathir Mohamad. 39 Kesimpulan yang terdapat dalam perbandingan ini adalah, munculnya pelbagai dasar-dasar pemikiran Islam sehingga terwujudnya banyak kedudukan hukum Islam dalam masalah ketatanegaraan Islam di Malaysia, seperti hukum sistem pemerintahan barat seperti halal, haram atau harus sesuai syariat Islam. Seterusnya agar perbahasan ini lebih mendalam maka pada bab berikutnya akan menjelaskan kedudukan pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din terhadap materi yang terkait masalah politik terutamanya hubungan politik dengan hukum Islam. BAB IV
PERJUANGAN POLITIK PROF, DATO’ DR. HARON DIN
Jika kita meneliti peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah kemanusiaan, maka kita tidak dapat menafikan peran intelektualisme di dalamnya.
Termasuk juga di dalamnya peran tokoh pemikiran yang akan
memberikan sebuah progress terhadap kemajuan kebudayaan sebuah Negara. Hal ini juga berlaku di negeri Jiran Malaysia, adalah Dato‟ Dr. Haron Din. Demikian pentingnya peran pemikiran beliau dalam perjalanan perkembangan negeri Jiran Malaysia 39
itu sangatlah membanggakan untuk dapat menulis perjalanan hidup
Abdul Rah man Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Alirannya”, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), cet. I, h lm. 175
dan karir politik beliau, satu hal yang membuat ketertarikan penulis untuk mengangkat pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din karena di Malaysia penelitian mengenai pemikiran tokoh masih sangat minim. D. Ideologi Yang di Ke mbangkan 1.Penafsiran dan Sejarah Ideologi Sebelum mengkaji ideologi melalui pendekatan teoritis dan perjalanan sejarah politik , ada baiknya kita memahami pengertian ideologi secara etimologi. Hal ini penting setidaknya, akan memudahkan bagi kita agar pemahaman tidak semata sebagai filsafat dan ilmu yang lahir dari ide seseorang berdasar sumber yang di dapat dengan caranya sendiri, namum juga untuk memahami bahwa ideologi juga suatu keyakinan diri, inspirasi dan guidance perjuangan politik manusia. Bagi seseorang, ideolog free thinkers, memahami ideologi dalam perjuagan politik adalah menhindari pelaku atau subyek politik dari sikap „petualang‟ (ovonturir) yang bergaya oportunis yakni berorentasi kepada mencari keuntungan politik dan keselamatan diri. Pengertian ideologi, pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata, yakni idea artinya pemikiran; logos artinya logika ilmu, pengetahuan. Dapatlah didefinasikan ideologi merupakan ilmu mengenai ilmu dan cita-cita. 40
40
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer Referensi Ilmiah Ideologi, Politik, Hukum, Ekonomi, Budaya, dan Sains, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), cet. I, h lm. 39
Ideologi merupakan kata ajaib yang menciptakan pemikiran dan semangat hidup antara manusia terutama kaum muda, khususnya diantara cendekiawan atau intelektual dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ideologi merupakan rumusan dalam pikiran yang terdapat diberbagai subyek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk di realisasikanya. Dengan demikian, ideologi tidak hanya dimiliki oleh negara dapat juga berupa keyakinan yang dimiliki oleh suatu organisasi dalam negara, sepe rti partai politik dan asosiasi politik, kadang hal ini sering disebut subideologi atau bagian dari ideologi. Ideologi juga merupakan mythos yang meliputi
political doctrin
(doktrin politik) dan political formula (formula politik). 41 Sementara konsep perkembangan ideologi yang di sebut oleh Dr. Firdaus Syam, M.A. di dalam bukunya, terbagi menjadi dua bagian, pertama ideologi yang „memaksa‟ dan kedua ideologi yang „mengajak‟. Dari kedua konsep tersebut, penjelasan konsep ideologi memaksa adalah free thinkers, atau filsuf dalam mempelopori proses perubahan itu dengan cara memaksa, maka sejarah yang dibagun di bagian kurun waktu yang di jalani melukiskan pertentangan, banjir darah, kepedihan, ada harmoni yang manis tetapi terlalu singkat, masyarakat
manusia
itu
dibayangi
oleh
ketakutan,
kesangsian
dan
ketidakkepastian. Di saat penguasa dengan ideologi pemikiran dengan cara memaksa telah membengkokkan masyarakat pada keinginan angan-angan hawa
41
Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat, Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ke -3,( Jakarta, PT Bu mi Aksara: 2010) Cet, II, hlm. 231
nafsu. Di bangun keyakinan, pandangan hidup, pikiran sampai pada ideologi yang memberikan impian hari esok pada bangsa dan masyarakat imperium kekuasaannya. 42 Ada pula ideologi yang digali dari nenek moyang tradisi yang penuh mistis, mitos bahkan dongeng guna membangkitkan semangat sekaligus cara ideologi untuk „menyihir‟ ada pula yang dikembangkan oleh pemikir, cendekiwan, kaum intelek, maha guru, agamawan atas suruhan penguasa merumuskan ideologi bangsanya. Lahirlah Chauvinisme, Zionisme, nasinalisme, libralisme,
kapitalisme,
materalisme,
paganisme,
sosialisme,
komunisme,
teokrasisime, pragmatism, tradisionalisme dan lainnya. Pada akhirnya terjadi peperangan antarbangsa karena isme yang sempit sehingga pertumpahan darah, saling menindas dan mengabadikan dendam. Rakyat tidak sadar bahwa ideologi yang di pertahankan justru melahirkan konflik, ketakutan dan ketidakpastian dan kehancuran. Sementara, raja, kaisar, sultan, paus,
di tengah darah dan
kesengsaraan rakyat „hukum besi sejarah‟ hanya melahirkan „ hukum besi sejarah‟ berikutnya. Konsep ideologi mengajak adalah free thinkers, atau filsuf dalam mempelopori proses perubahan itu dengan cara mengajak atau menyeru, maka sejarah yang di bangun dalam kurun waktu yang dijalani dan apa yang dapat disaksikan setelah berakhirnya peran dari mereka adalah keabdian, keharmonian
42
Firdaus Syam, Pemikiran Polit ik Barat, Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ke -3,( Jakarta, PT Bu mi Aksara: 2010) Cet, II, hlm. 234
dari gagasan konstruksi sejarah yang dibangunya. Karya-karya dan keyakinan dan inspirasi yang di kembangkan menebarkan cahaya serta pesona sejara h- sejarah memberikan kebanggaan dan ketakjuban. 43 Di sana ada dinamika perdebatan dan pembebasan terhadap hak yang tertindas, terpasung dan terbunuh berbasis semangat dan kejujuran. Mereka dikelilingi pengikutnya dengan kerelaan, meninggalkan sejarah putih (kesucian) dan kuning (perdamaian). Para Rasul; Ibrahim as, Musa as, Isa as kemudian Muhamad SAW atau para filsuf atau orang bijak yang teguh akan keyakinan dengan tidak memaksa . Mereka awalnya seolah member kesangsian, tetapi berakhir dengan kepastian, ketika sosok Rasul, fulsuf
bijak, pemikir yang
dinamis dan bermoral lahir ditengah masyarakatnya dan memipin sejarah untuk membangunkan serta menyadarkan manusia, kemudian memploklamirkan semboyan tertentu membantu kemanusian, para pengikut kemudian berkumpul mengelilingi Rasul dan bergabung bersama-sama berdasarkan kemauan bebas, ini merupakan muculnya spirit nurani atau spirit agama sebagai ideologi.
44
Ideologi yang dilahirkan karena spirit agama ada yang universal dan ada yang tidak universal. Ideologi yang didasari agama tetapi tidak universal disebabkan sejumlah hal: pertama, orisinalitas ajaran agama itu telah hila ng atau diragukan; kedua, ideologi mengenal kelas atau kasta dalam hubungan sosial.
43
Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat, Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ke -3,( Jakarta, PT Bu mi Aksara: 2010) Cet, II, hlm. 235 44
Op,cit,. Firdaus Syam, Cet, II, h lm. 235
Walaupun ideologi ini menjanjikan kebahgian manusia. Ajaran hindu, misalnya mengenal batasan kelas sosial dengan sosial yang turun menurun. Ketika negaranegara barat masih bertumpu kepada pandangan keagamaan, mereka menyebut bangsa-bangsa lain sebagai biadab, kafir, sebab kekuasaan mereka mengangap dapat diselamatkan dengan tugas memperbaiki dunia. Dengan kesimpulan ini, memahami pemikiran politik, adalah juga penting memahami ideologi, sebab ideologi lahir, tumbuh dan berkembang, karena pemikiran politik bersumber dari gagasan manusia yang genuine dan smart untuk melakukan perubahan masyarakat.
Ideologi merupakan produk skaligus
inspirator bagi pendukung yang di lahirkan dari sang ideologi, pemikir politik di dalamnya terkandung kekuatan keyakinan dan konsep yang mendasari cita-cita yang menjadi pilihan perjuangan bagi yang menyakininya. 2. Ideologi Dato‟ Dr. Haron Din yang dikembangkan Diantara ideologi yang penting dalam Pandangan Dato‟ Dr. Haron Din adalah Tentang Hadharah Islamiyah Bukan Islam Hadhari. Dari segi istilah kata “hadhari” berarti yang bertamadun (yang berbudaya) atau Islam yang menekankan aspek tamadun. Dalam bahasa Inggris disebut dengan “civilational Islam” dan dalam bahasa Arab disebut dengan “Al-Islam al-Hadhari”. 45 Sedangkan defenisi Islam hadhari secara lengkap ialah “Suatu pendekatan pembangunan manusia, masyarakat dan negara yang bersifat menyeluruh,
45
Abdul Hadi Awang, Hadharah Islamiyah bukan Islam Hadhari, (Selangor: Nufair St reet Sdn Bhd, 2005), Cet. I, hlm.12
berdasarkan kepada perspektif budaya Islam”. 46 Untuk memperkuat argumen dari defenisi hadhari diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pendekatan Islam Hadhari diperkenalan karena ia lebih lengkap dan menyeluruh dibandingkan pendekatan Islam secara Juz‟i atau terpisah-pisah seperti Islam bersifat politik (Islam al-Siyasi), Islam bersifat tasawuf (Islam al-sufi), dll. b. Islam Hadhari membawa misi ajaran Islam yang memfokuskan kepada kehidupan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat bertamadun dan mempunyai peradaban yang unggul untuk menghadapi permasalahan baru seperti ledakan informasi, dunia tanpa batas, ekonomi global, budaya materialisme, krisis identitas, jadi diri serta penjajahan pemikiran; c. Pendekatan Islam Hadhari tidak menolak pentingnya aspek ritual dalam pembinaan tamadun. Hal ini dikarenakan bahwa pandangan hidup, sistem nilai, kestabilan jiwa dan kemajuan rohaniah merupakan tonggak kepada pembinaan tamadun yang luhur; d. Kriteria diatas diperkuat dengan pernyataan dari Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi; Islam Hadhari bukanlah agama baru, Islam Hadhari bukan ajaran baru. Islam Hadhari bukannya mazhab baru. Islam Hadhari adalah usaha untuk mengembalikan umat Islam kepada dasar yang asasi. Asas dan fundamental yang berdasarkan Al-Qur‟an dan al- Hadits yang merupakan teras pembinaan tamadun Islam. Kita memerlukan keteguhan iman, kekuatan mental dan kekuatan fisik. Pendekatan memperkenalkan Islam 46
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Konsep Islam hadhari suatu Penjelasan (Kuala Lu mpur;Percetakan Nasional Malaysia; 2005), Cet. I, h lm.7
Hadhari adalah satu pendekatan yang dapat memperkuat perjuangan bangsa yang lebih besar, di dunia dan akhirat. 47 Konsep Islam Hadhari juga ialah Islam yang dinamis, yaitu sebuah sistem yang meyadari akan perubahan-perubahan yang berlaku di sekelilingnya. Mengetahui akan kebutuhan-kebutuhan umat bernegara. Sekiranya tidak memberlakukan konsep Islam Hadhari ini, maka umat Islam akan terus ketinggalan dari masyarakat serta bangsa-bangsa lain. Tantangan-tantangan dalam bidang ekonomi, keuangan, teknologi, perdagangan antarbangsa serta berbabagi permasalahan yang melibatkan hubungan politik dalam dan luar negara perlu di hadapi dengan berani agar negara dapat mempertahankan serta menangapi segala macam penindasan yang dilakukan oleh negara-negara maju yang lain. 48 Kelahiran Islam Hadhari tidak dapat dipisahkan dari sebuah pandangan yang mengatakan bahwa Islam itu berbudaya ekstermisme dan kekerasan, sehingga Islam Hadhari itu bertujuan untuk memelihara agama Islam dari fitnah yang melanda agama yang tercinta ini serta berusaha untuk membentuk kembali suatu kepemimpinan Islam yang murni yang pernah ada sebelum dijatuhkan pada tahun 1924 di Turki oleh Kamal Attartuk, pemimpin sekuler dan pembaharu Turki. Pemikiran dan konsep Islam Hadhari yang terbilang masih baru dan lebih bersifat praktis ini ternyata banyak menarik perhatian para pemikir Muslim baik
47
Ucapan Dato‟ Seri Abdullah Ahmad Badawi, YA B Perdana Menteri Malaysia, Rapat Agung UMNO ke -55, Pusat Dagangan Dunia Putra, Kuala Lu mpur, 23 September 2004. 48 Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Konsep Islam hadhari suatu Penjelasan (Kuala Lu mpur;Percetakan Nasional Malaysia; 2005), Cet. I, h lm.7
di Malaysia sendiri maupun dari ulama luar negeri seperti halnya Imam AlQardhawi, mereka semua bersinggungan pemikiran mengenai konsep Islam Hadhari, di Malaysia sendiri tokoh pemikir muslim yang juga mengkritik konsep Islam Hadhari adalah Dato‟ Dr. Haron Din. 49 Menurut Dato‟ Dr. Haron Din perkataan Hadhari dinisbahkan kepada perkataan Arab Hadharah yang berasal dari kalimat Hadhara. Perkataan Hadhara ini apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu berarti hadir atau datang. Perkataan ini dimaksudkan dengan kehadiran atau kedatangan penduduk ke kota untuk bermukim dan menetap. Perkataan Hadharah kemudian menjadi sebuah istilah ilmu sosiologi setelah diperkenalkan oleh Ibn Khaldun yang meninggal dunia pada tahun 808 Hijriyah bertepatan dengan 1406 Masehi, di kitabnya yang berjudul Muqaddimah beliau memberi penjelasan seperti berikut: “Bahwa kehadiran manusia berkumpul di kota menjadi salah satu proses kemasyarakatan yang menjadi naluri manusia, yang disebut dengan kalimat madani”. Istilah Hadharah untuk pertama kali di kenal dalam penulisan Arab di suku pada abad kedua puluh, sebelumnya perkataan Tamadun telah digunakan yang mempunyai pengertian yang sama, namun demikian apabila disebut dengan tamadun artinya seringkali dikaitkan dengan tamadun barat, yaitu tamadun yang lebih bersifat kebendaan dan sekuler
49
Abdul Hadi Awang, Hadharah Islamiyah bukan Islam Hadhari, (Selangor: Nufair Street Sdn Bhd, 2005), Cet. I, hlm.12
yang memisahkan urusan duniawi dengan agama yang jelas berbeda dengan ajaran Islam. 50 Islam mempunyai penafsiran Hadharah atau Tamadun tersendiri yang berbeda dengan pemikiran Eropa, untuk menjelaskan bahwa Islam mempunyai tafsiran sendiri tentang Hadharah yang sangat berbeda dengan yang lain, maka para ilmuwan Islam telah menggunakan perkataan Hadharah Islamiyah atau Hadharatul Islam mereka tidak menggunakan perkataan Islam Hadhari karena dikhawatirkan akan menjerumuskan Islam kepada permasalahan-permasalahan yang berbeda dengan ajaran murninya. 51 Pemikir Islam terkenal Malek bin Nabi menegaskan secara jelas bahwa Hadharah Islamiyah hendaklah dikaitkan dengan wahyu yang diturunkan Allah dari langit sebagai petunjuk kepada manusia yang berkelanjutan berawal dari kehidupan di dunia sampai dibangkitkan di alam barzakh dan alam akhirat. Abul „Aala Al-Maududi pendiri Jamaah Islamiyah India dan Pakistan dan pemimpin yang utama menegaskan “bahwa Hadharah itu ialah sistem yang menyeluruh bagi manusia yang meliputi pemikiran, pandangan, amalan, dan akhlak dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, politik, ekonomi dan lain- lain. Dengan demikian menurutnya Hadharah Islamiyah itu ialah “Himpunan cara hidup dan
50
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Konsep Islam hadhari suatu Penjelasan (Kuala Lu mpur;Percetakan Nasional Malaysia; 2005), Cet. I, h lm.7 51
Ahmadie Thoha,Terjemahan Muqaddamah Ibnu Khaldum, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), cet. IIV, h lm. 10
Undang-Undang yang ditentukan oleh Allah untuk semua perkara untuk kehidupan yang disebut dinul Islam”. 52 Mengapa Hadharah Islamiyah, Tidak Islam Hadhari? Untuk mereka yang mendalami bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Qur‟an dapat memahami hakikat mengapa para ilmuwan Islam menggunakan perkataan Hadharah Islamiyah dan tidak menggunakan perkataan Islam Hadhari, meskipun sebuah perkataan itu dapat dinisbahkan dengan apa saja, tanpa melihat baik dan buruk. Apabila menisbahkan Islam kepada Hadharah dengan menyebut Islam Hadhari tanpa mengambil dari hakikat ajaran Islam dan p engertian Hadharah maka akan mengakibatkan kepada perbuatan yang sangat negatif termasuk resiko kesesatan. Hadharah Islamiyah meletakkan Sibghah (memasukan) Islam kepada Hadharah. Kalau disebut Islam Hadhari maka Islam pula yang disibghah (dimasukan) dengan Hadharah. Kadang-kadang ada juga mereka yang menisbahkan beberapa aspek ilmu Islam dengan Hadharah, seperti ilmu fiqih, dimana mereka menyebut fiqih Hadhari. Itu hanya bebarapa aspek dalam ilmu fiqih, karena di dalam ilmu fiqih terdapat nash-nash yang mengatasi Hadhari. Dato‟ Dr. Haron Din menambahkan bahwa, perkataan Islam Hadhari akan membawa kepada resiko kesesatan, ini disebabkan perkataan Islam Hadhari dapat menggangap bahwa Islam bukan agama fitrah tetapi sebaliknya adalah mengikuti pengaruh ajaran barat seperti teori Adalberto Kuhn dan orang yang berfikiran 52
Abu A‟la Maududi, Hak-hak Manusia dalam Islam, penterjemah Bambang Iriana Djajaat madja, cet. III, (Jakarta: Bu mi aksara, 2005), hlm. 32
sama yang mengkaji asal usul agama. Agama menurut pendapatnya adalah salah satu dari proses Hadharah yang berkembang bersama kejadian manusia seperti sarana teori yang dibuat oleh Darwin yang sesat berkaitan asal dengan usul manusia. 53 Pembagian Hadharah menurut Dato‟ Dr. Haron Din terbagi menjadi dua jenis, yaitu Hadharah Islamiyah dan Hadharah Jahiliyah. Dalam Islam terdapat Hadharah yang lahir sendiri secara langsung dari ajaran Islam yang diturunkan oleh mukjizat ilmu dari Al-Qur‟an. Hadharah ini telah dilaksanakan melalui pembentukan negara Islam pertama kali di Madinah. Untuk Hadharah jahiliyah, Islam dengan tegas menolak Hadharah jahiliyah, penolakan ini didasarkan dari apa yang lahir di dalam masyarakat Arab, bangsa Nabi Muhammad SAW sendiri seperti amalan-amalan penduduk Mekkah dan lain- lain yang bersifat syirik dan zalim. Dan perlu diingat bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasul-Nya, dengan kebenaran yang mutlak. Adapun Hadharah adalah hasil dari proses yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Ada Hadharah yang menepati ajaran Islam dan banyak pula yang berbeda dengan ajaran Islam. Maka Islam tidak boleh sama sekali dinisbahkan dengan mudah kepada Hadharah. Sepatutnya Hadharah yang dinisbahkan kepada Islam dan hendaklah disebut
53
Abdul Hadi Awang, Hadharah Islamiyah bukan Islam Hadhari, (Selangor: Nufair Street Sdn Bhd, 2005), Cet. I, hlm.12
Hadharah
Islamiyah, untuk tujuan menyatakan Hadharah yang berasal dari
Islam atau Hadharah kaum lain yang telah di Islamkan, kalau menisbahkan Islam kepada Hadharah dengan menyebut Islam Hadhari maka Islam dapat disamakan dengan Hadharah Jahiliyah yang menyesatkan akidah atau meruntuhkan akhlak. 54 Kesimpulanya, Dengan melihat pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din mengenai konsep pemikiran di dalam Islam, hal ini akan sangat berguna sekali ketika di terapkan di negara Malaysia, dikarenakan Malaysia merupakan negara yang menjalankan ajaran agama Islam sehingga Islam menjadi agama resmi di dalam negara. Lebih bermanfaat lagi ketika Dato‟ Dr. Haron Din diamanahkan menjadi Wakil Ketua Dewan Pembena PAS, dan kesempatan ini tidak disia-siakan untuk menerapkan konsep pemerintahan Islam di negeri yang dipimpinnya itu. E. Kiprahnya dalam Penyebaran Politik Modern Islam di Malaysia Langkah pertama yang dilakukan oleh Dato‟ Dr. Haron Din untuk melakukan perubahan dalam bidang politik dan hukum yaitu menyatakan bahwa corak pemerintahan dan pentadbiran (penyelenggaraan pemerintahan) serta undang-undang di negeri Malaysia adalah Islam. 55 Sehubungan dengan itu, ia mengingatkan kepada semua anggota DPR atau Parlemen bahwa mereka bukanlah sekelompok orang pemembuat undang- undang atau peraturan baru yang belum ada. Tegasnya bahwa sebenarnya undang-undang dan peraturan 54
Abdul Hadi Awang, Hadharah Islamiyah bukan Islam Hadhari, (Selangor: Nufair Street Sdn Bhd, 2005), Cet. I, hlm.12 55 Jamal Mohd Lo kman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat Seorang Ulama‟ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Hu man Resoucer & Develop ment, 1999), cet. I, hlm. 127
untuk manusia telah ada, yaitu yang dibuat oleh Allah SWT sebagai Sang Pencipta. MPR dan Parlemen sebenarnya tidak lebih sekedar tempat memproses pemikiran
yang bertujuan untuk mencari jalan untuk menyediakan tata cara
pelaksanaan undang- undang yang telah ada tersebut. 56 Para ulama telah sepakat bahwa syari‟at Islam adalah lengkap dan syumul, sesuai untuk dilaksanakan di dalam semua aspek kehidupan manusia di setiap zaman dan tempat. 57 Apabila sebuah negara itu diperintah oleh Islam, maka asas penting pelaksanaan hukumnya juga hendaklah selaras dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, yaitu yang telah mewajibkan pemerintah melaksanakan apa saja yang diturunkan kepada mereka, dan melarang mengambil sumber lain sebagai sumber hukum. 58 ) 45 :5 / (المائدة Artinya: “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Q.S: alMaidah/5: 45) Hukum Islam merupakan warisan yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dato‟ Dr. Haron Din juga menegaskan bahwa melaksanakan hukum Islam itu merupakan suatu hal pokok dan penting untuk difahami. Perlu diketahui juga bahwa tanpa adanya pemahaman dan upaya pelaksanaan hukum
56 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakh ri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 d i Kelantan. 57 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah dan penyelesaiannya, (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), cet. I, h lm. 164 58 Parti Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam, cet. IV, (Kuala Lu mpur: Partai Islam seMalaysia (PAS) dan Nufair Street, 2004), h lm. 25
Islam tersebut maka dasar-dasar pemerintahan itu tidak selaras dengan landasan Islam. 59 Secara umum, kebijakan-kebijakan dilaksanakan di beberapa provensi Malaysia seperti Kelantan yang diambil dari hasil pemikiran dari Dato‟ Dr. Haron Din yang berkaitan dengan upaya-upaya penerapan hukum- hukum Islam adalah sebagai berikut: 1. Pengharaman judi yang diberlakukan ; 2. Menutup klub-klub malam seperti diskotik dan lain- lain; 3. Menghapus kegiatan pelacuran (prostitusi); 4. Menggalakkan dan memberlakukan etika pakaian Islam (menutup aurat); 5. Pengaturan usaha jasa pangkas rambut (salon) dengan mengkhususkan wanita bagi wanita dan pria bagi pria; 6. Mengatur penjualan arak, semua jenis arak tidak dibenarkan untuk dijual dan diminum di tempat umum, termasuk di hotel- hotel, restoran-restoran ataupun toko-toko makanan. Bagi non Muslim boleh minum di rumah-rumah kediaman mereka ataupun di tempat-tempat yang bukan tempat umum; 7. Pemisahan tempat pembayaran (kasir) di semua pusat perbelanjaan antara laki- laki dan perempuan 8. Menutup pusat hiburan, permainan snooker (billiard) diperbolehkan dengan waktu yang terbatas dan diawasi dengan ketat;
59
Jamal Mohd Lokman Su laiman, Biografi Tuan Guru Dato‟ Tuan Guru Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat Seorang Ulama‟ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20 , hlm. 128
9. Menggalakan papan tanda (plang, iklan atau reklame) berunsur dakwah, berisi ayat al-Quran dan doa, melarang memperagakan gambar wanita yang bertentangan dengan Islam (harus menutup aurat); 10. Membuat peraturan tentang pariwisata yang berprinsipkan Islam, misalnya wisatawan asing tidak bebas berpakaian tidak sopan kecuali di tempat-tempat tertentu saja. 60 F. Penanganan Krisis Ekonomi dan Masalah Sosial di Malaysia 1. Masalah dalam Bidang Ekonomi Setelah peristiwa 13 Mei 1969, kerajaan telah mencari solusi agar suku-suku di Malaysia tidak lagi bertengkar karena hal yang tidak semestinya. Diantaranya adalah dalam bidang ekonomi. Kerajaan telah mengadakan Dasar Ekonomi Baru (DEB). DEB dirancang sebagai satu program jangka panjang yang akan berjalan selama 20 tahun, bermula dari tahun 1970 hingga 1990. Pengurusan ekonomi yang dijalankan di Malaysia adalah berdasarkan sistem ekonomi campuran dimana pihak kerajaan dan swasta bergerak bersama untuk menyokong dasar dan strategi pembangunan yang dirancang oleh kerajaan. Kerajaan melalui Unit Perancangan Ekonomi (UPE) akan memantau keseluruhan termasuk pencapaian sosioekonomi 61 .
60
http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html d iakses pada tanggal 15 Desember 2008, puku l 21.00 WIB 61 Penggerak Minda Rakyat INFO bil 4/2008, (Kuala Lu mpur: Jabatan Penerangan Malaysia, 2008) h lm.8
Dengan struktur Rancangan Jangka Panjang, yang sederhana dan Pendek, dasar pembangunan dan tujuan sosioekonomi ditetapkan. Sehingga hari ini, kerajaan telah mengeluarkan 3 rancangan Jangka Panjang, 10 rancangan Lima Tahun dan 10 Kajian ulang Rancangan Lima Tahun. tujuan utamanya adalah penyusunan kembali masyarakat untuk mengurangi dan menghapuskan fanatik kesukuan
guna
mengikuti
fungsi- fungsi
ekonomi
dan
menghapuskan
kemiskinan. 62 Seterusnya dalam bidang ekonomi, ada beberapa kebijakan yang diambil semenjak Dato‟ Dr. Haron Din menjabat dalam berbagai jabatan muamalat, yaitu pengharaman riba. Menurutnya ekonomi tidak salah tetapi ahli ekonomi yang telah membunuh ekonomi itu sendiri. Dasar pengharaman riba tersebut adalah firman Allah SWT sebagai berikut:
275 2
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya 62
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Konsep Islam hadhari suatu Penjelasan (Kuala Lu mpur;Percetakan Nasional Malaysia; 2005), Cet. I, h lm.7
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S: al-Baqarah/2: 275) Berkaitan dengan pengharaman riba ini, maka Dato‟ Dr. Haron Din juga membuat kebijakan bahwa semua rekening milik kerajaan dialihkan atau dipindahkan kepada bank Islam yang tidak berlandaskan riba. 63 Kemudian bagi pengusaha-pengusaha asing diperbolehkan membuka usaha perekonomian misalnya dalam sektor perhotelan dan industri dengan syarat tidak melanggar peraturan yang berlaku seperti mereka tidak boleh menyediakan tempat-tempat perjudian, minuman beralkohol dan berbagai kegiatan maksiat. 64 Ekonomi merupakan satu elemen terpenting yang menentukan jatuh bangunnya sebuah
negara.
Sesuai dengan kehendak
Islam,
seterusnya
pengharaman judi ini bukan hanya dilihat dari sudut ajaran agama semata. Akan tetapi juga dipandang dari sudut ekonomi dan sosial. Kegiatan perjudian merupakan satu pembocoran aliran modal, suatu penyelewengan dalam penggunaan sumber-sumber dan kegiatan kontrak produktif yang sia-sia. Sebelum nasib pembeli tiket judi ini berubah, nasib pengusaha judi ini terlebih dahulu dijamin. Kegiatan judi dapat menyebabkan seseorang akan menghabiskan penghasilannya (uang) yang diperoleh dengan mengharapkan keuntungan berlipat
63 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, (Kuala Lu mpur: Dewan Ulama‟ PAS Pusat, 2000), cet. I, hlm. 61 64 http://tranung2.tripod.com/b02/pas102.ht m diakses pada tanggal 25 Desember 2008, pukul 21.00 WIB
ganda dengan melupakan anak isteri yang mungkin kelaparan di rumah. 65 Dato‟ Dr. Haron Din menyeru kepada rakyatnya supaya menjadikan langkah pengharaman judi ini sebagai suatu perhatian bahwa kerajaan negeri bertekad menjadikan rakyat yang berusaha mengubah nasib mereka sendiri dengan usaha keras melalui kegiatan-kegiatan yang produktif dan bukannya mengharapkan kepada nasib yang belum pasti untung ruginya. 66 Secara umum langkah-langkah (kebijakan) yang dilakukan oleh Dato‟ Dr. Haron Din dalam menyelesaikan masalah ekonomi meliputi: a.
Membedakan antara rekening halal dan haram;
b. Memindahkan rekening tabungan pegawai dari bank konvensional ke Bank Islam atau Bank Muamalat; c. Menerapkan sistem gadai Islam (al-Rahn) dan mengalihkan semua pajak gadai konvensional kepada sistem Islam (al-Rahn). d. Menganjurkan kepada perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan kecil yang memperoleh keuntungan agar membayar zakat;
2. Masalah dalam Bidang Sosial
65
Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat Seorang Ulama‟ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, hlm. 131 66 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Polit ik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakh ri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 d i Kelantan.
Dalam artikel terdahulu ada di sebut bahawa gagasan 1 Malaysia adalah berpedoman kepada prinsip-prinsip kenegaraan yang berasaskan lembaga persatuan dan kekerukunanan Negara. Kerukunanan Negara adalah sebagai satu ideolagi yang sudah sekian lama diterima dan di fahami sebagai panduan, pedoman dan falsafah hidup rakyat Malaysia. Kerukunan Negara diajarkan di sekolah dan terkandung dalam buku sejarah dan pelajaran moral di Negara Malaysia. Generasi muda memahaminya dengan jelas. Begitu juga rakyat Malaysia tidak peduli apa pun pemahaman politiknya, menerima Kerukunan Negara sebagai ideologi Negara dan kerukunan hidup bersama. Kerukunan Negara merupakan pengertian Islam yang tidak tampak. Prinsip pertama kerukunan Negara yaitu „kepercayaan kepada tuhan‟ adalah umum untuk semua penganut agama di Negara ini. Sebagai Negara yang mempunyai kepercayaan kepada tuhan menurut ajaran agama masing- masing. Kerukunan Negara sebagai satu ideologi harus dilihat sebagai sesuatu yang visioner yang melahirkan masyarakat yang bersatu-padu dan menciptakan kehidupan yang lebih demokratik berasaskan kepada lima prinsip kerukunan Negara. 67 Kerukunan Negara sebagai ideolagi mesti juga dilihat sebagai etika dan pegangan hidup bagi Negara, dasar kesatuan dan perpaduan bangsa serta pedoman bagi kegiatan hidup masyarakat dari berbagai kaum dan budaya di 67
Mohd Ayop Abd Razid, Gagasan Satu Malaysia, (Kuala Lu mpur,di terbit oleh Kementeririan Penerangan Ko muniksi dan Kebudayaan:2010)cet,II, hlm.47
Negara ini. Prinsip yang terkandung dalam kerukunan Negara harus dilihat dan difahami sebagai nilai kenegaraan seperti Plato berpendirian bahwa nilai kenegaraan adalah satu perkara yang sangat mendasarkan bagi setiap anggota masyarakat atau Negara secara keseluruhan. Nilai kenegaraan ini merupakan pedoman mengenai bagamana masyarakat atau rakyat sebuah Negara itu disatukan dan sekaligus menunjukan warga Negara. Nilai kenagaraan ini boleh dibentuk dalam bentuk ideologi. Kerukunan Negara sudah menjadi edeologi rakyat Malaysia seperti pancasila menjadi ideologi rakyat Indonesia. Sekian lama kerukunan Negara menjadi asas serta nilai dalam kehidupan yang diyakini dan dipahami bersama oleh seluruh rakyat Malaysia tanpa mengira kaum dan agama. Justeru, kerukunan Negara sudah menjadi semacam penyelenggaraan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. 68 Kerukunan Negara mengharuskan kelembagaan di bidang sosial. Di antara usaha- usaha yang dilakukan untuk menerapkan Kerukunan Negara di bidang sosial ialah membaca tentang Kerukunan Negara diwajibkan pada kegiatan upacara disetiap sekolah dari tingkat rendah
menengah hingga
perguruan tinggi. Begitu juga di kantor dan lembaga Kerajaan. Sehingga sekarang,
Kantor pengurus Negara masih mengamalkan tradisi membaca
Kerukunan Negara setiap kali upacara bulanan di kantor yang tersebut. 69
Ibid, hlm 47 69 http://www.jasa.gov.my/index.php/bm/ med ia/koleksi-artikel/ 1-politic/ 388-keru kunannegara-sebagai-etika-falsafah-dan-ideologi-.html/di akses pada tanggal 26/pabruari/ 2011
Malaysia adalah sebuah Negara yang mempunyai rakyat berbagai kaum, agama, kebudayaan serta mengamalkan cara hidup yang berbeda. Perpaduan Negara adalah tujuan
penting dalam setiap dasar yang dilaksanakan oleh
Kerajaan seperti halnya dalam bidang ekonomi, sosial dan politik. Tanpa perpaduan, negara akan terjerumus kepada berbagai ancaman dan kelemahan. Ancaman dan kelemahan ini dapat mengakibatkan kedaulatan Negara terancam dan terjadi huru- hara, kerusuhan kaum dan sebagainya . 70 Di negara kita, kerajaan telah mengubah Kerukunan Negara sebagai falsafah, etika dan ideologi (doktrin) negara. Sewajarnyalah setiap rakyat memahami latar belakang, objektif dan prinsip Kerukunan Negara itu. Dari segi latar belakangnya, Kerukunan Negara dirancang setelah berlakunya peristiwa kerusuhan kaum pada 13 Mei 1969. Peristiwa tersebut telah mendorong pemimpin negara dari pelbagai kaum memikirkan satu formula untuk memulihkan perpaduan kaum yang lebih utuh dan kental. Tun Abdul Razak Hussein yang mengetuai Majlis Gerakan Negara (MAGERAN) ketika itu telah menubuhkan tiga lembaga yaitu Majlis Muhibah Negara, Jabatan Perpaduan Negara dan Majlis Perundingan Negara.
Hasil daripada perbincangan-
perbincangan yang diadakan oleh Majlis Perundingan Negara (MPN) maka
http://yds2u.com/perlembagaan-kelab/kerukunan-negara-1malaysia/di akses pada tanggal 26/pabruari/ 2011 op,cit hlm.47
lahirlah Kerukunan Negara. Kerukunan Negara disusun sebagai satu bentuk garis panduan dalam membina masyarakat yang bersatu padu, adil dan harmoni. 71 Kerukunan Negara harus dilihat sebagai „internal cohesion‟ atau kuasa dalaman yang dapat mengikat perpaduan dan semangat patriotisme di kalangan rakyat. Objek dan prinsip yang terkandung dalam Kerukunan Negara itu masih releven untuk membentuk jati diri dan keperibadian rakyat. Apa yang perlu ialah penghayatan terhadap Kerukunan Negara mesti diserukan kembali melalui gagasan 1 Malaysia sebagaimana yang disarankan oleh kerajaan. Seterusnya aspek sosial juga merupakan suatu sasaran utama transfomasi Dato‟ Dr. Haron Din ketika memegang jabatan sebagai Wakil Ketua Mursyidul Am PAS. Sebagai usaha mewujudkan penghasilan daya kerja yang produktif, ia telah menginstruksikan semua pejabat PAS supaya bersikap amanah serta bertanggungjawab dalam menjalankan tugas yang telah diberi mandat oleh rakyat. Etika kerja menurut Islam bukanlah semata-mata menyempurnakan tugas dan tanggungjawab itu saja. 72 Sebaliknya yang lebih utama yaitu keikhlasan dalam menjalankan sebuah tugas, karena segala pekerjaan tersebut akan diperhitungkan oleh Allah SWT di akhirat kelak. Beban tugas yang diselesaikan dengan penuh keikhlasan, tanggung jawab dan amanah itu akan membersihkan diri mereka dari
71
72
Op,cit hlm.47
http://yds2u.com/perlembagaan-kelab/keru kunan-negara-1malaysia/di akses pada tanggal 26/pabruari/ 2011
perbuatan-perbuatan kotor seperti risywah (korupsi), bolos kerja, pilih kasih dalam pelayanan (kolusi dan nepotisme) dan lain- lain. Dalam hal budaya misalnya, Dato‟ Dr. Haron Din menginstruksikan supaya semua majlis- majlis pertemuan dimulai Fatihah dan diakhiri
dengan membaca surah al-
dengan membaca surah al-„Ashri dan Tasbih Kifarat
Majlis. 73 Tujuan utama dilakukan adab membuka dan menutup majlis-majlis adalah untuk semua aktivitas yang dilaksanakan itu menjadi suatu ibadah. 74 Dato‟ Dr. Haron Din menyedari realitas kehidupan tetap tidak terpisah dari unsur-unsur kebudayaan dan tradisi,
warisan tradisi
inilah
yang
mencerminkan identitas suatu bangsa. Namun dia tidak mau tercemar dengan unsur-unsur yang negetif seperti pemujaan (syirik) dan perjudian. Permainan gasing contohnya, pada awalnya merupakan suatu yang baik dan tidak bertentangan dengan kehendak dan tuntutan Islam serta banyak memberikan pengaruh yang positif terutama sekali di dalam merapatkan hubungan silaturrahmi antara pemain dengan masyarakat. Tetapi, lama-kelamaan dalam permainan tersebut terdapat unsur- unsur perjudian dan pemujaan. Hal seperti inilah dianggap bertentangan dengan nilai- nilai ajaran Islam yang sebenarnya. 75 Pada hakikatnya, Islam tidak mengharamkan permainan tradisi rakyat seperti gasing, „wau‟ (layang- layang), „dikir barat‟, „wayang kulit‟, „mah yong‟ Bunyi do‟a tersebut adalah: سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان ال إله إالّ أنت استغفرك واتىب إليك Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat Seorang Ulama‟ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, hlm. 129 75 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat Seorang Ulama‟ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, hlm. 140 73 74
(hiburan rakyat), dan sebagainya. Tetapi, pengharaman ini berlaku apabila terdapat unsur-unsur yang melampaui batas atau bertentangan dengan ajaran Islam seperti penampilan wanita dalam acara-acara hiburan rakyat tersebut dan lainnya. Kesimpulanya,
inisiatif Dato‟ Dr. Haron Din terhadap
masalah
masyarakat di Malaysia mencerminkan bahwa di sana terdapat gerak pengaruh pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din benar-benar ingin melahirkan insan yang bermoral dan sejahtera sesuai dengan cita-cita Islam. Seterusnya, peneliti membuat kajian tentang hal- hal terkait dasar-dasar pemikiran politik dan respon dari masyarakat, yaitu Sumber data
responsif masyarakat di daerah Negeri
Bagian Selangor pada tanggal 24/02/2011 terhadap paham „kedudukan politik Islam di Malaysia‟, penelitian ini di lakukan studi lampangan dengan metode hak angket, sementara hepotesa ini juga dilakukan dalam bentuk pendekatan induktif analitis (meneliti paham atau pemikiran masyarakat Selangor) dan juga dengan pendekatan kutitatif ( kraktistik dan jumlah penduduk Selangor). 76 No 01
02
03
76
Pokok Penelitian
Responsif dari masyarakat Adakah melihat sistem politik di setuju Malaysia mengaplikasikan sistem tidak setuju pemerintahan Islam? Adakah partai-partai politik di setuju Malaysia mengamalkan konsep tidak setuju demokrasi yang adil? Adakah akan setuju wujudnya/keuntungan seandainya tidak setuju partai PAS dan UMNO Kajian di lakukan pada tanggal 24/ 02/ 2011 di negeri Bagaian Selagor.
Jumlah 75% 25% 81% 19% 50% 50%
04
05
06
07
08
09
10
bergabung? Adakah krisis politik akan menjejaskan ekonomi dan seterusnya menyebabakan rakyat menderita? Adakah berpolitik di Malaysia dihalang atau dikawal oleh golongan tertentu? Adakah politik uang yang di amalkan sebagian pihak akan memberi kesan negatif kepada masyarakat dan Negara? Adakah ahli politik muda lebih layak memegang jawatan pemerintahan dibanding dengan ahli politik dewasa? Adakah politik dan agama boleh disatukan dalam pemerintahan sebuah negara? Adakah Malaysia akan lebih maju jika berada di bawah pemerintahan Islam? Bangsa apakah yang lebih menguasai dalam bidang politik di Malaysia?
setuju tidak setuju
76% 24%
setuju tidak setuju
67% 43%
setuju tidak setuju
50% 50%
setuju tidak setuju
88% 12%
setuju tidak setuju
90% 10%
setuju tidak setuju
70% 30%
Melayu Cina India
49% 36% 15%
BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari apa yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, kemudian penulis juga menyampaikan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait.
A. Kesimpulan Dari penjelasan bab-bab terdahulu dan untuk mengakhiri pembahasan dalam skripsi ini, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa
seacara umum, pemerintahan dan hubungan politik Malaysia
dilindungi dan dijamin oleh Undang- undang Dasar (Perlembagaan) Malaysia, yaitu tentang hak memilih dan dipilih, hak dan kebebasan berkumpul atau berserikat serta hak atas kebebasan berpendapat. Namun, hal itu semua diatur sedemikian rupa dan diberikan batasan-batasan tertentu dengan memberikan syarat-syarat tertentu seperti ada persyaratan dalam hak memilih dan dipilih, demikian juga ada syarat-syarat tertentu dalam membentuk suatu organisasi atau pertubuhan dan mengeluarkan pendapat, sehingga hak atau kebebasan tersebut tidak bebas tanpa batas. Jaminan atau perlindungan hak- hak politik tersebut diberikan kepada semua warga negara sama rata, tanpa membedakan golongan-golongan tertentu maupun ras, status sosial ekonomi dan budaya. Akan tetapi dalam halhal tertentu terutama yang menyangkut hal ihwal kepemimpinan dan pengurusan agama Islam, terdapat jabatan-jabatan politik yang tidak diberikan kepada non Melayu dan hal ini ditetapkan dalam undang- undang negaranegara bagian yang bersultan, jabatan-jabatan itu antara lain jabatan Sultan atau Raja, Menteri Besar, Mufti, Hakim di Mahkamah Syari‟ah dan jabatan ketua angkatan bersenjata oleh Yang di-Pertuan Agung. Hal tersebut jika dilihat dari konsep ketatanegaraan Islam terdapat kesesuaian atau persamaan,
yaitu dalam konsep ketatanegaraan Islam pun terdapat jabatan-jabatan yang tidak boleh dipegang oleh ahl al-Dzimmi (non Muslim), seperti jabatan Kepala Negara, Panglima Perang, ketua Majelis Syura, Hakim bagi orang Islam dan jabatan-jabatan lain yang berkaitan langsung dengan urusan agama Islam. Adanya ketentuan tersebut karena dalam politik Is lam bahwa kepemimpinan harus di tangan orang Islam yang bertanggungjawab atas urusan dunia dan menjalankan hukum- hukum Islam. 2. Bahwa kebijakan politik Islam yang diambil oleh seorang Dato‟ Dr. Haron Din Malaysia, ia berupaya mengambil langkah-langkah dan upaya untuk menerapkan hukum Islam secara menyeluruh. Kebijakan-kebijakan itu meliputi dalam bidang politik dan hukum, bidang ekonomi, sosial budaya dan pendidikan. Upaya untuk menerapkan hukum Islam melalui kebijakankebijakan politik tersebut tidaklah mudah, tentunya selain adanya peluang yang mendukung terlaksananya kebijakan tersebut, juga terdapat hambatan dan tantangan yang dihadapi. Hambatan atau tantangan yang dihadapi oleh Dato‟ Dr. Haron Din dan PAS di antaranya ada pembatasan kewenangan yang diberikan oleh Perlembagaan Persekutuan (Undang- undang Dasar Negara Malaysia) untuk membentuk perundang-undangan Islam, adanya hegemoni partai yang berkuasa di Malaysia yaitu UMNO yang menguasai media massa sehingga Dato‟ Dr. Haron Din dan PAS tidak begitu leluasa membuat opini dan berdakwah, selain itu adanya kemajemukan masyarakat terutama
masyarakat non-Muslim yang melakukan kritikan bahkan penolakan terhadap kebijakan-kebijakan tersebut. 3. Dato‟ Dr. Haron Din adalah seorang tokoh bahkan sekaligus Timbalan
Mursyidul
Am PAS . Apa yang ia lakukan dalam Islamisasi Malaysia
dipengaruhi oleh pemikiran PAS atau dengan kata lain Islamisasi tersebut merupakan upaya untuk mengimplementasikan pemikiran PAS. B. Saran-saran Dengan melihat pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din mengenai konsep pemerintahan di dalam Islam hal ini sangat berguna sekali ketika di terapkan di negara Malaysia, dikarenakan Malaysia merupakan negara yang menjalankan ajaran agama Islam sehingga Islam menjadi agama resmi di dalam negara. Lebih bermanfaat lagi ketika Dato‟ Dr. Haron Din diamanahkan menjadi Timbalan Mursyidul „Am PAS, dan kesempatan ini tidak disia-siakan untuk menerapkan konsep pemerintahan Islam di Malaysia. Dengan melihat masukan di atas mudah- mudahan pemerintahan yang ingin diterapkan oleh Dato‟ Dr. Haron Din kesemuanya itu dapat dipenuhi. Namun demikian penulis yakin akan kemampuan Dato‟ Dr. Haron Din untuk dapat membentuk sebuah pemerintahan kearah yang lebih baik, hal itu sudah dibuktikan oleh beliau sewaktu menjabat menjadi Wakil Ketua Dewan Pembena Am PAS DAFTAR PUSTAKA
al-Quran al-Karim
Abdullah, Abdul Rahman. Pemikiran Islam di Malaysia, Jakarta: gema Insani,1997 Abd Razid, Mohd Ayop, Gagasan 1 Malaysia, (Kuala Lumpur: Kementerian Penerangan Komunikasi dan Kebudayaaan, 2010), cet I. Abu Bakar, Muhammad, Islam dan Nasionalisme pada Masyarakat Melayu Dewasa ini, dalam Taufiq Abdullah (ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:LP3ES, 1988), cet. I Ahmed Vaezi, Agama Politik Nalar Politik Islam, (Jakarta, Penerbit Citra: 2006) Cet. I Al-Badri, Abd Aziz, Politik Ulama dalam Menghadapi Penguasa Islam, (Bandung, Pustaka Setia: 2005), cet. I Al-Maududi, Abu A‟la, Khilafah dan Kerajaan (Konsep Pemerintahan Islam Serta Studi Kritis Kerajaan Bani Umayah dan Bani Abbas), Bandung; Mizan, Cet. I, 2007 Al-Qaradhawi,Yusuf, Agama dan Politik, edisi Malaysia terj: Ibnu Sham ( Kuala Lumpur, Alam Raya Interprise: 2010), Cet. II Ali, Syed Husin, “Orang Melayu: Masalah dan Masa Depan”, (Kuala Lumpur : Buku harakah, 2008), cet. I Anwari Wmk, Demokrasi Suatu Keharusan, ( Jakarta, Cetakan Khanata: 2004), Cet. I Awang, Abdul Hadi. Sistem Pemerintahan Negara Islam, Pulau Pinang: Dewan Muslimat, 1995 -----, Islam dan Demokrasi, Selangor: PTS Islamika, 2007 ------, Hadharah Islamiyyah bukan Islam Hadhari, Kuala Lumpur: Nufair Street, 2005 Awang, Mohd Faiz, “Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia (Pas)”, ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 ) A.W Widjaja, “ Tinjauan Undang-Undang Dasar Indonesia Malaysia Singapora, Konstitusi Perbandingan”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), cet. I
Azhar, Muhammad, Filsafat Politik: Perbandingan Antara Islam dan Barat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet. I Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, ( Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama: 2009), Cet. IV Chamil Wariya, “Perjuangan Membela Melayu”, (Kuala Lumpur : Media Global Matrix, 2006), cet. I Din, Haron, Islam Jihad Sebagai Survival Insan, ( Selangor, Pecetakan Zafar Sdn Bhd: 2007), Cet. I ------, Islam Keadilan Membebaskan Manusia, ( Selangor, Percetakan Zafar Sdn Bhd: 2007), Cet. I Hakim, Masykur, Pemikiran Politik Islam Modern, ( Jakarta, Pelita Insani: 2002), Cet. I Hadad, Ismid, Kebudyaan Politik dan Keadilan Sosial, ( Jakarta, Repro International: 1981), Cet. II Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, edisi Indonesia terj: Fadhli Bahri ( Jakarta, PT Darul Falah: 2007) Cet. III ------, Fiqih Daulah dalam Perspektif Al-Quran dan Sunnah, edisi Malaysia terj: Kathur Suhardi ( Kuala Lumpur, Pustaka Al-Kautsar: 2000), Cet. VII Marwan, Iwan, Nasionalisme Ahmad Hassan, Studi Pemikiran Ahmad Hassan Tentang Paham Kebangsaan”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddian dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 ) Malik Madaniy, Politik Berpayung Fiqh, ( Yogjakarta, PT LKiS Printing Cemerlang: 2010), Cet. I Muhamad Al- Anbariy, Khalid, Sistem politik Islam, edisi Malaysia terj: Wan Hassan Wan Mat ( Kuala Lumpur, Telaga Biru: 2008), Cet. I
Muhammad Abdul Qadir, Fiqh Siasah Menurut Imam Syahid Hassan Al-Banna, edisi Malaysia terj: Muhamaf Zaini Yahaya ( Kuala Lumpur, Pustaka Syuhada: 2000), Cet. I
Mutalib, Hussin, “Islam dan Etnisitas Perspektif Politik Melayu”, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1996), cet. I Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983), cet.III Pejabat Agung PAS. Perlembagaan Partai Islam se-Malaysia (Pindaan 2001), Selangor: Selangor Darul Ihsan, 2002 Perlembagaan Persekutuan, (Selangor, Lembaga Penyelidikan Undang-Undang: 2009) Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), (Selangor: Pejabat Agung Pas, 2002), cet. I Saadon, Roslan, “Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan Perkembangannya”, (Selangor : Karisma Productions, 2008), cet. I Sularto, H.Agus Salim (1884-1954) Tentang Perang, Jihad dan Pluralisme, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2004) Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, ( Jakarta, PT Grasindo: 2007), Cet. VI Tagore, Rabindranath, “Nasionalisme”, (Jakarta : Balai Pustaka, 1949) Yahya, Mohammad Adnin , “Konsep Negara Islam Di Malaysia (Menurut UMNO dan PAS)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 ) Yusof, Mujahid, Wajah Baru Politik Malaysia, ( Selangor, Farhus Interprise: 2009) Cet. I
Situs Internet dan Wawancara; Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 13/2/2011 di Kelantan.
Ucapan Dato‟ Seri Abdullah Ahmad Badawi, YAB Perdana Menteri Malaysia, Rapat Agung UMNO ke-55, Pusat Dagangan Dunia Putra, Kuala Lumpur, 23 September 2004. http://www.djpp.depkumham.go.id/htn-dan-puu/438-sistem- multi-partai-presidensialdan-persoalan-efektivitas-pemerintah.html http://beritasore.com/2008/07/11/multi-partai-cerminkan-asas-politik- homo-hominilupus http://www.djpp.depkumham.go.id/htn-dan-puu/438-sistem- multi-partai-presidensialdan-persoalan-efektivitas-pemerintah.html http://setabasri01.blogspot.com/2009/02/sistem-kepartaian-dan-partai-politik.html http://www.alahkam.net/home/index.php?option=com_content&view=article&id=61 47%3Adatuk-dr-haron-din-tokoh- maal- hijrah-selangor-1432 http://www.alahkam.net/home/index.php?option=com_content&view=article&id=61 47%3Adatuk-dr-haron-din-tokoh- maal- hijrah-selangor-1432