Kajian Kelembagaan
[Year]
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013
LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Kabupaten LAMPUNG TIMUR Provinsi LAMPUNG
DISIAPKAN OLEH: POKJA SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Tahun 2013 3
Kajian Kelembagaan
[Year]
KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), POKJA (kelompok kerja) dengan bantuan fasilitator, bertanggung jawab penuh pada pelaksanaan setiap tahapan dan proses kerja PPSP yang berlangsung di kabupaten/kota. Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi, POKJA diharuskan melakukan serangkaian studi dan penilaian yang nantinya akan menjadi menjadi salah satu sumber utama dalam penilaian dan pemetaan situasi sanitasi. Salah satunya adalah studi EHRA (Enviroment Health Risk Assesment). Studi EHRA Kabupaten Lampung Timur yang dilaksanakan pada tahun 2013 ini adalah yang pertama dilakukan. Studi ini dilakukan secara kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) dan pengamatan (observation) yang bertujuan untuk melakukan penilaian tingkat resiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan sanitasi dan higiene. Dengan dilakukannya Studi EHRA ini diharapkan akan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terukur bagi masyarakat dan semua pihak, serta menjadi baseline untuk studi selanjutnya. Tim POKJA Sanitasi Kabupaten Lampung Timur mengucapkan terima kasih kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah, PUSKESMAS dan semua pihak serta komponen masyarakat yang telah membantu baik dalam pikiran, tenaga dan waktu dalam pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013.
Sukadana, Juli 2013 Penyusun,
POKJA Sanitasi Kabupaten Lampung Timur
4
Kajian Kelembagaan
[Year]
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Ringkasan Eksekutif
...... ..
Bab 1 : Pendahuluan --------------------------------------------------------------------------------------------------1.1. Latar Belakang -----------------------------------------------------------------------------------------------1.2. Tujuan dan Manfaat ----------------------------------------------------------------------------------------1.3. Pelaksana Study EHRA -------------------------------------------------------------------------------------
1 1 1 1
Bab 2 : Metodologi dan langkah Study EHRA -----------------------------------------------------------------2.1.Penentuan Target Area Survay (Klastering Kecamatan dan Desa -------------------- 3 2.2. Penentuan Jumlah Desa Survey --------------------------------- ------------------- 23 2.3 Penentuan jumlah/besar responden ---------------------------------------------------------------------2.4 Penentuan Penentuan RT/RW Responden di Lokasi Survay ---------------------------------------2 5 Penentuan Karateritik enemurator dan Supervisor dan Wilayah Tugasnya -----------------------
3 23 23 23
Bab 3 : Hasil Study EHRA ----------------------------------------------------------------------------------------- 25 3.1. Informasi Responden ------------------------------------------------------------------------------------- 25 3.2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ---------------------------------------------------------------- 26 3.3. Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja ----------------------------------- 29 3.4. Drainase Lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir ------------------------------------------ 35 3.5. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga -------------------------------------------------------------- 44 3.6. Prilaku Higiene --------------------------------------------------------------------------------------------- 48 3.7. Kejadian Penyakit Diare --------------------------------------------------------------------------------- 52 3.8. Indeks Risiko Sanitasi ------------------------------------------------------------------------------------ 53 Bab 4 : Penutup ---------------------------------------------------------------------------------------------------------4.1 Kesimpulan 54 4.2 Hambatan Kendala 54 4.3 Saran ..55
54
Daftar Istilah DaftarTabel Daftar Garafik Daftar Foto Lampiran- Lampiran :
5
Kajian Kelembagaan
[Year]
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Katagori klaster berdasarkan kreteria indikasi lingkungan beresikko -----------------Tabel 2.2 Hasil klastering desa area survei --------------------------------------------------------------Tabel 2.3 Jumlah desa erdasarkan klaster pada kecamatan daerah survey ----------------------Tabel 2.4 Kecamatan dan desa terpilih pada area survey ------------------------------------------Tabel 3.1 Informasi Responden ---------------------------------------------------------------------------Tabel 3.2 Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA----------------------------Tabel 3.3 : Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA ---------------Tabel 3.4 : Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA -------------------------Tabel 3.5 : Area Risiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA ------------------------------Tabel 3.6 : Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Studi EHRA -----Tabel 3.7 : Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA -----------------------
6
Kajian Kelembagaan
[Year]
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Grafik Pengelolaan Sampah ------------------------------------------------------------Grafik 3.2 Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga ----------------Grafik 3.3 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar ------------------------------------------Grafik 3.4 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja------------------------------------------------Grafik 3.5 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik ------------------------------------Grafik 3.6 Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik ----------------------------------------------Grafik 3.7 Grafik Prseentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman. -----------------Grafik 3.8 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir ---------------Grafik 3.9 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin -----------------Grafik 3.10 Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir ---------------------------------Grafik 3.11 Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah -----------------------------------------Grafik 3.12 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL.-----------------------------------------------Grafik 3.13 Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga -----------------------------Grafik 3.14 Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi --------------------------------------------Grafik 3.15 Grafik Pencemaran SPAL -------------------------------------------------------------Grafik 3.16 Grafik Akses Terhadap Air Bersih ----------------------------------------------------Grafik 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak -------------------------------------------Grafik 3.18 Grafik CTPS di Lima Waktu Penting ------------------------------------------------Grafik 3.19 Grafik Waktu Melakukan CTPS ------------------------------------------------------Grafik 3.20 Grafik BABS -----------------------------------------------------------------------------Grafik 3.21 Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS) ---------------------------------------------------
7
Kajian Kelembagaan
[Year]
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang StudiEnvironmental Health Risk Assessment (EHRA) atauStudiPenilaianRisikoKesehatanLingkunganadalahsebuahsurveipartisipatif di tingkatkabupaten yang bertujuanuntukmemahamikondisifasilitassanitasidanhiginitassertaperilaku-perilakumasyarakat yang dapatdimanfaatkanuntukpengembangan program sanitasitermasukadvokasi di tingkatkabupatensampaikedesa/kelurahan.Olehkarenaitu, PemerintahKabupaten Lampung TimurmemandangperludilakukanStudi EHRA di tingkatrumahtangga di KabupatenLampung Timurkarena : 1. 2. 3. 4. 5.
Pembangunan sanitasimembutuhkanpemahamankondisiwilayah yang akurat Data yang terkaitdengansanitasiterbataspada data umumnyakarenatidakbisadipecahsampaitingkatkelurahan/desadan data tidakterpusatmelainkanberada di berbagaikantor yang berbeda EHRA adalahstudi yang menghasilkan data yang representatif di tingkatkabupatendankecamatandandapatdijadikanpanduandasar di tingkatkelurahan/desa EHRA menggabungkaninformasi yang selamainimenjadiindikatorsektorsektorpemerintahansecaraeksklusif EHRA secaratidaklangsungmemberi amunisi bagistakeholders danwarga di tingkatkelurahan/desauntukmelakukankegiatanadvokasiketingkat yang lebihtinggimaupunadvokasisecara horizontal kesesamawargaataustakeholders kelurahan/desa
1.2. MaksuddanTujuan MaksudStudi EHRA adalah: Hasil survey StudiEHRA akan digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) di Kabupaten Lampung Timur. TujuanStudi EHRA adalah: 1. Mendapatkangambarankondisifasilitassanitasidanperilaku yang beresikoterhadapkesehatanlingkungan di wilayahKabupaten Lampung Timur. 2. Memberikanadvokasikepadamasyarakatakanpentingnyalayanansanitasi di wilayahKabupaten Lampung Timur. 3. Memberikanpemahaman yang samadalammenyiapkananggotatimsurvei yang handal 1.3. Pelaksana Pelaksana pengumpulan data study EHRA, pengelolaan data dan analisa hasil study EHRA dan umpan balik Study EHRA dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur bersama POKJA Sanitasi Kabupaten Lampung Timur. 1.4. WaktuPelaksanaan Study EHRA di Kabupaten Lampung Timurdimulaipadatanggal 13 Mei sampaidengan 18 Mei 2013. 1.5. Wilayah Cakupan Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku hygiene dan sanitasi dalam skala kabupaten maka Pokja Sanitasi Kabupaten Lampung Timurmemilih 75 desa di 8 kecamatansebagaiwilayah cakupan survey study EHRA. 1.6. Metodologi Metodelogi yang digunakan untuk penentuan target study EHRA adalahmenentukan area survey secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan klastering. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah Probability Sampling . Berdasarkan kaidah ini setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dengan demikian metoda sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling . Teknik ini sangat cocok digunakan untuk menentukan jumlah
8
Kajian Kelembagaan
[Year]
sampel jika area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel dilakukan di daerah populasi yang telah ditetapkan sebagai target area survey. Unit sampling utama(Primary Sampling) adalahpedukuhan. Unit sampling inidipilihsecaraproporsionaldan random berdasarkan total pedukuhan di setiapdesa/kelurahan yang telahditentukanmenjadi area survei. Jumlahresponden per desa/kelurahansebanyak 40 responden.Yang menjadirespondenadalahKepalaRumahTangga, diutamakanibu-ibuatauanakperempuan yang sudahmenikah yang berumurantara 18 s/d 65 tahun.Jumlahrespondensebanyak 3000 orang.
9
Kajian Kelembagaan
[Year]
BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH STUDY EHRA
2.1. Persiapan 2.1.1.Pembentukkan Tim Pelaksana Study EHRA Kegiatan studi EHRA tidak dapat dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Lampung Timur saja, POKJA sanitasi harus mengorganisir pelaksanaan Studi EHRA secara menyeluruh. Oleh karena itu POKJA melibatkan berbagai unsur dalam pelaksanaan studi EHRA. Melalui serangkaian pertemuan/rapat persiapan, POKJA Sanitasi Kabupaten Lampung Timur yang bertanggung jawab dalam studi EHRA di Kabupaten Lampung Timur membentuk Tim Studi EHRA, dengan susunan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Penanggungjawab Koordinator Survey Anggota Koordinator kecamatan Supervisor Tim Entry data Lampung Timur Tim Analisis data Enumerator
: POKJA Sanitasi Kabupaten Lampung Timur : Dinas Kesehatan Kab.Lampung Timur : BAPPEDA, KLH, PU, dll : Kepala Puskesmas : Sanitarian Puskesmas : Bagian Pengolahan Data ,POKJASanitasiKabupaten : POKJA Sanitasi Kabupaten Lampung Timur : Kader PKK, Posyandu,dasawisma
2.2. Penentuan Target Area Survei Metoda penentuan target area survei dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah Probability Sampling dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling . Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Lampung Timur mengingat area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut : 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa. 2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut:
3. 4. 5.
Pra-KS + KS-1) Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% KK
Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut. Dan daerah pesisir sebagai kriteria tambahan dalam penentuan klastering,
Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Lampung Timur menghasilkan katagori klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.1.Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada
10
Kajian Kelembagaan
[Year]
klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survei pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survei pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kabupaten Lampung Timur. Tabel 2.1.Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan beresiko Kategori Klaster Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
Wilayah desa/kelurahan yang indikasi lingkungan beresiko. Wilayah desa/kelurahan yang lingkungan beresiko Wilayah desa/kelurahan yang lingkungan beresiko Wilayah desa/kelurahan yang lingkungan beresiko Wilayah desa/kelurahan yang lingkungan beresiko
Kriteria tidak memenuhi sama sekali kriteria memenuhi minimal 1 kriteria indikasi memenuhi minimal 2 kriteria indikasi memenuhi minimal 3 kriteria indikasi memenuhi minimal 4 kriteria indikasi
Hasil klastering desa/kelurahan di Kabupaten Lampung Timur menghasilkan katagori klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.2
11
Kajian Kelembagaan
[Year]
12
Kajian Kelembagaan
[Year]
Tabel 2.2 Hasil klastering desa/kelurahan di Kabupaten Lampung Timur STATUS
1 2 3 4 5 6
KEC
Jabung Marga Sekampung Sekampung Udik Bandar Sribhawono Melinting
7
Gunung Pelindung Labuhan Ratu
8
Sukadana
9 10
Bumi Agung Raman Utara
DESA
SCORE A
Adirejo Bukit Raya
0 0
Bojong
0
Waringin Jaya
0
Tanjung Aji Sumber Hadi Nibung
0 0 0
Labuhan Ratu Labuhan Ratu VIII Sukadana Mataram Marga Sukadana Ilir Sukadana Selatan Sukadana Tengah Sukadana Jaya Marga Mulya Restu Rahayu
0 0
SC O R E B
S SCORE C D O R E C
SCORE E
T O T A L
0 0 0 0 0 0 0 0
13
Kajian Kelembagaan
STATUS
KEC
11 12
Metro Kibang Sekampung
13
Marga Tiga
14
Waway Karya
Jabung
STATUS
KEC
DESA
Jaya Asri Giri Karto Mekar Mulyo Jaya Guna Sukaraja Tiga Gedung Wani Timur Surya Mataram Negeri Katon Sukadana Baru Negeri Tua Marga Batin Sido Rahayu Ngesti Karya Sumber Jaya Tanjung Wangi Jembrana Gunung Mekar Pematang Tahalo DESA
[Year]
SCORE A
SC O R E B
S SCORE C D O R E C
SCORE
S SCORE C D O R
SCORE
E
T O T A L
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 SCORE A
SC O R E
E
T O T A
14
Kajian Kelembagaan
[Year] B
Marga Sekampung Sekampung Udik
Labuhan Maringgai Mataram Baru Bandar Sribhawono
STATUS
KEC
Melinting
Negara Saka Jabung Tanjung Sari Bungkuk
1 1 1 1
Purwosari Gunung Sugih Besar Bauh Gunung Sari Brawijaya Pugung Raharjo Toba Bumi Mulyo Karya Makmur
1 1
Bandar Negeri Teluk Dalem
1 1
Sribhawono
1
Sri Menanti Sri Pendowo Bandar Agung DESA
Sido Makmur
E C
L
1 1 1 1 1 1
SCORE A
1 1 1 SC O R E B
S SCORE C D O R E C
SCORE E
T O T A L
1
15
Kajian Kelembagaan
Gunung Pelindung Way Jepara
Braja Selebah Labuhan Ratu
STATUS
KEC
[Year]
Tebing Wana Itik Randay Negeri Agung
1 1 1 1
Way Mili Braja Emas
1 1
Braja Dewa Sri Wangi Sumberejo Sumur Bandung Sumber Marga Braja Harjosari Braja Yekti Labuhan Ratu IV Labuhan Ratu V Labuhan Ratu III Labuhan Ratu VI Lajabasa Lama I DESA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 SCORE A
SC O R E B
S SCORE C D O R E
SCORE
E
T O T A L
16
Kajian Kelembagaan
[Year] C
Sukadana
27
Metro Kibang
28
Batang Hari
STATUS
KEC
Labuhan Ratu IX Rajabasa Batanghari Putra Aji Dua Bumi Nabung Udik Sukadana Timur Surabaya Udik Purbo Sembodo Kibang Margajaya Margototo Margosari Buana Sakti Rejo Agung Adiwarno Nampi Rejo Banar Joyo Sumber Rejo DESA
Banjar Rejo Bumi Harjo Selo Rejo
1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 SCORE A
SC O R E B
S SCORE C D O R E C
SCORE
E
T O T A L
2 2 2
17
Kajian Kelembagaan
29
Sekampung
30
Marga Tiga STATUS
31
KEC
Waway Karya
Sri Basuki Purwodadi Mekar Karya Mukti Sidoadi Tri Mulyo Hargo Mulyo Wono Karto Sukoharjo Sumber Gede Sambi Karto Sumber Sari Mekar Mukti Jadi Mulyo Mekar Sari Gedung Wani Nabang Baru DESA
Negeri Jemanten Negeri Agung Tanjung Harapan Tri Sinar Mekar Karya Tri Tunggal Karang Anom Karya Basuki
[Year] 2 2
SCORE A
SC O R E B
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 S SCORE C D O R E C 2
SCORE
E
TO TA L
2 2 2 2 2 2 2
18
Kajian Kelembagaan
32
Jabung
33
Marga Sekampung
34 STATUS
35
36
Pasir Sakti KEC
Sekampung Udik
Labuhan Maringgai
[Year]
Asahan Beteng Sari Gunung Sugih Kecil Negara Batin Sambi Rejo Giri Mulyo Gunung Mas Batu Badak Peniangan Rejo Mulyo DESA
Purworejo Mekar Sari Sidorejo
2 2 2 2 2 2
SCORE A
SC O R E B
2 2 2 2 S SCORE C D O R E C 2 2 2
Mengandung Sari Gunung Mulyo Purwo Kencono Maringgai
2
Muara Gading Mas Labuhan Marnggai
2
SCORE E
TOT AL
2 2 2
2
19
Kajian Kelembagaan
37
Mataram Baru
38
Metro Kibang
39
Batang Hari
STATUS
KEC
40
Sekampung
41 42
Waway Karya Jabung
43
Marga Sekampung Pasir Sakti
44
Sri Gading Tulung Pasik Mandala Sari Kebon Damar Sumber Agung Telogo Rejo Bale Rejo Batang Harjo Bumi Mas Sumber Agung DESA
[Year] 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
SCORE A
SC O R E B
S SCORE C D O R E C
SCORE E
Sido Mukti Giri Klopo Mulyo Sumber Rejo Mekar Jaya Blimbing Sari Mumbang Jaya Adi Luhur Gunung Raya
3 3
Sumur Kucing Kedung Ringin Mulyo Sari Pasi Sakti
3 3 3 3
TOT AL
3 3 3 3 3 3
20
Kajian Kelembagaan
45
Sekampung Udik
46
Labuhan Maringgai STATUS
47 48 49
50 51 52 53 54 55
KEC
Mataram Baru Way Jepara Braja Selebah
Sukadana Bumi Agung Batanghari Nuban Pekalongan Raman Utara Purbolingo
[Year]
Gunung Agung Gunung Pasir Jaya Banjar Agung Sindang Anom Karya Tani
3
Sri Minosari Suko Rahayu DESA
3 3
3 3 3 3
SCORE A
SC O R E B
S SCORE C D O R E C
SCORE E
Mataram Baru Sri Rejosari Braja Gemilang Braja Luhur Braja Kencana Muara Jaya Mulyo Asri Kedaton Induk
3 3 3
Tulung Balak Jojog Rantau Fajar Tambah Dadi Tambah Luhur Tegal Yoso Tanjung
3 3 3 3 3 3 3
TOT AL
3 3 3 3 3
21
Kajian Kelembagaan
56
Way Bungur
57
Batang Hari STATUS
KEC
58 59 60
Sekampung Pasir Sakti Labuhan Maringgai
61
Sukadana
62 63
Bumi Agung Batang Hari Nuban
Kesumo Toto Projo Tanjung Kencono Kali Pasir Balae Kencono DESA
[Year] 3 3 3 4
SCORE A
SC O R E B
Sidomulyo Labuhan Ratu Marga Sari Karang Anyar Rantau Jaya Udik 2 Terbanggi Marga Negara Nabung Bumi Ayu Putra Aji I Nyampir Gedung Dalam Ukaraja Nuban Tresnomulyo Cempaka Nuban
S SCORE C D O R E C
SCORE
E
TOT AL
4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22
Kajian Kelembagaan
64
Way Bungur
Kedaton II Rejo Katon Rama Puja Tegal Ombo
KEC
DESA
Raman Utara
STATUS
Bandar Sribawono Gunung Pelindung Way Jepara
Taman Negeri Tambah Subur Rajabasah Baru Way Areng Sadar Sriwijaya Mekar Jaya Pempen
[Year] 1 1 1 1
SCORE A
SC O R E B
S SCORE C D O R E C
SCORE E
T O TA L
1 1 2 2 2 2 2
Pelindung Jaya Braja Fajar
2
Braja Caka Jepara Labuhan Ratu II Labuhan Ratu I
2 2 2
2
2
23
Kajian Kelembagaan
Braja Selebah STATUS
KEC
[Year]
Braja Sakti Braja Asri Labuhan Ratu Danao Labuhan Ratu Baru Braja Indah DESA
2 2 2 2 2 SCORE A
SC O R E B
S SCORE C D O R E C 2 2
Sukadana
Braja Mulya Labuhan Ratu VII Rajabasa Lama Rajabasa Lama II Pakuan Aji
2
Bumi Agung
Rantau Jaya Udik Pasar Sukadana Donomulyo Bumi Tinggi Lehan Catur Swarko Gunung Tiga
2 2 2 2
Labuhan Ratu
Batang Nuban
Hari
SCORE E
T O T A L
2 2 2
2 2
24
Kajian Kelembagaan
Pekalongan STATUS
KEC
[Year]
Sukacari Negara Ratu Bumi Jawa Kedaton I Purwosari Adirewo Sidodadi DESA
Raman Utara
Gondang Rejo Siraman Pekalongan Tulus Rejo Gantiwarno Kali Bening Wonosari Gantimulyo Adi Jaya Raman Aji
Purbolinggo
Rukti Sedyo Ratna Daya Kota Raman Rejo Binangun Raman Endra Raman Fajar Taman Asri
2 2 2 2 2 2 SCORE A
SC O R E B
2 S SCORE C D O R E C 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
SCORE E
T O T A L
2 2 2 2 2 2 2
25
Kajian Kelembagaan
STATUS
KEC
Way Bungur
Taman Bogo Taman Cari DESA
Taman Endah Taman Fajar Tegal Gondo Toto Harjo Tanjung Inten Toto Mulyo Tanjung Tirto
[Year]
SCORE A
SC O R E B
2 2 S SCORE C D O R E C 2 2 2 2 2 2
SCORE
E
TOTAL
2
Hasil klastering Desa/Kelurahan di Kabupaten Lampung Timur yang terdiri atas 75 Desa/Kelurahan menghasilkan distribusi sebagai berikut: 1) Klaster 0 sebanyak 6,43 %. 2) Klaster 1 sebanyak 29,16 %, 3) Klaster 2 sebanyak 46,21 %, 4) Klaster 3 sebanyak 16,3 %, 5) Klaster 4 sebanyak 1,9 %
26
Kajian Kelembagaan
[Year]
27
Sedangkan untuk distribusi desa setiap kecamatan yang disurvei dapat dilihat pada Tabel 2.3berikut : Tabel 2.3. Desa Wilayah Survei EHRA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
KECAMATAN Jabung Gunung Pelinung Sukadana Bumi Agung Sekampung Sekampung Udik Labuhan Maringgai Braja Selebah Pasir Sakti 5
0 1 1 2 1 0 0 0 0 0 22
1 1 2 8 1 2 6 0 2 0
KLASTER 2 3 3 2 2 0 3 0 4 1 12 2 3 0 3 2 2 3 2 2 34 12
4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2
2.2. Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei
Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin di atas maka selanjutnya ditentukan lokasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak 13 desa/kelurahan secara random. Hasil pemilihan ke-13 desa tersebut disajikan pada Tabel sebagai berikut : Tabel 2.4.
Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2013 Kabupaten Lampung Timur No Klaster Kec Desa/Kel Terpilih Jumlah Penduduk Jumlah Responden 1 4 2 2 80 2 3 6 12 480 3 2 9 34 1360 4 1 7 22 880 5 0 4 5 200 Jumlah 75 3.000 2.3. Penentuan Jumlah/Besar Responden Jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil sebesar 40 responden.Sementara itu jumlah sampel per pedukuhan yang dipilih secara random dan mewakili semua pedukuhan yang ada dalam Kelurahan/Desa tersebut. Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten digunakan Rumus Slovin sebagai berikut:
N n = --------------N.d2 + 1
Keterangan: • n adalah jumlah sampel • N adalah jumlah populasi • d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan =0,05, sehingga diperoleh nilai d=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi d=2
Dengan jumlah populasi rumah tangga sebanyak 473.397 Jiwa dan terdapat 94.680 KK, maka jumlah sampel minimum yang harus dipenuhi adalah sebanyak 400 Responden. Namun demikian untuk keperluan keterwakilan desa/kelurahan berdasarkan hasil klastering, Pokja Sanitasi Kabupaten Lampung Timur menetapkan jumlah kelurahan yang akan dijadikan target area survei sebanyak 75 desa, sehingga jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 75 X 40 = 3000 responden. 2.4. Penentuan Responden Di Lokasi Survei Rumah tangga/responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Tahapannya adalah sbb : • Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan penduduk langsung. • Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang akan diambil, misal 5 (lima) diperoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5 • Ambil/kocok angka secara random antara 1 AI untuk menentukan Angka Mulai (AM), contoh dibawah misal angka mulai 2 • Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, 2 + 5 = 7 dst
2.5. Karakteristik Enumerator dan supervisor Serta Wilayah Tugasnya 1. Kecamatan Sekampung Terdiri dari 2 (dua) Wilayah Puskesmas Yaitu : a. Puskesmas Sekampung dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 16 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. b. Puskesmas Trimulyo dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 18 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 2. Kecamatan Sukadana Terdiri dari 1 (satu) Wilayah Puskesmas Yaitu Puskesmas Sukadana dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 26 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 3. Kecamatan Jabung Terdiri dari 1 (satu) Wilayah Puskesmas Yaitu Puskesmas Adirejo dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 14 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 4. Kecamatan Braja Selebah Terdiri dari 1 (satu) Wilayah Puskesmas Yaitu Puskesmas Braja Harjosari dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 14 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 5. Kecamatan Pasir Sakti Terdiri dari 1 (satu) Wilayah Puskesmas Yaitu Puskesmas Pasir Sakti dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 10 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 6. Kecamatan Bumi Agung Terdiri dari 1 (satu) Wilayah Puskesmas Yaitu Puskesmas Donomulyo dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 14 Orang
Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 7. Kecamatan Labuhan Maringgai Terdiri dari 1 (satu) Wilayah Puskesmas Yaitu Puskesmas Labuhan Maringgai dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 10 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 8. Kecamatan Sekampung Udik Terdiri dari 2 (dua) Wilayah Puskesmas Yaitu : a. Puskesmas Sidorejo dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 10 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. b. Puskesmas Pugung Raharjo dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 8 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis. 9. Kecamatan Gunung Pelindung Terdiri dari 1 (satu) Wilayah Puskesmas Yaitu Puskesmas Way Mili dengan 1 (satu) Orang Supervisor (Petugas Sanitarian Puskesmas ) dan 10 Orang Enumerator yang latar belakang rata-rata Kader Kesehatan, bisa membaca dan menulis.
BAB III HASIL STUDY EHRA 3.1. Informasi responden 3.1.1. Umur responden Responden pada survey Study EHRA sebanyak 3000 responden, dari segi umur responden dominan adalah umur > 45 tahun sebanyak703 orang (23,5%) sedangkan responden yang memiliki rumah sendiri sebanyak 2658 orang (88,5%), responden yang tamat SD sebanyak 1377 orang (45,9%), responden yang yang tidak memiliki SKTM sebanyak 2339 orang (77,9%), responden yang tidak memiliki ASKESKIN sebanyak 1841 orang (61,3%) dan responden yang memiliki anak sebanyak 2841 orang (94,6%). Hal tersebut bisa dilihat pada table berikut ini: Tabel 3.1. Informasi Umum Responden Study EHRA di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 B1. Kelompok Umur Responden
B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?
B3. Apa pendidikan terakhir anda?
<= 20 tahun 21 - 25 tahun 26 - 30 tahun 31 - 35 tahun 36 - 40 tahun 41 - 45 tahun > 45 tahun Milik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya Tidak sekolah formal SD SMP SMA
45 215 441 557 638 392 703 2658 6 23
1.5 7.2 14.7 18.6 21.3 13.1 23.5 88.5 .2 .8
15 26 259 15 244
.5 .9 8.6 .5 8.1
1377 887 395
45.9 29.5 13.2
53 46
1.8 1.5
Ya Tidak Ya
663 2339 1161
22.1 77.9 38.7
Tidak Ya Tidak
1841 2841 161
61.3 94.6 5.4
SMK Universitas/ Akademi B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak?
3.2 Pengelolaan sampah rumah tangga Dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga, responden di Kabupaten Lampung Timur tergolong berisiko terhadap kesehatan lingkungan karena masih banyak responden dari 4 (empat) cluster yang mengolah sampah dengan cara dibakar, dengan jumlah 2445 orang (82,1%), dibandingkan dengan dikumpulkan oleh kolektor informal, sebanyak 12 orang (0,4%) dan dikumpulkan dan dibuang ke TPSsebanyak 19 orang (0,6%).Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.1. Pengelolaan sampah rumah tangga di Kab.Lampung Timur Tahun 2013
3.2. Praktik pemilahan sampah oleh responden
Dari grafik di atas perilaku masyarakat Kabupaten Lampung Timur yang tidak melakukan pemilahan sampah sebesar 65,9% dan yang telah melakukan pemilahan sampah sebesar 34,1%. 3.2. Area Beresiko Persampahan berdasarkan hasil Study EHRA Tabel 3.2. Area berisiko persampahan berdasarkan hasil Study EHRA di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013
A. Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan B. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah C. Banyak tikus berkeliaran D. Banyak nyamuk E. Banyak kucing dan anjing mendatangi tumpukan sampah F. Bau busuk yang menggangu G. Menyumbat saluran drainase H. Ada anak-anak yang bermain di sekitarnya I. Lainnya
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Total N % 1661 55.3 1341 44.7 2323 77.4 679 22.6 2104 70.1 898 29.9 968 32.2 2034 67.8 2748 91.5 254 8.5 2783 92.7 219 7.3 2892 96.3 110 3.7 2851 95.0 151 5.0 2928 97.5 74 2.5
Berdasarkan tabel di atas, kondisi sampah di lingkungan masyarakat menunjukkan sampah menyumbat drainase sebesar 96,3%, ada anak-anak yang bermain disekitar sampah sebesar 95, bau busuk yang mengganggu sebesar 92,7% sedangkan banyak kucing dan anjing mendatangi tumpukan sampah sebesar 91,5%. 3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah TinjaManusia dan Lumpur Tinja Study EHRA yang dilakukan di Kabpaten Lampung Timur pada tahun 2013 diketahui bahwa mayoritas masyarakat Kab.Lampung Timur tempat buang air besar sudah menggunakan jamban pribadi sebanyak 93,3 %, MCK/WC umum sebesar 3,4%. Sedangkan masih ada responden yang membuang air kotor/limbah tinja manusia ke lubang galian, pinggiran sungai atau pantai dan di kebun atau pekarangan walaupun persentasenya sedikit. Untuk dapat memberikan gambaran lebih jelas, dapat dilihat pada grafik berikut ini.
3.4. Tempat penyaluran akhir tinja
Hasil Studi EHRA tentang tempat akhir penyaluran tinja, terlihat 42% responden menggunakan cubluk/lobang di tanah, 41% menggunakan tanki septic. Sedangkan sisanya masih menggunakan sungai/danau/pantai dan kebun/tanah lapang sebagai tempat akhir penyaluran tinja.Hal ini menunjukkan bahwa masih ada responden yang perilaku hidup bersih dan sehatnya masih rendah. 3.5. Waktu terakhir pengurasan tanki septic Berdasarkan grafik di bawah, sebagian besar responden mengatakan tidak pernah menguras tanki septic, sebesar 93,8%. Hanya 1% yang mengatakan menguras tanki septic lebih dari 5-10 tahun yang lalu. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar jamban keluarga yang ada di Kabupaten Lampung Timur belum pernah dikuras, karena belum tersedianya sarana penguras septic tank, dan juga masyarakt tidak mengetahui bahwa lumpur tinja itu harus dikuras.
Grafik 3.5. Waktu terakhir pengurasan tanki septik di Kab.Lampung Timur Tahun 2013
3.6. Praktik pengurasan tanki septic berdasarkan cluster Bila dilihat pada grafik di bawah, sebagian besar responden mengatakan tidak tahu ada praktik pengurasan tanki septic, sebesar 75,9%, 18,5% melakukan praktik pengurasan tanki septic sendiri dan 5,6% mengatakan dikosongkan dengan membayar tukang.
3.7. Tanki septic suspek aman dan tidak aman
Dari grafik ini menunjukkan bahwa 85 % tanki septic suspek aman, dan 15 % tidak aman sedangkan bila dilihat dari grafik 3.4 tempat penyaluran tinja sebagian besar masyarakat menjawab disalurkan ke lubang/cubluk hal ini bertolak belakang karena masyarakat tidak mengerti maksud pertanyaan atau masyarakat menganggap cubluk/lubang di tanah sudah cukup aman. 3.8. Area berisiko air limbah domestic Dari table di bawah terlihat bahwa air limbah dibuang ke saluran terbuka yang berasal dari tempat cucian pakaian (47,82%) dan yang berasal dari kamar mandi (47,59%), Tabel 3.3.Area Beresiko Air limbah Domestik Berdasarkan Hasil Study EHRA di Kab.Lampung Timur Tahun 2013 Kluster Desa/Kelurahan 0 1 2 3 4 Tangki septik suspek aman Pencemara n karena pembuanga n isi tangki septik Pencemara n karena SPAL
Tidak aman Suspek aman Tidak, aman
Tidak aman Ya, aman
Total
n 52
% 26.3
n 132
% 15.0
n 220
% 16.2
n 46
% 9.6
n 1
% 1.3
n 451
% 15.0
146
73.7
750
85.0
83.8
434
90.4
79
98.8
2551
85.0
4
100. 0
15
100. 0
114 0 15
100.0
19
100.0
1
100.0
61
30.8
398
45.1
737
54.2
228
47.5
44
55.0
1470
49.0
137
69.2
484
54.9
623
45.8
252
52.5
36
45.0
1532
51.0
54 100.0
3.4 Drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir Gambaran drainase lingkungan dan daerah yang pernah mengalami banjir di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 3.8.Persentase rumah tangga yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir di Kab.Lampung Timur Tahun 2013
Dari grafik di atas 95 % responden mengatakan bahwa tempat tinggal mereka tidak pernah mengalami banjir, dan hanya 1,8 yang menjawab sekali dalam setahun yang mengalami banjir, terutama pada darah klaster 3 daerah pinggiran sungai dan pantai. 3.9. Rumah tangga yang mengalami banjir rutin
Dari grafik diatas rumah tangga yang tidak pernah mengalami banjir sebesar 59,3%, sedangkan yang pernah mengalami banjir sebesar 40,7%, banjir terjadi karena rumah tangga terebut berada di pinggir pantai dan belum memiliki saluran drainase sehingga genangan air tidak bisa mengalir. 3.10. Lama air menggenang jika terjadi banjir
Dari grafik diatas terlihat 44,1% air tergenang lebih dari satu (1) hari jika terjadi banjir,sedangkan air yang tergenang antara 1-3 jam dan kurang dari satu jam sebesar 17,6%. 3.11. Lokasi genangan di sekitar rumah
Pada daerah yang pernah mengalami banjir dari grafik ini diketahui bahwa genangan air sebagian besar menggenangi halaman rumah (61, 2%)dan genangan air di dekat kamar mandi 29,5 %, di dapur 14,7 %, kalau dilihat dari genangan air yang sampai ke dapur dan kamar ,mandi berarti banjir ini menjadi hal serius yang mengakibatkan pemilik rumah tangga tidak bisaberaktifitas dan pencemaran yang disebabkan oleh genangan air yang merendam septic tanki sangat berbahaya terhadap penularan penyakit. 3.12. Kepemilikan saluran pembuangan air limbah
Dari grafik interlihat bahwa sebagian besar rumah tangga telah memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL) 73%, sedangkan yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah sebesar 27%, hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya pengetahuan responden tentang SPAL. 3.13. Akibat tidak memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Akibat tidak memiliki SPAL yang menimbulkan genangan air hanya sebagian kecil 9,3% dan sebagian besar walaupun tidak mempunyai SPAL namun tidak menimbulkan genangan air disekitar tempat tinggal (90,7%) hal ini bisa saja terjadi karena waktu pelaksanaan surveydi musim kemarau, sehingga air limbah rumah tangga langsung terserap ke tanah. 3.14. Saluran pembuangan air limbah yang berfungsi Pada grafik 3.14, terlihat SPAL yang berfungsi sebesar 57,2%, SPAL yang tidak memiliki saluran sebesar 33%, SPAL yang tidak berfungsi sama sekali sebesar 6,7%. Hal ini menunjukkan limbah rumah tangga belum dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari tanah dan sumber air minum yang ada disekitarnya.
3.15. Pencemaran SPAL berdasarkan cluster Dari grafik di bawah dapat dilihat bahwa ada pencemaran saluran pembuangan air limbah oleh SPAL sebesar 48,9%, dan yang tidak ada pencemaran yang disebabkan oleh SPAL 51,1%. Hal ini menunjukan risiko pencemaran yang disebabkan karena SPAL tidak berfungsi dengan baik terutama saat musim hujan sehingga dapat mencemari sumber air minum danbisa menimbulkan penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan system pencernaan.
3.4. Area berisiko genangan air berdasarkan hasil Study EHRA. Pada table berikut ini terlihat, genangan air yang berada di halaman rumah sebesar 61,2%, genangan air yang berada di dekat kamar mandi sebesar 29,5%, genangan air yang berada di dekat bak penampungan sebesar 15,1% dan yang berada di dekat dapur sebesar 14,7%. Genangan air tersebut bisa meningkatkan risiko Tabel 3.4. Area berisiko genangan air berdasarkan hasil Study EHRA di Kab.Lampung Timur Tahun 2013
A. Dihalaman rumah B. Di dekat dapur C. Di dekat kamar mandi D. Di dekat bak penampungan E. Lainnya
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
0 % 42.3 57.7 96.2 3.8 73.1 26.9 100.0 .0 96.2 3.8
1 % 30.6 69.4 88.2 11.8 87.1 12.9 78.8 21.2 94.1 5.9
2 % 33.7 66.3 82.1 17.9 66.3 33.7 89.5 10.5 97.9 2.1
3 % 65.0 35.0 86.7 13.3 53.3 46.7 83.3 16.7 100.0 .0
4 % .0 100.0 58.3 41.7 66.7 33.3 66.7 33.3 66.7 33.3
Total n 108 170 237 41 196 82 236 42 266 12
% 38.8 61.2 85.3 14.7 70.5 29.5 84.9 15.1 95.7 4.3
3.5. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Pengelolaan air minum rumah tangga di Kab.Lampung Timur yang berasal dari sumur gali terlindungi secara umum digunakan untuk minum, masak dan mencuci piring dan gelas, walaupun masih ada masyarakat yang tidak menggunakan air sumur gali terlindungi untuk hal-hal tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut ini.
Masyarakat yang menggunakan air dari sumur gali terlindungi untuk minum sebesar 67,2%, untuk memasak sebesar 69,7% dan untuk mencuci piring dan gelas sebesar 69,1%. 3.16. Akses terhadap air bersih Berdasarkan hasil Studi EHRA yang dilakukan, akses masyarakat Kab.Lampung Timur untuk mendapatkan air bersih tidaklah sulit yaitu sebesar 66,7%,sedangkan yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih selama lebih dari seminggu sebesar
6,5%.
3.17. Sumber air minum dan memasak Sebagian besar masyarakat Kabupaten Lampung Timur menggunakan sumur gali terlindung untuk sumber air minum dan memasak yaitu sebesar 67,2%, yang menggunakan air sumur bor sebesar 6,8%,yang menggunakan air isi ulang sebesar 8,2% , dan yangmenggunakan air botol kemasan sebesar 3,2%. Masih ada masyarakat yang meminum air mentah (tidak dimasak) sebesar 30,3%, hal ini sangat beresiko terkena penyakit apabila sumber air yang digunakan tercemar bakteri.
3.5. Area risiko sumber air Dari table di bawah terlihat rumah tangga yang sumber airnya berisiko tercemar sebesar 53,5% dan rumah tangga yang sumber airnya terlindungi sebesar 46,5%. Tabel 3.5 Area Risiko Sumber Air Kluster Desa/Kelurahan Area risiko sumber air 0 1 2 3 % % % % 1.1 Sumber air Tidak, sumber air 57.6 42.7 57.7 56.3 terlindungi berisiko tercemar
4 % 73.8
Total % 53.5
Ya, sumber air terlindungi
42.4
57.3
42.3
43.8
26.3
46.5
1.2 Penggunaan Tidak Aman sumber air tidak Ya, Aman terlindungi. 1.3 Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air
5.1
12.8
5.6
22.1
45.0
11.4
94.9 26.8
87.2 29.0
94.4 32.9
77.9 30.2
55.0 48.8
88.6 31.4
73.2
71.0
67.1
69.8
51.3
68.6
Tidak pernah mengalami
3.6. Perilaku Higiene dan Sanitasi Perilaku yang sehat dalam kehidupan sehari-hari bisa mencegah kita dari penyakit yang berbasis lingkungan.Perilaku tersebut adalah mencuci tangan menggunakan sabun terutama sebelum makan dan sesudah buang kecil dan besar.Selain itu, membuang sampah pada tempatnya dan menggunakan jamban sehat.
3.18. Cuci tangan di (5) waktu penting
Dari grafik diatas terlihat responden yang melakukan cuci tangan pakai sabun di 5 (lima) waktu penting yaitu saat mandi sebesar (97%), saat memandikan anak sebesar (58,8%), setelah menceboki pantat anak sebesar (41,7%), mencuci tangan sendiri sebesar (63,3%) dan yang mencuci tangan anak sebesar (50,3%). Hal ini menunjukkan bahwa masih ada responden yang tidak menyadari pentingnya mencuci tangan di 5 (lima) waktu penting untuk mencegah terjadinya penyakit terutama yang berhubungan dengan pencernaan. Untuk meningkatkan target mencuci tangan pakai sabun di 5 (lima) waktu penting maka perlu dilakukan penyuluhan secara intensive. 3.19. Waktu melakukan cuci tangan pakai sabun
Terlihat dari grafik di atas, bahwa responden yang tidak mencuci tangan masih tinggi di atas 60%, yaitu setelah menceboki anak sebesar 62%,, sebelum menyuapi anaksebesar 64,4%, dansebelum menyiapkan makanan sebesar 64,3%. Kejadian ini perlu dilakukan peningkatan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir di setiap rumah tangga untuk menekan penyakit pencernaan terutama diare.
3.20. Persentase praktik buang air besar Dilihat dari grafik di bawah ternyata masih ada masyarakat yang melakukan buang air besar sembarangan yaitu sebesar 41,1 % terutama di daerah dekat aliran sungai dan pantai, begitu juga rumah tangga yang mempunyai anak kecil sebagian besar tidak membiasakan membuang kotoran bayi ke dalam closet atau WC.
3.6. Area berisiko perilaku hygiene dan sanitasi Perlunya memberikan informasi tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun kepada masyarakat dan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit yang berhubungan dengan perilaku dan lingkungan yang tidak sehat.Dari table di bawah terlihat mayoritas masyarakat Kab.Lampung Timur tidak melakukan cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting sebesar 79,2% dan ketersediaan sabun di dalam atau di dekat jamban 41,9%. Table 3.6. Area berisiko perilaku hygiene dan sanitas di Kab.Lampung Timur Tahun 2013 Kluster Desa/Kelurahan Total 0 1 2 3 4 % % % % % n % CTPS di lima waktu Tidak 77.3 76.8 80.4 79.0 92.5 2378 79.2 penting Ya 22.7 23.2 19.6 21.0 7.5 624 20.8 Lantai dan dinding jamban bebas dari tinja Jamban bebas dari kecoa dan lalat
Tidak Ya
43.9 56.1
34.2 65.8
39.2 60.8
46.3 53.8
46.3 53.8
1183 1819
39.4 60.6
Tidak Ya
33.8 66.2
45.4 54.6
43.8 56.2
41.7 58.3
45.0 55.0
1301 1701
43.3 56.7
Keberfungsian penggelontor.
Tidak Ya,
24.2 75.8
42.3 57.7
41.6 58.4
50.8 49.2
57.5 42.5
1279 1723
42.6 57.4
Ada sabun di dalam Tidak atau di dekat jamban Ya
45.5 54.5
58.6 41.4
59.3 40.7
58.3 41.7
61.3 38.8
1745 1257
58.1 41.9
4.5
10.1
6.5
4.8
1.3
213
7.1
Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya, Tidak
95.5
89.9
93.5
95.2
98.8
2789
92.9
Perilaku BAB
Y Tidak
29.8 70.2
39.8 60.2
39.5 60.5
50.4 49.6
55.0 45.0
1235 1767
41.1 58.9
3.7. Kejadian penyakit Diare Kejadian Penyakit diare di Kab.Lampung Timur berdasarkan hasil suvey EHRA menunjukan sebanyak 2288 responden (76,2%) tidak pernah menderita penyakit Diare, anak balita yang menderita Diare sebanyak 236 orang (33,1%), anak non balita yang menderita Diare sebanyak 69 orang (9,7%), remaja laki-laki yang menderita Diare sebanyak 41 orang (5,7%), remaja perempuan yang menderita Diare sebanyak 38 orang (5,3%), dewasa laki-laki yang menderita Diare sebanyak 177 orang (24,8%) dan dewasa perempuan yang menderita Diare sebanyak 234 orang (32,8%), dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.7. Kejadian Diare pada penduduk di Kab.Lampung Timur berdasarkan hasil Studi EHRA Tahun 2013
Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare
Anak-anak balita Anak-anak non balita Remaja laki-laki Remaja perempuan
Kluster Desa/Kelurahan 1 2 3 4 % % % % .6 .4 .6 .0 .6 .7 1.5 2.5 1.5 2.7 2.1 .0
Hari ini Kemarin 1 minggu terakhir
0 % 1.5 .5 1.0
1 bulan terakhir
3.4
1.8
4.1
2.7
3 bulan terakhir
5.4
3.3
5.1
6 bulan yang lalu
5.9
4.1
> 6 bulan yang lalu
16.3
Tidak pernah Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Total n
%
16 24 61
.5 .8 2.0
3.8
95
3.2
5.2
5.0
138
4.6
4.2
2.3
5.0
120
4.0
7.7
7.1
10.2
16.3
260
8.7
66.0 65.2 34.8 89.9 10.1 91.3 8.7
80.5 71.5 28.5 87.8 12.2 94.8 5.2
75.8 65.7 34.3 91.2 8.8 93.3 6.7
75.4 62.7 37.3 93.2 6.8 96.6 3.4
67.5 76.9 23.1 84.6 15.4 100. .0
2288 478 236 645 69 673 41
76.2 66.9 33.1 90.3 9.7 94.3 5.7
95.7 4.3
96.5 3.5
93.9 6.1
94.9 5.1
88.5 11.5
676 38
94.7 5.3
Dewasa laki-laki Dewasa perempuan
Tidak Ya Tidak Ya
63.8 36.2 58.0 42.0
72.1 27.9 70.9 29.1
79.0 21.0 67.2 32.8
74.6 25.4 68.6 31.4
80.8 19.2 61.5 38.5
537 177 480 234
75.2 24.8 67.2 32.8
3.8. Indeks risiko sanitasi
Pada grafik diatas tentang Indeks Resiko Sanitasi di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat: yang mempunyai risiko terhadap sumber air minum 54%, yang mempunyai resiko terhadap air limbah domestic 52,%, yang mempunyai risiko yang disebabkan persampahan 50%, yang beresiko terhadap genangan air 24%, yang berisiko karena kurang berperilaku hidup bersih dan sehat 50%, berarti rata rata risiko sanitasi berkisar di atas 50%. Maka dari ke lima indeks risiko yang menjadi prioritas terendah adalah genangan air sedangkan yang menjadi prioritas utama adalah persampahan karena berdasarkan cluster rata-rata lebih dari 70%.
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Hasil dari studi EHRA yang dilakukan di KabupatenLampung Timur dapat menggambarkan permasalahan sanitasi yang ada: 1. Sebagianbesarsampahrumahtanggabelumdilakukanpengolahan, belumadapemilahankarenasampahrumahtanggahanyadibakar (82,1%) biladibandingkandibuangkelubangsampahtanpaditutup(9,1%). Dan responden yang tidakmelakukanpemilahansampahsebesar 65,9% dan yang telahmelakukanpemilahansampahsebesar 34,1%. 2. Pembuanganlumpurtinjamasyarakatmembuangkotoran/air besarkejambanpribadi (6,7 %) dan MCK umum 3,4%. Tempatakhirpenyalurantinja, 42%respondenmenggunakancubluk/lubang di tanah, 41% menggunakantanki septic. 3. Rumahtangga yang tidakpernahmengalamibanjirsebesar 59,3%, sedangkan yang pernahmengalamibanjirsebesar 40,7%, banjirterjadikarenarumahtanggatersebutberada di pinggirpantaidanbelummemilikisalurandrainasesehinggagenangan air tidakbisamengalir. 4. Sebagianbesarrumahtanggatelahmemilikisaluranpembuangan air limbah (SPAL) 73%, sedangkan yang tidakmemilikisaluranpembuangan air limbahsebesar 27%, halinibisasajaterjadikarenakurangnyapengetahuanrespondententang SPAL.Ada pencemaransaluranpembuangan air limbaholeh SPAL sebesar 48,9%, dan yang tidakadapencemaran yang disebabkanoleh SPAL 51,1%. 5. Masihadamasyarakat yang meminum air mentah (tidakdimasak) sebesar 30,3%. 6. Responden yang melakukancucitanganpakaisabun di 5 (lima) waktupentingyaitusaatmandisebesar (97%), saatmemandikananaksebesar (58,8%), setelahmencebokipantatanaksebesar (41,7%), mencucitangansendirisebesar (63,3%) dan yang mencucitangananaksebesar (50,3%). 7. Kejadiandiarepadaanakbalitasebesar 43 % dankejadiandiarepada non balitasebesar 57%. Berdasarkanpermasalahantersebut, makahalini disampaikan kepada semua pembuatkebijakanuntuk mendorong kepedulian serta komitmen pemerintah daerah dalam menanganimasalah-masalah sanitasi dan higiene yang ada saatinidandi masa yang akandatang.Selain itu, diharapkanpemerintah daerah segera mengambil langkah nyata sesuai dengan prioritas masalah terkait sanitasidan higiene yang ada Kabupaten Lampung Timur. Studi EHRA merupakan salah satu bagian dari pengumpulan data primer dalam proses penyusunanBuku Putih Sanitasi (BPS) yang memegangperananpentingdalamprosespenentuan dan memetakan area berisiko yang ada di Kabupaten Lampung Timur. Dalam peta areaberisiko ini menunjukan tingkat risiko dan penyebarannya dalam skalakabupaten. Iniakanmenjadi titik tolak dan dasar yang kuat dalam perumusan dan penyusunan strategi komunikasi yangmerupakan bagian dari proses penyusunan Strategi SanitasiKesehatan (SSK) di Kabupaten Lampung Timur Studi ini merupakan Studi EHRA yang pertama dilakukan di Kabupaten Lampung Timur dan idealnyaperlu dilakukan secara berkala agar data yang ada lebih up to date dan mutahir sesuai dengan kondisiyang ada pada saat itu. Diharapkan hasil dari Studi EHRA ini akan menjadi dasar dalampelaksanaan Studi EHRA berikutnya.Dari pelaksanaan Studi EHRA ini ada beberapa hal yang menjadi kendaladan rekomendasi untukpelaksanaan Studi EHRA. 4.2 HambatandanKendala Dari pelaksanaanStudy EHRA ini ada beberapa kendaladanhambatanantaralain : 1. Tenagapengelola program dikabupaten yang sudahdilatihmutasi/pindahtugassertajumlahtenaga yang ada di kabupaten. 2. Dana yang terbatas, dana yang adapencairannyaterlambatsehinggapelaksanaanpelatihantidaksesuaidenganjadwaldirencanaka n.
3.
Petugaspengumpul data enemuratorparakaderyang terdiridariberbagaimacamlatarbelakangpendidikansehinggadalampengisiankuesionertingkatkete litiannyamasihkurang, karenaitu supervisor harusbenarbenarmeneliitiapakahkuesinersudahterisisemua.
4.3Saran Study EHRA dapat memberikan banyak manfaat, selain memberikan gambaran kondisi sanitasi, Study EHRA secara tidak langsung menjadi suatu media pembelajaran dan promosi sanitasi bagi petugas kesehatan dan kader yang terlibat dalam pengambilan data ini. Dengan melihat kondisi yang nyata dilapangan petugas kesehatan dan kader bisa lebih memahami permasalahan yang ada dan dapat memotivasi masyarakat untuk dapat saling bahu membahu dan ikut berperan untuk mengantisipasi dan ikut andil dalam menyelesaikan masalah-masalah sanitasi dan higiene yang ada untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri. UntukituperluadatindaklanjutdarihasilStudiEHRA danpetugaskabupaten yang sudahmengikutipelatihan agartidakmutasi .Koordinasilintas sector pokjasanitasilebihditingkatkanlagisehinggadalammerumuskantingkatrisikodantindakan yang akandilaksanakanlebihmatang.