PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA
PENGOLAHAN TANAH
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015
Sesi : PENGOLAHAN TANAH Tujuan Berlatih : Setelah selesai berlatih peserta dapat : 1, Menentukan waktu tanam berdasarkan KATAM (Kalender Tanam) 2. Menentukan lokasi penanaman kedelai 3. Melaksanakan pengolahan tanah (TOT = Tanpa Olah Tanah dan OT = Olah tanah) dan pembuatan saluran drainase 4. Menjelaskan manfaat pupuk organik Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)
Teknik budidaya kedelai bersifat spesifik mengacu ragam agroekologi. Oleh karena itu, setiap agroekologi memiliki suatu paket teknologi yang sangat spesifik. Kendala produktivitas yang bersifat spesifik agroekologi diperbaiki mengacu harkat kesesuaian persyaratan tumbuh optimal untuk tanaman kedelai. Terdapat tiga tipe agroekologi utama
yaitu Agroekologi sawah
(irigasi dan tadah hujan), lahan kering (bukan masam dan masam) dan rawa atau pasang surut. Tiga tipe agroekologi ini menentukan pula dalam pengolahan tanah, yaitu ada lahan yang perlu di olah (OT = Olah Tanah) dan Lahan yang tidak pelu diolah (TOT= Tanpa Olah Tanah) serta perlu pertimbangan pembuatan saluran drainase. . Pengolahan tanah berkaitan dengan waktu tanam. Oleh karena itu kegiatan pertama perlu diperoleh informasi waktu tanam dengan menggunakan informasi KATAM (Kalender Tanam) Kegiatan 1. Pengolahan Tanah Sasaran kegiatan ini adalah menentukan waktu tanam dan lokasi tanam, melaksanakan praktek olah tanah (OT) dan tanpa olah tanah (TOT) sesuai agroekologi, dan menbuat saluran drainase serta menjelaskan manfaat pupuk organik, Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok. Jumlah kelompok sejumlah 3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok..
Langkah kegiatan Langkah kegiatan Uraian Alat bantu 1. Menentukan waktu tanam Langkah 1 1. Mengakses kalender tanam Telepon seluler dengan cara : 1.1. Mengetik di telepon seluler (HP) : INFO KATAM spasi nama kecamatan Contoh : INFO KATAM KARANG PAWITAN 1.2. Kirim ke no 082 123 456 500 atau 081 235 651 111 1.3. Setelah mendapat jawaban waktu tanam untuk kecamatan tersebut, maka bisa dihitung kapan waktu pengolahan lahannya 2, Menentukan lokasi tanam berdasarkan agroekologi Langkah 1 1. Diskusikan dalam kelom pok tentang kondisi lokasi anda yang akan di tanami tanaman kedelai 2. Presentasikan hasil diskusi 3. Buat kesimpulan 3,Mengolah tanah dan membuat saluran drainase Langkah 1 1 Lahan sawah 1.1. Menjelaskan Sistem tanpa olah tanah (TOT) Menyiapkan herbisida pra tumbuh 2 liter ditambah perekat herbisida 1 liter/Ha
1.2. Tanah bekas tanaman padi tidak perlu di olah /Tanpa Olah Tanah (TOT) 1.3. Buatkan saluran setiap 4-5 m petakan, dengan Saluran drainase/air kedalaman 25-30 cm lebar 30 cm. dengan maksud untuk mengura ngi kelebihan air se kaligus sebagai antisipasi bila tidak ada hujan 1.4. Mengairi lahan yang akan ditanami benih menjelang 2 hari se belum tanam (untuk lahan sawah) yang kandungan air rendah 1.5. Potong jerami dekat pangkal tanaman padi 2.Lahan kering/tegalan 2.1.Olah tanah (OT) dilakukan secara sempurna ; 2 kali dibajak kemudian diratakan 2.3.Membuat bendengan Atau dan saluran antar bedengan 1). Lebar bedengan : 3 – 10 m 2).Lebar saluran : 30 cm 3).Kedalaman saluran;: 30 cm 4). Panjang bedengan : Tergantung lahan
Saluran drainase
4. Manfaat pupuk organi Langkah 1
1. Secara individu anda tulis satu manfaat pada kertas zopp card/potongan kertas manila 2. Susun di papan tulis dan kelompokkan jawaban yang sama 3. Simpulkan hasilnya ten tang manfaat pupuk organik
Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek
Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek, sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut. 1.
Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi dan mutu. Tuangkan pada tabel 1.
2.
Presentasikan hasil diskusi kelompok
3. Simpulkan hasil presentasi Tabel 1. Pengaruh pengolahan tanah terhadap produksi dan mutu No
Kegiatan
1.
Menentukan waktu pengolahan tanah
2
Menentukan lokasi tanam kedelai sesuai agroekologi
3.
Mengolah tanah dan membuat saluran drainase
Pengaruh terhadap produksi
Pengaruh terhadap mutu
Kesimpulan
Kegiatan 3. Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan pengolahan tanah di wilayah masing-masing Langkah kegiatan Langkah kegiatan Langkah ke 1
Langkah ke 2
Uraian
Alat bantu
Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang pengolahan tanah Setiap peserta menyusun rencana aksi pengolahan tanah di wilayah masing-masing)
Tabel 2
Tabel 2 Rencana aksi perbaikan pengolahan tanah di wilayah masing-masing
No
Kegiatan yang akan diperbaiki
1.
Menentukan waktu pengolahan tanah - Mengakses KATAM
2
Menentukan lokasi tanam kedelai sesuai agroekologi
3.
Mengolah tanah dan membuat saluran drainase
Waktu Tempat
Pelaksana Keterangaan
.........................: Penyusun
.........................................
2015
Lembar Informasi Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar informasi ini. I. PENDAHULUAN Kegiatan pengolahan tanah dilaksanakan di lahan sawah, lahan kering masam dan tidak masam, lahan pasang surut, sehingga pengolahan lahan berbeda - beda ada yang perlu olah tanah (OT) dan tanpa olah tanah (TOT) dan diperlukan saluran drainase/air. Adanya kegiatan pengolahan lahan ini menandakan kegiatan budidaya tanaman siap untuk dilaksanakan. Namun demikian informasi kalender tanam perlu dicari agar tanam kedelai sesuai dengan persyaratan, sehingga produksi dan mutu kedelai lebih baik. II. KATAM. KATAM (Kalender tanam) bertujun untuk mengtahui perkiraan waktu tanam yang sesuai untuk tingkat kecamatan, sehingga SMS diitulis Info Katam Bojongpicung kirim ke 082 123 456 500 atau
081 235 651 111.
Setelah mendapat jawaban waktu tanam untuk kecamatan tersebut, maka bisa dihitung kapan waktu pengolahan lahannya III. MENENTUKAN LOKASI TANAM KEDELAI SESUAI AGROEKOLOGI 1. Lahan Sawah Pada lahan sawah, kedelai biasanya ditanam pada musim kemarau pertama (MK I) setelah panen padi pertama dan pada musim kemarau kedua (MK II) yang di tanam setelah panen padi kedua. Kedelai MK I masa tanamnya antara Februari – Mei, kedelai MK II antara Juni – September, dan kedelai awal musim hujan antara Oktober – Januari. Bagi kedelai yang ditanam setelah panen padi (kedelai MK I dan MK II), kedelai hendaknya segera ditanam, 2–4 hari setelah padi dipanen, hal ini ditujukan untuk menghemat air/lengas tanah dan mengurangi gangguan gulma, hama, dan penyakit. Dari berbagai hasil penelitian dirumuskan tentang teknik budidaya kedelai di lahan sawah irigasi. Teknologi budidaya kedelai Persiapan lahan Tanpa olah tanah TOT). Setelah panen padi, jerami padi dipotong dekat permukaan tanah. Jerami padi digunakan untuk pakan ternak
atau ditinggal di lahan untuk mulsa kedelai atau dibakar. Jerami padi yang dibakar berguna sebagai sumber hara K.
Gambar : Lahan sawah telah di panen 2.
Lahan Kering Masalah yang umum dijumpai pada lahan kering masam adalah rendahnya pH tanah, pencucian hara dan keracunan Al, kadar bahan organik tanah rendah, efisiensi pemupukan rendah, kepekaan erosi tinggi, dan degradasi produktivitas (Soepartini 1995); kesuburan tanah rendah (Abdurrachman et al. 1999); kadar P potensial dan tersedia serta K potensial sangat rendah, jumlah basa-basa juga sangat rendah, kandungan bahan organik rendah (Prasetyo dan Ritung 1998). Teknologi budidaya kedelai pengolahan lahan adalah Tanah diolah hingga gembur atau sempurna, biasanya tercapai cukup dengan pengolahan tanah dua kali. Pengolahan tanah pad lahan kering adalah Olah Tanah (OT)
Gambar : Pengolahan Lahan pada lahan kering 3. Lahan Pasang Surut Teknologi budidaya kedelai (selain teknologi dasar seperti yang dijelaskan di atas) yang telah diuji di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi terdiri atas: Penyiapan lahan : Pada lahan pasang surut tipe C tanpa olah tanah (TOT), dan untuk lahan pasang surut tipe D perlu pengolahan tanah (OT). Setelah panen padi, jerami dibabat kemudian dihamparkan dan dibiarkan selama 3 hari agar kering, kemudian dibakar. Dua minggu setelah jerami dibakar, lahan disemprot dengan herbisida. Saluran drainase dibuat setiap 3-4 m. Saluran drainase tersebut dibuat secara selektif, yaitu dengan memperhatikan kondisi lahan yang pembuangan airnya sulit. 4. Lahan rawa lebak Lahan rawa lebak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) lebak dangkal/pematang, (2) lebak tengahan, dan (3) lebak dalam. Pembagian ini memiliki arti penting karena masing-masing tipologi lahan dan tipe luapan air memiliki kendala spesifik sehingga memerlukan pendekatan pengelolaan tersendiri. Lahan rawa lebak dangkal dan tengahan dapat ditanami dengan pola tanam padi-padi atau padi-palawija, sedang pada lahan lebak dalam hanya dengan padi-padi. Lahan disiapkan secara tanpa olah tanah. Setelah padi dipanen, jerami dipotong dekat dengan permukaan tanah, jerami digunakan untuk pakan atau ditinggal di lahan dimanfaatkan untuk mulsa atau dibakar. Jerami yang dibakar sesuai untuk sumber hara kalium.
IV. PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBUATAN SALURAN DRAINASE Pengolahan tanah sesuai dengan agroekologi lahan yang akan ditanah tegalan dengan olah tanah (OT) tetapi semuanya memerlukan drainase atau saluran air pada petakan, artinya dengan atau tanpa pengolahan tanah, persiapan tanam selanjutnya adalah pembuatan saluran drainase atau bedengan. Fungsi saluran drainase adalah membuang kelebihan air saat curah hujan tinggi atau memasukkan air pengairan, dengan tujuan: 1.
Membuat aerasi tanah optimal untuk perkecambahan benih dan perkembangan serta pertumbuhan akar dan tanaman.
2.
Mempermudah dan mempercepat pembagian dan perataan air pengairan.
3.
Mempermudah dan mempercepat pelaksanaan penyemprotan pestisida atau herbisida (sebagai jalan tenaga kerja penyemprotan ke tengah pertanaman).
4.
Mempercepat pembuangan kelebihan air.
Arah saluran drainase adalah memotong kontur atau searah kemiringan lereng. Jarak antar saluran drainase atau lebar bedengan ditentukan oleh tekstur tanah dan kemiringan lahan. Drainase rapat dibutuhkan oleh tanah berat (kadar liat tinggi) dan lahan yang landai dalam skala luas. Pada saat curah hujan tinggi pada awal pertumbuhan, maka hasil biji kedelai berbanding lurus dengan jarak antar saluran drainase atau lebar bedengan. Pada tanah struktur gembur dan lebih mudah diolah, serta direkomendasikan kepada petani untuk menerapkan atau membuat saluran drainase setiap 3-5 m. Pada tanah berat yang bertekstur lempung jarak antar saluran drainase dapat diperapat antara 3-4 meter. Sedangkan ukuran saluran drainase lebar 30 cm dengan kedalaman 30 cm
Gambar Saluran drainase pada lahan sawah
Gambar Saluran drainase pada lahan berat V. Pupuk Organik Menurut Permen Menteri Pertanian No. 02Pert/HK 060/1/ 10 06/ : Pupuk organik dan pembenah tanah dalam Anonimous (2007) Pupuk Organik adalah Pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat bebentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Fungsi/manfaat pupuk organik sebagai berikut : 1.
Memberi nutrisi bagi tanaman baik unsur mikro maupun makro
2.
Memperbaiki struktur tanah
3.
Meningkatkan kapasitas tukar kation
4.
Meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat air
5.
Meningkatkan aktifitas biologi tanah
6.
Meningkatkan pH tanah
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2000, Rakitan Teknologi Budidaya Padi, Jagung dan Kedelai, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso. Anonimous, 2008. Panduan SL – PTT Departemen Pertanian Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang – kacangan dan umbi – umbian Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu. Rachman Hidayat, dkk, 2000. Teknologi Produksi Benih Kedelai. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.