0
PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM MERUBAH PERILAKU MORAL PESERTA DIDIK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAINAN
JURNAL
Diajukan Sebgai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)
MELI FITRI YANTI NPM: 10060011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
1
PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM MERUBAH PERILAKU MORAL PESERTA DIDIK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAINAN Oleh: Meli Fitri Yanti* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons** Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons** *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research of background by the implementation of information services on moral behavior. The purpose of this research is to describe; 1) the Implementation of information services in changing moral behavior of learners by counselor related to planning. 2) implementation. This research is descriptive of quantitative. The population of all the students of class VIII 211 people. Sampling was done using simple random sampling technique. This research took a sample of students who serve as the primary respondents totaling 68 people. The instrument used in this study was a questionnaire. As for the used of data analysis techniques percentage. The results of of this research revealed that: 1) The of information services in the changing moral behavior of learners by teachers BK related to planning was at a very good category. 2) the Implementation of information services in changing moral behavior of learners by teachers associated with the implementation of the BK was in the good category. Key Word: Information Services, Moral Behavior, Student PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengantarkan anak didik menuju kepada proses kedewasaan dalam berbagai aspek. Maka pengaruh sekolah pada peserta didik tidak hanya sebatas pada pengalihan ilmu pengetahuan saja, tetapi suasana lingkungan sekolah dan sistem pendidikan yang diterapkan juga akan dapat mempengaruhi pengembangan fungsi kepribadian anak. Sekolah sebagai tempat menuntut ilmu, tidak hanya mengajarkan berbagai ilmu saja kepada peserta didik, tetapi juga mendidik dan mengarahkan tingkah laku peserta didik dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik, sehingga diharapkan nantinya peserta didik memiliki karakter yang baik dan tercapai. Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja dalam pencapain tugas perkembangan yaitu memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu muncul dalam masa transisi (Desmita, 2011:262).
Perkembangan moral ini terjadi pada proses tahap perkembangan remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira 13-16 tahun dan akhir masa remaja 16-18 tahun yaitu masa matang secara hukum perkembangan. Usia ini merupakan usia sekolah bagi remaja dan masa pencarian identitas yang mana remaja lebih mendengarkan orang lain atau lebih mementingkan kelompok. Kohlberg dan Piaget (Elida, 2002:100-101) menyatakan moral itu meliputi tiga pengertian yang berbeda satu sama lain yaitu : 1. Pandangan moral adalah pendapat atau pertimbngan seseorang tentang persoalan moral 2. Perasaan moral adalah perasaan yang terjadi didalam diri remaja setelah ia mengambil keputusan untuk bertingkah laku bermoral atau tidak. 3. Tingkah laku moral adalah tindakan yang sesuai dengan aturan-aturan etika moral. Menurut Ibung (2009:3) moral mengacu kepada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah
2
laku. Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Menurut Baron (Budiningsih, 2008:24) moral merupakan hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang membicarakan salah atau benar. Dewey (Budiningsih, 2008:24) menegaskan moral sebagai hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang membicarakan salah atau benar. Penjelasan di atas diketahui bahwa perilaku moral itu seperangkat aturan mengenai benar atau salah, pantas atau tidak pantas dalam bertingkah laku seseorang. Berdasarkan observasi peneliti lakukan ketika praktik lapangan kependidikan semester ganjil pada tanggal 25 Juli-Desember tahun ajaran 2013/2014 di SMP Negeri I Painan bahwa peserta didiknya masih belum bisa mencerminkan perilaku bermoral seperti mencoret dinding sekolah, berkata tidak jujur, kurang bertanggung jawab, sering terlambat datang ke sekolah, kurangnya sopan santun, berkata kasar baik kepada teman maupun kepada guru, makan dikantin pada saat proses belajar berlangsung, sering berkata kasar kepada temannya, dan main handphone ketika layanan diberikan. Hasil wawancara dengan guru BK di SMP N 1 Painan bahwa peserta didiknya belum mencerminkan perilaku moral juga yang telah dipaparkan di atas sehingga guru BK melaksanakan layanan informasi kepada peserta didik selama 1 jam pelajaran setiap minggunya. Kadang jika ada kelas yang kosong guru BK langsung masuk kelas untuk melaksanakan layanan informasi dengan materi yang bersangkutan dengan moral. Fenomena yang ditemukan di SMP N 1 Painan diketahui bahwa peserta didik mengikuti pelaksanaan layanan informasi yang dilaksanakan oleh guru BK mulai dari perencanaan dan pelaksanaan. Guru BK memberikan layanan informasi sesuai dengan materi yang menyangkut tentang moral, materi yang diberikan oleh guru BK ini supaya bisa merubah perilaku moral peserta didik. Bentuk pemberian layanan informasi dengan tahapan, guru BK melaksanakan layanan informasi yang diselenggarakan secara langsung dan terbuka dari guru BK kepada para peserta didik, dan berusaha memenuhi kekurangan individu
akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi ini diberikan supaya dapat melihat perubahan perilaku moral peserta didik. Harapan guru BK dengan mendapatkan layanan ini peserta didik bisa berubah ke arah yang lebih baik. Jika peserta didik ini tidak diberikan layanan informasi maka tidak akan ada perubahan dalam diri peserta didik ke arah yang lebih baik. Dari latar belakang masalah di atas maka diidentifikasi masalah sebagai berikut yaitu adanya: 1. Peserta didik yang mencoret dinding sekolah 2. Peserta didik yang tidak bertanggung jawab 3. Peserta didik yang tidak jujur 4. Peserta didik yang kurang sopan dan santun kepada guru 5. Peserta didik yang terlambat datang ke sekolah 6. Peserta didik yang berkata kasar kepada temannya 7. Peserta didik yang melawan kepada gurunya 8. Peserta didik yang main handphone ketika pemberian layanan 9. Guru BK telah melaksanakan layanan informasi terkait perilaku moral, namun masih ditemukan masalah perilaku moral peserta didik . Untuk lebih terarahnya skripsi ini, maka batasan masalah peneliti adalah: 1. Pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait dengan perencanaan. 2. Pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait dengan pelaksanaan. Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dan mengingat keterbatasan kemampuan peneliti maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK?. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait dengan perencanaan. 2. Pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait dengan pelaksanaan.
3
1.
2. 3.
4.
5.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama bagi : Guru BK, Sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan dalam perubahan perilaku peserta didik Peserta didik, agar mendapatkan pelayanan BK untuk merubah masalah perilaku moral. Kepala sekolah, untuk dapat mendukung layanan informasi yang dilaksanakan oleh guru BK Peneliti, dapat memperoleh pemahaman dan pengetahuan dari layanan informasi yang dilaksanakan oleh guru BK Peneliti selanjutnya, dapat sebagai sumber informasi dan bisa melakukan penelitian mengenai masalah ini dengan variabel lain. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada permasalahan dan pemecahan masalah yang ada saat ini. Data yang terkumpul diinterprestasikan kemudian ditafsirkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Painan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Painan yang berjumlah 211 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa angket. Sedangkan untuk analisis data menggunakan teknik analisis persentase. Kemudian menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh, dengan menggunakan teknik analisis persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Merubah Perilaku Moral Peserta Didik oleh Guru BK terkait dengan Perencanaan. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa melihat pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK dilihat dari perencanaan tergolong kedalam kategori sangat baik 35 orang peserta didik dengan persentase 51,47, pada kategori baik 32 orang peserta didik dengan persentase 47,06, dan pada kategori cukup baik 1 orang peserta didik dengan persentase 1,47, serta pada kategori kurang baik tidak ada dan kategori sangat kurang baik tidak ada. Jadi dapat disimpulkan pelaksanaan layanan
informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK dilihat dari perencanaan tergolong ke dalam kategori sangat baik. Menurut Tohirin (2011:152) perencanaan yang mencakup kegiatan: Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan, menetapkan materi informasi sebagai isi layanan, menetapkan subjek sasaran layanan, menetapkan nara sumber, menyiapkan prosedur, perangkat, dan menyiapkan kelengkapan administrasi. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh guru BK serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Dengan kata lain perencanaan(planning) adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. a. Menyiapkan Perangkat Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait perencanaan dilihat segi menyiapkan perangkat dapat dideskripsikan pada kategori sangat baik 23 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 33,82, pada kategori baik 40 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 58,82, hal ini dapat diidentifikasikan bahwa didalam menyiapkan perangkat oleh guru BK sebagian besar peserta didik dapat memahaminya dengan baik, dan pada kategori cukup baik 5 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 7,35, pada kategori cukup baik peserta didik sebagian besar cukup baik serta pada kategori kurang baik tidak ada dan kategori sangat kurang baik tidak ada. Dari hasil data yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa layanan informasi yang diberikan oleh guru BK terkait perencanaan dari segi menyiapkan perangkat dikategori baik sehingga perencanaan menyiapkan perangkat oleh guru BK sudah maksimal dengan baik sehingga berdampak kepada peserta didik yang dapat memahami perencanaan menyiapkan perangkat oleh guru BK.. Menyiapkan perangkat berarti menyiapkan RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan). Menurut Rusman (2010:5) RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan) untuk mengarahkan
4
kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap Guru BK pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan layanan secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Rencana Pelaksanaan Layanan disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru BK merancang penggalan RPL untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan. b. Menyiapkan Media Layanan Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait perencanaan dilihat segi menyiapkan media layanan berada pada kategori sangat baik 20 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 29,41, pada kategori baik 36 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 52,94, dan pada kategori cukup baik 12 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 17,65. Hal ini dapat diidentifikasikan bahwa dalam segi menyiapkan media sebagian besar peserta didik sudah menggunakan bermacam-macam media yang diberikan oleh guru BK. Dari hasil data yang peneliti lakukan bahwa layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik dari segi menyiapkan media dikategori baik, berarti di dalam menyiapkan media oleh guru BK sudah terlaksana, sehingga media yang digunakan dalam proses belajar sudah bervariasi dengan baik. Melalui media Penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media tertentu seperti alat peraga, media tertulis, media gambar, poster, dan media elektronik seperti radio, tape recorder, film, televisi, internet, dan lain-lain. Dengan perkataan lain, penyampaian informasi bisa melalui media nonelektronik dan elektronik. Menurut Sabri (2005:113) Ada enam fungsi pokok dalam proses belajar mengajar yaitu: Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Penggunaan media merupakan
bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru. Media dalam penggunaannya integram dengan tujuan dan fungsi ini mengandug makna bahwa media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa Penggunaan media dalam pembelajaran dan membantu untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian dan pemahaman dari proses pembelajaran yang diberikan guru BK. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar c. Menetapkan Materi Informasi Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait perencanaan dilihat segi menetapkan materi informasi tergolong kedalam kategori sangat baik 50 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 73,53, pada kategori baik 15 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 22,06, dan pada kategori cukup baik 3 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 4,41, serta pada kategori kurang baik tidak ada dan kategori sangat kurang tidak ada. Dari hasil data yang peneliti lakukan dapat diidentifikasikan bahwa sebagian besar peserta ddik dalam segi menetapkan materi layanan oleh guru BK dengan memberi bermacam-macam materi dikategorikan sangat baik, berarti disaat layanan informasi diberikan peserta didik sangat aktif sehingga layanan diberikan dapat dipahaminya. Sedangkan pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada satupun peserta didik yang memilih. Religius adalah sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religius, adalah proses mengikat kembali atau bisa dikatakan dengan tradisi, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
5
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikn dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Toleransi merupakan sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Disiplin merupakan tindakan menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas, serta menyelesaikan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kreatif merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk mnghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Demokratis merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak, yang menilai, sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Semangat kebangsaan merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cinta tanah air merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati, keberhasilan orang lain. Barsahabat atau komunikatif merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja, sama dengan orang lain. Cinta damai merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya, diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara. Gemar membaca merupakan kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya. Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. Akhlak adalah sesuatu sifat (baik atau buruk) yang tertanam kuat dalam diri yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu berpikir dan merenung. Sopan santun adalah sikap seseorang terhadap apa yang ia lihat, ia rasakan, dan dalam situasi, kondisi apapun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita. Baik/buruk. sikap seseorang terhadap apa yang ia lihat, ia rasakan, dan dalam situasi, kondisi apapun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita baik atau buruk. Dari hasil data yang peneliti lakukan bahwa guru BK memberikan layanan informasi dengan memberi bermacam-macam materi dikategorikan sangat baik, berarti disaat layanan informasi diberikan peserta didik sangat aktif sehingga layanan diberikan dapat dipahaminya. 2. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Merubah Perilaku Moral Peserta Didik oleh Guru BK Terkait dengan Pelaksanaan. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa melihat pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK dilihat dari pelaksanaan tergolong kedalam kategori sangat baik 29 orang peserta didik dengan persentase 42,65, pada kategori baik 33 orang peserta didik dengan persentase 48,53, dan pada kategori cukup baik 6 orang peserta didik dengan persentase 8,82, serta
6
pada kategori kurang tidak ada dan kategori sangat kurang baik tidak ada. Jadi dapat disimpulkan pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK dilihat dari pelaksanaan tergolong ke dalam kategori baik. Menurut Tohirin (2011:152) pelaksanaan mencakup mengorganisasikan kegiatan layanan, mengaktifkan peserta layanan, mengoptimalkan penggunaan metode dan media. Dapat disimpulkan bahwa suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua peserta didik berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan. Menggerakkan peserta didik agar mau mengikuti layanan informasi dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. a. Mengaktifkan Peserta Layanan Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait pelaksanaan dilihat segi mengaktifkan peserta layanan berada kategori sangat baik 32 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 47,06, pada kategori baik 22 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 32,35, dan pada kategori cukup baik 14 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 20,59, serta pada kategori kurang baik tidak ada dan kategori sangat kurang baik tidak ada. Dari hasil data yang peneliti lakukan bahwa layanan informasi yang diberikan dari segi mengaktifkan peserta layanan dikategorikan sangat baik sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai sehingga peserta didik aktif dalam proses belajar pembelajaran. Jadi guru BK mampu menjalankan layanan informasi dari segi mengaktifkan peserta layanan. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat tergantung dari pemanfaatan potensi yang dia miliki oleh siswa itu sendiri. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi eksrinsik maupun insrinsik (Rusman, 2010:111). b. Mengoptimalkan Metode Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan
informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait pelaksanaan dilihat segi mengoptimalkan metode berada kedalam kategori sangat baik 18 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 26,47, pada kategori baik 35 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 51,47, dan pada kategori cukup baik 14 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 20,59, serta pada kategori kurang baik 1 dari 68 orang dengan persentase1,47 dan kategori sangat kurang baik tidak ada. Dari hasil data yang peneliti lakukan bahwa pelaksanaan layanan informasi dilihat dari segi mengoptimalkan metode dikategori baik, berarti peserta didik dapat memahami bentuk metode yang diberikan oleh guru BK, mengakibatkan proses belajar efektif. Mengoptimalkan metode seperti Ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini paling umum digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan termasuk pelayanan bimbingan dan konseling. Melalui teknik ini, para peserta mendengarkan atau menerima ceramah dari pembimbing (konselor), selanjutnya diikuti dengan tanya jawab. Untuk pendalamannya dilakukan diskusi. c. Mengorganisasikan Kegiatan Layanan Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait pelaksanaan dilihat segi mengorganisasikan kegiatan layanan berada kedalam kategori sangat baik 29 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 42,65, pada kategori baik 36 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 52,94, dan pada kategori cukup baik 3 dari 68 orang peserta didik dengan persentase 4,41, serta pada kategori kurang baik tidak ada dan kategori sangat kurang baik tidak ada. Dari hasil data yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa mengorganisasikan kegiatan layanan sudah dikatakan baik berarti guru BK sudah berhasil, tetapi perlu ditingkatkan lagi di dalam mengorganisasikan kegiatan layanan. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil dan pembahasan yang peneliti peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait perencanaan segi
7
menyiapkan perangkat, menyiapkan media layanan, menetapkan materi informasi berada pada kategori sangat baik. 2. Pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait pelaksanaan segi mengaktifkan peserta layanan mengoptimalkan metode, mengorganisasikan kegiatan layanan berada kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait perencanaan segi menyiapkan perangkat, menyiapkan media, dan menetapkan materi informasi berada pada sangat baik dan pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait pelaksanaan segi mengaktifkan peserta layanan, mengoptimalkan metode dan mengorganisasikan kegiatan layanan berada pada kategori baik. Adapun saran yang diberikan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Peserta didik, agar mendapatkan pelayanan BK untuk merubah masalah perilaku moral. Guru BK, agar dapat memberikan pelayanan informasi yang efektif dalam merubah perilaku moral. 2. Kepala sekolah, agar bisa mendukung layanan yang diberikan oleh guru BK dengan memberikan jam khusus untuk BK serta sarana dan prasarana dan bekerja sama dengan guru BK dalam merubah perilaku moral. 3. Program Studi, agar dapat melahirkan guru BK yang profesional nantinya jika berada di lapangan serta memilki ilmu yang luas dalam merubah perilaku moral. 4. Peneliti selanjutnya, agar dijadikan pedoman bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada aspek yang lain terkait dengan perilaku moral. KEPUSTAKAAN Budiningsih. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta. Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Elida, Prayitno. 2002. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya.
Hamdani. 2012. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV Pustaka Setia. Ibung, Dian. 2009. Mengembangkan Nilai Moral pada Anak. Jakarta: Media Komputindo. Prayitno. 2004. Layanan L1-L9. Padang: Universitas Negeri Padang. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sabri, Ahmad.2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching. Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.
8