Volume 1
Nomor 1 Januari 2013
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
Halaman 62 -70 Info Artikel: Diterima21/02/2013 Direvisi25/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013
___________________________________ PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN Ilya Rahmi Risno1), Asmidir Ilyas2), Syahniar3)
Abstract Individual counseling services are in guidance and counseling services that provide benefits to the students to alleviate personal problems. Various problems faced by students with respect to the acquisition of the students after attending individual counseling services. This study aims to determine student gains after attending individual counseling services. The study was descriptive, subject students who have completed individual counseling services in SMP Negeri Padang 26 students totaling 35 people. In general it was found that most students have gotten gains after attending individual counseling services both in terms of understanding, the form of the acquisition or expectation after attending individual counseling services. Keywords: Acquisition, Individual Counseling Services
konseling
PENDAHULUAN
perorangan
merupakan
layanan
Layanan konseling perorangan sangat
konseling yang diselenggarakan oleh seorang
penting guna membantu siswa agar terjadinya
konselor terhadap seorang klien (siswa) dalam
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik
rangka pengentasan masalah pribadi klien dalam
dan terentaskannya masalah yang dialami siswa,
interaksi langsung atau tatap muka. Artinya,
yang dapat menggangu perkembangan siswa, baik
layanan konseling perorangan sangat penting
yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial,
dalam membantu pengentasan masalah siswa di
karir dan belajar. Pernyataan tersebut diperjelas
samping layanan yang lainnya, dan diharapkan
oleh Prayitno dan Erman Amti (1994:296)
melalui layanan konseling perorangan ini dapat
“konseling dianggap sebagai layanan yang paling
memungkinkan siswa menentukan arah hidupnya
utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan
sehingga dapat mengambil keputusan untuk
masalah klien (siswa)”. Sejalan dengan itu,
kepentingan siswa itu sendiri.
Prayitno
(2004:1)
mengungkapkan
layanan
1
Ilya Rahmi Risno (1), Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, email:
[email protected] 2 Asmidir Ilyas (2), Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, email:
[email protected] 3 Syahniar (3), Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, email:
[email protected] 62
© 2013 oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
63
Pernyataan tersebut diperjelas lagi oleh
Siswa menganggap pelayanan BK hanya untuk
Prayitno (2004:4) di mana tujuan dari layanan
siswa yang nakal, kondisi ini membuat siswa
konseling perorangan ada dua, yaitu: 1) Tujuan
menjadi kurang tertarik untuk mengikuti layanan
umum: terentaskannya masalah yang dialami klien
konseling perorangan (3) siswa merasa kecewa
2)
karena ia sangat berharap dengan mengikuti
Tujuan
khusus:
tujuan
khusus
layanan
konseling perorangan terkait dengan fungsi-fungsi
konseling
konseling di antarannya adalah klien memahami
terentaskan namun kenyataannya konseling yang
seluk
secara
dilakukan tidak dapat memenuhi harapan itu
mendalam, komprehensif dan dinamis sebagai
sehingga membuat siswa tidak datang lagi pada
fungsi pemahaman, pemahaman itu mengarah
proses konseling berikutnya.
beluk
masalah
yang
dialami
perorangan
masalahnya
dapat
kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta
Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian
kegiatan demi terentaskannya secara spesifik
dari Purwantiningsih (2009) terungkap sebagian
masalah yang dialami klien sebagai fungsi
besar
pengentasan, pengembangan dan pemeliharaan
pelaksanaan asas kesukarelaan karena kehadiran
potensi klien dan berbagai fungsi positif yang ada
orang lain sewaktu konseling, merasa malu
pada klien merupakan latar belakang pemahaman
menceritakan masalah pribadi kepada guru BK
dan pengentasan masalah klien dapat dicapai
dan masih ada peserta didik yang berpersepsi
sebagai fungsi pengembangan dan perorangan
negatif tentang tempat konseling yang dianggap
dapat melayani sasaran bersifat advokasi sebagai
kurang rahasia. Selanjutnya, hasil penelitian
fungsi advokasi.
Emilia Tresia (2010) mengungkapkan siswa
siswa
berpersepsi
negatif
tentang
Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa
memiliki minat yang kurang dalam mengikuti
pemberian bantuan dalam mengentaskan masalah
layanan konseling perorangan. Faktor penyebab
yang dialami siswa melalui layanan konseling
kurangnya minat siswa dalam mengikuti layanan
perorangan menjadi sangat penting, karena dapat
konseling perorangan adalah karena kurangnya
merubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih
pemahaman
baik, dengan terentaskannya masalah yang dialami
konseling perorangan, siswa tidak mengalami
siswa,
dalam
sebagaimana semestinya proses konseling, tidak
meningkatkan prestasi belajar, mengembangkan
menemukan kepribadian konselor yang sesuai
cita-cita, menyelenggara kan kehidupan sehari-
dengan
hari dan mengambil keputusan sehingga siswa
lingkungan
mampu mengembangkan dirinya secara efektif.
konseling perorangan kurang mendukung.
siswa
juga
dapat
ikut
serta
siswa
tentang
yang diharapkan untuk
manfaat
layanan
dan kondisi
melaksanakan
fisik
layanan
SMPN 26 Padang merupakan tempat
Kenyataan di lapangan, khususnya di SMPN 26 Padang ada lima orang siswa yang
peneliti
berpendapat: (1) tidak selalu jika siswa ada
Konseling Pendidikan di Sekolah (PLKP-S) pada
masalah
layanan
semester Januari-Juni 2012. Berdasarkan hasil
konseling perorangan yang diberikan oleh guru
wawancara peneliti dengan empat orang guru BK
BK di sekolah. Hal ini disebabkan karena siswa
di sana tanggal 24 Februari 2012 terungkap
merasa malu untuk terbuka mengungkapkan
bahwa: (1) guru BK sudah memasyarakatkan BK
masalahnya
takut
kepada siswa, dengan cara menyediakan waktu
masalahnya tidak dirahasiakan oleh guru BK (2)
satu jam untuk menginformasikan apa, mengapa
harus diselesaikan
kepada
guru
melalui
BK
dan
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
melaksanakan
Praktik
Nomor 1 Januari 2013
Lapangan
64
guru BK
setelah mengikuti layanan konseling perorangan,
menyediakan waktu khusus bagi siswa yang ingin
siswa sudah merasa senang dan lega karena
mengkonsultasikan masalahnya sehingga ketika
permasalahan yang menjadi beban pikirannya
siswa
konseling
selama ini menjadi teratasi, sehingga siswa dapat
perorangan siswa dapat memperolehnya secara
menjalankan kehidupannya ke arah yang lebih
langsung (2) pelaksanaan layanan konseling
baik.
dan bagaimana
BK
di
membutuhkan
sekolah,
layanan
perorangan di SMPN 26 Padang sudah dijalankan
Berdasarkan permasalahan yang telah
oleh guru BK. Sedangkan dari pihak sekolah
dikemukakan maka fokus dalam penelitian ini
sudah menyediakan fasilitas ruangan dan sarana
adalah perolehan siswa setelah mengikuti layanan
prasarana memadai dan menyediakan fasilitas
konseling perorangan terhadap siswa di SMP
teknis untuk ruang BK seperti Alat Ungkap
Negeri 26 Padang dilihat dari segi pemahaman
Masalah Umum (AUM UMUM), Alat Ungkap
siswa, bentuk perolehan siswa, dan harapan siswa
Masalah Prasyarat penguasaan materi pelajaran,
setelah mengikuti layanan konseling perorangan.
Keterampilan belajar, Sarana belajar, Keadaan diri
METODOLOGI PENELITIAN
pribadi, Lingkungan belajar dan sosio-emosional
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
(AUM PTSDL), dan Sosiometri, dan perangkat
yang
lainnya seperti struktur organisasi BK, Kerangka
menggambarkan
kerja utuh BK SMPN 26 Padang, janji konselor,
mengikuti layanan konseling perorangan terhadap
asas-asas
kenyataan
siswa di SMP Negeri 26 Padang dilihat dari segi:
pelaksanaannya masih ada siswa yang kurang
(1) pemahaman siswa, (2) bentuk perolehan siswa,
tertarik
dan (3) harapan siswa setelah mengikuti layanan
BK,
untuk
namun
mengikuti
dalam
layanan
konseling
perorangan.
bertujuan
mendeskripsikan perolehan
siswa
atau setelah
konseling perorangan.
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara
Subyek penelitian ini adalah siswa yang
peneliti dengan 12 orang siswa pada tanggal 1
sudah
sampai 3 Maret 2012 di SMP yang sama
perorangan di SMP Negeri 26 Padang yang
terungkap bahwa (1) tiga dari 12 orang siswa yang
berjumlah 35 orang. Instrument yang digunakan
diwawancarai mengatakan merasa kurang percaya
adalah
diri untuk mengungkapkan masalah pribadi yang
persentase.
mereka alami kepada guru BK (2) tiga dari 12
HASIL
pernah
angket
mengikuti
yang
layanan
diolah
konseling
dengan
teknik
orang siswa yang diwawancarai mengatakan
Berdasarkan hasil pengolahan data,
bahwa ketika dirinya bermasalah ia tidak langsung
maka hasil penelitian ini dapat dideskripsikan
menemui guru BK untuk mengikuti konseling
sebagai berikut:
perorangan agar masalahnya dapat terentaskan
Tabel 1
melainkan lebih memilih untuk menceritakan
Rekapitulasi Rata-rata Persentase
masalahnya kepada teman sebaya (3) enam dari 12
Pemahaman Siswa tentang Layanan Konseling
orang siswa yang diwawancarai mengungkapkan
Perorangan
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
Nomor 1 Januari 2013
65
n = 35 Jawaban Berdasarkan
pada
tabel
1
terlihat
NO
Jenis Perolehan
SS+S
KS+TS
%
%
84,76
15,21
80,8
19,14
84,4
15,54
75,77
22,28
81,43
18,04
gambaran rata-rata persentase mengenai perolehan siswa
setelah
mengikuti
layanan
konseling
1
Pemahaman
siswa
perorangan dalam hal pemahaman siswa tentang
setelah
mengikuti
layanan konseling perorangan. Jika dilihat dari
layanan
konseling
jawaban SS+S (sangat sesuai+sesuai) secara
perorangan
keseluruhan terungkap sebagian besar (77,93%)
2
Kompetensi
siswa
siswa telah memiliki pemahaman tentang tentang
setelah
mengikuti
layanan
layanan
konseling
konseling
perorangan
dalam
hal
pengertian, tujuan dan manfaat bagi dirinya, dan pada jawaban KS+TS (kurang sesuai+tidak sesuai)
perorangan 3
Usaha
yang
sebagian kecil (22,06%) siswa belum memiliki
dilakukan
siswa
pemahaman tentang tentang layanan konseling
terhadap
perorangan dalam hal pengertian, tujuan dan
masalahnya setelah
manfaat bagi dirinya.
mengikuti layanan Jawaban
NO
1
Jenis Pemahaman
Pemahaman
siswa
tentang
pengertian
layanan
konseling
SS+S
konseling perorangan
KS+T S
4
Perasaan
siswa
%
%
setelah
mengikuti
74,28
25,71
layanan
konseling
perorangan RATA-RATA
perorangan 2
Pemahaman
siswa
tentang
tujuan
layanan
konseling
76,43
23,57
pada
tabel
2
terlihat
gambaran rata-rata persentase mengenai perolehan siswa
perorangan 3
Berdasarkan
setelah
mengikuti
layanan
konseling
perorangan dalam hal bentuk perolehan siswa
Pemahaman
siswa
83,1
16,92
setelah mengikuti layanan konseling perorangan.
tentang
manfaat
Dilihat dari jawaban SS+S (sangat sesuai+sesuai)
layanan
konseling
secara keseluruhan terungkap sebagian besar
perorangan
(81,43%)
bagi
siswa
telah
mendapatkan
bentuk
perolehan dalam hal pemahaman, kompetensi,
dirinya RATA-RATA
77,93
22,06
usaha dan perasaan setelah mengikuti layanan konseling perorangan, dan pada jawaban KS+TS
Tabel 2
(kurang
Rekapitulasi Rata-rata Persentase
sesuai+tidak
sesuai)
sebagian
kecil
Bentuk Perolehan Siswa Setelah Mengikuti
(18,04%) siswa belum mendapatkan bentuk
Layanan Konseling Perorangan
perolehan dalam hal pemahaman, kompetensi,
n = 35
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
Nomor 1 Januari 2013
66
usaha dan perasaan setelah mengikuti layanan
komitmennya
konseling perorangan.
perorangan, dan pada jawaban KS+TS (kurang
setelah
mengikuti
konseling
Tabel 3
sesuai+tidak sesuai) sebagian kecil 13,92% siswa
Rekapitulasi Rata-rata Persentase
belum memperoleh harapan dalam hal siswa
Harapan Siswa Setelah Mengikuti
mengalami KES (kehidupan efektif sehari-hari), informasi
Layanan Konseling Perorangan
dan pemahaman baru, dicapainya
keringanan
n = 35
beban
perasaan
dan
siswa
melaksanakan komitmennya setelah mengikuti konseling perorangan.
Jawaban NO
1
Jenis Harapan
Siswa
mengalami
KES
(kehidupan
SS+S
KS+TS
%
%
94,3
5,72
Pembahasan pertanyaan
80
1.
Dicapainya
81,43
18,57
Pemahaman
Tentang
Layanan
Berdasarkan hasil penelitian ditemui pada aspek
Siswa
Siswa
Konseling Perorangan
beban
perasaan 4
bagaimanakah
perorangan:
dan
keringanan
yaitu
pada
siswa setelah mengikuti layanan konseling
20
pemahaman baru 3
penelitian
berdasarkan
perorangan, bentuk perolehan siswa dan harapan
Siswa memperoleh informasi
ini
pemahaman siswa tentang layanan konseling
efektif sehari-hari) 2
PEMBAHASAN
88,6
11,42
pemahaman
siswa
tentang
layanan
konseling perorangan dalam hal pemahaman siswa
melaksanakan
tentang pengertian layanan konseling perorangan
komitmennya
jika
setelah
mengikuti
(77,93%) siswa sudah memiliki pemahaman.
layanan
konseling
Sebelum mengikuti layanan konseling perorangan
dirata-ratakan
ditemui
sebagian
besar
siswa harus memahami terlebih dahulu apa itu
perorangan RATA-RATA
86,08
13,92
layanan
konseling
perorangan,
bagaimana
tujuannya dan apa manfaat bagi dirinya sehingga Berdasarkan
pada
tabel
3
terlihat
gambaran rata-rata persentase mengenai perolehan siswa
setelah
mengikuti
layanan
konseling
perorangan dalam hal harapan siswa setelah mengikuti layanan konseling perorangan. Jika dilihat dari jawaban SS+S (sangat sesuai+sesuai) secara keseluruhan terungkap bahwa sebagian besar (86,08%) siswa telah memperoleh harapan dalam hal siswa mengalami KES (kehidupan efektif sehari-hari), siswa memperoleh informasi dan pemahaman baru, dicapainya keringanan beban
perasaan
dan
siswa
melaksanakan
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
proses konseling perorangan bisa berjalan dengan lancar dan masalah siswa dapat terentaskan, kenyataan ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2004:1)
mengungkapkan
layanan
konseling
perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien (siswa) dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien dalam interaksi langsung atau tatap muka. Selanjutnya Winkel (1997) bahwa orang yang dilayani dalam konseling hendaknya berhasil mengembangkan sikap serta tingkah laku yang memuaskan bagi dirinya sendiri
Nomor 1 Januari 2013
67
dan bagi lingkungannya serta berhasil mengatur
yang belum memahami manfaat layanan konseling
kehidupannya sendiri secara bertanggung jawab.
perorangan itu sendiri.
Selanjutnya Dewa Ketut Kusmawati
ini
seperti
yang
dikemukakan
Prayitno (2004:1) dimana layanan konseling
konseling adalah hubungan timbal balik antara dua
perorangan merupakan layanan konseling yang
orang individu yang mana yang seorang adalah
diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap
konselor berusaha membantu yang lain (klien)
seorang klien (siswa) dalam rangka pengentasan
untuk mencapai atau mewujudkan pemahaman
masalah pribadi klien dalam interaksi langsung
tentang dirinya sendiri dengan kaitanya dengan
atau tatap muka. Oleh karena itu, bagi siswa yang
masalah atau kesulitan yang dihadapinya pada saat
belum memahami diharapkan agar dapat mencari
sekarang dan masa yang akan datang. Maka
informasi lebih banyak lagi dari guru BK tentang
jelaslah layanan konseling perorangan sangat
konseling perorangan dan secara tidak langsung
penting dalam membantu pengentasan masalah
menghilangkan anggapan negatif siswa terhadap
siswa di samping layanan yang lainnya, oleh
layanan konseling perorangan dan sekaligus
karena
menumbuhkan ketertarikan/minat siswa untuk
siswa
yang
menjelaskan
Hal
bahwa
itu
(2008:168)
Sukardi dan Nila
sudah
memperoleh
pemahaman tentang pengertian layanan konseling
memanfaatkan
perorangan, tujuan dan manfaat bagi dirinya ini
pengentasan masalah yang dialami.
diharapkan jika ada masalah dapat langsung
2. Bentuk Perolehan Siswa Setela Mengikuti
memanfaatkan
layanan
konseling
perorangan
layanan
konseling
dalam
Layanan Konseling Perorangan
dengan menemui guru BK untuk mengikuti layanan konseling perorangan agar masalahnya dapat terentaskan.
Berdasarkan hasil penelitian ditemui pada aspek bentuk perolehan siswa setelah mengikuti
Sementara itu masih ada sebagian kecil
layanan
konseling
perorangan
dalam
hal
siswa yang belum memahami tentang pengertian
pemahaman, kompetensi, usaha dan perasaan
layanan konseling perorangan, tujuan dan manfaat
siswa
bagi dirinya jika dirata-ratakan ditemui sebanyak
perorangan jika dirata-ratakan ditemui sebagian
(22,06%). Ini terjadi mungkin karena siswa
besar
beranggapan bahwa yang mengikuti layanan
perolehan dalam hal pemahaman, kompetensi,
konseling perorangan ini hanya siswa-siswa yang
usaha dan perasaan setelah mengikuti layanan
nakal saja sehingga membuat siswa menjadi
konseling perorangan.
setelah
(81,43%)
kurang tertarik untuk mengikuti layanan konseling
mengikuti
siswa
layanan
sudah
konseling
mendapatkan
Kenyataan ini sesuai dengan pendapat
perorangan, mungkin karena masih ada siswa yang
Prayitno
merasa belum puas terhadap hasil konseling,
mengungkapkan bahwa klien sangat perlu untuk
mungkin anggapan siswa guru BK belum bisa
memahami masalah yang dialaminya, sebab
sepenuhnya meyakinkan siswa untuk merubah
dengan memahami masalahnya itu ia memiliki
keyakinan-keyakinan siswa yang tadinya salah
dasar bagi upaya yang akan ditempuh untuk
terhadap dirinya menjadi benar sehingga ia belum
mengatasi masalahnya itu. Selanjutnya Prayitno
bisa menerima keadan dirinya secara positif dan
(2009:26)
dinamis dan mungkin karena masih ada siswa
layanan konseling juga ditinjau dari sisi kondisi
dan
Erman
menjelaskan
Amti
bahwa
(2004:200)
keberhasilan
rasa yang ada pada diri siswa yang dilayani, yaitu
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
Nomor 1 Januari 2013
68
rasa diri (fisikal, intelektual, emosional dan
setelah mengikuti layanan konseling perorangan
teknikal), rasa sosial, rasa nilai/moral dan rasa
biasanya ini dialami oleh siswa-siswa yang nakal
spiritual. Kondisi rasa yang dimaksudkan itu
yang mengikuti layanan konseling perorangan
terkait dengan rasa diri yang terjadi pada subjek
reveral dari wali kelas nya, masih ada siswa yang
yang dilayani diujung proses layanan, misalnya
merasa kurang senang dengan guru BK nya
rasa senang, rasa lega, dan terbebas dari beban.
mungkin dari sikapnya sehingga siswa merasa
pemahaman
kurang nyaman mengikuti layanan konseling
masalah oleh siswa (klien) sendiri merupakan
perorangan. Munro, Manthei, Small (1983:37)
modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut,
mengatakan
oleh karena itu siswa yang sudah memperoleh
kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan yang
pemahaman tentang pemahaman, kompetensi,
diambil oleh klien sendiri. Dengan kemampuan
usaha dan perasaan setelah mengikuti layanan
siswa dalam mengambil keputusan sendiri, berarti
konseling perorangan ini diharapkan untuk terus
siswa bisa menanggung resiko yang mungkin ada
memanfaatkan layanan konseling perorangan jika
sebagai akibat keputusan tersebut dan guru BK
ada masalah agar masalahnya dapat terentaskan
diharapkan dapat mendorong siswa untuk berani
sehingga tercapainya KES (kehidupan efektif
mengambil keputusan sendiri
Maka
jelaslah
bahwa
dasar
etika
konseling
yaitu
Oleh karena itu, bagi siswa yang belum
sehari-hari). Sementara itu masih ada sebagian kecil
mendapatkan perolehan diharapkan lebih banyak
siswa yang belum mendapatkan perolehan dalam
bertanya dan tidak malu-malu untuk terbuka
hal pemahaman, kompetensi, usaha dan perasaan
terhadap masalah yang dialaminya pada guru BK
siswa
konseling
saat konseling, kepada guru BK hendaknya
perorangan jika dirata-ratakan ditemui sebanyak
memiliki kepribadian yang menyenangkan dan
(18,04%). Ini terjadi mungkin masih ada siswa
menciptakan suasana yang kondusif agar siswa
yang belum memahami kenapa masalah yang
merasa senang dan nyaman mengikuti layanan
dialaminya bisa terjadi dan binggung kemana arah
konseling perorangan, memberikan keyakinan-
pemecahan masalah yang harus dijalani sehingga
keyakinan lebih kepada siswa agar keyakinan-
siswa masih mengalami KES-T (kehidupan efektif
keyakinan siswa yang tadinya salah terhadap
sehari-hari terganggu), mungkin karena masih ada
masalahnya misalnya menganggap masalahanya
siswa yang belum puas dengan konseling yang
tidak begitu penting untuk dientaskan menjadi
dijalani
lebih yakin bahwa setiap masalah yang dialami
setelah
dengan
pendalaman bahwa
mengikuti
guru
BK,
masalahnya,
guru
BK
layanan
mungkin
siswa
belum
pada
beranggapan
mendalami
betul
masalahnya secara keseluruhan dan terkesan terburu-buru
untuk
menyuruh
siswa
untuk
harus dientaskan sehingga
tercapainya KES
(kehidupan efektif sehari-hari). 3. Harapan Siswa Setelah Mengikuti Layanan Konseling Perorangan
mengambil keputusan, sehingga siswa merasa ragu/bimbang dengan keputusan yang diambil,
Berdasarkan hasil penelitian ditemui pada
mungkin karena masih ada siswa yang merasa
aspek harapan siswa setelah mengikuti layanan
kurang peduli terhadap masalahnya dan tidak
konseling perorangan dalam hal siswa mengalami
terlalu
kedalam
KES, diperolehnya informasi dan pemahaman
kehidupan sehari-hari setelah apa yang di dapat
baru, dicapainya keringanan beban perasaan dan
penting
untuk
menerapkan
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
Nomor 1 Januari 2013
69
melaksanakan
komitmen
setelah
mengikuti
karena itu, bagi siswa yang belum memperoleh
layanan konseling perorangan jika dirata-ratakan
harapan setelah mengikuti layanan konseling
ditemui sebagian besar (86,08%) siswa sudah
perorangan diharapkan kepada guru BK agar lebih
memperoleh harapan setelah mengikuti layanan
mendalam untuk memahami masalah yang dialami
konseling perorangan.
siswa dan memberikan solusi yang tepat sehingga
Kenyataan ini diperjelas oleh pendapat Prayitno
(2004:29)
mengungkapkan
bahwa
keberhasilan layanan konseling perorangan salah
dapat menghilangkan kecemasan yang dirasakan siswa terhadap masalahnya. KESIMPULAN
satunya dilihat dari penilaian setelah dilakukanya
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
konseling tersebut. salah satu fokus penilaian
telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka
diarahkan pada harapan siswa diantaranya siswa
kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai
mengalami
sebagian
kehidupan
efektif
sehari-hari,
besar
(77,93%)
siswa
sudah
diperolehnya informasi dan pemahaman baru
mendapatkan perolehan dalam hal
(Understanding)
layanan
layanan konseling perorangan menyangkut dengan
keringanan
pengertian, tujuan dan manfaat layanan konseling
beban perasaan dan melaksanakan komitmen yang
perorangan bagi dirinya. Sebagian kecil (22,06%)
telah
siswa masih belum mendapatkan perolehan dalam
konseling
setelah
perorangan,
disepakati
mengikuti
dicapainya
setelah
mengikuti
layanan
memahami
hal memahami layanan konseling perorangan.
konseling perorangan. siswa
Sebagian besar (81,43%) siswa sudah
maka secara langsung masalah siswa dapat
mendapatkan perolehan setelah mengikuti layanan
terentaskan,
mengambil
konseling perorangan dalam hal pemahaman,
keputusan dengan tepat, oleh karena itu siswa
kompetensi, usaha dan perasaan terhadap masalah
yang sudah memiliki harapan setelah mengikuti
yang dialami. Sebagian kecil (18,04%) siswa
layanan konseling perorangan ini diharapkan
masih belum mendapatkan perolehan setelah
untuk mempertahankannya dan jika setiap ada
mengikuti layanan konseling perorangan.
Dengan
diperolehnya
dan
siswa
harapan
dapat
Sebagian besar (86,08%) siswa sudah
masalah selalu memanfaatkan layanan konseling masalahnya
memperoleh hal-hal yang mereka harapkan setelah
sehingga tercapainya KES (kehidupan efektif
mengikuti layanan konseling perorangan yaitu
sehari-hari).
dapat menjalani kehidupan efektif sehari-hari
perorangan
untuk
pengentasan
Sementara itu masih ada sebagian kecil
(KES), memperoleh informasi dan pemahaman
siswa yang belum memperoleh harapan setelah
baru, dicapainya keringanan beban perasaan dan
mengikuti layanan konseling perorangan jika
melaksanakan
dirata-ratakan ditemui sebanyak 13,92%. Ini
layanan konseling perorangan. Sebagian kecil
terjadi mungkin karena masih ada siswa yang
(13,92%) siswa masih belum memperoleh sesuatu
merasa guru BK belum bisa membantunya
sesuai dengan harapannya setelah mengikuti
mengentaskan
layanan konseling perorangan, yaitu memperoleh
masalahnya,
karena
setelah
komitmen
setelah
mengikuti
mengikuti layanan konseling perorangan siswa
informasi
masih merasa belum puas terhadap hasil konseling
keringanan beban perasaan dan melaksanakan
sehingga
komitmen.
ia
masih
merasa
cemas
terhadap
masalahnya karena belum terentaskan. Oleh
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
dan pemahaman baru, dicapainya
SARAN
Nomor 1 Januari 2013
70
Berdasarkan
kesimpulan
dari
hasil
penelitian, maka dapat diberikan saran-saran yaitu kepada
siswa,
setelah
memahami
layanan
Konseling Perorangan (Skripsi). BK FIP UNP. Munro,
E.,
dkk.
1983.
Penyuluhan
Suatu
konseling perorangan disarankan kepada siswa
Pendekatan
untuk selanjutnya selalu memanfaatkan layanan
(Terjemahan). Jakarta: Ghalia Indonesia.
konseling
perorangan
dalam
sehingga
tercapainya
masalahnya efektif
sehari-hari
langsung
dapat
(KES)
pengentasan
dan
membantu
kehidupan
secara
tidak
menghilangkan
kehidupan efektif sehari-hari terganggu (KES-T). Kepada guru BK, hendaknya dapat meningkatkan
wawasan,
pengetahuan,
Berdasarkan
Keterampilan
Prayitno. 2004. Layanan L1-L9. Padang: BK FIP UNP _______. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno & Erman Amti. 1994. Dasar–dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) dan
Purwantiningsih. 2009. Persepsi Peserta Didik
mensosialisasikan layanan konseling perorangan
Tentang Pelaksanaan Etika Dasar dalam
melalui suasana yang lebih kondusif lagi agar
Konseling Perorangan di SMA N 10
siswa
Padang (skripsi). BK FIP UNP.
lebih
masalahnya
terbuka sehingga
dalam
menyampaikan
tercapainya
kehidupan
efektif sehari-hari (KES), dan dalam memberikan
W.S Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
layanan konseling perorangan kepada siswa guru BK disarankan memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa, jika terdapat siswa yang belum mendapatkan perolehan, maka perlu tindak lanjut
atau analisis terhadap
layanan
yang
diberikan. Kepada Pihak Jurusan Bimbingan dan Konseling, bagi pimpinan dan dosen jurusan bimbingan dan konseling, untuk meningkatkan mutu mahasiswa sebagai calon konselor melalui berbagai kegiatan pembinaan mahasiswa yang mengarah
kepada
keprofesionalannya
dalam
pelayanan BK di sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Dewa
Ketut
Sukardi.
Pelaksanaan
2000.
Program
Pengantar
Bimbingan
dan
Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Emilia Tresia. 2010. Faktor-faktor Penyebab Kurangnya Minat Siswa dalam Layanan
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 1
Nomor 1 Januari 2013