EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN
1
Silvia Afdalina1, Rahma Wira Nita2, Rici Kardo2 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This research is motivated by the phenomenon that researchers found during the field practice there are some learners who are still relatively slow in understanding the lesson and make tasks given by teachers, so that learning difficulties such as concentration of attention, memory, behavior that is less effective and problem solving in learn. The purpose of this study is to describe: 1) The effectiveness of group guidance services in overcoming learning difficulties students in class X SMA Negeri 1 Painan seen from the cognitive aspect, (2) The effectiveness of group guidance services in overcoming learning difficulties students in class X SMA Negeri 1 Painan seen from the behavioral aspect. This research is a quantitative descriptive research. The population in this study were students in class X. Sampling technique was done by Purposive Sampling. The number of samples in this study are 42 students of class X in SMA Negeri 1 Painan. Technique of collecting data through questionnaire.The results revealed that: 1) the effectiveness of group guidance services in overcoming learning difficulties in view of the cognitive aspect quite effective, 2) the effectiveness of group guidance services in overcoming learning difficulties in view of behavioral aspects quite effective. So the research implementation of group guidance services conducted by teachers BK obtained the results that the group guidance services in overcoming learning difficulties learners in SMA Negeri 1 Painan quite effective, therefore the teacher should BK more improve the implementation of group guidance services, especially in overcoming learning difficulties to be more effective Keywords: Group Guidance, Learning Difficultie. PENDAHULUAN
manusia untuk belajar adalah ciri
Belajar merupakan suatu proses seorang
individu
yang
berupaya
mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut dengan hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Kemampuan
penting yang membedakan manusia dengan mahkluk lainnya. Kemampuan peserta didik untuk belajar secara terus menerus memberikan sumbangan bagi pengembangan berbagai gaya hidup. Namun masalah
demikian yang
banyak
berkaitan
sekali dengan
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta
didik.
Permasalahan
Menurut
Mulyadi
(2010:07)
yang
kesulitan belajar pada dasarnya suatu
berkaitan dengan kesulitan belajar
gejala yang nampak dalam berbagai
peserta didik, ditandai dengan adanya
jenis manifestasi tingkah laku baik
hasil belajar yang rendah.
secara lansung ataupun tidak lansung.
Dewasa ini banyak anak-anak yang
Sesuai dengan kesulitan belajar, maka
mengalami kesulitan belajar. Pada
tingkah laku yang dimanifestasikan
dasarnya kesulitan belajar tidak hanya
ditandai dengan adanya hambatan-
dialami
yang
hambatan tertentu. Gejala ini akan
berkemampuan rendah saja, tetapi juga
tampak dalam aspek-aspek kognitif,
dialami oleh peserta didik berkampuan
motoris, dan afektif, baik dalam proses
tinggi. selain itu, kesulitan belajar juga
belajar maupun dalam hasil belajar
dapat dialami oleh peserta didik yang
yang ingin di capai.
oleh
peserta
didik
berkampuan rata–rata disebabkan oleh faktor–faktor
tertentu
yang
menghambat
tercapainya
kinerja
akademik tidak sesuai dengan harapan. Kesulitan belajar peserta
didik
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami
bahwa
merupakan
suatu
kesulitan
belajar
hambatan
yang
dialami peserta didik dalam proses belajar
dengan
ditunjukkan dengan adanya hambatan-
tingkahlaku
hambatan tertentu untuk mencapai
motoris dan efektif yang menyebabkan
hasil
bersifat
prestasi belajar di bawah rata-tara atau
maupun
tidak semestinya.
belajar,
psikologis,
dan
dapat
sosiologis,
fisiologis, sehingga
pada
dalam
manifestasikan aspek
kognitif,
akhirnya
Kesulitan belajar ini tidak selalu
dapat menyebabkan prestasi belajar
disebabkan karena faktor intelegensi
yang dicapainya berada di bawah
yang rendah, akan tetapi dapat juga
semestinya. Jenis dan tingkat kesulitan
disebabkan oleh factor-faktor non-
yang dialami oleh siswa tidak sama
intelegensi. Dengan demikian, IQ yang
karena secara konseptual, intelegensi,
tinggi
dan kemauan untuk belajar setiap siswa
keberhasilan belajar, karena itu dalam
berbeda.
rangka memberikan bimbingan yang
belum
tentu
menjamin
tepat kepada setiap anak didik, maka
para
pendidik
perlu
memahami
peserta
didik
melalui
masalah-masalah yang berhubungan
kelompok.
dengan kesulitan belajar. Fenomena
kelompok merupakan sarana untuk
kesulitan belajar seorang peserta didik
menunjang
biasanya tampak jelas dari menurunya
masing-masing peserta didik, yang
kinerja akademik atau hasil belajarnya.
diharapkan dapat mengambil manfaat
Untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dialami
oleh
peserta
Dalam
kegiatan
perkembangan
dirinya sendiri.
diperlukan kerjasama yang baik antara
Sedangkan
dan
bimbingan
pembelajaran,
konseling
yang
optimal
dari pengalaman pendidikan ini bagi
didik
manajemen/supervisi,
bimbingan
Sukardi
(2008:64)
menyatakan hal yang sama mengenai bimbingan kelompok yaitu: Layanan
merupakan tiga pilar pendidikan. Guru
bimbingan
pembimbing
memiliki
sejumlah peserta didik secara bersama-
kompetensi dasar untuk melaksanakan
sama memperoleh pengetahuan baru
bimbingan
konseling
antara
Layanan
bimbingan
hendaknya
di
sekolah. kelompok
yang
anggota
pembimbing)
yang
memungkinkan
(terutama
dari
berguna
untuk
merupakan salah satu layanan yang ada
menunjang kehidupannya sehari-hari
dalam
konseling.
baik individu keluarga dan masyarakat
kelompok
serta
signifikan
pengambilan keputusan.
bimbingan
Layanan
bimbingan
memiliki dalam
dan
manfaat proses
berkomunikasi
yang
sosialisasi
pertimbangan
Metode-metode
yang
dalam
akan
didik.
diberikan dalam kegiatan belajar untuk
Bimbingan kelompok yaitu merupakan
peserta didik sekolah menegah atas
suatu
(terutama
layanan
peserta
dan
untuk
yang
memberikan
di
lingkungan
bantuan kepada kelompok (peserta
sangat
didik). Agar peserta didik mendapatkan
layanan bimbingan dan konseling.
pengetahuan dan pemahaman baru dan
Layanan bimbingan dan konseling
agar siswa dapat mengambil keputusan.
mempunyai
Tohirin
(2007:170)
menyatakan
berkaitan
membantu
empat
dengan
sekolah)
aspek
perkembangan
adanya
dalam individu,
bahwa bimbingan kelompok adalah:
yaitu aspek akademik (belajar), karir,
Suatu cara memberikan bantuan kepada
pribadi, dan sosial. Berkaitan dengan
permasalahan yang muncul akibat dari
adalah masalah yang berkaitan dengan
adanya kesulitan belajar yang dialami
emosi
oleh peserta didik SMA, maka perlu
melalui perilaku yang kurang sesuai
diberikan
layanan
dengan
kelompok.
Penggunaan
bimbingan layanan
bimbingan kelompok untuk mengatasi
yang
merefleksikan
norma-norma
dirinya
sosial
di
sekitarnya. Berdasarkan
observasi
yang
kesulitan belajar yang dialami peserta
peneliti lakukan di SMA Negeri 1
didik dapat dilakukan dengan melihat
Painan pada tanggal 31 Oktober 2016
dari beberapa aspek diantaranya : aspek
maka ditemukan adanya peserta didik
aspek kognitif dan aspek behavioral
yang masih tergolong lambat dalam
(perilaku).
memahami pelajaran dan membuat
Menurut Mulyono (2012:66) aspek psikologis
kognitif
yang
diberikan
guru,
kesulitan
adanya peserta didik yang acuh tak
proses
acuh dalam memperhatikan pelajaran
mengetahui
di dalam kelas, adanya peserta didik
merupakan
yang sering keluar masuk saat jam
kelompok keterampilan mental yang
pelajaran berlansung, adanya peserta
esensial
didik
belajar
berkenaan
belajar,
berfikir,
kemampuan
dari
tugas-tugas
dengan dan
kognitif
pada
kemanusiaan.
fungsi-fungsi
Melalui
gejala
emosional yang kurang wajar seperti
memungkinkan
murung, pemarah, mudah tersinggung,
tersebut
manusia
mengetahui,
mengerti,
menggunakan membahas,
menujukan
kemampuan
kognitif
menalar,
yang
menyadari,
dan
abstraksi, menjadi
kreatif.
serta jika mendapat nilai rendah tidak menunjukan
perasaan
menyesal,
adanya guru pembimbing dan guru mata
pelajaran
yang
kurang
Selanjutnya Notoatmodo (2003:21)
memperhatikan peserta didik yang
mengatakan bahwa perilaku adalah
mengalami kesulitan belajar di sekolah.
suatu kegiatan atau aktivitas, baik yang
Selain
itu,
peneliti
juga
diamati lansung, maupun yang tidak
mewawancarai guru BK di ruang BK
dapat diamati secara lansung oleh
pada tanggal 27 oktober 2016 dengan
pihak
hasil
lain.
Sedangkan
Jamaris
(2014:08) menyatakan kesulitan belajar
yaitu
layanan
bimbingan
kelompok mengenai kesulitan belajar
ini sudah pernah dilakukan di sekolah
penelitian non hipotesis dan tidak
oleh guru BK untuk membentu peserta
dimaksudkan untuk menguji hipotesis
didik yang mengalami masalah dalam
tertentu.
Selanjutnya
Sugiyono
belajar.
(2008:7)
mengemukakan
penelitian
Namun,
apakah
layanan
bimbingan kelompok ini dapat berjalan
kuantitatif merupakan penelitian yang
efektif
untuk
data penelitiannya berupa angka-angka
belajar
peserta
mengatasi didik.
kesulitan Wawancara
dan dianalisis menggunakan statistik.
dengan guru mata pelajaran pada
Berdasarkan pendapat di atas dapat
tanggal 29 oktober 2016 di ruang
disimpulkan
majlis guru menyatakan bahwa masih
deskriptif kuantitatif merupakan jenis
adanya peserta didik yang memiliki IQ
penelitian
di
prestasi
mendeskripsikan suatu hal dengan
belajarnya rendah, adanya peserta didik
menggunakan angka sehingga data
yang kurang memahami pelajaran yang
yang dikumpulkan, dapat ditafsirkan
diberikan, itu di lihat dari lembar
dan
jawaban
sistematis,
atas
rata-rata,
tetapi
peserta
didik
yang
bahwa
yang
penelitian
bertujuan
ditampilkan faktual
untuk
hasilnya
secara
dan
akurat.
menunjukan bahwa hasil yang di
Penelitian ini untuk mendeskripsikan
dapatkan tidak seimbang degan usaha
mengenai
yang dilakukan.
bimbingan kelompok dalam mengatasi
Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Efektifitas layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Painan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif
menjelaskan deskriptif
layanan
kesulitan belajar peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Painan. Penelitian Tanggal
ini
02-04
dilakukan Agustus
pada 2017,
penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan.
METODE PENELITIAN
kuantitatif.
efektivitas
Arikunto
(2010:27)
bahwa
penelitian
kuantitatif
merupakan
Pemilihan sekolah ini sebagai tempat dilaksanakan “Efektivitas Bimbingan
penelitian
tentang
Pelaksanaan
Layanan
Kelompok
dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta
Didik di Kelas X
SMA Negeri 1
Setelah
mendapatkan
kriteria
Painan” karena sekolah ini merupakan
penilaian melalui rumus di atas peneliti
sekolah tempat peneliti melakukan
dapat
praktek lapangan.
menggunakan rumus persentase yang
Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten
mengolah
data
dengan
dikemukakan oleh Sudjana (2005:50). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Efektivitas Layanan Bimbingan
Pesisir Selatan. Populasi dari penelitian
Kelompok
ini sebanyak 42 orang dan dijadikan
Kesulitan Belajar Peserta Didik
sampel sebanyak 42 orang. Untuk
di Kelas X SMA Negeri 1 Painan
pengambilan sampel dalam penelitian
dilihat dari Aspek Kognitif.
ini menggunakan teknik purposive sampling.
penelitian ini adalah data interval yang langsung diperoleh dari responden atau yang menjadi subjek penelitian. Bungin (2005:131) menyebutkan bahwa “Data interval adalah data yang punya ruas interval,
atau
jarak
yang
berdekatan dan sama”. Jadi data yang akan peneliti intervalkan adalah data tentang efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Painan. Analisis data diawali
dengan
menetapkan kriteria penilaian masingmasing data yang dipilih, dengan batasan.
Mengatasi
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas, dapat diketahui
Jenis data yang digunakan dalam
atau
dalam
bahwa
efektivitas
bimbingan
layanan
kelompok
dalam
mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Painan, dilihat dari sub variabel aspek kognitif terdapat 0 peserta didik berada pada kategori sangat efektif dengan persentase 00%, 3 peserta didik berada pada kategori efektif dengan
persentase
7,14%,
22
peserta didik berada pada kategori cukup efektif dengan persentase 52,38%, 17 peserta didik berada pada
kategori
kurang
efektif
dengan persentase 40,48%, dan 0 peserta didik berada pada kategori
sangat
tidak
efektif
dengan
persentase 0,0%.
pengalaman apapun saat mengikuti
Berdasarkan keterangan di atas bahwa
layanan
kelompok
belajar dan tidak mendapatkan
bimbingan kelompok.
bimbingan
Hal ini didukung oleh pendapat
cukup efektif dalam
Mulyono (2012:02) yaitu kesulitan
mengatasi kesulitan belajar yang
belajar
dialami peserta didik dari aspek
dalam pemahaman dan penggunaan
kognitif, namun masih ada kategori
bahasa
kurang
Gangguan
efektif
pengetahuan
pada dan
indikator pemecahan
adalah
ajaran
peserta
dan berhitung.
mengalami
kesulitan belajar dalam indikator penetahuan
dan
pemecahan
masalah ini dapat diperhatikan lebih seksama, guru BK harus memperhatikan dan memberikan bantuan berupa layanan BK kepada peserta
didik
yang
mengalami
kesulitan
dalam
belajar
kesulitan
belajar
dapat
agar diatasi
dengan efektif. Dilihat
dari
indikator
pengetahuan, yaitu 26 dari 42 peserta didik dengan persentase 61,90%,
berada
pada
kategori
kurang efektif dapat disimpulkan bahwa
setelah
melakukan
atau
tulisan. mungkin
menampakan diri dalam bentuk kesulitan,
yang
gangguan
tersebut
masalah ini perlu diperhatikan agar didik
suatu
berpikir,
Dilihat
pengetahuan
dari
indikator
pemecahan masalah yaitu 14 dari 42 peserta didik dengan persentase 33,3%,
berada
pada
kategori
kurang efektif dapat disimpulkan bahwa
setelah
melakukan
bimbingan kelompok masih ada peserta
didik
yang
tidak
menyelesaikan tugas-tugas
yang
diberikan guru dan masih ada peserta didik yang tidak belajar di rumah untuk meningkatkan prestasi belajar. 2. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok
dalam
Mengatasi
bimbingan kelompok peserta didik
Kesulitan Belajar Peserta Didik di
masih
Kelas X SMA Negeri 1 Painan
tergolong
menerima
hal-hal
belum baru
bisa dalam
dilihat dari Aspek Behavioral.
Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh
peserta didik dalam
pada tabel di atas, dapat diketahui
belajar agar sesuai dengan harapan
bahwa
layanan
sosial tanpa harus dibimbing dalam
dalam
belajar. Guru BK harus lebih aktif
efektivitas
bimbingan
kelompok
mengatasi kesulitan belajar peserta
untuk
didik di SMA Negeri 1 Painan,
peserta
dilihat dari sub variabel aspek
meningkatkan ke arah yang lebih
behavioral terdapat 0 peserta didik
baik.
berada pada kategori sangat efektif dengan persentase 00%, 2 peserta didik berada pada kategori efektif dengan persentase 4,8%, 30 peserta didik berada pada kategori cukup efektif dengan persentase 71,4%, 10 peserta
didik berada
pada
kategori kurang efektif dengan persentase 23,8%, dan 0 peserta didik berada pada kategori sangat tidak efektif dengan persentase 0,0%.
bahwa
layanan
kelompok
bimbingan
cukup efektif dalam
mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang dilihat aspek
behavioral,
namun
masih ada kategori kurang efektif pada indikator perolehan, maka dari itu guru BK dan pihak-pihak sekolah harus lebih meningkatkan membentuk perilaku dan hasil yang
perkembangan
didik,
serta
dapat
Dilihat dari indikator perolehan, yaitu 19 dari 42 peserta didik dengan persentase 45,2%, berada pada kategori kurang efektif dapat disimpulkan
bahwa
setelah
melakukan bimbingan kelompok peserta didik masih susah untuk membentuk kelompok belajar dan susah
untuk
mengatur
jadwal
belajar dengan teratur. Hal ini didukung oleh pendapat Mulyono
Berdasarkan keterangan di atas
dari
melihat
(2012:
63)
psikologi
behavioral (perilaku) memberikan teori penting untuk mengajar anak berkesulitan belajar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa efektivitas
layanan
bimbingan
kelompok dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Painan sebagai berikut:
1. Efektivitas kelompok
layanan
bimbingan
dalam
mengatasi
kesulitan belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Painan dilihat dari aspek kognitif dikategorikan cukup efektif. 2. Efektivitas kelompok
layanan
bimbingan
dalam
mengatasi
kesulitan belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Painan dilihat dari aspek
behavioral
dikategorikan
cukup efektif. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Burhan, Bungin. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: kencana. Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar. Bogor: Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Nuha Litera. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah.(Berbasi Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.