LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kota Palangka Raya
PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2014
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kota Palangka Raya dalam menyusun Buku Pemetaan Kondisi Sanitasi (Buku Putih Sanitasi) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Secara substansi, hasil Studi EHRA memberi data ilmiah dan factual tentang ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalam skala Kabupaten/Kota.Sub sektor sanitasi yang menjadi obyek studi meliputi limbah cair domestik, limbah padat / sampah dan drainase lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Muatan pertanyaan dalam kuesioner dan lembar pengamatan telah diarahkan sesuai dengan 5 (lima) pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perangkat lunak entri data EHRA menggunakan Format Epi Info versi MS-DOS, perangkat lunak converter dari format Epi Info ke format yang bisa dibaca oleh SPSS dan perangkat lunak Syntax SPSS untuk cleaning data dan pemprosesan data hingga menghasilkan berbagai tabel hasil pengamatan termasuk beberapa tabel analisis Crosstab. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin konsistensi pemasukan data oleh operator, dengan demikian hasil entri data akan memiliki tingkat kesalahan yang seminim mungkin. Metode Pelaksanaan Studi EHRA, sebelum menentukan jumlah sampel Pokja AMPL Kota Palangka Raya melakukan Klastering Desa/Kelurahan berdasarkan 4 (empat) kriteria yaitu kepadatan penduduk, angka kemiskinan, dinilai sering mengalami banjir dan dilalui sungai yang berpotensi digunakan untuk sarana sanitasi. Penarikan sampel Studi EHRA sesuai dengan ketersediaan anggaran pada APBD Kota Palangka Raya Tahun 2014, namun demikian tetap memenuhi kaidahkaidah penelitian ilmiah dengan tingkat kepercayaan 95%. Akhirnya kami berharap, Hasil Studi EHRA ini dapat menggambarkan keadaan sanitasi yang sebenarnya di Kota Palangka Raya, sehingga hasil EHRA benar-benar menjadikan isu sanitasi menjadi “Visible”.Hasil Studi EHRA ini merupakan dasar dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota Palangka Raya, serta pada akhirnya dalam penyusunan Memorandum Program Strategi Sanitasi di Kota Palangka Raya.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan bekerja sama dalam pelaksanaan Studi EHRA ini, sehingga Studi EHRA dapat berjalan lancar dan menghasilkan hasil yang maksimal. Semoga Hasil Studi EHRA ini dapat bermanfaat bagi Pembangunan Sanitasi di Kota Palangka Raya
Penyusun
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF (RE)
Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan berfokus kepada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti Fasilitas sanitasi yang mencakup Sumber Air Minum, Layanan Pembuangan Sampah, Jamban, Saluran Pembuangan Air Limbah dan Perilaku yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu kepada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu Buang Air Besar, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga (Drainase Lingkungan). Metoda penentuan target area survei dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah “Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”.Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP yaitu Kepadatan Penduduk, Angka Kemiskinan, Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/ saluran irigasi dan Daerah terkena Banjir. Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random sesuai jumlah Kelurahandi Kota Palangka Raya yang telah ditentukan menjadi area survey.Dengan jumlah sampel kelurahan adalah 40 respondendengan tiap Kelurahan diambil 5 sampai 8 RT dan masing-masing RT diambil 5 Responden dengan total 1.200 Responden.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................... ……………………… i RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................... ………………………ii DAFTAR ISI ................................................................................................................ ……………………… iii DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................iv DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................................................... v BAB I.
PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1 1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1 1.2. TUJUAN DAN MANFAAT STUDI EHRA ............................................................................. 1 1.3. RUANG LINGKUP STUDI EHRA ......................................................................................... 2
BAB II. METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA .......................................................................... 3 2.1. JENIS DAN RANCANGAN STUDI . ...................................................................................... 3 2.2. POPULASI DAN SAMPEL . ................................................................................................. 3 2.3. INSTRUMEN STUDI . ........................................................................................................... 3 a. Penentuan Target Area Survei . ....................................................................................... 4 b. Penentuan Jumlah Responden . ..................................................................................... 7 c. Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei ......................................................................... 8 d. Penentuan RT/RW dan Responden di Lokasi Survei ..................................................... 9
BAB III. HASIL STUDI EHRA KOTA TAHUN 2014 ... ............................................................................. 10 3.1. Informasi Responden .......................................................................................................... 10 3.2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ............................................................................... 13 3.3. Pembuangan Air Kotoran/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja ................................ 16 3.4. Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir ................................................. 23 3.5. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga ............................................................................. 23 3.6. Perilaku Higienis dan Sanitasi ............................................................................................. 23 3.7. Kejadian Penyakit Diare ...................................................................................................... 23 3.8. Indek Resiko Sanitasi .......................................................................................................... 23
BAB IV. PENUTUP.................................................................................................................................... 57 LAMPIRAN .................................................................................................................................................. 58
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Klaster Berdasarkan Kriteria Indikasi Lingkungan Berisiko ..................................... 6 Tabel 2.2 Kecamatan dan Kelurahan Terpilih untuk Survei EHRA. ...................................................... 7 Tabel 3.1 Informasi Responden Berdasarkan Hasil Studi EHRA ...................................................... 13 Tabel 3.2 Area Beresiko Pengelolaan Persampahan Berdasarkan Hasil Study EHRA ....................... 15 Tabel 3.3 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Study EHRA .................................. 31 Tabel 3.4 Area Perilaku BABS Berdasarkan Hasil Study EHRA ........................................................ 40 Tabel 3.5 Kejadian Diare Pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA ........................................ 41 Tabel 3.6 Indeks Resiko Sanitasi Berdasarkan Hasil Studi EHRA ..................................................... 41 Tabel 3.7 Katagori Daerah Beresiko Sanitasi.......................................................................................42
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Grafik Pengelolaan Sampah ....................................................................................... 14 Gambar 3.2. Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga ................................ 15 Gambar 3.3. Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar ................................................................ 16 Gambar 3.4. Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja ......................................................................... 17 Gambar 3.5. Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik ......................................................... 18 Gambar 3.6. Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik ...................................................................... 18 Gambar 3.7. Grafik Persentase Tanki Septi Suspek Aman dan Tidak Aman ..................................... 19 Gambar 3.8. Grafik Peesentase Adanya Genangan Air ................................................................... 19 Gambar 3.9. Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Rutin ...................... 20 Gambar 3.10. Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah ................................................................. 20 Gambar 3.11. Grafik Persentase Kepemilikan SPAL ......................................................................... 21 Gambar 3.12. Grafik Persentase Pencemaran SPAL ........................................................................ 22 Gambar 3.13. Grafik Area Resiko Sumber Air ................................................................................... 23 Gambar 3.14. Grafik Sumber Air Untuk Masak dan Minum ............................................................... 24 Gambar 3.15. Grafik Persentase Praktik BABS ................................................................................ 24 Gambar 3.16. Grafik Perilaku CPTS di Lima Waktu Penting .............................................................. 25 Gambar 3.17. Grafik Waktu Melakukan CPTS ................................................................................... 26 Gambar 3.18. Grafik Kejadian Diare ................................................................................................. 26 Gambar 3.19. Grafik Angka Kejadian Diare Berdasarkan Penderita .................................................. 27 Gambar 3.20. Grafik Indeks Resiko Sanitasi...................................................................................... 28
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke kelurahan. Kota Palangka Raya dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena: a. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat b. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan. Sering terjadi,isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang baik tingkat kecamatan maupun kabupaten. c. Data terkait dengan sanitasi terbatas dimana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai SKPD yang berbeda d. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa e. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektor-sektor pemerintahan secara eksklusif f. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan/desa
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT STUDY EHRA Adapun tujuan dan manfaat dari studi EHRA adalah : a. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan b. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi c. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survey yang handal d. Menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota Palangka Raya..
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 1.3 RUANG LINGKUP STUDI EHRA a. Lingkup Sasaran Sasaran dari studi EHRA ini merupakan rumah tangga yang berada di seluruh kelurahan hasil kajian clustering. Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kota Palangka Raya Tahun 2014 melalui Tim EHRA Dinas Kesehatan. Selanjutnya,
data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kota Palangka Raya dan juga menjadi masukan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi Kota b. Lingkup Lokasi Study EHRA dilakukan di seluruh kelurahan yang berada di wilayah kota Palangka Raya. Populasi kecamatan berjumlah 5 Kecamatan dan 30 Kelurahan. c. Lingkup Waktu Pelaksanaan study EHRA dilakukan pada tanggal 25 Agustus s/d 30 September 2014.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA 2.1 JENIS DAN RANCANGAN STUDI EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang dipilih secara kolaboratif oleh Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dengan Sanitarian bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Sebelum turun ke lapangan, para enumerator, Supervisor dan Koordinator Kecamatan (Kepala Puskesmas) diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 2 (dua) hari berturutturut dari tanggal 22 s/d 23 Agustus 2014 di Hotel Royal Global Palangka Raya. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi perbaikan instrumen. Pelatihan dipandu oleh Tim EHRA dari Provinsi dan Kabupaten dibantu oleh Dinas Kesehatan bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dan City Fasilitator BPS/SSK Kabupaten. Selain itu tim entri data juga mengikuti pelatihan terpisah juga selama 2 hari dengan waktu dan tempat yang sama,yang di latih langsung oleh tim EHRA Provinsi.
2.2 POPULASI DAN SAMPEL Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah 30 Kelurahan.Sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dalam Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey. Jumlah sampel per Desa/Kelurahan sebanyak 40 responden. Dengan demikian jumlah responden secara keseluruhan desa/kelurahan adalah 1.200responden Yang menjadi responden adalah Ibu Rumah Tangga atau anak perempuan yang sudah menikah, dan berumur antara 18 s/d 45 tahun.
2.3 INSTRUMEN STUDI Dalam survei Studi EHRA menggunakan kuesioner sebagai bahan untuk menanyakan sejumlah pertanyaan kepada responden. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit. Sebelumnya panduan telah diuji kembali dalam hari kedua pelatihan enumerator setelah praktek lapangan.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Untuk mengikuti standar etika maka informed consent wajib dibacakan oleh enumerator sehingga responden sadar dan memahami betul bahwa keikutsertaan sebagai responden survei Studi EHRA dilakukan dengan sukarela. Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Tim EHRA dari Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. Petugas entri data adalah orang-orang yang telah dilatih pada waktu pelatihan. Survei dilakukan dari tanggal 25 Agustus s/d 30 September 2014 kemudian dilanjutkan dengan entry data dan analisis hasil sampai tanggal 13 Oktober 2014. Untuk kontrol kualitas, di tingkat kecamatan dilakukan spot check oleh supervisor yaitu sanitarian Puskesmas dengan mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Sanitarian melakukan wawancara singkat dengan lembar spot check yang telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Selain itu, sanitarian juga membuat laporan harian berdasarkan lembar laporan harian yang telah disediakan untuk memantau kelancaran survei. Untuk kontrol kualitas di tingkat Kota Palangka Raya, Tim EHRA Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya juga melakukan monitoring evaluatif selama pelaksanaan survei dengan di dampingi oleh sanitarian. Setelah menerima hasil kuesioner, maka Tim EHRA Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya melakukan pengecekan kembali kuesioner yang diterima, apabila ada kesalahan maka dikembalikan ke enumerator untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Baru kemudian dilakukan entri data setelah kuesioner dianggap sudah layak untuk dilakukan entri data. Kegiatan Studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan tidak hanya bisa dilaksanakan oleh Pokja Kabupaten/Kota semata. Agar efektif, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim EHRA sebagai berikut : - Penanggungjawab
: Pokja Kota Palangka Raya
- Koordinator Survey
: Dinas Kesehatan Kota palangka Raya
- Anggota
: Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
- Koordinator kecamatan : Kepala Puskesmas - Supervisor
: Sanitarian Puskesmas
- Tim Entry data
: Bappeda, Dinas PUdan Tim Entry data Dinas Kesehatan
- Tim Analisis data
: Bappeda, Dinas PU dan Tim Entry data Dinas Kesehatan
- Enumerator
: Tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu, Polindes
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 a. Penentuan Target Area Survei Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kota Palangka Raya mengingat area sumber data yang akan diteliti sangat luas dan dengan dana yang tidak memadai. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut: 1)
Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa.
2)
Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut: (∑ Pra-KS + ∑ KS-1)
3)
Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% ∑ KK
4)
Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat
5)
Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kota Palangka Raya menghasilkan katagori klaster sebagaimana dipelihatkan pada tabel hasil clustering berikut:
Tabel 2.1 Kategori Klaster Berdasarkan kriteria Indikasi Lingkungan Berisiko Katagori Klaster
Kriteria
Klaster 0
Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko.
Klaster 1
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 2
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 3
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 4
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kota Palangka Raya.
b. Penentuan Jumlah Responden Untuk mendapatkan gambaran kondisi sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota, dengan presisi tertentu tidak dibutuhkan besaran sampel yang sampai ribuan rumah tangga.Sampel sebesar 40 responden untuk tiap kelurahan/desa dengan teknik statistik tertentu dan dianggap sebagai jumlah minimal yang bisa dianalisis.Akan tetapi dalam praktiknya bila ditargetkan 40, seringkali tidak memenuhi target dikarenakan oleh sejumlah error (kesalahan pewawancara, entry data, kuesioner dll), sehingga seringkali sampel yang ditargetkan 40 responden. Berdasarkan pengalaman tersebut maka jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil minimal sebesar 40 responden. Di Kota Palangka Raya dari 30 kelurahan yang menjadi area survei sesuai hasil klaster sebanyak 30 kelurahan dan diambil sampel sebanyak 40 responden untuk setiap desa/kelurahan, sehingga total seluruh responden di Kota Palangka Raya sebanyak 1.200 responden.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 c. Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei Setelah mendapatkan jumlah responden seperti tersebut di atas maka selanjutnyaditentukan lokasi Studi EHRA dengan cara memilih sebanyak 30 kelurahan secara random. Hasil pemilihan ke-30 kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 2.3 sebagai berikut : Tabel 2.3. Kecamatan dan Kelurahan Terpilih untuk Survei EHRA No
Kecamatan
Kelurahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
PAHANDUT PAHANDUT PAHANDUT PAHANDUT PAHANDUT PAHANDUT JEKAN RAYA JEKAN RAYA JEKAN RAYA JEKAN RAYA BUKIT BATU BUKIT BATU BUKIT BATU BUKIT BATU BUKIT BATU BUKIT BATU BUKIT BATU SABANGAU SABANGAU SEBANGAU SEBANGAU SEBANGAU SEBANGAU RAKUMPIT RAKUMPIT RAKUMPIT RAKUMPIT RAKUMPIT RAKUMPIT RAKUMPIT
PAHANDUT PANARUNG LANGKAI TUMBANG RUNGAN TANJUNG PINANG PAHANDUT SEBERANG MENTENG PALANGKA BUKIT TUNGGAL PETUK KATIMPUN MARANG TUMBANG TAHAI BANTURUNG TANGKILING SEI GOHONG KANARAKAN HABARING HURUNG KERENG BANGKIRAI SABARU KALAMPANGAN KAMELOH BARU DANAU TUNDAI BERENG BENGKEL PETUK BUKIT PAGER PANJEHANG GAUNG BARU PETUK BARUNAI MUNGKU BARU BUKIT SUA
Jumlah RT 96 49 68 2 11 9 69 122 87 6 5 7 11 14 7 4 7 19 13 30 4 2 6 5 3 2 1 3 3 2
JmlRT Terpilih
Jumlah Responden
8 8 8 2 5 8 8 8 8 5 5 5 8 8 5 4 5 8 8 8 4 2 5 5 3 2 1 3 3 2
1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 10 KK 1 RT = 8 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 8 KK 1 RT = 8 KK 1 RT = 8 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 8 KK 1 RT = 10 KK 1 RT = 8 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 5 KK 1 RT = 10 KK 1 RT = 20 KK 1 RT = 8 KK 1 RT = 8 KK 13,13,14 KK 1 RT = 20 KK 1 RT = 40 KK 15,15,10 KK 13,13,14 KK 1 RT = 10 KK
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
d. Penentuan RW/RT dan Responden di Lokasi Survei Unit Sampling Primer (Primary Sampling Unit / PSU) dalam EHRA adalah RT. Karena itu data RT per RW per Desa/Kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum memilih RT. Di Kota Palangka Raya dari jumlah 30 kelurahan terpilih diambil responden dari seluruh RT yang ada di desa/kelurahan tersebut. Sedangkan untuk menentukan jumlah responden pada setiap RT dilakukan dengan cara acak (Random Sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya penentuan rumah tangga itu bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut : •
Jumlah responden per desa/kelurahan sebanyak 40 responden dibagi dengan Jumlah RT yang ada pada desa/kelurahan terpilih.
•
Buat daftar Rumah Tangga berdasarkan pengamatan keliling pada RT di desa/kelurahan tersebut.
•
Tentukan Angka Interval (AI) dengan cara sebagai berikut :
-
Jumlah Total KK per RT pada desa/kelurahan terpilih
=X
-
Jumlah responden yang akan diambil pada RT tersebut
=Y
-
Angka Interval (AI) = Jumlah Total KK per RT / Jumlah responden per RT AI = X/Y (Pembulatan keatas)
•
Untuk menentukan responden pertama diambil secara acak angka 1 – AI yang dimulai dari rumah Ketua RT.
•
Rumah selanjutnya diambil sesuai Angka Interval pada RT tersebut dengan putaran searah jarum jam.
•
Terus berputar sesuai dengan Angka Interval sampai mendapatkan jumlah responden yang akan diambil pada RT tersebut (Y).
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 BAB III HASIL STUDI EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
3.1 Informasi Responden
Responden pada survey ini adalah ibu rumah tangga atau anak perempuan yang berumur diatas 18 tahun dan sudah berkeluarga yang tinggal di lingkungan RT terpilih area survey dengan jumlah responden sebanyak 1.200 responden. Tabel 3.1 Informasi Responden Berdasarkan Studi EHRA
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Berdasarkan tabel 3.1 Diatas terlihat bahwa prosentase umur responden terbesar dengan usiadiatas 45 tahun (batas maksimal usia responden adalah 65 tahun) adalah 24,1% dan terendah kurang dari 20 tahun adalah3%. Untuk status kepemilikan rumah memiliki rumah sendiri 79,3% dan yang tidak memilki rumah sendiri 3% sewa, 3,1% kontrak, 2,3% rumah dinas, 4% berbagi dengan keluarga lain, milik orang tua 4%, lainnya 7%. Pada responden terpilih rata-rata pendidikan terakhir adalah Sekolah Dasar sebesar 38,1%,SMP 26.6 % dan SMA 22.6%, lulusan SMK 2,2%. Sedangkan untuk Surat Keterangan Tidak mampu (SKTM) sebesar 34.2% Kartu Asuransi Kesehatan Bagi keluarga Miskin (ASKESKIN) sebesar 30,8%. Dari keseluruhan responden sebanyak 1.200 KK mempunyai anak 90,4%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Palangka Raya tahun 2014 sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2 Area Beresiko Pengelolaan Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0 100,0
,0
,0
Tidak tepat waktu
,0 100,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0 100,0
,0
,0
92,5 100,0
45,0
52,5
95,0 100,0
89,7
97,5
2,5
55,0
47,5
10,3
2,5
97,5
Tidak diolah
100,0
diolah
,0
77,5 100,0 100,0
22,5
,0
,0
7,5
,0
5,0
,0
87,5 100,0
12,5
,0
Bukit Sua
,0 100,0
Mungku Baru
Tidak memadai
Petuk Berunai
,0
Gaung Baru
,0
Panjehang
7,7
Pager
7,5
Petuk Bukit
,0
Berang Bengkel
,0
Danau Tundai
2,5
Kameloh Baru
80,0
Kalampangan
62,5
92,3 100,0 100,0 100,0
Sabaru
85,0
Kanarakan Hambaring Hurung
20,0
Sei Gohong
22,5
92,5
Tangkiling
,0
Banturung
60,0
97,5 100,0 100,0
Kereng Bengkirai
Tumbang Tahai
Bukit Tunggal
95,0
62,5
Marang
Palangka
Petuk Ketimpun
Menteng
20,0
Ya 3.2 Frekuen si pengang kutan 3.3 Ketepata n waktu pengang kutan sampah 3.4 Pengola han sampah setempat
Tanjung Pinang Pahandut Seberang
37,5
5,0
Tbg Rungan
15,0
37,5
Langkai
80,0
Panarung
77,5
Pahandut
40,0 100,0
3.1 Tidak Pengelol aan sampah
52,5
22,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
,0
47,5
77,5
,0
,0
,0
,0
,0
,0
2,5
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0 100,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0 100,0
97,5 100,0
87,5
75,0 100,0
97,5 100,0 100,0
45,0
97,4
97,5 100,0
72,5
97,5
75,0
86,1
12,5
25,0
55,0
2,6
27,5
2,5
25,0
13,9
2,5
,0
,0
2,5
,0
,0
97,5 100,0 100,0 100,0 100,0
Total
Total
Kode Kelurahan/Desa
2,5
,0
78,9
21,1
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Pada Tabel 3.2 Area beresiko pengelolaan sampah dari 30 kelurahan di kota Palangka Raya sebanyak 78,9% tidak melakukan pengelolaan sampah dan 21,1% yang melakukan pengelolaan sampah. Frekuensi pengangkutan sampah tidak memadai 100%. Ketepatan waktu pengangkutan sering tidak tepat waktu 100%. Sedangkan untuk pengolahan sampah yang tidak diolah 86,1% dan yang sampahnya diolah 13,9%. Gambar 3.1 Grafik Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah seperti terlihat pada grafik 3.1 diatas, menunjukkan bahwa praktek pengelolaan sampah terbesar adalah dibakar dengan total 55,8% responden,dibuang ke TPS yang dilakukan oleh responden sendiri total 20.8%, dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah 6,0 % responden, dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 5.0% responden dan dibuang ke sungai/kali/laut/danau8.4%responden, dibiarkan sampai membusuk 7% responden, membuang ke lahan kosong dan dibiarkan saja sampai membusuk 4,3% responden, lain-lain 4,1% responden. Bila dilihat berdasarkan
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 desa/kelurahan, di Kelurahan Tumbang Rungan, Marang, Tumbang Tahai, Banturung, Sei Gohong, Kanarakan, Habaring Hurung, Kalampangan, Kameloh Baru, Danau Tundai, Bereng Bengkel, Petuk Bukit, Pager, Gaung Baru, Petuk Berunai, Mungku Baru dan Bukit Sua, tidak ada aktifitasresponden membuang sampah ke TPS dan dibuang sendiri oleh responden tanpa adanya petugas pengangkut sampah. Grafik 3.2 Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga
Berdasarkan grafik 3.2 Diatas terlihat bahwa prosentase total responden sebesar 84,7% melakukan pemilahan sampah dan hanya 15,3% yang tidak melakukan pemilahan sampah.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Untuk mengetahui area beresiko air limbah domestik di Kota Palangka Raya berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA
Berdasarkan tabel 3.3 terlihat bahwa dari 30 Kelurahan dengan total 56,5% respondencenderung melakukan pencemaran karena pembuangan isi tangki septik. Untuk tingkat pencemaran karena SPAL masih cukup tinggi yaitu 50,3% walaupun yang aman sebesar 49,7%. Secara global untuk variabel tangki septik suspek aman masih bagus sebesar 70.2%,hanya 29,8% yang tidak aman.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Mengenai tempat BAB/limbah tinja manusia dan lumpur tinja di rumah tangga di Kota Palangka Raya sebagaimana digambarkan pada grafik berikut :
Gambar 3.3 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar
Pada Grafik 3.3 Persentase tempat Buang Air Besar menunjukkan bahwa yang ke jamban pribadi sebesar 54%, MCK/WC Umum ada 16% responden, buang air besar ke sungai 9%, ke WC helikopter sama sebesar 7%, ke selokan/parit 5%, ke kebun/pekarangan 3%, ke lainnya 3% dan ke lubang galian 1%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Tinja merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia sebagai mahluk sosial. Tinja juga merupakan bahan buangan yang sangat menyengat dan sangat menarik perhatian serangga, khususnya lalat, dan berbagai hewan lain seperti anjing, ayam dan tikus. Apabila pembuangan tinja tidak ditangani sebagaimana mestinya, maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencernaan. Gambar 3.4 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Pada Grafik 3.4 Tempat penyaluran akhir tinja untuk pembuangan ke tangki septik masih banyak yaitu 61 %, Pipa sewer 1%, cubluk/lobang tanah 6%, langsung ke drainase 0%, Sungai/danau/pantai 4%, kolam/sawah 0%, kebun/tanah lapang 0% dan yang tidak tahu 28 %.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Dari hasil wawancara dan pengamatan didapatkan hasil bahwa waktu pengurasan tangki septik dilakukan responden di kota Palangka Raya terlihat pada grafik berikut : Gambar 3.5 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik
Berdasarkan grafik 3.5 menunjukkan bahwa total 82% responden tidak pernah melakukan pengurasan tanki septik dan artinya ini merupakan tanki septik suspek tidak aman. Kelurahan Tumbang Tahai responden sama sekali tidak pernah melakukan pengurasan septic tank. Selebihnya responden 0-12 bulan yang lain 2,3%, 1-5 tahun yang lalu 7,1%, lebih dari 5-10 tahun yang lalu 1,5%, lebih dari 10 tahun 0,3%,tidak tahu 6,7% pernah melakukan pengurasan septic tank.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Dari hasil wawancara responden di Kota Palangka Raya yang telah melakukan pengurasan tanki septik dilakukan dengan membayar layanan sedot tinja, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 3.6 Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik
Berdasarkan grafik 3.6 tentang praktik pengurasan tanki septik menunjukkan bahwa dengan menggunakan layanan sedot tinja 43,5 %,membayar tukang 9.9%, dikosongkan sendiri 7.6 % dan tidak tahu 38.9 %. Grafik diatas juga menggambarkan pada Kelurahan Tumbang Tahai, Petuk Ketimpun, Banturung, Tangkiling, Sei Gohong, Kanarakan, Hambaring Hurung, Kameloh Baru, Danau Tundai, Bereng Bengkel, Petuk Bukit, Pager, Panjehang, Gaung Baru, Mungku Baru, Petuk Berunai dan Bukit Sua tidak pernah melakukan aktifita terkait pengurasan Septik Tank.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
Untuk mengetahui kualitas tanki septik yang dimiliki rumah tangga dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 3.7 Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Untuk Grafik 3.7 menunjukkan bahwa di seluruh desa/kelurahan secara global untuk variabel tangki septik suspek aman masih bagus sebesar 70,2% dan hanya 29,8% yang suspek tidak aman.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir
Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai, banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran, hasil selengkapnya dapat dilihat pada grafik sebagai berikut. Gambar 3.8. Grafik Persentase Adanya Genangan Air
Berdasarkan Grafik 3.8 menunjukkan bahwa 65,3 % (786 KK) dari total responden di sekeliling rumah ada genangan air. Hanya 34,7 % (416 KK) dari total responden yang lingkungan sekitar rumah tidak ada genangan air.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Untuk mengetahui persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin berdasarkan kelurahan di Palangka Raya disajikan dalam grafik di bawah ini. Gambar 3.9 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Rutin
Pada grafik 3.9 di atas menggambarkan bahwa pada seluruh Kelurahan yang menjadi daerah survei dari total responden menunjukkan ada 71,7% yang tidak pernah mengalami banjir, 19,3% yang sekali dalam setahun mengalami banjir, 8,2% beberapa kali dalam setahun, 0,3% satu kali atau lebih dalam sebulan dan 0,6 % responden yang menjawab yang tidak tahu.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Dari hasil studi EHRA di peroleh bahwa lokasi genangan terjadi dihalaman rumah, di dekat dapur, di dekat kamar mandi dan di dekat bak penampungan. Lokasi genangan air akan digambarkan pada grafik dibawah ini. Gambar 3.10 Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah
Untuk lokasi genangan di sekitar rumah grafik 3.10 menunjukkan bahwa sebesar 44% genangan berada di dekat dapur, di dekat kamar mandi 29% dan genangan berada di halaman rumah 23%, genangan di dekat bak penampungan ada 1%, genangan dilain-lain ada 3%..
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Air limbah dapat berasal dari sejumlah aktivitas rumah tangga, setiap rumah tangga menghasilkan limbah padat maupun limbah cair. Berikut ini akan digambarkan rumah tangga yang memiliki SPAL pada grafik dibawah ini. Gambar 3.11 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL
Berdasarkan grafik 3.11 untuk persentase kepemilikan SPAL, ada 43 % responden yang memiliki SPAL dan 57 % responden saja yang tidak memiliki SPAL. Untuk kepemilikan SPAL di wilayah Kota Palangka Raya hasil survei studi EHRA masih kurang, hal tersebut menunjukan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk pentingnya kepemilikan SPAL.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Beberapa pencemaran air bersih yang sering kali sulit tertangani adalah pencemaran dari limbah rumah tangga/domestik dimana sebagian penduduk membuang limbah rumah tangganya didaerah yang rawan seperti sungai maupun saluran air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 3.12 Grafik Persentase Pencemaran SPAL
Pada grafik 3.12 berdasarkan hasil pengamatan terlihat persentase tidak ada pencemaran karena SPAL 49,7 % dan ada pencemaran karena SPAL 50,3%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
Berkaitan dengan pengelolaan air minum rumah tangga di kota Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Gambar 3.13 Grafik Area Resiko Sumber Air 120.0 100.0
100.0
87.5
82.5 75.0
80.0 72.5 60.0
60.0 40.0
.0
.0
72.5 72.5 65.0 59.0 55.0 45.0
78.0
77.5 77.5
70.0
87.5
85.0 80.0 77.5 77.5
80.0 64.1
55.0 50.0
65.0
50.052.5
50.0 45.8 44.4 41.0 34.1 32.5 32.5 32.5 27.5 30.0 27.527.5 25.025.0 25.0 25.0 20.0 17.5 20.0 17.5 17.5 15.0 12.2 10.0 10.0 7.5 9.8 7.3 5.1 5.1 5.0 2.5 4.9 .0 .0 .0 .0 .0 2.5 .0 .0 2.5 .0 2.5 .0.0 .0 .0 .0.0 .0 2.5 2.5 .0 2.6 .0 .0
40.037.537.5
20.0
100.0
100.0
47.5 40.0
Tidak Terlindungi Terlindungi Kelangkaan Air
Berdasarkan grafik 3.13 mengenai area resiko sumber air, terlihat hampir semua kelurahan menggunakan sumber air yang terlindungi dengan persentase tidak tercemar 45,8% (berupa sumber air dari PDAM air ledeng, kran umum, hidran umum, sumur bor pompa tangan,sumur gali terlindungi, air hujan serta air isi ulang) dan beresiko tercemar 54,2%. Dari seluruh kelurahan yang disurvei hanya 9,8 % dari resonden pernah mengalami kelangkaan air dan selebihnya 90,2 % tidak pernah mengalami kelangkaan air.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Sedangkan sumber air yang digunakan hanya untuk masak dan minum dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 3.14 Grafik Sumber Air Untuk Minum dan Masak
Berdasarkan grafik 3.14 Untuk sumber air minum terbesar responden menggunakan sumur pompa tangan 54,9%, yang terendah menggunakan air dari sungai 1,9% dan seluruh responden di semua kelurahan tidak ada yang menggunakan air dari waduk/danau. Untuk penggunaan air buat memasak banyak menggunakan air sumur pompa tangan 72,2% dan yang terendah menggunakan air dari waduk/danau 1%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi
Tabel 3.4 Perilaku BABS Berdasarkan Hasil Studi EHRA
Berdasarkan Tabel 3.4 Persentase praktik prilaku BABS hasil studi EHRA menunjukkan bahwa dari persentase total menunjukkan 52,6% tidak melakukan praktik BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dan masih ada 47,4% yang melakukan BABS.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Gambar 3.15 Grafik Persentase Praktik BABS
Berdasarkan grafik 3.15 persentase praktik BABS hasil Studi EHRA menunjukkan bahwa dari persentase total menunjukkan 52,6% tidak melakukan praktik BABS ( Buang Air Besar Sembarangan) masih ada 47,4% yang melakukan BABS.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular, cukup banyak penyakit yang di cegah melalui kebiasaan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 3.16 Grafik CTPS di Lima Waktu Penting
Pada grafik 3.16 di atas menunjukkan bahwa perilaku CTPS responden sebesar (86 %) tidak melakukan CTPS di lima Waktu Penting seperti : Sebelum makan,setelah makan,setelah BAB, setelah mencebokin bayi/anak,sebelum menyuapi anak,sebelum menyiapkan masakan dan setelah memegang hewan serta sebelum sholat. Sedangkan yang melakukan perilaku CTPS ada responden sebesar (14%) saja.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Pentingnya perilaku sehat cuci Tangan pakai Sabun (CPTS) untuk mencegah penyakit-penyakit menular masih belum dipahami masyarakat secara luas dan praktiknya pun masih belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kebiasaan cuci tangan di kota Palangka Raya dapat di lihat pada grafik dibawah ini. Gambar 3.17 Grafik Waktu Melakukan CTPS
Untuk grafik 3.17 Waktu Melakukan CTPS di Kota Palangka Raya, responden terbanyak yang melakukan CTPS adalah di waktu sebelum makan dengan 77,6 % responden, kemudian setelah makan 66,6 % responden, setelah buang air besar 67,9% responden. Untuk perilaku CTPS sebelum sholat ada 17,6 %, Setelah menceboki bayi/anak ada 30,3%, Setelah memegang hewan 29,8%, sebelum menyiapkan masakan 26,0%, sebelum menyuapi anak 23,9%, sebelum ke toilet 19% dan lainnya 9 %.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 3.7 Kejadian Penyakit Diare
Penyakit Diare sangat erat hubungannya dengan keadaan sanitasi dan perilaku higiene yang jelek. Mengenai kejadian diare pada responden pada waktu tertentu di kota Palangka Raya dapat dilihat pada grafik berikut. Tabel 3.5 Kejadian Diare Pada Penduduk Berdasarkan Hasil Study EHRA
Pada tabel 3.5 menunjukkan kejadian diare pada seluruh Kelurahan daerah Studi EHRA. Hasil yang lebih jelas akan ditampilkan pada grafik-grafik yang ada di bawah ini.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Untuk mengetahui waktu terjadinya penyakit Diare pada responden dapat dilihat pada grafik sebagai sebagai berikut. Gambar 3.18 Grafik Kejadian Diare Berdasarkan Waktu Kejadian
Berdasarkan Grafik 3.18 di atas menunjukkan angka kejadian diare tidak begitu tinggi, hanya, 6,3% pada responden yang disurvei dalam waktu 1 bulan terakhir dan dari 30 kelurahan yang ada 74,5% responden tidak pernah mengalami kejadian diare dan yang pernah 25,5%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Apabila kita pilah berdasarkan penderita, penderita mana yang mengalami kejadian penyakit diare yang terbanyak, untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 3.19 Grafik Angka Kejadian Diare Berdasarkan Penderita
Berdasarkan grafik 3.19 di atas terlihat bahwa lebih banyak penderita anak balita sebesar 36,9% dari anggota keluarga responden yang mengalami diare. Untuk anak Dewasa Wanita sebesar 30,7% dan dewasa laki-laki sebesar
21,6%
anak
non
balita
9,8%,remaja
perempuan
6,5%
dan
remaja
laki-laki
6,9%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 3.8 Indeks Risiko Sanitasi
Risiko sanitasi diartikan sebagai terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Indeks Resiko Sanitasi (IRS) diartikan sebagai ukuran atau tingkatan risiko sanitasi, dalam hal ini adalah hasil dari analisa studi EHRA. Manfaat penghitungan Indeks Risiko Sanitasi (IRS) adalah sebagai salah satu komponen dalam menentukan area berisiko sanitasi. Berikut adalah grafik Indeks Resiko Sanitasi (IRS) kota Palangka Raya Tahun 2014. Tabel 3.5 Indeks Resiko Sanitasi Berdasarkan Hasil Studi EHRA
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Berdasarkan Tabel 3.21 Diatas terlihat bahwa prosentase Indeks Resiko Sanitasi terbesar sumber air terlindungi jawaban responde 54,2% dan yang beresiko tercemar 45,8% . Penggunaan sumber air yang terlindungi 54,2% untuk kelangkaan air sebanyak 9,8%. Untuk tangki septik suspek aman 70,3% dan pada pencemaran karena pembuangan isi tangki septik tertinggi jawaban responden ya 56,5%. Sedangkan pencemaran karena SPAL responden yang tertinggi 50,3%. Untuk pengelolaan sampah yang tidak dikelola sebesar 78,9%, sedang frekuensi pengangkutan sampah 100% dan untuk pengelolaan sampah yang tidak diolah sebesar 86,1%. Genangan air yang tidak tergenang 65,3% dan CTPS di kota Palangka Raya di lima waktu penting yang jawaban responden tidak 85,8%. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja 72,3% yang bebas dari kecoa dan lalat 70%. Keberfungsian penggelontor 65,6%. Terlihat adanya sabun di dalam atau dekat jamban 58,8%. Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air ya tercemar 13,5% serta prilaku BABS 47,4%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Gambar 3.20 Grafik Indeks Resiko Sanitasi
Berdasarkan Grafik 3.20 Indeks Resiko Sanitasi di kota Palangka Raya tertinggi adalah Persampahan 91%, Air Limbah Domestik 46%, Perilaku Hidup Bersih Sehat 45%, Genangan Air 35% dan yang terendah Sumber Air 27%.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Tabel 3.7 Katagori Daerah Berisiko Sanitasi Batas Nilai Risiko Total Indeks Risiko Max
Keterangan 278
Total Indeks Risiko Min
86
Interval
48
Katagori Area Berisiko
Batas Bawah
Batas Atas
Kurang Berisiko
86
134
Berisiko Sedang
135
183
Risiko Tinggi
184
232
Risiko Sangat Tinggi
233
281
NILAI IRS (INDEKS RESIKO SANITASI) BERDASARKAN STUDI EHRA TAHUN 2014 KELURAHAN
IRS
SKOR EHRA
BERENG BENGKEL
278
4
MUNGKU BARU
273
4
KAMELOH BARU
273
4
4
TUMBANG RUNGAN
255
4
5
GAUNG BARU
246
4
6
TANJUNG PINANG
235
4
7
PANARUNG
227
3
8
DANAU TUNDAI
223
3
9
PETUK KETIMPUN
216
3
10
MARANG
205
3
11
PETUK BERUNAI
204
3
12
PAGER
203
3
13
PAHANDUT
200
3
14
PANJEHANG
197
3
15
BANTURUNG
197
3
16
LANGKAI
193
3
17
BUKIT SUA
187
3
18
TANGKILING
178
2
19
PAHANDUT SEBERANG
178
2
20
PALANGKA
172
2
21
TUMBANG TAHAI
171
2
22
BUKIT TUNGGAL
169
2
23
KALAMPANGAN
164
2
24
SABARU
160
2
25
KERENG BANGKIRAI
153
2
26
PETUK BUKIT
136
2
27
MENTENG
130
1
28
KANARAKAN
118
1
29
HAMBARING HURUNG
115
1
30
SEI GOHONG
86
1
1 2 3
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Berdasarkan Tabel 3.7 Katagori Daerah Berisiko Sanitasi maka didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Kategori Area Beresiko Sangat Tinggi : a. Kelurahan Bereng Bengkel, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 100% b. Kelurahan Mungku Baru, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 80% c. Kelurahan Kameloh Baru, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 100% d. Kelurahan Tumbang Rungan, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 95% e. Kelurahan Gaung Baru, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 78% f. Kelurahan Tanjung Pinang, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 63% 2. Kategori Area Beresiko Tinggi : a. Kelurahan Panarung, Resiko Sanitasi pada Persampahan 71% b. Kelurahan Danau Tundai, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 100% c. Kelurahan Petuk Ketimpun, Resiko Sanitasi padda Air Limbah Domestik 65% d. Kelurahan Marang, Resiko Sanitasi pada Perilaku Hidup Bersih Sehat 51% e. Kelurahan Pager, Resiko Sanitasi pada Perilaku Hidup Bersih Sehat 50% f. Kelurahan Pahandut, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 59% g. Kelurahan Panjehang, Resiko Sanitasi pada Perilaku Hidup Bersih Sehat 60% h. Kelurahan Banturung, Resiko Sanitasi pada Persampahan 74% i. Kelurahan Langkai, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 53% j. Kelurahan Bukit Sua, Resiko Sanitasi pada Perilaku Hidup Bersih Sehat 78% 3. Kategori Beresiko Sedang : a. Kelurahan Tangkiling, Resiko Sanitasi pada Persampahan 45% b. Kelurahan Pahandut Seberang, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 65% c. Kelurahan Palangka, Resiko Sanitasi pada Genangan Air 65% d. Kelurahan Tumbang Tahai, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 60% e. Kelurahan Bukit Tunggal, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 73% f. Kelurahan Kalampangan, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 53% g. Kelurahan Sabaru, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 50% h. Kelurahan Kereng Bangkirai, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 44% i. Kelurahan Petuk Bukit, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 56% 4. Kategori Kurang Beresiko : a. Kelurahan Menteng, Resiko Sanitasi pada Air Limbah Domestik 40% b. Kelurahan Kanarakan, Resiko Sanitasi pada Perilaku Hidup Bersih sehat 55% c. Kelurahan Habaring Hurung, Resiko Sanitasi pada Persampahan 50% d. Kelurahan Sei Gohong, Resiko Sanitasi pada Persampahan 50%
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 BAB IV PENUTUP
Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat Kota Palangka Raya sampai ke kelurahan. Kota Palangka Raya memandang perlu melakukan Studi EHRA karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda 3. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa 4. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektor-sektor pemerintahan secara eksklusif 5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan/desa
Adapun tujuan dan manfaat dari studi EHRA adalah: 1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan 2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi 3. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survey yang handal 4. Menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota Palangka Raya
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 Idealnya study EHRA dilaksanakan dilakukan secara berkala, dan studi kali ini (pertama) merupakan baseline bagi hasil studi ehra selanjutnya. Akan tetapi beberapa catatan/rekomendasi untuk pelaksanaan studi EHRA selanjutnya, antara lain adalah: 1. Kader yang menjadi enumerator harus benar-benar memahami area study dan isi questioner EHRA 2. Supervisor lapangan dan koordinator wilayah studi EHRA juga harus benar-benar memahami area study dan isi questioner EHRA 3. Supervisor lapangan dan koordinator wilayah studi EHRA harus benar-benar melakukan pengawasan terhadap kinerja enumerator di lapangan. 4. Supervisor lapangan harus teliti memeriksa questioner dari enumeratos sebelum diserahkan kepada tim entry data.
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 DOKUMENTASI KUNJUNGAN PENDATAAN EHRA 2014 KELURAHAN SABARU KECAMATAN SEBANGAU
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 DOKUMENTASI KUNJUNGAN PENDATAAN EHRA 2014 KELURAHAN BUKIT SUA KECAMATAN RAKUMPIT KOTA PALANGKA RAYA
LAPORAN EHRA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 DOKUMENTASI KUNJUNGAN PENDATAAN EHRA 2014 KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN JEKAN RAYA