STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Pokja AMPL - BM Kabupaten Bogor Tahun 2015
0
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
KATA PENGANTAR
Dalam laporan studi EHRA penentuan
target
area
ini dijelaskan tentang
survey,
penentuan
jumlah
metodologi studi EHRA responden
serta
yaitu:
penentuan
desa/kelurahan area survei. Disamping itu pula dijelaskan hasil studi EHRA Kabupaten Bogor yaitu: pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air minum rumah tangga serta prilaku higien, kejadian penyakit diare serta analisis indek resiko sanitasi.
Studi EHRA ini dilakukan dalam rangka menyiapkan data
primer
tentang sanitasi
lingkungan. Data ini menyangkut data persampahan, drainase, air minum, buang air besar, higien serta data diare. Hasil studi EHRA ini dapat dijadikan masukan dalam penetapan area beresiko yang dijelaskan dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) dan juga menjadi masukan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi Kabupaten Bogor.
Dengan tersusunnya laporan studi EHRA ini, diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam proses penyusunannya, baik dari kalangan masyarakat, institusi, akademisi, pemerintah Kabupaten Bogor maupun pihak lain.
Tim Penyusun
1
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
RINGKASAN EKSEKUTIF
Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan/Envinronmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Dalam pelaksanaan studi EHRA menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observasi). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang merupakan kader desa/Kesehatan/PKK. Sementara Sanitarian bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga)/Pemangku. Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total Pemangku/RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey. Jumlah sampel RT per Desa/Kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan adalah minimal 40 responden. Yang menjadi responden adalah Ibu atau anak yang sudah menikah, dan berumur antara 18 sampai dengan 60 tahun.
Metode penentuan target area survey dilakukan berdasarkan kondisi geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Stratifikasi. Hasil stratifikasi ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Kriteria utama penetapan strata tersebut adalah kepadatan penduduk, angka kemiskinan, daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran. drainase/saluran irigasi, daerah terkena banjir. Jumlah desa/kelurahan yang akan dijadikan objek studi ini adalah 50 desa/kelurahan yang terdistribusi dalam 4 (empat) strata yaitu strata 1 sebanyak 11 desa/kelurahan, strata 2 sebanyak 16 desa/kelurahan, strata 3 sebanyak 21 desa/kelurahan, strata 4 sebanyak 2 desa/kelurahan. Karena di Kabupaten Bogor sampel yang akan dijadikan target survey adalah desa/kelurahan, maka hasil olah data adalah tidak per strata melainkan per desa/kelurahan.
Di Kabupaten Bogor responden yang digunakan dalam studi EHRA ini adalah sejumlah 2000 responden yang telah dilakukan random sampling dan terdistribusi dalam 50 desa/kelurahan terpilih. Kondisi sampah di Kabupaten Bogor adalah sebanyak 56% melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara dibakar. Sebesar 12 % rumah tangga dikumpulkan dan dibuang ke TPS,
12 % rumah tangga dibuang dilahan
kosong/kebun/hutan dan membiarkan membusuk, 12 % rumah tangga dibuang ke sungai/danau, 3 % rumah tangga dibuang dalam lobang dan tidak ditutup, 2 % rumah
2
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
tangga dibuang dalam lobang dan ditutup tanah, 1 % dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang serta 2 % lainnya.
Jumlah rumahtangga yang membuang air besar pada jamban pribadi sebesar 72 sebanyak 12 % rumah tangga membuang ke sungai, 5 % rumah tangga membuang ke WC helikopter, 4 % rumah tangga membuang ke selokan/got/parit, 3 % rumah tangga membuang ke MCK/MCK umum, 2 % rumah tangga membuang ke kebun/pekarangan, 1 % rumah tangga membuang ke lubang galian. 1 % rumah tangga membuang ke lainnya.
Untuk pengelolaan air minum rumah tangga, sumber utama air minum adalah air sumur gali sebesar 49 %, air isi ulang 15 %, sumur gali 12 %, mata air terlindungi 9 %, air botol kemasan 7 %, air sumur pompa tangan 7 %, air ledeng PDAM 4 %, mata air tak terlindungi 3 %, air sungai 1 % serta air hidran umum 1 %,
Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dilakukan saat sebelum makan yaitu sebesar 77%, setelah buang air besar sebanyak 70%, sebelum makan 67 %, sebelum menyiapkan masakan 32 %, setelah menceboki bayi/anak 31 %, sebelum memberi menyuapi anak 26 %, setelah memegang hewan 25 % serta sebelum ke toilet 10 %.
Hasil analisa indeks risiko sanitasi adalah sebagai berikut: 1.
Kategori area berisiko sangat tinggi pada anggota strata 4 yaitu dengan nilai/skor 242, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah prilaku hidup bersih dan sehat sebesar 61 %, sumber air 60 %, air limbah domestik 51 % serta persampahan 50 %.
2.
Kategori area berisiko sedang pada anggota Strata 3 yaitu dengan nilai/skor 234, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah persampahan sebesar 71 %, prilaku hidup bersih dan sehat sebesar 57 %, dan air limbah domestik 56 %.
3.
Kategori area berisiko sedang pada anggota Strata 2 yaitu dengan nilai/skor 235, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah
persampahan sebesar 74 %, air limbah
domestik 57 %, prilaku hidup bersih dan sehat sebesar 51 %. 4.
Kategori area kurang berisiko pada anggota Strata 1
yaitu dengan nilai/skor 229,
dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah .persampahan 66%, air limbah domestik 58 % dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 48% persampahan.
3
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................1 RINGKASAN EKSEKUTIF.................................................................................................2 DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 4 DAFTAR TABEL ................................................................................................................ 5 DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ 6 I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 7 II.METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA ............................................................ 8 2.1. Penentuan Target Area Survey ................................................................................... 9 2.2. Penentuan Jumlah/Besar Responden ........................................................................ 22 2.3. Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei .................................................................... 22 2.4. Penentuan RW/RT Dan Responden Di Lokasi Survei ............................................... 24 III.HASIL STUDI EHRA 2012 KABUPATEN BOGOR ... .............................................. 26 3.1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ....................................................................... 26 3.2. Pembuangan Air Limbah Domestik ............................................................................ 27 3.3. Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir ....................................................... 29 3.4. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga..................................................................... 29 3.5 Perilaku Higiene .......................................................................................................... 31 3.6 Kejadian Penyakit Diare .............................................................................................. 31 3.7 Analisis Indek Resiko Sanitasi................................................................................32 IV.PENUTUP ..................................................................................................................... 33
4
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko ......................... 10 Tabel 2. Hasil klastering desa/ kelurahan di Kabupaten ....................................................... 11 Tabel 3. Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kabupaten Bogor.......................................................................................................................... 23
5
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Distribusi desa per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA ........................ 21 Gambar 2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ..............................................................26 Gambar 3.Pengangkutan Sampah.......................................................................................27 Gambar 4. Tempat Bang Air Besar......................................................................................28 Gambar 5. Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja..........................................................28 Gambar 6. Waktu Pengosongan Tanki Septick Tank..........................................................29 Gambar 7. Waktu Terjadi Genagan/Banjir...........................................................................30 Gambar 8. Sumber Air Minum Kabupaten Bogor................................................................30 Gambar 9. Waktu Cuci Tangan Pakai Sabun......................................................................31
6
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
BAB 1 PENDAHULUAN
Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke kelurahan. Kabupaten/Kota dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda 3. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa 4. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektor-sektor pemerintahan secara eksklusif 5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan/desa
Adapun tujuan dan manfaat dari studi EHRA adalah: 1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan 2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi 3. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survey yang handal 4. menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Bogor
Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Bogor . Selanjutnya, data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bogor dan juga menjadi masukan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi Kabupaten.
7
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
BAB 2 METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA
EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang dipilih secara kolaboratif oleh Pokja AMPL dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Sementara Sanitarian bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Sebelum turun ke lapangan, para sanitarian dan enumerator diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 2 (dua) hari berturut-turut. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi perbaikan instrumen. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga). Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey. Jumlah sampel RT per Desa/Kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan adalah 40 responden. Yang menjadi responden adalah Bapak (Kepala Rumah Tangga) atau Ibu atau anak yang sudah menikah, dan berumur antara 18 s/d 60 tahun.
Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 30-45 menit. Panduan diuji kembali dalam hari kedua pelatihan enumerator dengan try out ke lapangan. Untuk mengikuti standar etika, informed consent wajib dibacakan oleh sanitarian sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar.
Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor . Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator yang telah terlatih dari PIU Advokasi dan Pemberdayaan. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada struktur kuesioner dan perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi yakni program EPI Info dan SPSS.
8
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Untuk quality control, tim spot check mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Tim spot check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar terjadi dengan standar yang ditentukan. Quality control juga dilakukan di tahap data entri. Hasil entri direcheck kembali oleh tim Pokja AMPL. Sejumlah 5% entri kuesioner diperiksa kembali.
Kegiatan Studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan tidak hanya bisa dilaksanakan
oleh
Pokja
Kabupaten/Kota
semata.
Agar
efektif,
Pokja
Sanitasi
Kabupaten/Kota diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim EHRA sebagai berikut:
1. Penanggungjawab
: Pokja Kabupaten Bogor
2. Koordinator Survey
: Pokja - Dinas Kesehatan
3. Anggota
: BAPPEDA, Bappermas, KLH, DKP, Infokom, dll
4. Koordinator wilayah/kecamatan : Kepala Puskesmas 5. Supervisor
: Sanitarian Puskesmas
6. Tim Entry data
: Bag. Pengolahan Data, Bappeda, BPS
7. Tim Analisis data
: Pokja Kabupaten Bogor
8. Enumerator
: Sanitarian dan mahasiswa
2.1.
Penentuan Target Area Survey
Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Bogor mengingat area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan.
Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut: 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa. 9
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut: (∑ Pra-KS + ∑ KS-1) Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% ∑ KK
3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat 4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut.
Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Bogor menghasilkan katagori klaster sebagaimana dipelihatkan pada Tabel
1. Wilayah (kecamatan atau
desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen
dalam
hal
tingkat
risiko
kesehatannya.
Dengan
demikian,
kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kabupaten Bogor. Tabel 1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko
Katagori Klaster Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
Kriteria Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama kriteria indikasi lingkungan berisiko. Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 indikasi lingkungan berisiko Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 indikasi lingkungan berisiko Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 indikasi lingkungan berisiko Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 indikasi lingkungan berisiko
sekali kriteria kriteria kriteria kriteria
10
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Klastering wilayah di Kabupaten Bogor menghasilkan katagori klaster sebagaimana dipelihatkan pada Tabel 2. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Tabel 2. Hasil klastering desa/ kelurahan di Kabupaten Bogor No. Klaster Jumlah
Nama Desa/Kelurahan Kecamatan
1
4
16 Klapanunggal
Desa/Kelurahan Desa Lulut Desa Leuwikaret Desa Sukaraksa Desa Sukamaju Desa Cigudeg Desa Banyuresmi
Cigudeg
Desa Wargajaya Desa Bunar Desa Mekarjaya Desa Tegalega Desa Cintamanik Desa Tapos Desa Batok
Tenjo
Desa Bojong Desa Tenjo Desa Cilaku
2
3
184
Desa Malasari Desa Bantar Karet Desa Cisarua Nanggung
Desa Curug Bitung Desa Pangkal Jaya Desa Sukaluyu Desa Kalong Liud Desa Parakan Muncang Desa Purasari Desa Puraseda Desa Karyasari
Leuwiliang
Desa Pabangbon Desa Karacak Desa Barengkok Desa Cibeber II Desa Cibeber I
11
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Leuwiliang Desa Karehkel Desa Wangunjaya Desa Sadeng Kolot Leuwisadeng
Desa Leuwisadeng Desa Sibanteng Desa Sadeng Desa Cibunian Desa Purwabakti Desa Ciasmara Desa Ciasihan Desa Gunung Sari
Pamijahan
Desa Gunung Bunder 2 Desa Gunung Bunder 1 Desa Cibening Desa Gunung Picung Desa Cibitung Kulon Desa Pamijahan Desa Pasarean
Cibungbulang
Desa Situ Udik Desa Situ Ilir Desa Ciaruten Ilir Desa Cijujung
Ciampea
Desa Cibuntu Desa Cihideung Udik Desa Tapos
Tenjolaya
Desa Gunung Malang Desa Situ Daun Desa Cibitung Tengah
Dramaga Tamansari
Desa Petir Desa Sukajadi Desa Sukaluyu Desa Cijeruk Desa Cipelang
Cijeruk
Desa Cipicung Desa Palangsari Desa Sukaharja
Cigombong
Desa Pasir Jaya Desa Ciburayut Desa Cinagara Desa Tangkil
Caringin
Desa Lemah duhur Desa Cimande Desa Pancawati
12
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Ciderum Desa Ciherang Pondok Ciawi Cisarua Megamendung
Desa Cibedug Desa Jambu Luwuk Desa Cibeureum Desa Kopo Desa Sukakarya Desa Cipayung Datar Desa Nagrak
Sukaraja
Desa Cikeas Desa Cilebut Barat Desa Cijayanti
Babakan Madang
Desa Bojong Koneng Desa Karang Tengah Desa Sukaharja Desa Wargajaya Desa Sirnajaya
Sukamakmur
Desa Sukamakmur Desa Cibadak Desa Pabuaran Desa Sukaresmi Desa Karya Mekar Desa Cibatu Tiga Desa Mekarwangi
Cariu
Desa Tegal Panjang Desa Cariu Desa Kuta Mekar Desa Sukajadi Desa Babakan Raden
Jonggol
Desa Sukajaya Desa Balekambang Desa Dayeuh Desa Mampir Desa Setusari Desa Cipeucang Desa Jatisari
Cileungsi
Desa Gandoang Desa Mekarsari Desa Cileungsi Kidul Desa Cileungsi Desa Limusnunggal Desa Pasir Angin Desa Cipenjo
Klapanunggal
Desa Bantar Jati
13
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Nambo Desa Kembang Kuning Desa Klapanunggal Ligarmukti Desa Bojong Desa Cikahuripan Desa Karanggan Desa Gunung Putri Desa Tlajung Udik Desa Bojongnangka Gunung Putri
Desa Cicadas Desa Wanaherang Desa Cikeas Udik Desa Nagrak Desa Ciangsana Desa Bojongkulur Desa Hambalang Desa Tajur
Citeureup
Desa Sukahati Desa Leuwinutug Desa Gunung Sari
Bojonggede Kemang
Desa Ragajaya Desa pabuaran Desa Tegal
Rancabungur
Desa Pasir Gaok
Parung
Desa Cogrek Desa Karihkil Desa Cibeuteung Udik Desa Babakan
Ciseeng
Desa Putat Nutug Desa Cibeuteung Muara Desa Cibentang Desa Kuripan
Gunung Sindur
Desa Cibadung Desa Leubatu Desa Cidokom Desa Gobang Desa Rabak
Rumpin
Desa Cibodas Desa Kp. Sawah Desa Rumpin Desa Sukasari Desa Kertajaya Desa Tanmansari
14
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Mekarsari Desa Banyuwangi Cigudeg
Desa Banyuasih Desa Rengasjaya Desa Argapura Desa Cisarua Desa Kiarasari Desa Kiara Pandak Desa Harkat Jaya
Sukajaya
Desa Sukajaya Desa Sipayung Desa Suka Mulih Desa Pasir Madang Desa Cileuksa Desa Kalong Sawah Desa Sipak Desa Jugalajaya Desa Curug Desa Tegalwangi
Jasinga
Desa Koleang Desa Jasinga Desa Cikopomayak Desa Bagoang Desa Barengkok Desa Pangaur Desa Wirajaya Desa Ciomas
Tenjo
Desa Babakan Desa Singabraja Desa Singabangsa Desa Dago Desa Cikuda
Parung Panjang
Desa Pingku Desa Gintung Cilejet Desa Jagabita Desa Cibunar
3
2
136 Nanggung
Desa Nanggung Desa Hambaro Desa Babakan Sadeng
Leuwisadeng
Desa Kalong II Desa Kalong I Desa Cibitung Wetan
Pamijahan
Desa Gunung Menyan Desa Cimayang
15
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Dukuh Cibungbulang
Desa Cimanggu 2 Desa Cimanggu 1 Desa Ciampe Udik Desa Cinangka Desa Cicadas Desa Tegal Waru Desa Bojong Jengkol
Ciampea
Desa Cihideung Ilir Desa Cibanteng Desa Bojong Rangkas Desa Cibadak Desa Benteng Desa Ciampea
Dramaga Ciomas
Desa Sukadamai Desa Ciherang Desa Kota Batu Desa Sukajaya Desa Sukaresmi
Tamansari
Desa Pasir Eurih Desa Taman Sari Desa Sukamantri
Cijeruk
Desa Cibalung Desa Tajur Halang Desa Tugu Jaya
Cigombong
Desa Wates Jaya Desa Ciadeg
Caringin
Desa Pasir Buncir Desa Cileungsi Desa Citapen Desa Bojong Murni Desa Banjar Sari Desa Banjar Wangi
Ciawi
Desa Bitung Sari Desa Teluk Pinang Desa Banjar Waru Desa Ciawi Desa Bendungan Desa Pandansari Desa Citeko
Cisarua
Desa Tugu Selatan Desa Tugu Utara Desa Jogjogan
Megamendung
Desa Cipayung Girang
16
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Cibanon Desa Gunung Deulis Sukaraja
Desa Pasirlaja Desa Cijujung Desa Cimandala Desa Sumur Batu
Babakan Madang
Desa Citaringgul Desa Kadumangu Desa Sentul Desa Sukawangi
Sukamakmur
Desa Sukamulya Desa Sukadamai
Cariu
Desa Bantar Kuning Desa Cikutamahi Desa Cibadak Desa Tanjungsari Desa Sirnasari Sirnarasa
Tanjungsari
Desa Buanajaya Desa Antajaya Desa Pasir Tanjung Desa Tanjung Rasa Desa Sukarasa Desa Selawangi Desa Sukanegara Desa Cibodas Desa Singasari Desa Singajaya Desa Sukasirna
Jonggol
Desa Bendungan Desa Sirnagalih Desa Jonggol Desa Sukamaju Desa Sukamanah Desa Weninggalih Desa Sukagalih Desa Tangkil
Ciuteureup
Desa Kr. Asem Timur Desa Tarikolot Desa Cimanggis
Bojonggede
Desa Bojonggede Desa Desa Susukan Desa Pabuaran
Tajurhalang
Desa Tonjong
17
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Tajurhalang Desa Sukmajaya Desa Sasak Panjang Desa Kalisuren Desa Citayam Kemang
Desa Pondok Udik Desa Jampang Desa Mekarsari Desa Rancabungur
Rancabungur
Desa Bantarjaya Desa Bantarsari Desa Candali Desa Cimulang Desa Iwul
Parung
Desa Pamagersari Desa Waru Desa Warujaya
Ciseeng
Desa Cihoe Desa Jampang Desa Cibinong Desa Cidokom Desa Padurenan
Gunung Sindur
Desa Curug Desa Rawa Kalong Desa Pengasinan Desa Gunung Sindur Desa Pabuaran
Rumpin Cigudeg
Desa Cipinang Desa Sukamulya Desa Batujajar Desa Bangunjaya Desa Pangradin
Jasinga
Desa Pamagersari Desa Setu Desa Neglasari Desa Jagabaya Desa Gorowong
Parung Panjang
Desa Lumpang Desa Parung Panjang Desa Kabasiran
4
1
92
Leuwiliang
Desa Leuwimekar Desa Cibatok 2
Cibungbulang
Desa Ciaruten Udik Desa Cibatok 1
18
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Sukamaju Desa Cemplang Desa Galuga Desa Girimulya Desa Leuweung Kolot Tenjolaya
Desa Tapos 2 Desa Cinangneng Desa Purwasari Desa Sukawening Desa Neglasari
Dramaga
Desa Sinar Sari Dramaga Desa Babakan Desa Cikarang Desa Mekarjaya Desa Parakan Muncang Desa Ciomas Desa Pagelaran
Ciomas
Desa Sukamakmur Desa Ciapus Desa Sukaharja Desa Padasuka Desa Ciomas Rahayu Desa Laladon
Tamansari Cijeruk
Desa Sirnagalih Desa Warung Menteng Desa Tanjung Sari Desa Cigombong
Cigombong
Desa Srogol Desa Ciburuy Desa Cisalada Desa Pasir Muncang
Caringin
Desa Muara Jaya Desa Caringin Desa Cimande Hilir Desa Batulayang
Cisarua
Desa Cisarua Desa Leuwimalang Desa Cilember Desa Sukaresmi Desa Sukagalih
Megamendung
Desa Kuta Desa Sukamanah Desa Sukamaju
19
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Desa Sukamahi Desa Gadog Desa Mega Mendung Desa Sukatani Desa Sukaraja Sukaraja
Desa Cadas Ngampar Desa Pasir Jambu Desa Cilebut Timur
Babakan Madang
Desa Babakan Madang Desa Cipambuan Desa Pasir Mukti Desa Sanja
Citeureup
Desa Kr. Asem Barat Desa Citeureup Desa Puspanegara Desa Puspasari Kel. Karadenan Kel. Nanggewer Kel. Nanggewer Mekar Kel. Cibinong Kel. Pakansari
Cibinong
Kel. Sukahati Kel. Tengah Kel. Pondok Rajeg Kel. Harapan Jaya Kel. Pabuaran Kel. Cirimekar Kel. Ciriung Desa Waringin Jaya
Bojonggede
Desa Kedung Waringin Desa Bojong Baru Desa Rawa Panjang
Tajurhalang
Desa Nanggerang Desa Sempal Barat Desa Atang Sanjaya
Kemang
Desa Parakan Jaya Desa Bojong Desa Kemang Desa Gabon Mekar
Parung
Desa Parung Desa Bojong Sempu Desa Bojong Indah
Ciseeng
Desa Parigi Mekar Desa Ciseeng
20
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Hasil klastering wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Bogor yang terdiri atas 428 desa/kelurahan menghasilkan distribusi sebegai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)
klaster 0 sebanyak 0 %. klaster 1 sebanyak 21%, klaster 2 sebanyak 32%, klaster 3 sebanyak 43%, dan dan klaster 4 sebanyak 4%.
Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 Grafik Distribusi desa per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA
Gambar 1 Grafik Distribusi desa per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA
2.2.
Penentuan Jumlah/Besar Responden
Jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil sebesar 40 responden. Sementara itu jumlah sampel RT per Kelurahan/Desa minimal 8 RT yang dipilih secara random dan mewakili semua RT yang ada dalam Kelurahan/Desa tersebut. Jumlah responden per Kelurahan/Desa minimal 40 rumah tangga harus tersebar secara proporsional di 8 RT terpilih dan pemilihan responden juga secara random, sehingga akan ada minimal 5 responden per RT
Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota digunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
21
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Dimana:
n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2.
Dengan jumlah populasi rumah tangga sebanyak 38497 KK maka jumlah sampel minimum yang harus dipenuhi adalah sebanyak 396. Namun demikian untuk keperluan keterwakilan desa/ kelurahan berdasarkan hasil klastering, Pokja Sanitasi Kabupaten Bogor menetapkan jumlah kelurahan yang akan dijadikan target area survey sebanyak X1 sehingga jumlah sampel yang harus diambil sebanyak X1 X 40 = 2000 responden.
2.3.
Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei
Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin di atas maka selanjutnya ditentukan lokasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak 50 desa/ kelurahan secara random. Hasil pemilihan ke-50 desa/ kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA Kabupaten Bogor
No
Klaster
1
4
2
3
Kecamatan
Klapanunggal Cigudeg Kemang Tamansari Ciawi Leuwiliang Pamijahan Cariu
1. 1. 1. 1. 1. 1. 2. 1. 2. 1.
Desa/Kel
Jumlah
Jumlah
Terpilih
RW
RT
Lulut Bunar Pabuaran Sukajadi Cibedug Leuwiliang Barengkok Gunung Sari Cibening Babakan Raden
Jml
Jumlah
RW/RT
Responde
terpilih
n
8 14 9 11 6 9 12 9 9
41 39 38 32 20 42 49 43 39
40 orang 40 orang 40 orang 40 orang 40 orang 40 orang 40 orang 40 orang 40 orang
8
20
40 orang 22
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
No
Klaster
Kecamatan
Cileungsi
Klapanunggal Gunung Putri
Rumpin
Jasinga Cigudeg Megamendung Sukaraja Cibungbulang
Leuwisadeng
3
2
Ciampea
Tamansari
Ciawi
Jonggol Tajurhalang
Desa/Kel
Jumlah
Jumlah
Terpilih
RW
RT
2. Sukajadi 3. Karyamekar 1. Mekarsari
1
Ciomas
Jumlah
RW/RT
Responde
terpilih
n
4 4 7
12 14 18
40 orang 40 orang 40 orang
2.
Cipenjo
18
64
40 orang
3.
Gandoang
13
46
40 orang
6
23
40 orang
1. Kranggan
13
64
40 orang
2. Gn. Putri
14
46
40 orang
1. Gobang
5
25
40 orang
2. Rumpin
4
26
40 orang
1. Jasinga
5
22
40 orang
2. Kalongsawah
8
39
40 orang
21
63
40 orang
4
24
40 orang
13
76
40 orang
1. Cimanggu 1
9
31
40 orang
2. Cimanggu 2
8
34
40 orang
1. Kalong 1
4
16
40 orang
2. Sibanteng
9
29
40 orang
1. Cibanteng
7
41
40 orang
2. Bj. Rangkas
8
35
40 orang
1. Sukaresmi
13
52
2. Sukajaya
6
31
40 orang
1. Banjarwaru
6
26
40 rang
2. Bendungan
11
47
40 orang
1. Sukamanah
13
44
40 rang
2. Sukamaju
10
44
40 orang
1. Tajurhalang
24
83
40 orang
7
27
40 orang
1. Ciomas Rahayu
15
52
40 orang
2. Padasuka
14
64
40 orang
1. Klapanunggal
1. Cigudeg 1. Cipayung Girang 1. Cijujung
Gunung Sindur 1. Pabuaran 4
Jml
40 orang
23
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
No
Klaster
Kecamatan
Cigombong
Jumlah
Jumlah
Terpilih
RW
RT
1. Cigombong 2. Ciburuy
Jml
Jumlah
RW/RT
Responde
terpilih
n
5
25
40 orang
10
41
40 orang
Megamendung
1. Megamendung
5
18
40 orang
Sukaraja
1. Pasir Jambu
4
22
40 orang
1. Nanggewer
13
91
40 orang
2. Karedanan
19
120
40 orang
Bojonggede
1. Rawa Panjang
22
119
40 orang
Parung
1. Jambon Mekar
5
22
40 orang
Kemang
1. Kemang
10
48
40 orang
Cibinong
2.4.
Desa/Kel
Penentuan RW/RT Dan Responden Di Lokasi Survei Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah RT.
Karena itu, data RT per RW per kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum memilih RT. Jumlah RT per kelurahan adalah 8 (delapan) RT. Untuk menentukan RT terpilih, silahkan ikuti panduan berikut.
Urutkan RT per RW per kelurahan.
Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah total RT total dan jumlah yang akan diambil. Jumlah total RT kelurahan : X. Jumlah RT yang akan diambil : Y Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang diambil. AI = X/Y (dibulatkan) misal pembulatan ke atas menghasilkan Z, maka AI = Z
Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambilah secara acak angka antara 1 – Z (angka random). Sebagai contoh, angka random (R#1) yang diperoleh adalah 3.
Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + Z= ... dst. Rumah tangga/responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random
sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Tahapannya adalah sbb. 24
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan penduduk langsung.
Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang akan diambil, misal 5 (lima) diperoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5
Ambil/kocok angka secara random antara 1 – AI untuk menentukan Angka Mulai (AM), contoh dibawah misal angka mulai 2
Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, 2 + 5 = 7 dst.
25
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
BAB 3 HASIL STUDI EHRA KABUPATEN BOGOR
3.1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan studi Ehra Kabupaten Bogor, pengelolaan sampah rumah tangga umumnya dibakar mencapai 56 %, selanjutnya
dibuang kelahan kosong/kebun/hutan dan biarkan
membusuk 12 %, dikumpulkan dan dibuang ke TPS 12 %, dibuang ke sungai/danau 12 %, dibuang kedalam lobang tetapi tidak ditutup dengan tanah 3%, dibuang kedalam lobang dan ditutup dengan tanah 2 %, dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang 1 % serta lain-lain 2%.
Selengkapnya pengelolaan sampah rumah tangga dapat dilihat
gambar 2.
Gambar 2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sementara dalam pengangkutan sampah yang diangkut sekali dalam seminggu paling banyak yaitu sebesar 38 %, beberapa kali dalam seminggu 33 %, tiap hari 17 %, beberapa 26
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
kali dalam sebulan 8 % serta lainnya 4 %. Jumlah pengangkutan sampah lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Pengngkutan Sampah
3.2. Pembuangan Air Limbah Domestik Pembuangan air limbah khususnya untuk buang air besar umumnya dilakukan pada jamban pribadi sebesar 72 % selanjutnya ke sungai 12 %, ke WC holikopter 5 %, selokan/parit/got 4 %, MCK /WC umum 3 %, ke kebun /pekarangan 2 %, ke lobang galian 1 % serta lainnya 1 %. Lebih jelasnya tempat buang air dapat dilihat pada gambar 4
Untuk tempat penyaluran buangan akhir tinja umumnya pada tanki septic tank sebesar 41 %, cubluk/lobang tanah 26 %, sungai 17 %, lainnya 8 %, kolam/sawah 6 %, langsung drainase 1 % serta ke kebun/tanah lapang 1%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5
Adapun untuk waktu tanki septick tank dikosongkan umumnya tidak pernah dikosongkan mencapai 80 %, selanjutnya tidak tahu 13 %, 1 – 5 tahun yang lalu 3 %, lebih dari 5 – 10 tahun yang lalu 2 %, lebih dari 10 tahun 1 %, serta 0 – 12 bulan yang lalu sebesar %. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6
27
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Gambar 4 Tempat Buang Air Besar
Gambar 5 Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja
28
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Gambar 6 Waktu Pengosongan Tangki Septick Tank
3.3 Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir Untuk banjir/genangan disekitar rumah menunjukkan 94 % tidak pernah banjir dan lainnya banjir/genangan beberapa kali dalam setahun 2 %, sekali dalam setahun 2 %, sekali atau beberapa dalam sebulan 1 %, tidak tahu 1 %, selengkapnya lihat gambar 7
3.4 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Sumber air minum rumah tangga didominasi oleh air sumur gali terlindungi sebesar 49 %, air isi ulang 15 %, air sumur gali tidak terlindungi 12 %, mata air terlindungi terlindungi 9 %, air botol kemasan 7 %, air ledeng dari PDAM 4 %, mata air tidak terlindungi 3 %, air dari sungai 1 % serta air hidran umum –PDAM 1 %. Sementara untuk air kran umum – PDAM/proyek serta air hujan 0 %. Lebih jelasnya sumber air minum rumah tangga dapat dilihat pada gambar 8
29
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Gambar 7 Waktu Terjadi Genangan/Banjir
Gambar 8 Sumber Air Minum Kabupaten Bogor
30
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
3.5
Perilaku Higiene
Prilaku higien antara lain adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS), waktu dalam CPTS yang banyak dilakukan adalah setelah makan mencapai 77 %, kemudian setelah dari buang air besar 70 %, sebelum makan 67 %, sebelum menyiapkan masakan 32 %, setelah menceboki bayi/anak 31 %, sebelum memberi menyuapi anak 26 %, setelah memegang hewan 25 %, sebelum ke toilet 10 %. Lebih jelasnya lihat gambar 9
Gambar 9 Waktu Cuci Tangan Pakai Sabun
3.5 Kejadian Penyakit Diare Dalam rumah tangga kejadian penyakit diare sering terjadi, waktu yang paling dekat kejadian terkena diare memberikan gambaran bahwa tidak pernah kejadian penyakit diare sebesar 73 %, terkena diare 1 – 3 bulan terakhir 9 %, lebih dari 6 bulan yang lalu 8 %, kuarng dari 1 bulan 7 % serta 6 bulan yang lalu 3 %. Selengkapnya kejadian penyakit diare dapat dilihat pada gambar 10
31
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
Gambar 10 Waktu Paling Dekat Anggota Keluarga Ibu Terkena Diare
3.6 Analisa Indek Resiko Sanitasi Hasil analisa indeks risiko sanitasi adalah sebagai berikut: 1.
Kategori area berisiko sangat tinggi pada anggota strata 4 yaitu dengan nilai/skor 242, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah prilaku hidup bersih dan sehat sebesar 61 %, sumber air 60 %, air limbah domestik 51 % serta persampahan 50 %.
2.
Kategori area berisiko sedang pada anggota Strata 3 yaitu dengan nilai/skor 234, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah persampahan sebesar 71 %, prilaku hidup bersih dan sehat sebesar 57 %, dan air limbah domestik 56 %.
3.
Kategori area berisiko sedang pada anggota Strata 2 yaitu dengan nilai/skor 235, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah
persampahan sebesar 74 %, air limbah
domestik 57 %, prilaku hidup bersih dan sehat sebesar 51 %. 4.
Kategori area kurang berisiko pada anggota Strata 1
yaitu dengan nilai/skor 229,
dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah .persampahan 66%, air limbah domestik 58 % dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 48% persampahan.
32
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
IV PENUTUP
Studi EHRA merupakan hasil studi yang melibatkan dari berbagai pihak terutama masyarakat yang terlibat langsung serta kader petugas kesehatan/PKK maupun yang lainnya.
Studi EHRA ini sebagai bahan dasar untuk pembangunan sanitasi, karena
menyajikan data primer yang menggambarkan kondisi sanitasi lingkungan disetiap desa/kelurahan melalui sampling/klaster.
Studi EHRA ini bermanfaat terutama dalam menyiapkan dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) tentang penetapan Area Beresiko serta bermanfaat dalam penyusunan Strategi Komunikasi yang menjadi bagian dari dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Untuk itu, studi EHRA ini perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui gambaran sanitasi lingkungan yang terkini.
Idealnya studi EHRA ini dialkukan disetiap desa/kelurahan yang ada di kabupaten/kota, bukan berdasarkan sampling/klaster, karena secara langsung dapat menggambarkan kondisi sanitasi lingkungan disetiap desa/kelurahan.
33
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR
34