PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA
PERBENIHAN KEDELAI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015
Sesi : PERBENIHAN KEDELAI Tujuan Berlatih : Setelah selesai berlatih peserta dapat : 1, Menjelaskan varietas unggul spesifik lokasi 2. Menjelaskan penggunaan benih bermutu dan berlabel 3. Melaksanakan perlakuan benih Waktu : 3 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 2 JP)
Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani kedelai. Tersedia berbagai varietas unggul yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah dan keinginan pasar. Penggunaan benih yang bermutu menjamin keberhasilan usahatani. Benih bermutu tinggi dari suatu varietas unggul yang hendak ditanam merupakan salah satu faktor produksi yang penting untuk memperoleh tingkat produksi yang diharapkan. Mutu benih ditentukan oleh aspek genetis, fisiologis dan fisik. Secara genetis, benih arus memiliki sifat-sifat sesuai dengan deskripsi varietas yang bersangkutan. Untuk mendapatkan mutu fisiologis dan fisik yang tinggi diperlukan penanganan pra dan pascapanen yang baik, meliputi : teknik bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, waktu panen, cara panen, prosesing dan penyimpanan benih. Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru berupa varietas unggul baru dengan berbagai spesifikasi keunggulan berupa: 1) Daya hasil tinggi, 2) Ketahanan terhadap hama dan penyakit yang mendukung sistem pola tanam dan program pengendalian hama terpadu, 3) Umur genjah untuk meningkatkan indek pertanaman 4 ) Keunggulan mutu hasil panen sehingga sesuai dengan selera konsumen Varietas unggul perlu didukung oleh benih bermutu dan berlabel dengan demikian perlu ada tindakan seleksi dan perlakuan benih, sehingga produksi kedelai sesuai dengan target/harapan yang telah direncanakan.
Kegiatan 1 : Penetapan Varietas Unggul, Benih Bermutu dan Berlabel serta Perlakuan Benih Sasaran kegiatan ini adalah agar semua peserta dapat memilih varietas unggul baru sesuai dengan agroekosistem areal penanaman dan preverensi konsumen. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelompok (3 tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok.. Langkah kegiatan Langkah
Uraian Kegiatan
Alat bantu berltih
kegiatan 1. Varietas Unggul Langkah 1.
1. 2.
3.
2. Benih bermutu dan berlabel Langkah 1.
Lihat deskripsi varietas Deskripsi varietas unggul kedelai unggul kedelai pada lembar Pilih varietas unggul sesuai informasi dengan kondisi lahan yang akan ditanami kedelai dan kesukaan konsumen yang dituju atau Gunakan rekomendasi varietas dari KATAM dengan cara : Mengetik di telepon seluler (HP) : INFO VARIETAS Gambar Varietas ungguL KEDELAI spasi nama anjasmoro Kecamatan contoh : INFO VARIETAS KEDELAI MALANGBONG Kirim ke no 082 123 456 500 atau 081 235 651 111
1. Ambil benih yang telah 2 Kantong plastik benih disiapkan (2 kantong plastik/ (2 Varetas) kelompok) 2. Bagi jadi 10 bagian, se hingga setiap individu memperoleh 1 bagian benih 3. Seleksi/pilih benih dengan melihat persyaratan benih bermutu sebagai berikut : 2.1.Murni dan diketahui nama varietasnya
2.2.Berdaya kecambah tinggi, >80% 2.3.Benih sehat, bernas, tidak keriput atau luka bekas gigitan serangga (hama), bebas penyakit 2.4.Bersih tanpa campuran benih lain 2.5. Benih masih baru (< 6 bln) 2.6. Kadar air 12 % - 13 % 2.7.Vigor baik, pertumbuh an benih serentak, cepat dan sehat 3.Perlakuan benih Langkah 1.
1. Ambil benih yang terseleksi Benih dan inokulum atau 2. Melaksanakan Inokulasi tanah bekas pertanaman 2.1. Inokulasi dengan Rhizo kedelai bium (bakteri rhizobium) 1) Untuk lahan yang sama sekali belum dilakukan penana man kedelai Menggunakan Legin 30 gram/10 kg benih, atau Rhizogin 37,5 gram/10 kg benih atau Rhizoplus 20 gr/kg benih 2).Basahi benih dengan air bersih sebelum inokulan dicampur dengan benih 3).Pencampuran benih dilakukan secara ber tahap agar benih yang telah diinokulasi segera habis terta nam 4).Benih dikering angin kan dan hindari sinar matahari langsung 5). Benih harus tertanam jangan melebihi dari 6 jam atau 2.2. Inokulasi dengan Tanah bekas penanaman kedelai 1).Untuk lahan yang
sama sekali belum dilakukan penana man kedelai 1 – 3 kg tanah/10 kg . benih kedelai 2).Basahi benih dengan air bersih sebelum inokulan dicampur dengan benih 3).Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diinokula si segera habis tertanam
Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek
Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek, sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut. 1.
Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi dan mutu. Tuangkan pada tabel 1.
2.
Presentasikan hasil diskusi kelompok
3. Simpulkan hasil presentasi Tabel 1. Pengaruh perbenihan kedelai terhadap produksi dan mutu hasil No
Kegiatan
1
Penetapan varietas unggul
2
Seleksi benih
3
Perlakuan benih
Kesimpulan per benihan kedelai
Pengaruh terhadap produksi
Pengaruh terhadap mutu
Kesimpulan
Kegiatan 3. Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing Langkah kegiatan Langkah kegiatan Langkah ke 1
Langkah ke 2
Uraian
Alat bantu
Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang perbenihan kedelai Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing, seperti tada tabel 2
Tabel 2
Tabel 2 Rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing No 1
Kegiatan yang akan diperbaiki Penetapan varietas unggul
2
Seleksi benih
3
Perlakuan benih
Waktu
Tempat
Pelaksana
.........................: Penyusun
Keterangan
2015
...........................................................................
Lembar Informasi
Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar informasi ini I. PENDAHULUANI Produksi tanaman kedelai diantaranya dipengaruhi oleh varietas unggul, banyak varietas unggul yang telah di akui oleh pemerintah tetapi pada waktu penanaman perlu memperhatikan varietas yang sesui dengan lokasi dimana
tanaman
kedelai
mau
di
tanam.
Selain
iti
juga
perlu
dipertimbangkan keadaan benihnya, yaitu benih bermutu dan berlabel. Pemilihan benih dan menguji daya kecambah serta perlakuan benih perlu dilakukan agar diperoleh pertumbuhan tanaman kedelai baik. II. VARIETAS UNGGUL SPESIFIK LOKASI 1. Pengertian Varietas Unggul 1.1. Varietas Sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
1.2. Kultivar Berasal dari bahasa Inggris cultivar (cultivated variety) atau varietas tanaman yang dibudidayakan.
Dengan demikian istilah
kultivar adalah sama dengan istilah varietas. 1.3. Varietas lokal Varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh petani serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai Negara. 1.4. Varietas unggul Galur
hasil
pemuliaan
yang
mempunyai
satu
atau
lebih
keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan hama, penyakit, dan toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah. 2. Karakteristik tanaman kedelai
2.1. Botani Kedudukan kedelai dalam sisitematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Devisi
: Spermatophyta
Sub-divisi
:: Angiospermae
Kelas
:: Dicotyledonae
Ordo
: : Polypetales
Famili
: : Leguminosa
Sub Famili
: Papilionoideae
Genus
: : Glysin
Species
: Glycine max (L) Merill.
2.2. Morfologi Susunan tubuh kedelai terdiri atas dua macam alat organ utama yaitu vegetative dan generatif. Organ vegetatif meliputi : akar. Batang, daun Organ generatif meliputi : bunga, buah, biji Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar rambut. Akar kedelai memiliki kemampuan membentuk bitil akar (nodul). Bintil-bintil akar bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara. Jumlah nitrogen yang dapat ditambat bakteri ini berkisar 40-70% dari seluruh nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Kedelai berbatang semak yang dapat mencapai ketinggian antara 30-100 cm. Batang beruas-ruas dan memiliki percabangan antara 3 -6 cabang.
2.3. Ukuran biji
2.4.
Ukuran biji Kecil (<10 g/100 biji)
Varietas L Gepak ijo, No.29, Tidar, Dieng, Otau, No.27, Ringgit, Sumbing, Merapi, Krakatau,L Gepak Kuning, Petek, Jayawijaya, Menyapa, Seulawah, Ratai, Malika, Lumajang Bewok
Sedang (10-14g/100 biji)
Guntur, Lokon, Wilis, Kerinci, Merbabu, Muria, Lompobatang, Rinjani, Singgalang, Slamet, Pangrango, Meratus, Kaba, Kawi, Lawit, Tambora,Leuser, Sinabung, Tampomas, Tangamus, Lawu,Ijen, Tengger, Nanti, Davros, Orba, Galunggung, Dempo, Cikuray, Malabar, Kipas putih, Sindoro, Manglayang,Lokal Kipas Merah, Shakti, Raung,Bromo, Sibayak, Merubetiri, Detam-2
Besar (>14g /100 biji)
Mitani, Detam-1, Anjasmoro, Rajabasa, Arjasari ,Gumitir, Argomulyo, Burangrang, Mahameru, Baluran, Argopuro, L Grobogan, Panderman
Umur masak Umur masak Genjah (70-79 hari)
Sedang (80-85 hari)
Dalam (86-90 hari)
Sangat dalam (>90 hari) 3. Deskripsi varietas
Varietas Lawu, Tengger, Meratus, Dieng, Guntur, Lokon, Tidar, Petek, Lumajang Bewok, Leuser, Malabar, L Gepak Kuning, L Gepak ijo, L Grobogan Sumbing, Shakti, Davros, Singgalang, Argomulyo, Burangrang, Baluran, Gumitir, Krakatau,Cikuray, Rajabasa, Detam-2, Mitani, Anjasmoro, Ijen, Jayawijaya, Tampomas, Mahameru, Lawit, Argopuro, Detam-1, Ringgit, Merapi, Orba, Galunggung, Wilis, Raung, Merbabu, Tambora, Lompobatang, Rinjani, Kipas putih, Bromo, Kaba, Menyapa, Panderman, Malika, lokal Kipas Merah Sindoro, Manglayang, Kerinci, Slamet, Muria, Pangrango, Kawi, Sinabung, Tangamus, Sibayak, Otau, No.27, Dempo, Ratai Nanti, Seulawah, Merubetiri, Arjasari , No.29
Penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman sehingga dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal-usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnya. Sifat atau karakter merupakan penampilan dari gen yang tampak pada suatu fenotipe (varietas kedelai). Terdapat dua macam sifat yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifat kualitatif, merupakan sifat yang mudah dibedakan dan dikendalikan oleh gen sederhana.
Contohnya adalah
warna hipokotil, warna bunga, warna bulu dan sebagainya.Sifat kuantitatif adalah sifatnya berderajat dan umumnya tidak dikendalikan oleh gen sederhana. Contohnya adalah tinggi tanaman, umur masak, hasil biji dan sebagainya. Daya adaptasi varietas sesuai agroekosistem 2.1. Memilih Varietas sesuai dengan Agroekosistem Budidaya kedelai di Indonesia sangat beragam, karena faktor musim tanam, jenis tanah, pola tanam, elevasi dan sebagainya. Pada lahan sawah, umumnya kedelai dibudidayakan pada MK1 (Februari – Mei) dan MK2 (Juli – Oktober). Di lahan kering, kedelai dibudidayakan pada MH1 (Desember – Maret) dan MH2 (April – Juli). Pilihlah varietas kedelai sesuai dengan lingkungan budidaya dan permintaan pasar, berupa biji besar, sedang atau kecil; kedelai kuning atau hitam; atau sesuai peruntukannya (tahu, kecambah) dan sebagainya. 2.2. Adaptasi Beberapa Varietas Ungul Kedelai 1) Varietas adaptif terhadap pH Varietas Burangrang Panderman Tanggamus Sibayak Seulawah Wilis
Toleransi terhadap pH 5,5 5,5 4,4 5,5 4,4 4,4
2) Varietas adaptif lahan sawah dan lahan kering terbaru :
Nama varietas
Tahun dilepas 2001 2001 2001 2001 2002 2002 2003 2003 2005
Umur (hari) 85 88 85 85 80 95 88 85 81
Ukuran biji (g/100 biji) Sedang (10,4) Sedang (10,7) Besar (15,0) Besar (16,0) Besar (16,0) Besar (13,5) Sedang (11,2) Besar (18,5) Besar (15,7)
Argopuro
2005
84
Besar (17,8)
Lokal Grobogan Gepak Kuning Gepak Ijo
2008
74
Besar (17.0)
Sifat lain PTMP TR TR TR ATUG ATUG RUG CMMV RCMM V -
2008 2008
73 76
Kecil (8.25) Kecil (6.82)
TK TK
Kaba Sinabung Anjasmoro Mahameru Baluran Merubetiri Ijen Panderman Gumitir
TR=Tahan rebah, PTMP=Polong tidak mudah pecah, ATUG=Agak tahan ulat grayak, RUGCMMV=Rentan ulat grayak dan cowpea mild mottle virus, RCMMV=Rentan Cowpea mild mottle virus, TK=Toleran kekeringan 3) Adaptasi terhadap Musim Tanam (Musim Penghujan dan Kemarau)
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Varietas
Wilis Kerinci Raung Rinjani Tambora Lompo batang Jayawijaya Krakatau Tampomas Cikuray Singgalang Parangargo Argomulyo Bromo
Tahun Pelepasan
Kisaran Hasil (t/ha)
Bobot 100 Biji (gram)
Umur Panen (hr)
1983 1985 1986 1989 1989 1999
1,5 – 2,5 1,5 – 2,5 1,5 – 2,5 1,5 – 2,5 1,5 – 2,0 1,5 – 2,5
10 9 13 10 14 10
88 87 85 88 86 87
1991 1992 1992 1992 1992 1995 1998 1998
1,2 – 2,0 1,6 – 2,7 1,2 – 2,5 1,4 – 2,2 1,5 – 2,0 1,7 – 2,2 1,5 – 2,0 1,5 – 2,5
9 8 11 12 10 10 20 16
85 84 85 85 85 88 82 85
15 Burangrang 4)
1,5 – 2,5
1999
21
81
Varietas adaptif terhadap keharaan pada lahan kering masam Nama varietas Tanggamus Sibayak Nanti Ratai Seulawah Rajabasa Slamet Sindoro
Tahun dilepas 2001 2001 2001 2004 2004 2004 1995 1995
Umur (hari) 88 89 92 90 93 84 87 86
Ukuran biji (g/100 biji) Sedang (11,0) Sedang (12,5) Sedang (11,5) Sedang (10,5) Kecil (9,5) Besar (15,0) Sedang) Sedang
Sifat lain Toleran Toleran Toleran Toleran Karat
5) Varietas kedelai adaptif terhadap keharaan pada lahan pasang surut. Nama varietas Lawit Menyapa 6)
Tahun dilepas 2001 2001
Umur (hari) 84 85
Ukuran biji (g/100 biji) Sedang (10,5) Kecil (9,1)
Adaptasi Tipe B & C Tipe B & C
Varietas kedelai hitam terbaru. Nama varietas Mallika Detam-1
Tahun dilepas 2007 2008
Umur (hari) 88 89
Ukuran biji (g/100 biji) Sedang (11,0) Besar (12,5)
Detam-2
2008
92
Besar (11,5)
Sifat lain Protein tinggi, biji besar Protein tinggi, tol. kekeringan
7) Varietas kedelai berkarakter spesifik. Nama varietas Pangrango
Tahun dilepas 1995
Umur (hari) 88
Gumitir
2005
81
Ukuran biji (g/100 biji) Sedang (10,0) Besar (15,7)
Argopuro
2005
84
Besar (17,8)
Gepak Ijo
2008
73
Kecil (8.25)
Gepak
2008
76
Kecil (6.82)
Adaptasi Toleran penaungan Sesuai tahu dan tempe Kadar lemak tinggi Sesuai untuk tahu dan taoge Sesuai untuk
Kuning
tahu
Contoh diskripsi kedelai
Umur : 82-92 hari Hasil : 2,03-2,25 t/ha Biji : besar Tahan rebah Polong tidak mudah pecah
Umur panen : 76 hari Daya hasil : 3,4 t/ha Biji besar : 18 g/100 Warna bunga : Ungu Warna biji : kuning muda Polong tidak mudah pecah
GROBOGAN
III. BENIH BERMUTU DAN BERLABEL 1. Ciri-Ciri Benih Bermutu Benih kedelai yang digunakan, pada dasarnya harus benih yang baik dan bermutu tinggi. Benih yang baik dan bermutu tinggi akan menjamin pertanaman yang bagus dan hasil panen yang tinggi. Dan ini dicerminkan oleh tingginya tingkat keseragaman biji, daya tumbuh dan tingkat kemurnian. Ciri-ciri benih bermutu yaitu sebagai berikut : 1.1. Murni dan diketahui nama varietasnya 1.2. Berdaya kecambah tinggi, >80% 1.3. Vigor baik, pertumbuhan benih serentak, cepat dan sehat 1.4. Benih sehat, bernas, tidak keriput atau luka bekas gigitan
serangga (hama), bebas penyakit 1.5. Bersih tanpa campuran benih lain 1.6.
Benih masih baru (< 6 bln)
1.7. Kadar air 12 % - 13 % Sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi mutu benih adalah : 1.1. Faktor bawaan (kemurnian varietas) 1.2. Faktor fisiologis dan fisik benih 1)
Tingkat kematangan benih
2)
Benih harus dipanen dari tanaman yang sudah matang benar
3)
Tingkat kerusakan mekanis benih
4)
Tingkat keusangan benih yaitu hubunan antara vigor awal benih dengan lamanya benih simpan
5)
Patogen pada benih, terutama soybean mosaic virus (SMU) serta penyakjit virus lainnya
6)
Ukuran dan berat jenis benih
7)
Komposisi kimia benih
1.3. Faktor lingkungan
1.4.
1)
Musim tanam
2)
Kultur teknik
3)
Waktu panen
4)
Cara tanam
Faktor perlakuan pasca panen 1)
Cara penimbunan serta lamanya penimbunan brangkasan sebelum pengeringan dan pembijian
2)
Cara pengeringan
3)
Keseragaman dan kesehatan benih sebelum disimpan
4)
Cara pengepakan, khususnya volume dan jenis kemasan
5)
Suhu dan kelembaban tempat penyimpanan
6)
Lama, cara dan proses pengangkutan benih
2. Klasifikasi Benih Bermutu Kelas Benih
Untuk mengetahui kelas-kelas benih supaya dapat memilih benih dengan tepat sesuai dengan tujuan menanam kedelai, apakah untuk tujuan konsumsi atau produksi benih, maka berdasarkan mutu genetik, benih kedelai dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelas benih kedelai, yaitu 2.1. Benih Dasar (BD) atau Foundation Seed (FS) adalah benih yang berasal dari Benih Penjenis atau Benih Dasar, yang
diproduksi
di
bawah
bimbingan
yang
intensif
dan
pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas terpelihara. Benih dasar diproduksi oleh produsen benih, seperti Balai Benih Induk (BBI), Balai Benih Utama (BBU), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), perusahaan benih BUMN, swasta atau penangkar professional, dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau Sistem Manajemen Mutu Benih. Benih dasar digunakan untuk perbanyakan benih pokok. Label berwarna Putih
2.2. Benih Pokok (BP) atau Stock Seed (SS) Adalah benih yang berasal dari keturunan Benih Penjenis atau Benih dasar yang diproduksi lebih banyak dengan pengawasan yang teliti sehingga mutu dan kemurniannya terpelihara.
Benih
pokok diproduksi oleh produsen atau penangkar benih dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi oleh BPSB atau Sistem Manajemen Mutu Benih. Dibandingkan dengan benih padi dan jagung, harga benih kedelai relatif murah dan proses produksinya relatif lebih sulit. Hal ini menjadi salah satu penyebab tidak atau belum berkembangnya sistem penangkaran benih kedelai. Label berwarna Ungu
2.3. Benih Sebar (BS) atau Extension Seed (ES) adalah keturunan benih penjenis, benih dasar atau benih pokok yang diproduksi secara baik dalam jumlah yang banyak sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietasnya terpelihara. Benih Sebar adalah benih yang siap untuk ditanam oleh petani produsen. Label berwarna Biru 3. SNI BENIH KEDELAI No.
Persyaratan Umum Kualitas
Jenis Uji I
IV.
II
III
1.
Kadar air (%)
maks .13
maks. 14
maks. 16
2.
Butir rusak (%)
maks. 1
maks. 2
maks. 5
3.
Butir belah (%)
maks. 1
maks. 2
maks. 5
4.
Butir warna lain (%)
maks. 1
maks. 3
maks. 10
5.
Kotoran (%)
maks. 0
maks. 1
maks. 3
6.
Butir keriput (%)
maks. 0
maks. 1
maks. 3
PERLAKUAN BENIH 1.. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan perlakuan benih (Seed Treatment) adalah: 1.1. Menambah bakteri rhizobium 1.2. Melindungi benih dari serangan hama tanah dan mengendalikan serangan hama lalat bibit (Ophiomya phaseoli) 2. Macam Perlakuan Benih Kedelai (Seed Treatment) 2.1. Menggunakan Inokulum Rhizobium (Bakteri Rhizobium) Bakteri Rhizobium hidup dan berkembang pada bintil akar kedelai dan bakteri ini dapat mengikat N di udara, bakteri aktif ditunjukkan bintil akar dibelah berwarna merah cerah.
Gambar : Tanaman kedelai dan Bintil akar Tanah yang belum pernah ditanami kedelai perlu dilaksanakan inokulasi (memberikan bakteri rhizobium) sebagai berikut : 1). Bahan yang digunakan dapat : Legin/rhizogin/Rhizoplus Tanah bekas penanaman kedelai 2). Cara perlakuan Benih Kedelai (Seed Treatment)
Inokulasi Rhizobium Untuk lahan yang sama sekali belum
dilakukan
penanaman kedelai Legin 30 gram/10 kg benih, Rhizogin 37,5 gram/10 kg benih atau menggunakan Rhizoplus 20 gr/kg benih Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan dicampur dengan benih Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diinokulasi segera habis tertanam Benih dikering anginkan dan hindari sinar matahari langsung Benih harus tertanam jangan melebih dari 6 jam Inokulasi dengan Tanah bekas penanaman
Untuk lahan yang sama sekali belum
dilakukan
penanaman kedelai
2 – 3 kg tanah/10 kg benih kedelai
Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan dicampur dengan benih
Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diinokulasi segera habis tertanam
Selain tanaman kedelai, tanaman kacang tanah, kacang merah, kacang koro, buncis terdapat bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium dengan stein yang berbeda .2.2. Pemberian insektisida Karena bibit kedelai rentan terhadap lalat bibit atau ulat tanah, maka benih dapat diberi insektisida, tetapi tidak bersamaan dengan melaksanakan inokukasi. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut : Carbosulfan (10 gram Marshal 25 T/kg benih) atau fipronil (10 cc Regent/kg benih) untuk mengendalikan lalat bibit (Ophiomya phaseoli) Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan dicampur dengan benih Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diperlakukan segera habis tertanam V.
PENUTUP Benih merupakan salah satu teknologi yang perlu mendapat perhatian dalam membudidayakan tanaman kedelai. Dengan penggunaan varietas unggul dan benih bermutu diharapkan produksi dan mutu kedelai dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2000, Rakitan Teknologi Budidaya Padi, Jagung dan Kedelai, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso. Anonimous, 2008. Panduan SL – PTT Departemen Pertanian Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang – kacangan dan umbi – umbian Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu. Rachman Hidayat, dkk, 2000. Teknologi Produksi Benih Kedelai. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.