Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013
LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BATANG HARI
KABUPATEN BATANG HARI AGUSTUS 2013 DISIAPKAN OLEH: POKJA SANITASI KABUPATEN BATANG HARI
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas selesainya penyusunan laporan studi EHRA di kabupaten Batang Hari tahun 2013. Studi EHRA merupakan studi tentang kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku masyarakat dalam suatu kawasan. Laporan Studi EHRA ini disusun sebagai bagian dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) kabupaten Batang Hari yang saat ini dalam tahap penyusunan. Peran strategis studi EHRA dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah menggambarkan kondisi sanitasi yang ada dalam kabupaten Batang Hari. Berdasarkan kondisi sanitasi yang disajikan dapat dilihat bagaimana kondisi sanitasi di kabupaten Batang Hari dan seberapa besar pengaruh program sanitasi yang sedang dan sudah dilaksanakan di kabupaten Batang Hari. Pelaksanaan studi EHRA ini terlaksana atas kerja sama antara tim penyusun dan semua stakeholder terkait baik pada tingkat kabupaten maupun provinsi Jambi. Secara khusus kepada masyarakat kabupaten Batang Hari yang telah berpartisipasi dalam mensukseskan studi EHRA ini. Dalam penyusunan ini kami meyakini adan ya kelemahan dalam metode maupun penyajian. Untuk ini kami harapkan sumbang saran dari berbagai pihak yang bersifat konstruksi dalam rangka penyempurnaan studi EHRA ini. Semoga hasil studi EHRA ini dapat dijadikan salah satu dasar perencanaan pembangunan sanitasi di kabupaten Batang Hari ke depan. Terima Kasih. Muara Bulian,
September 2013
Ketua POKJA Sanitasi Kab. Batang Hari
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 2
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Daftar Isi Ringkasan Eksekutif Bab 1: 1.1 1.2 1.3
Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Waktu Pelaksanaan Studi EHRA
Bab 2: 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Metodologi dan Langkah Studi EHRA Penentuantarget area survei (Klastering Kecamatan dan Desa/Kelurahan) Penentuan JumlahDesa/Kelurahan surve Penentuan Jumlah/besar responden Penentuan RT/RW dan responden di lokasi survei Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya
Bab 3: 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
Hasil Studi EHRA Informasi responden Pengelolaan sampah rumah tangga Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja Drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir Pengelolaan air minum rumah tangga Perilakuhigiene Kejadian penyakit diare Indeks Risiko Sanitasi (IRS)
Bab 4: 4.1 4.2 4.3
Penutup Kesimpulan Hambatan/Kendala Saran
Daftar Istilah Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Foto
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 3
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
RINGKASAN EKSEKUTIF (RE) Survey / Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan ( Environmental Health Risk Assesment ) yang dilaksanakan di Kabupaten Batang Hari yaitu sebanyak 34 desa ( 30 % ) dari 113 desa/kelurahan , Unit sampling utama adalah RT ( Rukun Tetangga )
yang dipilih secara proposional dan random
berdasarkan total RT dalam setiap Desa/Kelurahan minimal 40 responden. Yang menjadi responden dalam EHRA tahun 2013 adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah. Tabel 1. Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi Variabel
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
55
48
44
42
189
52
45
61
28
187
79
47
71
95
292
7
51
65
44
167
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
42
41
35
45
164
Jumlah
237
233
276
253
999
1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR.
CLUSTER 4
Jumlah
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa indeks risiko sanitasinya yang tertinggi adalah persampahan dengan skor sebesar 292 kemudian diikuti Sumber Air sebesar 189, Air Limbah Domestik sebesar 187 , Genangan Air sebesar 167 dan persentase terkecil adalah Perilaku Hidup bersih dan sehat sebesar 164. Tabel 2. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi Batas Nilai Risiko Total Indeks Risiko Max Total Indeks Risiko Min Interval Katagori Area Berisiko Kurang Berisiko Berisiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
Keterangan 276 233 11
Batas Bawah 233 245 257 268
Batas Atas 244 256 267 279
Berdasarkan kategori daerah beresiko sanitasi untuk kluster 3 dengan nilai 276 termasuk area beresiko tinggi ( warna merah ), untuk kluster 4 dengan nilai 253 termasuk area beresiko sedang ( warna STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 4
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 biru ) dan kluster 1 dengan nilai 237 dan kluster 2 dengan nilai 233 maka kluster 1 dan kluster 2 termasuk kategori area kurang beresiko ( warna Hijau ) Gambar 1. : Grafik Indeks Risiko Sanitasi ( IRS )
Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Batang Hari tahun 2013 300 35
250 200 150
42 7 79
45
41
65 44
51
50
52 55
95
45
61
48
44
4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN.
71 47
100
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR
28 42
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
CLUSTER 4
Indeks resiko Sanitasi Persampahan terbanyak adalah pada klaster 4 sebesar 95, kemudian diikuti klaster 1 adalah 79, klaster 3 sebesar 71 dan persentase terkecil adalah klaster 2 sebesar 47. Kemudian Sumber air skor indeks resiko sanitasi tertinggi pada klaster 1 , diikuti klaster 2,3 dan klaster 4, Air limbah Domestik skor indeks resiko sanitasi tertinggi adalah klaster 3 sebesar 61 diikuti oleh klaster 1 sebesar 52,klaster 2 sebesar 45 dan persentase terkecil adalah klaster 4 sebesar 28. Genangan Air adalah indeks risiko sanitasi yang paling rendah di mana skor tertinggi adalah klaster 3 sebesar 65, kemudian diikuti klaster 2 sebesar 51 dan persentase terkecil adalah klaster 4sebesar 44 dan klaster 1 sebesar 7.Untuk Perilaku Hidup bersih sehatr skor tertinggi pada klaster 4 sebesar 45, diikuti klaster 1 sebesar 42, klaster 2 sebesar 41 dan persentase terkecil adalah klaster 3 sebesar 35. Dapat disimpulkan bahwa indeks resiko tertinggi sebagai berikut : 1. Persampahan 2. Sumber air 3. Air Limbah Domestik 4. Genangan Air 5. Perilaku hidup bersih dan sehat STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 5
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Bab 1 :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Environmental Health Risk Assessment Studyatau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke kelurahan. Kabupaten/Kota dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda 3. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa 4. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektor-sektor pemerintahan secara eksklusif 5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan/desa 1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dan manfaat dari studi EHRA adalah: 1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan 2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi 3. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survey yang handal 4. menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Batang Hari. Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Batang Hari. Selanjutnya, data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Batang Hari dan juga menjadi masukan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi Kabupaten.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 6
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
1.3 Waktu Pelaksanaan Studi Ehra Pelaksanaan Studi Ehra dilaksanakan di 34 desa/kelurahan 385 RTyang ada di Kabupaten Batang Hari. Waktu pelakasanaan survey dapat dilihat pada tabel dibawah ini
JADWAL PELAKSANAAN STUDI EHRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANG HARI NO
URAIAN
JADWAL KEGIATAN 11 April 2013
Tempat
1
Kick of meeting
2
pelatihan Supervisor dan Koordinator puskesmas
25 April 2013
Aula Dinas Kesehatan
3
Pengklusteran desa
2 Mei 2013
Dinas Kesehatan
4
Pelatihan Enumerator
8 Mei 2013
Aula PKK batang Hari
5
Pelaksanaan Studi Ehra
9 mei 2013 - 15 mei 2013
34 desa yang terpilih
6
Pelatihan Entri Data
15 mei 2013
Dinas Kesehatan
7
Entri Data
16 mei -25 mei 2013
Bappeda / Dinas Kesehatan
8
Analisa Data
27 mei 2013
Bappeda / Dinas Kesehatan
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Ket
Bappeda
Page 7
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Bab 2 :
METODOLOGI DAN LANGKAH EHRA 2013
EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang dipilih secara kolaboratif oleh Pokja PPSP dan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari . Enumerator untuk pelaksanaan studi Ehra sebanyak 136 orang dengan setiap desa sebanyak 4 enumerator yang terdiri dari 1 orang bidan desa dan 3 orang kader aktif. Untuk Tingkat pendidikan, enumerator yang berpendidikan SD 6 orang, SMP /MTS 30 orang, SMA/SMK 53 orang, Diploma (1/2/3) 39 orang dan berpendidikan sarjana sebanyak 5 orang. Sementara Sanitarian bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Sebelum turun ke lapangan, para sanitarian dan enumerator diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 1 ( satu ) hari. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator uji coba lapangan dan diskusi perbaikan instrumen. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga).Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey.Jumlah sampel RT per Desa/Kelurahanminimal 8 RT dan jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden.Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan adalah 40 responden. Yang menjadi responden adalah Ibu atau anak yang sudah menikah, dan berumur antara 18 s/d 60 tahun. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 30-45 menit. Panduan diuji kembali dalam hari kedua pelatihan enumerator dengan try out ke lapangan. Untuk mengikuti standar etika, informed consent wajib dibacakan oleh sanitarian sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Tim dari Dinas Kesehatan dan Bappeda Kabupaten Batang hari . Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Tim Fasilitatoryang telah terlatih dari PIU Advokasi dan Pemberdayaan. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada struktur kuesioner dan perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi yakni program EPI Info dan SPSS. Untuk quality control, timspot check mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Tim spot check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar terjadi dengan standar yang ditentukan. Quality controljuga dilakukan di tahap data entri. Hasil entri dire-check kembali oleh tim Pokja PPSP. Sejumlah 5% entri kuesioner diperiksa kembali. STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 8
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Kegiatan Studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan tidak hanya bisa dilaksanakan oleh Pokja Kabupaten/Kota semata. Agar efektif, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim EHRA sebagai berikut: 1. Penanggungjawab
: Pokja Kabupaten Batang Hari
2. Koordinator Survey
: Pokja - Dinas Kesehatan
3. Anggota
: BAPPEDA, BPMPD, Perkotaan, LH
4. Koordinator wilayah/kecamatan
: Kepala Puskesmas
5. Supervisor
: Sanitarian Puskesmas
6. Tim Entry data
: Dinas Kesehatan dan Bappeda
7. Tim Analisis data
: Pokja Kabupaten Batang hari
8. Enumerator
: Bidan Desa dan Kader aktif Desa/Kelurahan
2.1
Penentuan Target Area Survey Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang
dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Batang Hari mengingat area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut: 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa. 2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut: (∑ Pra-KS + ∑ KS-1) Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% ∑ KK
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 9
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat 4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut. Untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi dan keadaan desa / kelurahan yang sebenarnya maka data tentang kriteria desa / kelurahan yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP didapatkan langsung dari Camat yang merupakan pemegang pemerintahan tertinggi di Kecamatan. Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Batang Hari menghasilkan katagori klaster sebagaimana dipelihatkan pada tabel 1 .Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kabupaten Batang hari. Tabel 1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko Katagori Klaster
Kriteria
Klaster 0
Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko.
Klaster 1
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 2
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 3
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 4
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klastering wilayah di Kabupaten Batan Hari
menghasilkan katagori klaster sebagaimana
dipelihatkan pada tabel 2 . Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 10
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Tabel 2. Hasil klastering desa/ kelurahan di Kabupaten Batang Hari Klaster 0
1
Jumlah Desa / Kelurahan 0 Desa /Kelurahan ( 0 Kecamatan ) 23 desa / kelurahan 7 kecamatan
Kecamatan -
Batin XXIV
Muara Bulian
Mersam Muara Tembesi Pemayung Bajubang
Marosebo Ilir
2
43 Desa / Kelurahan 7 Kecamatan
Desa / Kelurahan
Bajubang Pemayung
Muara Tembesi
Mersam
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Simpang Jelutih Simpang Karmeo Terentang Baru Bulian Baru Sungai Buluh Kilanggan Singkawang Tenam Belanti Jaya Tapah Sari Jebak Sungai Pulai Awin Ladang Peris Pompa Air Mekar Jaya Sungkai Petajen Bulian Jaya Kehidupan Baru Tidar Kuranji Karya Mukti Bukit Sari Penerokan Jembatan Mas Kubu Kandang Tebing Tinggi Teluk Ketapang senaning serasah Kuap Ture Pulau Batung Lopak Aur Olak Rambahan Kaos Simpang kubu kandang Tanjung Marwo Ampelu Mudo Pelayangan Pulau Kembang Tanjung Benteng Rendah
Page 11
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Muara Bulian
BatinXXIV
Marosebo ULU
3
35 desa / kelurahan 8 kecamatan
Marosebo Ilir Bajubang Pemayung
Muara Tembesi
Mersam
BatinXXIV
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Teluk Melintang Pematang Gadung Sengkati Baru Simpang Rantau Gedang Bukit Harapan Bukit Kemuning Rengas Condong Simpang Terusan Sridadi Rambahan Rantau Puri Paku Aji Hajran Koto Boyo Jangga Aur Jangga Baru Simpang Sungai Rengas Rengas IX Buluh Kasab Kampung Baru Padang kelapo Kembang seri Batu Sawar Danau Embat Bungku Batin Lubuk Ruso Selat Teluk Pulau Raman Sukaramai ampelu Pasar Muara Tembesi Rantau Kapas Mudo Rantau Kapas Tuo Kembang Paseban Mersam Sengkati Gedang sungai Puar Rantau Gedang Sengkati kecil Durian Luncuk Olak Besar Jelutih Aur Gading Muara Jangga Karmeo Mata Gual
Page 12
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Muara Bulian
Teratai Pasar Baru Olak Singoan Aro Bajubang Laut Pasar Terusan Malapari Napal Sisik Kembang seri
Marosebo Ulu
4
12 Desa / Kelurahan 5 Kecamatan
Marosebo Ilir Marosebo Ulu
Terusan Teluk Leban Peninjauan Tebing Tinggi Sungai Ruan Ilir Sungai Ruan Ulu Sungai Lingkar Muara Bulian Sungai Baung Kampung Baru Rambutan Masam Bajubang
Muara Bulian Muara Tembesi Bajubang
Hasil klastering wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Batang hari yang terdiri atas 113 desa menghasilkan distribusi sebagai berikut : 1. Cluster 0 = . 0 desa./kel 0 % 2. Cluster 1 = 23 desa./kel 20 % 3. Cluster 2 = 43 desa./kel 38 % 4. Cluster 3 = 35 desa./kel 31 % 5. Cluster 4 = 12 desa./kel 11 % TOTAL = 113 desa./kel 100 % Grafik 2.1Distribusi Desa Perklaster Untuk Penetapan Lokasi Study EHRA
DISTRIBUSI DESA PERKLASTER UNTUK PENETAPAN LOKASI STUDY EHRA 100 75 50 25
43 23
35 12
0 Cluster 1
Cluster 2
Cluster 3
Cluster 4
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 13
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
2.2
Penentuan Jumlah/Besar Responden Jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil sebesar 40 responden.Sementara itu jumlah
sampel RT per Kelurahan/Desa minimal 8 RT yang dipilih secara random dan mewakili semua RT yang ada dalam Kelurahan/Desa tersebut. Jumlah responden per Kelurahan/Desa minimal 40 rumah tangga harus tersebar secara proporsional di 8 RT terpilih dan pemilihan responden juga secara random, sehingga akan ada minimal 5 responden per RT . Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota digunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
Dimana:
n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2. Dengan jumlah populasi rumah tangga sebanya 58.761 KK maka jumlah sampel minimum yang harus
dipenuhi adalah sebanyak 397. Namun demikian untuk keperluan keterwakilan desa/ kelurahan berdasarkan hasil klastering, Pokja Sanitasi Kabupaten Batang Hari metetapkan jumlah Desa/ kelurahan yang akan dijadikan target area survey sebanyak 30 ( tiga puluh ) % dari jumlah desa / kelurahan yang ada di Kabupaten Batang Hari Yaitu sebanyak 34 ( tiga puluh empat ) desa / kelurahan sehingga jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 34 X 40 = 1360 responden. 2.3
Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin di atas maka
selanjutnya ditentukan lokasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak 34 desa/ kelurahan secara random. Hasil pemilihan ke- 34 desa/ kelurahan disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut :
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 14
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Tabel 3. Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2013 Kabupaten Batang Hari No.
Klaster
1 2
0 1 1 1 1 1 1 1
0 Muara Tembesi Bajubang
2
Muara Bulian
3
2 2 2
Kecamatan
Pemayung Batin XXIV Maro Sebo Ilir
4
5
8
Muara Tembesi Mersam
11
Pemayung Batin XXIV MSU Muara Bulian Muara Tembesi
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7
9 10
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
Kelurahan / Desa
Pemayung Batin XXIV Muara Bulian Muaro Sebo Ulu
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
0 Ds. Jebak Ds. Mekar Jaya Ds. Ladang Peris Ds. Awin Ds. Simpang Jelutih Ds.Tidar Kuranji Ds. Kehidupan Baru Kel. Rengas Condong Ds.Pelayangan Rambahan Ds. Pelayangan Ds.Pematang Gadung Ds. Kembang Tanjung Ds. Teluk melintang Ds. Bukit Kemuning Kel. Jembatan Mas Ds. Ture Ds. Hajran Ds. Jangga Baru Ds. Buluh Kasab Ds. Rengas IX Kel. Pasar Baru Ds. Aro Ds. Olak Kel. Suka Ramai Kel.Pasar muara Tembesi Ds.Ampelu Ds. Lubuk ruso Ds. Selat Ds. Teluk Ds. Olak besar Kel. Muara Bulian Ds. Sungai Baung Ds. Teluk Leban Ds. Sungai Lingkar
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
0 11 14 14 10 3 18 14
Jumlah Sampel RT 0 6 8 8 8 3 8 8
Jumlah Responde n 0 40 40 40 40 40 40 40
28
8
40
10 8
8 8
40 40
10
8
40
12 4 9 21 9 3 25 6 5 10 5 3 13
8 4 8 8 8 3 8 6 5 8 8 3 8
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
5 8 10 13 15 6 31 12 12 8
5 8 8 8 8 6 8 8 8 8
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Jumlah lRT
Page 15
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
2.4
Penentuan RW/RT Dan Responden Di Lokasi Survei Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah RT. Karena itu, data RT per
RW per kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum memilih RT. Pemilihan RT per kelurahan adalah 8 (delapan) RT untuk desa / kelurahan yang RTnya sama dengan 8 atau lebih. Rumah tangga/responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Untuk menentukan RT/RW di lokasi terpilih, adalah sebagai berikut: a. Urutkan RT per RW per desa/kelurahan. b. Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah total RT total dan jumlah yang akan diambil. Contohnya adalah sebagai berikut : Jumlah total RT kelurahan : 58 Jumlah RT yang akan diambil : 8 Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang diambil. AI = 58/8 = 7,25 dengan pembulatan maka diperoleh AI = 7 c. Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambilah secara acak angka antara 1 – 7 (angka random). Sebagai contoh, angka random (RT1) yang diperoleh adalah 3. d. Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + 7= 10 dst.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 16
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Bab 3 :
Hasil Studi EHRA
3.1. Informasi Responden a. Kelompok Umur Responden Responden dalam pelaksanaan study EHRA ini adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berusia antara 18-60 tahun, berikut kelompok umur responden study EHRA Kabupaten Batang Hari tahun 2013. b. Status Rumah yang ditempati Responden Berdasarkan status rumah yang ditempati oleh responden sebagian besar adalah rumah milik sendiri, c. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Responden sebagian besar tamatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) , SMA dan hanya beberapa responden yang memiliki tingkat pendidikan Perguruan Tinggi/Akademi yang umumnya ditemui di desa/kelurahan. d. Kepemilikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) Respondes yang yang ditanya sebanyak 80,7 % tidak mempunyai SKTM dan hanya 19,3 % yang memounyai SKTM, e.
Kepemilikan Askeskin
Kepemilikan Askeskin hanya sebanyak 33,9 % dan sebanyak 66,1 % tidak memiliki Askeskin. 3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 1. Kondisi sampah di lingkungan rumah tangga
Kondisi permasalahan persampahan di lingkungan rumah tangga pada masing-masing klaster berdasarkan survey study EHRA di Kabupaten Batang Hari 2. Pengelolaan sampah rumah tangga
Dari hasil study EHRA di empat klaster kecamatan terkait pengelolaan sampah di rumah tangga yang menunjukan sebagian responden mengelola sampah dengan cara dibakar dan sebagian kecil lainnya dikumpulkan kemudian dibawa ke TPA oleh petugas kebersihan, dibuang ke kebun, sungai, dikubur kedalam lubang ditanah dan didaur ulang oleh kolektor informal.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 17
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Gambar 3.1 Grafik Pengelolaan Sampah
PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN CLUSTER DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 .4 2.1 2.1 .4
100.0 90.0 80.0
3.5 10.0 2.7 6.2
1.0 5.8 11.1 .3
2.5 16.9 1.3 2.5
2.0 8.0 4.9 2.8
70.0
Lain-lain Dibuang ke lahan kosong & dibiarkan membusuk Dibiarkan membusuk
60.0 50.0
92.1 71.9
40.0
78.5
66.9
77.4
30.0
Dibuang ke sungai Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah
20.0 10.0 1.4
2.1
1.8
Cluster 1
Cluster 2
Cluster 3
0.0
8.8
2.7
Cluster 4
Total
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Hasil Pengamatan : Terlihat pada grafik di atas untuk pengelolaan sampah rumah tangga yang terbanyak yaitu dengan dibakar sebesar 77,4 %, kemudian diikuti dengan dibuang ke sungai sebesar 8.0 % , lalu dibuang ke dalam lubang tetapi tidakditutup dengan tanahsebesar 4,9 % ,dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah sebesar 2,8 %, dikumpulkan dan di buang ke TPS sebesar 2,7 %, dibuang ke lahan kosong / kebun / hutan dan dibiarkan membusuk adalah sebesar 2 %, dikumpulkan oleh kolektor adalah 1,3 % , lain lain sebesar 0,7 %, tidak tahu sebesar 3 %, dan dibiarkan membusuk sebesar 0,1 % ,,namun persentase yang terbesar pengelolaan sampah dengan cara dibakar adalah pada klaster 1 kemudian klaster 3 , klaster 2 dan kluster 4.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 18
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Gambar 3.2 : Grafik Perilaku Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga
PRAKTIK PEMILAHAN SAMPAH OLEH RUMAH TANGGA DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
55.6 80.9
95.2
95.7
79.1
Tidak Ya
44.4 19.1 Kluster 1
4.8 Kluster 2
Kluster 3
4.3 Kluster 4
20.9 Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari Grafik di atas maka diketahui bahwa praktik pemilahan sampah oleh Rumah Tangga di Kabupaten Batang Hari tahun 2013 sebanyak 79,1 % tidak melakukan pemilahan sampah dan hanya 20,9 % yang melakukan pemilahan samapah rumah tangga.Sedangkan untuk Kluster yang melakukan pemilahan sampah terbanyak dilakukan di kluster 2 sebesar 44 %, kemudian kluster 1 sebesar 19,1 % , lalu kluster 3 sebesar 4,8 % dan kluster 4 sebesar 4,3 %. 3.3
Pembuangan Air Kotor / Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Berdasarkan study EHRA yang dilaksanakan terkait Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia
terbagi atas beberapa item penilaian antara lain ; 1.) Tempat Buang Air Besar/BAB
Sebagian besar responden menyatakan melakukan aktifitas buang air besar di jamban pribadi dan sebagian kecil lainnya masih buang air besar di sungai , di MCK/WC umum dan sisanya wc helikopter. ini menunjukan kesadaran masyarakat untuk buang air besar tidak disembarang tempat masih kurang terkait dengan faktor kebiasaan masyarakat untuk buang air besar sembarangan. Kebiasaan ini biasanya ditemui di daerah yang berdekatan atau dilalui sungai dan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang rendah ini dapat terlihat pada grafik dibawah ini .
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 19
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Gambar 3.3 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar
PERSENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 A. Jamban pribadi 1% 1% 1% 4% 2%
B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut
18% 3%
E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got
7%
63%
G. Ke lubang galian H. Lainnya, I. Tidak tahu
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari grafik di atas maka diketahui bahwa tempat buang air besar terbanyak adalah menggunakan jamban pribadi sebesar 63 % selanjutnya diikuti dengan BAB di sungai sebanyak 18 %, selanjutnya BAB di MCK / WC umum sebesar 7 %, lalu ke wc helikopter sebesar 3 %. Sedangkan untuk tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Batang Hari terbesar mengunakan tangki septic sebesar 50 %, tidak tahu sebesar 25 %, lalu cubluk atau lobang tanah sebesar 19 % dan ke sungai 3%, ini dapat dilihat pada gambar 3.4 grafik penyaluran akhir tinja 2)
Tempat penyaluran buangan akhir tinja untuk tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Batang Hari terbesar mengunakan tangki septic
sebesar 50 %, tidak tahu sebesar 25 %, lalu cubluk atau lobang tanah sebesar 19 % dan ke sungai 3%, ini dapat dilihat pada gambar 3.4 grafik penyaluran akhir tinja
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 20
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Gambar 3.4 : Grafik Penyaluran Akhir Tinja
TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 Tangki septik Pipa sewer 25%
Cubluk/lobang tanah 50%
0% 0% 3%
1%
Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai
19%
Kolam/sawah Kebun/tanah lapang
2% Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
3)
Waktu Pengurasan Tangki Septik Hanya sebagian kecil (4,4 ) masyarakat yang menggunakan tangki septik yang pernah melakukan
pengurasan tangki septik dan hampir seluruh responden ( 89,2 % ) tidak tahu dan tidak pernah melakukan pengurasan tangki septik.Sedangkan untuk kluster waktu terakhir pengurasan tanki septic pada kluster 1 sebanyak 87,9 % tidak pernah menguras tanki septic, di kluster 2 sebanyak 88,7 %, di kluster 3 sebanyak 94,7 % dan di kluster 4 sebanyak 77,9 % Gambar 3.5. Waktu Terakhir Pengurangan Tangki Septick
WAKTU TERAKHIR PENGURASAN TANKI SEPTIK DI KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Tidak tahu 100.0
0.0
5.6
4.3
4.2
3.8
Lebih dari 10 tahun
80.0 60.0
87.9
88.7
77.9 94.9
89.2
40.0
Lebih dari 5-10 tahun yang lalu 1-5 tahun yang lalu 0-12 bulan yang lalu
20.0 9.1 0.0
Tidak pernah
2.1
.4
12.6
Kluster 1 Kluster 2 Kluster 3 Kluster 4
4.4 Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 21
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 4). Praktek pengurasan Tanki Septik Gambar 3.6 : Praktik Pengurasan Tanki septic
PRAKTIK PENGURASAN TANKI SEPTIK BERDASARKAN CLUSTER DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013
100.0
9.5 0.0
37.5
80.0
40.8
50.0 83.3
60.0 40.0
9.1 13.6
50.0
20.0 0.0
12.5 0.0 Kluster 1
27.3 Kluster 2
Dikosongkan sendiri
16.9 7.0
90.5 16.7 0.0 Kluster 3
Tidak tahu
Membayar tukang Layanan sedot tinja
35.2 Kluster 4
Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Di Kabupaten Batang Hari sebanyak 40,8 % tidak tahu Praktik Pengurasan Tanki septic dan 35,2 % tanki septic nya dikuras oleh layanan sedot tinja. Lalu sebanyak 16,9 % tanki septiknya di kuras sendiri dan sebanyak 7 % dikuras oleh tukang.
Gambar 3.7 : Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
TANKI SEPTIK SUSPEK AMAN DAN TIDAK AMAN DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 100.0 50.0 0.0
86.3
83.3
13.8
16.7
Kluster 1
Kluster 2
63.2
65.0
75.6
36.8
35.0
24.4
Kluster 3
Kluster 4
Total
Suspek aman Tidak aman
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari grafik di atas kualitas tangki septic suspek aman yang terbesar persentasenya adalah klaster 1 sebesar 86,5 % kemudian diikuti klaster 2 sebesar 83,3 %, klaster 3 yaitu sebesar 63,2 % dan persentase terkecil dari kualitas tangki septic suspek aman adalah klaster 4 sebesar 65,0 %. STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 22
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Sedangkan untuk kualitas tangki septic tidak aman persentase terbesar adalah klaster 3 sebesar 36,8 % kemudian diikuti klaster 4 adalah sebesar 35 %, klaster 2 sebesar 16,7 % dan persentase terkecil dari kualitas tangki septic tidak aman klaster 1 yaitu sebesar 13,8 %. 3.4. Drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir. 1. Rumah Tangga yang pernah Mengalami Banjir Gambar 3.8: Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir
Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 Tidak tahu
120.0 100.0
.4 1.1
13.8
1.3
17.5
80.0 20.4
60.0 40.0
25.6
53.6
7.8 26.8
Sekali atau beberapa dalam sebulan Beberapa kali dalam Sekali dalam setahun
96.1 53.1
59.2
Kluster 4
Total
57.1
20.0
38.3
Tidak pernah
0.0 Kluster 1
Kluster 2
Kluster 3
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari grafik di atas terlihat bahwa persentase tebanyak adalah tidak pernah banjir yaitu sebesar 59,2%,kemudian diikuti oleh frekuensi banjir sekali dalam setahun yaitu sebesar 26,8 % ,tidak tahu sebesar 7,8 % 2. Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin Frekuensi terbesar adalah tidak pernah banjir adalah klaster1sebesar 96,1 % diikuti oleh klaster 2 yaitu sebesar 57,1 % , klaster 4 yaitu sebesar 53,1 % dan persentase terkecil tidak pernah banjir adalah klaster yaitu sebesar 38,3 %. Grafik berikut menggambarkan persentasse kejadian banjir yang rutin di setiap klaster.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 23
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Gambar 3.9 : Rumah Tangga yang mengalami Banjir Rutin
100.0 80.0
51.6
60.0
86.5
100.0
86.7
71.5
Tidak Ya
40.0
48.4
20.0
13.5
0.0
0.0
Kluster 1
13.3
Kluster 2
Kluster 3
Kluster 4
28.5 Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari Gambar diatas maka diketahui bahwa sebanyak 28,5 % rumah tangga mengalami banjir rutin dan yang terbanyak rumah tangga yang mengalami banjir adalah kluster 3 sebanyak 48,4 % , lalu kluster 4 sebesar 13,3 5. Sedangkan Persentase rumah tangga yang tidak pernah mengalami banjir adalah 71,5 % dengan kluster 1 sebanyak 100 %, kluster 4 sebesar 86,7 %, kluster 3 sebesar 13,3 % dan kluster 2 sebesar 48,4 %. Gambar 3.10 : Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir
Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
4.3
14.3
33.3
19.6 Tidak tahu
50.0
Lebih dari 1 hari
0.0 33.3
93.9
Satu hari
71.4 75.9
Antara 1 - 3 jam
46.7 33.3
Kurang dari 1 jam 1.7 0.0
Kluster 1
Setengah hari
Kluster 2
0.0 Kluster 3
0.0 4.8 Kluster 4
1.0 Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari gambar diatas diketahui bahwa lama air menggenang jika terjadi banjir sebanyak 75,9 % lebih dari 1 hari , sedangkan lama air menggenang di kluster 1 terbanyak adalah lebih dari 1 jam 33,3 %, kurang dari 1 jam 33,3 % dan tidak tau sebanyak 33,3 % , kluster 2 yang terbanyak tidak tahu lama air tergenang sebanyak 50 %, dan lebih dari 1 hari air tergenang sebanyak 46,7 %, lalu di kluster 3 lama air menggenang STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 24
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 lebih dari 1 hari sebanyak 93,9 %, sedangkan di kluster 4 lama air menggenang jika terjadi banjir libih dari satu hari sebanyak 71,4 %. Gambar 3.11 : Grafik Genangan Di Sekitar Rumah
LOKASI GENANGAN DI SEKITAR RUMAH E. Lainnya
9.3
D. Di dekat bak penampungan
26.4
C. Di dekat kamar mandi
23.0
B. Di dekat dapur
Persentase 41.5
A. Dihalaman rumah
59.6 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari Gambar diatas maka diketahui bahwa lokasi genangan disekitar rumah yang terbanyak di halaman rumah sebanyak 59,6 %, di dekat dapur sebanyak 41,5 %, di dekat bak penampungan sebanyak 26,4 %, di dekat kamar mandi 23 % dan lainnya 9,3 %. 3.5 Rumah tangga memiliki SPAL Sebagiaan besar responden disetiap klaster lokasi penilaian study EHRA tidak mempunyai SPAL yaitu 76 % dari seluruh responden tidak memiliki SPAL. Grafik berikut menggambarkan persentse kepemilikan SPAL di lokasi desa/kelurahan survey study EHRA Kabupaten Batang Hari. Gambar 3.12 : Grafik Persentase Kepemilikan SPAL
Persentase kepemilikan SPAL Di Kab Batang Hari Tahun 2013 24% Ya Tidak ada 76%
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 25
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Gambar 3.13 : Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga
AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA BEDASARKAN CLUSTER 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
95.4
79.2
82.5
84.1
84.4
Tidak Ada Genangan Ada Genangan
4.6 Kluster 1
20.8 Kluster 2
17.5
15.9
15.6
Kluster 3
Kluster 4
Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Pada gambar 3.13 maka diketahui bahwa akibat tidak memiliki SPAL Rumah Tangga sebanyak 84,1 % tidak ada genangan dan sebanyak 15,9 % ada genangan.Pada kluster 1 sebanyak 95,4 % tidak ada genangan dan sebanyak 4,6 % ada genangan. Pada Kluster 2 sebanyak 79,2 % tidak ada genangan dan sebanyak 20,8 % terdapat genangan. Sedangkan pada kluster 3 sebanyak 82,5 % tidak ada genangan dan sebanyak 15,6 % ada genangan yang diakibatkan tidak memiliki saluran pembuangan air limbah.Pada kluster 4 sebanyak 84,4 % rumah tangga tidak ada genangan dan sebanyak 16,6 % ada genangan akibat tidak memiliki Saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Grafik 3.14 : Grafik Persentase SPAL yang berfungsi
PERSENTASE SPAL YANG BERFUNGSI BERDASARKAN CLUSTER DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
Tidak ada saluran 22.1 1.8
18.8 6.3
39.6
31.9
27.2
3.8
5.8
Tidak dapat dipakai, saluran kering
63.8
65.1
Tidak
8.8 73.6
72.9 49.6
Ya Kluster 1
Kluster 2
Kluster 3
Kluster 4
Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 26
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Sedangkan Grafik Saluran Pembuangan Air Limbah yang berfungsi maka diketahui sebanyak 65,1 % berfungsi , sebanyak 27,2 % tidak ada saluran. Sedangkan untuk kluster pada kluster 1 sebanyak 73,6 % Saluran pembuangan air limbah rumah tangganya berfungsi dan sebanyak 22,1 % tidak ada saluran. Pada kluster 2 sebanyak 72,9 % rumah tangga memiliki spal yang berfungsi, dan sebanyak 18,8 % tidak ada saluran. Untuk kluster 3 sebanyak 49,6 % memiliki saluran yang berfungsi dan sebanyak 39,6 % tidak ada saluran.Kluster 4 sebanyak 63,8 % memiliki saluran pembuangan air limbah yang berfungsi dan sebanyak 31,9 % tidak ada saluran.ini dapat dilihat pada grafik 3.14 Gambar 3.15 : Grafik Pencemaran SPAL
PENCEMARAN SPAL BERDASARKAN CLUSTER DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 100.0
4.6
16.3
11.3
16.3
12.4
83.7
88.7
83.8
87.6
Kluster 2
Kluster 3
Kluster 4
Total
80.0 60.0 40.0
95.4
Ada Pencemaran SPAL Tidak ada Pencemaran SPAL
20.0 0.0 Kluster 1
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari gambar 3.15 grafik pencemaran saluran pembuangan air limbah di Kabupaten Batang Hari diketahui bahwa sebanyak 87,6 % tidak ada pencemaran saluran pembuangan air limbah dan sebanyak 12,4 % ada pencemaran saluran pembuangan air limbah. Untuk Kluster 1 diketahui bahwa 95,4 % tidak ada pencemaran saluran pembuangan air limbah dan hanya 4,6 % ada pencemaran saluran pembuangan air limbah.Pada kluster 2 sebanyak 83,7% tidak ada pencemaran saluran pembuangan air limbah dan 16,3% terjadi pencematan saluran pembuangan air limbah. Pada kluster 3 sebanyak 88,7 % tidak ada pencemaran saluran pembuangan air limbah dan 11,3 % ada pencemaran saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Pada Kluster 4 sebanyak 83,8 % tidak terjadi pencemaran saluran air limbag rumah tangga dan sebanyak 16,3 % terjadi pencemaran saluran pembuangan air limbah.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 27
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 3.6 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Berikut gambaran pengelolaan air minum, masak, mencuci dan gosok gigi di are survey Study EHRA Kabupaten Batang Hari 2013. Gambar 3.16 : Grafik Akses terhadap Air bersih
Grafik Penggunaan Sumber Air di Kab. Batang Hari Tahun 2013 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 .9 .6 1.4 10.1 40.0 4.7 9.6 30.0 9.7 20.0 39.0 .1 .3 1.4 10.1 10.0 11.6 8.8 .7 0.0 .6 .7 .4 .1
58.9 57.1 57.2
60.0 18.8 18.2 18.1 4.4
4.4 4.3 4.2 3.5
54.6 18.8
12.7 4.8
4.7 4.6 16.4 4.6 4.5
4.3
4.1 3.8 4.1 3.5
9.9 17.4 9.4 7.7 14.7 6.3 5.6 5.7 4.6 1.3 1.4 1.3 .2 .4 0.0 .1 .4 .3
cuci piring dan gelas cuci pakaian gosok gigi masak minum
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 28
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Gambar 3.17 : Grafik Sumber Air Minum dan Masa
Grafik Sumber Air Minum dan Memasak 1 0.0 0.4 5.6 4.6 6.3 5.7 4.1 3.5 4.6 4.5
M. Air dari waduk/danau K. Air hujan I. Mata air terlindungi
18.8 16.4
4.2 3.5 .4 .1 .7 .7
E. Air kran umum -PDAM/PROYEK
10.1 8.8 4.7 1.4 11.6
C. Air Ledeng dari PDAM A. Air botol kemasan 0.0
20.0
MASAK MINUM
54.660.0
G. Air sumur gali terlindungi
39.0 40.0
60.0
80.0
100.0
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari gambar grafik sumber air minum dan masak diatas maka diketahui bahwa air yang dipergunakan untuk masak sebanyak 60 % adalah menggunakan air sumur gali , sebanyak 18,8 % air sumur gali tidak terlindungi, sebanyak 10,1 % dari air ledeng PDAM, sebanyak 6,3 % menggunakan air hujan, sebanyak 5,6 % dari air sungai untuk keperluan masak, sebanyak 4,7 % air isi ulang, sebanyak 4,6 % mata air terlindungi dan sebanyak 4,1 % mata air tidak terlindungi. Untuk Keperluan minum sebanyak 54,6 % menggunakan air sumur gali terlindungi,sebanyak 39 % menggunakan air isi ulang, sebanyak 16,4 % menggunakan air sumur gali tidak terlindungi untuk minum, sebanyak 11,6 % menggunakan air botol kemasan untuk minum, lalu 8,8 % menggunakan air ledeng dari PDAM sebangai air minum, lalu 5,7 % menggunakan air hujan, lalu 4,6 % menggunakan air sungai untuk minum. 3.7. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI 1. Kebiasaan memakai sabun Kebiasaan memakai sabun bagi ibu-ibu rumah tangga yang menjadi responden Study EHRA ditandai dengan penggunaan sabun pada aktivitas sehari-hari serta ketersediaan sabun di rumah. Berikut gambaran kebiasaan pemakaian sabun pada Rumah Tangga di lokasi study EHRA Kabupaten Batang Hari ,sebagian besar (64 %) ibu yang menjadi responden tidak menggunakan sabun di lima waktu penting dan hanya 36 % yang menggunakan sabun untuk CTPS di lima waktu penting.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 29
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Gambar 3.18 : Grafik CTPS di lima waktu penting
CTPS DI LIMA WAKTU PENTING
36% Tidak Ya 64%
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Gambar 3.19 : Grafik Waktu Melakukan CTPS
WAKTU MELAKUKAN CTPS DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 J. Lainnya I. Sebelum sholat H. Setelah memegang hewan G. Sebelum menyiapkan masakan F. Sebelum memberi menyuapi anak E. Setelah makan D. Sebelum makan C. Setelah dari buang air besar B. Setelah menceboki bayi/anak A. Sebelum ke toilet
1.8 67.6 73.6 54.9 51.9 Persentase
65.8 79.8 82.1 59.7 12.0 0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Waktu melakukan Cuci tangan pakai sabun di Kabupaten Batang hari sebanyak 82,1 % melakukan cuci tangan setelah buang air besar, sebanyak 79,8% melakukan cuci tangan pada saat sebelum makan, sebanyak 73,6 % setelah memeganh hewan, sebanyak 67,6 % sebelum sholat, sebanyak 65,8 % setelah makan, sebanyak 59,7 % setelah menceboki bayi/anak, sebanyak 54,9 % sebelum menyiapkan masakan, sebanyak 51,9 % sebelum member menyuapi anak dan sebanyak 12 % sebelum ke toilet. STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 30
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Gambar 3.20 : Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS
PERSENTASE PRAKTIK BABS DI KAB BATANG HARI TAHUN 2013 100.0 39.8
80.0
58.3
62.2
50.8
51.7
60.0
Tidak Ya, BABS
40.0
60.2 41.7
20.0
37.8
49.2
48.3
0.0 Kluster 1
Kluster 2
Kluster 3
Kluster 4
Total
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari gambar diatas makan diketahui persentase penduduk yang melakukan Buang Air Besar sembarangan sebanyak 51,7 % tidak melakukan Buang air besar sembarangan dan sebanyak 48,3 % melakukan BABS Untuk praktik BABS di kluster 1 sebanyak 58,3 % tidak melakukan BABS , dan sebanyak 41,7 % melakukan BABS, untuk kluster 2 sebanyak 39,8 % tidak melakukan BABS, sebanyak 60,2 % melakukan buang air besar sembarangan, untuk kluster 3 sebanyak 62,2 % tidak melakukan BABS dan sebanyak 37,8 % melakukan buang air besar sembarangan, pada kluster 4 sebanyak 50,8 % tidak melakukan BABS dan sebanyak 49,2 % melakukan buang air besar sembarangan. 3.8
Kejadian Penyakit Diare Kejadian Penyakit Diare yang pernah terjadi di Kab.Batang Hari yang paling banyak terjadi pada
anak anak balita yaitu 33,5 % . Hal ini terlihat dari Tabel hasil study EHRA dibawah ini
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 31
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
H. KEJADIAN PENYAKIT DIARE. Kluster Desa/Kelurahan 1 n
2
2
% .7
Kemarin
4
1 minggu terakhir
0
% 0.0
1.4
4
12
4.3
1 bulan terakhir
9
3 bulan terakhir
% 0.0
1.3
1
14
3.5
7.1
24
29
5.6
5.0
36
27
9.6
205
Tidak Ya
B. Anak-anak non balita
Tidak
C. Anak remaja lakilaki
Tidak
D. Anak remaja perempuan
Tidak
A. Anak-anak balita
% .8
.8
5
19
3.7
3.2
37
7
2.5
6 bulan yang lalu
14
Lebih dari 6 bulan yang lalu
Ya Ya
Ya
n
4
3
Tidak pernah
n
3 0
H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare
Hari ini
Total
n
n
% 5
.4
.6
14
1.0
10
6.3
55
4.0
6.0
13
8.1
83
6.1
19
4.8
4
2.5
59
4.3
6.9
13
3.3
6
3.8
69
5.1
32
6.2
38
9.5
30
18.8
127
9.3
73.2
363
69.8
283
70.9
96
60.0
947
69.7
55
73.3
106
67.5
77
66.4
36
56.3
274
66.5
20
26.7
51
32.5
39
33.6
28
43.8
138
33.5
67
89.3
117
74.5
98
84.5
54
84.4
336
81.6
8
10.7
40
25.5
18
15.5
10
15.6
76
18.4
70
93.3
139
88.5
107
92.2
60
93.8
376
91.3
5
6.7
18
11.5
9
7.8
4
6.3
36
8.7
68
90.7
146
93.0
110
94.8
64
388
94.2
7
9.3
11
7.0
6
5.2
0
100. 0 0.0
24
5.8
E. Orang dewasa lakilaki
Tidak
48
64.0
130
82.8
95
81.9
48
75.0
321
77.9
Ya
27
36.0
27
17.2
21
18.1
16
25.0
91
22.1
F. Orang dewasa perempuan
Tidak
58
77.3
119
75.8
79
68.1
45
70.3
301
73.1
Ya
17
22.7
38
24.2
37
31.9
19
29.7
111
26.9
3.9
Indeks Risiko Sanitasi
Dari keseluruhan aspek sanitasi yang telah dilakukan studi EHRA ini, maka terlihat indeks resiko sanitasi sebagaimana pada tabel dan grafik pada skala seluruh sampel kabupaten dan per klaster mengenai Indeks Risiko Sanitasi yang diperoleh dari hasil analisa data .
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 32
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Gambar 3.21 : Grafik Indeks Risiko Sanitasi ( IRS )
Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Batang Hari tahun 2013 300 35
250 42 7
200
79
150
41
45 44
52
50
55
4. GENANGAN AIR.
51
3. PERSAMPAHAN.
71 47
100
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
65
95
45
61
48
44
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR
28 42
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
CLUSTER 4
Sumber: Hasil Studi Ehra Dinas Kesehatan Kab Batang Hari tahun 2013
Dari grafik di atas bahwa Indeks Resiko Sanitasi Kab Batang Hari persentase tertinggi adalah klaster 3 sebesar 276, kemudian diikuti klaster 4 sebesar 253 , klaster 1 sebesar 237 dan klaster 2 sebesar 233. Dari semua klaster indeks resiko sanitasi yang terbesar adalah persampahan,kemudian diikuti Sumber air, air limbah domestik,genangan air dan persentase yang terkecil adalah perilaku hidup bersih sehat seperti tabel di bawah ini : Tabel 3. Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi
Variabel 1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR.
CLUSTER 1
CLUSTER CLUSTER CLUSTER 2 3 4
55
48
44
42
189
52
45
61
28
187
79
47
71
95
292
Jumlah
7
51
65
44
167
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
42
41
35
45
164
Jumlah
237
233
276
253
999
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 33
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Berdasarkan data di atas terlihat bahwa indeks risiko sanitasinya yang tertinggi adalah persampahan dengan skor sebesar 292 kemudian diikuti Sumber Air sebesar 189, Air Limbah Domestik sebesar 187 , Genangan Air sebesar 167 dan persentase terkecil adalah Perilaku Hidup bersih dan sehat sebesar 164. Tabel 4. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi Batas Nilai Risiko
Keterangan
Batas Bawah
Batas Atas
Total Indeks Risiko Max
276
Total Indeks Risiko Min
233
Interval Katagori Area Berisiko
11
Kurang Berisiko
233
244
Berisiko Sedang
245
256
Risiko Tinggi
257
267
Risiko Sangat Tinggi
268
279
Tabel 5. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko
CLUSTER CLUSTER 3 Danau Embat Bungku Batin Lubuk Ruso Selat Teluk Pulau Raman Sukaramai Ampelu Pasar Muara Tembesi Rantau Kapas Mudo Rantau Kapas Tuo Kembang Paseban Mersam Sengkati Gedang sungai Puar
NILAI IRS
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
SKOR EHRA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Page 34
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Rantau Gedang Sengkati kecil Durian Luncuk Olak Besar Jelutih Aur Gading Muara Jangga Karmeo Mata Gual Teratai Pasar Baru Olak Singoan Aro Bajubang Laut Pasar Terusan Malapari Napal Sisik Kembang seri CLUSTER 0 CLUSTER 4 Terusan Teluk Leban Peninjauan Tebing Tinggi Sungai Ruan Ilir Sungai Ruan Ulu Sungai Lingkar Muara Bulian Sungai Baung Kampung Baru Rambutan Masam Bajubang
CLUSTER 2 dan CULASTER 1 Simpang Jelutih Simpang Karmeo Terentang Baru Bulian Baru Sungai Buluh Kilanggan Singkawang Tenam Belanti Jaya Tapah Sari
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Page 35
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Jebak Sungai Pulai Awin Ladang Peris Pompa Air Mekar Jaya Sungkai Petajen Bulian Jaya Kehidupan Baru Tidar Kuranji Karya Mukti Bukit Sari Penerokan Jembatan Mas Kubu Kandang Tebing Tinggi Teluk Ketapang senaning Serasah Kuap Ture Pulau Batung Lopak Aur Olak Rambahan Kaos Simpang kubu kandang Tanjung Marwo Ampelu Mudo Pelayangan Pulau Kembang Tanjung Benteng Rendah Teluk Melintang Pematang Gadung Sengkati Baru Simpang Rantau Gedang Bukit Harapan Bukit Kemuning Rengas Condong Simpang Terusan Sridadi Rambahan Rantau Puri
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Page 36
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Paku Aji Hajran Koto Boyo Jangga Aur Jangga Baru Simpang Sungai Rengas Rengas IX Buluh Kasab Kampung Baru Padang kelapo Kembang seri Batu Sawar
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Page 37
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Bab 4 :
Penutup
Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment = EHRA) adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga.
Data yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai dengan tingkat kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Kabupaten/Kota sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih, penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SKK). Dari uraian yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya telah diuraikan hal-hal sebagai berikut : 1. Manfaat Studi EHRA dari aspek promosi dengan keterlibatan kader/ petugas kesehatan adalah sebagai pembelajaran bagaimana mengumpulan data dari rumah ke rumah serta mengetahui bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga , jamban keluarga , sumber – sumber air serta pilihan sarana CPTS . 2. Rencana pemanfaatan hasil Studi EHRA sebagai bahan advokasi pembangunan sanitasi di Kabupaten Batang Hari,manfaat Studi EHRA adalah untuk memahami kondisi sanitasi dan hyginitas serta perilakuperilaku masyarakat pada skala
rumah tangga serta pengembangan program sanitasi termasuk
advokasi di tingkat kabupaten sampai dengan tingkat kelurahan.Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Kabupaten sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih Sanitasi, penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten ( SSK ) 3. Studi EHRA ideal dilaksanakan secara berkala dan studi
pertama merupakan pengalaman atau
pembelajaran bagi hasil studi EHRA selanjutnya. Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti: A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: b. Sumber air minum, c. Layanan pembuangan sampah, d. Jamban, e. Saluran pembuangan air limbah. B. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM: a. Buang air besar b. Cuci tangan pakai sabun, c. Pengelolaan air minum rumah tangga, STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 38
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 d. Pengelolaan sampah dengan 3R e. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan)
Manfaat Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah input untuk Buku Putih, khususnya Bab 3.1, Bab 4.1, dan Bab 5 yaitu: a. Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan b. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi c. Menyediakan dasar informasi yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan Rekomendasi dan Saran Agar pelaksanaan studi EHRA lebih optimal, maka disarankan untuk melakukan beberapa hal, antara lain : 1. Pemilihan supervisor dan enemurator untuk melaksanakan Studi EHRA haruslah tepat. 2. Supervisor serta Enemurator harus memahami tata cara pelaksanaan survey, pemahaman kuesioner , tehnik wawancara dan pengamatan serta cara mengisi jawaban dengan benar, agar pengisian tidak terdapat kesalahan. 3. Supervisor menjamin proses pelaksanaan survey sesuai dengan kaidah dan metoda pelaksanaan Studi EHRA yang telah ditentukan serta berkoordinasi dengan Enemurator..
Dengan telah dilakukan studi EHRA ini semoga bisa memberi manfaat bagi semua SKPD dalam hal mengatasi dan memperbaiki masalah sanitasi lingkungan di Kabupaten Batang Hari khususnya.
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 39
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Lampiran
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 40
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Bab 3 : Hasil Studi EHRA Tabel 3.1 : Informasi Responden Kluster Desa/Kelurahan VARIABEL
KATEGORI
1 n
Kelompok Umur Responden
B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?
4
% 2.1
n 10
% 2.1
n
5
8
% 2.0
2
% 1.7
n 25
% 2.0
21 - 25 tahun
38
15.8
47
9.8
39
9.8
9
7.5
133
10.7
26 - 30 tahun
23
9.6
92
19.2
69
17.3
17
14.2
201
16.2
31 - 35 tahun
52
21.7
88
18.3
61
15.3
21
17.5
222
17.9
36 - 40 tahun
36
15.0
80
16.7
84
21.1
26
21.7
226
18.2
41 - 45 tahun
29
12.1
68
14.2
57
14.3
19
15.8
173
14.0
> 45 tahun
57
23.8
95
19.8
81
20.3
26
21.7
259
20.9
Milik sendiri
244
87.5
435
83.8
320
80.2
109
68.1
1108
81.7
Rumah dinas
1
.4
4
.8
6
1.5
0
0.0
11
.8
Berbagi dengan keluarga lain Sewa
0
0.0
2
.4
1
.3
8
5.0
11
.8
0
0.0
1
.2
4
1.0
5
3.1
10
.7
Kontrak
0
0.0
7
1.3
5
1.3
6
3.8
18
1.3
27
9.7
68
13.1
53
13.3
31
19.4
179
13.2
7
2.5
2
.4
10
2.5
1
.6
20
1.5
36
12.9
81
15.6
59
14.8
19
11.9
195
14.3
139
49.6
229
44.0
151
37.8
67
41.9
586
43.1
SMP
62
22.1
100
19.2
76
19.0
25
15.6
263
19.4
SMA
30
10.7
73
14.0
73
18.3
41
25.6
217
16.0
SMK
8
2.9
8
1.5
14
3.5
2
1.3
32
2.4
Universitas/Akademi
5
1.8
29
5.6
26
6.5
6
3.8
66
4.9
27
9.6
90
17.3
120
30.1
25
15.6
262
19.3
253
90.4
430
82.7
279
69.9
135
84.4
1097
80.7
63
22.5
182
35.0
152
38.1
64
40.0
461
33.9
Tidak
217
77.5
338
65.0
247
61.9
96
60.0
898
66.1
Ya
252
90.0
487
93.7
379
95.0
149
93.1
1267
93.2
Lainnya
B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak?
3
<= 20 tahun
Milik orang tua
B3. Apa pendidikan terakhir anda?
2
Total
Tidak sekolah formal SD
Ya Tidak Ya
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
n
Page 41
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Tidak
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
28
10.0
33
6.3
20
5.0
11
6.9
92
Page 42
6.8
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Tabel 3.2 : Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kluster Desa/Kelurahan 1 n 1.1 Sumber air terlindungi
2
Total 3
4
N
%
Sumber air tercemar
230
% 95.8
n 469
% 97.7
n 388
% 97.2
n 115
% 95.8
1202
97.0
Ya, Sumber air tidak tercemar
10
4.2
11
2.3
11
2.8
5
4.2
37
3.0
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Tidak Aman
115
47.9
300
62.5
185
46.4
64
53.3
664
53.6
Ya, Aman
125
52.1
180
37.5
214
53.6
56
46.7
575
46.4
1.3 Kelangkaan air
Mengalami kelangkaan air
93
38.8
81
16.9
61
15.3
11
9.2
246
19.9
147
61.3
399
83.1
338
84.7
109
90.8
993
80.1
Tidak pernah mengalami
Tabel 3.3 : Area Berisiko Air Limbah Domestik HasilStudi EHRA Kluster Desa/Kelurahan 1 n 2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak aman Suspek aman
2
Total 3
4
N
%
% 13.8
n
33
80
% 16.7
n 147
% 36.8
n 42
% 35.0
302
24.4
207
86.3
400
83.3
252
63.2
78
65.0
937
75.6
15
100.0
16
72.7
12
100.0
2
9.5
45
64.3
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Tidak, aman
0
0.0
6
27.3
0
0.0
19
90.5
25
35.7
2.3 Pencemaran karena SPAL
Tidak aman
104
43.3
226
47.1
186
46.6
48
40.0
564
45.5
Ya, aman
136
56.7
254
52.9
213
53.4
72
60.0
675
54.5
Ya, aman
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 43
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Tabel 3.4 : Area Berisiko Persampahan HasilStudi EHRA
Kluster Desa/Kelurahan 1 n
2
Total 3
4
n
%
233
% 97.1
n 458
% 95.4
n 388
% 98.0
n 105
% 87.5
1184
95.8
Ya, memadai
7
2.9
22
4.6
8
2.0
15
12.5
52
4.2
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai
2
66.7
1
9.1
1
100.0
1
100.0
5
31.3
Ya, memadai
1
33.3
10
90.9
0
0.0
0
0.0
11
68.8
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
2
66.7
2
18.2
0
0.0
1
100.0
5
31.3
Ya, tepat waktu
1
33.3
9
81.8
1
100.0
0
0.0
11
68.8
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah
210
87.5
313
65.2
345
86.5
109
90.8
977
78.9
30
12.5
167
34.8
54
13.5
11
9.2
262
21.1
3.1 Pengelolaan sampah
Tidak memadai
Ya, diolah
Tabel 3.5 : Area Berisiko Genangan Air HasilStudi EHRA Kluster Desa/Kelurahan 1 n 4.1 Adanya genangan air
Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
2
Total 3
4
n
%
17
% 7.1
n 244
% 50.8
n 258
% 64.7
n 53
% 44.2
572
46.2
223
92.9
236
49.2
141
35.3
67
55.8
667
53.8
Page 44
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Tabel 3.6 : Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi HasilStudi EHRA Kluster Desa/Kelurahan 1 n
2
Total 3
4
n
%
182
% 75.8
n 266
% 55.4
n 249
% 62.4
n 91
% 75.8
788
63.6
Ya
58
24.2
214
44.6
150
37.6
29
24.2
451
36.4
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
92
38.3
177
36.9
124
31.1
62
51.7
455
36.7
148
61.7
303
63.1
275
68.9
58
48.3
784
63.3
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS
5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
Ya Tidak
96
40.0
174
36.3
132
33.1
48
40.0
450
36.3
144
60.0
306
63.8
267
66.9
72
60.0
789
63.7
82
34.2
201
41.9
113
28.3
38
31.7
434
35.0
Ya, berfungsi
158
65.8
279
58.1
286
71.7
82
68.3
805
65.0
Tidak
137
57.1
163
34.0
157
39.3
43
35.8
500
40.4
Ya
103
42.9
317
66.0
242
60.7
77
64.2
739
59.6
22
9.2
62
12.9
33
8.3
16
13.3
133
10.7
Tidak tercemar
218
90.8
418
87.1
366
91.7
104
86.7
1106
89.3
Ya, BABS
100
41.7
289
60.2
151
37.8
59
49.2
599
48.3
Tidak
140
58.3
191
39.8
248
62.2
61
50.8
640
51.7
Ya
Ya, tercemar
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 45
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
Tabel 3.7 : Kejadian Penyakit Diare HasilStudi EHRA Kluster Desa/Kelurahan 1 n H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare
B. Anak-anak non balita
2
.7
0
% 0.0
.8
0
% 0.0
Kemarin
4
1.4
4
1 minggu terakhir
12
4.3
1 bulan terakhir
9
3 bulan terakhir
F. Orang dewasa perempuan
%
n
.8
5
1.3
1
19
3.7
14
3.5
3.2
37
7.1
24
7
2.5
29
5.6
6 bulan yang lalu
14
5.0
36
Lebih dari 6 bulan yang lalu
27
9.6
205
Tidak Ya Tidak
n
% .4
.6
14
1.0
10
6.3
55
4.0
6.0
13
8.1
83
6.1
19
4.8
4
2.5
59
4.3
6.9
13
3.3
6
3.8
69
5.1
32
6.2
38
9.5
30
18.8
127
9.3
73.2
363
69.8
283
70.9
96
60.0
947
69.7
55
73.3
106
67.5
77
66.4
36
56.3
274
66.5
20
26.7
51
32.5
39
33.6
28
43.8
138
33.5
67
89.3
117
74.5
98
84.5
54
84.4
336
81.6
8
10.7
40
25.5
18
15.5
10
15.6
76
18.4
70
93.3
139
88.5
107
92.2
60
93.8
376
91.3
5
6.7
18
11.5
9
7.8
4
6.3
36
8.7
68
90.7
146
93.0
110
94.8
64
100.0
388
94.2
7
9.3
11
7.0
6
5.2
0
0.0
24
5.8
Tidak
48
64.0
130
82.8
95
81.9
48
75.0
321
77.9
Ya
27
36.0
27
17.2
21
18.1
16
25.0
91
22.1
Tidak
58
77.3
119
75.8
79
68.1
45
70.3
301
73.1
Tidak Tidak Ya
E. Orang dewasa laki-laki
n
5
Ya D. Anak remaja perempuan
n
4
3
Ya C. Anak remaja laki-laki
%
3
Hari ini
Tidak pernah A. Anak-anak balita
2
Total
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 46
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013 Ya
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
17
22.7
38
24.2
37
31.9
19
29.7
111
Page 47
26.9
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 48
PPSP KABUPATEN BATANG HARI 2013
STUDI EHRA KABUPATEN BATANG HARI
Page 49