LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Bangli
KABUPATEN BANGLI JULI 2013
KATA PENGANTAR Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Bangli untuk menyusun buku Pemetaan Kondisi Sanitasi (Buku Putih Sanitasi) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Secara substansi, hasil Studi EHRA memberi data ilmiah dan factual tentang ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalam skala kabupaten. Sub sektor sanitasi yang menjadi obyek studi meliputi limbah cair domestik, limbah padat/sampah dan drainase lingkungan, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Muatan pertanyaan dalam kuesioner dan lembar pengamatan telah diarahkan sesuai dengan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Pengorganisasian pertanyaan dalam kuesioner dan lembar pengamatan berikut penomorannya dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah pelaksanaan survei, entri maupun analisa data hasil studinya. Perangkat Studi EHRA juga telah dilengkapi dengan perangkat lunak (software) yang terdiri atas: 1. Perangkat lunak khusus untuk entri data dalam format Epi Info, 2. Perangkat lunak converter dari format Epi Info ke format yang bisa dibaca oleh SPSS 3. Perangkat lunak syntax SPSS untuk cleaning data dan pemprosesan data hingga menghasilkan berbagai tabel hasil pengamatan termasuk beberapa table analisis Crosstab. Perangkat lunak entri data menggunakan Epi Info versi MS-DOS (bukan versi MSWindows). Hal ini untuk menjamin konsistensi pemasukan data oleh operator. Dengan demikian hasil entri data akan memiliki tingkat kesalahan yang seminim mungkin. Berdasarkan metoda pelaksanaan studi EHRA yang baru ini, sebelum menentukan jumlah sampel, Pokja
Sanitasi Kabupaten Bangli harus melakukan klastering
desa/kelurahan berdasarkan 4 kriteria, yaitu kepadatan penduduk, angka kemiskinan, dinilai sering mengalami banjir dan dilalui sungai yang berpotensi digunakan untuk sarana sanitasi. Penarikan sampel studi EHRA dibuat lebih fleksibel disesuai dengan ketersediaan anggaran. i
Namun demikian ada batasan minimum tertentu yang harus tetap dipenuhi sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian ilmiah dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan berbagai penyesuaian yang dilakukan dan perangkat yang telah disediakan tersebut, studi EHRA inii diharapkan dapat menyingkat waktu pelaksanaan, memberikan fleksibilitas alokasi biaya, dan yang lebih penting adalah meningkatkan kemandirian Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli sehingga dapat menyelenggarakan studi EHRA dengan sumber daya yang dimiliki. Akhirnya kami berharap pelaksanaan studi EHRA oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli dapat memberikan hasil EHRA benar-benar menjadikan isu sanitasi menjadi “visible” serta bermanfaat.
Ketua Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF Studi EHRA adalah studi yang relatif pendek (sekitar 2 bulan) yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) dan pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam Studi EHRA adalah Kader Posyandu atau kader Kesehatan Lingkungan.. Sebelum turun ke lapangan, para enumerator ini diwajibkan mengikuti pelatihan. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi perbaikan instrumen. Studi EHRA mencakup 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan Tembuku dan Kecamatan Kintamani. Jumlah kelurahan/desa yang ada di 4 Kecamatan ini yaitu 72 desa/kelurahan, namun hanya 12 kelurahan/desa diambil untuk studi ini. Rumah tangga ditarik secara acak (random) dengan menggabungkan antara teknik random multistage (bertingkat) dan random sistematis. Jumlah sampel di tingkat desa diambil secara disproporsional dengan asumsi dalam analisis dilakukan pembobotan. Yang menjadi primary sampling unit adalah Rumah Tangga. Di setiap desa diambil secara random 40 rumah tangga yang akan dijadikan sampel. Untuk menentukan rumah tangga digunakan sejumlah pilihan teknik teknik yang akan dipilih oleh pokja sanitasi dalam rapat pokja, dengan cara random sistematis (urutan rumah). Yang menjadi unit analisis dalam Studi EHRA adalah rumah tangga. Sementara, yang menjadi unit responden adalah ibu rumah tangga. Ibu dipilih dengan asumsi bahwa mereka relatif lebih memahami kondisi lingkungan berkaitan dengan isu sanitasi serta mereka relatif lebih mudah ditemui dibandingkan bapak-bapak. Ibu dalam Studi EHRA didefinisikan sebagai perempuan berusia 18-65 tahun yang telah atau pernah menikah. Untuk memilih Ibu di setiap rumah, enumerator menggunakan matriks prioritas yang mengurutkan prioritas Ibu di dalam rumah. Prioritas ditentukan oleh status Ibu yang dikaitkan dengan kepala rumah tangga. Bila dalam prioritas tertinggi ada dua atau lebih Ibu, maka usia menjadi penentunya. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk diselesaikan dalam waktu sekitar 30-60 menit. Untuk mengikuti standar etika, informed consent wajib dibacakan oleh surveyor sehingga responden memahami betul hak-haknya iii
dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli. Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Provencial Facilitator PPSP Bali-NTB dan CF Kabupaten Bangli. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare. Hasil study EHRA sebanyak 22,6% masyarakat di Kabupaten Bangli masih membiarkan sampahnya berserakan, masih terdapat 23,4% lalat disekitar tumpukan sampah, sebanyak 17,4 tikus masih berkeliaran di sekitar tumpukan sampah, banyak nyanuk di sekitar tumpukan sampah sebanyak 18,6%, sebanyak 16,8% anijng atau kucing yang mendatangi tumpukan sampah, sebanyak 8,9% menimbulkan bau busuk, 8,3% sampah menutupi saluran drainase, 9,3% anak-anak masih bermain di sekitar tumpukan sampah, dan 5,8% lainnya. Cara yang paling banyak dilakukan dalam pengolahan sampah rumah tangga di Kabupaten Bangli adalah sampah dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak 35,2% dan sampah di bakar yakni sebanyak 34,2%. Sebanyak 15,4% petugas yang mampu melayani masyarakat dalam pengangkutan sampah setiap hari, sebanyak 7,7% petugas yang melakukan pengankutan sampah beberapa kali dalam seminggu, sebanyak 69,2% yang tidak pernah petugas mengangkut sampah . Kepemilikan jamban pribadi di Kabupaten Bangli, sebanyak 78,8%
penduduk
memiliki jamban pribadi dengan kloset jongkok leher anggsa, 20,8% memiliki kloset duduk siram leher anggsa dan 0,4% tidak memiliki jamban pribadi. Sebanyak 76% anggota keluarga dewasa buang air besar pada jamban pribadi, 2,5% di Wc umum, 1% menggunakan
WC
helikopter,
1,2%
buang
air
besar
ke
sungai,
18,8%
ke
kebun/pekarangan,3,5% ke selokan/parit, 2,5% pada lubang galian. Dari hasil survey EHRA didapat bahwa rumah tanggga yang menggunakan saluran pembuangan limbah akhir dengan tangki septik sebanyak 60%, dengan pipa sewer 1,7%, menggunakan cubluk13,3%, langsung ke drainase sebanyak 1%, kedanau/sungai/pantai dan ke kebun/tanah lapang sebanyak 0,6% dan tidak tahu 22,8%. Sedangkan di Kabupaten Bangli hanya 29,6% kotoran iv
anak dibuang ke jamban, 3,% dibuang ke tempat sampah, 16,1% ke kebun/pekarangan/jalan, 1% dibuang ke sungai/selokan/got,dan 49,3% merespon tidak tahu kemana kotoran balita dibuang. Hasil study EHRA menunjukkan bahwa di Kabupaten Bangli sumber air yang digunakan untuk minum 4 terbanyak bersumber dari ledeng PDAM sebanyak 37,3 %, dari mata ari terlindungi 26,1%, air hujan sebanyak 24,2% serta bersumber dari botol kemasan 21,1%. Pengolahan air bersih bahwa sumber air berasal dari berbagai sumber namun 92,1% rumah tangga mengolah air baku sebelum diminum dan 97,8% mengolahnya dengan cara merebus, 0,4% menggunakan kaporit dan 1,8% menggunakan pengolahan lainnya. Perilaku higiene dan hidup bersih dan sehat pada study EHRA ditujukan dengan penggunaan sabun dalam kesehariannya. Di Kabupateb Bangli menurut study EHRA 97,9% responden menjawab bahwa mereka menggunakan sabun pada hari ini atau kemarin sedangkan 2,1% responden yang menjawab tidak. Proporsi rumah tangga sampel yang menjawab tidak menggunakan sabun terbanyak berada pada klaster 4 yakni sebanyak 15,8% dari total 2,1%, atau sekitar 21 total rumah tangga yang tidak menggunakan sabun hari ini dan kemarin. Dari hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Bangli ada beberapa tempat yang biasanya digunakan untuk mencuci tangan pakai sabun meliputi di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban, di sumur, di sekitar penampungan, di tempat cuci piring, di dapur dan lainnya. Tempat mencuci tangan memakai sabun yang paling menonjol adalah di tempat cuci piring yakni 80,1% dan di dapur sebanyak 68,7%. Sabun merupakan sarana untuk mencuci tangan, ketersediaan sabun di jamban cukup tinggi yaitu 74,1% berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh enumerator pada rumah tangga yang dikunjungi. Berdasarkan hasil Study EHRA di Kabupaten Bangli pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari paling banyak dilakukan yaitu sebelum makan yakni 87,8%, 83% setelah makan, 81% setelah dari buang air besar, dan 71,4% setelah memegang hewan. Selain perilaku mencuci tangan pakai sabun, perilaku membuang sampah juga diamati memalui kepemilikan sarana tempat sampah. Ada beberapa sarana yang dipergunakan untuk mengumpulkan sampah di dapur yaitu : kantong plastic tertutup, kantong plastic terbuka, keranjang sampah tertutup, keranjang sampah terbuka, dan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada rumah tangga yang dikunjungi sebagian besar sampah ditempatkan dalam wadah yaitu pada keranjang sampah dan kantong plastic, hanya 7,9% responden yang tidak
v
mempunyai tempat sampah di dapurnya. Dan berdasarkan pengamatan enumerator Study EHRA di kabupaten Bangli, kebersihan halaman dari sampah yakni 82,8%. Hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Bangli menunjukkan bahwa 69,6% responden menjawab tidak pernah terjangkit diare seperti yang digambarkan pada grafik di bawah. Untuk kejadian penyakit diare yang terjadi kemarin menjawab 0,6%, satu minggu terakhir 1,9% , satu bulan terakhir 4,3%, tiga bulan terakhir 5,6% ,enam bulan terakhir 6% dan lebih dari enam bulan yang lalu 12% responden yang menjawab. Dari 30,4% responden yang pernah mengalami diare, anggota keluarga yang terjangkit diare paling menonjol adalah anak – anak balita yakni 49,7%, orang dewasa laki laki dan orang dewasa perempuan masing – masing sebesar 24,5%. Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki risiko pada kesehatan warga. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare, didapat kluster 0 dan kluster 4 merupakan area beresiko sangat tinggi, kluster 2 dan kluster 3 merupakan area berisiko tinggi. Hasil Studi EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabuapten Bangli yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi kota terutama pada area beresiko. Selain itu, data pun dapat dimanfaatkan sebagai benchmark pencapaian pembangunan sanitasi ke depan, baik di tingkat kota sampai di tingkat desa (indikatif) dan digunakan sebagai bahan advokasi pengarustamaan pembangunan sanitasi kabupaten. Studi EHRA pertama kali dilakukan di Kabupaten Bangli pada bulan Juli 2012, dimana hasil analisis Studi EHRA ini dapat dijadikan baseline bagi hasil Studi EHRA selanjutnya. Berdasarkan hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Bangli untuk pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare.
vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................. iii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................................. ix DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................. x BAB I ....................................................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2
Tujuan Dan Manfaat ................................................................................................. 1
1.3
Waktu Pelaksanaan ................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................... 3 2.1
Penentuan Target Area Survey ................................................................................. 4
2.2
Penentuan Jumlah/Besar Responden ........................................................................ 7
2.3
Penentuan Desa/Kelurahan Area Survey .................................................................. 8
2.4
Penentuan Banjar Dan Responden Di Lokasi Survei .............................................. 11
2.5
Pemilihan Supervisor dan Enumerator ................................................................... 13
2.6
Pelatihan Studi EHRA ............................................................................................ 13
2.7
Pelaksanaan studi EHRA di lapangan ..................................................................... 14
2.8
Data entry dan analisa ............................................................................................. 16
2.9
INSTRUMEN ......................................................................................................... 17
BAB III .................................................................................................................................. 18 3.1
Informasi Responden .............................................................................................. 18
3.2
Pengolahan Sampah Rumah Tangga ....................................................................... 18
3.3
Pembuangan Air Limbah Domestik ........................................................................ 21
3.4
Drainase Lingkungan Sekitar dan Banjir ................................................................ 24
3.5
Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga .................................................................. 26 vii
3.6
Perilaku Hygiene ..................................................................................................... 30
3.7
Kejadian Penyakit Diare ......................................................................................... 34
BAB IV .................................................................................................................................. 38 4.1 Simpulan ..................................................................................................................... 38 4.2 Hambatan ..................................................................................................................... 39 4.3 Saran............................................................................................................................. 40 Lampiran ................................................................................................................................ 41
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko.........................
5
Tabel 2.2. Hasil klastering desa/kelurahan di Kabupaten Bangli.........................................
6
Tabel 2.3. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA Kabupaten Bangli..
10
Tabel 2.4. Desa/Kelurahan dan Banjar Terpilih Untuk Survei EHRA Kabupaten Bangli.........
11
Tabel 3.1. Kondisi sampah di lingkungan rumah tangga...........................................................
18
Tabel 3.2. Jumlah desa yang diidentifikaskan sering banjir.....................................................
25
Tabel 3.3. Kumulatif Indeks Resiko Sanitasi............................................................................
35
Tabel 3.4. Indeks Risiko Sanitasi per Desa diKabupaten Bangli.............................................
37
ix
DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1. Distribusi Desa Per Klaster untuk Penetapan Area Survey.............................
7
Grafik 2. 2. Jumlah sampel pada setiap klaster........................................................................... ……………………………………………
9
Grafik 3.1. Cara pengolahan sampah rumah tangga di Kabupaten Bangli ............................... ..................tangga……………………………………………………………………...
19
Grafik 3.2. Pemilahan sampah sebelum dibuang di Kabupaten Bangli.....................................
20
Grafik 3.3. Frekwensi petugas yang mengangkut sampah dari rumah di Kabupaten Bangli.....
20
Garfik 3.4. Kepemilikan Jamban Pribadi Di Kabupaten Bangli.............................................. Grafik 3.5. Tempat buang air besar anggota keluarga dewasa di Kabupaten Bangli...............
21 22
Grafik 3.6. Orang di luar anggota keluarga yang buang air besar di tempat terbuka di Kabupaten Bangli ................................................................................................
22
Grafik 3.7. Saluran Pembuangan Akhir Tinja Di Kabupaten Bangli....................................
23
Grafik 3.8. Pembuangan Kotoran Anak Balita.....................................................................
24
Grafik 3.9. Kejadian Banjir di Kabupaten Bangli.................................................................
25
Grafik 3.10. Pemakaian Sumber Air Untuk Minum .................................................................
26
Grafik 3.11. Pemakaian Sumber Air Untuk Masak..............................................................
27
Grafik 3.12. Pemakaian Sumber Air ntuk Cuci Piring & Gelas............................................... Grafik 3.13. Pemakaian Sumber Air Untuk Cuci Pakaian......................................................
27
Grafik 3.14. Pemakaian Sumber Air Untuk Gosok Gigi..........................................................
29
Grafik 3.15. Pengolahan Air Minum Sebelum Digunakan...................................................... Grafik 3.16. Cara Pengolahan Air Minum.................................................................................
29
Grafik 3.17. Pemakaian Sabun Pada Hari Ini Atau Kemarin................................................... ………………………………
31
Grafik 3.18. Tempat Cuci Tangan Pakai Sabun.......................................................................
32
Grafik 3.19. Pemanfaatan Sabun Dalam Kehidupan Sehari-hari...............................................
32
Grafik 3.20. Wadah Untuk Mengumpul Sampah Di Dapur....................................................
33
Grafik 3.21. Kebersihan Halaman Dari Sampah.....................................................................
34
Grafik 3.22. Kejadian Penyakit Diare Di Kabupaten Bangli...................................................
34
Grafik 3.23. Anggota Keluarga Yang Terjangkit Diare............................................................
35
Grafik 3.24. Indeks risiko Sanitasi Kabupaten Bangli Tahun 2013.......................................
36
x
28
30
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai dengan tingkat kelurahan. Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena: a. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat b. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda c. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang; d. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan. e. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan masyarakat di tingkat desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau stakeholders kelurahan/desa f. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa
1.2
Tujuan Dan Manfaat Adapun tujuan dan manfaat dari Studi EHRA adalah : a.
Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan lingkungan.
b.
Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi
1
c.
Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survey yang handal
d.
1.3
Menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putuh Sanitasi
Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin
dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Bangli. Selama 5 (lima) bulan kalender dimulai dari pelatihan EHRA di Provinsi Bali blan April 2013 sampai selesai penyusunan Buku Putih Sanitasi awal bulan Agustus 2013. Selanjutnya, data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
2
2
BAB II
METODOLOGI DAN LANGKAH PELAKSANAAN STUDI EHRA
EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) dan pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumertor yang dipilih secara kolaboratif oleh Pokja PPSP Sanitasi Kabupaten Bangli. Sementara Sanitarian Puskesmas bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Sebelum turun ke lapangan, para kader Puskesmas dan enumerator diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 1 (satu) hari. Materi pelatihan mencakup dasar – dasar wawancara dan pengamatan, pemahaman tentang instrument EHRA, latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator – indikator, uji coba lapangan, dan diskusi perbaikan instrumen. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah desa. Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey. Jumlah sampel per Desa/Kelurahan sebanyak 40 responden. Desa yang termasuk ke dalam area survey sebanyak 12 desa. Dari total sampel yang diambil maka dilakukan mengambilan desa secara randum. Pada masing-masing desa diambil 8 dusun secara random, dengan perhitungan masing-masing dusun diambil 5 rumah tangga, jadi sampel yang diambil pada setiap desa 40 sampel. Untuk desa yang pada saat pengambilan random muncul dan terdiri dari hanya 1 dusun sampel tetap diambil 40 rumah tangga. Dengan demikian jumah total sampelyang diambil dalam survey di kabupaten Banglii sebanyak 480 responden. Yang menjadi responden adalah Ibu rumah tangga atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 30-45 menit. Panduan diuji kembali pada saat pelatihan enumerator dengan try out ke lapangan. Untuk mengikuti standar etika, informed consent wajib dibacakan oleh supervisor sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertakan dengan sukarela dan sadar. Tim entri data dikoordinir oleh Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli. Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Tim fasilitator yang telah terlatih dari PIU Advokasi dan Pemberdayaan. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada struktur 3
kuesioner dan perangkat lunak yang digunakan serta langkah – langkah untuk uji konsistensi yakni Program EPI Info dan SPSS. Untuk quality control, tim spot check mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Tim spot check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar – benar terjadi dengan standar yang ditentukan. Quality control juga dilakukan di tahap data entri. Hasil entri dire-check kembali oleh tim Pokja Sanitasi. Sejumlah 5% entri kuesioner diperiksa kembali. Kegiatan Studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan tidak hanya bisa dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli semata. Agar efektif, Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim EHRA sebagai berikut : a. Penanggungjawab
: Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli
b. c. d. e. f. g.
: Pokja - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli : BAPPEDA, BPMP,PU, BLH, DKP : Kepala Puskesmas se- Kabupaten Bangli : Sanitarian Puskesmas se- Kabupaten Bangli : Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli : Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli
Koordinator Survey Anggota Koordinator kecamatan Supervisor Tim Entry data Tim Analisis data
h. Enumerator
2.1
: Kader Posayadu desa atau kader kesling Desa
Penentuan Target Area Survey Metoda penentuan target area survey secara geografi dan demografi melalui proses
yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel . Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Klaster Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Bangli mengingat area sumber data yang diteliti sangat luas. Pengambilan sampel dilakukan di daerah populasi yang telah ditetapkan. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut:
4
1.
Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya kabupaten/kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/desa.
2.
Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya yang digunakan adalah Surat keputusan Bupati Bangli Nomor 413.5/104/2011 tanggal 26 Mei 2011
3.
Daerah/wilayah yang dialiri sungai//saluran drainase/ saluran irigasi yang berpotensi digunakan atau telah digunakan sebagai sarana MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat
4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, dan lamanya surut.
Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Bangli menghasilkan katagori klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik tingkat risiko kesehatan yang identik/ homogen dalam hal tingkat resiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan dan desa/ kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan dan desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasill Studi EHRA bisa memberikan peta area berisiko dalam skala Kabupaten Bangli. Tabel 2.1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko Katagori Klaster
Kriteria
Klaster 0
Wilayah (kecamatan/desa/kelurahan) yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko di atas, baik kriteria utama maupun kriteria tambahan.
Klaster 1
Wilayah (kecamatan/desa/kelurahan) yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 2
Wilayah (kecamatan/ desa/ kelurahan) yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 3
Wilayah (kecamatan/ desa/ kelurahan) yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 4
Wilayah (kecamatan/ desa/ kelurahan) yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klastering wilayah di
Kabupaten
Bangli
menghasilkan katagori
klaster
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.2 Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang 5
terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik tingkat risiko kesehatan yang identik/ homogen dalam hal tingkat resiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan dan desa/ kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan dan desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Tabel 2.2. Hasil klastering desa/kelurahan di Kabupaten Bangli No Klaster Jumlah Nama Desa/Kelurahan 1 4 2 Songan A dan Songan B 2
3
3
2
12
Abuan Susut, Pengiangan, Kawan, Jehem, Tembuku, Yang api, Undisan, Bangbang, Peninjauan, Buahan, terunyan, dan Blandingan.
17
Demulih, susut,Selat, Sulahan, Bunutin Bangli, Taman Bali, Bebalang, Cempaga, Kubu, Kayubihi, Pengotan, Bunutin Kintamani, Katung, Kedisan, Abang songan, Kutuh, dan Pinggan.
4
1
27
5
0
14
Apuan, Tiga, Penglumbaran, Mengani, Langgahan, Lembean, Bayung cerik, Blancan, Abuan kintamani, Sekaan, Bayung Gede, Sekardadi, Suter, Abang batu dinding, Batur Selatan, Batur tengah, Batur Utara, Kintamani, Belantih, Gunung Bau, batukaang, Catur, Satra, Dausa, Bantang, Sukawana, dan Subaya. Binyan,Ulian, Mangguh, Banua, Bonyoh, Serahi, Manik liyu, Awan, Belange, Penegjaran,Selulung, Daup, Siakin dan Landih
Hasil klastering wilayah Desa/Kelurahan di Kabupaten Bangli yang terdiri atas 72 Desa/Kelurahan menghasilkan distribusi sebagai berikut: 1.
Klaster 0 sebanyak 19,4%
2.
Klaster 1 sebanyak 37,5%
3.
Klaster 2 sebanyak 23,6%
4.
Klaster 3 sebanyak 16,7%
5.
Klaster 4 sebanyak 2,8%
Untuk lebih jelasnya distribusi desa/kelurahan dalam klaster tersebut dapat dilihat pada grafik 2.1.
6
Grafik 2.1. Distribusi Desa Per Klaster untuk Penetapan Area Survey
2.2
Penentuan Jumlah/Besar Responden Untuk mendapatkan gambaran kondisi sanitasi di tingkat kabupaten/kota, dengan
presisi tertentu, tidak dibutuhkan besaran sampel yang sampai ribuan rumah tangga. Sampel sebesar 40 responden untuk tiap kelurahan/desa, dengan teknik statistik tertentu dan dianggap sebagai jumlah minimal yang bisa dianalisis. Akan tapi, dalam praktiknya, bila ditargetkan 30, seringkali tidak memenuhi target, dikarenakan oleh sejumlah error (kesalahan pewawancara, entry team, kuesioner, dll), sehingga seringkali sampel yang ditargetkan 30 hanya terealisir sekitar 20-25 saja. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil sebesar 40 responden. Berdasarkan kaidah statistik, untuk menetukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota dapat dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakn “ “Tabel Krejcie-Morgan”, yang mempunyai tingkat kepercayaan 95%, sebagai berikut: Jumlah KK
Jumlah Sampel
%
Jumlah KK
Jumlah Sampel
%
Jumlah KK
Jumlah Sampel
%
10
10
100%
220
140
64%
1200
291
24%
15
14
93%
230
144
63%
1300
297
23%
20
19
95%
240
148
62%
1400
302
22%
25
24
96%
250
152
61%
1500
306
20%
30
28
93%
260
155
60%
1600
310
19%
35
32
91%
270
159
59%
1700
313
18%
7
2.3
40
36
90%
280
162
58%
1800
317
18%
45
40
89%
290
165
57%
1900
320
17%
50
44
88%
300
169
56%
2000
322
16%
55
48
87%
320
175
55%
2200
327
15%
60
52
87%
340
181
53%
2400
331
14%
65
56
86%
360
186
52%
2600
335
13%
70
59
84%
380
191
50%
2800
338
12%
80
66
83%
420
201
48%
3500
346
10%
85
70
82%
440
205
47%
4000
351
9%
90
73
81%
460
210
46%
4500
354
8%
95
76
80%
480
214
45%
5000
357
7%
100
80
80%
500
217
43%
6000
361
6%
110
86
78%
550
226
41%
7000
364
5.2%
120
92
77%
600
234
39%
8000
367
4.59%
130
97
75%
650
242
37%
9000
368
4.09%
140
103
74%
700
248
35%
10,000
370
3.70%
150
108
72%
750
254
34%
15,000
375
2.50%
160
113
71%
800
260
33%
20,000
377
1.89%
170
118
69%
850
265
31%
30,000
379
1.26%
180
123
68%
900
269
30%
40,000
380
0.95%
190
127
67%
950
274
29%
50,000
381
0.76%
200
132
66%
1000
278
28%
75,000
382
0.51%
210
136
65%
1100
285
26%
100,000
384
0.38%
Penentuan Desa/Kelurahan Area Survey Hasil klastering wilayah Desa/Kelurahan di Kabupaten Bangli telah ditentukan,
untuk selanjutnya menentukan Desa/Kelurahan yang akan dijadikan sampel survey. Berdasarkan tabel “Krejcie-Morgan” dimana jika jumlah penduduk lebih seratus ribu maka sampel yang diambil adalah 384 sampel. Oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli disepakati angka 384 tersebut dibulatkankan menjadi 400, sehingga sampel rumah tangga yang akan diambil dalam study EHRA direncanakan 400 rumah tangga. Dari hasil diskusi tim Pokja Sanitasi maka ditentukan Desa/Kelurahan sampel
berdasarkan proporsi per klaster
sehingga menjadi:
Rumus: Jumlah Total Klaster
X jumlah Desa/Kelurahan yang akan diambil
Jumlah total Desa/Kelurahan 8
Dari perhitungan diatas ditetapkanlah bahwa sampel Desa/kelurahan yang diambil per klaster menjadi: 1. Klaster 0 sebanyak 2 Desa/Kelurahan(hasil perhitungan 1,94 dibulatkan menjadi 2) 2. Klaster 1 sebanyak 4 Desa/Kelurahan (hasil perhitungan 3,75 dibulatkan menjadi 4) 3. Klaster 2 sebanyak 3 Desa/Kelurahan (hasil perhiungan 2,36 dibulatkan menjadi 3) 4. Klaster 3 sebanyak 2 Desa/Kelurahan (hasil perhiungan 1,67 dibulatkan menjadi 2) 5. Klaster 4 sebanyak 1 Desa/Kelurahan(hasil perhitungan 0,27 dibulatkan menjadi 1) Dari rencana Pokja Sanitasi menggunakan hanya 10 sampel Desa/Kelurahan berdasarkan perhitungan di atas berkembang menjadi 12 Desa/Kelurahan sehinng sampel rumah tangga yang diambil menjadi 480 sampel. Untuk lebih jelasnya distribusi desa/kelurahan kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada Grafik berikut:
Grafik 2.2. Jumlah sampel pada setiap klaster
Setelah menghitung kebutuhan responden dengan mengunakan rumus Solvin dan jumalah desa/kelurahan yang akan dijadikan sebagai sampel sudah ditentukan jumlahnya maka selanjutnya ditentukan lokasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak nama Desa/Kelurahan yang akan dijadikan sampel. Dalam rapat Pokja Sanitasi disepakati penetapan
nama
Desa/Kelurahan
ditentukan
dengan
sistem
random,
sehingga
ditemukannyalah nama Desa/Kelurahan seperti pada tabel berikut:
9
Tabel 2.3. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA Kabupaten Bangli No
Klus ter
kecamatan
Desa/kelurahan per kluster
Desa terpilih
1
4
Kintamani
2
3
Bangli Susut
Songan A dan Songan B Kawan Abuan Susut,pengiangan. Peninjauan, Undusan Bangbang Yangapi Jehem Tembuku Blandingan, Buahan, Terunyan
Kubu,pengotan Bunutin bangli Taman bali Bebalang,kayubih i Cempaga Sulahan,demulih susut, Selat Kutuh, bunutin kintamani, katung, Pinggan,kedisan Abang Songan Apuan, Tiga, Penglumbaran, Mengani, Langgahan, Lembean, Bayung cerik, Blancan, Abuan kintamani, Sekaan, Bayung Gede, Sekardadi, Suter, Abang batu dinding, Batur Selatan, Batur tengah, Batur Utara, Kintamani, Belantih, Gunung Bau, batukaang, Catur, Satra, Dausa, Bantang, Sukawana, dan Subaya.
Tembuku
Kintamani
3
2
Bangli
Susut Kintamani
4
1
Susut Kintamani
Banjar /dusun terpilih 8
Jumlah sampael
Songan A
Jumlah banjar/ dusun 16
Kawan
10
8
40
Tembuku
8
8
40
Taman Bali
10
8
40
40
Sulahan 9
8
40
Abang Songan
6
6
40
Penglumbaran
8
8
40
Bayung gede
1
1
40
Batur Utara
5
5
40
Gunung Bau
1
1
40
10
5
2.4
0
Kintamani
Binyan,Ulian, Mangguh, Banua, Bonyoh, Serahi, Manik liyu, Awan, Belange, Penegjaran,Selulu ng, Daup, Siakin dan Landih
Mangguh
1
1
40
Belanga
1
1
40
Penentuan Banjar Dan Responden Di Lokasi Survei Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah desa.
Karena itu, data KK per desa/kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum memilih KK . Untuk menentukan KK terpilih, adalah sebagai berikut: a. Urutkan desa/kelurahan b. Urutkan desa/kelurahan per klaster c. Kocok nama desa/kelurahan perklaster, catat hasilnya d. Urutkan nama dusun pada masing-masing desa terpilih/sampel, kocok, catat hasilnya e. Urutkan nama KK per-klaster, kocok KK di masing-masing dusun terpilih, catat hasilnya Rumah tangga/responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Untuk penentuan rumah tangga di Kabupaten Bangli, kk diurutkan kemudian dengan menggunakan kelipatan tertentu didaptlah rumah tangga atau kk tersurvey. Beikut adalah tabel banjar terpilih. Tabel 2.4. Desa/Kelurahan dan Banjar Terpilih Untuk Survei EHRA Kabupaten Bangli No 1
Klus ter 4
kecamatan Kintamani
Desa terpilih Songan A
Nama banjar/ dusun Br. Dinas songan, dinas desa, ulundanu,tabu,peradi, dalem,bantas,yeh panes,belingkang,kay upadi, kendal, batu meyeh, serongga, pulu A, kalaan,tegalinggah,
Banjar /dusun terpilih Songan A,desa, ulundanu,tabu,pera di, dalem, bantas,yeh panes
Jumlah sampael @5 sampel
11
2
3
3
2
Bangli
Kawan
Tembuku
Tembuku
Bangli
Taman Bali
Susut
Kintamani 4
1
Susut
Kintamani
5
0
Kintamani
Sulahan
Abang Songan Penglumbaran
kawan, pule, geria, nyalian, blumbang, tegalalang, pr.agung,pr.kanginan, pr.dencarik, B tegalalang Tembuku kawan, tembk.kaja, bakas, kedui, penida kaja, tegalasah,penida kelod, sesetan
kawan, pule, geria, nyalian, blumbang, tegalalang, pr.agung, pr.kanginan,
@5 sampel
Tembuku kawan, tembk.kaja, bakas, kedui, penida kaja, tegalasah,penida kelod, sesetan
@5 sampel
Siladan, kuning, umaanyar, gaga, guliang kangin, pande, teruna, dadia, jelekungkang, sidawa
Siladan, kuning, gaga, guliang kangin, pande, dadia, jelekungkang, sidawa T.gunung, T.peken, cekeng, sulahan, alis bintang,bungkuan, lumbuhan, kebon, kikian Abang songan
T.gunung, T.peken, cekeng, sulahan, alis bintang,bungkuan, lumbuhan, kebon, kikian, jalan bau Abang songan
Gunung Bau
Gunung Bau
Temen, seribatu, kembang merta, mancingan, serai, malet gusti, penglumbaran, tiga kawan Bayung gede Batur utara, k,gunung sari, dana petapan, gatra kencana, Catur parhyangan Gunung Bau
Mangguh
Mangguh
Mangguh
Belanga
Belanga
Belanga
Bayung gede Batur Utara
Temen, seribatu, kembang merta, mancingan, serai, malet gusti, penglumbaran, tiga kawan Bayung gede Batur utara, k,gunung sari, dana petapan, gatra kencana, Catur parhyangan
@5 sampel
@5 Sampel
40 sampel @5 sampel
40 smp @8 sampel
40 sampel 40 sampel 40 smp
12
2.5
Pemilihan Supervisor dan Enumerator Pemilihan supervisor dan enumerator untuk pelaksanaan Studi EHRA sepenuhnya
merupakan kewenangan Tim Studi EHRA. Supervisor diambil dari petugas sanitarian di masing – masing puskesmas mewilayahi desa terpilih. Tugas utama Supervisor Studi EHRA selama pelaksanaan survey adalah: a. Menjamin proses pelaksanaan survey sesuai dengan kaidah dan metoda pelaksanaan Studi EHRA yang telah ditentukan b. Menjalankan arahan dari koordinator kecamatan dan Pokja Kabupaten/Kota c. Mengkoordinasikan pekerjaan enumerator d. Memonitor pelaksanaan studi EHRA di lapangan e. Melakukan pengecekan/ pemeriksaan hasil pengisian kuesioner oleh Enumerator f. Melakukan spot check sejumlah 5% dari total responden g. Membuat laporan harian dan rekap harian untuk disampaikan kepada Koordinator kecamatan Selanjutnya Tim EHRA bersama Koordinator Kecamatan dan Supervisor menentukan antara lain: a. Menentukan kriteria Enumerator, yaitu Kader Posyandu atau kader kesling b. Memilih Enumerator c. Menentukan perencanaan sampling berdasarkan kebijakan sampling d. Tata cara memilih responden dalam satu banjar e. Menentukan responden pengganti bila responden terpilih tidak ada atau tidak bersedia diwawancara
2.6
Pelatihan Studi EHRA Tim EHRA Pokja Kabupaten/Kota melatih Koordinator Kecamatan dan Supervisor
agar mereka memahami maksud, tujuan, metode dan targe/output studi EHRA. Selanjutnya Tim EHRA dan Supervisor melatih Enumerator mengenai tata cara pelaksanaan survey, pemahaman kuesioner, teknik wawancara dan pengamatan serta cara mengisi jawaban dengan benar.
13
Hal-hal yang perlu diperhatikan seorang enumerator pada saat melakukan wawancara antara lain: a. Memperkenalkan dirinya b. Memberikan suatu pendahuluan yang jelas dan sopan c. Meminta izin untuk wawancara d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa memberikan jawaban e. Menunggu responden untuk menjawab tanpa memberikan jawaban sendiri f. Tahu kapan harus memberikan opsi dan ketika catatan hanya satu jawaban. g. Tahu kapan harus membaca dan kapan tidak. h. Memeriksa apakah semua jawaban dalam kuesioner telah lengkap sesuai dengan alur logika pengisian kuesioner.
2.7
Pelaksanaan studi EHRA di lapangan Pelaksanaan Studi EHRA diatur dalam lima langkah kerja harian yang melibatkan
Enumerator, Supervisor dan Koordinator. Lima langkah kerja harian tersebut adalah: a. Langkah pertama : Briefing/Pertemuan singkat antara Enumerator dengan Supervisor. Dalam pertemuan supervisor melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Mengecek kelengkapan peralatan (sarana dan prasarana enumerator/kader) sebelum turun lapangan/mendata. 2. Penyegaran singkat pemahaman kuesioner, terutama pada hari pertama. 3. Menentukan target dan wilayah sasaran survey bersama enumerator. 4. Menyusun strategi dan penentuan sampel rumah tangga bersama enumerator. 5. Mencatat proses pertemuan dalam laporan kegiatan harian dan meminta enumerator untuk memberikan tanda tangan pada kolom yang tersedia. b. Langkah kedua : enumerator mengumpulkan data dari rumah ke rumah. Pengumpulan data hanya pada lokasi RT/Rukun Tetangga terpilih yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pemilihan rumah tangga yang didata dengan cara random (penjelasan tersendiri) dilakukan oleh enumerator dipandu oleh supervisor. Pengumpulan data dengan cara wawancara, pengamatan dan pencatatan sesuai dengan kuesioner tersedia. c. Langkah ketiga : supervisor memonitor dan melakukan cross check lapangan. Supervisor perlu melakukan pemantauan kerja enumerator di lapangan serta melakukan cross check sebanyak 5% dari jumlah responden yang didata di satu lokasi, 14
pengambilan responden 5% dilakukan secara acak. Cross check dilakukan setelah pendataan di satu lokasi selesai dengan cara mendatangi responden terpilih dan lakukan wawancara singkat sesuai dengan lem bar spot checked. d. Langkah keempat : debriefing/pertemuan hasil kerja. Setelah pendataan seharian dilakukan pertemuan sore atau malam hari untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Supervisor memfasilitasi enumerator untuk menyampaikan pengalaman mereka 2. Enumerator menceritakan pengalaman (kesulitan dan permasalahan yang ditemui, proses pendataan, hal-hal yang mendukung kelancaran dan sebagainya). 3. Enumerator menyampaikan hasil kerja hari ini dalam bentuk kuesioner terisi. 4. Supervisor mencatat pengalaman enumerator memberikan komentar dan solusi untuk permasalahan yang ditemui 5. Supervisor memimpin proses peer review atas seluruh kuesioner hasil wawancara antar sesama enumerator yang ada dibawah koordinasinya 6. Supervisor memeriksa secara seksama hasil isian kuesioner dan memberikan masukan singkat. 7. Apabila supervisor sudah melakukan pemeriksaan kuesioner, hasilnya harus disampaikan kepada enumerator bersangkutan untuk dilakukan perbaikan seperlunya. 8. Menyepakati waktu dan tempat koordinasi singkat hari berikutnya e.
Langkah kelima: koordinasi dan evaluasi tingkat kecamatan atau kota. Koordinasi harian antara supervisor dan koordinator masing-maisng, sedangkan koordinasi dan evaluasi untuk seluruh supervisor dan koordinator. Kegiatannya sebagai berikut : 1. Supervisor menceritakan pengalaman, kesulitan dan hasil kerja kepada koordinator kecamatan. 2. Koordinator kecamatan atau kota memberikan masukan serta mencatat pengalaman dan hasil kerja yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut. 3. Koordinator kecamatan menyerahkan kuesioner hasil survey kepada Koordinator Data Entry secara bertahap sesuai dengan mekanisme yang sudah disepakati. 4. Ketua Tim EHRA mencatat rekap hasil kerja harian dari coordinator kecamatan dan hasil serah terima kuesioner hasil survey. 5. Pada pertengahan dan atau hari terakhir survey diadakan koordinasi dan evaluasi
15
2.8
Data entry dan analisa Entry data merupakan salah satu aktivitas kritis dalam menjaga validitas hasil Studi
EHRA. Untuk itu pihak PIU A/E Pokja AMPL Nasional telah menyiapkan paket aplikasi perangkat lunak Epi Info yang khusus untuk keperluan entry data hasil Studi EHRA. Paket aplikasi perangkat lunak bisa diperoleh Pokja Sanitasi Kabupaten secara cuma-cuma. Proses entry data hasil Studi EHRA dilakukan dibawah koordinasi Supervisor Entry. Tugas utama Supervisor Entry data selama entri data adalah: a. Mengkoordinir para operator untuk terlebih dahulu melakukan pemeriksaan atas setiap kuesioner yang masuk secara seksama sebelum melakukan kegiatan data entry. Apabila ada kuesioner yang dinilai mengandung kesalahan pengisian atau belum lengkap, maka pihak operator menyerahkannya kepada Supervisor Entry. Selanjutnya Supervisor Entry menghimpun semua kuesioner yang masih ”bermasalah” untuk diserahkan kembali kepada Koordinator kecamatan yang bersangkutan guna mendapatkan perbaikan sebagaimana mestinya. b. Memperhatikan lompatan alur mengisi kuesioner sesuai dengan instruksi c. Memeriksa kepatuhan terhadap kode menjawab: Angka: harus menjadi pilihan jawaban tunggal, dan huruf untuk pilihan jawaban lebih dari satu d. Menandai jawaban yang kosong (tidak diisi) dan jawaban yang meragukan e. Memeriksa jawaban yang terkait dengan jawaban pertanyaan sebelumnya (logika) f. Menandai jawaban yang ekstrim atau jika ditemukan jawaban yang perlu klarifikasi, silakan kembali kuesioner pada Supervisor lapangan g. Menyiapkan laporan harian pada jumlah formulir yang bersih dan kekurangan, dan jenis kesalahan yang ditemukan. h. Tim Data Entri memasukkan data dari survey EHRA menggunakan aplikasi perangkat lunak Epi Info sebagaimana disebutkan di atas. Pelatihan entri dan analisis data agar petugas data entri memahami dan mampu menganalisis data. Kegiatan ini bisa dilakukan paralel dengan aktivitas survey lapangan. Tim analisis data akan melakukan tugas sebagai berikut: a. Melakukan transfer data EHRA dari format Epi-Info ke dalam format SPSS untuk analisis statistic lebih lanjut. b. Melakukan “cleaning” data c. Menjalankan paket aplikasi SPSS yang telah disiapkan oleh PIU A/E Pokja 16
AMPL Nasional guna menghasilkan berbagai table hasil rakapitulasi pengisian kuesioner serta beberapa table hasil analisis Cross Tab. d. Mentransfer table-tabel hasil SPSS ke dalam table format Microsoft e. ExcelMengembangkan berbagai variasi penyajian informasi hasil Studi EHRA dalm bantu table dan grafik serta penyajian informasi awal area beriiko berdasarkan hasil Studi EHRA.
2.9
INSTRUMEN Tiap-tiap responden memiliki karakteristik khas, sehingga teknik pendekatan dan
daftar pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara juga bisa berbeda satu sama lain. Ada beberapa prinsip yang dapat menjadi pegangan pewawancara pada saat melakukan tugasnya: a. Lakukan pendekatan yang khas, sesuai dengan karakteristik tiap-tiap narasumber (lembaga, perorangan, pejabat, staf, formal, informal, dan sebagainya). Terapkan pendekatan yang dianggap pantas. b. Sebelum memulai wawancara, selalu jelaskan maksud dan tujuannya. c. Pegang kendali wawancara dengan senantiasa fokus pada topik/daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Jika harus dikembangkan, pastikan masih dalam lingkup yang dibutuhkan d. .Guna memudahkan proses komunikasi dengan pihak responden, enumerator dibekali dengan alat bantu visual (visual aid).Kuesioner EHRA dapat dilihat pada bagian Petunjuk Pengisian Kuesioner dan Lembar Kuesioner
17
3 BAB III HASIL STUDI EHRA DI K ABUPATEN BANGLI 3.1
Informasi Responden Jumlah sampel per Desa/Kelurahan sebanyak 40 responden. Desa yang termasuk ke
dalam area survey sebanyak 12 desa. Dari total sampel yang diambil maka dilakukan mengambilan desa secara random. Pada masing-masing desa diambil 8 dusun secara random, dengan perhitungan masing-masing dusun diambil 5 rumah tangga, jadi sampel yang diambil pada setiap desa 40 sampel. Untuk desa yang pada saat pengambilan random muncul dan terdiri dari hanya 1 dusun sampel tetap diambil 40 rumah tangga. Dengan demikian jumah total sampel yang diambil dalam survey di kabupaten Bangli sebanyak 480 responden. Yang menjadi responden adalah Ibu rumah tangga atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun.
3.2
Pengolahan Sampah Rumah Tangga Pada Studi EHRA beberapa aspek yang terkait dengan masalah penanganan sampah,
yakni: a.
Kondisi sampah di lingkungan rumah yang disurvey,
b.
Pengelolaan sampah rumah tangga
c.
Pemilahan sampah rumah tangga
d.
Frekuensi petugas mengangkut sampah dari rumah
Kondisi sampah disekitar lingkungan responden dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kondisi sampah di lingkungan rumah tangga. Kondisi Sampah banyaknya sampah yang berserakan banyaknya lalat di sekitar tumpukan sampah banyaknya tikus berkeliaran banyaknya nyamuk banyaknya anjing atau kucing yang mendatangi tumpukan sampah bau busuk yang mengganggu apakah sampah menutup saluran drainase anak – anak yang bermain di sekitarnya Lain-lain
Persentase menjawab ya 22,6 23,4 17,4 18,6 16,8 8,9 8,3 9,3 5,8
18
Dari tabel 5, dapat digambarkan bahwa sebanyak 22,6% masyarakat di Kabupaten Bangli masih membiarkan sampahnya berserakan, masih terdapat 23,4% lalat disekitar tumpukan sampah, sebanyak 17,4 tikus masih berkeliaran di sekitar tumpukan sampah, banyak nyanuk di sekitar tumpukan sampah sebanyak 18,6%, sebanyak 16,8% anijng atau kucing yang mendatangi tumpukan sampah, sebanyak 8,9% menimbulkan bau busuk, 8,3% sampah menutupi saluran drainase, 9,3% anak-anak masih bermain di sekitar tumpukan sampah, dan 5,8% lainnya. Pengolahan sampah rumah tangga di Kabupaten Bangli berdasarkan Studi EHRA dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: a. Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang, b. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS, c. Dibakar, d. Dibuang ke sungai/kali/laut/danau, e. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, f. dan lainnya. Dari ketujuh cara tersebut untuk menurut hasil survey EHRA, cara yang paling banyak dilakukan dalam pengolahan sampah rumah tangga di Kabupaten Bangli adalah sampah dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak 35,2% dan sampah di bakar yakni sebanyak 34,2%. Secara lengkap Cara Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Bangli berdasarkan Study EHRA dapat dilihat pada grafik 3.1 dibawah ini. Grafik 3.1 Cara pengolahan sampah rumah tangga di Kabupaten Bangli
19
Hasil Study EHRA di Kabupaten Bangli, persentase sampah yang dipilah sebelum dibuang sebanyak 58,3%. Berikut adalah grafik persentase pemilahan sampah rumah tangga sebelum di buang. Grafik 3.2. Pemilahan sampah sebelum dibuang di Kabupaten Bangli
Frekuensi petugas yang mengangkut sampah di Kabupaten Bangli berdasarkan Study EHRA dapat dilihat pada grafik 3.3. Grafik 3.3 Frekwensi petugas yang mengangkut sampah dari rumah di Kabupaten Bangli
20
Sebanyak 15,4% petugas yang mampu melayani masyarakat dalam pengangkutan sampah setiap hari, sebanyak 7,7% petugas yang melakukan pengankutan sampah beberapa kali dalam seminggu, sebanyak 69,2% yang tidak pernah petugas mengangkut sampah dan sebanyak 7,7% yang tidak tahu.
3.3
Pembuangan Air Limbah Domestik Kepemilikan jamban pribadi di Kabupaten Bangli
menjadi kreteria survey dan
dibedakan menjadi kepemilikan jamban dengan kloset jongkok leher angsa, kloset duduk siram leher anggsa dan tidak memiliki kloset. Sebanyak 78,8%
penduduk memiliki
jamban pribadi dengan kloset jongkok leher anggsa, 20,8% memiliki kloset duduk siram leher anggsa dan 0,4% tidak memiliki jamban pribadi. Hal ini dapat dilihat pada grafik 3.4 Garfik 3.4 Kepemilikan Jamban Pribadi Di Kabupaten Bangli
Dari hasil study EHRA sebanyak 76% anggota keluarga dewasa buang air besar pada jamban pribadi, sebanyak 2,5% di Wc umum, 1% menggunakan WC helikopter, 1,2% buang air besar ke sungai, 18,8% ke kebun/pekarangan,3,5% ke selokan/parit, 2,5% pada lubang galian, 1,7% ke tempat lainnya dan 1% tidak tahu. Tempat buang air besar dalam Study EHRA meliputi, jamban pribadi, WC umum, WC helikopter, ke sungai/pantai/laut, ke kebun/pekarangan, ke selokan/parit/got, ke lubang galian, lainnya dan tidak tahu. Tempat buang air besar di Kabupaten Bangli menurut hasil Survey EHRA dapat dilihat pada grafik 3.5.
21
Grafik 3.5 Tempat buang air besar anggota keluarga dewasa di Kabupaten Bangli
Selain anggota keluarga, dalam Study EHRA juga menggunakan orang lain di luar anggota keluarga sebagai obyek, namun hal ini dilakukan hanya dengan wawancara pada sampel. Hasil Study EHRA orang di luar anggota keluarga yang masih buang air besar di tempat terbuku menurut jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat pada grafik 3.6. Grafik 3.6 Orang di luar anggota keluarga yang buang air besar di tempat terbuka di Kabupaten Bangli
22
Penduduk yang berada diluar rumah tangga survey yang buang air besar ditempat terbuka juga termasuk dalam area survey EHRA, dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan umur. Dari grafik diatas dapat dilihat anak laki-laki umur 5-12 tahun yang masih buang air besar di tempat terbuka sebanyak 12,8%, anak perempuan umur 5-12 tahun yang BAB di tempat terbuka 11,6%, remaja laki-laki yang BAB di tempat terbuka sebanyak 8,9%, remaja perempuan yang BAB di tempat terbuka sebanyak 8,7%, laki-laki dewasa yang BAB di tempat terbuka sebanyak 14,9%, persentase perempuan dewasanya juga sebanyak 14,9%, laki-laki tua yang BAB di tempat tebuka sebanyak 13%, perempuan dewasa yang BAB di tempat terbuka sebanyak 12,2%, masih ada beberapa orangdan tidak tahu siapa yang masih BAB di tempat terbuka yakni 14,3% dan lainnya 1,7%. Saluran pembuangan air akhir tinja dalam study EHRA terdiri dari tangki septik, pipa sewer, cubluk/lobang tanah, langsung ke draenase, sungai/danau/pantai, kebun/tanah lapang.Hasil study EHRA saluran pembuangan akhir tinja dapat dilihat pada grafik 3.7. Grafik 3.7 Saluran Pembuangan Akhir Tinja Di Kabupaten Bangli
Informasi ini diperoleh melalui wawancara, sehingga tidak menutup kemungkinan muncul salah persepsi tentang jenis yang dimiliki. Warga seringkali mengklaim tempat pembuangan tinja yang mereka miliki adalah tangki septik, padahal hanya cubluk. Namun hal ini pula didukung oleh wilayah perbukitan dan pengunungan di Kabupaten Bangli yang permukaaan air tanahnya sangat dalam, sehinng kemungkinan tercemar oleh tinja sangat kecil. Untuk itu kami melalui rpelatihan enumerator menyepakati bahwa sarana cubluk 23
yang dimiliki sudah memenuhi syarat pembuangan limbah tinja. Dari hasil survey EHRA didapat bahwa rumah tanggga yang menggunakan saluran pembuangan limbah akhir dengan tangki septik sebanyak 60%, dengan pipa sewer 1,7%, menggunakan cubluk13,3%, langsung ke drainase sebanyak 1%, kedanau/sungai/pantai dan ke kebun/tanah lapang sebanyak 0,6% dan tidak tahu 22,8%. Oleh masyarakat kotoran anak kerap kali dianggap tidak membahayakan, sehingga dalam penanganannya sering dibuang sembarangan atau pada tempat terbuka, tempat sampah dan di salauran drainese. Padahal kotoran manusia dalam kelompok apapun sangat berbahaya karena dapat mencemari lingkungan dan sebagai media patogent. Dalam study EHRA hal ini sangat diperhatikan. Di Kabupaten Bangli hanya 29,6% kotoran anak dibuang ke jamban, 3,% dibuang ke tempat sampah, 16,1% ke kebun/pekarangan/jalan, 1% dibuang ke sungai/selokan/got,dan 49,3% merespon tidak tahu kemana kotoran balita dibuang, yang dapat dilihat pada grafik 3.8. Grafik 3.8 Pembuangan Kotoran Anak Balita
3.4
Drainase Lingkungan Sekitar dan Banjir Topografi wilayah Kabupaten Bangli berada pada ketinggian antara 100 – 2.152
meter dpl, dengan puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan. Secara umum rentang ketinggian wilayah Kecamatan Susut (225 – 950 m dpl), Kecamatan Bangli (200 – 1.175 m dpl), Kecamatan Tembuku (300 – 891 m dpl) dan Kecamatan Kintamani (100 – 2.152 m dpl). Kelerengan wilayah bervariasi antar wilayah kecamatan dan secara umum berada 24
pada kondisi dataran sampai landai (0-15%) seluas 12,11% dari luas wilayah, bergelombang (15-30%) seluas 21,7% dari luas wilayah, curam (30-40%) seluas 18,18% dari luas wilayah dan sangat curam (>40%) seluas 48,01% luas wilayah. Kondisi datar relatif hanya terdapat pada kawasan di kaki Gunung Batur, landai dan bergelombang pada wilayah Kecamatan Susut, Bangli dan Tembuku sedangkan bergelombang dan curam serta sangat curam pada wilayah Kecamatan Kintamani. Sehingga Kabupaten Bangli yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perbukitan dan pegunungan serta sebagian kecil merupakan dataran rendah. Dari study EHRA di Kabupaten Bangli menunjukkan hanya 0,6% rumah tangga yang ditemukan rumahnya pernah mengalami kebanjiran. Banjir yang dialami rumah tangga biasanya bersekala rendah artinya kurang dari 1 jam air genangan sudah surut. Walaupun Kabupaten Bangli memiliki topigrafi perbukitan namun tidak menutup kemungkinan terjadi banjir tetap ada. Berikut tabel 3.2 menunjukkan jumlah desa yang sering diidentifikasikan sering banjir. Tabel 3.2 Jumlah desa yang diidentifikaskan sering banjir No.
Kecamatan
Jumlah Desa/Kelurahan
Jumlah Desa/Kelurahan sering banjir
1
Bangli
9
-
2
Susut
9
-
3
Tembuku
6
-
4
Kintamani
48
2
Jumlah
72
2
Grafik 3.9 Kejadian Banjir di Kabupaten Bangli
25
3.5
Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat diabaikan dan sangat
mempengaruhi kesehatan manusia. Air selain digunakan untuk minum, mandi,cuci dan kakus, air juga dapat menjadi media penyebaran penyakit serta sumber penyakit. Air yang tidak layak konsumsi dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, sosial dan estetika. Simber air yang bersih dan layak jika dalam pengelolaannya salah juga dapat menyebabkan ganggguan kesehatan, sosial dan estetika. Untuk itu dalam study EHRA sumber air dan tatacara pengelolaanya menjadi salah satu obyek surveynya. Pada sub bab ini disajikan informasi air bersih dan pengelolaannya secara lengkap dan dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.10 Pemakaian Sumber Air Untuk Minum
Hasil study EHRA menunjukkan bahwa di Kabupaten Bangli sumber air yang digunakan untuk minum 4 terbanyak bersumber dari ledeng PDAM sebanyak 37,3 %, dari mata ari terlindungi 26,1%, air hujan sebanyak 24,2% serta bersumber dari botol kemasan 21,1%. Masih banyaknya sumber air yang tidak terlindungi seperti air hujan, mata air tak terlindungi dan air waduk/danau masih digunakan dapat mempengaruhi kejadian kesakitan yang meninggkat.
26
Grafik 3.11 Pemakaian Sumber Air Untuk Masak
Grafik 3.12 Pemakaian Sumber Air ntuk Cuci Piring & Gelas
27
Dari grafik 3.11 diatas dapat di gambarkan bahwa pemakaian air bersih untuk memasak 42% berasar dari ledeng PDAM, 27% menggunakan mata air terlindungi, 25% masih menggunakan air sungai, 3,5% menggunakan air hujan dan 0,2 % bersumber dari air danau. Pemakaian air bersih untuk mencuci piring dan gelas di Kabupaten Bangli dari hasil study EHRA menunjukanan 41% masyarakat mencuci piring dan gelas menghunakan air ldeng PDAM, 23,4% menggunakan air sungai, 30% menggunakan air hujan, 3,5% menggunakan mata air telindungi, 3,3% menggunakan mata air tak terlindungi dan 0,2% bersumber dari air danau. Grafik 3.13 Pemakaian Sumber Air Untuk Cuci Pakaian
Pemakaina sumber air untuk mencuci pakaian di Kabupaten Bangli menurut hasil study EHRA menunjukkan bahwa 41,2% masyarakat menggunakan air ledeng PDAM untuk mencuci pakaian, 31,1% menggunakan air sungai, 23% menggunakan air hujan, 3,5% menggunakan mata air terlindungi 3,1% menggunakan mata air tak terlindungi dan 0,2% menggunakan air danau. Pemakaiana air bersih untuk gosok gigi berasal dar berbagai sumber diantaranya, 58% menggunakan air ledeng PDAM, 29,2% masih menggunakan air sungai, 23,6% menggunakan air hujan, 3,5% menggunakan mata air terlindungi, 3,3% menggunakan mata 28
air tak terlidungi dan 0,2% masih menggunakan air danau. Berikut adalah grafik pemakaian air bersih untuk menggosok gigi. Grafik 3.14 Pemakaian Sumber Air Untuk Gosok Gigi
Selain sumber air yang beranekaragam dan beberapa yang masih bersumber dari sumber air yang tidak terlindungi, diharapkan dalam tatacara pengelolaannya mengunakan tatacara yang sehat dan hygiene sehingga dapat mengurangi resiko kesakitan yang bersumber dari air. Dalam study EHRA tatacara pengelolaan juga menjadi obyek dari wawancara maupun pengamatan olh enumerator. Berikut adalah grafik tatacara pengelolaan air sebelum digunakan dan grafik cara pengolahan air minum. Grafik 3.15. Pengolahan Air Minum Sebelum Digunakan
29
Dari hasil study EHRA di Kabupaten Bangli bahwa sumber air berasal dari berbagai sumber namun 92,1% rumah tangga mengolah air baku sebelum diminum dan 97,8% mengolahnya dengan cara merebus, 0,4% menggunakan kaporit dan 1,8% menggunkan cara pengolahan lainnya dapat dilihat pada grafik 3.15 dibawah ini. Grafik 3.16 Cara Pengolahan Air Minum
3.6
Perilaku Hygiene Mencuci tangan pakai sabun di waktu yang tepat dapat menghalangi transmisi patogen
penyebab diare. Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakitpenyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni sesudah buang air besar (BAB), sesudah menceboki pantat anak, sebelum menyantap makanan, sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. Untuk menelusuri perilaku-perilaku cuci tangan yang dilakukan ibu sehari-harinya, pada 30
Studi EHRA terlebih dahulu memastikan penggunaan sabun di rumah tangga dengan pertanyaan apakah si Ibu menggunakan sabun hari ini atau kemarin. Jawabannya menentukan kelanjutan pertanyaan berikutnya dalam wawancara. Mereka yang perilakunya didalami oleh Studi EHRA terbatas pada mereka yang menggunakan sabun hari ini atau kemarin. Grafik di bawah ini menjelaskan pemakaian sabun pada hari ini atau kemarin berdasarkan analisis Studi EHRA di Kabubaten Bangli, sebagai berikut : Grafik 3.17 Pemakaian Sabun Pada Hari Ini Atau Kemarin
Dari grafik di atas dapat dijelaskan 97,9% responden menjawab bahwa mereka menggunakan sabun pada hari ini atau kemarin sedangkan 2,1% responden yang menjawab tidak. Proporsi rumah tangga sampel yang menjawab tidak menggunakan sabun terbanyak berada pada klaster 4 yakni sebanyak 15,8% dari total 2,1%, atau sekitar 21 total rumah tangga yang tidak menggunakan sabun hari ini dan kemarin. Ada beberapa tempat yang biasanya digunakan untuk mencuci tangan pakai sabun, dapat dilihat pada grafik 3.18. di bawah ini
31
Grafik 3.18. Tempat Cuci Tangan Pakai Sabun
Dari hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Bangli ada beberapa tempat yang biasanya digunakan untuk mencuci tangan pakai sabun meliputi di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban, di sumur, di sekitar penampungan, di tempat cuci piring, di dapur dan lainnya. Tempat mencuci tangan memakai sabun yang paling menonjol adalah di tempat cuci piring yakni 80,1% dan di dapur sebanyak 68,7%. Sabun merupakan sarana untuk mencuci tangan, ketersediaan sabun di jamban cukup tinggi yaitu 74,1% berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh enumerator pada rumah tangga yang dikunjungi. Pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari – hari yaitu untuk mandi, untuk memandikan anak, untuk menceboki pantat anak, untuk mencuci tangan sendiri, untuk mencuci tangan anak, untuk mencuci peralatan, untuk mencuci pakaian, dan lainnya. Dari grafik di bawah ini dapat digambarkan penggunaan sabun dalam kehidupan sehari – hari dimana sabun paling menonjol dimanfaatkan untuk mandi, mencuci tangan dan mencuci pakaian. Berdasarkan hasil Study EHRA di Kabupaten Bangli pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari paling banyak dilakukan yaitu sebelum makan yakni 87,8%, 83% setelah makan, 81% setelah dari buang air besar, dan 71,4% setelah memegang hewan. Untuk lebih lengkapnya pemanfaatan sabun dapat dilihat pada grafik 3.19.
32
Grafik 3.19. Pemanfaatan Sabun Dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain prilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dengan praktek cuci tangan pakai sabun dijelaskan pula kebiasaan masyarakat membuang sampah dan ada-tidaknya sampah di lingkungan rumah. Ada beberapa sarana yang dipergunakan untuk mengumpulkan sampah di dapur yaitu : kantong plastic tertutup, kantong plastic terbuka, keranjang sampah tertutup, keranjang sampah terbuka, dan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada rumah tangga yang dikunjungi sebagian besar sampah ditempatkan dalam wadah yaitu pada keranjang sampah dan kantong plastic, hanya 7,9% responden yang tidak mempunyai tempat sampah di dapurnya seperti yang dijelaskan pada Grafik di bawah ini. Grafik 3.20. Wadah Untuk Mengumpul Sampah Di Dapur
33
Berdasarkan pengamatan enumerator Study EHRA di kabupaten Bangli, kebersihan halaman dari sampah yakni 82,8% dan dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 3.21. Kebersihan Halaman Dari Sampah
3.7
Kejadian Penyakit Diare Hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Bangli menunjukkan bahwa 69,6%
responden menjawab tidak pernah terjangkit diare seperti yang digambarkan pada grafik di bawah. Untuk kejadian penyakit diare yang terjadi kemarin menjawab 0,6%, satu minggu terakhir 1,9% , satu bulan terakhir 4,3%, tiga bulan terakhir 5,6% ,enam bulan terakhir 6% dan lebih dari enam bulan yang lalu 12% responden yang menjawab. Dari 30,4% responden yang pernah mengalami diare, anggota keluarga yang terjangkit diare paling menonjol adalah anak – anak balita yakni 49,7%, orang dewasa laki laki dan orang dewasa perempuan masing – masing sebesar 24,5% seperti digambarkan pada grafik di bawah ini. Grafik 3.22. Kejadian Penyakit Diare Di Kabupaten Bangli
34
Grafik 3.23. Anggota Keluarga Yang Terjangkit Diare
Berdasarkan hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Bangli untuk pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare, dapat dilihat pada indeks resiko pada tabel di bawah ini: Tabel 3.3. Kumulatif Indeks Resiko Sanitasi Variabel 1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR. 5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI
CLUSTER 1
CLUSTER 2
18
28
29
30
43
73
70
72
56
64
88
31
76
57
49
4
12
4
21
5
33
35
28
38
61
215
177
208
202
223
CLUSTER 0
CLUSTER 3
CLUSTER 4
Berikut adalah grafik kumulatif risiko sanitasi dari hasil studyEHRA di Kabupaten Bangli tahun 2013
35
Grafik 3.24. Indeks risiko Sanitasi Kabupaten Bangli Tahun 2013
Hasil study EHRA di Kabupaten bangli tahun 2013 mengasilkan indeks area berisiko sanitasi per kluster seperti pada grafik diatas. Desa Songan A dan Songan B menurut pengklasteran pokja Sanitasi berada pada kluster 4 dan merupakan desa dengan risiko sanitasi sangat tinggi. Desa/kelurahan Kawan, Abuan Susut, Pengiangan,Peninjauan, Undisan, Bangbang, Yangapi, Jehem, Tembuku, Blandingan, Buahan, Terunyan mempunyai risiko Sanitasi Tinggi. Kubu, Pengotan, Bunutin bangli, Taman bali, Bebalang, kayubihi, Cempaga, Sulahan, Demulih susut, Selat, Kutuh, Bunutin kintamani, Katung, Pinggan, Kedisan, Abang Songan mempunyai indeks Risiko Sanitasi Tinggi. Apuan, Tiga, Penglumbaran, Mengani, Langgahan, Lembean, Bayung cerik, Blancan, Abuan kintamani, Sekaan, Bayung Gede, Sekardadi, Suter, Abang batu dinding, Batur Selatan, Batur tengah, Batur Utara, Kintamani, Belantih, Gunung Bau, batukaang, Catur, Satra, Dausa, Bantang, Sukawana, dan Subay mempunyai Indeks Risiko Sanitasi kurang berisiko. Binyan,Ulian, Mangguh, Banua, Bonyoh, Serahi, Manik liyu, Awan, Belange, Penegjaran,Selulung, Daup, Siakin dan Landih mempunyai Indeks Risiko Sangat Tinggi. Dari hasil tersebut dapat diklasifikasikan Desa/Kelurahan yang mempunyai indeks risiko sanitasi seperti pada tabel berikut.
36
Tabel 3.4. Indeks Risiko Sanitasi per Desa diKabupaten Bangli No
Kluster
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Indeks risiko
1
4
Kintamani
Songan A dan Songan B
Risiko
Sangat
tinggi 2
3
Bangli Susut Tembuku
Kintamani
3
2
Bangli
Susut Kintamani 4
1
Susut Kintamani
5
0
Kintamani
Kawan Abuan Susut,pengiangan. Peninjauan, Undisan Bangbang Yangapi Jehem Tembuku Blandingan, Buahan, Terunyan Kubu,pengotan Bunutin bangli Taman bali Bebalang,kayubihi Cempaga Sulahan,demulih susut, Selat Kutuh, bunutin kintamani, katung, Pinggan,kedisan Abang Songan Apuan, Tiga, Penglumbaran, Mengani, Langgahan, Lembean, Bayung cerik, Blancan, Abuan kintamani, Sekaan, Bayung Gede, Sekardadi, Suter, Abang batu dinding, Batur Selatan, Batur tengah, Batur Utara, Kintamani, Belantih, Gunung Bau, batukaang, Catur, Satra, Dausa, Bantang, Sukawana, dan Subaya. Binyan,Ulian, Mangguh, Banua, Bonyoh, Serahi, Manik liyu, Awan, Belange, Penegjaran,Selulung, Daup, Siakin dan Landih
Risiko tinggi
Risiko tinggi
Kurang berisiko
Risiko
sangat
tingggi
37
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki risiko pada kesehatan warga. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pelaksanaan studi EHRA banyak melibatkan kelompok perempuan. Untuk pengumpulan data, pelaksanaan EHRA berkolaborasi dengan kader poskesdes dan Kesehatan lingkungan di masing-masing desa. Pemilihan kader poskesdes dan kader kesling ini dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, yakni memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut berpartisipasi membangun Kabupaten Bangli. Pertimbangan lainnya kader poskesdes dan kader kesling yang digunakan sebagai enumerator sebagian besar berasal dari Kabupaten Bangli tepatnya di desa yang disurvey yang tentunya mengetahui adat dan budaya masyarakat setempat sehingga memudahkan dalam pengumpulan data. Enumerator terpilih umumnya memahami wilayah Kecamatan yang menjadi lokasi survey EHRA sehingga mempermudah mencari rumah yang terpilih secara acak. Perempuan atau ibu dipilih sebagai responden karena mereka adalah kelompok warga yang paling memahami kondisi lingkungan di rumahnya. Hasil Studi EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabuapten Bangli yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi kota terutama pada area beresiko. Selain itu, data pun dapat dimanfaatkan sebagai benchmark pencapaian pembangunan sanitasi ke depan, baik di tingkat kota sampai di tingkat desa (indikatif) dan digunakan sebagai bahan advokasi pengarustamaan pembangunan sanitasi kabupaten. Hasil study EHRA di Kabupaten bangli tahun 2013 mengasilkan indeks area berisiko sanitasi per kluster seperti pada grafik diatas. Desa Songan A dan Songan B menurut pengklasteran pokja Sanitasi berada pada kluster 4 dan merupakan desa dengan risiko 38
sanitasi sangat tinggi. Desa/kelurahan Kawan, Abuan Susut, Pengiangan,Peninjauan, Undisan, Bangbang, Yangapi, Jehem, Tembuku, Blandingan, Buahan, Terunyan mempunyai risiko Sanitasi Tinggi. Kubu, Pengotan, Bunutin bangli, Taman bali, Bebalang, kayubihi, Cempaga, Sulahan, Demulih susut, Selat, Kutuh, Bunutin kintamani, Katung, Pinggan, Kedisan, Abang Songan mempunyai indeks Risiko Sanitasi Tinggi. Apuan, Tiga, Penglumbaran, Mengani, Langgahan, Lembean, Bayung cerik, Blancan, Abuan kintamani, Sekaan, Bayung Gede, Sekardadi, Suter, Abang batu dinding, Batur Selatan, Batur tengah, Batur Utara, Kintamani, Belantih, Gunung Bau, batukaang, Catur, Satra, Dausa, Bantang, Sukawana, dan Subay mempunyai Indeks Risiko Sanitasi kurang berisiko. Binyan,Ulian, Mangguh, Banua, Bonyoh, Serahi, Manik liyu, Awan, Belange, Penegjaran,Selulung, Daup, Siakin dan Landih mempunyai Indeks Risiko Sangat Tinggi. Studi EHRA pertama kali dilakukan di Kabupaten Bangli pada bulan Juli 2012, dimana hasil analisis Studi EHRA ini dapat dijadikan baseline bagi hasil Studi EHRA selanjutnya.
4.2 Hambatan Dalam melaksanakan Study EHRA di Kabupaten Bangli banyak hambatan yang dihadi oleh tim Pokja Sanitasi diantaranya: 1. Topografi yang berbukit dan pegunungan menyulitkan enumerator menjangkau rumah tangga yang tersampel 2. Administrasi kependudukan yang masih tumpang dindih dengan pembangian wilayah Desa, penduduk yang tinggal di wilayah Desa A tercatat dalam administrasi kependudukan Desa B. 3. Enumerator sangat sulit bertemu dengan sampel (istri atau perempuan yang sudah menikah), mereka selama siang hari kebanyakan beraktivitas di luar rumah sehingga waktu survey di mulai setelah mereka pulang ke rumah/ mulai sore hari. 4. Pada saat survey dilaksanakan di Kabupaten Bangli bertepatan dengan Pilgub propinsi Bali sehingga survey memerlukan waktu yang lama menunggu masa kampanye selesai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
39
5. Enumerator mengalami kesulitan dalam hal translet kuisioner dari bahasa Indonesia ke Bahasa Bali sehingga kemungkinan ada salah persepsi antara enumerator dengan sampel.
4.3 Saran 1. Hasil pelaksanaan study EHRA di Kabupaten Bangli tahun 2013 dapat menggambarkan keadaan sanitasi Kabupaten Bangli sehingga pembangunan sanitasi berpijak dari hasil Study tersebut. 2. Pemerintah dan Instansi terkait dapat mengawal pendanaan dan fasilitas survey dari awal sampai terbentuknya Buku Putih Sanitasi sehingga Study EHRA tahun berikutnya lebih tertata dan lebih baik dari tahun2013.
40
Lampiran KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 A. IDENTITAS WILAYAH. Kluster Desa/Kelurahan 0 Kode Kecamatan
Kode Kelurahan/Desa
A8. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga
1
2
Total 3
4
1
n 0
% ,0
n 40
% 24,7
n 41
% 33,6
n 10
% 12,3
2
0
,0
0
,0
40
32,8
21
3
0
,0
0
,0
0
,0
4
79
98,8
112
69,1
41
BA
0
,0
10
6,2
BE
1
1,3
0
3
1
1,3
0
5
39
48,8
6
40
11 15
12
n 91
% 18,8
0
% ,0
25,9
0
,0
61
12,6
50
61,7
0
,0
50
10,4
33,6
0
,0
38
100,0
270
55,9
0
,0
0
,0
0
,0
10
2,1
,0
0
,0
0
,0
0
,0
1
,2
,0
0
,0
0
,0
0
,0
1
,2
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
39
8,1
50,0
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
40
8,3
0
,0
20
12,3
0
,0
0
,0
0
,0
20
4,1
0
,0
10
6,2
0
,0
0
,0
0
,0
10
2,1
16
0
,0
10
6,2
0
,0
0
,0
0
,0
10
2,1
17
0
,0
20
12,3
0
,0
0
,0
0
,0
20
4,1
18
0
,0
10
6,2
0
,0
0
,0
0
,0
10
2,1
19
0
,0
10
6,2
0
,0
0
,0
0
,0
10
2,1
21
0
,0
31
19,1
0
,0
0
,0
0
,0
31
6,4
23
0
,0
0
,0
40
32,8
0
,0
0
,0
40
8,3
26
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
10
26,3
10
2,1
27
0
,0
1
,6
1
,8
0
,0
28
73,7
30
6,2
29
0
,0
40
24,7
0
,0
0
,0
0
,0
40
8,3
30
0
,0
0
,0
41
33,6
0
,0
0
,0
41
8,5
32
0
,0
0
,0
0
,0
10
12,3
0
,0
10
2,1
33
0
,0
0
,0
20
16,4
0
,0
0
,0
20
4,1
35
0
,0
0
,0
10
8,2
0
,0
0
,0
10
2,1
36
0
,0
0
,0
10
8,2
0
,0
0
,0
10
2,1
38
0
,0
0
,0
0
,0
21
25,9
0
,0
21
4,3
39
0
,0
0
,0
0
,0
10
12,3
0
,0
10
2,1
43
0
,0
0
,0
0
,0
40
49,4
0
,0
40
8,3
44
0
,0
10
6,2
0
,0
0
,0
0
,0
10
2,1
Istri
80
100,0
161
99,4
120
98,4
80
98,8
34
89,5
475
98,3
0
,0
1
,6
2
1,6
1
1,2
4
10,5
8
1,7
Anak perempuan yg sudah menikah
n
11
41
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 B. INFORMASI RESPONDEN. Kluster Desa/Kelurahan 0 Kelompok Umur Responden
B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?
B3. Apa pendidikan terakhir anda?
B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak?
1
2
n 5
% 6,3
n
<= 20 tahun
3
% 1,9
21 - 25 tahun
7
8,8
16
26 - 30 tahun
17
21,3
31 - 35 tahun
20
36 - 40 tahun 41 - 45 tahun
n
Total 3
2
% 1,6
9,9
7
22
13,6
25,0
41
17
21,3
10
12,5
> 45 tahun
4
Milik sendiri
72
n
4
11
12
2
% 2,5
n 0
% ,0
n 12
% 2,5
5,7
5
6,3
2
5,3
37
7,7
23
18,9
8
10,1
6
15,8
76
15,8
25,3
23
18,9
12
15,2
6
15,8
102
21,2
30
18,5
17
13,9
19
24,1
6
15,8
89
18,5
17
10,5
15
12,3
19
24,1
7
18,4
68
14,1
5,0
33
20,4
35
28,7
14
17,7
11
28,9
97
20,2
90,0
126
77,8
101
82,8
60
74,1
21
55,3
380
78,7
Rumah dinas
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
Berbagi dengan keluarga lain
7
8,8
13
8,0
13
10,7
6
7,4
14
36,8
53
11,0
Sewa
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
1
,2
Milik orang tua
1
1,3
22
13,6
7
5,7
15
18,5
3
7,9
48
9,9
Tidak sekolah formal
1
1,3
20
12,3
11
9,0
11
13,6
6
15,8
49
10,1
SD
40
50,0
59
36,4
56
45,9
33
40,7
18
47,4
206
42,7
SMP
22
27,5
42
25,9
15
12,3
18
22,2
11
28,9
108
22,4
SMA
8
10,0
25
15,4
27
22,1
12
14,8
2
5,3
74
15,3
SMK
1
1,3
1
,6
4
3,3
1
1,2
0
,0
7
1,4
Universitas/Akademi
8
10,0
15
9,3
9
7,4
6
7,4
1
2,6
39
8,1
Ya
8
10,0
47
29,0
21
17,2
33
40,7
10
26,3
119
24,6
Tidak
72
90,0
115
71,0
101
82,8
48
59,3
28
73,7
364
75,4
Ya
47
58,8
107
66,0
74
60,7
42
51,9
27
71,1
297
61,5
Tidak
33
41,3
55
34,0
48
39,3
39
48,1
11
28,9
186
38,5
Ya
79
98,8
151
93,2
115
94,3
78
96,3
38
100,0
461
95,4
1
1,3
11
6,8
7
5,7
3
3,7
0
,0
22
4,6
Tidak
42
B. 5 Berapa jumlah anak laki-laki yang tinggal di rumah ini ?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
B7. Kurang dari 2 tahun
0
n 73
% 91,3
n 150
% 92,6
n 115
% 94,3
n 74
% 91,4
n 36
% 94,7
n 448
% 92,8
1
7
8,8
12
7,4
7
5,7
7
8,6
2
5,3
35
7,2
B7. 2-5 tahun
0
66
82,5
134
82,7
99
81,1
65
80,2
31
81,6
395
81,8
1
13
16,3
27
16,7
21
17,2
15
18,5
7
18,4
83
17,2
2
1
1,3
1
,6
2
1,6
1
1,2
0
,0
5
1,0
0
57
71,3
116
71,6
88
72,1
68
84,0
29
76,3
358
74,1
1
20
25,0
39
24,1
26
21,3
12
14,8
8
21,1
105
21,7
2
3
3,8
7
4,3
7
5,7
1
1,2
1
2,6
19
3,9
3
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
0
58
72,5
84
51,9
66
54,1
35
43,2
22
57,9
265
54,9
1
16
20,0
52
32,1
37
30,3
31
38,3
8
21,1
144
29,8
2
6
7,5
15
9,3
12
9,8
11
13,6
8
21,1
52
10,8
3
0
,0
8
4,9
5
4,1
3
3,7
0
,0
16
3,3
4
0
,0
1
,6
1
,8
0
,0
0
,0
2
,4
5
0
,0
1
,6
0
,0
1
1,2
0
,0
2
,4
6
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
1
,2
7
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
0
26
32,5
27
16,7
29
23,8
12
14,8
8
21,1
102
21,1
1
36
45,0
84
51,9
55
45,1
44
54,3
17
44,7
236
48,9
2
14
17,5
34
21,0
25
20,5
19
23,5
13
34,2
105
21,7
3
4
5,0
9
5,6
5
4,1
3
3,7
0
,0
21
4,3
4
0
,0
5
3,1
3
2,5
1
1,2
0
,0
9
1,9
5
0
,0
2
1,2
4
3,3
2
2,5
0
,0
8
1,7
6
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
1
,2
10
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
B7. 6-12 tahun
B7. Lebih dari 12 tahun
Jumlah anak laki-laki
43
B. 6 Berapa jumlah anak perempuan yang tinggal di rumah ini ?.
0
1
Kluster Desa/Kelurahan 2 3 % n % n % 92,0 114 93,4 76 93,8
B8. Kurang dari 2 tahun
0
n 69
% 86,3
n 149
1
11
13,8
13
8,0
8
6,6
5
B8. 2-5 tahun
0
63
78,8
141
87,0
108
88,5
1
16
20,0
19
11,7
11
2
1
1,3
1
,6
3
3
0
,0
1
,6
0
55
68,8
130
1
19
23,8
2
5
6,3
3
1
4
B8. 6-12 tahun
B8. Lebih dari 12 tahun
Jumlah anak perempuan
Jumlah anak laki-laki dan perempuan yang ada dalam rumah
4
Total 11 12 n % 445 92,1
n 37
% 97,4
6,2
1
2,6
38
7,9
71
87,7
31
81,6
414
85,7
9,0
9
11,1
4
10,5
59
12,2
2,5
1
1,2
3
7,9
9
1,9
0
,0
0
,0
0
,0
1
,2
80,2
88
72,1
61
75,3
27
71,1
361
74,7
29
17,9
26
21,3
16
19,8
8
21,1
98
20,3
3
1,9
5
4,1
3
3,7
3
7,9
19
3,9
1,3
0
,0
2
1,6
1
1,2
0
,0
4
,8
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
0
49
61,3
90
55,6
74
60,7
48
59,3
28
73,7
289
59,8
1
22
27,5
52
32,1
29
23,8
22
27,2
9
23,7
134
27,7
2
8
10,0
16
9,9
11
9,0
7
8,6
1
2,6
43
8,9
3
1
1,3
3
1,9
4
3,3
3
3,7
0
,0
11
2,3
4
0
,0
0
,0
1
,8
1
1,2
0
,0
2
,4
5
0
,0
1
,6
3
2,5
0
,0
0
,0
4
,8
0
23
28,8
53
32,7
41
33,6
27
33,3
14
36,8
158
32,7
1
24
30,0
68
42,0
51
41,8
34
42,0
12
31,6
189
39,1
2
23
28,8
28
17,3
16
13,1
9
11,1
12
31,6
88
18,2
3
9
11,3
8
4,9
5
4,1
7
8,6
0
,0
29
6,0
4
0
,0
3
1,9
4
3,3
3
3,7
0
,0
10
2,1
5
1
1,3
2
1,2
2
1,6
1
1,2
0
,0
6
1,2
8
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
10
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
11
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
0
2
2,5
11
6,8
15
12,3
2
2,5
0
,0
30
6,2
1
15
18,8
34
21,0
19
15,6
18
22,2
10
26,3
96
19,9
2
35
43,8
58
35,8
51
41,8
32
39,5
19
50,0
195
40,4
3
20
25,0
30
18,5
21
17,2
17
21,0
5
13,2
93
19,3
4
7
8,8
16
9,9
3
2,5
7
8,6
4
10,5
37
7,7
5
1
1,3
5
3,1
2
1,6
3
3,7
0
,0
11
2,3
6
0
,0
4
2,5
1
,8
0
,0
0
,0
5
1,0
7
0
,0
2
1,2
2
1,6
0
,0
0
,0
4
,8
8
0
,0
1
,6
2
1,6
0
,0
0
,0
3
,6
9
0
,0
0
,0
2
1,6
1
1,2
0
,0
3
,6
10
0
,0
1
,6
1
,8
1
1,2
0
,0
3
,6
11
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
13
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
21
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
44
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 C. 1 Bagaimana kondisi sampah di lingkungan RT/RW rumah ibu?. Tota l
Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
3
4
n 64
% 80,0
n 117
% 72,2
n 111
% 91,0
n 69
% 85,2
16
20,0
45
27,8
11
9,0
12
Tida k Ya
63
78,8
112
69,1
113
92,6
17
21,3
50
30,9
9
Tida k Ya
76
95,0
123
75,9
4
5,0
39
Tida k Ya
68
85,0
12
E. Banyak kucing dan anjingmendatang i tumpukan sampah
Tida k Ya
F. Bau busuk yang menggangu
12
13
% 34,2
n 374
% 77,4
14,8
25
65,8
109
22,6
69
85,2
13
34,2
370
76,6
7,4
12
14,8
25
65,8
113
23,4
106
86,9
64
79,0
30
78,9
399
82,6
24,1
16
13,1
17
21,0
8
21,1
84
17,4
124
76,5
109
89,3
62
76,5
30
78,9
393
81,4
15,0
38
23,5
13
10,7
19
23,5
8
21,1
90
18,6
76
95,0
124
76,5
104
85,2
68
84,0
30
78,9
402
83,2
4
5,0
38
23,5
18
14,8
13
16,0
8
21,1
81
16,8
Tida k Ya
80
145
89,5
116
95,1
69
85,2
30
78,9
440
91,1
0
100, 0 ,0
17
10,5
6
4,9
12
14,8
8
21,1
43
8,9
Tida k Ya
70
87,5
148
91,4
118
96,7
73
90,1
34
89,5
443
91,7
10
12,5
14
8,6
4
3,3
8
9,9
4
10,5
40
8,3
H. Ada anakanak yang bermain di sekitarnya
Tida k Ya
63
78,8
144
88,9
118
96,7
76
93,8
37
97,4
438
90,7
17
21,3
18
11,1
4
3,3
5
6,2
1
2,6
45
9,3
I. Lainnya
Tida k Ya
79
98,8
143
88,3
121
99,2
74
91,4
38
100,0
455
94,2
1
1,3
19
11,7
1
,8
7
8,6
0
,0
28
5,8
A. Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan
Tida k Ya
B. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah C. Banyak tikus berkeliaran D. Banyak nyamuk
G. Menyumbat saluran drainase
n
11
45
C. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA. Kluster Desa/Kelurahan 0 C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?
Dikumpul kan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpul kan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kal i/laut/dana u Dibiarkan saja sampai membusu k Dibuang ke lahan kosong/ke bun/hutan dan dibiarkan membusu k Tidak tahu
1
2
Total
3
4
n 3
% 3, 8
n 1
% ,6
n 7
% 5,7
n 2
% 2,5
4
5, 0
2 1
13,0
27
22,1
13
4 1 1 4
51 ,3 17 ,5
4 0 2
24,7
35
28,7
1,2
4
3
3, 8
7
4,3
0
,0
0
0
,0
1 5
0
n
11
12
0
% ,0
n 13
% 2,7
16,0
0
,0
65
13,5
46
56,8
3
7,9
165
34,2
3,3
3
3,7
0
,0
23
4,8
5
4,1
1
1,2
1
2,6
17
3,5
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
1
,6
11
9,0
0
,0
16
42,1
28
5,8
18 ,8
8 9
54,9
32
26,2
16
19,8
18
47,4
170
35,2
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
1
,2
46
C3. Pemilahan Sampah Rumah Tangga Kluster Desa/Kelurahan 0 C3. Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang?
1
1
n 26
% 33 ,8
n 72
2
51
66 ,2
51
2 % 5 8, 5 4 1, 5
Total
3
4
11
12
n 48
% 43, 2
n 13
% 32,5
n 0
% ,0
n 159
% 41,7
63
56, 8
27
67,5
30
100,0
222
58,3
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 D. 1 Dimana anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin buang air besar?. Kluster Desa/Kelurahan 0 n
1
Total
2
3
4
11
12
A. Jamban pribadi
Tidak
27
% 33,8
n 32
% 19,8
n 16
% 13,1
n 19
% 23,5
n 22
% 57,9
n 116
% 24,0
Ya
53
66,3
130
80,2
106
86,9
62
76,5
16
42,1
367
76,0
B. MCK/WC Umum
Tidak
78
97,5
157
96,9
120
98,4
81
35
92,1
471
97,5
2
2,5
5
3,1
2
1,6
0
100, 0 ,0
3
7,9
12
2,5
75
93,8
162
122
100,0
478
99,0
0
0
0
100, 0 ,0
38
6,3
100, 0 ,0
81
5
100, 0 ,0
0
,0
5
1,0
79
98,8
161
99,4
121
99,2
78
96,3
38
100,0
477
98,8
1
1,3
1
,6
1
,8
3
3,7
0
,0
6
1,2
Tidak
63
78,8
132
81,5
111
91,0
67
82,7
19
50,0
392
81,2
Ya
17
21,3
30
18,5
11
9,0
14
17,3
19
50,0
91
18,8
Tidak
76
95,0
162
122
79
97,5
27
71,1
466
96,5
0
100, 0 ,0
2
2,5
11
28,9
17
3,5
121
99,2
81
37
97,4
471
97,5
1
2,6
12
2,5
37
97,4
475
98,3
Ya C. Ke WC helikopter
Tidak Ya
D. Ke sungai/pantai/la ut E. Ke kebun/pekarang an F. Ke selokan/parit/go t
Tidak
G. Ke lubang galian
Tidak
Ya
Ya
Ya H. Lainnya,
Tidak Ya
I. Tidak tahu
Tidak Ya
4
5,0
0
100, 0 ,0
72
90,0
160
98,8
8
10,0
2
1,2
1
,8
0
100, 0 ,0
78
97,5
158
97,5
122
100, 0 ,0
80
98,8
1
1,2
1
2,6
8
1,7
100, 0 ,0
81
100, 0 ,0
38
100,0
478
99,0
0
,0
5
1,0
2
2,5
4
2,5
0
79
98,8
158
97,5
122
1
1,3
4
2,5
0
0
47
D. 2 Apakah masih ada orang di luar anggoata keluarga yang sering BAB di tempat terbuka?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
n
Total
2
3
4
11
12
A. Anak laki-laki umur 5-12 tahun B. Anak perempuan umur 5-12 tahun C. Remaja lakilaki
Tidak
67
% 83,8
n 140
% 86,4
n 114
% 93,4
n 73
% 90,1
n 27
% 71,1
n 421
% 87,2
Ya
13
16,3
22
13,6
8
6,6
8
9,9
11
28,9
62
12,8
Tidak
72
90,0
144
88,9
115
94,3
72
88,9
24
63,2
427
88,4
8
10,0
18
11,1
7
5,7
9
11,1
14
36,8
56
11,6
75
93,8
148
91,4
118
96,7
74
91,4
25
65,8
440
91,1
5
6,3
14
8,6
4
3,3
7
8,6
13
34,2
43
8,9
D. Remaja Perempuan
Tidak
73
91,3
150
92,6
117
95,9
74
91,4
27
71,1
441
91,3
7
8,8
12
7,4
5
4,1
7
8,6
11
28,9
42
8,7
E. Laik-laki dewasa
Tidak
64
80,0
144
88,9
114
93,4
71
87,7
18
47,4
411
85,1
Ya
16
20,0
18
11,1
8
6,6
10
12,3
20
52,6
72
14,9
F. Perempuan dewasa
Tidak
65
81,3
145
89,5
114
93,4
71
87,7
16
42,1
411
85,1
Ya
15
18,8
17
10,5
8
6,6
10
12,3
22
57,9
72
14,9
G. Laki-laki tua
Tidak
72
90,0
146
90,1
114
93,4
70
86,4
18
47,4
420
87,0
8
10,0
16
9,9
8
6,6
11
13,6
20
52,6
63
13,0
71
88,8
149
92,0
114
93,4
71
87,7
19
50,0
424
87,8
9
11,3
13
8,0
8
6,6
10
12,3
19
50,0
59
12,2
Ya Tidak Ya Ya
Ya H. Perempuan tua
Tidak
I. Masih ada tapi tidak jelas siapa J. Lainnya,
Tidak
70
87,5
132
81,5
112
91,8
70
86,4
30
78,9
414
85,7
Ya
10
12,5
30
18,5
10
8,2
11
13,6
8
21,1
69
14,3
Tidak
79
98,8
159
98,1
121
99,2
81
35
92,1
475
98,3
1
1,3
3
1,9
1
,8
0
100, 0 ,0
3
7,9
8
1,7
Tidak
46
57,5
121
74,7
81
66,4
53
65,4
37
97,4
338
70,0
Ya
34
42,5
41
25,3
41
33,6
28
34,6
1
2,6
145
30,0
Ya
Ya K. Tidak ada
D. KEPEMILIKAN JAMBAN PRIBADI. Kluster Desa/Kelurahan 0 Apakah di rumah Ibu mempunyai jamban pribadi?
Kloset jongkok leher angsa Kloset duduk siram leher angsa Tidak punya kloset
1
2
Total 3
4
11
12
n 57
% 71,3
n 135
% 83,3
n 111
% 91,7
n 59
% 74,7
n 16
% 42,1
n 378
% 78,8
23
28,8
27
16,7
10
8,3
18
22,8
22
57,9
100
20,8
0
,0
0
,0
0
,0
2
2,5
0
,0
2
,4
48
D. PEMBUANGAN AIR KOTOR/LIMBAH TINJA MANUSIA, DAN LUMPUR TINJA. Kluster Desa/Kelurahan 0 D4. Jenis kloset apa yang anda pakai di rumah?
D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja?
D6. Sudah berapa lama tangki septik ini dibuat/dibangun ?
D7. Kapan tangki septik terakhir dikosongkan
D8. Siapa yang mengosongkan tangki septik Ibu
1
2
Total 3
4
11
12
1
n 57
% 71,3
n 122
% 75,3
n 106
% 86,9
n 53
% 65,4
n 16
% 42,1
n 354
% 73,3
2
0
,0
13
8,0
6
4,9
1
1,2
0
,0
20
4,1
3
0
,0
0
,0
0
,0
4
4,9
0
,0
4
,8
4
0
,0
0
,0
0
,0
3
3,7
0
,0
3
,6
5
23
28,8
27
16,7
10
8,2
20
24,7
22
57,9
102
21,1
Tangki septik
54
67,5
111
68,5
87
71,3
26
32,1
12
31,6
290
60,0
Pipa sewer
0
,0
0
,0
1
,8
3
3,7
4
10,5
8
1,7
Cubluk/loban g tanah
2
2,5
21
13,0
22
18,0
19
23,5
0
,0
64
13,3
Langsung ke drainase
0
,0
0
,0
0
,0
5
6,2
0
,0
5
1,0
Sungai/danau /pantai
0
,0
1
,6
1
,8
1
1,2
0
,0
3
,6
Kebun/tanah lapang
0
,0
2
1,2
1
,8
0
,0
0
,0
3
,6
Tidak tahu
24
30,0
27
16,7
10
8,2
27
33,3
22
57,9
110
22,8
0-12 bulan yang lalu
2
3,7
4
3,6
4
4,6
6
23,1
0
,0
16
5,5
1-5 tahun yang lalu
13
24,1
35
31,5
27
31,0
5
19,2
12
100,0
92
31,7
Lebih dari 510 tahun yang lalu Lebih dari 10 tahun
15
27,8
18
16,2
10
11,5
6
23,1
0
,0
49
16,9
13
24,1
24
21,6
21
24,1
4
15,4
0
,0
62
21,4
Tidak tahu
11
20,4
30
27,0
25
28,7
5
19,2
0
,0
71
24,5
0-12 bulan yang lalu
0
,0
1
,9
0
,0
0
,0
0
,0
1
,3
1-5 tahun yang lalu
0
,0
2
1,8
1
1,1
0
,0
0
,0
3
1,0
Lebih dari 510 tahun yang lalu Lebih dari 10 tahun
0
,0
0
,0
1
1,1
4
15,4
0
,0
5
1,7
0
,0
1
,9
3
3,4
0
,0
0
,0
4
1,4
Tidak pernah
45
83,3
84
75,7
53
60,9
21
80,8
11
91,7
214
73,8
Tidak tahu
9
16,7
23
20,7
29
33,3
1
3,8
1
8,3
63
21,7
Layanan sedot tinja
0
,0
1
3,7
2
5,9
0
,0
0
,0
3
3,9
Membayar tukang
0
,0
2
7,4
1
2,9
1
20,0
0
,0
4
5,3
Dikosongkan sendiri
0
,0
2
7,4
1
2,9
0
,0
0
,0
3
3,9
Bersih karena banjir
0
,0
0
,0
1
2,9
0
,0
0
,0
1
1,3
Tidak tahu
9
100, 0
22
81,5
29
85,3
4
80,0
1
100,0
65
85,5
49
D9. Apakah ibu tahu, kemana lumpur tinja dibuang pada saat tangki septik dikosongkan?
Sungai, sungai kecil
0
,0
1
3,7
0
,0
1
20,0
0
,0
2
2,6
Dikubur di halaman
0
,0
1
3,7
8
23,5
0
,0
0
,0
9
11,8
Lainnya
0
,0
3
11,1
0
,0
0
,0
0
,0
3
3,9
Tidak tahu
9
22
81,5
26
76,5
4
80,0
1
100,0
62
81,6
D10. Apakah anak balita di rumah ibu masih terbiasa buang air besar di lantai, di kebun,
Ya, sangat sering
15
100, 0 18,8
24
14,8
9
7,4
37
45,7
12
31,6
97
20,1
Ya, kadangkadang
15
18,8
31
19,1
14
11,5
10
12,3
9
23,7
79
16,4
Tidak biasa
42
52,5
92
56,8
97
79,5
22
27,2
11
28,9
264
54,7
8
10,0
15
9,3
2
1,6
12
14,8
6
15,8
43
8,9
D11. Ibu biasanya membuang tinja anak kemana?
Ke WC/Jamban Ke tempat sampah
27
33,8
61
37,7
41
33,6
12
14,8
2
5,3
143
29,6
1
1,3
3
1,9
6
4,9
0
,0
5
13,2
15
3,1
Ke kebun/pekara ngan/jalan
19
23,8
27
16,7
7
5,7
17
21,0
8
21,1
78
16,1
Ke sungai/seloka n/got
0
,0
1
,6
1
,8
1
1,2
2
5,3
5
1,0
Lainnya
0
,0
2
1,2
0
,0
0
,0
2
5,3
4
,8
33
41,3
68
42,0
67
54,9
51
63,0
19
50,0
238
49,3
Tidak tahu
Tidak tahu
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 E. DRAINASE LINGKUNGAN/SELOKAN SEKITAR RUMAH DAN BANJIR. Kluster Desa/Kelurahan 0 E1. Apakah di rumah mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja?
Ya Tidak ada
1
Total
2
3
4
11
12
n 24
% 30,0
n 71
% 43,8
n 60
% 49,2
n 61
% 75,3
n 2
% 5,3
n 218
% 45,1
56
70,0
91
56,2
62
50,8
20
24,7
36
94,7
265
54,9
50
E.2 Kemana air bekas buangan/air limbah selain tinja dibuang yang berasal dari: Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
11
12
n 23
% 95,8
n 57
% 80,3
n 52
% 86,7
n 50
% 82,0
n 2
% 100,0
n 184
% 84,4
1
4,2
14
19,7
8
13,3
11
18,0
0
,0
34
15,6
23
95,8
64
90,1
53
88,3
49
80,3
2
100,0
191
87,6
1
4,2
7
9,9
7
11,7
12
19,7
0
,0
27
12,4
23
95,8
64
90,1
53
88,3
41
67,2
2
100,0
183
83,9
1
4,2
7
9,9
7
11,7
20
32,8
0
,0
35
16,1
23
95,8
64
90,1
54
90,0
54
88,5
2
100,0
197
90,4
1
4,2
7
9,9
6
10,0
7
11,5
0
,0
21
9,6
18
75,0
46
64,8
48
80,0
49
80,3
1
50,0
162
74,3
6
25,0
25
35,2
12
20,0
12
19,7
1
50,0
56
25,7
22
91,7
51
71,8
49
81,7
53
86,9
2
100,0
177
81,2
2
8,3
20
28,2
11
18,3
8
13,1
0
,0
41
18,8
21
87,5
48
67,6
49
81,7
53
86,9
1
50,0
172
78,9
3
12,5
23
32,4
11
18,3
8
13,1
1
50,0
46
21,1
19
79,2
59
83,1
50
83,3
53
86,9
1
50,0
182
83,5
5
20,8
12
16,9
10
16,7
8
13,1
1
50,0
36
16,5
19
79,2
50
70,4
48
80,0
36
59,0
0
,0
153
70,2
5
20,8
21
29,6
12
20,0
25
41,0
2
100,0
65
29,8
Tidak
12
50,0
59
83,1
48
80,0
41
67,2
1
50,0
161
73,9
Ya
12
50,0
12
16,9
12
20,0
20
32,8
1
50,0
57
26,1
Tidak
11
45,8
56
78,9
47
78,3
41
67,2
0
,0
155
71,1
Ya
13
54,2
15
21,1
13
21,7
20
32,8
2
100,0
63
28,9
C. Saluran terbuka (Westafel) D. Saluran tertutup (Dapur)
Tidak
19
79,2
65
91,5
52
86,7
46
75,4
0
,0
182
83,5
5
20,8
6
8,5
8
13,3
15
24,6
2
100,0
36
16,5
Tidak
14
58,3
55
77,5
48
80,0
51
83,6
2
100,0
170
78,0
Ya
10
41,7
16
22,5
12
20,0
10
16,4
0
,0
48
22,0
D. Saluran tertutup (Kamar mandi)
Tidak
18
75,0
54
76,1
47
78,3
46
75,4
1
50,0
166
76,1
6
25,0
17
23,9
13
21,7
15
24,6
1
50,0
52
23,9
D. Saluran tertutup (Tempat cuci pakaian) D. Saluran tertutup (Westafel)
Tidak
19
79,2
55
77,5
48
80,0
50
82,0
2
100,0
174
79,8
5
20,8
16
22,5
12
20,0
11
18,0
0
,0
44
20,2
19
79,2
57
80,3
48
80,0
52
85,2
2
100,0
178
81,7
5
20,8
14
19,7
12
20,0
9
14,8
0
,0
40
18,3
E. Lubang galian (Dapur)
Tidak
19
79,2
67
94,4
40
66,7
55
90,2
1
50,0
182
83,5
5
20,8
4
5,6
20
33,3
6
9,8
1
50,0
36
16,5
A. Ke sungai/kanal (Dapur)
Tidak
A. Ke sungai/kanal (Kamar mandi)
Tidak
A. Ke sungai/kanal (Tempat cuci pakaian) A. Ke sungai/kanal (Westafel) B. Ke jalan, halaman (Dapur) B. Ke jalan, halaman (Kamar mandi)
Tidak
B. Ke jalan, halaman (Tempat cuci pakaian) B. Ke jalan, halaman (Westafel)
Tidak
C. Saluran terbuka (Dapur)
Tidak
C. Saluran terbuka (Kamar mandi) C. Saluran terbuka (Tempat cuci pakaian)
Ya
Ya
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Ya Tidak Ya
Ya
Ya
Ya
Ya Tidak Ya
Ya
51
E. Lubang galian (Kamar mandi) E. Lubang galian (Tempat cuci pakaian) E. Lubang galian (Westafel) F. Pipa saluran pembuangan (Dapur)
Tidak
F. Pipa saluran pembuangan (Kamar mandi)
Tidak
F. Pipa saluran pembuangan (Tempat cuci pakaian) F. Pipa saluran pembuangan (Westafel) G. Pipa IPAL Sanimas (Dapur) G. Pipa IPAL Sanimas (Kamar mandi)
Tidak
G. Pipa IPAL Sanimas (Tempat cuci pakaian) G. Pipa IPAL Sanimas (Westafel)
Tidak
H. Tidak tahu (Dapur)
Tidak
H. Tidak tahu (Kamar mandi)
Tidak
H. Tidak tahu (Tempat cuci pakaian)
Tidak
H. Tidak tahu (Westafel)
Tidak
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Ya
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Ya Tidak Ya
Ya Ya Ya
Ya
20
83,3
65
91,5
40
66,7
54
88,5
2
100,0
181
83,0
4
16,7
6
8,5
20
33,3
7
11,5
0
,0
37
17,0
21
87,5
64
90,1
40
66,7
57
93,4
2
100,0
184
84,4
3
12,5
7
9,9
20
33,3
4
6,6
0
,0
34
15,6
22
91,7
68
95,8
40
66,7
58
95,1
2
100,0
190
87,2
2
8,3
3
4,2
20
33,3
3
4,9
0
,0
28
12,8
21
87,5
61
85,9
57
95,0
57
93,4
1
50,0
197
90,4
3
12,5
10
14,1
3
5,0
4
6,6
1
50,0
21
9,6
20
83,3
54
76,1
57
95,0
55
90,2
2
100,0
188
86,2
4
16,7
17
23,9
3
5,0
6
9,8
0
,0
30
13,8
21
87,5
57
80,3
56
93,3
56
91,8
2
100,0
192
88,1
3
12,5
14
19,7
4
6,7
5
8,2
0
,0
26
11,9
21
87,5
62
87,3
57
95,0
58
95,1
2
100,0
200
91,7
3
12,5
9
12,7
3
5,0
3
4,9
0
,0
18
8,3
24
100,0
68
95,8
60
100,0
61
100,0
2
100,0
215
98,6
0
,0
3
4,2
0
,0
0
,0
0
,0
3
1,4
24
100,0
68
95,8
60
100,0
61
100,0
2
100,0
215
98,6
0
,0
3
4,2
0
,0
0
,0
0
,0
3
1,4
24
100,0
67
94,4
60
100,0
61
100,0
2
100,0
214
98,2
0
,0
4
5,6
0
,0
0
,0
0
,0
4
1,8
24
100,0
68
95,8
60
100,0
61
100,0
2
100,0
215
98,6
0
,0
3
4,2
0
,0
0
,0
0
,0
3
1,4
23
95,8
71
100,0
60
100,0
60
98,4
2
100,0
216
99,1
1
4,2
0
,0
0
,0
1
1,6
0
,0
2
,9
23
95,8
71
100,0
60
100,0
60
98,4
2
100,0
216
99,1
1
4,2
0
,0
0
,0
1
1,6
0
,0
2
,9
23
95,8
71
100,0
60
100,0
60
98,4
2
100,0
216
99,1
1
4,2
0
,0
0
,0
1
1,6
0
,0
2
,9
23
95,8
71
100,0
60
100,0
60
98,4
2
100,0
216
99,1
1
4,2
0
,0
0
,0
1
1,6
0
,0
2
,9
52
Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
11
12
n 80
% 100,0
n 159
% 98,1
n 120
% 98,4
n 81
% 100,0
n 38
% 100,0
n 478
% 99,0
Sekali dalam setahun
0
,0
1
,6
2
1,6
0
,0
0
,0
3
,6
Sekali atau beberapa dalam sebulan
0
,0
2
1,2
0
,0
0
,0
0
,0
2
,4
Tidak
0
,0
3
100,0
2
100,0
0
,0
0
,0
5
100,0
Tidak
0
,0
3
100,0
2
100,0
0
,0
0
,0
5
100,0
E3. Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir?
Tidak pernah
E4. Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? E5. Terakhir kali banjir terjadi, apakah air memasuki rumah Ibu?
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 F. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. Kluster Desa/Kelurahan 0 A. Air botol kemasan (Minum)
A. Air botol kemasan (Masak)
n 132
% 81,5
n 92
% 75,4
n 70
% 86,4
n 29
% 76,3
Ya
22
27,5
30
18,5
30
24,6
11
13,6
9
23,7
Tidak
80
100,0
161
99,4
122
100,0
81
100,0
38
100,0
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
80
100,0
161
99,4
122
100,0
81
100,0
38
100,0
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
80
100,0
161
99,4
122
100,0
81
100,0
38
100,0
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
80
100,0
161
99,4
122
100,0
81
100,0
38
100,0
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
75
93,8
144
88,9
88
72,1
70
86,4
34
89,5
Tidak
Tidak
Tidak Ya
B. Air isi ulang (Minum)
4
% 72,5
Ya A. Air botol kemasan (Gosok gigi)
3
n 58
Ya A. Air botol kemasan (Cuci pakaian)
2
Tidak
Ya A. Air botol kemasan (Cuci piring&gelas)
1
Tidak
53
Ya B. Air isi ulang (Masak)
5
6,3
18
11,1
34
27,9
11
13,6
4
10,5
79
98,8
159
98,1
121
99,2
78
96,3
38
100,0
1
1,3
3
1,9
1
,8
3
3,7
0
,0
79
98,8
159
98,1
121
99,2
78
96,3
38
100,0
1
1,3
3
1,9
1
,8
3
3,7
0
,0
79
98,8
159
98,1
121
99,2
78
96,3
38
100,0
1
1,3
3
1,9
1
,8
3
3,7
0
,0
79
98,8
159
98,1
121
99,2
78
96,3
38
100,0
1
1,3
3
1,9
1
,8
3
3,7
0
,0
Tidak
62
77,5
104
64,2
58
47,5
41
50,6
38
100,0
Ya
18
22,5
58
35,8
64
52,5
40
49,4
0
,0
Tidak
62
77,5
100
61,7
43
35,2
37
45,7
38
100,0
Ya
18
22,5
62
38,3
79
64,8
44
54,3
0
,0
Tidak
62
77,5
102
63,0
43
35,2
37
45,7
38
100,0
Ya
18
22,5
60
37,0
79
64,8
44
54,3
0
,0
Tidak
62
77,5
100
61,7
47
38,5
37
45,7
38
100,0
Ya
18
22,5
62
38,3
75
61,5
44
54,3
0
,0
Tidak
62
77,5
100
61,7
43
35,2
37
45,7
38
100,0
Ya
18
22,5
62
38,3
79
64,8
44
54,3
0
,0
Tidak
71
88,8
157
96,9
110
90,2
77
95,1
38
100,0
9
11,3
5
3,1
12
9,8
4
4,9
0
,0
Tidak
70
87,5
156
96,3
110
90,2
77
95,1
38
100,0
Ya
10
12,5
6
3,7
12
9,8
4
4,9
0
,0
Tidak
70
87,5
157
96,9
110
90,2
77
95,1
38
100,0
Ya
10
12,5
5
3,1
12
9,8
4
4,9
0
,0
Tidak
70
87,5
156
96,3
110
90,2
77
95,1
38
100,0
Tidak Ya
B. Air isi ulang (Cuci piring&gelas)
Tidak Ya
B. Air isi ulang (Cuci pakaian)
Tidak Ya
B. Air isi ulang (Gosok gigi)
Tidak Ya
C. Air Ledeng dari PDAM (Minum)
C. Air Ledeng dari PDAM (Masak)
C. Air Ledeng dari PDAM (Cuci piring&gelas)
C. Air Ledeng dari PDAM (Cuci pakaian)
C. Air Ledeng dari PDAM (Gosok gigi)
D. Air hidran umum - PDAM (Minum)
Ya D. Air hidran umum - PDAM (Masak)
D. Air hidran umum - PDAM (Cuci piring&gelas)
D. Air hidran umum - PDAM (Cuci pakaian)
54
D. Air hidran umum - PDAM (Gosok gigi)
E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Minum)
Ya
10
12,5
6
3,7
12
9,8
4
4,9
0
,0
Tidak
70
87,5
156
96,3
110
90,2
77
95,1
38
100,0
Ya
10
12,5
6
3,7
12
9,8
4
4,9
0
,0
Tidak
79
98,8
136
84,0
109
89,3
75
92,6
38
100,0
1
1,3
26
16,0
13
10,7
6
7,4
0
,0
79
98,8
133
82,1
108
88,5
74
91,4
38
100,0
1
1,3
29
17,9
14
11,5
7
8,6
0
,0
79
98,8
137
84,6
108
88,5
74
91,4
38
100,0
1
1,3
25
15,4
14
11,5
7
8,6
0
,0
79
98,8
136
84,0
108
88,5
75
92,6
38
100,0
1
1,3
26
16,0
14
11,5
6
7,4
0
,0
79
98,8
139
85,8
108
88,5
74
91,4
38
100,0
1
1,3
23
14,2
14
11,5
7
8,6
0
,0
80
100,0
157
96,9
113
92,6
81
100,0
37
97,4
0
,0
5
3,1
9
7,4
0
,0
1
2,6
80
100,0
155
95,7
113
92,6
80
98,8
37
97,4
0
,0
7
4,3
9
7,4
1
1,2
1
2,6
80
100,0
155
95,7
113
92,6
80
98,8
37
97,4
0
,0
7
4,3
9
7,4
1
1,2
1
2,6
80
100,0
155
95,7
113
92,6
81
100,0
37
97,4
0
,0
7
4,3
9
7,4
0
,0
1
2,6
80
100,0
155
95,7
113
92,6
80
98,8
37
97,4
0
,0
7
4,3
9
7,4
1
1,2
1
2,6
79
98,8
159
98,1
122
100,0
74
91,4
34
89,5
1
1,3
3
1,9
0
,0
7
8,6
4
10,5
80
100,0
157
96,9
122
100,0
74
91,4
34
89,5
Ya E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Masak)
Tidak Ya
E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Cuci piring&gelas)
Tidak
E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Cuci pakaian)
Tidak
E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Gosok gigi)
Tidak
F. Air sumur pompa tangan (Minum)
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya F. Air sumur pompa tangan (Masak)
Tidak Ya
F. Air sumur pompa tangan (Cuci piring&gelas)
Tidak Ya
F. Air sumur pompa tangan (Cuci pakaian)
Tidak Ya
F. Air sumur pompa tangan (Gosok gigi)
Tidak Ya
G. Air sumur gali terlindungi (Minum)
Tidak Ya
G. Air sumur gali terlindungi (Masak)
Tidak
55
Ya G. Air sumur gali terlindungi (Cuci piring&gelas)
0
,0
5
3,1
0
,0
7
8,6
4
10,5
80
100,0
157
96,9
122
100,0
74
91,4
34
89,5
0
,0
5
3,1
0
,0
7
8,6
4
10,5
80
100,0
157
96,9
122
100,0
74
91,4
35
92,1
0
,0
5
3,1
0
,0
7
8,6
3
7,9
80
100,0
157
96,9
122
100,0
74
91,4
34
89,5
0
,0
5
3,1
0
,0
7
8,6
4
10,5
80
100,0
159
98,1
121
99,2
81
100,0
36
94,7
0
,0
3
1,9
1
,8
0
,0
2
5,3
80
100,0
159
98,1
122
100,0
81
100,0
35
92,1
0
,0
3
1,9
0
,0
0
,0
3
7,9
80
100,0
159
98,1
122
100,0
81
100,0
35
92,1
0
,0
3
1,9
0
,0
0
,0
3
7,9
80
100,0
159
98,1
122
100,0
81
100,0
35
92,1
0
,0
3
1,9
0
,0
0
,0
3
7,9
79
98,8
159
98,1
122
100,0
81
100,0
35
92,1
1
1,3
3
1,9
0
,0
0
,0
3
7,9
Tidak
31
38,8
113
69,8
110
90,2
66
81,5
37
97,4
Ya
49
61,3
49
30,2
12
9,8
15
18,5
1
2,6
Tidak
31
38,8
115
71,0
112
91,8
66
81,5
37
97,4
Ya
49
61,3
47
29,0
10
8,2
15
18,5
1
2,6
Tidak
41
51,3
114
70,4
112
91,8
66
81,5
37
97,4
Ya
39
48,8
48
29,6
10
8,2
15
18,5
1
2,6
Tidak
40
50,0
114
70,4
112
91,8
69
85,2
37
97,4
Ya
40
50,0
48
29,6
10
8,2
12
14,8
1
2,6
Tidak
40
50,0
114
70,4
112
91,8
66
81,5
37
97,4
Tidak Ya
G. Air sumur gali terlindungi (Cuci pakaian)
Tidak Ya
G. Air sumur gali terlindungi (Gosok gigi)
Tidak Ya
H. Air sumur gali tdk terlindungi (Minum)
Tidak Ya
H. Air sumur gali tdk terlindungi (Masak)
Tidak Ya
H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci piring&gelas)
Tidak
H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci pakaian)
Tidak
Ya
Ya H. Air sumur gali tdk terlindungi (Gosok gigi)
Tidak Ya
I. Mata air terlindungi (Minum)
I. Mata air terlindungi (Masak)
I. Mata air terlindungi (Cuci piring&gelas)
I. Mata air terlindungi (Cuci pakaian)
I. Mata air terlindungi (Gosok gigi)
56
J. Mata air tdk terlindungi (Minum)
Ya
40
50,0
48
29,6
10
8,2
15
18,5
1
2,6
Tidak
79
98,8
160
98,8
119
97,5
79
97,5
36
94,7
1
1,3
2
1,2
3
2,5
2
2,5
2
5,3
79
98,8
158
97,5
119
97,5
79
97,5
36
94,7
1
1,3
4
2,5
3
2,5
2
2,5
2
5,3
79
98,8
158
97,5
119
97,5
79
97,5
36
94,7
1
1,3
4
2,5
3
2,5
2
2,5
2
5,3
79
98,8
158
97,5
119
97,5
80
98,8
36
94,7
1
1,3
4
2,5
3
2,5
1
1,2
2
5,3
79
98,8
158
97,5
118
96,7
79
97,5
36
94,7
1
1,3
4
2,5
4
3,3
2
2,5
2
5,3
73
91,3
119
73,5
103
84,4
69
85,2
2
5,3
7
8,8
43
26,5
19
15,6
12
14,8
36
94,7
Tidak
69
86,3
113
69,8
101
82,8
67
82,7
2
5,3
Ya
11
13,8
49
30,2
21
17,2
14
17,3
36
94,7
Tidak
60
75,0
109
67,3
101
82,8
66
81,5
2
5,3
Ya
20
25,0
53
32,7
21
17,2
15
18,5
36
94,7
Tidak
59
73,8
106
65,4
100
82,0
66
81,5
2
5,3
Ya
21
26,3
56
34,6
22
18,0
15
18,5
36
94,7
Tidak
61
76,3
111
68,5
101
82,8
67
82,7
2
5,3
Ya
19
23,8
51
31,5
21
17,2
14
17,3
36
94,7
Tidak
77
96,3
161
99,4
121
99,2
79
97,5
38
100,0
3
3,8
1
,6
1
,8
2
2,5
0
,0
77
96,3
160
98,8
120
98,4
79
97,5
37
97,4
3
3,8
2
1,2
2
1,6
2
2,5
1
2,6
77
96,3
160
98,8
119
97,5
78
96,3
37
97,4
Ya J. Mata air tdk terlindungi (Masak)
Tidak Ya
J. Mata air tdk terlindungi (Cuci piring&gelas)
Tidak Ya
J. Mata air tdk terlindungi (Cuci pakaian)
Tidak Ya
J. Mata air tdk terlindungi (Gosok gigi)
Tidak Ya
K. Air hujan (Minum)
Tidak Ya
K. Air hujan (Masak)
K. Air hujan (Cuci piring&gelas)
K. Air hujan (Cuci pakaian)
K. Air hujan (Gosok gigi)
L. Air dari sungai (Minum)
Ya L. Air dari sungai (Masak)
Tidak Ya
L. Air dari sungai (Cuci piring&gelas)
Tidak
57
Ya L. Air dari sungai (Cuci pakaian)
Tidak Ya
L. Air dari sungai (Gosok gigi)
Tidak Ya
M. Air dari waduk/danau (Minum)
Tidak Ya
M. Air dari waduk/danau (Masak)
Tidak Ya
M. Air dari waduk/danau (Cuci piring&gelas)
Tidak Ya
M. Air dari waduk/danau (Cuci pakaian)
Tidak Ya
M. Air dari waduk/danau (Gosok gigi)
Tidak Ya
N. Lainnya (Minum)
Tidak Ya
N. Lainnya (Masak)
Tidak Ya
N. Lainnya (Cuci piring&gelas)
Tidak Ya
N. Lainnya (Cuci pakaian)
Tidak Ya
N. Lainnya (Gosok gigi)
Tidak Ya
3
3,8
2
1,2
3
2,5
3
3,7
1
2,6
77
96,3
159
98,1
104
85,2
71
87,7
37
97,4
3
3,8
3
1,9
18
14,8
10
12,3
1
2,6
77
96,3
160
98,8
119
97,5
79
97,5
37
97,4
3
3,8
2
1,2
3
2,5
2
2,5
1
2,6
80
100,0
161
99,4
116
95,1
81
100,0
36
94,7
0
,0
1
,6
6
4,9
0
,0
2
5,3
80
100,0
161
99,4
116
95,1
81
100,0
33
86,8
0
,0
1
,6
6
4,9
0
,0
5
13,2
80
100,0
160
98,8
116
95,1
81
100,0
33
86,8
0
,0
2
1,2
6
4,9
0
,0
5
13,2
80
100,0
160
98,8
116
95,1
81
100,0
32
84,2
0
,0
2
1,2
6
4,9
0
,0
6
15,8
80
100,0
160
98,8
116
95,1
81
100,0
34
89,5
0
,0
2
1,2
6
4,9
0
,0
4
10,5
80
100,0
151
93,2
119
97,5
80
98,8
36
94,7
0
,0
11
6,8
3
2,5
1
1,2
2
5,3
80
100,0
151
93,2
119
97,5
80
98,8
36
94,7
0
,0
11
6,8
3
2,5
1
1,2
2
5,3
80
100,0
151
93,2
119
97,5
80
98,8
36
94,7
0
,0
11
6,8
3
2,5
1
1,2
2
5,3
80
100,0
151
93,2
119
97,5
80
98,8
36
94,7
0
,0
11
6,8
3
2,5
1
1,2
2
5,3
80
100,0
151
93,2
119
97,5
80
98,8
36
94,7
0
,0
11
6,8
3
2,5
1
1,2
2
5,3
58
Kluster Desa/Kelurahan 0 F1.2 Apakah pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehati-hari, berapa lama?
1
2
3
4
n 62
% 77,5
n 91
% 56,2
n 83
% 68,0
n 36
% 44,4
n 23
% 60,5
Beberapa jam saja
3
3,8
25
15,4
14
11,5
19
23,5
2
5,3
Satu sampai beberapa hari
12
15,0
17
10,5
22
18,0
18
22,2
5
13,2
Seminggu
3
3,8
3
1,9
1
,8
2
2,5
0
,0
Lebih dari seminggu
0
,0
24
14,8
2
1,6
5
6,2
8
21,1
Tidak tahu
0
,0
2
1,2
0
,0
1
1,2
0
,0
74
92,5
153
94,4
100
82,0
58
71,6
21
55,3
Tidak pernah
F1.3 Apakah ibu puas dengan kualitas air yang digunakan saat ini?
Ya Tidak
6
7,5
9
5,6
22
18,0
23
28,4
17
44,7
F1.4 Berapa jarak sumber air tsb ke tempat penampungan/pembuangan tinja?
Kurang 10 m
5
6,3
18
11,1
27
22,1
13
16,0
2
5,3
Lebih 10 m
21
26,3
32
19,8
28
23,0
1
1,2
8
21,1
3
54
67,5
112
69,1
67
54,9
57
70,4
20
52,6
0
,0
0
,0
0
,0
10
12,3
8
21,1
79
98,8
155
95,7
112
91,8
62
76,5
37
97,4
1
1,3
7
4,3
10
8,2
19
23,5
1
2,6
78
98,7
152
98,1
109
97,3
59
95,2
37
100,0
Ditambahkan kaporit
1
1,3
0
,0
1
,9
0
,0
0
,0
Lainnya
0
,0
3
1,9
2
1,8
3
4,8
0
,0
Tidak disimpan
0
,0
6
3,9
3
2,7
1
1,6
0
,0
Ya, dalam Panci terbuka
0
,0
4
2,6
1
,9
3
4,8
2
5,4
Ya, dalam Panci dengan tutup Ya, dalam Teko/ketel/ceret
3
3,8
14
9,0
27
24,1
18
29,0
16
43,2
73
92,4
94
60,6
65
58,0
29
46,8
11
29,7
Ya, dalam Botol/termos
1
1,3
19
12,3
10
8,9
6
9,7
8
21,6
Ya, dalam Galon isi ulang
2
2,5
16
10,3
5
4,5
4
6,5
0
,0
Lainnya
0
,0
1
,6
1
,9
1
1,6
0
,0
Tidak tahu
0
,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
Langsung dari dispenser
0
,0
14
9,0
18
16,1
3
4,8
0
,0
Tidak tahu F2.1 Apakah Ibu mengolah/menangani air sebelum digunakan untuk minum dan masak?
Ya
F2.2 Bagaimana cara Ibu mengolah air untuk diminum?
Direbus
F2.3 Apakah Ibu menyimpan air yang sudah diolah ditempat yang aman?
F2.4 Bagaimana Ibu mengambil air untuk
Tidak
59
minum, masak, cuci piring & gelas dan gosok gigi dari tempat penyimpan air?
Dengan menggunakan gayung
76
96,2
134
86,5
83
74,1
56
90,3
33
89,2
Dengan menggunakan gelas
2
2,5
2
1,3
5
4,5
2
3,2
4
10,8
Lainnya
1
1,3
5
3,2
6
5,4
1
1,6
0
,0
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 G. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Kluster Desa/Kelurahan 0 G.1 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin ?
Ya
1
Total
2
3
4
11
12
n 80
% 100,0
n 162
% 100,0
n 121
% 99,2
n 78
% 96,3
n 32
% 84,2
n 473
% 97,9
0
,0
0
,0
1
,8
3
3,7
6
15,8
10
2,1
Tidak
G.2 Untuk apa saja sabun itu ibu gunakan?. Kluster Desa/Kelurahan 0 n
1
0
% ,0
Ya
80
100,0
B. Memandikan anak
Tidak
11
Ya
69
C. Menceboki panta anak
Tidak Ya
D. Mencuci tangan sendiri
Tidak
2
3
% 2,5
n
4
0
% ,0
% ,0
158
97,5
121
100,0
78
13,8
34
21,0
86,3
128
79,0
22
18,2
99
81,8
24
30,0
50
30,9
27
56
70,0
112
69,1
5
6,3
25
Ya
75
93,8
E. Mencuci tangan anak
Tidak
12
Ya
68
F. Mencuci peralatan
Tidak
12
% 6,3
n 6
% 1,3
100,0
30
93,8
467
98,7
13
16,7
16
50,0
96
20,3
65
83,3
16
50,0
377
79,7
22,3
25
32,1
19
59,4
145
30,7
94
77,7
53
67,9
13
40,6
328
69,3
15,4
19
15,7
6
7,7
19
59,4
74
15,6
137
84,6
102
84,3
72
92,3
13
40,6
399
84,4
15,0
44
27,2
28
23,1
16
20,5
19
59,4
119
25,2
85,0
118
72,8
93
76,9
62
79,5
13
40,6
354
74,8
24
30,0
22
13,6
26
21,5
20
25,6
9
28,1
101
21,4
Ya
56
70,0
140
86,4
95
78,5
58
74,4
23
71,9
372
78,6
G. Mencuci pakaian
Tidak
11
13,8
31
19,1
27
22,3
22
28,2
3
9,4
94
19,9
Ya
69
86,3
131
80,9
94
77,7
56
71,8
29
90,6
379
80,1
H. Lainnya
Tidak
80
100,0
157
96,9
120
99,2
77
98,7
30
93,8
464
98,1
0
,0
5
3,1
1
,8
1
1,3
2
6,3
9
1,9
80
100,0
160
98,8
120
99,2
76
97,4
31
96,9
467
98,7
0
,0
2
1,2
1
,8
2
2,6
1
3,1
6
1,3
Ya I. Tidak tahu
Tidak Ya
n
11
2
Tidak
n
4
0
A. Mandi
n
Total
60
G.3 Dimana saja anggota keluarga biasanya mencuci tangan?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
11
12
A. Di kamar mandi
Tidak
n 52
% 65,0
n 76
% 46,9
n 54
% 44,3
n 44
% 54,3
n 33
% 86,8
n 259
% 53,6
Ya
28
35,0
86
53,1
68
55,7
37
45,7
5
13,2
224
46,4
B. Di dekat kamar mandi
Tidak
74
92,5
115
71,0
105
86,1
69
85,2
34
89,5
397
82,2
6
7,5
47
29,0
17
13,9
12
14,8
4
10,5
86
17,8
C. Di jamban
Tidak
67
83,8
139
85,8
95
77,9
78
96,3
38
100,0
417
86,3
Ya
13
16,3
23
14,2
27
22,1
3
3,7
0
,0
66
13,7
D. Di dekat jamban
Tidak
77
96,3
139
85,8
110
90,2
75
92,6
31
81,6
432
89,4
E. Di sumur
Tidak
Ya
Ya Ya
3
3,8
23
14,2
12
9,8
6
7,4
7
18,4
51
10,6
78
97,5
152
93,8
119
97,5
77
95,1
38
100,0
464
96,1
2
2,5
10
6,2
3
2,5
4
4,9
0
,0
19
3,9
F. Di sekitar penampungan
Tidak
48
60,0
96
59,3
104
85,2
55
67,9
7
18,4
310
64,2
Ya
32
40,0
66
40,7
18
14,8
26
32,1
31
81,6
173
35,8
G. Di tempat cuci piring
Tidak
17
21,3
34
21,0
27
22,1
15
18,5
3
7,9
96
19,9
Ya
63
78,8
128
79,0
95
77,9
66
81,5
35
92,1
387
80,1
H. Di dapur
Tidak
11
13,8
48
29,6
42
34,4
28
34,6
22
57,9
151
31,3
Ya
69
86,3
114
70,4
80
65,6
53
65,4
16
42,1
332
68,7
Tidak
80
100,0
160
98,8
119
97,5
81
100,0
38
100,0
478
99,0
I. Lainnya
Ya J. Tidak tahu
Tidak Ya
0
,0
2
1,2
3
2,5
0
,0
0
,0
5
1,0
80
100,0
152
93,8
117
95,9
76
93,8
36
94,7
461
95,4
0
,0
10
6,2
5
4,1
5
6,2
2
5,3
22
4,6
61
G.4 Kapan biasanya Ibu mencuci tangan dengan menggunakan sabun?. Kluster Desa/Kelurahan 0 n 78
1 % 97,5
4
n 446
% 92,3
% 87,7
9
5,6
16
13,1
10
12,3
0
,0
37
7,7
54
33,3
32
26,2
38
46,9
27
71,1
175
36,2
108
66,7
90
73,8
43
53,1
11
28,9
308
63,8
2,5
29
17,9
20
16,4
19
23,5
22
57,9
92
19,0
97,5
133
82,1
102
83,6
62
76,5
16
42,1
391
81,0
2
2,5
24
30,0
Ya
56
70,0
C. Setelah dari buang air besar
Tidak
2 78
D. Sebelum makan
Tidak
E. Setelah makan
Tidak
% 100,0
12
n 71
Tidak
n 38
11
% 86,9
B. Setelah menceboki bayi/anak
Ya
3
n 106
Tidak Ya
2 % 94,4
A. Sebelum ke toilet
n 153
Total
5
6,3
9
5,6
25
20,5
11
13,6
9
23,7
59
12,2
75
93,8
153
94,4
97
79,5
70
86,4
29
76,3
424
87,8
3
3,8
28
17,3
21
17,2
17
21,0
13
34,2
82
17,0
Ya
77
96,3
134
82,7
101
82,8
64
79,0
25
65,8
401
83,0
F. Sebelum memberi menyuapi anak
Tidak
18
22,5
53
32,7
37
30,3
36
44,4
30
78,9
174
36,0
Ya
62
77,5
109
67,3
85
69,7
45
55,6
8
21,1
309
64,0
G. Sebelum menyiapkan masakan
Tidak
20
25,0
51
31,5
36
29,5
32
39,5
26
68,4
165
34,2
Ya
60
75,0
111
68,5
86
70,5
49
60,5
12
31,6
318
65,8
H. Setelah memegang hewan
Tidak
8
10,0
42
25,9
27
22,1
31
38,3
30
78,9
138
28,6
Ya
72
90,0
120
74,1
95
77,9
50
61,7
8
21,1
345
71,4
I. Sebelum sholat
Tidak
65
81,3
119
73,5
90
73,8
65
80,2
33
86,8
372
77,0
Ya
15
18,8
43
26,5
32
26,2
16
19,8
5
13,2
111
23,0
J. Lainnya
Tidak
78
97,5
150
92,6
120
98,4
77
95,1
35
92,1
460
95,2
2
2,5
12
7,4
2
1,6
4
4,9
3
7,9
23
4,8
Ya
Ya
62
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 H. KEJADIAN PENYAKIT DIARE. Kluster Desa/Kelurahan 0 n
1 % 1,3
1 minggu terakhir 1 bulan terakhir 3 bulan terakhir 6 bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah Tidak
0
,8
2
1
% ,8
6
3,7
1
4
5,0
8
4,9
12
15,0
7
11
13,8
12
n
5
4,1
4,3
4
8
4,9
15,0
15
40
50,0
25
Ya
B. Anakanak non balita
Tidak
C. Anak remaja laki-laki
Tidak
D. Anak remaja perempuan
Tidak
E. Orang dewasa laki-laki F. Orang dewasa perempuan
n
n 3
% ,6
0
,0
9
1,9
2
2,5
2
5,3
21
4,3
3,3
4
4,9
0
,0
27
5,6
4
3,3
6
7,4
0
,0
29
6,0
9,3
19
15,6
11
13,6
1
2,6
58
12,0
117
72,2
88
72,1
56
69,1
35
92,1
336
69,6
62,5
14
31,1
24
70,6
10
40,0
1
33,3
74
50,3
15
37,5
31
68,9
10
29,4
15
60,0
2
66,7
73
49,7
39
97,5
39
86,7
33
97,1
21
84,0
2
66,7
134
91,2
1
2,5
6
13,3
1
2,9
4
16,0
1
33,3
13
8,8
38
95,0
40
88,9
31
91,2
22
88,0
2
66,7
133
90,5
2
5,0
5
11,1
3
8,8
3
12,0
1
33,3
14
9,5
38
95,0
43
95,6
29
85,3
24
96,0
2
66,7
136
92,5
2
5,0
2
4,4
5
14,7
1
4,0
1
33,3
11
7,5
Tidak
27
67,5
35
77,8
27
79,4
20
80,0
2
66,7
111
75,5
Ya
13
32,5
10
22,2
7
20,6
5
20,0
1
33,3
36
24,5
Tidak
31
77,5
39
86,7
20
58,8
19
76,0
2
66,7
111
75,5
9
22,5
6
13,3
14
41,2
6
24,0
1
33,3
36
24,5
Ya
,0
n
12
2,5
Ya
% ,6
11 % ,0
Ya
1
4 0
Ya
n
3 % ,0
A. Anakanak balita
1
2 0
H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare
Hari ini
Total
63
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 AO.1 Apakah terlihat sumber air untuk minum, masak dan mencuci peralatan. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
% 100, 0 ,0
n 263
% 54,5
220
45,5
480
99,4
3
,6
n 46
% 57,5
n 108
% 66,7
n 35
% 28,7
n 36
% 44,4
n 38
Ya
34
42,5
54
33,3
87
71,3
45
55,6
0
B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi
Tidak
80
160
98,8
122
100,0
80
98,8
38
0
100, 0 ,0
2
1,2
0
,0
1
1,2
0
100, 0 ,0
C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi
Tidak
77
96,3
162
122
100,0
72
88,9
33
86,8
466
96,5
3
3,8
0
100, 0 ,0
0
,0
9
11,1
5
13,2
17
3,5
D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi
Tidak
80
100, 0 ,0
162
100, 0 ,0
121
99,2
81
34
89,5
478
99,0
1
,8
0
100, 0 ,0
4
10,5
5
1,0
E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan mesin G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM H. Ya, dari kran umum PROYEK/HIPPA M I. Ya, dari penjual air keliling
Tidak
100, 0 ,0
162
121
99,2
81
97,4
481
99,6
1
,8
0
100, 0 ,0
37
0
100, 0 ,0
1
2,6
2
,4
147
90,7
114
93,4
79
97,5
35
92,1
455
94,2
0
100, 0 ,0
15
9,3
8
6,6
2
2,5
3
7,9
28
5,8
Tidak
70
87,5
146
90,1
121
99,2
79
97,5
38
454
94,0
Ya
10
12,5
16
9,9
1
,8
2
2,5
0
100, 0 ,0
29
6,0
Tidak
71
88,8
145
89,5
120
98,4
78
96,3
37
97,4
451
93,4
9
11,3
17
10,5
2
1,6
3
3,7
1
2,6
32
6,6
Tidak
66
82,5
133
82,1
119
97,5
80
98,8
38
436
90,3
Ya
14
17,5
29
17,9
3
2,5
1
1,2
0
100, 0 ,0
47
9,7
J. Lainnya
Tidak
55
68,8
120
74,1
88
72,1
63
77,8
4
10,5
330
68,3
Ya
25
31,3
42
25,9
34
27,9
18
22,2
34
89,5
153
31,7
Tidak
79
98,8
160
98,8
121
99,2
77
95,1
38
475
98,3
1
1,3
2
1,2
1
,8
4
4,9
0
100, 0 ,0
8
1,7
A. Ya, air ledeng PDAM berfungsi/menga lir
Tidak
K. Tidak ada
Ya
Ya
Ya
Ya Tidak Ya
Ya
Ya
0 80 0 80
0
64
Kluster Desa/Kelurahan 0 n AO.2.1 Amati, Apa wadah/tempat yang digunakan untuk menyimpan air minum di dapur?
AO.2.2 Amati, Bagaimana ibu mengambil air untuk minum dan masak dari wadah peyimpanan air?
Tidak disimp an YA, dalam panci terbuk a YA, dalam panci tertutu p lainny a Tidak tahu Tanga n menye ntuh air Tanga n tidak menye ntuh air Tidak tahu
1
1
% 1,3
0
n
Total
2
2
% 1,2
,0
21
64
80,0
6
n
3
3
% 2,5
13,0
11
132
81,5
7,5
7
9
11,3
3
n
4
11
12
% 2, 6
n
% 3,7
n
3
9,0
17
21,0
16
42 ,1
65
1 3, 5
75
61,5
55
67,9
20
52 ,6
346
7 1, 6
4,3
33
27,0
6
7,4
1
2, 6
53
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
9
3,8
41
25,3
24
19,7
15
18,5
9
23 ,7
92
1 1, 0 1, 9 1 9, 0
75
93,8
120
74,1
98
80,3
65
80,2
29
76 ,3
387
8 0, 1
2
2,5
1
,6
0
,0
1
1,2
0
,0
4
,8
1
10
Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
% 2, 1
Total 3
4
11
12
n 72
% 90,0
n 157
% 96,9
n 113
% 92,6
n 78
% 96,3
n 35
% 92,1
8
10,0
5
3,1
9
7,4
3
3,7
3
7,9
28
5,8
73
91,3
151
93,2
114
93,4
75
92,6
30
78,9
443
91,7
Tidak
7
8,8
11
6,8
8
6,6
6
7,4
8
21,1
40
8,3
YA, disimp an di atas ditutup YA, disimp an dalam
29
36,3
104
64,2
54
44,3
51
63,0
18
47,4
256
53,0
1
1,3
18
11,1
22
18,0
10
12,3
15
39,5
66
13,7
Amati, apakah tersedia air untuk cuci tangan di dapur?
Ya
AO.3.2 Amati, apakah terlihat ada sabun untuk mencuci tangan dll AO.3.3 Amati, apakah makanan ditutup/dilindungi dari lalat, kecoa, cicak dan lainnya
Ya
Tidak
n
% 94,2
4 5 5
65
lemari makan YA, disimp an dalam lemari yang tertutu p YA, di dalam kulkas lainny a Tidak ditutup
46
57,5
39
24,1
43
35,2
20
24,7
5
13,2
153
31,7
2
2,5
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
2
,4
1
1,3
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
2
,4
1
1,3
0
,0
3
2,5
0
,0
0
,0
4
,8
AO.4.1 Amati, apakah ada wadah yang dipakai untuk mengumpulkan sampah di dapur?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
n 77
% 96,3
n 145
% 89,5
n 97
% 79,5
n 71
% 87,7
3
3,8
17
10,5
25
20,5
10
Tidak
63
78,8
133
82,1
111
91,0
Ya
17
21,3
29
17,9
11
9,0
C. Keranjang sampah terbuka
Tidak
34
42,5
74
45,7
63
Ya
46
57,5
88
54,3
D. Keranjang sampah tertutup
Tidak
69
86,3
143
Ya
11
13,8
19
E. Lainnya
Tidak
79
98,8
1
Tidak Ya
A. Kantong plastik tertutup
Tidak
B. Kantong plastik terbuka
Ya
Ya F. Tidak ada AO.5.1 Amati, kemana air limbah bekas cuci peralatan minum/makan dan masak dibuang?
Ke sung ai/kan al/kol am/s eloka n Ke jalan, hala man, kebu n Salur an terbu ka Salur an tertut up
11
n
12
35
% 92,1
n 425
% 88,0
12,3
3
7,9
58
12,0
67
82,7
30
78,9
404
83,6
14
17,3
8
21,1
79
16,4
51,6
34
42,0
24
63,2
229
47,4
59
48,4
47
58,0
14
36,8
254
52,6
88,3
117
95,9
78
96,3
34
89,5
441
91,3
11,7
5
4,1
3
3,7
4
10,5
42
8,7
153
94,4
99
81,1
75
92,6
37
97,4
443
91,7
1,3
9
5,6
23
18,9
6
7,4
1
2,6
40
8,3
62
77,5
154
95,1
118
96,7
75
92,6
36
94,7
445
92,1
18
22,5
8
4,9
4
3,3
6
7,4
2
5,3
38
7,9
0
,0
12
7,4
13
10,7
8
9,9
0
,0
33
6,8
36
45,0
80
49,4
56
45,9
31
38,3
31
81,6
234
48,4
15
18,8
27
16,7
8
6,6
21
25,9
3
7,9
74
15,3
2
2,5
9
5,6
20
16,4
11
13,6
0
,0
42
8,7
66
Luba ng galian Pipa salur an pemb uang an kotor an (SPA L) Tidak tahu Tidak ada bak cuci peral atan dapur
14
17,5
12
7,4
22
18,0
0
,0
0
,0
48
9,9
8
10,0
13
8,0
2
1,6
8
9,9
0
,0
31
6,4
0
,0
0
,0
1
,8
0
,0
0
,0
1
,2
5
6,3
9
5,6
0
,0
2
2,5
4
10,5
20
4,1
Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
BO.1 Amati, apakah ada sabun mandi, shampoo dan sabun cuci tangan di kamar mandi?
Ya
n 61
% 76,3
n 144
% 88,9
n 111
% 91,0
n 65
% 80,2
n 19
% 50,0
n 400
% 82,8
Tidak
19
23,8
18
11,1
11
9,0
16
19,8
19
50,0
83
17,2
BO.2 Amati, kemana air limbah bekas cuci tangan dari wastafel dibuang?
Ke sung ai/kan al/kol am/s eloka n Ke jalan, hala man, kebu n Salur an terbu ka Salur an tertut up Luba ng galian Pipa salur an pemb uang
1
1,3
11
6,8
16
13,1
10
12,3
1
2,6
39
8,1
22
27,5
69
42,6
46
37,7
16
19,8
16
42,1
169
35,0
13
16,3
19
11,7
11
9,0
16
19,8
7
18,4
66
13,7
6
7,5
13
8,0
19
15,6
23
28,4
0
,0
61
12,6
8
10,0
12
7,4
27
22,1
3
3,7
1
2,6
51
10,6
21
26,3
28
17,3
2
1,6
6
7,4
2
5,3
59
12,2
67
BO.3 Amati, Bila ada bak penampung air, apakah terlihat ada jentik nyamuk didalamnya?
an kotor an (SPA L) Tidak tahu Ya
9
11,3
10
6,2
1
,8
7
8,6
11
28,9
38
7,9
9
11,3
29
17,9
11
9,0
20
24,7
3
7,9
72
14,9
Tidak
62
77,5
126
77,8
106
86,9
59
72,8
23
60,5
376
77,8
Tidak tahu
9
11,3
7
4,3
5
4,1
2
2,5
12
31,6
35
7,2
CO. LIHAT DAN AMATI WC/JAMBAN. Kluster Desa/Kelurahan 0 CO.1.1 Amati, apakah tersedia air di dalam ruangan jamban/WC?
CO.1.2 Amati, apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
YA, dalam bak air/emb er YA, dari kran & berfung si Tidak ada Ya Tidak
1
Total
2
3
4
11
12
n 60
% 75,0
n 125
% 77,2
n 85
% 69,7
n 60
% 74,1
n 13
% 34,2
n 343
% 71 ,0
4
5,0
9
5,6
23
18,9
9
11,1
4
10,5
49
10 ,1
16
20,0
28
17,3
14
11,5
12
14,8
21
55,3
91
59
73,8
121
74,7
103
84,4
61
75,3
14
36,8
358
21
26,3
41
25,3
19
15,6
20
24,7
24
63,2
125
18 ,8 74 ,1 25 ,9
6
7,5
19
11,7
16
13,1
23
28,4
4
10,5
68
CO.1.3 Amati, Apakah terlihat ada jentik nyamuk dalam bak air/ember?
Ya Tidak
74
92,5
143
88,3
106
86,9
58
71,6
34
89,5
415
CO.2.1 Amati, termasuk tipe apakah WC/jamban yang anda lihat?
Kloset jonghk ok leher angsa Kloset duduk leher angsa Lainny a
58
72,5
128
79,0
110
90,2
58
71,6
14
36,8
368
76 ,2
4
5,0
9
5,6
3
2,5
6
7,4
2
5,3
24
5, 0
8
10,0
8
4,9
1
,8
2
2,5
5
13,2
24
5, 0
68
14 ,1 85 ,9
Tidak tahu Cubluk
10
12,5
17
10,5
8
6,6
15
18,5
17
44,7
67
4
5,0
8
4,9
39
32,0
8
9,9
1
2,6
60
Tangki Septik Sungai, kanal, kolam Jalan, halama n, kebun Saluran terbuka Saluran tertutup Pipa saluran pembu angan kotoran Pipa IPAL Sanima s Tidak tahu Ya
29
36,3
75
46,3
56
45,9
37
45,7
10
26,3
207
0
,0
2
1,2
6
4,9
1
1,2
0
,0
9
0
,0
5
3,1
0
,0
1
1,2
0
,0
6
1, 2
2
2,5
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
3
,6
17
21,3
16
9,9
6
4,9
7
8,6
3
7,9
49
8
10,0
29
17,9
5
4,1
13
16,0
2
5,3
57
10 ,1 11 ,8
15
18,8
19
11,7
7
5,7
10
12,3
7
18,4
58
12 ,0
5
6,3
7
4,3
3
2,5
4
4,9
15
39,5
34
44
55,0
103
63,6
86
70,5
53
65,4
10
26,3
296
Tidak
36
45,0
59
36,4
36
29,5
28
34,6
28
73,7
187
7, 0 61 ,3 38 ,7
CO.3.2 Amati, apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Ya
51
63,8
112
69,1
97
79,5
50
61,7
11
28,9
321
Tidak
29
36,3
50
30,9
25
20,5
31
38,3
27
71,1
162
CO.3.3 Amati, jika ada kloset jonkok leher angsa, apakah ada gayung dan air untuk menyiram?
Ya, ada keduan ya Tidak ada salah satu atau keduan ya Bukan kloset jongkok Ya, berfung i Tidak berfung si Bukan kloset duduk
56
70,0
130
80,2
109
89,3
61
75,3
15
39,5
371
76 ,8
18
22,5
23
14,2
11
9,0
14
17,3
5
13,2
71
14 ,7
6
7,5
9
5,6
2
1,6
6
7,4
18
47,4
41
8, 5
18
22,5
52
32,1
65
53,3
28
34,6
7
18,4
170
35 ,2
52
65,0
73
45,1
37
30,3
30
37,0
13
34,2
205
42 ,4
10
12,5
37
22,8
20
16,4
23
28,4
18
47,4
108
22 ,4
CO.2.2 Amati, kemana saluran pembuangan dari WC/jamban disalurkan/terhub ungkan
CO.3.1 Amati, apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
CO.3.4 Amati, jika ada kloset duduk, cobalah menekan alat penyiram, apakah berfungsi
69
13 ,9 12 ,4 42 ,9 1, 9
66 ,5 33 ,5
DO. 2 Amati, darimana sumber air untuk mencuci pakaian?'. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
n 66
% 82,5
n 147
% 90,7
n 115
% 94,3
n 67
% 82,7
Tidak
14
17,5
15
9,3
7
5,7
14
Tidak
46
57,5
110
67,9
41
33,6
Ya
34
42,5
52
32,1
81
B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi
Tidak
80
100,0
157
96,9
122
0
,0
5
3,1
0
C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi
Tidak
80
100,0
158
97,5
122
0
,0
4
2,5
0
80
100,0
161
99,4
122
0
,0
1
,6
80
100,0
162
0
,0
80
DO.1 Amati, apakah ada sabun cuci, shampoo, tempat cuci pakaian ? A. Ya, air ledeng PDAM berfungsi/mengali r
Ya
Ya
Ya D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi
Tidak
E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan
Tidak
Ya
Ya
11
n 32
% 84,2
17,3
6
15,8
36
44,4
38
66,4
45
55,6
0
100, 0 ,0
81
38
0
100, 0 ,0
100, 0 ,0
75
n 42 7 56
% 88, 4 11, 6
100, 0 ,0
27 1 21 2
56, 1 43, 9
0
100, 0 ,0
47 8 5
99, 0 1,0
92,6
34
89,5
6
7,4
4
10,5
46 9 14
97, 1 2,9
80
98,8
35
92,1
0
100, 0 ,0
1
1,2
3
7,9
47 8 5
99, 0 1,0
100,0
121
99,2
81
38
0
,0
1
,8
0
100, 0 ,0
0
100, 0 ,0
48 2 1
99, 8 ,2
100,0
146
90,1
114
93,4
80
98,8
36
94,7
0
,0
16
9,9
8
6,6
1
1,2
2
5,3
45 6 27
94, 4 5,6
81
37
97,4
0
100, 0 ,0
1
2,6
45 5 28
94, 2 5,8
100, 0 ,0
45 3 30
93, 8 6,2
43 1 52
89, 2 10, 8
30 1 18 2 48 1 2
62, 3 37, 7 99, 6 ,4
F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan mesin
Tidak
G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM
Tidak
70
87,5
145
89,5
122
Ya
10
12,5
17
10,5
0
100, 0 ,0
H. Ya, dari kran umum PAMSIMAS/HIPP AM I. Ya, dari penjual air keliling
Tidak
72
90,0
145
89,5
120
98,4
78
96,3
38
8
10,0
17
10,5
2
1,6
3
3,7
0
Tidak
62
77,5
131
80,9
120
98,4
80
98,8
38
Ya
18
22,5
31
19,1
2
1,6
1
1,2
0
100, 0 ,0
Tidak
51
63,8
120
74,1
70
57,4
54
66,7
6
15,8
Ya
29
36,3
42
25,9
52
42,6
27
33,3
32
84,2
Tidak
80
100,0
160
98,8
122
81
,0
2
1,2
0
100, 0 ,0
38
0
100, 0 ,0
100, 0 ,0
J. Lainnya
K. Tidak
Ya
Ya
Ya
12
0
0
70
DO.3 Amati, kemana air limbah bekas mencuci pakaian dibuang
Ke sungai/ kanal/k olam/s elokan Ke jalan, halama n, kebun Saluran terbuka Saluran tertutup Lubang galian Pipa saluran pembu angan kotoran (SPAL) Pipa IPAL Sanima s Tidak tahu
1
1,3
12
7,4
22
18,0
14
17,3
0
,0
49
10, 1
29
36,3
75
46,3
45
36,9
24
29,6
27
71,1
20 0
41, 4
17
21,3
27
16,7
12
9,8
21
25,9
6
15,8
83
7
8,8
5
3,1
19
15,6
13
16,0
0
,0
44
17, 2 9,1
10
12,5
10
6,2
21
17,2
1
1,2
0
,0
42
8,7
15
18,8
31
19,1
2
1,6
4
4,9
0
,0
52
10, 8
0
,0
0
,0
0
,0
2
2,5
0
,0
2
,4
1
1,3
2
1,2
1
,8
2
2,5
5
13,2
11
2,3
EO. LIHAT DAN AMATI HALAMAN/PEKARANGAN/KEBUN. Kluster Desa/Kelurahan 0 EO.1.1 Amati, apakah jarak tangki septik dengan sumber air minimal 10 meter?
Ya
EO.2.1 Amati, bagaimana cara mengelola sampah di rumah?
Dibuan g dan dikubur di lobang galian Dibuan g dlm lubang galian dan dibakar Dikump ulkan dlm keranja ng sampa h perman
Tidak
1
Total
2
3
4
11
12
n 32
% 40,0
n 79
% 48,8
n 56
% 45,9
n 25
% 30,9
n 8
% 21,1
n 200
% 41,4
48
60,0
83
51,2
66
54,1
56
69,1
30
78,9
283
58,6
7
8,8
5
3,1
3
2,5
3
3,7
1
2,6
19
3,9
24
30,0
34
21,0
12
9,8
25
30,9
2
5,3
97
20,1
3
3,8
17
10,5
20
16,4
6
7,4
0
,0
46
9,5
71
en
EO.2.2 Amati, apakah sekeliling halaman bersih dari sampah ? EO.2.3 Amati, apakah terlihat bahwa sampah dipilah/dipisahkan
Langsu ng dibakar Dibuan g ke sungai/ danau/l aut Dibuan g ke lahan kosong /kebun/ hutan Dibiark an saja Lainny a Ya
22
27,5
20
12,3
38
31,1
25
30,9
4
10,5
109
22,6
1
1,3
1
,6
2
1,6
0
,0
0
,0
4
,8
17
21,3
79
48,8
46
37,7
22
27,2
31
81,6
195
40,4
2
2,5
5
3,1
1
,8
0
,0
0
,0
8
1,7
4
5,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
5
1,0
68
85,0
139
85,8
104
85,2
74
91,4
15
39,5
400
82,8
Tidak
12
15,0
23
14,2
18
14,8
7
8,6
23
60,5
83
17,2
Ya
33
41,3
92
56,8
48
39,3
43
53,1
1
2,6
217
44,9
Tidak
47
58,8
70
43,2
74
60,7
38
46,9
37
97,4
266
55,1
EO.2.4 Jika sampah dipilah, apa saja yang terlihat dipilah. Kluster Desa/Kelurahan 0 n
12
n 26
% 54,2
n 17
% 39,5
28
84,8
56
60,9
22
45,8
26
60,5
0
% 100, 0 ,0
0
,0
14
15,2
10
20,8
12
27,9
0
,0
36
33
100,0
78
84,8
38
79,2
31
72,1
1
181
5
15,2
57
62,0
38
79,2
10
23,3
0
100, 0 ,0
28
84,8
35
38,0
10
20,8
33
76,7
1
107
8
24,2
67
72,8
37
77,1
20
46,5
1
25
75,8
25
27,2
11
22,9
23
53,5
0
100, 0 100, 0 ,0
7
21,2
46
50,0
17
35,4
17
39,5
1
88
Ya
26
78,8
46
50,0
31
64,6
26
60,5
0
100, 0 ,0
129
Tidak
33
100,0
91
98,9
47
97,9
42
97,7
1
100,
214
Ya
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
n
11
% 39,1
Tidak
F. Lainnya
4
n 36
B. Plastik
E. Besi/logam
3
% 15,2
Tidak
D. Kertas/kardus
2
5
A. Sampah organic/sampah basah
C. Gelas/kaca
1
Total
1
n 85 132
110
133 84
72
% 39, 2 60, 8 16, 6 83, 4 50, 7 49, 3 61, 3 38, 7 40, 6 59, 4 98,
0 EO.2.5 Amati, apakah ada tempat untuk membuat kompos ? EO.2.6 Amati, Apakah ada kompos yang sudah bisa dipakai?
6
Ya
0
,0
1
1,1
1
2,1
1
2,3
0
,0
3
1,4
Ya
0
,0
18
11,1
0
,0
10
12,3
0
,0
28
5,8
80
100,0
144
88,9
122
100, 0
71
87,7
38
100, 0
455
94, 2
Ya
0
,0
17
94,4
0
,0
10
0
,0
27
Tidak
0
,0
1
5,6
0
,0
0
100, 0 ,0
0
,0
1
96, 4 3,6
Tidak
EO.2. 7 Untuk apa saja kompos dipakai oleh responden?. Kluster Desa/Kelurahan 1
3
n 15
% 88,2
Ya
2
B. Pupuk tanaman buah
Tidak
C. Dijual
6
% 90,0
n 24
% 88,9
11,8
1
10,0
3
11,1
2
11,8
5
50,0
7
25,9
Ya
15
88,2
5
50,0
20
74,1
Tidak
16
94,1
10
100,0
26
96,3
1
5,9
0
,0
1
3,7
17
100,0
6
60,0
23
85,2
0
,0
4
40,0
4
14,8
Tidak
Ya Tidak Ya
n
5
9
A. Pupuk tanaman hias
D. Tidak dimanfaatkan
Total
Kluster Desa/Kelurahan 0 n EO.3.1 Amati, apakah halaman/bagian depan rumah ada genangan air?
Ya Tidak
1
Total
2
3
4
% 3,8
n 17
% 10,5
n 3
% 2,5
n 17
% 21,0
n
3 77
96,3
145
89,5
119
97,5
64
79,0
36
2
% 5, 3 94 ,7
11
12
n 42
% 8,7
441
91,3
73
EO.3.2 Dimana air biasanya tergenang?. Kluster Desa/Kelurahan 0 n
1
Total
2
A. Dihalaman rumah
Tidak
1
% 33,3
n 16
% 94,1
Ya
2
66,7
1
B. Di dekat dapur
Tidak
3
17
Ya
0
100, 0 ,0
C. Di dekat kamar mandi
Tidak
0
Ya
3
D. Di dekat bak penampungan
Tidak
E. Lainnya
n
3
4
2
% 66,7
n 16
% 94,1
5,9
1
33,3
1
2
66,7
0
100, 0 ,0
1
,0
11
64,7
6
1
100, 0 33,3
Ya
2
Tidak
3
Ya
0
11
n
%
12
0
,0
n 35
% 83,3
5,9
2
100,0
7
16,7
14
82,4
1
50,0
37
88,1
33,3
3
17,6
1
50,0
5
11,9
3
100,0
9
52,9
1
50,0
24
57,1
35,3
0
,0
8
47,1
1
50,0
18
42,9
14
82,4
3
100,0
14
82,4
0
,0
32
76,2
66,7
3
17,6
0
,0
3
17,6
2
100,0
10
23,8
100, 0 ,0
16
94,1
2
66,7
15
88,2
2
100,0
38
90,5
1
5,9
1
33,3
2
11,8
0
,0
4
9,5
EO.3.3 Darimana air genangan berasal?. Kluster Desa/Kelurahan 0 n A. Air limbah kamar mandi B. Air limbah dapur C. Hujan D. Air limbah lainnya E. Tidak tahu
1
Total
2
Tidak
2
% 66,7
n 17
Ya
1
33,3
0
% 100, 0 ,0
Tidak
3
16
Ya
0
100, 0 ,0
Tidak
2
Ya
1
Tidak
3
Tidak
3
Ya
0
n
3
4
11
2
% 100,0
n 34
% 81,0
n
3
% 100,0
n 10
% 58,8
0
,0
7
41,2
0
,0
8
19,0
94,1
2
66,7
14
82,4
2
100,0
37
88,1
1
5,9
1
33,3
3
17,6
0
,0
5
11,9
66,7
6
35,3
1
33,3
12
70,6
0
,0
21
50,0
33,3
11
64,7
2
66,7
5
29,4
2
100,0
21
50,0
100, 0 100, 0 ,0
17
3
100,0
17
100,0
42
100,0
3
100,0
16
100, 0 94,1
2
14
100, 0 82,4
2
100,0
38
90,5
3
17,6
0
,0
1
5,9
0
,0
4
9,5
Kluster Desa/Kelurahan 0 n
12
1
Total
2
3
4
11
12
EO.3.4 Amati, Apakah halaman bersih dari benda yg dapat menyebabkan air tergenang
Ya, halama n bersih dari benda Tidak, halama n penuh dengan benda
79
% 98,8
n 153
% 94,4
n 116
% 95,1
n 68
% 84,0
n 21
% 55,3
n 437
% 90,5
1
1,3
9
5,6
6
4,9
13
16,0
17
44,7
46
9,5
EO.3.5 Amati,
Ya,
27
33,8
76
46,9
44
36,1
36
44,4
12
31,6
195
40,4
74
Apakah anda dapat melihat saluran air hujan dekat rumah
EO.3.6 Amati, apakah air di saluran dapat mengalir?
EO.3.7 Amati, apakah saluran air bersih dari sampah?
terbuka Ya, tertutup , tidak terlihat Tidak, tidak terlihat
11
13,8
18
11,1
10
8,2
6
7,4
4
10,5
49
10,1
42
52,5
68
42,0
68
55,7
39
48,1
22
57,9
239
49,5
Ya
52
65,0
112
69,1
71
58,2
59
72,8
2
5,3
296
61,3
Tidak
1
1,3
4
2,5
3
2,5
6
7,4
3
7,9
17
3,5
Tidak dapat dipakai, saluran kering Tidak ada saluran Ya, bersih atau hampir selalu bersih Tidak bersih dari sampah , tapi masih dapat mengali r Tidak bersih dari sampah , saluran tersumb at Tidak bersih dari sampah , tapi saluran kering Tidak ada saluran
0
,0
0
,0
3
2,5
0
,0
1
2,6
4
,8
27
33,8
46
28,4
45
36,9
16
19,8
32
84,2
166
34,4
53
66,3
99
61,1
59
48,4
50
61,7
1
2,6
262
54,2
3
3,8
9
5,6
14
11,5
8
9,9
4
10,5
38
7,9
1
1,3
1
,6
2
1,6
0
,0
3
7,9
7
1,4
1
1,3
1
,6
3
2,5
0
,0
1
2,6
6
1,2
22
27,5
52
32,1
44
36,1
23
28,4
29
76,3
170
35,2
75
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2013 AREA BERESIKO Kluster Desa/Kelurahan 0 n 1.1 Sumber air terlindungi
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air
Tidak, sumber air berisiko tercemar Ya, sumber air terlindun gi Tidak Aman Ya, Aman Mengala mi kelangka an air Tidak pernah mengala mi
1
2
Total 3
4
11
12
% 2,5
n 22
% 13,6
n 13
% 10,7
n 12
% 14,8
n
2
2
% 5,3
n 51
% 10,6
78
97,5
140
86,4
109
89,3
69
85,2
36
94,7
432
89,4
26
32,5
67
41,4
78
63,9
32
39,5
38
241
49,9
54
67,5
95
58,6
44
36,1
49
60,5
0
100, 0 ,0
242
50,1
15
18,8
46
28,4
25
20,5
26
32,1
13
34,2
125
25,9
65
81,3
116
71,6
97
79,5
55
67,9
25
65,8
358
74,1
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
% ,0
n 178
% 36,9
n 39
% 48,8
n 69
% 42,6
n 55
% 45,1
n 15
% 18,5
n
41
51,3
93
57,4
67
54,9
66
81,5
38
100, 0
305
63,1
Tidak, aman Ya, aman
9
26
96,3
32
94,1
5
96,1
3,7
2
5,9
0
0
100, 0 ,0
73
1
100, 0 ,0
1
0
100, 0 ,0
3
3,9
Tidak aman Ya, aman
55
68,8
113
69,8
92
75,4
41
50,6
35
92,1
336
69,6
25
31,3
49
30,2
30
24,6
40
49,4
3
7,9
147
30,4
2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak aman Suspek aman
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 2.3 Pencemaran karena SPAL
0
76
3. PERSAMPAHAN. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
n 405
% 83,9
78
16,1
n 73
% 91,3
n 140
% 86,4
n 88
% 72,1
n 66
% 81,5
n 38
7
8,8
22
13,6
34
27,9
15
18,5
0
% 100, 0 ,0
Tidak memadai Ya, memadai
3
100, 0 ,0
0
,0
6
85,7
1
50,0
0
,0
10
76,9
1
100, 0
1
14,3
1
50,0
0
,0
3
23,1
3.3 Ketepatan waktu pengangkuta n sampah
Tidak tepat waktu Ya, tepat waktu
3
100, 0
0
,0
6
85,7
1
50,0
0
,0
10
76,9
0
,0
1
100, 0
1
14,3
1
50,0
0
,0
3
23,1
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah Ya, diolah
47
58,8
64
39,5
74
60,7
38
46,9
37
97,4
260
53,8
33
41,3
98
60,5
48
39,3
43
53,1
1
2,6
223
46,2
3.1 Pengelolaan sampah
Tidak memadai Ya, memadai
3.2 Frekuensi pengangkuta n sampah
0
4. GENANGAN AIR. Kluster Desa/Kelurahan 0 n 4.1 Adanya genangan air
Ada genanga n air (banjir) Tidak ada genanga n air
1
2
Total 3
4
11
12
% 3,8
n 20
% 12,3
n 5
% 4,1
n 17
% 21,0
n
3
2
% 5,3
n 47
% 9,7
77
96,3
142
87,7
117
95,9
64
79,0
36
94,7
436
90,3
77
5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
n 37
% 46,3
n 75
% 46,3
n 43
% 35,2
n 47
% 58,0
n 32
% 84,2
n 234
% 48,4
Ya
43
53,8
87
53,7
79
64,8
34
42,0
6
15,8
249
51,6
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsia n penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS
Tidak
36
45,0
59
36,4
36
29,5
28
34,6
28
73,7
187
38,7
Ya
44
55,0
103
63,6
86
70,5
53
65,4
10
26,3
296
61,3
Tidak
29
36,3
50
30,9
25
20,5
31
38,3
27
71,1
162
33,5
Ya
51
63,8
112
69,1
97
79,5
50
61,7
11
28,9
321
66,5
Tidak
24
30,0
31
19,1
12
9,8
19
23,5
23
60,5
109
22,6
Ya, berfungsi
56
70,0
131
80,9
110
90,2
62
76,5
15
39,5
374
77,4
Tidak
21
26,3
41
25,3
19
15,6
20
24,7
24
63,2
125
25,9
Ya
59
73,8
121
74,7
103
84,4
61
75,3
14
36,8
358
74,1
5
6,3
42
25,9
24
19,7
16
19,8
9
23,7
96
19,9
75
93,8
120
74,1
98
80,3
65
80,2
29
76,3
387
80,1
37
46,3
66
40,7
46
37,7
35
43,2
26
68,4
210
43,5
43
53,8
96
59,3
76
62,3
46
56,8
12
31,6
273
56,5
Ya, tercemar Tidak tercemar
Ya, BABS Tidak
78
TABEL INDEKS RISIKO Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
% 13,6
%
2,5
97,5
% 1.1 Sumber air terlindungi
4
%
%
10,7
14,8
5,3
86,4
89,3
85,2
94,7
32,5
41,4
63,9
39,5
100,0
Tidak
67,5
58,6
36,1
60,5
,0
1.3 Kelangkaan air
Ya
18,8
28,4
20,5
32,1
34,2
Tidak
81,3
71,6
79,5
67,9
65,8
2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak
48,8
42,6
45,1
18,5
,0
Ya
51,3
57,4
54,9
81,5
100,0
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Ya
100,0
96,3
94,1
100,0
100,0
,0
3,7
5,9
,0
,0
2.3 Pencemaran karena SPAL
Ya
68,8
69,8
75,4
50,6
92,1
Tidak
31,3
30,2
24,6
49,4
7,9
3.1 Pengelolaan sampah
Tidak
91,3
86,4
72,1
81,5
100,0
8,8
13,6
27,9
18,5
,0
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai memadai
100,0
,0
85,7
50,0
,0
,0
100,0
14,3
50,0
,0
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu tepat waktu
100,0
,0
85,7
50,0
,0
,0
100,0
14,3
50,0
,0
3.4 Pengolahan sampah setempat 4.1 Adanya genangan air
Tidak diolah
58,8
39,5
60,7
46,9
97,4
diolah
41,3
60,5
39,3
53,1
2,6
3,8
12,3
4,1
21,0
5,3
Tidak
96,3
87,7
95,9
79,0
94,7
5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
46,3
46,3
35,2
58,0
84,2
Ya
53,8
53,7
64,8
42,0
15,8
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
45,0
36,4
29,5
34,6
73,7
Ya
55,0
63,6
70,5
65,4
26,3
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
36,3
30,9
20,5
38,3
71,1
Ya
63,8
69,1
79,5
61,7
28,9
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Tidak, sumber air berisiko tercemar Ya, sumber air terlindungi Ya
3
Tidak
Ya
Ya
79
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
30,0
19,1
9,8
23,5
60,5
Ya
70,0
80,9
90,2
76,5
39,5
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
26,3
25,3
15,6
24,7
63,2
Ya
73,8
74,7
84,4
75,3
36,8
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya,Tercemar
6,3
25,9
19,7
19,8
23,7
Tidak tercemar
93,8
74,1
80,3
80,2
76,3
5.4 Perilaku BABS
Ya, BABS
46,3
40,7
37,7
43,2
68,4
Tidak
53,8
59,3
62,3
56,8
31,6
Variabel
CLUSTER
Jawaban 0
1
2
3
4
1. SUMBER AIR 1.1 Sumber air terlindungi
Tidak
2,5
13,6
10,7
14,8
5,3
32,5
41,4
63,9
39,5
100,0
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Ya
1.3 Kelangkaan air
Ya
18,8
28,4
20,5
32,1
34,2
2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak
48,8
42,6
45,1
18,5
,0
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Ya
100, 0
96,3
94,1
100,0
100,0
2.3 Pencemaran karena SPAL
Ya
68,8
69,8
75,4
50,6
92,1
Tidak Tidak memadai Tidak tepat waktu Tidak diolah
91,3
86,4
72,1
81,5
100,0
100, 0 100, 0
,0
85,7
50,0
,0
,0
85,7
50,0
,0
58,8
39,5
60,7
46,9
97,4
3,8
12,3
4,1
21,0
5,3
46,3
46,3
35,2
58,0
84,2
45,0
36,4
29,5
34,6
73,7
36,3
30,9
20,5
38,3
71,1
2. AIR LIMBAH DOMESTIK
3. PERSAMPAHAN 3.1 Pengelolaan sampah 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah 3.4 Pengolahan sampah setempat
4. GENANGAN AIR 4.1 Adanya genangan air
Ya
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT 5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
80
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS
Ya, tercemar Ya, BABS
30,0
19,1
9,8
23,5
60,5
26,3
25,3
15,6
24,7
63,2
6,3
25,9
19,7
19,8
23,7
46,3
40,7
37,7
43,2
68,4
Tabel 2. Kalkulasi Indeks Risiko Sanitasi Variabel
1. SUMBER AIR
Bobot
CLUSTER 0
18
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
CLUSTER 4
28
29
30
43
1.1 Sumber air tercemar 1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
25% 1
3
3
4
1
25% 8
10
16
10
25
1.3 Kelangkaan air
50% 9
14
10
16
17
73
70
72
56
64
33% 16
14
15
6
-
33% 33
32
31
33
33
33% 23
23
25
17
31
88
31
76
57
49
3.1 Pengelolaan sampah 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
25% 23
22
18
20
25
25% 25
-
21
13
-
25% 25
-
21
13
-
3.4 Pengolahan setempat
25% 15
10
15
12
24
4
12
4
21
5
100% 4
12
4
21
5
35
28
38
61
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 2.3 Pencemaran karena SPAL
3. PERSAMPAHAN.
4. GENANGAN AIR. 4.1 Adanya genangan air 5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI
33
81
5.1 CTPS di lima waktu penting 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
25% 12
12
9
15
21
6% 3
2
2
2
5
6% 2
2
1
2
4
6% 2
1
1
1
4
6% 2
2
1
2
4
25% 2
6
5
5
6
25% 12
10
9
11
17
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
CLUSTER 4
CLUSTER
18
28
29
30
43
-
73
70
72
56
64
-
88
31
76
57
49
-
4
12
4
21
5
-
33
35
28
38
61
-
177
208
202
223
-
5.4 Perilaku BABS
Tabel 3. Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi
Variabel 1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR. 5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI
CLUSTER 0
215
Tabel 4. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi Batas Nilai Risiko Keterangan Total Indeks Risiko Max 223 Total Indeks Risiko Min 177 Interval 12 Katagori Area Berisiko Batas Bawah Batas Atas Kurang Berisiko 177 189 Berisiko Sedang 190 201 Risiko Tinggi 202 214 Risiko Sangat Tinggi 215 226
82
Tabel 5. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko CLUSTER CLUSTER 4 Songan A Songan B CLUSTER 0 Binyan Ulian Mangguh Banua Bonyoh Serahi Manikliyu Awan Belanga Pengejaran Selulung Daup Siakin Landih
NILAI IRS 223
SKOR EHRA 4
215
4
CLUSTER 2 Demulih Susut Selat Sulahan Bunutin Bangli Tamanbali Bebalang Cempaga Kubu Kayubihi Pengotan Bunutin Kintamani Katung Kedisan Abangsongan Kutuh Pinggan
208
3
CLUSTER 3 Abuan SUSUT Pengiangan Kawan
202
3
83
Jahem Tembuku Yangapi Undisan Bangbang Peninjaoan Buahan Terunyan Belandingan CLUSTER 1 Apuan Tiga Pengelumbaran Mengani Langgahan Lembean Bayung Cerik Belancan Abuan Kintamni Sekaan Bayung Gede Sekardadi Suter Abangdinding Batur Selatan Batur Tengah Batur Utara Kintamani Belantih Gunung Bau Batukaang Catur Satra Dausa Bantang Sukawana
177
1
Subaya
84
85