BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG
JURNAL
Asmaneli 09060001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT 2014
BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG Oleh: Asmaneli* Fitria Kasih** Rahma Wira Nita** *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of the research is the valuation in each successive of individual counseling by guidance and counseling teacher at Senior High School PGRI 1 Padang which is still done improperly as it is hoped. The research focus is (1) the form of process appraisal in each successive of individual counseling, (2) the form of outcome appraisal in each successive of individual counseling. The research design is descriptive qualitative, by using snowball sampling to get the sample. The research informants are two guidance and counseling teachers of Senior High School PGRI 1, and the supportive informants are seven students of Senior High School PGRI 1 who involve in each successive of individual counseling. The data is accumulated by interview. Then, the data is analyzed in three steps: (1) data reduction, (2) data presentation , (3) conclusion. The test result indicates that the appraisals done by the guidance and counseling teacher are: 1) process appraisal 2) outcome appraisal. The outcome appraisal is done in three steps likely, immediate, short term, and long term. This appraisals are Understanding, Comfort, Action (UCA). Keyword : Process Appraisal, Outcome Appraisal, Individual Counseling, Teacher
PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Arah pembentukan lembaga ini yaitu memberikan kemudahan pencapaian perkembangan yang optimal terhadap peserta didik. Mencapai perkembangan diri yang optimal, dalam kelembagaan sekolah diwujudkan dengan adanya bidang pelayanan pendidikan, salah satunya adalah pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah. Konseling adalah sebuah pekerjaan, disiplin keilmuan atau profesi yang baru. Tugas konseling adalah memberikan kesempatan kepada klien untuk mengeksplorasi, menemukan dan menjelaskan cara hidup
lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi sesuatu. Melihat hasil kinerja seorang guru BK dalam memberikan layanan konseling perorangan maka, guru BK melaksanakan penilaian yang dilaksanakan setelah pemberian layanan konseling perorangan berupa format penilaian segera yang telah disediakan. Pelaksanaan penilaian segera, siswa secara sukarela memberikan keterangan yang berupa pemahaman yang diperoleh, perasaan yang dicapai dan usaha yang akan dilakukan oleh klien tersebut. Sebagai kegiatan yang profesional, kegiatan – kegiatan dalam bimbingan dan konseling seharusnya mendapat penilaian. Penilaian BK mempunyai kekhasan tertentu dibandingkan dengan penilaian dibidang lain. Prayitno (Ahmad dan Hasan, 2002:105) secara khusus menggunakan istilah “penilaian pengembangan” hal ini disebabkan karena penilaian itu disamping mengacu kepada hasil yang diperoleh klien juga beriorentasi pada apa yang terjadi selama proses layanan berlangsung.
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan dari beberapa layanan konseling perorangan yang telah dilakukan oleh guru BK di SMA PGRI 1 Padang evaluasi penilaian belum dilaksankan dengan optimal, guru BK tidak menilai atau tidak mengikuti perkembangan masalah peserta didik setelah melaksanakan konseling dalam waktu tertentu sehingga perubahan tingkah laku peserta didik belum ada perubahan secara efektif. Berdasarkan data ini dapat disimpulkan ahwa guru BK belum dapat memanfaatkan hasil evaluasi dengan optimal. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah (1) bentuk penilaian proses dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK. (2) bentuk penilaian hasil dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi sebagai penyebab munculnya masalah dalam penelitian ini, maka tidak semua faktor tersebut akan peneliti teliti. Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : bagaimana bentuk penilaian dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK di SMA PGRI 1 Padang ?
METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan data tentang bentuk penilaian dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK di SMA PGRI 1 Padang. Menurut Moleong (2010:6) bahwa : Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling yaitu sumber data utama adalah 2 orang guru BK dan yang menjadi informan pendukung adalah 7 orang peserta didik yang pernah mengikuti layanan konseling perorangan. Dalam penelitian ini, menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh data secara langsung dari subjek yang diwawancarai. Bungin (2011:111)
mengemukakan bahwa: wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, temuan data yang peneliti kemukakan adalah data yang bersifat kualitatif yaitu data yang disajikan sesuai dengan apa yang dikemukakan informan dari hasil wawancara yaitu tentang bentuk penilaian dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK, yang mana membahas tentang penilaian proses dan penilaian hasil. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK terungkap bahwa penilaian proses dapat dilakukan dengan melihat keaktifan atau partisipasi, dan keterbukaan klien serta adanya komunikasi dua arah antara klien dan guru BK. Penelitian ini juga menungkapkan bagaimana pemahaman kien terhadap masalahnya, minat klien tentang konseling lanjutan serta mengungkapkan kelancaran proses. Sedangkan hasil temuan penelitian terkait dengan penilaian hasil yaitu guru BK melihat dari tiga aspek yaitu, pemahaman baru, perasaan klien dan recana tindakan klien. Penilaian hasil guru BK lebih mengungkapkan tentang pemahaman WPKNS peserta didik, serta melihat perubahan tingkah laku atau masalah serta terentas atau tidaknya masalah peserta didik dari waktu tertentu. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan bentuk penilaian dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK di SMA PGRI 1 Padang. 1. Penilaian proses 1) Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru BK, awal proses konseling perorangan guru BK berusaha memberikan pemahaman kepada peserta didik manfaat dari konseling perorangan, selama proses konseling guru BK memberikan berbagai teknik untuk menggali permasalahan peserta didik, selain itu guru BK juga melakukan penilaian
2)
3)
4) 5)
dengan melihat dan mengamati suasana penyelenggaraan proses konseling perorangan dan keaktifan klien selama proses konseling berlangsung. Prayitno (Diniaty, 2012:71) menegaskan bahwa penilaian proses dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan cara : 1) Mengamati partisispasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan. Mengungkapkan pemahaman atau pendalaman klien atas masalah yang dialaminya. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi klien dan perolehan klien sebagai sebagai hasil dari partisipasi atau aktivitasnya dalam kegiatan layanan. Mengungkapkan minat siswa tentang minat kegiatan layanan lebih lanjut. Mengungkapkan kelancaran proses, dan suasana penyelenggaraan kegiatan.
Setiap proses tahapan kegiatan konseling tersebut dimulai dari awal kegiatan sampai berakhirnya kegiatan, guru BK harus mampu melancarkan proses konseling serta memberikan penilaian selama proses konseling perorangan. Penilaian itu baik berupa tindakan ataupun sikap dari peserta didik yang dimunculkan selama konseling perorangan beralangsung. 2.
Penilaian hasil Prayitno (Diniaty, 2012:75) menjelaskan bahwa ada tiga tahap penilaiana yaitu : 1) Tahap immediate, yaitu evaluasi yang dilakukan segera (laiseg), setelah klien selesai mengikuti konseling (layanan). Contohnya pada waktu akan diakhiri konseling, konselor bertanya pada klien tentang perolehannya selama mengikuti konseling. 2) Tahap short term, yaitu evaluasi yang dilakukan beberapa hari (seminggu) setelah klien mengikuti layanan (laijapen). 3) Tahap long term, yaitu evaluasi yang dilakukan setelah klien mengikuti layanan dalam waktu yang cukup lama, dalam jangka satu semester/bulanan (laijapang).
Penilaian hasil yang dilaksanakan oleh guru BK bertujuan untuk mengungkapkan perolehan aspek-aspek kepribadian peserta
didik. Aspek yang perlu diungkapkan dalam penilaian segera adalah Prayitno (2004:29) menjelaskan bahwa fokus penilaian segera layanan konseling perorangan adalah menilai diri klien berkenaan dengan ranah understanding, comfort, dan action (UCA). Understanding atau pemahaman yang di peroleh peserta didik setelah layanan konseling perorangan meliputi WPKNS, pemahaman permasalahan peserta didik yang dibahas, penyebab munculnya permasalahan, sampai pada pemahaman peserta didik tentang langkah penanganan masalah. Comfort atau pencapaian keringanan beban perasaan peserta didik yang berkembang pada peserta didik yaitu mencakup tentang kenyamanan atau terbebani terhadap konseling perorang. Sedangkan action atau perencanaan tindakan dilakukan dengan cara menanyakan kepada peserta didik tentang rencana kegiatan apa yang akan dilaksanakan setelah konseling dalam rangka mewujudkan upaya pengetasan masalah yang dialami peserta didik. Aspek yang dinilai dalam penilaian jangka pendek dan jangka panjang Diniaty (2012:74) menjelaskan bahwa perkembangan aspe-aspek kepribadian peserta didik, seperti sikap, kebiasaan , motivasi dan keterampilan belajar, self concep, kemampuan bersosialisasi, krativitas, dan dapat dinilai setelah peserta didik atau klien menjalani layanan BK dalam periode tertentu. Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui efektifitas atau efisiensi proses untuk meningkatkan kualitas proses layanan konseling perorangan itu sendiri. Penilaian hasil, yang akan dinilai adalah hasil-hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan layanan konseling perorangan itu secara keseluruhan. Melalui bimbingan dan konseling penanganan masalah peserta didik setelah konseling diharapkan dapat merubah sikap kebiasaan dan motivasi peserta didik dalam belajar ataupun dalam penyeleasaian masalah, serta peserta didik memiliki dan menanamkan konsep diri yang baik pada dirinya sendiri.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian proses; penilaian yang dilakukan selama proses konseling perorangan berlangsung. Penilaian
2.
proses lebih ditentukan dari keterbukaan peserta didik dalam menceritakan masalahnya serta kemampuan guru BK dalam mengungkap, (1) partisipasi klien: partisipasi klien dalam konseling dapat dilihat dari keaktifan dan respon klien selama proses konseling. (2) pemahaman klien atas masalahnya: pemahaman klien terhadap masalahnya dapat dinilai dari cara klien dalam menceritakan atau menguraikan masalahnya. (3) minat klien tentang konseling lebih lanjut: minat klien tentang kegiatan lebih lanjut dapat dilihat dari antusias klien selama proses konseling. (4) kelancaran proses: Proses konseling dapat dikatakan berjalan lancar atau berhasil jika klien mampu secara mandiri mengambil keputusan dan adanya keinginan klien untuk merubah sikap. Penilaian hasil; penilaian yang dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik setelah konseling perorangan selesai, penilaian hasil mengungkapkan hasil-hasil yang telah dicapai dari pelaksaanaan layanan konseling perorangan secara menyeluruh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian hasil yang dilakukan oleh guru BK dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu: (1) tahap immediate (penilaian segera): penilaian segera yang diberikan oleh guru BK yaitu dengan wawancara. Hasil temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan peserta didik merasa senang dan nyaman serta lega karena telah melaksanakan konseling, peserta didik merasa mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapinya sehingga pesrta didik merasa beban masalahnya berkurang. (2) tahap short term (penilaian jangka panjang): Penilaian jangka pendek yaitu melihat tentang berkurangnya masalah atau perubahan sikap peserta didik. (3) tahap long term (penilaian jangka panjang: fokus penilaian jangka panjang yang diberikan oleh guru BK yaitu tentang terentasnya masalah peserta didik.
SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian ini menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut: 1. Guru BK, diharapkan dapat memberikan pelayanan konseling perorangan dengan baik yaitu melaksanakan penilaian proses ataupun hasil sesuai dengan kebutuhan masalah peserta didik agar dapat membimbing dan memotivasi peserta didik dalam mengentaskan masalahnya. 2. Kepala Sekolah diharapkan dapat mendukung pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang telah disusun oleh Guru BK dengan menyediakan jam ajar dalam kelas dalam rangka membantu guru BK terutama dalam memanfaatkan hasil penilaian bimbingan dan konseling dengan melihat langsung perkembangan peserta didik di dalam kelas. 3. Bagi peneliti Selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai bentuk penilaian dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan oleh guru BK,karena penelitian ini sangat menarik untuk diteliti. KEPUSTAKAAN Ahmad, Riska & Marwisni Hasan. 2002. Pengelolaan Program BK. Padang: UNP. Burhan, Bungin. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Diniarty, Amirah. 2012. Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru: Zanafah Publishing. Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Roskarya. Prayitno. 2004. Seri Layanan BK. Padang: BK FIP UNP.