PEMERINTAH KOTA BOGOR
Laporan
Survey Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT (EHRA)
Kota Bogor
Desember 2014
Oleh :
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
1
KATA PENGANTAR Sanitasi sebagai salah satu wujud pelayanan dasar bidang kesehatan seringkali terlupakan dan tidak menjadi prioritas. Terdapat 26 kab/kota di Jawa Barat diantara 330 kab/kota di Indonesia bermasalah dalam bidang sanitasi. Melalui Konferensi Sanitasi Nasional (2007), International Year of Sanitation (2008), Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan (2009), maka lahirlah Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) melalui penyusunan Strategi Sanitasi Perkotaan (SSK). Ada enam tahapan kegiatan program PPSP, yaitu : a. Tahap 1: Kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan b. Tahap 2: Pengembangan kelembagaan dan peraturan c. Tahap 3: Penyusunan strategi sanitasi kab/kota d. Tahap 4: Penyiapan memorandum program e. Tahap 5: Pelaksanaan/implementasi, dan f. Tahap 6: Pemantauan, pembimbingan, evaluasi dan pembinaan Pada tahun 2010 Kota Bogor telah melaksanakan penyusunan strategi sanitasi kota (SSK). Dalam penyusunan SSK ini dilaksanakan cukup banyak studi sebagai bahan masukan dalam penyusunan Buku Putih. Salah satu studi tersebut adalah studi EHRA. Pada tahun 2014 ini dilakukan kembali studi EHRA sebagai evaluasi terhadap kondisi sanitasi setelah dilaksanakan berbagai program pembangunan sanitasi selama 4 tahun berjalan, sekaligus juga sebagai bahan penyusunan Buku Putih. Hasil studi EHRA selengkapnya dapat kita simak bersama dalam laporan ini. Laporan ini kami susun dengan menyajikan data sanitasi berupa diagram dan tabel. Dengan penyajian berupa diagram dan tabel, kami berharap dapat lebih mudah untuk dipahami. Kami sebagai penangung jawab, koordinator survei, dan tim EHRA dalam Kelompok Kerja Sanitasi Kota Bogor pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam survei ini. Kami ucapkan terima kasih kepada para anggota Karang Taruna Kota Bogor dari 68 kelurahan, para sanitarian/ pelaksana sanitasi Puskesmas se-Kota Bogor, teman-teman di Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan, dan seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota Bogor. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembangunan sanitasi dan seluruh masyarakat di Kota Bogor Bogor, 12 Desember 2014 Penyusun
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
1
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar
1
Daftar Isi
2
Daftar Singkatan
3
Daftar Diagram
4
Daftar Tabel
5
1. 2. 3. 4. 5.
PENDAHULUAN
6
CATATAN METODOLOGI
7
KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/ RESPONDEN
9
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
19
PEMBUANGAN AIR KOTOR/LIMBAH TINJA MANUSIA, DAN LUMPUR TINJA
6.
DRAINASE LINGKUNGAN/SELOKAN SEKITAR RUMAH DAN BANJIR
7. 8. 9. 10.
31
44
PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI DAN GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HYGIENE
57
PRILAKU HYGIENE / SEHAT
68
KEJADIAN PENYAKIT DIARE
71
HASIL-HASIL PENGAMATAN ENUMERATOR
74
Lampiran-lampiran
79
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
2
DAFTAR SINGKATAN AMPL BABS BAPPEDA CF DED FS IPAL IPLT KMW KPS KSM LSM MCK MONEV MPSS Musrenbang PAMSIMAS PDAM PHBS PIU PKK PMU POKJA PPLP PPSP RT RW SPAL SPAM SPM SSK TPA TPS TPST TTPAMS
: Air Minum dan Penyehatan Lingkungan : Buang Air Besar Sembarangan : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : City Fasilitator : Detailed Engineering Design : Feasibility Study : Instalasi Pengolahan Air Limbah : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Konsultan Managemen Wilayah : Kemitraan Pemerintah dan Swasta : Kelompok Swadaya Masyarakat : Lembaga Swadaya Masyarakat : Mandi Cuci dan Kakus : Monitoring dan Evaluasi : Memorandum Program Sektor Sanitasi : Musyawarah Perencanaan Pembangunan : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat : Perusahaan Daerah Air Minum : Prilaku Hidup Bersih dan Sehat : Project Implementing Unit : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga : Project Management Unit : Kelompok Kerja : Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman : Rukun Tetangga : Rukun Warga : Saluran Penyaluran Air Limbah : Sistem Penyediaan Air Minum : Standar Pelayanan Minimum : Strategi Sanitasi Kota : Tempat Pengolahan Akhir : Tempat Penampungan Sementara : Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu : Tim Teknis Pembangunan Air Minum dan Sanitasi (dahulu TTPS)
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
3
DAFTAR DIAGRAM Diagram 1: Jumlah Responden tiap kecamatan Diagram 2 : Usia Responden Diagram 3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Diagram 4: Status Kepemilikan Rumah yang Ditempati Responden Saat Ini Diagram 5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Diagram 6. Pemilahan Sampah Rumah Tangga Diagram 7. Frekuensi Pengangkutan Sampah Rumah Tangga Diagram 8. Biaya Layanan Pengangkutan Sampah Diagram 9. Lokasi Tempat Buang Air Besar bagi Anggota Keluaga yang Sudah Dewasa Diagram 10. Tempat Penyaluran Akhir Tinja Diagram 11. Lama Tangki Septik Dibangun Diagram 12. Waktu Terakhir Tangki Septik Dikosongkan Diagram 13. Pihak Yang Mengosongkan Tangki Septik Diagram 14. Kepemilikan Sarana Pembuangan Limbah Selain Tinja / IPAL Diagram 15. Saluran Pembuangan Limbah Selain Tinja Diagram 16. Kejadian Banjir di Rumah dan Sekitarnya Diagram 17. Frekuensi Kejadian Banjir Diagram 18. Air Masuk ke dalam Rumah Ketika Banjir Diagram 19. Lama Air Banjir Akan Mengering Diagram 20. Sumber Air Utama Untuk Minum, Masak, Cuci Piring dan Gosok Gigi Diagram 21. Kondisi Kesulitan Mendapatkan Air Bersih Diagram 22. Jarak Sumber Air Tanah dengan Tempat Pembuangan Tinja Diagram 23. Cara Mengolah Air Untuk Diminum Diagram 24. Pemakaian Sabun Hari Ini atau Kemarin Diagram 25. Waktu Paling Terdekat Anggota Keluarga Terkena Diare Diagram 26. Hasil Pengamatan Keberadaan Saluran Air Diagram 27. Hasil Pengamatan Saluran Air Diagram 28. Hasil Pengamatan Keberadaan Sabun di Dalam atau Dekat Jamban Diagram 29. Hasil Pengamatan Kondisi Lantai dan Dinding Jamban/WC Diagram 30. Hasil Pengamatan Kondisi Jamban Bebas dari Kecoa dan Lalat Diagram 31. Hasil Pengamatan Keberadaan Gayung dan Air di Jamban Diagram 32. Hasil Pengamatan Jarak Sumur Resapan atau Cubluk dengan Sumber
Halaman 12 13 15 18 23 25 28 30 33 36 38 41 43 46 48 51 53 54 56 60 62 65 67 70 73 74 75 76 76 77 77 78
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
4
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Jumlah Responden tiap Kelurahan Tabel 2. Usia Responden Tabel 3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Tabel 4. Status Rumah yang Ditempati Responden Saat Ini Tabel 5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tabel 6. Pemilahan Sampah Rumah Tangga Tabel 7. Frekuensi Pengangkutan Sampah Rumah Tangga Tabel 8. Biaya Layanan Pengangkutan Sampah Tabel 9. Lokasi Tempat Buang Air Besar bagi Anggota Keluaga yang Sudah Dewasa Tabel 10. Tempat Penyaluran Akhir Tinja Tabel 11. Lama Tangki Septik Dibangun
10 12 13 16 21 23 26 28
Tabel 12. Waktu Terakhir Tangki Septik Dikosongkan
39
Tabel 13. Pihak Yang Mengosongkan Tangki Septik Tabel 14. Kepemilikan Sarana Pembuangan Limbah Selain Tinja / IPAL Tabel 15. Saluran Pembuangan Limbah Selain Tinja Tabel 16. Kejadian Banjir di Rumah dan Sekitarnya Tabel 17. Frekuensi Kejadian Banjir Tabel 18. Air Masuk ke dalam Rumah Ketika Banjir Tabel 19. Lama Air Banjir Akan Mengering Tabel 20. Sumber Air Utama Untuk Minum, Masak, Cuci Piring dan Gosok Gigi
41 46 46 49 51 53 55
Tabel 21. Kondisi Kesulitan Mendapatkan Air Bersih Tabel 22. Jarak Sumber Air Tanah dengan Tempat Pembuangan Tinja Tabel 23. Cara Mengolah Air Untuk Diminum Tabel 24. Pemakaian Sabun Hari Ini atau Kemarin Tabel 25. Waktu Paling Dekat Anggota Keluarga Terkena Diare
60 63 65 68 71
32 34 36
58
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
5
1 PENDAHULUAN Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi yang mendalami kondisi sanitasi dan prilaku yang berhubungan dengan sanitasi. Yang ingin diketahui mencakup akses dan kondisi sarana sanitasi yang telah ada, termasuk air bersih, jamban, air buangan dan saluran pembuangan air, dan jasa pengumpulan limbah padat. Studi EHRA juga mengamati bagaimana perilaku rumah tangga dalam menggunakan fasilitas yang ada, dan mempelajari perilaku anggota rumah tangga dalam hubungannya dengan risiko kesehatan lingkungan. Perilaku hidup sehat yang dipelajari mencakup cuci tangan dengan sabun, penanganan kotoran anak, dan pengelolaan limbah padat di rumah. Data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kota Bogor yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi kota. Selain itu, data pun dapat dimanfaatkan sebagai benchmark pencapaian pembangunan sanitasi ke depan, baik di tingkat kota sampai di tingkat kelurahan (indikatif). Pelaksanaan studi EHRA banyak melibatkan kelompok pemuda baik laki-laki dan perempuan. Untuk pengumpulan data, EHRA berkolaborasi dengan karang taruna di tingkat kelurahan. Kolaborasi dengan karang taruna dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, yakni 1) karang taruna memiliki akses yang lebih leluasa untuk datang ke rumah-rumah dan diterima oleh RT/ RW dan warga penghuni rumah. Pertimbangan ini terkait erat dengan karakteristik responden, yakni Ibu berusia antara 18-55 tahun dan juga pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner yang banyak mengandung hal-hal yang dalam norma masyarakat dinilai sangat privat dan sensitif, seperti tempat dan perilaku buang air besar (BAB), 2) karang taruna umumnya memahami wilayah kelurahan sehingga mempermudah mencari rumah yang terpilih secara acak. Perempuan atau ibu dipilih sebagai responden karena mereka adalah kelompok warga yang paling memahami kondisi lingkungan di rumahnya. Dokumen ini adalah Laporan EHRA di Kota Bogor yang kegiatan survey pengumpulan datanya dilakukan pada tanggal 20 September – 22 November tahun 2014. Penyusunan laporan didampingi oleh Fasilitator Kota Bogor (CF) yang disediakan oleh Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) dengan melibatkan berbagai pihak, khususnya Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja Sanitasi) Kota Bogor sebagai pemilik utama kegiatan, yang menangani koordinasi dan supervisi lapangan, proses data entry dan analisis data, para enumerator yang menggunakan karang taruna tingkat kelurahan sebanyak 34 orang dari 68 kelurahan di Kota Bogor, lima orang sebagai operator dan melibatkan Sanitarian Puskesmas sebanyak 24 orang yang bertindak sebagai supervisor lapangan.
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
6
2 CATATAN METODOLOGI EHRA adalah studi yang relatif pendek (sekitar 2 bulan) yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah karang taruna yang dipilih secara kolaboratif oleh Pokja Sanitasi Kota Bogor. Sebelum turun ke lapangan, para karang taruna diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 1 (satu) hari yaitu hari Minggu tanggal 15 Juni 2014. Tempat pelatihan di Sekretarian Karang Taruna Kota Bogor. Materi pelatihan mencakup; Pengenalan EHRA, Pengorganisasian EHRA, Dasar-dasar Wawancara dan Pengamatan; Pemahaman tentang Instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; Simulasi dan Praktek; Teknik Pengumpulan dan Pelaporan Data, Penjelasan Alur EHRA dan diskusi perbaikan instrumen. Dengan ukuran populasi penduduk Kota Bogor sebesar 1.032.375 jiwa tahun 2014 (sumber BPS Kota Bogor) jumlah kecamatan sebanyak 6 kecamatan, kelurahan 68, jumlah RW 871, jumlah RT 4.856, dan jumlah kepala keluarga 435.294 KK. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin sbb.:
Dimana: • n adalah jumlah sampel • N adalah jumlah populasi • d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05)• Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2.Asumsi keragaman populasi yang dimasukan dalam perhitungan adalah P(1-P), dimana P = 0,5 Dengan menggunakan rumus Slovin dengan CL (Confidence Level) sebesar 98% CI (Confidence Interval) atau tingkat presisi sebesar 2 % didapat ukuran sampel sebesar 2.486 rumah tangga. Sedangkan dalam studi EHRA Kota Bogor kali ini ditetapkan sampel sebesar 2.720 rumah tangga, dengan demikian presisinya kurang dari 2 %. Sampel sebesar 2.720 rumah tangga tersebut diambil secara merata di 6 kecamatan dan di 68 kelurahan. Yang menjadi primary sampling unit adalah RT. Di setiap kelurahan diambil secara 8 RT secara random. Penentuan RT sasaran disetiap kelurahan dilakuan secara acak. Setiap RT diambil 5 rumah tangga sebagai responden, jadi setiap kelurahan diambil sampel sebanyak 40 rumah tangga. Rumah tangga ditarik secara acak (random) dengan menggabungkan antara teknik random multistage (bertingkat) dan random sistematis. Untuk menentukan rumah tangga digunakan pilihan teknik random sistematis (urutan rumah) dengan menggunakan interval. Contoh; jumlah rumah tangga di RT 02 RW 12 Kelurahan Batutulis adalah 50. Jumlah sampel yang akan dijadikan sasaran survey adalah 5 rumah tangga. Maka intervalnya adalah 50:5=10, maka enumerator bersama supervisor membuat daftar rumah tangga calon sasaran dari 1 – 50 dan slot angka 1 – 50. Sasaran rumah tangga pertama
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
7
yang akan dikunjungi ditentukan secara acak. Setelah itu rumah tangga kedua dan seterusnya ditentukan dengan interval 10. Yang menjadi unit analisis dalam EHRA adalah rumah tangga. Sementara, yang menjadi unit respon adalah ibu rumah tangga. Ibu dipilih dengan asumsi bahwa mereka relatif lebih memahami kondisi lingkungan berkaitan dengan isu sanitasi serta mereka relatif lebih mudah ditemui dibandingkan bapak-bapak. Ibu dalam EHRA didefinisikan sebagai perempuan berusia 18-65 tahun yang telah atau pernah menikah. Untuk memilih Ibu di setiap rumah, enumerator menggunakan matriks prioritas yang mengurutkan prioritas Ibu di dalam rumah. Prioritas ditentukan oleh status Ibu yang dikaitkan dengan kepala rumah tangga. Bila dalam prioritas tertinggi ada dua atau lebih Ibu, maka usia menjadi penentunya. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk diselesaikan dalam waktu sekitar 30-45 menit. Panduan sudah diujicoba di sebuah lokasi riset di Jakarta Pusat tahun 2006 lalu dan diuji kembali dalam hari ke-2 pelatihan enumerator. Untuk mengikuti standar etika, informed consent wajib dibacakan oleh kader sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Tim EHRA dengan mengerahkan tim koordinator entri data karang taruna yang telah terlatih. Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Fasilitator Kota Bogor dan Pokja Sanitasi. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi. Untuk quality control, tim spot check mendatangi 5% rumah yang telah disurvai. Tim spot check ini dilakukan oleh supervisor yang secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar terjadi dengan standar yang ditentukan. Quality control juga dilakukan di tahap data entri. Hasil entri di-re-check kembali oleh tim Pokja Sanitasi. Sejumlah 5% entri kuesioner diperiksa kembali. Untuk mengorganisir Studi EHRA, dibentuk panitia ad-hoc yang intinya terdiri dari Dinas Kesehatan sebagai Penanggungjawab Studi EHRA, Koordinator EHRA, Koordinator Entri Data, dan anggota Pokja Sanitasi yang lain. Sebagai ujung tombak, direkrut enumerator yang berasal dari karang taruna dari semua kelurahan di Kota Bogor dan supervisor berasal dari Sanitarian Puskesmas di seluruh Kota Bogor.
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
8
3 KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/ RESPONDEN Bagian ini memaparkan sejumlah variabel sosio-demografis dan hal-hal yang terkait dengan status rumah di Kota Bogor. Variabel-variabel yang dimaksud mencakup hubungan responden dengan kepala keluarga, usia responden, status rumah responden, pendidikan terakhir, kepemilikan anak, dan jumlah anak laki-laki dan perempuan dalam kelompok umur; kurang dari 2 tahun, umur 2-5 tahun, 6-12 tahun dan lebih dari 12 tahun. Variabel-variabel sosio-demografis perlu dipelajari karena keterkaitan yang cukup erat dengan masalah sanitasi. Jumlah anggota rumah tangga berhubungan dengan kebutuhan kapasitas fasilitas sanitasi. Semakin banyak jumlah anggota rumah tangga, maka semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan. Usia anak termuda menggambarkan besaran populasi yang memiliki risiko paling tinggi atau yang kerap dikenal dengan istilah population at risk. Secara umum diketahui bahwa balita merupakan segmen populasi yang paling rentan terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air (water borne diseases), kebersihan diri dan lingkungan. Dengan demikian, rumah tangga yang memiliki balita akan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah sanitasi dibandingkan rumah tangga yang tidak memiliki balita. Variabel yang terkait dengan status rumah, seperti kepemilikan diperlukan untuk memperkirakan potensi partisipasi warga dalam pengembangan program sanitasi. Mereka yang menempati rumah atau lahan yang tidak dimilikinya diduga kuat memiliki rasa memiliki (sense of ownership) yang rendah. Mereka cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitar termasuk pemeliharaan fasilitas sanitasi ataupun kebersihan lingkungan. Sebaliknya, mereka yang menempati rumah atau lahan yang dimilikinya sendiri akan cenderung memiliki rasa memiliki yang lebih tinggi. Secara mendasar, perbedaan-perbedaan karakteristik ini akan menuntut pendekatan program yang berbeda. Variabel yang terkait dengan pendidikan terakhir responden juga sangat penting. Hal ini berkaitan dengan pola pikir dan kecepatan transpormasi informasi-informasi sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung mempunyai pola pikir yang terbuka dan mudah menerima hal-hal baru serta memiliki kecepatan yang baik dalam menerima informasi-informasi terkait dengan sanitasi dan prilaku hidup bersih sehat. Seperti dipaparkan dalam bagian metodologi, responden dalam studi EHRA adalah ibu atau perempuan yang telah menikah atau cerai atau janda yang berusia 18 – 55 tahun atau bapak. Batas usia, khususnya batas-atas diperlakukan secara fleksibel. Penilaian kader sebagai enumerator banyak menentukan. Bila usia calon responden sedikit melebihi batasatas (55 tahun), namun responden terlihat dan terdengar masih cakap untuk merespon pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara, maka calon responden itu dipertimbangkan masuk dalam daftar prioritas responden. Sebaliknya, meskipun usia responden belum mencapai 55 tahun, namun bila performa komunikasinya kurang memadai, maka ibu itu dapat dikeluarkan dari daftar calon responden.
______________________________________________________________ Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
9
Tabel 1 Jumlah Responden tiap Kelurahan
NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT 15 CILENDEK TIMUR 16 CILUAR 17 CIMAHPAR 18 CIPAKU 19 CIPARIGI 20 CIWARINGIN 21 CURUG INDUK 22 CURUG MEKAR 23 EMPANG 24 GENTENG 25 GUDANG 26 GUNUNG BATU 27 HARJASARI 28 KATULAMPA 29 KAYU MANIS 30 KEBON KELAPA 31 KEBON PEDES 32 KEDUNG BADAK 33 KEDUNG HALANG 34 KEDUNG JAYA KEDUNG 35 WARINGIN 36 KENCANA 37 KERTAMAYA 38 LAWANGGINTUN
JLH DATA RESPONDEN % DITERIMA 40 100 40 100 100 40 40 100 40 100 38 95 100 40 40 100 40 100 39 97,5 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 38 95 40 100 40 100 41 102,5 40 100 38 95 41 102,5 100 40 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 40 100 100 40 40 100 40 100 40 100
______________________________________________________________ 10 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
G LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL
40 40 40 40 40 38 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 2713
100 100 100 100 100 95 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99,74
______________________________________________________________ 11 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 1: Jumlah Responden tiap kecamatan
Diagram di atas menggambarkan jumlah responden yang merata di 6 kecamatan yang ada di Kota Bogor. Rentang jumlah responden terkecil 240 responden dan terbesar 639 responden. Responden sejumlah 240 terdapat di Kecamatan Bogor Timur dan jumlah responden 639 terdapat di Kecamatan Bogor Barat. Besar kecilnya jumlah responden ini terkait dengan jumlah kelurahan pada kecamatan yang bersangkutan. Tabel 2. Usia Responden NO 1 2 3 4 5 6
USIA RESPONDEN <20 th 21-30 th 31-40 th 41-50 th 51-60 th >61 th TOTAL
JUMLAH 18 277 799 745 672 185 2696
% 0.67 10.27 29.64 27.63 24.93 6.86 100
______________________________________________________________ 12 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 2 : Usia Responden
Diagram 2 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden berumur 31-40 tahun sejumlah 799 responden. Dan responden terkecil berumur <20 tahun sejumlah 18 responden Tabel 3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden B. 3 Apakah pendidikan tertinggi Ibu? N O
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT 15 CILENDEK TIMUR 16 CILUAR 17 CIMAHPAR 18 CIPAKU
Tidak sekolah formal
SD
SMP
SMA
SMK / Kejuruan
Universitas/ Akademi
Total
0 0
8 16
8 13
13 8
1 3
10 0
40 40
5 0 1 6 0 3 0 3 1 1 2 1 1 2 2 4
15 11 16 12 7 27 25 12 22 8 5 19 20 15 5 10
11 12 6 6 2 4 5 7 3 8 9 5 6 9 13 7
4 8 9 4 1 4 9 8 6 18 16 12 11 4 14 9
4 5 3 0 0 1 0 2 4 1 3 0 1 8 2 8
1 4 5 0 0 1 1 8 3 4 5 3 1 2 2 2
40 40 40 28 10 40 40 40 39 40 40 40 40 40 38 40
______________________________________________________________ 13 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUN G LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE
0 4 0 1 0 3 6 0 0 1 5 1 1 3 5 0
19 6 1 17 11 16 18 15 2 20 5 14 6 14 14 5
5 7 17 4 9 8 7 12 15 10 3 8 13 10 8 7
13 17 8 5 14 9 9 10 16 7 4 6 13 5 7 8
3 1 2 5 1 1 0 1 6 0 2 3 1 4 5 10
0 6 11 6 6 2 0 2 1 2 21 8 6 4 1 10
40 41 39 38 41 39 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
8 0 0
12 19 8
4 7 9
12 9 12
3 0 6
1 5 5
40 40 40
0 0 3 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 5 1 2
26 10 14 10 24 9 18 10 4 11 3 19 11 17 19 3 28 17 13
7 7 6 3 9 8 15 11 5 8 10 8 7 8 3 2 4 11 10
4 18 11 17 2 12 4 16 26 11 26 7 17 9 9 19 1 7 10
1 1 3 3 2 5 0 0 0 0 0 1 2 5 1 2 0 4 5
1 4 3 7 2 5 3 0 5 9 1 4 3 1 7 14 2 0 0
39 40 40 40 40 40 40 38 40 39 40 40 40 40 40 40 40 40 40
0 2 2 3
17 17 15 15
5 8 7 14
11 8 9 4
1 1 5 2
6 4 2 2
40 40 40 40
______________________________________________________________ 14 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
61 62 63 64 65 66 67 68
SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
2 3 0 0 7 2 6 1 1 4.25
23 28 26 17 9 21 15 11 9 35.5 9
4 4 6 7 6 5 9 3 14 19.6 0
6 3 6 12 15 4 5 11 16 25.0 3
1 0 2 0 3 1 3 3 0
4 2 0 4 0 7 2 11 0
5.80
9.75
40 40 40 40 40 40 40 40 40 100.0 0
Diagram 3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Diagram 3 memperlihatkan bahwa pendidikan terakhir responden terbesar adalah SD sebesar 35,59% disusul kemudian berpendidikan SMA sebesar 25,03%, baru kemudian SMP sebesar 19,60%. Yang menarik bahwa responden yang berpendidikan universitas/akademi cukup besar yaitu 9,75%. Bila digabung, responden yang berpendidikan terakhir SMA sampai universitas / akademi sebesar 40,58% atau hampir setengahnya. Ini menunjukkan bahwa responden berpendidikan cukup tinggi.
______________________________________________________________ 15 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Tabel 4. Status Kepemilikan Rumah yang Ditempati Responden Saat Ini B. 2 Apa status rumah Ibu saat ini? N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
KELURAHAN
BABAKAN BABAKAN PASAR BALUMBANG JAYA BANTAR JATI BARANANGSIA NG BATU TULIS BOJONGKERTA BONDONGAN BUBULAK CIBADAK CIBOGOR CIBULUH CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG
Milik sendi ri
Ruma h Dinas
31
0
Berbag i dengan keluarg a lain 2
34
0
30 25
Sewa
Kontr ak
Milik orang tua/anak /saudara
Lainny a
0
0
6
1
40
2
0
0
4
0
40
0 0
0 1
0 0
1 3
9 11
0 0
40 40
32 20 37 25 40 30 30 14 34
0 0 0 0 0 0 0 19 0
0 4 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 2 2 0 0 3 3 1
7 3 1 12 0 9 7 1 4
0 9 0 0 0 0 0 2 0
40 38 40 40 40 39 40 39 40
31
0
0
0
2
7
0
40
17 24 31 40 26 28 33 36 28 29 34 39 40 40 29 26 21
0 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 5 0
2 0 1 0 2 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 7 3 2 0 1 0 0 0 0 0 2 6 4
19 13 8 0 4 9 3 5 6 6 4 1 0 0 8 0 15
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 38 40 40 41 40 38 41 39 40 40 40 40 40 40 39 40
28
0
1
0
1
10
0
40
31
0
4
0
2
3
0
40
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
Total
16
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTU NG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
31
0
1
0
1
6
1
40
36 34 35
0 0 0
0 2 0
0 0 0
2 3 1
2 1 4
0 0 0
40 40 40
19 27 32 30 20 37 26 35 26 37 27 26 30 29 34 36
12 0 0 0 5 0 0 0 0 0 1 5 0 3 0 1
3 0 1 0 2 0 0 0 3 2 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 2 0 3 0 1 1 1 0 7 1 2 2 0 1
4 11 5 10 9 2 11 4 10 1 5 8 8 6 6 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 40 40 40 40 40 38 40 40 40 40 40 40 40 40 40
22 31 35
0 0 0
0 0 0
0 0 0
6 3 1
12 5 4
0 1 0
40 40 40
28 34 34 36 39 36 27 32 37 26 38 34 2089 77.11
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 58 2.14
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 43 1.59
0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 0 0 11 0.41
2 0 0 0 0 0 2 1 0 3 1 0 101 3.73
10 5 6 3 1 4 10 3 2 10 1 6 392 14.47
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 15 0.55
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 2709 100.00
______________________________________________________________ 17 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 4: Status Kepemilikan Rumah yang Ditempati Responden Saat Ini
Diagram 4 memperlihatkan bahwa sebagian besar atau 77,11% responden menempati rumah dengan status kepemilikan rumah milik sendiri. Disusul kemudian 14,47% responden yang menempati rumah dengan status rumah milik orang tua. Sementara itu responden yang menempati rumah kontrakan menempati urutan ke tiga atau 3,73%.
______________________________________________________________ 18 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
4 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Perubahan paradigma pengelolaan sampah dimulai dengan diundangkannya UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah pada tanggal 7 Mei 2008. Pola pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang dilakukan dengan metode kumpul, angkut dan buang tidak diperkenankan lagi untuk dilakukan dengan dikeluarkannya undang-undang ini. Mekanisme pengelolaan sampah selanjutnya harus dilakukan dalam dua kegiatan yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan penanganan sampah dilakukan dengan metode pilah, kumpul, angkut, olah dan pemrosesan akhir di TPA.
Penanganan sampah mutlak dilakukan dengan ramah lingkungan sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 ini. Langkah pertama yang dilakukan dalam penanganan sampah adalah pemilahan sampah sesuai dengan kategorinyanya. Hal ini diupayakan melalui penempatan bak sampah terpilah yaitu organik, anorganik dan B-3 rumah tangga. Langkah kedua adalah pengumpulan sampah dari setiap rumah tangga yang sudah terpilah-pilah tersebut untuk selanjutnya diangkut yang merupakan langkah ketiga. Pengangkutan secara terpilah pun mutlak diperlukan berdasarkan undang-undang ini. Langkah keempat adalah pengolahan sampah baik pada sumber maupun di TPA. Pengolahan secara sederhana dapat dilakukan dengan pengkomposan sampah organik sejak dari sumber/rumah tangga. Pengkomposan secara besar dilakukan di TPA dengan penyediaan mesin-mesin pengolah yang memadai. Pengolahan sampah anorganik sampai saat ini masih dilakukan secara mandiri oleh masyarakat melalui pemulung dan pelapak. Langkah terakhir adalah pemrosesan akhir sampah di TPA, hal ini haruslah dilakukan secara ramah lingkungan.
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
19
Paradigma penanganan sampah yang baru ini mutlak memerlukan peran serta secara aktif dari masyarakat, hal ini dikarenakan adanya proses pemilahan sampah sejak dari sumbernya. Tanpa didukung oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk memilah sampah mustahil dapat dilakukan pengelolaan sampah yang benar. Selain masyarakat umum yang harus berperan aktif, seharusnya pihak penghasil sampah dari produsen harus ikut bertanggung jawab. Perusahaanperusahaan makanan hamper semua membungkus produksi makanannya dengan plastik. Pada akhirnya plastik akan menjadi sampah. Bila komsumen saja yang bertanggung jawab maka tidak memenuhi rasa keadilan. Karena produsen menikmati keuntungan ekonomi, tetapi masyarakat konsumen dan pemerintah selalu sibuk mengurusi sampah yang tidak pernah ada habisnya. Solusinya harus ada peraturan yang mewajibkan para produsen bertanggung jawab terhadap wadah produksinya atau mengganti wadah dengan bahan selain plastik. Aspek-aspek pengelolaan sampah yang dikaji dalam studi EHRA kali ini meliputi : 1. Kondisi sampah di lingkungan rumah 2. Pengelolaan sampah rumah tangga 3. Perlakuan barang bekas layak pakai 4. Pemilahan / pemisahan sampah di rumah sebelum dibuang 5. Jenis sampah yang dipilah sebelum dibuang 6. Daur ulang sampah 7. Frekuensi petugas mengangkut sampah dari rumah 8. Ketepatan waktu pengangkutan sampah 9. Pembiayaan layanan pengangkutan sampah oleh tukang sampah. 10. Pihak penerima pembayaran layanan sampah, dan 11. Jumlah biaya iuran layanan sampah per bulan Koesioner mengenai kondisi sampah di lingkungan rumah terdapat 9 opsi jawaban yaitu; 1) sampah berserakan atau bertumpukdi sekitar lingkungan, 2) lalat berkembang biak di sekitar tumpukan sampah, 3) banyak tikus 4) banyak nyamuk, 5) banykany a kucing mendatangi tumpukan sampah, 6) bau busuk yang mengganggu, 7) menyumbat saluran drainase, 8) adanya anak-anak yang bermain disekitarnya, dan 9) lainnya. Jabawan 1-8 adalah indikator sampah di lingkungan rumah yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang cukup besar. Koesioner mengenai pengelolaan rumah tangga terdapat 10 opsi jawaban, yaitu; 1) dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang, 2) dikumpulkan dan dibuang ke TPS, 3) dibakar, 4) dibuang ke dalam lubang dan ditutup tanah, 5) dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah, 6) dibuang ke sungai/kali/laut/danau, 7) dibiarkan saja sampai membusuk, 8) dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusk, 9) lain-lain.. Opsi jawaban berkaitan dengan aspek lainnya, yaitu; frekuensi petugas mengangkut sampah, ketepatan waktu pengangkutan sampah, pembiayaan layanan pengangkutan sampah oleh tukang sampah, pihak penerima pembayaran layanan sampah dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Frekuensi dan ketepatan waktu pengangkutan sampah berkaitan dengan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh sampah dan juga menyangkut ukuran kinerja lembaga pengelola layanan sampah. Pihak penerima pembayaran layanan sampah perlu dikaji untuk mengetahui pengelolaan sampah telah dikelola oleh pihak yang berwenang atau tidak. Sebab bila pihak penerima pembiayaan pengangkutan sampah ini diterima oleh perseorangan belum tentu dikelola dengan benar. Bisa jadi hanya dipindahkan ke tempat lain yang tidak mengurangi masalah sampah tetapi tetap menimbulkan masalah di tempat pembuangannya.
______________________________________________________________ 20 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Perlakuan barang bekas layak pakai juga menjadi sasaran kajian dalam studi EHRA kali ini. Koesioner yang berkaitan dengan perlakuan barang bekas layak pakai memiliki 5 opsi jawaban, yaitu; 1) diberikan kepada orang lain, 2) dijual, 3) dibuang, 4) lainnya, sebutkan, 5) tidak tahu. Jawaban 1 dan 2 adalah indikator pengelolaan sampah yang baik. Tetapi pilihan jawaban 3 sampai 5 adalah indikasi potensi masalah persampahan yang memiliki risiko kesahatan yang tinggi. Kemudian yang tak kalah penting untuk dikaji adalah tentang pemilahan / pemisahan sampah di rumah sebelum dibuang. Dalam koesionernya ada 2 opsi jawaban, yaitu; 1) Ya, 2) Tidak. Jawaban 1 adalah indikasi yang baik, artinya kesadaran untuk mengelola sampah rumah tangga dengan baik sudah tumbuh. Aspek pemilihan / pemisahan sampah ini berkaitan dengan aspek lainnya yaitu; jenis sampah yang dipilah sebelum dibuang, dan daur ulang sampah. Enumerator dalam kegiatan studi EHRA diwajibkan untuk mengamati wadah penyimpanan sampah di rumah tangga secara mendetail data yang diperoleh dari cara utama membuang sampah rumah tangga. Hasil kajian EHRA mengenai pengelolaan sampah di Kota Bogor tampak dalam diagram atau tabel berikut; Tabel 5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Lain-lain
kosong/ kebun/ hutan
Dibuang ke lahan
kali/laut/ danau
Dibuang ke sungai/
ditutup
Dibuang ke dalam
lubang tetapi tidak
Dibuang ke dalam
lubang dan ditutup
Dibakar
dibuang ke TPS
Dikumpulkan dan
KELURAHAN
kolektor informal
NO
Dikumpulkan oleh
C 2 Bagaimana sampah rumah tangga dikelola ?
Total
1
BABAKAN
0
40
0
0
0
0
0
0
40
2
BABAKAN PASAR
2
18
0
0
0
20
0
0
40
3
BALUMBANG JAYA
2
2
17
1
0
12
6
0
40
4
BANTAR JATI
0
36
4
0
0
0
0
0
40
5
BARANANGSIANG
5
21
0
0
1
7
0
6
40
6
BATU TULIS
6
25
2
0
0
4
0
0
38
7
BOJONGKERTA
0
0
31
0
0
4
5
0
40
8
BONDONGAN
0
30
0
0
0
10
0
0
40
9
BUBULAK
0
21
10
0
0
5
0
4
40
10
CIBADAK
0
16
9
0
0
0
14
0
39
11
CIBOGOR
1
34
1
0
0
1
3
0
40
12
CIBULUH
1
25
4
0
0
5
3
2
40
13
CIKARET
0
25
15
0
0
0
0
0
40
14
CILENDEK BARAT
13
12
6
0
0
8
1
0
40
15
CILENDEK TIMUR
0
19
16
0
1
2
2
0
40
16
CILUAR
0
21
11
1
1
3
0
1
38
17
CIMAHPAR
0
14
2
3
0
4
17
0
40
18
CIPAKU
0
20
10
0
0
10
0
0
40
19
CIPARIGI
0
35
5
0
0
0
0
0
41
______________________________________________________________ 21 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
20
CIWARINGIN
0
35
1
0
0
4
0
0
40
21
CURUG INDUK
0
11
10
0
7
5
4
1
38
22
CURUG MEKAR
1
34
3
0
1
1
1
0
41
23
EMPANG
1
35
2
0
0
2
0
0
40
24
GENTENG
1
1
29
1
1
4
2
0
39
25
GUDANG
0
13
1
0
0
23
0
1
38
26
GUNUNG BATU
0
39
0
1
0
0
0
0
40
27
HARJASARI
0
10
30
0
0
0
0
0
40
28
KATULAMPA
0
26
10
0
0
0
0
4
40
29
KAYU MANIS
0
21
16
0
0
0
3
0
40
30
KEBON KELAPA
0
17
0
0
0
22
0
0
39
31
KEBON PEDES
0
31
4
0
0
5
0
0
40
32
KEDUNG BADAK
0
22
8
0
0
6
4
0
40
33
KEDUNG HALANG
5
23
11
0
0
1
0
0
40
34
KEDUNG JAYA
7
19
12
0
0
0
2
0
40
35
KEDUNG WARINGIN
0
29
3
0
0
4
0
4
40
36
KENCANA
22
0
13
0
0
2
3
0
40
37
KERTAMAYA
1
14
25
0
0
0
0
0
40
38
LAWANGGINTUNG
4
34
1
0
0
0
0
0
39
39
LOJI
0
26
2
0
2
9
1
0
40
40
MARGA JAYA
2
16
8
0
0
14
0
0
40
41
MEKARWANGI
1
0
33
0
0
1
5
0
40
42
MENTENG
1
33
1
0
0
3
1
1
40
43
MUARASARI
0
28
9
0
0
1
2
0
40
44
MULYAHARJA
0
27
11
0
0
0
0
0
38
45
PABATON
1
38
0
0
0
0
0
1
40
46
PAKUAN
0
14
1
0
0
24
0
0
39
47
PALEDANG
0
19
1
0
0
20
0
0
40
48
PAMOYANAN
0
23
12
0
0
5
0
0
40
49
PANARAGAN
1
15
0
0
0
22
0
1
39
50
PASIR JAYA
15
6
5
0
0
11
3
0
40
51
PASIR KUDA
22
5
7
0
0
6
0
0
40
52
PASIR MULYA
1
27
1
1
0
10
0
0
40
53
RANCAMAYA
0
1
27
0
1
0
11
0
40
54
RANGGA MEKAR
1
22
13
0
0
4
0
0
40
55
SEMPLAK
9
3
10
0
0
15
3
0
40
56
SEMPUR
0
34
0
0
0
6
0
0
40
57
SINDANG BARANG
0
29
5
0
0
1
5
0
40
58
SINDANGRASA
3
12
10
0
0
10
1
4
40
59
SINDANGSARI
0
17
3
0
3
12
4
1
40
60
SITU GEDE
0
8
13
0
0
4
15
0
40
61
SUKADAMAI
0
9
16
0
0
10
5
0
40
62
SUKARESMI
0
15
17
0
0
7
1
0
40
63
SUKASARI
0
34
1
0
0
5
0
0
40
64
TAJUR
0
26
3
0
0
5
3
3
40
______________________________________________________________ 22 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
65
TANAH BARU
2
16
13
0
0
3
2
4
40
66
TANAH SAREAL
0
32
1
1
0
6
0
0
40
67
TEGAL GUNDIL
0
35
3
2
0
0
0
0
40
68
TEGAL LEGA
0
40
0
0
0
0
0
0
40
TOTAL
131
1438
548
11
18
388
132
38
%
4.84
53.16
20.26
0.41
0.67
14.34
4.88
1.40
Diagram 5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Diagram 5 di atas memperlihatkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Bogor sudah cukup baik. Cara pengelolaan yang terbesar adalah dengan cara dikumpulkan dan di buang ke TPS yaitu 538,16%. Dan pengelolaan yang sangat buruk juga ada yaitu dengan cara dibuang ke sungai sebesar 14,34%, dibuang ke lahan kosong sebesar 4,88%. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa sampah masih merupakan potensi yang menimbulkan risiko kesehatan yang tinggi di Kota Bogor. Cara pengelolaan sampah dengan pemilahan pada setiap kelurahan diperlihatkan dalam tabel berikut. Tabel 6. Pemilahan Sampah Rumah Tangga C3 NO 1 2 3 4 5 6
Apakah ibu melakukan pemilahan? KELURAHAN YA TIDAK Total BABAKAN 1 39 40 BABAKAN PASAR 1 19 20 BALUMBANG JAYA 0 4 4 BANTAR JATI 23 14 37 BARANANGSIANG 4 23 27 BATU TULIS 2 29 31
______________________________________________________________ 23 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
2705 100.00
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
BOJONGKERTA BONDONGAN BUBULAK CIBADAK CIBOGOR CIBULUH CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA
5 0 3 3 2 1 0 3 0 1 0 0 1 2 1 4 1 1 0 1 2 5 3 0 2 2 1 5
9 30 18 13 33 27 25 22 19 21 16 20 34 33 10 31 33 1 13 38 8 23 18 19 29 20 27 21
14 30 21 16 35 28 25 25 19 22 16 20 35 35 11 35 34 2 13 39 10 28 21 19 31 22 28 26
4 0 15 11 2 5 0 4 3 0 3 0 0 12 0 0
28 22 0 28 24 13 1 31 25 27 36 18 19 12 18 20
32 22 15 39 26 18 1 35 28 27 39 18 19 24 18 20
______________________________________________________________ 24 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
PASIR KUDA 3 PASIR MULYA 0 RANCAMAYA 0 RANGGA MEKAR 12 SEMPLAK 6 SEMPUR 0 SINDANG BARANG 1 SINDANGRASA 0 SINDANGSARI 2 SITU GEDE 0 SUKADAMAI 1 SUKARESMI 2 SUKASARI 4 TAJUR 3 TANAH BARU 3 TANAH SAREAL 4 TEGAL GUNDIL 3 TEGAL LEGA 0 TOTAL 183 % 11,39
24 28 1 11 6 34 28 16 11 8 9 13 30 24 20 28 32 40 1424 88,61
27 28 1 23 12 34 29 16 13 8 10 15 34 27 23 32 35 40 1607 100
Diagram 6. Pemilahan Sampah Rumah Tangga
Berdasarkan diagram 6 di atas, warga di Kota Bogor sebagian besar (88,61%) tidak melakukan pemilahan sampah, hanya sebagian kecil saja (11,39%) yang melakukan pemilahan sampah.
______________________________________________________________ 25 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Tabel 7 Frekuensi Pengangkutan Sampah Rumah Tangga C 5 Seberapa sering mengangkut sampah ? NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT 15 CILENDEK TIMUR 16 CILUAR 17 CIMAHPAR 18 CIPAKU 19 CIPARIGI 20 CIWARINGIN 21 CURUG INDUK 22 CURUG MEKAR 23 EMPANG 24 GENTENG 25 GUDANG 26 GUNUNG BATU 27 HARJASARI 28 KATULAMPA 29 KAYU MANIS 30 KEBON KELAPA 31 KEBON PEDES 32 KEDUNG BADAK 33 KEDUNG HALANG 34 KEDUNG JAYA KEDUNG 35 WARINGIN 36 KENCANA
Beberapa kali dalam seminggu
Sekali dalam seminggu
Beberapa kali dlm sebulan
Tidak pernah
Lainnya
Tidak tahu
27 4 2
1 6 0
12 0 0
0 0 0
0 0 0
0 9 1
0 0 0
40 19 4
25 21 4 0 13 9 11 35 11 0 21 12 0 0 15 1 35 5 25 2 1 2 0 10 1 3 11 12 3 26 9 4
4 5 4 0 13 10 5 0 13 25 2 5 1 12 5 7 0 0 1 2 0 0 39 0 26 10 0 0 7 0 8 21
5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 19 0 0 17 0 5 9 0 0 0 0 0 1 5 0 5 5 1 4 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 5 4 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 7 0 1 0 32 1 9 0 0 0 3 8 1 6 0 5 0
1 0 23 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0
36 27 31 8 30 21 16 35 28 25 25 19 22 14 20 35 35 11 35 36 2 11 39 10 28 21 19 31 21 28 26 29
0
17
5
0
0
0
0
22
Tiap hari
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
26
Total
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
1 19 4 9 1 27 28 0 34 0 4 7 6 1 12 0 0 5 2 33 9 1 0 6 6 11 12 12 7 9 10 19 655 41.43
13 7 11 9 0 7 0 27 0 3 6 3 2 14 11 25 0 6 8 0 19 4 2 0 2 1 8 13 13 1 21 1 486 30.74
0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 4 0 0 0 0 1 0 1 10 0 0 1 3 1 1 0 0 0 0 131 8.29
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0.13
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 13 0 1 4 0 1 11 0 0 0 0 11 2 0 0 7 1 1 0 0 20 177 0.06 11.20
0 6 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6 0 0 22 3 0 93 5.88
______________________________________________________________ 27 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
14 32 26 18 1 34 28 27 39 17 19 24 16 20 27 28 1 23 12 34 29 16 13 8 9 15 35 27 23 32 35 40 1581 100.00
Diagram 7. Frekuensi Pengangkutan Sampah Rumah Tangga
Terkait dengan penerima layanan pengangkutan sampah, tabel dan diagram 7 menunjukkan prosentase frekuensi pengangkutan sampah dari rumah. Yang menyatakan sampah diangkut tiap hari sebesar 41,43%, diangkut beberapa kali dalam seminggu 30,74%, sekali dalam seminggu 8,29%. Standar minimum dalam indikator global tentang layanan angkutan sampah rumah tangga adalah seminggu sekali. Rumah tangga yang telah menerima layanan pengangkutan sampah sebetulnya telah cukup mendapatkan pelayanan yang memadai, karena frekuensi pengangkutan paling besar proporsinya adalah menerima pengangkutan tiap hari. Sementara itu responden yang menyatakan tidak tahu mengindikasikan belum mendapatkan layanan pengangkutan sampah. Tabel 8. Biaya Layanan Pengangkutan Sampah C 7 Apakah layanan pengangkutan sampah dibayar? NO KELURAHAN YA TIDAK Total 1 BABAKAN 35 5 40 2 BABAKAN PASAR 10 0 10 BALUMBANG 3 JAYA 0 2 2 4 BANTAR JATI 35 0 35 5 BARANANGSIANG 24 1 25 BATU TULIS 6 5 0 5 7 BOJONGKERTA 2 1 3 8 BONDONGAN 0 3 3 9 BUBULAK 7 19 26 10 CIBADAK 20 0 20 11 CIBOGOR 16 0 16 12 CIBULUH 35 0 35 13 CIKARET 22 2 24 ______________________________________________________________ 28 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG
23 23 14 20 14 20 19 35 10 35 2 0 2 38 10 28 17 10 17 15 27
2 0 4 0 0 0 6 0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 13 2 0
25 23 18 20 14 20 25 35 10 35 4 1 2 38 10 28 18 10 30 17 27
21 29 22 14 36 24 15 1 29 28 27 34 5 9 11 12 17 23 25 12 10 27 29
0 0 0 0 1 0 2 0 4 0 0 5 0 0 0 5 2 0 0 0 1 6 0
21 29 22 14 37 24 17 1 33 28 27 39 5 9 11 17 19 23 25 12 11 33 29
______________________________________________________________ 29 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
15 2 6 9 15 19 24 21 11 35 20 1227 91.16
0 15 0 2 0 6 0 9 0 15 6 25 2 26 0 21 21 32 0 35 0 20 119 1346 8.84 100.00
Diagram 8. Biaya Layanan Pengangkutan Sampah
Tabel dan diagram 8 di atas menyatakan bahwa 91,16% layanan pengangkutan sampah oleh tukang sampah dibayar. Sementara 8,84% menyatakan layanan pengangkutan sampah tidak dibayar. Data ini menunjukkan cakupan layanan pengelolaan sampah yang sudah cukup baik.
______________________________________________________________ 30 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
5. PEMBUANGAN AIR KOTOR/LIMBAH TINJA MANUSIA, DAN LUMPUR TINJA Praktik BAB (buang air besar) di tempat yang tidak aman adalah salah satu faktor risiko bagi turunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari tanah (field), praktik semacam itu dapat mencemari sumber air minum warga. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak aman bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka, seperti di sungai/ kali/ got/ kebun, tetapi juga penggunaan sarana jamban di rumah yang mungkin dianggap nyaman, namun sarana penampungan dan pengolahan tinjanya tidak memadai, misalnya yang tidak kedap air dan berjarak terlalu dekat dengan sumber air minum. Bagian ini memaparkan fasilitas sanitasi rumah tangga beserta beberapa perilaku yang terkait dengannya. Fasilitas sanitasi difokuskan pada fasilitas buang air besar (BAB) yang mencakup jenis jamban yang tersedia, penggunaan, pemeliharaan, dan kondisinya. Untuk tempat pembuangan air kotor/ limbah tinja manusia, EHRA menyediakan pilihan jawaban sebanyak 9, yaitu; jamban pribadi, MCK / WC umum, WC helikopter di empang / kolam, sungai/pantai/laut, kebun/pekarangan rumah, lubang galian, lainnya dan tidak tahu. Sedangkan jenis jamban, EHRA membaginya ke dalam 4 (empat) kategori besar, yakni kolset duduk leher angsa, kloset jongkok leher angsa, plensengan dan cemplung. Pilihan-pilihan pada dua kategori pertama kemudian dispesifikasikan lebih lanjut dengan melihat tempat penyaluran tinja yang mencakup tangki septik, pipa sewer, cubluk/lubang tanah, langsung ke saluran drainase, sungai/danau/pantai, kebun/sawah dan lainnya. Karena informasi jenis jamban rumah tangga didapatkan melalui wawancara, maka terbuka kemungkinan munculnya salah persepsi tentang jenis yang dimiliki, khususnya bila dikaitkan dengan sarana penyimpanan/ pengolahan. Warga seringkali mengklaim bahwa yang dimiliki adalah tangki septik. Padahal, yang dimaksud adalah tangki yang tidak kedap air atau cubluk, yang isinya dapat merembes ke tanah. Karenanya, EHRA juga mengajukan sejumlah pertanyaan konfirmasi yang dapat dapat mengindikasikan status keamanan tangki septik yang dimiliki rumah tangga. Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud antara lain, Apakah tangki septik itu pernah dikosongkan?; Kapan tangki septik dikosongkan?; dan Sudah berapa lama tangki septik itu dibangun? Lebih jauh tentang kondisi jamban, Studi EHRA melakukan sejumlah pengamatan pada bangunan jamban/ WC/ latrin yang ada di rumah tangga. Ada sejumlah aspek/ fasilitas yang diamati oleh enumerator, misalnya ketersediaan air, sabun, alat pengguyur atau gayung, dan handuk. Enumerator EHRA juga mengamati aspek-aspek yang terkait dengan kebersihan jamban dengan melihat apakah ada tinja menempel atau tidak? Selain itu, enumerator juga mengamati apakah ada lalat beterbangan di jamban atau sekitarnya. Terakhir, bab ini pun memaparkan informasi tentang kebiasaan membuang tinja/pampers, air bekas cebokan, tisu bekas cebokan anak untuk anak usia 0-5 tahun. Hal ini penting karena semua hal tersebut juga menyangkut limbah.
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
31
Hasil studi EHRA tentang pembuangan air kotor / limbah tinja manusia, dan lumpur tinja adalah sebagai berikut.
Jamban pribadi
MCK/ WC Umum
Ke WC helikopter
Ke sungai/ pantai/ laut
Ke kebun/ pekarangan
Ke selokan/ parit/ got
Tabel 9. Lokasi Tempat Buang Air Besar bagi Anggota Keluaga yang Sudah Dewasa
1
BABAKAN
40
0
0
0
0
0
40
2
BABAKAN PASAR
39
0
0
1
0
0
40
3
34
3
0
3
0
0
40
4
BALUMBANG JAYA BANTAR JATI
35
8
0
4
0
2
40
5
BARANANGSIANG
37
1
0
1
0
0
40
6
BATU TULIS
31
4
0
5
0
0
37
7
BOJONGKERTA
33
6
5
5
5
5
37
8
BONDONGAN
29
6
0
6
0
0
40
9
BUBULAK
40
0
0
0
0
0
40
10
CIBADAK
38
0
0
0
0
0
39
11
CIBOGOR
40
0
0
0
0
0
40
12
CIBULUH
39
0
0
3
0
1
40
13
CIKARET
37
2
0
0
0
0
40
14
CILENDEK BARAT
39
1
0
0
0
0
40
15
CILENDEK TIMUR
37
3
0
0
0
0
40
16
CILUAR
34
0
0
4
0
0
38
17
CIMAHPAR
40
0
0
26
0
0
40
18
CIPAKU
38
0
1
1
0
0
38
19
CIPARIGI
41
0
0
0
0
0
41
20
CIWARINGIN
35
6
0
1
0
0
40
21
CURUG INDUK
35
0
0
3
0
0
38
22
CURUG MEKAR
40
0
0
1
0
0
41
23
EMPANG
39
1
0
0
0
0
40
24
GENTENG
35
4
1
2
0
0
35
25
GUDANG
35
2
0
3
0
0
40
26
GUNUNG BATU
40
0
0
0
0
0
40
27
HARJASARI
40
0
0
0
0
0
40
28
KATULAMPA
37
3
0
0
0
0
40
29
KAYU MANIS
34
0
2
2
0
0
40
30
KEBON KELAPA
40
0
0
0
0
0
40
31
KEBON PEDES
38
2
0
0
0
0
40
32
KEDUNG BADAK
39
0
0
0
0
0
40
33
KEDUNG HALANG
40
0
0
0
0
0
40
34
KEDUNG JAYA
40
0
0
0
0
0
40
35
37
14
0
1
0
0
40
36
KEDUNG WARINGIN KENCANA
40
0
0
0
1
1
40
37
KERTAMAYA
38
1
1
3
0
0
39
38
LAWANGGINTUNG
40
2
0
0
0
0
40
39
LOJI
40
0
0
0
0
0
40
N O
KELURAHAN
Total
______________________________________________________________ 32 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
40
MARGA JAYA
38
3
0
0
0
0
40
41
MEKARWANGI
36
1
1
2
0
0
40
42
MENTENG
37
2
0
0
0
0
40
43
MUARASARI
40
0
0
0
0
0
40
44
MULYAHARJA
38
0
0
0
0
0
38
45
PABATON
40
0
0
0
0
0
40
46
PAKUAN
40
1
0
0
0
0
40
47
PALEDANG
37
3
0
0
0
0
40
48
PAMOYANAN
39
0
0
3
0
0
39
49
PANARAGAN
38
0
0
1
0
0
40
50
PASIR JAYA
35
2
0
4
0
0
40
51
PASIR KUDA
35
3
0
4
0
0
40
52
PASIR MULYA
40
0
0
0
0
0
40
53
RANCAMAYA
33
5
0
1
0
0
40
54
RANGGA MEKAR
40
0
0
1
0
0
40
55
SEMPLAK
37
1
0
2
0
0
40
56
SEMPUR
32
8
0
4
0
0
40
57
SINDANG BARANG
37
1
0
1
0
0
39
58
SINDANGRASA
39
2
0
2
0
0
40
59
SINDANGSARI
38
1
0
0
0
0
40
60
SITU GEDE
38
1
0
1
0
0
40
61
SUKADAMAI
34
2
3
1
0
2
40
62
SUKARESMI
32
0
3
3
0
1
40
63
SUKASARI
36
4
1
1
0
0
40
64
TAJUR
37
0
0
2
0
0
40
65
TANAH BARU
38
2
0
0
0
0
40
66
TANAH SAREAL
36
4
0
0
0
0
40
67
TEGAL GUNDIL
39
1
0
0
0
0
40
68
TEGAL LEGA
40
0
0
0
0
0
40
TOTAL
2542
116
18
108
6
12
2699
%
94.18
4.30
0.67
4.00
0.22
0.44
100
Diagram 9. Lokasi Tempat Buang Air Besar bagi Anggota Keluaga yang Sudah Dewasa
______________________________________________________________ 33 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Berdasarkan tabel dan diagram 9 di atas, kita dapat mengetahui bahwa kepemilikan jamban pribadi di Kota Bogor sudah cukup baik, 94,18% telah membuang limbah tinja manusia di jamban pribadi. Namun demikian masih juga terdapat warga Kota Bogor yang membuangnya pada WC helikopter di atas empang / kolam, ke sungai, ke kebun, ke selokan/parit/got, juga ke lubang galian, meskipun prosentasenya cukup kecil. Ini artinya bahwa Kota Bogor belum terbebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS). Tabel 10. Tempat Penyaluran Akhir Tinja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
BABAKAN BABAKAN PASAR BALUMBANG JAYA BANTAR JATI BARANANGSIANG BATU TULIS BOJONGKERTA BONDONGAN BUBULAK CIBADAK CIBOGOR CIBULUH CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS
37 2 19 26 25 8 10 13 32 24 32 27 23 19 20 22 1 34 39 33 29 35 34 11 0 39 19 27 29
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0
1 0 2 0 0 0 22 0 0 1 0 1 0 4 0 1 35 0 0 0 0 0 4 12 4 0 20 5 0
2 2 1 0 0 3 0 4 0 0 1 0 6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
0 34 13 12 12 10 0 13 7 10 6 8 8 16 14 10 3 5 0 2 6 5 1 11 26 0 1 5 2
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
Tidak Tahu
Kolam/ sawah
Sungai /danau
Langsung ke saluran drainase
KELURAHAN
Pipa sewer (sambungan rumah air limbah) Cubluk/ lubang tanah
NO
Tangki septik
D 5. Kemana penyaluran buangan akhir tinja?
Total
0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 38 36 38 37 23 34 30 40 35 40 38 38 39 37 34 39 39 41 35 35 40 39 36 32 40 40 37 34
______________________________________________________________ 34 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
14 29 15 38 25 21 27 35 31 26 25 31 30 33 26 35 15 7 34 7 11 20 19 30 33 22 18 29 14 9 28 25 23 25 15 27 26 29 36 1621 64.05
0 0 0 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 18 0.71
0 0 1 0 2 3 2 0 1 0 0 5 0 0 0 0 2 0 0 3 10 2 14 0 0 0 0 0 8 6 2 0 0 0 7 0 2 3 0 185 7.31
0 0 10 0 6 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 1 4 0 0 0 1 1 11 2 0 0 0 0 1 6 1 2 0 6 0 81 3.20
25 9 12 1 4 13 11 3 3 11 13 0 4 6 12 4 19 30 4 24 10 11 6 1 6 13 3 7 15 21 8 9 9 6 13 8 8 1 4 607 23.98
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0.28
0 0 1 1 0 0 0 0 3 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 21 0.83
39 38 39 40 40 37 40 38 40 40 38 36 37 40 38 40 40 37 38 35 35 35 40 33 40 37 32 38 37 36 38 34 33 37 37 38 37 40 40 2531 100.00
______________________________________________________________ 35 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 10. Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Berdasarkan tabel dan diagram 10 di atas, tempat penyaluran akhir tinja warga Kota Bogor baru 64,05% yang disalurkan ke tangki septic, dan yang ke cubluk/lubang tanah 7,31%, langsung ke drainase sebesar 3,20% dan ke sungai/danau sebesar 23,98%. Hal ini menunjukkan bahwa risiko pencemaran air tanah dan air badan air oleh tinja masih cukup tinggi. Mengenai tangki septik tempat pembuangan akhir tinja yang aman studi EHRA juga memperdalam dengan mengkajinya dari sisi lama pembuatannya. Hal ini terkait dengan kajian berikutnya tentang pengosongan tangki septik. Sebab makin lama tangki septik dibangun bila tidak ada pengosongan itu penanda bahwa yang sebenarnya tangki tersebut tidak septik. Berarti juga berpotensi mencemari air tanah. Hasil kajian EHRA terkait lama tangki septik dibangun disajikan dalam diagram berikut. Tabel 11. Lama Tangki Septik Dibangun D 6. Sudah berapa lama tangki septik dibangun?
NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN
0 - 12 bulan yang lalu
1-5 tahun yang lalu
Lebih dari 5 10 tahun yang lalu
Lebih dari 10 tahun yang lalu
Tidak tahu
Total
0 0
4 0
0 1
32 1
1 0
37 2
0 1 0 1 1 1
3 7 2 2 2 3
3 6 6 4 1 4
12 12 16 1 6 4
0 0 1 0 0 1
18 26 25 8 10 13
______________________________________________________________ 36 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
BUBULAK CIBADAK CIBOGOR CIBULUH CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA
0 1 0 1 0 1 2 0 0 2 0 0 2 14 1 2 0 0 0 1 3 0 1 0 0 0
5 3 0 7 2 3 0 2 1 0 0 5 3 2 4 4 1 0 6 11 9 0 7 1 0 6
10 4 2 0 10 2 10 15 0 3 4 6 9 3 4 1 9 0 9 5 7 2 6 4 4 5
17 16 28 4 0 9 7 3 1 22 11 22 14 16 19 2 28 0 2 10 9 12 11 11 6 14
0 0 3 15 11 5 1 2 0 7 24 0 1 0 6 2 1 0 3 1 1 0 4 0 28 0
32 24 33 27 23 20 20 22 2 34 39 33 29 35 34 11 39 0 20 28 29 14 29 16 38 25
0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0
1 0 7 4 7 6 8 0 3 0 2 4 1 7 2 4 3 0
4 8 4 3 6 9 6 5 12 14 10 10 4 8 0 2 16 2
16 18 21 8 13 9 17 21 13 6 23 1 1 12 3 5 1 13
0 0 0 16 0 1 0 4 5 6 0 0 0 3 3 0 0 4
21 27 35 31 26 25 31 30 33 26 35 15 6 34 8 11 20 19
______________________________________________________________ 37 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
0 4 7 6 1 9 4 15 0 4 2 16 1 0 4 11 3 4 8 14 0 1 1 14 1 3 0 7 1 11 8 8 0 10 13 1 0 9 12 2 1 4 0 20 1 1 5 9 0 5 1 17 0 2 0 17 3 0 12 13 0 0 7 28 56 234 370 778 3.43 14.35 22.69 47.70
13 30 4 33 1 23 2 18 0 29 0 16 0 11 0 28 0 24 0 23 0 25 0 16 4 27 7 26 1 29 1 36 193 1631 11.83 100.00
Diagram 11. Lama Tangki Septik Dibangun
Tabel dan diagram 11 menunjukkan bahwa prosentase terbesar tangki septik warga Kota Bogor sudah dibangun lebih dari 10 tahun yang lalu saat studi EHRA dilaksanakan mencapai 47,70%. Kemudian 22,69% menyatakan dibangun lebih dari 5-10 tahun yang lalu. Sekarang mari kita lihat prosentase warga Kota Bogor yang menyedot tangki septiknya dalam tabel dan diagram berikut.
______________________________________________________________ 38 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Tabel 12. Waktu Terakhir Tangki Septik Dikosongkan D 7. Kapan tangki septik terakhir dikosongkan?
NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT 15 CILENDEK TIMUR 16 CILUAR 17 CIMAHPAR 18 CIPAKU 19 CIPARIGI 20 CIWARINGIN 21 CURUG INDUK 22 CURUG MEKAR 23 EMPANG 24 GENTENG 25 GUDANG 26 GUNUNG BATU 27 HARJASARI 28 KATULAMPA 29 KAYU MANIS 30 KEBON KELAPA 31 KEBON PEDES 32 KEDUNG BADAK 33 KEDUNG HALANG 34 KEDUNG JAYA KEDUNG 35 WARINGIN
0 - 12 bulan yang lalu
1-5 tahun yang lalu
Lebih dari 5 10 tahun yang lalu
Lebih dari 10 tahun yang lalu
Tidak pernah
Tidak tahu
Total
0 0
4 0
4 0
2 0
23 2
4 0
37 2
0 9 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 13 0 0 1 2 4 2 0 2 1 0 0 2 1 0 0
0 9 1 1 0 0 2 3 1 0 1 0 2 1 9 1 12 0 9 1 8 6 1 1 1 2 2 1 7 1 1 3
0 1 2 0 0 2 0 1 0 1 1 0 1 1 3 0 2 0 11 1 0 1 0 0 0 3 0 0 1 1 4 2
0 1 1 0 0 2 0 1 0 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0
18 6 19 7 9 1 11 26 21 32 2 15 12 15 5 1 0 8 10 20 22 20 5 38 8 21 26 7 17 13 5 20
0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 21 5 5 2 3 0 7 31 3 4 1 1 3 0 9 1 1 1 2 0 28 0
18 26 25 8 9 6 13 32 24 33 27 23 20 20 22 2 34 39 33 29 35 34 11 39 20 28 29 14 29 16 38 25
0
4
2
1
14
0
21
______________________________________________________________ 39 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
3 1 1 0 0 1 2 3 0 12 0 3 1 6 0 4 0 0 0 2 0 15 0 0 0 1 0 2 0 4 0 2 1 2 1 0 2 0 3 2 1 2 1 3 0 2 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 3 1 7 0 0 2 0 0 0 66 177 4.08 10.94
0 0 1 0 2 1 1 5 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 65 4.02
0 0 1 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 2 0 1 39 2.41
22 30 2 21 9 24 13 7 25 32 0 5 27 2 7 17 10 25 25 16 13 24 8 8 27 23 19 20 10 14 21 5 33 1023 63.23
0 26 0 31 26 31 0 26 2 25 2 30 7 30 16 33 1 26 1 35 0 15 0 5 6 34 2 8 0 11 0 20 6 19 4 30 6 33 0 23 1 18 0 29 0 16 0 10 0 28 0 24 1 23 0 24 0 16 4 27 3 26 22 29 2 36 248 1618 15.33 100.00
______________________________________________________________ 40 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 12. Waktu Terakhir Tangki Septik Dikosongkan
Data pada tabel dan diagram 12 menjelaskan kepada kita bahwa tangki septik di Kota Bogor belum aman masih berpotensi mencemari air tanah, karena prosentase terbesar yaitu 63,23% menyatakan tidak pernah mengosongkan tangki septiknya. Bila hal ini ditambah dengan prosentase yang menyatakan tidak tahu, tentu lebih besar lagi. Sedangkan yang mengosongkan tangki septiknya dari 0 tahun – lebih 10 tahun yang lalu prosentasenya hanya mencapai 19,04%. Tabel 13. Pihak Yang Mengosongkan Tangki Septik
BABAKAN BANTAR JATI BARANANGSIANG BATU TULIS BOJONGKERTA BONDONGAN BUBULAK CIBADAK CIBOGOR CIBULUH CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR
9 16 4 0 4 1 5 2 1 4 3 1 3
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Tidak tahu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Dikosongkan sendiri
KELURAHAN
Membayar tukang
NO
Layanan sedot tinja atau truk sedot tinja
D 8. Siapa yang mengosongkan tangki septic?
0 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 1 0 0 1 0 21 5 6 1
Total
10 20 5 1 5 2 5 3 1 25 8 8 4
______________________________________________________________ 41 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI
12 1 34 0 20 1 9 12 3 1 1 4 2 6 9 3 5 5
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 31 1 3 1 2 3 0 9 3 0 1 2 0 28 0
17 1 34 31 21 7 13 14 7 1 12 7 2 7 11 3 33 5
7 4 1 3 5 13 1 10 4 0 2 15 1 6 4 3 6 0 2 6 3 5 7 2 1 0
0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 26 0 0 3 7 20 1 1 0 6 0 0 0 3 3 6 0 1 0 0 0 0 1
7 4 2 29 5 14 4 17 26 1 3 15 7 6 4 3 9 4 8 7 5 5 8 2 1 1
______________________________________________________________ 42 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
58 59 60 61 62 63 64
SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
2 3 5 9 2 15 0 328 57.14
0 0 1 1 0 4 0 16 2.79
1 1 4 1 0 4 0 0 6 0 3 13 0 0 2 0 5 24 0 1 1 15 215 574 2.61 37.46 100.00
Diagram 13. Pihak Yang Mengosongkan Tangki Septik
Berdasarkan tabel dan diagram 13 di atas, 57,14% pengosongan tangki septik dilayani oleh layanan sedot tinja. Sedangkan 37,46% tidak tahu, 2,79% dengan cara membayar tukang. Pengosongan isi tangki septik dengan membayar tukang masih berpotensi mencemari lingkungan, karena kita belum tahu dibuang ke mana lumpur tinjanya.
______________________________________________________________ 43 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
6 DRAINASE LINGKUNGAN/SELOKAN SEKITAR RUMAH DAN BANJIR Drainase lingkungan merupakan sarana yang penting dalam sanitasi. Selain itu darinase berfungsi juga mengalirkan limbah cair dari rumah rangga seperti dapur, kamar mandi, tempat cucian dan juga wastafel. Drainase yang buruk akan menimbulkan banjir pada waktu hujan, selain itu juga akan membuat genangan air dari limbah cair rumah tangga. Bila kondisinya demikian akan menjadi tempat perindukan nyamuk yang bisa menularkan berbagai penyakit seperti demam berdarah, chikungunyak, juga filariasis. Oleh karena itu studi EHRA juga membidik drainase sebagai obyek kajiannya. Tabel-tabel dan diagram-diagram selanjutnya membahas lebih detail tentang kepemilikan sarana pengolahan air limbah selain tinja, tempat pembuangan limbah cair rumah tangga, pengalaman banjir yang rumah tangga di Kota Bogor, termasuk waktu terakhir banjir, kerutinan, frekuensi dalam setahun, lama air mengering, dan tinggi air di rumah maupun di pekarangan rumah. Tabel 14. Kepemilikan Sarana Pembuangan Limbah Selain Tinja / IPAL E 1. Apakah di rumah mempunyai sarana pembuangan air limbah selain tinja/IPAL? NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT 15 CILENDEK TIMUR 16 CILUAR 17 CIMAHPAR 18 CIPAKU 19 CIPARIGI 20 CIWARINGIN
ADA
TIDAK ADA
Total
30 40
8 0
38 40
37 35 36 27 29 31 38 39 40 36 38 38 23 37 39 35 37 39
3 5 3 11 7 9 2 0 0 4 2 2 16 1 1 5 4 0
40 40 39 38 36 40 40 39 40 40 40 40 39 38 40 40 41 39
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
44
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR
26 33 36 28 38 40 23 24 40 39 40 40 38 39
12 4 3 12 1 0 17 16 0 1 0 0 2 0
38 37 39 40 39 40 40 40 40 40 40 40 40 39
40 39 37 32 38 34 39 34 13 37 40 13 36 40 33 27 27 38 21 40 37 30 38 38 37 40 40 40 36 36
0 0 3 8 2 6 1 5 26 1 0 27 2 0 7 13 13 2 19 0 1 10 1 1 2 0 0 0 4 4
40 39 40 40 40 40 40 39 39 38 40 40 38 40 40 40 40 40 40 40 38 40 39 39 39 40 40 40 40 40
______________________________________________________________ 45 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
65 66 67 68
TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA
29 11 40 40 0 40 31 9 40 40 0 40 2358 329 2687 87.76 12.24 100.00
Diagram 14. Kepemilikan Sarana Pembuangan Limbah Selain Tinja / IPAL
Tabel dan diagram 14 di atas menjelaskan bahwa sebagian besar yaitu 87,76% warga Kota Bogor telah memiliki sarana pengolahan air limbah selain tinja di rumah. Sementara itu yang tidak memiliki sarana berupa parit 12,24. Hal ini mengindikasikan limbah cair rumah tangga masih berpotensi menimbulkan risiko kesehatan lingkungan. Studi EHRA juga memperhatikan kemana air limbah rumah tangga yang berasal dari dapur, kamar mandi, tempat mencuci pakaian, dan wastafel dibuang. Berikut hasil studi EHRA tentang hal tersebut di atas.
16 40
0 0
4 0
0 0
14 0
32 40
18 29 24 5
0 0 0 0
2 0 1 0
0 3 3 0
4 11 0 2
37 35 37 19
Saluran terbuka
Pipa saluran pembuang an
3 4 5 6
BABAKAN BABAKAN PASAR BALUMBANG JAYA BANTAR JATI BARANANGSIANG BATU TULIS
Lubang galian
1 2
KELURAHAN
Ke jalan, halaman
NO
Ke sungai/kan al
Tabel 15. Saluran Pembuangan Limbah Selain Tinja
Total
______________________________________________________________ 46 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
BOJONGKERTA BONDONGAN BUBULAK CIBADAK CIBOGOR CIBULUH CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA
15 28 11 37 3 12 21 18 15 29 35 24 16 39 11 11 30 17 38 0 1 24 29 5 16 3 12
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0
1 3 11 0 10 19 0 1 4 0 16 0 2 0 9 11 4 3 3 11 7 1 0 34 0 5 9
8 0 4 1 1 1 3 1 0 2 7 0 0 0 0 0 0 5 0 29 1 0 5 0 1 2 3
6 0 3 1 2 0 0 1 0 2 3 9 1 0 1 10 3 0 2 0 0 1 5 0 0 0 0
30 23 38 39 40 36 38 38 24 37 40 31 37 40 26 37 20 25 38 40 24 40 39 40 40 38 40
37 7 23 2 15 12 4 22 3 18 1 2 38 23 20 17 14
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 12 5 3 6 4 2 10 0 0 3 0 0 0 0 1 3
1 1 0 0 0 8 0 0 1 1 0 1 0 1 1 2 5
1 0 0 0 2 1 0 1 11 0 0 9 0 0 1 0 1
40 40 29 5 38 34 39 35 12 19 40 12 38 24 32 27 27
______________________________________________________________ 47 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
9 3 32 23 30 32 34 29 9 39 28 20 3 11 22 3 18 1235 60.24
0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 15 0.732
11 13 0 5 0 0 8 7 7 0 1 0 2 3 29 2 1 309 15.07
17 4 5 5 0 7 0 1 6 0 0 0 0 0 0 1 0 148 7.22
0 2 1 1 0 0 0 1 4 1 0 0 0 1 0 2 5 126 6.146
38 11 38 39 30 39 39 38 40 40 40 36 36 29 40 31 40 2050 100
Diagram 15. Saluran Pembuangan Limbah Selain Tinja
Tabel dan diagram 15 menunjukkan bahwa sebagian besar limbah rumah tangga yang berasal dari dapur, kamar mandi, tempat cuci pakaian dan wastafel dialirkan ke sungai dan saluran terbuka. Sedangkan yang menyalurkannya ke saluran tertutup, lubang galian, dan pipa saluran pembuangan prosentasenya lebih keil dibanding yang disaluran ke sungai dan saluran terbuka. Hal ini mengidikasikan bahwa pembuangan limbah rumah tangga masih berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan lingkungan.
______________________________________________________________ 48 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Keberadaan sarana drainase di sekitar rumah berkaitan dengan kejadian banjir di rumah atau sekitar rumah. Untuk itu studi EHRA juga menanyakan kepada responden tentang kejadian banjir yang dialami di rumah yang ditempatinya atau sekitar rumah. Berikut hasil studi selengkapnya. Tabel 16. Kejadian Banjir di Rumah dan Sekitarnya E 3 Apakah rumah yang Ibu tempati sekarang pernah terkena banjir?
NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT 15 CILENDEK TIMUR 16 CILUAR 17 CIMAHPAR 18 CIPAKU 19 CIPARIGI 20 CIWARINGIN 21 CURUG INDUK 22 CURUG MEKAR 23 EMPANG 24 GENTENG 25 GUDANG 26 GUNUNG BATU 27 HARJASARI 28 KATULAMPA 29 KAYU MANIS 30 KEBON KELAPA 31 KEBON PEDES
Sekali dalam setahun
Beberapa kali dalam setahun
Sekali atau beberapa kali dalam sebulan
39 39
1 0
0 0
0 0
0 0
40 39
39 39 37 34 28 39 38 36 40 35 40 37 27 33 37 40 29 40 33 40 39 36 39 40 40 38 37 40 38
1 1 2 3 0 0 1 0 0 2 0 1 1 0 2 0 7 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 3 0 3 0 2 11 1 1 0 5 0 4 0 0 1 0 0 0 2 3 0 0
0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
40 40 40 37 33 40 40 39 40 40 40 40 40 38 40 40 41 40 37 41 39 40 40 40 40 40 40 40 40
Tidak pernah
Tidak tahu
Total
______________________________________________________________ 49 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
32 KEDUNG BADAK 33 KEDUNG HALANG 34 KEDUNG JAYA KEDUNG 35 WARINGIN 36 KENCANA 37 KERTAMAYA 38 LAWANGGINTUNG 39 LOJI 40 MARGA JAYA 41 MEKARWANGI 42 MENTENG 43 MUARASARI 44 MULYAHARJA 45 PABATON 46 PAKUAN 47 PALEDANG 48 PAMOYANAN 49 PANARAGAN 50 PASIR JAYA 51 PASIR KUDA 52 PASIR MULYA 53 RANCAMAYA 54 RANGGA MEKAR 55 SEMPLAK 56 SEMPUR 57 SINDANG BARANG 58 SINDANGRASA 59 SINDANGSARI 60 SITU GEDE 61 SUKADAMAI 62 SUKARESMI 63 SUKASARI 64 TAJUR 66 TANAH BARU 65 TANAH SAREAL 67 TEGAL GUNDIL 68 TEGAL LEGA TOTAL %
36 38 40
1 1 0
3 0 0
0 0 0
39 37 38 37 39 34 32 35 40 38 40 37 40 40 39 30 39 40 37 36 37 40 38 36 34 40 40 40 40 39 38 40 39 39 2547 94.44
1 1 0 2 0 1 3 2 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 47 1.74
0 1 1 1 1 4 3 2 0 0 0 1 0 0 0 7 1 0 0 1 3 0 1 3 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 75 2.78
0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0.56
0 1 0
40 40 40
0 40 0 39 0 39 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 0 38 0 40 0 38 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 2 39 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 4 40 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 0 40 1 40 0 40 13 2697 0.48 100.00
______________________________________________________________ 50 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 16. Kejadian Banjir di Rumah dan Sekitarnya
Berdasarkan tabel dan diagram 16 di atas sebagian besar yaitu 94,44% responden menyatakan tidak pernah mengalami kejadian banjir di rumah yang ditempatinya atau di sekitar rumahnya. Hanya total 5,08% yang menyatakan pernah mengalami dengan perincian 1,74% mengalami banjir sekali dalam satu tahun, 2,78% beberapa kali dalam setahun dan 0,56% menyatakan sekali atau beberapa kali dalam sebulan. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian banjir belum menjadi masalah di Kota Bogor terutama di pemukiman penduduk. Kemudian penting juga digali lebih lanjut tentang kejadian banjir ini terkait dengan frekuensi, lama air surut, berapa kedalaman air yang masuk rumah, apakah jamban/WC dan kamar mandi ikut terendam dan sebagainya. Hal ini penting menyakut dampak banjir terhadap kesehatan penghuni rumah. Berikut hasil studinya terkait bahasan di atas. Tabel 17. Frekuensi Kejadian Banjir E 4 Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? NO KELURAHAN YA TIDAK TOTAL 1 BABAKAN 0 1 1 BALUMBANG 2 JAYA 0 1 1 3 BANTAR JATI 0 1 1 4 BARANANGSIANG 0 3 3 5 BATU TULIS 0 3 3 6 BOJONGKERTA 5 0 5 7 BONDONGAN 1 0 1 8 BUBULAK 1 1 2 9 CIBADAK 2 1 3 10 CIBULUH 4 1 5 11 CILENDEK BARAT 3 0 3 12 CILENDEK TIMUR 8 6 14 ______________________________________________________________ 51 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
CILUAR 1 1 CIMAHPAR 0 3 CIPARIGI 5 7 CURUG INDUK 3 1 CURUG MEKAR 1 0 GENTENG 0 5 GUDANG 0 1 KATULAMPA 2 0 KAYU MANIS 3 0 KEBON PEDES 0 2 KEDUNG BADAK 3 1 KEDUNG HALANG 0 1 KEDUNG WARINGIN 0 1 KENCANA 1 1 KERTAMAYA 0 1 LAWANGGINTUNG 1 2 LOJI 1 0 MARGA JAYA 3 3 MEKARWANGI 3 5 MENTENG 4 2 MUARASARI 0 2 PAKUAN 0 2 PANARAGAN 1 0 PASIR JAYA 6 4 PASIR KUDA 0 1 RANGGA MEKAR 0 4 SEMPLAK 2 1 SINDANG BARANG 2 0 SINDANGRASA 1 3 SINDANGSARI 3 1 TAJUR 1 0 TANAH BARU 1 1 TEGAL LEGA 1 0 TOTAL 73 74 % 49.66 50.34
2 3 12 4 1 5 1 2 3 2 4 1 1 2 1 3 1 6 8 6 2 2 1 10 1 4 3 2 4 4 1 2 1 147 100.00
______________________________________________________________ 52 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 17. Frekuensi Kejadian Banjir
Berdasarkan tabel dan diagram 17 di atas mereka yang mengalami kejadian banjir menyatakan bahwa 49,66% banjir terjadi secara rutin, sedangkan 50,34% menyatakan banjir tidak terjadi secara rutin. Tabel 18. Air Masuk ke dalam Rumah Ketika Banjir E 5 Terakhir kali banjir, apakah air memasuki rumah? NO KELURAHAN YA TIDAK Total BALUMBANG 1 JAYA 1 0 1 2 BANTAR JATI 1 0 1 3 BARANANGSIANG 1 2 3 4 BATU TULIS 3 0 3 5 BOJONGKERTA 5 0 5 6 BONDONGAN 1 0 1 7 BUBULAK 1 1 2 8 CIBADAK 3 0 3 9 CIBULUH 3 2 5 10 CILENDEK BARAT 1 2 3 11 CILENDEK TIMUR 9 4 13 12 CILUAR 2 0 2 13 CIMAHPAR 1 2 3 14 CIPARIGI 7 5 12 15 CURUG INDUK 4 0 4 16 CURUG MEKAR 1 0 1 17 GENTENG 2 3 5 18 GUDANG 1 0 1 19 KATULAMPA 0 2 2 ______________________________________________________________ 53 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
KAYU MANIS 1 2 3 KEBON PEDES 2 0 2 KEDUNG BADAK 4 0 4 KEDUNG HALANG 0 1 1 KEDUNG WARINGIN 0 1 1 KENCANA 0 2 2 KERTAMAYA 1 0 1 LAWANGGINTUNG 3 0 3 LOJI 1 0 1 MARGA JAYA 2 4 6 MEKARWANGI 3 2 5 MENTENG 2 4 6 MUARASARI 0 2 2 PAKUAN 1 1 2 PANARAGAN 0 1 1 PASIR JAYA 6 4 10 PASIR KUDA 1 0 1 RANGGA MEKAR 2 2 4 SEMPLAK 1 2 3 SINDANG BARANG 2 0 2 SINDANGRASA 1 3 4 SINDANGSARI 1 3 4 TAJUR 0 1 1 TANAH BARU 1 1 2 TOTAL 82 59 141 % 58.16 41.84 100.00
Diagram 18. Air Masuk ke dalam Rumah Ketika Banjir
______________________________________________________________ 54 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Tabel dan diagram 18 di atas, menunjukkan bahwa ketika banjir sebagian yaitu 58,16 % air banjir masuk ke rumah, sementara itu 41,84% tidak masuk ke rumah. Tabel 19. Lama Air Banjir Akan Mengering E 8 Berapa lama air banjir akan mengering? NO
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
BALUMBANG JAYA BANTAR JATI BARANANGSIANG BATU TULIS BOJONGKERTA BONDONGAN BUBULAK CIBADAK CIBULUH CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPARIGI CURUG INDUK CURUG MEKAR GENTENG GUDANG KAYU MANIS KEBON PEDES KEDUNG BADAK KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG PAKUAN PASIR JAYA PASIR KUDA RANGGA MEKAR SEMPLAK SINDANG BARANG SINDANGRASA TANAH BARU TEGAL LEGA
Kurang dari 1 jam
Antara 1-3 jam
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 8 1 0 4 3 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 3 2 0 3 1 0 0 1 1 0 0
1 0 1 2 4 1 0 2 3 0 2 0 1 2 1 0 1 0 0 0 3 0 2 0 0 2 0 0 3 0 2 1 1 0 1 0
Setengah hari
0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tidak tahu
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 1 1 1 3 5 1 1 3 3 1 10 2 1 7 4 1 2 1 1 2 4 1 3 1 1 5 2 1 6 1 2 1 2 1 1 1
______________________________________________________________ 55 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
TOTAL %
36 36 42.86 42.86
4 4.76
4 84 4.76 100.00
Diagram 19. Lama Air Banjir Akan Mengering
Tabel dan diagram 19 menunjukkan bahwa sebagian besar air dari banjir akan mengering kurang dari 1 jam sampai 3 jam, dengan perincian yang menyatakan kurang dari 1 jam sebesar 42,86% dan yang menyatakan antara 1-3 jam sebesar 42,86%. Sementara yang menyatakan sampai setengah hari 4,76%.
______________________________________________________________ 56 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
7. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI DAN GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HYGIENE Bab ini menyajikan informasi mengenai kondisi akses sumber air untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi bagi rumah tangga di Kota Bogor. Hal yang diteliti dalam EHRA terdiri dari 2 (dua) hal utama, yakni 1) sumber air yang digunakan rumah tangga, dan 2) pengolahan, penyimpanan dan pengamanan air yang baik dan hygiene. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat risiko kesehatan bagi anggota di suatu rumah tangga. Terkait dengan sumber air, studi EHRA mempelajari tentang jenis sumber air untuk keperluan minum, mandi, memasak, dan gosok gigi. Dalam studi ini juga ditanyakan tentang kesulitan memperoleh air yang pernah dialami. Kemudian untuk jenis sumur gali/ sumur bor/ sumur pompa ditanyakan jarak sumber air tersebut dengan tempat penampungan atau pembuangan tinja. Dari sisi jenis sumber air diketahui bahwa sumber-sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri. Ada jenis-jenis sumber air yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air ledeng/ PDAM, sumur bor, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak, terdapat sumber-sumber yang memiliki risiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi patogen ke dalam tubuh manusia, di antaranya adalah, sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, parit ataupun irigasi. Suplai atau kuantitas air pun memegang peranan. Para pakar higinitas global melihat suplai air yang memadai merupakan salah satu faktor yang mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare. Sejumlah studi mengonfirmasi bahwa mereka yang memiliki suplai air yang memadai cenderung memiliki risiko terkena diare yang lebih rendah, karena sumber air yang memadai cenderung memudahkan kegiatan higinitas secara lebih teratur. Karenanya, kelangkaan air dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor risiko (tidak langsung) bagi terjadinya kesakitan-kesakitan seperti gejala diare. Terkait dengan pengolahan, penyimpanan dan pengamanan air yang hygiene studi EHRA mempelajari tentang penyimpanan air, tempat yang digunakan untuk menyimpan, cara mengambil air, pengolahan air sebelum diminum, cara pengolahannya, penyimpanan air setelah diolah, alat penyimpanan air setelah diolah, juga penggunaan air olahan selain untuk minum. Hal-hal tersebut penting dipelajari karena terkait dengan risiko kesehatan bagi anggota rumah tangga tersebut. Berikut hasil studi EHRA selengkapnya.
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
57
0
0
3
0
0
0
0
40
BABAKAN PASAR BALUMBA NG JAYA BANTAR JATI BARANAN GSIANG BATU TULIS BOJONGKE RTA BONDONG AN BUBULAK
0
1
39
0
0
0
0
0
0
0
0
40
4
12
0
0
0
1
19
0
0
1
0
40
8
4
34
5
0
2
28
4
1
0
0
40
0
23
19
2
0
6
0
1
0
0
0
40
0
11
11
1
0
0
8
0
3
0
0
28
2
12
4
0
5
24
14
1
6
1
0
6
0
0
29
0
0
2
8
4
1
0
0
37
0
26
8
1
0
2
14
0
1
0
0
40
10
CIBADAK
0
14
10
0
0
26
0
0
0
0
0
39
11
CIBOGOR
0
9
38
0
0
1
0
0
1
0
0
40
12
CIBULUH
15
22
8
1
0
3
6
0
0
1
0
40
13
CIKARET
1
4
24
1
1
0
13
0
0
0
0
40
2
12
9
0
0
10
12
1
2
0
0
40
12
12
4
0
2
14
3
0
1
0
0
39
16
CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR
4
7
8
0
0
3
16
3
1
0
0
38
17
CIMAHPAR
10
40
26
0
0
2
38
3
18
1
0
40
18
CIPAKU
8
6
25
0
25
19
CIPARIGI
2
28
3
0
1
2
9
0
0
0
0
41
38
21
34
1
0
0
0
0
5
0
0
40
7
4
8
0
0
5
15
0
2
0
0
38
2
18
10
0
0
7
5
0
0
0
0
41
23
CIWARINGI N CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG
0
8
35
0
0
2
0
0
0
0
0
37
24
GENTENG
8
11
23
0
1
4
3
1
2
2
0
25
25
GUDANG
1
2
38
0
0
0
0
1
2
0
0
40
GUNUNG BATU HARJASAR I KATULAM PA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN
40
40
35
2
0
1
4
0
0
0
0
40
0
4
2 3 4 5 6 7 8 9
14 15
20 21 22
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1
3
4
35
Total
0
Air dari waduk/danau
32
Mata air tdk terlindungi
Sumur gali terlindungi
4
Mata air terlindungi
Sumur pompa tangan
4
1
KELURAHAN
Sumur gali tdk terlindung
Kran umum - PDAM
BABAKAN
NO
Air isi ulang
Hidran umum - PDAM
Ledeng dari PDAM
Air botol kemasan
Tabel 20. Sumber Air Utama Untuk Minum, Masak, Cuci piring dan gosok gigi
25
7
18
0
0
19
1
0
0
0
0
40
0
15
9
0
0
22
1
0
0
0
0
40
4
2
29
0
0
0
1
0
5
0
0
40
7
10
21
0
0
5
1
0
2
1
0
40
0
20
6
1
0
2
10
0
0
0
0
40
1
33
6
0
0
1
6
1
0
0
0
40
0
11
7
0
0
1
21
0
0
0
0
40
36
30
24
0
0
16
0
0
1
0
0
40
______________________________________________________________ 58 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
36 37 38 39 40 41 42
KENCANA
6
1
14
0
0
9
11
0
0
0
0
40
KERTAMA YA LAWANGG INTUNG LOJI
0
1
9
0
0
0
30
0
1
0
0
9
18
11
30
1
0
1
1
0
1
0
0
30
3
14
10
0
0
1
10
0
2
0
0
40
MARGA JAYA MEKARWA NGI MENTENG
13
14
5
0
0
8
2
0
0
0
0
40
2
0
0
0
0
1
36
1
0
0
0
40
3
11
33
0
0
1
2
1
3
0
0
40
6
17
0
19
1
0
17
0
26
0
40
0
28
0
40
0
4
45
MUARASA RI MULYAHA RJA PABATON
46
PAKUAN
47
PALEDANG
43 44
26 0
10
1
38
3
28
0
37
0
11
3
1
15
11
27
3
1
0
0
0
0
0
0
40
1
4
24
0
0
0
10
0
0
0
0
40
0
1
26
0
0
1
10
1
1
0
0
40
34
38
2
0
0
1
2
1
0
0
0
40
1
9
3
2
0
14
16
0
0
0
0
27
1
8
21
12
1
0
21
0
0
0 0
1
0
4
4
0
0
2 0 0
0 3
0 0
55
PAMOYAN AN PANARAG AN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMA YA RANGGA MEKAR SEMPLAK
5
3
12
0
0
2
16
1
2
0
0
40
56
SEMPUR
19
18
31
0
0
4
0
0
5
1
0
40
SINDANG BARANG SINDANGR ASA SINDANGS ARI SITU GEDE
8
15
3
0
0
2
8
0
4
0
0
40
0
18
4
1
4
10
3
0
2
0
0
40
0
13
10
0
0
23
1
0
2
0
0
40
0
14
3
0
0
1
28
0
2
0
0
40
0
0
0
0
0
36
2
2
0
0
0
40
0
2
4
1
0
32
1
0
0
0
0
40
63
SUKADAM AI SUKARESM I SUKASARI
1
1
32
1
0
0
3
0
3
0
0
40
64
TAJUR
5
14
8
0
0
22
0
0
1
1
0
40
TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA
4
11
6
2
0
5
12
2
1
0
0
40
6
12
17
0
0
8
1
1
0
0
0
40
3
3
28
26
1
3
7
1
0
0
0
40
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
40
390
747
1194
53
16
392
559
32
92
9
0
15.9 5
30.55
48.8 3
2.17
0.65
16.0 3
22.86
1.31
3.76
0.37
0.00
244 5 100
48 49 50 51 52 53 54
57 58 59 60 61 62
65 66 67 68
TOTAL
%
26
______________________________________________________________ 59 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 20. Sumber Air Utama Untuk Minum, Masak, Cuci piring dan gosok gigi
Tabel dan diagram 20 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar warga Kota Bogor menggunakan ledeng dari PDAM sebesar 48,83% untuk keperluan minum, masak, cuci dan gosok gigi. Air isi ulang menempati urutan kedua terbanyak yakni 30,55%, disusul kemudian air sumur gali terlindungi sebesar 22,86% untuk semua jenis keperluan baik itu minum, masak, cuci dan gosok gigi. Tabel 21. Kondisi Kesulitan Mendapatkan Air Bersih F1 2 Apakah ibu pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan seharihari, berapa lama? NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK
Tidak pernah
Beberap a jam saja
Satu sampai beberap a hari
Semingg u
Lebih dari satu minggu
Tidak tahu
Total
18 39
22 0
0 0
0 0
0 0
0 0
40 39
36 40 38 34 26 40 37 35
0 0 1 3 0 0 0 3
0 0 0 1 5 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 4 0 1 0
0 0 0 0 3 0 0 0
40 40 39 38 38 40 39 39
______________________________________________________________ 60 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
CIBOGOR CIBULUH CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUN G LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA
40 37 40 27 25 28 2 31 38 32 32 38 39 26 40 40 40 35 29 7 39 22 39 25
0 2 0 11 7 1 3 9 1 7 4 2 0 9 0 0 0 0 8 32 0 18 0 14
0 1 0 0 3 1 35 0 2 0 1 0 0 2 0 0 0 5 2 1 1 0 1 1
0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 2 2 5 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 40 40 40 40 38 40 40 41 40 38 41 39 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
39 38 38
0 0 1
0 0 0
0 0 0
0 2 0
0 0 0
39 40 39
36 39 33 36 21 38 38 39 38 13 31 27 28 34 40 32
3 1 4 1 19 0 0 1 0 27 2 12 6 5 0 2
1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 4 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0
0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 5 0 2 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
40 40 40 39 40 40 38 40 38 40 40 40 40 40 40 40
______________________________________________________________ 61 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
54 RANGGA MEKAR 55 SEMPLAK 56 SEMPUR SINDANG 57 BARANG 58 SINDANGRASA 59 SINDANGSARI 60 SITU GEDE 61 SUKADAMAI 62 SUKARESMI 63 SUKASARI 64 TAJUR 65 TANAH BARU 66 TANAH SAREAL 67 TEGAL GUNDIL 68 TEGAL LEGA TOTAL
31 32 37
3 3 3
2 3 0
1 1 0
3 1 0
0 0 0
40 40 40
38 37 33 27 39 38 38 40 37 40 40 0 2239
1 2 2 0 1 0 0 0 2 0 0 40 298
0 0 4 1 0 0 2 0 1 0 0 0 87
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11
1 1 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 55
0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 11
82.90
11.03
3.22
0.41
2.04
0.41
40 40 39 40 40 40 40 40 40 40 40 40 2701 100.0 0
%
Diagram 21. Kondisi Kesulitan Mendapatkan Air Bersih
Berdasarkan tabel dan diagram 21 di atas, sebagian besar warga Kota Bogor tidak pernah mengalami kesulitan air bersih yakni sebesar 82,90%. Sementara sisanya ada yang mengalami kesulitan namun hanya beberapa jam saja.
______________________________________________________________ 62 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Tabel 22. Jarak Sumber Air Tanah dengan Tempat Pembuangan Tinja F1 4 Berapa jarak sumber air tsb ke pembuangan tinja? NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT 15 CILENDEK TIMUR 16 CILUAR 17 CIMAHPAR 18 CIPAKU 19 CIPARIGI 20 CIWARINGIN 21 CURUG INDUK 22 CURUG MEKAR 23 EMPANG 24 GENTENG 25 GUDANG 26 GUNUNG BATU 27 HARJASARI 28 KATULAMPA 29 KAYU MANIS 30 KEBON KELAPA 31 KEBON PEDES 32 KEDUNG BADAK 33 KEDUNG HALANG 34 KEDUNG JAYA KEDUNG 35 WARINGIN 36 KENCANA
Kurang dari 10 m
Sama/Lebih dari 10 m
4 0
4 1
4 34
12 35
13 14 8 9 16 2 14 21 4 11 0 24 12 26 20 0 13 1 15 10 1 10 0 1 2 12 21 3 0 1 16 5
24 24 0 4 20 14 15 11 0 10 15 11 23 10 4 20 22 0 15 16 2 6 3 5 27 8 6 11 9 10 3 9
3 2 1 0 2 4 4 0 0 18 0 2 5 1 16 3 6 1 5 15 0 14 23 0 10 4 0 7 30 26 11 25
40 40 15 6 38 20 33 32 4 39 15 37 40 37 40 23 41 2 35 41 3 30 26 6 39 24 27 21 39 37 30 39
0 18
4 3
8 2
12 23
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
Tidak tahu
Total
63
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA
8 15 9 6 32 3 2 0 1 1 10 0 10 7 8 2 5 4 7 14 11 8 10 18 25 4 13 9 1 18 0 588 32.52
28 8 6 26 5 11 31 11 0 8 17 13 4 4 18 24 14 18 16 8 8 3 16 13 10 0 4 22 8 6 3 732 40.49
2 6 23 8 0 1 4 4 2 2 0 9 11 5 4 8 1 1 17 16 1 0 7 0 2 12 4 8 28 16 0 488 26.99
38 29 38 40 37 15 37 15 3 11 27 22 25 16 30 34 20 23 40 38 20 11 33 31 37 16 21 39 37 40 3 1808 100.00
______________________________________________________________ 64 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 22. Jarak Sumber Air Tanah dengan Tempat Pembuangan Tinja
Bagi warga yang menggunakan sumber air jenis sumur gali/pompa tangan/ pompa mesin, jarak dengan sumber pencemar seperti tempat penampungan/ pembuangan tinja sangat penting diperhatikan. Karena jarak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar ditengarai rawan tercemar. Hasil studi EHRA sesaui yang ditampilkan dalam tabel dan diagram 22 di atas menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya atau 40,49% lebih dari 10 meter. Hal ini berarti dari segi jarak dengan sumber pencemar belum aman. Tabel 23. Cara Mengolah Air Untuk Diminum F2 2 Bagaimana cara Ibu mengolah air untuk diminum? NO
KELURAHAN
1 BABAKAN 2 BABAKAN PASAR BALUMBANG 3 JAYA 4 BANTAR JATI 5 BARANANGSIANG 6 BATU TULIS 7 BOJONGKERTA 8 BONDONGAN 9 BUBULAK 10 CIBADAK 11 CIBOGOR 12 CIBULUH 13 CIKARET 14 CILENDEK BARAT
Direbus
Ditambahkan kaporit
Menggunakan filter keramik
40 39
0 1
0 0
0 0
40 40
37 40 27 36 38 39 35 35 39 30 40 39
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 1
38 40 27 38 38 39 35 35 39 31 40 40
Lainnya
Total
______________________________________________________________ 65 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUNG LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR SINDANG BARANG SINDANGRASA
31 35 40 39 39 39 32 36 38 39 40 39 39 36 32 39 40 22 37 29
1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0
5 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
37 38 40 40 39 39 32 39 38 39 40 39 39 40 32 40 40 22 40 29
40 40 40 40 30 36 40 39 40 38 39 39 39 38 37 38 37 31 38 37 37 39 18 19
0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 9
40 40 40 40 30 38 40 39 40 38 40 39 40 38 38 39 40 31 38 39 37 40 18 28
______________________________________________________________ 66 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
33 38 38 39 37 36 32 39 38 38 2472 97.59
1 0 1 0 0 0 1 0 0 2 17 0.67
0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 9 0.36
1 35 0 38 0 39 1 40 0 37 1 37 3 38 0 39 0 38 0 40 35 2533 1.38 100.00
Diagram 23. Cara Mengolah Air Untuk Diminum
Data dalam tabel dan diagram 23 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar warga Kota Bogor telah mengolah air sebelum diminum dengan cara direbus yaitu 97,59%. Sisanya dengan cara lain, dengan cara menambahkan kaporit, menggunakan filter keramik dan lainnya. Mereka yang menggunakan cara selain direbus hanya dalam prosentase yang kecil.
______________________________________________________________ 67 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
8 PRILAKU HYGIENE / SEHAT Prilaku hygiene / sehat menjadi fokus perhatian dalam bab ini. Prilaku hygiene sehat dalam studi EHRA dikaitkan dengan pemakaian sabun. Pemakaian sabun penting untuk dikaji karena sabun adalah salah satu desinfektan yang dapat mencegah masuk dan berkembangnya kuman patogen ke dalam tubuh. Koesioner EHRA menanyakan kepada responden tentang pemakaian sabun hari ini atau kemarin. Kemudian juga penggunaan sabun untuk keperluan apa saja. Tempat cuci tangan dan waktu mencuci tangan bagi anggota keluarga juga menjadi perhatian dalam studi ini. Berikut hasil studi selengkapnya. Tabel 24. Pemakaian Sabun Hari Ini atau Kemarin G 1 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin? NO BABAKAN 40 0 40 1 BABAKAN PASAR 40 0 40 BALUMBANG 2 JAYA 39 1 40 3 BANTAR JATI 40 0 40 4 BARANANGSIANG 40 0 40 5 BATU TULIS 38 0 38 6 BOJONGKERTA 39 1 40 7 BONDONGAN 40 0 40 8 BUBULAK 40 0 40 9 CIBADAK 39 0 39 10 CIBOGOR 40 0 40 11 CIBULUH 39 1 40 12 CIKARET 40 0 40 13 CILENDEK BARAT 40 0 40 14 CILENDEK TIMUR 40 0 40 15 CILUAR 38 0 38 16 CIMAHPAR 37 3 40 17 CIPAKU 40 0 40 18 CIPARIGI 41 0 41 19 CIWARINGIN 40 0 40 20 CURUG INDUK 38 0 38 21 CURUG MEKAR 41 0 41 22 EMPANG 40 0 40 23 GENTENG 40 0 40 24 GUDANG 39 1 40 25 GUNUNG BATU 40 0 40 26 HARJASARI 39 1 40 27 KATULAMPA 40 0 40
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
68
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
KAYU MANIS 40 KEBON KELAPA 40 KEBON PEDES 40 KEDUNG BADAK 40 KEDUNG HALANG 40 KEDUNG JAYA 40 KEDUNG WARINGIN 40 KENCANA 40 KERTAMAYA 40 LAWANGGINTUNG 40 LOJI 40 MARGA JAYA 40 MEKARWANGI 40 MENTENG 40 MUARASARI 40 MULYAHARJA 38 PABATON 40 PAKUAN 38 PALEDANG 40 PAMOYANAN 39 PANARAGAN 40 PASIR JAYA 40 PASIR KUDA 40 PASIR MULYA 40 RANCAMAYA 40 RANGGA MEKAR 40 SEMPLAK 40 SEMPUR 40 SINDANG BARANG 40 SINDANGRASA 40 SINDANGSARI 40 SITU GEDE 40 SUKADAMAI 40 SUKARESMI 40 SUKASARI 40 TAJUR 40 TANAH BARU 39 TANAH SAREAL 40 TEGAL GUNDIL 40 TEGAL LEGA 40 TOTAL 2701 % 99.63
0 0 0 0 0 0
40 40 40 40 40 40
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 10 0.37
40 40 40 40 40 40 40 40 40 38 40 39 40 39 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 2711 100
______________________________________________________________ 69 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 24. Pemakaian Sabun Hari Ini atau Kemarin
Bila melihat data dalam tabel dan diagram 24 di atas pemakaian sabun bagi warga Kota Bogor sudah sangat baik. 99,63% telah memakai sabun dalam kesehariannya. Dalam hal mencuci tangan memakai sabun, waktu mencuci tangan memakai sabun sangat penting. Setidaknya ada lima saat penting harus mencuci tangan memakai sabun, yaitu; setelah buang air besar/menceboki bayi/anak, sebelum makan, sebelum menyiapkan masakan, setelah memegang sesuatu/hewan, dan sebelum menyuapi anak makan.
______________________________________________________________ 70 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
9. KEJADIAN PENYAKIT DIARE Gejala diare seringkali dipandang sepele. Di beberapa daerah, balita yang terkena diare malah dipandang positif. Katanya, diare adalah tanda akan berkembangnya anak, seperti akan segera bisa berjalan, bertambah tinggi badan, atau tumbuhnya gigi baru di rahangnya. Sejumlah kelompok masyarakat di Jawa menamakannya dengan istilah ngenteng-ngentengi. Meski tidak dijumpai istilah khusus, sejumlah kelompok masyarakat di Sumatra pun mempercayai hal-hal semacam itu (Laporan ESP Formative Research, 2007). Mencuci tangan pakai sabun di waktu yang tepat dapat memblok transmisi patogen penyebab diare. Pencemaran tinja/ kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan pakai sabun adalah pencegahan cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/ pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni, 1) sesudah buang air besar (BAB), 2) sesudah menceboki pantat anak, 3) sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah 5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. Berikut ini disajikan hasil studi EHRA terkait dengan kejadian penyakit diare. Tabel 25. Waktu Paling Dekat Anggota Keluarga Terkena Diare
5 6 7 8 9 10 11 12
0 0
0 0
0 0
0 1
0 2
0 0
40 37
40 40
0 0
0 0
1 0
2 0
2 0
0 0
0 2
35 38
40 40
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 3 1 0 2
0 2 0 1 1 0 4 1
1 3 5 0 3 1 1 2
1 0 0 1 0 1 0 1
0 3 3 1 0 2 0 4
37 29 18 37 33 34 35 30
40 38 26 40 40 39 40 40
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
6 bulan terakhir Lebih dari 6 bulan terakhir Tidak pernah
0 0
Kemarin
3 bulan terakhir
3 4
BABAKAN BABAKAN PASAR BALUMBANG JAYA BANTAR JATI BARANANGSIAN G BATU TULIS BOJONGKERTA BONDONGAN BUBULAK CIBADAK CIBOGOR CIBULUH
1 bulan terakhir
1 2
KELURAHAN
Hari ini
N O
1 minggu terakhir
H 1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare? Total
71
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
CIKARET CILENDEK BARAT CILENDEK TIMUR CILUAR CIMAHPAR CIPAKU CIPARIGI CIWARINGIN CURUG INDUK CURUG MEKAR EMPANG GENTENG GUDANG GUNUNG BATU HARJASARI KATULAMPA KAYU MANIS KEBON KELAPA KEBON PEDES KEDUNG BADAK KEDUNG HALANG KEDUNG JAYA KEDUNG WARINGIN KENCANA KERTAMAYA LAWANGGINTUN G LOJI MARGA JAYA MEKARWANGI MENTENG MUARASARI MULYAHARJA PABATON PAKUAN PALEDANG PAMOYANAN PANARAGAN PASIR JAYA PASIR KUDA PASIR MULYA RANCAMAYA RANGGA MEKAR SEMPLAK SEMPUR
0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 3 3 0 0 0 2 0 0 1 1 3 0 0 2 2 1 0 0 4
0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0 2
0 4 0 1 3 0 5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 1 0 0
0 1 1 0 12 0 2 2 1 0 0 3 1 0 1 2 0 0 0 0
2 0 0 2 11 0 7 16 1 1 0 4 0 0 5 3 1 0 0 0
38 29 35 35 14 39 24 21 31 39 39 29 39 40 30 32 31 38 39 34
40 40 40 38 40 39 41 40 38 41 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
0 0
1 0
0 3
0 1
0 0
1 1
5 0
33 35
40 40
0 0 0
0 1 0
0 1 2
0 1 5
0 0 2
0 0 1
12 1 8
28 36 20
40 40 38
2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 2 0 0 0 1 0 2 2 1 0 0 1 0 0 0
0 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 2 1 0 1 1 2 0
1 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 2 2 0 1 5 1 1
2 1 1 3 1 0 1 0 0 0 3 0 0 1 1 0 0 0 0
5 3 0 5 0 6 2 0 3 0 4 2 0 0 2 2 7 1 2
23 35 37 26 35 31 32 40 32 40 31 32 33 36 37 34 25 35 37
33 40 40 40 40 37 38 40 38 40 40 40 40 40 40 40 39 40 40
______________________________________________________________ 72 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
SINDANG BARANG SINDANGRASA SINDANGSARI SITU GEDE SUKADAMAI SUKARESMI SUKASARI TAJUR TANAH BARU TANAH SAREAL TEGAL GUNDIL TEGAL LEGA TOTAL %
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 14 0.5 2
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 9
0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 49
0 2 1 2 0 2 1 0 3 0 0 0 56
0 0 0 1 0 1 2 0 2 0 0 0 67
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 51
5 2 0 0 1 1 2 1 2 0 0 0 152
0.34
1.83
2.09
2.50
1.90
5.67
35 35 37 37 39 35 33 39 33 40 40 40 2285 85.1 7
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 2683 100.0 0
Diagram 25. Waktu Paling Terdekat Anggota Keluarga Terkena Diare
Terkait kejadian penyakit diare yang menimpa anggota keluarganya 85,17% responden menyatakan tidak pernah terkena, 5,67% menyatakan terkena diare lebih dari 6 bulan yang lalu, 1,90% terkena dalam 6 bulan terakhir dan seterusnya sebagaimana termuat dalam diagram 25 di atas. Hal ini menunjukkan warga lebih banyak yang tidak mengalami kejadian penyakit diare.
______________________________________________________________ 73 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
10. HASIL PENGAMATAN ENUMERATOR Dalam studi EHRA selain berdasarkan hasil wawancara dengan responden data juga didapatkan dari pengamatan oleh enumerator dan petugas survei. Hasil pengamatan ini digunakan untuk membandingkan data yang didapat melalui wawancara. Berikut ini adalah hasil studi EHRA melalui pengamatan oleh enumerator.
A.
SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) RUMAH TANGGA NON TINJA
Berikut ini disajikan hasil pengamatan dalam studi EHRA mengenai saluran pembuangan air limbah yang berasal dari kegiatan cuci peralatan minum/ makan dan masak. Diagram 26. Hasil Pengamatan Keberadaan Saluran Air N = 2695
Berdasarkan diagram 26 di atas, rumah tangga yang memiliki saluran air dapat mengalir sebesar 85,68%. Sementara yang tidak memiliki saluran sebesar 12,13%, sisanya kondisi saluran tidak mengalir dan tidak dipakai atau saluran kering. Bila memperhatikan data dalam diagram di atas, saluran air limbah rumah tangga di Kota Bogor masih cukup baik.
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
74
Diagram 27. Hasil Pengamatan Saluran Air N = 2695
Berdasarkan diagram 27 di atas,kondisi saluran air limbah yang bersih dari sampah sebesar 64,68%, tidak bersih dari sampah tetapi air masih dapat mengalir sebesar 20,37%, dan sisanya saluran tersumbat dan kering karena tersumbat sampah. Bila memperhatikan data dalam diagram 27 di atas, air limbah rumah tangga di Kota Bogor masih berpotensi besar mencemari air tanah dan dapat menjadi sarang perindukan vector penyakit. B.
PENGAMATAN WC/ JAMBAN
Ketersediaan air dan sabun dalam ruang WC/ jamban penting untuk mendukung prilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itu perlu mendapat perhatian. Hasil pengamatan kondisi WC/ jamban adalah sebagai berikut;
______________________________________________________________ 75 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 28. Hasil Pengamatan Keberadaan Sabun di Dalam atau Dekat Jamban N = 2669
Berdasarkan data dalam diagram 28 di atas, kebaradaan sabun di dalam atau dekat jamban dalam rumah tangga Kota Bogor sudah baik. Karena 89,06% ada sabun, sementara yang tidak ada sebesar 10,94%. Diagram 29. Hasil Pengamatan Kondisi Lantai dan Dinding Jamban/WC N = 2656
Berdasarkan diagram 29 di atas, kondisi lantai dan dinding jamban yang bersih bebas dari tinja, bekas tisu yang ada tinja atau bekas pembalut sebesar 85,92% dan yang masih kotor karena keberadaa bekas tinja, bekas tisu yang ada tinja atau pembalut sebesar 14,08%. Hal ini berarti kondisi jamban yang kotor masih cukup tinggi dan berisiko terhadap kesehatan penghuninya.
______________________________________________________________ 76 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
Diagram 30. Hasil Pengamatan Kondisi Jamban Bebas dari Kecoa dan Lalat N = 2651
Keberadaan kecoa dan lalat di jamban merupakan indikasi terdapat risiko kesehatan, karena kecoa dan lalat adalah serangga penular penyakit atau vector yang memindahkan bakteri dan virus dalam tinja ke makanan atau air minum terus ke manusia. Berdasarkan data dalam diagram 30 di atas, jamban yang bebas dari kecoa dan lalat hanya 82,87%, sisanya terdapat serangga penular penyakit itu. Ini berarti risiko masih cukup tinggi. Diagram 31. Hasil Pengamatan Keberadaan Gayung dan Air di Jamban N = 2437
Keberadaan gayung dan air di jamban penting untuk membersihkan kotoran setelah buang air besar. Kondisi jamban yang tersedia gayung dan air penyiram sudah cukup tinggi yakni sebesar 95,57%.
______________________________________________________________ 77 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
C.
PEMBUANGAN AIR KOTOR/LIMBAH TINJA DAN LUMPUR TINJA
Pengamatan terhadap sarana pembuangan air kotor/ limbah tinja atau lumpur tinja difokuskan pada jarak penampungan kotoran berupa sumur resapan atau cubluk dengan sumber air terdekat. Hal ini penting karena sumur resapan dari septic tank dan penampungan tinja berupa cubluk rawan mencemari air tanah. Jarak yang aman antara penampungan tinja dan sumber air minimal 10 meter, apabila kurang dari 10 meter bakteri yang berasal dari tinja ketika mencapai sumber air tanah masih mampu hidup dan dapat menjadi sumber penyakit. Hasil pengamatannya adalah sebagai berikut; Diagram 32. Hasil Pengamatan Jarak Sumur Resapan atau Cubluk dengan Sumber Air Terdekat N = 2166
Berdasarkan pengamatan yang disajikan dalam diagram 32 di atas, jarak sumur resapan septic tank dan atau cubluk dan sumber air terdekat yang lebih dari 10 meter hanya 65,19%. Selebihnya yang kurang dari 10 meter sebesar 34,81%. Hal ini mengindikasikan risiko pencemaran terhadap sumber air bersih masih cukup tinggi.
______________________________________________________________ 78 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
DAFTAR NAMA-NAMA ENUMERATOR STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT (EHRA) NAMA KELURAHAN Erwin Babakan, Sempur Dede Salsiah Cibogor, Pabaton Firman Babakan Pasar, Gudang Syafrizal Panaragan, Paledang Acep S Kala Kebon Kelapa, Tegalega Triyadi Ciwaringin, Kedung Waringin Dania Baranangsiang, Sukasari Yayah Tajur, Katulampa Dede Nia Sindangrasa, Sindangsari M. Nurkosim Ciparigi, Kedung Halang Yusuf Suherman Cimahpar, Tanah Bakar Dedi Tegal Gundil, Bantar Jati Sugih Pahing Cibuluh, Ciluar Erna Mekar Wangi, Kencana Teti Sukadamai, Sukaresmi Lilis Kedung Badak, Kedung Jaya Darga Sulton Tanah Sareal, Kebon Pedes Heri Kayu Manis, Cibadak Yuyu Muarasari, Harjasari Siti Muznah Rancamaya, Bojong Kerta Habibi Kertamaya, Genteng Yosi Cipaku, Pamoyanan Deni Haryadi Mulya Harja, Rangga Mekar Ika Khodijah Cikaret, Empang Cecep Lawang Gintung, Pakuan Ahmad Subhan Batu Tulis, Bondongan Nanu N Pasir Jaya, Pasir Kuda Ridho Pasir Mulya, Gunung Batu Budi Maulana Loji, Sindang Barang Lina Erlina Marga Jaya, Balumbang jaya Suwarsih Curug, Curug Mekar Normawanti Semplak, Cilendek Barat Heni Arisandi Cilemdek Timur, Menteng Ela Nurlela Bubulak, Situ Gede
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
79
DAFTAR NAMA OPERATOR STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT (EHRA) NO
NAMA OPERATOR
WILAYAH KECAMATAN
1
M. Soleh
Bogor Barat
2
Ery Ardiansyah, A.Md
Tanah Sareal
3
M. Aleksander
Bogor Utara
4
Andri Suhendar, SE
Bogor Tengah, Bogor Timur
5
Rahman Jafar
Bogor Selatan
Laporan Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2014
80
NO
DATA NAMA SUPERVISOR STUDI EHRA KOTA BOGOR TAHUN 2014 NAMA PUSKESMAS KELURAHAN SUPERVISOR
1
Eva Pupa Parlina
Merdeka
Ciwaringin, Panaragan, Kebun Kelapa
2
Abu Halal
Sempur
Sempur, Babakan, Tegal Lega
3
Dina Septina
Warung Jambu
Ciluar, Ciparigi, Kedung Halang
4
Nurul Furqaania
Tegal Gundil
Tegal Gundil, Bantarjati
5
Yufita
Semplak
Curug, Curug Mekar, Semplak
6
Nina Andriyani
Bogor Tengah
Pabaton, Cibogor
7
Siti Juariah
Gang Kelor
Menteng, Cilendek Barat, Cilendek Timur
8
Ariffa
Belong
Gudang, Paledang
9
Anna P Saputri
Gang Aut
Babakan Pasar
10
Tri Susmiati
Sindang Barang
11
Utami
Sindang Barang
12
Inggrit Emilia
Cipaku
13
Eva Sifa
Bondongan
Sindang Barang, Bubulak, Situ Gede, Mara Jaya, Balumbang Jaya Sindang Barang, Bubulak, Situ Gede, Mara Jaya, Balumbang Jaya Cipaku, Genteng, Kertamaya, Bojong Kerta, Rancamaya Bondongan, Empang, Cikaret
14
Dhini Lestari
Kayu Manis
Kayu Manis, Cibadak, Kencana
15
Nunung K
Pondok Rumput
Kebon Pedes
16
Ike Retna
Bogor Timur
Baranagsiang, Katulampa
17
Dewi Haryanti
Kedung Badak
18
Sri Agustin
Pasir Mulya
Kedung Badak, Kedung Jaya, Kedung Waringin Pasir Mulya, Gunung Batu
19
Dwi Sudaryanti
Lawang Gintung
20
Lintas
Bogor Utara
Lawang Gintung, Pakuan, Muarasari, Harjasari Cibuluh, Cimahpar, Tanah Baru
21
Suci Pujianti
Pulo Armyn
Sukasari, Tajur, Sindangrasa, Sindangsari
22
Lina Indriani
Mekarwangi
Mekarwangi, Sukaresmi, Sukadamai
23
Nia Kurnia
Pancasan
Pasir Kuda, Pasir Mulya
24
Iswan
Balai Kambang
25
Euis Purwanisari
Tanah Sareal
Rangga mekar, Mulya Harja, Batu Tulis, Pamoyanan Tanah Sareal
______________________________________________________________ 81 Laporan Studi EHRA – Kota Bogor Tahun 2014